BAB1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia pada saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional. Dalam konteks tersebut, pendidikan nasional merupakan sarana untuk
dapat mencapai cita-cita nasional. Selain itu pendidikan memiliki posisi yang
sangat strategis, karena merupakan proses kehidupan bangsa dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Pelaku dari pelaksana pembangunan ini memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu. Untuk membentuk SDM yang bermutu diperlukan tenaga kependidikan yang profesionai. Hubungan pendidikan dengan pembangunan
nasional secara tegas adalah meningkatkan kualitas manusia Indonesia dan berfungsi mengembangkan kemampuan, keterampilan serta mutu kehidupan. Kondisi kuantitatif dari sekolah dasar (SD) pada saat ini relatif sudah memadai, namun kondisi kualitatif masih belum memadai. Rendahnya mutu PBM
(proses belajar mengajar) di sekolah dasar (SD) merupakan salah satu akibat dari rendahnya mutu guru itu sendiri dan karena lemahnya sistem manajerial. Peran guru yang sangat strategis dalam sistem pendidikan pada umumnya dan dalam PBM khususnva, menghendaki adanya guru profesionai yang mampu
menjalankan perannya secara efektif. Tuntutan masyarakat tersebut antara lain berkenaan dengan guru yang profesionai yaitu guru yang mampu menjalankan
tugas pokok baik sebagai pendidik maupun sebagai pengajar. Tuntutan terhadap guru tersebut dikemukakan oleh Muchtar Bukhori (dalam KOMPAS, 4 Agustus 1
1993): "... guru yang profesionai adalah guru yang secara lengkap memiliki ciri intelektualitas yang kuat, berkualitas yang tinggi, intreprenership yang tinggi, sikap hidup yang lincah, prigel dan luwes." Dalam kenyataannya kualifikasi dari guru profesionai seperti yang digambarkan di atas masih belum terealisir secara memuaskan.
Untuk dapat
membentuk tenaga
kependidikan yang
profesionai
diantaranya diperlukan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan, yang disebut Program Pengalaman Lapangan atau PPL.
Anah S. Suparno (1993 : 1) memberi pengertian tentang PPL, yaitu :
"Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah satu program dalam pendidikan prajabatan guru, yang dirancang untuk melatih para calon guru menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya mereka siap untuk secara mandiri mengemban tugas sebagai guru. "
PPL bagi mahasiswa Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) dilaksanakan di sekolah tempat berpraktek. Kedudukan sekolah bukan sebagai tempat berlatih saja yang terpisah dari proses manajemen PPL, tetapi merupakan bagian integral, merupakan sub sistem dari sistem manajemen PPL.
Manajemen PPL sebagai sistem terbuka dalam melaksanakan kinerjanya dipengaruhi pula oleh sub-sub sistem yang lain. Diantaranya, sub sistem manajemen internal, berkenaan dengan komponen peserta (mahasiswa),
pembimbing dan guru pamong, lokasi sekolah tempat berpraktek, dana dan
fasilitas, strategi pelaksanaan, dan waktu pelaksanaan. Keterkaitan antara berbagai komponen tersebut memerlukan suatu rancangan yang secara sistematis dapat meningkatkan efektivitas pelaksanaan dan tujuan PPL.
Berdasarkan hasil studi eksplorasi, masih terdapat kesenjangan antara
LPTK sebagai lembaga penyelenggara PPL dengan SD sebagai tempat praktek yang juga merupakan sub sistem dari sistem manajemen PPL.
Fungsi LPTK di Indonesia, khususnva pada kasus Program D-2 PGSD di UPI Bandung penting untuk dikembangkan sebagai "Center of Excellence" terutama bagi sekolah-sekolah yang ada di sekitarnya, yaitu tempat para mahasiswa melaksanakan PPL. Di pihak lain sekolah dasar sebagai tempat melaksanakan PPL itu, dilihat dari kaca mata LPTK sepatutnya dipandang sebagai
"Center of Inquiry". Kenyataan ini, khususnya dalam aspek pengembangan kerja sama antara UPI dengan para sekolah dasar yang dijadikan tempat PPL,
menunjukkan bahwa pengembangan program kerja samaantara kedualembaga itu merupakan suatu tuntutan, dan sangat mendesak yang saling dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Kerja sama antara Program D2 PGSD dengan sekolah dasar (SD) tempat latihan di sekitarnya sepatutnya bersifat alamiah, sebagaimana suatu kenyataan
bahwa sekolah pertanian ataufakultas pertanian membutuhkan ladang atau kebun dan fakultas kedokteran membutuhkan suatu rumah sakit. Bukankah LPTK secara
konvensional dituntut untuk mampu mempersiapkan tenaga kependidikan dan
guru yang profesionai dapat merupakan produk penelitian yang bermanfaat ? Sedangkan sekolah yang baik dan unggul akan selalu membutuhkan tenaga kependidikan dan guru profesionai yang memang dipersiapkan melalui program
pendidikan pra-jabatan yang sistematis dan teruji melalui suatu penelitian. Kerja sama untuk kedua sistem kelembagaan pendidikan itu akan merupakan "synergy"
yang
mcmperkuat
keberhasilan
program-program
pendidikan
yang
diselenggarakan.
Melihat kenyataan saat ini, para pendidik dapat memaklumi adanya beberapa hal yang menunjukkan kesenjangan dalam citra hubungan antara sekolah dasar tempat latihan dengan LPTK, yaitu :
Pertama, kultur akademik dan sistem perilaku yang berbeda jauh di antara
kedua institusi itu. LPTK sebagai "perguruan tinggi", sedangkan SD atau sekolah
dasar, merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar. Kedua, teori pendidikan
banyak diberikan dalam perkuliahan oleh dosen yang lebih banyak bersifat
teoritis, sedangkan pihak SD bersifat hanya menerima dari teori tersebut. Ketiga, fungsi pengajaran (teaching) tidak berkembang karena tidak didukung oleh penelitian (research) yang lebih langsung. Keempat. atas dasar ketiga butir a, b
dan c membawa akibat kesenjangan antara pendidikan pra-jabatan (prc-service) dengan pendidikan dalam jabatan (in-service). Kelima, inovasi sering bersumber dari perguruan tinggi/LPTK melalui tingkat pusat (makro) kemudian berlangsung secara top-down dan kurang bersifat bottom-up dari tingkat sekolah (mikro) tempat melaksanakan latihan.
Sehubungan dengan kelima hal tersebut di atas, maka pengembangan manajemen PPL pada mahasiswa Program D2-PGSD adalah penting untuk
dipelajari lebih lanjut dan dapat dikembangkan dengan cara-cara yang lebih profesionai. Pengembangan manajemen PPL sepatutnya mengusahakan perubahan-perubahan yang inovatif, yakni setidaknya menawarkan harapan baru
sebagai respon yang efektif terhadap masalah yang dihadapi. Pengembangan
manajemen PPL ini menuntut agar dapat mendorong kerja sama yang makin erat antara SD Latihan dengan LPTK yang didasarkan atas tanggung jawab
profesionai dan saling menghormati serta saling menguntungkan dalam rangka memperbaiki kualitas program pendidikan guru.
Dengan demikian, penelitian ini berkaitan dengan pengembangan
manajemen PPL yang mendasarkan pada dua motivasi yang diharapkan dapat dimiliki para praktisi sekolah dasar, yaitu: Pertama, pengembangan manajemen tersebut dituntut untuk merujuk pada maksud keilmuan yang berkembang seiring
dengan perkembangan manajemen pendidikan. Motivasi ini menempatkan guru-
guru khususnva pada posisi yang mampu menjembatani gagasan-gagasan dan mampu membangun pengetahuannya sendiri (otonom) dalam pelaksanaan tugas
pekerjaarmya. Kedua, berkenaan dengan aspek politis yakni mengusahakan
peluang dan usaha demokratisasi dalam praktek kependidikan yang makin besar, sehingga guru-guru dan praktisi lainnya diberi peluang untuk ikut ambil bagian dalam menentukan lahan garapannya, sehingga posisi mereka semakin kuat dalam
memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam rangka meningkatkan mutu guru SD.
B. Rumusan Masalah
Latar belakang masalah menunjukkan bahwa pelaksanaan PPL bagi para mahasiswa D-2 PGSD di LPTK khususnya di Universitas Pendidikan Indonesia
memerlukan disain perencanaan yang terintegrasi. Dengan demikian, masalah
pokok yang diteliti dalam penelitian ini dirumuskan: Bagaimana model manajemen PPL Program D-2 PGSD UPI dalam meningkatkan kualitas calon
guru SD, khususnya yang dilaksanakan pada Kampus Bumi Siliwangi dan Kampus Cibiru? Masalah pokok tersebut dirinci ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana manajemen PPL D-2 PGSD yang dilaksanakan di UPP Kampus Bumi Siliwangi dan UPP Kampus Cibiru UPI Bandung, yang meliputi : a.
Perencanaan
Bagaimana perencanaan PPL disusun selama ini ?
Problematik ini meliputi pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana visi, misi dan tujuan penyelenggaraan PPL di UPP Cibiru dan UPP Bumi Siliwangi UPI Bandung ?
2) Siapa yang menyusun program kerja PPL ?
3) Siapa yang menentukan peserta PPL/praktikan ? 4) Apa yang menjadi dasar penentuan Dosen Pembimbing dan Dosen Luar Biasa dalam melaksanakan PPL ?
5) Apa yang menjadi kriteria SD yang ditetapkan sebagai sekolah latihan tempat PPL mahasiswa praktikan ?
6) Bagaimana penentuan waktu dan jadwal pelaksanaan ? 7) Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam penyusunan rencana ? b. Pengorganisasian
Bagaimana pengorganisasian PPL di UPP Cibiru dan UPP Bumi Siliwangi UPI Bandung ?
Problematik ini dirinci ke dalam pertanyaan berikut: 1) Bagaimana deskripsi tugas pengelola PPL 2) Bagaimana struktur organisasi dan tata kerja pelaksana PPL ? 3) Kendala-kendala
apa yang dihadapi dalam penyusunan organisasi
PPL?
c.
Pelaksanaan
Bagaimana pelaksanaan PPL pada UPP Cibiru dan Bumi Siliwangi UPI Bandung ?
Problematik ini dirinci ke dalam pertanyaan berikut: 1) Siapa saja yang terlibat dalam penyelenggaraan PPL ? 2) Bagaimana kegiatan PPL yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan ? 3) Bagaimana kegiatan PPL yang dilakukan oleh Dosen Pembimbing dan
Dosen Luar Biasa dari awal sampai akhir program ? d. Monitoring dan Evaluasi
Bagaimana monitoring dan evaluasi PPL pada UPP Cibiru dan Bumi Siliwangi UPI Bandung ? Problematik ini dirinci ke dalam pertanyaan berikut: 1) Kegiatan-kegiatan
apa
yang
dilakukan
dalam
melaksanakan
monitoring dan evaluasi PPL, baik yang dilakukan oleh Ketua UPP, Kepala Sekolah, Dosen Pembimbing dan Dosen Luar Biasa ?
2) Kendala-kendala apa yang dialami dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi ?
3i: tfc •"* VA Xs v .,«7T-* *r
e. Dana
^^S£^''
Bagaimana dana PPL pada
UPP Cibiru dan Bumi Siliwangi UPI
Bandung ?
Problematik ini dirinci ke dalam pertanyaan berikut:
1) Bagaimana proses
pengadaan dana yang
dibutuhkan
dalam
pelaksanaan PPL ?
2) Bagaimana penggunaan dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PPL?
3) Kendala-kendala apa yang dihadapi ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai secara umum melalui penelitian ini adalah dapat memperoleh gambaran empiris tentang manajemen PPL bagi mahasiswa Program D-2 PGSD UPI, khususnya pada Kampus Bumi Siliwangi dan Kampus Cibiru UPI Bandung.
Tujuan khusus penelitian ini adalah dapat mengumpulkan data tentang:
a. Perencanaan PPL, pengorganisasian PPL, pelaksanaan PPL, monitoring & evaluasi PPL, serta pengadaan, penggunaan dan pertanggungjawaban dana PPL.
b. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PPL mahasiswa Program D-2 PGSD Kampus Bumi Siliwangi dan Kampus Cibiru UPI Bandung.
•
1
2. Manfaat penelitian
Secara teoritis, penelitian ini sangat bermanfaat bagi pengembangan
keilmuan, khususnya dalam memperkaya khazanah disiplin ilmu administrasi
pendidikan, khususnya dalam pengembangan ilmu manajemen peserta didik, teori sistem, dan perencanaan pendidikan.
Di samping itu, secara praktis penelitian ini pun bermanfaat, khususnya:
a. Bagi pengelola UPT PPL dalam melaksanakan PPL program PGSD D-2 UPI Bandung mendapatkan masukan yang berarti dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan guru SD.
b. Bagi para dosen pembimbing PPL akan merasa memiliki mitra kerja dalam pelaksanaan tugas menyiapkan guru SD lebih bermutu.
c. Bagi para Kepala Sekolah Dasar akan memberikan peluang untuk meningkatkan kemampuan manajerial dalam mengelola program PPL.
d. Bagi guru-guru SD di sekolah tempat latihan PPL mendapat peluang untuk saling belajar dalam rangka meningkatkan mutu kinerja sebagai guru.
e. Bagi Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, akan mendapat masukan yang berarti dalam rangka meningkatkan kinerjanya terutama dalam pelayanan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar.
D. Asumsi
Pendekatan yang dibangun dalam pengembangan paradigma manajemen
kependidikan, khususnya dalam disiplin Ilmu Administrasi Pendidikan, tidak teriepas dari implementasi konsep dan teori sistem. Karena itu, keterkaitan dan
keterpaduan antara berbagai komponen sistem administrasi dalam dunia
pendidikan senantiasa diupayakan dalam menghasilkan synergy dalam mevvujudkan tujuan-tujuan sistem pendidikan.
Beranjak dari pemikiran tersebut, maka dikembangkan asumsi penelitian sebagai berikut:
1. Manajemen PPL yang dilaksanakan dengan baik dapat meningkatkan kualitas calon guru SD yang profesionai.
2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PPL mahasiswa Program D-2 PGSD, dapat berupa kendala yang bersifat organisasional maupun kendala yang bersifat individual.
3. Mcrancang disain sistem pengembangan manajemen PPL bagi mahasiswa
Program D-2 PGSD dapat dikaji dari keterpaduan perangkat pendukung sistem manajemen PPL, baik yang berkenaan dengan komponen masukan dan proses maupun komponen output sistem manajemen PPL.
E. Puradigma Penelitian
Tuntutan akan pentingnya pengembangan sistem manajemen LPTK
semakin dirasakan. Dalam hubungan ini, perubahan IKIP menjadi Universitas
yang tidak meninggalkan tugas pokok sebagai LPTK merupakan salah satu upaya
dalam menjawab tantangan tersebut. Kondisi ini membawa implikasi terhadap struktur sistem operasional manajemen kelembagaan, baik pada aspek manajemen internal maupun pada manajemen eksternal.
UPI dalam pelaksanaan misinya secara umum memiliki tugas pokok menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, melaksanakan penelitian dan
pcngabdinn kepada masyaraknt. Khususnya dalam aspek pelaksanaan misi
pendidikan pengajaran, sudah barang tcntu disesuaikan dengan karakteristik setiap program pendidikan. Begitu puln pnda Program D-2 PGSD yang tersebar pada kampus Bumi Siliwangi, Cibiru, Sumedang, Tasikmalaya, Purwakarta dan
Serang, tidak terbatas pada upaya membekaii mahasiswa calon guru SD dengan aspek teoritis semata-mata. Akan tetapi dibekali pula dengan pengalamanpcngalaman praktis melalui proses magnng di sekolah-sekolah dasar, yang d.sebut Program Pengalaman Lapangan (PPL).
Program PPL ini, dalam pelaksanaannya senantiasa melibatkan banyak
pihak, terutama dengan pihak-pihak yang dijadikan tempat dan lokasi tftffctek mahasiswa. Karena itu, keterkaitan antara sistem interna! yang berlaku di
lingkungan internal hams terpadu dengan sistem eksterrn^yam berlaku pada organisasi sekolah-sekolah dasar.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka paradlgma penelitian dirumuskan dalam kerangka sebagai berikut:
12
PENGELOLAAN PPL ->
D-2 PGSD UP!
V
V
LPTK/UP1
DINAS
D2-PGSD
PENDIDIKAN
v
V
UPT PPL D2- PGSD
.
fe.
SD-SD-SD
VIS!, MISI, TUJUAN,
4.-
1
KEBIJAKAN 1
PROGRAM
t PELAKSANAAN W
PROGRAM
t MONITORING & EVALUASI
^ r
CALON GURU 'ROFESIONAL
I UMPAN BALIK
•NDID1KAN
BERMUTU
Gambar 1
Paradigma Penelitian
UMPAN BALIK