Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar Masalah Matematika Materi Simetri Dan Pencerminan Uci Nur Azizah (Uci Nur Azizah/148620600021/6/ PGSD B1) S-1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
[email protected]
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan proses berpikir kritis siswa kelas V SDN Karang Tanjung, Candi masalah matematika pada materi simetri dan pencerminan bangun datar. Jenis penelitian ini adalah termasuk dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan purposive sampling sehingga subjek peneltiannya yaitu tiga siswa kelas V SDN Karang Tanjung dengan kemampuan matematika yang berbeda-beda yaitu dari yang tinggi, sedang, hingga rendah. Dari kegiatan subjek dalam menyelesaikan masalah matematika dan kegiatan wawancara diperoleh informasi proses berpikir kritis mereka. Dalam penelitian ini terdapat empat tahap proses berpikir kritis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek yang mempunyai kemampuan matematika lebih tinggi dapat melalui seluruh tahapan proses berpikir kritis, yaitu klarifikasi, assesmen, inferensi, danstrategi pada semua soal. Sedangkan dua subjek lainnya yang memiliki kemampuan matematika sedang dan rendah tidak dapat melalui salah satu atau lebihdari empat tahap proses berpikir kritis. Kata Kunci : berpikir kritis, pemecahan masalah matematika, simetri dan pencerminan
PENDAHULUAN Setiap manusia
Pemecahan masalah pada dasarnya memiliki
adalah suatu proses yang ditempuh
kemampuan berpikir yang beragam,
seseorang untuk menyelesaikan masalah
namun yang sering dijumpai dalam
yang sedang dihadapi sampai masalah
kehidupan sehari - hari setiap orang yang
itu dapat terselesaikan dengan baik dan
dihadapkan
tidak
dengan
masalah
pasti
menimbulkan
masalah
yang
segera
lainnya (Hudojo, 1988). Pemecahan
menyelesaikannya dengan menggunakan
masalah sangat erat kaitannya dengan
pemikiran masing-masing.
berpikir kritis karena berpikir kritis dapat
berkeinginan
untuk
1
Azizah, Berpikir Kritis
memberikan arahan yang tepat dalam berpikir,
bekerja,
dan
Berdasarkan observasi yang telah
menemukan
dilakukan bahwa kemampuan berpikir
hubungan faktor yang satu dengan faktor
kritis peserta didik atau siswa kuarnag
yang lain secara akurat ketika ingin
dikembangkan atau bahkan belum sama
meemcahkan suatu masalah (Spliter
sekali dikembangkan di sekolah dasar.
dalam Haryani, 2012). Sehingga dapat
Hal
disimpulkan
erat
pembelajaran,
hubungannya dengan berpikir kritis dan
pembelajaran,
memiliki hunbungan timbal balik antar
pembelajaran setiap siswa di sekolah
keduanya.
dasar
masalah
Keterampilan merupakan
sangat
berpikir
kemampuan
memahami
suatu
terlihat
pada
rancangan, pelaksanaan
dan
belum
penilaian
ditujukan
kritis
pengembangan
kemampuan
untuk
kritis peserta didik.
pada berpikir
dan
Kebiasaan pembelajaran di sekolah
mencari solusi pemecahan masalahnya,
dasar yang masih bersifat konvensional
serta selalu membuka pikiran terhadap
dan
hal-hal baru untuk menemukan solusi
didominasi oleh peran guru sehingga
terbaik dari permasalahan yang dihadapi.
pendekatan pembelajaran yang berpusat
Masalah dalam pembelajaran
pada siswa belum terintegrasi secara
Matematika
permasalahan
ini
adalah
pelaksanannya
masih
satu
penuh dalam pelaksanaan pembelajaran
permasalahan yang mampu merangsang
di sekolah dasar. Hal tersebut akan
kemampuan
berpikir
berakibat pada proses pembelajaran yang
terutama untuk kemampuan berpikir
bersifat pasif sehingga peserta didik
kritis
kurang mampu atau bahkan tidak dapat
siswa
dalam
karena dengan
permasalahan
salah
dalam
pada
menyelesaikan mata
pelajaran
Matematika siswa tidak hanya mampu berpikir secara logis
keterampilannya
(Yaumi, 2012).
siswa
Dari hasil observasi yang telah
tersebut juga dapat berpikir secara kritis
dilakukan peneliti pada siswa kelas V
sehingga
kemampuan
SDN Karang Tanjung diketahui bahwa
berpikir
kritis
dikembangkan.
juga
namun
mengembangkan
siswa
dalam
dapat
terus
siswa
mengalami
memecahkan
kesulitan
masalah
dalam
matematika
Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
terutama pada bentuk soal cerita tentang
tahap-tahap kemampuan berpikir kritis
simetri dan pencerminan bangun datar.
yang dikembangkan di sekolah dasar
Menurut
terdapat
disederhanakan dan disesuaikan dengan
beberapa siswa yang masih bingung
tingkat kognitif dan kemampuan peserta
dalam memahami maksud dari soal
didik di sekolah dasar yang masih berada
ketika diberikan soal pada materi simetri
pada tahap operasional konkret (Yaumi,
dan pencerminan bangun datar. Ketika
2012).
siswa
narasumber
diminta
untuk
menjelaskan
langkah-langkah penyelesaian dari soal
Proses Berpikir Kritis
tersebut setiap siswa mempunyai cara
Berpikir kritis merupakan proses
berpikir yang berbeda - beda begitu pula
berpikir secara mendasar atau mendalam
dalam hal menyampaikannya. Sehingga
dengan memperhatikan atau mengaitkan
menimbulkan kemampuan berpikir kritis
banyak hal dalam memecahkan suatu
siswa dalam memecahkan permasalahan
masalah. Berpikir kritis adalah aktifitas
yang
mental
berhubungan
pelajaran
simetri
dengan dan
materi
pencerminan
mengumpulkan,
bangun datar sangat kuarang.
memerlukan
yang
berusaha
mengkategorikan,
menganalisis, dan mengevaluasi bukti
Pemecahan masalah dalam soal cerita
seseorang
pemikiran
yang
yang
diperoleh
memberikan
masuk akal atau logis dan berfokus
sehingga
kesimpulan
dapat untuk
memecahkan masalah (Amir, 2015).
untuk memutuskan apa yang harus
Melalui berpikir kritis setiap orang
dilakukan dan perlu melihat tahapan
dapat
meningkatkan
kemampuan
berpikir siswa ditinjau dari berpikir kritis
berpikir sesuai nalar dalam menghadapi
siswa.
permasalahan sehari–hari. Kemampuan
Proses pembelajaran di sekolah
berpikir kritis hendaknya diterapkan
dasar saat ini harus dilakukan kegiatan
dalam dunia pendidikan terutama dalam
yang bersifat inovatif, pembelajaran di
proses belajar mengajar agar siswa dapat
sekolah
dikembangkan
meningkatkan kemampuan bernalar yang
terutama
logis dalam menyelesaikan masalah,
kemampuan berpikir kritis. Materi dan
khususnya dalam pembelajaran. Ada
dasar
kemampuan
harus berpikir
3
Azizah, Berpikir Kritis
empat tahapan proses berpikir kritis
diharapkan berpikir secara logis dalam
dalam pemecahan masalah yaitu (Jacob
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dan Sam, 2008):
ada. Suatu pertanyaan akan menjadi
1. Klarifikasi, yaitu tahap merumuskan
masalah hanya jika seseorang tidak
masalah dengan tepat dan jelas.
mempunyai aturan tertentu yang dapat
2. Assesmen, yaitu tahap menemukan pertanyaan
yang penting dalam
masalah.
digunakan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut (Hudojo dalam Amir, 2015 ).
3. Inferensi,
yaitu
tahap
membuat
kesimpulan berdasarkan informasi
Simetri Dan Pencerminan Bangun
yang telah diperoleh.
Datar
4. Strategi,
yaitu
terbuka
berpikir
dalam
secara
menyelesaikan
masalah. Jika
1. Bangun Datar Simetri Simetri
pada
prinsipnya
adalah
sebuah perubahan yang diterapkan pada
kemampuan
siswa
dalam
sebuah bangun datar sebagai medianya
pemecahan masalah dan pengambilan
(Prihandoko,
keputusan telah dilatih pada jenjang
macam simetri yang diajarkan di sekolah
pendidikan sekolah dasar maka siswa
dasar yaitu simetri lipat dan simetri
akan lebih siap dan mampu secara
putar.
kognitif
a. Simetri Lipat
ketika
dihadapkan
diberikan
dengan
atau
2006:176).
Ada
dua
permasalahan-
Suatu bangun datar yang dikenai
permasalahan yang lebih kompleks pada
gerak lipat dan menghasilkan dua
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
bangun
datar
kongruen, Pemecahan Masalah Matematika Pemecahan masalah adalah sesuatu yang
penting
dalam
pembelajaran
maka
yang
bersifat
bangun
datar
tersebut dapat dikatakan mempunyai simetri lipat (Muchtar dan Djamus, 2001:3.9).
Dapat
ditinjau
dari
matematika, karena setiap mengerjakan
pendapat tersebut suatu bangun
soal-soal latihan yang ada pada mata
datar yang dilipat menjadi dua
pelajaran
bagian
matematika
seseorang
dan
mengahsilkan
dua
Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
bangun yang saling berimpit dengan
tertentu
dan
dapat
kembali
tepat maka dapat dikatakan bangun
menempati posisi semula dengan
datar tersebut memiliki simetri lipat.
tepat.
Dari berbgai bentuk bangun datar
Dari beberapa jenis bangun datar
yang ada, bahwa bangun datar yang
yang ada, yang memiliki simetri
memiliki simetri lipat yakni persegi,
putar yakni persegi, persegi panjang,
persegi panjang, segitiga, segitiga
segitiga sama kaki, segitiga sama
sama kaki, segitiga sama sisi, segi
sisi, segi lima beraturan, segi enam
lima beraturan, segi enam beraturan,
beraturan, dan belah ketupat.
lingkaran, trapesium sama kaki, belah ketupat, dan layang-layang.
2. Hasil pencerminan suatu bangun
b. Simetri Putar
datar
Suatu gerak putar benda untuk
Sering sekali dalam kehidupan
menempati tempatnya yang semula
sehari-hari
dan bukan identitas bagi benda itu
cermin khususnya bagi seorang wanita
sendiri adalah pengertian dari benda
entah untuk berias, memakai baju, dan
yang
putar
sebaginya. Ketika bercermin kita pasti
(Muchtar dan Djamus, 2001:3.25).
akan melihat bayangan kita sendiri pada
Sedangkan
datar
cermin dan bayangan itu memiliki
mempunyai simetri putar jika ada
bentuk dan ukuran yang sama atau
suatu titik pusat yang mana gambar
kongruen. Selain itu jarak objek pada
dapat diputar kurang dari satu
cermin sama dengan jarak bayangan ke
putaran penuh atau 360o sehingga
cermin, seperti itu yang dimaksud
bayangan tepat berada pada gambar
pencerminan suatu bangun datar.
semula
memiliki
simetri
suatu
bangun
menurut
kita
berhadapan
dengan
(Sa’dijah
(1999:34). Suatu bangun datar dapat
METODE PENELITIAN
dikatakan memiliki simetri putar
Penelitian ini merupakan penelitian
jika suatu bangun datar tersebut
jenis deskriptif dengan menggunakan
dapat diputar kurang dari satu
metode
o
putaran penuh atau 360 pada titik
penelitian
5
pendekatan ini
kualitatif.
dilakukan
Jenis untuk
Azizah, Berpikir Kritis
memperoleh solusi atas
permasalahan
yang telah dihadapi dalam situasi saat ini
serta observasi yang dilakukan secara langsung.
tanpa harus dibuktikan. Metode ini
Analisis data penelitian dilakukan
berfungsi untuk mendeskripsikan atau
dengan cara reduksi data, pemaparan
menggambarkan
diteliti
data, dan simpulan. Salah satu teknik
melalui data sampel dan populasi yang
untuk memeriksa kredibilitas suatu data
ada, tanpa melakukan analisis dan
adalah triangulasi (Sugiyono, 2013).
membuat
Triangulasi
objek
kesimpulan
yang
yang
berlaku
untuk umum.
kelas V SD Negeri Karang Tanjung Candi,
Sidoarjo
adalah
yakni
tinggi,
observasi, hasil pekerjaan subjek pada TBK.
dengan
tingkat kemampuan matematika yang berbeda
digunakan
triangulasi teknik meliputi wawancara,
Subjek penelitian ini adalah 3 siswa
kecamatan
yang
sedang,
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan
Dari hasil tersebut menunjukkan
rendah. Siswa kelas V dijadikan sampel
bahwa proses berpikir kritis siswa yang
dalam penelitian ini karena siswa kelas
menjadi subjek dalam penelitian ini pada
V dianggap sesuai dan pada semester
pemecahan masalah matematika materi
genap ini mempelajari materi simetri dan
simetri dan pencerminan bangun datar
pencerminan bangun datar.
berbeda-beda.
Instrumen penelitian ini yaitu yang pertama adalah peneliti, peneliti adalah instrumen kualitatif
kunci
dalam
(Sugiyono,
penelitian
2013).
Kedua
adalah tes berpikir kritis, dan wawancara
Tabel
dibawah
ini
menunjukkan rangkuman karakteristik yang
dimiliki
oleh
setiap
subjek.
Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Tabel
1.
Tahapan berpikir kritis
Klarifikasi
assesmen
Inferensi
strategi
Rangkuman
Karakteristik
Karakteristik berpikir kritis Siswa dapat menyebutkan informasi yang diketahui dalam soal secara tepat. Siswa dapat menyebutkan pertanyaan yang ada dalam soal secara tepat. Siswa dapat memilih informasi dari soal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal dengan informasi yangtidak dibutuhkan untuk menyelesaikan soal. Siswa dapat menemukan pertanyaan yang penting dalam soal berdasarkan informasi yang dibutuhkan. Siswa dapat menggunakan informasi yang relevan untuk menyelesaikan soal. Siswa dapat menjelaskan bagaimana hubungan tiap informasi yang ada. Siswa menemukan langkah untuk menyelesaikan soal. Siswa dapat menarik kesimpulan. Siswa dapat menjelaskan langkah penyelesaian soal yang ditemukannya dengan baik.. Siswa dapat menemukan langkah atau cara lain untuk menyelesaikan soal.
Yang
Dimiliki
Oleh
Setiap
Subjek
1
Nomor soal Subjek A Subjek B 2 3 4 5 1 2 3 4 5 x
1 x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Hasil observasi pada tabel 1 di atas
yang
maka dapat dikatakan bahwa subjek
x
x
mempunyai
Subjek C 2 3 4 5 x
x
kemampuan
matematika tinggi dapat melalui seluruh
7
Azizah, Berpikir Kritis
tahap
proses
berpikir
kritis,
yaitu
memecahkan masalah. Oleh karena itu
klarifikasi, assesmen, inferensi, dan
siswa hendaknya diperhatikan proses
strategi pada semua soal. Sedangkan
berpikir kritisnya dan pembelajaran
dua subjek lainnya yang memiliki
yang
kemampuan matematika sedang dan
pemecahan masalah agar siswa terbiasa
rendah tidak dapat melalui salah satu
memecahkan
atau lebih dari empat tahap proses
diharapkan proses berpikir kritis siswa
berpikir kritis.
semakin baik dan meningkat.
dilakukan
berorintasi
masalah,
pada
sehingga
Selain itu proses pembelajaran di sekolah dasar saat ini harus diberikan
SIMPULAN Dari
hasil
dan
pembahasan
inovasi, pembelajaran di sekolah dasar
menunjukkan bahwa proses berpikir
harus
kritis siswa ynag menjadi subjek dalam
berpikir terutama kemampuan berpikir
penelitian ini pada pemecahan masalah
kritis.
matematika
kemampuan
materi
simetri
dan
dikembangkan
Materi
dan
berpikir
tahap-tahap kritis
yang
sekolah
dasar
pencerminan bangun datar berbeda-
dikembangkan
beda.
mempunyai
disederhanakan dan disesuaikan dengan
kemampuan matematika tinggi dapat
tingkat kognitif dan kemampuan peserta
melalui seluruh tahap proses berpikir
didik di sekolah dasar yang masih
kritis,
berada pada tahap operasional konkret.
subjek
yaitu
yang
klarifikasi,
assesmen,
di
kemampuan
inferensi, dan strategi pada semua soal. Sedangkan dua subjek lainnya yang memiliki
kemampuan
matematika
sedang dan rendah tidak dapat melalui salah satu atau lebih dari empat tahap proses berpikir kritis. Dapat disimpulkan bahwa peneliti memberikan
saran
kepada
guru
hendaknya guru lebih memperhatikan proses berpikir kritis siswa dalam
DAFTAR PUSTAKA Amir, M. F. (2015). Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar dalam Memecahkan Masalah Berbentuk Soal Cerita Matematika Berdasarkan Gaya belajar. JURNAL MATH EDUCATOR NUSANTARA: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika, 1(2).
Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Haryani, Desti. (2012). Profil Proses Berpikir Kritis Siswa SMA dengan Gaya Kognitif Field Independent dan Berjenis Kelamin Laki-Laki dalam Memecahkan Masalah Matematika. Prosiding SNMPM Universitas Sebelas Maret. Hudojo, Herman. (1988). Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdiknas Jacob, S. M & Sam, H. K. (2008). Measuring Critical Thinking In Problem Solving Through Online Discussion Forums In First Year University Mathematics. Hong Kong: Proceeding of the International Multi Conference of Engineers and Computer Scientists Vol 1 Karim, Muchtar A. dan Djamus Widagdo. (2001). Pendidikan Matematika II. Jakarta: Universitas Terbuka Prihandoko, Antonius Cahya. (2006). Memahami Konsep Matematika Secara Benar dan Menyajikannya dengan Menarik. Jakarta: Depdiknas. Sa’dijah, Cholis. (1999). Pendidikan Matematika II. Malang: Depdikbud Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Yaumi, Muhammad. (2012). Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat.
9