Jadwal Rutin DOJCC Bali
Gathering pertemuan Doa setiap minggu I,II, dan III 7 Februari 2015 pk 11.30 di Basement Gereja FX 14 Februari 2015 pk. 11.30 tema : NamaKU Cinta di Aula SMI (belakang Ayu Nadi) 21 Februari 2015 di Basement Gereja FX
Sharing Group dan Formation Formation sebulan sekali Celebration Meal (Makan malam bersama) Terbuka Untuk UMUM Setiap Sabtu terakhir dalam bulan pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English
1 bulan sekali di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali
DOA Adorasi Taize
Terbuka Untuk UMUM Setiap Rabu ke -3 Ruang Adorasi FX pk. 19.00 - 20.00 Info mengenai DOJCC
Hubungi : 0878 6180 5088
[email protected]
www.DOJCC.com
PROGRES PEMBANGUNAN Rumah Pelangi Kasih Bali
Terimakasih untuk sumbangan para donatur. Persembahan kasih untuk pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga - Bali dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Gathering DOJCC selama bulan Januari 2015 (terbuka untuk umum)
Adorasi Taize setiap Rabu ke-3 dalam bulan
di Ruang Adorasi pk 19.00 sd 20.00
Mengunjungi Bruder Martin, MGL di RS Prima Medika
Latihan Worship Team
DOJCC
Gathering DOJ Menanam Rumput & Makan Durian di Rumah Pelangi Kasih Bali - Pelaga Minggu 24 Januari 2016
Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Layout Design : Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Yovie, Rm. Vincent MGL, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Maia, Diakon David MGL, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Pras, Iwan Setiawan, Yustina, Rita, Lia, Siska, Daniel, Lita, Herman, Br. Martin MGL. Bro Adrian, MGL, Desy, Flo, Lita Distribusi : Anggota DOJ Bali Pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga. Sumbangan dapat disalurkan ke :
BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Harap sms / telpon
0878 6180 5088 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE ! managed by : www.DOJCC.com
Syalom, salam sejahtera buat teman-teman semua, Puji Tuhan kita bertemu kembali dalam renungan buku Fresh Juice Februari 2016 Bulan Februari identik dengan bulan kasih sayang. 1. Menurut Gereja Katolik, hari Valentine diambil dari seorang nama Santo yaitu Santo Valentinus. Kisahnya bermula ketika raja Claudius II (268 270 M) mempunyai kebijakan yang melarang prajurit-prajurit-nya untuk menikah. Menurut raja Claudius II, bahwa dengan tidak menikah maka para prajurit akan agresif dan potensial dalam berperang. Kebijakan ini ditentang oleh Santo Valentine dan Santo Marius, mereka berdua secara diam-diam tetap menikahkan para parujurit dan mudamudi, lama-kelamaan tindakan mereka diketahui oleh raja Claudius, sang rajapun marah dan memutuskan untuk memberikan sangsi kepada Valentine dan santo Marius yaitu berupa hukuman mati. Sebelum dihukum mati, Santo Valentine dan Santo Marius dipenjarakan dahulu, dalam penjara Valentine berkenalan dengan seorang gadis anak sipir penjara, kemudian gadis ini setia menjenguk valentine hingga menjelang kematian Valentine. Sebelum Valentine dihukum mati, Valentine masih sempat menulis pesan kepada gadis kenalannya, yang isinya : ‘ From Your Valentine ‘ Setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, orang-orang selalu mengingat kedua santo tersebut dan merayakannya sebagai bentuk ekspresi cinta kasih Valentine, dua-ratus tahun kemudian yaitu tahun 496 Masehi setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, Paus Galasius meresmikan tanggal 14 Pebruari 496 sebagai hari Velentine. Itulah sejarah hari Valentine yang ternyata untuk mengenang dan memperingati dua orang suci Kristen Katolik yang mengorbankan jiwanya demi kasih sayang. Kasih sayang Tuhan pada kita juga selalu sama, dahulu sekarang dan selamanya. Dan itu yang harus selalu kita sadari dan ingat setiap hari. Agar kita selalu bersyukur padaNya setiap waktu. Salam Fresh Juice Nathasa (PemRed Fresh Juice)
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Bangkitlah ya Tuhan,selamatkanlah Aku 2Sam. 15:13-14,30; 16:5-13a; Mzm. 3:2-3,4-5,6-7; Mrk. 5:1-20.
Senin 1 Februari 2016
Markus 5 : 8
“ Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya,” Hai engkau roh jahat! keluar dari orang ini!”
Dari injil Markus ini kita bisa mendapatkan kekuatan bahwa Yesus sangat berkuasa untuk melepaskan kita dari segala pengaruh yang buruk.Seringkali kita terbelenggu oleh kenikmatan atau kebiasaan yang melenakan. Setiap orang punya kelemahan masing-masing yang membuat kita terikat pada suatu hal misalnya : ketergantungan alkohol, sexualitas, gadget, makanan, emosional, bahkan juga pekerjaan kita dan lain-lain. Terkadang kita merasa ingin melepaskan diri dari kungkungan hal-hal yang sedemikian itu. Kita sadari bahwa ketergantungan ini bisa disamakan dengan ilustrasi dari injil Markus tentang seseorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan.Ia tidak mampu melepaskan dirinya sendiri bahkan orang-orang di sekitarnyapun tidak mampu mengikatnya dengan rantai sekalipun. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu. Ketika Yesus datang ke daerah Gerasa tersebut, orang yang kerasukan itu lari mendapatkan Yesus dan menyembahNya.Karena otoritas Yesus yang jauh lebih tinggi maka Yesus mampu untuk mengusir roh jahat yang jumlahnya sangat banyak dalam dirinya. Kita pun apabila kita menyadari ada hal-hal jahat yang mengungkung diri kita, dan kita serta orang lain tidak mampu untuk membantu. Jalan satu-satunya adalah datang pada Yesus.Yang punya segala kuasa dan otoritas atas diri kita.Kita harus mau dibentuk, mau menyalibkan semua hal-hal jahat dalam diri kita dengan selalu mencari kerahiman Tuhan. Setelah kita mampu dilepaskan dari segala kuasa yang jahat itu. Tuhan minta kita untuk " Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu, dan ceritakanlah bagaimana Ia telah mengasihani engkau" Doa : Tuhan mampukan kami untuk datang dan memohon belas kasihMu. Lepaskanlah kami dari keterikatan dunia ini.Supaya kami bisa bebas untuk memuji dan memuliakan Dikau dalam hidup kami. Litawati
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 11 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Keep Calm and be Ready for His Blessings!
Selasa 2 Februari 2016
Luk 2:30-31 ”Sebab mataku telah
melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa”
Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah Mal. 3:1-4 atau Ibr. 2:14-18; Mzm. 24:7,8,9,10; Luk. 2:22-40 (Luk. 2:22-32).
Saat membaca injil hari ini, saya membayangkan penantian Simeon itu hampir sama dengan seorang ibu hamil dan suami beserta keluarganya yang menanti kelahiran anak mereka, 9 bulan mungkin waktu yang sebentar jika dibandingkan dengan pengalaman Simeon dalam injil hari ini. Kita pasti tahu betul kalau menunggu itu adalah hal yang paling membosankan. Sharing dari teman saya yang kebetulan istrinya baru saja melahirkan, ’9 bulan menunggu itu benar-benar memacu kesabaran. Banyak pikiran muncul, beberapa ketakutan akan kesehatan ibu dan bayi, dan bagaimana nanti setelah anak kami lahir. Tapi kami sekeluarga dan saya pribadi menunggu dengan sabar dan yakin kalau semua akan baik-baik saja dan berserah sama Tuhan’. Diceritakan dalam injil bahwa Simeon menunggu akan janji Tuhan padanya bahwa dia tidak akan meninggalkan dunia ini sebelum melihat penyelamat. Simeon bisa saja memutuskan untuk tidak setia menanti dan berpaling dari janji Tuhan, namun yang dilakukan Simeon adalahsebaliknya, menanti dengan setia dan iman yang kuat. Setelah lama akhirnya bertemu dengan Yesus, juru selamat yang dijanjikan. Betapa sukacitanya dia, ‘Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (Luk 2:29-32). Mari teman-teman, mencontoh dari Simeon dan pengalaman singkat teman saya ini, kita belajar untuk lebih meletakkan dan mempercayakan semuanya hanya pada satu nama, nama Yesus. Pada saat kita percaya dengan iman bahwa Yesus adalah penyelamat dan penolong, tugas kita hanyalah hidup dengan iman itu. Walau bumi berguncang, gunung-gunung beranjak, namun kasih setiaNya tidak akan berakhir. Tidak ada gunanya galau. Keep calm and be ready for His blessings! Tuhan Yesus memberkati, Desy
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
12 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Tidak Menerima Dia
Rabu 3 Februari 2016
Mrk 6:6a “Ia merasa heran atas
Blasius 2Sam. 24:2,9-17; Mzm. 32:1-2,5,6,7; Mrk. 6:1-6
ketidakpercayaan mereka...”
Pada suatu hari Tuhan berjanji kepada seorang nyonya tua bahwa dia akan mengunjunginya hari itu. Tentu, nyonya tua itu sangat bangga.Dia membersihkan dan mengelap serta meletakkan segalanya dengan rapi.Kemudian dia duduk dan menunggu kedatangan Tuhan. Tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu.Dengan tergesa-tergesa, dia berlari ke arah pintu, dan dengan tak sabar membuka pintu itu.Ternyata yang dilihatnya hanyalah seorang pengemis uang berdiri di luar.“Jangan, jangan hari ini, demi Tuhan pergilah.Saya sedang menunggu kedatangan Tuhan sebentar lagi, saya tidak bisa repot-repot dengan kamu”. Jadi dia mengusir pengemis itu dan menutup pintu. Setelah beberapa saat, terdengar lagi ketukan di pintu.Kali ini nyonya tua itu dengan lebih cepat membuka pintu. Tapi apa yang dilihatnya? Hanya seorang tua yang miskin.“Saya sedang menunggu kedatangan Tuhan.Maaf, saya tidak bisa mengurusi kamu hari ini”, katanya sambil membanting pintu. Beberapa saat kemudian, terdengar lagi ketukan di pintu. Dia membukanya dan ternyata yang berdiri di sana adalah seorang pengemis yang lapar dan berpakaian compangcamping, yang terus menerus meminta sedikit roti dan ijin menginap. “Oh, tinggalkan tempat ini. Saya sedang menunggu Tuhan! Saya tidak bisa mengurusi kamu sekarang”. Pengemis itu lalu pergi, dan nyonya tua itu kembali duduk. Jam demi jam telah berlalu dan sore pun segera datang, tapi masih belum ada tanda bahwa Tuhan akan datang. Nyonya itu menjadi sedikit khawatir.Di mana gerangan Dia? Akhirnya, dia pergi tidur dengan hati yang berat.Dia segera tertidur dan bermimpi bahwa Tuhan telah datang padanya dan berkata, “Aku datang kepadamu tiga kali hari ini dan kamu mengusir Aku”. Kita mungkin akan selalu mengusir Tuhan, paling kurang tidak menghiraukannya, kalau Dia datang dengan cara itu. Terlalu sederhana dan tidak menarik, bahkan menjengkelkan,tetapi Tuhan ada di saudara-saudara kita yang berkekurangan. Rina
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 13 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Merasa Tidak Diutus?
Kamis 4 Februari 2016
Mrk 6:7 “Ia memanggil kedua kedua
belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua.”
1Raj. 2:1-4,10-12; MT. 1Taw. 29:10,11ab,11d-12a,12bcd; Mrk. 6:7-13.
Tas pinggang dengan sedikit uang, bekal snack ditas ransel dan beberapa potong pakaian ada dikoper saat saya membaca perikop Injil hari ini. Walau saya sebenarnya sedang dalam perjalanan libur pulang ke Indonesia, reaksi saya adalah perasaan bahwa bacaan hari ini sangat tidak relevan dengan situasi saya. Bukan hanya saat berlibur, tetapi kalau pergi bermisi ke kota lain, saya yang seorang missionaris juga membawa bekal, uang dan baju ganti. Padahal Tuhan Yesus mengutus rasul-rasulnya dan berkata bahwa jangan membawa apa-apa, persisnya jangan bawa uang, bekal makanan, dan baju ekstra.Tindakan saya sepertinya sangat bertolak belakang, padahal saya seorang misionaris. Mungkin temanteman juga pernah merasa bahwa perutusan seperti ini, dengan tidak membawa apa apa tidaklah relevan disituasi hidup kita yang modern ini. Permintaan Tuhan Yesus ini tidaklah rasional. Menurut saya, Tuhan Yesus mau menekankan bahwa saat kita diutus, segala keperluan kita akan dicukupi oleh Tuhan karena ini adalah pekerjaan Tuhan (dimana kita adalah mitra kerjanya). Semuanya, baik kebutuhan jasmani dan rohani, termasuk segala kesembuhan, eksorsisme dan pertobatan adalah pekerjaan Tuhan semata.Inilah kesempatan kita untuk melihat kebesaranNya, kesempatan kita untuk menaruh kepercayaan kita dan mengandalkan Tuhan. Inilah sikap hati yang lebih penting daripada mengikuti perkataan Yesus dengan ekstrim tetapi dangkal makna.Bukan berarti mengikuti perkataanNya tidak benar, tetapi kita harus tahu mengapa kita melakukannya. Menyaksikan kebesaran Tuhan dan bertumbuh dalam ‘trust’ atau mengandalkan Tuhan adalah alasan mengapa Tuhan Yesus mengutus kita tanpa bekal apa apa. Teman-teman, setiap Misa selesai, kita mendengar imam berkata: “Pergilah, kita diutus.” Kata-kata ini adalah kata-kata Tuhan Yesus yang mengutus kita. Mari kita mau merespon perutusan Yesus untuk kita dengan memohon Tuhan agar kita mau dan mampu mengandalkan Dia semata mata. Ya Bapa, Engkau sudah mengutus PutraMu dan Ia telah mengutus kami untuk melakukan perkerjaanMu yang maha besar itu. Kuatkanlah kami dengan Roh KudusMu agar kami mampu mengandalkanMu untuk segala yang kami perlukan dalam misi kami, baik di rumah kami, di kantor, di kampus, dikomunitas kami atau dimanapun kami berada. Amin Diakon David Lemewu MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
14 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Kesucian Hati
Jumat 5 Februari 2016
St. Agata Sir. 47:2-11; Mzm. 18:31,47,50,51; Mrk. 6:14-29
Mrk 6 : 18 Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu
Herodes dan Herodias yang dikisahkan dalam Injil hari ini, adalah gambaran yang mewakili kebanyakan kita saat ini.Ketika mereka melakukan kesalahan dan Yohanes menegur, mereka justru menyingkirkan Yohanes.Kerapuhan Herodes menjadikan Herodias yang sakit hati dan menaruh dendam pada Yohanes, menjadi leluasa untuk menyingkirkan dia dan bahkan membunuhnya. Seperti Herodes dan Herodias, kita seringkali dengan mudah menaruh dendam dan sakit hati kepada sesama yang menegur dan mengkritik kita.Kita tidak mau menerima bahwa orang melihat kesalahan kita.Kita lebih suka menyingkirkan mereka-mereka yang menjadi pengkritik daripada mawas diri mengakui kekurangan kita.Sikap ini yang menjadi penghambat kehidupan kita.Kita sering tidak maju dan tidak berkembang karena selalu merasa sempurna.Kita tidak mau mendengarkan lagi kritik atau teguran orang, apalagi mereka yang dianggap kurang mampu atau kurang berpendidikan. Sikap sombong dan arogan inilah yang seringkali menghambat perkembangan rohani kita.Kesombongan dan keangkuhan ini dapat menghancurkan kehidupan kita. Bertepatan dengan Peringatan Santa Agata, hari ini kita melihat dua tokoh ditampilkan, yaitu Daud dan Herodes. Daud meraih ”kebesaran”-nya melalui perjuangan melawan ”orang besar” berkat campur tangan Allah. Herodes adalah ”orang besar” yang takut kehilangan ”kebesaran”-nya dan berusaha mempertahankannya dengan segala cara. Betapa manusia berlomba-lomba ingin menjadi ”orang besar” dan orang hebat. Namun, definisi ”orang besar” dimengerti dan dihayati sesuka hatinya, bahkan dengan mengorbankan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, dan kesucian. Seorang perempuan bangsawan di Pulau Sisilia, bernama Agata, menggapai kebesaran itu justru dengan merawat kesucian hidupnya. Kita ingin memilih cara yang mana? Allah Bapa yang penuh kasih, ajarilah kami kerendahan hati agar kami mampu membuka hati dan seluruh jiwa ragaku pada teguran mendengar teguran-Mu.Amin. FLO
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 15 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Hati yang Berbelas Kasih
Sabtu 6 Februari 2016
Mrk 6:34: maka tergeraklah hati-
Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.
Peringatan Wajib St. Paulus Miki 1Raj. 3:4-13; Mzm. 119:9,10,11,12,13,14; Mrk. 6:30-34.
Dalam menghadapi situasi yang sama, setiap orang mempunyai tanggapan yang berbeda. Kita tidak dapat menolak keadaan yang terjadi pada kita, tapi bagaimana tanggapan kita sangatlah penting. Waktu sarapan pagi, seorang pelajar menyinggung gelas yang berisi susu yang terletak di atas meja hingga tumpah mengenai seragamnya dan juga bagian depan kemeja, dasi , celana panjang serta kaos kaki ayahnya. Ayah yang pertama : Memarahi anaknya hingga menangis. Akibatnya: Anak terlambat tiba disekolah, ayah terlambat untuk rapat, dan sepanjang hari hingga kembali kerumah suasana tetap tidak nyaman. Ayah yang kedua : Mengusap pundak anaknya dan berkata:” Tidak apa-apa, ayah tau kamu tidak sengaja.” Kemudian meminta istrinya untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua untuk dimakan di dalam mobil karena mereka harus berganti pakaian sehingga tidak sempat untuk sarapan di rumah. Ayah dan anak tiba di kantor dan di sekolah tepat waktu dan kejadian di meja makan tidak mempengaruhi kegiatan mereka sepanjang hari itu. Ayah yang kedua memiliki hati yang berbelas kasih pada anaknya, walau dia sendiri juga menjadi repot, karena harus mengganti pakaiannya. Tapi simaklah hasil yang dibuahkan oleh hati yang berbelas kasih, memberikan damai dan sukacita kepada yang memberi dan menerima. Injil hari ini menceritakan, bahwa Yesus dan para murid telah lelah bekerja seharian dan Yesus kemudian mengajak mereka ketempat yang sunyi, supaya mereka sendirian dan dapat beristirahat sejenak. Tetapi... yang terjadi, Yesus telah dinantikan oleh banyak orang, sehingga rencana beristirahat menjadi batal, tapi Yesus tidak menyuruh mereka pergi, dalam kegagalan rencanaNya untuk beristirahat Yesus dengan hati yang berbelas kasih mendahulukan rencana Bapa dan mulai mengajar mereka. Jadi hendaklah kita senantiasa mengenakan hati yang berbelas kasih seperti Yesus sendiri kerena akanbanyak hal baik yang dapat dirasakan oleh orang lain, sehingga nama Tuhan dimuliakan, terlebih lagi, semua waktu yang kita miliki sesungguhnya adalah milik Tuhan semata. Betty
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
16 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Kerahiman Tuhan Yes. 6:1-2a,3-8; Mzm. 138:1-2a,2bc3,4-5,7c-8; 1Kor. 15:1-11 Luk. 5:1-11
Minggu 7 Februari 2016
Luk 5:8b, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.”
Kecenderungan setelah seseorang melakukan kesalahan adalah membela diri atau mengakui kesalahannya.Tetapi ada juga orang yang setelah mengakui kesalahannya tetapi tetap menyalahkan dirinya sendiri sehingga menutup diri untuk diampuni. Dengan kata lain, setelah menerima pengampunan, orang yang melakukan kesalahan atau dosa diajak juga mengampuni dirinya sendiri. Inilah terkadang yang menjadi hal yang tersulit. Inilah terjadi pada diri Petrus ketika yang kelihatan sombong dan angkuh karena dia seorang penjala ikan atau nelayan yang ulung. Sebelumnya Petrus meremehkan Yesus yang menyuruh dia dan para nelayan lain untuk menebarkan jala ke tempat yang tidak biasanya. Dan akhirnya terbukti bahwa perkataan Yesus benar dan mereka menangkap banyak ikan dan dikatakan bahwa dua perahu tempat menampung ikan hampir tenggelam karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. Nah, yang menarik untuk direnungkan adalah reaksi Petrus ketika dia menyadari kesalahannya dengan mengatakan, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.”Yesus sebenarnya tidak menghukum Petrus ataupun menanyakan Petrus, “Mengapa kamu kurang percaya kepadaku?Mengapa kamu begitu angkuh dan sombong?” Tidak! Yesus malahan menawarkan KERAHIMANNYA kepada Petrus dengan mengampuni dan memberikan kesempatan kedua untuk Petrus supaya dia berkembang dalam imannya kepada Yesus. Tahun ini kita merayakan tahun Kerahiman dimana Tuhan selalu siap menyambut kita semua yang berdosa untuk kembali kepadaNya.Kalau Tuhan saja mempunyai hati yang MahaRahim, kita pun diajak untuk menjadi perpanjangan Kerahiman Tuhan kepada sesama terutama kepada mereka yang pernah melukai hati kita dengan pengampunan. Mari, kita semua menjadi saksi akan kerahiman Tuhan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin Rm. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 17 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Tuhan Sumber Penyembuh
Senin 8 Februari 2016
Mrk 6 : 56 b “Dan semua orang
yang menjamah-Nya menjadi sembuh.”
Hieronimus Emilianus, Yosefaina Bakhita 1Raj. 8:1-7,9-13; Mzm. 132:6-7,8-10; Mrk. 6:53-56.
Melalui firman Tuhan yang kita baca saat ini, kita melihat bahwa Tuhan Yesus datang ke Genesaret.Rupanya orang Genesaret telah mengenal Yesus.Dengan berbondong-bondong, mereka datang pada Yesus membawa orang sakit. Kita melihat bahwa aspek iman dari orang yang ingin mendapat kesembuhan sangat menentukan. Mereka percaya bahwa hanya dengan menyentuh atau menjamah jumbai jubah Tuhan Yesus, mereka akan sembuh. Sederhana bukan?Meski demikian iman mereka sangat kontras dengan iman murid-murid. Kita lihat bahwa saat itu tidak ada pengajaran firman Tuhan, juga tidak ada mukjizat atau pengusiran setan, tetapi mereka percaya pada Yesus. Maka Yesus pun kemudian memberi kesembuhan pada mereka (ayat 56). Dengan penuh kasih Yesus menyembuhkan banyak orang yang datang kepada-Nya.Inilah keselamatan nyata dari Allah.Semua orang yang datang dan menjamah-Nya disembuhkan.Kesembuhan yang diberikan Yesus lebih pada kesembuhan batin. Di zaman sekarang banyak orang mencari kesembuhan dari berbagai penyakit jasmani maupun batin. Namun terkadang tidak sedikit yang keliru dan memakai cara yang menyesatkan sehingga hasilnyapun semu. Kenyataan seperti ini justru menjauhkan kita dari iman kepada Tuhan. Begitu pula jika kita hanya datang untuk mencari kesembuhan jasmani, kita mungkin akan kecewa. Penyembuhan adalah hasil kepercayaan akan Tuhan yang mempunyai kuasa itu. Tuhan tentu tidak ingin hanya menjadi pembuat mukjizat, namun ingin membawa kita sampai pada keselamatan dan kebahagiaan abadi. Yudi
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
18 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Budaya atau Agama? 1Raj. 8:22-23,27-30; Mzm. 84:3,4,5,10,11; Mrk. 7:1-13.
Mrk 7: 9
Selasa 9 Februari 2016
“Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.” Di tahun 80an, agama Konghucu belum diakui di Indonesia, dan pemerintah jaman itu hanya mengakui 5 agama, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Banyak pengikut Konghucu, yang mau tidak mau harus berpindah agama. Pilihannya kebanyakan ke Budha dan Katolik. Budha karena ajarannya masih 11-12 dengan Khonghucu. Keluarga saya akhirnya memutuskan masuk ke Katolik, walaupun tidak serta merta sekeluarga pindah menjadi Katolik. Yang menarik, adalah alasan yang sering saya dengar dari penganut Konghucu yang pindah ke Katolik .Yaitu : Katholik masih boleh pegang hio (dupa), sedangkan protestan tidak boleh. Apakah itu betul? Saya pernah menanyakan ke Romo, dan jawabannya sama dengan firman Tuhan hari ini. Budaya adalah budaya, bukan agama. Jangan sampai budaya (baca adat istiadat) menjauhkan dari agama yang dianut. Mama saya pun pernah bertanya soal Hio (dupa) ini, jawaban Romo sangat menarik. Romo bertanya kembali “Waktu pegang dupa, doanya kepada siapa?Tuhan atau leluhur?” Mama saya menjawab : “Kepada Tuhan untuk mendoakan leluhur “ dan Romo balas menjawab : “Selama itu dilakukan untuk Tuhan tidak apa-apa, mendoakan leluhur yang sudah meninggal adalah hal baik. Mengingatkan kita bahwa kita tidak lahir dari batu!” Ya, kita tidak lahir dari batu, kita memiliki budaya, dan budaya lah yang membentuk karakter kita. Agama bukanlah budaya, bahkan gereja sendiri menganjurkan Ilkulturisasi dalam misa-misa Katolik. Tapi jangan sampai kita mengedepankan budaya, dan melupakan ajaran agama. Jeff
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 19 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Rabu ABU
Iman Katolik
Asal Mula
Perayaan & Penggunaan Abu oleh: Romo William P. Saunders *
Penggunaan abu dalam liturgi berasal dari jaman Perjanjian Lama. Abu melambangkan perkabungan, ketidakabadian, dan sesal / tobat. Sebagai contoh, dalam Buku Ester, Mordekhai mengenakan kain kabung dan abu ketika ia mendengar perintah Raja Ahasyweros (485464 SM) dari Persia untuk membunuh semua orang Yahudi dalam kerajaan Persia (Est 4:1). Ayub (yang kisahnya ditulis antara abad ketujuh dan abad kelima SM) menyatakan sesalnya dengan duduk dalam debu dan abu (Ayb 42:6). Dalam nubuatnya tentang penawanan Yerusalem ke Babel, Daniel (sekitar 550 SM) menulis, “Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.” (Dan 9:3). Dalam abad kelima SM, sesudah Yunus menyerukan agar orang berbalik kepada Tuhan dan bertobat, kota Niniwe memaklumkan puasa dan mengenakan kain kabung, dan raja menyelubungi diri dengan kain kabung lalu duduk di atas abu (Yun 3:56). Contoh-contoh dari Perjanjian Lama di atas merupakan bukti atas praktek penggunaan abu dan pengertian umum akan makna yang dilambangkannya. Yesus Sendiri juga menyinggung soal penggunaan abu: kepada kota-kota yang menolak untuk bertobat dari dosa-dosa mereka meskipun mereka telah menyaksikan mukjizat-mukjizat dan mendengar kabar gembira, Kristus berkata, “Seandainya mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu terjadi di Tirus dan Sidon, maka sudah lama orang-orang di situ bertobat dengan memakai pakaian kabung dan abu.” (Mat 11:21)* Gereja Perdana mewariskan penggunaan abu untuk alasan simbolik yang sama. Dalam bukunya “De Poenitentia”, Tertulianus (sekitar 160-220) menulis bahwa pendosa yang bertobat haruslah “hidup tanpa bersenang-senang dengan mengenakan kain kabung dan abu.” Eusebius (260-340), sejarahwan Gereja perdana yang terkenal, menceritakan dalam bukunya “Sejarah Gereja” bagaimana seorang murtad bernama Natalis datang kepada Paus Zephyrinus dengan mengenakan kain kabung dan abu untuk memohon pengampunan. Juga, dalam masa yang sama, bagi mereka yang diwajibkan untuk menyatakan tobat di hadapan umum, imam akan mengenakan abu ke kepala mereka setelah pengakuan. Dalam abad pertengahan (setidak-tidaknya abad kedelapan), mereka yang menghadapi ajal dibaringkan di tanah di atas kain kabung dan diperciki abu. Imam akan memberkati orang yang menjelang ajal tersebut dengan air suci, sambil mengatakan “Ingat engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.” Setelah memercikkan air suci, imam bertanya, “Puaskah engkau dengan kain kabung dan abu sebagai pernyataan tobatmu di hadapan Tuhan pada hari penghakiman?” Yang mana akan dijawab orang tersebut dengan, “Saya puas.” Dalam contoh-contoh di atas, tampak jelas makna abu sebagai lambang perkabungan, ketidakabadian dan tobat. Akhirnya, abu dipergunakan untuk menandai permulaan Masa Prapaskah, yaitu masa persiapan selama 40 hari (tidak termasuk hari Minggu) menyambut Paskah. Ritual perayaan “Rabu Abu” ditemukan dalam edisi awal Gregorian Sacramentary yang diterbitkan sekitar abad kedelapan. Sekitar tahun 1000, seorang imam Anglo-Saxon bernama Aelfric menyampaikan khotbahnya, “Kita membaca dalam kitab-kitab, baik dalam Perjanjian
20 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Rabu Abu
Iman Katolik
Lama maupun Perjanjian Baru, bahwa mereka yang menyesali dosa-dosanya menaburi diri dengan abu serta membalut tubuh mereka dengan kain kabung. Sekarang, marilah kita melakukannya sedikit pada awal Masa Prapaskah kita, kita menaburkan abu di kepala kita sebagai tanda bahwa kita wajib menyesali dosa-dosa kita terutama selama Masa Prapaskah.” Setidak-tidaknya sejak abad pertengahan, Gereja telah mempergunakan abu untuk menandai permulaan masa tobat Prapaskah, kita ingat akan ketidakabadian kita dan menyesali dosa-dosa kita. Dalam liturgi kita sekarang, dalam perayaan Rabu Abu, kita mempergunakan abu yang berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar. Imam memberkati abu dan mengenakannya pada dahi umat beriman dengan membuat tanda salib dan berkata, “Ingat, engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu,” atau “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.” Sementara kita memasuki Masa Prapaskah yang kudus ini guna menyambut Paskah, patutlah kita ingat akan makna abu yang telah kita terima: kita menyesali dosa dan melakukan silih bagi dosa-dosa kita. Kita mengarahkan hati kepada Kristus, yang sengsara, wafat dan bangkit demi keselamatan kita. Kita memperbaharui janji-janji yang kita ucapkan dalam pembaptisan, yaitu ketika kita mati atas hidup kita yang lama dan bangkit kembali dalam hidup yang baru bersama Kristus. Dan yang terakhir, kita menyadari bahwa kerajaan dunia ini segera berlalu, kita berjuang untuk hidup dalam kerajaan Allah sekarang ini serta merindukan kepenuhannya di surga kelak. Pada intinya, kita mati bagi diri kita sendiri, dan bangkit kembali dalam hidup yang baru dalam Kristus. Sementara kita mencamkan makna abu ini dan berjuang untuk menghayatinya terutama sepanjang Masa Prapaskah, patutlah kita mempersilakan Roh Kudus untuk menggerakkan kita dalam karya dan amal belas kasihan terhadap sesama. Bapa Suci dalam pesan Masa Prapaskah tahun 2003 mengatakan, “Merupakan harapan saya yang terdalam bahwa umat beriman akan mendapati Masa Prapaskah ini sebagai masa yang menyenangkan untuk menjadi saksi belas kasih Injil di segala tempat, karena panggilan untuk berbelas kasihan merupakan inti dari segala pewartaan Injil yang sejati.” Beliau juga menyesali bahwa “abad kita, sungguh sangat disayangkan, terutama rentan terhadap godaan akan kepentingan diri sendiri yang senantiasa berkeriapan dalam hati manusia … Suatu hasrat berlebihan untuk memiliki akan menghambat manusia dalam membuka diri terhadap Pencipta mereka dan terhadap saudara-saudari mereka.” Dalam Masa Prapaskah ini, tindakan belas kasihan yang tulus, yang dinyatakan kepada mereka yang berkekurangan, haruslah menjadi bagian dari silih kita, tobat kita, dan pembaharuan hidup kita, karena tindakan-tindakan belas kasihan semacam itu mencerminkan kesetiakawanan dan keadilan yang teramat penting bagi datangnya Kerajaan Allah di dunia ini. * Father Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.com “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”
21 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Pantang dan Puasa
Rabu 10 Februari 2016
Mat 6:6
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Hari Rabu Abu Pantang dan Puasa Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,1213,14,17; 2Kor. 5:20-6:2; Mat. 6:1-6,16-18
Hari ini adalah hari yang menandakan sebuah periode yang memanggil kita untuk lebih mengenalNya. Masuk ke dalam masa persiapan Pra-paskah bagi saya adalah masa untuk saya disiapkan secara mental dan spiritual untuk bisa menghidupkan kembali bara-bara cintaNya yang ada di dalam diri saya, untuk bisa berkobar lagi menjadi api, sehingga bisa menghangatkan kehidupan di sekitar saya. Setiap atlet membutuhkan latihan yang kontinyu, untuk bisa membentuk otot mereka sehingga ia bisa mengatasi setiap tantangan yang akan ia hadapi, tentu saja menang dalam pertandingan yang akan dihadapinya adalah impian tiap atlet. mungkin banyak orang akan hanya melihat hasil yang terlihat pada saat hari H saja. Namun dibalik keberhasilan dalam sebuah pertandingan, pasti ada proses. Proses itu tidaklah mudah dan tidaklah cepat bisa dilalui. Keseriusan hati dan fokus saat latihan sangatlah dibutuhkan. Masa pantang dan puasa bagi saya pribadi adalah proses tersebut. Pantang dan Puasa bukan hanya soal tidak memakan daging, atau menahan lapar.Saya lebih melihat pada bagaimana masa ini mengajak saya untuk lebih melepaskan diri dari kelekatan-kelekatan yang ada pada diri saya.Masa ini mengajak saya untuk lebih “masuk” ke dalam diri pribadi saya, jauh ke kedalaman hati saya, dimana IA bersemanyam.Untuk bisa mengenali IA yang sejati, tentunya latihan melepaskan diri dari semua ilusi tentangNya adalah yang utama bagi saya.Dan yang membantu saya meniatkan hal itu lebih lagi, adalah karena mengetahui bahwa pada masa ini saya tidak sendiri.Saya bersama-sama dengan Anda, sebagai saudara dalam perziarahan ini. Semoga, Saya dan Anda dimampukan untuk melepaskan setiap ego dan kelekatan yang ada, dilepaskan dari semua ilusi, dan terus berjalan menuju pada Sang Sumber Cinta, dan berjumpa denganNya yang Sejati. Mari berlatih bersama, Allah menyertai jalan kita, Ma..Ra..Na..Tha... Siska
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
22 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Tuhan Menawarkan Keselamatan Tidak Memaksakan Kamis 11 Februari 2016 HARI ORANG SAKIT SEDUNIA, Luk.9:24, “Karena barangsiapa mau SP Maria dr Lourdres Ul. 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25.
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.”
Pembaca Fresh Juice terkasih, Tawaran keselamatan dari Tuhan ini menggambarkan kebebasan yang Tuhan berikan kepada umat manusia untuk memilih, sudah barangtentu, dengan akibat-akibatnya hidup atau mati. Orang yang maju berperang takut mati, akan lari dan kalah. Hanya orang yang menatap musuh dengan tabah, berani mempertaruhkan diri yang bisa menang. Tuhan Yesus mengatakan, “barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.” Yesus mengatakan demikian karena perjuangan-Nya tidak berakhir dengan maut di dunia, tetapi Ia menyambungnya dengan kehidupan kekal di surga. Maka prajurit Yesus tidak peduli kehilangan nyawanya, maju terus di manapun Yesus memanggil. Bahkan kita diminta untuk harus menyangkal diri, untuk memilih antara melayani atau dilayani, mengorbankan diri untuk orang lain atau mengambil keuntungan dari mereka. Sebagaimana dikatakan oleh Santo Fransiskus, biarlah aku tidak berusaha untuk dihibur melainkan menghibur, tidak untuk dimengerti melainkan mengerti, tidak untuk dikasihi melainkan mengasihi. Pikullah salibmu setiap hari jika mau mengikuti Yesus.Di sinilah penerimaan terhadap salib yang Tuhan berikan kepada masing-masing kita dan tidak perlu kita pilih karena kita tahu bahwa itulah nasib kita.Kita tidak boleh memikulnya karena terpaksa, melainkan kita harus mencintainya karena Tuhan menghendakinya bagi kita.Sakit dan derita yang kita alami sekiranya membawa kita untuk lebih dekat dan menjadi pengikut Yesus yang setia, karena kita dibolehkan sedikit merasakan penderitaan-Nya dengan memikul salib. Mari kita berdoa bagi orang sakit di seluruh dunia, melalui perantaraan Santa Perawan Maria dari Lourdes, agar segera memperoleh karunia kesembuhan dan tetap tabah dan setia pada Putra-Nya, Sang Pahlawan Kehidupan. Tuhan memberkati. Herman
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 23 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Kangen Anak
Jumat 12 Februari 2016
Yes. 58:1-9a; Mzm. 51:3-4,5-6a,18-19; Mat. 9:14-15.
Kel 2:2c
“ditaruhnya peti itu ditengah tengah teberau di tepi sungai Nil“
Bulan Januari merupakan bulan yang lumayan berat buat kami berdua, karena dengan berat hati kami harus menitipkan anak kami ke Orang tua kami, dikarenakan pengasuhnya pulang kampung dan di sini kami berdua sama sama harus kerja. Jadi jika anak kami tidak dititipkan maka pekerjaan kami pasti terganggu. Tiap hari kami selalu menelfon dengan menggunakan video call salah satu aplikasi android, jadi kami bisa melihat wajah anak kami, dan tiap hari kami selalu mengucapkan bahwa betapa kami merindukan dia. Hal ini yang membuat saya pribadi semakin mengerti bagaimana hubungan antara Orang tua dan anak, termasuk bagaimana Orang tua saya merindukan kami (termasuk saya) untuk terkadang berkumpul dirumah kami. Mungkin kita sering melihat di media social untuk kita selalu meluangkan waktu menghubungi Orang tua kita, mengunjungi atau menelfon mereka.Tetapi dengan adanya hal ini maka saya pastikan bahwa hal itu benar sekali bahwa Orang tua masih tetap merindukan kita. Maka dengan renungan ini, saya ingatkan sekali lagi untuk menghubungi Orang tua kita, karena mereka pasti masih sangat merindukan kita, walau kita semua sudah dewasa sudah berkeluarga, kita tetaplah masih dianggap anak anak oleh mereka. Bagi yang orang tuanya sudah bersama Bapa, marilah kita berdoa untuk mereka, seperti mereka selalu berdoa untuk kita sewaktu mereka masih ada diDunia. Terima kasih Tuhan untuk Orang tua kami, dan terima kasih atas anak anak kami.Berkati dan lindungi mereka selalu. Amin. Prast
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
24 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Yang Lemah Menjadi Kuat Yes. 58:9b-14; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Luk. 5:27-32.
Sabtu 13 Februari 2016
Luk 5:32
“Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”
Pada hari sabtu malam, 12 Desembar 2015, aku mendapatkan SMS dari seorang Romo; “Maria (Bukan nama asli) masih berada bersama kita.”Aku bingung dan bertanya dalam hati, “Apa maksudnya? Maria berpulang ke pangkuan Bapa pada malam sebelumnya. Ketika aku ke Rumah Sakit, sang suami dan anaknya begitu sedih karena Dokter mengatakan bahwa dalam beberapa saat Maria akan berpulang. Aku langsung berdoa dan berusaha menghibur keluarga.Setelah beberapa saat aku kembali ke pastoran.Aku lalu menyebarkan berita tentang kematian Ibu Maria.Banyak orang bergitu sedih.Ternyata setelah aku balik, Maria menyadarkan diri, lalu berbicara dengan keluarga.Semua keluarga yang hadir begitu heran. Pada hari Minggu pagi aku mendapak SMS lagi, Petrus (bukan nama asli) sang suami ingin bertemu. Aku berpikir, dia ingin menyampaikan terima kasih atas kunjunganku. Dia lalu berlari kea rah aku dan memeluk aku dengan air mata kebahagiaan, “Terima kasih Romo, istri ku tidak meninggal. Dia malahan dapat berbicara dan mengenal semua anak-anak yang pada mulanya Maria tidak mengenal mereka karena telah pikun.Terima kasih, Yesus memperkenankan Maria untuk masih bersama kami.” Saat itu aku sungguh bersyukur dan berterima kasih kepada Yesus akan keajaiban itu. Tuhan sungguh ajaib dan benar.Kisah cerita Maria dan Petrus membimbing aku untuk merenungkan bacaan-bacaan hari ini terlebih kisah Injil. “Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia datang bukan untuk memanggil orang yang baik dan benar, orang sehat dan utuh.Dia datang untuk memanggil orang-orang berdosa dan orang-orang yang sakit.Dia datang untuk menuntun orang yang berjalan di dalam kegelapan menuju terang, dari jalan yang salah kepada kebenaran dan orang sakit disembuhkan. Aku menyadari sebagai seorang manusia, kita gampang sekali kita terjerumus ke jalan yang salah.Kerana kelalaian kita, Bapa di Surga mengutus PuteraNya yang Tunggal Yesus Kristus untuk membebaskan kita dan menyelamatkan kita.Tujuan dan Misi dari Yesus ke dalam dunia ini adalah untuk memanggil orang berdosa menuju kebenaran, orang sakit menjadi sembuh, orang yang masih di dalam kegelapan ke dalam terang, orang yang lemah menjadi kita. Jadi misi Yesus adalah ingin menjadikan kita untuk selalu tabah, setia dan teguh menghadapi tantangan di dunia ini. Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 25 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Mencobai
Minggu 14 Februari 2016
Luk. 4:12 “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu...“
Ul. 26:4-10; Mzm. 91:1-2,1011,12-13,14-15; Rm. 10:8-13; Luk. 4:1-13.
Mari kita coba buat observasi atau penelitian kecil-kecilan untuk memahami kisah Injil hari ini. Bagi yang muda-muda perhatikan adik sendiri atau keponakan yang masih kecil-kecil. Bagi keluarga muda, perhatikanlah anak-anak Anda sendiri. Bagi Opa dan Oma, cobalah luangkan waktu bersama cucu-cucu sendiri. Sedangkan bagi para imam, biarawan dan biarawati, perhatikanlah keponakan sendiri, anak tetangga atau anakanak umat yang kalian layani.Atau kalau mau paling gampang pergilah ke tempat toko mainan atau kids zone di mall atau kalau tidak sempat, ingatlah sendiri masa-masa kecil Anda. Mari kita perhatikan beragam cara anak-anak kecil (atau cara kita sendiri waktu kecil) untuk merayu atau memaksa orang tua mereka (kita) untuk memenuhi apa yang mereka (kita) inginkan. Teman saya di Seminari Kecil dulu yang kebetulan anak laki-laki satu-satunya di dalam keluarga, punya trick sendiri, kalau keinginannya tidak bisa dipenuhi oleh orang tuanya, dia akan naik ke atas atap rumah dan mengancam akan terjun. Nah, kalau kita sendiri bagaimana? Atau anak-cucu-keponakan kita sendiri bagaimana? Mungkin ada yang nangis sambil guling-guling di lantai, ada yang mogok makan, ada yang mogok ngomong dan mengunci diri di kamar, ada yang lari ke rumah nenek atau paman atau tante dan tidak pulang-pulang, dan lain-lain. Semua daya upaya itu dibuat anak-cucukeponakan atau kita sendiri karena tidak sabar menunggu atau tidak paham bahwa apa yang kita inginkan sebenarnya bukan apa yang kita butuhkan, hanya saja (waktu itu) anak-anak (kita) tidak bisa menyadarinya. Masa Puasa, bukanlah masa coba-coba, bukan masanya Tuhan mencobai kita, atau kita mencobai Tuhan. Masa Prapaskah bukan masa kita latihan berpuasa, berdoa dan beramal untuk kemudian menjadi ahlinya puasa, doa dan amal untuk kemudian dipujipuji orang. Masa Prapaskah adalah saat khusus ketika kita mencoba memahami tentang apa yang paling kita butuhkan dalam hidup kita ini, yaitu Tuhan sendiri, tidak ada yang lain; bahwa hidup kita dunia ini bukan sekedar cari makan, cari kuasa atau cari tenar. Masa Prapaskah adalah waktu khusus ketika kita merenung bahwa ada yang lebih dari sekedar hidup di dunia ini, there must be more than only living in this world, which is the eternal life beyond this mortal world. Selamat berpuasa, berdoa dan beramal, ingatlah kita tidak sedang dicobai Tuhan karena itu jangan sekali-sekali mencobai Tuhan, Allahmu. Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
26 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Pelayanan yang tulus Im. 19:1-2,11-18; Mzm. 19:8,9,10,15; Mat. 25:31-46.
Senin 15 Februari 2016
Markus 25:40 sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Pada bacaan hari ini diceritakan ada 2 kelompok manusia.Kelompok pertama yang diumpamakan dengan domba, kelompok ini adalah mereka yang tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang baik.Kelompok kedua yang diumpakan dengan kambing, kelompok kedua ini adalah mereka yang juga tidak menyadari bahwa mereka harus melakukan sesuatu yang baik. Kelompok pertama adalah orang-orang yang memberikan perhatian, pertolongan, atau harta kepada saudara Tuhan Yesus yang hina, miskin, dan yang memerlukan pertolongan.Tindakan yang mereka perbuat ini tanpa disadari mereka telah menyebabkan mereka dapat masuk ke dalam kerajaan Allah.Mereka melakukannya bukan karena motivasi untuk mendapatkan pahala, mereka melakukan semua itu karena kasih tanpa pamrih.Mereka melakukan kepada orang-orang yang paling hina tanpa memikirkan untuk keuntungan atau kemuliaan diri. Akan tetapi, mereka rela berkorban, rela berbagi harta, terbuka melihat kesulitan dan kekurangan orang lain, dan tidak berpusat pada kebutuhan sendiri tetapi peka terhadap kebutuhan yang lain. Hati dan sikap ini jelas tidak akan dimiliki mereka yang tidak mempunyai kasih Allah. Mau jadi apakah kita?Apakah kita mau berperilaku seperti kelompok pertama atau kedua.Tentu kita semua mau jadi kelompok yang pertama. Marilah kita belajar bersikap seperti kelompok pertama.Melakukan pelayanan terhadap sesama dengan tulus. Bukan atas dasar agar dipandang orang lain sebagai orang yang baik. Marilah kita memeriksa diri sendiri, motivasi apakah yang mendorong kita berbuat baik kepada sesama.Kepada siapakah kita biasanya memberikan pertolongan.Apakah hanya kepada orang yang bisa membalas kebaikan kita ataukah kepada yang paling membutuhkan pertolongan tanpa dapat membalas tanda jasa. -Santo-
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 27 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Anugerah Tuhan
Selasa 16 Februari 2016
Mat 6:8 ”Karena Bapamu
mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepadaNya.”
Yes. 55:10-11; Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19; Mat. 6:7-15.
Kita masing-masing mempunyai impian dan tujuan dalam hati.Ada janji-janji yang kita pegang teguh.Mungkin kita sedang mempercayai memulai bisnis baru atau pekerjaan, membina keluarga atau mendapatkan seorang anak. Jauh dalam hati, kita tahu bahwa Tuhan telah mengatakannya pada Roh kita. Memunculkan hal itu kedalam hati kita.Namun membutuhkan waktu yang lama. Mungkin kita telah mengalami beberapa kekecewaan dan menjadi putus asa bahkan ingin menyerah.Tetapi hanya karena kita tidak sedang melihat apapun terjadi, tidak berarti bahwa Tuhan tidak sedang bekerja. Keadaan nampak mustahil tidak berarti Tuhan tidak melakukan apa yang dikatakanNya. Anugerah Tuhan bukanlah upah kerja, dan tidak layak kita terima dan upayakan. Ketika Tuhan menjawab kita pada waktu kita yang paling tidak layak, itu adalah sebuah anugerah.Hal ini adalah kemurahanNya yang luar biasa yang tidak kita upayakan.Pada titik terendah, dimana kita sudah berserah total, angkat tangan, saat itulah Tuhan turun tangan. Seorang penerima tidak dapat melakukan apapun selain menyebarkan anugerah itu kepada orang lain. Doa: Bapa, aku berterima kasih kepadaMu karena di titik terendahku, pada waktu tergelapku, cahaya kemurahanMu masih menembus bersinar ke atasku. Aku berterima kasih kepadaMu karena aku dapat mengalami hal-hal yang baik dariMu, bahkan ketika aku paling tidak layak menerimanya, karena bukan tentang ketaatanku melainkan tentang ketaatan sempurna dari PutraMu, Tuhan Yesus Kristus. Terima kasih Tuhan. Amin Lulu
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
28 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Kembali kepada Allah Yun. 3:1-10; Mzm. 51:3-4,12-13,18-19; Luk. 11:29-32.
Rabu 17 Februari 2016
Yun 3:10 maka menyesallah Allah karena
malapetaka yang telah dirancangkanNya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Bila suatu ketika kita diberitahu bahwa usia kita tinggal 30 hari lagi..kira kira apa reaksi kita? Pernah saya menonton sebuah film, A thousand words dimainkan Eddie murphie. Dikisahkan, usia hidupnya ditentukan oleh banyaknya daun di sebuah pohon ajaib. Setiap kali berkata kata kasar, selembar daun akan rontok, dan bila semua daun rontok, maka si actor akan mati. Rontoknya daun mencirikan Pohon yang sekarat, dan itu berarti dia pun menuju sekarat. Depresi bahwa hidupnya tidak lama lagi, karna daun sisa sedikit, dia kemudian mengirit berbicara, lebih banyak mendengarkan orang sekitar dia. Menyadari bahwa sebentar lagi dia akan mati, dia berusaha melakukan kebaikan, dengan tanpa bicara untuk menghindari daun rontok. Ternyata daun di Pohon bertumbuh saat dia mau diam mendengarkan sesama dan melakukan kebaikan, dan semakin lama daunnya semakin banyak menjadi Pohon yang rimbun lagi. Hikmah cerita film ini mengajak penonton untuk lebih mau mendengarkan kesulitan orang lain dan berbuat kebaikan terus menerus. Orang Niniwe saat diberitahu oleh Yunus bahwa Allah akan menurunkan murka kepada mereka, mereka pun sangat menyesal dan mau merubah diri. Mereka tidak bebal, tidak keras hati. Lalu bagaimana ini diaplikasikan kepada kita di jaman ini..? apakah menunggu sampai Allah menjadi murka dan menghukum kita ataukah mau memperbaiki diri dari sekarang.. Orang jaman sekarang, kalau dikasih tau bahwa Allah murka, pasti jawabannya : hoax ya? Pantaslah Yesus berkata ‘angkatan ini adalah angkatan yang jahat.Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.’ Marilah kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi hari demi hari, tanpa menunggu tanda besok akan kiamat, atau besok kita akan mati karena suatu penyakit atau usia kita tidak lama lagi. Menjadi baiklah karena kita ini diciptakan seperti citra Allah. Jangan kuatir akan hari lalu dimana kita sudah banyak melakukan kesalahan. Allah kita penuh belas dan kasih, sejahat jahatnya seseorang, saat mau kembali dari tingkah laku yang jahat , tentunya Allah akan menerima dengan tangan terbuka. Karena Dia mencintai saya, mencintai anda tanpa syarat apapun.Jika orang Niniwe mau berbalik dari kejahatan mereka, kembali kepada Allah dan diterima, kitapun bisa. Percayalah bahwa God is full of mercy. Tidak salah bapa paus mencanangkan tahun Yubileum kerahiman ilahi, dengan moto “Merciful like the Father” (Maharahim seperti Bapa) merupakan ajakan untuk mengikuti contoh kerahiman Allah yang meminta kita untuk tidak menghakimi atau menyalahkan tetapi sebaliknya memberikan kasih dan pengampunan. Jadi manfatkanlah moment ini sebaik baiknya, untuk berbalik kepada Allah lagi dan menjadi kesayanganNya. Rita
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 29 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Jadilah Murid yang Baik
Kamis 18 Februari 2016
Mat. 7:11 “Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya”
Est. 4:10a,10c-12,17-19; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8; Mat. 7:7-12.
Menjalani masa praktek selam enam bulan (Maumere & Darwin) merupakan hal yang sangat indah sekaligus menantang untukku. Hal yang indah, karena saya berjumpa dengan situasi dan tempat yang baru.Dalam kesempatan tersebut saya mendapat banyak pengalaman melalui orang-orang yang kujumpai selama masa praktek tersebut.Hal yang menantangku pada saat itu adalah saya harus rendah hati membuka diriku terhadap saudara & saudariku mengenai pergulatan dalam panggilanku selama itu. Saya diminta untuk rendah-hati mengakui bahwa melalui mereka saya akan dapat mengenal suara dan kehendak Tuhan dalam hidupku. Selain itu, saya juga dituntut untuk belajar bekerja sama dalam tim dan berani melepaskan ego pribadiku demi perutusan atau misi bersama (Visi dan Misi dari Misionaris Kasih Allah-MGL). Hal yang utama dan terutama selama masa tersebut adalah berdoa supaya Tuhan menunjukan jalan dan kehendak-Nya untuk hidupku. Hari ini, kita memasuki pekan pertama dalam masa Pra-Paskah.Masa di mana Gereja mengundang seluruh umat beriman Kristiani untuk merenungkan sengsara dan wafat Kristus Tuhan dalam sejarah keselamatan dunia.Gereja sejagat mengajak semua umat beriman Kristiani untuk meluangkan waktu mengintrospeksi diri sebagai murid-murid yang baik. Menjadi murid yang baik adalah sebuah panggilan suci dan kudus karena telah amat terhadap dunia dan seluruh isi alam raya. Kebaikan-Nya yang nyata adalah mengutus PutraNya sendiri untuk menebus dosa umat manusia melalui sengsara, wafat dan kebangkitanNya ynag mulia nanti.Pertanyaannya adalah, “apakah saya dan anda selama ini telah berusaha untuk menjadi murid-murid yang baik dalam hidup dan pelayanan kita”?Kalau selama ini kita masih cenderung hidup menurut selera dan kemauan dunia, maka inilah saatnya bagi saya dan anda untuk berhenti sejenak berjalan bersama Tuhan Yesus melalui Jalan Salib-Nya yang kudus. Kini saatnya untuk Gereja memohon kerahiman dan pengampunan dari Allah Bapa di surge bagi diri kita dan dunia atas segala dosa yang telah saya dan anda lakukan dalam hidup Marilah kita menggunakan tahun kerahiman ini untuk menimba kekuatan baru dari Tuhan selama masa Pra-Paskah. Fr. Anis, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
30 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Kau Saudaraku….Kau Sahabatku Yeh. 18:21-28; Mzm. 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8; Mat. 5:20-26
Jumat 19 Februari 2016
Mat 5 :22 Setiap orang yang
marah pada saudaranya harus dihukum
Tahun 2009 komunitas kami DOJCC melepas salah satu saudara kami yang mau masuk biara. Dia memilih biara kontemplatif, kami semua merasa berat dengan keputusan yang dipilihnya. Karena memang dia salah satu pelopor dan motor komunitas kami. Masing-masing dari kami anggota komunitas menyampaikan pesan dan kesan untuknya. Semua memberi kesan yang baik dan pesan untuk selalu mendoakan komunitas kami. Saya sendiri menyatakan agak berat hati dengan kepergiannya karena dia teman gossip saya (he he gossip yang positif maksudnya) dan impian saya dia bisa melayani lebih lagi di komunitas kami. Tapi ternyata impian saya bukan impiannya. Ketua komunitas kami saat itu mengingatkan kami, bahwa Tuhan lebih membutuhkan dia untuk bekerja di ladang yang lain, untuk melayani orang lain yang lebih membutuhkan daripada kita. Jadi janganlah berat hati melepas teman kita ini, Tuhan sendiri yang telah memberikan panggilan itu padanya. Tiba saatnya dia memberi pesan, dia bilang, jagalah selalu kasih persaudaraan diantara anggota komunitas. Karena komunitas ini ada karena kita semua ada dalam ikatan kasih persaudaraan. Teringat akan kotbah yang dibawakan uskup baru kami, dalam salah satu acara di paroki. Bapa uskup berkata, Petrus bukan orang yang punya banyak talenta sampai terpilih menjadi murid Yesus. Petrus bahkan orang yang kesannya gegabah dalam membuat keputusan, dia hanya seorang nelayan.Tetapi satu kelebihan Petrus, dia selalu dekat dengan Tuhan Yesus.Dekat dengan Tuhan Yesus membuat Petrus mengalirkan berkat dari Yesus kepada sesamanya. Kalau kita ingin menjadi pelayan yang baik, mengalirkan berkat kepada sesama, berarti kita harus dekat dengan Yesus sang sumber Kasih dan Berkat. Seperti injil hari ini yang mengingatkan kita untuk tidak marah kepada saudara kita dan berdamai dengan lawan-lawan kita.Setiap orang yang marah kepada saudaranya harus dihukum.Betapa pentingnya kasih persaudaraan itu. Semoga masing-masing anggota komunitas selalu ingin dekat dengan Yesus sehingga kami bisa menjaga ikatan persaudaraan dan melayani sesama dengan kasih dari Yesus. Nathasa
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 31 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Imanmu membuat engkau berbeda
Sabtu 20 Februari 2016
Mat. 5:47, “Dan apabila kamu hanya
memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Ul. 26:16-19; Mzm. 119:1-2, 4-5, 7-8; Mat. 5:43-48;
Suatu hari saya menonton kisah orang-orang yang semula begitu menghina iman Kristiani, menolak Yesus dan ajaran-Nya, akhirnya berubah dan mencintai Yesus dan ajaran-Nya, bahkan kemudian berani mengajak teman dan keluarga lainnya untuk mengenal dan mencintai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dalam sebuah kisah, seorang wanita bercerita bahwa ketika suaminya sedang berdebat untuk mempertahankan agama mereka, seseorang meminta ia menuliskan pertanyaannya. Lalu ia masuk ke WC mengambil tissue toilet, ditarik sepanjang mungkin lalu menuliskan pertanyaannya. Dan dia terpukul, ketika orang itu menerimanya dengan tersenyum dan berkata, ‘Yang penting saya tahu pertanyaan ibu.” Dia sadar bahwa dengan menuliskan pertanyaan di atas tissue toilet, ia ingin menyamakan mereka dan ajaran agamanya seperti tissue toilet itu. Tetapi sikap orang itu yang tetap ramah dan menyapanya sebelum mereka berpisah, terkesan di hatinya. Di kemudian hari, ia memilih Kristus. Dan salah satu yang kuat mempengaruhinya adalah sikap orang kristiani yang dia hina itu. Mari belajar untuk tetap saling memberi salam dan senyum manis, sekali pun kita telah dihina. Bukan hanya kepada orang luar yang berbeda, tetapi terlebih lagi dengan orangorang yang dekat.Entah itu keluarga, atau anggota komunitas atau sahabat dan teman. Karena kesulitan terbesar untuk melepaskan ego dan meminta maaf atau memaafkan, justru terjadi saat ada konlik atau perbedaan dengan orang-orang yang dekat. Namun, Tuhan selalu sabar terhadap kita.Ia tetap menunggu waktu, kapan kita memaafkan dan bisa lagi secara tulus tersenyum serta menyapa ramah mereka yang dekat yang pernah mengecewakan kita. Narita
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
32 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Warga Kerajaan Surga Kej. 15:5-12,17-18; Mzm. 27:1,7-8,9abc,13-14; Flp. 3:17-4:1; Luk. 9:28b-36.
Minggu 21 Februari 2016
Filipi 3:20 Kita adalah warga kerajaan Surga
Ya Allah Bapa, ajarilah kami untuk selalu mendengarkan dan melaksanakan sabda-Nya dan berilah kami pengertian akan misteri sengsara,wafat dan kebangkitan-Nya demi keselamatan kami. Dalam bacaan hari ini, kita diajak untuk percaya,berserah,berdoa,dan berharap akan kasih karunia Allah, selain itu kita juga mendapat teguran keras dari rasul paulus dalam bacaan kedua kepada jemaat di filipi yang berbunyi demikian, sebab seperti yang telah kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang hidup sebagai musuh salib kristus. kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan Mereka ialah Perut, kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka sematamata tertujuh kepada perkara-perkara duniawi. Jika kita melihat kembali hidup dan sikap kita maka kita akan mengakui bahwa apa yang dikatakan oleh rasul paulus itu memang benar, walau dahulu teguran keras ini ditujuhkan kepada jemaat di filipi namun sekarangpun sangat tepat ditujukan kepada kita. Karena kita manusia masih memiliki keterikatan dengan hal-hal duniawi, namun hari ini juga rasul Paulus menegaskan bahwa kita adalah warga kerajaan surga yang rajanya ialah Yesus Kristus sumber kerahiman. Semoga dan cahaya yang yang benderang yang mengantarkan kita kepada keabadian kekal bersama Allah Bapa. Mari kita berlomba-lomba dan berusaha menjadi terang dan sukacita lewat doa, karya,amal dan selalu menyerahkan diri dan hidup sepenuhnya kepada penyelenggaraan Karya Allah. karna bersama Allah kita memperoleh kebahagiaan abadi dan Kerendahan hati yang Penuh. Amin Selamat hari Minggu dan selamat menjalankan Minggu Prapaska II. Rossa Olla DT
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 33 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Yesus adalah Mesias
Senin 22 Februari 2016
Matius 16:19 “Kepadamu akan
Kuberikan kunci Kerajaan Sorga.Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
Pesta Takhta St. Petrus 1Ptr. 5:1-4; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat. 16:13-19
Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.Kita mengakui hal itu, namun apakah kita sadar jika Yesus hidup berarti Dia hidup saat ini bersama kita, melalui sabdaNya dia hidup, melalui sabdaNya Dia berbicara kepada kita. Pertanyaan untuk diri saya pribadi dan teman -teman semua : seberapa sering kita membuka dan membaca sabdaNya? seberapa rindu kita akan sabda dan firmanNya? Saya pribadi sering melupakan dan tidak mendengarkan sabdaNya.Padahal Yesus hidup bersama dengan kita, apakah kita punya waktu untukNya?berapa waktu yang kita berikan dalam sehari untuk bersamaNya? untuk bersama dengan Dia, mendengar apa yang menjadi kehendak dan keinginanNya untuk kita lakukan, dan bukan hanya keinginan dan kehendak kita saja yang harus didengarNya. Allah Bapa tinggal bersama dengan Yesus, dan Yesus pun tinggal didalam hati kita.Maka kitapun seharusnya dalam setiap perkataan, setiap perbuatan dan tindakan kita, Yesus berperan didalamnya. Mari kita renungkan seberapa besar peran yang kita berikan kepada Yesus dalam hidup kita, untuk mengatur hdup kita, dan bukan kita yang mengatur Yesus dalam hidup kita. Yudi Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
34 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Berani tidak Populer Polikarpus Yes. 1:10,16-20; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mat. 23:1-12.
Selasa 23 Februari 2016
Mat 1: 12 : Dan barangsiapa meninggikan diri,ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri,ia akan ditinggikan.
Siapakah di jaman sekarang yang mau menjadi orang yang berani tidak populer? Rata-rata sekarang ini berupaya tampil narsis, lebay, baik dari segi positip maupun negatip mencari cara membuat sesuatu yang fenomenal agar menjadi populer. Tak jarang orang-orang merangkai sebuah cerita, drama kepahlawanan, merangkai sebuah peristiwa dengan persepsi, kenarsisan, kelebayan dan kekinian untuk membuat namanya mencuat. Bahkan ada yang menjatuhkan orang lain dengan cerita tidak benar agar dirinya menjadi sebuah bagian dari peristiwa yang fenomenal dan menghebohkan. Membaca injil dan bacaan hari ini mengingatkan saya pada sebuah buku dengan judul : berani tidak populer. Kitab keluaran yang mengisahkan Musa yang membawa keluar bangsa Israel dari tanah Mesir.Dalam perjalanan pada saat mereka kelaparan dan bersungut -sungut, Tuhan menyediakan mana dan burung puyuh untuk mengenyangkan mereka.Tetapi selama perjalanan dan akhirnya tiba di tanah terjanji, Musa tidak menyombongkan diri dengan lantas berteriak kepada bangsa Israel bahwa dia berhasil membawa mereka keluar dari Mesir.Musa tetap diam dan mengikuti kehendak Allah yang benar.Padahal bisa saja Musa menyombongkan diri, sebagai guru mereka, sebagai pemimpin mereka. Musa bisa saja menjadi orang yang populer. Musa bisa saja berdiri di depan mereka, mendirikan singgasana sebagai pemimpin mereka. Tetapi itu tidak Musa lakukan. Musa tidak lantas membenarkan dirinya atas keberhasilannya menemani dan membawa mereka keluar dari hal yang tidak baik yang akan menimpa mereka jika terus berada di Mesir. Mungkin pada saat Musa berusaha membawa mereka keluar dari Mesir ada banyak orang yang dalam hatinya tidak percaya pada Musa, bahwa apa yang dilakukan Musa kepada mereka adalah hal yang benar. Dan untungnya Musa benar,dengan berhasil. Kalau gagal,mungkin mereka semua akan menyalahkan Musa. Apakah sekarang ini kita bisa mencontoh Musa? Tetap diam dan berani tidak populer walau kita punya segudang hal baik dan kebenaran?Atau malahan kita takut tidak populer dan memilih mengikuti persepsi orang yang mematahkan kebenaran Tuhan? Mari kita duduk diam, menenangkan diri, melihat kedalaman hati kita masing-masing dan mohon kehadiran Roh Kudus untuk bisa mengesampingkan orang-orang yang mengaburkan kehendak Tuhan dan berani tidak populer di hadapan manusia tetapi ‘populer’ di hadapan Tuhan karena melaksanakan perintahNya. Alin
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 35 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Berusaha dan Berpasrah
Rabu 24 Februari 2016
Mat 20:22 “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah
Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28.
kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?”
“Tuhan Yesus berkati supaya Yoyo besok bisa juara I waktu ikut lomba”, kata Yoyo, anak pertama saya suatu malam saat kami sekeluarga doa malam. Pernah juga saya berdoa: “Tuhan, berkati supaya tender percetakan kami bisa diterima.” Ketika agak terlambat ke bandara, kami pun berdoa “Tuhan, semoga pesawatnya di delay, supaya kami tidak terlambat.” Pada saat penarikan undian atau doorprize kita berdoa, “Tuhan semoga saya dapat hadiahnya.” Seringkali dalam berdoa, kita meminta kepada Tuhan apa terbaik untuk kita. Sama seperti ibu anak-anak Zebedeus, yang meminta kepada Yesus supaya anak-anaknya boleh duduk di sisi kiri dan kananNya. Tuhan Yesus berkata “kamu tidak tahu apa yang kamu minta, dapatkah kamu minum cawan yang harus Kuminum?” Injil hari ini mengingatkan kita, semua hal yang kita harapkan dan doakan, bukan suatu hal yang mudah dan perlu pengorbanan.Kadang kita berpasrah kepada Tuhan, sampai lupa untuk berusaha. Untuk menjadi juara I pasti perlu belajar. Untuk menang tender pun kita juga harus berusaha untuk menunjukkan yang terbaik yang bisa kita buat. Untuk tidak ketinggalan pesawat pun kita juga harus berusaha supaya jangan terlamat datang. Setelah melakukan usaha yang maksimal barulah kita berpasrah pada Tuhan. Berpasrah tidak sama dengan memaksa Tuhan. Meminta Tuhan memenuhi keinginan kita berarti memaksa Tuhan. Apalagi sampai marah pada Tuhan kalau doa tidak dikabulkan. Berpasrah berarti kita menyerahkan segala usaha kita dan meminta Tuhan memberikan yang terbaik bagi kita seturut kehendakNya. Tuhan tahu yang terbaik untuk kita, dan kita harus percaya padaNya. Terkadang kita memang tidak tahu apakah yang kita minta nantinya akan menjadi yang terbaik untuk kita. Kadang kitapun lupa, bahwa mungkin ada orang lain yang lebih membutuhkan karunia itu daripada kita. Maka yang bisa kita lalukan hanya berusaha dan berpasrah pada kehendakNya. Sudahkah kita melakukannya? Nathasa
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
36 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Penyesalan Hadir Setelah Perbuatan Yer. 17:5-10; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 16:19-31.
Kamis 25 Februari 2016
Luk16:23-24“Lalu ia berseru, katanya : Bapa Abraham
kasihanillah aku, suruhlah lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya kedalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
Di dalam pekan II prapaskah ini kita semua diajak untuk menyadari setiap perbuatan dan perkataan selama kita menikmati hidup dunia ini. Setiap kita di beri mata dan hati untuk melihat dan merasakan hidup yang kita alami dan juga kehidupan yang di alami oleh orang lain, baik ketika kita masih hidup di dunia ini dan juga ketika kita sudah mati. Kita tentu sangat mengenal kedua karakter dari masing –masing pribadi. Lazarus adalah orang miskin, yang selama hidupnya mengalami banyak penderitaan dan kurang mendapat perhatian untuk keluar dari situasi yang ia alami, Lazarus yang duduk di bawah meja merasakan penderitaann dan sangat kelaparan ia harus menunggu makanan yang jatuh dari meja si kaya. Si kaya yang selalu hidup dengan kemewahan dan tidak peduli dengan situasi yang di alami oleh Lazarus. Disaat mereka sudah meninggal maka si kaya baru dapat melihat sesuatu yang berbeda dengan nasibnya dineraka. Ia juga melihat Lazarus yang miskin itu ada dipangkuan Abraham. Si kaya menyadari dan merasakan apa yang dialaminya di neraka setimpal dengan perbuatannya sewaktu berada di dunia dan kini tidak ada seorangpun yang mau menolongnya. Di sini ia merasa kehausan yang amat sangat. Tetapi ia sendiri tidak bisa mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah yang dihadapinya, karena inillah hasih dari perbuatannya selama di dunia. Injil hari ini mengajak kita semua untuk mengintropeksi diri kita khususnya dalam masa prapaskah ini dan kita diajak untuk mengalami pertobatan yang sejati.Sehingga kita dapat menata kehidupan kita sesuai dengan kebenaran Injil Yesus Kristus. Bruder Martin, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 37 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Batu Penjuru
Jumat 26 Februari 2016
Kej. 37:3-4,12-13a,17b-28; Mzm. 105:16-17,18-19,20-21; Mat. 21:33-43,45-46
Mat 21:42 “Batu yang dibuang oleh
tukang tukang bangunan telah menjadi batu penjuru, hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Dianggap remeh dan tidak bisa berbuat apa-apa, adalah suatu perlakuan sepihak yang pernah saya alami. Orang melihat saya hanya secara fisik dari luar saja. Ibarat buku, cuma dari sampul luarnya saja. Bagian dalamnya, lembar per lembar tidak mereka lihat. Jadi, yang ada dalam pikiran mereka dan yang mereka lihat, saya selalu dianggap rendah. Akhirnya saya membuktikan kepada mereka, bahwa perkiraan mereka selama ini kepada saya adalah kesalahan besar. Saya jadi semakin termotivasi untuk membuktikan kepada mereka, bahwa saya pun bisa melakukan apa yang mereka minta. Ketika saya membuktikan dengan tindakan, mereka akhirnya diam dan terpana keheranan kenapa saya bisa melakukan sesuatu di luar perkiraan mereka selama ini. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus berkata bahwa batu yang dibuang oleh tukang tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Ketika dalam kehidupan sehari-hari, kita sering diremehkan atau direndahkan, jangan takut !! Sebab, kelak kita akan menjadi batu penjuru atau teladan bagi mereka yang merendahkan kita. Bersama Yesus jangan pernah takut untuk menjadi contoh atau teladan yang baik bagi sesama di sekitar kita. KRIS
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
38 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Kasih yang Sempurna Mi. 7:14-15,18-20; Mzm. 103:1-2,3-4,9-10,11-12; Luk. 15:1-3,11-32
Lukas 15:22
Sabtu 27 Februari 2016
“Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya”.
Terjadi dalam keluarga saya, dimana ketika kakak saya membawa pacarnya ke rumah, untuk dikenalkan pada orangtua, tetapi tidak mendapat restu. Kejadian besar terjadi, dimana kakak saya memutuskan meninggalkan rumah, tepat satu hari sebelum Natal.Orangtua saya mencari kemana-mana, tetapi tidak menemukan hasil.Dia pergi selama tiga bulan, kemudian dia memutuskan kembali dan mengutarakan keinginannya melanjutkan sekolah ke Cina. Orangtua menerima dia kembali di rumah, tanpa menanyakan apa-apa. Bahkan, orangtua tetap memenuhi semua yang dia butuhkan untuk sekolah di negri bambu. Bacaan Injil hari ini sudah sering kita dengar, yaitu perumpamaan tentang anak yang hilang.Anak bungsu yang meminta hak-nya pada bapanya, kemudian pergi meninggalkan bapanya, dan kembali lagi memohon ampun pada bapanya.Pengampunan dan kasih yang tak terhingga dari seorang bapa kepada anaknya. Orangtua sebagai perpanjangan tangan dari Allah, mampu mengasihi dan mengampuni dengan tulus untuk segala tingkah laku anaknya.Bisa kita bayangkan betapa Allah lebih mengasihi kita? Mengampuni kita ?Walau sering kita melupakanNya, walau sering kita pergi meninggalkanNya? Dalam masa prapaskah ini mari kita bersama-sama kembali merenungkan kasih Allah dalam hidup kita. Kasih yang tidak pernah meninggalkan kita, kasih yang selalu menerima, kasih yang selalu mengampuni, dan DIA lah kasih yang sempurna. Hilda
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 39 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Pemikiran Kita
Minggu 28 Februari 2016
1 Kor 10:12 Sebab itu siapa yang
menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hatihatilah supaya ia jangan jatuh!
Kel 3:1-8a, 13-15 ; Mzm 103:1-2, 3-4, 6-7, 8, 11 ; 1 Kor 10:1-6, 10-12 ; Luk 13:1-9
Teror Bom yang terjadi di Jakarta beberapa waktu yang lalu, diklaim ISIS sebagai perbuatan mereka.ISIS melakukan aksi teror dengan dalil keagamaan.Mereka merasa berbuat baik / sesuai perintah agama yang sebenarnya telah mereka belokan menurut pemikiran mereka sendiri. Tidak ada 1 pun agama yang mengijinkan kekerasan / menyakiti orang lain. Terkadang secara tidak kita sadari, ketika kita merasa sudah melakukan ajaran Tuhan, justru kewaspadaan kita mengendur. Kita lupa akan sisi kelemahan kita, sehingga kita pun jatuh dalam kesombongan rohani. Kita juga berlaku seperti ISIS (bukan dalam hal aksi Teror / kekerasan-nya), tetapi dalam merasa pemikiran kitalah yang paling benar & orang lain salah. Kita fokus pada kesalahan orang lain, fokus pada perbedaan cara pandang / pemikiran yang ada, dan secara tidak adil menghakimi orang lain. Padahal belum tentu pemikiran / cara pandang kita benar. Kita bahkan memaksakan kehendak dan pemikiran kita terhadap orang lain. Sesungguhnya dimata Tuhan kita semua sama....sama-sama memiliki kelemahan/ kekurangan & kelebihan masing-masing. Maka marilah kita berusaha untuk selalu waspada terhadap Ego kita masing-masing, agar kita tidak tersesat dalam pemikiran kita, tetapi justru mempunyai buah yang baik yang berasal dari pemikiran yang baik. Jesus Bless Us, Lia
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
40 Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
www.DOJCC.com
Vivere : Dare to Live 2Raj. 5:1-15a; Mzm. 42:2,3; 43:3,4; Luk. 4:24-30
Lukas 4:30
Senin 29 Februari 2016
“Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi”
Itu yang dilakukan Yesus ketika ia dibawa ke tebing dengan kondisi akan dilemparkan dari tebing. Bagi seorang manusia itu adalah situasi yang mengancam, menakutkan, berhadapan dengan kuasa yang melawan dirinya dan hendak mencelakai.Dan mereka tidak sendirian melainkan sekumpulan orang, barangkali juga banyak jumlahnya. Dalam gambaran refleksi saya, Yesus berjalan dengan tenang melewati orang-orang yang ingin mencelakainya dan mereka akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa karena ada karisma kuasa dan kebenaran di dalam diriNya yang membuat mereka “mundur”. Yesus begitu jelas akantujuan hidupNya, Ia hidup dengan kesiapan mati untuk menyelamatkan dunia, Ia sadar akhir kehidupan di dunia adalah kematian badan, karenanya Ia menjalani hidup dengan lebih berani dan lepas bebas. Ada banyak dari kita hidup di dalam kekuatiran pada hal-hal yang mungkin tidak ada apa-apanya dibandingkan kelaparan, peperangan dan bencana dan akhirnya kita meninggal tanpa pernah benar-benar hidup.Namun ada orang yang pernah/sedang ada di titik terburuk, namun mereka hidup memencarkan cahaya kehidupan. Saya teringat lagu Andrea Bocelli “Dare to Live”. Berikut sebagian penggalan.. Dare to live until the very last Dare to live forget about the past Dare to live giving something of yourself to others Even when it seems there’s nothing more left to give But if you see a human In front of your entrance Who sleeps wrapped in a box, If you would listen to the world in the morning Without the noise of the rain. You think with the thoughts of people, Of the God who is just the God. Your life is all you have to give - SAY DARE TO LIVE “Why, why, why is the life not the life?” – satu refleksi ke dalam diri “ Mengapa? Mengapa?Mengapa hidup tanpa memancarkan cahaya kehidupan? Tuhan, bantulah kami menjalani jatuh bangun hidup kami yang kadang menakutkan seperti anak yang bermain ceria di atas roller coaster karena tahu Engkau Bapa menanti kami di akhir “permainan” ini. Yustina
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 41 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 75 / 2016
Celebration Meal 30 Januari 2015
Celebration Meal adalah Syukuran Makan bersama diadakan bergantian di rumah anggota setiap sabtu terakhir dalam bulan. Sebagai salah satu bentuk persiapan untuk menyambut hari Tuhan dalam Perayaan Ekaristi pada hari Minggu di Gereja.
Pemberkatan Rumah Keluarga Wisnu & Nita
Celebration Meal berikutnya :
Sabtu 27 Februari 2015 (Terbuka untuk Umum) Ikutan ? Yuk Hubungi : 0878 6180 5088 GRATIS !!