Jadwal Komunitas DOJ Juni 2013 Sabtu Minggu 1-2 Juni Tugas Parkir di Gereja FX
Minggu 2 Juni
pk. 11.30 Gathering DOJ di Pastoran Lt 4 YESUS ROTI YANG HIDUP
Minggu 9 Juni
pk. 11.30 Gathering DOJ di Ruang Basement FIRMAN : KAK LIA - JAKARTA PK 18.00 TUGAS TATIB DI GEREJA FX
Minggu 16 Juni
pk. 11.30 Gathering DOJ BEDAH BUKU JEFF “GOD DO YOU SPEAK ENGLISH?” pk. 18.00 Tugas Koor
Rabu 19 Juni
pk. 18.30 Doa Bersama PD DON BOSCO di FX
Rabu 26 Juni Sharing Group Sabtu 29 Juni pk. 18.00 Celebration Meal di rumah Yovie Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Mariana, Daniel, Yance, Adhy Hane, Iwan Setiawan Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke :
BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan
Hai hai hai... Sobat Fresh Juice... Puji Tuhan kita boleh berjumpa kembali dalam Fresh Juice edisi Juni 2013. Terima kasih untuk kesetiaan temanteman membaca dan merenungkan sabda Tuhan bersama Fresh Juice. Juga untuk semua pengisi renungan Fresh Juice yang bersedia meluangkan waktu dan mensharingkan pengalaman akan kasihNya. Bulan Juni, merupakan bulan pertengahan di tahun 2013 ini, sebagian dari kita mulai merasakan aura liburan yang pasti menyenangkan. Pada saat berlibur, melepaskan segala rutinitas sehari-hari, pekerjaan, sekolah, dan setiap hal yang rutin kita lakukan. Dengan suasana baru yang menyenangkan, kita berharap akan menjalani setengah tahun kedepan dengan semangat yang baru kembali. Kita bersyukur, punya Allah yang tidak pernah libur untuk mengasihi, memperhatikan dan melindungi kita. Semoga di masa-masa ber”libur” ini kita pun tidak melupakan untuk tetap berada dalam hadiratNya. Semoga kasih karunia Tuhan selalu beserta kita semua....
Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Salam Fresh Juice
Fresh JUICE !
managed by :
2
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Nathasa www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
1 Juni 2013 : Pernyataan Mengenai Kuasa Yesus Peringatan wajib St. Agustinus Sir 51:12-20, Mzm 19:8-11, Mrk 11:27-33 Mrk 11:30, 33. “Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!”. Lalu mereka menjawab Yesus : kami tidak tahu” Membaca bacaan ini membuat kita berpikir, apa yang kita lakukan dan apa yang kita katakan seharusnya dilakukan dengan hati-hati dan pertimbangan yang masak. Kita baca bagaimana Yesus menjawab para ahli taurat dengan pertimbangan yang sangat dalam, sedangkan para ahli taurat menanyakan pertanyaan yang tanpa pertimbangan terlebih dahulu. Dan Yesuspun menjawab tentang hal yang benar benar susah untuk dijawab oleh mereka, jika dijawab A maka salah, dijawab B juga salah, jadi istilah caturnya Yesus telah men’ skak mat’ pertanyaan ahli taurat dengan menggunakan “baptisan Yohanes” Jika kita merenungkan kita pun mungkin perlu belajar dari ahli taurat tersebut(ambil sisi positifnya), pada saat kita mengatakan sesuatu kita harus mempertimbangkan efek kedepannya terhadap orang lain, begitu pula pada saat kita melakukan sesuatu. Karena apa yang telah terjadi jika itu buruk akan membekas dan akan sulit untuk menghapusnya, baik pertemanan, persahabatan, dan jalinan persaudaraan pun akan ternodai. Ingatan akan selalu tersimpan didalam pikiran kita(atau orang lain) dan itu akan sulit menghapusnya. Mungkin kita mengampuni atau memaafkan, tetapi akan sangat sangat susah untuk melupakan. Lihat saja memori komputer dibikin begitu besar, jadi kita bisa menyimpan semua data kedalam memori tersebut, memori manusia begitu kecil, tapi bisa menyimpan banyak , maka biarlah perkataan dan perbuatan kita selalu menunjukkan kebaikan, karena jika kita melakukan yang baik, maka efek kedepannya pasti akan membawa kebaikan juga. Marilah kita berdoa : Ya Tuhan Yesus, Pada saat ini kami menghadapmu untuk berserah sujud kepadamu, sering kali kami melukai hatimu, apa yang kami perbuat mungkin akan tetap diingat oleh manusia, tetapi Engkau adalah Allah yang tiada mengingat lagi semua kesalahan kami. Ajar kami untuk berkata kata, ajar kami untuk berbuat semua hal yang menyenangkan hatiMu saja Tuhan. AMIN...... Prast
Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 3
2 Juni 2013 : PENYELENGGARAAN ILAHI Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus Kej. 14:18-20; Mzm. 110:1,2,3,4; 1Kor. 11:23-26; Luk. 9:11b-17 Lukas 9:16, “Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-muridNya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak.” Kisah mukjizat penggandaan roti dan ikan yang dilakukan oleh Yesus, yang akhirnya dapat memberikan makan kepada lebih dari lima ribu orang lebih, dan bahkan tersisa, dikenal dengan kisah “Penyelenggaraan Ilahi” atau “Providence of God”. Kisah penyelenggaraan Ilahi ini tak lepas dari Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus yang kita rayakan pada hari ini yang tentu saja kita rayakan setiap kali kita merayakan Ekaristi Kudus dimana kita menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam komuni kudus. Setiap kali kita menerima tubuh dan darah Kristus dalam komuni kudus, kita sudah menerima penyelenggaraan Ilahi dalam hidup kita sehari-hari, sebagai santapan rohani yang menjadi bekal dalam perziarahan kita di dunia ini menuju kehidupan kekal bersama Allah Bapa di surga. Setiap kita menerima komuni kudus di dalam perayaan Ekaristi kita diajak untuk perpanjangan Tuhan dalam menyelenggarakan rencanarencana Ilahi-nya di dunia ini dan hal-hal kecil seperti mengunjungi orang sakit, memberikan waktu untuk keluarga-keluarga yang kesepian dan bermasalah dan lain sebagainya. Kadangkala kita sering berkecil hati karena kita hanya punya “lima roti dan dua ikan” saja dan tidak mencukupi untuk memberi makan “lima ribu orang”. Terkadang kita tidak mau menjadi alat dan tangan Tuhan dalam penyelenggaraan Ilahinya karena talenta kita tidak banyak. Yang sekarang Allah minta adalah mau menyerahkan “lima roti dan dua ikan” alias apa saja yang kita miliki untuk keserahkan kepada Tuhan dan biarlah Tuhanlah yang menggandakannya, biarlah Tuhan yang menggenapinya, biarlah Tuhan yang mengambil-alih sehingga dari kita hanya dituntut untuk berkata “YA” saja. Saya mendengar banyak kesaksian bagaimana tangan-tangan Tuhan bekerja melalui orang-orang sederhana yang mulanya ragu dan akhirnya berkata YA dan mukjizat terjadi saat itu juga. Apakah kita mau menyerahkan apapun yang kita miliki walaupun dunia melihat itu sebagai hal yang kecil, tetapi Allah melihat ketetapan hati kita dan dengan iman, Dia akan menggandakannya? Jawabannya ada di hati Anda sekalian. Amin Rm. Vincent, MGL
4
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
3 Juni 2013 : Menerima Kebaikan dengan Bertanggung Jawab Peringatan wajib St Karolus Lwanga Tob 1:3; 2:1a-8, Mzm 112:1-2, 3-4, 5-6, Mrk 12:1-12 Mazmur 112 : 6 Sebab ia takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan diingat selama-lamanya!” Perumpamaan yang diberikan oleh Yesus kepada kita dalam Markus 12 : 1-12 terdengar begitu keras. Yesus memberikan perumpamaan tentang seorang yang membuka kebun anggur, mempersiapkan segala fasilitas yang diperlukan untuk menggarap kebun itu, kemudian meninggalkannya ke luar negeri dengan menyewakan kepada para penggarap. Dan setelah tiba musimnya untuk panen, pemilik kebun tersebut menyuruh anak buahnya sampai beberapa kali, bahkan menyuruh anaknya sendiri satu-satunya, tetapi yang di dapat mereka adalah celaka bahkan sampai kematian. Akhirnya mereka ingin menguasai semua harta yang ada. Seperti peribahasa: air susu dibalas dengan air tuba, kebaikan dibalas dengan kejahatan. Atau seperti kiasan, diberi hati minta ampela, sudah diberi kebaikan, tapi malah ingin lebih. Hampir sama juga dengan apa yang tertulis dalam kitab Tobit 1 : 3; 2:1a – 8, tentang Tobit yang begitu baik hati, selalu member kebaikan kepada saudara-saudaranya. Tetapi ada juga yang sinis karena melihat kebaikan Tobit. Pada saat Tobit menguburkan salah seorang dari bangsanya yang dibunuh, para tetangganya tidak menolong menguburkan tetapi malahan mentertawakan kebaikan Tobit. Sama seperti kebaikan Allah, yang telah mengaruniakan anakNya kepada manusia, tetapi anak satu-satuNya yaitu Tuhan yesus malahan dihujat, bahkan sampai dibunuh di kayu salib. Sungguh manusia yang tidak tahu berterima kasih. Kebaikan yang dikotori dengan kejahatan. Kebaikan yang Allah berikan di dunia ini, dengan aturan-aturan kasih sehingga Dia menghadirkan puteraNya, belum cukup untuk manusia. Manusia malahan ingin menguasai dunia, tanpa mengindahkan hukum kasih Tuhan. Mungkin mereka berpikir, jika Yesus anak Allah dibunuh, tidak akan ada lagi Ahli Waris yang akan mengawasi setiap pikiran , perkataan dan perbuatan mereka. Mereka akan menjadi orang yang bebas bertindak sesuka hati di dunia ini. Merenungi kebaikan yang bertanggung jawab, saya jadi ingat dengan salah seorang tetangga saya. Rumahnya kebetulan berada tepat di belakang tempat jualan mama saya. Dari sejak kurang lebih 22 tahun yang lalu, sejak anak-anaknya masih berada di rumah yang sama, sampai anak-anaknya meninggalkan dia dan berpindah rumah, selalu dia membeli lauk kepada mama saya. Sejak dahulu, sampai sekarang, dengan nominal yang tidak berubah Rp. 2.000,- untuk semangkuk sayur dan 3 potong lauk. Kalau dilihat dari nominalnya saat ini, sudah pasti Rp. 2000,- itu kurang, tetapi mama saya selalu meladeni pembeliannya. Hingga pada suatu saat, adik saya melihat, pada saat mama saya meninggalkan gerobak jualan untuk mengambil sesuatu, ternyata, ibu itu sering mengambil tambahan lauk tanpa membayar tanpa mama saya tahu. Dan menurut orang-orang yang parkir di sekitar situ, sudah sering dia seperti itu. Mama saya sampai bilang, minta saja, malah saya kasih. Apakah bisa kita belajar untuk menerima kebaikan dengan bertanggung jawab? Alin
Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 5
4 Juni 2013 : Bersabar Yohanes Baptista Skalabrini, Yakobus dr Viterbo, Petrus dr Verona Tob. 2:9-14; Mzm. 112:1-2,7bc-8,9; Mrk. 12:13-17 Tob. 2:14 “Aku harus bersabar dengan semuanya ini dari kamu” Pernahkah anda mendengar kata-kata di atas dari orang-orang dekatmu misalnya teman, kakak, adik, suami atau istri anda? Atau sebaliknya andalah yang telah melontarkan kata-kata itu kepada mereka. Kata-kata diatas yang dilontarkan oleh istrinya Tobit dalam bacaan pertama. Sadar atau tidak, gaya hidup mewah dan tuntutan hidup saat ini telah membuat banyak orang kurang atau bahkan tidak sabar dalam menghadapi persoalan hidup. Hal ini membawa dampak entah dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara bahkan dalam hidup menggereja sekalipun. Lebih parah lagi apabila hal ini terjadi dalam hidup rohani. Ketika kesabaran tidak ada dalam hidup bersama maka dunia ini menjadi tempat yang tidak layak dihuni. Untunglah saya dan anda memiliki seorang yang memiliki kuasa untuk menghadapi jerat atau tipu muslihat dunia. Dialah Tuhan Yesus sendiri. Bacaan injil hari ini mengajarkan kita bagaimana cara untuk menghadapi orangorang atau situasi hidup yang membuat saya dan anda tidak sabar. Tuhan Yesus dihadapkan dengan pertanyaan orang farisi yang ingin menjerat-Nya ketika mereka menderita ketidakadilan dari pemerintahan Romawi. “Apakah membayar pajak kepada kaisar melawan hukum?” (Mrk. 12:14). Dengan sangat mudah dan melalui cara yang sederhana, Tuhan Yesus membungkam orang-orang yang mencobaiNya, “Gambar dan nama siapakah ini?” (Mrk. 12: 16). Ia tidak memberikan jawaban ‘Ya’ atau ‘Tidak’ terhadap pertanyaan mereka? Mereka sendirilah yang menjawab pertanyaaannya sendiri. Ia dengan sabar mengajar mereka tentang kehendak Allah dengan mengatakan “Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah” (Mrk. 12:17). Kehidupan rohani menjadi sangat penting, khususnya memiliki relasi pribadi dengan Tuhan Yesus. Kedekatan kita dengan Tuhan Yesus, membuat saya dan anda mampu menapaki kerikil-kerikil ketidaksabaran dalam hidup dan pelayanan sehari-hari. Kesabaran dapat mengajarkan saya dan anda untuk melihat apa yang ingin Tuhan sampaikan melalui pengalaman hidup hidup yang kita alami. Kesabaran juga membuat orang untuk bertumbuh dewasa dalam hidup iman dan kasih akan Tuhan dan sesama. Tuhan Yesus, anugerahkanlah semangat kesabaran dalam diri kami untuk melayani-Mu melalui orang-orang yang kami jumpai sehari-hari. Sehingga kami boleh menjadi rekan kerja-Mu di dalam kebun anggur Bapa, Putra dan Roh Kudus. Fr. Anis, MGL
6
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
5 Juni 2013 : Kebangkitan Orang Mati dan Roh Peringatan Wajib St. Bonifasius Tob. 3:1-11a,16-17a; Mzm. 25:2-4a,4b-5ab,6-7bc,8-9; Mrk. 12:18-27 Mrk 12:27 Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup Kemudian orang-orang Saduki itu bercerita tentang ketujuh orang bersaudara yang berturut-turut beristerikan seorang perempuan. Pertanyaannya, siapakah yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Karena ke-tujuh saudara telah kawin dengan perempuan itu, dan tidak ada keturunan dari semua perkawinan itu sehingga tidak seorangpun yang bisa berhak disebut suaminya. Orang-orang Saduki sebenarnya tidak mengerti kitab suci maupun kuasa Allah. Kesalahan orang Saduki ialah kegagalan mereka dalam memahami Alkitab mengenai kebangkitan dan kemampuan Allah. Pernah para ahli Taurat mencoba memberi keterangan tentang persoalan tersebut; menurut mereka, pada hari kebangkitan, perempuan itu akan menjadi isteri dari suami yang pertama. Tetapi Yesus menempuh jalan yang lain. Yesus mengatakan bahwa orang-orang Saduki tidak mengerti Alkitab (lihatlah ayat 31 dan 32), dan di samping itu tidak mengerti kuasa Allah, artinya apa yang dapat dikerjakan oleh kuasa Allah. Kita belajar bahwa roh akan tetap hidup ketika tubuh mati. Namun roh akan mendapat tubuh baru, yaitu tubuh kebangkitan atau tubuh yang kekal. Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan menunjukkan bahwa mereka tidak memahami pernyataan firman mengenai kebangkitan. Mereka tidak menyadari bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang ke dalam kehidupan yang berbeda dari sebelumnya. Banyak orang yang berusaha mengungkapkan misteri di balik kematian. Namun apa yang Yesus katakan memberi gambaran bahwa kematian bukanlah akhir hidup, melainkan sebuah permulaan hidup yang baru. Masalahnya, apakah keseharian kita diberdayakan oleh kerinduan memasuki janji kehidupan kekal itu? Dari kata-kata Yesus, dapat disimpulkan bahwa orang-orang Saduki ini jatuh ke dalam tiga kesalahan, dan ini patut menjadi peringatan bagi kita. Pertama, mereka menilai Yesus hanya dari ukuran golongan mereka semata, tanpa mau melihat karya Allah melalui-Nya. Ini sebabnya Yesus menyatakan bahwa mereka tidak mengerti “kuasa Allah.” Kedua, mereka tidak sungguh-sungguh mengerti Alkitab. Mereka ternyata tidak merenungkan dan memeriksa ulang pengajaran mereka berdasarkan firman. Ketiga, mereka tampaknya dengan aktif berupaya membuktikan “kesesatan” golongan umat lain yang tidak sependapat dengan pemahaman mereka. Tuhan Yesus ajar kami setiap hari untuk peka terhadap ajaranMu dan tidak seperti orang Saduki yang keras kepala akan pemikiran mereka sendiri. Terimakasih buat ajaran dan FirmanMu hari ini. Amin Yudi
Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 7
6 Juni 2013 : Menjalin Relasi dalam Kasih St. Norbertus Tob. 6:10-11; 7:1,9-17;8:4-9a; Mzm. 128:1-2,3,4-5; Mrk. 12:28b-34 Mk 12:33 “Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” Apakah saudara pernah jatuh cinta sama Tuhan? Pernah merasakan damai kasihnya? Saya yakin banyak diantara kita yang punya pengalaman pribadi dengan Tuhan, tetapi banyak juga khususnya umat Katolik yang belum mengenal Tuhan dari hati ke hati. Ajaran utama Yesus dimulai dengan “Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan SEGENAP HATIMU…” Mungkin kita sudah mengerti, dan kita menggunakan seluruh kekuatan kita dalam mengikuti semua ajaran Gereja, berdoa pagi siang malam, membantu sesama, dan lain sebagainya. Tetapi bagaimanakah hati kita? Apakah kita mencintai Dia karena kita terlebih dahulu merasakan bagaimana dicintai olehNya? Saya lahir dan dibabtis dalam keluarga Katolik, dan masuk SD Katolik, SMP-SMU Katolik, saya tahu cerita Tuhan Yesus yang telah mati dan bangkit kembali, dan saya tahu sepuluh perintah Allah dan banyak aturan gereja. Tetapi ini semua hanya dikepala saja, tidak didalam hati. Saat saya bebas, saya hampir tidak pernah pergi ke gereja selama delapan tahun, dan tidak ada usaha dari saya untuk memenuhi sepuluh perintahNya. Suatu ketika Tuhan menyadarkan saya bagaimana dia mencintai saya, lewat sebuah kartu sederhana dari gereja. Isinya: “Surat dari Yesus… Aku menulis supaya kamu tahu bahwa Aku sangat mencintaimu...Kemarin aku melihatmu berjalan dan bercanda tawa dengan teman-temanmu dan Aku berharap mungkin kamu juga mau berjalan bersamaKu… Karena itu aku melukis matahari terbenam untukmu…” Dan Yesus menulis panjang lebar bagaimana Ia mencintai saya. Saat itu hati saya sangat tersentuh dan ai mata mulai mengalir. Lalu timbulah keinginan untuk kegereja, dan perlahan-lahan saya semakin sadar bahwa kehidupan saya penuh dengan dosa, dan saya mulai mau berubah. Tetapi didalam hati saya merasakan, bahwa Tuhan mencintai saya sewaktu saya masih penuh dosa, dan cintanya tidak pernah berubah. Hukum terutama yang Yesus ajarkan diatas berdasar pada kasih dalam menjalin relasi dengan Tuhan dan sesama. Di dalam Sepuluh perintahNya, perintah pertama sampai ketiga adalah untuk relasi dengan Tuhan, dan yang keempat sampai kesepuluh berhubungan dengan relasi pada sesama. Semua aturan ini penting, tetapi tidaklah cukup, misalnya hanya dengan memberikan korban bakaran. Kita semua dipanggil untuk menjalin relasi dengan Tuhan dan sesama yang berdasar dalam kasih. Kita dipanggil untuk mencintai seperti Yesus yang dengan sabar mau mati untuk menebus dosa-dosa kita dikayu salib. Mari teman-teman, berlombalah untuk menjalin relasi kasih dengan Tuhan dan sesama! Fr. David Lemewu, MGL
8
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
7 Juni 2013 : Aku TanpaMU Butiran Debu HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS Yeh. 34:11-16; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Rm. 5:5b-11; Luk. 15:3-7 Lukas 15:7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” Aku terjatuh dan tak tahu arah jalan pulang, aku tanpaMu.. butiran debu. Mungkin kalau kisah domba yang hilang ini disinetronkan, lagu ini akan jadi sound tracknya dan bukan lagu Hilang Permataku karena sudah terlalu jadul. Cerita The Lord of the ring, Breaking dawn, disajikan dalam trilogy. Lukas 15 juga menyajikan “Kisah kehilangan” dalam trilogy : domba yang hilang, dirham yang hilang dan ditutup dengan anak yang hilang. Tentunya ada pesan yang ingin secara lebih mendalam disampaikan Tuhan dalam kisah ini makanya kisah ini disampaikan tiga kali, tiga versi. Kalau diketik pesan itu pasti sudah dituliskan Bold Italic Underline, plus di besarin hurufnya dan diwarnai merah. Sebagai milik Tuhan, saya tahu saya tidak dapat hidup tanpaNya. Namun apakah saya sudah sungguh mencintai dan mengikutiNya? Belum. Saya terkadang menghilang karena tawaran dunia, mimpi-mimpi saya lebih menarik daripada tetap mengikutinya, menjadi milikNya, menjadi anakNya. Saya menghilang karena dosa, karena ego-kesombongan saya, ataupun karena rasa tidak pantas diri saya. DOSA membawa kita hilang dariNya. Apa yang ingin Tuhan sampaikan kepada kita adalah bahwa kita adalah milikNya yang BERHARGA. Domba, dirham, anak yang hilang adalah sesuatu yang berharga bagi Sang Pemilik. Sang Pemilik rela meninggalkan yang 99 ekor untuk mencari 1 yang hilang. Tuhan rela mengorbankan Putra Tunggalnya (Putra MahkotaNya) untuk menebus kita, membawa kita kembali ke dalam dekapan kerahiman kasihNya. Kalau berlian yang berharga hilang, itu pantas di cari. Kalau barang yang kotor dan sudah agak jelek hilang, apakah pantas di cari? Namun itulah keagungan CINTA Tuhan, Ia mencintai kita apa adanya, bahkan ketika kita berdosa. Cinta yang melampaui pemikiran manusia dan mendobrak semua batasan. Apapun keadaan kita hari ini, seberapapun kita sudah tersesat dan hilang hari ini, kita perlu ingat bahwa kita berharga di mata Tuhan, dan Ia mencintai kita apa adanya. Ketika kita tidak dapat menemukan jalan pulang, tidak dapat menemukanNya, kita cukup berseru kepadaNya dan Tuhan pasti sanggup menemukan dan membawa kita pulang. Aku mencintainya.. namun aku telah bersalah padanya. Lama aku tak berani memandangnya. Setiap bertemu dengannya kualihkan pandanganku, kutundukan kepalaku, tak sebersitpun keberanianku memandang matanya. Aku tidak sanggup menemukan kekecewaan di matanya, ataupun tatapan mengadiliku karena aku memang bersalah. Namun aku rindu memandang wajahnya. Suatu hari dengan seluruh keberanianku kucoba memandangnya…. Dan hanya satu pesan yang kulihat di matanya… ENGKAU BERHARGA DI HATIKU DAN AKU MENCINTAIMU APA ADANYA. Yustina
Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 9
8 Juni 2013 : Uang Besar Peringatan Wajib Hati Tersuci SP Maria Tob. 12: 1,5-15,20; MT Tob. 13:2,6,7,8; Mrk. 12:38-44 Mrk 12:44 Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” Pernah nggak waktu kolekte diedarin waktu misa nggak nyumbang? Bisa jadi 2 alasannya, yang pertama memang nggak bawa uang, yang kedua bawa uang tapi uang “besar”. “Aduh, lupa nuker uang kecil nih, adanya uang “besar” aja.” Seringkali kita jadi orang yang sangat perhitungan, tanpa sadar kita sudah memberikan klasifikasi terhadap jumlah uang kecil dan besar ketika kita ingin mempersembahkan apa yang kita punya untuk Tuhan. Ketika kita ingin membeli makanan junk food terkenal yang sebenararnya kurang menyehatkan badan, kita dengan gampangnya mgeluarkan uang tanpa melihat besar atau kecilnya harga. Atau ketika ada diskon di pusat perbelanjaan yang mempromokan potongan harga lebih dari 50%, kita dengan kalapnya berbelanja tanpa sadar bahwa barang – barang yang didiskon tadi sudah bukan barang murah lagi, karena kita bisa memborong lebih dari satu barang saking kalapnya. “Ah, mumpung diskon, beli yang banyak, kapan lagi?” Memang secara harafiah, ketika kita memberikan uang yang kita miliki dalam kolekte maupun persembahan kasih, kita jelas tidak mendapat untung apa – apa, dapat piring cantik pun nggak. Tapi justru reward aslinya jauh lebih menguntungkan daripada diskon banting harga sekalipun. Kita sudah membantu banyak pihak yang membutuhkan, entah gereja kita sendiri ataupun sesama kita yang membutuhkan. Bukankah kita jadi akhirnya punya tambahan cicilan amal baik? Eits, tapi bukan seberapa banyak kita harus menyumbang ya yang harus ditonjolkan, tapi seberapa ikhlas dan rela kah hati kita untuk membagi berkat dengan orang lain yang membutuhkan. Janda dalam Injil Markus ini bahkan mengajarkan kita untuk memberi dari kekurangannya. Sedangkan kita, bukankah punya sedikit kelebihan yang bisa dibagi? Maka bagilah, senyumlah dengan ikhlas, dan berdoalah bahwa apa yang Anda bagi boleh bermanfaat untuk orang lain, MAIA
10
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
9 Juni 2013 : Terkagum- Kagum 1Raj. 17:17-24; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b; Gal. 1:11-19; Luk. 7:11-17 Luk 7:16 “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya“ Bayangkanlah kalau Anda berada di gerbang Kota Nain. Entah Anda adalah kerabat sijanda yang berkabung atau sekedar lewat saja di situ, pasti Anda pun dibuat terkagumkagum, heran, gembira, dan mungkin ikut berteriak-teriak“Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya“ (Luk 7:16). Orangorang di Nain itu bisa melihat sosok Allah yang mengunjungi umat-Nya dalam diri Yesus, dan saya berani bertaruh mukjizat ini pasti jadi gossip hangat di pasar, di dapur, di jalan, di Sinagoga dan di tempat umum lainnya. Logikanya sederhana, hanya Allah yang empunya kehidupan, nah kalau ada seorang manusia yang kebetulan bernama Yesus yang bisa membangkitkan orang mati, maka dia ini pasti bukan hanya manusia yang luar biasa, tetapi dia adalah Allah dalam rupa manusia atau Putera Allah. Kita tidak mengalami langsung hingar bingar berita pemuda Nain yang dibangkitkan Yesus, tetapi kita percaya bahwa Allah memang datang mengunjungi umat-Nya. Kisah ini mungkin sudah usang, sudah tua, sudah kuno, tetapi pesan yang ada dibalik kisah ini selalu baru, bahwa Allah itu selalu memperhatikan umat-Nya dan tinggal di antara kita, memahami penderitaan kita dan bahkan rela menderita sengsara bersama kita dengan mati di salib dan kemudian bangkit lagi. Sebagai pengikut Kristus kita diajak untuk mengalami „kekaguman“ orang-orang di Nain. Kita diajak untuk „terkagum-kagum“ akan kejutan-kejutan yang dibuat Allah dalam hidup kita setiap hari. Kita diajak untuk menjadi lebih sensitive dengan karya Allah dalam setiap jengkal hidup kita, baik di waktu kita senang dan lebih lagi di waktu kita susah dan tidak ada gairah hidup lagi. Kita di ajak untuk terlebih dahulu mengalami Allah yang tinggal di antara kita, baru kemudian kita berani dengan lantang mewartakan (baca: berteriak-teriak) “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya“ (Luk 7:16). Rm. Wenz, MGL
“Roh Tuhan berembus dalam lembaran-lembaran ini. Kalimat-kalimatnya dibiarkan tidak selesai, sehingga Anda bisa melengkapinya sesuai dengan perilaku Anda sendiri. Jika anda menghayati katakata bijak ini dalam kehidupan Anda, maka Anda akan menjadi pengikut Kristus yang sejati.” -St. Josemaria EscrivaVol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 11
10 Juni 2013 : God’s Promise 2Kor. 1: 1-7; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9;Mat. 5:1-12 Matius 5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Setiap dari kita pasti pernah diberi janji oleh seseorang, bukan? baik oleh sahabat kita, orang tua kita, atau pasangan kita. Nahhh.. apakah setiap janji yang diberikan kepada kita selalu ditepati? Hmmmm... tidak selalu bukan? Karena janji yang diberikan oleh manusia, memiliki banyak keterbatasan dan kelalaian. Hal ini yang membedakan dengan janji yang diberikan oleh Allah Bapa kepada kita, karena Dia selalu mengingat dan menepati janjiNya. Mau bukti? Yuuk kita baca dari perjanjian lama hingga perjanjian baru. Tidak ada janji yang tidak Alah Bapa kita tidak tepati. Indah , bukan? :) Bacaan injil hari ini menuliskan mengenai Sabda - Sabda Bahagia Tuhan untuk kita. Ada satu ayat yang saya pilih sebagai ayat tema renungan hari ini yaitu “..Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur..”. Wahh.. Janji Tuhan sungguh menenangkan yahh.. Bulan Mei lalu kita telah memperingati Hari Raya Pentekosta, sebuah hari raya untuk memperingati turunnya Roh Kudus, turunnya Roh Penghibur kepada para RasulNya.. Seperti itulah penepatan Janji - Janji Tuhan yang menjajikan penghiburan, yaitu Dia mengutus Roh Kudus, bagian dari DiriNya sendiri untuk menghibur dan menguatkan kita. Sungguh indah Kasih Tuhan.. Oleh karena itu mari kita selalu mengucap syukur dan berdoa agar kita selalu mengandalkan Tuhan dalam hidup kita. Amin :) Nana Ferdinandez
“Bersabarlah dengan segala hal, tapi terutama bersabarlah terhadap dirimu. Jangan hilangkan keberanian dalam mempertimbangkan ketidak-sempurnaanmu, tapi mulailah untuk memperbaikinya – mulailah setiap hari dengan tugas yang baru” – St. Fransiskus dari Sales12
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
11 Juni 2013 : Pergilah dan Beritakanlah Peringatan Wajib St. Barnabas Kis. 11:21b-26; 13:1-3; Mzm. 98:2-3ab,3c-4,5-6;Mat. 10:7-13 MATIUS 10:7-8 “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” Dalam renungan hari ini kita diingatkan kembali untuk pergi dan memberitakan firman Tuhan. Sebagai orang beriman kita semua sebagai rasul atau missioner, maka marilah kita hayati dengan melaksanakan perintah Yesus dalam Warta Gembira hari ini, yaitu “Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati, tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan”. Kiranya dari empat perintah ini yang kena pada kita semua adalah ‘usirlah setan-setan’. Maka marilah kita bekerjasama dalam mengusir setan, yang menggejala dalam kehidupan bersama kita berupa rayuan atau godaan kenikmatan-kenikmatan duniawi, misalnya harta benda/uang, seks, pangkat/kedudukan/jabatan dst.. Yang muncul dipermukaan pada umumnya adalah uang, karena dengan uang orang dapat berbuat apapun sesuai dengan keinginan atau nafsu pribadinya. Keberanian untuk mengusir godaan setan dalam bentuk uang ini mengandaikan kita sendiri tidak ada masalah dalam hal keuangan, tidak berarti kaya akan uang, melainkan tidak memiliki kelekatan tak teratur terhadap uang. Mengusir setan dalam bentuk uang pada masa kini antara lain berarti memberantas aneka macam bentuk korupsi. Yesus berpesan dalam rangka melaksanakan tugas pengutusan ini hendaknya kita dalam kesederhanaan, “Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya”. Dengan kata lain dalam melaksanakan tugas pengutusan kita mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi. Marilah kita berdoa: Bapa terimakasih kalau Engkau selalu membutuhkan kami untuk menjadi perpanjangan tanganMu diamanapun kami berada. Berkati setiap pelayanan kami agar kami dapat pergi dan memberitakan kasih serta kebenaran FirmanMu. Amin Yudi
“Jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan dan mimpimu. Jangan berpikir tentang frustrasimnu, tapi tentang potensi yang belum terpenuhi. Perhatikan dirimu bukan dengan apa yang telah kamu coba dan gagal, tapi dengan apa yang masih mungkin bagimu untuk melakukan sesuatu” - Paus Yohanes XXIII Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 13
12 Juni 2013 : Don’t break The God Rules Laurensius Maria Salvi ; Fransiskus Kesy, Yohanes dr Sahagun, Hilarius Januszewski, Aleydis, Yolenta, Florida 2Kor. 3: 4-11; Mzm. 99:5,6,7,8,9; Mat. 5:17-19 Mat 5:19 tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Di hari besar keagamaan, biasanya sering kita jumpai beberapa kegiatan sosial yang di adakan untuk masyarakat sekitar. Salah satu yang terkenal dan banyak dilakukan adalah pembagian sembako. Nach kalau sudah ada pengumuman akan ada pembagian sembako, banyak orang so pasti datang berbondong-bondong menyerbu tempat tersebut. Panitia biasanya sudah menyiapkan kupon, dan dibagikan ke beberapa orang yang memang layak mendapatkan sembako itu. But, pada hari H-nya, banyak cara yang dilakukan orang agar mereka bisa secara cepat mendapatkan sembako itu. Mulai dari membawa bayi/anak kecil agar terlihat kasihan, ataupun dengan saling dorong mendorong barisan di depannya. Padahal, panitia dan personel keamanan sudah disiapkan untuk mengamankan lokasi acara tersebut. Orang yang datang seakan cuek dengan himbauan dari panitia mengenai prosedur pembagian sembako. Pada akhirnya, terkadang kita menjumpai ada orang yang tewas terinjak-injak, ibu yang terluka atau pingsan di tempat kejadian. Kalau sudah begini kejadiannya, biasanya panitia menjadi biang pelampiasan kekesalan warga yang sudah ikut antre sembako tersebut. Tidak ada kesadaran dan introspeksi dari warga apakah mereka juga merasa bersalah akan kejadian ini. Sebagai murid Yesus, kita terkadang juga seperti warga di atas yang menghiraukan arahan dari panitia pembagian sembako. Kita juga seringkali mengindahkan panggilan dan arahan dari Yesus sendiri bagi hidup kita. Kita rajin ke Gereja, rajin berdoa, dan aktif di pelayanan, tetapi kehidupan sehari-hari kita tidak mencerminkan sebagai murid-murid Yesus. Kita bahkan cuek dan tidak taat akan perintah-Nya. Berprasangka buruk, ngomongin orang lain, malas untuk beramal atau memberikan persembahan, dll. Di saat seperti itu, malahan kita menuntut untuk diperhatikan dan mendapatkan pujian terus-menerus dari orang di sekitar kita. Yesus mengatakan, “bahwa barangsiapa melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hokum Taurat, maka ia akan menduduki tempat yang tinggi dalam kerajaan surga. Jadi, selalu taat dan setia pada perintah-perintahNya !! Jangan sampai nanti kita tidak mendapat tempat yang layak di sisi-Nya !! Ikuti dan amalkan dalam tindakan, setiap perintah-perintah dari Nya ! Don’t break the God Rules !! KRIS
14
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
13 Juni 2013 : Kerajaan Allah adalah Kerajaan Damai dan Cinta Tuhan Peringatan Wajib St. Antonius dr Padua 2Kor. 3:15 - 4:1,3-6; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Mat. 5:20-26 Matius 5:20 “Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Marta (bukan nama asli), seorang anggota PD selalu merasa terganggu setiap kali ia menghadiri Persekutuan Doa. Suatu waktu aku bertanya, apa sebenarnya yang terjadi dengan dia. Dia langsung berceritera bahwa dia terganggu karena kehadiran Vincent (bukan nama asli) di Persekutuan itu. Mereka mempunyai suatu persoalan yang berlum di selesaikan bersama. Suatu saat, ketika kami sedang berdoa, semua orang terkejut karena Marta menangis tersedu-sedu. Aku mencoba mendekati Marta dan mengajak dia untuk datang ke Paroki. Dia lalu pergi mendekati Romo Paroki dengan harapan agar Romo bisa melarang Vincent untuk datang ke PD itu. Setelah Marta mensharingkan pengalamannya, Romo Paroki berkata, “Terima kasih banyak atas sharingnya, anda telah dengan terbuka membagikannya kepada aku. Namun aku ingin bertanya kalau anda tidak berkeberatan. Apa harapan Marta datang ke PD ini? Pertanyaan ini membuat Marta dia dan merenung sebentar. Injil hari ini mengisahkan tentang kelayakan masuk Kerajaan Allah dan bagaimana menjadi seorang anggota Kerajaan Allah. “Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Di sini Yesus mengeritik para Ahli Taurat dan Orang Farisi karena kelakuan mereka. Mereka selalu mengeritik dan tidak menginginkan agar orang yang tidak laway datang dan melakukan kewajiban agamanya. Yesus ingin mengatakan bahwa, Kerajaa Allah adalah Kerajaan Damai dan Cinta Tuhan. Ini adalah Kerajaan di mana semua orang layak jikalau dia membuka hatinya kepada Tuhan dan menerima siapa saja, baik sahabat dan musuh-musuh. Marta Sadar bahwa dia datang ke PD ini bukan hanya untuk bertemu dengan Tuhan. Namun demikian, PD ini adalah tempat dan saat di mana Tuhan dapat mempertemukan mereka berdua sebagai sahabat sejati. Doa: Tuhan Yesus, Engkau adalah Cinta dan Damai, arahkanlah hati dan pikiran kami menuju jalanMU. Jamalah hati kami agar selalu sadar akan keharisan Mu di antara kami. Amin. Rm. Joseph, MGL
Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 15
14 Juni 2013 : Kepekaan Suara Hati Elisa, Gerardus 2Kor 4:7-15; Mzm. 116:10-11,15-16,17-18; Mat. 5:27-32 Mat 5:29.30 “ … karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka” Apakah anda sudah membuka renungan sabda hari ini dengan sebuah doa? Ingatkah anda apa yang terlintas dalam pikiran anda saat berdoa tadi? Mungkin secara tidak sadar kita sering memikirkan beberapa hal pada saat yang sama bahkan pada saat kita berdoa. Barangkali kita merasa adalah normal sedikit melantur, tetapi membiarkan diri terbiasa dengan pikiran terpecah-pecah mengundang bahaya bagi jiwa kita. Suara hati yang menjadi pengingat, penegur dan pelindung jiwa perlu disiagakan. Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menawarkan norma dasar bagi suara hati kita. Ketika melakukan suatu pekerjaan, panca indera kita bekerja sama dengan pikiran dan kehendak kita. Mata, tangan atau organ tubuh yang lain dapat menjadi alat untuk berbuat dosa. Dalam bahasa paradoksal dan radikal “ … karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka” (Mat 5:29.30) Tuhan mengajarkan kita untuk menolak, menjauhkan diri, mematahkan ikatan dosa dengan berani. Perintah yang sama diucapkan dua kali dalam perikop yang sama untuk menegaskan pentingnya memenangkan kuasa kegelapan dengan hati yang teguh. Keinginan hati yang tidak teratur yang sering membuat manusia jatuh dalam dosa. Membiarkan diri berdiam dalam pikiran, keinginan atau hasrat yang salah hingga tidak bisa mengalihkan pandangan mata dari apa yang didambakan mengantar tangan melakukan dosa tanpa sadar. Kita perlu melatih diri peka mendengarkan suara hati. Kemudian dengan iman dan keberanian mengusir dan mematahkan pikiran-pikiran jahat secepatnya agar tidak menguasai hati kita. Demikian dosa perzinahan yang melanggar kesetiaan pada ikrar sakramen perkawinan, menghancurkan kesatuan dalam keluarga, merampas kebahagiaan anak-anak bersama orangtua mereka dan menganggu ketenangan masyarakat tidak dapat dihindari atau diselesaikan dengan perceraian, tetapi dengan pemurnian dua hati yang telah disatukan Tuhan dalam sakramen perkawinan. Dengan menjadikan kita anak-anak pilihan-Nya melalui sakramen permandian Allah yang menghendaki kebahagiaan dan keselamatan kita telah dan terus menuliskan ajaran kekudusan-Nya di dalam hati kita. Bersyukur atas kasih-Nya, mari kita mohon karunia iman dan rahmat keterbukaan hati untuk menerima dan mentaati perintah-Nya dengan rendah hati. Sr. Maria Benedicta, OSB
16
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
15 Juni 2013 : Katakan Ya jika Ya, Tidak jika Tidak Fidelis dr Sigmaringen, SP Maria della Strada 2Kor. 5: 14-21; Mzm. 103:1-2,3-4,8-9,11-12; Mat. 5:33-37 Matius 5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. Mengatakan Ya juga bisa berarti suatu komitmen, terkadang kita sulit untuk mengambil suatu komitmen. Kita takut untuk membuat komitmen, takut menghadapi risiko yang mungkin belum jelas atau yang jelas-jelas tidak enak. Semuanya ini membuat kita menjadi sulit untuk sungguh-sungguh berkata “ya” atau “tidak” Karena sulit, terkadang kita membutuhkan semacam jaminan, yaitu sesuatu yang lebih tinggi dari kita seperti “Sumpah, demi Tuhan…” Mungkin, betapa sering kata ini kita ucapkan dalam kehidupan kita seharihari atau sering kita dengar dari teman-teman kita. Kata-kata Demi Tuhan yang digunakan seperti ingin menegaskan bahwa apa yang kita katakan atau perbuat itu adalah benar adanya. Sebenarnya kalau direnungkan kita tidak perlu menambahkan kata-kata Demi Tuhan. Karena dengan menambahkan katakata itu, kita membuat seolah-olah apa yang kita katakan tanpa didahului kata-kata tersebut (Demi Tuhan) adalah kebohongan. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. Kita diminta untuk selalu mengatakan hal yang sebenarnya atau mengatakan kejujuran. Tetapi apakah kalau kita berbohong demi kebaikan itu diperbolehkan? Terkadang kita takut menyakiti perasaan orang lain sehingga memaksakan kita untuk berbohong. Kita takut untuk mengatakan iya atau tidak, banyak pertimbangan dalam memutuskan suatu hal. Marilah kita memohon kepada Tuhan agar kita diberikan keberanian untuk mengatakan kebenaran dan selalu belajar untuk mengatakan hal yang benar. Amin. -Santo-
“Kita takut untuk berbagi penderitaan kita. Namun kita bisa mengingat bahwa Yesus tidak takut untuk berbagi penderitaan-Nya dengan kita. Ia masih berbagi penderitaan-Nya. Itulah arti dari salib” – Romo Benedict Groeschel-
Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 17
16 Juni 2013 : Ekpresi Hati Hari Minggu Biasa XI 2Sam. 12:7-10,13; Mzm. 32:1-2,5,7,11Gal. 2:16,19-21; Luk. 7:36-8:3 Lukas 7:38, “Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.” Di dalam dunia media cetak atapun elektronik banyak sekali ditampilkan ekspresi talenta atau bakat seseorang seperti menyanyi, memasak, olah raga dan lain sebagainya. Ekspresi atau penampilan memang menjadi harga jual yang sangat tinggi kalau bisa menarik para penonton, pendengar ataupun pembaca berita di koran dan majalah. Kita memang tidak tahu dan tidak boleh menghakimi penampilan para artis di layar kaca apakah mereka benar-benar menunjukkan ekspresi mereka dari dalam hati atau hanya di wajah atau tampang saja. Kita tidak tahu, hanya mereka sendiri dan Tuhan yang tahu isi hati mereka. Lepas dari ekpresi di layar kaca ataupun media lainnya, sosok seorang wanita pelacur dalam injil hari ini patut kita tiru. Dia bukanlah artis yang terkenal karena suaranya atau aktingnya yang bagus, tetapi perempuan ini “terkenal” karena dia seorang pelacur. Menjadi “terkenal” karena orang melihat “di luarnya” saja. Padahal dari dalam hatinya sang perempuan ini ingin keluar dari belenggu dosa yang dilakukannya di masa yang lalu. Nah ketika dia melihat Yesus, hatinya tergerak karena dia tahu hanya Yesuslah yang mengerti isi hatinya dan tidak melihat masa lalu, perbuatan buruk apa yang pernah dilakukannya dan lain sebagainya. Sang perempuan ini tahu kalau yang ada dalam diri Yesus hanyalah kasih dan pengampunan. Maka dari itu, diambillah kesempatan ini untuk mendekati Yesus dengan ekspresi mendalam yang keluar dari dalam hatinya. Dengan tangisannya, membasuh kaki Yesus dengan air matanya, menyekanya dengan rambutnya bahkan mencium kakinya dan meminyakinya dengan minyak wangi yang amat mahal, perempuan ini menunjukkan rasa pertobatannya sekaligus ungkapan terimakasihnya. Sungguh luar biasa! Dalam mengungkapkan isi hati, kita tidak usah ragu seperti perempuan di dalam Injil hari ini. Entah itu dalam doa puji-pujian mengangkat tangan, entah itu berjam-jam berdoa di dalam ruang adorasi, entah itu Rosario tak putusputusnya, bisa menjadi ekspresi hati yang hanya Tuhan sajalah yang bisa menilai. Bagaimanakah ekspresi kita terhadap kebaikan Tuhan? Hanya Anda yang bisa menjawabnya. Rm. Vincent, MGL
18
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
17 Juni 2013 : Cinta yang menjadi Perekat Konflik 2 Kor 6 : 1-10 ; Mzm 98 : 1,2-3ab, 3cd-4; Mat 5:38-42 2 Kor 6 : 4 : Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu : dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran. Sudah terlalu sering kita mendengarkan firman pada bacaan harian di hari ini, Matius , “ Kamu telah mendengar firman, mata ganti mata, gigi ganti gigi. Tetapi aku berkata kepadamu: janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu,berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan inti dari Injil Matius 5 : 38 – 42 adalah semua karena cinta, jika ada yang mengingini baju mu, berikan pula jubahmu, jika ada yang mengingini berjalan satu mil, berjalanlah dengannya sebanyak dua mil. Begitu sarat dengan pesan cinta, tapi, apakah kita bias melaksanakan pesan cinta yang begitu “ideal” ? Mana ada di jaman sekarang, jika ditampar orang, di pipi kanan, malah bilang : nih, ekalian, tamparlah pipi kiri ku juga. Mungkin orang yang akan menampar malahan mengurungkan niatnya untuk menampar lagi karena menduga: apakah orang ini kurang waras? Di tampar koq malah dikasih kedua pipinya.. Tapi makna firman Tuhan di hari ini, lebih dari sekedar itu. Dan menampar, tidak selalu diartikan sebagai tamparan secara fisik. Tamparan juga bisa dilakukan dengan kata-kata yang menyakitkan. Kata-kata yang tanpa cinta dan menyakitkan akan menampar hati kita. Apakah bisa pada saat kita tertampar dengan kata-kata, kita bisa memberikan “pipi “ yang lain dalam artian, memaafkan? Seringkali orang bilang, ditampar di pipi, mungkin bekas dan sakitnya bisa hilang, tapi kata-kata yang menampar hati, seringkali tidak bisa hilang dan menjadi dendam. Dalam sebuah pelayanan , di dalam keluarga, di dalam komunitas, di dalam lingkungan kerja, seringkali terjadi tamparan-tamparan kata-kata yang bisa menjadi batu sandungan dalam pelayanan. Seperti dikatakan dalam 2 Kor 6 : 3 : Dalam hal apapun, kami tidak member sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai di cela. Saya jadi ingat kejadian, pada saat saya kuliah. Saat itu, saya mengikuti merupakan anggota PMI Korps Sukarela. Pada saat ada suatu kegiatan PMI, terjadi konflik antara teman saya yang melibatkan saya. Dan setelah kegiatan berakhir, konflik tersebut masih ada. Seminggu kemudian, pada saat saya ada di posko PMI, tiba-tiba teman saya yang berkonflik datang, dan hanya kami berdua di posko tersebut sehingga timbul kekakuan. Tepat saat itu, HT berbunyi dari markas komando dan meminta anggota yang ada di posko segera meluncur ke mako dengan peralatan karena harus melakukan SAR di Merapi. Pada saat itu, sempat timbul dilema , kami yang berkonflik menjadi satu team dalam pelayanan kemanusiaan. Tetapi karena kami menempatkan, pelayanan di antara kami akhirnya, kami bisa melakukan SAR itu sebagai satu team. Konflik kami tidak menjadi sandungan tugas kemanusiaan. Apakah bisa, kita menempatkan cinta di dalam setiap saat di mana cinta itu nyaris hilang? Apakah bisa , kita menjadikan konflik sebagai bahan untuk lebih merekatkan dengan cinta? Semoga.. Alin
Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 19
18 Juni 2013 : Mengikuti JejakNYA 2Kor. 8: 1-9; Mzm. 146:2,5-6,7,8-9a; Mat. 5:43-48 2Kor 8:9 “Sekali pun kaya, Ia telah menjadikan diri-Nya miskin untuk menjadikan kamu kaya oleh kemiskinan-Nya” Pagi ini saya bersama beberapa brother mengikuti misa tahbisan diakon di Gereja St. Dominikus Melbourne. Seusai misa kami mengikuti resepsi singkat bersama dengan umat yang mengikuti misa tersebut. Semua orang bergembira dan bersukacita dalam kesempatan itu, terutama karena perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan untuk GerejaNya saat ini khususnya di Australia. Ini merupakan hadiah Paskah terindah sekaligus istimewa dari Tuhan Yesus bagi Gereja-Nya. Sekembalinya dari misa saya merenungkan sejarah perjalanan hidupku hingga berada di Melbourne saat ini. Di sana saya menemukan jejak cinta Tuhan Yesus yang senantiasa menginginkan yang terbaik untuk hidupku kini dan yang akan datang. Aku menatap salib yang bergantung di dinding kamarku, dan berbisik dalam hati, ‘Ia rela mati dan tergantung di kayu salib demi hidupku. Ia tidak malu memanggilku sebagai saudaraNya’ . Pengalaman di atas mau menunjukkan bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang kaya akan kasih dan pengampunan. Ia membuat saya dan anda menjadi kaya dalam hidup jasmani dan rohani. Hal tersebut sungguh nyata dalam hidupku saat ini. Saya tidak perlu merasa cemas atau takut akan apa yang hendak terjadi dalam hidupku, karena saya percaya bahwa cinta-Nya membuat saya kaya dalam segala hal. Saya memiliki banyak saudara dan saudari, kakak dan adik, bapak dan mama. Hal ini oleh karena Tuhan Yesus yang dengan rela menjadikan diri-Nya miskin untuk membuatku kaya dalam kemiskinannya. Mati di salib adalah hal yang paling hina bagi saya dan anda, karena di sana tidak ada sesuatu yang bisa dibanggakan. Tapi Tuhan Yesus tidak peduli dengan penghinaan tersebut, hanya demi membuat saya dan anda kaya dalam hidup kini dan kelak. Pertanyaannya sejauh mana kita mengikuti jejak dan cara hidup-Nya yang senantiasa menghendaki setiap orang untuk menjadi kaya dalam hidup jasmani dan rohani? Fr. Anis, MGL
20
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
19 Juni 2013 : Memberi Sukacita Membawa Berkat Romualdus 2Kor. 9: 6-11; Mzm. 112:1-2,3-4,9; Mat. 6:1-6,16-18 2 Kor 9:7 “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” Kita semua sudah tau yang namanya memberi pasti akan membawa berkat bagi orang lain. Bacaan hari ini mengingatkan kita semua mengenai memberi. Apa yang harus kita berikan hanya berupa materi? Apakah kita bisa memberi hanya berupa uang saja? Terus seberapa banyak yang harus kita berikan itu? Sudah jelas sekali takaran mengenai memberi yaitu seturut kerelaan hati dan tanpa paksaan. Dengan memberi yang ikhlas maka akan membawa suka cita bagi orang lain dan damai dihati. Yesus mengajak kita untuk memahami bahwa masalahnya bukanlah berapa jumlah persembahan yang kita mampu berikan, tetapi bagaimana sikap kita yang benar dan layak dalam memberi persembahan. Terserah mau memberi berapa banyak, juga terserah mau memberi kepada siapa. Dengan memberi berarti mengupayakan terwujudnya kasih dan sosial pada sesama dalam rangka menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah. Pemberian kita hendaknya bersumber pada kasih Kristus dan bukan terutama pada suatu jumlah persentase tertentu. Kalau kita mengakui bahwa segala harta milik, bahkan hidup kita, adalah pemberian Allah, maka sesungguhnya Allah akan menganugerahkan semua berkatNya kepada kita. Selamat memberi dengan sukacita yaa... Gbu Yudi
“Hanya percaya bahwa Allah itu ada, tidak akan saya sebut sebagai komitmen. Bahkan iblis pun percaya bahwa Allah itu ada! Percaya kepada Allah berarti kita harus mengubah cara hidup kita” – Mother Angelica Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 21
20 Juni 2013 : Doa Bapa Kami 2Kor11:1-11, Mzm111:1-2,3-4,7-8, Mat 6:7-15 Mat 6:9-13 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Doa Bapa Kami ini disebut juga Doa Tuhan karena inilah satu-satunya doa yang diajarkan langsung oleh Tuhan Yesus kepada para rasulNya. Doa ini merupakan salah satu warisan yang paling berharga, yang Tuhan Yesus berikan kepada kita. Melalui doa ini kita diajak olehNya untuk memanggil Allah sebagai Bapa, sebab kita telah diangkat menjadi anak-anak Allah melalui Sakramen Baptis. Doa ini dibagi mejadi dua bagian, yang pertama untuk memuliakan Tuhan (6:9-10) sedangkan bagian kedua untuk kebutuhan kita yang berdoa (6:11-13). Doa ini sebetulnya sangat indah dan mempunyai makna yang mendalam, hanya saja karena sudah hafal dan sering didoakan, makna dan keindahannya menjadi kabur. Betapapun indahnya suatu doa, yang terpenting adalah bagaimana kita menghayati dan mengimaninya, sehingga kata-kata yang diucapkan bukan hanya sekedar hafalan tetapi sungguh-sungguh yang keluar dari hati. St. Teresa dari Avila memberikan satu tips yang sangat berharga, “Arahkanlah matamu ke dalam batin dan lihatlah di dalam dirimu…. Engkau akan menemukan Tuhanmu” Maka sebelum kita mengucapkan doa apapun, kita sebaiknya mempersiapkan batin terlebih dahulu, supaya kita sadar kepada Siapa kita akan mengajukan doa kita, dan betapa Mahabesar dan MahaKasihnya Dia, sehingga kita dapat menempatkan diri kita dengan layak. Karena sudah sepantasnya kita menyadari betapa kecil, lemah, dan berdosa-nya kita, namun juga betapa besarnya kita dikasihi oleh Allah, di dalam Kristus Yesus. Semoga kutipan berikut dapat membantu kita menghayati doa Bapa Kami : Bapa Kami yang ada di surga Betapa bersyukurnya aku boleh menyebut Engkau, “Bapa” Dimuliakanlah nama-Mu, Datanglah kerajaan-Mu Biarlah nama-Mu dimuliakan di dalam hidupku Jadilah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam surga Aku mau taat dan menjadikan kehendakMu yang terutama Berilah kami rejeki pada hari ini Terutama rejeki rohani, yaitu Kristus Sang Roti Hidup Dan ampunilah kesalahan kami Kasihanilah aku, yang berdosa ini seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami Berilah aku kekuatan untuk mengampuni sesama Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan Sebab aku mengakui kelemahanku tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat Terutama terhadap kesombongan . Amin Betty-Jakarta
22
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
21 Juni 2013 : Imlek dan Uang Peringatan Wajib St. Aloisius Gonzaga 2Kor. 11:18,21b-30; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7; Mat. 6:19-23 Matius 6 : 19 : Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi- di bumi ngengat dan karat merusakannya dan pencuri membongkar serta mencurinya Tulisan ini saya ambil dari buku saya “God, Do You Speak English”. Isi nya mengena dengan injil hari ini. Sewaktu saya kecil, Imlek identik dengan angpao. Mungkin sama dengan anak-anak keturunan Cina lainnya. Biarpun hanya dapat angpao Rp 1.000, hati tetap senang. Saya ingat, ketika masih kelas 2 SD, saya dapat amplop cukup banyak. Dengan potongan rambut ala Adi Bing Slamet alias cukuran batok kelapa dan wajah lugu, saya memikat hati saudara-saudara dan tetangga-tetangga di rumah. Saat itu uang Rp 100 masih sangat berharga, masih berupa uang kertas berwarna merah. Uang Rp 1.000 berwarna biru dan Rp 500 berwarna hijau. Walau cuma bernilai Rp 100, saya paling suka uang berwarna merah! Layaknya anak kecil zaman dahulu, saya tidak tahu nilai uang. Saya sempat menangis karena hanya mendapat uang warna biru dan hijau, tidak ada warna merah. Karena saya hanya suka warna merah. Saya memilih warna, bukan nilai uangnya. Akhirnya kakak saya “berbaik hati” menukar uang biru dan hijau saya dengan warna merah! Dengan jumlah lembar yang sama! Saya senang sekali, walau saya kini tahu, saya sudah “dibohongi” habis-habisan. Saat itu, saya menilai lembaran uang dengan cara berbeda. Dari sudut pandang yang berbeda. Bodoh bagi sebagian orang. Dua minggu lagi, saya akan menjalani kehidupan baru saya sebagai sukarelawan di Tajikistan. Saya menukar segala kenyamanan saya di sini dengan “pengalaman” berbeda. Seorang teman lama di Bogor mengirim pesan lewat Facebook. Dia menulis, “Nggak ngerti dengan pilihan hidup lo, Jeff. Lo memilih untuk hidup miris di negeri orang, padahal di Bali hidup lo nggak kekurangan apa.” Teman lain juga mengirim pesan, “Biasanya orang kerja di luar negeri itu ke Amerika, Eropa, Australia atau setidaknya Singapura, deh. Dan dapat gaji lebih gede dari di Indonesia. Lo ngapain ke negeri yang masih konflik, digaji kecil banget lagi!” Mungkin sedari kecil saya memang sudah melihat “lembaran uang”’ dengan cara berbeda. Saya mementingkan warna dibandingkan nilai tukarnya. Jalan hidup yang akan saya hadapi di negeri baru ini, adalah “warna uang” baru, yang bagi saya lebih menarik dari nilai uang itu sendiri. Enam bulan lalu saya juga memilih bekerja sebagai konsultan di yayasan untuk remaja penyandang keterbatasan Yakkum Bali yang memiliki budget terbatas. Saya menolak tawaran bekerja di anak perusahaan asing di Bali, yang saat itu menawari gaji 2,5 kali lebih besar. Teman baik saya menilai saya tidak realistis dalam menata hidup. Tapi ketika saya tahu, ada puluhan anak penyandang keterbatasan yang berubah jalan hidupnya, saya merasa jauh lebih “kaya” dibanding membuat satu perusahaan internasional menjadi lebih kaya karena saya ada di sana. Kini, Kalau saya ditanya, apakah masih suka uang warna merah dibanding warna biru? Jawabannya, YA! Karena warna merah sudah berubah menjadi nilai tertinggi di negeri ini (Rp 100.000) mengalahkan si biru (50.000). :) Kuta, 2 Februari 2011. Jeff
Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 23
22 Juni 2013 : Khawatir Paulinus dr Nola, Yohanes Fisher, Thomas More, Yulia Billiart 2Kor. 12: 1-10; Mzm. 34:8-9,10-11,12-13; Mat. 6:24-34 Mat 6:34 “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari…..” Perikop hari ini sungguh sangat menegur kita untuk tidak kuatir akan masa depan kita. Dulu saya adalah orang yang suka berpikir besok gimana, besok apa yang akan saya makan, besok gimana di kantor ditambah bila ada masalah bisa bermalam – malam tidak bisa tidur karena rasa kuatir. Sewaktu bekerja di kantor yang dulu, saya selalu sakit perut bila pagi hari baru sampai dikantor saya sudah melihat mobil bos saya telah terparkir duluan di halaman kantor. Saya selalu cemas nanti apa yang terjadi dan bagaimana dengan pekerjaan nanti. Bahkan sepulang dari bekerja, apabila bos saya marah-marah karena masalahmasalah di kantor yang begitu banyak dan menyangkut ke departemen Accounting yang pada saat itu saya memegang komando yang mesti mempertanggung jawabkan smua pekerjaan staff di accounting. Itu bisa membuat saya tidak bisa tidur bagaimana besok dan pada saat itu saya masih kurang bisa menyerahkan semua masalah kepada Tuhan. Setiap hari saya lembur bekerja dan membawa seransel besar masalah-masalah di kantor ke rumah. Itu saya lakukan terus menerus beberapa tahun, isi ransel saya selalu penuh dengan masalah-masalah yang saya sendiri sulit meletakkan tas ransel tersebut, bahkan saya selalu berdoa kepada Tuhan mau menyerahkan tas ransel masalah saya ke dalam tangan Tuhan, namun saya mengambilnya kembali dari tangan Tuhan. Yang pada waktu itu saya merasa bisa mencari jalan keluar sendiri. Itulah keegoisan manusia yang sering merasa diri sendiri kuat tanpa pertolongan Tuhan dan masih kurang percaya akan pertolongan Tuhan itu nyata. Ketika saya curhat ke sahabat saya, dia mengatakan lepaskan tas ransel masalahmu itu dan kalau kamu sudah menaruhnya di tangan Tuhan jangan kamu ambil sendiri. Percaya walau pun jalannya muter-muter pasti tujuan itu kesitu juga, biarlah yang menjadi bagian Tuhan biar diurus sama Tuhan dan kamu kerjakan yang menjadi bagianmu saja. Akhirnya dalam titik “NOL” saya pasrah karena sudah tidak kuat lagi, dan saya resign dari pekerjaan saya. Saya memilih retret pribadi di Biara susteran Carmel di Surabaya, dalam keheningan disana saya merasakan Tuhan selalu bicara dengan saya dan yang selalu saya rasakan “Jangan Kuatir, sebab Aku BapaMu yang lebih besar dari masalahmu dan Aku tidak pernah membiarkan kamu sendiri….” Setelah dari retret, beban rasel dipundak saya terasa sangat ringan dan dengan pertumbuhan iman sedikit demi sedikit saya bisa menyerahkan sepenuhnya kedalam tangan Tuhan. Memang tidak mudah dan selalu sakit ditempa dengan masalahmasalah semakin bertubi-tubi. Namun selalu dengan berdoa minta pertambahan iman, membuat saya semakin kuat dan lebih berpasrah diri dan lebih enjoy tidak memikirkan besok gimana lagi. Karena dengan begitu kesehatan badan semakin terjaga dan terhindar dari stress berat yang membuat badan dahulu suka sakit-sakitan.. Semoga dengan teguran dari Yesus di hari ini kepada kita semua, membuat kita semua bertumbuh dalam iman dan kepercayaan sehingga kita tidak pernah kuatir akan masa depan kita…. Gbu (Rina)
24
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
23 Juni 2013 : Siapakah Aku ini ?? Za. 12:10-11; 13:1; Mzm. 63:2abcd,2e-4,5-6,8-9; Gal. 3:26-29; Luk. 9:18-24 Luk 9:20“Menurut kamu, siapakah Aku ini?“ Ketika Yesus bertanya“Menurut kamu, siapakah Aku ini?“ kepada Petrus, Dia tidak sedang main tebak-tebakkan, Ia ingin jawaban jujur dari murid-murid-Nya, jawaban yang berasal dari kedekatan relasi antara guru dan murid bahkan antara teman senasib dan seperjuangan. Jawaban yang Yesus nantikan bukan berkisar soal perawakan atau ciri-ciri lahiriah seperti kumis, jenggot, tinggi atau pendek, rambutnya keriting atau lurus, kulitnya putih atau hitam, badannya berbulu atau mulus, dst, dst. Singkatnya Yesus tidak ingin murid-murid-Nya mengenal dan mengikuti Dia hanya karena Yesus mirip dengan Yohanes Pembaptis atau Elia. Yesus ingin agar murid-murid-Nya tahu untuk apa Dia lahir ke dunia. Ia ingin murid-murid-Nya tahu apa misi-Nya di dunia. Jawaban Petrus memang tepat, Yesus adalah „Mesias dari Allah“ (Luk 9:20) tetapi itu saja tidak cukup, karena itulah Yesus melarang mereka menyebarkan identitas-Nya sebagai Mesias. Pemahaman Petrus dan kawan-kawannya tentang Mesias memang berbeda jauh dengan pemahaman Yesus tentang tugas-Nya sebagai Mesias. Mesias bukan pertama-tama datang sebagai pemimpin besar seperti Yohanes Pembaptis atau Elia. Mesias bukan sekedar pemimpin yang punya kharisma yang punya banyak pengikutnya. Mesias adalah pemimpin yang rela mengorbankan nyawa-Nya untuk menyelamatkan pengikut-pengikut-Nya.Yesus sendiri kemudian mengungkapkan pada ayat berikutnya bahwa Mesias yang sejati harus „menanggung banyak penederitaan dan ditolah oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga“ (Luk 9:22). Nah, apa gunanya untuk kita sekarang? Kalau orang lain bertanya, „permisi pak-masmbak-bli, Yesus itu siapa sih?“ Apa jawaban kita? Tentu kita akan meniru jawaban Petrus, tetapi dengan tafsiran yang baru. Jawaban yang harus kita berikan adalah, „Yesus adalah Mesias dari Allah“ dan Dia rela mati untuk saya dan kamu supaya kita mengenal bahwa hidup kita tidak berhenti di dunia, tetapi akan berlanjut dalam persatuan abadi dengan Bapa di Surga, untuk itulah Yesus lahir, hidup, mati dan bangkit. Rm. Wenz, MGL
“Kegelapan hanya dapat dihancurkan oleh terang, kebencian hanya bisa ditaklukkan oleh cinta” -Beato Yohanes Paulus II
Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 25
24 Juni 2013 : Rumput Tetangga Lebih Hijau HARI RAYA KELAHIRAN St. YOHANES PEMBAPTIS Yes. 49:1-6; Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15; Kis. 13:22-26; Luk. 1:57-66,80 Luk 1:66 “Dan semua orang yang mendengarkannya merenungkannya, dan berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti? “Sebab tangan Tuhan menyertai dia Banyak orang masa kini berpandangan bahwa “rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri.” Mereka melihat orang lain lebih sukses dan mulai berpikir: Wah, mereka beruntung. Kemudian mereka melihat kelingkungan sekitar dan berpikir:Seandainya aku memiliki pekerjaan yang lebih baik. Seandainya aku memiliki pasangan seperti itu. Seandainya aku bisa masuk diperguruan tinggi. Seandainya aku memiliki kesempatan ini itu dan sebagainya. Begitu mudahnya orang melihat apa yang ada disekitarnya dan berpikir orang lain memiliki sesuatu yang lebih baik darinya. Tetapi saya percaya perbandingan seperti ini tidak beralasan dan tidak membawa Anda keluar dari rangcangan terbaik Tuhan dalam diri anda. Saya percaya rumput itu akan hijau jika anda menyiraminya dengan air. Dengan kata lain kita memelihara hal-hal yang baik dalam hidup kita bertumbuh dan berkembang. Jika anda ingin hubungan baik dengan sesama, anda harus mencurahkan perhatian anda pada orang-orang disekitar anda. Jika ingin pekerjaan yang lebih baik, curahkanlah kemampuan anda memenuhi syarat untuk dipromosikan. Kita semua mempunyai kesempatan untuk berada ditempat yang lebih tinggi oleh karena itu jangan terfokus pada kehidupan orang lain karena itu akan membuat kita tidak fokus mengejar dan mempersiapkan diri akan apa yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Kisah dalam Injil Yohanes hari ini dimana Tuhan telah memilih dan mempersiapkan Yohanes dari awal mula sejak dalam kandungan untuk sebuah misi yang besar mempersiapkan jalan bagi Tuhan Yesus. Demikian pula setiap daripada kita telah dipersiapkan dari awal mula, Tuhan sudah mempersiapkan sebuah rancangan yang terbaik bagi kita, walaupun didalam perjalanan mengenapi rancangan Tuhan ada suka-duka, jatuh bangun. Terkadang ingin menyerah karena sudah tidak sanggup memikul salib yang semakin lama dirasa makin berat dan pertolongan ataupun doadoa tak kunjung mendapat jawaban. Saudara anda tidak mengalaminya sendiri hal seperti itu, kita sebagai pengikut Kristus kita semua mengalaminya, menyangkal diri, memikul salib. Disaat diberkati dengan melimpah-limpah ataupun disaat memikul salib yang berat Tuhan yang telah memilih kita dari semula, Dia sudah tahu liku-liku perjalanan hidup seperti apa yang akan kita lewati,itu semua untuk kebaikan kita. Dengan melihat rumput tetangga yang selalu terlihat hijau, akan membuat salib anda bertambah berat karena muncul perasaan negative, seperti iri, marah, tidak senang. Hal ini wajar diawalnya, tapi jika dibiarkan terus-menerus akan merugikan anda sendiri. Saat ini dari pada berfokus dengan apa yang tidak anda miliki, lebih baik melihat apa yang telah anda miliki dengan memelihara sebaik-baiknya apa yang telah Tuhan beri. Saya percaya bahwa Dia akan mencurahkan berkat terbaikNya jika saat ini kita tetap setia dengan berkat sekecil apapun yang telah kita pelihara dengan baik. Lulu
26
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
25 Juni 2013 : Mengalah Kej 13:2,5-18; Mzm 15:2-3ab, 3cd-4ab,5; Mat &:6,12-14. Mat 7:13 “Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” Sebuah survey membuktikan bahwa sejak dini, seseorang sudah mulai dilatih dan dididik untuk selalu menjadi pemenang. Memenangkan pertarungan; menjadi juara di kelas; menjadi juara di kontes nyanyi; kontes kecantikan; di semua bidang, mulai dari seni, olah raga, bahkan sudah masuk ke urusan masak-memasak. Semua cara mengajak orang untuk berlomba menjadi pemenang, banyaklah positifnya. Orang menjadi semangat, kreatif untuk belajar, menciptakan sesuatu cara yang baru, unik, membuat sesuatu yang biasa saja menjadi keliahatan menarik dan sebagainya. Orang pun dilatih untuk memiliki sikap sportif, menerima kekalahan bila tidak menang. Dan itu merupakan tontonan yang menarik bagi banyak orang. Dengan adanya TV maka yang menonton jadi jutaan orang. Dan kita tahu juga mungkin sampai saat ini belum ada kontes bagaimana memilih untuk mengalah. Tetapi dalam bacaan hari ini, Tuhan mengingatkan kita untuk memilih yang tersulit, bila perlu mengalah terhadap keinginan orang lain-dalam hal ini seperti kisah Abraham dan Lot. Dan dalam bacaan Injil, Tuhan Yesus sendiri mengingatkan agar memilih jalan yang jarang atau tidak menarik di mata umum. Tidak memilih jalan yang diikuti banyak orang, sebaliknya yang sukar dan sedikit diikuti orang. Di dalam dunia yang sekarang ini menjanjikan kemudahan dalam memperoleh segala sesuatu khususnya segala informasi, kita perlu berhati-hati . Semoga bacaan-bacaan Kitab Suci yang kita dengarkan atau kita baca, menuntun kita memilih yang tepat dan benar sehingga menyenangkan hati Tuhan dan membawa kebaikan bagi hidup sekarang dan kelak. narita
“Tidak ada tempat bagi keegoisan dan rasa takut! Jangan takut, ketika cinta menyebabkan tuntutan. Jangan takut ketika cinta mengharuskan pengorbanan” -Beato Yohanes Paulus II
Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 27
26 Juni 2013 : Jadilah Orang Yang Menghasilkan “Buah” yang manis Maria Magdalena Fontaine, Marguerite Rutan Kej. 15:1-12,17-18; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Mat. 7:15-20 Mat 7:20 Jadi dari buahnyalah, kamu akan mengenal mereka Fenomena Ustad Uje !!! Ustad gaul yang menjadi idola semua lapisan masyarakat. Semua pasti shock ketika mendengar bahwa beliau telah berpulang ke sisi sang pencipta. Kepergian yang begitu mendadak, semakin menegaskan bahwa takdir dan rencana Tuhan memang tidak pernah ada yang tahu. Kadang sebagai orang awam kita berpikir, “Kenapa Tuhan bisa memanggil begitu cepat seorang Ustad yang berkharisma dan menjadi panutan bagi banyak orang ?” Non-sense alias gak masuk akal kalau dipikir dengan logika kita. Sudah berbuat baik dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada umatnya, tetapi Tuhan berkehendak lain bagi hidup Ustad Uje. Misteri Ilahi, kata Ari Lasso dalam lagunya !! Ketika melihat ke belakang perjalanan hidup Ustad Uje, kita tidak akan menyangka bahwa ia akan menjadi Ustad ternama dan disegani di Indonesia. Uje pernah menjadi seorang model, bintang iklan, dan pemain sinetron. Dunia inilah yang membawa ia kepada pergaulan yang akrab dengan narkotika dan obat-obatan terlarang. Hingga suatu saat, ada kejadian yang membuat ia bertobat dan semakin menekuni kembali ajaran agamanya dan dunia dakwah islami. Dari perikop di atas, “dari buahnyalah, kamu akan mengenal mereka !!” Sosok Uje memang menghasilkan “buah-buah” dan karya yang mengagumkan. Orang tidak akan melihat proses kelam Uje di masa lalu. Orang hanya melihat apa yang terjadi sekarang, melihat apa yang telah ia hasilkan dan berikan selama ini melalui tindakan nyata. Bukan berarti untuk menghasilkan “buah-buah” yang terlihat nyata, kita harus mengikuti kehidupan duniawi yang kelam seperti Uje. Untuk menjadi seseorang yang berguna bagi orang lain, memang diperlukan sebuah proses yang lama dan kerja keras yang gigih. Sebagai pelayan-pelayan Tuhan, kita diajak untuk berproses bersama Yesus, untuk menghasilkan “buah-buah” yang berguna bagi orang di sekitar kita. Walaupun dalam proses itu, kita terkadang jatuh hingga titik terendah dan benar-benar melenceng dari arahan Tuhan, tetapi hal itu membuat kita berani bangkit dan belajar untuk berjalan bersama-Nya kembali, serta menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Kita akan dikenal sebagai pelayan-pelayan Tuhan yang sejati, bukan hanya dari perkataan yang berkoar-koar ataupun wajah yang cantik dan rupawan, melainkan dari setiap perkataan yang mendamaikan hati, dan dari setiap perbuatan yang mendatangkan berkat dan sukacita bagi orang lain. KRIS
28
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
27 Juni 2013 : Ora et Labora (Berdoa dan Bekerja) Sirillus dr Aleksandria Kej. 16:1-12,15-16; Mzm. 106:1-2,3-4a,4b-5; Mat. 7:21-29 Matius 7:24 “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” Suatu hari, ketika aku sedang mengajar di suatu SD di Darwin, seorang siswa bertanya, “Romo, aku mendengar suatu ajaran bahwa, Tuhan itu selalu menolong kita. Tuhan itu baik dan murah hati. Mengapa aku harus belajar dan bekerja begitu keras demi masa depan?” Sejenak aku merenungkan pertanyaan itu. Aku sadar bahwa pertanyaan ini penting sekali untuk direnungkan. Mengingat nasihat dari St. Benediktus kepada para pengikutnya, aku mulai menjelaskan pertanyaan itu di depan kelas. Aku berkata, “Sebagai seorang yang beragama, kita percaya bahwa Tuhan yang memanggil dan mengutus kita. Namun kitalah yang harus menjawab panggilan itu dengan iman yang teguh dalam doa dan berjuang untuk mengamalkannya. Maksudnya bahwa kita harus selalu berdoa dan berkerja. Yesus mengingatkan para rasul dan para pendengar SabdaNya di dalam Injil hari ini, “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” Ia ingin mengatakan bahwa kita mendengarkan PerkataanNya lewat doa kita dan melakukannya di dalam hidup setiap hari. Kita sekalian hari ini diingatkan oleh Penginjil akan pertanyaan yang dilontarkan siswa itu. Kita harus kembali merenungkannya dan bertanya kepada diri sendiri, “Apakah aku sungguh mendengarkan Perkataan Yesus dan melaksanakannya di dalam hidup ku? Doa: Yesus, Gembalaku, Engkau telah memanggil aku untuk mengikuti Engkau di jalan panggilan ini. Aku memohon tunutunlah aku dan bantulah aku agar selalu mengikuti perintah dan mengamalkan ajaranMu di dalam hidupku. Amin. Rm. Joseph, MGL
Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 29
28 Juni 2013 : Kesembuhan yang Utuh Peringatan Wajib St. Ireneus Kej. 17:1,9-10,15-22 atau 2Tim. 2:22b-26; Mzm. 128:1-2,3,4-5; Mat. 8:1-4 Mat 8:3 “ Aku mau, jadilah engkau tahir” Dapatkah anda membayangkan sukacita orang kusta yang memohon kesembuhan ketika mendengar jawaban Yesus dan seketika itu juga ditahirkan? Bukan hanya tubuhnya yang dijadikan murni tetapi martabatnyapun ‘diterima kembali’ berkat kesembuhan badani. Hidup lamanya sebagai orang kusta berganti dengan hidup baru sebagai anak Allah yang dipulihkan dan dibebaskan. Dengan memperlihatkan diri kepada imam ia akan diterima kembali di tengah keluarga dan masyarakat. Sungguh besar nilai martabat seorang anak Allah karena Mahabesar Allah yang telah menganugerahkannya. Sabda Yesus menjadi jaminan penuh bagi setiap kita yang membutuhkan kesembuhan terlebih bagi yang terlupakan dan tidak diperhitungkan martabatnya sebagai anak Allah. Dialah sumber kesembuhan dan keselamatan manusia. Penginjil Matius memberi seorang teladan bagi kita yang merindukan kesembuhan yang utuh dan penuh. Setiap kita membutuhkan rahmat penyembuhan pemulihan Allah bagi jiwa dan badan dari setiap dosa dan kesalahan kita. Saat jiwa kita berada dalam pengaruh kegelapan, hidup dalam kesesakan dan tidak ada damai dalam hati kita, kita diundang untuk berserah kepada Tuhan. Dengan rendah hati menyadari ketidaklayakan kita, mari kita berdoa“ Tuhan, jika Tuhan mau, Tuhan dapat mentahirkan aku” ( Mt 8:2). Sr. Maria Benedicta, OSB
“Cinta sejati itu menuntut. Aku akan gagal dalam misiku bila aku tidak memberitahu anda. Cinta menuntut sebuah komitmen pribadi terhadap kehendak Allah” -Beato Yohanes Paulus II
30
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013
29 Juni 2013 : Siapakah Aku ? HARI RAYA St. PETRUS dan St. PAULUS Kis. 12:1-11; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9;2Tim. 4:6-8,17-18; Mat. 16:13-19 Mat 16:15-16 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” Di Kaisarea Filipi Yesus bertanya kepada murid-muridNya, “kata orang siapakah Anak Manusia itu?” . Orang-orang tidak yakin bahwa Yesus adalah Mesias. Beberapa berpendapat bahwa Dia adalah Yohanes pembaptis, yang lain berpendapat bahwa Dia adalah Yeremia, Elia atau salah seorang nabi. Tetapi Simon Petrus yakin bahwa Yesus adalah Kristus. Dia mengakui, “Engkaulah Mesias Anak Allah yang hidup” (Matius 16:16). Yesus berkata kepada Petrus bahwa dia akan diberkati sebab dia membuat pengakuan itu. Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga” (Matius 16:17). Setiap orang yang membuat pengakuan yang sama seperti yang dilakukan oleh Petrus akan diberkati. Ketika kita mengakui Yesus adalah Tuhan maka Yesus mengatakan kita adalah orangorang yang berbahagia . kita akan dipakai Allah untuk menjadi pembuat sejarah , yang tadinya Simon bin Yunus, oleh Tuhan diganti menjadi Petrus (Petra = batu karang). Walau Simon sebelumnya telah menyangkal Yesus 3 kali, tapi Tuhan memakainya menjadi rasul yang luar biasa. Begitu juga dengan kita, segelap dan seburuk apapun masa lalu kita saat kita datang minta pertobatan dan mengakuinya sebagai Tuhan (Mesias). Tuhan sanggup membuat perubahan dan menjadikan kita alatNya yang ajaib untuk menyatakan Kerajaan Allah. Tidak sampai di situ saja, alam maut pun tidak akan menguasai kita , dan kita diberi kunci Kerajaan Sorga . Ada kuasa sorga yang memampukan kita untuk melakukan apa yang Yesus lakukan bahkan lebih daripada itu. Rencana Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa melibatkan pengakuan kepercayaan kita bahwa Yesus itu adalah Kristus dan Anak Allah yang hidup. Orang-orang hanya dapat mengetahui iman kita kepada Kristus hanya apabila kita mengakuinya.Pengakuan yang baik itu tidak hanya sekedar lewat kata kata saja tapi juga melalui Teladan perbuatan dan sikap kita sehari hari yang mencontoh pada Yesus sendiri. Marilah meneladani semangat pelayanan St. Petrus Dan St. Paulus , Dua Tokoh besar dalam sejarah gereja, yang pestanya Kita rayakan hari ini . Semoga . Amin Adhy Hane
Vol. 43/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 31
30 Juni 2013 : Tetap Fokus ke depan untuk Keselamatan Kita Santo Bertrandus, Santo Theobaldus, Santa Giacinta Marescotti 1Raj. 19:16b,19-21; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Gal 5:1,13-18; Luk. 9:51-62 Luk 9:62 Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” Dari bacaan hari ini, ada satu ayat yang sangat menyentil saya, yaitu dari Lukas 9 ayat 62, yang saya jadikan rhema pada renungan kali ini. Ayat ini untuk saya pribadi, cukup keras. Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah. Dari ayat tersebut, berarti kita diminta untuk benar – benar total. Sampai – sampai, hanya menoleh ke belakang saja menjadi tidak layak. Saat kita sudah memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus, maka yang menjadi fokus kita, hanya melihat ke depan saja. Jujur, sebagai manusia biasa, hal ini saya rasakan secara pribadi, sangat sulit. Dan juga, saya bertanya – tanya, memang kenapa ya, kok tidak boleh menoleh ke belakang? Saya membaca, bahwa menoleh ke belakang ini berarti kita cenderung mengikuti Tuhan dengan setengah – setengah. Setengah hati kita pada Tuhan, dan setengahnya lagi pada sesuatu yang kita cintai. Setelah bertanya, muncul jawaban di dalam hati saya, kurang lebih begini : Yesus tahu, kalau Dialah sumber keselamatan manusia, termasuk kita. Yesus tahu, kalau yang lain tidak bisa menyelamatkan kita. Maka itu, Yesus ingin kita selalu fokus kepada Dia, untuk keselamatan kita sendiri. Hal ini bukan berarti Yesus melarang kita untuk mencintai sesuatu, atau memiliki uang banyak. Kita tetap boleh memiliki itu semua, hanya saja hati kita TIDAK TERIKAT kepada yang lain itu. Dengan hati kita yang tetap tertambat pada Yesus, kita ibarat ranting yang tetap tergantung pada pohon. Ranting akan tetap hidup selama masih menempel di pohon. Jadi, mari bersama – sama belajar di dalam komunitas DOJ ini, untuk tetap bisa fokus memandang ke depan, dan belajar menyerahkan diri kita hanya kepadaNya. Daniel
Allah memberikan diri-Nya kepadamu; berikanlah dirimu kepada Allah – Blessed Robert Southwell-
32
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 43/2013