TUGAS KEGIATAN BELAJAR – 2 PENGELOLAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN (JF-PTP)
Oleh: UCI MARDIANI (Calon PTP – Universitas Andalas)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014
Tugas Kegiatan Belajar – 2 Pengelolaan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JF-PTP)
Deskripsi Tugas: 1.
Untuk menjadi pejabat fungsional PTP berdasarkan Permenpan Nomor PER/2/M.PAN/3/2009 tertanggal 10 Maret 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran dan Angka Kreditnya, ada 4 jalur. Coba jelaskan keempat jalur yang dimaksudkan.
2.
Apabila ANDA sudah diangkat sebagai pejabat fungsional PTP, strategi pengembangan karier yang bagaimana yang akan ANDA terapkan?
3.
Coba jelaskan apa faktor-faktor apa saja yang dapat menjadikan seorang pejabat fungsional PTP diberhentikan dari jabatannya?
4.
Menurut ANDA, apa saja manfaat yang akan diperoleh PNS yang berkiprah sebagai tenaga fungsional PTP?
5.
Katakanlah sekarang ANDA menjabat sebagai Peneliti Muda dengan pangkat Penata Tingkat-1, golongan ruang III/d, dengan 490 angka kredit. Setelah berjalan selama 2 tahun, karena produktivitas ANDA sangat tinggi, ANDA berhasil
mengumpulkan
angka
kredit
sebanyak
250
kredit
dengan
perbandingan 80% utama dan 20% penunjang. Berdasarkan produktivitas ANDA, bagaimana pengembangan karier ANDA, baik kenaikan jabatan dan pangkat? Coba jelaskan
Uci Mardiani (Calon PTP – Universitas Andalas)
1
Tugas Kegiatan Belajar – 2 Pengelolaan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JF-PTP)
Jawaban Tugas: 1.
4 Jalur untuk menjadi pejabat fungsional PTP berdasarkan Permenpan Nomor PER/2/M.PAN/3/2009 tertanggal 10 Maret 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran dan Angka Kreditnya: a. Jalur Inpassing (Penyesuaian) Jalur inpassing merupakan fasilitas peralihan ke JF-PTP bagi PNS yang berkiprah di berbagai lembaga pendidikan, pendidikan dan pelatihan (diklat), atau lembaga pelayanan pengembangan media pendidikan/ pembelajaran, mempunyai latar belakang pendidikan Sarjana (S-1) atau Diploma IV (di bidang ilmu pendidikan, ilmu komunikasi, ilmu seni, ilmu komputer, dan bidang keilmuan lain yang merupakan derivasinya) atau teknologi pendidikan/pembelajaran, dan minimal berpangkat Penata Muda dengan golongan ruang III/a. Fasilitas inpassing menurut ketentuan hanya berlaku sekali. b. Jalur Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Setelah jalur penyesuaian (inpassing) berakhir, jalur selanjutnya untuk dapat diangkat menjadi pejabat fungsional PTP adalah jalur Diklat. Seorang PNS harus terlebih dahulu mengikuti dan lulus kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat) JF-PTP yang ditentukan oleh Instansi Pembina JF-PTP yang dalam hal ini adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). c. Jalur Perpindahan dari Jabatan Lain Ketentuan yang harus dipenuhi oleh PNS yang telah menduduki jabatan lain dan berencana untuk beralih ke jabatan fungsional PTP antara lain: (a) telah mengikuti dan lulus Diklat PTP, (b) memiliki pengalaman di bidang pengembangan teknologi pembelajaran paling kurang 2 tahun, (c) berusia paling tinggi 50 tahun, dan (d) setiap unsur dalam DP3 paling rendah
Uci Mardiani (Calon PTP – Universitas Andalas)
2
Tugas Kegiatan Belajar – 2 Pengelolaan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JF-PTP)
bernilai baik dalam 1 tahun terakhir. Pangkat yang telah dicapai oleh PNS yang beralih jabatan adalah tetap sama seperti yang telah dicapai sebelumnya. Sedangkan jenjang jabatannya akan disesuaikan dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit (Kantor Menpan, 2009). d. Jalur Rekruitmen/Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Instansi Pembina JF-PTP dapat mengajukan formasi pengadaan CPNS untuk diangkat menjadi pejabat fungsional PTP. CPNS yang mengisi lowongan formasi jabatan fungsional PTP, haruslah mengikuti dan lulus Diklat JF-PTP selambat-lambatnya 2 tahun setelah diangkat sebagai tenaga fungsional PTP. Jika seandainya ada yang tidak lulus Diklat JF-PTP, maka mereka diberhentikan dari jabatan fungsional PTP, bukan dari PNS (Kantor Menpan, 2009).
2.
Strategi pengembangan karier melalui Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran, antara lain: 1) Cermat Memilih Kegiatan Unsur Utama (Tugas Pokok) Berangka Kredit Besar. Sesuai dengan Permenpan, pejabat fungsional PTP pada jenjang apapun haruslah merencanakan butir-butir tugas/kegiatan pokok yang akan dikerjakan yang secara akumulatif angka kreditnya minimal berjumlah 80% dari keseluruhan jumlah angka kredit yang akan diajukan untuk penilaian. Sedangkan pengumpulan angka kredit melalui pelaksanaan butir-butir tugas/kegiatan penunjang tentulah tidak terlalu sulit, terlebih yang dituntut hanya sebanyak-banyaknya 20% dari keseluruhan jumlah angka kredit yang akan diajukan untuk penilaian.
Uci Mardiani (Calon PTP – Universitas Andalas)
3
Tugas Kegiatan Belajar – 2 Pengelolaan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JF-PTP)
2) Membiasakan Diri Menentukan/Menetapkan Target Capaian. Seorang pejabat fungsional haruslah membiasakan dirinya menentukan target capaian angka kredit dalam kurun waktu tertentu yang memungkinkan dirinya untuk menikmati kenaikan jabatan dan pangkat setiap 2 tahun. Jika kegiatan yang demikian ini disepelekan atau tidak dibiasakan untuk dilakukan (tidak menetapkan target capaian), maka ada kemungkinan kenaikan jabatan atau pangkat akan tertunda atau bahkan kenaikan jabatan atau pangkatnya bisa lebih lama dari kurun waktu yang dibutuhkan untuk kenaikan pangkat reguler. 3) Aktif Mengikuti Berbagai Kegiatan Ilmiah. Keaktifan mengikuti berbagai kegiatan ilmiah sebagai peserta (participant), baik yang berupa lokakarya, seminar, pelatihan, atau penelitian, akan membantu mempercepat pejabat fungsional mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jabatan dan pangkat. Di samping sebagai peserta dalam kegiatan
ilmiah,
seorang
pejabat
fungsional
PTP
akan
dapat
mengumpulkan angka kredit yang lebih besar apabila keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan ilmiah tidak hanya sebagai peserta tetapi dapat saja berperan sebagai nara sumber atau penyaji makalah (paper presenters). Terbuka juga peluang untuk mengikuti kegiatan seminar/ simposium internasional sebagai pemakalah, baik yang diselenggarakan di Indonesia maupun di luar negeri. 4) Aktif Membaca Publikasi Ilmiah Dan Menulis Karya Tulis Ilmiah Menulis KTI. Bagi seorang pejabat fungsional PTP yang merasa tidak mempunyai kemampuan untuk menulis atau belum berpengalaman menulis KTI yang diterbitkan di jurnal ilmiah, apabila ia mau belajar atau bahkan menulis KTI secara bersama dengan penulis yang produktif, maka ia akan mampu menulis KTI yang diterbitkan di jurnal ilmiah. Selain itu juga harus aktif membaca berbagai publikasi ilmiah, baik yang berupa buku maupun jurnal Uci Mardiani (Calon PTP – Universitas Andalas)
4
Tugas Kegiatan Belajar – 2 Pengelolaan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JF-PTP)
ilmiah dimana hal ini akan berpengaruh pada keluasan wawasan dan memperkaya perbendaharaan kosa kata. 5) Berusaha Melakukan Penelitian Mini/Sederhana Seorang pemangku JF-PTP dengan latar belakang pendidikan Sarjana (S-1), sejatinya sudah mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan penelitian sederhana. Penelitian ini dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan orang lain. Melalui pelaksanaan penelitian bersama, maka
seorang
pemangku
JF-PTP
akan
belajar
secara
bertahap
meningkatkan potesi dirinya melaksanakan penelitian. Dimana belajar secara bertahap dapat berupa: belajar merancang kegiatan penelitian, menyusun kisi-kisi dan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik mengolah dan menganalisis data, atau menyusun laporan hasil penelitian. 6) Tertib dan Cermat Mengelola Dokumen/Arsip (Filling System) Kegiatan pengarsipan dokumen ini akan sangat membantu mempermudah seorang pejabat fungsional untuk memproses pengajuan usulan penilaian angka kredit. Semua angka kredit yang akan diajukan untuk penilaian disusun dalam sebuah matrik sebagaimana yang ditetapkan di dalam juknis penilaian angka kredit. Pemangku jabatan fungsional yang tertib dan cermat adalah yang menyediakan satu map plastik, tas atau yang sejenisnya yang dapat dijadikan sebagai pengumpulan dokumen. Selain dokumen, seorang pejabat fungsional hendaknya juga membuat daftar mengenai setiap dokumen yang berhasil diperoleh dan kemudian dikumpulkan
di
dalam
map
atau
tas
disertai
dengan
tanggal
pengumpulannya.
Uci Mardiani (Calon PTP – Universitas Andalas)
5
Tugas Kegiatan Belajar – 2 Pengelolaan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JF-PTP)
Strategi pengembangan karier yang akan Saya terapkan berdasarkan beberapa strategi diatas, Saya akan berusaha dapat melaksanakan semua strategi tersebut yang memang seharusnya dapat dilakukan oleh seorang Pejabat Fungsiobal PTP. Namun sebagai langkah awal, Saya akan mencoba untuk melaksanakan yaitu: Strategi 1) dan Strategi 6) yang didukung tentunya dengan Strategi 3). Ketiga strategi ini menurut Saya harus dilakukan pertama sekali sebagai Pejabat Fungsional PTP. Seorang Pejabat Fungsional PTP untuk segara dapat mengembangkan kariernya harus cermat dalam memilih kegiatan Unsur Utama (Tugas Pokok) yang memiliki Angka Kredit besar. Selanjutnya seorang Pejabat Fungsional PTP harus tertib dan cermat dalam mengelola dokumen/arsip (Filling System) agar dapat memudahkan dalam pengurusan adminitrasi kepangkatan dan jabatan nantinya. Namun dari itu semua, membiasakan diri untuk menentukan/menetapkan target capaian harus mutlak dilakukan oleh seorang Pejabat Fungsional PTP. Karena jika hal ini tidak dilakukan maka pengembangan kariernya pastilah akan terhambat. Jika ketiga hal diatas telah dilakukan, maka 3 strategi lainnya akan menjadi tujuan strategi selanjutnya yang akan Saya lakukan guna mempercepat perkembangan karier Saya sebagai Pejabat Fungsional PTP.
3.
Faktor-faktor yang dapat menjadikan seorang pejabat fungsional PTP diberhentikan
dari
jabatannya
berdasarkan
Permenpan
Nomor
PER/2/M.PAN/3/2009 tertanggal 10 Maret 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran dan Angka Kreditnya, Pasal 30: a. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) : “Pengembang Teknologi Pembelajaran Pertama, pangkat Penata
Muda,
golongan
ruang
Uci Mardiani (Calon PTP – Universitas Andalas)
III/a
sampai
dengan 6
Tugas Kegiatan Belajar – 2 Pengelolaan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JF-PTP)
Pengembang
Teknologi
Pembelajaran
Madya,
pangkat
Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.” tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi; b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2): “Pengembang Teknologi Pembelajaran Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, dibebaskan sementara dari jabatan apabila setiap tahun sejak menduduki jabatan/pangkatnya tidak dapat mengumpulkan paling kurang 20 (dua puluh) angka kredit dari kegiatan tugas pokok.” tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan; atau c. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali hukuman disiplin berat berupa peurunan pangkat.
4.
Manfaat yang akan diperoleh PNS yang berkiprah sebagai tenaga fungsional PTP antara lain: (1) Manfaat bagi lembaga pendidikan tinggi penghasil lulusan Adanya kepastian tentang masa depan para lulusan yang dihasilkan, baik yang berkaitan dengan lembaga yang akan menjadi tempat berkiprah maupun dalam pengembangan karier. Selain itu lembaga pendidikan tinggi juga mempunyai hak untuk mengajukan formasi pegawai yang dibutuhkan untuk peningkatan kualitas akademik dan perluasan daya tampung.
Uci Mardiani (Calon PTP – Universitas Andalas)
7
Tugas Kegiatan Belajar – 2 Pengelolaan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JF-PTP)
(2) Manfaat bagi lembaga pengguna lulusan Berbagai lembaga pemerintah yang berkiprah di bidang pendidikan, pendidikan dan pelatihan, pendidikan terbuka dan jarak jauh, teknologi informasi,
atau
teknologi
pendidikan
dapat
mengajukan
formasi
pengadaan pegawai. (3) Manfaat bagi para lulusan atau pemangku JF-PTP Para lulusan teknologi pendidikan /pembelajaran atau mereka yang telah berkiprah di bidang pendidikan, pendidikan dan pelatihan (diklat), teknologi informasi, teknologi pendidikan/pembelajaran, atau di bidang pendidikan terbuka dan jarak jauh, maka mereka mempunyai arah yang jelas mengenai pengembangan kariernya sebagai PNS. Bahkan, dengan adanya JF-PTP, maka terbuka peluang yang luas bagi mereka untuk mencapai pangkat puncak. PNS yang memilih jabatan fungsional (termasuk JF-PTP) sebagai jalur pengembangan karier, dimungkinkan untuk naik pangkat setiap 2 tahun, yaitu 2 tahun lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan pangkat melalui jalur reguler. Peluang atau kesempatan naik pangkat setiap 2 tahun ini hanya dimungkinkan apabila pejabat fungsional memang benar-benar produktif. Selain kenaikan pangkat, juga dimungkinkan untuk mengalami loncat jabatan 2 tingkat (Pejabat Fungsional PTP Muda dengan golongan ruang III/d loncat jabatan 2 tingkat sehingga menjadi PTP Madya dengan golongan ruang IV/b). Disamping loncat jabatan, pejabat funsional juga tidak mengenal adanya pangkat mentok kecuali setelah mencapai pangkat puncak (Pembina Utama dengan golongan ruang IV/e). Namun pada tahap awal, jabatan puncak PTP adalah PTP Madya dengan pangkat puncak sebagai Pembina Utama Muda (IV/c). Seorang PNS yang produktif melalui jabatan fungsional akan dapat menikmati pengembangan karier yang lebih pesat/cepat sehingga selalu terpacu untuk meningkatkan produktivitas kerjanya sekaligus juga akan memberikan konsekuensi pada Uci Mardiani (Calon PTP – Universitas Andalas)
8
Tugas Kegiatan Belajar – 2 Pengelolaan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JF-PTP)
peningkatan penghasilan melalui tunjangan jabatan funsional yang diberikan pemerintah.
5.
PTP Muda dengan pangkat Penata Tingkat I (gol. III/d) dengan Angka Kredit: 490 kredit, setelah berjalan selama 2 tahun, karena produktivitas sangat tinggi, berhasil
mengumpulkan
angka
kredit
sebanyak
250
kredit
dengan
perbandingan 80% utama dan 20% penunjang. Pengembangan karier baik kenaikan jabatan dan pangkat adalah sebagai berikut: PTP muda dengan pangkat Penata Tingkat I (gol. III/d) hanya membutuhkan angka kredit: 300 kredit. Dengan angka kredit 490 kredit yang dimiliki, setelah berjalan 2 tahun maka dimungkinkan untuk naik pangkat dan jabatan ke PTP Madya dengan pangkat Pembina (gol. IV/a) yang hanya membutuhkan angka kredit 400 kredit. Namun karena produktivitas yang sangat tinggi dan berhasil mengumpulkan angka kredit sebanyak 250 kredit, sehingga total angkat kredit yang ada menjadi: 490 kredit + 250 kredit = 740 kredit, maka dimungkinkan untuk Loncat Jabatan 2 tingkat menjadi PTP Madya dengan pangkat Pembina Tingkat I (gol. IV/b) dengan angka kredit 550 kredit. Namun sesuai dengan Permenpan Nomor PER/2/M.PAN/3/2009 tertanggal 10 Maret 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran dan Angka Kreditnya, Pasal 14, dinyatakan bahwa PTP Madya yang akan naik pangkat menjadi Pembina Tingkat I (gol. IV/b) sampai dengan Pembina Utama Muda (gol. IV/c), wajib mengumpulkan paling kurang 12 (dua belas) angka kredit dari kegiatan pengembangan profesi. Jadi Loncat Jabatan dari PTP Muda dengan pangkat Penata Tingkat I (gol. III/d) ke PTP Madya dengan pangkat Pembina Tingkat I (gol. IV/b) dimungkinkan bila
Uci Mardiani (Calon PTP – Universitas Andalas)
9
Tugas Kegiatan Belajar – 2 Pengelolaan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JF-PTP)
dari 250 angka kredit tersebut terdapat 12 angka kredit yang merupakan kegiatan pengembangan profesi. Karena total angka kredit adalah 740 kredit, selanjutnya dalam 2 tahun kedepan dapat dinaikkan pangkat dan jabatan menjadi PTP Madya dengan pangkat Pembina Utama Muda (gol. IV/c) dengan angka kredit yang dibutuhkan adalah 700 kredit. Namun dari total angka kredit tersebut terdapat 12 angka kredit yang merupakan kegiatan pengembangan profesi. Selanjutnya PTP Madya dengan pangkat Pembina Utama Muda (gol. IV/c) setiap tahun sejak menduduki jabatan/pangkatnya wajib mengumpulkan paling kurang 20 angka kredit dari kegiatan tugas pokok.
Uci Mardiani (Calon PTP – Universitas Andalas)
10