2. KEGIATAN PEMELAJARAN 2.1. KEGIATAN BELAJAR 2.1.1 Tujuan Pemelajaran Setelah selesai mempelejari modul ini, peserta diklat diharapkan dapat (1) Memberikan reaksi kinetik terhadap lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang tidak lazim/baku pada wacana yang didengar. (2) Memberikan komentar lisan terhadap lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang tidakm lazim/baku pada wacana yang didengar.
2.1.2 Uraian Materi Memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku. 1. Memahami Lafal Lafal adalah ucapan bunyi bahasa. Lafal juga bermakna’ yang dilisankan.
Jadi melafalkan suatu kata, berarti
mengucapkan kata atau melisankan kata. Melisankan sama dengan membaca. Pelafalan bunyi bahasa dapat berbeda-beda antara seseorang/sekelompok orang dan orang lain/kelompok lain. Pelafalan bunyi bahasa akan mempengaruhi kejelasan makna. Pelafalan bunyi bahsa dimulai dari pelafalan fonem/huruf. Huruf abjad bahasa Indonesia terdiri atas 26, yang terdiri dari 21 huruf konsonan dan 5 huruf vokal. Contoh :
Huruf vokal
Dilafalkan
Aa
a
Ii
i
Uu
u
Ee
e
Oo
o
1
Contoh :
Huruf Konsonan Dilafalkan
Huruf Konsonan Dilafalkan
Bb
be
Xx
eks
Ff
ef
Zz
zet
Hh
ha
Qq
ki
Bahasa
Indonesia juga menggunakan
gabungan
konsonan
(diagraf), dan setiap gabungan konsonan itu menghasilkan satu bunyi (satu fonem) Contoh :
kh
dalam kata
(khotbah, mutakhir)
ng
dalam kata
(ngurai, jangan)
ny
dalam kata
(nyaring, sunyi)
sy
dalam kata
(syarat, masyarakat)
Selain gabungan dua kosnonan, ada pula gabungan dua vokal yang disebut diftong. Gabungan dua vokal tersebut dapat menimbulkan bunyi luncuran yang berbeda dengan lafal bunyi aslinya. Contoh :
/ai/
dalam kata
/
permai
dilafalkan
/permay/
landai
dilafalkan
/landay/
/au/
dalam kata
galau
dilafalkan
/galaw/
kicau
dilafalkan
/kicaw/
/oi/
dalam kata
asoi
dilafalkan
/asoy/
tomboi
dilafalkan
/tomboy/
Ada juga vokal beruntun /ai/, /au/, /oi/ yang pelafalannya sama persis dengan huruf aslinya, tetapi bukan diftong.
2
Contoh :
mulai
dilafalkan
/mulai/
bukan dilafalkan /mulay/
bau
dilafalkan
/bau/
bukan dilafalkan /baw/
mau
dilafalkan
/mau/
bukan dilafalkan /maw/
Cara pelafalan huruf yang benar, menurut EYD, setiap penutur bahasa Indonesia hendaknya mengikuti aturan, yaitu dibaca huruf demi huruf. Contoh : Singkatan dan Pelafalannya. Singkatan
lafal baku
lafal tidak baku
WC
we-ce
we-se
AC
a-ce
a-se
CIA
ce-i-a
se-ai-e
RCTI
er-ce-te-i
er-se-te-i
MTQ
em-te-ki
em-te-kyu
Pelafalan kata Lafal kata dalam bahasa Indonesia yaitu antara bunyi ucapan dan tulisan tidak jauh berbeda. Contoh :
apel
= buah dan apel = melapor
mental
= terpelanting dan mental = kepribadian
seret
= tersendat dan seret = ditarik menyusur tanah
Ada pula kata-kata yang ucapannya sama, tetapi tulisannyha berbeda. Contoh :
sangsi
= ragu dan sanksi = hukuman
bang
= azan dan bank = tempat penyimpan uang
masa
= waktu dan massa = orang banyak
sarat
= penuh dan syarat = ketentuan
Semua kata diatas sering digunakan dalam kalimat.
Sebagai
pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia dapat kita simak pelafalan wacana monolog.
3
LATIHAN 1 Bacalah dua sampai tiga kali dialog di bawah ini yang menggambarkan pertemuan dua orang yang bertetangga. Setelah peserta diklat merasa pelafalan kata-katanya sudah mantap, ajaklah seorang teman Anda untuk menjadi Pak Agus dan Umar untuk melaksanakan dialog ini. Pak Agus
:
Hei… Pak Umar! Apa kabar? Kemana saja selama ini?
Pak Umar
:
Alhamdulillah, kabar baik, Pak
Pak Agus
:
Kelihatannya… kok Pak Umar agak kurus. Sakit?
Pak Umar
:
Tidak, saya tidak sakit. Yang sakit kantong saya
Pak Agus
:
Apa ? Pemasokan berkurang ?
Pak Umar
:
Bukan pemasokan, melainkan pe-ma-su-kan. Maksudnya, penghasilan saya saja yang berkurang. Kalau pasokan barang, lancar.
Pak Agus
:
Mengapa penghasilan Bapak berkurang ?
Pak Umar
:
Pembayaran dari pelanggan yang membeli secara kredit belakangan ini seret. sekarang sepi.
Mereka mengatakan perdagangan
Katanya lagi, bisnisnya ikut terseret arus
krismon. Pak Agus
:
Mudah-mudahan Susana sepi ini hanya sementara, ya Pak !
Pak Umar
:
Saya harap begitu.
Pak Agus
:
Silakan Pak Umar !
LATIHAN 2 1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas 6 orang siswa. Usahakan agar anggota kelompok berasal dari suku yang beragam. Diskusikanlah Bagaimana lafal-lafal kata yang tepat pada setiap kalimat dibawah ini ! (1) a. Setiap hari senin pagi karyawan itu apel dihalaman kantor b. Buah apel sangat baik untuk pencernaan (2) a. Wajahnya memerah setelah mendengar. Setelah mendengar dirinya tidak lolos AFI b. Pekerjaannya dipeternakan itu adalah memeras susu sapi.
4
(3) a. Saya tidak tahu kalau harus memakai sabuk pengaman b. Tahu tempe adalah kesukaan saya (4) a. Ia pernah diseret ke pengadilan gara-gara kasus korupsi b. Kucuran dana kemiskinan dari pemerintah sangat seret (5) a. Para pejabat teras sedang membicarakan nasib rakyat b. Kegiatan itu diadakan di teras rumah Pak Andi. 2. Salah seorang siswa (mewakili kelompok masing-masing) secara bergantian membacakan kalimat-kalimat di atas. Siswa yang lainnya menyimak dengan seksama, kemudian catatlah kata-kata yang pelafalannya tidak lazim. Peserta diklat memperbaiki pelafalan yang salah itu sebagaimana mestinya. 3. Peserta diklat baru saja mendiskusikan pelafalan kata yang lazim dan tidak lazim pada lingkup kata dalam kalimat. Berikanlah komentar pada lingkup yang lebih luas, yakni tentang siswa yang baru masuk SMK. Salah satu siswa membacakan cerita berikut ini.
Siswa yang lain menyimak agar dapat
memberi komentar secara intensif.
Selamat membaca !
AKU BARU MASUK SMK
Aku baru saja diterima disalah satu SMK.
Aku sangat senang dan
bangga, apalagi sekolah baruku itu tergolong sekolah favorit. Dari 648 calon siswa yang mendaftar, hanya 216 calon siswa yang diterima. Aku termasuk di dalamnya. Teman-temanku sebagian besar wanita. SMK apa yang kumasuki.
Tentu Anda dapat menduga
Dulu orang menyebutnya Sekolah Menengah
Kesejahteraan Keluarga (SMKK).
Sekarang namanya diubah menajdi SMK
Kelompok Pariwisata. Adapun bidang keahlian yang ku ambil adalah Tata Boga atau bidang masak-memasak. Yah, begitulah kira-kira. Aku masuk ke SMK Kelompok Pariwisata karena sesuai dengan minat dan bakatku. Lain halnya dengan Anda dan Diana sahabatku. Anda sejak kecil
5
memang senang mengutak atik mobil, sehingga ia masuk SMK Kelompok Teknologi. Diana memang sejak dulu bercita-cita menjadi sekretaris. Wajar jika ia melanjutkan ke SMK Kelompok Bisnis dan Manajemen. Aku masuk SMK karena ingin cepat bekerja. Dengan bekerja, berarti aku turut meingankan beban orang tua, di samping mendapat pengalaman dan kepuasan. Selain itu, aku memang senang sekali melihat karyawan yang sedang bekerja. Mereka memakai seragam yang beraneka warna dan tampak bahagia dengan pekerjaan masing-masing. Ada satu hal lagi yang mendorongku masuk SMK.
Aku berencana,
setelah tamat SMK akan mengikuti jejak kakak ku, yakni kuliah sambil bekerja. Kakaku kuliah atas biaya sendiri. Dia sama sekali tidak membebani orang tua, sehingga uang orang tua dapat digunakan sepenuhnya untuk biaya sekolah adik. Aku salut dan kagum kepada kakakku. Berikut ini adalah contoh format yang dapat dipergunakan untuk mencatat kata yang pelafalannya tidak lazim. No.
Kata yang dilafalkan tidak lazim/tidak baku
Dilafalkan
Seharusnya
1.
… … … … … … … … … …
… … … … … … … … … … .. … … … … … … … …
2.
… … … … … … … … … …
… … … … … … … … … … .. … … … … … … … …
3.
… … … … … … … … … …
… … … … … … … … … … .. … … … … … … … …
4.
… … … … … … … … … …
… … … … … … … … … … .. … … … … … … … …
5.
… … … … … … … … … …
… … … … … … … … … … .. … … … … … … … …
6
2. Memahami Tekanan Kalau kita menyimak pembicaraan seorang, kita akan mendengar alunan suara keras, lembut, tinggi rendah, dan panjang pendek alunan suara itu kita sebut irama. Dari irama berbicara seseorang kita dapat mengetahui berbagai situasi, misalnya orang sedang marah irama berbicaranya berbeda dengan orang yang sedang berdiskusi, orang yang bergembira irama bicaranya tidak sama dengan irama orang yang bersedih. Meskipun alat atau media yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau maksud sama yait bahwa, namun unsur yang membedakannya adalah irama. Irama tercermin pada lagu kalimat yang ditandai oleh tekanan pada kata-kata tertentu. Irama atau lagu kalimat timbul karena adanya tekanan.
Kumpulan
tekanan (keras, lembut, tinggi, rendah, panjang, pendek) merupakan irama. Tekanan berfungsi untuk memberi perlakuan khusus penting.
khusus pada kata-kata
Selanjutnya, irama akan berpengaruh terhadap arti kalimat secara
keseluruhan. Tekanan dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni a.
tekanan berdasarkan alunan bunyi, dan
b.
berdasarkan tempat. Berdasarkan alur bunyi, tekanan dapat dibagi atas tiga macam :
1)
tekanana dinamik atau tekanan keras lembut
2)
tekanan nada/musical atau tekanan tinggi rendah
3)
tekanan temporal/waktu atau tekkanan panjang pendek
Berdasarkan temopatnya, tekanan dapat dibedakan atas dua macam : 1)
Tekanan kata, yaitu tekanan yang terdapat pada suku kata di dalam satu kata
2)
Tekanan kalimat, yaitu tekanan yang terdapat pada kata di dalam satu kalimat
7
Tekanan yang paling dominan dalam bahasa Indonesia adalah tekanan panjang pendek (temporal) dan tekanan tinggi rendah (musical). Tekanan keras lembut (dinamik) tidak mempengaruhi arti kata. Kata yang terdiri atas dua suku kata atau lebih tidak akan berbeda artinya bila diberi tekanan pada suku kata pertama atau pada suku kata kedua. Contoh :
ambil =
ambil
besar =
besar
cantik =
cantik
Tekanan tinggi rendah dan panjang pendek (temporal musical) berpengaruh terhadap arti kata, baik di tingkat kata maupun di tingkat kalimat. Adanya penekanan pada suku kata mengakibatkan unsur yang lebih kecil (suku kata) dapat mewakili unsur yang lebih besar (kata). Tekanan temporal musical dalam kata sebabian besar jatuh pada suku akhir. Contoh : 1)
Bila menyingkat nama orang sebagai panggilan Contoh:
2)
Dul
Arif
Rif
Agus
Gus
Bila menyapa seseorang yang disebut umumnya suku akhir dari sapaan Contoh:
3)
Abdul
Adik
Dik
Bapak
Pak
Kakek
Kek
Nenek
Nek
Menghitung secara cepat memakai suku kata akhir Contoh:
Satu
tu
Dua
wa
Tiga
ga
Empat
pat
8
4)
Tekanan pada kata berimbuhan tetap jatuh pada suku akhir kata dasar Contoh :
bermain, permainan, mempermainkan Sehati, perhatian, memperhatikan
Ada beberapa syarat yang dapat dipakai untuk memberi perlakuan khusus pada kata-kata tertentu yaitu : (a)
dengan meletakkan kata yang ditonjolkan pada awal kalimat Contoh :
Pada bulan Desember kita ulangan umum (bukan bulan November)
(b)
Dengan melakukan pengulangan kata/repetisi Contoh : 2. Kita akan ulangan umum pada bulan Desember (bukan mereka) 3. Ulangan umum akan dilaksanakan pada bulan Desember (bukan ulangan harian) 4. Saya senang melihat panorama alam yang indah : Saya senang melihat lukisan yang indah 5. Saudara-saudara kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi.
(c)
Dengan menggunakan pengontrasan kata kunci Contoh : 6. Penduduk desa itu tidak menghendaki bantuan yang bersifat sementara, tetapi bantuan yang bersifat permanen.
(d)
Dengan menggunakan partikel penegas Contoh : 7. Hendak pulang pun hati sudah gelap dan hujan pula 8. Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu.
9
Bacalah wacana “Prilaku menyampah” di bawah ini berulang-ulang dengan suara nyaring, tiga sampai empat kali. Setiap selesai membaca, coba anda perhatikan irama bacaan Anda kalau rasanya belum pas atau belum mantap, itu pertanda masalah tekanan suara Anda belum benar. Setelah bacaan Anda terasa mantap, coba perdengarkan bacaan Anda kepada teman Anda. Simaklah komentar teman Anda. Kemudian diskusikan dengan teman Anda perihal tekanan dalam wacana di bawah ini.
PERILAKU MENYAMPAH
Di kota-kota besar, setiap orang mencari kemudahan dalam hidup kebiasaan makan, misalnya, restoran past food cenderung menggunakan kemasan terbuat dari plastik atau stirofoom yang sekali pakai langsung buang. Kemasan kue kalau dahulu menggunakan daun pisang yang bias membusuk, sekarang cenderung menggunakan plastik. Semua itu kebiasaan impor yang bukan budaya Indonesia. Budaya Indonesia menggunakan kemasan daun pisang atau daun jati. Sebenarnya volume sampah bias dikurangi drastic bukan hanya dengan menangani sampah plastik sebaik-baiknya atau dengan daur ulang, tetapi bagaimana menghindari seminim mungkin perilaku menyampah hanya kekuatan konsumen yang bias menekan produsen mengurangi bahan-bahan yang makin menambah volume sampah. Semaksimal mungkin semua orang harus mengurangi penggunaan kemasan-kemasan yang kemudian akan menjadi sampah yang tidak bisa hancur. Misalnya, menghindari membeli makanan dan minuman yang menggunakan kemasan plastik, stirofoom, atau kalaupun terpaksa membeli ambil saja makanannya, kemasannya kembalikan lagi kepada penjualnya. Rasanya, tidak menggunakan palstik tidaklah mengurangi kenyamanan hidup ini. (dikutip dari harian kompas, 09) 99)
10
LATIHAN 2 1. Carilah satu kalimat dari setiap alinea yang penempatan kata kuncinya dapat divariasikan seperti contoh (1), (2) dan (3) dalam uraian teori diatas. Contoh : Kalimat asli : Di oota-kota besar, setiap orang mencari kemudahan dalam hidup Perubahan (variasi) a. Setiap orang mencari kemudahan dalam hidup dikoata-kota besar b. Kemudahan dalam hidup dikota-kota besar, dicari oleh setiap orang. 2. Temukan dua kata yang mengandung partiksi penegas pada alenia ketiga dalam wacana di atas 3. Memahami Intonasi Intonasi dapat disamakan dengan nada.
Nada bertahan dengan tinggi
rendahnya bunyi. Akibatnya, timbul anggapan bahwa intonasi hanya ada di dalam kalimat.
Sebenarnya, intonasi sudah terdapat dan digunakan pada
tataran fonem, suku kata dan dalam kalimat. (1)
Intonasi pada tataran fonem Intonasi pada tataran fonem sesuai dengan tingkat kenyaringan suatu huruf. Pada umumnya huruf vokal mempunyai tingkat kenyaringan lebih tinggi dibandungkan dengan konsonan. Contoh :
Sepak (2)
bola
Intonasi pada tataran suku kata Intonasi pada tataran ini lebih ditekankan pada setiap suku kata. Anda lima jenis yang selama ini kita kenal, yakni : 1. nada naik, biasanya diberi tanda garis ke atas ( / ) 2. nada datar
mendatar
(-)
3. nada turun,
menurun
(\)
4. nada naik turun diberi tanda garis keqtas lalu menurun ( ^ ) 5. nada turun naik diberi tanda garis menurun lalu ke atas ( V )
11
(3)
Intonasi pada tataran kata Intonasi pada tataran kata dapat dilakukan dengan memberi tekanan yang lebih keras pada salah satu kata dalam kalimat. Contoh : Ayah menonton tayangan sepak bola ditelevisi Pada kalim at tersebut, tekanan diberikan pada kata ayah, sehingga kalimat tersebut bermakna : yang menonton sepak bola adalah ayah, bukan orang lain.
LATIHAN 1.
Berilah tanda intonasi pada setiap bagian tarik lagu guruku Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru Namanya akan selalu hidup Dalam sanubariku
2.
Dua orang siswa akan membacakan kata-kata di bawah ini secara bergiliran. Siswa yang lain mencatat penggunaan intonasi yang tidak tepat. a. Lompat tinggi
d. lari cepat
b. tolak peluru
e. bulu tangkis
c. sepak takraw
f. tolak peluru
12
4. Memahami Jeda Jeda adalah hentian bunyi dalam arus ujaran (sementara) Tanda jeda : (1)
Jeda antarsuku kata diberi tanda tambah ( + ) Contoh : / ke + pal + su + an /
(2)
Jeda antarkata diberi tanda garis miring ( / ) Contoh : // roti/tawar //
(3)
Jeda antarfrasa diberi tanda garis miring ganda ( // ) Contoh # minum//the/manis//dan makan/roti/tawar#
(4)
Jeda antarkalimat diberi tanda garis silang handa ( # ) Contoh : # jangan/menangis#sebentar/lagi/ayah/pulang# Tanda jeda tersebut diatas hanya berfungsi untuk mengingatkan bahwa
arus ujaran antarsuku kata, antarafrasa, dan antarkalimat kita harus berhenti walaupun hanya sebentar. Dalam bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD), tanda henti (jeda) yang resmi dipakai adalah : (1) Jeda dengan tanda koma ( , ) Waktu hentgi arus ujaran yang ditandai dengan koma ± kurang satu ketikan nada Contoh ; a. Reni membeli permen, roti, dan air mineral b. Walaupun sakit, ia tetap masuk sekolah (2) Jeda dengan tanda titik koma ( ; ) Waktu henti arus ujaran yang di tandai dengan titik koma lebih lama dari jeda tang ditandai dengan koma. Contoh; a. Hari makin siang; daganngannya belum juga laku. b. Herman, bermain bila; Adi menyapu di halaman; Iman menonton televisi (3) Jeda dengan tanda titik dua ( : ) Waktu henti arus ujaran yang ditandai dengan titik dua lebih lama dari jeda yang ditandai titik koma Contoh : a. Kita memerlukan alat tulis : pensil, penggaris, dan penghapus
13
b. Pengurus harian OSIS SMK Wirakarya Ketua
: Ahmad
Sekretaris
: Mahfud
Bendahara
: Faridah
(4) Jeda dengan tanda pisah ( - ) Waktu henti arus ujaran yang ditandai dengan tanda pisah lebih lama sedikit dari jeda yang ditandai titik dua. Contoh : a. Siswa SMK – tanpa keculai – harus terampil berbahasa Indonesia b. Prestasi adik saya – sungguh diluar dengan – ternyata meroket (5) Jeda dengan tanda titik ( . ) Waktu henti arus ujaran yang ditandai dengan tanda titik lebih lama dari semua tanda jeda di atas (lebih kurang satu kali tarikan napas) Contoh : a. Anak kecil itu menangis. b. pukul 12.10.20 (pukul 12 lewat 10 menit 20 detik)
LATIHAN 1. Berilah tanda jeda antarasuku kata beriku ini ! a. masyarakat b. pengetahuan c. kesepakatan 2. Berilah tanda jeda antarakata, antarafrasa, dan antarkalimat berikut ini ! a. Patuhilah peraturan lalu lintas b. Kebersihan adalah pangkal kesehatan c. Anak-anak bermain di lapangan.
14
Rangkuman 1. Lafal adalah ucapan bunyi bahasa lafal juga bermakna “yang dilisankan” 2. Irama atau lagu kalimat timbul karena adanya tekanan kumpulan tekanan (keras, lembut, tinggi, rendah, panjang, pendek) merupakan irama. 3. Intonasi dapat disamakan dengan nada.
Nada berkaitan dengan tinggi
rendahnya bunyi. Akibatnya timbul anggapan bahwa intonasi hanya ada di dalam kalimat. 4. Jeda adalah hentikan bunyi dalam arus ujaran.
Tes Formatif 1 1.
2.
3.
4.
Pelafalan huruf konsonan di basah ini yang tidak lazim ialah a.
/B/
dilafalkan /be/
b.
/Z
dilafalkan /zet/
c.
Q
dilafalkan /kiy/
d.
X
dilafalkan /eks/
Pelafalan gabungan konsonan yang lazim/baku di bawah ini ialah a.
ng
dalam kata
/khotbah/
b.
ny
dalam kata
/nyapu/
c.
ng
dalam kata
/ngantuk/
d.
kh
dalam kata
/khotbah/
Pelafalan diftong /ai/dalam kata dibawah ini yang lazim/baku ialah a. mulai
dilafalkan
/mulay/
b. bantai
dilafalkan
/bantay/
c. namai
dilafalkan
/namay/
d. bau
dilafalkan
/baw/
Pelafalan gabungan konsonan yang lazim dibawah ini ialah a. kh
dalam kata
khotbah
b. ng
dalam kata
ngantuk
c. ng
dalam kata
ngetrend
d. ny
dalam kata
nyuci
15
5.
6.
7.
8.
Pelafalan singkatan kata yang tidak lazim/tidak baku dibawah ini ialah a. AC
dilafalkan
a – ce
b. BBC
dilafalkan
be- be – ce
c. MTQ
dilafalkan
em – te – kyu
d. TV
dilafalkan
te - ve
Pelafalan kata yang berarti buah yang lazim/baku ialah a.
apal
b.
apel
Berikut ini adalah jenis nada intonasi pada tetaran suku kata kecuali a.
Nada naik ( / )
d. nada turun naik ( v )
b.
Nada turun ( \ )
e. nada naik turun ( ^ )
c.
Nada datar naik ( ~ )
Pemberian tanda intonasi yang betul pada setiap suku kata pada sebagian lirik lagu Indonesia raya adalah a. in do ne sia ta nah air ku b. in do ne sia ta nah air ku c. in do ne sia ta nah air ku d. in do ne sia ta nah air ku
9.
Penekanan kata dengan menempatkan kata yang ditonjolkan pada wal kalimat kecuali
10.
a.
Kita akan ulangan umum pada bulan Desember
b.
Pembantu disiksa oleh majikannya
c.
Pada bulan Desember kita ulangan umum
d.
Kemasan kue dahulu menggunakan daun pisang
Singkatan nama orang yang panggilannya diucapkan pada suku akhir adalah : a. Ramli
Ram
b. Udin
Din
c. Yusrin
Yus
d. Muliana
Mul
16
11.
Penggunaan tanda jeda antarsuku kata pada kata masyarakat yang lazim adalah
12.
13.
a.
/mas + ya + ra + kat/
b.
/ma + sya + ra + kat/
c.
/ma + sya + rak + at/
d.
/ma + syar + ak + at/
Penggunaan tanda jeda antarkata tidak lazim/tidak baku adalah a.
/ roti // tawar /
b.
/ mata / hari //
c.
// rumah / sakit //
d.
// sakit / hati /
Penggunaan tanda jeda antarafrasa pada frasa “minum teh manis dan makan roti tawar”adalah
14.
a.
# minum / teh // manis / dan makan // roti / tawar #
b.
# minum // teh / manis // dan makan / roti / tawar #
c.
# minum / teh / manis // dan makan / roti / tawar #
d.
# minum / teh // manis // dan makan // roti / tawar #
Penggunaan tanda jeda antarkalimat yang lazim pada kalimat “jangan menangis sebentar lagi ayah pulang”adalah a.
# jangan / menangis # sebentar / lagi / ayah / pulang #
b.
# jangan / menangis / sebentar # lagi / ayah / pulang #
c.
# jangan / menangis / sebentar / lagi # ayah / pulang #
d.
# jangan # menangis / sebentar / lagi / ayah / pulang #
17
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban Tes Formatif I dibagian akhir modul ini. Kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang baru saja anda pelajari. Rumus : Tingkat penguasaan =
Jumlah jawaban anda yang benar
X 100%
10 Arti tingkat penguasaan yang anda capai 90% - 100% = baik sekali 80% - 89%
= baik
70% - 79%
= cukup
< 70%
= kurang
Apabila anda telah mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, anda dapat melanjutkan mempelajari kegiatan selanjutnya. Bagus ! Tetapi jika tingkat penguasaan materi anda kurang dari 80%, anda harus mempelajari kembali materi kegiatan belajar I ini, khususnya pada bagian yang belum anda kuasai.
Kunci Jawaban 1.
C
Karena Q dilafalkan / kyu / yang berarti tidak lazim
2.
D
Karena kh dalam kata / khoybah / adalah gabungan konsonan yang lazim / baku
3. B
Karena diftong / ai / dalam kata bantai dilafalkan / bantay /
4.
Karena kh dalam kata khotbah adalah pelafalan gabungan konsonan
A
yang lazim / baku 5. C
Karena MTQ dilafalkan em – te – kyu tidak lazim / tidak baku yang baku adalah em – te – ki
6.
A
7. C
Karena pelafalan kata ape yang berarti buah adalah apel Karena dalam nada intonasi tidak ada nada datar naik
8. C
18
9.
D
10. C
Karena penekanan kata bukan di awal kalimat Karena panggilannya diucapkan di awal suku kata
11. B 12. C 13. B 14. A
19
2.2. KEGIATAN BELAJAR 2 2.2.1 Tujuan Pembelajaran Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta diklat diharapkan dapat (1)
Mencatat jenisw sumber informasi dan yang bukan sumber informasi.
(2)
Mencatat isi informasi yang bersifat factual, spesifik, dan rinci.
(3)
Memberikan komentar tentang ragam/laras bahasa.
2.2.2 Uraian Materi MEMAHAMI INFORNMASI LISAN RAGAM/LARAS A. RAGAM BAHASA Bahasa Indonesia yang dipakai oleh berbagai macam penutur serta wilayah pemakaiannya pun sangat luas, yang senantiasa mengalami perubahan. Perubahan itu mempengaruhi timbulnya berbagai ragam bahasa. Pola ragam Bahasa :
Berdasarkan Cara Berkomunikasi
Ragam Lisan Ragam Tulis
Ragam Dialek Ragam Bahasa
Berdasarkan Cara Pandang Penutur
Ragam Terpelajar Ragam Resmi Ragam Tak Resmi
Ragam Hukum Ragam Bisnis Berdasarkan Topik Pembicaraan
Ragam Sastra Ragam Kedokteran dsb.
20
Kelemahan dan Keunggulan Berkomunikasi secara Lisan dan Tertulis Cara
Keunggulan
Kelemahan
Berkomunikasi 1) berlangsung cepat
1) tidak
2) sering berlangsung tanpa
3) kesalahan dapat langsung
bukti
2) dasar hukumnya lemah 3) sulit disajikan secara
dikoreksi 4) dapat dibantu dengan gerak
matang / bersih
tubuh dan mimik muka
4) mudah dimanipulasi
1) mempunyai bukti autentik
1) berlangsung lambat
2) dasar hukumnya kuat
2) selalu
3) dapat Secara Tertulis
mempunyai autentik
alat Bantu Secara Lisan
selalu
disajikan
lebih
matang / bersih 4) lebih sulit dimanipulasi
memakai
alat
bantu 3) kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi 4) tidak dengan
dapat
dibantu
gerak
tubuh
dan mimik muka
Simaklah dialog di bawah ini ynag dibacakan oleh kedua temanmu, kemudian tentukan kata yang baku dan tidak baku berdasarkan dialog sesuai lafal, tekanan dan intonasinya.
Latihan Bacalah dialog di bawah ini, ajaklah dua orang temanmu untuk melakukan dialog. Setelah mendengarkan dialog tadi identifikasikanlah kata yang tergolong bentuk tidak baku dan ubahlah menjadi bentuk baku.
21
DIALOG MENGAJAK BELAJAR BERSAMA Lani
: Halo Tati ! Ini Tat, kita ka nada latihan bahasa Indonesia yang harus kita kumpulkan besok.
Tati
: Oh, ya aku lupa. Untung kamu ingatkan, kalau tidak, aku kena marah, deh ! Terus maksudmu gimana ? : Begini Tat, aku ada yang tidak mengerti mengerjakannya. Maksudku mau ke rumahmu untuk belajar dan mengerjakannya bersama, bias tidak ? : Oh boleh, boleh ! Datanglah kutunggu ! : Oke, terima kasih !
Lani
Tati Lani
B. Ragam bahasa berdasarkan cara penuturnya. Ragam bahsa yang digunakan dalam situasi formal adalah ragam resmi atau ragam baku yaitu ragam yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan Ragam resmi menuntut pemakaian kata dan kalimat yang baku, sedangkan ragam tidak resmi tidak mutlak menurut persyaratan tersebut. Pemakaian ragam resmi dan tak resmi Ragam tak resmi lisan Dipakai untuk
Ragam resmi lisan Dipakai untuk
-
berbicara sehari-hari di rumah
-
berceramah
-
bergunjing
-
berpidato
-
bercerita
-
berdiskusi
-
mengobrol
-
mempersentasekan sesuatu
Ragam tak resmi tulis Dipakai untuk
Ragam resmi tulis Dipakai untuk
-
menulis surat kepada kerabat
-
menulis surat resmi
-
menulis surat kepada teman
-
menulis makalah, artikel
-
menulis surat kepada pacar
-
menulis proposal
-
menulis catatan harian
-
menulis laporam formal
22
Latihan Tunjukanlah bagian kalimat tidak baku dalam surat di bawah. Kemudian ubahlah menjadi kalimat baku. Kepada
Jakarta, 22 Juli 2004
Yth. Ayah – Bunda di Rumah Assalamu wr. Wb. Salam hormat dan bahagia Ayah-bunda, … pada saat nulis surat ini, dalam keadaan sehat. Mogamoga begitu pula dengan keadaan ayah bunda. Semoga Allah yang maha Pengasih selalu melindungi Ayah-bunda sekeluarga. Amin. Ayah-bunda, … ananda mau menghadapai ujian akhir pada awal bulan Mei. Adapun ujian akhir ananda ikuti adalah EBTA dan EBTANAS, untuk itu ananda mohon doa restu. Selain daripada itu ananda mohon bantuan kiriman uang untuk beli buku soal pembahasan. Ananda berterima kasih seandainya ayah-bunda mengabulkan permohonan ananda. Ayah-bunda, sekian dulu berita dari ananda, lain kali ananda sambung lagi. Salam bakti ananda
Vivi Dias Puspita
C. Ragam bahasa berdasarkan topic pembicaraan. Kelompok ragam yang paling banyak variasinya adalah ragam yang timbul berdasarkan topic pembicaraan sekaligus menjadi cirri ilmiah atau tidaknya suatu ragam. Pembicaraan dalam bidang
23
politik, ekonomi, social, budaya dengan berbagai topic dapat bernuansa ilmiah atau nonilmiah. Perhatikan contoh berikut ini : Ragam Bidang
Sifat Nonilmu (Nonilmiah) Dia
Hukum
dihukum
Ilmu (Ilmiah)
karena Dia dihukum karena melakukan
melakukan penipuan dan tindak pidana penggelapan
Setiap Bisnis
agen
mendapatkan
akan Setiap agen akan mendapatkan potongan rabat khusus
khusus
Sastra
Jalan cerita sinetron itu Alur membosankan
Kedokteran
Ayan
bukan
cerita
sinetron
itu
membosankan
penyakit Epilepsi bukan penyakit menular
menular
Ragam lisan terkesan cenderung sama dengan ragam dialek dan ragam tak resmi; sedangkan ragam tulis formal cenderung sama dengan ragam resmi dan ragam terpelajar. Wujud kesamaan itu dapat dilihat dalam contoh berikut ini.
24
Ragam
Contoh
Lisan tak resmi
Sudah say abaca buku itu
Tulis formal
Saya sudah membaca buku itu
Dialek
Gue sudah baca itu buku
Terpelajar
Saya sudah membaca buku itu
Resmi
Saya sudah membaca buku itu
Tak Resmi
Saya sudah baca buku itu
Tes Formatif 1. Didalam dialog terdapat kata yang tidak baku yaitu gimana. Apa pengganti kata tersebut yang baku a. Di mana b. bagi mana c. Bagaimana d. bagai mana 2. Manakah informasi berikut ini yang tidak ditujukkan dalam dialog di atas a. akan mengerjakan latihan bahasa Indonesia b. Tati mengingatkan Leni tugas yang dikumpulkan besok c. Mau ke rumah Tati belajar bersama d. Tati melarang Leni kerumahnya 3. Moga-moga begitu pula dengan keadaan ayah bunda. Kata yang tidak baku dalam kalimat di atas adalah a. Moga-moga b. begitu pula c. dengan keadaan d. ayah bunda 4. Penggunaan ragam resmi di bawah ini adalah a. Saya sudah membeli buku baru b. Sudah saya membeli buku baru
25
c. Membeli buku baru saya sudah d. Saya sudah beli buku baru 5. Gue pergi ke pasar bersama teman Pengguanaan kata gue pada kalimat di atas seharusnya a. kamu b. mereka c. dia d. saya
26
AKU CINTA RUPIAH
Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia pun memacu diri meraih peluang memperoleh penghasilan kilas balik problema manusia menuju sebagian besar bermuara pada uang. Lembaran kertas yang bernilai, dapat berupa cek, giro, dan lain-lain memiliki nilai tersendiri. Sejak usia dini generasi muda kita telah dipupuk untuk menabung. Rupiah demi rupiah yang dicatat pada wali kelas dalam bentuk Tapelpram (Tabungan Pelajar dan Pramuka) merupakan investasi dalam wujud sederhana. Mengajarkan anak untuk menarik bunga bank melalui bentuk tabungan dan deposito adalah saham tak ternilai. Sikap manusia sebagai modal dasar pembangunan utama wajib dipahami seluruh masyarakat. Dengan demikian, isu bank yang dimerger maupun nilai rupaih yang menurun tertera pada bursa efek tidak akan melunturkan nasionalisme menabung dalam bentuk rupiah. Debet, kredit, saldo, bunga, kliring, teller, marketing, dan lain-lain. Dunia perbankan dapat meningkatkan pendapatan Negara sebagai salah satu sumber devisa.
27
6. Bacalah wacana yang berjudul “ Aku Cinta Rupiah “ di bawah ini dan identifikasilah kata-kata yang tergolong laras bisnis. Carilah arti atau makna kata-kata tersebut dalam kamus.
KUNCI JAWABAN 1. C 2. D 3. A 4. A 5. D 6. a. teller b. cek c. giro d. investasi e. deposito f. saham g. merger h. bursa efek i. debet j. kredit k. saldo l. bunga m. kliring n. marketing
28
Rangkuman
1. Ragam Bahasa Indonesia secara garis besar dapat digolongkan ke dalam tiga bagian besar yaitu a. berdasarkan cara berkomunikasi b. berdasarkan cara pandang penutur c. berdasarkan topik pembicaraan
2. Ragam bahasa berdasarkan cara berkomunikasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara lisan dan tulis.
3. Ragam bahasa berdasarkan cara penuturnya Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal adalah ragam bahasa resmi / ragam baku yaitu ragam yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasan. Ragam resmi menuntut pemakaian kata dan kalimat yang baku, sedangkan ragam tidak resmi tidak mutlak menurut persyaratan tersebut.
4. Ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan Kelompok ragam yang paling banyak variasinya adalah ragam yang timbul berdasarkan topik pembicaraan sekaligus menjadi cirri ilmiah atau tidaknya suatu ragam. Pembicaraan dalam bidang politik, ekonomi, social, budaya dengan berbagai topik dapat bernuansa ilmiah atau non ilmiah.
29
DAFTAR PUSTAKA
1.
Departemen Pendidikan Nasional 2002. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta : Depdiknas.
2.
Finoza Lamuddin. 1991. Aneka Surat Sekretaris dan Bisnis Indonesia. Jakarta : Diksi Insan Mulia
3.
Finoza Lamuddin. Edisi 2003. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi Insan Mulia.
4.
Finoza Lamuddin dan Drs. Husin 2004. Kemahiran Berbahasa Indonesia Menuju Peringkat Semenjana. Jakarta : Dwadasa
5. Tim Diklat Bahasa Indonesia. 2004. Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta : Depdiknas.
30
GLOSARIUM
1. intonasi
=
lagu kalimat
2. lafal
= cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa
3. jeda
= hentian sebentar dalam isyarat
4. tekanan
= ucapan yang ditekankan pada suku kata atau (suara, bunyi) kata sehingga bagian itu lebih keras (tinggi) ucapannya daripada bagian yang lain
5. kata baku
= standar
6. diftong
= gabungan dua huruf yang menghasilkan bunyi rangkap (seperti ai dikata rantai, au dikata imbau)
7. tekanan dinamik
= tekanan keras atau lembut
8. tekanan nada
= tekanan tinggi rendah
9. tekanan temporal
= waktu / tekanan panjang pendek
10. partikel
= kata yang biasanya tidak dapat didervasikan atau diinfleksikan,
yang
mengandung
makna
gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, termasuk di dalamnya kata sandang, preposisi, konjungsi, dan interjeksi. 11. diagraf
= gabungan dua konsonan, sebagai satu ponem, seperti kh, sy, ng, ny.
31