TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS MAKALAH INTERNAL CONTROL (Dosen Pengampu : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)
DI SUSUN OLEH ALFIATUN SUHADA 14121025
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PRODI SISTEM INFORMASI 2015-2016
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Internal Control (pengendalian internal) dengan baik.
Tidak lupa pula saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Putri Taqwa Prasetyaningrum , ST, MT yang telah memberikan pedoman dan bimbingan kepada kami semua sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik guna memenuhi tugas yang diberikan. Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan semaksimal mungkin,saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Terlepas dari itu semua,saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Yogyakarta, 31 Desember 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
...............................................................................................i
DAFTAR ISI
..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah ..............................................................................1
1.2
Rumusan Masalah .......................................................................................2
1.3
Tujuan penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Definisi Pengendalian Internal ....................................................................3
2.2
Tujuan Pengendalian Internal ......................................................................4
2.3
Hubungan Pengendalian Internal dengan Ruang Lingkup Pemeriksaan......5
2.4
Sasaran dari Pengendalian Internal ..............................................................5
2.5
Unsur-unsur Pengendalian Internal..............................................................6
2.6
Sifat-sifat Pengendalian Internal .................................................................7
2.7
Manfaat Pengendalian Internal.....................................................................8
BAB III PENUTUP 2.8
Kesimpulan .................................................................................................9
2.9
Saran ...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................10
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi
dalam dunia usaha secara umum, dimana dunia usaha dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pengelolaannya. Dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan haruslah sejalan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing adalah untuk memperoleh laba maksimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan terutama diciptakan untuk menyediakan barang-barang atau jasa-jasa yang diperlukan masyarakat yang sejalan dengan sikap sosial masyarakat tersebut. Namun untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah masalah internal perusahaan yang berhubungan dengan penjualan. Sistem penjualan merupakan salah satu kegiatan perusahaan yang paling penting karena dapat menghasilkan aliran pendapatan yang digunakan untuk menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya struktur pengendalian internal penjualan yang memadai agar hasil penjualan dapat dipertanggungjawabkan dan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan adanya permasalahan baru tersebut manajemen perlu mendelegasikan tanggungjawab dan wewenang ke tingkat supervisi yang ada. Dengan demikian manajemen dituntut untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan dan mencegah serta menentukan kesalahan penggelapan. Pengendalian internal perusahaan terdiri dari kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan perusahaan akan dicapai karenanya harus diciptakan suatu sistem, prosedur, dan kebijaksanaan untuk menolong perusahaan mendapatkan jaminan dan pengamanan bahwa transaksi yang dijalankan sah dan dicatat secara wajar. Untuk menunjang keefektivan suatu pengendalian internal maka salah satu unsur yang penting adalah adanya suatu bagian dalam perusahaan yang bertugas menilai kelayakan dan keefektivan pengendalian internal yang ada dan menilai kualitas kegiatan yang telah dijalankan perusahaan.
1
Di setiap perusahaan, baik perusahaan negara maupun perusahaan swasta terdapat suatu bagian yang dikenal dengan audit internal dan orang yang bekerja di bagian tersebut disebut auditor internal. Auditor internal merupakan orang yang bekerja dalam perusahaan yang bertugas membantu manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan tempat di mana ia bekerja Menurut Sawyer’ (2005:3), Audit internal modern menyediakan jasajasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas kontrol, kinerja, risiko, dan tata kelola ( governance ) perusahaan publik maupun privat. Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit internal. Dulunya auditor internal pernah dianggap sebagai “lawan” pihak manajemen, sekarang auditor internal mencoba menjalin kerja sama yang produktif dengan klien melalui aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Menurut Farina Pane (Jurnal Akuntansi dan Manajemen : 1992) menjelaskan, pengendalian intern sebagai proses, dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan seluruh karyawan dalam suatu organisasi, yang dirancang untuk menyediakan jaminan yang memadai sehubungan dengan pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Pengendalian intern berupa serangkaian tindakan yang mempengaruhi dan menyatu dengan infrastruktur suatu organisasi, pengendalian intern bukan semata-mata kebijakan bersifat manual dan melibatkan berbagai formulir tetapi melibatkan orang-orang yang ada didalam organisasi termasuk direksi, manajemen, dan personel yang lainnya. Oleh karena pentingnya pengendalian intern, pimpinan perusahaan selalu berusaha mencari dan mengmbangkan cara-cara pengendalian yang lebih baik bagi perusahaan yang dikelolanya. Pengendalian intern diterapkan untuk mencapai tujuan laba dan meminimalkan hal-hal yang terjadi diluar rencana. Pengendalian intern dirancang agar manajemen dapat selalu mengikuti perkembangan ekonomi dan persaingan, meningkatkan permintaan konsumen, dan merancang kegiatan-kegiatan demi pertumbuhan di masa depan karena pengendalian internal yang efektif sangat dibutuhkan untuk mengendalikan akivitas penjualan. Pengendalian intern juga meningkatkan efisiensi, mencegah timbulnya kegiatan atas aktiva, mempertinggi tingkat keandalan data dalam laporan keuangan, dan mendorong dipatuhinya hukum dan aturan yang telah ditetapkan, Farina Pane (Jurnal Akuntansi dan Manajemen). Penilaian terhadap pengendalian internal diberikan kepada manajemen untuk mengetahui pengendalian internal penjualan tersebut sudah dilaksanakan secara efektif dalam perusahaan.
1.2
Rumusan Masalah Adapun masalah yang akan saya bahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut a. Apa pengertian Pengendalian Internal? b. Apa saja tujuan dari Pengendalian Internal? c. Apa hubungan Pengendalian Internal dengan ruang lingkup (scope) pemeriksaan? d.
Apa unsur-unsur yang terdapat pada Pengendalian Internal?
e. Apa sifat-sifat yang terdapat pada Pengendalian Internal? f. Apa manfaat dari pengendalian Internal?
1.3
Tujuan Penulisan a. Mengetahui tujuan dari Pengendalian Internal. b. Mengetahui manfaat dari Pengendalian Internal. c. Mengetahui hubungan Pengendalian Internal dengan Ruang Lingkup Pemeriksaan. d. Mengetahui unsur-unsur yang ada dalam Pengendalian Internal. e. Mengetahui sifat-sifat yang terdapat pada Pengendalian Internal.
f. Mengetahui cara untuk membuat atau menciptakan Pengendalian Internal yang baik.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Definisi Pengendalian Internal Pengertian Pengendalian internal secara umum adalah rencana, metoda, prosedur, dan
kebijakan yang didesain oleh manajemen untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan terhadap aset, ketaatan/kepatuhan terhadap undang-undang, kebijakan dan peraturan lain. Pengertian Pegendalian Internal menurut para ahli yaitu sebagai berikut 1. Mulyadi menyebutkan bahwa sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. 2. Romney and Steinbart (2003) pengertian pengendalian intern adalah “Internal Control is the plan of organizations and the method of business use to safeguard assets, provide accurate and reliable information, promote and improve operational efficiency, and encourage adherence to prescrib e managerial policies. 3. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2001 : SA Seksi 319 paragraf 06) yaitu “Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.” Dapatkan dikatakan pula bahwa pengertian Pengendalian Internal adalah aktivitas untuk menemukan ataumengoreksi penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas yang direncanakan. Pengendalian bukanlah sesuatu yang ditumbuhkan dalam proses manajemen tersebut, tetapi merupakan integral dalam proses tersebut
3
2.2
Tujuan Pengendalian Internal Pengendalian Internal memiliki beberapa tujuan yaitu sebagai berikut a) Menjaga dan mengemukakan harta milik perusahaan. b) Memeriksa ketelitian dan kebenaran data-data akuntansi. c) Meningkatkan efisiensi kerja. d) Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan. e) Menjaga kekayaan organisasi f)
Mendorong efisiensi operasional.
g) Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu. h) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
i) Mencegah dan menemukan kesalahan atau kecurangan-kecurangan yang terjadi. Menurut tujuannya pengendalian internal dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Pengendalian akuntansi (Internal Accounting Control), merupakan bagian dari pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan perusahaan dam mengecek ketelitian dan dapat dipercaya tidaknya data akuntansi. Pengendalian akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan meghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. b. Pengendalian administratif (Internal Administratif Control), meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
4
2.3
Hubungan Pengendalian Internal dengan Ruang Lingkup Pemeriksaan Yaitu Auditor meyimpulkan apabila pengendalian intern tidak berjalan efektif, maka auditor harus memperluas scope pemeriksaannya pada melakukan substantive test. Substantive test adalah test yang digunakan untuk membuktikan kewajaran saldo-saldo perkiraan neraca dan laba rugi. Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam subtantif test antara lain: 1) Inventarisasi aktiva tetap 2) Observasi atas stock opname 3) Komfirmasi piutang, utang dan bank 4) Kas opname 5) Pemeriksaan rekonsiliasi bank dan lain-lain. Pengendalain intern memberikan pengaruh terhadap: a) Keamanan harta perusahaan b) Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan c) Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan d) Tinggi rendahnya audit fee e) Jenis opini yang akan diberikan akuntan.
2.4
Sasaran dari Pengendalian Internal Berikut ini adalah sasaran di dalam pengendalian Internal yaitu sebagai berikut 1. Mendukung operasi perusahaan yang efektif dan efisien. 2. Laporan Keuangan yang handal/akuntabel 3. Perlindungan asset 4. Mengecek keakuratan dan kehandalan data akuntansi 5. Kesediaan dengan hukum dan peraturan –peraturan yang berlaku 6. Membantu menentukan kebijakan manajerial
5
2.5
Unsur-unsur Pengendalian Internal Berikut merupakan unsur-unsur didalam Pengendalian Internal yaitu sebagai berikut a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Merupakan alat untuk menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian.Lingkungan Pengendalian mencakup sebagai berikut: 1) Integritas dan nilai etika Integritas dan nilai-nilai adalah sebuah produk dan standar etika dan perilaku entitas. Dan bagaimana standar tersebut dikomunikasikan dan dijalankan dalam praktik. 2) Komitmen terhadap kompetensi Kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas. Komitmen terhadap kompetensi dari pekerjaan tertentu dan bagaimana tindakan tersebut berupah menjadi keterampilan dan pengetahuan yang diisyaratkan. 3) Partisipasi dewan komisaris atau komite audit Dewan komisaris yang efektif adalah independent dari manajemen. Komite audit biasanya dibebani tanggung jawab mengawasi proses pelaporan keuangan, mencakup pengendalian internal dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Agar lebih efektif, komite audit harus memelihara komunikasi yang terus menerus baik dengan auditor internal maupun auditor eksternal. 4) Falsafah dan gaya operasi manajemen Falsafah manajemen adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi pedoman organisasi dan karyawannya. Gaya operasi suatu organisasi harus dilaksanakan. 5) Struktur organisasi Struktur organisasi mencerminkan garis wewenang dan tanggung jawab yang ada untuk untuk mencapai tujuan perusahaan. 6) Pemberian wewenang dan tanggung jawab Metode ini mempengaruhi pemahaman terhadap hubungan pelaporan dan tanggung jawab yang diterapkan dalam perusahaan.
6
7) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Aspek paling penting dalam pengendalian internal adalah karyawan. Jika karyawan kompeten dan dapat dipercaya, maka tujuan perusahaan dapat tercapai. Karyawan yang tidak kompeten dan tidak jujur, meskipun terdapat pengendalian yang secara teoritis baik, dapat menghasilkan laporan-laporan yang tidak ada nilai gunanya. b. Penaksiran Resiko Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan identifikasi dan analisis dari manajemen terhadap resiko yang relevan dengan menyusun laporan keuangan yang wajar. Resiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intrn dan ekstrn yang dapat terjadi dan secara negative dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencatat, mengelola,meringkas, dan melaporkan data keuangan dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Resiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini: 1) Perubahan dalam lingkungan operasi Perubahan peraturan atau lingkungan operasi dapat mengakibatkan perubahan dalam tekanan persaingan dan resiko yang berbeda secara dignifikan. 2) Personel baru Personel baru mugkin memiliki pandangan atau pengertian yang lain atas pengendalian internal
yang sedang diterapkan didalam
perusahaan. 3) Sistem informasi yang baru atau sedang diperbaiki Perubahan pesat dalam sistem informasi dapat merubah resiko yang berhubungan dengan pengendalian internal. 4) Teknologi baru Teknologi baru yang diterapkan pada proses produksi atau sistem informasi dapat merubah resiko yang sebelumnya telah diperkirakan pada pengendalian internal.
5) Lini produk,produk,atau aktivitas baru Bidnag usaha atau transaksi yang dikenal secara samar oleh perusahaan akan menimbulkan resiko baru yang sebelumnya telah diperkirakan oleh pengendalian internal. 6) Pertumbuhan yang pesat Pertumbuhan pesat operasi dapat meningkatkan resiko akibat dari pengendalian yang sudah tidak berfungsi secara memadai. 7) Operasi luar negeri Perluasan daerah usaha dapat menimbulkan resiko yang unik yang dapat menimbulkan dampak terhadap pengendalian internal. 8) Standar akuntansi baru Perubahan pesat dalam standar akuntansi dapat merubah resiko yang berhubungan dengan pengendalian inernal. Tujuan dari penaksiran resiko adalah untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola resiko yang berdampak terhadap tujuan perusahaan. c. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diletakkan ditingkat organisasi dan fungsi, umumya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan berikut ini: 1. Review terhadap kinerja Review atas kinerja mencakup review dan analisis yang dilakukan manajemen atas: a. Laporan yang meringkas rincian jumlah yang tercantum dalam akun buku pembantu, seperti Daftar Umum Piutang Usaha, laporan penjualan menurut daerah pemasaran, daerah niaga, dan costumer. b. Kinerja, sesungguhnya dibandingkan dengan jumlah menurut anggaran perkiraan, atau jumlah tahun lalu. c. Hubungan
antara
nonkeuangan.
serangkaian
data
keuangan
dengan
data
2. Pengendalian pengolahan informasi Banyak perusahaan sekarang menggunakan komputer untuk pengolahan informasi umumnya dan terutama infromasi akuntansinya, tak terkecuali bagi organisasi sektor publik. Pengendalian pengolahan informasi menjadi dua yaitu: a. Pengendalian umum yang meliputi: organisasi pusat pengolahan data, prosedur dan standar untuk perubahan program, pengendalian sistem dan pengoperasian fasilitas pengolahan data. b. Pengendalian aplikasi yang dirancang untuk memenuhi persyaratan pengendalian khusus setiap aplikasi. Pengendalian aplikasi terhadap pengolahan transaksi tertentu dikelompokkan menjadi: (1) prosedur otorisasi yang memadai (2)perencanaan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup (3) pengecekan secara independen. 3. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan Cara yang paling baik dalam pengendalian kekayaan dan catatan adalah dengan
menyedakan
perlindungan
secara
fisik.
Sebagai
contoh
penggunaan gudang untuk menjaga persediaan akan melindungi sediaan dari kemungkinan kerusakan dan pencurian. Perusahaan akan lebih baik mengeluarkan biaya untuk penjagaan catatan dan dokumen serta biaya untuk pembuatan catatan pengganti (backup records) bila dibandingkan dengan menanggung resiko kerugian sebagai akibat kerusakan atau hilangnya catatan dan dokumen. 4. Pemisahan fungsi yang memadai Tujuan pokok pemisahan fungsi ini adalah untuk mencegah dan untuk dapat dilakukannya deteksi segera atas kesalahan dan ketidakberesan dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada seseorang. Jika seseorang memiliki kesempatan untuk melakukan kesalahan dan ketidakberesan dalam melaksanakan tugasnya tanpa dapat dicegah atau dideteksi segera oleh unsur-unsur pengendalian internal yang dibentuk, ditinjau dari sudut pengendalian internal, jabatan orang tersebut incompatible occupation.
d. Informasi dan komunikasi Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, megolah, meringkas, dan melaporkan transaksi perusahaan
(baik
peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva utang dan ekuitas yang bersangkutan. Komunikasi mencakup penyediaan pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individu berkaitan dengan pengendalian internal terhadap laporan keuangan. Sistem akuntansi yang efektif dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi yang dicatat atau terjadi adalah (1) Sah (3) Telah dicatat
(2) Telah diotorisasi
(4)Telah dinilai secara wajar (5) Telah digolongkan secara wajar
(6) Telah dicatat dalam periode yang seharusnya (7)telah dimasukkan kedalam buku pembantu dan telah diringkas dengan baik. e. Pemantauan Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini di laksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar.Manajemen memantau pengendalian untuk mempertimbangkan apakah pengendalian tersebut beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan bahwa pengendalian tersebut dimodifikasi sebagaimana mestinya jika perubahan kondisi menghendakinya.
2.6
Sifat-sifat (karakteristik) Pengendalian Internal Sifat-sifat pengendalian internal menurut Bambang Hartadi (1999,12), ada 5
sifat (karakteristik) pengendalian internal yang dapat dipercaya (realible): a) Kualitas karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya. Masalah karyawan kadang-kadang menimbulkan permasalahan dalam pengendalian intenal. Tingkat perputaran yang tinggi dalam jabatan akuntansi berarti orang-orang yang mengerjakan tugas-tugas akuntansi dan pengendalian adalah orang-orang yang tidak berpengalaman. Orang-orang yang tidak berpengalaman berarti akan berbuat kesalahan yang lebih dibanding dengan orang yang berpengalaman. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan kualitas karyawan, yaitu penarikan tenaga kerja,pengembangan dan pengukuran prestasi. b) Rencana organisasi memberi pemisahan tanggung jawab fungsi secara layak. Pemisahan tanggung jawab tersebut dengan pembagian tugas. Tujuan adanya pemisahan agar tidak ada seorang yang mengendalikan dua atau tiga tanggung jawab fungsi. Ada 3 (tiga) jenis tanggung jawab fungsi yang dilaksanakan oleh departemen atau paling tidak orang yang berlainan: 1. Otorisasi untuk melaksanakan transaksi yaitu orang yang mempunyai otoritas dan tanggung jawab untuk memulai suatu transaksi. 2. Pencatatan transaksi. Tugas ini menunjukkan tugas atau fungsi pencatatan dan akuntansi. Apabila menerapkan EDP (Electronic Data Processing) maka suatu pengawasan tambahan perlu dilaksanakan. 3. Penyimpanan aktiva. Tugas ini menunjukkan penyimpanan fisik atau pengawasan fisik secara efektif. c) Sistem pemberian wewenang,tujuan,teknik, dan pengawasan yang wajar untuk mengadakan pengendalian atas aktiva,hutang,peghasilan dan biaya. 1. Sistem pemberian wewenang sesuai ukuran (criteria) manajemen. Setiap manajemen bertanggung jawab untuk menentukan, melaksanakan, dan memelihara serta meningkatkan sistem pengendaliannya. 2. Tujuan dan teknik. Organisasi harus memiliki bagan rekening (chart of accounts) dan dengan penjelasan dan instruksi tertulis tentang klasifikasi transaksi.
7
3. Pengawasan. Pengawasan adalah suatu alat untuk memonitor dan menjaga sistem pengendalian berjalan baik. Pengawasan dapat dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung pengawasan dilakukan pada saat suatu sistem sedang berjalan. Sedangkan secara tidak langsungdapat dilakukan melalui laporan-laporan yang telah dibuat atau dihasilkan. d) Pengendalian penggunaan aktiva dan dokumen serta formulir yang penting. Pengendalian secara fisik atas aktiva, catatan dan dokumen lainnya dibatasi kepada orang-orang tertentu saja atau yang diberikan wewenang. Aktiva harus disimpan secara baik demikian juga dengam catatan-catatan biaya dan piutang harus dihindarkan dari orang-orang yang tidak mempunyai tanggung jawab pada catatan tersebut. e) Perbandingan catatan-catatan aktiva dan hutang dengan senyatanya ada dan mengadakan tindakan koreksi bila ada perbedaan. Meliputi perhitungan fisik saldo kas, rekonsiliasi Bank, konfirmasi saldo piutang, dan hutang dan teknik-teknik lainnya yang dilakukan untuk menentukan apakah catatan akuntansi sesuai dengan keadaan sebenarnya. Apabila dalam perbandingan-perbandingan manajemen, terdapat perbedaan maka tindakan koreksi harus diadakan, hal ini untuk menghindari resiko yang lebih besar. 2.7
Manfaat dari Pengendalian Internal Manfaat dari pengendalian internal adalah sebagai berikut a. Memudahkan sebuah perusahaan dalam melakukan proses audit guna mengetahui perkembangan dalam keuangan sebuah perusahaan. b. Menjaga hak milik perusahaan tanpa menimbulkan resiko yang besar dan menghindari kerugian di dalam perusahaan. c. Adanya penyelenggaraan akuntansi keuangan sehingga perusahaan dapat dengan mudah melakukan pengecekan. d. Menjaga agar tidak ada yang menyimpang dengan terciptanya pengendalian
internal dari kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
8
BAB III PENUTUP 2.8
Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Internal Control atau Pengendalian Internal sangat lah penting didalam suatu organisasi atau perusahaan. Karena Pengendalian Internal merupakan suatu cara serta alat yang digunakan untuk mengkoordinasikan suatu perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi serta memajukan efisiensi didalam suatu usaha. Pengendalian Internal dikatakan efektif apabila di dalam pengendalian internal terdapat unsur-unsur yang mendukung pengendalian internal. Sehingga manfaat dari pengendalian internal dapat digunakan untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh suatu perusahaan. Pengendalian internal menjadi sebuah keharusan di dalam sebuah perusahaan. Bersamaan dengan kewajiban audit laporan keuangan, direksi wajib memberikan pernyataan tentang kecukupan sistem pengendalian perusahaan yg dikelolanya serta model/framework mana yang diadopsi (atau sepenuhnya didesain sendiri), dan wajib diaudit oleh auditor ekstern. Untuk menunjang keefektivan suatu pengendalian internal maka salah satu unsur yang penting adalah adanya suatu bagian dalam perusahaan yang bertugas menilai kelayakan dan keefektivan pengendalian internal yang ada dan menilai kualitas kegiatan yang telah dijalankan perusahaan.
2.9
Saran Begitu pentingnya pengendalian internal maka suatu perusahaan di haruskan membuat sebuah pengendalian internal guna kelancaran suatu kegiatan di dalam suatu perusahaan. Tanpa adanya suatu pengendalian internal di dalam sebuah perusahaan kemungkinan akan sulit sekali dalam melakukan perubahan. Sebaiknya pengendalian internal di dalam suatu perusahaan ditingkat kan guna keamanan harta milik perusahaan. Sehingga perusahaan dapat dengan optimal dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
9
DAFTAR PUSTAKA Agoes,Soekrisno , 2004, AUDITING, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Root, S. J. 1998. Beyond COSO Internal Control to Enhance Corporate Governance. John Wiley & Sons. INC. Sawyer, L. B., A. D. Mortimer dan H. S. James. 2005. Sawyer’s Internal Auditing:The Practice of Modern Internal Auditing. Five Edition. Altamonte Springs, Florida: The Institute of Internal Auditors, Inc. Robert N. Anthony and Vijay Govindarajan, 2002, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi ke-1; Penerjemah Drs. F.X. Kurniawan Tjakrawala.M.Si.,Ak: Salemba Empat Jakarta. Arrens, Alvin A, James K Loebecke, 2000 Auditing sn Integrated Approach, edisi ke-8, New Jersey: Penerbit Prentice Hall International Inc.
10