41453.pdf
TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM)
....
... I
~
R
-
BU
~
KA
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINI PURSE SEINE (JARING BOBOj DI PERAIRAN MALUKU TENGGARA
TA S
TE
~
U
N
IV ER
SI
TAPM Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Magister Sains dalam IImu Kelautan
Bidaog Mioat Manajemen Perikanan
Disusun Oleh ;
BURHANUDDIN S. LATAR NIM.016576212
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2013 Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41453.pdf
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTERILMU KELAUTAN
BIDANG MINAT MANAJEMEN PERIKANAN
PERNYATAAN
BU
KA
TAPM yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Jaring Bobo (Mini Purse Seine) Di Perairan Maluku Tenggara adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila di kemudian hari temyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi akademik.
TE
R
Ambon, 20 Januari 2014
Burhanuddin S. Latar
NIM.016756212
U
N
IV
ER
SI T
AS
Yang Menyatakan,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41453.pdf
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JARING BOBO (MINI PURSE SEINE) DI PERAlRAN MALUKU TENGGARA
Burhanuddin S. Latar
Buehek
[email protected]
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
Kabupaten Maluku Tenggara merupakan daerah peS1SIr yang perairannya berhubungan langsung dengan Laut Banda dan Laut Arafura. Daerah ini memiliki potensi sumber daya perikanan yang beragam sehingga memberikan peluang dapat dimanfaatkan nelayan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal sehingga belum menyebabkan peningkatan pendapatan nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk: mengidentifikasi faktor-faktor produksi yang berperan dalam perikanan mini purse seine, mengetahui tingkat kelayakan llSaha dan finansiai perikanan mini purse seine. dan memformulasikan strategi pengembangan perikanan tangkap di kabupaten Maluku Tenggara. Metode dalam penelitian ini adalah metode survey untuk mengumpulkan data melalui observasi langsung, wawancara dan studi pllStaka. Hasil analisis memperlihatkan bahwa secara parsial faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi adalah jumlah hari penangkapan (HP) dan ukuran tinggi jaring. Sedangkan faktor-faktor produksi Anak Buah Kapal (ABK), Bahan Bakar Minyak (BBM), Panjang Jaring (PJ), Tinggi Jaring (TJ), Hari Penangkapan (HP) dan ukuran kapal (GT) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap produksi. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa kegiatan perikanan jaring bobo (mini purse seine) layak dikembangkan dengan nilai PP (Payback periode) = 2 Tahun, RiC Ratio = 1,88 dan NPV (Net Present Value) Rp 21.792.408,-. Strategi pengembangan usahajaring bobo (mini purse seine) di kabupaten Malcku Tenggara meliputi: (I) pengembangan sarana penangkapan jaring bobo, (2) pengembangan indllStri pengolahan hasil perikanan, (3) penyediaan prasarana perikanan tangkap (TPI), (4) pembenahan sistem permodalan, (5) penyediaan sarana rantai dingin pemasaran hasil perikanan (pabrik es, cold storage;), (6). penyediaan pasar guna penstabilan harga produksi, dan (7). pendirian SPDN (solar packet dealer for nelayan). Kata Kunei: kelayakan usaha, mini purse-seine, strategi pengembangan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41453.pdf
ABSTRACT
DEVELOPMENT STRATEGY OF MINI PURSE SEINE BUSINESS IN
SOUTHEAST MALUKU WATER
Burhanuddin S. Latar
Buchek
[email protected]
U
N
IV ER
SI
TA S
TE
R
BU
KA
Geographically, Southeast Maluku Regency is directly related to the Banda that Sea and Arafura Sea. Its water has potential of diverse fishery resources. This provides opportunities for fishers to improve the welfare. The fact nowadays that this potential has not been utilized optimally. The aims of this study are to: I) identify the factors determined in mini purse seine fishery; 2) determine the level of business and fmancial feasibility of mini purse seine fishery; 3) formulate strategies for mini purse seine fishery development in Southeast Maluku Regency. Survey methods were used in data collected through direct observation, interview and literatures study. Result showed that partially, fishing days and net's height are significantly affected fishery production. While another production factors such Ship's Men, fuel, net's length, net's height, fishing days and vessel size simultaneously influence production significantly. Financial feasibility analysis obtained that mini purse seine in Southeast Maluku waters is feasible to be developed. Based on the value payback period = 2 Years, RIC ratio = 1.88 and net present value = 21,792,408 rupiahs. Several strategies recommended include: I). Development of mini purse seine's fishing infrastructures; 2) Development of fish processing industry; 3). Provision of fisheries infrastructures; 4). Settling capital system; 5). Provision of cold chain marketing of fishery products (ice plant, cold storage); 6). Provision of market to stabilizing the production price; 7). Establishment solar packet dealer for fishers. Keywords: Business feasibility, Development strategy, Mini Purse Seine.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka ii
41453.pdf
LEMBAR PERSETUJUAN TAPM
Judul TAPM
TE R
Menyetujui :
BU
Penyusun TAPM NIM Program Studi HarifTanggal
KA
Strategl Pengembangan Usaha Jaring Bobo (Mini Purse Seine) di Kabupaten Maluku Tenggara Burhanuddin S. Latar 016756212 Magister Imu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan Sabtul21 Desember 2013
Pembimbing II,
TA
S
Pembimbing I,
~
NIP. 19560414 198609 I 001
Mengetahui,
N
IV
ER
SI
Prof. Dr. fr. J. Hiariey, M.Sc NIP. 19590619 198403 I 002
U
Ketua Bidang Ilmul Program Magister Ilmu Ke1au Bidang Minat Manajemen Pe
D,::±2:".
M.Si
NIP. 19631111 198803 2 002
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Ph.D .19520213 1985032001
IWiII>#-1I11.SC,
41453.pdf UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PERIKANAN
PENGESAHAN
: Burhanuddin S. Latar
NIM
: 016756212
Program Studi
: Magister I1mu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan
Judul TAPM
: Strategi Pengembangan Usaha Jaring Bobo (Mini Purse Seine) di Perairan Maluku Tenggara.
KA
Nama
BU
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Penguji TAPM Program Pascasarjana, Program Studi Magister I1mu Kelautan bidang minat Manajemen Perikanan, Universitas Terbuka pada:
TE R
HariiTanggal
N
: Suciati, M.Sc., Ph.D.
: Dr. Kukuh Nirrnala, M.Sc.
U
Penguji Ahli
IV
Ketua Komisi Penguji
ER
PANITIA PENGUJI TAPM
SI TA
Dan telah dinyatakan LULUS.
S
Waktu
)
Pembimbing I
: Prof. Dr. Ir. J. Hiariey, M.Sc.
Pembimbing II
: Dr. Ir. Suroyo, M. Sc.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
.
~-~=
41453.pdf
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan TAPM (Tesis) inL Penulisan TAPM ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Sains Ilmu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan Program Pascasarjana Universitas Terbuka. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan
KA
dan bimbingan dari berbagai pihak, mulai dari perkuliahan sampai pada penulisan
BU
penyusunan TAPM ini, sangatJah sulit bagi saya untuk dapat menyelesaikan
R
TAPM ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada;
TE
1. Direktur Program Pascasarjana Universitas Terbuka;
AS
2. Kepala UPBJJ-UT Ambon selaku penyelenggara program Pascasarjana;
SI T
3. Prof. Dr. Ir. J. Hiariey, M.Sc selaku Pembimbing I dan Dr. Ir. Suroyo, M.Sc. selaku Pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran
ER
untuk mengarahkan saya dalam penyusunan TAPM ini;
IV
4. Ketua Bidang Ilmu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan selaku
U
N
penanggungjawab program ini; 5. Ayahanda Aim Hi. Said Ibrahim Latar dan Ibunda tersayang Aim. Hj. Buahati Latar yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang; 6. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan penulisan TAPM ini. Akhir kata saya berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga TAPM ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Ambon, Januari 2014 Penulis Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka v
41453.pdf
DAFTARISI
..
ABSTRACT
.
II
LEMBAR PERSETUJUAN
..
iii
LEMBAR PENGESAHAN
..
IV
KATAPENGANTAR
..
V
DAFTARISI
.
VI
DAFTAR GAMBAR
KA
ABSTRAK
_
R
BU
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Vll\
.
IX
I
..
TE
BAB I PENDAHULUAN
..
. ..
C. Tujuan Penelitian
.
SI T
AS
B. Perumusan Masalah
..
D. Manfaat Penelitian
IV
7
..
7
U
A. Defenisi Purse Seine
B. Desain, Dirnensi dan Konstruksi Purse Seine
5
..
N
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5
6
..
ER
E. Hipotesis
4
.
7
C. Teknik Penangkapan Purse Seine
.
10
D. Alat Bantu Penangkapan !kan
.
10
E. Hal-hal yang Mernpengaruhi Keberhasilan Penangkapan F.
Fungsi Produksi
12
.
15
G. Perikanan Tangkap yang Berkelanjutan
..
16
H. Analisis Kelayakan Usaha
..
17
L
Analisa SWOT
.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka vi
18
41453.pdf
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........
21
A. Waktu dan Tempat Penelitian
21
B. Bahan dan Ala!.......................................
21
C. Pendekatan Studi...............................................
21
D. Metode Pengumpulan Data....................................
23
E. Metode Analisis Data..............................................
25
35
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
KA
A. Kondisi Geografis dan Demografi Kabupaten
Maluku Tenggara
35
38
C. Alat Penangkapan Ikan.....
39
R
'"
TE
D. Armada Penangkapan Ikan
BU
B. Keadaan Umum Sumber Daya Perikanan.....................
40
41
F. Nelayan dan Sistem Bagi Hasil..................
47
G. Daerah dan Musim Penangkapan...
49
AS
E. Unit Penangkapan Ikan Mini Purse Seine......................
SI T
H. Metode Operasi Penangkapan Jaring Bobo
(Mini Purse Seine)
"
51
53
J. Fungsi Produksi.......
54
IV
ER
1. Hasil Tangkapan
N
K. Kelayakan Usaha..................................... L. Analisa SWOT
59
65
U
".
BAB V KSIMPULAN DAN SARAN.....................................
78
A. Simpulan
78
B. Saran
78
DAFTAR PUSTAKA
79
LAMPIRAN..........................................
82
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka vii
41453.pdf
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Judul
3.1
Diagram Alir Penelitian Jaring Bobo (mini purse seine)
4.1
Alat tangkap Jaring Bobo di perairan Maluku Tenggara
.
44
4.2
Desain jaring Jaring Bobo (mini purse seine) di Perairan Maluku Tenggara .
45
4.3
Rumpon Alat Bantu Penangkapan lkan di Perairan Maluku Tenggara .
47
4.4
Sistem Bagi Hasil Perikanan Jaring Bobo di Perairan Maluku Tenggara .
49
4.5
Daerah Penangkapan ikan dengan Jaring Bobo Di Maluku Tenggara .
50
.
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE
R
BU
KA
22
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka viii
41453.pdf
DAFrAR TABEL
Tabel
Judul
Halaman
27
3.1
Analisa ofVarians (Anova) I Analisa Keragaman
3.2
Matriks SWOT
4.1
Distribusi Tenggara
4.2
Armada Penangkapan lkan Di Kabupaten Maluku Tenggara.......
4.3
Hasil Tangkapan Jaring Bobo di Perairan Maluku Tenggara.........
4.4
Hasil Analisa Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi
Jaring Bobo di Perairan Maluku Tenggara...............................
54
4.5
Biaya Investasi Jaring Bobo di Perairan Maluku Tenggara............
60
4.6
Biaya Tetap Jaring Bobo di Perairan Mahiku Tenggara................
61
4.7
Biaya Tidak Tetap Jaring Bobo di Perairan Maluku Tenggara.......
62
4.8
Total Biaya Usaha Jaring Bobo di Perairan Maluku Tenggara.......
62
49
Pendapatan Usaha Jaring Bobo di Perairan Maluku Tenggara.......
63
4.10
Keuntungan UsahaJaring Bobo di Perairan Maluku Tenggara......
4.13
Tangkap
lkan
di
Kabupaten .
Maluku
IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
Alat
33
40
41
54
N
4.12
.
63
PP Usaha Jaring Bobo di Perairan Maluku Tenggara..................
64
Faktor-faktor internal perikanan Jaring Bobo di Perairan Maluku
Tenggara................................................................................
67
Faktor-faktor Eksternal Perikanan pada Jaring Bobo di Perairan
Maluku Tenggara....................................................................
68
U
4.11
.
4.14
Hasil Analisis Matriks SWOT....................................................
69
4.15
Matriks Analisis Faktor Strategi internal (lFAS) Pengembangan
Usaha Jaring Bobo di Kabupaten Maluku Tenggara.......................
72
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka ix
41453.pdf
4.16
Matriks SWOT Pengembangan Usaha Jaring Bobo di Kabupaten Maluku Tenggara .
U
N
IV
ER SI
TA S
TE
R BU
KA
4.17
Matriks Analisis Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Pengembangan Usaha Jaring Bobo di Kabupaten Maluku Tenggara.................................................................................
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka x
73 74
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI TA S
TE R BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV E
R
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41453.pdf
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Purse Seine. Purse Seine disebut juga "pukat cincin" karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cinein untuk "tali cincin" atau "tali kerut" pada jaring. Fungsi cinein dan
KA
tali kerutltali kolor penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab
BU
dengan adanya tali kerut tersebut maka jaring akan terbentuk kantong pada akhir penangkapan.
TE
R
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jarring. Setelah tali ditarik, jaring bagian bawah akan
AS
bemtuk kerucut, sehingga ikan-ikan terkumpul di bagian kantong dan sulit keluar
SI T
dari jarring. Artinya, dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan maka ikan
ER
ikan tidak dapat melarikan diri dan akhimya tertangkap. Fungsi mata jaring pada
IV
jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan. Yamazaki (1977),
berdasa!'kan bentuk dan
N
Menurut Nomura dan
U
konstruksinya, purse seine dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian yaitu: jaring yang berkantong dan jaring yang tidak berkantong. Berdasarkan bentuk dasarnya, purse seine dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: (1) Purse seine tipe Amerika dengan kapal tunggal
(2) Purse seine tipe Jepang dengan kapal tunggal (3) Purse seine tipe Jepang dengan kapal ganda
B.
Desain, dimensi dan konstruksi purse seine Menurut Ayodhyoa (1981), secara garis besar jaring purse seine terdiri dari:
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 7
41453.pdf
(I) Kantong (bag): bagian jaring tempat berkumpulnya ikan hasil tangkapan
pada proses pengambilan ikan (brailling); (2) Cork line (float line): tali tempat menempelnya pelampung jaring; (3) Wing (sayap jaring): bagian keseluruhan jaring purse seine; (4) Lead line (sinker line): tali tempat menempelnya pemberat; (5) Purse line: tali yang bergerak bebas melalui jaring;
KA
(6) Ring (cincin): cincin tempat bergeraknya purse line;
BU
(7) Bridle ring: tali pengikat cincin.
TE R
Berdasarkan dimensinya purse seine diklasifikasikan sebagai berikut : I. Purse seine mini: panjang tidak lebih dari 300m, berkembang dilaut dangkal
TA
S
(Iaut jawa, selat malaka, perairan timur aceh) atau disepanjang perairan pantai pada umurnnya coastal fisheries. Sasaran utamanya adalah ikan pelagis kecil,
ER
SI
seperti: ikan layang, ikan tembang, lemuru dan kembung. 2. Purse seine berukuran sedang: panjang lebih dari 300 m hingga 600 m yang
N IV
dioperasikan di perairan yang lebih jauh atau di perairan lepas pantai (of
U
shore fisheries). Sasaran utamanya adalah ikan tongkol dan kembung. 3. Purse seine berukuran besar: panjang lebih dari 600 m hingga 1000 m, yang
dioperasikan di perairan laut dalam di dalam Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Sasaran utamanya adalah ikan cakalang dan ikan tuna. 4. Purse seine super: panjang lebih dari 1000 m, berkembang di perairan laut
bebas (high sea fisheries). Komponen alat tangkap ini terdiri dari jaring (webbing), pelampung, pemberat, serta dilengkapi dengan tali kalor (purse line) yang dilewatkan melalui cincin-cincin (rings) yang diikatkan pada bagian bawah jaring. Pemilihan bahan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 8
41453.pdf
jaring adalah penting, karena menentukan apakah jaring dapat membentang dengan baik atau tidak serta dapat membentuk kantong sewaktu ditarik. Bahan jaring purse seine umumnya terbuat dari nilon. Bahan ini dipilih karena mempunyai keistimewaan, seperti pintalan lebih, penyerapan air keciJ, resistensi terhadap arus berkurang, tensil strength lebih besar dan nilai ekonomis lebih (Sainsbury, 1996).
KA
Ukuran mata jaring disesuaikan dengan jenis ikan yang akan ditangkap.
BU
Semakin besar jenis ikan yang akan ditangkap semakin besar pula ukuran mata
TE R
jaring yang digunakan. Purse seine mempunyai ukuran mata jaring yang berbeda. Ukuran mata jaring terbesar adalah pada bagian sayap, dan makin ke arah kantong
TA S
ukuran mata jaring semakin kecil.
Bahan pelampung terbuat dari plastik, sehingga daya apung cukup besar,
SI
Selain itu plastik tidak menyerap air dan tidak cepat rusak. Bahan pemberat
ER
terbuat dari timah. Timah ini mempunyai sifat daya tenggelam lebih besar, tidak
N
U
tangkap.
IV
mudah berkarat dan tidak perlu membuka tali pemberat pacta waktu operasi alat
Fungsi cincin adalah untuk tempat lewatnya tali ko lor waktu ditarik agar bagian bawah jaring dapat terkumpul. Bahan cincin terbuat dari besi anti karat, untuk mengumpulkan cincin atau bagian bawah, pada waktu operasi digunakan tali kolor yang ditarik setelah jaring selesai dilingkarkan. Dengan terkumpulnya cincin, maka bagian bawah jaring akan terkumpul menjadi satu dan jaring akan berbentuk seperti kantong. Keadaan ini dikarenakan tali kolor memerlukan kekuatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan tali- tali yang lain (Subani dan Barus, 1989). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 9
41453.pdf
Pada purse seine terdapat serampat (salvadge), yaitu bagian dari jaring yang lebih kuat dan berfungsi untuk memperkuat jaring akibat gesekan dari tarikan pada saat operasi. Serampat terbagi tiga bagian, yaitu yang menghubungkan antara jaring pokok dengan tali pelampung, jaring pokok dengan tali pemberat dan yang menghubungkan tali samping denga sayap (Ditjen Perikanan, 1991).
C.
Teknik Penangkapan Purse Seine
KA
Menurut Ditjen Perikanan (1991), cara pengoperasian alat tangkap purse
BU
seine adalah dengan melingkari dan menutupi bagian bawah jaring. Setelah jaring
R
dilingkarkan dan tali kolor ditarik, maka alat ini membentuk kantong besar
TE
sehingga ikan-ikan yang terkurung di dalarnnya tidak dapat meloloskan diri.
AS
Alat tangkap purse seine biasanya dioperasikan di laut dalam dan tidak
SI T
berkarang. Purse seine ada yang dioperasikan dengan sebuah kapal dan ada pula
ER
yang dioperasikan dengan dua buah kapal. Dalam pengoperasiannya kadang kadang dilengkapi dengan alat bantu bempa lampu atau rumpon yang berfungsi
N
IV
sebagai alat pengurnpul ikan.
U
Pengoperasian purse seine dapat dilakukan pada siang hari dan rnalam hari. Penangkapan yang dilakukan pada saat matahari terbit, matahari terbenam, atau pada malam hari temyata hasilnya akan lebih baik bila dibandingkan pada waktu lainnya (Ditjen Perikanan, 1991).
D.
Alat Bantu Penangkapan
D.1 Lampu
Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 10
41453.pdf
alat tangkap, seperti purse seine. Jenis lampu yang digunakan bennaeam-maeam, seperti oneor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri). Ikan-ikan
itu
tertarik
oleh
eahaya
lampu
kiranya
tidak
terlalu
dipennasalahkan sebab adalah sudah menjadi anggapan bahwa hampir semua organisme hidup tennasuk ikan yang media hidupnya di air terangsang (tertarik)
KA
oleh sinar eahaya (fototaksis positif) dan karena itu mereka selalu berusaha
BU
mendekati asal/sumber eahaya dan berkumpul di sekitamya.
TE
R
D.2 Rumpon
Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai pepohonan yang
AS
dipasang (ditanam) di suatu tempat di tengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri
SI T
dari empat komponen utama, yaitu: pelampung (float), tali panjang (rope) dan
ER
atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers/anchor). Rumpon urnumnya dipasang (ditanarn) pada kedalarnan 30-75 m. Setelah
N
IV
dipasang kedudukan rurnpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang
U
bersifat tetap tergantung pemberat yang digunakan. Dalarn praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu diatur
sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang
akhir penangkapan, rumpon seeara keseluruhan diangkat dari pennukaan air dengan bantuan perahu penggerak (skoci, jukung, canoes). Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini yang disebut "pranggoan" Gatim) atau "leret" (Sumut, Sumtim). Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan berkumpul di sekitar rumpon Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 11
41453.pdf
dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macarn misalnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelarnpung-pelarnpungnya. Cara lain yang ditempuh yaitu seakan akan meniadakan rumpon
induk untuk sementara waktu
dengan
cara
menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat separo dari rumpo yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air. Terjadilah sekarang ikan-ikan yang semula
KA
berkumpul di sekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan
BU
penangkapan.
R
Sementara itu bisa juga digunakan tanpa sarna sekali mengubah kedudukan
TE
rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slarnbar yang terdapat di salah satu
AS
kaki jaring pada pelarnpung rumpon, sedang ujung tali slarnbar lainnya ditarik
SI T
melingkar di depan rumpon. Menjelang akhir penangkapan satu dua orang nelayan teIjun kedalarn air untuk mengusir ikan-ikan di sekitar rumpon masuk ke
ER
kantong jaring. Cara yang harnpir serupa juga dapat diJakukan yaitu setelah jaring
IV
dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan di
U
N
dekat rumpon di halau engan menggunakan galah dari satu sisi perahu.
E. Hal-bal Yang Mempengarubi Keberbasilan Penangkapan
E.. Keceraban Perairan Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau banyak sedikit larnpu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar di dalarn air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 12
41453.pdf
E.2 Adanya gelombang Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-sinar yang semula lurns menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar gelombang makin besar pula flickering lightnya dan makin besar hilangnya
KA
efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikan maupun biota lainnya menjadi
BU
lebih besar karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan
R
penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, misalnya
TE
dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan
SI TA
S
under water lamp.
E.3 Sinar Bulan
R
Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan
IV E
menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi rata, sedangkan untuk
N
penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya lampu terbias
U
sempurna ke dalam air.
E.4 Musim Untuk daerah tertentu bentuk te1uk dapat memberikan dampak positifuntuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 13
41453.pdf
E.5 Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahaya lampu, namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan ked!. lenis-jenis ikan besar (pemangsa) umurnnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut. Binatang-binatang
KA
tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang berkerumun di
BU
bawah lampu dan akhimya menceraiberaikan kawanan ikan yang akan ditangkap.
R
E.6 Panjang dan Kedalaman Jaring
TE
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring yang
AS
tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di bawah lampu
SI T
tidak bergerak terlalu menyebar. laring harus cukup dalam untuk menangkap
ER
gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah
IV
lampu.
N
E.7 Kecepatan Kapal Palla Waktu Melingkari Gerombolan lkan
U
lika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera terkepung.
E.8 Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke bawah.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 14
41453.pdf
F. Fungsi Produksi Fungsi produksi adalah hubungan matematik antara produksi (output) dan faktor-faktor produksi atau input. Secara umum fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai: Y = !(Xl, X2, X3,
, Xn).
Dimana .. Xl, X2, X3,
, Xn,
merupakan faktor produksi yang dipakai
untuk menghasilkan produksi (Y). Hubungan di atas menerangkan bahwa
KA
produksi yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi, belum
BU
menggambarkan bagaimana hubungan kuantitatif antara faktor-faktor produksi
R
dengan produksi. Untuk dapat menggambarkan hubungan kuantitatif, fungsi
TE
tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk yang khas seperti fungsi produksi Cob
AS
Douglass (Panayotou (1986); Khaled (1986); Soekartawi (1994) yaitu:
SI T
Y = aXlbl X2 b2 X3 b3 ...... Xj bj ..... Xkbk Fungsi Cobb-Douglass pada prinsipnya adalah persamaan regresi linier
ER
berganda dalam bentuk double logaritma dengan tujuan agar persamaan tersebut log a + bl log Xl + b2 log X2 + b3 log X3 + ........
U
N
+ bklogXk.
=
IV
menjadi linier, yaitu, log Y
Kajian untuk menentukan fungsi produksi pada perikanan tangkap pemah
dilakukan oleh Sudibyo (1998), Tokrisna et al. (1986). Manfaat diketahuinya produksi Cob-Douglass adalah menguji fase perkembangan produksi menurut masukan untuk faktor produksi yang digunakan. Jika koefisien eksponensial ( I:.bi > 1), penambahan satu unit input akan meningkatkan peubah output (L'.Y ).
Apabila I:.bi
=
1, penambahan input tidak akan mempengaruhi pembahan output
(L'.Y) sedangkan I:.bi< 1, maka penambahan input akan mengurangi perubahan
output (L'.Y) (Gaspersz, 1990). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 15
41453.pdf
G. Perikanan Tangkap yang Berkelanjutan Monintja (1999), mengemukakan bahwa dalam proses pemanfaatan sumberdaya ikan, disamping perlu menjamin produk yang kompetitif, juga perlu memenuhi persyaratan sebagai produk yang berwawasan lingkungan. Teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan yang digunakan dalam proses produksi akan dihadapkan pada beberapa persyaratan sebagai berikut;
KA
(I) Mempunyai selektivitas yang tinggi
BU
(2) Tidak merusak habitat
R
(3) Menghasilkan ikan berkualitas tinggi
TE
(4) Pengoperasian alat tidak membahayakan nelayan
AS
(5) Jumlah hasil tangkapan sampingan (by catch) sedikit (6) Dampak terhadap biodiversity kecil
SI T
(7) Tidak menangkap ikan yang dilindungi.
ER
Kriteria alat tangkap yang sesuai untuk usaha penangkapan ikan yang
IV
berkelanjutan dan aman bagi kelestarian sumberdaya ikan menurut Monintja
N
(1999) adalah: (I) Secara finansial menguntungkan; (2) Hasil tangkapan tidak
U
melebihi TAC; (3) Alat tangkap tersebut menggunakan sedikit bahan bakar; (4) Secara hukum alat tangkap tersebut legal; (5) Jumlah investasi yang diperlukan kecil; (6) Hasil tangkapan mempunyai pasar yang baik dengan harga yang kompetitif; dan (7) Diterima oleh nelayan. Hal ini perlu diantisipasi oleh para pengelola perikanan, karena untuk menjamin keberlanjutan usaha penangkapan maka ketentuan yang ditetapkan dalam "Code of Conduct for Responsible Fishing" oleh FAD (1995) sudah saatnya dipenuhi. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 16
41453.pdf
H. Analisis Kelayakan Usaha Analisa kelayakan usaha merupakan suatu analisa yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan usaha. Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan (profitability) atau kerugian yang diperoleh dari model pengembangan perikanan purse seine mini yang diusulkan.
KA
Ada dua macam analisis yang biasa digunakan untuk mengevaluasi
BU
kelayakan usaha, yaitu analisis finansial dan analisis ekonomi (Kadariah et ai.,
TE R
1999). Dalam finansial yang diperhatikan adalah hasil untuk modal saham yang ditanam untuk kepentingan badan atau orang yang langsung berkepentingan
S
dengan proyek usaha tersebut. Dalam analisis ekonomi yang diperhatikan adalah
proyek
untuk
masyarakat
atau
perekonomian secara
SI
keseluruhan.
dalam
ER
digunakan
TA
hasil total atau keuntungan yang diperoleh daTi semua sumberdaya yang
N IV
Data yang dianalisa dalam aspek ekonomi antara lain:
U
I. Modal investasi usaha, meliputi biaya pembelian kapal, mesin, alat tangkap, dan peralatan lainnya. 2. Biaya total, meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap selama satu tahun. 3. Penerimaaan dari hasil penjualan tangkapan per tahun. 4. Keuntungan yang diperoleh dari hasil pengurangan penenmaaan dengan biaya total per tahun. Analisa usaha perikanan jaring bobo (mini purse seine) bertujuan untuk mengetahui gambaran secara jelas modal atau investasi yang diperlukan untuk operasional suatu usaha kegiatan produksi jaring bobo dalam satu tahun. Secara Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 17
41453.pdf
garis besar nelayan atau pelaku usaha perikanan jaring bobo dapat mengetahui penerimaan dan keuntungan yang diperoleh serta beberapa lama kemungkinan modal investasi tersebut dapat dikembalikan. Metode Payback Period adalah metode untuk mengukur lamanya dan investasi yang sudah ditanam dengan cara membandingkan masa payback periode dengan lamanya kembalian investasi. Payback period ingin melihat seberapa lama
KA
investasi bisa kembali. Semakin pendek jangka waktu kembalinya investasi
BU
semakin baik suatu investasi.
R
Benefit/Cost Ratio merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit
TE
bersih terhadap total dari biaya bersih. BIC menunjukan manfaat bersih yang
AS
diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran bersih. Semua aliran biaya dan manfaat selama umur ekonomis, diukur dengan nilau uang sekarang, artinya
SI T
dilakukan diskon nilai dikemudian hari dengan suatu discount factor.
ER
NPV (Net Present Value) adalah metode yang sangat memperhatikan nilai
IV
waktu uang. Cara perhitungannya adalah selisih antara nilai sekarang dari cash
U
N
flow dan investasi NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.
I. Analisis SWOT Manajemen strategik menggambarkan hubungan antara organisasi dan lingkungannya, baik lingkungan internal maupun eksternal. Bersifat dinamis, dan mampu memberikan arahan bagaimana menanggulangi perubahan yang terjadi dalam lingkungan internal dan eksternal. Konsep manajemen strategik berawal dari pemikiran strategic planning system (LAN RI 2007 dalam Hiariey, 2009).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 18
41453.pdf
Sistem perencanaan yang efektif tersebut diperlukan untuk mengorganisir dan mengoptimal sumberdaya bagi peningkatan kinerja, sebagai respons organisasi terhadap perubahan lingkungan ekstemal. Hasil
analisis lingkungan strategi
atau LINSTRA (Hiariey,
2009)
dibutuhkan untuk mempertahankan eksistensi suatu organisasi. Dalam hal ini, organisasi perlu mengenali dan menguasai informasi lingkungan strategik untuk
KA
memperoleh strategi yang tepat dalam penyusunan strategi kebijakan organisasi
BU
(LAN RI 2007). Analisis LINSTRA bertujuan untuk mengenal kekuatan dan
R
kelemahan internal organisasi dan memahami peluang dan tantangan ekstemal.
TE
Pengenalan dan pemahaman memudahkan organisasi dalam mengantisipasi
AS
perubahan yang akan teIjadi di masa mendatang. Selain itu, hasil analisisnya dapat
SI T
digunakan untuk menyusun langkah-langkah kebijakan organisasi dalam jangka panJang.
ER
Analisis LINSTRA dilakukan dalam tahap-tahap (Bryson yang diacu dalam
IV
LAN RI 2007) sebagai berikut: (i) identifikasi sumber-sumber untuk scanning, (ii)
U
N
scanning lingkungan internal dan eksternal; (iii) analisis untuk menilai hasil scanning, dan (iv) perumusan hasil scanning untuk penentuan rencana.
Pendekatan ini digunakan untuk menghasilkan suatu perencanaan strategis berupa kebijakan pengembangan perikanan tangkap. Proses pengambilan keputusan strategis
adalah
berkaitan
dengan
pengembdDgan
visi,
dan
kebijakan
pembangunan perikanan. Kesesuaian hasil scanning dengan visi, dan nilai organisasi menghasilkan dasar rencana strategik pengembangan. Penciptaan berbagai startegi pemecahan dan pilihan alternatif terbaik dilakukan dengan instrumen analisis SWOT (Rangkuti 2000). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 19
41453.pdf
Analisis LrNSTRA mencakup pencennatan Jingkungan intemal dan pencennatan lingkungan ekstemal. Lingkungan intemal meliputi: (i) Kekuatan, merupakan situasi dan kemampuan internal positif yang memungkinkan organisasi
memperoleh
keuntungan
strategik;
(ii)
Kelemahan
intemal,
merefleksikan situasi dan faktor-faktor negatif organisasi, sehingga menghambat pencapaian visi organisasi.
Lingkungan eksternal
meliputi:
(i) Peluang,
KA
menggambarkan situasi dan faktor-faktor luar organisasi yang bersifat positif,
BU
yang membantu pencapaian visi dan misi organisasi; (ii) Ancaman, merupakan
R
faktor-faktor luar organisasi yang bersifat negatif, dan dapat menyebabkan
U
N
IV E
R
SI T
AS
TE
organisasi gagal mencapai visi.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 20
41453.pdf
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan September sampai bulan Desember 2012, bertempat di Desa Sathean Kecamatan Kei Kecil Kabupaten
KA
Maluku Tenggara, Propinsi Maluku.
BU
B. Bahan dan Alat Penelitian
TE R
Penelitian ini mengkaji armada penangkapan mini purse-seine yang beroperasi di perairan Maluku Tenggara. Mini purse seine merupakan objek
S
penelitian yang dianggap sebagai unit penangkapan ikan. Artinya, selain alat
SI TA
tangkap dan kapal, nelayan baik nakoda maupun anak buah kapal (ABK) juga dijadikan sebagai obyek kajian. Daftar pertanyaan dan kamera digunakan untuk
IV
ER
menjaring data dan dokumentasi penelitian.
N
C. Pendekatan Studi
U
Pengembangan Usaha mini purse seine Oaring Bobo) di perairan maluku
tenggara, menghadapi berbagai masalah sebagaimana yang telah di uraikan pacta bagian
rumusan
masalah
sebelumnya.
Guna
mengatasi
permasalahan
permasalahan yang ada dalam pengembangan usaha jaring bobo di perairan maluku tenggara perlu dilakukan suatu studi, dalam penelitian dilakukan pendekatan studi sebagai berikut. Tahap awal, mengidentifikasi faktor-faktor produksi, kemudian dianalisis dengan model regresi linier berganda fungsi Cob Douglass untuk mengkaji hubungan faktor-faktor produksi yang berperan terhadap produksi ikan atau hasil tangkapan purse seine. Selanjutnya, untuk unit
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 21
41453.pdf
penangkapan yang produktif, secara ringkas pendekatan studi ini disajikan pada Gambar berikut : Mengidentifikasi Faktor-Faktor
Produksi
~
Dianalisis Dengan Regresi Linier
Berganda (Fungsi Cob-Douglass)
J.
•
KA
Input Faktor-faktor Produksi
BU
Output:
Faktor-faktor produksi yang berperan dan masih bernilai
positif dan unit perikanan purse seine yanA optimal
R
•
TE
Input:
Data investasi purse seine
.
.
Output: Nilai kelayakan usaba purse seine yanA optimal
IV
ER
SI T
AS
Analisa
Kelayakan Usaba
U
N
Tidak Input: Faktor-faktor eksternal dan faktor internal
Analisa SWOT
Output: Strategi pengembangan perikanan Jaring Bobo kedepan
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian Jaring Sobo (mini purse seine) Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 22
41453.pdf
Menginventarisasi data investasi jaring bobo kemudian dianalisis kelayakan usaha dengan output yang diinginkan nilai kel ayakan usaha yang optimal. Kemudian
faktor
eksternal
dan
faktor
internal
yang
berperan
dalam
pengembangan perikanan jaring bobo dianalisis dengan SWOT, guna membuat suatu rencana dan strategi pengembangan perikananjaring bobo ke depan
KA
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
BU
rnetode survei. Metode survei bertujuan untuk rnengumpulkan data dari sejumlah
TE
R
variabel pada suatu kelornpok masyarakat melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data
SI TA S
yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan mengadakan observasi langsung ke lokasi
ER
penelitian dan melakukan wawancara dengan pemilik mini purse seine, nakhoda
(fishing master) dan ABK dengan menggullakan kuesioner. Satuan penelitian
N IV
adalah unit penangkapan mini purse seine. Data primer ini mencakup data unit
U
penangkapan, fishing hase, fishing ground, metode penangkapan ikan, data produksi da.'l faktor-faktor produksi mini purse seine, harga ikan hasil tangkapan dan data finansialllsaha. Data diambil melalui wawancara dan pengisian kuesioner dengan responden sebanyak 12 orang pemilik usaha unit penangkapan, 12 orang juragan laut dan nelayan atau ABK laring Bobo sebanyak 24 orang. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah ukuran kapal, panjang jaring purse seini mini, tinggi purse
seine mini, jumlah hari penangkapan, bahan bakar minyak dan jumlah ABK. Ukuran kapal rnerupakan kapasitas kapal yang dinyatakan dalam gross tonage Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 23
41453.pdf
(GT). Data ukuran kapal yang dikumpulkan adalah panjang (L), Lebar (B) dan dalam (D) diambil dari surat izin dari setiap armada sampel, sedangkan ukuran
gross tonage-nya dihitung berdasarkan rumus, yaitu; L x B x D x 0,55 x 0,353. Tinggi mini purse seine diduga mempunyai hubungan erat dengan jumlah hasil langkapan, karena semakin tinggi mini purse seine maka semakin dalam cakupan areal penangkapan.
KA
Jurnlah hari penangkapan merupakan kegiatan penangkapan yang diduga
BU
mempengaruhi hasil atau pendapatan pemilik dan nelayan, semakin banyak
R
kegialan atau jurnlah hari penangkapan diduga semakin besar jumlah hasil
TE
tangkapan dan pendapatan juga semakin tinggi. Data tinggi mini purse seine dan
AS
jurnlah hari penangkapan diambil dari hasil wawancara dengan juragan laut. Bahan bakar merupakan salah satu fungsi produksi pada unit penangkapan ikan
SI T
yang dipakai dalam motorisasi. Data bahan bakar minyak ini dipilih dari jurnlah
ER
rata-rata pengisian bahan bakar minyak setiap minggu (literftahun). Data panjang
IV
mini purse seine diambil dari hasil wawancara dengan juragan laut. Penggunaan
U
N
tenaga kerja atau anak buah kapal (ABK) untuk pengoperasian alat tangkap dan kapal, datanya diambil dari wawancara dengan juragan laut dan ABK serta pengamatan langsung di lapangan. Data produksi hasil langkapan diambil dari produksi rata-rata per minggu selama satu tahun yang diambil dari catalan pengusaha yang menjual hasil tangkapan dari setiap unit sampel dinyatakan dalam kilogram. Keenam jenis data tersebut merupakan faktor potensial yang dapat mempengaruhi produksi suatu unit penangkapan ikan yang menggunakan mini
purse seine. Pengurnpulan data ini dilakukan dengan metode survei terhadap Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 24
41453.pdf
armada mini purse seine di Perairan Maluku Tenggara. Proses penangkapan ikan di [aut diamati dengan cara mengikuti langsung operasi penangkapan ikan dan hasil wawancara dengan nelayan yang terlibat langsung. Data pendukung lain, seperti statistik perikanan diperoleh dari Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara dan Instansi terkait lainnya. Data sekunder yang diperlukan adalah data berkaIa (time series) hasil
KA
tangkapan dan upaya penangkapan mini purse seine dan alat tangkap lain yang
R BU
menangkap ikan ikan pelagis kecil di Kabupaten Maluku Tenggara selama 5 (lima) tahun terakhir (2006-20 II). Data ini diperoleh dari laporan tahunan Dinas
E.! Fungsi produksi
TA S
E. Metode Analisis Data
TE
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara.
ER
SI
Hubungan antara faktor-faktor produksi dengan produksi unit penangkapan
mini purse seine dianalisis dengan software SPSS. Hubungan tersebut
N
IV
direpresentasikan sebagai fungsi Cob-Douglass (Panayotou, 1986; Khaled, 1986;
(I).
U
SOt:kartawi, 1994), dengan tahapan pengkajian sebagai berikut: Menentukan korelasi antar variabel; Apabila terjadi korelasi dari berbagai
variabel yang dipakai dalam model regresi, angka yang tercantum dalam kore1asi menunjukkan sampai seberapa besar (seberapa serius) hubungan antara setiap variabel yang dipakai dalam regresi. Bila tidak terjadi angka korelasi yang serius (r 2: 0,8), maka dua variabel tersebut perlu dipertimbangkan apakah diikutkan atau tidak di dalam model. (2)
Menghitung koefisien regresi berganda fungsi Cob-Douglass Jika tidak terjadi interaksi maka digunakan persamaan In Y = 2: bi In Xi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 25
41453.pdf
tetapi jika ada interaksi persarnaan yang digunakan adalah n
In Y
=
L
n
hi In Xi
+ 0.5
L L'"
hij InXi InXj
;
Y
keterangan :
hasil tangkapan
=
L 0= 1, 2, 3. 4. 5. 6: jumlah faktor produksi
=
(i
=
1.2.3
, n) : koefisien produksi
bi)
=
(i
=
1.2,3,
n) : koefisien produksi
=
1,2,3,....., m) : koefisien produksi
=
1.2,3
Xi
=
(i
, n) : faktor produksi
Nilai dari hasil perkalian dua variabel independen (Xi
TA S
=
n) : faktor produksi
TE
Xj = (i* j = 1,2.3
0,5
R BU
(j
KA
Bi
dan Xj) yang dijadikan variabel barn.
ER
SI
Model hipotetik fungsi produksi purse seine adalah:
. J0bj . ····xl'
IV
Dimana: Y = produksi hasil tangkapan
U
N
XI = anak buah kapaI
X2
=
bahan bakar minyak (BBM),
X3
=
panjang jaring
X 4 = tinggi jaring
X5
=
hari penangkapan dan
X6 = ukuran kapal.
Pengujian statistik terhadap hubungan faktor-faktor produksi yang dicapai daIarn persarnaan regresi linier berganda fungsi Cob-Douglass dilakukan sebagai berikut: Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 26
41453.pdf
(I) Pengujian terhadap pengaruh faktor-faktor produksi (Xi) secara bersarna
sarna terhadap produksi hasil tangkapan (Y) dilakukan dengan uji F yang tujuannya untuk melihat signifikan dari faktor-faktor produksi terhadap produksi hasil tangkapan (Tabel 3.1 Anova). Tabel 3.1. Analisa of Varians (Anova) / Analisa Keragarnan
Galat
JKR=B'X'Y
n-p-I
JKG=Y'Y-B'X'Y-ny-2
n-I
JKT=Y'Y-ny-2
F- hitung KTRlKTG
Sy 2=JKT/n-1
TE
Total
Kuadrat Tengah (KT) KTR=JKR/p
R BU
Regresi
Jumlah Kuadrat (JK)
KA
Derajat Bebas (db) P
Sumber
TA S
Pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap produksi hasil tangkapan dilakukan dengan menguji apakah koefisien b (slope) tersebut berbeda atau sarna
statistik t student.
bi
= Sf bi
N
IV
t hit:ung
ER SI
dengan nol (Ho = 0 atau Ho *0 0). Pengujian tersebut dilakukan dengan uji
U
Keterangan:
hi = koefisien fungsi produksi
SE = standard error variabel I
Selanjutnya hasil identifikasi fungsi-fungsi produksi yang berpengaruh nyata pada salah satu model yang dipilih kemudian dilakukan analisis untuk menghitung
titik
optimasi
dari
faktor-faktor
menggunakan rumus (Soekartawi, 1994):
= LlYilnlYJO
l:nYi l:tlXj
= Perubahan produksi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 27
produksi
tersebut
dengan
41453.pdf
LlXiD
=
Perubahan Xi
Dari data pada tabel di atas maka dengan hipotesis: Ho = tidak ada pengaruh faktor-faktor produksi ABK, bahan bakar minyak yang digunakan per tahun (liter), panjang jaring (m), tinggi jaring (m), hari penangkapan dan ukuran kapal (GT) secara simultan terhadap produsi jaring bobo. ada pengaruh faktor-faktor produksi ABK, bahan bakar minyak yang
=
KA
Ha
BU
digunakan per tahun (liter), panjang jaring (m), tinggi jaring (m), hari
TE R
penangkapan dan ukuran kapal (GT) secara simultan terhadap produsi jaring bobo
S
Dasar pt'ngambilan keputusan :
TA
Jika probabilitasnya (nilai sig) > 0,05 atau F hitung < F tabel maka HO diterima,
SI
sebaliknya jika probabilitasnya (nilai sig) < 0,05 atau F hitung > F tabel maka HO
Analisis kelayakan usaha
N IV
E.2
ER
ditolak.
U
Dalam analisis kelayakan usaha ini digunakan beberapa kriteria untuk menentukan suatu proyek layak atau tidak layak dilaksanakan. Kriteria-kriteria tersebut adalah: I. Analisis PP (Payback Period) atau periode kembali modal PP
ModaL In118stasi =
x
1 TaJn.1on
K 81J.n tun.g an
2. Net Benefi/Cost Ratio Merupakan perbandingan antara NPV total dari manfaat bersih terhadap total dari biaya bersih. B/C menunjukan manfaat bersih yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran bersih. Semua aliran biaya dan manfaat Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 28
41453.pdf
selama umur ekonomis, diukur dengan nilau uang sekarang, artinya dilakukan diskon nilai dikemudian hari dengan suatu discount factor. Untuk menghitung
B/C ratio dapat digunakan formula berikut : B/C
~
PV Benefit PV Cost
Benefit/Cost ratio
PV Benefit
Present Value dari manfaat
PV Cost
Present Value dari cost
R BU
B/C
KA
Keterangan:
TE
Penilaian kelayakan finansial berdasarkan Net B/C Ratio, yaitu: • Net B/C Ratio> I, maka proyek layak atau dapat dilaksanakan. =
I, maka proyek impas antara biaya dan manfaat sehingga
TA S
• Net B/C Ratio
terserah kepada pengambil keputusan untuk dilaksanakan atau tidak.
ER SI
• Net B/C Ratio < I, maka tidak layak atau tidak dapat dilaksanakan.
IV
3. Net Present Value (NPV)
U
N
Net Present Value mengukur berapa nilai yang dihasilkan saat ini seandainya menanamkan sebuah investasi. NPV juga merupakan perbedaan di antara nilai pasar investasi dan biaya yang dikeluarkannya. Discounted cash flow valuation adalah Proses penilaian investasi melalui tingkat dislwnto cash flow
pada masa datang. Untuk mengintepretasikan kelayakan suatu usaha dapat dilihat dari hasil perhitungan NPV. Jika nilai NPV positif maka investasi layak dilakukan, sebaliknya jika negatif maka investasi ditolak atau tidak layak.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 29
41453.pdf
NPV adalah nilai neto sekarang dari dana yang diinvestasikan selama umur proyek. NPV mencerminkan besamya tingkat pengembalian dari usulan usaha atau proyek, oleh karena itu usulan proyek yang layak diterima haruslah memiliki nilai NPV > 0, jika tidak maka proyek itu akan merugi. Rumus yang digunakan dalam NPV adalah sebagai berikut:
= , 1 2 Bo-C' L t =l l+i
KA
NPV
BU
Keterangan :
R
benefit;
B
=
discount rate
AS
1
TE
C = cost;
SI T
t = periode.
ER
Kriteria untuk menerima dan menolak rencana investasi dengan metode
IV
NPV adalah sebagai berikut:
N
• Apabila NPV > 0, maka usulan proyek diterima,
U
• Apabila NPV < 0, maka usulan proyek ditolak, dan • Apabila NPV
=
0, Kemungkinan proyek akan diterima atau nilai
perusahaan tetap walaupun usulan proyek diterima atau ditolak.
Selanjutnya dilakukan perhitungan produktivitas berdasarkan indikator ekonomi usaha perikanan purse seine di perairan Kabupaten Maluku tenggara. Indikator ini mencakup produktivitas input utama (bahan bakar, modal investasi, biaya input per produksi, penerimaan bersih).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 30
41453.pdf
E.3. Analisis SWOT Analisis
SWOT
adalah
anal isis
kualitatif yang
digunakan
untuk
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk memformulasikan strategi suatu kegiatan. Analisis SWOT adalah singkatan dari Lingkungan Internal Strenghts dan Weaknesses serla Lingkungan Eksternal Opportunities dan Threats (Rangkuti, 2006).
KA
Analisis SWOT disebut juga analisis situasi yang digolongkan kedalam
BU
faktor internal (kekuatan dan kelemahan) atau dikatakan darnpak secara tidak
R
langsung dan faktor eksternal (peluang dan ancarnan) atau dikatakan dampak
TE
secara langsung. Kedua faktor tersebut memberikan darnpak positif yang berasal
AS
dari peluang dan kekuatan, dan dampak negatif yang berasal dari ancarnan dan kelemahan.
SI T
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
ER
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
IV
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), narnun secara
N
bersarnaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancarnan (Threats).
U
Proses pengarnbilan keputusan selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancarnan) dalarn kondisi yang ada saat ini (Rangkuti 2004). Untuk mengetahui strategi yang akan diarnbil, maka dilakukan analisis SWOT dengan mengidentifikasi berbagai faktor internal dan faktor eksternal secara
sistematik
dan
dilanjutkan
dengan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 31
merumuskannya.
Kemudian
41453.pdf
membandingkan antara faktor internal, yaitu kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weakness) dengan faktor eksternal, yaitu peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Hasil identifikasi faktor-faktor tersebut dituangkan dalam matriks IFAS (Internal Strategic Factor Analysis) dan matriks EFAS (External Strategic Factor Analysis) yang diberi bobot sesuai tingkat kepentingan. Kisaran bobot yang
KA
digunakan antara 0,0 - 1,0. Semakin tinggi bobot yang diberikan mengindikasikan
BU
faktor tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang semakin tinggi. Selain basil
TE R
identifikasi diberi rating dengan skala mulai 4 (out standing) sampai dengan I (poor) untuk kekuatan dan peluang, sebaliknya untuk kelemahan dan ancarnan
S
rating yang diberikan merupakan invers dari nilai-nilai tersebut (Rangkuti, 2003).
TA
Untuk pengembangan usaha mini purse seine Oaring bobo), analisis potensi
Weaknesses dan Threats). Analisis ini dilakukan dengan
ER
Opportunities,
SI
dan strategi pengembangan dilakukan dengan analisis SWOT (Strengths,
N IV
menerapkan kriteria kesesuaian dengan menggunakan data kuantitatif, maupun
U
dengan deskripsi keadaan. Formulasi strategi pengembangan usaha mini purse seine (jaring bobo) pada
perairan maluku tenggara menggunakan perangkat anal isis SWOT dengan jalan mengidentifikasi berbagai faktor internal dan eksternal. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Stengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (ntreats) (Rangkuti, 2006). Alat yang dipakai untuk merumuskan strategi menggunakan matriks SWOT (TabeI3.2). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 32
41453.pdf
Tabel 3.2. Matriks SWOT
IFAS
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
• Tentukan faktor-faktor EFAS
• Tentukan faktor-
kekuatan internal
faktor kelemahan internal
STRATEGISO Ciptakan strategi yang menggunakan Kekuatan untuk memanfaatkan Peluang
(0)
R
BU
• Tentukan faktor peluang eksternal
STRATEGIST Ciptakan strategi yang menggunakan Kekuatan untuk mengatasi Ancaman
STRATEGIWT Ciptakan strategi yang meminimalkan Kelemahan dan menghindari Ancaman
ER
SI T
AS
TE
THREATS (T) • Tentukan faktor ancaman eksternal
STRATEGIWO Ciptakan strategi yang meminimalkan Kelemahan untuk memanfaatkan Peluang
KA
OPPORTUNITIES
N
IV
Surnber : Rangkuti (2006)
U
Matriks tersebut dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi yaitu : 1) Strategi SO : strategi ini didasarkan pada pemanfaatan seluruh kekuatan dari kawasan
untuk memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
Strategi ini
diterapkan apabila unsur kekuatan dan peluang mendominasi kawasan. 2) Strategi ST
: strategis ini didasarkan pada pemanfaatan kekuatan untuk
mengatasi ancaman. Strategi ini diterapkan apabila unsur kekuatan dan ancaman mendominasi kawasan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 33
41453.pdf
3) Strategi WO : strategi ini didasarkan pada pemanfllatan peluang untuk mengurangi kelemahan. Strategi ini diterapkan apabila unsur kelemahan dan peluang mendominasi kawasan. 4) Strategi WT : strategi ini bertujuan untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi ini diterapkan apabila unsur kelemahan dan ancaman mendominasi kawasan.
KA
Dalam menentukan strategi yang terbaik, dilakukan pemberian bobot (nilai)
BU
terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat kepentingan dan kondisi suatu
SWOT
diberi
bobot
(nilai),
unsur-unsur tersebut
TE
unsur
R
wilayah. Bobot (nilai) yang diberikan berkisar antara 1- 4. Setelah masing-masing dihubungakan
AS
keterkaitannya dalam bentuk matriks untuk memperoleh beberapa alternative
SI T
strategi. Kemudian alternative-alternative tersebut dijurnlahkan bobobtnya untuk
ER
menghasilkan rangking tiap-tiap strategi alternative. Strategi dengan rangking tertinggi merupakan alternative yang prioritaskan untuk dilakukan (Rangkuti
U
N
IV
2004).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 34
U
N IV
ER
SI TA S
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA
S
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE
R
BU
KA
41453.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41453.pdf
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa, A. U. (1981), Metode Penangkapan Ikan, Ambon: Yayasan Dewi Sri. 97 hal. Bahari. (1989), Peran Koperasi Perikanan dalam Pengembangan Perikanan Tangkap. Prosiding Temu Karya flmiah Perikanan Rakyat. Jakarta, 18-19 Desember 1991. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian.
KA
Burhan, U. & Nitisemoto, A. (2004), Wawasan Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
BU
Ditjen Perikanan. (1991), Petunjuk Teknis Purse Seine dan Lampara Dasar. Jakarta: Departemen Pertanian. 24 hal.
TE
R
DKP Malra (2011), Laporan Statistik Perikanan Tahunan 2011. Langur: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara.
AS
FAO (Food Agriculture Organization). (1995), Code of Conduct for Responsible Fisheries. Jakarta (Terjemahan). Rome 104 p.
SI T
Fridman, A.L & Carrother, P.J.G (1986), Calculation for Fishing Gear Design. FAO. 304 p.
IV E
R
Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan. Diktat Kuliah. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Ferikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 149 hal (Tidak dipublikasikan).
U
N
Gaspersz, V. (1990), Analisis Kuantitatif untuk Perencanaan. Tarsito. Bandung. 419 hal. Hiariey, J. (2009), Status Eksploitasi Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil di Perairan Maluku dan Kapasitas Penangkapannya. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 259hal. Kadariah, L. K & Gray, C. (1999), Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. 181 hal. Khaled, M. S. (1986), Production Technologi of the Riverine Fisheries in Bangladesh dalam Small-Scale Fisheries in Asia: Sosioeconomic Analysis and Policy. Page 113-120. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2007), Kajian Manajemen Strategik. Jakarta: LAN Rl,. 216 hal.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 79
41453.pdf
Mattjik, A. A & Sumertajaya, M. (2000), Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid 1. Ambon: IPB Press. 326 hal. Monintja. D.R. (1987), Beberapa Teknologi Pilihan Untuk Pemanfaatan Sumberdaya Hayati Laut d Indonesia. Bulletin PSP Volume 1 No I. Bogor: Fakutas Perikanan. IPB.. 4 - 25 hal. Monintja, D R. (1999), Prosiding Pelatihan untuk pelatihan pengelolaan wilayah pesisir terpadu. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Ambon: Institut Pertanian Ambon. Hal. 45-57.
KA
Nomura, M & Yamazaki, T. (1977), Fishing Techniques 1. Tokyo: Japan International Cooperation Agency. 206 pp.
BU
Panayotou, T. (1986), Small-Scale Fisheries in Asia. Sosio-Economic Analysis and Policy. 283 hal.
TE
R
Rahardjo, B. (1978), Suatu Studi Pendahuluan Tentang Hidrodinamika dari Purse seine. Karya Ilmiah. Institut Pertanian Ambon. Ambon: Fakultas Perikanan. 406 hal.
TA S
Riyanto, B. (1991), Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi ketiga, cetakan keempat belas. Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada, 317 hal.
IV ER
SI
Riyanto. (1998), Metode Riset dan Aplikasinya dalam Riset Pemasaran. Biro Statistika, Jakarta Sutawi. 2002. Malang: Manajemen Agribisnis. Bayu Media dan UMM Press.
U
N
Rangkuti, F. (2004), Analisis SWOT Teknik membedah Kasus Bisnis. Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk menghadapi Abad 21. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. 188 hal Sainsbury, J. (1996), Comercial Fishing Method. An Introduction to Vessels and Gear. Famham-Surrey-England: FAO-Fishing News Books, Ltd.. 358 hal. Salusu, J., (1996), Pengambilan Keputusan Strategi. Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta: Penerbit PT. Grasindo.. 536 hal Soekartawi, N.S. 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cob-Douglass. PT. Raja Grafindo Persada. 257 hal. Subani W. (1986), Telaah Penggunaan Rumpon dan Payaos dalam Perikanan Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Jakarta: BPPL. 35 : 35-45. Subani, W. & Barus, H.R. (1989), Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 50. Jakarta: Balai PenelitianPerikanan Laut Departemen Pertanian. 248 hal.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 80
41453.pdf
Sudibyo, J. (1998), S/udi Ten/ang Pengaruh Berbagai FakJor Inpu/ Terhadap Hasil Tangkapan Purse Seine di Pekalongan. Tesis (tidak dipublikasikan). Program Pascasarjana. Ambon:Institut Pertanian Ambon. 67 hal. Sudibyo.Y. B. H. H, (2005), Sis/em Penunjang Kepu/usan Dalam Pengelolaan Perikanan Pukat Cincin (Purse Seine) di Provinsi Bali. Thesis (TidakDipublikasikan). Ambon. Bogor: Program Pascasarjana. IPB. 213 hal.
KA
Sudibyo, (1998), Studi /entang Pengaruh Berbagai Faktor Input Terhadap Hasil Tangkapan Purse Seine di Pekalongan. Tesis (tidak dipublikasikan). Bogor: Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.67 hal.
BU
Sutawi. (2002), Manajemen Agribisnis. Malang: Bayu Media dan UMM Press.
TE
R
Tokrisna, R, Panayotou, T. & Adulavidhaya, K.. (1986), Production Technology and Economic Efficiency of the Thai Coastal Fishery in Small-Scale Fisheries in Asia: Sosioeconomic Analysis and Policy. Page 101-112.
U
N IV
ER
SI TA S
Wisudo, T., Nurani, W & Zulkarnain. (1994), Teknologi Penangkapan Ikan Yang Layak Dikembangkan di Labuan Jawa Barat (tidak dipublikasikan). Bogor: Fakultas Perikanan. IPB. 136 hal.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 81
41453.pdf
ABK (Xl)
BBM (X2)
PJ (X3)
TJ (X4)
HP (X5)
GT (X6)
Hi. LAJAMI YAMLEAN
156
19
23.520
300
55
120
9
2
Hi. JAlNUDIN YAMLEAN
152
16
21.735
275
50
115
8
3
Hi. JAILANI YAMLEAN
139
19
20.790
250
45
110
8
4
LADATlMO YAMLEAN
91
17
18.430
240
43
95
6
5
MUSA YAMLEAN
143
17
21.530
260
47
105
7
6
JULKIFI YAMLEAN
108
16
17.400
285
49
100
6
7
YAHYA YAMLEAN
137
16
20.240
250
44
110
7
8
ABUYAMLEAN
134
19
18.792
270
52
108
8
9
JAILANI
87
18
17.240
273
44
90
8
10
MUSA YAMLEAN 2
122
17
20.895
276
51
105
7
11
GANIBUTON
102
17
17.522
265
53
98
6
12
ABDULAH
127
20.160
250
46
115
8
1
17
S
Keterangan:
R
Nama Pemilik Usaha
TE
No
KA
Produksi (Y)
BU
Larnpiran 1 : Data Faktor Produksi dan Produksi Jaring Bobo di Perairan Maluku Tenggara
U
N
IV
ER
SI
TA
Produksi (ton/tahun)
ABK Jumlah Tenaga Kerja (orang) BBM Jumlah Bahan Bakar (Liter/tahun) PJ Panjang Jaring (meter) TJ Tinggi Jaring (meter) HP (Hari penangkapan) GT Gross Tonage
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 82
41453.pdf
SATUAN
NILAI
PERUBAHAN
NILAI AKHIR
Jumlah Trip Musim Puncak
Trip/musim
85
0
85
Jumlah Trip Musim Sedang
Trip/musim
25
0
25
%
100
a
100
% I Tahun
a a
0
a
0
0
25
BU
0
25
25
R
0
25
25
a
25
25
0
25
%
a
0
0
%
0
0
a
Upah Minimum Regional
Rp I Tahun
-
0
0
R
Lampiran 2 : Asumsi dan Koefisien
Rp I Tahun
15.000.000
a
15.000.000
URAIAN
NO
Pendanaan Modal Sendiri Pinjaman Jangka Waktu Pengembalian
4
Sistem Bagi HasH a. Pemilik/Penjaga Rumpon
%
b. Pemilik Usaha
%
c. Operasional
%
d. Nelayan ABK
%
AS
3
Lain Lain
SI T
Pajak Retribusi
IV E
Biaya Perawatan
Distrubusi Jumlah Crew Juragan Laut
Orang
1
Jurn mesin
Orang
2
Nelayan ABK
Orang
13
U
N
5
Tahun
KA
2
Produktivitas
TE
1
Total Crew
16
Faktor Pembagian
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 83
41453.pdf
Larnpiran 3 : Pendapatan Nelayan Jaring Bobo di Maluku Tenggara Uraian
No
Harga
Jumlah
Kg/trip
340
6.000
2.040.000
Komu
KglTrip
127
6.000
760.000
Selar
KglTrip
230
5.000
1.150.000
Kembung
Kg/Trip
127
6.000
760.000
Pendapatan Per Trip
Rp/trip
823
4.710.000
Jumlah Trip Musiman
Trip/musim
69.983
85
Pendapatan Tahunan
RplMusim
400.350.000
BU
KA
Layang
Pendapatan Musim Sedang
TE R
2
Volume
Pendapatan Musim Puncak
Layang
Rp/trip
157
12.500
1.958.333
Komu
KglTrip
57
12.500
716.667
77
10.000
766,667
KglTrip
52
12.500
645.833
Rp/trip
342
4.087.500
8.558
25
S
1
Satuan
KglTrip
Kembung
SI
Pendapatan Per Trip
TA
Selar
ER
Jumlah Trip Musiman
N IV
Pendapatan Tahunan RplTahun
U
Total Pendapatan Tahunan
102.187.500
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 84
502.537.500
41453.pdf
Lampiran 4: Model dan Pendapatan Nelayan Jaring Saba di Maluku Tenggara. No
Uraian
Satuan
Volume
Harga
a. Pendapatan Musim Puncak
Rp/musim
I
400.350.000
400.350.000
b. Pendapatan Musim Sedang
Rp/musim
I
102.187.500
102.187.500
Total Pendapatan Tahunan
Rp/Tahun
Jumlah
Pendapatan
I
502.537.500
Pengeluaran
2
KA
a. Biaya Operasional Rp/lrip
110
480.000
52.800.000
Bensin
Rp/lrip
110
75.000
8.250.000
Oli
Rp/trip
110
210.000
23.100.000
Perbekalan
Rp/trip
110
50.000
5.500.000
Sub Total
RplTahun
R
TE
RplTahun
SI TA S
b. Biaya retribusi Total Pengeluaran
BU
Minyak Tanah
89.650.000
-
-
-
RplTahun
89.650.000
RplTahun
412.887.500
a. PemilikIPenjaga Rumpon
Rp
103.221.875
b. Pemilik Usaha
Rp
206.443.750
c. Nelayan
R" Rp/orang
103.221.875
Pendapatan Setelah Retribusi
4
Sistem Bagi Hasil
N
IV
ER
3
U
d. Nelayan ABK
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 85
16
6.451.367
41453.pdf
Lampiran 5 : Investasi dan Penyusutan Jaring Bobo di Maluku Tenggara. NQ
Uraian
Satuan
Nilai
Perubahan
Nilai Akhir
Umur
Nila;
Ekonomis
Sisa
INVESTASI
I
2
Penyusutan
72,462,000
Kapal
Rp
86.000,000
0
86,000,000
10
8,600,000
Alat Tangkap
Rp
146,060.000
0
146.060,000
5
29,212,000
Mesin Pendorong
Rp
152,000,000
0
152,000,000
5
30,400,000
Rumpon
Rp
8,500,000
0
8,500,000
2
4,250,000
Biaya Modal Kerja
Rp
0
0
0
U
N
IV
ER SI
TA S
TE
R BU
KA
392,560,000
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 86
41453.pdf
Lampiran 6: Perkiraan Arus Uang (Cashjlow) Usaha Jaring Bobo di Perairan Maluku Tenggara. NO
,
6
9
206.443.750
206.443.750
206.443.750
206.443.750
206.443.750
206.443.750
206.443.750
206.443.750
206.443.750
206.44),750
Pendapatan Pcmilik
206.443.750
206.443.750
206.443.750
206.443.750
206.443.750
206.443.750
206.443.750
206.44],750
206.443.750
206.443.750
Nilai Sisa Modal
0
0
0
0
0
Kapa.1
0
0
0
0
0
Alai Tangkap
0
0
0
0
Mesin Pendorong Yamllhu 40 PK
0
0
0
0
Rumpon
0
0
0
Lain-lam
0
0
0
Outflow
160,826.734
170.826.734
Inveslasi
0
10.000.000
392,560,000
0
0
86.000,000
0
0 0
146,060,000
0
152.000,000
0
3.500.000
Lain·lllin
8,500,000
0
1.500.000
Biaya Operasional
0
80.413.367
Biaya Operasional Nelayan
0
0 6.451.367
Bagi Hasil Nelayan
Pajak
Labs Bersih
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TE R
BU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
160826.734
170.816.734
211.226.734
170.826.734
160.826.734
170.826734
160.826.134
160.826734
0
10.000.000
500400.000
10 000.000
0
10.000.000
0
0
S
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20.000.000
0
0
0
0
0
0
0
30,400,000
0
0
0
0
0
0
8,500,000
0
0
8,500,000
0
0
0
0
1.500.000
0
0
0
0
80.413.367
80.413.367
80.413.367
80.413.367
80.413.367
80.413.367
80.413.367
80.413.367
80.413.367
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6.451.361
6.451.367
6.451.367
6.451.367
6.451.361
6.451.367
6.451.367
6.451.367
ER
0
6.451.367
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500,000
1.500.000
1.500.000
I.~OO.OOO
72.462.000
12.462.000
12.462,000
72.462.000
72.462.000
12.462,000
72.462.000
12.462,000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-392,560,000
45.611,016
35.617.016
45.617.016
35,617.016
-4.182.984
35.617.016
45.617.016
35.617.016
45.617.016
45.617,016
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-392,560,000
45.617.016
35.1)17.016
45.617.016
35.617.016
-4.782.984
35.617.016
45.617,016
35.617.016
45.611.016
45,617.016
1.500.000
N
Pengemba1ian Pinjamall
4
0
72.462.000
1.500.000
Penyusutan
Laba BeBih Sebelum Pajak
0
72.462.000
Biaya Perawatan
3
0
0
TA
Mesin PendofoIlg Yamaha 40 PK
Rumpon
10
0
SI
Alai Tangkap
7
KA
8
Inflow
Kapal
,
4
J
IV
2
2
I
0
U
I
Uraian
87
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka