PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA KELAS XI
TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh: Nugroho Frisdiyanto NIM: 10 1334 060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Dengan penuh rasa syukur dan terimakasih ku persembahkan skripsiku ini kepada Tuhan Yesus Kristus yang Maha Baik yang selalu setia menyertai setiap langkah perjalanan hidupku dan memberkati sehingga dapat menempuh studi hingga jenjang perguruan tinggi ini. Untuk segenap keluargaku, bapak Ladiyanto(alm), ibu Fasirum, adikku Ninda, keponakanku serta saudara-saudaraku, terimakasih atas segala doa, dukungan, kasih sayang, bantuan, dan support yang selama ini diberikan. Semua sahabatku, teman-teman, dan para dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi terimakasih atas segala doa, dukungan, dan perhatian. Almamaterku Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku: Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO Karena itu aku berkata kepadamu “Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Markus 11:24)
“Ora et Labora” Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah Kristus Yesus bagi kamu (1 Tes 5 : 16-18) If you think you can, then you can...
__ NUGROHO FRISDIYANTO __ v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA KELAS XI
Nugroho Frisdiyanto Universitas Sanata Dharma 2016
Tugas akhir ini bertujuan untuk memaparkan Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMA kelas XI. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang disusun sesuai dengan langkah-langkah penelitian tindakan kelas menurut Sugiyono. Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments ini telah dibuat sesuai dengan langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono sehingga layak digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMA Kelas XI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
DRAFT APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH THE TEAMS GAMES TOURNAMENT TYPE AS AN EFFORT TO IMPROVE STUDENT LEARNING MOTIVATION ON THE SUBJECT OF ECONOMICS FOR THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL
Nugroho Frisdiyanto Sanata Dharma University 2016
This study aims to present the application of Cooperative Learning Teams Games Tournament model as an effort to improve student motivation on Economics Subjects for the eleventh grade students of Senior High School. This research is a classroom action research (CAR) which was arranged in accordance with the steps according to Sugiyono action research. Draft Application of Cooperative Learning Teams Games Tournament Model has been made in accordance with the steps according to Sugiyono research and development, so it is appropriate to increase students' motivation in economics Subjects for the eleventh grade students of Senior High Schools.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat limpahan rahmat dan berkat-Nya maka tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas akhir yang berjudul "Rancangan Penerapan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament(TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMA Kelas XI" ini kami susun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis mengucapkan rasa terimasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan dan Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi serta Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan tugas akhir ini. 2. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas ilmu, bimbingan dan bantuannya hingga penulis selesai menyusun tugas akhir ini. 3. Bapak Ladiyanto(alm) dan Ibu Fasirum, S.Pd. ,orang tua penulis, yang telah membesarkan dan mendidik, serta memberikan dukungan dan doa kepada penulis. 4. Rekan-rekan di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang juga telah banyak membantu penulis. x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Rekan-rekan di Komunitas Motor Box Yogyakarta yang menginspirasi dan memberikan semangat penulis.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan tugas akhir ini.
Terakhir penulis berharap, semoga tugas akhir ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan
menambah
wawasan
bagi
pembaca
dan
khususnya
bagi
penulis
juga.
Yogyakarta, Oktober 2016 Penulis,
Nugroho Frisdiyanto
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...........................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..............................................
vii
ABSTRAK
...............................................................................................
viii
ABSTRACT
...............................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
x
DAFTAR ISI
xi
...............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
4
C. Batasan Masalah........................................................................................
4
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Tindakan Kelas.........................................................................
6
1. Pengertian ...........................................................................................
6
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Prinsip Dasar PTK ..............................................................................
7
3. Tahap Pelaksanaan PTK ......................................................................
8
4. Tujuan PTK .........................................................................................
8
5. Manfaat PTK ......................................................................................
9
6. Model dan Tahapan Pelaksanaan PTK ................................................
9
B. MetodePembelajaran Kooperatif ..............................................................
10
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ...................................................
10
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif .......................................................
11
3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif .....................................................
11
4. Unsur Pembelajaran Kooperatif .........................................................
11
5. Tipe Pembelajaran Kooperatif ...........................................................
13
C. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) ............
14
1. Pengertian ............................................................................................
14
2. Kelebihan ...........................................................................................
17
3. Kelemahan...........................................................................................
18
D. Motivasi Belajar ........................................................................................
19
E. Mata Pelajaran Ekonomi ...........................................................................
22
F. Kerangka Berpikir .....................................................................................
24
BAB III PEMBAHASAN A. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)...........................................
26
1.
Tahap-tahap PTK ...............................................................................
26
2.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif TGT...................
35
3.
Pembahasan Kesesuaian Langkah-langkah TGT ...............................
37
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan ...............................................................................................
42
B. Keterbatasan ..............................................................................................
43
C. Saran
.....................................................................................................
44
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
45
LAMPIRAN
46
.....................................................................................................
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia menjadi paham akan banyak hal yang berguna dalam kehidupannya. Pada intinya pendidikan adalah proses dimana terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik, dan terjadi perubahan dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak paham menjadi paham, dan yang tidak mengerti menjadi mengerti. Proses interaksi antara pendidik dan peserta didik bisa terjadi formal maupun nonformal. Proses interaksi yang nonformal bisa terjadi di rumah, masyarakat, dan lainnya. Sedangkan, untuk bentuk formal terjadi dalam sekolah, bimbingan belajar, dan sebagainya. Dalam
proses
belajar
diperlukan
suatu
kondisi
yang
memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Sebagai seorang pendidik, guru harus menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif di kelas bagi siswa. Kreativitas seorang guru dalam memotivasi siswa harus benar-benar diasah dengan baik. Seorang guru yang baik tidak hanya mampu mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga mampu membangkitkan minat belajar siswanya. Hal ini berbeda dengan praktik pembelajaran lama yang cenderung berlangsung satu arah yaitu guru yang memberikan dan siswa yang menerima. Guru memiliki peranan penuh dalam proses belajar 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengajar. Pandangan tersebut sekarang ini dirasakan kurang begitu tepat. Seiring dengan perkembangan zaman yang mampu mempengaruhi perkembangan pribadi peserta didik, dimana mereka ingin mencoba segala sesuatu berdasarkan kemampuan mereka untuk mendapatkan suatu pengetahuan, dan tidak hanya menerima dari guru semata. Dengan kata lain, proses pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif sehingga mereka dapat mencari sendiri pengetahuannya. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ditemukan banyak guru yang masih menggunakan metode yang konvensional atau belum melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Proses belajar cenderung satu arah dimana guru akan menjelaskan materi yang ada di dalam buku secara penuh dan siswa mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Ada kecenderungan bahwa kondisi seperti demikian menyebabkan siswa tidak mengikuti pelajaran dengan baik. Mereka mengacuhkan materi yang disampaikan oleh guru apabila mereka sudah merasa bosan. Tidak sedikit dari mereka yang membuat keributan di kelas sehingga berdampak pada proses belajar mengajar tidak kondusif lagi. Ada berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam
proses
pembelajaran,
pembelajaran dimana
model
untuk
mendukung
pembelajaran
keberhasilan
tersebut
tidak
proses hanya
menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi juga memberi kemudahan belajar untuk seluruh siswa agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, penuh semangat sehingga tumbuh motivasi siswa untuk 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar. Dengan adanya motivasi belajar yang baik diharapkan dapat membangkitkan semangat siswa untuk lebih aktif ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Menurut Slavin (1995:84), bentuk pembelajaran kooperatif yang pertama dan cukup menarik untuk digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Metode pembelajaran ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang relatif mudah untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam suatu kelas. Pembelajaran tipe ini melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa membedakan status, peran siswa sebagai tutor sebaya dan di dalamnya mengandung unsur permainan yang sangat menyenangkan. Dengan penerapan metode TGT ini, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar, meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa pun meningkat. Model pembelajaran ini pada dasarnya merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam suatu kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen (tinggi, rendah, sedang). Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) untuk meningkatkan
motivasi belajar dan
pemahaman siswa di kelas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Sebagai 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi”, yang akan dilakukan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA 1 Pekalongan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah: Apakah rancangan model pembelajaran kooperatif tipe TGT layak digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa? C. Batasan Masalah Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dengan berbagai tipe, diantaranya tipe Student Team Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw, Team Accelerated Instruction (TAI), dan Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Times Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi. D. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang dikemukakan maka dapat dirumuskan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu: Untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa setelah penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe TGT. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Universitas Sanata Dharma
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti berikutnya berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran di lapangan. 2. Bagi Guru Dengan adanya penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) diharapkan dapat memberikan masukan untuk para guru supaya lebih kreatif dalam menerapkan modelmodel pembelajaran di kelas sehingga
kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas tidak membosankan. 3. Bagi Siswa Dengan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peserta didik untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar. 4. Bagi Peneliti Peneliti mempunyai kesempatan untuk belajar menganalisis suatu masalah yang terjadi dalam kelas dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Arikunto (2008:2-3) menjelaskan PTK dengan memisahkan katakata yang tergabung di dalamnya, yakni : penelitian, tindakan, kelas, dengan paparan sebagai berikut : a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama pula.
Sementara menurut Susilo (2007:16), PTK merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau guru di tempat di mana dia mengajar, dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam suatu kegiatan pembelajaran.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sedangkan menurut Kusumah, dkk (2009:9): PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan berpartisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dari beberapa pengertian PTK di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa PTK merupakan implementasi dari kreativitas dan sikap kritis guru terhadap apa yang sehari-hari diamatinya dan pengalaman yang berhubungan dengan profesinya untuk menghasilkan suatu kualitas pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya sehingga mencapai hasil yang optimal. Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. 2. Prinsip Dasar PTK Menurut Kusumah (2009:17), PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya: a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar. b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran. c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan. d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya. e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen). 3. Tahap Pelaksanaan PTK Dalam praktiknya, menurut Kusumah (2009:25), PTK adalah tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan yaitu: a. Perencanaan (Planning) Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah b. Tindakan (Acting) Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya c. Pengamatan (Observing) Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya. d. Refleksi (Reflecting) Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya.
4. Tujuan PTK Menurut Susilo (2007:17), tujuan PTK dilakukan adalah sebagai berikut: a. Tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas. b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada peserta didik dan konteks pembelajaran di kelas. c. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktik dalam proses pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru. d. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalah aktual yang dihadapi sehari-hari.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Adapun tujuan penyerta PTK yang dapat dicapai adalah terjadinya proses pelatihan dalam jabatan selama proses penelitian itu berlangsung.
5. Manfaat PTK Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dilaksanakannya PTK yang terkait dengan komponen utama pendidikan dan pembelajaran, antara lain (Susilo, 2007:18): a. b. c. d.
Inovasi pembelajaran Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik Akan terciptanya peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis bagi guru e. Karya tulis ilmiah semakin di perlukan guru di masa depan untuk meningkatkan kariernya dan dalam rangka membuat rancangan PTK yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.
6. Model dan Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam melaksanakan PTK, dibutuhkan tahapan. Tahapan yang digunakan haruslah sesuai pedoman yang ada dalam petunjuk pelaksanaan PTK. Menurut Kusumah (2009) tahapan PTK dapat dibuat sebagai berikut: a. Perencanaan (planning): Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita; b. Tindakan (acting): Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan (acting) dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya; c. Pengamatan
(observing):
Selanjutnya
diadakan
pengamatan
(observing) yang diteliti terhadap proses pelaksanaanya;
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Refleksi (reflecting): Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi (reflecting) dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi di dalam kelasnya. Model dan Tahap PTK Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Tindakan
Pengamatan
Gambar 2.1 Model PTK Kurt Lewin hasil modifikasi.
B. Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 1.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Leaning) Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan segala sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Made Wina (Lie, 2009:189-190) mengungkapkan: Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. Hal utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Menurut Slavin (Trianto, 2009:57), belajar kooperatif menekankan pada
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi. 2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang diungkapkan Ibrahim, dkk (2006:7-8) sebagai berikut: a.
b.
c.
Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif Manfaat-manfaat dari pembelajaran kooperatif menurut Widanarto (2006:17) adalah: a. b. c.
d.
Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku selama bekerjasama Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan perilaku positif sehingga siswa tahu kedudukannya dan belajar untuk menghargai satu sama lain. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik sehingga membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
4. Unsur Pembelajaran Kooperatif Roger,dkk (Lie, 2002:31-35) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran gotong royong harus diterapkan, diantaranya: a.
Saling ketergantungan positif Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok bisa menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.
b.
Tanggung jawab perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.
c.
Tatap muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.
d.
Komunikasi antar anggota Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Ada kalanya pembelajar perlu diberi tahu secara eksplisit mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana caranya menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e.
Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
5. Tipe Pembelajaran Kooperatif Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif yang diantaranya adalah (Slavin, 2010:11-25): a.
Student Teams Achievement Divisions (STAD) Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.
b.
Teams Games Tournaments (TGT) Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.
c.
Jigsaw Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD. d. Learning Together Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Siswa kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.
e.
Group Investigation Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.
C. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament ( TGT) 1.
Pengertian Teams Games Tournament (TGT) Metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mudah untuk diterapkan, hal ini karena melibatkan semua siswa di dalam kelas. Seperti yang kita ketahui di dalam suatu kelas pasti akan ada banyak perbedaan baik itu masalah ras, agama, jenis kelamin, tingkat 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepandaian dan lain – lainnya. Dan perbedaan tersebut kadang kala juga mampu menimbulkan masalah di kelas. Namun dalam metode TGT masalah ini dapat diminimalisir. Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan (Slavin, 2010) . Dalam TGT siswa diminta untuk bekerja di dalam kelompok, di mana kelompoknya terdiri dari berbagai unsur yang berbeda sehingga masalah-masalah yang disebabkan karena adanya perbedaan dapat diatasi. Dalam model TGT ini siswa juga diharapkan mampu untuk melatih tanggung jawab, kerja sama dan persaingan yang sehat. Lima komponen utama dalam TGT yaitu (Slavin, 2010): a. Penyajian Kelas Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya. b. Kelompok (team) Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu kelompok menguasai materi pembelajaran tersebut. Sebelum 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerja sama dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau tournament. c.
Permainan Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok. Games dapat berisi pertanyaan–pertanyaan bernomor yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan untuk tournament mingguan.
d.
Turnamen (Tournament) Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen merupakan suatu pertandingan antar anggota-anggota yang berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok. e.
Penghargaan Kelompok Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam turnamen, dan masing–masing team akan mendapatkan sertifikat atau skor apabila memenuhi standar yang ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-ratanya. Yang harus ditekankan dalam pemberian penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat.
2.
Kelebihan Teams Games Tournament (TGT) Menurut Slavin (2008) beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran mengemukakan
kooperatif
terhadap
keunggulan
dan
pencapaian kelemahan
hasil
belajar
TGT.
siswa
Tersedia:
http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-gamestournaments-tgt-2/ sebagai berikut: Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional. b. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan. a.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka. d. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit) e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak. f. TGT meningkatkan kehadiran siswa yang mengalami gangguan emosional di sekolah, misalnya siswa yang pernah menerima skors dari guru karena kesalahan yang diperbuat oleh siswa sendiri. c.
3. Kelemahan Teams Games Tournament (TGT) Sedangkan kelemahan Teams Games Tournament (TGT) dikatakan oleh Sujana (2011). Tersedia: http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/modelpembelajaran-teams-games-tournaments-tgt-2/ adalah: a.
Bagi Guru Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
b.
Bagi Siswa Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain. D.
Motivasi Belajar 1.
Pengertian Motivasi Menurut
Uno
(2007:1) motivasi
adalah
dorongan dasar
yang
menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Pendapat lain diungkapkan oleh Winkel (Uno, 2007:3) yang menyatakan bahwa motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak atau kekuatan yang mendorong seorang siswa untuk belajar. 2.
Klasifikasi Motivasi Menurut Uno (2007:4) dilihat dari sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a. Motif Intrinsik Motif intriksik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhan. Motif intrinsik dapat ditimbulkan dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran. 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Motif Ekstrinsik Motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya. Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain (Uno, 2007:4) : 1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya maupun keyakinannya. 2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya. 3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun akademis. 4) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya. 5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Uno, 2007:10) : a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f. Adanya
lingkungan
belajar
yang
kondusif,
sehingga
memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik. 3. Peranan Motivasi Belajar Menurut Uno (2007:27), ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain : a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. c. Motivasi menentukan ketekunan belajar Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha memperlajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. 4. Teknik-teknik motivasi Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sebagai berikut (Uno, 2007:34) : a. b. c. d. e. f. g.
Pernyataan penghargaan secara verbal Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan Menimbulkan rasa ingin tahu Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami h. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i. Menggunakan simulasi dan permainan j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahiran di depan umum. k. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar l. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa. E.
Mata Pelajaran Ekonomi Menurut Fajar (2002:128), ekonomi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Fungsi mata pelajaran ekonomi di SMA adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta terlatih dalam memecahkan permasalahan ekonomi yang terjadi di masyarakat. Ruang lingkup mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, meliputi aspekaspek perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja, perkoperasian,
kewirausahaan,
akuntansi
dan
manajemen.
Menurut
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:138) tujuan pelajaran ekonomi di SMA adalah (a) memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara, (b) menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi, (c) membentuk sikap bijak, rasional, dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara, (d) membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. Salah satu pokok bahasan mata pelajaran ekonomi adalah kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal merupakan langkah-langkah pemerintah untuk membuat
perubahan-perubahan
dalam
sistem
pajak
atau
dalam
pembelanjaannya dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Dengan mempelajari kebijakan fiskal diharapkan siswa mampu mendeskripsikan tentang kebijakan fiskal, dan membedakan macammacam kebijakan anggaran serta cara penghitungan pajak. F.
Kerangka Berpikir Strategi yang dapat diterapkan di dalam PTK adalah metode pembelajaran kooperatif. Made Wina (Lie, 2009:189-190) mengungkapkan pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Sebagai motivator, guru hendaknya memiliki cara untuk meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan ikut aktif dalam proses pembelajaran. Misalnya saja dengan melibatkan seluruh siswa menggunakan metode pembelajaran yang menarik sehingga 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seluruh siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran tanpa adanya di skriminasi antara siswa yang pandai dan yang kurang pandai. Metode pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam, salah satunya adalah tipe Teams Games Tournament (TGT). Model pembelajaran tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan yang menyenangkan (Slavin, 2010). Dalam pembelajaran ini terdapat lima komponen yaitu: (1) presentasi kelas berupa penyampaian materi kepada siswa, (2) pembagian kelompok/tim untuk mendalami materi, (3) games yang dirancang untuk pembelajaran dalam bentuk permainan yang menyenangkan. (4) tournament yang bertujuan menciptakan kompetisi yang sehat antar siswa, dan (5) penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan prestasi terbaik. Oleh Karena mengandung unsur permainan yang menyenangkan diharapkan motivasi belajar siswa dan keaktifan siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya akuntansi dapat meningkat. Motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya (Uno, 2007:1). Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dalam pembelajaran yaitu menggunakan permainan dan membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa. Salah satu teknik untuk 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meningkatkan motivasi belajar dengan TGT adalah membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa, dengan demikian siswa menjadi terpacu untuk menunjukkan prestasi akademisnya tanpa mengurangi rasa kerja sama dan menghargai antar sesama.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III PEMBAHASAN A. Rancangan PenelitianTindakan Kelas (PTK) 1. Tahap-tahap PTK: Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas seperti dinyatakan sebelumnya, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Namun perlu diketahui bahwa tahapan pelaksanaan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut. Tahap 1: Perencanaan tindakan Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabaila dilaksanakan secara kolaboratif). Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Bila dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai peneliti maka instrumen pengamatan harus disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang perlu diingat bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan dalam rangka 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan. Tahap 3: Pengamatan terhadap tindakan Pengamatan terhadap tindakan adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (baik oleh orang lain maupun guru sendiri). Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pengamatan ini tidak terpisah dengan pelaksanaan tindakan karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap 2 dan 3 dimaksudkan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus juga sebagai pengamat, yang mana ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan "pengamatan balik" terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi. Tahap 4: Refleksi terhadap tindakan Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan penerapan rancangan tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dn bagian mana yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali, melakukan "dialog" untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan ”self evaluation” yang diharapkan dilakukan secara obyektif. Untuk menjaga obyektifitas tersebut seringkali hasil refleksi ini diperiksa ulang atau divalidasi oleh orang lain, misalnya guru/teman sejawat yang diminta mengamati, ketua jurusan, kepala sekolah atau nara sumber yang menguasai bidang tersebut. Jadi pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Urutan langkah dalam rancangan model pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut: Planning (Rencana) Rencana merupakan kegiatan pokok pada tahap awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik guru pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja sama) dan berdiskusi dengan sejawat untuk membangun kriteria dan kesamaan bahasa dan persepsi dalam merancang tindakan perbaikan. Tahapan yang dilaksaksanakan pada tahap perencanaan meliputi Identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan formulasi tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan. Identifikasi Masalah Pertanyaan yang mungkin timbul bagi guru pemula PTK adalah :bagaimana memulai Penelitian Tindakan Kelas ? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, pertama-tama yang harus dimiliki guru adalah perasaan ketidakpuasan terhadap praktek pembelajaran yang selama ini dilakukannya. Manakala guru merasa puas terhadap apa yang ia lakukan terhadap proses pembelajaran di kelasnya. Meskipun sebenarnya terdapat banyak hambatan yang dialami dalam pengelolaan proses pembelajaran, sulit kiranya bagi guru untuk memunculkan pertanyaan seperti di atas, yang kemudian dapat memicu dimulainya sebuah PTK. Oleh sebab itu, agar
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru dapat menerapkan PTK dalam upayanya untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih professional, ia dituntut keberaniannya untuk mengatakan secara jujur khususnya kepada dirinya sendiri mengenai sisi-sisi lemah masih terdapat dalam implementasi program pembelajaran yang dikelolanya. Dengan kata lain guru harus mampu merefleksi, merenung, serta berfikir balik, mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka mengidentifikasi sisi-sisi lemah yang mungkin ada. Dalam proses perenungan itu terbuka peluang bagi guru untuk menemukan kelemahankelemahan praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan secara tanpa disadari. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan secara maksimal potensi PTK bagi perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya sedini mungkin begitu ia merasakan adanya persoalan-persoalan dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, permasalahan yang diangkat dalam PTK harus benar-benar merupakan masalahmasalah yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran yang dikelolanya, bukan permasalahanyang disarankan, apalagi ditentukan oleh pihak luar. Permasalahan tersebut dapat berangkat (bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, interaksi, pembelajaran dan hasil belajar siswa. Menurut Hopkins (1993) guru dapat menemukan permasalahan tersebut bertitik tolak dari gagasangagasan yang masih bersifat umum mengenai keadaan yang perlu diperbaiki, untuk mendorong pikiran dalam mengembangkan fokus permasalahan, kita dapat bertanya pada diri sendiri. Berbekalkan kejujuran dan kesadaran untuk mengidentifikasi masalah, beberapa contoh pertanyaan yang diajukan guru pada diri sendiri (Wardani, dkk, 2007).
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Apa yang sedang terjadi di kelas saya ? 2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu ? 3. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya? 4. Apa yang terjadi jika masalah tersebut saya biarkan? 5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut? Pada tahap ini, yang paling penting adalah menghasilkan gagasan-gagasan awal mengenai permasalahan aktual yang dialami oleh guru di kelas. Dengan berangkat keadaan dengan menggunakan PTK. Analisis Masalah Setelah memperoleh permasalahan-permasalahan melalui proses identifikasi tersebut, maka guru peneliti selanjutnya melakukan analisis terhadap masalahmasalah tersebut untuk menentukan urgensi penyelesaiannya. Dalam hubungan ini, akan ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi seperti misalnya penguasaan materi pelajaran pada topik pewarisan sifat, sikap siswa dalam berdiskusi atau sikap siswa dalam melakukan percobaan. Permasalahan tersebut jika tidak segera diselesaikan akan menimbulkan dampak negatif yang besar (tidak tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal, kurang kerjasama dalam diskusi dan eksperimen). Walaupun demikian, tidak semua permasalahan dalam pembelajaran yang dapat diatasi dengan PTK (seperti kesalahan-kesalahan faktual dan atau konseptual yang terdapat dalam buku paket).Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan bagi guru dalam menganalisis permasalahan adalah sebagai berikut:
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan siswanya, atau topik yang melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang memang diprogramkan oleh sekolah; Jangan memilih masalah yang berada di luar kemampuan dan/atau kekuasaan guru untuk mengatasinya; Pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas; Usahakan untuk bekerja sama dalam pengembangan fokus penelitian; dan Kaitkan PTK yang akan dilaksanakan dengan prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah. Perumusan Masalah Setelah mengidentifikasi dan menganalisisnya, maka guru selanjutnya perlu merumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas akan membuka peluang bagi guru untuk menetapkan tindakan perbaikan (alternatif solusi) yang perlu dilakukannya, jenis data yang perlu dikumpulkan
termasuk
prosedur
pengumpulan
data
serta
cara
menginterpretasikannya. Disamping itu, penetapan tindakan perbaikan yang akan dicobakan itu juga memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai persiapan. Termasuk yang berbentuk latihan guna meningkatkan keterampilan untuk melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud. Perumusan permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis kemungkinan-kemungkinan penyebab yang lebih cermat, sehingga terbuka peluang untuk menjajaki alternatifalternatif tindakan perbaikan yang diperlukan. Perumusan masalah harus jelas, dinyatakan dengan kalimat tanya. (dijelaskan lebih lanjut pada bagian penyusunan proposal PTK).
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis Tindakan Alternatif perbaikan yang akan ditempuh dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan yaitu dugaan mengenai perubahan perbaikan yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Jadi hipotesis adalah alternatif yang diduga dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK. Bentuk rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan rumusan hipotesis ”penelitian formal”. Jika hipotesis penelitian formal menyatakan adanya hubungan antara dua kelompok atau lebih, maka hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara terbaik untuk mengatasi masalah.Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru sebagai peneliti perlu melakukan: Merefleksikan pengalaman sendiri sebagai guru.; Diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan, peneliti dsb; Kajian pendapat dan saran pakar pendidikan khususnya yang telah disampaikan dalam kegiatan ilmiah.; Kajian teoritik di bidang pelajaran
pendidikan; Kajian
hasil-hasil
penelitian
yang
relevan
dengan
permasalahan; dan hasil kajian tersebut, dapat dijadikan landasan untuk membangun hipotesis. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan. Rumusan alternatif tindakan perbaikan berdasarkan hasil kajian. Dengan kata lain, alternatif tindakan perbaikan hendaknya mempunyai landasan yang mantap secara konseptual.; Setiap alternatif tindakan perbaikan yag dipertimbangkan, perlu dikaji ulang dan dievaluasi dari segi relevansinya dengan tujuan, kelayakan teknis serta keterlaksanaannya. Disamping itu juga perlu ditetapkan cara penilaiannya sehingga dapat memfasilitasi pengumpulan serta analisis data secara cepat namun tepat, 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
selama program perbaikan ini diimplementasikan.; Pilih alternatif tindakan serta prosedur implementasi yang dinilai paling menjanjikan hasil optimal, namun tetap ada dalam jangkauan kemampuan guru untuk melaksanaannya dalam kondisi dan situasi sekolah yang aktual.; Pikirkan dengan seksama perubahan-perubahan (baca: perbaikan-perbaikan) yang secara implisit dijanjikan melalui hipotesis tindakan itu, baik yang berupa proses dan hasil belajar siswa maupun teknik mengajar guru Setelah diperoleh gambaran awal hipotesis tindakan, maka selanjutnya perlu dilakukan pengkajian terhadap kelayakan dari masing-masing hipotesis tindakan itu dari segi ”jarak” antara situasi nyata dengan situasi idel yang dijadikan rujukan. Oleh karena itu, kondisi dan situasi yang diprasyaratkan untuk penyelenggaraan suatu tindakan perbaikan dalam rangka PTK, harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga masih dalam batas-batas kemampuan siswa. Dengan kata lain, sebagai aktor PTK guru hendaknya cukup realistis dalam menghadapi kenyataan keseharian dunia sekolah dimana ia berada dan melaksanakan tugasnya. Untuk melakukan tindakan agar menghasilkan dampak/hasil sebagaimana yang diharapkan, diperlukan kelayakan hipotesis tindakan terlebih dahulu. Menurut Soedarsono (1997), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji kelayakan hipotesis tindakan adalah sebagai berikut ; Implementasi suatu PTK akan berhasil, apabila didukung oleh kemampuan dan komitmen guru yang merupakan aktornya. Dipihak lain, untuk melaksanakan PTK kadang-kadang masih diperlukan peningkatan kemampuan guru melalui berbagai bentuk pelatihan sebagai komponen penunjang. Selain itu keberhasilan pelaksanaan PTK juga ditentukan oleh adanya komitmen guru yang tergugah untuk melakukan 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tindakan perbaikan. Dengan kata lain, PTK dilakukan bukan karena ditugaskan oleh atasan atau bukan karena didorong oleh imbalan finansial.; Kemampuan siswa juga perlu diperhitungkan baik dari segi fisik, psikologis, sosial dan budaya, maupun etik. Dengan kata lain seyogyanya tidak dilaksanakan apabila akan berdampak merugikan siswa.; Fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia di kelas atau di sekolah juga perlu diperhitungkan. Sebab pelaksanaan PTK dengan mudah dapat terganggu oleh kekurangan dukungan fasilitas penyelenggaraan. Oleh karena itu, demi keberhasilan PTK, maka guru dituntut untuk dapat mengusahakan/memilih fasilitas
dan
sarana
yang
diperlukan; Selain
kemampuan
siswa
sebagai
perseorangan, keberhasilan PTK juga sangat tergantung pada iklim belajar di kelas atau di sekolah. Namun pertimbangan ini tidak dapat diartikan sebagai kecendrungan untuk mempertahankan status kuo. Dengan kata lain, perbaikan iklim di kelas dan di sekolah justru dapat dijadikan sebagai salah satu sasaran PTK.; dan Karena sekolah juga sebuah organisasi, maka selain iklim belajar sebagaimana dikemukakan di atas, iklim kerja sekolah juga menentukan keberhasilan penyelenggaraan PTK. Dengan kata lain, dukungan dari kepala sekolah serta rekanrekan guru, dapat memperbesar peluang keberhasilan PTK. 2. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif TGT: Sebelum melakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, pada awal pembelajaran guru mengawali dengan menjelaskan materi. Metode yang digunakan dalam penjelasan materi ini bisa dengan menggunakan ceramah, diskusi, atau yang lain. Hal yang penting dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar-benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena penguasaan
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.Dalam kegiatan kelompok, masing-masing anggota bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar kerja siswa dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi pembelajaran tersebut. Sebelum kegiatan kerja kelompok dimulai, guru telebih dahulu menjelaskan peraturan yang perlu diperhatikan selama kegiatan kerja kelompok berlangsung. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa dijawab oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau turnamen.Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok. Game dapat berupa pertanyaan – pertanyaan bernomor, game make a match (menjodohkan) dan game lainnya yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing– masing dan teman
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. Turnamen dilakukaan pada akhir rmateri pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bias mendapatkan nilai terbaik. Guru akan mengumumkan kelompok yang menangdalam turnamen, dan masing– masing tim akan mendapatkan penghargaan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya. Pemberian penghargaan ini adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat. Pada tahap ini, implementasi model TGT dianggap telah selesai, maka guru membagi kuesioner motivasi setelah diterapkannya model pembelajaran TGT, untuk mengetahui adanya tingkat perubahan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode TGT dalam pembelajaran ekonomi di dalam kelas. B. Pembahasan Kesesuaian langkah-langkah Teams Games Tournament (TGT) harus mengandung lima komponen utama yaitu: Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan
membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok
nantinya.Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota kelompok bertugas
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu kelompok menguasai materi pembelajaran tersebut. Sebelum kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerja sama dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau tournament. Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok. Games dapat berisi pertanyaan–pertanyaan bernomor yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan untuk tournament mingguan. Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen merupakan suatu pertandingan antar anggota-anggota yang berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok. Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam turnamen, dan masing–masing team akan mendapatkan sertifikat atau skor apabila memenuhi standar yang ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-ratanya. Yang harus
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditekankan dalam pemberian penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat. Upaya peningkatan motivasi dengan TGT yaitu dengan menciptakan persaingan dan kerjasama. Dengan kata lain, bahwa dengan persaingan dan kerjasama dapat meningkatkan motivasi belajar karena salah satu tujuan dari TGT adalah Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial. Kelebihan Teams Games Tournament (TGT) Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional dan meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan serta keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak. TGT juga dapat meningkatkan kehadiran siswa yang mengalami gangguan emosional di sekolah, misalnya siswa yang pernah menerima skors dari guru karena kesalahan yang diperbuat oleh siswa sendiri. Kelemahan Teams Games Tournament (TGT) Dari sisi guru, sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh. Lalu, dari sisi siswa masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Tahap-tahap dalam PTK, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan terhadap tindakan, refleksi terhadap tindakan. Dalam hal perencanaan tindakan, ada beberapa rangkaian kegiatan yang membentuk satu siklus berupa planning (rencana), identifikasi masalah, perumusan masalah, dan formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan. Pembelajaran kooperatif model TGT merupakan salah satu tipe atau metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Lima unsur komponen utama yang terdapat dalam TGT yaitu: Penyajian Kelas, Kelompok (team), Permainan, Turnamen (tournament), Penghargaan Kelompok. Kelebihan Teams Games Tournament (TGT): meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan, meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka, meningkatkan kerja sama terhadap yang lain (kerja sama verbal dan nonverbal, kompetisi yang lebih sedikit), keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak, meningkatkan kehadiran siswa yang mengalami gangguan emosional di sekolah, misalnya siswa yang pernah menerima skors dari guru karena kesalahan yang diperbuat oleh siswa sendiri.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelemahan Teams Games Tournament: Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis (bagi guru), Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya (bagi siswa). Rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) layak untuk meningkatkan motivasi belajar siswa karena di dalam model pembelajaran tersebut siswa dapat bekerjasama dengan siswa lain secara berkelompok yang dibagi merata sesuai dengan kemampuan masingmasing. Dengan adanya pengelompokkan secara merata ini, siswa yang kemampuannya dibawah rata-rata dapat termotivasi semangat belajarnya untuk meraih hasil yang memuaskan dan tentunya kelompok yang mempunyai skor yang lebih tinggi mendapatkan sebuah penghargaan. Pemberian penghargaan tersebut adalah salah satu cara untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat. B. Keterbatasan Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi ini juga memiliki keterbatasan yaitu waktu yang disediakan untuk peneliti untuk meneruskan rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament ini belum diujikan
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. C. Saran Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi ini, peneliti merumuskan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sangat cocok diterapkan pada siswa, maka sebaiknya model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Bagi Guru Dalam melaksanakan kegiatan belajar belajar mengajar, Guru sebaiknya tidak boleh kehilangan ide-ide yang brilian agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas. 3. Bagi Sekolah Sekolah hendaknya menggunakan model pembelajaran ini secara bertahap agar siswa tidak merasa bingung. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Agar peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) ini dengan berbagai pembaharuan.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Kusumah, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Indeks. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempratikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia. Robert. E Slavin. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. www.google.com www.e-dukasi.net http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt2/ http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt2/
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA NEGERI 1 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan ke Alokasi Waktu
: Ekonomi : XI / 1 : 1 (satu) : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi
: 1. Memahami kondisi ketenaga kerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi : 1.1. Mengklasifikasi ketenaga kerjaan
Kompetensi Dasar Indikator
:1. Membedakan angkatan kerja, tenaga kerja, kesempatan kerja, dan pengangguran 2. Mengidentifikasi sistem upah yang berlaku di Indonesia
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat ... 1. Menghubungkan angkatan kerja, tenaga kerja dan kesempatan kerja 2. Mendeskripsikan sistem upah yang berlaku di indonesia II. Materi Pelajaran
:1.Pengertian angkatan kerja, tenaga kerja, kesempatan kerja, dan pengangguran
III. Metode Pembelajaran : Teams Games Tournament (TGT) IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Siswa Kegiatan Awal Menyiapkan semua (10 menit) peralatan dan buku yang diperlukan
Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru yang telah dipelajari sebelumnya
Memperhatikan yang disampaikan guru
Siswa memperhatikan penjelasan guru 46
Kegiatan Guru Memeriksa kesiapan ruang kelas, alat, dan media pembelajaran, serta kesiapan siswa Melakukan apersepsi yaitu menanyakan materi yang diberikan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari Memotivasi siswa dengan menyampaikan pentingnya materi hari ini tentang pengertian tenaga kerja, angkatan kerja, kesempatan kerja, dan pengangguran Menyampaikan kompetensi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan Inti (65 menit)
Melakukan kegiatan berkelompok
Mengkaji referensi tentang angkatan kerja, tenaga kerja, kesempatan kerja, dan pengangguran dalam diskusi kelompok Menjawab pertanyaan bernomor yang dibagikan oleh guru.
Jawaban dari pertanyaan yg benar dijadikan untuk tournament.
Pada saat tournament, siswa masuk ke dalam kelompok sesuai dengan arahan guru yang berdasarkan tingkat kemampuan yang dimiliki. Siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaanpertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari
47
akan dicapai dan memberikan ilustrasi tentang model pembelajaran yang akan diterapkan (model pemebalajaran kooperatif tipe teams games tournament) Membagi siswa dalam kelompok yang satu kelompok berisi 4-5 siswa Membagikan hand out referensi materi pembelajaran
Membagikan pertanyaan bernomor kepada masingmasing kelompok Mengamati dan memberikan penilaian dari jawaban-jawaban siswa yang benar dari masing-masing kelompok(game). Menugaskan siswa untuk pindah ke meja tournament.
Mengamati dan memberikan penilaian dari jawaban-jawaban siswa yang benar dari masing-masing kelompok (tournament)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan Penutup (15 menit)
Berkompetisi dalam tournament tersebut dengan bersaing secara sehat. Memperhatikan hasil penilaian dari guru
Membuat rangkuman Melakukan refleksi Memperhatikan penugasan dari guru
Memberikan hasil penilaian kepada setiap kelompok dan menentukan penghargaan kelompok yang menang Membimbing siswa untuk merangkum apa yang dipelajari pada pertemuan pertama Membimbing siswa untuk berefleksi Memberi penugasan untuk pemantapan pemahaman dan pengayaan.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar : a. Alat / Bahan : Peta Konsep CD Pembelajaran PT. ERLANGGA b. Sumber Belajar
VI. Penilaian : 1. Prosedur 2. Alat Penilaian
: Buku Ekonomi SMA Jilid 2 –Wahyu Adji, Suwerli, Suratno Penerbit PT. ERLANGGA Jakarta 2007
: a. Penilaian proses belajar mengajar b. Penilaian hasil belajar : (soal terlampir)
Jakarta, 17 Juli 2016 Guru Mata Pelajaran
Mengetahui Kepala,
............................................................
..................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SOAL
1. Kebutuhan tebaga kerja yang diperlukan secara rill oleh perusahaan disebut sebagai...... 2. Masyarakat berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun yang sedang membutuhkan pekerjaan disebut........ 3. Pak andi merupakan salah seorang angkatan kerja yang mendapatkan kesempatan kerja. Maka status pak andi sekarang adalah....... 4. Amir sedang tidak bekerja karena baru melamar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Maka status amir dianamakan......... 5. Irvan dengan sukarela tidak bekerja karena dia sudah memiliki pendapatan dari rumah yang dikontrakkannya. Maka status irvan termasuk pengangguran......... 6. Pak kromo sebagai tukang kayu menerima balas jasa Rp 400.000,00 setiap selesai mengerjakan 1 lemari. Pengupahan semacam ini menggunakan sistem.......... 7. Pegawai Negeri Sipil (PNS) menerima gaji Rp 1.000.000,00 per bulan. Sistem pengupahan semacam ini menggunakan cara....... 8. Achmad menerima imbalan jasa 2,5% setelah dia dapat menjualkan rumah Danang. Sistem pengupahan ini menggunakan sistem.......... 9. Salah satu syarat sistem pemberian upah yang baik adalah........... 10. Salah satu alasan terjadinya pengangguran adalah........ 11. Terjadinya pengangguran konjungtural disebabkan oleh.......... 12. Setiap orang yang menghasilka barang atau jasa yang mempunyai nilai ekonomis baik yang menerima gaji atau bekerja sendiri yang terlibat dalam kegiatan manual disebut........... 13. Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat disebut........... 14. Ada 2 macam bentuk kompensasi kerja yaitu......... 15. Pengangguran temporer yang terjadi karena atas perubahan dan dinamika ekonomi disebut pengangguran.......... 16. Pengangguran yang terjadi karena pergantian musim sehingga mempengaruhi jumlah pekerjaan yang tesedia di beberapa industri disebut....... 17. Peningkatan kualitas tenaga kerja ada dua jalur yaitu......... 18. Pemberian upah pada bidang pemasaran biasanya menggunakan sistem upah berdasarkan........... 19. Pengangguran yang terjadi karena orang tersebut secara sukarela tidak mau bekerja karena sudah cukup dengan kekayaan yang dimiliki disebut pengangguran........ 20. Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat disebut......... 21. Sebutkan contoh pengangguran teknologi........ 22. Golongan angkatan kerja yang betul-betul tidak mendapatkan pekerjaan karena pendidikan dan keterampilan tidak memadai disebut.....
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23. Golongan yang melakukan pekerjaan tetapi hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan disebut........ 24. Sebutkan 3 jenis pengangguran? 25. Sebutkan Contoh tenaga kerja yang dibayar berdasarkan waktu
KUNCI JAWABAN
1. Kesempatan kerja 2. Angkatan kerja 3. Tenaga kerja 4. Penganggur Normal 5. Pengangguran sukarela(voluntary unemployment) 6. Upah menurut waktu 7. Sistem upah menurut waktu 8. Komisi 9. Mampu memuaskan kebutuhan dasar pekerja 10. Permintaan tenaga kerja yang terlalu tinggi 11. Karena berkurangnya permintaan barang dan jasa 12. Pekerja 13. Tenaga kerja 14. Gaji dan Upah 15. Pengangguran friksional 16. Pengangguran Musiman 17. On the job training dan Off the job training 18. Komisi 19. Pengangguran sukarela 20. Tenaga kerja 21. Penggunaan mesin seperti traktor di pertanian 22. Pengangguran normal 23. Pengangguran terselubung 24. Pengangguran normal, pengangguran terselubung, pengangguran terbuka 25. Guru privat atau dosen swasta yang dibayar berdasarkan jam
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran-lampiran Format Lembar pengamatan/penilaian proses belajar mengajar Hari/tanggal : Format Lembar Penilaian Diskusi (Individu peserta didik) No
Penilaian individu peserta didik 1
2 3 4 5 6 7
Sikap/ aspek yang dinilai
Nama kelompok/peserta Didik
Berani mengemukakan pendapat Berani menjawab pertanyaan Inisisatif Keaktifan Kerjasama Sikap toleransi Reflektif terhadap masalah
Jumlah nilai individu
Kriteria Penilaian Kriteria indikator 80-100 70-79 60-69 45-59
Nilai kualitatif Baik Sekali Baik Cukup Kurang
Nilai = ∑ skor perolehan
Nilai kuantitatif 4 3 2 1 x 100
Skor maksimal (20)
51
Nilai kualitatif
Nilai kuantitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kriteria nilai A=
80-100
: Baik Sekali
B=
70-79
: Baik
C=
60-69
: Cukup
D=
≤ 60
: Kurang
Lembar Keaktifan dalam diskusi No 1 2 3 4 5
Aspek yang dinilai Cara menyampaikan pertanyaan Cara menjawab pertanyaan Kesesuian dengan topik kajian Cara menyampaikan pendapat Antusiasme mengikuti pembelajaran (partisipasi)
Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
Kriteria Penilaian : Kriteria Indikator 80-100 70-79 60-69 45-59
Nilai Kualitatif Memuaskan Baik Cukup Kurang
52
Nilai Kuantitatif 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53