Laporan Tugas Akhir
TUGAS AKHIR Analisa Kualitas Dalam Mengurangi Produk Reject Pada Proses Produksi Di PT.Mandom Indonesia Tbk Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Studi Strata Satu (S1) Gelar Sarjana Teknik Industri
Disusun Oleh : Nama
: Hayu Kartika
Disusun Oleh : Nama
: Hayu Kartika
NIM
: 41605010008
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
Universitas Mercu Buana
Page 0
Laporan Tugas Akhir
Universitas Mercu Buana
Page 3
Laporan Tugas Akhir
Universitas Mercu Buana
Page 4
Laporan Tugas Akhir
Universitas Mercu Buana
Page 5
Laporan Tugas Akhir
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam persaingan pasar harus memberikan perhatian penuh akan kualitas atau mutu produknya, sehingga standar manajemen mutu internasional sangat perlu diterapkan dalam era globalisasi ini.
Suatu perusahaan dapat berkembang dan paling tidak, bisa bertahan hidup. Perusahaan tersebut harus mampu menghasilkan produk barang atau jasa dengan mutu yang baik, harga yang bersaing, promosi yang lebih efektif, dan pelayanan yang baik terhadap konsumen.
Kondisi demikian dapat diartikan, bahwa perusahaan yang dapat memenangkan persaingan harus mencapai tingkat mutu, bukan hanya mutu produknya, akan tetapi dalam segala aspek seperti: mutu bahan mentah maupun mutu dalam pengemasan produk tersebut, mempunyai sumber daya manusia yang baik serta mampu bekerja secara efektif dan efisien, promosi yang efektif dan tepat sasaran
Universitas Mercu Buana
Page 6
Laporan Tugas Akhir
Bila perusahaan memberikan perhatian penuh terhadap tingkat kualitas atau mutu, maka akan memberikan dampak positif kepada pelaku bisnis yang berupa : dampak terhadap biaya produksi dengan mengurangi biaya seminimal mungkin terhadap produk yang reject dan dampak terhadap pemasukan atau pendapatan yang meningkat. Dalam menjaga konsistensi mutu produk dan jasa agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan konsumen, perlu dilakukannya pengendalian kualitas yang menciptakan system yang dapat mencegah timbulnya masalah mengenai mutu agar kesalahan yang pernah terjadi tidak akan terulang lagi.
PT. Mandom Indonesia Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi kosmetika, wangi-wangian, perbekalan kesehatan rumah tangga, dan toiletries. Agar menghasilkan produk yang baik, PT. Mandom Indonesia Tbk perlu menerapkan pengendalian kualitas terpadu agar dapat menghasilkan produk yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan maupun konsumen. Inti yang menjadi permasalahan adalah mengurangi jumlah reject yang dihasilkan dalam proses produksi pada produk pucelle.
1.2. Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang diangkat pada penulisan laporan tugas akhir ini, dalam penelitian yang dilakukan penulis yaitu: 1. Ditemukannya produk reject yang terjadi selama proses pengemasan produk (proses produksi) di PT. Mandom Indonesia Tbk. 2.
Terjadinya kegagalan atau reject yang cukup besar terjadi dalam proses pengemasan produk Pucelle.
Universitas Mercu Buana
Page 7
Laporan Tugas Akhir
1.3. Batasan Masalah Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis membatasi masalah agar pembahasannya terarah dan mempunyai batasan yang jelas sehingga mendapatkan hasil yang optimal, oleh karena itu perlu diadakan pembatasan-pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Pokok pembahasan hanya berkisar pada pengendalian kualitas untuk mengurangi reject dalam proses produksi pada produk pucelle 2. Pemecahan masalah dari penyimpangan yang terjadi 3. Analisa pembahasan dengan menggunakan alat pengendalian kualitas statistik. 4. Melakukan pengujian terhadap data, dengan melakukan pengujian kecukupan data.
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui seberapa besar jumlah reject dan jenis-jenis produk reject yang ditemukan selama proses produksi. 2. Menganalisa sumber variasi penyebab terjadinya reject dengan melakukan pengendalian kualitas statistik . 3. Membuat usulan perbaikan yang mampu mengontrol kualitas produk pucelle di PT. Mandom Indonesia Tbk.
1.5. Metode Penelitian
Universitas Mercu Buana
Page 8
Laporan Tugas Akhir
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Literatur Kepustakaan Mempelajari teori-teori dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan tema tulisan yang dibuat.
2. Studi Observasi Penulis terjun langsung di lapangan untuk mengetahui proses produksi pembuatan produk pucelle, dan jenis reject yang terjadi dalam proses
3. Wawancara Penulis melakukan wawancara terhadap beberapa karyawan departemen terkait.
1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan digunakan untuk memudahkan pembahasan, penulisan ini dibagi menjadi enam bab yang terkait antara satu dengan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan secara garis besarnya sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan Dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.
Universitas Mercu Buana
Page 9
Laporan Tugas Akhir
Bab II
Landasan Teori Bab ini mengemukakan teori-teori yang menunjang serta digunakan dalam membantu pengolahan data dan analisa pembahasan.
Bab III Metodologi Penelitian Bab ini mengemukakan metodologi penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir serta gambaran umum perusahaan yaitu di PT. Mandom Indonesia Tbk.
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Dalam bab isi ini, mencakup data jenis-jenis reject dan jumlah reject selama proses produksi yang terjadi setiap harinya.
Bab V
Analisa Pemecahan Masalah Pada Bab ini mengemukakan pengolahan data dan analisa dari hasil pengumpulan data.
Bab VI Kesimpulan dan Saran Merupakan bab terakhir dari karya ilmiah ini yang berisi kesimpulan dari hasil penulisan dan saran-saran yang diberikan penulis berkaitan dengan penulisan ini.
Universitas Mercu Buana
Page 10
Laporan Tugas Akhir
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Pengendalian Kualitas
2.1.1. Definisi Kualitas Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam organisasi
atau
perusahaan
agar
tetap
survive.
Ada
berbagai
cara
untuk
mewujudkannya, dimana salah satunya adalah menggunakan Statistical Quality Control (SQC) dan Statistical Process Control (SPC). Kata Quality (kualitas) digunakan dalam banyak pengertian, kualitas juga sangat erat kaitannya dengan persyaratan. Dimana persyaratan adalah segala sesuatu yang menjadi titik pemeriksaan apakah barang atau jasa tersebut dapat diterima atau ditolak.
Pengertian kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain: 1. Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability, delivery, reliability, maintainability, dan cost effectiveness (Crosby, 1979). 2. Kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat, atau dikatakan sesuai dengan tujuan (Elliot, 1993).
Universitas Mercu Buana
Page 11
Laporan Tugas Akhir
3. Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan (Goetch dan Davis, 1995). 4. Kualitas adalah suatu produk yang dihasilkan dan dibuat dalam keadaan baik dan dapat memenuhi spesifikasi dan toleransi yang telah ditetapkan, baik oleh perusahaan atau pelanggan/konsumen (Gaspersz, 2001)
2.1.2. Manajemen Kualitas (Quality Management) Beberapa tahun terakhir terjadi kemajuan dalam ilmu pengetahuan termasuk pendekatan dibidang manajemen. Salah satu kunci sukses dapat bersaing di pasar global adalah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar-standar yang berlaku.
Salah satu standar yang paling penting adalah ISO 9000, yang dihasilkan oleh Internasional Organization for Standardization di jenewa, Swiss. ISO 9000 juga digunakan sebagai pendekatan sistem Quality dalam suatu perusahaan.
David garvin, 1994 mengidentifikasikan lima pendekatan prespektif kualitas yang dapat digunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu:
1. Transcedental Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur. Prespektif ini umumnya diterapkan dalam karya seni seperti seni musik, seni tari, seni drama, dan seni rupa. Untuk produk dan jasa pelayanan, perusahaan dapat mempromosikan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan seperti kelembutan dan kehalusan kulit (sabun
Universitas Mercu Buana
Page 12
Laporan Tugas Akhir
mandi), kecantikan wajah (kosmetik), pelayanan prima (bank) dan tempat berbelanja yang nyaman (mall). Definisi seperti ini sangat sulit untuk dijadikan sebagai dasr perencanaan dalam manajemen kualitas.
2. Product-based Approach Kualiatas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur. Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan stribut yang dimiliki produk secara objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi individual.
3. User-based Approach Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang saling memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera (fitnes for used) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Pandangan yang subjektif ini mengakibatkan konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah kepuasan maksimum yang dapat dirasakannya.
4. Manufacturing-based Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut pandang produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan persyaratannya (conformance quality) dan produser. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu, yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, dan bukan konsumen yang menggunakannya.
Universitas Mercu Buana
Page 13
Laporan Tugas Akhir
5. Value-based Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas didefinisikan sebagai “affordable excellence”. Oleh karena itu kualitas dalam pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah produk yang paling tepat beli.
Adapun prinsip-prinsip manajemen kualitas produk dapat dijelaskan berikut ini (Gaspersz,2001) : 1. Fokus pada pelanggan Organisasi tergantung pada pelanggannya, oleh karena itu hendaknya perusahaan memahami kebutuhan kini dan mendatang dari pelanggannya (current and future customer needs) dan hendaknya memenuhi dan melampaui harapan pelanggan (customer Expectations)
2. Kepemimpinan Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan arah organisasi. Mereka hendaknya menciptakan dan memelihara lingkungan internal tempat karyawan dapat melibatkan dirinya secara penuh dalam pencapaian sasaran organisasi (organization’s Objective).
3. keterlibatan orang
Universitas Mercu Buana
Page 14
Laporan Tugas Akhir
Karyawan pada seluruh tingkatan organisasi adalah inti sebuah organisasi, dan keterlibatan penuh, memungkinkan kemampuannya dipakai untuk manfaat organisasi.
4. Pendekatan proses Hasil yang dikehendaki bisa tercapai lebih efisien bila kegiatan dan sumber daya yang terkait dikelola sebagai suatu proses.
5. Pendekatan sistem terhadap manajemen Mengetahui, mengenal, memahami dan mengelola suatu proses yang saling terkait sebagai sistem memberi sumbangan pada keefektifan dan efisiensi organisasi dalam mencapai sasarannya.
6. Perbaikan terus menerus Perbaikan yang bekesinambungan pada suatu organisasi secara menyeluruh hendaknya dijadikan sasaran tetap organisasi.
7. Pengambilan faktual dalam pengambilan keputusan Keputusan yang efektif didasarkan pada data dan informasi yang tepat
8. Hubungan dengan rekanan yang saling menguntungkan Sebuah organisasi dan pemasoknya saling bergantung satu sama lain dan menjadikan suatu hubungan yang saling menguntungkan dalam meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai (value).
2.2. Peningkatan Kualitas
Universitas Mercu Buana
Page 15
Laporan Tugas Akhir
Peningkatan kualitas merupakan aktifitas teknik dan manajemen. Melalui pengukuran karakteristik kualitas dari produk maupun jasa, kemudian membandingkan hasil pengukuran ini dengan spesifikasi produk yang diinginkan pelanggan, serta mengambil tindakan peningkatan yang tepat apabila ditemukan perbedaan hasil antara kinerja aktuak dengan standar yang ada.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan kualitas merupakan suatu metodologi pengumpulan dan analisis data kualitas serta meneruskan dan menginterpretasikan pengukuran-pengukuran yang menjelaskan tentang proses dalam suatu sistem industri, untuk meningkatkan kualitas produk guna memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan (Gaspersz,2001).
Dengan demikian pengertian peningkatan sistem manajemen kualitas berdasarkan ISO 9001: 2000 lebih menekankan pada aspek peningkatan proses industri dengan menggunakan data kualitas yang telah dikumpulkan dan diinterpretasikan dengan menggunakan alat-alat analisis termasuk teknik-teknik ststistik, bukan sekedar penggunaan alat-alat statistik yang selama ini telah salah diinterpretasikan oleh banyak orang yang berkecimpung di luar bidang teknik dan manajemen industri.
Dalam peningkatan proses tentunya terkait engan pengendalian proses. Salah satu tugasnya yaitu mengidentifikasi dan merencanakan produksi, pemasangan dan prosesproses pelayanan yang langsung mempengaruhi kualitas dan harus menjamin bahwa proses-proses tersebut dilaksanakan di bawah kondisi yang terkendali. Kondisi-kondisi yang terkendali harus mencakup hal-hal sebagai berikut (Gaspersz,2001):
Universitas Mercu Buana
Page 16
Laporan Tugas Akhir
1. Prosedur yang terdokumentasi mengidentifikasikan cara produksi, pemasangan dan pelayanan, dimana tanpa adanya prosedur-prosedur dapat berpengaruh pada penurunan kualitas. 2. Penggunaan produksi yang sesuai, pemasangan, pelayanan peralatan dan lingkungan kerja yang sesuai. 3. pemenuhan dengan acuan standar atau kode perencanaan kualitas dan atau prosedur yang terdokumentasi. 4. Memantau dan mengendalikan parameter proses serta karakteristik produk yang sesuai. 5. Persetujuan proses dan alat yang sesuai. 6. Kriteria kecakapan kerja harus ditentukan dalam cara praktek yang jelas. 7. Perawatan
yang
cocok
dari
peralatan
untuk
menjamin
kemampuan
berkesinambungannya proses.
2.3. Instrumen Manajemen Kualitas Sebagai konsep pengembangan berkelanjutan yang melibatkan tenaga kerja, diperlukan instrumen yang dapat membantu mengatasi masalah secara sistematis. Instrumen pertama dalam peningkatan kualitas adalah berhubungan dengan TQM yang difokuskan pada aspek penyelesaian masalah tentang issue operasional yang terjadi setiap hari. Instrumen dasar peningkatan kualitas ini banyak digunakan diseluruh dunia oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan upaya total quality. Teori ini disebut sebagai The Basic Quality Improvement Tools yang mencakup sepuluh instrumen, yaitu: Brainstorming, Multi-Voting, Nominal Group Technique (NGT), Flow Chart,
Universitas Mercu Buana
Page 17
Laporan Tugas Akhir
Cause and Effect Diagram, Data Collection, Pareto Chart, Histogram, Scatter Diagram, Control Chart.
Meskipun instrumen tersebut sudah ada sejak tahun 1940-an, namun instrumen ini baru digunakan secara luas sejak awal tahun 1970-an. Setiap instrumen dapat digunakan secara terpisah dari yang lainnya, tapi penerapan secara keseluruhan sebagai sebuah sistem akan memberikan manfaat yang paling besar bagi perusahaan. Penggunaan secara bersama dilakukan karena pada dasarnya instrumen tersebut saling berkaitan dan akan memberikan manfaat jika dikombinasikan.
2.3.1. Bagan Kendali dan Jenisnya Alat pengendalian kaualitas yang paling sering digunakan dalam menganalisa adalah dengan bagan kendali (control chart). Bagan kendali ini alat yang dipakai untuk mengetahui penyimpangan proses yang berulang. Bagan kendali pada dasarnya adalah penjabaran secara grafis dari suatu data sebagai fungsi dari waktu, sehingga mempunyai batas kontrol yang membatasi jangkauan dari sebaran yang masih diterima dan probabilitas yang diharapkan. Dengan bagan kendali tersebut maka data secara cepat dapat dibandingkan dengan unjuk kerja proses yang pernah terjadi.
Berbagai bagan-bagan yang dapat digunakan dalam proses kendali kontrol yang sesuai dengan kebutuhan yaitu tata cara dan teknik yang dapatdilakukan untuk mempermudah dalam menggunakan bagan-bagan kendali dalam diagram alir seperti yang ditunjukan pada gambar 2.1. (Gaspersz,2001)
Universitas Mercu Buana
Page 18
Laporan Tugas Akhir
Gambar 2.1. Diagram Alir Penggunaan Bagan-bagan
Setiap bagan kendali memiliki bagian-bagian sebagai berikut (Grant,1993): 1. Garis tengah (Central line), yang biasanya dinotasikan sebagai CL
2. Sepasang batas control (control limits), dimana satu batas kontrol ditempatkan diatas garis tengah yang dikenal dengan batas kontrol atas (upper control limits) secara umum dinotasikan sebagai UCL, dan yang satu lagi ditempatkan dibawah yang dikenal dengan batas kontrol bawah (lower control limits) dan dinotasikan LCL.
3. Memiliki tebaran nilai-nilai karakteristik kualitas yang menggambarkan keadaan dari proses. Jika semua nilai yang ditebarkan pada bagan tersebut berada dalam kondisi di dalam batas-batas kendali dan tanpa memperlihatkan kecenderungan tertentu, maka proses yang berlangsung dianggap berada dalam pengendalian. Tapi jika nilai-nilai
Universitas Mercu Buana
Page 19
Laporan Tugas Akhir
yang ditebarkan pada bagan tersebut melenceng jauh atau berada di luar batas-batas kendali dan memperlihatkan tingkat kecenderungan tertentu atau memiliki bentuk yang aneh, maka proses yang berlangsung dianggap sebagai dalam kondisi berada di luar kendali atau tidak berada dalam pengendalian, sehingga perlu diambil tindakan korektif guna untuk memperbaiki proses pengendalian tersebut.
Pengendalian bagan-bagan kendali hendaknya harus menjadi efektif untuk mengendalikan suatu proses, sehingga upaya-upaya peningkatan proses yang bersifat terus-menerus yang dilakukan oleh manajemen dalam perusahaan dapat dijadikan suatu komitmen dari perusahaan itu sendiri, agar perusahaan tersebut dapat meraih kesuksesan dan pada gilirannya akan mendapatkan suatu keuntungan yang diinginkan oleh pihak manajemen perusahaan tersebut.
Gambar 2.2. Contoh Bagan Kendali Untuk Ketidaksesuaian Bagan kendali terdapat dua macam yaitu (Grant,1998) : 1. Bagan Kendali Variabel Bagan kendali variabel ini khusus digunakan untuk karakteristik produk yang dapat diukur, misalnya berat, panjang dan lain-lain. Dalam penggunaan bagan
Universitas Mercu Buana
Page 20
Laporan Tugas Akhir
kendali variabel ini ada dua yang saling terkait penggunaannya antara satu bagan kendali dengan bagan kendali yang lainnya, yaitu bagan kendali X dan R, digunakan untuk mengendalikan dan menganalisa proses yang menggunakan nilai kontinu dari kualitas produk. Bagan kendali X menggambarkan kisaran nilai x (subgrub). Penggunaan bagan kendali X biasanya digunakan dalam kombinasi dengan bagan kendali R untuk mengendalikan kisaran dalam subgrup.
2. Bagan Kendali Atribut Bagan kendali atribut ini digunakan khusus untuk karakteristik produk yang tidak dapat diukur dengan satuan misalnya produk baik dan produk buruk dan lain sebagainya. Pengukuran karakteristik bagan kendali atribut dapat dinyatakan dengan keadaan kualitas produk tersebut ditolak atau diterima, cacat atau tidak, sesuai dengan spesifikasi atau tidak dan lain-lain. Bagan ini dapat digunakan bila karakteristik kualitas digambarkan dengan jumlah unit yang rusak. Ada beberapa jenis bagan kendaliatribut yang dapat digunakan, yaitu:
a. Bagan p, bagan untuk bagian yang ditolak karena tak sesuai terhadap spesifikasi b. Bagan np, bagan kendali untuk banyaknya butir yang tak sesuai c. Bagan c, bagan kendali untuk banyaknya ketaksesuaian d. Bagan u, bagan kendali untuk banyaknya ketaksesuaian per satuan
Universitas Mercu Buana
Page 21
Laporan Tugas Akhir
Tabel 2.1. Atribut Control Chart: simbol dan rumus Chart p np u
Statistical term Number of k subgroups Subgroup n = # inspected size
# of defects Atrubute value
p
n1p1 n2p2 ...nkpk
p
Upper control limit
UCLp P 3
Lower control limit
n1 n2 ...nk
UCLp P 3
k
n = # inspected # of defect
in subgroup n
Process average
k
P(1 - P) n
P(1 - P) n
np = in subgroup
np
c
n(p1 p2 ...pk) k
k
n = # of unit in n = # of unit in subgroup subgroup # of defect # of defects u
u
in subgroup n
n1u1 n2u2 ...nkuk n1 n2 ...nk
c = in subgroup
c
n(c1 c2 ...ck) k
UCLnp np 3 np(1 - p)
UCLu u 3 u / n
UCLu c 3 c
UCLnp np 3 np(1 - p)
UCLu u 3 u / n
UCLu c 3 c
2.3.2. Diagram Kualitas 1. Pareto Diagram Diagram pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo Pareto (18481923). Diagram pareto ini merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut ukuran rangking tertinggi hingga terendah.
Analisa pareto digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tipe-tipe yang tidak sesuai. Diagram pareto adalah suatu grafik batang yang menunjukan masalah berdasakan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditampilkan oleh grafik batang yang pertama dan yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi yang
Universitas Mercu Buana
Page 22
Laporan Tugas Akhir
paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang paling pendek ditempatkan pada sisi paling kanan.
Diagram pareto sangat tepat digunakan jika kita mengiginkan hal-hal berikut ini: 1. Menentukan prioritas karena keterbatasan sumberdaya 2. Menggunakan kearifan tim secara kolektif 3. Menghasilkan konsensus atas keputusan akhir 4. Menempatkan keputusan pada data kuantitatif
Diagram pareto adalah suatu metode untuk mengidentifikasi hal-hal atau kejadian-kejadian penting, maka pada dasarnya diagram pareto terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu: 1. Diagram pareto mengenai fenomena. Diagram ini berkaitan dengan hasil-hasil termasuk yang tidak diinginkan dan digunakan untuk mengetahui masalah apa yang paling utama. 2. Diagram pareto mengenai penyebab. Diagram ini berkaitan dengan penyebab dalam proses dan dipergunakan untuk mengetahui apa saja penyebab masalah yang paling utama
Langkah-langkah yang digunakan dalam proses penyusunan diagram pareto terdiri dari enam langkah, menurut Mitra (1993) dan Besterfield (1998) adalah: 1. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
Universitas Mercu Buana
Page 23
Laporan Tugas Akhir
2. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristikkarakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya. 3. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan. 4. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yang terbesar hingga yang terkecil. 5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan. 6. Menggambar diagram batang, menunjukan kepentingan relatif masing-masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian.
Gambar 2.3 merupakan suatu contoh diagram pareto yang memperlihatkan sebabsebab kesalahan dalam menangani pesanan pelanggan dalam suatu perusahaan.
Gambar 2.3. Contoh Diagram Pareto
Universitas Mercu Buana
Page 24
Laporan Tugas Akhir
2. Fishbone (Ishikawa) Diagram Instrumen dasar dalam peningkatan kualitas yang lain adalah diagram Ishikawa. Dinamakan Ishikawa sesuai dengan nama penemunya yang berasal dari negara jepang yang bernama Kaaru Ishikawa pada tahun 1943. Diagram Ishikawa juga dikenal sebagai diagram sebab akibat atau Fishbone. Fungsi dasarnya adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya. Diagram Fishbone terdiri dari 2 macam yaitu: 1. Standar Fishbone: mengidentifikasi penyebab-penyebab yang mungkin dari suatu masalah yang tidak diinginkan dan bersifat spesifik. 2. Diagram fishbone terbalik: mengidentifikasi tindakan yang harus dilakukan untuk menghasilkan efek atau hasil yang diinginkan.
Langkah-langkah dalam pembuatan diagram sebab akibat atau fishbone adalah sebagai berikut: 1. Definisikan masalah yang ada, langkah ini dapat menggunakan dari hasil diagram pareto. 2. Gambarkan kotak masalah (kepala ikan) dan panah utama serta garis-garis samping (tulang ikan) 3. Tuliskan pernyataan masalah tersebut pada kepala ikan yang merupakan akibat. 4. Spesifikasi kategori utama yang merupakan sumber-sumber penyebeb timbulnya masalah dan tuliskan pada tulang ikan. 5. Identifikasi penyebab-penyebeb sekunder yang mempengaruhi penyebab utama dan tuliskan pada tulang ikan yang lebih kecil.
Universitas Mercu Buana
Page 25
Laporan Tugas Akhir
6. Analisis sebab-sebab timbulnya permasalahan dan kemudian diambil tindakan korektifnya untuk perbaikan.
Mesin Pemotongan yang aus
Metode
Bahan Bahan yang salah
Sekuens Keliru Terlalu pelan Kecepatan
Keausan gigi yang eksesif
Terlalu cepat
Kesalahan Perencanaan
Pelatihan tak memadai
Jangka lengkung aus
Diameter batang yang salah
Temperatur
Pandangan keliru
Spesifikasi salah
Pengukuran
Bahan yang rusak
Pria/Wanita
Cahaya
Lingkungan
Gambar 2.4. Contoh Diagram Fishbone
Berikut ini manfaat fishbone diagram: 1. Merupakan alat yang luar biasa untuk mengumpulkan ide dan input-input kelompok, merupakan metode dasar dari brainstorming terstruktur. 2. Dengan
mengelompokan
penyebab-penyebab
yang
mungkin,
maka
kelompok dapat memikirkan banyak kemungkinan ketimbang hanya memfokuskan pada beberapa area tipikal. 3. Membantu dimulainya fase analyze. Dengan menggunakan fishbond diagram, maka dapat digunakan untuk mengidentifikasi beberapa penyebab
Universitas Mercu Buana
Page 26
Laporan Tugas Akhir
dengan lebih fokus untuk memulai analisis proses dan data. Fishbone diagram juga membawa kita kembali ke isu variasi. Kita perhatikan bahwa sebuah proses memiliki dua tipe variasi.
Upstream dari pelanggan (pada input atau proses) yang disebut faktor-faktor variasi “X”. Tipe lainnya, down stream atau variasi output yang merupakan hasil perubahan dalam X yang disebut “Y”. Kita dapat menerapkan prinsip X dan Y tersebut kedalam model fishbone diagram. Masalah adalah Y dan akar masalah yang mungkin adalah X yang disimpan di tulang-tulang diagram tersebut (Pande, P.S., 2002:281). Selanjutnya akar-akar penyebab masalah yang ditemukan dimasukan ke dalam fishbond diagram yang telah mengkategorikan sumber-sumber penyebab berdasarkan prinsip 7M, yaitu: 1. Manpower (tenaga kerja), yaitu berkaitan dengan kekurangan dalam pengetahuan, kekurangan dalam keterampilan dasar yang berkaitan dengan mental dan fisik, kelelahan, stress, ketidakpedulian dan lain-lain.
2. Machines (mesin-mesin) dan peralatan, yaitu berkaitan dengan tidak ada sistem perawatan preventif terhadap mesin-mesin produksi, termasuk fasilitas dan peralatan lain, tidak sesuai dengan spesifikasi tugas, tidak dikalibrasi dan lain-lain.
3. Methods (Metode kerja), yaitu berkaitan dengan tidak ada prosedur dan metode kerja yang benar, tidak jelas, tidak diketahui, tidak terstandarisasi, tidak cocok dan lain-lain.
Universitas Mercu Buana
Page 27
Laporan Tugas Akhir
4. Materials (bahan baku dan bahan pendukung), yaitu berkaitan dengan ketiadaan spesifikasi kualitas dari bahan baku dan bahan pendukung yang digunakan, ketiadaan penanganan yang efektif terhadap bahan baku dan bahan pendukung tersebut dan lain-lain. 5. Media, yaitu berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak memperhatikan aspek-aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan kerja, kekurangan lampu penerangan, ventilasi yang buruk, dan lain-lain.
6. Motivation (motivasi), yaitu berkaitan dengan ketiadaan sikap kerja yang benar dan professional, yang dalam hal ini disebabkan sistem balas jasa dan penghargaan yang tidak adil kepada tenaga kerja.
7. Money (keuangan), yaitu berkaitan dengan ketiadaan dukungan financial (keuangan) yang cukup guna memperlancar proses pembuatan produk yang berkualitas (Gaspersz, 2002:241). Ketika melangkah lebih jauh kedalam analisis akar masalah, kita akan menyelidiki semua penyebab potensial dari variasi untuk mentargetkan apa yang disebut penyebab fital atau kritis, yang memiliki kontribusi paling besar terhadap masalah.
2.5. Pengujian Kecukupan Data Uji kecukupan data bertujuan untuk menguji apakah jumlah sampel yang diambil, jumlahnya mencukupi terhadap jumlah populasi yang ada. Uji kecukupan data dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan yang biasanya selain diasumsikan dengan 95% dan tingkat ketelitian 5% dan dirumuskan sebagai berikut:
Universitas Mercu Buana
Page 28
Laporan Tugas Akhir
Keterangan: Z = Hasil transformasi dari 1 – α/2 Dimana: α = 1 – tingkat kepercayaan yang diasumsikan Karena tingkat kepercayaan 90%, maka Z = 1,65
S = Tingkat Ketelitian =10% S = 10% = 10/100 = 1/10 Z/s = 1,65: 1/10 = 1,65x 10 = 16,5 N = Jumlah data atau pengamatan aktual N’ = Jumlah data atau pengamatan secara teoritis
Apabila N’ < N, maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual.
Universitas Mercu Buana
Page 29
Laporan Tugas Akhir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Sumber Data Sebagai sumber data dalam penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder, yaitu:
1. Data Primer, yaitu: data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang diamati, melalui kegiatan observasi dan wawancara langsung mengenai obyek yang diteliti dengan orang yang berhak atau berwenang.
2. Data Sekunder, yaitu: data yang bersumber dari hasil penelitian sebelumnya dan mempunyai kaitan dengan obyek yang akan diteliti, untuk memperoleh data sekunder dapat dilakukan dengan riset kepustakaan atau metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil bahan-bahan dari buku-buku/ literatur / dokumen dari perusahaan serta keterangan lain yang ada hubungannya dengan objek yang akan diteliti.
Universitas Mercu Buana
Page 30
Laporan Tugas Akhir
3.2. Kategori Reject dan Jenis Reject Pada PT. Mandom Indonesia TBK ini ada 2 macam kategori tingkatan produk reject yang dibedakan. Kedua tingkatan kategori tersebut dibedakan untuk menentukan apakah produk yang dihasilkan perlu diperbaiki ataukah dibuang. Kedua macam kategori reject yang terjadi adalah: A-Grade adalah reject yang masih bisa diperbaiki kembali, contohnya: label rusak, isinya kurang B-Grade adalah reject yang tidak dapat diperbaiki kembali, contohnya: botol penyok, dan botol gores.
3.3. Pengumpulan Data Untuk mengidentifikasi masalah maka penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk pemecahan masalah, adapun data yang dikumpulkan adalah data reject yang terjadi pada produk akhir dari minyak wangi. Sumber data yang diambil merupakan data yang berasal dari hasil pengukuran pada perusahaan yang bersangkutan.
Untuk pengumpulan dan pengolahan data, penulis akan memberikan data bulan mei – juni 2008. Adapun data yang diambil adalah data harian yang dilaksanakan oleh operator setiap harinya.
Data-data yang diambil dalam penhumpulan data ini, diantaranya adalah: 1. Data- data umum dari perusahaan serta stuktur organisasi perusahaan 2. Data-data jenis reject yang terjadi selama proses produksi berlangsung
Universitas Mercu Buana
Page 31
Laporan Tugas Akhir
3. Data-data jumlah produk reject, dari 4 jenis produk pucelle mist cologne yaitu: wavy ocean, tropical spirit, electric sunrise, jolly rhythm
3.4. Pengujian Kecukupan Data Sebelum melakukan pengolahan data dengan menggunakan alat pengendalian kualitas ststistik. Data tersebut harus diuji kecukupan data yang diambil. Pengujian kecukupan data dimaksudkan untuk melihat sejauh mana data yang diambil apakah data tersebut sudah cukup atau tidak. Hal ini bisa terlihat dari hasil uji kecukupan data yang dinotasikan sebagai N’, apabila N’< N, maka data dianggap sudah cukup sehingga pengolahan data bisa dilanjutkan, dimana N adalah merupakan banyaknya data yang diambil. Tetapi apabila hasil uji kecukupan N’ > N, maka data dianggap belum cukup atau masih kurang, sehingga pangambilan data tambahan masih diperlukan.
3.5. Analisis Hasil Pengolahan data Setelah penulis mengumpulkan data dan menguji kecukupan data yang diambil, maka selanjutnya data tersebut dikelompokkan sehingga diperoleh data yang sesuai dengan kriterianya. Data tersebut lalu diolah dengan menggunakan Pareto diagram, Control Chart dan yang terakhir dengan menggunakan fishbone diagram.
3.6. Pembahasan Tahap pembahasan ini yang akan dilakukan adalah pembahasan berdasarkan data dari pengamatan dan perhitungan pengendalian produk lalu dikaitkan dengan beberapa faktor yang ada, sehingga menyebabkan ketidaksesuaian dalam
Universitas Mercu Buana
produk akhir, dan
Page 32
Laporan Tugas Akhir
sekaligus memberikan suatu pemecahan dan penjelasan permasalahan yang terjadi terhadap produk reject di dalam perusahaan tersebut.
3.7. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan saran merupakan bagian penutup dari laporan tugas akhir ini. Dari hasil pengolahan data, analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari penelitian, sehingga akan dapat membantu untuk memberi masukan dalam upaya meminimalisasi penyimpangan pada produk selama proses produksi berlangsung.
Universitas Mercu Buana
Page 33
Laporan Tugas Akhir
Mulai
Observasi
Studi Pustaka
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian: 1. Mengetahui besar jumlah dan jenis-jenis reject 2. menganalisa sumber variasi penyebab reject 3. mengusulkan rencana perbaikan Pengumpulan Data: 1. Data primer 2. Data sekunder
Pengolahan Data: - Uji kecukupan data - Diagram Pareto - Peta Kendali
Pembahasan: - Diagram sebab akibat - Metode 5W + 1 H Kesimpulan dan Saran
Selesai Gambar 3.1. Tahapan Proses Penelitian
Universitas Mercu Buana
Page 34
Laporan Tugas Akhir
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Data Umum Perusahaan 4.1.1. Pendirian dan Informasi Umum Perusahaan Perusahaan PT. Mandom Indonesia Tbk didirikan dalam rangka undang-undang penanaman modal asing No.1 tahun 1967 jo. Undang-undang No 11 tahun 1970 berdasarkan akta No. 14 tanggal 5 Nopember 1969. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. J.A.5/150/18 tanggal 28 Nopember 1970 serta diumumkan dalam berita negara Republik Indonesia No.24 tanggal 23 Maret 1971. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan pabrik berlokasi di Jakarta dan kawasan industri MM2100, Cibitung, Jawa Barat. Kantor pusat perusahaan terletak di Jl. Yos Sudarso By Pass, Jakarta
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama meliputi produksi dan perdagangan kosmetika, wangi-wangian,
Universitas Mercu Buana
Page 35
Laporan Tugas Akhir
bahan pembersih dan kemasan plastik. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada bulan april 1971. Hasil produksi perusahaan dipasarkan di dalam dan ke luar negeri, termasuk ke Uni Emirat Arab, Jepang, Malaysia dan Filipina.
4.1.2. Riwayat Singkat Perusahaan November 1969
: Perseroan berdiri dengan nama PT. Tancho Indonesia Co. Ltd.
April 1971
: Dimulai produksi komersial pabrik perseroan di sunter, Jakarta
Januari 1990
: Nama perseroan di ubah menjadi PT. Tancho Indonesia
September 1993
: Perseroan mencatatkan semua sahamnya di bursa efek jakarta
Mei 1995
: Peresmian bangunan baru di sunter yang digunakan untuk pabrik kosmetik dan kantor pusat perseroan
Mei 1997
: Nama perseroan diubah menjadi PT. Tancho Indonesia Tbk
Januari 2001
: Nama perseroan berubah menjadi PT. Mandom Indonesia Tbk dengan logo baru
Maret 2001
: Peresmian pabrik baru kemasan plastik di kawasan MM2100 kawasan industri cibitung, Bekasi, Jawa Barat.
Februari 2006
: Dimulai pembangunan pabrik II/Logistic Center Cibitung
Maret 2007
: Peresmian pabrik dan pusat logistik cibitung
Desember 2007
: Pencapaian target penjualan Rp. 1 triliun
Universitas Mercu Buana
Page 36
Laporan Tugas Akhir
Gambar 4.1. PT Mandom Indonesia Tbk, Jakarta
4.1.3. Stuktur Organisasi PT. Mandom Indonesia Tbk Pengambil keputusan tertinggi di dalam PT. Mandom Indonesia Tbk, dipegang oleh rapat para pemegang saham. Berikut ini beberapa tugas atau tanggung jawab pemimpin yang ada di PT. Mandom: Dewan Komisaris Komposisi
: 5 orang termasuk 2 orang komisaris independen
Tugas
: Mengawasi direksi dalam pengelolaan perseroan serta memberikan nasehat kepada direksi
Direksi Komposisi
: 11 orang termasuk 5 orang direktur tidak terafiliasi
Universitas Mercu Buana
Page 37
Laporan Tugas Akhir
Tugas
: Memimpin dan mengurus perseroan sesuai dengan tujuan perseroan serta menguasai, memelihar, dan mengurus kekayaan perseroan
Komite Audit Komposisi
: 3 orang
Tugas
: Komite audit menunjang tugas Dewan komisaris
Corporate Secretary Komposisi
: 1 orang
Tugas
: Melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan peraturan BapepamLK, Bursa Efek Indonesia, dan Peraturan-peraturan terkait lainnya
Internal Audit Komposisi
: 2 orang
Tugas
: Tugas utama internal audit adalah membuat Standard Operating Procedure (SOP)
Universitas Mercu Buana
Page 38
Laporan Tugas Akhir
SHAREHOLDERS MEETING
BOARD OF COMMISSIONERS INDEPENDENT COMMISSIONER
AUDIT COMMITTEE
BOARD OF DIRECTOR
PRESIDENT DIRECTOR/CEO
CORP SECRETARY
MANAGEMENT MEETING
PRODUCTION UNIT
CORP SECRETARY
LEGAL AFFAIRS
INTERNAL AUDIT
PR/INV RELATIONS
MARKETING UNIT RESOURCES UNIT
VICE PRESIDENT DIRECTOR
SUNTER FACTORY DIRECTOR
CIBITUNG FACTORY DIRECTOR
PURCHASE DIRECTOR
LABORATORY RESTRUCTURING OF PRODUCTION DIRECTOR UNIT DIRECTOR
VICE PRESIDENT DIRECTOR
BOARD OF DIRECTOR
DOMESTIC SALES DIRECTO R
PRODUCT DEVELOPMENT DIRECTOR
STRATEGIC PLANNING DIRECTOR
INT’L SALES
FINANCE & ACC
DIRECTOR
DIRECTOR
HRD
GAMBAR 4.2. STUKTUR ORGANISASI
Universitas Mercu Buana
Page 39
MANAGEMENT GENERAL PLANNING
AFFAIR
Laporan Tugas Akhir
4.2. Proses Produksi Pembuatan produk pucelle (Proses Produksi) terdiri dari beberapa tahapan proses dibawah ini yaitu: Mixing (Pencampuran) Pada tahap pencampuran ini bahan baku di campur menjadi satu ke dalam satu tank pencampuran bahan. Adapun bahan-bahan yang dicampurkan dalam pembuatan produk Pucelle Mist Cologne ini, yaitu: Sd Alcohol 40-B Water Fragrance PEG-50 Hydrogenated Castrol Oil Benzophenone-2
Filling (Pengisian) Proses Filling adalah proses pengisian produk ke dalam kemasan setelah larutan tercampur sesuai dengan hasil yang diinginkan. Larutan tersebut lalu di isi ke dalam kemasan botol berukuran 150 ml, proses pengisian masih dilakukan secara manual. Setelah kemasan terisi kemudian tahapan selanjutnya yaitu dibawa ke proses pemasangan Pump. produk dialirkan ke pemasangan pump menggunakan conveyor berjalan.
Universitas Mercu Buana
Page 40
Laporan Tugas Akhir
Gambar 4.3. Proses Pengisian (Filling) Pump (pemasangan pump) Setelah proses pengisian selanjutnya kemasan botol tersebut di pasangkan pump (pemompa). Pada bagian ini produk diperiksa dahulu apakah ada volume yang kurang, bila volume yang di isi sesuai standar, tahapan selanjutnya dapat dilanjutkan yaitu pemasangan pump, tetapi bila volume kurang atau volume lebih maka kembali ke tahap proses pengisian, untuk melakukan perbaikan isi kemasan.
Universitas Mercu Buana
Page 41
Laporan Tugas Akhir
Gambar 4.4. Proses Pemasangan Pump
Proses Pelabelan Setelah proses pemasangan Pump lalu masuk kedalam mesin label, pada proses pelabelan sebagian besar ditemukan kerusakan (Reject) pada kemasan pucelle yaitu: goresan pada botol Pucelle, label rusak (kurang sesuai standar), penyok. Hal itu dipengaruhi karena mesin label panasnya kurang konstan, pekerja kurang trampil dalam mengoprasikan mesin label (mengatur suhu pada mesin label).
Universitas Mercu Buana
Page 42
Laporan Tugas Akhir
Gambar 4.5. Proses pelabelan
Proses Pemasangan Tray Proses pemasangan tray adalah penyatuan produk ke dalam satu tempat. Tray adalah berupa alas untuk tempat penyatuan produk bentuknya sejenis dengan karton putih. Dalam satu tray dapat dimasukkan 6 (enam) buah botol Pucelle. Bentuk tray dapat dilihat pada gambar 4.6.
Universitas Mercu Buana
Page 43
Laporan Tugas Akhir
Gambar 4.6. Pemasangan Tray Proses Shrink Film Proses shrink film adalah proses pemasangan atau pembungkusan. Botol yang sudah dimasukkan ke dalam tray lalu di bungkus Shrink Film agar terkunci supaya terlihat rapih dan mudah dalam pengemasan ke dalam box. Shrink Film berbentuk kertas plastik terlihat pada gambar 4.7.
Universitas Mercu Buana
Page 44
Laporan Tugas Akhir
Gambar 4.7. Shrink Film
Proses Pengemasan Ke dalam Box Proses terakhir yang dilakukan adalah penyatuan produk Pucelle dengan dimasukkan ke dalam Box-Box. Setelah itu produk disimpan ke dalam gudang penyimpanan.
Universitas Mercu Buana
Page 45
Laporan Tugas Akhir
Gambar 4.8. Bagan Alir Proses Produksi Pucelle
Universitas Mercu Buana
Page 46
Laporan Tugas Akhir
4.3. Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi, maka diperoleh data sebagai berikut:
TABEL 4.1. Data Pengamatan Jumlah (Botol)
No
Tgl periksa
Jenis Produksi
1
01/06/08
2
Produksi
volume
gores
Wavy Ocean
10.250
40
35
label rusak 40
02/06/08
Wavy Ocean
9.880
30
45
38
38
3
03/06/08
Wavy Ocean
11.450
35
60
44
40
4
04/06/08
Wavy Ocean
10.110
40
30
48
30
5
05/06/08
Electric sunrise
10.035
34
25
35
48
6
06/06/08
Electric Sunrise
9.450
45
30
40
30
7
07/06/08
Electric Sunrise
10.000
40
30
24
8
08/06/08
Tropical Spirit
11.350
63 25
29
60
40
9
09/06/08
Tropical Spirit
11.100
63
18
50
24
10
10/06/08
Tropical Spirit
9.990
30
43
25
38
11
11/06/08
Tropical Spirit
10.120
29
42
19
38
12
12/06/08
Jolly Rhythm
9.810
44
29
21
30
13
13/06/08
Jolly Rhythm
12.300
13
34
45
40
14
14/06/08
Jolly Rhythm
11.800
35
30
26
30
15
15/06/08
Jolly Rhythm
9.250
56
20
21
32
16
16/06/08
Jolly Rhythm
10.320
0
56
30
40
17
17/06/08
Wavy Ocean
12.700
28
20
18/06/08
Wavy Ocean
11.571
87 23
27
18
39
52
30
19
19/06/08
Wavy Ocean
9.100
50
36
19
40
20
20/06/08
Electric sunrise
10.200
67
30
15
38
21
21/06/08
Electric Sunrise
10.733
78
19
23
48
22
22/06/08
Electric sunrise
11.332
65
42
19
30
23
23/06/08
Electric Sunrise
9.800
43
21
30
28
24
24/06/08
Jolly Rhythm
10.026
37
29
40
25
25/06/08
Jolly Rhythm
11.000
0 56
18
19
24
26
26/06/08
Jolly Rhythm
9.200
80
15
18
30
27
27/06/08
Wavy Ocean
12.000
43
11
30
28
28
01/07/08
Wavy Ocean
9.994
0
40
45
40
Universitas Mercu Buana
penyok 30
Page 47
Laporan Tugas Akhir
29
02/07/08
Wavy Ocean
30
03/07/08
Wavy Ocean
9.000
63
11
29
50
31
04/07/08
Tropical Spirit
11.240
66
12
21
45
32
07/07/08
Tropical Spirit
12.021
34
39
46
33
08/07/08
Tropical Spirit
10.235
50 55
30
41
34
09/07/08
Tropical Spirit
9.134
57
35
35
10/07/08
Electric sunrise
10.234
0 25
26 39
52
29
40
36
11/07/08
Electric Sunrise
11.340
26
31
34
50
37
14/07/08
Electric Sunrise
10.025
65
25
30
28
38
15/07/08
Electric sunrise
11.100
23
43
20
30
39
16/07/08
Jolly Rhythm
12.035
24
38
17/07/08
Jolly Rhythm
9.670
45 70
24
40
29
21
40
41
18/07/08
Jolly Rhythm
10.400
44
30
21
30
42
21/07/08
Jolly Rhythm
10.733
28
29
48
43
22/07/08
Wavy Ocean
9.786
47 37
22
76
30
44
23/07/08
Wavy Ocean
9.984
59
39
31
24
45
24/07/08
Wavy Ocean
11.125
42
12
35
40
46
25/07/08
Tropical Spirit
9.842
39
17
49
24
47
28/07/08
Tropical Spirit
10.864
50
19
29
38
493.869
2067
1466
1517
1674
TOTAL
Universitas Mercu Buana
10.230
87
50
25
60
Page 48
Laporan Tugas Akhir
4.4. Pengolahan Data 4.4.1. Pengelompokan Data Berdasarkan Jenis Produksi TABEL 4.2. Pengelompokkan Data Jenis Produksi (Wavy Ocean) Jumlah Reject (Botol) Label Gores Penyok rusak 35 40 30
No
Tgl periksa
Produksi
1
01/06/08
10.250
40
2
02/06/08
9.880
30
45
38
38
151
3
03/06/08
11.450
35
60
44
40
179
4
04/06/08
10.110
40
30
48
30
148
5
17/06/08
12.700
28
20
162
6
18/06/08
11.571
87 23
27 39
52
30
144
7
19/06/08
9.100
50
36
19
40
145
8
27/06/08
12.000
43
11
30
28
112
9
01/07/08
9.994
45
40
125
10
02/07/08
10.230
0 87
40 50
25
60
222
11
03/07/08
9.000
63
11
29
50
153
12
22/07/08
9.786
37
22
76
30
165
13
23/07/08
9.984
59
39
31
24
153
14
24/07/08
11.125
42
12
35
40
129
147.180
636
457
540
500
2133
Total
Volume
Total 145
TABEL 4.3. Pengelompokan Data Jenis Produksi (Electric Sunrise) Jumlah Reject (Botol) Label Gores Penyok rusak 25 35 48
No
Tgl periksa
Produksi
1
05/06/08
10.035
34
2
06/06/08
9.450
45
30
40
30
145
3
07/06/08
10.000
40
30
24
157
4
20/06/08
10.200
63 67
30
15
38
150
5
21/06/08
10.733
78
19
23
48
168
6
22/06/08
11.332
65
42
19
30
156
7
23/06/08
9.800
43
21
30
28
122
8
10/07/08
10.234
25
52
29
40
146
9
11/07/08
11.340
26
31
34
50
141
10
14/07/08
10.025
65
25
30
28
148
11
15/07/08
11.100
23
43
20
30
116
114.249
534
358
305
394
1591
Total
Universitas Mercu Buana
Volume
Total 142
Page 49
Laporan Tugas Akhir
TABEL 4.4. Pengelompokkan Data Jenis Produksi (Tropical Spirit) Jumlah Reject (Botol) Label Gores Penyok rusak 29 60 40
No
Tgl periksa
Produksi
1
08/06/08
11.350
25
2
09/06/08
11.100
63
18
50
24
155
3
10/06/08
9.990
30
43
25
38
136
4
11/06/08
10.120
29
42
19
38
128
5
04/07/08
11.240
66
12
21
45
144
6
07/07/08
12.021
39
46
169
08/07/08
10.235
50 55
34
7
30
41
152
8
09/07/08
9.134
57
35
131
9
25/07/08
9.842
0 39
26 39
17
49
24
129
10
28/07/08 Total
Volume
Total 154
10.864
50
19
29
38
136
105.896
407
301
368
358
1434
Tabel 4.5. Pengelompokan Data Jenis Produksi (Jolly Rhythm) Jumlah Reject (Botol) Label Gores Penyok rusak 29 21 30
No
Tgl periksa
Produksi
1
12/06/08
9.810
44
2
13/06/08
12.300
13
34
45
40
132
3
14/06/08
11.800
35
30
26
30
121
4
15/06/08
9.250
56
20
21
32
129
5
16/06/08
10.320
0
56
30
40
126
6
24/06/08
10.026
37
29
40
106
7
25/06/08
11.000
0 56
18
19
24
117
8
26/06/08
9.200
80
15
18
30
143
9
16/07/08
12.035
24
38
131
10
17/07/08
9.670
45 70
24 29
21
40
160
11
18/07/08
10.400
44
30
21
30
125
12
21/07/08
10.733
47 490
28
29
48
152
350
304
422
1566
Total
126544
Universitas Mercu Buana
Volume
Total 124
Page 50
Laporan Tugas Akhir
4.4.2. Uji Kecukupan Data Uji kecukupan data ini dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan yang diasumsikan dengan 90% dan tingkat ketelitian 10% dan dirumuskan sebagai berikut:
Dimana: Z = Tingkat kepercayaan yang diasumsikan = 90% maka Z = 1,65 S = Tingkat Ketelitian =10% S = 10% = 10/100 = 1/10 Z/s = 1,65: 1/10 = 1,65x 10 = 16,5 Uji kecukupan data untuk Pucelle Mist Cologne Wavy Ocean
Tabel 4.6. Uji Kecukupan Data Wavy Ocean Data Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total
Universitas Mercu Buana
Jumlah Produksi (Botol) 10.250 9.880 11.450 10.110 12.700 11.571 9.100 12.000 9.994 10.230 9.000 9.786 9.984 11.125 147.180
Jumlah Produk Reject (Xi) 145 151 179 148 162 144 145 112 125 222 153 165 153 129 2133
(Xi)² 21025 22801 32041 21904 26244 20736 21025 12544 15625 49284 23409 27225 23409 16641 333913
Page 51
Laporan Tugas Akhir
16,5 14 (333913 ) 2133 2 N ' 2133
2
16 ,5 4674782 4549689 N ' 2133
2
= (2,73)² = 7,485
N’< N (7,485<14) maka jumlah data dianggap cukup
Uji kecukupan data untuk Pucelle Mist Cologne Electric Sunrise
Tabel 4.7. Uji Kecukupan Data Electric Sunrise Data Ke
Jumlah Produksi (Botol)
Jumlah Produk Reject (Xi)
(Xi)²
1
10.035
142
20164
2
9.450
145
21025
3
10.000
157
24649
4
10.200
150
22500
5
10.733
168
28224
6
11.332
156
24336
7
9.800
122
14884
8
10.234
146
21316
9
11.340
141
19881
10
10.025
148
21904
11 Total
11.100
116
13456
114.249
1591
232339
16,5 11(232339 ) 1591 2 N ' 1591
Universitas Mercu Buana
2
Page 52
Laporan Tugas Akhir
16,5 2555729 2531281 N ' 1591
2
= (1,62)² = 2,63
N’ < N (2,63<11) maka jumlah data cukup
Uji kecukupan data untuk Pucelle Mist Cologne Tropical Spirit Tabel 4.8. Uji Kecukupan Data Tropical Spirit Data Ke
Jumlah Produksi (Botol)
Jumlah Produk Reject (Xi)
(Xi)²
1
11.350
154
23716
2
11.100
155
24025
3
9.990
136
18496
4
10.120
128
16384
5
11.240
144
20736
6
12.021
169
28561
7
10.235
152
23104
8
9.134
131
17161
9
9.842
129
16641
10 Total
10.864
136
18496
105.896
1434
207320
16,5 10 (207320 ) 1434 2 N ' 1434
2
16,5 2073200 2056356 N ' 1434
2
= (1,49)² = 2,23
N’ < N (2,23<10) maka jumlah data cukup
Universitas Mercu Buana
Page 53
Laporan Tugas Akhir
Uji kecukupan data untuk Pucelle Mist Cologne Jolly Rhythm
Tabel 4.9. Uji Kecukupan Data Jolly Rhythm Data Ke
Jumlah Produksi (Botol)
Jumlah Produk Reject (Xi)
(Xi)²
1
9.810
124
15376
2
12.300
132
17424
3
11.800
121
14641
4
9.250
129
16641
5
10.320
126
15876
6
10.026
106
11236
7
11.000
117
13689
8
9.200
143
20449
9
12.035
131
17161
10
9.670
160
25600
11
10.400
125
15625
12 Total
10.733
152
23104
126.544
1566
206822
16,5 12 (206822 ) 1566 2 N ' 1566
2
16,5 2481864 2452356 N ' 1566
2
= (1,81)² = 3.28
N’ < N (3,28<12) maka jumlah data cukup
Universitas Mercu Buana
Page 54
Laporan Tugas Akhir
4.4.3. Pareto Chart dan Peta Kendali (P-Chart) pada Jenis Produk Pucelle Mist Cologne Wavy Ocean
Diagram Pareto
No 1 2 3 4
Tabel 4.10. Data jumlah produk Reject Pucelle Mist Cologne Wavy Ocean Jenis Reject Jumlah Komulatif Persentase % Komulatif 636 636 29,82 29,82 Volume Label Rusak 540 1176 25,32 55,14 500 Penyok 1676 23,44 78,58 457 Gores 2133 21,42 100 Total 2133 100
Pareto Chart Wavy Ocean 700
120.00%
600
100.00% 80.00%
400
60.00%
300
40.00%
200
Persentase
Jumlah Reject
500
20.00%
100
0.00%
0 Volume Label Rusak Penyok
Gores
Jenis Reject Gambar 4.9. Diagram Pareto Produk Reject Pucelle Wavy ocean Peta Kendali p-chart Dari diagram pareto di atas penyebab khusus (assignable cause) jenis reject yang paling banyak terjadi adalah reject volume, berikut adalah peta kendali untuk mengontrol jenis reject dari volume apakah data tersebut terkendali atau tidak.
Universitas Mercu Buana
Page 55
Laporan Tugas Akhir
Tabel 4.11. Perhitungan Proporsi Reject Volume Wavy Ocean Data Ke
Jumlah Produksi (Botol)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total
10250 9880 11450 10110 12700 11571 9100 12000 9994 10230 9000 9786 9984 11125 147180
Jumlah Produk Reject Volume 40 30 35 40 87 23 50 43 0 87 63 37 59 42 636
Proporsi Produk Reject 0,0039 0,003 0,0031 0,004 0,0069 0,002 0,0055 0,0036 0 0,0085 0,007 0,0038 0,0059 0,0038 0,0608
UCL
CL
LCL
0,0063 0,0063 0,0062 0,0063 0,0061 0,0061 0,0064 0,0061 0,0063 0,0063 0,0064 0,0063 0,0063 0,0062
0,00432 0,00432 0,00432 0,00432 0,00432 0,00432 0,00432 0,00432 0,00432 0,00432 0,00432 0,00432 0,00432 0,00432
0,0024 0,0023 0,0025 0,0024 0,0026 0,0025 0,0023 0,0025 0,0024 0,0024 0,0022 0,0023 0,0024 0,0025
Perhitungan:
CL
P
P
636 0,00432 147.180
Data ke-1:
UCL 0,00432 3
0,00432(1 0,00432) 0,0063 10.250
UCL 0,00432 3
0,00432(1 0,00432) 0,0024 10.250
Dan seterusnya sampai data ke-14 Adapun peta kendali (p-chart) dari hasil tabel di atas adalah sebagai berikut:
Universitas Mercu Buana
Page 56
Laporan Tugas Akhir
Gambar 4.10. Peta Kendali (p-chart) untuk Reject Volume Wavy Ocean
Peta diatas menunjukkan bahwa pada data ke-5,6,9,10 dan ke-11 berada diluar batas control bawah (LCL) dan batas control atas (UCL). Kondisi ini disebabkan karena karyawan kurang terampil dan terlalu lambat dalam menyelesaikan pekerjaan. Tetapi pada data ke-9 yang berada di luar batas kendali dikarenakan tidak ditemukannya produk yang reject hal itu disebabkan para operator bekerja sangat maksimal dan sangat terampil.
Agar proses tersebut tetap dalam pengendalian control, maka perlu adanya revisi dengan cara mengeluarkan nilai pada data ke-5,6,9,10 dan ke-11. kemudian dilakukan perhitungan ulang. Perhitungan tersebut dirangkum dalam tabel 4.12.
Universitas Mercu Buana
Page 57
Laporan Tugas Akhir
Tabel 4.12. Perhitungan Proporsi Reject Volume Wavy Ocean (Revisi) Data Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total
Jumlah Produksi (Botol) 10250 9880 11450 10110 9100 12000 9786 9984 11125 93685
Jumlah Produk Reject 40 30 35 40 50 43 37 59 42 376
Proporsi Produk Reject 0,0039 0,003 0,0031 0,004 0,0055 0,0036 0,0038 0,0059 0,0038 0,0365
UCL
CL
LCL
0,0059 0,0059 0,0058 0,0059 0,006 0,0057 0,0059 0,0059 0,0058
0,00401 0,00401 0,00401 0,00401 0,00401 0,00401 0,00401 0,00401 0,00401
0,0021 0,0021 0,0022 0,0021 0,002 0,0023 0,0021 0,0021 0,0022
Gambar 4.11. Peta Kendali (p-chart) untuk Reject Volume Wavy Ocean (Revisi)
Universitas Mercu Buana
Page 58
Laporan Tugas Akhir
4.4.4. Pareto Chart dan Peta Kendali (P-Chart) pada Jenis Produk Pucelle Mist Cologne Electric Sunrise Diagram Pareto Tabel 4.13. Data jumlah produk Reject Pucelle Mist Cologne Electric Sunrise No Jenis Reject Jumlah Komulatif Persentase % Komulatif 534 534 33,57 33,57 1 Volume 2 Penyok 394 928 24,76 58,33 358 3 Gores 1286 22,50 88,83 305 4 Label rusak 1591 19,17 100 Total 1591 100
60 0 50 0 40 0 30 0 20
120.00 % 100.00 % 80.00 % 60.00 % 40.00
0 10 0 0
% 20.00 % 0.00 %
Volum e
Penyo k
Gor es
Label rusak
Persentase
Jumlah Reject
Pareto Chart Electric Sunrise
Jenis Reject Gambar 4.12. Diagram Pareto Produk Reject Pucelle Electric Sunrise
Peta Kendali p-chart Dari diagram pareto di atas penyebab khusus (assignable cause) jenis reject yang paling banyak terjadi adalah reject volume, berikut adalah peta kendali untuk mengontrol jenis reject dari volume apakah data tersebut terkendali atau tidak.
Universitas Mercu Buana
Page 59
Laporan Tugas Akhir
Tabel 4.14. Perhitungan Proporsi Reject Volume Electric Sunrise Jumlah Produksi (Botol) 10035 9450 10000 10200 10733 11332 9800 10234 11340 10025 11100 114249
Data Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Jumlah Produk Reject 34 45 63 67 78 65 43 25 26 65 23 534
Proporsi Produk Reject 0,0034 0,0048 0,0063 0,0066 0,0073 0,0057 0,0044 0,0024 0,0023 0,0065 0,0021 0,0517
UCL
CL
LCL
0,0067 0,0068 0,0067 0,0067 0,0066 0,0066 0,0067 0,0067 0,0066 0,0067 0,0066
0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467 0,00467
0,0026 0,0026 0,0026 0,0026 0,0027 0,0027 0,0026 0,0026 0,0027 0,0026 0,0027
Perhitungan:
CL
P
P
534 0,00467 114.249
Data ke-1:
UCL 0,00467 3
0,00467(1 0,00467) 0.0067 10.035
UCL 0,00467 3
0,00467(1 0,00467) 0.0026 10.035
Dan seterusnya sampai data ke-11
Adapun peta kendali (p-chart) dari hasil tabel di atas adalah sebagai berikut:
Universitas Mercu Buana
Page 60
Laporan Tugas Akhir
Gambar 4.13. Peta Kendali (p-chart) untuk Reject Volume Electric Sunrise
Peta diatas menunjukkan bahwa pada data ke-5,8,9 dan ke-11 berada diluar batas control bawah (LCL) dan batas control atas (UCL). Kondisi ini dikarenakan karyawan kurang terampil yang disebabkan karena pengatur otomatis volume pada mesin pengisi tidak berfungsi sehingga karyawan bekerja secara manual.
Agar proses tersebut tetap dalam pengendalian control, maka perlu adanya revisi dengan cara mengeluarkan nilai pada data ke-5,8,9 dan ke-11. kemudian dilakukan perhitungan ulang. Perhitungan tersebut dirangkum dalam tabel 4.15.
Universitas Mercu Buana
Page 61
Laporan Tugas Akhir
Tabel 4.15. Perhitungan Proporsi Reject Volume Electric Sunrise (Revisi) Data Ke 1 2 3 4 5 6 7 Total
Jumlah Produksi (Botol) 10035 9450 10000 10200 11332 9800 10025 70842
Jumlah Produk Reject 34 45 63 67 65 43 65 382
Proporsi Produk Reject 0,0034 0,0048 0,0063 0,0066 0,0057 0,0044 0,0065 0,0376
UCL
CL
LCL
0,0076 0,0076 0,0076 0,0076 0,0075 0,0076 0,0076
0,00539 0,00539 0,00539 0,00539 0,00539 0,00539 0,00539
0,0032 0,0031 0,0032 0,0032 0,0033 0,0032 0,0032
Gambar 4.14. Peta Kendali (p-chart) untuk Reject Volume Electric Sunrise(Revisi)
Universitas Mercu Buana
Page 62
Laporan Tugas Akhir
4.4.5. Pareto Chart dan Peta Kendali (P-Chart) pada Jenis Produk Pucelle Mist Cologne Tropical Spirit
Diagram Pareto Tabel 4.16. Data Jumlah produk Reject Pucelle Mist Cologne Tropical Spirit No Jenis Reject Jumlah Komulatif Persentase % Komulatif 1 Volume 407 407 28.38 28,38 2 Label Rusak 368 775 25.66 54,04 358 3 Penyok 1133 24.97 79,01 301 4 Gores 1434 20.99 100 Total 1434 100
Gambar 4.15. Diagram Pareto Produk Reject Pucelle Tropical Spirit Peta Kendali p-chart Dari diagram pareto di atas penyebab khusus (assignable cause) jenis reject yang paling banyak terjadi adalah reject volume, berikut adalah peta kendali untuk mengontrol jenis reject dari volume apakah data tersebut terkendali atau tidak.
Universitas Mercu Buana
Page 63
Laporan Tugas Akhir
Tabel 4.17. Perhitungan Proporsi Reject Volume Tropical Spirit Jumlah Produksi (Botol) 11350 11100 9990 10120 11240 12021 10235 9134 9842 10864 105896
Data Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Jumlah Produk Reject 25 63 30 29 66 50 55 0 39 50 407
Proporsi Produk Reject 0,0022 0,0057 0,003 0,0029 0,0059 0,0042 0,0054 0 0,004 0,0046 0,0377
UCL
CL
LCL
0,0055 0,0056 0,0056 0,0056 0,0055 0,0055 0,0056 0,0057 0,0057 0,0056
0,0038 0,0038 0,0038 0,0038 0,0038 0,0038 0,0038 0,0038 0,0038 0,0038
0,0021 0,002 0,002 0,002 0,0021 0,0021 0,002 0,0019 0,0019 0,002
Perhitungan:
CL
P
P
407 0,0038 105.896
Data ke-1:
UCL 0,0038 3
0,0038(1 0,0038) 0,0055 11.350
UCL 0,0038 3
0,0038(1 0,0038) 0,0021 11.350
Dan seterusnya sampai data ke-10
Adapun peta kendali (p-chart) dari hasil tabel di atas adalah sebagai berikut:
Universitas Mercu Buana
Page 64
Laporan Tugas Akhir
Gambar 4.16. Peta Kendali (p-chart) untuk Reject Volume Tropical Spirit
Peta diatas menunjukkan bahwa pada data ke-2,5,dan ke-8 berada diluar batas control bawah (LCL) dan batas control atas (UCL). Kondisi ini disebabkan karena karyawan kurang terampil dan terlalu lambat dalam menyelesaikan pekerjaan. Tetapi pada data ke-8 yang berada di luar batas kendali dikarenakan tidak ditemukannya produk yang reject hal itu disebabkan para operator bekerja sangat maksimal dan sangat terampil Agar proses tersebut tetap dalam pengendalian control, maka perlu adanya revisi dengan cara mengeluarkan nilai pada data ke-2,5,dan ke-8. kemudian dilakukan perhitungan ulang. Perhitungan tersebut dirangkum dalam tabel 4.18.
Universitas Mercu Buana
Page 65
Laporan Tugas Akhir
Tabel 4.18. Perhitungan Proporsi Reject Volume Tropical Spirit (Revisi) Data Ke 1 2 3 4 5 6 7 Total
Jumlah Produksi (Botol) 11350 9990 10120 12021 10235 9842 10864 74422
Jumlah Produk Reject 25 30 29 50 55 39 50 278
Proporsi Produk Reject 0,0022 0,003 0,0029 0,0042 0,0054 0,004 0,0046 0,0262
UCL
CL
LCL
0,0054 0,0055 0,0055 0,0054 0,0055 0,0055 0,0054
0,0037 0,0037 0,0037 0,0037 0,0037 0,0037 0,0037
0,002 0,0019 0,0019 0,002 0,0019 0,0019 0,002
Gambar 4.17. Peta Kendali (p-chart) untuk Reject Volume Tropical Spirit (Revisi)
Dari peta diatas dapat terlihat bahwa semua data berada di dalam batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL).
Universitas Mercu Buana
Page 66
Laporan Tugas Akhir
4.4.6. Pareto Chart dan Peta Kendali (P-Chart) pada Jenis Produk Pucelle Mist Cologne Jolly Rhythm Diagram Pareto
No 1 2 3 4
Tabel 4.19. Data jumlah produk Reject Pucelle Mist Cologne Jolly Rhythm Jenis Reject Jumlah Komulatif Persentase % Komulatif 490 490 31,28 31,28 Volume Penyok 422 912 26,95 58,23 350 Gores 1262 22,35 80,58 304 Label Rusak 1566 19,42 100 Total 1566 100
600
120.00%
500
100.00%
400
80.00%
300
60.00%
200
40.00%
100
20.00%
0
Persentase
Jumlah Cacat
Pareto Chart Jolly Rhythm
0.00% Volume
Penyok
Gores
Label Rusak
Jenis Cacat
Gambar 4.18. Diagram Pareto Produk Reject Pucelle Jolly Rhythm
Peta Kendali p-chart Dari diagram pareto di atas penyebab khusus (assignable cause) jenis reject yang paling banyak terjadi adalah reject volume, berikut adalah peta kendali untuk mengontrol jenis reject dari volume apakah data tersebut terkendali atau tidak.
Universitas Mercu Buana
Page 67
Laporan Tugas Akhir
Tabel 4.20. Perhitungan Proporsi Reject Volume Jolly Rhythm Jumlah Produksi (Botol) 9810 12300 11800 9250 10320 10026 11000 9200 12035 9670 10400 10733 126544
Data Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
Jumlah Produk Reject 44 13 35 56 0 0 56 80 45 70 44 47 490
Proporsi Produk Reject 0,0045 0,0011 0,003 0,0061 0 0 0,0051 0,0087 0,0037 0,0072 0,0042 0,0044 0,0479
UCL
CL
LCL
0,0058 0,0056 0,0056 0,0058 0,0057 0,0058 0,0057 0,0058 0,0056 0,0058 0,0057 0,0057
0,0039 0,0039 0,0039 0,0039 0,0039 0,0039 0,0039 0,0039 0,0039 0,0039 0,0039 0,0039
0,002 0,0022 0,0022 0,002 0,0021 0,002 0,0021 0,002 0,0022 0,002 0,0021 0,0021
Perhitungan:
CL
P
P
490 0,0039 126.544
Data ke-1:
UCL 0,0039 3
0,0039(1 0,0039) 0,0058 9.810
UCL 0,0039 3
0,0039(1 0,039) 0,0020 9.810
Dan seterusnya sampai data ke-12
Adapun peta kendali (p-chart) dari hasil tabel di atas adalah sebagai berikut:
Universitas Mercu Buana
Page 68
Laporan Tugas Akhir
Gambar 4.19. Peta Kendali (p-chart) untuk Reject Volume Jolly Rhythm
Peta diatas menunjukkan bahwa pada data ke-2,5,6,8, dan ke-10 berada diluar batas control bawah (LCL) dan batas control atas (UCL). Kondisi ini disebabkan karena karyawan kurang terampil dan terlalu lambat dalam menyelesaikan pekerjaan. Tetapi pada data ke-5 dan ke-6 yang berada di luar batas kendali dikarenakan tidak ditemukannya produk yang reject hal itu disebabkan para operator bekerja sangat maksimal dan sangat terampil Agar proses tersebut tetap dalam pengendalian control, maka perlu adanya revisi dengan cara mengeluarkan nilai pada data ke-2,5,6,8,dan ke-10. kemudian dilakukan perhitungan ulang. Perhitungan tersebut dirangkum dalam tabel 4.21.
Universitas Mercu Buana
Page 69
Laporan Tugas Akhir
Tabel 4.21. Perhitungan Proporsi Reject Volume Jolly Rhythm (Revisi) Data Ke 1 2 3 4 5 6 Total
Jumlah Produksi (Botol) 9810 11800 11000 12035 10400 10733 65778
Jumlah Produk Reject 44 35 56 45 44 47 271
Proporsi Produk Reject 0,0045 0,003 0,0051 0,0037 0,0042 0,0044 0,0249
UCL
CL
LCL
0,006 0,0059 0,0059 0,0058 0,006 0,006
0,0041 0,0041 0,0041 0,0041 0,0041 0,0041
0,0022 0,0023 0,0023 0,0024 0,0022 0,0022
Gambar 4.20. Peta Kendali (p-chart) untuk Reject Volume Jolly Rhythm (Revisi)
Setelah dilakukan perhitungan ulang dan revisi. Diharapkan semua data berada dalam batas kendali, agar dikemudian akan digunakan untuk perbaikan pada proses berikutnya.
Universitas Mercu Buana
Page 70
Laporan Tugas Akhir
4.4.7. Pengujian Data dengan Peta Kendali untuk Total Produk yang Ditolak Peta Kendali (P-Chart) untuk Total Produk Pucelle Mist Cologne Wavy Ocean yang Ditolak Tabel 4.22. Perhitungan Proporsi dari Total Reject Jenis Wavy Ocean Data Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total
CL
P
Jumlah Produksi (Botol) 10250 9880 11450 10110 12700 11571 9100 12000 9994 10230 9000 9786 9984 11125 147180
P
Jumlah Produk Reject 145 151 179 148 162 144 145 112 125 222 153 165 153 129 2133
Proporsi Produk Cacat 0.0141 0.0153 0.0156 0.0146 0.0128 0.0124 0.0159 0.0093 0.0125 0.0217 0.017 0.0169 0.0153 0.0116 0.2052
UCL
CL
LCL
0,018 0,0181 0,0178 0,0181 0,0177 0,0178 0,0183 0,0178 0,0181 0,018 0,0183 0,0181 0,0181 0,0179
0,0145 0,0145 0,0145 0,0145 0,0145 0,0145 0,0145 0,0145 0,0145 0,0145 0,0145 0,0145 0,0145 0,0145
0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011
2.133 0,0145 147.180
Data ke-1:
UCL 0,0145 3
0,0145(1 0,0145) 0,018 10.250
UCL 0,0145 3
0,0145(1 0,0145) 0,011 10.250
Dan seterusnya sampai data ke-14
Adapun peta kendali (p-chart) dari hasil tabel di atas adalah sebagai berikut:
Universitas Mercu Buana
Page 71
Laporan Tugas Akhir
Peta Kendali (p-chart) untuk Total Reject Wavy Ocean 0.025 0.02 0.015 0.01 0.005 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Data KeProporsi Produk Reject
UCL
CL
LCL
Gambar 4.21. Peta Kendali (p-chart) untuk Total Reject Jenis Wavy Ocean
Peta diatas menunjukkan bahwa pada data ke 8 dan 10 berada diluar batas control bawah (LCL) dan batas control atas (UCL). Agar proses tersebut tetap dalam pengendalian control, maka perlu adanya revisi dengan cara mengeluarkan nilai pada data ke 8 dan 10. kemudian dilakukan perhitungan ulang. Perhitungan tersebut dirangkum dalam tabel 4.23.
Universitas Mercu Buana
Page 72
Laporan Tugas Akhir
Tabel 4.23. Perhitungan Proporsi dari Total Reject Jenis Wavy Ocean (Revisi) Data Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
Proporsi Produk Cacat 0.0141 0.0153 0.0156 0.0146 0.0128 0.0124 0.0159 0.0125 0.017 0.0169 0.0153 0.0116 0.1741
Jumlah Produk Reject 145 151 179 148 162 144 145 125 153 165 153 129 1799
Jumlah Produksi (Botol) 10250 9880 11450 10110 12700 11571 9100 9994 9000 9786 9984 11125 124950
UCL
CL
LCL
0,0179 0,018 0,0177 0,018 0,0176 0,0177 0,0181 0,018 0,0182 0,018 0,018 0,0178
0,0144 0,0144 0,0144 0,0144 0,0144 0,0144 0,0144 0,0144 0,0144 0,0144 0,0144 0,0144
0,0109 0,0108 0,0111 0,0108 0,0112 0,0111 0,0107 0,0108 0,0106 0,0108 0,0108 0,011
Peta Kendali (p-chart) untuk Total Reject Wavy Ocean (Revisi) 0.02 0.015 0.01 0.005 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Data keProporsi Produk Reject
UCL
CL
LCL
Gambar 4.22. Peta Kendali (p-chart) untuk Total Reject Jenis Wavy Ocean(Revisi)
Universitas Mercu Buana
Page 73
Laporan Tugas Akhir
Peta Kendali (P-Chart) untuk Total Produk Pucelle Mist Cologne Electric Sunrise yang Ditolak Tabel 4.24. Perhitungan Proporsi dari Total Reject Jenis Electric Sunrise Data Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
CL
P
Jumlah Produksi (Botol) 10035 9450 10000 10200 10733 11332 9800 10234 11340 10025 11100 114249
P
Jumlah Produk Reject 142 145 157 150 168 156 122 146 141 148 116 1591
Proporsi Produk Cacat 0.0142 0.0153 0.0157 0.0147 0.0157 0.0138 0.0124 0.0143 0.0124 0.0148 0.0105 0.1537
UCL
CL
LCL
0.0174 0.0175 0.0174 0.0174 0.0173 0.0172 0.0175 0.0174 0.0172 0.0174 0.0173
0.013925 0.013925 0.013925 0.013925 0.013925 0.013925 0.013925 0.013925 0.013925 0.013925 0.013925
0.0104 0.0103 0.0104 0.0104 0.0105 0.0106 0.0104 0.0105 0.0106 0.0104 0.0106
1.591 0,013925 114.249
Data ke-1:
UCL 0,013925 3
0,013925(1 0,013925) 0.0174 10.035
UCL 0,013925 3
0,013925(1 0,013925) 0.0104 10.035
Dan seterusnya sampai data ke-11
Universitas Mercu Buana
Page 74
Laporan Tugas Akhir
Adapun peta kendali (p-chart) dari hasil tabel di atas adalah sebagai berikut: Peta Kendali (p-chart) untuk Total Reject Electric Sunrise
0.02 0.015 0.01 0.005 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Data KeProporsi Produk Reject
UCL
CL
LCL
Gambar 4.23. Peta Kendali (p-chart) untuk Total Reject Jenis Electric Sunrise
Dari peta diatas dapat dilihat bahwa semua data tersebut berada di dalam batas kontrol bawah (LCL) dan batas kontrol atas (UCL). Bagan kendali diatas menunjukkan bahwa pada proses produksi pucelle mist cologne jenis electric sunrise tidak ada masalah artinya semua elemen yang terkait masih berada dalam batas kontrol. Dengan demikian juga terlihat bahwa proses berjalan dengan baik dan di dalam batas masih terkendali.
Universitas Mercu Buana
Page 75
Laporan Tugas Akhir
Peta Kendali (P-Chart) untuk Total Produk Pucelle Mist Cologne Tropical Spirit yang Ditolak
Tabel 4.25. Perhitungan Proporsi dari Total Reject Jenis Tropical Spirit Data Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
CL
P
Jumlah Produksi (Botol) 11350 11100 9990 10120 11240 12021 10235 9134 9842 10864 105896
P
Jumlah Produk Reject 154 155 136 128 144 169 152 131 129 136 1434
Proporsi Produk Cacat 0.0136 0.0140 0.0136 0.0126 0.0128 0.0141 0.0149 0.0143 0.0131 0.0125 0.1355
UCL
CL
LCL
0,0168 0,0168 0,0170 0,0170 0,0168 0,0167 0,0170 0,0172 0,0170 0,0169
0,0135 0,0135 0,0135 0,0135 0,0135 0,0135 0,0135 0,0135 0,0135 0,0135
0,0103 0,0102 0,0101 0,0101 0,0103 0,0104 0,0101 0,0099 0,0100 0,0102
1.434 0,01354 105.896
Data ke-1:
UCL 0,01354 3
0,01354(1 0,01354) 0,0168 11.350
UCL 0,01354 3
0,01354(1 0,01354) 0,0103 11.350
Dan seterusnya sampai data ke-10
Adapun peta kendali (p-chart) dari hasil tabel di atas adalah sebagai berikut:
Universitas Mercu Buana
Page 76
Laporan Tugas Akhir
Peta Kendali (p-chart) untuk Total Reject Tropical Spirit
0.02 0.015 0.01 0.005 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Data keProporsi produk Reject
UCL
CL
LCL
Gambar 4.24. Peta Kendali (p-chart) untuk Total Reject Jenis Tropical Spirit
Dari peta diatas dapat terlihat bahwa semua data berada di dalam batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Pada proses produksi pucelle mist cologne jenis tropical spirit hampir tidak ditemukan banyak masalah sama sekali. Hal itu terlihat pada peta kendali di atas, terlihat hampir semua data tidak melebihi garis pusat (CL).
Bila hal ini terus terjadi, yaitu bila berada dalam batas control, maka perusahaan mendapatkan keuntungan dengan mengurangi biaya kerugian yang harus dikeluarkan untuk barang reject.
Universitas Mercu Buana
Page 77
Laporan Tugas Akhir
Peta Kendali (P-Chart) untuk Total Produk Pucelle Mist Cologne Jolly Rhythm yang Ditolak Tabel 4.26. Perhitungan Proporsi dari Total Reject Jenis Jolly Rhythm Data Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
CL
P
Jumlah Produksi (Botol) 9810 12300 11800 9250 10320 10026 11000 9200 12035 9670 10400 10733 126544
P
Jumlah Produk Reject 124 132 121 129 126 106 117 143 131 160 125 152 1566
Proporsi Produk Cacat 0.0126 0.0107 0.0103 0.0139 0.0122 0.0106 0.0106 0.0155 0.0109 0.0165 0.012 0.0142 0.15015
UCL
CL
LCL
0.0157 0.0154 0.0154 0.0158 0.0156 0.0157 0.0155 0.0158 0.0154 0.0157 0.0156 0.0156
0,0124 0,0124 0,0124 0,0124 0,0124 0,0124 0,0124 0,0124 0,0124 0,0124 0,0124 0,0124
0.009 0.0094 0.0093 0.0089 0.0091 0.0091 0.0092 0.0089 0.0094 0.009 0.0091 0.0092
1.566 0,0124 126.544
Data ke-1:
UCL 0,01234 3
UCL 0,0124 3
0,0124(1 0,0124 0,0157 9.810
0,0124(1 0,0124) 0,0090 9.810
Dan seterusnya sampai data ke-12 Adapun peta kendali (p-chart) dari hasil tabel di atas adalah sebagai berikut:
Universitas Mercu Buana
Page 78
Laporan Tugas Akhir
Peta Kendali (p-chart) untuk Total Reject Jolly Rhythm 0.02 0.015 0.01 0.005 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Data keProporsi Produk Reject
UCL
CL
LCL
Gambar 4.25. Peta Kendali (p-chart) untuk Total Reject Jenis Jolly Rhythm
Peta kendali diatas menunjukan terdapat satu data yang berada diluar batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) yaitu pada data ke-10. Agar proses tersebut tetap berada di dalam pengendalian control, maka perlu adanya revisi dengan mengeluarkan nilai pada data ke-10 kemudian melakukan perhitungan ulang. Perhitungan ulang akan dirangkum pada tabel 4.27 Tabel 4.27. Perhitungan Proporsi dari Total Reject Jenis Jolly Rhythm (Revisi) Data Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Jumlah Produksi (Botol) 9810 12300 11800 9250 10320 10026 11000 9200 12035 10400 10733 116874
Jumlah Produk Cacat 124 132 121 129 126 106 117 143 131 125 152 1406
Universitas Mercu Buana
Proporsi Produk Cacat 0.0126 0.0107 0.0103 0.0139 0.0122 0.0106 0.0106 0.0155 0.0109 0.012 0.0142 0.1336
UCL
CL
LCL
0.0153 0.015 0.015 0.0154 0.0152 0.0153 0.0151 0.0154 0.015 0.0152 0.0152
0.0120 0.0120 0.0120 0.0120 0.0120 0.0120 0.0120 0.0120 0.0120 0.0120 0.0120
0.0087 0.0091 0.009 0.0086 0.0088 0.0088 0.0089 0.0086 0.009 0.0088 0.0089
Page 79
Laporan Tugas Akhir
Peta Kendali (p-chart) untuk Total Reject Jolly Rhythm (Revisi) 0.02 0.015 0.01 0.005 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Data keProporsi Produk Reject
UCL
CL
LCL
Gambar 4.26. Peta Kendali (p-chart) untuk Total Reject Jenis JollyRhythm(Revisi)
Setelah dilakukan perhitungan ulang dan revisi. Diharapkan semua data berada dalam batas kendali, agar dikemudian akan digunakan untuk perbaikan pada proses berikutnya
4.4.8. Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Dari hasil pengolahan di atas, jenis reject yang sering terjadi adalah volume. Oleh karena itu diagram sebab akibat menjadi alat yang baik untuk mengetahui dimana letak permasalahan produk menjadi reject, dalam hal ini reject volume yang paling besar terjadi. Berikut ini penyebab utama terjadinya reject volume. Dapat terlihat pada gambar 4.27.
Universitas Mercu Buana
Page 80
Laporan Tugas Akhir
LINGKUNGAN
METODE
Sirkulasi udara kurang
Sempit Sistem Kerja
Bau Menyengat REJECT VOLUME
Lelah Pengaturan Volume Rusak
Kesehatan Pusing Aliran Tersumbat
MESIN
Kurang Terampil MANUSIA
Gambar 4.27. Diagram Sebab Akibat Reject Volume Diagram sebab akibat di atas dapat dianalisa bahwa faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi terjadinya reject yang diakibatkan oleh proses pengisian ke dalam kemasan. Faktor-faktor penyebabnya yaitu: 1.Faktor Manusia 2.Faktor Mesin 3.Faktor Lingkungan 4 Faktor Metode
Universitas Mercu Buana
Page 81
Laporan Tugas Akhir
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
5.1. Analisa Hasil Data
Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah. Dalam proses pengolahan data terdapat dua macam situasi perbaikan kualitas dengan menggunakan peta kendali yaitu: situasi yang pertama adalah peta kendali yang dibuat untuk mengetahui kondisi yang diluar batas kendali yang terjadi karena sebab khusus (sebab yang paling sering terjadi) penyebab dapat dilihat melalui diagram pareto dan kondisi yang kedua adalah berkaitan dengan pengujian untuk mengambil keputusan apakah total produk reject masih dalam batas kendali dan masih bisa dikatakan terkontrol. Di bawah ini adalah hasil akhir dari data yang telah diproses atau diolah yaitu:
Universitas Mercu Buana
Page 82
Laporan Tugas Akhir
I. Peta Pengendali dari Sebab Khusus 1. Reject Volume Wavy Ocean (Revisi) Garis Pusat
= 0,00401
Rata-Rata Proporsi Produk Reject
= 0,00405
Rata-Rata Persentase Produk Reject
= 0,405%
Rata-RataBatas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 0,00587 = 0,587%
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
= 0,00214 = 0,214%
2. Reject Volume Electric Sunrise (Revisi) Garis Pusat
= 0,00539
Rata-Rata Proporsi Produk Reject
= 0,00537
Rata-Rata Persentase Produk Reject
= 0,537%
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 0,00757 = 0,757%
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
= 0,0032 = 0,32%
3. Reject Volume Tropical Spirit (Revisi) Garis Pusat
= 0,0037
Rata-Rata Proporsi Produk Reject
= 0,0037
Rata-Rata Persentase Produk Rejecct
= 0,37%
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 0,0055 = 0,55%
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
= 0,0019 = 0,19%
Universitas Mercu Buana
Page 83
Laporan Tugas Akhir
4. Reject Volume Jolly Rhythm (Revisi) Garis pusat
= 0,0041
Rata-Rata Proporsi Produk Reject
= 0,00415
Rata-Rata Persentase Produk Reject
= 0,415%
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 0,0059 = 0,59%
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
= 0,0023 = 0,23%
II. Peta Pengendali dari Pengujian Total Produk Reject 1. Pucelle Mist Cologne Wavy Ocean (Revisi) Garis Pusat
= 0,0144
Rata-Rata Proporsi Produk Reject
= 0,0145
Rata-Rata Persentase Produk Reject
= 1,45%
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 0,0179 = 1,79%
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
= 0,0109 = 1,09%
2. Pucelle Mist Cologne Electric Sunrise Garis Pusat
= 0,0139
Rata-Rata Proporsi Produk Reject
= 0,0140
Rata-Rata Persentase Produk Reject
= 1,4%
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 0,0174 = 1,74%
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
= 0,0105 = 1,05
Universitas Mercu Buana
Page 84
Laporan Tugas Akhir
3. Pucelle Mist Cologne Tropical Spirit Garis Pusat
= 0,0139
Rata-Rata Proporsi Produk Reject
= 0,0136
Rata-Rata Persentase Produk Reject
= 1,36%
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 0,0169= 1,69%
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
= 0,0102 = 1,02%
4. Pucelle Mist Cologne Jolly Rhythm Revisi Garis Pusat
= 0,0120
Rata-Rata Proporsi Produk Reject
= 0,0121
Rata-Rata Persentase Produk Reject
= 1,21%
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 0,0152 = 1,52%
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
= 0,0088 = 0,88%
Dari Hasil data yang diperoleh, pada pembuatan atau proses produksi pucelle mist cologne wavy ocean, Electric Sunrise, Tropical Spirit dan Jolly rhythm. Hasil proporsi Reject yang didapatkan masih dalam batas kendali. Hal ini terlihat produk Reject berada diantara batas kendali atas dan batas kendali bawah.
5.2. Analisa Jenis Reject dan Diagram Pareto Analisis data Atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui faktor potensial apa yang paling besar yang dapat menimbulkan produk
Universitas Mercu Buana
Page 85
Laporan Tugas Akhir
menjadi
reject pada proses prosuksi pucelle mist cologne. Dari hasil analisis dan
pengamatan terlihat ada 4 (empat) jenis produk yang reject.
Adapun jenis reject yang paling mendominasi dari ke-4 (empat) jenis produk pucelle diantaranya: 1. Pucelle Mist Cologne Wavy Ocean, jenis Reject yang mendominasi adalah volume yaitu mencapai 29,82% . Terlihat pada Bab IV Tabel 4.10 2. Pucelle Mist Cologne Electric Sunrise, Jenis reject yang mendominasi adalah Volume yaitu mencapai 33,57% . Terlihat pada Bab IV Tabel 4.13 3. Pucelle Mist Cologne Tropical Spirit, Jenis Reject yang mendominasi adalah Volume yaitu mencapai 28,38 %. Terlihat pada Bab IV Tabel 4.16 4. Pucelle Mist Cologne Jolly Rhythm, Jenis Reject yang mendominasi adalah Volume yaitu mencapai 31,28 %. Terlihat pada Bab IV Tabel 4.19
Terlihat dari data diatas keseluruhan jenis reject dari 4 jenis reject hanya volume yang paling mendominasi kesalahan atau kegagalan produk, masalah volume ini telah menduduki peringkat teratas, mekipun jenis reject ini tidak berpengaruh terhadap kerugian biaya (cost) tetapi hal ini sangat merugikan terhadap waktu yang terbuang
Universitas Mercu Buana
Page 86
Laporan Tugas Akhir
untuk mengulangi proses ke bagian pengisian untuk di isi sesuai standard batas pengisian. Hal ini perlu agar konsumen diberikan kepercayaan akan isi dari produk pucelle benar-benar tepat sesuai yang tertera di botol kemasan yaitu 150 ml.
5.3. Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung, maka diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya reject pada produk Pucelle Mist Cologne. Dengan menggunakan diagram fishbone atau diagram sebab akibat kita dapat mengetahui penelusuran tersebut. Diagram sebab akibat dapat dilihat pada Bab IV Gambar 4.27.
Dari analisa jenis reject dan diagram pareto diatas menunjukkan bahwa reject volume adalah merupakan cacat dominan yang perlu mendapat perhatian khusus. Adapun penjelasan dari faktor-faktor penyebab reject yaitu: 1. Faktor manusia Operator kurang terampil dalam memperkirakan batas standard dengan cara visual. Kesehatan operator berbeda-beda, jugadi dukung dengan keadaan lingkungan.
2. Faktor mesin Aliran tersumbat karena penyaring yang ada di dalam mesin terdapat kotoran Sebagian Mesin pengaturan untuk volume rusak, sehingga pengisian volume dilakukan secara manual, tidak dapat berhenti secara otomatis.
Universitas Mercu Buana
Page 87
Laporan Tugas Akhir
3. Faktor lingkungan Ruang Proses pengisian sempit, sehingga operator kurang nyaman Bau menyengat, wangi-wagian yang dihasilkan dari produk sangat menyengat, sehingga membuat sebagian operator kurang merasa nyaman Sirkulasi udara yang kurang membuat bau wangi-wangian semakin menyengat dan sukar menghilang 4. Faktor metode/prosedur Sistem kerja yang berpengaruh besar kepada karyawan yaitu perusahaan memberi target jumlah produk yang harus dihasilkan per hari. Sehingga kecepatan pengisian dalam hal ini sangat dibutuhkan, serta kinerja dari operator sangat diperhatikan disini.
5.4. Faktor-Faktor Penanggulangan Masalah Langkah –langkah yang di ambil untuk penanggulangan masalah adalah dengan menggunakan
metode 5W + 1H. Metode ini merupakan langkah-langkah atau
tindakkan-tindakkan untuk memperkecil terjadinya produk yang cacat ataupun kerugian. Berikut ini adalah rencana perbaikan produk cacat, yang ditemukan dalam kegiatan proses
produksi
dan
Universitas Mercu Buana
pengepakkan
dapat
dilihat
pada
Tabel
5.1
Page 88
Laporan Tugas Akhir Tabel 5.1. Tabel 5W + 1H Penyebab Dominan
Volume
What Isi larutan kurang sesuai standard. Volume berlebih dan volume kurang
Penyok
Botol Kemasan Penyok
Label Rusak
Label bergelembung dan penempatan miring
Gores
Botol Kemasan tergores
Why
Who
-operator kurang terampil dan kurang Operator dan teliti dalam proses mesin tangki filling pengisian -mesin pengisian kurang terawat -Panas pada mesin label tidak konstan - terjepit di dalam mesin label -kualitas botol tidak standar -penempelan tidak sempurna -penyusunan label di dalam mesin label kurang benar - botol tergores di dalam mesin label - botol sudah tergores pada saat penerimaan kiriman dari supplier
Universitas Mercu Buana
Where
PT. Mandom Indonesia Tbk.
When
How
Januari 2009
-Operator harus lebih teliti dan terampil dalam proses pengisian. -Perawatan mesin pengisian secara berkala
Mesin
PT. Mandom Indonesia Tbk.
Januari 2009
Operator dan mesin label
PT. Mandom Indonesia Tbk
Januari 2009
Mesin dan supplier
PT.mandom Indonesia Tbk
Januari 2009
Page 89
Operator harus mengontrol suhu pada mesin dan kualitas dari material (botol) apakah sesuai standard atau tidak, serta memperhatikan susunan aliran botol yang akan masuk ke dalam mesin label Operator harus teliti dalam menyusun label ke dalam mesin label dan operator harus mengontrol keadaan suhu di mesin label -Operator harus memperhatikan susunan aliran botol yang masuk ke dalam mesin label -Meminta pergantian botol yang tergores
Laporan Tugas Akhir
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data, analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Jenis reject yang ditemukan dari keempat jenis produksi yaitu: Wavy Ocean, Electric Sunrise, Tropical Spirit dan Jolly Rhythm adalah reject volume, label rusak, gores dan penyok.
2. Dari keempat jenis reject yaitu reject volume, label rusak, gores dan penyok yang paling dominan terjadi adalah reject volume. Reject volume terjadi karena faktor manusia dan mesin pengisian (filling).
3. Untuk mengurangi adanya kegagalan (Reject) pada volume harus dilakukan perawatan mesin secara berkala untuk mencegah terjadinya saluran yang
Universitas Mercu Buana
Page 90
Laporan Tugas Akhir
tersumbat dan kerusakan pada mesin, serta mengadakan pelatihan-pelatihan untuk operator (pekerja)
6.2. Saran Berdasarkan kesimpulan dan hasil dari analisa, penulis akan memberikan saran-saran diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan perawatan-perawatan yang baik pada mesin dan alat yang digunakan oleh para pekerja. 2. Para pekerja harus disiplin dan mematuhi Standard Operating Prosedure (SOP) dalam melaksanakan tugas-tugasnya agar tercipta hasil kerja yang maksimal. 3. Melakukan perbaikan-perbaikan kerja pada pekerja dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan agar para pekerja terampil dan lebih teliti
Universitas Mercu Buana
Page 91
Laporan Tugas Akhir
DAFTAR PUSTAKA
1.
Grant, Eugene L., and
Richard S. Leavenworth. 2001.
Pengendalian Mutu Statis. Jakarta: Erlangga. 2.
Ariani, Dorothea Wahyu. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas).Yogyakarta: Andi.
3.
Yamit, Zulian. 2005. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Edisi Pertama, Yogyakarta: Ekonisia.
4.
Gaspersz, Vincent. 2001. Metode Analisa untuk Pengendalian Kualitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
5.
Gaspersz, Vincent. 1997. Membangun Tujuh Kebiasaan Kualitas Dalam Praktek Bisnis Global. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
6.
Tugas Akhir Tri Cahyo Prakoso. 2008. Identifikasi dan Analisis Kualitas Proses Welding Pada Manufaktur Canister Dengan WRP Penetrant Test di PT. Dresser-Rand Services Indonesia.
7.
Tugas Akhir Marlia Indriana. 2008. Pengendalian Kualitas Produk Cacat Pada Minuman Ringan di Pt. Wisohn Adicemerlang.
Universitas Mercu Buana
Page 92