TUGAS AKHIR
ANALISIS PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FLYOVER PRAMUKA DITINJAU TERHADAP KINERJA WAKTU
Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1)
Disusun Oleh : Nama : ANNA LUSTRINA NIM : 41106120038
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCUBUANA
TERAKREDITASI BERDASARKAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR :012/BAN-PT/AK-VII/S1/2003 JAKARTA 2009
LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Q
Tugas akhir ini untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik, jenjang Pendidikan Strata 1 (S-1), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Mercu Buana, Jakarta
Judul Tugas Akhir
: ANALISIS PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FLYOVER PRAMUKA DITINJAU TERHADAP KINERJA WAKTU
Disusun Oleh Nama
: Anna Lustrina
NIM
: 41106120038
Jurusan/Program Study
: Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan / Teknik Sipil
Telah diajukan dan dinyatakan LULUS pada sidang sarjana : Tanggal : 15 Februari 2009 Pembimbing,
Budi Santosa, ST, MT Jakarta, 28 Februari 2009 Mengetahui,
Ir. Mawardi Amin, MT Ketua Sidang
Ir. Mawardi Amin, MT Ketua Program Studi Teknik Sipil
SURAT PERNYATAAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Q
Yang bertandatangan dibawah ini: Nama
:
ANNA LUSTRINA
NIM
:
41106120038
Jurusan
:
Teknik Sipil
Fakultas
:
Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas
:
Mercubuana
Menyatakan bahwa tugas akihir ini merupakan hasil kerja sendiri, bukan jiplakan (duplikat) dari karya orang lain. Apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sangsi berupa pembatalan gelar kesarjanaan saya. Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dipertanggung jawabkan sepenuhnya.
Jakarta, Januari 2009 Yang memberikan pernyataan,
Anna Lustrina
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb Alhamdulillah, Segala puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas Rahmat dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ANALISIS PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FLYOVER PRAMUKA DITINJAU TERHADAP KINERJA WAKTU” yang dimaksudkan untuk memenuhi syarat-syarat dalam memperoleh gelar Sarjana S-1 program studi Jurusan Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Indonesia. Berlangsungnya Naskah Tugas Akhir ini tidak lain karena bantuan dan motivasi dari berbagai pihak , maka tidak lupa pula pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Bapak Budi Santosa, ST, MT selaku Dosen Pembimbing; 2. Bapak Ir. Mawardi Amin, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil; 3. Bapak Ir. Edifrizal Darma, MT selaku Koordinator TA Jurusan Teknik Sipil; 4. Pimpinan dan Staf serta dosen pengajar di Jurusan teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, yang telah mengarahkan penulis selama menyelesaikan masa studi; 5. Kedua orang tua dan kakak-kakak tercinta saya yang selalu memberikan masukan dan dorongan, perhatian dan kasih sayang selama penulis menyelesaikan masa pendidikan; 6. Orang-orang terdekat saya lainnya : Nunix, P2n, Ri2n, teman-teman Angkatan X PKSM, serta teman-teman lain di Univ. Mercubuana; 7. Para responden yang telah menyempatkan waktu untuk dapat saya wawancarai yaitu Bapak. Dudy Supriadi, ST, MT (Kaur Pelaksana/Pengawas Kegiatan -1-
Kata Pengantar
Pembangunan Jalan dan Jembatan Metro Jakarta Wil.I), Bapak. Ir.Prie Hartono (Project Manager PT Hutama Karya); 8. Semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan Naskah Tugas Akhir ini. Dengan penuh kesadaran penulis mengakui masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Akhir kata, semoga apa yang tertulis dan tersirat dalam Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Jurusan Teknik Sipil di masa yang akan datang. Wassalamu’alaikum Wr Wb
Jakarta, Maret 2009
Penulis
-2-
Abstrak
ABSTRAK Penelitian ini memberikan gambaran mengenai peran manajemen proyek dalam menganalisis pelaksanaan pembangunan flyover ditinjau terhadap kinerja waktu pada flyover Pramuka DKI Jakarta. Untuk mengurangi resiko keterlambatan dalam pelaksanaan pembangunan flyover.
Penelitian ini dilakukan dari setiap tahap-tahap manajemen dilihat dari tingkat perencanaan, komunikasi, koordinasi, informasi, pengambilan keputusan, sampai dengan pengawasan untuk menghasilkan mutu dan mewujudkan pelaksanaan yang optimal sesuai dengan spesifikasi rencana. Survey dilakukan pada pemilik proyek dan perusahaan kontraktor yang telah melaksanakan pembangunan flyover ini.
Survey dilakukan melalui wawancara langsung sebagai input penelitian dari pengidentifikasikan masalah keterlambatan dalam tahap pembangunan yang terdiri dari pohon masalah, pohon sasaran, dan pohon alternatif . Pendekatan sasaran dilakukan dengan Pola Kerja Terpadu dimana sasaran pada perencanaan dapat terwujud dengan baik dan didukung oleh semua pihak yang berkaitan didalam pelaksanaan pembangunan flyover.
Penelitian ini dilakukan dengan permodelan USG (Urgensy, Seriously, Growth) yang menunjukkan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan masalah dengan skala yang ditetapkan. Manajemen mutu akan tercapai jika semua kalangan yang terkait saling berkoordinasi terhadap pemahaman teknis kelayakan, konstribusi serta biaya yang ada, karena semuanya berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan pembangunan. Hal ini berdasarkan identifikasi masalah yang terurai dan uji model
Abstrak
USG
(Urgensy, Seriously, Growth) yang telah dilakukan serta nilai alternatif
pemecahan masalah didapat.
Daftar Isi
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………
i
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………
iii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………..
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang…………………..………..……………………………… I-1
1.2
Maksud dan Tujuan………….……..………………………………………I-3
1.3
Ruang Lingkup dan Batasan Masalah………...……………………………I-4
1.4
Sistematika Penulisan………….………………………………………… I-5
BAB II
LANDASAN TEORI II-1 Definisi Proyek Konstruksi…………………………………………………
2.1 2.1.1
II-2 Karakteristik Proyek Konstruksi…...…….…………………………………
2.2
Konsep Teori Jalan …..……………………………………………………II-3
2.3
Metode Konstruksi Jembatan atau Fly over………………………………II-3 2.3.1
Aspek Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Kegiatan……………II-4
2.3.2
II-7 Pengendalian Mutu………………………………………………………… II-9 Rencana Kerja Pada Proyek Konstruksi……………………………………
2.4 2.4.1
Rencana Kerja……………………………………………………………. II-9
2.5
II-10 Tinjauan Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi Jembatan atau Fly over …
2.6
Perencanaan dan Pengendalian Jadwal Waktu Pelaksanaan………………II-11
2.7
Pendekatan Sasaran dengan Pola Kerja Terpadu…………………………II-13 2.7.1
II-14 Tujuan Pola Kerja Terpadu…………………………………………………
2.7.2
Manfaat PKT antara lain adalah……………………………………………II-14
2.7.3
Prinsip PKT ………...…………………………………………………….II-15
2.7.4
Mewujudkan Sasaran dengan Melalui PKT………………………………II-16
2.8
Kerangka Pemikiran………………………………………………………II-18
2.9
Hipotesis……………………………………………………………………II-18
BAB III
METODA ANALISIS
3.1
Metode Penelitian
III-1
3.2
Penjelasan Metoda Penelitian …………………………………………… III-4 3.2.1
III-4 Perencanaan dan Persiapan Penelitian……………...………………………
3.2.2
Pelaksanaan dan Penelitian dan Penulisan…………………………………III-4 ii
Daftar Isi
3.3
Teknik Analisis Data ………………………………………………………III-6 Model Proses Penelitian……………………………………………………III-6
3.3.1
3.3.1.1 Pohon Analisis (Analisis Sebab)……………..……….…………..………III-6 3.3.1.2 Pohon Masalah (Pernyataan Negatif)………………………..…...……… III-7 3.3.1.3 Pohon Sasaran………………….…………………………..………………III-7 3.3.1.4 Pohon Alternatif………..……………………………………...……….....III-7 3.4
Identifikasi Masalah ( Kinerja Pelaksanaan Pembangunan)………………III-8
3.5
Kriteria Penilaian Kinerja Mutu……………………………………………III-9
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
4.1
Pengumpulan Data……………………………………………………….. IV-1 4.1.1
Sampel Penelitian…………………..………………………………………IV-1
4.1.2
Data Umum Hasil Penelitian…….…………………………………………IV-1 Analisis Masalah………...…………………………………………………IV-4
4.2 4.2.1
Pohon Masalah pada Jalan Fly Over Pramuka…………...……………… IV-4
4.2.2
Pohon Sasaran…………………………………………...…………………IV-5
4.2.3
IV-6 Pohon Alternatif………….…………………………………………………
4.3
Notulen Pembahasan Penanganan Masalah Pelaksanaan Pemuda Pramuka Flyover……………………………………………………..……………. IV-7
4.4 BAB V
Hasil Pengujian Hipotesis……………………………………………….. IV-8 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan ……….………………………………………………………V-1
5.2
Saran……….………………………………………………………………V-1
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN PROGRESS REPORT LAMPIRAN PETA LOKASI PROYEK UARI IP-488 LAMPIRAN PETA LOKASI PROYEK FLYOVER PRAMUKA LAMPIRAN PERSPECTIVE PLAN PROYEK FLYOVER PRAMUKA LAMPIRAN LAYOUT KONDISI PEKERJAAN PROYEK FLYOVER PRAMUKA LAMPIRAN MINUTES OF WEEKLY MEETING PROYEK FLYOVER PRAMUKA LAMPIRAN NOTULEN PEMBAHASAN PENANGANAN MASALAH PRAMUKA LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI PEMBERI KERJA LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR LAMPIRAN PHOTOGRAPH REPORT KARTU ASISTENSI
ii
Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Contoh analisis masalah dengan metode USG…………………… III-4 Tabel 3.2 Penilaian Mutu…………………………………………………….III-7 Tabel 4.1 Identifikasi Masalah AMO dengan metode USG…............….…...IV-2 Tabel 4.2 Nilai Alternatif……………………………………………….……IV-6
iii
Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.7
Model Proses Pelaksanaan…………………………………………II-14
Gambar 3.1
Contoh diagram alir pendekatan dan metodologi PKT……………..III-2
Gambar 4.2.1 Diagram alir pohon masalah............................................................. IV-3 Gambar 4.2.2 Diagram alir pohon sasaran..............................................................IV-4 Gambar 4.2.3 Diagram alir pohon alternatif............................................................IV-5
iv
Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Permasalahan yang ada pada transportasi saat ini terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, selalu dihadapkan pada berbagai kendala, antara lain terbatasnya ruas jalan sebagai prasarana dan sarana transportasi yang kurang sebanding dengan berkembangnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan prasarana dan sarana seperti yang ada pada Jalan Suprapto tersebut.
Kegiatan proyek konstruksi sangat terkait dengan kebutuhan kehidupan masyarakat, dalam hal ini di Jakarta, bertambahnya penduduk yang sangat pesat mendesak kota ini untuk menambah sarana jalan untuk melakukan aktifitas masyarakat sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, semua pihak yang terkait di bidang investasi
melakukan
pembangunan
sarana-sarana
kebutuhan
masyarakat.
Pada setiap proyek konstruksi, pengadaan material merupakan bagian terpenting, karena sumber daya material dapat menyerap 40 %-60 % dari biaya proyek (Ritz.1994). Oleh karena itu sudah pada tempatnya bila penyelenggara proyek memberikan perhatian besar terhadap tahap-tahap pelaksanaan, yang mencakup perencanaan, informasi, komunikasi,
pengambilan
keputusan,
koordinasi,
pengawasan,
keahlian dan penugasan. I- 1
Bab I Pendahuluan
Agar pengendalian terhadap kinerja waktu dapat berjalan dengan baik maka penyelenggara proyek perlu melakukan suatu perencanaan (manajemen) yang baik agar aliran pada tahap-tahap pelaksanaan pada proyek dapat berjalan lancar.
Dalam suatu proyek, seringkali dijumpai adanya perubahan-perubahan pekerjaan, hal ini terjadi karena kondisi sebenarnya yang ada dilapangan baru diketahui setelah pekerjaan berlangsung. Perubahan pekerjaan yang diperintahkan pemberi order pekerjaan dapat menyebabkan terjadinya pemberi order pekerjaan dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan dari jadwal kemajuan pekerjaan yang telah direncanakan. Campur tangan pemberi order pekerjaan ini dapat berupa perintah untuk menggunakan metode yang tidak tercantum dalam kontrak. Penundaan pekerjaan yang disebabkan oleh lemahnya koordinasi merupakan salah satu penyebab utama rendahnya manajemen konstruksi pelaksanaan di lapangan dan adanya waktu menganggur.
Suatu rencana dalam konstruksi dimaksudkan untuk mendapatkan suatu metode pelaksanaan proyek yang efektif dan efisien. Dengan rencana yang baik, maka sumber daya yang cukup dapat disediakan pada saat yang tepat, tersedia cukup waktu untuk setiap aktivitas dan setiap aktivitas dapat dimulai pada saat yang tepat. Perencanaan yang matang dan salingnya berkoordinasi akan dapat membantu untuk
I- 2
Bab I Pendahuluan
memilih metode konstruksi yang ekonomis, memilih peralatan, pengiriman material.
Perencanaan yang matang adalah salah satu komponen yang penting dalam suatu pelaksanaan proyek. Oleh sebab itu suatu pelaksanaan proyek harus direncanakan pengadaannya secara progresif selama tahapan konstruksi berlangsung. Perencanaan dan pengendalian material yang kurang baik akan berpengaruh pada pelaksanaan proyek secara keseluruhan. Untuk dapat merencanakan dan mengendalikan kinerja waktu dengan baik diperlukan suatu sistem yang mampu memberikan informasi-informasi terbaru secara akurat, relevan, dan cepat. Fokus tugas akhir
ini adalah untuk menganalisis faktor
penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek pembangunan Fly Over Pramuka.
1.2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini adalah : 1. Melakukan evaluasi terhadap keterlambatan pelaksanaan dalam meningkatkan kinerja waktu pelaksanaan pada Pembangunan Fly Over Pramuka 2. Melakukan analisis faktor pelaksanaan pembangunan yang tidak optimal penyebab keterlambatan pada pembangunan Fly Over Pramuka.
Tujuan dari kegiatan ini adalah : I- 3
Bab I Pendahuluan
1. Mengetahui
penyebab
keterlambatan
pelaksanaan
pada
Pembangunan Fly Over Pramuka ditinjau dari kinerja waktu pelaksanaan 2. Melakukan analisis yang ada dengan suatu permodelan melalui sistem Pola Kerja Terpadu (PKT) 3. Mengetahui faktor dominan pelaksanaan pembangunan yang tidak optimal penyebab keterlambatan dalam pembangunan proyek jalan fly over ini.
1.3
RUANG LINGKUP DAN BATASAN MASALAH
Ruang lingkup dan batasan masalah ini akan dibatasi pada : 1. Lokasi Lokasi yang akan dijadikan objek untuk studi adalah Fly over Pramuka Jalan Suprapto Jakarta Timur 2. Pembatasan Masalah Batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah mencari faktor pelaksanaan pemb. Yang optimal penyebab keterlambatan pada saat pelaksanaan, diluar permasalahan pembebasan lahan. 3. Hasil Yang Diharapkan Diharapkan dengan data dan rumusan yang telah diuji dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan dalam pengendalian waktu melalui
pelaksanaan
pembangunan
yang
optimal
dalam
pelaksanaan pembangunan fly over Pramuka.
I- 4
Bab I Pendahuluan
1.4
SISTEMATIKA PENULISAN Secara umum, pembahasan penelitian ini terbagi atas beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan Merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan latar belakang penelitian diagram keterkaitan masalah, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, batasan masalah, latar belakang dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Membahas mengenai Pengertian dari Proyek, Pengertian Jalan, Metode Konstruksi Jembatan atau Fly over, Rencana Kerja pada proyek konstruksi, tinjauan pelaksanaan Konstruksi Jembatan atau Fly over, kerangka pemikiran dan hipotesis. Bab III : Metoda Analisis Berisi tentang pelaksanaan pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Hasil pengolahan data dan pengolahan data secara umum dengan menggunakan metoda analisis USG pada Sistem Pola Kerja Terpadu . Bab IV: Pelaksanaan Penelitian Membahas mengenai Metoda Analisis berupa : Proses Pengolahan Data dan Analisis. Bab V: Kesimpulan dan Saran Menyimpulkan Hasil analisis dan memberikan saran yang bermanfaat bagi dunia konstruksi dan pembaca pada umumnya.
I- 5
Bab II Landasan Teori
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Proyek Konstruksi Proyek menurut Departemen P&K adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Menurut Imam Soeharto ( 1997:1) ciri-ciri pokok dari suatu proyek adalah
: •
Memiliki tujuan yang khusus, produk atau hasil kerja akhir.
•
Jumlah biaya sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan di atas telah ditentukan.
•
Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
•
Non rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas berubah sepanjang proyek berlangsung.
Proyek konstruksi menurut Departemen P&K (1997:11) adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang masuk didalam bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang melibatkan disiplin ilmu lain seperti teknik industri, teknik mesin, teknik elektro dan sebagainya. Adapun bangunan tersebut dapat berupa jalan, perumahan, perkantoran, bendungan, terowongan, bangunan industri dan bangunan pendukung yang banyak digunakan untuk masyarakat banyak.
II- 1
Bab II Landasan Teori
2.1.1 Karakteristik Proyek Konstruksi
Menurut Donald S. Barrie (1990:8) secara umum proyek konstruksi meliputi empat jenis proyek kontruksi, yaitu: 1. Konstruksi Pemukiman Konstruksi
pemukiman
meliputi
perumahan
keluarga
tunggal,
perumahan kota unit ganda, rumah susun (flat), kondominium dan apartemen. 2. Konstruksi Gedung Meliputi toko kcil pengecer sampai kompleks peremajaan kota, mulai darisekolah dasar sampai Universitas, rumah sakit, gereja, bangunan gedung bertingkat perkantoran komersial, gedung pemerintahan dan pusat rekreasi. 3. Konstruksi Rekayasa Berat Meliputi bendungan dan terowongan yang dapat menghasilkan tenaga listrik hidro, pengendalian banjir dan irigasi, jembatan dari yang kecil hingga yang sangat besar, bangunan transportasi seprti jaringan jalan raya, bandar udara dan pelabuhan air. 4. Konstruksi Industri Meliputi pabrik pengilang minyak, pabrik bahan bakar simetrik, pusat tenaga listrik, pabrik baja, peleburan logam alumunium dan fasilitas lainnya.
II- 2
Bab II Landasan Teori
2.2
Konsep Teori Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Dalam jaringan jalan terdapat jembatan yang merupakan penghubung jaringan jalan apabila melintasi suatu penghalang, baik berupa kondisi alam maupun kondisi buatan, seperti melintasi sungai ataupun melewati persimpangan jalan baik kereta api maupun jalan raya lainnya.
Dalam Tugas Akhir ini, kami meninjau jembatan layang yang merupakan sarana penghubung jaringan jalan yang melintasi jaringan jalan lainnya. Jembatan ini dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang sering terjadi. Lokasi jembatan layang ini terletak dipersimpangan Jalan Pramuka dan Jalan Ahmad Yani.
2.3
Metode Konstruksi Jembatan atau Fly over
Spesifikasi Umum menurut Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2005 yang termasuk kegiatan utama yaitu pada Pekerjaan Pembangunan Jembatan Baru atau Penggantian Jembatan Lama terdiri dari; (1) Pekerjaan pondasi, seperti sumuran, tiang pancang, dan sebagainya. (2) Pekerjaan bangunan bawah, seperti abutment dan pier jembatan. II- 3
Bab II Landasan Teori
(3) Pekerjaan bangunan atas, seperti gelagar beton bertulang atau beton pratekan atau baja. 2.3.1 Aspek Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Kegiatan
1) Aspek Keselamatan Kerja Penyedia
Jasa
pekerjaan
jalan
dan/atau
memperhatikan
ketentuan
kesehatan
dan
jembatan
harus
Undang-Undang
Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan. Ketentuan maupun jaminan yang bersangkutan dengan masalah keselamatan dan kesehatan kerja harus melingkupi seluruh personil yang terlibat dalam pekerjaan, masyarakat di sekitar proyek, maupun masyarakat yang melewati lokasi pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus menyusun program pelaksanaan manajemen lingkungan dengan mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan
(RPL)
atau
Upaya
Pemantauan
Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/ pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL UPL tidak ada). Program ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
II- 4
Bab II Landasan Teori
3) Aspek Administrasi Penyedia Jasa pekerjaan jalan dan/atau jembatan harus memiliki prosedur dan tata cara administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat undangan dan surat-surat yang lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan. Aspek Administrasi yang dilaksanakan untuk menunjang kegiatan dapat dikelompokkan dalam kegiatan harian, mingguan dan bulanan. Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis seusai dengan kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting. Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Harian, Mingguan, Bulanan serta Triwulan maupun Tahunan). Seluruh dokumentasi harus dijamin kerahasiaannya dan hanya dapat diakses oleh personil yang memiliki kewenangan untuk itu. Dokumentasi berbentuk file digital harus disimpan dalam media digital yang tahan lama yang disepakati oleh pihak Penyedia Jasa maupun pemilik pekerjaan dan diberi password untuk membatasi akses.
4) Aspek Ekonomis Penyedia
Jasa
pekerjaan
jalan
dan/atau
jembatan
wajib
memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan. Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan bahan. SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan II- 5
Bab II Landasan Teori
pendukung pekerjaan harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan-peralatan tersebut diadakan
dengan
sewa.
Pengadaan
bahan/material
harus
diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan. 5) Aspek Kelancaran dan Keselamatan Lalu Lintas Penyedia Jasa pekerjaan jalan dan/atau jembatan harus menjamin kelancaran dan keselamatan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan. Untuk mewujudkan hal ini, Penyedia Jasa harus memastikan adanya manual pengelolaan lalu lintas selama pekerjaan dan audit keselamatan jalan. Penyedia Jasa pekerjaan berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai manual pengelolaan lalu lintas, melakukan audit keselamatan jalan, melakukan kaji ulang terhadap manual rencana pengelolaan lalu lintas, dan melaksanakan rekomendasi perbaikan sesuai hasil audit keselamatan jalan. Dalam penyelenggaraan pengelolaan lalu lintas Penyedia Jasa pekerjaan berkewajiban melakukan: a) Koordinasi dilapangan dengan Pemerintah Daerah, serta Kepolisian
setempat
(Polsek)
guna
mendapatkan
bantuan pengaturan lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan. b) Pemasangan Rambu-rambu lalu lintas sesuai ketentuan Pd T-12-2003 untuk memastikan para pengguna jalan mengetahui bahwa di daerah tersebut ada pekerjaan konstruksi.
II- 6
Bab II Landasan Teori
c) Menyediakan dan memfungsikan alat komunikasi yang memadai terutama apabila pekerjaan jalan dilaksanakan pada daerah yang berkelok dan banyak tikungan untuk memastikan koordinasi pengaturan lalulintas dilakukan dengan baik d)
Mengumumkan kepada masyarakat pengguna jalan apabila dilakukan penutupan jalan atau pemindahan lintasan karena keperluan pekerjaan dan mengumumkan kembali bahwa lintasan telah dapat dipergunakan.
6) Aspek Sosial Dan Budaya Penyedia Jasa pekerjaan jalan dan/atau jembatan berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif, seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam pekerjaan.
2.3.2 Pengendalian Mutu
1) Penerimaan Bahan a) Pengujian contoh harus dilakukan untuk setiap lapisan tanah dan batuan yang berbeda. b) Bahan yang diterima sudah diklasifikasikan ke dalam galian biasa, galian batu, galian struktur dan galian perkerasan beraspal. II- 7
Bab II Landasan Teori
2) Pemeriksaan Mutu Bahan a) Untuk pekerjaan galian lereng tanah harus dilakukan pemeriksaan sudut geser dalam, φ dan kohesi tanah beserta informasi mengenai sumber mata air dan ketinggian muka air tanah. b) Untuk pekerjaan galian batu harus dilakukan pemeriksaan tingkat pelapukan (slake durability) dan informasi batuan yang meliputi kekar, kemiringan. c) Galian struktur. (1) Untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok beton penahan tanah dan struktur pemikul beban lainnya, harus dilakukan pemeriksaan klasifikasi tanah, tingkat kepadatan (konsistensi) dan informasi kedalaman muka air tanah. (2) Pekerjaan yang berhubungan dengan drainase sebaiknya dilakukan analisa butir tanah. (3) Pekerjaan yang berhubungan dengan pemompaan, harus dilakukan pemeriksaan berkaitan dengan kemungkinan bahaya “piping”, terutama untuk data ketinggian muka air, jenis tanah tempat pemompaan dan analisa butir. (4) Pekerjaan yang memerlukan penimbunan kembali harus memperhatikan mengenai pengendalian mutu timbunan. (5) Pekerjaan yang berhubungan dengan galian buangan , pemeriksaan dilakukan pada lokasi tempat pembuangan, yakni pemeriksaan “kestabilan”, parameter longsoran dan parameter daya dukung tanah setempat.
II- 8
Bab II Landasan Teori
2.4
Rencana Kerja Pada Proyek Konstruksi
2.4.1 Rencana Kerja Rencana Kerja (time schedule) ialah suatu pembagian waktu terperinci yang disediakan untuk masing-masing bagian pekerjaan, mulai bagianbagian pekerjaan permulaan sampai dengan bagian-bagian pekerjaan akhir. Persiapan Penyusunan Rencana Kerja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: 1/
Keadaan Lapangan Kerja (jobsite/projectsite) Keadaan lokasi pekerjaan atau lapangan kerja perlu diadakan penelitian (survey) secara cermat, karena berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan untuk melaksanakan bagian-bagian dari pekerjaan.
2/
Kemampuan Tenaga Kerja Kemampuan tenaga kerja ialah meliputi jenis/macam tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
3/
Penyediaan Bahan Bangunan Macam/jenis dan jumlah dari bahan-bahan bangunan yang akan digunakan untuk masing-masing bagian pekerjaan perlu diketahui dengan pasti agar dapat diperhitungkan kebutuhan waktu yang tepat untuk memperoleh / mendatangkan bahan-bahan tersebut ditempat pekerjaan.
4/
Alat-alat/Peralatan Pembangunan Untuk pekerjaan-pekerjaan yang besar, pada umumnya perlu menggunakan alat-alat/peralatan pembangunan atau alat-alat besar. II- 9
Bab II Landasan Teori
Untuk
itu
perlu
diketahui
jenis/macam
dari
alat
kemampuan/kapasitas dan keadaan /kondisi dari alat-alat besar tersebut. 5/
Gambar-gambar Kerja (shop-drawing)
6/
Dalam
pelaksanaan
rencana/gambar bestek,
pekerjaan
selain
gambar-gambar
masih diperlukan gambar kerja (shop-
drawing) untuk bagian-bagian pekerjaan konstruksi tertentu. Untuk itu perlu diadakan inventarisasi jenis/macam dari gambar kerja tersebut. 7/
Kelangsungan Pelaksanaan Pekerjaan Dalam
menyusun
rencana
kelangsungan/kontinuitas
kerja
harus
pelaksanaan
dapat pekerjaan
menjamin secara
keseluruhan dalam arti bagian-bagian pekerjaan dapat berjalan berurutan dan tidak saling mengganggu kelancaran keseluruhan pekerjaan.
2.5
Tinjauan Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi Jembatan atau Fly over (Pengendalian Mutu Konstruksi).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan konstruksi dalam hubungannya dengan masalah mutu adalah sebagai berikut, ¾ Material Konstruksi Kegiatan pengadaan mencakup lingkup kerja yang cukup luas dan berhubungan erat dengan desain-engineering. Yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau di sekitar lokasi proyek,
II-10
Bab II Landasan Teori
seperti bahan bangunan, besi beton, consumables, besi untuk struktur, pipa ukuran kecil, dan lain-lain. ¾ Peralatan (equipment) Yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator, dan mesin-mesin. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek. Maka bila produsen bertanggung jawab atas pengiriman sampai ke lokasi, pihak pemesan harus siap memeriksanya pada waktu peralatan tersebut tiba. Pemeriksaan ini meliputi kuantitas, identitas, dan kemungkinan kerusakan selama perjalanan. ¾ Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli las. Pada proyek-proyek berskala besar sering diperlukan tenaga ahli las dalam jumlah yang cukup besar, dank arena pekerjaan pengelasan merupakan mata rantai yang amat menentukan, dilihat dari segi ketangguahn produk hasil proyek, maka kemampuan tenaga ahli di atas harus diteliti dan diverivikasi, dan bila telah memenuhi persyaratan maka sertifikat dapat dikeluarkan.
2.6. Perencanaan dan Pengendalian Jadwal Waktu Pelaksanaan
Pada
proyek
konstruksi
sangatlah
membutuhkan
perencanaan,
penjadwalan dan pengendalian proyek. Tujuannya adalah menyelaraskan antara biaya proyek yang optimal. Mutu pekerjaan yang baik atau berkualitas, dan waktu pelaksanaan yang tepat. Karena ketiganya adalah 3 elemen yang saling mempengaruhi.
II-11
Bab II Landasan Teori
Ilustrasi dari 3 circles diagram diatas adalah :
1. Jika biaya proyek berkurang (atau dikurangi) sementara waktu pelaksanaan direncanakan tetap, maka secara otomatis anggaran belanja material akan dikurangi dan mutu pekerjaan akan berkurang . 2. Jika waktu pelaksanaan mundur atau terlambat, sementara tidak ada rencana penambahan anggaran, maka mutu pekerjaan juga akan berkurang 3. Jika
mutu
ingin
dijaga,
sementara
waktu
pelaksanaan
mundur
atauterlambat, maka akan terjadi peningkatan anggaran belanja.
Inti dari 3 komponen proyek konstruksi tersebut adalah bagaimana menjadwal dan mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan schedule yang telah ditetapkan, selesai teapat pada waktunya, sehingga tidak terjadi pengurangan mutu pekerjaan atau penambahan anggaran belanja. Untuk melakukan perencanaan waktu, kontraktor pada umumnya memakai Kurva S dan Barchart dalam menampilkan perencanaannya. Kurva S merupakan alat kendali suatu jadwal pelaksanaan proyek pada proyek yang akan atau sedang dijalankan. Proyek yang
akan
dikerjakan
tentunya
harus
mempunyai
jadwal-jadwal
pengerjaan yang pasti. Penentuan Kurva S bisa berdasarkan volume II-12
Bab II Landasan Teori
pekerjaan, bisa juga berdasarkan nilai atau harga tiap item pekerjaan. Biasanya penjadwalan yang diminta owner paling banyak adalah berupa kurva S. Namun demikian, kebanyakan dari owner meminta kontraktor untuk menampilkan penjadwalannnya dalam bentuk 2 bentuk, yaitu: kurva S dan Barchart. Untuk menentukan durasi pada umumnya kontraktor lebih mengutamakan pengalaman pada proyek sejenis dibandingkan dengan metoda lain, kalaupun ada metoda lain yang dipakai, hal itu akan dibandingkan lagi dengan pengalaman kontraktor pada proyek sejenis.
2.7. Pendekatan Sasaran dengan Pola Kerja Terpadu
1. Pola Kerja Terpadu (PKT) menggunakan pendekatan sasaran atau atas dasar hasil (result oriented) yang ditetapkan bersama stakeholders. Untuk mewujudkan sasaran diperlukan langkah – langkah: - Koordinasi - komunikasi - motivasi - pembagian tugas - pembatasan waktu - pembiayaan - kualitas dan kuantitas Pola Kerja Terpadu adalah suatu alat kerja berupa perencanaan yang operasional untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan secara bersama antara stakeholders (pihak yang berkaitan).
II-13
Bab II Landasan Teori
2.7.1. Tujuan Pola Kerja Terpadu
1. Peningkatkan pengetahuan , keterampilan aparatur pemerintah dalam menerapkan PKT di seluruh unit kerja. 2. Membangun kerjasama dengan unit terkait , baik dalam organisasi maupun diluar organisasi untuk meningkatkan kinerja unit organisasi 3. Mengoperasionalkan sistem dan prosedur kerja yg berkaitan dgn kebijakan dan tugas pokok instansi 4. Menerapkan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang tepat dan pengawasan yang ketat 5. Meningkatkan produktivitas kerja bagi instansi yang melaksanakan PKT
2.7.2 Manfaat PKT antara lain adalah
•
Meningkatkan kerjasama yang serasi dengan disiplin tinggi dilingkungan unit kerja
•
Merupakan perencanaan yang matang , jelas, dan mudah dimengerti oleh para pelaksana.
•
Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas
•
Meningkatkan produktivitas kerja,effisiensi,effektivitas dan etos kerja yang tinggi.
•
Mengukur beban kerja bagi unit kerja dan individu.
•
Menjadi sarana pengawasan melekat bagi pimpinan dan diri sendiri bagi pelaksana.
•
Organisasi menjadi transparan,terbuka,akuntabel
II-14
Bab II Landasan Teori
2.7.3 Prinsip PKT terdiri atas: •
Kebersamaan → dikerjakan bersama –sama antara atasan dan bawahan
•
Disiplin → waktu, dana, kualitas dan kuantitas
•
Kepastian → segala hal yang telah dituangkan dalam rencana dapat dilaksanakan
•
Transparansi → setiap org dapat mengikuti dengan jelas jalannya kegiatan
•
Pembagian tugas dan tanggung jawab → tiap orang mempunyai tugas yang jelas, sehingga tidak tumpang tindih
•
Koordinasi → kegiatan antar individu tidak saling bertabrakan satu sama lain
•
Komunikasi → saling informasi antar individu dalam melaksanakan kegiatan
•
Motivasi → seluruh personil yang terlibat dalam kegiatan harus mempunyai semangat tinggi
•
Pengawasan melekat → setiap pelaksana harus mengawasi didrinya sendiri dalam melaksanakan tugas
•
Akuntabilitas → proses pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada pimpinan maupun kepada masyarakat
II-15
Bab II Landasan Teori
2.7.4 Mewujudkan Sasaran dengan Melalui PKT
2.7.4.1 Mewujudkan Sasaran yaitu dengan melakukan motivasi, yaitu ¾ Untuk mewujudkan sasaran harus ada kegiatan; ¾ Kegiatan akan berjalan dengan baik kalau ada motivasi dari pelakunya; ¾ Motivasi adalah pembangkit , pendodrong seseorang berperilaku dgn cara tertentu ¾ Proses pergerakan (motivating) terjadi karena: (a) Adanya kebutuhan internal (b) Adanya kegiatan utk memuaskan kebutuhan (c) Adanya pelaksanaan pemuasan kebutuhan organisasi ¾ Seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan dan memahami dasar – dasar perilaku manusia, sehingga mampu menggerakkan bawahannya. 2.7.4.2 Teori Pendekatan Kebutuhan Merupakan Dasar Proses Motivasi. •
Ada 5 jenjang kebutuhan kebutuhan manusia: a. Kebutuhan fisik (physical needs) b. Kebutuhan keamanan (safety needs) c. Kebutuhan sosial (Social needs) d. Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs) e. Kebutuhan Perwujudan Diri (Self Actualization needs)
•
Pemimpin dan penanggung gugat memegang peranan penting dalam memberi motivasi dan menggerakkan staf yang berada dalam lingkup tanggung jawabnya. II-16
Bab II Landasan Teori
•
Ada tiga hal penting dalam menumbuhkan motivasi kerja yaitu: a. manusia → manusia mempunyai kebutuhan b. sasaran → sesuatu yg hrs diwujudkan c. motivator → individu yg mampu memberikan motivasi
2.7.4.3 Cara Mengendalikan Kegiatan yaitu : 1. Arti pengendalian ¾ Merupakan pemeriksaan benar tidaknya suatu pekerjaan; ¾ Merupakan kegiatan pemimpin yang paling penting dan mempengaruhi bagi setiap kegiatan pemimpin ¾ Merupakan usaha untuk mencegah supaya jangan terjadi kesalahan, penyimpangan, ketidak sesuaian 2.7.4.4 Tujuan Pengendalian ¾ Untuk menjaga agar kegiatan berada dalam arah perwujudan sasaran. ¾ Pengendalian akan effektif jika: -standar dan aturan kerja jelas -hasil kerja dapat diukur; -koreksi dilakukan bila ada penyimpangan bila ada penyimpangan di waktu yang tepat 2.7.4.5 Lima hal yg perlu diperhatikan dalam pengendalian yaitu: (a) sasaran hasil kerja; (b) membandingkan hasil kerja dengan standar yg ditetapkan; (c) Menentukan ada tdknya penyimpangan; (d) mengambil tindakan korektif; (e) membangun sistem balikan
II-17
Bab II Landasan Teori
2.8
Kerangka Pemikiran Dari pembahasan teori-teori diatas, yang relevan dengan metode pelaksanaan konstruksi terhadap kinerja waktu mempunyai pengaruh yang besar terhadap pekerjaan fly over
pada tahap pengendalian waktu
pelaksanan dapat digambarkan, seperti terlihat dibawah ini. Faktor-faktor Keterlambatan Kinerja
Terwujudnya pelaksanaan pembangunan yang optimal dan efektif dilihat dari kinerja waktu
Mutu Pelaksanaan
Pembangunan Fly Over
Gambar 2.7 Model Proses Pelaksanaan 2.9
Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis penelitiannya
adalah
dengan
melakukan
peningkatan
pelaksanaan
pembangunan yang memenuhi kualitas yang dipersyaratkan dalam spesifikasi rencana dan waktu.
II-18
Bab III Metoda Analisis
BAB III METODA ANALISIS
3.1
Metode Penelitian Akan dilakukan identifikasi pelaksanaan dengan mendata team Proyek yang terkait dalam Pelaksanaan Pembangunan Fly Over Pramuka, dan fungsi Fly Over. Dan data dilengkapi dengan Laporan pencatatan analisis yang ada dengan suatu permodelan melalui sistem Pola Kerja Terpadu (PKT).
Metode yang akan kami tempuh ini dengan melalui sistem Pola Kerja Terpadu. Dengan melakukan analisis melalui suatu permodelan sistem Pola Kerja Terpadu, dimana Pola Kerja Terpadu adalah suatu alat kerja berupa perencanaan yang operasional untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan secara bersama antara stake holders (pihak-pihak yang berkaitan). Pola Kerja Terpadu merupakan suatu proses yang sistematis untuk mencapai tujuan organisasi melalui penetapan sasaran kerja dan kemudian dirinci sehingga bawahan juga mengetahui adanya pembagian tugas, mempertegas tanggung jawab, menjadwalkan, dan memantau kegiatan dan lain-lain untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan.
Pola Kerja Terpadu (PKT) menggunakan pendekatan sasaran suatu dasar hasil (result oriented) yang telah ditetapkan bersama stake holders
yang
nantinya
dapat
mengetahui
faktor
pelaksanaan
pembangunan dominan penyebab keterlambatan dalam pembangunan III- 1
Bab III Metoda Analisis
proyek jalan fly over ini. Oleh karena sasaran telah ditetapkan bersama, maka PKT akan memberikan langkah-langkah tentang bagaimana mewujudkan sasaran tersebut. Langkah-langkah kegiatan untuk mewujudkan sasaran tersebut memerlukan urutan tata langkah yang berkesinambungan, sering dilakukan secara simultan dan memerlukan koordinasi dilapangan, komunikasi team, motivasi, pembagian
tugas
menyelesaikan
secara
tanggung
tuntas, jawab,
pembatasan kualitas
dan
waktu
dalam
kuantitas
yang
dikerjakan, pembiayaan serta sumbernya, penanggung jawab dan penanggung gugat, penjadwalan, monitoring evaluasi, dan feedback dan lain-lain1.
Agar setiap usaha mencapai efisiensi dan efektifitas perlu dipastikan dahulu sasarannya sebelum usaha atau kegiatan dilakukan. Adapun sasarannya dipilih diantara berbagai alternatif atas dasar pertimbangan yang terlihat dari kondisi, situasi, dan sumber-sumber yang tersedia. Data di himpun melalui tanya jawab yang telah disiapkan sebelumnya ditambah dengan wawancara yang akan ditanyakan pada Departemen PU selaku pelaksana pembangunan.
III- 2
Bab III Metoda Analisis
PENDEKATAN DAN METODOLOGI POLA KERJA TERPADU
Gambar 3.1 Contoh diagram alir pendekatan dan metodologi pola kerja terpadu
III- 3
Bab III Metoda Analisis
3.2
Penjelasan Metoda Penelitian
3.2.1 Perencanaan dan Persiapan Penelitian a.
Mulai
b.
Identifikasi Masalah Identifikasi Masalah adalah untuk mencari dan menganalisa faktor-faktor
yang
mendasari
kualitas
pelaksanaan
pembangunan. Faktor-faktor yang berpengaruh pada kualitas tersebut dijadikan acuan dalam manajemen mutu waktu pelaksanaan dilapangan pada proyek flyover. c.
Manfaat Manfaaatnya untuk mempelajari adanya pengaruh manajemen mutu
pelaksanaan
untuk
meningkatkan
kualitas
pada
pembangunan flyover. d.
Tinjauan Pustaka Proses mempelajari mengenai pengertian manajemen mutu, proses manajemen mutu, pelaksanaan SOP yang baik, pengertian kontraktor, konsultan pengawas, owner, pekerjaan tahapan pelaksanaan pemb, kualitas dan kinerja SDM diproyek.
3.2.2 Pelaksanaan Penelitian dan Penulisan a.
Pengumpulan Data Proses memperoleh data-data melalui wawancara langsung dengan cara mengumpulkan lalu mengidentifikasi masalah dan mengolahnya sendiri data tersebut oleh peneliti.
b.
Pengolahan data
III- 4
Bab III Metoda Analisis
Didalam penelitian ini pengolahan datanya menggunakan analisis USG (Urgensy, Seriously, Growth) yaitu satu alat yang dapat digunakan untuk menyusun urutan. Dimana urgensi adalah prioritas yang mendesak,
serius, berkembang
diselesaikan. Cara memakai USG adalah dengan menentukan rating scale tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan masalah dengan skala nilai 1-5 sebagai berikut : No
Masalah
U
S
G
Total
1
Masalah I
5
3
3
11
2
Masalah II
4
4
4
12
3
Masalah III
4
5
5
14
Total skor tertinggi USG Æ Yang prioritas diselesaikan masalah III Tabel 3.1 Contoh analisis masalah dengan metode USG c.
Analisis Cara Mencapai Sasaran Ada dua cara yang biasa digunakan untuk memilih sasaran, yaitu teknik analisis terhadap tugas pokok dan fungsi organisasi dan teknik analitis situasi. Teknik pertama yaitu analitis tugas dimulai dari uraian tugas yang tersedia pada setiap unit kerja.
d.
Temuan, Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian dan pengujian dengan metode USG tersebut dapat kita tarik kesimpulan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pelaksanaan pembangunan flyover pramuka.
III- 5
Bab III Metoda Analisis
3.3
Teknik Analisis Data
3.3.1
Model Proses Penelitian Teknik analisis situasi menggunakan analisis pohon, terdiri atas pohon masalah, pohon sasaran dan pohon alternatif.
3.3.1.1 Pohon Analisis ( Analisis Sebab) Pohon analisis merupakan suatu langkah pemecahan masalah dengan mencari sebab dari suatu akibat. Caranya disusun menyerupai sebuah pohon atau bagan organisasi. Memilih sasaran dengan menggunakan pohon analisis dilakukan melalui tiga langkah, yaitu dengan cara menyusun pohon masalah, pohon sasaran dan pohon alternatif. Adapun tahap-tahap dari proses pohon analisis adalah: •
Mengidentifikasikan dan menganalisis masalah pada Pekerjaan Pembangunan Fly Over Pramuka dan kebutuhan-kebutuhan pada proyek (gunakan pohon masalah).
•
Menentukan sasaran-sasaran yang harus diwujudkan untuk memecahkan masalah-masalah atau memenuhi kebutuhankebutuhan yang telah diidentifikasikan dalam proyek (gunakan pohon sasaran).
•
Mengembangkan alternatif pemecahan atau alternatif rencana tindakan untuk mewujudkan sasaran tersebut (gunakan pohon alternatif) 2.
III- 6
Bab III Metoda Analisis
3.3.1.2 Pohon Masalah (Pernyataan Negatif) Pohon masalah adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan semua masalah dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan sebab akibat. Pohon masalah dimulai dengan masalah utama. Sebagai hasil analisis situasi di unit kerja, dianalisis penyebab masalah tersebut dalam forum curah pendapat. Mulailah dengan rumusan pernyataan masalah yang dihadapi unit kerja, pikirkan apa akibat yang mungkin timbul dari masalah tersebut, diskusikan dan tuliskan berbagai alternative penyebab masalah tersebut secara bertahap, lukiskan dalam sebuah bagan pohon .
3.3.1.3 Pohon Sasaran Pohon sasaran adalah teknik untuk mengidentifikasi sasaran yang ingin diwujudkan. Pohon sasaran merupakan rangkaian sebab akibat yang pernyataannya merupakan kebalikan dari pernyataan pada pohon masalah. Semua pernyataan dari pohon masalah mengandung pengertian negatif, sedangkan semua pernyataan dalam pohon sasaran mengandung pengertian positif. Beberapa sasaran itu dengan menggunakan pola pikir jika-maka, susunlah sasaran dalam bentuk pohon seperti pohon masalah .
3.3.1.4 Pohon Alternatif Pohon Alternatif adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan alternatif-alternatif pemecahan atau tindakan yang dapat III- 7
Bab III Metoda Analisis
diambil untuk mewujudkan sasaran tertentu dan memperagakan informasi ini kedalam format yang sederhana. Pohon alternatif merupakan serangkaian pernyataan hasil pemilihan dari cabang yang ada pada pohon sasaran setelah cabang tersebut dikaji berdasarkan keterbatasan sumber. Cabang yang dipilih dianggap sebagai cara yang paling afektif untuk memecahkan masalah yang dihadapi unit kerja. Prosesnya dalam Pohon Alternatif ini adalah: 1) Analisis pohon sasaran untuk menentukan sasaran yang mungkin tidak realistis berhubung terbatasnya sumber-sumber; 2) Analisis setiap cabang pohon sasaran untuk menentukan apakah mungkin ada alternatif-alternatif yang dapat menjamin dengan lebih baik terwujudnya sasaran yang setingkat lebih tinggi.
3.4
Identifikasi Masalah ( Kinerja Pelaksanaan Pembangunan) ¾ Skala Penilaian Kinerja Mutu Skala
Kriteria USG
1
Tidak Penting Sekali
2
Tidak Penting
3
Sedang
4
Penting
5
Penting Sekali
Tabel 3.2 Penilaian Mutu
III- 8
Bab III Metoda Analisis
3.5
Kriteria Penilaian Kinerja Mutu Analisa masalah secara keseluruhan dibagi dalam 3 kategori yaitu Urgensy, Seriously, Growth
III- 9
Bab IV Pelaksanaan Penelitian
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN
4.1
Pengumpulan Data
4.1.1
Sampel Penelitian Pengumpulan Data dari penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai pelaksana proyek fly over yaitu Dep.PU. Dari hasil wawancara ditemukan 11 (sebelas) masalah yang terjadi akibat keterlambatan dalam pembangunan. 11 (sebelas) masalah yang teridentifikasi tersebut selanjutnya digunakan untuk pengolahan data dengan menggunakan metode USG.
4.1.2
Data Umum Hasil Penelitian 1. Input Identifikasi Masalah ¾ Keterhambatan dalam pengurusan pembebasan lahan ¾ Belum terpenuhinya kualitas material yang baik seperti terdapat : cracking of pavement, holding down half on steel railing, reinforcement sticking out of concrete, bad joints, honeycombs, untidy site, and bad storage. ¾ Lambatnya pekerjaan pada jalur lambat dari Jl. Pemuda ke arah cawang yang dilakukan oleh kontraktor ¾ Buruknya manajemen mutu di lapangan ¾ Lambatnya progress secara umum yang dilakukan oleh kontraktor ¾ Lambatnya pekerjaan pembangunan pada Loop Ramp arah North – East IV- 1
Bab IV Pelaksanaan Penelitian
¾ Standart Nasional Indonesia dalam peraturan teknis yang ada kurang di mengerti ¾ Banyaknya perubahan spesifikasi teknis ¾ Kurangnya
koordinasi
dalam
pengurusan
pelaksanaan
pemb.flyover ¾ Lemahnya pengawasan terhadap pembangunan ¾ Kurangnya sumber daya manusia
2. Masalah-masalah AMO ¾ Lemahnya perencanaan ¾ Kurangnya informasi ¾ Kurangnya komunikasi ¾ Lemahnya pengambilan keputusan ¾ Kurangnya koordinasi dengan kerterbatasan waktu ¾ Lemahnya pengawasan ¾ Kurangnya keahlian dan penugasan
IV- 2
Bab IV Pelaksanaan Penelitian
3.
Identifikasi Masalah AMO Dengan Metode USG
Masalah AMO
U
S
G
TOTAL
Lemahnya perencanaan
5
4
3
12
Kurangnya informasi
3
3
4
10
Kurangnya komunikasi
4
4
3
11
Lemahnya pengambilan keputusan
3
3
3
9
Kurangnya koordinasi dengan dalam
4
5
5
14
Lemahnya pengawasan
3
4
4
11
Kurangnya keahlian dan penugasan
4
4
4
12
pelaksanaan
Skala 1-5
Tabel 4.1 Masalah AMO dengan metode USG
IV- 3
Bab IV Pelaksanaan Penelitian
4.2
Analisis Masalah
4.2.1
Pohon Masalah pada Jalan Fly Over Pramuka
Pelaksanaan belum optimal
4 Akibat
Lemahnya pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan fly over
1
Sebab a Lemahnya perencanaan
a
Kurangnya koordinasi
Lemahnya SDM
b
Belum optimalnya Pelaksanaan Job Desk
Belum optimalnya SOP
2
c
b
c Belum adanya pemahaman SNI
Gambar 4.2.1 Diagram alir pohon masalah Keterangan: •
Masalah yang dihadapi adalah No.4 Penyebab masalah No. 4 adalah masalah No. 1 (yang dominan)
•
Penyebab masalah No.1 adalah masalah No. 2b (yang dominan)
•
Akibat masalah No. 4 adalah masalah No. 3 a, 3b dan 3c serta yang dominan adalah 3b.
IV- 4
3
Bab IV Pelaksanaan Penelitian
4.2.2 Pohon Sasaran
Terlaksananya pelaksanaan yg optimal
4 Akibat
Terwujudnya pengawasan yang optimal dalam Pelaksanaan pembangunan fly over
1
Sebab
a
b
2
c
Terjalinnya koordinasi Tertatanya perencanaan
Terpenuhi SDM yang profesional
3
b
a Teroptimalisasinya Pelaksanaan Job Desk
Teroptimalisasi Pelaksanaan SOP
c Terciptanya pemahaman pada SNI
Gambar 4.2.2 Diagram alir pohon sasaran
IV- 5
Bab IV Pelaksanaan Penelitian
4.2.3 Pohon Alternatif
Terwujudnya pelaksanaan Yang optimal Terwujudnya pengawasan
Terjalinnya koordinasi yg baik
Teroptimalisasinya Pelaksanaan SOP ALTERNATIF
a
c
b
MELAKSANAKAN EVALUASI PELAKSANAAN SOP
MELAKUKAN SOSIALISASI SOP
EMBUAT PEDOMAN PADA MASING-MASING UNIT
Gambar 4.2.3 Diagram alir pohon alternatif
IV- 6
Bab IV Pelaksanaan Penelitian
4.3
Adapun Notulen Pembahasan Penanganan masalah pelaksanaan Pemuda Pramuka Flyover -
Flyover sisi Barat dari arah Cawang (Selatan) ke arah Tanjung Priuk (Utara ) sudah dapat difungsikan, dan access loop (Barat – Selatan) sudah selesai kecuali pada access / jalur lambat yang masih belum sempurna karena masih terdapat mushollah dan rumah warga yang belum dibebaskan.
-
Access / jalur lambat dari Jl. Pramuka ke arah Tanjung Priuk belum bisa dilaksanakan karena masih ada pedagang keramik dan rotan yang belum dibebaskan pemda DKI menurut informasi dari Dinas PU Prop. DKI Jakarta bahwa lahan tersebut masih bersengketa.
-
Flyover dan Loop sisi Timur masih belum bisa difungsikan karena oprit dan ramp Utara-Timur masih dalam pelaksanaan pekerjaan.
-
Access jalur lambat dari Jl. Pemuda ke arah Cawang belum bisa dilaksanakan karena lahan masih bermasalah (sengketa Kupas di pengadilan ), dan untuk segera bisa difungsikan maka pekerjaan left turn akan di prioritaskan.
IV- 7
Bab IV Pelaksanaan Penelitian
4.4
Hasil Pengujian Hipótesis ¾ Pemecahan Masalah
ALTERNATIF
Kontribusi
Biaya
Kelayakan
Total
EVALUASI
3
3
2
8
SOSIALISASI
4
3
3
10
PEDOMAN
4
5
5
14
Ket : Skala 1-5
Tabel 4.2 Nilai Alternatif Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa manajemen mutu akan tercapai jika semua kalangan yang terkait saling berkoordinasi terhadap pemahaman teknis kelayakan, konstribusi serta biaya yang ada, karena semuanya berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan pembangunan. Langkah yang dilakukan proyek adalah pada pengadaan lahan haruslah selalu mengadakan koordinasi dengan Dinas PU DKI dan Dinas Tramtib DKI, dan pada pelaksanaan konstruksi haruslah diadakan rapat mingguan dengan kontraktor dan konsultan untuk pencapaian target pekerjaan. Hal ini berdasarkan identifikasi masalah yang terurai dan uji model USG yang telah dilakukan serta nilai alternatif pemecahan masalah didapat. IV- 8
Bab IV Pelaksanaan Penelitian
Nilai-nilai manajemen mutu pelaksanaan yang optimal pada pembangunan yang berpengaruh terhadap kinerja mutu yang ada yang didapat dari melaksanakan SOP itu sendiri, melakukan sosialisasi SOP, dan membuat pedoman pada masingmasing unit.
IV- 9
Bab V Kesimpulan dan Saran
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penelitian ini telah membuktikan secara kualitatif dari pengujian hipotesis, bahwa pelaksanaan suatu pembangunan flyover Pramuka dapat
terlaksana
dengan
baik
apabila
semua
yang
terkait
melaksanakan koordinasi yang baik dalam pelaksanaan pada setiap tahap pembangunan. 2. Tingkat pencapaian optimalisasi pada pelaksanaan SOP, terbukti berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
terhadap
terlaksananya
pelaksanaan yg optimal. Hal ini berdasarkan pada hasil penelitian yang terdapat pada pohon sasaran. 3. Hubungan nilai kesesuaian penentu faktor keterlambatan dengan model USG terhadap Kinerja mutu pelaksanaan dilapangan mempunyai nilai 14 (empat belas) yang terdapat pada sosialisasi pada pemahaman masing-masing unit agar teroptimalisasinya SOP, terjalinnya koordinasi yg baik, terwujudnya pengawasan, dan akhirnya akan terwujudnya pelaksanaan yang optimal.
5.2 Saran Secara Umum dalam pelaksanaan pembangunan saat ini semakin banyak dan berbagai jenis, yang membutuhkan koordinasi yang baik antara V- 1
Bab V Kesimpulan dan Saran
pemberi kerja, konsultan dan kontraktor. Agar teroptimalisasinya pelaksanaan pembangunan yang ideal. Dengan Hal ini hanya dapat diwujudkan bila setiap individu yang akan terlibat di dalam proyek-proyek tersebut memiliki kemampuan kompetensi yang baik dibidang manajemen konstruksi.
V- 2
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Barrie D., Paulson B., Manajemen Konstruksi Profesional, Penerbit Erlangga, Jakarta. 1995. Drs.Pitoyo,MA., Drs.Djoenaedi Tamiz., Pola Kerja Terpadu, Lembaga Administrasi Negara-Republik Indonesia, 2001 Djojowirono, Soegeng., Manajemen Konstruksi, Biro Penerbit KMTS FT UGM, Universitas Gajah Mada, 2005. I Ervianto, Wulfram., Manajemen Proyek Konstruksi, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2005. Pusat Litbang Prasarana Transportasi., Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Departemen Pekerjaan Umum, 2005. Soeharto I., Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga, Jakarta, 1997. Suardi, Rudi., Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, 2003. The Ministry Of Public Works Directorate General Of Highways., Engineering Services for Urban Arterial Roads Improvement in Metropolitan and Large Cities Project (Under JBIC Loan IP-488), Directorate Of Freeways and Urban Roads, 2006.