perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR ( Studi Kasus Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta ) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Di susun oleh : PUTRI ARAWITHA WANGGAY NIM : I 8709022
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR ( Studi Kasus Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta )
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dikerjakan oleh :
PUTRI ARAWITHA WANGGAY NIM : I 8709022 Telah disetujui untuk dipertahankan Tim Penguji Pendadaran Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Diperiksa dan disetujui : Dosen Pembimbing
Ir. Solichin, M.T. NIP. 196001101988031002
ii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR ( Studi Kasus Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta )
Dikerjakan oleh :
PUTRI ARAWITHA WANGGAY NIM : I 8709022 Dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Pendadaran Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya. Pada hari Tanggal Tim Penguji Pendadaran : 1. Ketua : Ir. Solichin, M.T. NIP. 196001101988031002 2. Anggota : Ir. Susilowati, MSi NIP. 19471230 198410 1 001 3. Anggota : Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT NIP. 19581127 198803 1 001
: Jum’at : 15 Febuari 2013
................................................ ................................................ ................................................
Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS
Disahkan Ketua Program D-III Teknik Jurusan Teknik Sipil FT UNS
Ir. BAMBANG SANTOSA, MT NIP. 19590823 198601 1 001
ACHMAD BASUKI, ST, MT NIP. 19710901 199702 1 001
iii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO ·
Orang – rang yang mengubah mimpi menjadi kenyataan adalah mereka yang selalu berkata : ”SAYA BISA” tanpa memperdulikan orang lain berkata: ”KAMU TIDAK BISA” (
·
)
OPINI dan PENILAIAN oranglain dapat MENGHAMBAT dan MEMBATASI potensi dan kemampuan seserang. (
·
)
JADILAH: Pemain, Pengemudi, dan Produsen. BUKAN: Penonton, Penumpang, dan Konsumen. (
)
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Terima kasih saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga saya telah berhasil menyelesaikan Tugas Akhir sebagai syarat kelulusan. Dengan izin Mu ini akan ku persembahkan karya ini kepada :
1.
Ibu dan Bapak, yang ku hormati, ku cintai, ku banggakan,terima kasih atas semua dukungan, doa, dan harapan baik materi maupun rohani. Ku ucapkan sekali lagi Terima kasih untuk semuanya, aku bangga pada kalian.
2.
Wahyu Darmawan sebagai orang spesial yang selalu menemani dan membantu dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
3.
Aditia Hadinata atas kerjasama dan bantuannya yang sangat membantu dalam pengerjaan TA ini.
4.
Teman-teman program D3 Teknik Sipil infrastruktur perkotaan‛09 terutama untuk Fahrizal Hasnan, Pramesty Andalas, Andrew Rahma, Himaho Dwi Prakoso,
Rimaniar
Julindra, Orien
Kalam,RusdiHamdani. Ini semua tanpa bantuan, dukungan dan doa kalian berikan, semua ini tak akan terwujud.
5.
Kepada semua yang telah menbantu menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang merupakan syarat untuk meraih gelar Ahli Madya pada Fakultas Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ir. Siti Qomariyah, Msc selaku dosen pembimbing akademik, 2. Bapak Ir. Solichin, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan tugas akhir, 3. Seluruh rekan-rekan mahasiswa D III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan UNS angkatan 2009, 2010, 2011. 4. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran tugas kerja hingga terwujudnya laporan ini. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan serta masih kurangnya pemahaman yang penyusun miliki sehingga dalam penyusunan laporan ini banyak kekurangan, maka penyusun berharap dengan segala kerendahan hati untuk kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini berguna dan bermanfaat bagi semua yang memerlukanya. Surakarta, Juli 2012
Penyusun
vii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Hal HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING .......................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................
iii
MOTTO ..............................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN ...............................................................................................
v
ABSTRAK ..........................................................................................................
vi
PRAKATA ..........................................................................................................
vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
xiii
DAFTAR NOTASI .............................................................................................
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................
1
1.1. Latar Belakang ............................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................
2
1.3. Batasan Masalah ..........................................................................
2
1.4. Tujuan Penelitian.........................................................................
3
1.5. Manfaat Penelitian.......................................................................
3
1.6. Sistematika Penulisan Laporan ...................................................
3
BAB 2 LANDASAN TEORI .........................................................................
5
2.1. Tinjauan Pustaka .........................................................................
5
2.1.1 Pengertian Sistem Plambing ..............................................
5
2.1.2 Penyediaan Air Bersih ......................................................
5
2.1.2.1 Jumlah Penggunaan Air Bersih ..............................
6
2.1.2.2 Jenis Sistem Penyediaan Air Bersih .....................
7
2.1.2.3 Yang Dipasang Pada Alat Plambing .....................
12
2.1.3 Sistem Pipa Pada Plumbing ...............................................
18
ix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.1.4 Aspek Penelitian Sistem Plambing ....................................
19
2.2. Dasar Teori ..................................................................................
21
2.2.1 Analisa Penyediaan Air Bersih ..........................................
21
2.2.2 Analisa Jumlah Air Kotor ..................................................
26
2.2.3 Analisa Ven........................................................................
27
BAB 3 METODE PENELITIAN ...................................................................
32
3.1. Metode yang Digunakan .............................................................
32
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................
32
3.3. Proses Perencanaan .....................................................................
33
3.4. Penyusunan Laporan ...................................................................
34
BAB 4 HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN ........................................
36
4.1. Data Hasil Penelitian ...................................................................
36
4.1.1. Tugas dan Fungsi PUSDIKLAT UNS.............................
36
4.1.2. Data Denah Lantai ...........................................................
36
4.1.3. Data Penghuni, Penginap dan Pengunjung......................
37
4.1.3.1 Penaksiran Jumlah Penghuni ...........................
37
4.1.3.2 Penaksiran Jumlah Penginap ............................
39
4.1.3.3 Penaksiran Jumlah Pengunjung .......................
40
4.1.4. Data Sumber Air ..............................................................
40
4.1.5. Data Fasilitas Plambing ..................................................
41
4.2. Evaluasi Kebutuhan Air Bersih ...................................................
43
4.2.1. Sistem Penyediaan Air Bersih .........................................
43
4.2.2. Penaksiran Kebutuhan Air Bersih Untuk Penghuni ........
44
4.2.3. Penaksiran Kebutuhan Air Bersih Untuk Penginap ........
45
4.2.4. Penaksiran Kebutuhan Air Bersih Untuk Pengunjung ....
47
x
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2.5. Perhitungan Diameter Pipa, Tebal Pipa dan Kapasitas Pompa..............................................................
50
4.2.6. Perkiraan Volume Bak Penampungan .............................
52
4.3. Evaluasi Buangan ........................................................................
52
4.3.1. Sistem Pengolahan Air Limbah .......................................
52
4.3.2. Sistem Pembuangan Air Limbah .....................................
53
4.3.3. Perhitungan Volume Air Buangan ..................................
53
4.3.4. Perhitungan Volume Septic Tank....................................
55
4.4. Analisa Ven .................................................................................
55
4.5. Pembahasan .................................................................................
56
4.6. Rencana Anggaran Biaya ............................................................
57
BAB 5 KESIMPULAN ...................................................................................
60
5.1 Kesimpulan .................................................................................
60
5.2 Saran............................................................................................
61
PENUTUP ...........................................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
63
LAMPIRAN
xi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pemakaian Air Rata-rata Setiap Hari ...............................................
6
Tabel 2.2 Ukuran Pipa Air Bersh Berdasarkan Kapasitas Tangki ...................
18
Tabel 2.3 Standart Ukuran Pipa Baja Menurut ‘JIS’ Tahun 2002 ...................
19
Tabel 2.4 Produk Lumpur ................................................................................
26
Tabel 4.1 Luas Lantai Ruangan Pada Gedung PUSDIKLAT UNS ................
37
Tabel 4.2 Perkiraan Jumlah Penghuni PUSDIKLAT UNS Surakarta .............
39
Tabel 4.3 Perkiraan Jumlah Penginap PUSDIKLAT UNS Surakarta .............
40
Tabel 4.4 Fasilitas Sanitasi Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta.................
41
Tabel 4.5 Kebutuhan Pipa Pada Gedung Pusdiklat UNS Surakarta ................
42
Tabel 4.6 Hasil Kebutuhan Penyediaan Air Bersih Untuk Penghuni .............
45
Tabel 4.7 Hasil Kebutuhan Penyediaan Air Bersih Untuk Penginap...............
47
Tabel 4.8 Hasil Kebutuhan Penyediaan Air Bersih Untuk Pengunjung ..........
49
Tabel 4.9 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta ..........................................................................................
49
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Diameter Pipa ,Tebal Pipa dan Kapasitas Pompa...............................................................................................
51
Tabel 4.11 Rekapitulasi Perhitungan Volume Air Buangan ..............................
54
Tabel 4.12 Perbandingan antara Hasil Analisa dengan Data Hasil Survey .......
56
Tabel 4.13 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya ............................................
58
xii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Sistem Sambungan Langsung (Katup Penutup dalam Persil) ....
8
Gambar 2.2
Sistem Sambungan Langsung (Katup Penutup dibawah Jalan) .
8
Gambar 2.3
Sistem Tangki Atas .....................................................................
10
Gambar 2.4
Sistem Tangki Tekan...................................................................
12
Gambar 2.5
Perangkap Udara Jenis P dan S ...................................................
13
Gambar 2.6
Perangkap Udara Jenis U dan Tabung ........................................
14
Gambar 2.7
Contoh Bak Cuci Tangan ............................................................
15
Gambar 2.8
Contoh Wastafel ..........................................................................
16
Gambar 2.9
Contoh Janitor .............................................................................
16
Gambar 2.10 Contoh Bak Cuci Piring ..............................................................
17
Gambar 2.11 Contoh Keran Penyiram Tanaman ..............................................
17
Gambar 3.1
Denah Lokasi PUSDIKLAT UNS Surakarta ..............................
34
Gambar 3.2
Diagram Alir Penelitian ...............................................................
35
xiii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR NOTASI Ph B
perm
= Jumlah Penghuni (jiwa) = Toleransi tegangan max (N/
)
= Beda Tinggi Pipa (mm)
C
= Factor korosi sea water lines
c
= Koefisien lantai efektif
c1
= Konstanta 1 berkisar antara 1,5 sampai 2,0
c2
= Konatanta 2 berkisar antara 3,0 sampai 4,0
da
= Diameter luar pipa (mm)
d
= Diameter Pipa (mm)
H
= Panjang Kenie (mm)
J
= jumlah penghuni (org)
L
= Panjang Pipa (mm)
Lef
= Luas efektif (m2)
Lkeb
= Luas kebutuhan masing-masing orang (m2)
Lr
= Luas ruang (m 2)
Pc
= Ketentuan tekanan ( Bar )
P
= produk lumpur ( ltr/org/th )
Q
= Kapasitas air (
Qd
= Pemakaian air rata-rata sehari (m3)
Qf
= Cadangan air untuk pemadam kebakaran (m3/hari)
Qh
= Pemakain air rata-rata sejam (m3/jam)
Qp
= Kapasitas pompa dinas (m3/jam) xiv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
= jumlah debit total (m3/hari) = Tebal pipa (mm) T
= Rata-rata pemakaian per hari (jam/hari)
t
= Jangka Waktu Pemakaian
V
= Factor efisiensi = volume air buangan (m3/hari)
V
Vt
= volume lumpur ( ltr/th ) = Volume bak penampungan (m3) dalam sehari
xv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Putri Arawitha Wanggay, 2013, “Analisa Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Dan Air Kotor Pada Gedung PUSDIKLAT UNS, Surakarta”. Kesehatan merupakan salah satu aset manusia yang sangat berharga. Dalam hal ini, aspek-aspek lingkungan harus diperhatikan agar tercapai lingkungan yang sehat. Laporan ini akan membahas mengenai kajian pekerjaan plumbing air bersih dan air kotor Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta. Demi mendukung kapasitas serta fungsinya, yaitu sebagai tempat pertemuan dan sarana penginapan, maka jumlah suplai penyediaan air bersih harus dengan kualitas dan kuantitas yang baik, pembuangan air kotor yang tiada hambatan mutlak diperlukan. Pada analisis ini perhitungannya menggunakan metode banyaknya jumlah pemakai (penghuni, penginap dan pengunjung). Dan hitungan analisis jumlah penghuni di lakukan berdasarkan konsep luas bangunan efektif, sedangkan penginap dan pengunjung dari data yang di dapat. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur serta menggunakan data yang dimiliki oleh instansi-instansi terkait dalam hal ini adalah PT. KARSA BAYU BANGUN PERKASA. Analisis jumlah penghuni Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta yang dihitung dengan metode luas lantai efektif adalah sebanyak 31 orang, dan dari data yang diperoleh jumlah penginap 142 orang dan pengunjung 50 orang. Sumber air bersih berasal dari Deep Well sebesar 150 m3/hari dan menggunakan sistem tangki atap. Jumlah total kebutuhan air bersih untuk penghuni, penginap dan pengunjung sebesar 21,06 m3/hari. Dengan volume bak penampung air bersih 15,314 m3. Diameter pipa 50 mm,tebal 4,2,dan kapasitas pompa 14,375 m3/jam.Untuk analisis volume air buangan total penghuni, penginap dan pengunjung sebesar 16,848 m3/hari dan volume septictank sebesar 20,351 m3. Analisis rencana anggaran biaya pembangunan sistem penyediaan air bersih dan air kotor sebesar Rp 1,061,300,000.00,- . Kata Kunci: plumbing, air bersih, air kotor .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Putri Arawitha Wanggay, 2013, Study of Plumbing Work for Clean Water and Waste Water in PUSDIKLAT UNS, Surakarta. Healthy is one of precious human asset. In this case, environment aspects mmust be considered to reach a healthy environment. This report will discuss about study of plumbing Work for Clean Water and Waste Water in PUSDIKLAT UNS, Surakarta. To support this capacity and function, as a meating place and lodging facilities, suplay of clean water stock have to good quality and good quantitty, sewerage is absolutely necessary that there is no dostacle. The analysis used method of the large number of users (occupaint, lodger, visitor). Data of analysis totals occupant was got based on effective method of floor area whereas. Data of analysis totals visitor and lodger already being gotten. The collecting data was done from literature study and using proprietary data by institution be connnected, that is PT. KARSA BAYU BANGUN PERKASA. The result of analysis total occupant that was calculating with effective method of floor area are 31 persons,. And from proprietary data, maximum totals visitor and lodger are 142 and 50 persons. Source of clean water that is come from Deep Well are 150 m2/day and use roof thank system. Amount of clean water requirment for visitor, occupaint, and lodger are 21,06 m3/day. Volumes of clean water tank are 15,314 m3/hour. The result of analysis volumes total waste water from occupant, lodger, and visitor are 16,848 m3/day and septictank volumes are 20,351 m3. Analysis of budget planning to develop claen water suplay system are Rp1,061,300,000.00,-. Key words : Plumbing, clean water, waste water.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya pengetahuan dan perncanaan mengenai pemukiman pada masa kini menuntut setiap orang dapat mengikuti perkembangannya agar menjadi Sumber Daya Manusia yang lebih profesional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kenyamanan tersebut diperlukan suatu sarana yang mendukung dalam segi pembangunan dalam segala keperluan. Seiring dengan itu perencanaan plambing pada bangunan suatu gedung yang tidak dapat dilepaskan karena untuk memenuhi kebutuhan penghuni didalamnya.
Perencanaan instalasi plambing sering diabaikan, pada saat muncul masalah pada saluran seperti saluran air bersih bocor atau saluran WC macet maka akan mengurangi kenyamanan, kebersihan, dan bahkan kesehatan dari penghuninya. Instalasi plambing harus direncanakan dengan baik guna menghindarkan pemborosan yang tidak perlu serta masalah yang timbul. Perencanaan plambing pada bangunan khususnya terdiri dari perencanaan instalasi air bersih dan air kotor
dalam rangka memperoleh jaringan perpipaan yang dapat memenuhi
standar perencanaan yang berlaku. Perencanaan instalasi air bersih yang dimaksud harus memenuhi kualitas air yang sesuai standar, menggunakan teknis yang benar (aman untuk keselamatan dan aman untuk pipa jaringan) serta ekonomis. Selain masalah tentang sumber air yang harus sesuai standar air bersih, masalah tekanan air pada pipa distribusi air bersih juga merupakan sesuatu yang sangat penting. Hal yang paling penting adalah debit air yang didistrbusikan harus dapat memenuhi kebutuhan air pada gedung pada saat pemakain normal ataupun pemakaian puncak.
commit to user Bab 1 Pendahuluan 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
2
Sedangkan air kotor dan air bekas harus diperoleh perencanaan instalasi pipa yang dapat mengalirkan kotoran cair atau padat dengan lancar dan aman terhadap lingkungan atau tidak mencemari daerah-daerah yang dilaluinya. Sistem ven yang direncanakan pada sistem pipa air kotor dan air bekas harus dapat mengalirkan udara yang diakibatkan oleh efek sifon atau tekanan. Dengan memperhatikan hal diatas, maka diaharapkan perencanaan air bersih, air kotor pada Pusdiklat Universitas Sebelas Maret Surakarta dapat memenuhi standard. Hal tersebuat menunjang tercapainya instalasi yang aman, nyaman dan dapat memenuhi tingkat keindahan atau arsitektural pada bangunan yang direncanakan. Sehingga gedung yang direncanakan dapat bernilai arsitektur tinggi yang tidak hanya indah tetapi penghuninya dapat aman dan nyaman didalamnya.
Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta terdiri dari 4 lantai. Demi mendukung kapasitas serta fungsinya, maka persediaan air dengan kualitas dan kuantitas yang baik, pembuangan air kotor
yang tiada hambatan, serta sistem pencegah
kebakaran yang memadahi mutlak diperlukan. Hal ini diharapkan dapat memberikan kepuasan bagi pengguna gedung.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: 1.
Bagaimana kuantiti kebutuhan air bersih pada Pusdiklat UNS Surakarta?
2.
Bagaimana kuantiti jumlah air kotor dan ven pada Pusdiklat UNS Surakarta?
3.
Berapakah estimasi biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan plumbing air bersih dan air kotor pada Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta?
1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini agar masalh tidak melebar dan menjauh maka penulis akan menetapkan batasan-batasan pembhasan yaitu sebagai berikut: 1.
Studi kasus dilaksanakan pada Pusdiklat UNS Surakarta;
commit to user Bab 1 Pendahuluan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
2.
3
Tinjauan yang mencakup instalasi penyediaan air bersih dan air kotor;
1.4 Tujuan Penelitian 1.
Menganalisa kebutuhan penyediaan air bersih pada Pusdiklat UNS Surakarta;
2.
Menganalisa jumlah air kotor yang dihasilkan pada Pusdiklat UNS Surakarta;
3.
Menganalisa rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan penyediaan air bersih dan air kotor pada Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta;
1.5 Manfaat Penelitian Dengan adanya penulisan Tugas Akhir kajian pekerjaan plumbing air bersih dan air kotor pada Pusdiklat UNS Surakarta ini diharapkan dapat bermanfaat: 1.
Mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Teknik Sipil sesuai teori yang didapat di bangku perkuliahan dan sebagai implementasi teori pada waktu perkuliahan khususnya di bidang perencanaan plumbing untuk kepentingan penelitian lebih lanjut.
2.
Memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan.
1.6 Sistematika Penulisan Laporan
1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang signifikasi mengapa penelitian ini layak dan menarik untuk dilakukan; berisikan abstraksi perihal yang dibahas dalam tulisan ini; perumusan dan pembatasan penelitian; tujuan penelitian serta sistematika laporan.
commit to user Bab 1 Pendahuluan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
4
2. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang teori-teori yang dipakai sebagai dasar hukum atau landasan dalam pembuatan laporan tugas akhir yang meliputi definisi plambing, dasar perundangan dn peraturan.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang metodologi survei pengambilan data lapangan di proyek pembangunan Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta.
4. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi paparan tentang pembahasan dari hasil Tinjauan instalasi plumbing penyediaan air bersih, jumlah air kotor dan ven pada Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta.
5. BAB V KESIMPULAN Bab ini memuat kesimpulan dari laporan Tinjauan Instalasi Plumbing Air Bersih, Air Kotor dan ven di Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta.
commit to user Bab 1 Pendahuluan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
5
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1
Pengertian Sistem Plumbing
Plambing didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pemasangan pipa dengan peralatannya di dalam gedung atau gedung yang berdekatan yang bersangkutan dengan Air Bersih dan Air Buangan yang dhubungkan dengan sistem saluran kota, sebagai satu kesatuan instalasi yang berfungsi untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, dan membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya (Anonim).
2.1.2
Penyediaan air bersih
Pada sistim
air
bersih, penyediaan air harus
dapat mencapai daerah
distribusi dengan debit, tekanan dan kuantitas yang cukup dengan kualitas air sesuai standar/higienis. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002, bahwa air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya
memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Dalam perencanaan sistim penyediaan air bersih suatu bangunan, kebutuhan air bersih tergantung dari fungsi kegunaan bangunan, jumlah peralatan
saniter
dan
penghuninya. Kebutuhan air bersih dapat dihitung dengan tiga cara berdasarkan
jumlah
jumlah yaitu,
penghuni, berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing
dan berdasarkan beban unit alat plambing (Ketut Catur Budi Artayana).
commit to user Bab 2 Landasan Teori 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
6
2.1.2.1 Jumlah penggunaan air bersih Penggunaan
air bersih pada tiap-tiap gedung berbeda tergantung jumlah
penghuninya dan luas dari bangunan tersebut. Tabel 2.1 Dibawah ini merupakan jumlah pemakaiann air rata-rata per hari sesuai dengan SNI 03-6481-2000. Tabel 2.1 Pemakaian Air Rata-rata setiap Hari
No.
Jenis Gedung
Pemakaian air rata-rata sehari (liter)
Jangka waktu pemakaian air rata-rata sehari (jam)
Perbandingan luas lantai efektif/total (%)
Keterangan
250
8 – 10
42 – 45
Setiap penghuni
2
Perumahan mewah Rumah biasa
160 – 250
8 – 10
50 – 53
Setiap penghuni Mewah 250 liter
3
Apartemen
200 – 250
8 – 10
45 – 50
1
4
5
Mewah>1000
Bujangan 100 liter Bujangan (setiap tempat tidur
Menengah 500 – 1000
pasien)Pasien luar 8 liter
Asrama
Rumah sakit
Menengah 180 liter
120
8
8 – 10
45 – 48
Keluarga 160 liter
Umum 350 – 500 6 7
Sekolah dasar SLTP
40 50
5 6
8
SLTA atau PT
80
6
9
Rumah toko
100 – 200
8
10
Gedung kantor
100
8
50 – 60
11
Toserba
3
7
55 – 60
12
Pabrik/industri
pria 60 8 wanita 100
commit to user Bab 2 Landasan Teori
58 – 60 58 – 60
Staf 120 liter Guru 100 liter Guru 100 liter Guru/dosen 100 liter Penghuni 160 liter Setiap pegawai Pemakaian hanya untuk kakus belum termasuk restoran Per orang setiap giliran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
7
13
Stasiun /terminal
3
15
14
Restoran
30
5
15
Restoran umum
15
7
16 17
Gedung pertunjukan Gedung bioskop
18
Toko pengecer
19
Hotel
20 21 22 23 24 25 26
Peribadatan Perpustakaan Bar Perk. Sosial Kelab malam Gedung perkmpl. Laboratorium
30
5
10
3
40
6
250 – 300
10
10 25 30 30 120 – 350
2 6 6
150 – 200
Setiap penumpang Penghuni 160 liter Penghuni 160 liter Pelayan 160 liter
53 – 55
70% tamu perlu 15 ltr/orang untuk kakus Setiap penonton (untuk 1 kali) Setiap penonton (untuk 1 kali) 30 liter/ tamu, 150 liter/staf atau 5 liter per hari/ m2 lantai Setiap tamu Staf 120-150 liter Penginapan 200 ltr Jumlah jemaah Setiap pembaca Setiap tamu Setiap tamu Setiap tamu Setiap tamu
100 -200
8
Setiap staf
Sumber : SNI 03-6481-2000
2.1.2.2 Jenis Sistem Penyediaan Air Bersih
1. Sistem sambungan langsung Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih. Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa, cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedunggedung kecil dan rendah. Tangki pemanas air biasanya tidak disambung
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
8
langsung kepada pipa distribusi, dan dibeberapa daerah tidak diizinkan memasang katup gelontor (flush valve).
batas jalan
batas persil
Keran
Kotak meteran air
selokan
Pipa Persil Pipa dinas
KATUP PAM
Meteran air Katup penutup
Pipa distribusi PAM
Gambar 2.1 Sistem Sambungan Langsung (Katup Penutup dalam Persil)
Batas jalan
Lubang Kontrol PAM
Batas persil
Selokan
Keran
Kotak Meteran air
Pipa persil Meteran air Katup PAM
Katup Penutup
Pipa distribusi PAM
Sumber : www.ilmutekniksipil.com Gambar 2.2 Sistem Sambungan Langsung (Katup Penutup di bawah Jalan)
commit to user
Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
9
2. Sistem tangki atas Dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah) kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang diatas atap atau
diatas
lantai
tertinggi
bangunan. Dari tangki atap ini
diterapkan seringkali dengan alasan-alasan berikut : a. Selama air digunakan, perubahan tekanan yang terjadi
pada
alat
plambing hamper tidak terjadi, perubahan tekanan ini hanyalah akibat muka air dalam tangki atap.
b. Sistem pompa yang dinaikkan air tangki atap bekerja otomatis dengan cara yang
sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan
timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.
c. Perawatan tangki atap sangat sederhana jika dibandingkan dengan tangki tekan. Untuk bangunan-bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan pompa cadangan untuk menaikkan air ke tangki atap. Pompa cadangan ini dalam keadaan normal
biasanya dijalankan bergantian
dengan pompa utama, untuk menjaga agar kalau ada kerusakan atau kesulitan maka dapat segera diketahui. Apabila tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat langsung dialirkan ke dalam tangki atap tanpa disimpan
dalam tangki bawah dan dipompa. Dalam
keadaan
demikian ketinggian lantai atas yang dapat dilayani akan tergantung pada besarnya tekanan air dalam pipa utama. Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak “tangki atap” tersebut apakah dipasang di dalam langit-langit, atau di atas atap (misalnya untuk atap dari beton) atau dengan suatu kontruksi menara yang khusus. Penentuan ini harus didasarkan pada jenis alat plambing yang dipasang pada lantai tinggi.
Bab 2 Landasan Teori
tertinggi
bangunan
commit to user
dan tekanan kerja yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
10
Pipa peluap
Tangki atas Katup utama penyediaan air
Katup penguras
atap Lantai 3 keran
Lantai 2 Meteran air Katup penutup
Katup gelontor
Lantai 1 Pipa peluap
Katup Pelampung Tangki air Bawah
Katup cabang
Basement 1
Pompa
Basement 2
Sumber : www.ilmutekniksipil.com
Gambar 2.3 Sistem Tangki Atas.
3. Sistem tangki tekan Sistem tangki tekan diterapkan dalam keadaan dimana suatu kondisi tidak dapat digunakan sistem sambungan langsung. Prinsip kerja sistem ini adalah sebagai berikut : Air yang telah ditampung dalam tangki bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dalam tangki tersebut dialirkan ke dalam suatu distribusi bangunan. Pompa bekerja secara
otomatis
yang
diatur
oleh
suatu detektor
tekanan,yang menutup / membuka saklar motor listrik penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai suatu batas
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
11
minimum yang ditetapkan, daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0 sampai 1,5 kg / cm2. Daerah yang makin lebar biasanya baik bagi pompa karena memberikan waktu lebih lama untuk berhenti, tetapi seringkali menimbulkan efek yang negatif pada peralatan plambing. Dalam sistem ini
udara yang terkompresi akan
menekan air ke dalam sistem distribusi dan setelah berulang kali diperlukan tangki tekan yang besar. Untuk mengatasi hal ini maka tekanan awal udara dalam tangki dibuat lebih besar dari tekanan atmosfer (dengan mem asukkan udara kempa ke dalam tangki).
Kelebihan sistem tangki tekan yaitu : 1.
Lebih
menguntungkan
dari
segi estetika karena tidak terlalu
mencolok dibandingkan dengan tangki atap. 2.
Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompa-pompa lainya.
3.
Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas menara.
Sedangkan kekurangannya yaitu : 1.
Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm 2 sangat besar dibandingkan dengan sistem
tangki atap yang hampir tidak ada
fluktuasinya. Fluktuasi yang besar ini dapat menimbulkan fluktuasi aliran air yang cukup berarti pada alat plambing, dan pada alat pemanas gas dapat menghasilkan air dengan temperatur yang berubah-ubah. 2.
Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa hari sekali harus ditam bahkan udara kempa dengan kompresor atau dengan menguras seluruh air dalam tangki tekan.
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
3.
12
Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai
suatu
sistem
pengaturan otom atik pompa penyediaan air saja dan bukan sebagai sistem penyimpanan air seperti tangki atap. 4.
Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif Atap Bak cuci tangan
Katup gelontor
Lantai 3
Lantai 2
Katup penutup
Meteran air
Lantai 1
Muka tanah
Katup pelampung
Peluap Kompresor
Tangki air bawah Basement
Tangki Tekan Pompa
Sumber : www.ilmutekniksipil.com
Gambar 2.4 Sistem Tangki Atap
2.1.2.3 Yang dipasang pada alat plambing 1. Perangkap jenis “P”, berbentuk menyerupai huruf “P” dan banyak digunakan. Perangkap jenis ini dapat diandalkan dan sangat stabil kalau dipasang pipa ven. Perangkap jenis “P” biasanya dipasang pada kloset,lavatory, dan lain-lain . 2. Perangkap jenis “S”, berbentuk menyerupai huruf “S” dan seringkali menimbulkan kesulitan akibat efek siphon, biasanya dipasang pada lavatory. Gambar 2.4 perangkap jenis P dan perangkap jenis S:
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
13
Sumber : Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000 Gambar 2.5 Perangkap Udara Jenis P dan S.
3
Yang dipasang pada pipa pembuangan 1. Perangkap jenis “U”, berbentuk menyerupai huruf “U” dan dipasang pada pipa pembuangan mendatar, umumnya untuk pembuangan air hujan. Kelemahan jenis ini adalah memberikan tambahan tahanan terhadap aliran. Perangkap jenis ini biasanya dipasang pada peturasan, pada pipa pembuangan air hujan di dalam tanah.
2. Perangkap jenis “tabung”, mempunyai sekat berbentuk “tabung”, sehingga mengandung air lebih banyak dibandingkan jenis-jenis lainnya sehingga air penutup tidak mudah hilang, biasanya dipasang pada floor drain dan bak cuci dapur (Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000).
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
14
Sumber : Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000
Gambar 2.6 Perangkap Udara Jenis U dan Tabung
4
Alat Plambing Definisi alat plambing Istilah “alat plambing” digunakan untuk semua peralatan yang dipasang didalam ataupun di luar gedung, untuk menyediakan air (memasukan) air panas atau air dingin, dan untuk menerima (mengeluarkan) air buangan, atau secara singkat dapat dikatakan semua peralatan yang dipasang pada :
Bahan yang dianjurkan sebagai alat plambing harus memenuhi syaratsyarat berikut : 1. Tidak menyerap air (atau, sedikit sekali) 2. Mudah dibersihkan 3. Tidak berkarat dan tidak mudah aus 4. Relatif mudah dibuat 5. Mudah dipasang
Peralatan Saniter Peralatan saniter pada gedung ini yang hanya menggunakan air bersih adalah bak cuci tangan, janitor, bak cuci piring (pantry), dan pancuran
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
15
mandi, peralatan saniter
umumnya dibuat dari bahan porselen atau
keramik. Bahan ini sangat popular karena biaya pembuatannya cukup murah, dan ditinjau dari segi sanitasi sangat baik. Bahan lain yang cukup banyak digunakan di Indonesia adalah “teraso”, walaupun untuk membersihkan lebih sulit dari pada bahan porselen. Beberapa
jenis
peralatan saniter yang menggunakan air bersih pada gedung ini, sebagai berikut :
1. Bak cuci tangan Pada gedung ini, bak cuci tangan meliputi bak cuci tangan kecil dan bak cuci tangan. Bak cuci tangan kecil ialah tempat untuk menyuci tangan (wastafel), sedangkan bak cuci tangan pada gedung ini ialah tempat yang digunakan untuk mengambil air berwudhu, dimana pemakaian air bersih pada bak cuci tangan ini terlalu banyak.
Sumber : repository.gunadarma.ac.id Gambar 2.7 Contoh Bak Cuci Tangan 2. Wastafel Tempat untuk mencuci tangan. Biasanya berada di dekat ruang makan, didapur atau didalam kamar mandi baik pribadi maupun umum.
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
16
Sumber : bambangpriantono.multiply.com
Gambar 2.8 Contoh Wastafel 3. Janitor Janitor adalah tempat pencucian (pembersihan) kain pel dan biasanya juga dipakai untuk menyuci pakaian (laundry), tapi pada gedung ini janitor hanya digunakan untuk tempat pencucian kain pel saja
Sumber : repository.gunadarma.ac.id Gambar 2.9 Contoh Janitor
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
17
4. Bak cuci piring (pantry) Bak cuci piring (pantry) ini adalah tempat pencuci piring untuk para penghuni gedung ini.
Sumber : repository.gunadarma.ac.id Gambar 2.10 Contoh Bak Cuci Piring
5. Keran penyiram tanaman Keran penyiram tanaman ini, untuk menyiramkan tanaman di sekitar bangunan gedung ini.
Sumber : repository.gunadarma.ac.id Gambar 2.11 Contoh Keran Penyiram Tanaman
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
18
6. Yang dipasang di luar gedung Contoh jenis ini adalah bak perangkap, yang berfungsi sebagai perangkap bila ujung pipa pembuangan terbenam dalam air di dalam bak tersebut.
2.1.3
Sistem Pipa Pada Plambing
Ukuran pipa ditentukan berdasarakan laju aliran puncak. Disamping itu ada tambahan pertimbangan lain yang berdasarkan pada pengalaman perancang atau kontraktor pelaksana. Berikut beberapa macam ukuran pipa yang sering digunakan. 1.
Ukuran Pipa Air Bersih Berdasarkan Kapasitas Tangki Dibawah ini merupakan ukuran pipa berdasarkan kapasitas tangki yang dapat dilihat pada Tabel 2.2 : Tabel 2.2 Ukuran pipa air bersih berdasarkan kapasitas tangki
Kapasitas Tangki (Ton) 0 – 20 20 – 40 40 – 75
Diameter Dalam Pipa & fitting (mm) 60 70 80
75 – 120 120 – 190 190 – 265 265 – 360
90 100 110 125
360 – 480 480 – 620 620 – 800 800 – 1000
140 150 160 175
1000 – 1300 1300 – 1700 Sumber : Anonim, 2009
200 215
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
2.
19
Ukuran Pipa Berdasarkan JIS (Japan International Standart) Ukuran pipa yang ditetapkan oleh JIS terdapat pada Tabel 2.3 Tabel 2.3. Standart Ukuran Pipa Baja menurut “JIS” tahun 2002
Inside
Nominal
Outside
SGP
Schedul 40
Schedul 80
Diameter ( mm )
Size ( mm )
Diameter ( mm )
Tebal Min ( mm )
( mm )
( mm )
6
0,25
10,5
2,0
1,7
2,4
10
0,375
17,3
2,3
2,3
3,2
15
0,5
21,7
2,8
2,8
3,7
20
0,25
27,2
3,2
2,9
3,9
25
1
34,0
3,5
3,4
4,5
32
1,25
42,7
3,5
3,6
4,9
40
1,5
48,6
3,8
3,7
5,1
50
2
60,5
4,2
3,9
5,5
65
2,5
76,3
4,2
5,2
7,0
80
3
89,1
4,5
5,5
7,6
100
4
114,3
4,5
6,0
8,6
125
5
139,8
5,0
6,6
9,5
150
6
165,2
5,8
7,1
11,0
200
8
216,3
6,6
8,2
12,7
250
10
267,4
6,9
9,3
-
300
12
318,5
7,9
10,3
-
350
14
355,6
7,9
11,1
-
400
16
406,4
-
12,7
-
450
18
457,2
-
-
-
500 20 Sumber: JIS, 2002
508,0
-
-
-
2.1.4
Aspek Penelitian Sistem Plumbing
Secara umum penelitian sistem plumbing dilakukan secara bertahap. Sistem plambing yang ditinjau biasanya mencakup analisa sistem penyediaan air bersih, penyaluran air buangan, dan penelitian ven.
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
1.
20
Analisa Air Bersih
Analisa penyediaan air bersih meliputi: a. Menganalisa jumlah pemakaian air bersih. b. Manganalisa perpipaan untuk air bersih. c. Menganalisa bak penampung dan system pompa untuk air bersih. d. Mengetahui jenis dan jumlah alat plambing
2. Analisa jumlah Air Kotor dan Ven Analisa jumlah air kotor dan ven meliputi: a. Menganalisa perpipaan untuk air kotor dan ven. b. Menganalisa bak penampung untuk air air kotor dan ven.
Perencanaan sistem plambing pada gedung bertingkat harus dilakukan sesuai dengan prosedur perencanan yang telah ditentukan, yaitu dalam 4 tahap (SNI, 2005): 1.
Konsep rencana; Data dan informasi awal yang dibutuhkan adalah meliputi jumlah penghuni, pengunjung dan pegawai, gambar rencana arsitektural gedung pada tahap konsep; jaringan air bersih dan fasilitas pembuangan air buangan kota; serta peraturan yang berlaku umum maupun yang berlaku setempat. Sedangkan data dan informasi akhir yang harus dipersiapkan adalah sumber air bersih dan lokasi sistem pembuangan; gambar denah yang menunjukkan tata letak alat plambing, jenis dan jumlahnya ditentukan berdasarkan SNI 036481-2000, Sistem Plambing;, dokumen yang diperlukan untuk mengurus persetujuan prinsip membangun dari instansi yang berwenang dan pihak lain yang terkait.
2.
Rencana dasar; Merupakan penelitian atau survey keadaan lingkungan, ciri geografis dan topografis, kondisi air bawah tanah, dsb, dan kemudian menentukan beberapa hal dengan data yang didapat. Penelitian lapangan tidak hanya berarti
commit to user
Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
21
kunjungan ke lokasi pembangunan gedungnya dan melihat situasi setempat, tetapi mencakup pola perundingan dengan instansi Pemerintah yang berwenang, menjajagi pendapat instansi pengairan dan perikanan setempat, serta penelitian yang menyangkut hak penggunaan air dan pembuangan air (Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura, 2005). Penyusunan rencana dasar terdiri dari perhitungan kebutuhan air bersih; bak penampung; pipa; pompa dan perkiraan volume air buangan. Dokumen dalam
bentuk laporan
yang disiapkan sekurang-kurangnya meliputi
penjelasan alternative sistem dan perlengkapannya; hasil perhitungan sistem plambing, parameter air bersih berdasarkan dinas kesehatan, perkiraan jumlah dan jenis pipa; serta spesifikasi bahan dan peralatan (SNI, 2005).
3.
Rencana pendahuluan; Pada tahap rencana pendahuluan, diadakan perhitungan yang meliputi perhitungan untuk menentukan ukuran semua pipa cabang, perhitungan bak panampung dan pompa yang telah ditentukan dengan metode yang mengacu pada SNI 03-6481-2000 tentang Sistem Plambing.
4.
Rencana pelaksanaan. Gambar dan dokumen rencana detil pelaksanaan yang harus disiapkan adalah gambar detil pelaksanaan; spesifikasi lengkap dan persyaratan umum pelaksanaan (SNI, 2005).
2.2 Dasar Teori 2.2.1
Analisa Penyediaan Air Bersih
Dalam tinjauan air bersih terdapat tahapan perhitungan dan metode yang dapat digunakan. Secara garis besar tinjauan air bersih adalah sebagai berikut: 1. Penaksiran Jumlah Penghuni
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
22
Ada beberapa metode atau cara perhitungan jumlah pnghuni, salah satunya yaitu dengan memperkirakan berdasarkan koefisien lantai efektif (Morimura dan Noerbambang, 2000), serta menetapkan kepadatan hunian dengan rumus sebagai berikut:
………………………………………………(2.1)
...……………………………………(2.2) Keterangan: Ph
= Jumlah Penghuni (jiwa)
Lef
= Luas efektif (m 2)
Lr
= Luas ruang (m2)
Lkeb
= Luas kebutuhan masing-masing orang (m2)
c
= Koefisien lantai efektif
Penghuni yang dimaksudkan adalah pegawai atau karyawan yang bekerja pada tempat tersebut yang mana dapat di hitung dengan menggunakan rumus di atas, sedangkan penginap adalah konsumen dari tempat tersebut yang bermalam untuk beberapa waktu dan pengunjung yaitu seseorang yang menggunakan suatu tempat hanya untuk keperluan beberapa saat dan tidak bermalam pada tempat tersebut.
2.
Penaksiran Jumlah Debit
Jumlah debit dapat dihitung dengan menentukan debit aliran per hari, debit per jam, dan puncak debitnya yang dinyatakan sebagai berikut:
1. Debit Aliran per hari Dengan memilih standar pemakaian air per orang sehari berdasarkan jenis penggunaan gedung, jumlah pemakaian air per hari seluruh gedung dapat dihitung. Pemakaian air rata-rata dinyatakan sebagai berikut:
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
23
………….(2.3)
(Jimmy S. Juwana, 2004). Dan diperkirakan perlu tambahan sampai 20% untuk mengatasi kebocoran, pancuran air, tambahan air untuk air panas yang menggunakan solahart atau mesin pendingin (chiller) gedung ini, penyiraman taman, dsb. ……………………………………………………(2.4)
Pemakaian air rata-rata dapat pula dihitung, dengan membaginya untuk 10 jam. ……………………………………………………………….(2.5)
Keterangan : Qh
= Pemakain air rata-rata (m3/jam)
Qd
= Pemakaian air rata-rata sehari (m3)
t
= Jangka Waktu Pemakaian
2. Puncak Debit
Pada waktu-waktu tertentu pemakaian air ini akan melebihi pemakaian air rata-rata, dan yang tertinggi dinamakan pemakaian air jam puncak. Yang dinyatakan sebagai berikut:
…………………………………………………..(2.6)
konstanta “c 1” berkisar antara 1,5 sampai 2,0 bergantung kepada lokasi, sifat penggunaan gedung, dan sebagainya (Jimmy S. Juwana, 2004). Laju aliran air pada jam puncak inilah yang digunakan untuk menentukan ukuran pipa utama (dari tangki atap), pompa penyediaan air. Sedangkan pemakaian air pada menit-puncak dapat dinyatakan sebagai berikut:
commit to user
Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
24
…………………………………………………..(2.7) konstanta “c 2” berkisar antara 3,0 sampai 4,0. (Jimmy S. Juwana, 2004)
3. Penaksiran Volume Bak Penampungan
Kapasitas bak penampung (tangki) biasanya untuk kebutuhan air bersih dan kebutuhan air pemadam kebakaran. Karena bak penampungan tersebut juga digunakan untuk kebutuhan pemadam kebakaran, sehingga volume tangki dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:
x
……...…………………………..(2.8)
Keterangan : Vt
= Volume bak penampungan (m3) dalam sehari
Qd
= Pemakaian air rata-rata sehari (m3/hari)
Qp
= Kapasitas pompa dinas (m 3/jam)
T
= Rata-rata pemakaian per hari (jam/hari)
Qf
= Cadangan air untuk pemadam kebakaran (m3/hari)
4. Penaksiran Diameter Pipa, Tebal Pipa dan Kapasitas Pompa
Ada beberapa metode dalam menghitung rumus diameter pipa, tebal pipa, dan kapasitas pompa dinyatakan sebagai berikut : 1.
Diameter Pipa
Berdasarkan BKI 2006 Sec. 11 N 2.2
x
…………………………………(2.9)
Keterangan : d
L
= Diameter Pipa (mm) = Panjang Pipa (mm)
Bab 2 Landasan Teori
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
2.
25
B
= Beda Tinggi Pipa (mm)
H
= Panjang Kenie (mm)
Perhitungan Tebal Pipa
S=
Berdasarkan BKI 2006 Sec. 11 C 2.1
+ c + b (mm) ……………………………………………..(2.10a)
Keterangan : = Tebal pipa (mm) ………………………………………(2.10b) da
= Diameter luar pipa (mm)
Pc
= Ketentuan tekanan ( Bar ) (BKI 2006 Sec. 11, tabel 11,1) = 16 Bar
perm = Toleransi tegangan max (N/ V
)
=80 N mm
= Factor efisiensi = 1,00
C
= Factor korosi sea water lines = 3,00
b
3.
=0
Kapasitas pompa (BKI 2006 Sec. 11, C 3,1)
Q = 5,75 x
………………………………................(2.11)
Keterangan : Q
= Kapasitas air diijinkan dengan menggunakan pompa dan cadangan ( = diameter pipa (mm)
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
2.2.2
1.
26
Analisa jumlah Air Kotor
Penaksiran Volume Air Buangan
Karena pada penghitungan volume air buangan tidak terpaut dengan koefisien apapun, maka dapat dihitung dengan menjumlahnya setiap lantai, seperti berikut:
……………………………………………...(2.12)
Keterangan : : volume air buangan (m3/hari) : jumlah debit total (m 3/hari) 2.
Penaksiran Volume Tangki Air Buangan / Septic Tank
Sebelum kita mencari volume septic tank, kita harus dapat mengetahui Volume air buangan dan volume lumpurnya. Rumus volume air buangan dapat kita lihat pada Persamaan 2.13. Untuk mencari volume lumpur, digunakan produk lumpur seperti pada tabel 2.4 dibawah ini :
Tabel 2.4 Produk lumpur Kapasitas Produk Lumpur
No.
Jenis Gedung
1 2 3 4
Perumahan mewah Rumah biasa Apartemen Asrama
5
Rumah sakit
Menengah 50 – 80
6 7
Sekolah dasar SLTP
Umum 40 – 50 40 50
( ltr/org/th ) 50 15 20 – 25 12 Mewah>100
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
27
8 9 10 11
SLTA atau PT Rumah toko Gedung kantor Toserba
12
Pabrik/industri
80 15 – 20 30 3
75 Sumber : Wiranto Arismunandar, 1993
Rumus menghitung produk lumpur dapat digunakan rumus sebagai berikut:
……………………………………………………….(2.13) Keterangan: V
= volume lumpur ( ltr/th )
P
= produk lumpur ( ltr/org/th )
J
= jumlah penghuni (org)
t
= jangka waktu pemakaian.
Jadi untuk menghitung volume septic tank digunakan rumus sebagai berikut :
Volume Septic Tank =
+
……………………………........(2.14)
Keterangan : V
V
2.2.3
= volume air buangan (m 3/hari) = volume lumpur (m3/hari)
Analisa Ven
Sistem ven yaitu secara garis besar dapat diartikan sebagai seperangkat rangkaian sistem untuk memperlancar penyaluran air bersih dan khususnya air kotor pada gedung dalam rangkaian sistem plambing yang digunakan. Bersama-sama dengan alat perangkap, pipa ven merupakan bagian penting dari suatu system pembuangan. Tujuan pemasangan pipa ven adalah sebagai berikut:
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
28
1. Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan. 2. Menjaga sirkulasi yang lancar dalam pipa pembuangan. 3. Mesirkulasikan udara dalam pipa pembuangan.
Karena tujuan utamanya adalah menjaga agar perangkap tetap mempunyai sekat air, maka pipa ven harus dipasang sedemikian rupa agar mencegah hilangnya sekat air tersebut. Kedalaman minimum sekat air adalah 50 mm. Pipa pembuangan dan ven harus dirancang dan dipasang agar mampu menjaga kedalaman tersebut.
Keuntungan dari penggunaan sistem ven yaitu secara garis besar dapat memperlancar laju perjalanan air yang mengalir pada pipa-pipa bangunan setelah digunakan dan dapat menghindari hilangnya sekat air pada perangkap air kotor, dan jika bangunan bertingkat tanpa menggunakan sistem ven dimungkinkan dapat terjadi beberapa kendala kemacetan pada laju air kotor pada pipa dan dapat menimbulkan bau.
Jenis-jenis pipa ven adalah sebagai berikut: (Morimura dan Noerbambang, 2000)
1. Ven Tunggal Pipa ven ini dipasang untuk melayani satu alat plambing dan disambungkan kepada sistem ven lainnya atau langsung terbuka ke udara luar. Walaupun sistem ini yang terbaik, tetapi sitem ini paling banyak menggunakan bahan (pipa).
2. Ven Lup Dalam sistem ini pipa ven melayani dua atau lebih alat plambing (sebanyak-banyaknya 8) dipasang pada cabang mendatar pipa air buangan dan disambungkan kepada ven pipa tegak. Pipa ven tersebut dipasang pada
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
29
cabang mendatar pipa air buangan yang mempunyai ukuran tetap “didepan“ alat plambing yang paling jauh dari pipa tegak air buangan.
3. Ven Pipa Tegak Pipa ini merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan, di atas cabang mendatar pipa air buangan tertinggi.
Dalam gedung yang menggunakan sistem ini, hanya ada ven pipa tegak saja dan tidak dipasang pipa ven jenis lainnya. Semua pipa pengering alat plambing disambung langsung kepada pipa tegak air buangan. Sistem ini disebut juga sistem pipa tegak tunggal atau sistem pipa pembuangan tunggal. Sistem ini dapat diterapkan pada gedung dimana pipa tegak air buangan dapat dipasang dekat alat-alat plambing, seperti pada gedung rumah susun (apartment).
4. Ven Bersama Pipa ven ini adalah satu pipa yang melayani perangkap, dari dua alat plambing yang dipasang bertolak belakang atau sejajar dan dipasang pada tempat dimana kedua pipa pengering alat plambing tersebut disambungkan bersama.
5. Ven Basah Pipa ven basah adalah pipa ven yang juga menerima air buangan berasal dari alat plambing selain kloset. Sistem dimana pipa pembuangan juga berfungsi sebagai pipa ven, oleh karena itu beban air buangan sebaiknya hanya setengahnya dibandingkan dengan pipa pembuangan sejenis dari ukuran yang sama.
6. Ven balik Bagian dari pipa ven tunggal yang membelok ke bawah, setelah bagian tegak ke atas sampai lebih tinggi dari muka air banjir alat plambing dan
commit to user
Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
30
yang kemudian disambungkan kepada pipa tegak tegak ven setelah dipasang mendatar dibawah lantai.
7. Ven Yoke Pipa ven ini merupakan suatu ven pelepas yang menghubungkan pipa tegak air buangan kepada pipa tegak ven, untuk mencegah perubahan tekanan dalam pipa tegak air buangan yang bersangkutan.
Persyaratan untuk pipa ven secara garis besar sebagai berikut : (Morimura dan Noerbambang, 2000)
1.
Kemiringan pipa ven Pipa ven harus miring ke atas dari sambungan terendah dengan pipa air kotor atau pipa air buangan ketempat berakhirnya pipa ven tersebut untuk memperoleh ventilasi pada seluruh bagian sistem drainase dengan sirkulasi udara secara gravitasi.
2.
Cabang pada pipa ven Dalam membuat cabang pipa ven harus diusahakan agar udara tidak akan terhalang oleh masuknya air kotor atau air bekas manapun.
3.
Letak bagian mendatar pipa ven Dari tempat sambungan pipa ven dengan cabang mendatar pipa air buangan, pipa ven tersebut haus dibuat tegak sampai skurang-kurangnya 150 mm di atas muka iar banjir alat plambing tertinggi yang dilayani ven tarsebut, sebelum dibelokkan mendatar atau disambungkan kepada cabang pipa ven.
4.
Ujung pipa ven Ujung pipa ven harus terbuka ke udara luar, tetapi harus dengan cara yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
commit to user
Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
31
Ukuran pipa ven sebagai berikut : (Morimura dan Noerbambang, 2000)
1.
Ukuran pipa ven lup dan pipa ven sirkuit Ukuran pipa ven lup, pipa ven sirkuit dan pipa ven pelepas minimum 32 mm dan tidak boleh kurang dari ½ kali diameter cabang mendatar pipa buangan atau pipa tegak ven yang disambungkannya.
2.
Ukuran pipa tegak Ukuran pipa tegak tidak boleh kurang dari ukuran pipa tegak air buangan yang dilayaninya dan selanjutnya tidak boleh diperkecil ukurannya sampai ke ujung terbuka.
3.
Ukuran pipa ven tunggal Ukuran pipa ven tunggal minimum 32 mm dan tidak boleh kurang dari ½ kali diameter pipa pengering alat plambing yang dilayaninya.
4.
Ukuran pipa ven pelepas offset Ukuran pipa ven pelepas untuk ofset pipa pembuangan harus sama dengan atau lebih dari diameter pipa tegak ven atau pipa tegak air buangan.
5.
Ukuran pipa ven yoke Ukuran pipa ven yoke harus sama dengan atau lebih dari diameter pipa tegak ven atau pipa tegak air buangan (yang terkecil diantara keduanya).
commit to user Bab 2 Landasan Teori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
32
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1
METODE YANG DIGUNAKAN
Secara harfiah, metodologi merupakan uraian tentang cara kerja bersistem yang berfungsi memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 ). Metode penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah metode deskriptif evaluatif, yaitu pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat (Whitney,1960). 3.2
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Pusdiklat UNS Surakarta, dan dilaksanakan pada bulan November tahun 2012. Adapun lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1:
Gambar 3.1 Denah Lokasi PUSDIKLAT UNS Surakarta
commit to user Bab 3 Metode Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
3.3
33
PROSES PERENCANAAN
Persiapan merupakan rangkaian sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap persiapan disusun hal – hal yang harus dilakukan dengan tujuan untuk efektifitas waktu dan pekerjaan penulisan tugas akhir, tahap persiapan ini meliputi kegiatan antara lain : 1. Permohonan ijin Permohonan ijin ditujukan kepada PT. KARSA BAYU BANGUN PERKASA sebagai pihak kontraktor yang memiliki wewenang untuk memberikan ijin penelitian dan data-data yang penulis butuhkan. 2. Survey lokasi untuk mendapat gambaran umum proyek; Survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta. Survey dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi lokasi penelitian, sehingga dapat dilakukan anilisis secara tepat sesuai dengan kebutuhan serta kondisi lahan atau gedung. 3. Menentukan kebutuhan data; Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam metodologi ilmiah, karena pada umunya data yang dikumpulkan akan digunakan. Untuk dapat melakukan analisis yang baik, diperlukan data / informasi, teori konsep dasar dan alat bantu memadai, sehingga kebutuhan data sangat mutlak diperlukan. ·
Data Primer Merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari responden ( Supramono,1995 ). Sumber data primer dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah tata letak fasilitas dan sarana pada proyek yang efisien dan efektif melalui observasi langsung
commit to user Bab 3 Metode Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
·
34
Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi yaitu diolah dan disajikan oleh pihak lain ( Supramono,1995 ). meliputi : • Studi pustaka • Site Plan Lokasi Proyek • SNI 03-6481-2000
4. Studi kasus terhadap materi; Studi kasus adalah penelitian yang bertujuan memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat maupun karakter yang khas dari suatu kasus. Metodologi penulisan tugas akhir ini meliputi tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan persiapan, pengumpulan data, pengolahan dan analisa data serta pembahasan. 5.
3.4
Tahap – tahap penelitian.
PENYUSUNAN LAPORAN
Seluruh data atau informasi yang telah terkumpul kemudian diolah atau dianalisis dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir yang dapat memberikan solusi mengenai perencanaan sistem penyediaan air bersih dan penyaluran air kotor pada gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta. Untuk memudahkan penulis dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan tahapan penelitian dalam bentuk diagram alir, seperti pada gambar 3.2 .
commit to user Bab 3 Metode Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
35
Mulai
Pengumpulan Data: 1. Denah lokasi PUSDIKLAT UNS Surakarta; 2. Data mengenai kondisi dan volume saluran drainase di sekitar area PUSDIKLAT UNS Surakarta (survey lapangan); 3. Data sumber air yang melayani sistem distribusi area
PUSDIKLAT UNS Surakarta; 4. Studi pustaka;
Analisa perhitungan: 1. Penaksiran Jumlah Penghuni, Penginap dan Pengunjung 2. Penaksiran Jumlah Debit 3. Penaksiran Volume Bak Penampungan Air Bersih 4. Penaksiran Diameter Pipa, Tebal Pipa, dan Kapasitas Pompa 5. Penaksiran Volume Air Buangan 6. Penaksiran Volume Septic Tank 7. Penaksiran Rencana Anggaran Biaya
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan Selesai Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian
commit to user Bab 3 Metode Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
36
BAB 4 HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian
4.1.1
Tugas dan Fungsi PUSDIKLAT
Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan diplomatic berjenjang, non-diplomatik, teknis dan structural serta melaksanakan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan.
Dalam
melaksanakan
tugas
dimaksud,
PUSDIKLAT
menyelenggarakan lima fungsi utama, yaitu : a.
Penyusunan rencana dan program pelaksanaan pendidikan dan pelatihan diplomatik berjenjang, non-diplomatik, teknis dan struktural, serta kerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan;
b.
Koordinasi penyusunan kurikulum pendidikan dan pelatihan diplomatik berjenjang, non-diplomatik, teknis dan struktural;
c.
Pelaksanaan kerja sama pendidikan dan pelatihan dengan berbagai instansi pemerintah, perguruan tinggi negeri dan swasta, organisasi internasional serta lembaga-lembaga lainnya;
d.
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan; Pelaksanaan administrasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan.
4.1.2
Data Denah Lantai
Data denah setiap lantai PUSDIKLAT UNS Surakarta digunakan untuk mengetahui luasan lantai yang nantinya akan digunakan untuk menghitung perkiraan jumlah penghuni yang ada dalam Gedung tersebut. Denah setiap lantai PUSDIKLAT UNS Surakarta dapat dilihat pada lampiran 1. Dari denah lantai
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
37
PUSDIKLAT UNS tersebut didapatkan luasan lantai untuk setiap ruangan sebagai berikut : Tabel 4.1 Luas Lantai Ruangan Pada Gedung PUSDIKLAT UNS
No.
Jenis Ruang
1 2 3 4
Room General Manager Room Staff Management Service Room Receptionist Chief & kitchen staff room Bank Officer Bank Servce TravelAgent Finance Room
5 6 7 8 9
4.1.3
Luas Lantai (m2) 12,96 25,92 19,80 8,60 40,44 35,47 39,85 48,87 12,93
Data Penghuni, Penginap dan Pengunjung
Data jumlah penghuni, penginap dan pengunjung tersebut digunakan untuk mengetahui perkiraan jumlah debit air bersih yang digunakan di PUSDIKLAT UNS Surakarta.
4.1.3.1
Penaksiran Jumlah Penghuni
Untuk jumlah penghuni, penulis menggunakan metode perbandingan luas lantai efektif, dengan mengasumsikan atau menganggap bahwa setiap pengguna atau penghuni gedung membutuhkan ruang gerak 5 m 2 – 10 m 2 (Morimura dan Noerbambang,2000). Berikut merupakan rumus perhitungan perkiraan jumlah penghuni:
………………………………………………(2.1)
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
38
...……………………………………(2.2) Keterangan: Ph
= Jumlah Penghuni (jiwa)
Lef
= Luas efektif (m 2)
Lr
= Luas ruang (m2)
Lkeb
= Luas kebutuhan masing-masing orang (m2)
= 5 m2 c
= Koefisien lantai efektif = 0,43
Berikut ini merupakan contoh perhitungan jumlah penghuni:.
1. Ruang General Manager
orang
2 orang
2. Ruang Staff Management
orang
3 orang
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
39
Tabel 4.2 Perkiraan Jumlah Penghuni di PUSDIKLAT UNS Surakarta
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Unit
Luas (m2)
koef lantai efektif
Luas bangunan efektif (m2)
Ruang yang dibutuhkan (m2/orang)
Perkiraan Jumlah Penghuni (orang)
1
12,96
0,43
5,573
5
2
1
25,92
0,43
11,146
5
3
3
19,8
0,43
8,514
5
6
Receptionist Chief& kitchen staff room Bank Officer Bank Servce Travel Agent
1
8,604
0,43
3,699
5
1
1
40,435
0,43
17,387
5
4
1
35,473
0,43
15,25
5
4
1
39,846
0,43
17,134
5
4
1
48,873
0,43
21,02
5
5
Finance Room
1
12,93
0,43
5,573
5
2
244,87
-
105,296
-
31
Jenis Penggunaan Room General Manager Room Staff Management Service Room
9 Jumlah
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa jumlah total perkiraan penghuni pada PUSDIKLAT UNS Surakarta adalah sebanyak 31 orang.
4.1.3.2
Penaksiran Jumlah Penginap
Untuk jumlah penginap, penulis menggunakan metode yang sama dengan metode yang digunakan untuk menghitung jumlah penghuni yaitu metode perbandingan luas lantai efektif, dengan mengasumsikan atau menganggap bahwa setiap pengguna atau penghuni gedung membutuhkan ruang gerak 5 m2 – 10 m2 (Morimura dan Noerbambang,2000). Berikut ini merupakan perhitungan jumlah penginap:. 1. Room Superior
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
2. Room Delux
40
orang
orang
2 orang
3 orang
Tabel 4.3 Perkiraan Jumlah Penginap di PUSDIKLAT UNS Surakarta
No 1 2
Jenis Penggunaan
Jumlah Unit
Luas (m2)
koef lantai efektif
Luas bangunan efektif (m2)
Ruang yang dibutuhkan (m2/orang)
Perkiraan Jumlah Penghuni (orang)
Room Superior
68
15,2089
0,43
6,54
5
136
Room Delux
2
28,7015
0,43
12,34
5
6
43,9104
-
18,88
-
142
Jumlah
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa jumlah total perkiraan penginap pada PUSDIKLAT UNS Surakarta adalah sebanyak 142 orang.
4.1.3.3 Penaksiran Jumlah Pengunjung
Jumlah pengunjung Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta yang datang setiap harinya jumlahnya sangat bervariasi, dari interview yang dilakukan penulis di lapangan diperkirakan jumlah pengunjung mencapai 50 orang setiap harinya. Jumlah pengunjung tidak dapat dihitung menggunakan metode yang sama dengan perkiraan jumlah penghuni.
4.1.4
Data Sumber Air
Data sumber air bersih yang melayani sistem distribusi wilayah PUSDIKLAT UNS Surakarta adalah sumber air bersih dari Deep Well. Sumber air bersih yang
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
41
didapat dari proses pengeboran dalam dengan debit / kapasitas total 150m hari. Air bersih yang didapat langsung disalurkan ke Ground Water Tank (tangki air bawah) dengan pompa deep well. 4.1.5
Data Fasilitas Plambing.
Data berupa jumlah fasilitas plambing yang ada pada Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta yang nantinya akan digunakan untuk menghitung rencana anggaran biaya pekerjaan plambing pada Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta. Untuk lebih detailnya, berikut adalah tabel fasilitas plambing yang ada pada gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta : Tabel 4.4 Fasilitas Sanitasi Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta.
No 1 2 4 5 6 7 8 9
Lantai BASEMENT 2
10 11 12 13 14 15
LANTAI DASAR
16 17 18 19 20
Nama Alat Plambing Urinal Toilet duduk Washtafel Floordrain Roof drain Kran air Washtafel kran semprot kitchen sink
Jumlah 1 1 -
Urinal Toilet duduk Washtafel Floordrain Roof drain Kran air Washtafel
4 15 15 25 15
Kran semprot Kitchen sink Bathup Kran Bathup Shower
3 5 2 2 6
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
42
21 22 23 24 25 26 27 28
LANTAI 1
Urinal Toilet duduk Washtafel Floordrain Roof drain Kran air Washtafel Kran semprot Shower
3 14 14 23 14 6 9
29 30 31 32 33 34 35 36
LANTAI 2
Urinal Toilet duduk Washtafel Floordrain Roof drain Kran air Washtafel kran semprot Shower
27 27 54 27 1 27
37 38 39 40 41 42 43 44
LANTAI 3
Urinal Toilet duduk Washtafel Floordrain Roof drain Kran air Washtafel Kran semprot Shower
26 26 52 26 26
Tabel 4.5 Kebutuhan Pipa Pada Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta
No
Lantai
1
Lantai Dasar
Jenis Pipa
Air bersih Air kotor Air bekas Venting
Diameter (mm)
D 50 D 40 D 100 D 150 D 100 D 50
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
Panjang Pipa
55,7 21,6 18,5 19,6 57,6 36,6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
Lantai 1
2
43
Air bersih Air kotor Air bekas Venting
Lantai 2
3
Air bersih Air kotor Air bekas Venting
Lantai 3
4
Air bersih Air kotor Air bekas Venting
Lantai Atap
5
Air bersih
D 50 D 40 D 100 D 150 D 100 D 50
47,8 15,6 14,6 18,6 39,6 32,1
D 50 D 100 D 150 D 100 D 50
136,8 32,5 39,6 85,1 67,8
D 50 D 100 D 150 D 100 D 50
133,2 42 3,1 77,9 68,3
D 50 D 65
50,4 10,8
4.2 Evaluasi Kebutuhan Air Bersih 4.2.1
Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih yang sekarang ini sering digunakan dan diaplikasikan di dalam bangunan adalah: 1.
Sistem Sambungan Langsung
2.
Sistem tangki atap
3.
Sistem tangki tekan
Pada PUSDIKLAT UNS Surakarta menggunakan 1 sistem tangki yaitu sistem tangki atap.
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
4.2.2
44
Penaksiran Kebutuhan Air Bersih untuk Penghuni
Berikut merupakan perhitungan perkiraan kebutuhan air bersih penghuni pada PUSDIKLAT UNS Surakarta.
Volume air yang dipakai penghuni sehari menggunakan rumus (2.3) dimana pemakaian air rata-rata menurut SNI 03-6481-2000 untuk jenis gedung asrama adalah 120
.
= 3,72 Dan diperkirakan perlu tambahan sampai 20% untuk mengatasi kebocoran, pancuran air, tambahan air untuk air panas yang menggunakan solahart atau mesin pendingin (chiller) gedung ini, penyiraman taman, dsb. Jadi pemakaian air rata-rata :
Jangka waktu pemakaian air rata-rata sehari menurut SNI 03-6481-2000 untuk jenis gedung asrama adalah 8 – 10 jam. Jadi pemakaian air rata-rata selama 10 jam:
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
45
Pemakaian air pada jam puncak menggunakan rumus (2.6) dengan c 1 adalah 2. Sehingga, pemakaian air rata-rata untuk penghuni :
Pemakaian air pada menit-menit puncak menggunakan rumus (2.7) dengan c 2 adalah 3. Sehingga, pemakaian air pada menit-menit puncak :
Table 4.6 Hasil Kebutuhan Penyediaan Air Bersih untuk Penghuni.
Q
Qd
Qh
Qh max
Qm max
Jenis Gedung
Asrama
3,72
0,02232
Seperti yang terlihat pada Tabel 4.3, volume air yang dipakai penghuni sehari sebesar 3,72
, pemakaian air rata-rata sehari sebesar 4,464 m3, pemakaian
air selama 10 jam sebesar 0,4464 m3/jam, pemakaian air jam puncak sebesar 0,8928 m 3/jam, dan pemakaian air pada menit-menit puncak sebesar 0,02232 m3/menit.
4.2.3
Penaksiran Kebutuhan Air Bersih untuk Penginap.
Berikut merupakan perhitungan perkiraan kebutuhan air bersih penginap pada PUSDIKLAT UNS Surakarta.
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
46
Volume air yang dipakai penginap sehari menggunakan rumus (2.3) dimana pemakaian air rata-rata menurut SNI 03-6481-2000 untuk jenis gedung asrama adalah 120
.
= 17,04 Dan diperkirakan perlu tambahan sampai 20% untuk mengatasi kebocoran, pancuran air, tambahan air untuk air panas yang menggunakan solahart atau mesin pendingin (chiller) gedung ini, penyiraman taman, dsb. Jadi pemakaian air rata-rata :
Jangka waktu pemakaian air rata-rata sehari menurut SNI 03-6481-2000 untuk jenis gedung asrama adalah 8 – 10 jam. Jadi pemakaian air rata-rata selama 10 jam:
Pemakaian air pada jam puncak menggunakan rumus (2.6) dengan c 1 adalah 2. Sehingga, pemakaian air rata-rata untuk penginap :
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
47
Pemakaian air pada menit-menit puncak menggunakan rumus (2.7) dengan c 2 adalah 3. Sehingga, pemakaian air pada menit-menit puncak :
Table 4.7 Hasil Kebutuhan Penyediaan Air Bersih untuk Penginap. Q
Qd
Qh
Qh max
Qm max
Jenis Gedung
Asrama
17,04
Seperti yang terlihat pada Tabel 4.4, volume air yang dipakai penginap sehari sebesar 17,04
, pemakaian air rata-rata sehari sebesar 20,448 m3,
pemakaian air selama 10 jam sebesar 2,0448 m3/jam, pemakaian air jam puncak sebesar 4,086 m 3/jam, dan pemakaian air pada menit-menit puncak sebesar 0,10224 m 3/menit.
4.2.4
Penaksiran Kebutuhan Air Bersih untuk Pengunjung
Pemakaian rata-rata untuk pengunjung diasumsikan 5% pemakaian air bersihnya dikarenakan tidak semua pengunjung menggunakan fasilitas air bersih yang ada di PUSDIKLAT UNS Surakarta (Digital Collections Book Petra Univercity). Berikut merupakan
contoh perhitungan
perkiraan
pengunjung pada PUSDIKLAT UNS Surakarta.
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
kebutuhan air
bersih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
48
Volume air yang dipakai pengunjung sehari menggunakan rumus (2.3) dimana pemakaian air rata-rata menurut SNI 03-6481-2000 untuk jenis gedung asrama adalah 120
.
Dan diperkirakan perlu tambahan sampai 20% untuk mengatasi kebocoran, pancuran air, tambahan air untuk air panas yang menggunakan solahart atau mesin pendingin (chiller) gedung ini, penyiraman taman, dsb. Jadi pemakaian air rata-rata :
Jangka waktu pemakaian air rata-rata sehari menurut SNI 03-6481-2000 untuk jenis gedung asrama adalah 8 – 10 jam. Jadi pemakaian air rata-rata selama 10 jam:
Pemakaian air pada jam puncak menggunakan rumus (2.6) dengan c 1 adalah 2. Sehingga, pemakaian air rata-rata untuk pengunjung :
Pemakaian air pada menit-menit puncak menggunakan rumus (2.7) dengan c 2 adalah 3. Sehingga, pemakaian air pada menit-menit puncak :
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
49
Tabel 4.8 Hasil Kebutuhan Penyediaan Air Bersih untuk Pengunjung Q
Qd
Qh
Qh max
Qm max
Jenis Gedung
Hotel
Seperti yang terlihat pada Tabel 4.8, volume air yang dipakai pengunjung dalam sehari sebesar 2,5
, pemakaian air rata-rata sehari sebesar 3
m 3,
pemakaian air selama 10 jam sebesar 0,3 m3/jam, pemakaian air jam puncak sebesar 0,6 m 3/jam, dan pemakaian air pada menit-menit puncak sebesar 0,015 m3/menit. Dari hasil perhitungan di atas, maka berikut Tabel 4.9 rekapitulasi jumlah kebutuhan air bersih di Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta. Tabel 4.9 Rekapitulasi Kebutuhan Air BersihGedung PUSDIKLAT UNS Surakarta Q
Qd
Qh
Qh max
Qm max
Jenis Pengguna Penghuni Penginap
3,72 17,04
Pengunjung Total
21,06
4,464 20,448 0,36 25,272
0,4464 2,0448 0,036 2,5272
0,8928 4,086 0,072 5,0508
0,02232 0,10224 0,0018 0,12636
Seperti yang terlihat pada Tabel 4.9 jumlah debit kebutuhan air bersih perharinya mencapai 21,06m , pemakaian air rata-rata sehari sebesar 25,272m , pemakaian air selama 10 jam sebesar 2,5272m jam, pemakaian air jam puncak sebesar
commit to user
Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
50
5,0508m jam,dan pemakaian air pada menit-menit puncak sebesar 0.12636m menit. 4.2.5
Perhitungan Diameter Pipa, Tebal Pipa dan Kapasitas Pompa (Berdasarkan BKI 2006)
Untuk perhitungan Diameter Pipa, Tebal Pipa dan Kapasitas Pompa menggunakan rumus Berdasarkan BKI 2006 yang dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini : 1.
Perhitungan Diameter Pipa (Berdasarkan BKI 2006 Sec. 11 N 2.2)
Dengan :L = 41,5 mm, B = 15,5 mm, H = 3,5 mm
= 49,67 mm
2. S=
50 mm
Perhitungan Tebal Pipa (Berdasarkan BKI 2006 Sec. 11 C 2.1) + c + b (mm)
Dengan :
da
= diameter luar pipa = 50 mm
Pc
= ketentuan tekanan (BKI 2006 Sec. 11, tabel 11,1) = 16 Bar
perm= Toleransi tegangan max
commit to user
Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
51
= 80N/mm2 (BKI 2006 Sec. 11, C 23,3) V
= Factor efisiensi = 1,00
c
= Factor korosi sea water lines = 3,00
b
=0 = 0,04 mm
Sehingga :
S
= 0,04 mm + 3 mm + 0 =3,04 mm (menurut tabel JIS = 4,2 mm)
3.
Kapasitas pompa (BKI 2006 Sec. 11, C 3,1) = 5,75 x = 5,75 x
= 14,375
x /jam
Dari hasil perhitungan di atas didapat hasil rekapitulasi perhitungan diameter, tebal pipa dan kapasitas pompa. Berikut dapat diamati hasil perhitungan pada Tabel 4.10 dibawah ini :
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Diameter Pipa, Tebal Pipa dan Kapasitas Pompa. (mm) Jenis Perhitungan
Diameter Pipa
S (
-
-
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
Pompa
Pompa cadangan
(buah)
(buah)
-
-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
52
Tebal Pipa
-
4,2
-
-
-
Kapasitas Pompa
-
-
14,375
1
1
Seperti yang terlihat pada Tabel 4.10, Diameter pipa sebesar 50 mm, tebal pipa sebesar 4,2 mm, kapasitas air diijinkan sebesar 14,375 m3/jam, jumlah pompa 1 buah. 4.2.6
Perkiraan Volume Bak Penampungan
Untuk menghitung kapasitas bak penampungan perharinya digunakan rumus untuk kebutuhan pemadam kebakaran, adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
m3 Dari perhitungan diatas volume bak penampungan perhari sebesar 15,314m3\
4.3 Evaluasi Buangan 4.3.1
Sistem Pengolahan Air Limbah
Sumber air limbah pada hotel yang berasal dari toilet, wastafel, tempat cuci piring, kamar mandi, dll tidak diproses dan diolah terlebih dahulu, langsung dibuang melewati pipa saluran air kotor. 4.3.2
Sistem Pembuangan Air Limbah
Sistem pembuangan umumnya terdiri atas 2 macam yaitu:
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
1.
53
Sistem tercampur Sistem pembuangan yang mengumpulkan dan mengalirkan air kotor dan air bekas kedalam satu saluran.
2.
Sistem terpisah Sistem pembuangan yang mengumpulkan dan mengalirkan air kotor dan air bekas kedalam saluran yang berbeda.
Untuk Sistem pembuangan air limbah di PUSDIKLAT UNS Surakarta menggunakan sistem tercampur dan langsung membuangnya ke dalam saluran buangan. 4.3.3
Perhitungan Volume Air Buangan
1. Air Buangan Penghuni Air Untuk mengetahui volume air buangan penghuni didapat dari debit total pemakaian air bersih penghuni dikalikan dengan 80% dan tidak terikat dengan koefisien apapun (Aditya Purwonugroho). Berikut perhitungan untuk mengetahui volume buangan untuk penghuni:
2. Air Buangan Penginap Air Untuk mengetahui volume air buangan penghuni didapat dari debit total pemakaian air bersih penghuni dikalikan dengan 80% dan tidak terikat dengan koefisien apapun (Aditya Purwonugroho). Berikut perhitungan untuk mengetahui volume buangan untuk penghuni:
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
3.
54
Air Buangan Pengunjung Sedangkan mengetahui volume air buangan pengunjung juga didapat dari total pemakaian air bersih pengunjung dikalikan dengan 80% dan tidak terikat dengan koefisien apapun (Aditya Purwonugroho). Berikut perhitungan untuk mengetahui volume buangan untuk pengunjung:
Berikut rekapitulasi perhitungan volume air buangan Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta dapat diamati pada Tabel 4.11 di bawah ini:
Tabel 4.11 Rekapitulasi PerhitunganVolume Air Buangan Jenis No
Pemakai
Pemakaian
Volume air
Air Sehari
Buangan Sehari
(m3/hari)
(m3/hari)
1
Penghuni
3,72
2,98
2
Penginap
17,04
13,63
3
Pengunjung
0,3
0,24
21,06
16,85
Jumlah
Dengan memperhatikan hasil rekapitulasi di atas (Tabel 4.11) maka dapat diketahui bahwa volume air buangan total selama satu hari sebesar 16,85 m 3.
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
4.3.4
55
Perhitungan Volume Septic tank
Volume septic tank dipengaruhi volume air buangan dan volume lumpur, untuk mencari volume lumpur dengan produk lumpur menurut Wiranto Arismunandar, 1993 untuk jenis gedung asrama adalah 25 lt/org/th dan waktu pengurasan dilakukan per 5 tahun, maka dapat kita hitung dengan menggunakan rumus 2.13 sebagai berikut :
44,6lt/th = 3,503m 3 Setelah mengetahui volume air buangan sebesar 16,848 m3/hari dan volume lumpurnya 3,503 m 3/hari maka untuk menghitung volume septic tank dapat digunakan Persamaan 2.14 sebagai berikut :
= 20,351m3 Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa volume septic tank sebesar 20,351m3/hari.
4.4 Analisa Ven Sistem ven merupakan sebagai seperangkat rangkaian sistem untuk memperlancar penyaluran air bersih dan khususnya air kotor pada gedung dalam rangkaian sistem plambing yang digunakan.sistem pembuangan yang mempunyai tujuan menjaga agar perangkap tetap mempunyai sekat air, oleh karena itu pipa ven harus dipasang sedemikian rupa agar mencegah hilangnya sekat air tersebut.
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
56
Pada PUSDIKLAT UNS Surakarta menggunakan satu sistem ven yaitu ven tegak.Dalam gedung yang menggunakan sistem ini, hanya ada ven pipa tegak saja dan tidak dipasang pipa ven jenis lainnya. Semua pipa pengering alat plambing disambung langsung kepada pipa tegak air buangan. Sistem ini disebut juga sistem pipa tegak tunggal atau sistem pipa pembuangan tunggal.
4.5 Pembahasan Denah setiap lantai Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta dapat dilihat pada lembar lampiran 1. Dari hasil Analisa dengan hasil survey dapat diketahui perbandingan antara hasil Analisa dengan data yang ada di Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta.
Setelah mengetahui hasil Analisa dan data hasil survey maka dapat kita lihat perbandingan hasil analisa dengan data survei yang disajikan pada tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Perbandingan Antara Hasil Analisa dengan Data Hasil Survey
No 1
Hasil Analisa Jumlah
kebutuhan
penghuni,
air
Data hasil survey bersih Sumber air bersih dari Deep Well dan sebesar 150 m3/hari
penginap
pengunjung sebesar 21,06 m3/hari 2
Volume
bak
penampungan
air Volume bak penampung air bersih
bersih sebesar 15,314 m3 3
sebesar 13,020 m 3
Diameter pipa air bersih yang Diameter pipa air bersih sebesar 50 mm. direncanakan 50mm.
4
Membutuhkan 1 pompa dan 1 Membutuhkan 1 pompa dan 1 cadangan cadangan dengan kapasitas pompa 14,375m /jam
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
5
Sistem
ven
yang
57
digunakan Sistem
menggunakan sistem ven tegak.
ven
yang
digunakan
menggunakan sistem ven tegak.
Berdasarkan Tabel 4.12 hasil hitungan perencanaan hampir sesuai dengan data hasil survey, sehingga hasil konsep perencanaannya dapat memenuhi syarat keamanan dan memiliki prosedur yang sama dengan prosedur yang dilakukan kontraktor yang ada di PUSDIKLAT UNS Surakarta.
4.6 Rencana Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya adalah hal yang sangat penting pada perencanaan sistem plambing. Untuk itu diperlukan estimasi yang tepat agar penggunaan alat plambing sesuai dengan spesifikasi, sehingga tercipta sistem plambing kuat dan tidak boros. Untuk menghitung Rencana Anggaran Biaya seorang estimator harus melakukan beberapa perhitungan, antara lain:
1. Survei Daftar Harga Dalam tahap ini, penulis melakukan survey ke beberapa took bangunan untuk mendapatkan harga untuk fasilitas plambing yang digunakan. Pada tahap ini penulis juga melakukan survey untuk pekerja,tukang-tukang, dan mandor. Perincian daftar harga dapat dilihat pada lampiran 2.
2. Spesifikasi Pada tahap ini kita menghitung koefisien untuk mengerjakan beberapa macam pekerjaan, misalnya Memasang 1 Buah Kloset duduk/monoblok, Memasang 1 buah Urinal, dan lain-lain. Dalam menghitung spesifikasi, kita harus mempunyai buku Standar Nasional Indonesia untuk mendapatkan koefisien yang dibutuhkan. Perincian spesifikasi dapat dilihat pada lampiran 2 .
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
58
3. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pada tahap ini kita menghitung harga total untuk satuan pekerjaan. Untuk menghitung analisa harga satuan pekerjaan caranyanya sangat mudah, yaitu dengan mengalikan koefisien yang dihitung pada tahap spesifikasi dengan harga satuan yang didapat pada tahap survey daftar harga. Analisa harga satuan pekerjaan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.
4. Menghitung Rencana Anggaran Biaya Dalam tahap ini kita harus menghitung semua pekerjaan pada semua lantai yang ada pada sebuah bangunan dengan detail dan tidak boleh ada yang terlewatkan, Karena akan mempengaruhi hasil pada tahap rekapitulasi. Rencana Anggaran Biaya selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.
5. Rekapitulasi Rekapitulasi merupakan tahap terakhir pada perhitungan rencana anggaran biaya. Pada tahp ini kita hanya menjumlahkan total Rencana Anggaran Biaya pada setiap lantai. Sehingga di dapat harga total dari pembuatan sistem plambing. Adapun rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya pekerjaan air bersih dan air kotor hasil perencanaan Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No 1 2 3 4 5 6
REKAPITULASI PEKERJAAN PLAMBING BASEMENT 1 PEKERJAAN PLAMBING LANTAI DASAR PEKERJAAN PLAMBING LANTAI 1 PEKERJAAN PLAMBING LANTAI 2 PEKERJAAN PLAMBING LANTAI 3 PEKERJAAN PLAMBING LANTAI ATAP
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
JUMLAH HARGA Rp Rp Rp Rp Rp Rp
808,450.00 180,382,338.00 144,745,017.00 239,468,000.10 211,005,629.60 7,953,154.40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
59
7 PEKERJAAN PLAMBING PIPA VERTIKAL JUMLAH PPN 10% JUMLAH Dibulatkan
commit to user Bab 4 Hasil Analisa dan Pembahasan
Rp 180,445,554.00 Rp 964,808,143.10 Rp 96,480,814.31 Rp 1,061,288,957.41 Rp 1,061,300,000.00
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
LaporanTugasAkhir
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN
Dalam tahap konsep rancangan dengan hasil penelitian system penyediaan air bersih, penyaluran air kotor dan rencana anggaran biaya untuk pekerjaan plumbing air bersih dan air kotor pada gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kebutuhan Air Bersih. Jumlah penghuni Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta sebesar 173 orang, dan jumlah pengunjung mencapai 50 orang/hari. Dari jumlah seluruh pemakai dapat diketahui jumlah kebutuhan air bersih dari Deep Well sebesar 21,06 m 3/hari. Diameter pipa air bersih sebesar 50 mm, tebal 4,2 mm.Volume bak penampung
air
bersih
yang
diperlukan
sebesar15,314
m3/hari
dan
membutuhkan 1 pompa serta 1 pompa cadangan dengan kapasitas pompa14,375 m /jam. 2. Air Buangan. Setelah diketahui kebutuhan air bersih, dapat diketahui pula volume air kotor keseluruhan yang dihasilkan sebesar 16,848 m3/hari dan volume septictank sebesar20,351 m 3.PadaGedung PUSDIKLAT UNS Surakarta menggunakan 1 sistem ven yaitu ven tegak (system pipa tegak tunggal).
commit to user Bab 5 Kesimpulan 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
LaporanTugasAkhir
3.
Perencanaan Anggaran Biaya.
Dari hasil penelitian air bersih dan air kotor dapat dihitung perkiraan anggaran biaya yang akan dikeluarkan yaitu sebesar
Rp1,061,300,000.00. Berdasarkan
hasil penelitian plumbing yang telah dihitung dengan konsep perencanaan yang ada di Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta memiliki prosedur yang sama dengan prosedur yang dilakukan kontraktor yang ada di Gedung PUSDIKLAT UNS Surakarta.
5.2 SARAN
1. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih sebesar 15,314 m3/hari (> volume bak penampungan 13,020 m3/hari ) maka, air yang dipompa dari tanah terus mengalir menuju bak jika bak mengalami penurunan kapasitas saat air digunakan pada jamjam puncak sehingga bak selalu terisi dan kebtuhan air bersih selalu tercukupi. 2. Fasilitas
plambing yang digunakan harus
memenuhi standard guna
memberikan keamanan, kenyamanan serta kepuasan bagi pengguna gedung.
commit to user Bab 5 Kesimpulan 60