TUGAS 6 ANALISA DAN PERANCANGAN JARINGAN Tentang Ringkasan Bab 7
D I S U S U N OLEH :
YOHANA ELMATU CHRISTINA (011140020) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER 3 2015
BAB 7 Tinjauan Umum Analisis, Arsitektur, dan Desain Jaringan, Strategi Perancangan Jaringan, Hierarchy dan Diversity, Audit Trail
A. Tinjauan Umum Analisis, Arsitektur, dan Desain Jaringan Analisis, arsitektur, dan perancangan jaringan secara tradisional dianggap sebagai sebuah seni penggabungan, menggabungkan aturan tertentu untuk mengevaluasi dan memilih teknologi jaringan, pengetahuan tentang bagaimana teknologi, layanan, dan protokol dapat dikombinasikan dengan tepat; pengalaman mengenai perancangan jaringan yang berhasil dan yang tidak. Namun, seperti jenis lain daripada sebuah karya seni, keberhasilan suatu desain jaringan tertentu sering bergantung terutama pada siapa yang memiliki kemampuan menyelesaikan pekerjaan tersebut. Analisis, arsitektur, dan desain jaringan secara tradisional berfokus pada perencanaan sebuah kapasitas, sebuah pekerjaan yang sesungguhnya melebihi dari sebuah perekayasaan jaringan sederhana yang hanya menyediakan sejumlah kapasitas tertentu (juga dikenal sebagai bandwidth) yang diperkirakan mampu bertahan dan melayani dalam periode tertentu, baik itu untuk penggunaan jangka pendek dan jangka panjang, dilihat dari lalu lintas yang selalu berfluktuasi selama siklus hidup dari desain sebuah jaringan. Sebagai sebuah jaringan yang memiliki lalu lintas yang selalu berkembang dari waktu ke waktu, penggunaan kapasitas (bandwith) tersebut akan semakin berkurang, dan biasanya pengalaman yang sering dialami oleh pengguna adalah sebuah kemacetan lalu lintas komunikasi paket data (traffic congestion). Kita juga harus mempertimbangkan bagaimana sebuah penundaan (delay) berpengaruh terhadap pemanfaatan jaringan, dengan selalu mengoptimalkan konsep RMA (reliability, maintainabilty, and availability). Proses analisis mempersiapkan anda untuk dapat menangani ke tahapan arsitektur jaringan, bagian selanjutnya bagaimana memilih teknologi dan topologi jaringan, bagaimana memahami hubungan antara berbagai fungsi dalam jaringan, dan bagaimana menggunakan informasi tersebut untuk mengembangkan arsitektur, dan di bagian akhir tahapan arsitektur jaringan akan digunakan sebagai masukan untuk proses desain, dimana informasi lokasi, peralatan, dan pilihan untuk vendor akan digunakan pada pilihan detail tahapan desain jaringan. Analisis, arsitektur, dan perancangan (desain) jaringan akan membantu anda mengidentifikasi , menerapkan layanan jaringan dan meningkatkan kinerja (performansi) yang dibutuhkan untuk memberikan solusi bagi para pengguna (users). Melalui proses ini kita dapat mencoba
untuk memecahkan masalah-masalah dalam hal pengembangan sebuah jaringan baru, menentukan tujuan pelayanan dan meningkatkan kinerja secara lebih objektif. Berikut gambar Tahapan proses Analisis, Arsitektur, dan Desain Jaringan :
1. Definisi analisis, arsitektur, dan desain jaringan Analisis, arsitektur, dan desain jaringan adalah proses yang digunakan untuk menghasilkan desain yang logis, dapat di kembangkan, dan dipertahankan keamanan nya (security). Analisis jaringan mempelajari apa yang dibutuhkan pengguna, aplikasi yang digunakan pengguna, dan perangkat-perangkat apa saja yang mereka gunakan dari suatu jaringan. Analisis juga memahami mengenai bagaimana perilaku sebuah jaringan (network behavior) pada berbagai situasi. Dalam prosesnya analisis jaringan menyediakan dasar bagi semua arsitektur dan keputusan untuk membuat desain/rancangan.
Tujuan dari analisis jaringan ada dua, yaitu: 1. Untuk mendengarkan keinginan kebutuhan mereka 2. Untuk memahami kebutuhan sistem.
pengguna,
memahami
Berikut gambar Input dan output dari proses analisis jaringan :
Tahapan pada arsitektur jaringan menggunakan informasi dari proses analisis untuk mengembangkan sebuah konseptual jaringan, struktur end-to-end, dan dalam mengembangkan arsitektur jaringan kita menentukan pilihan teknologi dan topologi untuk jaringan tersebut. Kita juga menentukan hubungan antar fungsi jaringan (baik itu dari pengalamatan (addressing & routing), manajemen jaringan, performansi, dan keamanan), serta bagaimana mengoptimalkan arsitektur tersebut melalui hubungan-hubungan tersebut.
Berikut gambar Input dan output dari proses arsitektur jaringan :
Tahapan pada desain/perancangan jaringan yaitu memberikan detail fisik untuk arsitektur jaringan, dan sampai dalam proses inilah sebetulnya target dari pekerjaan kita, yaitu puncak dari proses analisis dan arsitektur. Rincian fisik berupa cetak biru (blueprints) dan gambar desain sebuah jaringan; pilihan vendor dan penyedia layanan; pilihan peralatan (termasuk jenis konfigurasi).
Berikut gambar Input dan output dari proses desain jaringan :
Semua parameter-parameter ini dipilih dan dianalisis selama proses analisis dan di prioritaskan serta dievaluasi selama proses arsitektur dan desain.
B. Komponen – Komponen Proses Jaringan Komponen-komponen proses jaringan adalah tindakan/produkproduk yang akan diambil oleh seorang personil proyek dalam setiap tindakan. Dimulai dari proses input untuk memulai dan kemudian berekspansi ke proses-proses selanjutnya. Kumpulan dari komponenkomponen proses ini merepresentasikan implementasi lengkap dari analisis, arsitektur, dan desain jaringan. Berikut gambar Proses-proses yang berasosiasi dengan input dan produk :
Berikut gambar Komponen-komponen proses secara keseluruhan :
C. Signifikan Taktis dan Strategi Perancangan Jaringan Analisis, arsitektur, dan desain jaringan adalah bagian dari proses rekayasa yang membentuk dasar dari proyek jaringan. Proyek-proyek tersebut harus secara signifikan bersinggungan langsung, taktis (jangka pendek), dan strategis (jangka panjang), dan proyek jaringan harus mempertimbangkan semua bidang ini. Disarankan bahwa proyek jaringan mempunyai rencana yang mencakup : 1. Target Saat ini 2. Target Jangka Pendek 3. Target Jangka Panjang (lima tahun) adalah perkiraan kasar, dan kita juga mungkin tidak akan mengetahui mengenai tingkat jaringan, teknologi, layanan, atau terbaru. Kinerja yang akan tersedia lima tahun kedepan, kita juga tidak akan tahu bagaimana pelanggan dan rencana bisnis akan berubah, atau masalah jaringan apa yang akan timbul selama waktu itu.
Berikut gambar Rencana Jaringan Satu/Tiga/lima Tahun :
Target satu tahun (saat ini) haruslah dipahami dengan baik, karena diantara target satu tahun dan lima tahun, target tiga tahun ditekankan untuk menjadi lebih fleksibel dibandingkan dengan target lima tahun tersebut. Dengan melakukan strategi tersebut perubahan yang terjadi pada target jangka panjang (misalnya, terjadi perencanaan merger, outsourcing, atau perubahan umum dalam bisnis perusahaan) dapat dimediasi oleh perbaikan-perbaikan dalam rencana jangka pendek. Meskipun rencana satu/tiga/lima tahun yang ditampilkan disini, konsep yang sangat penting adalah memiliki kedua pendekatan taktis dan strategis tersebut pada perencanaan yang kita miliki. Kita dapat dengan cepat mengembangkan jaringan dengan membuat target perencanaan enam bulan/satu tahun/dua tahun, atau menentukan dengan mengambil target jangka panjang dengan satu tahun/lima tahun/sepuluh tahun perencanaan, tergantung daripada keinginan pelanggan. Berikut gambar Lingkaran Siklus Proses :
D. Hierarchy dan Diversity Semua proses-proses tersebut, selalu bersinggungan dengan dua karakteristik penting daripada jaringan: level daripada hierarchy dan diversity. Hierarchy adalah tingkatan daripada sebuah konsentrasi atau alur lalu lintas pada beberapa point interkoneksi dalam sebuah jaringan, secara umum sejalan dengan pertumbuhan ukuran, jumlah pengguna, aplikasiaplikasi, dan penambahan perangkat, hierarchy memberikan pemisahan dan struktur dalam sebuah jaringan. Hierarchy menjadi penting karena hierarchy membantu kita dalam menentukan ukuran jaringan, termasuk penerapan routing, konfigurasi pengalamatan, skala daripada teknologi jaringan, performansi, dan level servis. Ketika hierarchy menyediakan struktur didalam sebuah jaringan, diversity menyeimbangkan struktur ini dengan menyediakan interkoneksi jaringan pada tingkatan yang berbeda dalam desain untuk memberikan kinerja yang lebih besar melalui bagian-bagian dalam jaringan. Diversity menjadi penting dalam menyediakan mekanisme untuk mencapai kinerja dalam struktur hierarchy. Dinamika antara hierarchy dan diversity adalah mungkin salah satu kebutuhan yang paling mendasar dalam mengelola arsitektur dan desain jaringan, dan hal ini muncul beberapa kali dalam proses analisis, arsitektur, dan desain. Hierarchy adalah suatu bentuk fundamental baku dalam suatu jaringan (karena memang konsep alamiah jaringan adalah dalam bentuk struktural) yang memberikan pemisahan jaringan ke dalam bentuk segmen-segmen. Hierarchy sangat diperlukan ketika jumlah lalu lintas dalam suatu jaringan berkembang melebihi kapasitas, atau ketika interaksi diantara perangkatperangkat jaringan menghasilkan tabrakan atau kemacetan (dalam contoh: broadcast storm).
Berikut gambar Hierarchy dan Diversity dalam sebuah jaringan :
Dalam gambar ini ada empat tingkatan hierarchy, dari inti (core) atau tulang punggung (backbone) jaringan ke jaringan akses yang paling dekat dengan pengguna. Perhatikan bahwa titik akhir dari pohon ini (umumnya disebut sebagai daun, mereka mewakili jaringan (end networks), perangkat, atau pengguna akhir) semua terjadi pada tingkatan yang sama dari hierarchy. Sebagai contoh penambahan hierarchy pada suatu jaringan adalah mengubah dari sebuah struktur jaringan yang flat (layer 2 switched) ke struktur jaringan yang memiliki fasilitas routing (routed structure). Hal ini dapat dilakukan untuk mengurangi ukuran broadcast domain atau jumlah perangkat yang terjangkau broadcast domain. Menambahkan routing untuk sebuah jaringan akan memecah broadcast domain ke beberapa broadcast domain yang lebih kecil, dan arus lalu lintas terkonsentrasi pada router. Berikut gambar Penambahan hierarchy pada sebuah jaringan :
1. Pentingnya Analisis Jaringan Persyaratan-persyaratan (requirements) yang dibutuhkan dalam suatu jaringan adalah sejauh mana kapabilitas permintaan dalam jaringan, biasanya dalam hal kinerja/performansi dan fungsi, yang diperlukan untuk keberhasilan jaringan tersebut. Analisis jaringan juga menyediakan data atau informasi yang menjadi dasar sebuah keputusan audit untuk proses arsitektur dan desain untuk memastikan bahwa arsitektur dan desain yang dihasilkan dapat dipertahankan.
2. Model Analisis, Arsitektur dan Desain Jaringan Secara tradisional jaringan komputer tidak ada memiliki dasar atau sedikit sekali memiliki basis dalam analisis atau pengembangan arsitektur, para desainer jaringan sering mengandalkan teknologi yang paling akrab kepada mereka, teknologi yang baru, populer, atau disarankan oleh vendor dan / atau konsultan. Analisis, arsitektur, dan desain jaringan sangatlah mirip dengan proses-proses rekayasa teknik lainnya, bahwa mereka menangani dalam bidang-bidang berikut: 1. Mendefinisikan masalah yang harus ditangani 2. Membangun dan mengelola kebutuhan pelanggan 3. Memantau jaringan yang ada, sistem, dan lingkungannya 4. Menganalisis data 5. Mengembangkan set-set pilihan untuk memecahkan masalah 6. Mengevaluasi dan mengoptimalkan pilihan berdasarkan kebutuhan 7. Memilih satu atau lebih pilihan yang ada (technology acceptance) 8. Perencanaan pelaksanaan Hasil dari analisis jaringan yang digunakan dalam proses arsitektur dan desain, di mana beberaa pilihan set-set pilihan dikembangkan, termasuk potensial arsitektur,desain, topologi, teknologi, perangkat keras, perangkat lunak, protokol, dan jasa. Set-set pilihan tersebut kemudian dievaluasi untuk kemudian menentukan solusi yang optimaluntuk setiap masalah yang ada. Setelah memilih satu atau lebih beberapa pilihan, kita dapat menyelesaikan arsitektur jaringan dan merancang dan mempersiapkan implementasi. Pada titik ini kita dapat mempertimbangkan pembuatan suatu rencana proyek untuk menentukan jadwal, anggaran, dan sumber daya, serta besar dan kecil tahapan-tahapan pada tiap tingkatan (milestones), checkpoints, dan ulasan (review) yang akan berguna bagi client.
3. Memahami Kompleksitas Jaringan Dan Sistem Secara umum, jaringan dan sistem ke depan akan menjadi semakin kompleks. Bagian dari kompleksitas ini terletak pada kecanggihan kemampuan yang dapat diberikan oleh jaringan tersebut. Awal (generasi pertama) jaringan difokuskan untuk mendukung konektivitas dasar antar perangkat dan tentang bagaimana pengembangan skala jaringan untuk mendukung pertumbuhan jumlah pengguna (misalnya, segmentasi jaringan yang menggunakan bridge atau router). Jaringan generasi kedua fokus pada interoperabilitas untuk memperluas cakupan antara beberapa jaringan yang berbeda, dan jaringan generasi ketiga saat ini berada pada evolusi jaringan di mana orientasi pentingnya keberhasilan suatu layanan bagi pengguna dan aplikasi yang mereka pakai adalah prioritas utama. Berikut gambar kompleksitasnya :
Generasi-generasi
jaringan
berdasarkan
Perkembangan pengguna, aplikasi-aplikasi dan perangkat saat ini sangatlah pesat, contoh dari perkembangan internet mengenai pemanfaatan hierarchy dan diversity saat ini adalah misalnya arus lalu lintas media streaming yang mendukung high performance dan adanya jaminan kualitas jaringan tersebut. Gambar dibawah ini menunjukkan perbedaan penggunaan jalur yang menggunakan penambahan optimasi diversity.
Berikut gambar Hierarchy dan Traffic Flows :
Berikut gambar Penambahan diversity untuk meningkatkan performansi alur lalu lintas (traffic flows) :
E. Audit Trail pada Jaringan Data dari analisis jaringan yang bersamaan dengan keputusan yang dibuat selama proses analisis dapat kita dokumentasikan untuk membentuk suatu jejak audit (audit trail), yaitu, suatu set dokumen, data, dan keputusan, untuk arsitektur dan desain. Audit trail berguna untuk menggambarkan dan mempertahankan arsitektur atau desain sebuah Jaringan. Jejak audit membantu kita untuk menjawab pertanyaan seperti : 1. Mengapa Anda memilih teknologi itu? 2. Mengapa teknologi jaringan terbaru tidak dapat melakukan seperti yang diharapkan? 3. Mengapa biaya jaringan terlalu jauh meningkat? 4. Masalah yang harus ditangani, persyaratan untuk jaringan baru? Audit trail juga berguna sebagai dokumen sejarah tentang jaringan dan seiring dengan waktu, setelah jaringan operasional dibuat, personil jaringan baru dapat meninjau dokumen ini untuk memahami logika di balik cara jaringan dirancang. Idealnya, dokumen ini harus berkala, dengan menambahkan informasi baru mengenai perubahan ke jaringan. Investasi waktu di tahap proyek dapat menghemat sumber daya dan waktu kemudian dalam jumlah yang besar dalam pengerjaan suatu proyek. Aplikasi (tools) berbasis web adalah alat yang digunakan dalam membangun jejak audit. Karena audit trail berisi tentang informasi jaringan lama, jaringan baru, dan keputusan yang dibuat tentang jaringan baru tersebut, informasi ini mudah dimiliki dan diakses oleh mereka yang menggunakan jaringan supaya mudah dipahami, menempatkan informasi pada internal halaman web memungkinkan untuk mudah di akses oleh semua orang, dan perubahan atau penambahan audit trail dapat segera dilihat, meskipun mungkin ada beberapa informasi pelanggan yang mungkin tidak seharusnya dilihat oleh semua orang, seperti hasil analisis risiko dan untuk informasi-informasi yang dibatasi, maka halaman web dapat digunakan secara tersembunyi dan diberikan autentikasi. Audit trail dapat dikembangkan dengan menggunakan alat bantu pengolah kata (word processing) dan spreadsheet, Masalah pernyataan, tujuan, persyaratan, keputusan, dan semua data latar belakang dimasukkan ke dalam jejak audit.
Berikut gambar Sample audit trail log :