PENGARUH RASIO KEUANGAN CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO, NON PERFORMING LOAN, GIRO WAJIB MINIMUM, EFISIENSI OPERASIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA BANK PADA BANK UMUM DI INDONESIA PERIODE 2006-2013 Tri Wahyuni dan Eko Rizkianto Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Giro Wajib Minimum (GWM), Efisiensi Operasional (BOPO) dan Ukuran Perusahaan terhadap kinerja bank yang diukur menggunakan Return On Asset (ROA). Penelitian dilakukan terhadap 96 bank umum di Indonesia selama periode 2006-2013 yang dikelompokan menjadi 4 katagori yaitu: 1. Semua bank dalam penelitian ini, 2. Bank yang sudah go public dan bank yang belum go public, 3. Bank yang sudah pernah melakukan merger dan akuisisi dan bank yang belum pernah melakukan merger dan akuisisi, 4. Bank devisa dan bank yang bukan termasuk bank devisa. Metode penelitian menggunakan pengujian regresi data panel dengan variabel dependen CAR, LDR, NPL, GWM, BOPO dan Ukuran Perusahaan dan variabel independen ROA sebagai proksi kinerja bank. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat signifikansi dari pengelompokan bank berdasarkan katagori tersebut. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rasio keuangan BOPO dan Ukuran Perusahaan memiliki perngaruh yang signifikan terhadap ROA. Sedangkan CAR, LDR, NPL dan GWM tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. Berdasarkan dari pengelompokan yang dilakukan, ternyata tidak ada perbedaan tingkat signifikansi rasio keuangan terhadap kinerja bank. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa setiap bank harus menjaga atau meningkatkan kinerjanya walaupun bank tersebut sudah pernah melakukan merger atau akuisisi dan sudah masuk dalam katagori bank yang sudah go public atau bank devisa. The Impact of Financial Ratios Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Reserve Requirement, Operational Efficiency and Company Size on Banks Performance of Commercial Banks in Indonesia Period 2006-2013 Abstract This research aims to determine the impact of financial ratios Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Reserve Requirement/Giro Wajib Minimum (GWM), Operational Efficiency (BOPO) and company size on banks performance as measured by ROA. The study was conducted on 96 commercial banks in Indonesia during the period 2006 to 2013 were grouped into 4 categories, namely: 1. All the banks in the study, 2. Banks that have gone public and the banks that have not gone public, 3. Banks that have already been merged and acquisitions and bank who has never made mergers
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
and acquisitions, 4. exchange bank and bank no including foreign. Research methods using panel data regression testing with the dependent variable CAR, LDR, NPL, GWM, ROA and size of the Company and the independent variables ROA as a proxy for bank performance. The purpose of this study to determine whether there are differences in the level of significance of the grouping categories based bank. The results of this study concluded that the financial ratios ROA and company size has a significant effect on ROA. While CAR, LDR, NPL and GWM has no effect on ROA. Based on the grouping is done, there was no difference in the level of significance to the performance of the bank's financial ratios. The results of this study suggest that each bank must maintain or improve its performance even though the bank had never done a merger or acquisition and has been included in the category of banks that have gone public or foreign banks. Keywords: Financial Ratios, Performance Bank, Commercial Bank
Pendahuluan Perubahan perekonomian nasional maupun internasional yang berlangsung dengan cepat menghadapkan para pelaku ekonomi atas suatu kondisi yang penuh dengan ketidakpastian. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan. Meningkatnya pembangunan nasional juga yang bertitik berat pada bidang ekonomi yang mengelola kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan riil dengan memanfaatkan sarana permodalan yang ada (Outlook BI, 2014). Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh pada kinerja suatu bank. Kinerja bank dapat dilihat melalui berbagai macam variabel atau indikator. Variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah kinerja keuangan bank yang bersangkutan. Menurut Sofyan (2003) dalam Mahardian (2008), kinerja bank dapat diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat bunga pinjaman, rata-rata tingkat bunga simpanan, dan profitabilitas perbankan. Lebih lanjut lagi dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat bunga simpanan merupakan ukuran kinerja yang lemah dan menimbulkan masalah, sehingga dalam penelitiannya disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah rate of return equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan return on asset (ROA) pada industri perbankan. Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan Return on Equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Mawardi, 2005). Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja bank. Alasan dipilihnya Return on Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalah karena ROA
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Kriteria penilaian kinerja bank yang digunakan dalam penelitian ini adalah kriteria yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penilaian kesehatan bank versi Bank Indonesia mengacu pada unsur-unsur Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity. Dalam penelitian ini menerapkan rasio-rasio keuangan yang umum digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank, rasio-rasio tersebut yaitu: Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai unsur Capital, Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Giro Wajib Minimum (GWM) sebagai unsur Liquidity,
Non Performing Loan (NPL) sebagai unsur Assets Quality, Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai unsur Management Efficiency dan ukuran perusahaan sebagai unsur tambahan untuk pengukuran kinerja bank. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel yang menurut penelitian sebelumnya paling berpengaruh terhadap kinerja bank. Penelitian mengenai analisis pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja bank telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Ahdi (2004), Mawardi (2005), dan Yasarani (2009). Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari ketiga penelitian tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pemilihan variabel independen yang digunakan dan periode penelitian. Serta dalam penelitian ini ingin melihat pengaruh rasiorasio tersebut pada kelompok kelompok bank tertentu, yaitu: (1) Kelompok bank yang sudah go public, (2) Kelompok bank yang belum go public, (3) Kelompok bank yang sudah pernah melakukan merger dan akuisisi, (4) Kelompok bank yang belum pernah melakukan merger dan akuisisi, (5) Kelompok bank devisa, dan (6) Kelompok bank yang bukan termasuk kelompok bank devisa. Adapun masalah-masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah: 1. Apakah rasio keuangan CAR, ukuran perusahaan, LDR, NPL, GWM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank? 2. Apakah dalam kelompok bank yang sudah go public rasio keuangan CAR, ukuran perusahaan, LDR, NPL, GWM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank dibandingkan dengan kelompok bank yang belum go public? 3. Apakah dalam kelompok bank yang sudah pernah melakukan merger dan akuisisi rasio keuangan CAR, ukuran perusahaan, LDR, NPL, GWM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank dibandingkan dengan kelompok bank yang belum pernah melakukan merger dan akuisisi?
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
4. Apakah dalam kelompok bank devisa rasio keuangan CAR, ukuran perusahaan, LDR, NPL, GWM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank dibandingkan dengan kelompok bank yang bukan termasuk bank devisa? Tinjauan Teoritis 1. Bank Definisi bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 adalah: Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa bank merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan. Dapat disimpulkan, dalam menjalankan usahanya bank melakukan tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana merupakan fungsi utama dari sebuah bank. Sedangkan kegiatan memberikan jasa bank lainnya merupakan pendukung dari kedua fungsi utama bank. 2. Analisis Kinerja Perbank Pengukuran-pengukuran yang digunakan untuk menilai kinerja tergantung pada bagaimana unit organisasi akan dinilai dan bagaimana sasaran akan dicapai. Sasaran yang ditetapkan pada tahap perumusan strategi dalam sebuah proses manajemen strategis dengan memperhatikan profitabilitas, pangsa pasar, dan pengurangan biaya dari berbagai ukuran lainnya harus betul-betul digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan selama masa implementasi strategi (Hunger & Wheelen, 2003 dalam Prasnanugraha, 2007). Kinerja keuangan pada dasarnya merupakan hasil yang dicapai suatu perusahaan dengan mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaan yang seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan manajemen (Farid dan Siswanto, 1998 dalam Mawardi, 2005). 3. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran perkembangan finansial dan posisi finansial perusahaan. Analisis rasio keuangan berguna sebagai analisis intern bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil finansial
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
yang telah dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis intern bagi kreditor dan investor untuk menetukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan (Yasarani, 2009). Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang banyak digunakan. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya, rasio paling bermanfaat bila berorientasi ke depan. Hal ini berarti kita harus sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan. Karena kegunaan rasio tergantung pada keahlian penerapan dan interprestasinya dan inilah bagian yang paling menantang dari analisis rasio (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005). 4. Return On Assets (ROA) ROA merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan ke dalam seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. ROA menggunakan laba sebagai salah satu cara untuk menilai efektivitas dalam penggunaan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi laba yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula ROA, hal itu berarti bahwa perusahaan semakin efektif dalam penggunaan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dan rata-rata total aset. Dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai indikator performance atau kinerja bank. ROA menunjukkan
efektivitas
perusahaan
dalam
menghasilkan
keuntungan
dengan
mengoptimalkan aset yang dimiliki. Bank dengan total aset relatif besar akan mempunyai kinerja yang lebih baik karena mempunyai total revenue yang relatif besar sebagai akibat penjualan produk yang meningkat. Dengan meningkatnya total revenue tersebut maka akan meningkatkan laba perusahaan sehingga kinerja keuangan akan lebih baik (Mawardi, 2005). 5. Capital Adequacy Rasio (CAR) Peranan modal sangat penting karena selain digunakan untuk kepentingan ekspansi, juga digunakan sebagai buffer untuk menyerap kerugian kegiatan usaha. Dalam hal ini bank wajib memenuhi ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang berlaku untuk peningkatan modal (SE. Intern BI, 2004 dalam Prasnanugraha, 2007). Menurut Muljono (1999) dalam Prasnanugraha (2007), Capital Adequacy Ratio adalah suatu rasio yang menunjukkan sampai sejauh mana kemampuan permodalan suatu bank untuk mampu menyerap risiko kegagalan kredit yang mungkin terjadi sehingga semakin tinggi angka rasio
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
ini, maka menunjukkan bank tersebut semakin sehat begitu juga dengan sebaliknya. Sementara menurut Peraturan Bank Indonesia, CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Angka rasio CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum adalah minimal 8%, jika rasio CAR sebuah bank berada dibawah 8% berarti bank tersebut tidak mampu menyerap kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan usaha bank, kemudian jika rasio CAR diatas 8% menunjukkan bahwa bank tersebut semakin solvable. Dengan semakin meningkatnya tingkat solvabilitas bank, maka secara tidak langsung akan berpengaruh pada meningkatnya kinerja bank, karena kerugian-kerugian yang ditanggung bank dapat diserap oleh modal yang dimiliki bank tersebut. 6. Ukuran Perusahaan Menurut Widjadja (2009) dalam Prasnanugraha (2007), ukuran perusahaan adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan, antara lain total penjualan, rata-rata tingkat penjualan, dan total aktiva. Pada umumnya perusahaan besar yang memiliki total aktiva yang besar mampu menghasilkan laba yang besar (Kurnia, 2012). Dalam sebagian besar literatur keuangan, total aset bank digunakan sebagai proksi dari ukuran bank tersebut. Hal ini dikarenakan besarnya total aset masing-masing bank berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Semakin meningkatnya total aset jika diikuti dengan perningkatan laba dari bank maka akan meningkatkan kinerja bank, namun apabila peningktan total aset tidak diikuti dengan peningkatan laba maka akan menurunkan kinerja bank yang bersangkutan. 7. Loan to Deposit Ratio (LDR) Ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan di masa yang akan datang, merupakan pemahaman konsep likuiditas dalam indikator ini. Menurut Ali (2006) dalam Prasnanugraha (2007) pengaturan likuiditas terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya yang harus segera dibayar. Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 menyatakan bahwa kemampuan likuiditas bank dapat diproksikan dengan LDR (Loan to Deposit Ratio) yaitu perbandingan antara kredit dengan Dana Pihak
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
Ketiga (DPK). Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Menurut Muljono (1999) dalam Prasnanugraha (2007), Loan to Deposit Ratio menunjukkan perbandingan antara volume kredit dibandingkan volume deposit yang dimiliki oleh bank. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito. Standar yang digunakan Bank Indonesia berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 untuk rasio LDR adalah 78% hingga 100%. Jika angka rasio LDR suatu bank berada pada angka dibawah 78% (misalkan 60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan sebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Karena fungsi utama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara) antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasio LDR 60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkan kepada pihak yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasio LDR bank mencapai lebih dari 100%, berarti total kredit yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Oleh karena dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit, maka bank dalam hal ini juga dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan baik. 8. Non Performing Loan (NPL) Risiko, menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003 adalah potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian bank. Risiko akan selalu melekat pada dunia perbankan, hal ini disebabkan karena faktor situasi lingkungan eksternal dan internal perkembangan kegiatan usaha perbankan yang semakin pesat. Seperti halnya perusahaan pada umumnya, bisnis perbankan juga dihadapkan pada berbagai risiko, salah satu risiko tersebut adalah risiko kredit. Pada penelitian ini rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap nilai suatu resiko kredit adalah rasio Non Performing Loan (NPL). Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar atau dapat diartikan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah kurang dari 5%. 9. Giro Wajib Minimum (GWM) Terciptanya stabilitas moneter merupakan hal yang sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan kondisi perekonomian yang stabil. Untuk menciptakan stabilitas moneter diperlukan langkah-langkah untuk mengatasi krisis ekonomi dan keuangan global yang berpotensi menimbulkan kekurangan likuiditas perbankan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai stabilitas moneter adalah melalui pengaturan likuiditas perbankan. Dalam melakukan pengaturan likuiditas perbankan, salah satu piranti moneter yang dapat digunakan adalah melalui penetapan kebijakan giro wajib minimum yang merupakan perbandingan antara saldo giro bank yang wajib
ditempatkan pada Bank
Indonesia ditambah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank berupa SBI, SUN dan/atau Excess Reserve terhadap dana pihak ketiga yang dimiliki Bank. Berdasarkan Peraturan BI No. 15/7/PBI/2013 tentang GWM Bagi Bank Umum dalam rupiah dan valuta asing tanggal 26 September 2013, primary reserve yang ditetapkan oleh Bank Indonesia minimal 8% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK), secondary reserves 3,5% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK),. Ketentuan besarnya GWM rupiah yang harus dipelihara oleh Bank dari waktu ke waktu mengalami perubahan, misalnya pada tahun 1992 sebesar 2% tahun 1997 menjadi 3% sejak 1 Juli 2004 menjadi 5%. Peraturan mengenai GWM menimbulkan adanya suatu tekanan bagi bank karena aturan ini menyebabkan bank harus menyimpan dananya dalam bentuk saldo giro pada BI yang menimbulkan adanya dana tidak produktif sehingga menimbulkan cost of fund yang tentu saja akan mengurangi pendapatan bank. 10. Efisiensi Operasi (BOPO) Hanafi (1999) dalam Permatasari (2012), menyatakan bahwa efisiensi adalah kemampuan menggunakan sumber daya yang tidak perlu. Efisiensi akan lebih jelas jika dikaitkan dengan konsep perbandingan output-input. Output merupakan hasil suatu organisasi, dan input merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Dalam kasus perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, efisiensi operasi dilakukan untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan manajemen dan pemegang
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
saham. Efisiensi operasi juga berpengaruh terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna (Mawardi, 2005). Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional. Rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya (SE. Intern BI, 2004). Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan data keuangan bank-bank yang ada di Indonesia selama periode 2006-2013. Data keuangan bank diperoleh dari laporan keuangan bank yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan laporan keuangan yang diterbitkan diwebsite bank masing-masing. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum nasional yang ada di Indonesia. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan kriteria tertentu. Kriteria sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah: 1. Bank-bank beroperasi secara terus menerus selama periode penelitian yakni tahun 2006 hingga 2013 2. Bank yang memiliki tingkat kesehatan bank cukup baik atau bukan termasuk bank bermasalah selama periode 2006 hingga 2013 3. Bank yang menerbitkan laporan keuangan selama periode tahun 2006 sampai 2013 yang dipublikasikan di website bank tersebut dan/atau disampaikan dan dipublikasikan oleh Bank Indonesia 4. Bank umum di Indonesia yang memiliki seluruh komponen variabel yang diperlukan dalam penelitian Dari kriteria diatas, maka didapat total sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 96 bank
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
Menurut Sekaran (2003), yang dimaksud dengan variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat (dependen), variabel bebas (independen), dan variabel kontrol. Tabel 1 Ringkasan Operasionalisasi Variabel Variabel dependen Kinerja bank
Notasi
Perhitungan
ROA
Net income / Total Asset
Modal
CAR
Modal/ Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Ukuran perusahaan
LNTA
Logaritma Natural dari total aset
LDR
Total loans / Total deposits
GWM
Giro pada BI/Dana Pihak Ketiga
Risiko Kredit
NPL
Non performing loans / Total loans
Beban Manajemen
BOPO
Operating cost / Operating Revenue
Variabel Independen
Likuiditas
Sumber: Gemechu Berhanu Kusa (2013). ”Determinants of Financial Performance of Commercial Banks in Kenya”. Model dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda. Model ini disusun untuk mengetahui pengaruh dan kekuatan pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linier dalam penelitian ini, yaitu: ROAit = α+ β1CARit + β2LNTAit + β3LDRit + β4NPLit + β5GWMit + β6BOPOit + εit Teknis analisis data penelitian ini adalah analisis deskriptif. Terdapat beberapa teknik dalam mengestimasi model data panel ini, yaitu: (1) Ordinary Least Square, (2) Fixed Effect Model dan (3) Random Effect Model. Untuk pemilihan model estimasi data panel dilakukan uji chow dan uji hausman. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas. Penelitian ini menggunakan Generalized Least Square (GLS). Menurut Gujarati (2003), estimasi yang dihasilkan dengan metode Generalized Least Square (GLS) sudah bersifat BLUE. Sehingga permasalahan seperti heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi telah teratasi. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah uji R2, uji Statistik F, dan uji statistik t. Software yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah Microsoft Excel dan Eviews 6.0. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan CAR, Ukuran Perusahaan, LDR, NPL, GWM dan BOPO Terhadap Kinerja Bank a. Hasil Regresi Dalam penelitian yang dilakukan, penelitian yang pertama mendapatkan hasil:
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
Tabel 2 Ringkasan Analisis Hasil Regresi Semua Bank Dalam Penelitian Hipotesis
Koefisien
t-stat
Prob.
Hasil Regresi
Variabel Independen C
+
15.63760
32.10610
0.0000
CAR
+
0.002326
1.619728
0.1058
Tidak signifikan
-
-0.353523
-13.50803
0.0000
Signifikan (-)
LDR
+
0.000542
0.693961
0.4879
Tidak signifikan
NPL
_
-0.004383
-0.387755
0.6983
Tidak signifikan
GWM
-
-0.007893
-1.799340
0.0724
Tidak signifikan
BOPO
-
-0.096825
-46.74079
0.0000
Signifikan (-)
Ukuran Perusahaan
Signifikan pada tingkat 5%
Sumber: Hasil olahan penulis menggunakan eviews 6.0 Dari hasil estimasi dengan menggunakan fixed effect model didapatkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: ROAit = 15.63760 + 0.002326*CARit - 0.353523*LNTAit + 0.000542*LDRit 0.004383*NPLit - 0.007893*GWMit - 0.096825*BOPOit + εi b. Pembahasan Variabel ukuran perusahaan dan BOPO mempunyai arah negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan CAR dan LDR mempunyai arah positif dan tidak signifikan terhadap ROA, GWM dan NPL mempunyai arah tanda negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Tidak berpengaruhnya CAR terhadap ROA disebabkan karena bank-bank yang beroperasi pada periode tahun 2006-2013 tidak mengoptimalkan modal yang ada. Kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya tidak mempengaruhi profitablilitas bank. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Zimmerman (1996), Werdaningtyas (2002) dan Suyono (2005). Hasil dari tiga penelitian tersebut
menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset. Hal ini berarti kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya berpengaruh terhadap tingkat pendapatan atau earning yang dihasilkan oleh bank tersebut. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas
bank.
Berpengaruhnya
ukuran
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
perusahaan
menurunkan
profitabilitas bank, diasumsikan bahwa apabila pertumbuhan laba tidak sebesar pertumbuhan aset maka menurunkan profitabilitas bank. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Priharyanto (2009), Riska Arini (2009), dan Stiawan (2010) dimana disebutkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank karena bank yang lebih besar dapat bekerja secara efisien. Perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih baik seharusnya mempunyai aktivitas operasional yang lebih luas, sehingga mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan, dimungkinkan pihak kreditor tertarik menanamkan dananya keperusahaan (Weston dan Bringham, 1994, dalam Jaenal dan Idrus, 2001, dalam Dewi Sartika, 2012). LDR tidak berpengaruh terhadap ROA, hal ini dikarenakan kredit yang disalurkan oleh bank tidak banyak memberikan kontribusi laba. Hal ini terjadi akibat bank-bank yang kurang mengoptimalkan dana pihak ketiga, disisi lain terdapat bank-bank yang berlebih dalam memberikan kredit. Penelitian ini juga bertentangan dengan penelitian Haryati (2001), Werdaningtyas (2002) dan Suyono (2005) yang menyatakan bahwa loan to deposit ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset. Hal ini berarti kemampuan bank dalam menyalurkan kredit dari pihak ketiga kepada pihak kreditur tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan atau laba bank tersebut. Tidak berpengaruhnya NPL terhadap ROA sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Usman (2003), dimana NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Dalam hal ini perubahan laba tentunya mempengaruhi besar kecilnya nilai ROA, karena laba merupakan komponen pembentuk ROA. Penjelasan yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian ini penyaluran kredit ke pihak debitur yang masih kecil, yang disebabkan oleh kekhawatiran dari pihak bank jika kredit diberikan menjadi bermasalah. Hal ini dibuktikan dengan tingkat LDR bank-bank yang masih tergolong rendah yaitu dibawah 80% (lihat data lampiran). Karena kondisi ini menyebabkan fungsi intermediasi yang diemban oleh bank menjadi tidak optimal. Sehingga walaupun rata-rata NPL bank-bank dibawah 5% tidak menyebabkan naiknya ROA. Hal inilah yang diduga menjadi penyebab mengapa pada penelitian ini NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Tidak berpengaruhnya GWM terhadap ROA sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyarini (2009) dan Setyaningrum (2011) yang menunjukan bahwa
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
GWM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini karena Giro Wajib Minimum (GWM) adalah jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh bank yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga. Semakin tinggi GWM semaikin tinggi pula biaya dana (Cost of Loanable Fund). Dengan kata lain semakin tinggi persentase GWM semikin banyak jumlah dana yang idle dalam bentuk saldo giro pada Bank Indonesia dan semakin tinggi biaya dana bank karena jumlah dana yang idle merupakan komponen yang harus diperhitungkan bank dalam menentukan besarnya biaya dana (Siamat, 1993). Sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap menurunya laba yang diperoleh bank. Variabel BOPO berpengaruh terhadap ROA perusahaan, hal ini menandakan bahwa dengan mengingkatnya BOPO pada perusahaan perbankan perusahaan tersebut lebih banyak mengeluarkan biaya operasional dalam menghasilkan laba. Kondisi ini juga menandakan bahwa perusahaan yang menghasilkan laba besar tidak efisien dalam melakukan operasionalnya sehingga BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Berpengaruhnya BOPO terhadap ROA didukung oleh penelitian Agus Suyono (2005) menunjukan bahwa variabel BOPO merupakan variabel yang dominan dan konsisten dalam mempengaruhi ROA. 2. Kelompok Bank yang Sudah Go Public Memiliki Pengaruh CAR, Ukuran Perusahaan, LDR, NPL, GWM dan BOPO Signifikan Terhadap Kinerja Bank Dibandingkan dengan Kelompok Bank yang Belum Go Public. a. Hasil Regresi Dalam penelitian yang dilakukan, penelitian yang kedua mendapatkan hasil: Tabel 3 Ringkasan Analisis Hasil Regresi Bank Go Public dan Bank Non Go Public Bank Go Public Hipotesis
Koefisien
Bank Non Go Public
t-stat
Prob.
Hasil Regresi
14.723
17.683
0.0000
-
-0.004
-1.313
0.1904
Tidak Signifikan
-
-0.295
-7.337
0.0000
LDR
+
0.000
0.237
NPL
-
-0.004
GWM
-
BOPO
-
Koefisien
t-stat
Prob.
Hasil Regresi
16.841
25.500
0.0000
+
0.003
1.838
0.0668
Tidak Signifikan
Signifikan (-)
-
-0.428
-11.51
0.0000
Signifikan (-)
0.8129
Tidak Signifikan
-
0.001
0.898
0.3696
Tidak Signifikan
-0.637
0.5250
Tidak Signifikan
+
0.003
0.165
0.8688
Tidak Signifikan
-0.019
-1.214
0.2260
Tidak Signifikan
-
-0.008
-1.074
0.2832
Tidak Signifikan
-0.092
-31.14
0.0000
Signifikan (-)
-
-0.101
-30.46
0.0000
Signifikan (-)
Variabel Independen C CAR Ukuran Perusahaan
Signifikan pada tingkat 5%
Sumber: Hasil olahan penulis menggunakan eviews 6.0
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
Dari hasil estimasi dengan menggunakan fixed effect model didapatkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Bank Go Public: ROAit = 14.72375 - 0.004495*CARit - 0.295458*LNTAit + 0.000262*LDRit 0.003931*NPLit - 0.019012*GWMit - 0.092338*BOPOit + εit Bank Non Go Public: ROAit = 16.984147 + 0.003009*CARit - 0.427726*LNTAit + 0.000960*LDRit + 0.002829*NPLit- 0.007582*GWMit - 0.100742*BOPOit + εit b. Pembahasan Pada bank yang sudah go public variabel ukuran perusahaan dan BOPO mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA. Sedangkan CAR, LDR, NPL dan GWM tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. Pada bank yang belum go public variabel ukuran perusahaan dan BOPO mempunyai pengaruh negatif terhadap ROA. Sedangkan CAR, LDR, NPL dan GWM tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. Dalam pengelompokan bank berdasarkan bank yang sudah go public dan bank yang belum go public ternyata sama-sama ukuran perusahaan dan efisiensi operasional yang berpengaruh terhadap kinerja bank. Hal ini menandakan bahwa dalam menghasilkan profitabilitas, bank banyak mengeluarkan biaya operasional yang mengakibatkan ketidakefisiensian biaya opersional. Pada pengelompokan bank ini juga variabel ukuran perusahaan menjadi salah satu indikator profitabilitas yang mempengaruhi kinerja bank, kerena apabila pertumbuhan laba tidak sebesar pertumbuhan aset maka menurunkan profitabilitas bank. 3. Kelompok Bank yang Pernah Melakukan Merger dan Akuisisi Memiliki Pengaruh CAR, Ukuran Perusahaan, LDR, NPL, GWM dan BOPO Signifikan Terhadap Kinerja Bank Dibandingkan dengan Kelompok Bank yang Pernah Melakukan Merger dan Akuisisi. a. Hasil Regresi Dalam penelitian yang dilakukan, penelitian yang ketiga mendapatkan hasil:
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
Tabel 4 Ringkasan Analisis Hasil Regresi Bank Merger dan Akuisisi dan Bank Non Merger dan Akuisisi Bank Merger dan Akuisisi Hipotesis
Koefisien
Bank Non Merger dan Akuisisi
t-stat
Prob.
Hasil Regresi
12.739
14.02
0.0000
+
0.0008
0.042
0.9665
Tidak Signifikan
-
-0.291
-6.095
0.0000
LDR
+
0.001
0.742
NPL
-
-0.014
GWM
-
BOPO
-
Koefisien
t-stat
Prob.
Hasil Regresi
17.808
25.856
0.0000
+
0.003
1.274
0.2032
Tidak Signifikan
Signifikan (-)
-
-0.440
-12.183
0.0000
Signifikan (-)
0.4592
Tidak Signifikan
+
0.001
0.658
0.5111
Tidak Signifikan
-0.687
0.4931
Tidak Signifikan
-
-0.006
-0.360
0.7189
Tidak Signifikan
-0.009
-1.211
0.2278
Tidak Signifikan
-
-0.0007
-1.011
0.3124
Tidak Signifikan
-0.079
-19.97
0.0000
Signifikan (-)
-
-0.106
-34.622
0.0000
Signifikan (-)
Variabel Independen C CAR Ukuran Perusahaan
Signifikan pada tingkat 5%
Sumber: Hasil olahan penulis menggunakan eviews 6.0 Dari hasil estimasi dengan menggunakan fixed effect model didapatkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Bank Merger dan Akuisisi: ROAit = 12.73992 - 0.000895*CARit - 0.291586*LNTAit + 0.001099*LDRit 0.013522*NPLit - 0.009152*GWMit - 0.078964*BOPOit + εit Bank Non Merger dan Akuisisi: ROAit = 17.80764 + 0.003398*CARit - 0.439570*LNTAit + 0.000738*LDRit 0.005538*NPLit - 0.006674*GWMit - 0.106172*BOPOit + εit b. Pembahasan Pada bank yang pernah melakukan merger dan akuisisi variabel ukuran perusahan dan BOPO mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA. Sedangkan CAR, LDR, NPL dan GWM tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. Pada bank yang belum pernah melakukan merger dan akuisisi variabel ukuran perusahaan dan BOPO mempunyai pengaruh negatif terhadap ROA. Sedangkan CAR, LDR, NPL dan GWM tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. Dalam kelompok bank yang sudah pernah melakukan merger dan akuisisi dan kelompok bank yang belum pernah melakukan merger dan akuisisi ukuran perusahaan dan BOPO yang memiliki pengaruh terhadap ROA. Hal ini menandakan bahwa dalam menghasilkan profitabilitas, bank banyak mengeluarkan biaya operasional yang mengakibatkan ketidakefisiensian biaya opersional. Pada pengelompokan bank ini juga variabel ukuran perusahaan menjadi salah satu indikator profitabilitas yang
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
mempengaruhi kinerja bank, kerena apabila pertumbuhan laba tidak sebesar pertumbuhan aset maka menurunkan profitabilitas bank. 4. Kelompok Bank Devisa Memiliki Pengaruh CAR, Ukuran Perusahaan, LDR, NPL, GWM dan BOPO Signifikan Terhadap Kinerja Bank Dibandingkan dengan Kelompok Bank yang Tidak Termasuk Bank Devisa a. Hasil Regresi Dalam penelitian yang dilakukan, penelitian yang ketiga mendapatkan hasil: Tabel 5 Ringkasan Analisis Hasil Regresi Bank Devisa dan Bank Non Devisa Bank Merger dan Akuisisi Hipotesis
Koefisien
Bank Non Merger dan Akuisisi
t-stat
Prob.
Hasil Regresi
13.620
22.908
0.0000
+
0.0013
0.526
0.5993
Tidak Signifikan
-
-0.255
-8.728
0.0000
LDR
+
0.0013
1.415
NPL
+
-0.002
GWM
-
BOPO
-
Koefisien
t-stat
Prob.
Hasil Regresi
18.679
23.379
0.0000
+
0.0024
1.339
0.1812
Tidak Signifikan
Signifikan (-)
-
-0.5247
-11.424
0.0000
Signifikan (-)
0.1585
Tidak Signifikan
+
0.0003
0.283
0.7772
Tidak Signifikan
-0.131
0.8955
Tidak Signifikan
-
-0.0051
-0.352
0.7254
Tidak Signifikan
-0.006
-0.961
0.3375
Tidak Signifikan
-
-0.0106
-1.740
0.0826
Tidak Signifikan
-0.094
-37.534
0.0000
Signifikan (-)
-
-0.1006
-32.489
0.0000
Signifikan (-)
Variabel Independen C CAR Ukuran Perusahaan
Signifikan pada tingkat 5%
Sumber: Hasil olahan penulis menggunakan eviews 6.0 Dari hasil estimasi dengan menggunakan fixed effect model didapatkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Bank Devisa: ROAit = 13.62028 + 0.001327*CARit - 0.255303*LNTAit + 0.001289*LDRit 0.002192*NPLit - 0.005783*GWMit - 0.093500*BOPOit + εit Bank Non Devisa: ROAit = 18.67931 + 0.002419*CARit - 0.524736*LNTAit + 0.000308*LDRit 0.005101*NPLit - 0.010648*GWMit - 0.100624*BOPOit + εit b. Pembahasan Pada bank devisa ini variabel ukuran perusahan dan BOPO mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA. Sedangkan CAR, LDR, NPL dan GWM tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. Sedangkan pada bank yang bukan termasuk bank devisa
variabel ukuran perusahaan dan BOPO mempunyai pengaruh negative yang
signifikan terhadap ROA. Sedangkan CAR, LDR, NPL dan GWM tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
Dalam kelompok bank devisa dan kelompok bank yang bukan termasuk bank devisa ukuran perusahaan dan BOPO yang memiliki pengaruh terhadap ROA. Hal ini menandakan bahwa dalam menghasilkan profitabilitas, bank banyak mengeluarkan biaya operasional
yang
mengakibatkan
ketidakefisiensian
biaya
opersional.
Pada
pengelompokan bank ini juga variabel ukuran perusahaan menjadi salah satu indikator profitabilitas yang mempengaruhi kinerja bank, kerena apabila pertumbuhan laba tidak sebesar pertumbuhan aset maka menurunkan profitabilitas bank. Kesimpulan Penelitian pengaruh CAR, ukuran perusahaan, LDR, NPL, GWM dan BOPO terhadap kinerja bank dilakukan pada periode 2006-2013 ini memberikan bukti bahwa: 1. Berdasarkan hasil analisis, jika pertumbuhan laba tidak sebanding dengan besarnya pertumbuhan aset perusahaan maka akan menurunkan profitabilitas bank yang berakibat menurunkan kinerja bank dan penggunaan biaya operasi yang tidak efisien, secara tidak langsung akan memberi pengaruh terhadap profitabilitas bank yang memperngaruhi kinerja bank. 2. Dalam mengukur tingkat kinerja bank dengan mengelompokan bank-bank berdasarkan kelompok bank yang sudah go public dan kelompok bank yang belum go public ternyata tidak menunjukan adanya perbedaan dari kedua kelompok tersebut. Kinerja bank dapat diindikasikan dari ukuran perusahaan dan besarnya biaya opersional yang dikeluarkan untuk menghasilkan profitabilitas bank. 3. Dalam mengukur tingkat kinerja bank dengan mengelompokan bank-bank tersebut berdasarkan kelompok bank yang sudah pernah melakukan merger dan akuisisi dan kelompok bank yang belum pernah melakukan merger dan akuisisi ternyata juga tidak menunjukan adanya perbedaan dari kedua kelompok tersebut. Kinerja bank dapat diindikasikan dari ukuran perusahaan dan besarnya biaya opersional yang dikeluarkan untuk menghasilkan profitabilitas bank. 4. Dalam mengukur tingkat kinerja bank dengan mengelompokkan bank-bank tersebut berdasarkan kelompok bank devisa dan kelompok bank yang bukan termasuk bank devisa ternyata juga tidak menunjukkan adanya perbedaan dari kedua kelompok tersebut. Kinerja bank dapat diindikasikan dari ukuran perusahaan dan besarnya biaya opersional yang dikeluarkan untuk menghasilkan profitabilitas bank.
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, disusun sejumlah saran sebagai berikut : 1. Saran untuk pengambil kebijakan dalam berinvestasi, investor diharapkan untuk lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih perusahaan untuk berinvestasi. Investor hendaknya memperhatikan kondisi kesehatan perusahaan terlebih dahulu agar dapat memperoleh tingkat dividen maupun hasil investasi yang optimal. 2. Saran untuk pengambil kebijakan perusahaan bahwa kinerja bank dapat ditingkatkan dengan cara menerapkan Manajemen Risiko secara konsisten dan konsekuen. Penambahan produk baru juga penting karena dapat memberikan kontribusi laba dari fee based income. Faktor efisiensi perlu diperhatikan pula, karena dengan meningkatkan efisiensi dengan cara mengurangi biaya operasi seperti penggunaan telepon, biaya promosi dan meningkatkan pendapatan operasi dapat menambah laba operasi yang akhirnya meningkatkan profitabilitas bank. 3. Saran untuk penelitian lebih lanjut hendaknya dapat menggunakan pengukuran rasio yang lebih lengkap. Diharapkan penelitian mendatang dapat menjangkau aspek manajemen bank seperti yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam melakukan penilaian kesehatan bank secara CAMEL Rating Sistem dalam menganalisis laporan keuangan. Daftar Referensi Ahdi. 2004. Pengaruh dari faktor-faktor pangsa aset, pangsa kredit, CAR, LDR terhadap Return On Asset (ROA) perbankan di Indonesia studi kasus bank rekapitulasi diajukan oleh Ahdi. Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok. Ahmad, Mufidah. 2012. Variabel Penelitian. Surabaya. Aiper, Deger & Anbar, Adem. 2011. Bank Specific and Macroeconomic Determinants of Commercial Bank Profitability: Empirical Evidence from Turkey. Business and Economics Research Journal. Vol. 3. Uludg University. Turkey. Arini, Riska. 2009. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kualitas Aktifa Produktif, Likuditas Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Periode 2005-2008. Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok. Athanasoglou, Panayiotis P., Brissmis, Sophocles N., & Delis, Matthaios D., 2006. Bankspecific, industry-specific, and macroeconomic determinans of bank profitability. Journal of International Financial, Markets, Institutions & Money. Greece.
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
Bank Indonesia. 2013. Peraturan Bank Indonesia Tentang Penetapan Status Dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum Konvensional. Jakarta http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Documents/pbi_151213rev.pdf Bank Indonesia. 2013. Surat Edaran Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah. Jakarta http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Documents/PBIGWMBatangTubuh1.pdf Bank
Indonesia.
Laporan
Keuangan
Bank
Umum
Konvensional.
Jakarta
http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-keuangan/bank/umumkonvensional/Default.aspx Bank Indonesia. 2014. Outlook Ekonomi Indonesia 2009 - 2014, Edisi Januari 2009. Jakarta http://www.bi.go.id/id/publikasi/kebijakan-moneter/outlookekonomi/Documents/50959ed074bb402b90cfcf7badf05845Bab1TinjauanUmum.pdf Brooks, C. (2008). Introductory Econometrics for Finance (2nd ed.). Cambridge University Press. Davydenko, Antonina. 2010. Determinants Of Bank Profitability In Ukraine. Undergraduate Economic Review, Vol.7, Issue 1, Article 2. Desang, Pamuji., Dedi., dan Adler. 2014. The Determinant of Commercial Banks Interest Margin in Indonesia: An Analysis of Fixed Effect Panel Regression. International Journal of Economics and Financial Issues. Vol 4. School of Bogor Agriculture University, Indonesia. Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep Dan Aplikasi Dengan SPSS 17. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics (4th Ed.). New York: McGraw-Hill. Karlia, Lia. 2006. Analisis kinerja bank yang melakukan merger dan akuisisi, dan tercatat di Bursa Efek Jakarta ( BEJ ) pada periode tahun 1996-2004. Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok. Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Press Kurnia, Indra dan Mawardi. 2012. Analisis Pengaruh BOPO, EAR, LAR dan Firm Size Terhadap Kinerja Keuangan (Studi kasus pada bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011). Diponegoro Journal Of Management Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 49-5. Mahardian, Pandu. 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM Dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014
Tercatat Di BEJ Periode Juni 2002 – Juni 2007). Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok. Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank umum di Indonesia (Studi Kasus pada bank umum dengan total asset kurang dari 1 Trillyun). Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok. Mentari, Indira. 2004. Analisis Kinerja Perusahaan Merger dan Akuisisi Yang Diproksikan Dengan Rasio Keuangan Pada Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2002. Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok. Nachrowi, Nachrowi D. & Usman, H. 2006. Pendekatan Populer Dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ongore, Vincent O. & Kusa, Gemechu B. 2013. Determinants of Financial Performance of Comercial Banks in Kenya. International Journal of Economics and Financial Issues. Vol. 3. Kenya. Prasnanugraha, Ponttie. 2007. Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia. Tesis Magister Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. PT
Bank
BNP
Paribas
Indonesia.
2009.
Laporan
Tahunan
2009.
http://cdn-
pays.bnpparibas.com/wp-content/blogs.dir/119/files/2013/06/PT-Bank-BNP-ParibasIndonesia-Annual_Report-20091.pdf Sartika, Dewi. 2012. Analisisn Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas Terhadap Return On Asset (ROA). Makassar Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2003. Research Method For Business: A Skill Building Approach, 4th edition, John Wiley & Sons. Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Susilo, Sri Y. 1999. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat Werdaningtyas, Hesti. 2002. Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger Di Indonesia. Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok. Yasarani, Yuki. 2009. Pengaruh Rasio keungan CAR, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR, NPL dan total aset terhadap return saham: (Studi empiris perusahaan perbankan yang terdaftar di efek Indonesia tahun 2004-2007). Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok.
Pengaruh rasio…, Tri Wahyuni, FE UI, 2014