TRANSKRIPSI SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PANEN RAYA PADI PULAU BURU-MALUKU, 18 MARET 2006
Bismillahirahmanirahim, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi, Salam sejahtera untuk kita semua. Yang saya hormati, Saudara Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan rakyat, Saudara Menteri Pertanian dan Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Yang saya hormati, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Yang saya hormati, Saudara Gubernur Maluku, Saudara Bupati Buru dan para pimpinan dan pejabat pemerintahan atau lembaga kenegaraan, baik dari Eksekutif, Legislatif, Yudikatif maupun TNI dan Polri, Yang saya muliakan, para pemuka agama para tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh perempuan dan tokoh pemuda, saudara-saudara para kontak tani, penyuluh pertanian utamanya petugas penyuluh lapangan, para petani yang saya cintai dan saya banggakan, Hadirin sekalian yang saya muliakan, Tadi malam setelah saya berlayar meninjau Desa Pela, Kecamatan Batabual melihat saudara-saudara kita yang terkena musibah tsunami kecil beberapa hari yang lalu. Dan setelah saya berdialog dengan saudarasaudara kita itu, melihat langkah tanggap darurat untuk menyelamatkan dan melakukan tindakan-tindakan segera kepada saudara-saudara kita itu, saya bertafakur, syukur kehadirat Allah SWT karena Buru sungguh indah, tanah ini, saya yakini dengan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa adalah tanah yang membawa harapan, tanah masa depan, tanah yang Insya Allah mendatangkan kemajuan. Saya, di samping bersyukur, bangga dan bahagia hari ini bisa berada di sini, di tanah Buru yang kita cintai ini untuk mengukir sejarah baru membangun Buru menuju masa depan yang kita dambakan bersama. Saya akan menyampaikan sambutan saya pada acara yang sungguh membahagiakan dan membanggakan ini. Hadirin sekalian, Marilah sekali lagi, kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkah, rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul untuk menghadiri Panen Raya Padi musim tanam tahun 2005-2006 di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Saya ingin menggunakan kesempatan yang membahagiakan ini, untuk mengucapkan selamat kepada para petani yang telah berhasil mengolah sawah dan ladang mereka sehingga menghasilkan butiran-butiran padi yang menguning yang ada di hadapan kita sekarang ini. Dalam kesempatan ini saya ingin pula menyampaikan permohonan maaf kepada para petani di Pulau Buru karena pada musim tanam bulan September tahun lalu saya tidak sempat hadir di tempat ini. Semua itu disebabkan oleh banyaknya dan padatnya tugas-tugas kenegaraan dan tugas-tugas kepemerintahan yang saya emban. Alhamdulillah, pada hari ini dengan penuh rasa syukur, saya dapat hadir di tengah-tengah para tokoh masyarakat, pemuka agama dan para petani Maluku. Hadirin yang saya hormati, Dalam pembangunan nasional kita, sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dan sangat strategis dalam memajukan perekonomian nasional. Sektor pertanian bukan hanya berperan menyediakan bahan pangan, tetapi juga menjadi penopang keberhasilan pengentasan kemiskinan. Sektor pertanian juga
menjadi lahan tersedianya lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sebagian besar masyarakat kita. Pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam pembangunan sektor pertanian. Bulan Juni 2004 yang lalu sebagaimana disampaikan oleh Saudara Menteri Pertanian dan Saudara Gubernur tadi, saya telah mencanangkan revitalisasi pertanian, perikanan dan kelautan di Jatiluhur, Jawa Barat. Pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian telah menindaklanjuti rencana untuk dengan berbagai kebijakan dan program, diantaranya ialah program mendayagunakan lahan dan air untuk pertanian, revitalisasi penyuluhan pertanian, pembiayaan pertanian, pengembangan ekspor produk pertanian dan peningkatan penggunaan teknologi pertanian. Semua itu kita lakukan untuk memperkuat ketahanan pangan kita. Dengan demikian, kita tidak akan tergantung pada impor dari negara lain, kita berupaya sekuat tenaga untuk mencapai kemandirian pangan. Sebenarnya produksi pangan padi atau beras tahun 2004-2005 kemarin baik, tetapi karena ada serangkaian bencana alam pada bulan Desember dan Januari, setelah kita hitung dan untuk mendapatkan kepastian dan keamanan ketersediaan beras memang telah dilakukan impor pada bulan Januari sebesar hanya, saya katakan hanya, dibandingkan dengan produksi kita 83 ribu ton beras. Pak Gubernur mengatakan tadi, ”Kabupaten Buru saja memproduksi 29 ribu ton”. Jadi, dengan peningkatan produksi di Buru ini, dengan teknologi, dengan penyuluhan dan lain-lain yang masih bisa kita tingkatkan tidak perlu lagi kita mengimpor dari negara lain. Dari Buru bisa membantu bisa dijual ke daerah-daerah lain di Indonesia yang memerlukan. Kalau kabupaten-kabupaten, provinsi-provinsi di Indonesia ini mencontoh Buru mencukupi kebutuhannya sendiri, ada surplus kalau ada paceklik, ada bencana alam, ada provinsi-provinsi yang memang kurang dalam produksi pangan bisa kita hitung, bisa dijual sekali lagi kita benar-benar mandiri di bidang pangan padi dan tidak perlu suatu saat harus mengimpor dari negara lain. Saya menyadari bahwa kemandirian pangan mustahil dapat terwujud tanpa peran serta dari peran utama pembangunan pertanian yaitu para petani, saudara-saudara semua. Karena itulah, pemerintah telah dan akan terus menerapkan berbagai kebijakan yang berpihak pada para petani. Kebijakan itu antara lain ialah pemberian subsidi pupuk dan benih. Menurut catatan untuk subsidi pupuk saja dari tahun 2005 yang jumlahnya sekitar 2,5 trilyun kita naikkan pada tahun 2006 ini menjadi 3 trilyun. Ini contoh bahwa kita ingin membantu sektor pertanian, membantu para petani. Kemudian perbaikan pengairan dan jalan-jalan desa, di sini ada Menteri Pekerjaan Umum, ada Menteri Pertanian tadi Pak Gubernur mengusulkan pada saya tolong dipikirkan bendungan irigasi di Buru dan di Seram, tolong dibicarakan baik-baik nanti, agar secara bertahap kita bangun agar sekali lagi produksi pangan di daerah ini meningkat dengan sangat significant. Kemudian bantuan peralatan pertanian, pembiayaan pertanian, pemerintah juga terus mengupayakan penetapan harga pemerintah yang disebut HPP, baik untuk gabah maupun beras secara pantas agar para petani tidak dirugikan. Tahun 2005 yang lalu, saya keluarkan Instruksi Presiden untuk meningkatkan harga gabah dan harga beras. HPP untuk beras, patokan pembelian adalah Rp. 3.550,-. Kita tidak ingin harganya, kalau terjadi naik-turun harga di bawah itu. Karena kalau di bawah itu, terus terang tidak adil, petani yang bahasa jawanya ketekuk keringkel, tahu ketekuk keringkel? Bekerja siang dan malam, kehujanan, kepanasan, harus menerima harga yang rendah. Kita tentukan, yang saya katakan patokan tadi dan itu minimal Rp. 3.550,-. Kalau harganya turun jatuh mari kita berbuat sesuatu, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Bulog. Tetapi kalau harganya sangat tinggi 5 ribu, 6 ribu, 7 ribu, 9 ribu, 10 ribu saudara-saudara yang lain tidak bisa beli. Para nelayan, para buruh, tukang becak, guru, semua beli yang penting harganya pantas, baik untuk petani kemudian saudara-saudara lain di seluruh Indonesia juga mampu membeli beras itu karena juga digunakan untuk kebutuhan sehari-harinya. Kemudian kita, juga ingin agar petani memperoleh keuntungan yang pantas dalam melakukan usahanya. Dengan keuntungan yang pantas, keuntungan yang baik, para petani semakin giat untuk mengolah lahan pertaniannya. Betul atau tidak? Alhamdulillah, para petani akan terus berusaha meningkatkan produksi padi secara berkesinambungan setiap tahun untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan beras.
Konsumsi beras perkapita penduduk Indonesia, pada tahun 2005 mencapai 139 kg perkapita pertahun perorang, artinya mengkomsumsi rata-rata 139 kg. Hal itu menunjukkan angka konsumsi beras yang meningkat cukup tinggi, tentu dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kebutuhan yang besar itu sangat menggembirakan para petani karena hasil jerih payah mereka akan laku dijual. Namun, kebutuhan yang terus meningkat itu, tidak selalu dapat diimbangi oleh para petani, mengingat luas lahan untuk bertani sulit untuk bertambah betul apa betul? Betul sekali jawabannya. Jumlah lahan pertanian semakin hari semakin berkurang, untuk itulah kita perlu menerapkan cara-cara bercocok tanam yang lebih epektif dengan menggunakan teknologi pertanian. Di negara lain produksivitasnya itu tinggi, padahal daerah-daerah persawahan juga tidak terlalu luas. Kita harus memadukan lahan yang tersedia, teknologi yang tepat, kemudian cara bercocok tanam yang tepat pula. Itulah pentingnya petugas penyuluh lapangan yang harus bekerja di seluruh tanah air. Dengan teknologi yang maju, kita dapat melipatgandakan hasil pertanian tanpa harus menambah lahan. Hadirin yang saya muliakan, Kita patut bersyukur bagaimana Saudara Anton Apriantono tadi, Menteri Pertanian, baik produksi padi 2005 menjadi mencapai lebih dari 50 juta ton gabah kering giling atau setara dengan 31 juta ton beras. Dengan produksi sebesar itu sesungguhnya, kita sudah kembali memasuki era baik ini kemandirian pangan beras. Pada tahun 2006 ini, produksi padi diharapkan lebih meningkat lagi dari jumlah produksi tahun yang lalu, sanggup saudara-saudara meningkatkan produksi tahun 2006 ini? Semoga Tuhan mendengar niat, tekad dan cita-cita baik saudara dan saya nanti akan mendengar dengan gembira bahwa produksi di Buru meningkat, meningkat pula kesejahteraan petani dan dapat membantu saudara-saudaranya yang lain. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan jumlah produksi pertanian dan kebutuhan pangan adalah dengan membangun lahan pertanian di tempat-tempat yang baru. Salah satu tempat itu adalah Pulau Buru yang kini berkembang menjadi kawasan sentra produksi dengan pemanfaatan teknologi pupuk berimbang. Sepanjang perjalanan tadi, saya menoleh ke kanan, ke kiri, depan, belakang memang benar-benar Pulau Buru ini menjanjikan banyak harapan. Saya ingin tumbuh produksi padi yang maju. Kabupaten Buru hari ini, kita jadikan pencanangan pembangunan kembali ekonomi pasca konflik di Maluku. Kita berharap pencanangan ini akan memacu pertumbuhan ekonomi di Maluku, bukan hanya di Buru dengan lebih cepat. Dengan demikian, kesejahteraan rakyat di Provinsi ini akan meningkat lebih cepat dibandingkan dengan waktu-waktu yang lalu. Dengan menjadikan Pulau Buru sebagai kawasan sentra produksi padi, kita dapat menghapus kesan sejarah masa silam di Pulau Buru ini. Seiring dengan perubahan jaman, kita ingin Pulau Buru menjadi salah satu daerah yang memelopori kemajuan ekonomi pertanian di Provinsi ini. Kita ingin mengubah kesan Pulau Buru yang lama, menjadi lumbung padi bagi kawasan Indonesia Timur. Buru, B-u-r-u, karena di Buru ini, Insya Allah pertanian akan maju, perikanan dapat kita bangun dan Insya Allah maju juga, wisata bisa kita majukan, agro Industri, perkebunan bisa kita bikin maju. Saya sudah lihat kemarin dermaga perlu diperpanjang. Saya lihat juga lapangan terbangnya secara bertahap kita tingkatkan. Nah kalau, kalau Buru dapat kita bangun dan maju, maka saya memberikan singkatan Buru, B U R U, B-nya Bumi, U-nya Untuk, R-nya Rakyat, U-nya majU, Bumi Untuk Rakyat dan Maju. Dengan bekerja keras kita semua, Insya Allah cita-cita itu akan dapat tercapai. Hadirin yang saya muliakan, Untuk mencapai target hasil produksi pertanian, sebagaimana yang kita harapkan kita memerlukan partisipasi dari semua pihak. Kepada seluruh jajaran pemerintahan, saya minta agar dapat memberikan berbagai kemudahan kepada para petani untuk mendapatkan sarana produksi dan mengurangi biaya produksi. Hal itu dapat dilakukan, antara lain dengan menyediakan pupuk yang murah dan peralatan pertanian yang terjangkau. Hasil produksi para petani harus pula dihargai sesuai dengan harga, sesuai dengan patokan harga pasar yang wajar. Dari tahun ke tahun kita selalu meningkatkan anggaran pembangunan pertanian, anggaran itu termasuk pula penyediaan dana jaminan kredit usaha pertanian.
Ada berita gembira secara nasional akhir 2005 dan awal 2006 ini, produksi primer kita, produk primer kita, termasuk pertanian meningkat dengan baik, mari kita syukuri, saya berterima kasih. Di sektor manafaktur, pabrik-pabrik itu memang ada kelesuan yang harus kita pacu, tapi justru diimbangi oleh produksi primer. Oleh karena itulah, saya bergembira bahwa revitalisasi pertanian, kehutanan, dan perikanan yang dulu kita canangkan telah mulai membuahkan hasil yang baik. Di tahun 2006 ini Departemen Pertanian telah mengalokasikan dana sebesar tadi Pak Anton katakan 525 milyar sebagai dana penjamin kredit pertanian bagi petani. Kepada pihak perbankan, dari perbankan ada di sini? Baik, perbankan seluruh Indonesialah begitu yah. Sekali lagi kepada pihak perbankan, saya minta untuk memberikan kemudahan dan keringanan dalam pembiayaan kredit bagi para petani. Kesulitan mendapatkan kepercayaan dari perbankan menyengsarakan petani, terpaksa meminjam kepada pihak ketiga dengan bunga yang jauh lebih tinggi. Selama ini, petani membutuhkan kemudahan administrasi perolehan kredit yang dapat dicairkan tepat waktu sesuai dengan musim tanam. Jadi, saya selalu meminta biasakanlah mempermudah sesuatu, jangan mempersulit sesuatu. Ada yang mengatakan PSU, ini penting untuk semua, untuk saya, untuk para menteri, untuk Pak Gubernur, bupati, Pak Camat, Pak Kepala Desa semua untuk PSU Permudah Setiap Urusan. Jangan dibikin sulit, ada lagi dibikin sulit untuk mendapatkan sesuatu, dosanya besar. Permuda setiap urusan, kalau saudara ingin berbuat baik, ingin sabar dipersulit, nggak tembus-tembus, nggak diijin, nggak dikasih segala macam, misalnya tiba-tiba harus membayar sesuatu beritahu, beritahu bahwa tidak benar ya. Jadi, kita ingin membangun Indonesia yang betul-betul Insya Allah makin bersih, makin sehat dan makin maju. Saya percaya sebagian besar para petani adalah orang-orang yang jujur, penuh tanggung jawab dan tidak akan membuat masalah dalam memenuhi kewajiban kreditnya. Berikanlah berbagai kemudahan, keringanan serta persyaratan kredit yang tidak terlalu sulit dan berbelit-belit. Percayalah keinginan para petani adalah keinginan kita semua dalam menyukseskan pembangunan di sektor pertanian. Kepada para petani, saudara-saudaraku saya berpesan untuk lebih giat dalam bekerja, sinsingkanlah lengan baju bekerjalah dan bertawakallah kepada Allah SWT, Insya Allah dengan bekerja keras dan berserah diri kepada-Nya kita akan mendapatkan hasil yang maksimal. Hadirin yang saya muliakan, Sebelum mengakhiri sambutan ini, sekali lagi saya menyampaikan ucapan selamat kepada para petani, khususnya di Pulau Buru umumnya para petani di tanah air yang telah berhasil memetik jeri payahnya melalui panen padi yang melimpah. Kepada seluruh jajaran pemerintahan di Provinsi Maluku, saya sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas upaya membimbing dan membina para petani serta mengembangkan lahan pertanian sehingga dapat dicapai hasil yang maksimal. Dengan bekerja lebih keras di masa yang akan datang, sekali lagi kita tidak perlu lagi mengimpor beras dari luar negeri. Sebaliknya bukan mustahil, Insya Allah kita bisa mengekspor beras keluar negeri. Demikianlah sambutan saya semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan bimbingan, petunjuk dan lindungan-Nya kepada kita sekalian dalam menyongsong hari esok yang lebih baik dan lebih sejahtera. Saya ingin mengakhiri sambutan ini dengan kata-kata dalam bahasa Ambon, Beta sayang sama orang Maluku, basodara semua, satu hati, satu jantung untuk Indonesia. Terima kasih, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
******
Biro Pers dan Media Rumah Tangga epresidenan
Sumber: http://www.presidensby.info/index.php/pidato/2006/03/18/206.html Koleksi: Perpustakaan Nasional RI, 2006