78
Transkrip Wawancara Nama : H. Warjamil 1. Pandangan mengenai perkembangan media online Perkembangan media online luar biasa, cepat meluas dan ini juga karena kemajuan iptek yang luar biasa. Ini adalah dampak positif kemajuan iptek, maka media online juga berkembang. Perkembangan ini memberi manfaat yang besar bagi yang menggunakannya secara positif. 2. Bagaimana Analisa menghadapi perkembangan media massa? Kemajuan media massa secara keseluruhan berkembang. Meskipun ada media online, media cetak masih tetap berkembang. Untuk menghadapi perkembangan media massa, Analisa juga melakukan pembenahnpembenahan, melakukan evaluasi , introspeksi. Di antara yang dilakukan adalah mengenai kontennya. Ini yang terpeneting karena yang dijual media cetak pada pembaca adalah isi. Karena itu secara umum berita hanya actual hingga jam 10 pagi, setelah itu, nilai beritanya akan menurun. Koran dijual dengan harga yang maksimal hanya hingga jam 10 sampai 11. Setelah itu, harga koran bisa turun karena nilai beritanya berkurang. Isinya lebih berkualitas dan fariatif. Kedua dilakukan perbaikan di sisi layout agar lebih menarik. Ketiga, bermain di warna, tidak kabur. Yang keempat, yang masih dalam penggodokan adalah format. Hingga hari ini, Analisa masih menggunakan format koran yang lama, yakni ukurannya besar. Sejumlah media sudah degnan format baru dengan ukuran lebih kecil. Tapi Analisa mengubah Medan Bisnis dulu untuk format baru. Peningkatan sumber daya wartawan dengan rekrutmen yang minimal sarjana. Jadi kit tidak terima lagi lulusan SMA. Kitaj uga memperbaikai peralatn, mesin cetak. Mesin yang kita gunakan mesin terbaru agar hasil cetakan lebih baik. Peralatan juga termasuk alat wartawan, seperti kamera digital terbaru dan mutakhir agar hasil foto menarik. 3. Apakah perkembangan media online mempengaruhi ruang redaksi Analisa secara struktur maupun konten? Jelas ada pengaruhnya. Perkembngan media online pengaruhi media cetak. Secara oknten ya, karena kita ada kompetisi satu sama lain untuk menyajikan informasi yang actual kepada public. Kita terus meningkatkan kualitas konten dan lebih variatif. Kita sikapi ini secara positif, sehingga kita terus melakukan evaluasi dan introspeksi. Secara structural tidak berpengaruh. Secara keredaksian kita tetap. Tetapi kita menambah satubagian lagi untuk orang2 yang bekerjadi bagian online. Mereka bertugas untuk mengalihkan dari sajian cetak ke website, bukan meliput ke lapangan. Mereka memindahkan sajian itu ke website. 4. Bagaimana perubahan dari sisi penulisan berita? Tidak ada perubahan. Kemajuan media online tidak mempengaruhi pola tulisan mediacetak. Tetap pedoman 5w 1 h. hanya saja tetap pertahankan keakuratan dan kualitas pelatihan. Dalam menulis berita, kita juga mengindahkan kode etik. Hanya saja kita biki gaya yang lebih variatif dan
79
5.
6.
7.
8.
9.
menarik. Ini basic bagi wartawan analisa. Penulisan di online dan cetak tentu beda. Karena menurut saya space di online lebih sikit ketimbang cetak. Online juga utamakan kecepatan karena menyewa ka nal. Online updating bukan lagi hitungan jam, bahkan per menit. Mereka cepat mengupdate isu. Beda dengan koran, hanya bisa menerbitkan follow up berita keesokan harinya. Konten meida online itu lebih tajam. Apa strategi redaksi menanggapi perkembangan media online? Analisa tentu melakukan evaluasi dan introspeksi. Strategi pertama, tidak boleh ketinggalan berita, berita harus akurat dan actual. Karena kecepatan online tidak terkejar oleh cetak. Belum lagi informasi yang beredar di media sosial. Kita akui, media online jauh lebih cepat dibnding cetak. Maka itu, menyikapi itu, konten media cetakharus lebih variatif. Tulisa dari sisi lain yang sering luput dari perhatian media online. Public tahu bahwa media online dan elektronik singkat padat. Di media cetak bisa lebih panjang. Ada ungkapan human interest bisa dibuat lebih panjang dan menarik. Sajian foto di media cetak juga bisa dibuat lebih besar dan lebih memuaskan pembaca. Saya masih optimis dengan masa depan media cetak sepanjang masih ada manusia. Di Negara-negara berkembang , bukan terbelakang, masih butuh media cetak. Mungkin di Negara maju lebih banyak pembaca online. Sampai hari ini, di Negara-negara eropa, amerika dan jepang, saya masih lihat media cetak yang hidup dengan subur. Kalaupun ada media cetak yang tuutp, bukan karena persaingan media elektronik, tapi lebih ke masalah managemen dan penyadapan. Hingga dua decade ke depan cetakmasih idup. Untuk cetak analisa, hanya Tuhan yang tahu Apakah media cetak dan online memiliki manajemenyang berbeda? Ya. Cetak tersendiri, online ada petugas khusus. Tapi peliputan untuk konten tetap dikelola oleh media cetak. Karena [etugas online hanya mengalihkan berita saja. Pemindahannya, jika di media cetak agak panjang beritanya, akan diresume dan dimuat di media online. Tapi di online juga disediakan epaper. Isinya sepenuhnya sama. Itu sebagai bentuk pelayanan public dan mengisi online. Standar berita yang layak muat, pertama berita-berita peristiwa. Akurat, actual menarik, bermanfaat bagi public. Terakhir, itu disajikan dengan lengkap. Layak berita cetak dan online tetap sama. Pengaturan sirkulasi berita. Ada semacam citizen journalism di website. Jadi warga bisaberpartisipasi mengirimkan karya jurnalistiknya selama akurat dan benar, bukan bohong. Itu akan kami jaga betul. Karena tidak boleh ada infrmasi yang membohongi public. Jadi kita tidak fokus ke online. Online masih berifat pelengkap. Karena kami masih kekuatan di menyediakan dulu baru nanti bagaimana public menilai kita. Jadi kita tidak memaksimalkan peran di media sosial. Kami harus menyajikan maksimal melalui cetak dan website, itu yang kami jaga. Isi online masih apa yang ada di cetak dulu, baru dialihkan. Ke depannya pasti akan memanfaatkan keberadaan online. Sekarang kami pikirkan format koran
80
terlebih dahulu (ukuran diperkecil). Berbagai media cetak di dunia juga sudah mulai membuat format baru dengan perkecil. Pengecilan ukuran koran di analisa juga akan seiring dengan penembangan webite nantinya. Analisa akan memanfaatkan online semaksimal mungkin, termasuk konvergensi. Sekarang sedang diuji coba radio streaming analisa. Namun masih tahap uji coba, belum diresmikan. Kekuatan utama kita masih di cetak, sampai ada satu waktu secara general di dunia bhawa aka nada pembatasan cetak. Sejak dulu cetak sudah diramalkan mati, tapi samapi sekarang tiras analisa masih terus naik.
81
Transkrip Wawancara Nama : Erwan Efendi 1. Bagaimana hubungan antara Harian Waspada dan Waspada Online? Waspada Online memang berbeda manajemen dengan Harian Waspada. Sementara, Harian Waspada sudah memiliki media online juga, yaitu www.waspadamedan.com, isinya sama dengan Koran Waspada dan manajemennya juga punya Waspada. 2. Bagaimana pandangan anda mengenai perkembangan media online? Perkembangan media online, porspek ke depan sepertinya cerah. Punya potensi yang baik untuk berkembang. Masih butuh proses karena orang masih belum bisa meninggalkan cetak, apalagi di Medan. Namun 10-15 tahun lagi mungkin orang akan mulai meninggalkan cetak. Karena kemudahan untuk mengakses itu ada di online. Sekarang kalau mau baca berita cukup dengan satu alat, handphone. Itu salah satu yang membuat media online ini cepat berkembang. Kemudian dari sisi konten berita, kecepatan menyiarkan ada di media online. Jadi begitu pagi ini ada peristiwa, sudah bisa dimuat di online dalam hitungan menit. Nanti setiap jam kita juga bisa melihat perkembangannya. Jadi wartawan juga terus mobile untuk mengirimkan berita bahkan hingga tengah malam. dan kita bisa mengakses itu. Yang menjadi persoalan mendasar, pertama penggunaan teknologinya. Banyak orang yang belum memanfaatkan maksimal teknologi komunikasi ini. smartphone belum dimanfaatkan untuk kemudahan akses berita. Kedua, konten di berita online masih belum lengkap. Memang sudah mencakup 5 W 1 H, tapi masih terus harus diperbarui. Kalau media cetak, karena waktu liputannya seharian, jadi beritanya juga sudah lengkap di tulisan tersebut. jadi berita itu lebih komperhensif, utuh. Ini berbeda dengan cara penyajian berita di online yang sepintas-sepintas. Jadi kalau pembaca kurang puas dengan membaca berita di online, mereka masih bisa membacanya di koran cetak. 3. Apakah perkembangan media online memengaruhi ruang redaksi Waspada secara struktur maupun konten? Online tidak mempengaruhi struktur redaksi dan konten berita. Tidak ada perubahan, isi cetak dan online sama. Online hanya perpindahan dari cetak. Tidak ada penambahan untuk berita panjang. Tapi lihat kebutuhan juga. Cara penulisan berita tetap sama. Manajemennya juga sama, tapi ada kerangka mainnya. E-papaer Waspada memang tidak pernah di-share, tapi kita sudah pernah launching kok. Itu memang sudah lama. Tidak terkenal karena memang tidak dikenalkan, karena akan mengancam koran cetak waspada. 4. Bagaimana Waspada menghadapi perkembangan media massa? Harian Waspada juga memiliki media online dan di dalamnya terdapat e-paper waspada sama terbitnya dengan waspada, karena itu sebagai alat bantu. Bedanya hanya pada medianya saja. Keberadaan epaper.waspadamedan.com untuk mengantisipasi nanti ketika akan mengarah ke media online. Seandainya nanti
82
media cetak tidak bisa dipertahankan lagi, manajemennya bisa langsung beralih ke online. Kalau kita bikin media online yang sebenarnya, sulit. Karena kita masih belum bisa memenuhi itu. Setidaknya ada wartawan yang harus bersiap 24 jam di lapangan. Makanya media online kita hanya sebagai pendamping saja, tapi manjemen kita sudah siap. Jadi ketika harus beralih, tinggal memindahkan saja. Sekarang belum ke arah sana. Kita hanya sebagai pemudah akses jika ada keterlambatan koran tiba di daerah seperti di Aceh dan Padang Sidimpuan. Persoalannya, sebagaian daerah kan masih belum punya jaringan internet yang memadai. Isi cetak dan onlinen-nya sama. Kenapa? Karena media online dipersiapkan untuk penyangga saja. Kalau kita buat media online waspada seperti layaknya detik.com, maka koran kita akan tertinggal. Sementara oplah koran masih cukup besar. Di sumatera utara koran belum akan ditinggalkan. Tapi mungkin 20-25 tahun lagi baru media online mulai hidup. Indikatornya, buktinya masih ada saja koran baru yang muncul, jadi belum akan mati. Media cetak masih diminati, masih bisa tumbuh dan berkembang. Tapi prediksi para pakar perkembangan online tidak bisa dibendung lagi, tinggal menunggu waktu. Ada juga pemikiran bagaimana iklan dan karyawan ketika sudah jadi media online. Media online tidak butuh banyak karyawan. Saat mulai mesin cetak digital saja, sudah ada pengurangan tenaga kerja. Kita punya banyak tantangan dan hambatan terutama teknologi. Bagaimanapun media tidak bisa terlepas dari teknologi, kita harus mengikuti teknologi. Misalnya perkembangan mesin cetak, kita harus beli baru, yang lama tidak mungkin dipakai lagi karena kemampuan cetaknya terbatas. Sementara semua media cetak berlomba-lomba merebut pasar. Persaingan ini jadi tantangan kita, kalau tidak cepat sampai ke pasar, akan masuk koran lain. Sementara tingkat kebutuhan informasi masyarakat sangat tinggi. Jika koran langganannya sering terlambat tiba di pasar, mereka akan cari koran lain. Menghadapi ini kita harus melakukan strategi signifikan, pertama SDM, kalau tidak S1 tidak diterima. Kemudian perbaikan teknologi cetak dan komputer. Melakukan hubungan baik dengan pembaca, dengan cara memperbaiki konten. Caranya setiap pagi ada rapat redaksi.
83
Transkrip Wawancara Nama : Ucok Faisal 1.
Bagaimana pandangan Anda mengenai perkembangan media online
Media online tercepat dalam menyebar informasi. Namun online belum tentu bisa masuk ke daerah-daerah pedalaman. Berbeda dengan koran dan TV. Itulah mengapa koran masih eksis, belum semua masyarakat Indonesia melek internet. Koran masih menjadi tempat beriklan kedua favorit setelah televisi. Online membesar sejalan dengan perkembangan jaringan internet. Internet belum begitu meluas penyebarannya di Indonesia. Dulu koran juga pernah diprediksi tak akan laku di tahun 2000-an, tapi sampai sekarang koran masih dicari masyarakat, meski beberapa surat kabar tidak bisa bersaing di tengah gempuran media online. 2. Bagaimana Harian Waspada menghadapi perkembangan media massa? Menyikapi perkembangan online, koran harus berinovasi. Waspada juga melengkapi diri dengan media online dan tidak berlangganan alias gratis. Waspada juga sediakan e-paper. Ke depan mungkin akan membuat sistem di mana pembaca harus registrasi dan berbayar untuk membaca waspada di online. Secara struktur, kita buka divisi baru, yaitu divisi online. Tapi keseluruhan tetap di bawah pimred waspada koran. Berita di media online tetap di-update setiap ada perkembangan isu, paling dua alenia. Untuk baca berita lengkap tetap di koran cetak. Waspada Medan online ke depan akan konvergensi. Sekarang sudah ada rancangan waspada TV. Hanya saja jaringan internet di wilayah kita masih belum begitu bagus. Jadi kita merasa belum begitu penting untuk merealisasikan Waspada TV. Wartawan cetak sudah dilengkapi dengan alat meliput dalam format video. Secara strategi sudah matang. Wartawan juga sudah dilatih. Kita bikin streaming pun orang akan kesulitan dengan jaringan yang sering lemot. Standar peletakan berita di cetak dengan online pada dasarnya sama. Tapi di online kan ada berita yang harus diperbarui. Kalau gaya tulisannya sama. Kalau ada berita baru meski belum dimuat di cetak akan tetap di muat di online. Tapi kita sengaja bikin tidak lengkap. Jadi hanya dua alenia. Tidak selalu segera diperbarui. Misalnya peristiwa yang update per jam, ya kita update. kalau updatenya lebih dari hitungan 7 jam, kita tunggu untuk berita esok hari di koran cetak. 3. Apakah ada perbedaan berita layak muat di koran cetak dengan online? Apakah ada perubahan gaya penulisan berita? Tetap ada perbedaan untuk standar berita layak muat di online dan di cetak. Di online tidak perlu kroscek berita secara utuh. Di cetak, berita yang dimuat lebih lengkap. Koran cetak tidak selalu diisi dengan feature. Hanya untuk peristiwa besar tertentu yang kita buat berita yang mendalam yang mengandung human interet. Tapi di hari Minggu cukup banyak karena kita anggap di hari Minggu orang ingin santai. Kita tambahkan info pariwisata, budaya dan halaman untuk anak. Di online tidak ada rubrik untuk feature. Sejauh ini, Online belum begitu menarik untuk iklan.
84
Transkrip Wawancara Nama : Muhammad Agus Utama 1. Bagaimana pandangan anda mengenai perkembangan media online? Media online yang pasti akan semakin maju dengan berkembangnya teknologi sekarang tidak harus beli koran. Seharusnya koran dan online bersinergi. Kalau orang butuh informasi dengan segera, pasti akan langsung membukan gadget. Koran sudah sangat lama, memang belum ada prediksi pasti kapan koran akan hilang. 2. Aapakah ada hubungan manajemen antara Harian Waspada dan Waspada Online? Ada hubungan antara Harian Waspada dengan Waspada online. Misalnya berbagi berita, tapi tidak banyak. Awalnya apa yang ada di waspada bulat-bulat ada di waspada online. Dulu, sejak berdiri 1995. Tapi ada versi baru oleh pemimpin redaksi berikutnya, sejak 2008 berita 90% manajemen sendiri dari online. Hanya 10% saja yang berbagi dengan cetak, misalnya editorial, opini. Wartawan online hanya untuk online, wartawan cetak hanya untuk cetak. Secara redaksional terpisah, tapi secara manajemen tetap di bawah atap yang sama. 3. Bagaimana arah masa depan Waspada Online? Sejak 2008 sudah dirancang waspada tv sedemikian rupa. Tapi untuk mengarah ke sana butuh biaya yang besar dan SDM yang terampil. Hal ini belum bisa kita wujudkan. Tapi rancangannya sudah ada untuk waspada tv. Kemudian berlangganan berita dengan pembaca setia melalui aplikasi tertentu. Tapi belum bisa diwujudkan. Sampai sekarang belum ada gambaran pasti kapan hal itu bisa diwujudkan. Pemimpin redaksi sekarang masih sibuk di luar kota. 4. Bagaimana standar layak muat tulisan di Waspada Online? Standar tulisan untuk waspada online, yang pasti berita itu lebih pada narrative journalism. Kita tetap ada straihgt news, tapi melengkapi diri juga dengan berita panjang seperti narrative journalism, di mana di setiap paragraf pasti terdapat ide pokok. Akurasi vs kecepatan, bergantung penting tidaknya berita untuk diberitakan. Bahkan kita pernah hanya menaikkan jugulnya dulu. Kemuidan baru disusul dengan berita lengkapnya. 5. Bagaimana penyebaran berita yang dilakukan oleh Waspada Online? Ada personil khusus sebagai admin untuk membagi berita melalui media sosial. Berita yang dibagikan hanya berita terbaru saja. Berita yang boleh masuk paling lama 3 jam, setelah itu tidak dibagikan lagi. Jumlah pengunjung per hari yang pasti di atas seribu. Jumlah pengunjung penting untuk menarik para calon pengiklan. Waspada online termasuk media online terlama di sumatera utara. Penghasilan iklan rata-rata per bulan untuk tahun ini hanya 15-20 juta. Ada penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapa 100-an juta. Belum tahu alasan pasti, mungkin karena tim marketing kita masih kosong. Pendapatan tersebut sejauh ini masih bisa memenuhi biaya operasional.
85
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168 LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI NAMA : Ridha Annisa Br Sebayang NIM : 090904089 PEMBIMBING : Haris Wijaya, S.Sos, M. Comm No 1 2
Tanggal Pertemuan 7 Maret 2013 4 April 2013
3
14 November 2013
4
22 Mei 2014
5
7 Agustus 2014
6 7 8 9 10 11
17 November 2014 26 Januari 2015 17 Februari 2015 9 Maret 2015 24 Maret 2015 6 April 2015
Pembahasan Proposal penelitian Acc seminar proposal Perbaikan proposal penelitian dan daftar pertanyaan Penulisan hasil penelitian Penulisan pembahasan hasil penelitian BAB IV BAB V Revisi Revisi Revisi Revisi Revisi
Pembimbing
Haris Wijaya, S.Sos, M.Comm
86
Biodata Pribadi Nama Lengkap Tempat/Tanggal Lahir Agama Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat Nomor telpon
: Ridha Annisa Br Sebayang : Medan, 5 Agustus 1991 : Islam : Perempuan : Mahasiswa : Jalan Pala 9 No. 18, Perumnas Simalingkar, Pancur Batu, Deli Serdang : 085296136725
Riwayat Pendidikan : 1. SDN 068006 Medan 1997-2000 2. Madrasah Ibtidaiyah Swasta Amal Shaleh 2000-2003 3. SMP Negeri 10 Kota Medan 2003-2006 4. SMA Swasta Al-Azhar Medan 2006-2009 5. Universitas Sumatera Utara Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU 2009-sekarang Riwayat Organisasi & Pekerjaan : 1. Dewan Kerja Gerakan Pramuka Cabang Kota Medan Periode 2009-2014 (Ka.Bid.Pengabdian dan Hubungan Masyarakat) 2. Unit Kegiatan Pers Mahasiswa SUARA USU 2009-2010 (Fotografer) 3. Unit Kegiatan Pers Mahasiswa SUARA USU 2010-2011 (Sekretaris Redaksi) 4. Unit Kegiatan Pers Mahasiswa SUARA USU 2011-2012 (Redaktur Foto) 5. Pembantu Pembina Pramuka Siaga di Yayasan Al-Ulum Terpadu Medan 2013 - sekarang 6. Yayasan Kajian Iinformasi Pendidikan dan Penerbitan Sumatera 20132014 (Staff Logistic cum Workshop Assistant) 7. Pembina Pramuka Siaga di Yayasan Cita Luhur Maret 2015 - sekarang Kegiatan dan Pelatihan yang pernah diikuti : 1. Raimuna Nasional IX Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Tahun 2008 2. Kursus Mahir Dasar Pembina Pramuka khusus Dewan Kerja Cabang SeSumatera Utara Tahun 2009 3. Raimuna Daerah Sumatera Utara X Pramuka Pengak dan Pramuka Pandega Tahun 2012 4. Ajang Pelatihan Pers Mahasiswa Teropong UMSU “Rekam Jejak Konflik dalam Lintasan Pers” Di Medan Tahun 2012
87
5. Workshop Jurnalisme dan New Media “Lancang Kuning Berlayar Narasi” Di Pekan Baru Tahun 2013 Kepanitiaan : 1. Anggota Bidang Kesehatan Lintas Taruna Medan Tahun 2009 2. Anggota Seksi Publikasi dan Dokumentasi Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional Salam Ulos Pers Mahasiswa SUARA USU Tahun 2010 3. Koordinator Seksi Peralatan Tempat dan Transportasi Peltihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional Salam Ulos Pers Mahasiswa SUARA USU Tahun 2011 4. Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Raimuna Cabang VI Kota Medan Tahun 2012 5. Anggota Seksi Konsumsi Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional Salam Ulos Pers Mahasiswa SUARA USU Tahun 2012 6. Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Perkemahan Budaya Tahun 2013 Gerakan yang Diikuti 1. Kelas Inspirasi Medan 2. Turun Tangan Medan 3. Laskar Karo Erdilo