LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.
TRANSKRIP WAWANCARA Transkrip Wawancara dengan Errol Jonathans sebagai CEO SUARA SURABAYA MEDIA Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara Surabaya Transkrip Wawancara dengan Eddy Prastyo Sebagai New Media Manager Radio Suara Surabaya Transkrip Wawancara dengan Rizal Sebagai Program Manager Radio Zenith Salatiga
2.
FOTO PENELITIAN
TRANSKRIP WAWANCARA
Transkrip Wawancara dengan Errol Jonathans (CEO Suara Surabaya Media) Hari, tanggal
: Kamis, 9 Juni 2016
Jam
: 10:00 WIB
Tempat
: Kantor Radio Suara Surabaya (Jl. Wonokitri Besar 40 C Surabaya 60256)
Alasan Radio Suara Surabaya memilih menjadi Radio dengan format news atau informasi?
Diawali pada tahun 1983 era FM pertama di Indonesia. Pada jaman itu radio dominan AM, kemudian pendiri Suara Surabaya melihat bahwa radio kebanyakan pada jaman itu disajikan untuk segmen anak muda sehingga isinya semua hiburan , games, kuis , request.Para pendiri Radio suara Surabaya kemudian melihat kalau ikut masuk dalam segmen anak muda pada saat itu, maka persaingannya akan luar biasa. Karena Radio Suara Surabaya adalah radio swasta maka income dari iklan, apabila Radio Suara Surabaya ikut masuk kekelompok anak muda ini maka ibarat kue, kue iklan yang diperebutkan itu banyak kalo dibagi rata kita dapetnya kecil-kecil. Lalu pada waktu itu father founder berpikir kenapa nggak mengambil segmen yang juga potensial dan iklan itu bakal besar. Diamatilah waktu itu ternyata belum ada radio untuk orang dewasa, pada jaman itu. Kebanyakan radio itu general jadi segmennya mulai dari yang muda sampai yang tua tapi dominan itu radio anak muda apalagi FM yang awal itu merasa ini radionya anak muda. Kita masuklah ke yang dewasa sehingga apa yang terjadi, kue iklan untuk dewasa yang besar ini, oleh Radio Suara Surabaya makan sendiri untuk jangka waktu yang cukup lama. Seingat saya sekitar 10 tahunan baru muncul kompetiter dan dari awal Radio Suara Surabaya memainkan informasi sebagai pendekatan ke kelompok dewasa , karena kelompok dewasa sudah tidak membutuhkan lagi yang request, games, dsb. Mereka membutuhkan yang lebih educated, lebih informative, maka kemasan Radio Suara Surabaya dari awal seperti itu format kita langsung masuk ke format news. Nah dari segmen ini produk iklan untuk segmen ini juga banyak, bahkan kalau menurut saya mereka lebih penting kenapa karena yang
punya duit kan mereka, kalo yang muda – muda kan masih minta duit orang tua jadi decision makers untuk membeli produk yang diiklankan itu kelompok dewasa ini lebih cepat. Mereka memikirkan untuk mereka sendiri dan untuk keluarganya kebutuhannya apa , sehingga itu yang menjadi strategi dari Radio Suara Surabaya kenapa dari awal kenapa kita ngga main ke anak muda.
Bagaimana cara Radio Suara Surabaya agar bisa tetap bertahan ditengah banyaknya persaingan antar media termasuk radio itu sendiri?
Radio Suara Surabaya harus jelas pada sisi segmentasi , segmen dewasa dan dewasa muda. Usia 25-45 tahun, mereka yang memiliki pendidikan minimal pendidikan tinggi. Kalangan menengah – atas. Secara psikografi mereka orang dalam kategori information seeker (pencari informasi). Harus jelas dulu sasarannya kesiapa. Untuk mencapai sasaran itu, mendekatinya dengan format, Format yang dipilih format station atau format radio, news dan interaktif (basis) meskipun tajam pada news dan interaktif tetap lagu menjadi bagian dari kebutuhan , berdasar survey bahwa pendengar Radio Suara Surabaya dengan segmentasi tersebut tetap membutuhkan lagu. Dalam konteks persaingan, strategi persaingan yang terbaik adalah memahami siapa sebetulnya target konsumen kita bukan dalam patokan demografi seperti umur,pendidikan, profesi, tingkat ekonomi, sosial dll. Tetapi Radio Suara Surabaya harus tahu persis sebetulnya kebutuhan mereka mendengarkan Radio Suara Surabaya itu apa. Apa yang membuat mereka ingin mendengarkan Radio Suara Surabaya tidak dengan radio lain atau membutuhkan apa hingga mereka mau akses ke Radio Suara Surabaya.
Cara kita bersaing, jadi bersaing tidak memikirkan bersaing dengan koran mana radio mana atau televisi mana, karna kita harus bersaing dengan diri kita sendiri. Yang paling jadi masalah dari radio yang selama ini saya amati adalah radio sulit untuk mengubah dirinya, karena dari dulu gitu terus modelnya. Radio lupa pendengar sudah ganti atau ada potensi pendengar baru yang tidak bisa disajikan dengan cara lama atau dengan model produk lama. Karena itu yang paling sulit dalam mengelola sebuah media adalah apakah dia mampu mengaktualkan dirinya dari setiap jaman, dari setiap generasi. Kalau saya hanya memikirkan radio pesaing atau media pesaing yang lainnya maka saya tidak melakukan perubahan apa apa di dalam. Dan kebanyakan kalau kita amati mungkin anda juga bisa mengamati di Magelang, Salatiga dimana mana radionya
yang tidak berubah, maka pendengarnya pergi karena sudah tidak cocok, nah itu yang menjadi persoalan yang terbesar. Persaingan itu bukan persaingan dengan media lain tetapi bersaing dengan generasi pendengar. Itu strategi Radio Suara Surabaya yang itu berimplikasi internal , orang-orangku kan harus diubah mindsetnya. Bayangkan penyiarku yang sudah 20 tahun, 15 tahun, dia ngga boleh siaran sekarang dengan cara lama dia.kecuali kamu pensiun berhenti sekarang karna kamu udah ngga cocok untuk generasi kedepan. Jadi harus menyesuaikan ,isi kepalamu ini harus diperkaya terus dan kamu harus paham style yang sekarang. Harus menyesuaikan dengan konsumen kita
Strategi yang dilakukan Radio Suara Surabaya untuk mengetahui keinginan pendengar?
Radio Suara Surabaya harus banyak melakukan riset. Terutama adalah audience riset. Ini adalah strategi besar yang dilakukan oleh koorporasi
Radio Suara Surabaya.
Berikutnya lagi yang paling konkrit yang bisa Radio Suara Surabaya lakukan adalah kita mau bikin apa mau memproduksi apa berdasarkan riset tadi kemudian memahami untuk mencapai segmen yang seperti ini, maka saya harus bikin produk apa. Filosofinya adalah bikin apa yang seharusnya kita bikin, jangan bikin apa yang kita bisa. Kalo bikin yang kita bisa jangan jangan bikin yang gitu-gitu terus akhirnya menjadi konvesional. Tetapi apa yang harusnya kita bikin karna generasi ini berubah terus. Sehingga kemudian strategi programming di radio menyesuaikan dengan strategi-strategi ini.Maka produksi siarannya kita buat yang bisa dinikmati oleh the next generation atau incoming consumer Radio Suara Surabaya
Bagaimana pendekatan Radio Suara Surabaya dengan pendengar?
Yang pertama pendekatan kepada existing listeners atau exsisting consumers kita yang katakanlah sudah lebih dewasa. Lalu kita juga mesti punya pendekatan untuk yang muda. Kemudian Radio Suara Surabaya mengikat kedua kelompok besar ini dengan satu sajian yang kemudian kita sebut dengan informasi dan konsep interaktifnya, terutama informasi yang paling mengikat pertama persoalan traffic di Surabaya. 2 generasi atau 2 kelompok besar ini sama sama membutuhkan informasi traffic, yang kedua informasi kota. Apa yang terjadi di kota termasuk isu-isu kantibmas. Isu-isu
lokal yang kemudian menjadi pengikat tetapi secara spesifik tetap menggarap 2 kelompok besar ini. Kita kepengen bahwa yang muda itu juga tertarik dengerin persoalan orang-orang yang lebih dewasa tetapi orang-orang dewasa juga tertarik dengan berita atau persoalan anak-anak muda.
Bagaimana cara Radio Suara Surabaya “mengubah dirinya” sebagai sebuah media harus bisa mengikuti perkembangan dari setiap jaman dan generasi?
yang pertama upgrade SDM. SDM harus terus menerus di refresh , harus dilatih,diingatkan kembali ya dibekali dengan isu-isu yang lebih mutakhir .Kemudian langkah yang kita lakukan juga setelah SDM itu adalah sinergi dengan teknologi dan itu kemudian siaran Radio Suara Surabaya harus banyak melakukan konvergensi entah itu dengan internet atau dengan media sosial. Dan kemudian kita harus bisa menampilkan wajah Suara Surabaya itu yang sebenarnya radio itu dalam berbagai macam format medium kalo di konvergensikan dengan internet, tampilannya itu menjadi seperti apa. Bahkan kemudian siaran sendiri sekarang sudah harus banyak memperhatikan apa yang terjadi di facebook, twitter, dan website Radio Suara Surabaya. Jadi kita harus melakukan konvergensi itu dimana misalnya pendengar radio juga akses internet dan media sosial , generasi yang lebih nyaman dengan media sosial dan di internet itu juga tidak keberatan dengerin radio, tarik menariknya itu kita mesti bikin sehingga bagaimana menggarap isu ini secara integrative. Karna anak muda sudah based on gadget semua kemudian sudah basisnya sudah new media maka kita harus menguasai new media ini yang bisa diintregasikan dengan radio yang saya istilahkan sebagai mainstream media bukan konvensional. Itu langkah-langkah besar yang kita lakukan. Secara produk Radio Suara Surabaya sekarang sudah punya e100 di facebook, e100ss di twitter lalu Suara Surabaya.net dan ini benar-benar diperhatikan betul bagaimana ini juga bisa di cross di media-media yang lain. Jadi kadang ada satu isu, kita garapnya sama-sama. Tetapi dengan pendekatan yang harus sesuai dengan karakterisitik masingmasing mediumnya.
Problematik empirik menurut Errol Jonathans selaku CEO Radio Suara Surabaya mengkhawatirkan kehilangan generasi pendengar sehingga memiliki
strategi untuk menarik minat kaum muda sebagai calon pendengar Radio Suara Surabaya?
Filosofi yang saya terapkan dalam konteks konsumen, saya sekarang mengistilahkan konsumen bukan lagi pendengar karena ada yang mengakses ke new media. Kalau mau lebih didetailkan yaitu pendengar dan pengakses Suara Surabaya. Itu bagi saya adalah keniscayaan kita harus berganti generasi konsumen terutama itu keniscayaan. Karena saya menganut faham kita mau jadi gerbong kereta api atau mau jadi stasiunnya. Kalau saya jadi gerbong kereta api maka gerbong kita ini tahun 1983. Maka Radio Suara Surabaya akan menua bersama sama dengan segmen ini. Terus didoain rame-rame karena sudah mau berangkat semua meninggal udah berati kita ikut mati karna pendengarku tambah lama tambah tua yang tak pelihara. Saya berpikir kita harus menjadi stasiun kereta apinya. Nah stasiun kereta api ini menjadi antisipator untuk kereta api jaman , jaman 1980,1990, 2000, 2010, 2020 dan seterusnya. Kalau yang di jaman 1980 kan kereta apinya masih kuno stasiunnya kayak begini tapi ketika eranya kereta api modern seperti kereta api peluru kayak di jepang kan tidak bisa dengan model stasiun lama. Stasiunnya yang harus di upgrade menyesuaikan dengan teknologi kereta api, jadi sama artinya Radio Suara Surabaya lah yang harus berubah terus menerus dari waktu ke waktu. Sebagai stationnya. Lalu kita melayani setiap kereta api dari jaman baru termasuk penumpang dari jaman baru termasuk penumpang dari jaman baru. Filosofinya menjadi gerbong kereta api atau menjadi stasiun kereta api, Radio Suara Surabaya memilih kita harus menjadi stasiun kereta apinya. Yang saya pikirkan adalah Kehilangan pendengar konsumen lama sudah menjadi sebuah keniscayaan . tetapi berusaha untuk menggabungkan kedua kelompok besar ini dalam satu benang merah yang semaksimal mungkin keduanya bertahan lama.
Bagaimana konsep anak muda menurut Errol Jonathans?
Konsep anak muda yang serius yang ,have fun, yang masih mencari jati diri dsb. Kalau dari segi umur yang sedang kuliah dan sudah setengah perjalanan kuliahnya,karena mereka sudah lebih dewasa, sudah tidak ke SMAnya. Ada juga anak muda yang dibawah 20 tahunan tapi psikologinya lebih matang, itu menjadi target saya juga. Jadi poinnya saya akan melayani anak muda yang itu sebenarnya sudah berpikir serius tentang diri mereka bukan anak muda yang hura-hura. Karena kalau melayani anak
muda yang hura-hura, jatuhnya akan ke radio remaja dan saya melayani yang anak muda. Untuk umurnya 20-25 tahun. Sudah harus mengenalkan, secondary Radio Suara Surabaya adalah 20-25 dan 45 keatas, bagi anak muda penting bagi saya minimal mungkin mereka tidak suka mendengarkan Radio Suara Surabaya, kok lagunya miskin sekali, dsb. Sangat tidak fun mendengarkan Radio Suara Surabaya, ada beberapa yang mengatakan terpaksa mendengarkan Radio Suara Surabaya kalau ada macet. Setelah itu mereka matikan ganti radio lain ngga masalah. Saya malah bilang ke mereka kalau kamu sudah fanatic mendengarkan Radio Suara Surabaya , kamu kelainan jiwa berarti ada yang tidak beres dengan otakmu, kamu mesti periksa karena kamu lebih tua dari umurmu. Tapi kalau kamu lebih senang dengan radio remaja ya karna memang itu umurmu. Tapi mereka tahu, kalau butuh sesuatu yang lebih informative kemana harus mencari. Karena itu saya mulai mengenalkan ini lo Radio Suara Surabaya.
Apa saja yang menjadi program Radio Suara Surabaya untuk anak muda?
Informasi universal dalam program Radio Radio Suara Surabaya yaitu mempelajari sebetulnya setiap orang umur berapapun butuh apa sebenernya, kalau mau dengerin Radio Suara Surabaya tu butuh apanya, maka kita mencari-cari dari riset-riset segala macam dan mempelajari habit dari orang bahwa informasi yang paling ideal itu di radio itu apa. Kemudian secara lebih spesifik saya harus mulai masuk kepada programprogram yang fokus. Kalau misalnya saya mau nembak ke konsumen yang lebih muda maka berarti saya harus punya program yang dedicated untuk itu. Didedikasikan memang untuk anak muda. Maka kemudian salah satu ikon yang paling dikenal oleh Radio Suara Surabaya saat ini adalah Muda Tapi Luar Biasa (MTLB)
Selain lewat strategi programming untuk anak muda, strategi lain dari Radio Suara Surabaya untuk menarik minat anak muda?
Radio Suara Surabaya pernah membuat Tur edukasi untuk anak SMP dan orang tua tidak boleh ikut tapi sudah lama dan sudah tidak dilakukan lagi karna anak-anak sekarang sudah beda. Sebenernya itu adalah strategi pendekatan kepada orangtuanya. Tapi itu adalah bagian dari pengenalan tentang Suara Surabaya. Jadi minimal di top of mind mereka itu ketika ditanya “tau suara surabaya” “tau” “dengerin” “enggak” nggak papa. Makannya lalu di Suara Surabaya ada banyak kunjungan anak TK, kita terima.
Anak TK – kelompok profesi. Penting menerima kunjungan dari anak TK kalau gurunya sampe memutuskan untuk kunjungan ke SS berati ada something, minimal dari sisi gurunya. Kemudian menyebarkan informasi atau knowledge kepada anak yang lebih muda, ini lo Suara Surabaya, apasih asiknya jadi penyiar. Kadang anak muda terutama yang bermobil mereka akan sebel karna ketika di mobil orang tuanya hanya mendengarkan SS untuk mendapatkan informasi di jalan. Tapi mereka jadi tau ada namanya Radio Suara Surabaya. Saya misalnya pas ngajar di kuliah kuliah tamudi Surabaya terutama untuk semester 1 saya tau ini pasti SMA banget, Saya selalu bertanya “siapa yang tau Suara Surabaya” banyak yang jawab tau, siapa yang mendengarkan tinggal sedikit, tau SS darimana saya mulai gali, banyak macam jawaban ada yang terpaksa dengerin,soalnya semobil sama orang tua, atau di rumah papa mama dengerin Suara Surabaya terus lama lama terbiasa. Sebenernya ini bagianbagian untuk menebar benih. Panennya nanti, tetapi brand awarennes sudah harus diberikan dari awal. Sehingga saya tidak keberatan ketika saya diminta berbicara kepada anak kelas 3 SMA yang mau masuk kuliah supaya mereka sudah punya pilihan mau masuk ke jurusan apa fakultas apa. Lalu dikenalkan beberapa pengenalan profesi diantaranya adalah profesi media, entah itu jurnalis atau broadcaster dsb. Saya menjadi pembicara tentang dunia media massa dunia radio,dunia jurnalis, broadcaster
Itu
menjadi sarana bagi saya untuk mulai membangun bibit-bibit benih-benih menarik calon pendengar. Saya mulai menceritakan pengalaman-pengalaman saya, keasikan menjadi orang media seperti apa, siapa bilang orang media tidak bisa hidup, tidak bisa menjadi profesi, mesti belajar apa mesti punya kompetensi apa.
Radio Suara Surabaya itu harus ngomong sesuatu yang akan terjadi kedepan dan orang belum bicara itu sekarang. 2 tahun sebelum terjadinya MEA, Radio Suara Surabaya sudah ngomongin itu tetapi banyak orang yang belum care. Jadi Radio Suara Surabaya harus antisipatif. Kita mesti pintar-pintar menganalisa, membaca gejala jaman tandatanda jaman apa yang akan terjadi 5 tahun kedepan 10 tahun kedepan, kota ini bakal kayak apa kehidupan masyarakatnya kayak apa. Interaksi dengan dunia luar itu kayak apa globalisasi implementasinya yang sekarang itu kayak gimana
dan mengikuti
perilaku baru ini setengah mati terutama untuk generasi tua seperti saya begini. Saya harus tau, tim saya mesti ngerti. Tugas saya adalah mengingatkan mereka tentang ini terus walaupun secara technically, saya sudah tidak menguasai lagi. Radio Suara Surabaya kalau tidak ada disitu, game over. Makannya media yang bagus itu adalah
kalau dia mampu menjadi trendsetter, bukan followers. Media ini akan menciptakan followers-followers.
Bagaimana pendapat Errol Jonathans tentang konsep radio yang sangat berkaitan erat dengan lagu?
Dalam paradigma saya, radio bukan lagu. Harkat radio yang terbesar dan juga dalam sejarah sudah dibuktikan adalah bahwa informasi adalah yang bisa mengangkat harkat radio karna di era dulu perang dunia kedua radio menjadi sumber informasi untuk peristiwa besar dan sampai hari ini radio masih digunakan untuk informasi yang sifatnya strategis, karena radio murah, radio sekarang sangat gampang diakses tidak perlu pakai pesawat radio tapi cukup dengan gadget, mau terrestrial, streaming atau pakai aplikasi semua bisa jadi sekarang dengan radio jadi lebih mudah. Dimanapun kapanpun siapapun memudahkan radio hari ini, kemudian apa yang bisa membuat radio menjadi penting adalah informasi. Potensi terbesar radio bukan di lagu terutama untuk sekarang, disini tempat orang bisa curhat, orang bisa meminta bantuan orang lain, orang bisa membangun network, bisa membangun gerakan. Kalau bicara menggunakan text, limited. Karakteristik radio ini yang menjadi kekuatannya. Kenapa Radio Suara Surabaya menjadi sukses karena Radio Suara Surabaya menjadi lembaga sosial bukan lagi radio dalam pengertian yang sempit radio yang identik dengan lagu. Sehingga sangat disayangkan jika radio hanya digunakan untuk lagu. Radio Suara Surabaya harus menampilkan what happening di dalam kehidupan masyakat.
Apa saja strategi spesifik Radio Suara Surabaya menarik minat anak muda?
Saya menganjurkan kepada teman-teman tidak cukup dengan riset. Bisa saja secara formal kita melakukan dengan riset tetapi saya meminta semua orang di Radio Suara Surabaya terutama yang sangat terkait dengan produksi, marketing, be there! gaul, datanglah ketempat target orang-orang muda ini biasa ngumpul biasa keliatan. Kadang mereka punya event saya bilang “be there” datanglah kesana liat, pelajari karakternya, apa yang biasa diomongin, gimana tingkah lakunya kita mesti paham situasinya. Semua aktifitas mereka, mereka nongkrong di kafe, mereka buka ipad pasti selalu mencari kafe yang pake wifi. Perilaku seperti itu tidak ada di generasi saya, jadi kita mesti disana, bukan cuma dari riset. Ketika ada event untuk anak muda , bazaar anak muda
pertunjukan music untuk anak muda amati perilaku mereka lifestyle mereka, busana mereka gaya hidupnya kayak apa pasti very different. Termasuk saya sudah berani menyimpulkan orang tua seumur saya tidak boleh sakit hati terhadap perilaku kelakuan mereka
yang sekarang ,dalam paradigm kita,dulu diajarkan unggah-ungguh, anak
sekarang tidak ada yang unggah-ungguhnya seperti referensi saya, tapi apakah itu mereka jadi kurang ajar, jangan jangan nggak juga, cuma kita aja yang perilakunya ngga sama. Buat mereka mungkin itu praktis dan tidak bertele-tele. Perilaku anak muda sekarang yang mesti kita pelajari “be there”. Penyiar-penyiarku yang top yang senior anaknya sudah remaja semua mereka juga harus tau. Jadikan anak-anakmu sebagai laboratorium, pelajari. Jadi konsepnya bukan “just to know tapi you have to be there”, sayapun melakukan itu. Saya cari center-center anak muda itu dimana sekali-kali saya nongkrong terutama Surabaya barat itu paling banyak. Mungkin buat saya itu hedonis tapi buat mereka itu adalah cara hidup mereka. Narsisme itu saya harus belajar, saya harus bisa terima itu bukan dengan sinisme, problemnya orang tua itu penuh sinisme. Saya ngga bisa, ini konsumenku kalau saya ingin SS longlife saya harus tau mereka, lalu harus memikirkan supaya mereka happy bisa narsis di SS itu kayak gimana pake sarana apa. Secara spesifik semua orang di SS saya minta pada level apapun pahami ini. Upayakan kita datang kesana sendiri, kita harus punya inisiatif, selain secara formal dengan riset, kalau riset hanya keluar analisa dan angka. Tapi saya bilang kita bisa tau persis nggak kayak gimana wujudnya. Jadi misal di Surabaya ada pameran indie clothing, datanglah kesana apa maksudnya indie clothing itu. Perusahaan tidak akan memfasilitasi tapi harus inisiatif pribadi karna nanti ukurannya gampang kok, kamu gaul atau enggak gitu aja kamu cocok untuk Radio Suara Surabaya masa depan atau tidak. Saya bilang, kamu tidak perlu untuk mengubah kepribadianmu tau-tau perilakumu aneh sepulang dari sana jadi aneh buat saya karna tidak sesuai umurmu bergaya seperti anak muda itu anda tidak perlu menjadi seperti itu. Kita adalah actor, actor itu sekali kali diberi peran antagonis tapi kan saya tidak perlu mengubah karakter dan kepribadian saya menjadi seperti yang seperti yang saya perankan. Sama halnya dengan broadcaster media begitu, pelaku media juga sama buat saya.
Media apa saja yang digunakan Radio Suara Surabaya untuk menarik calon pendengar baru khususnya anak muda?
Media yang digunakan adalah Radio itu sendiri, website, free magazine, media sosial seperti twitter dan facebook. Untuk media sosial lain seperti instagram belum karna Radio Suara Surabaya belum menemukan formula yang cocok untuk radio seperti apa. Radio Suara Surabaya tidak perlu menjadi yang pertama, tetapi ketika Radio Suara Surabaya menggunakan Facebook atau Twitter keliatan konvergensinya dengan radio dan tu yang tidak ada di Facebook dan twitter lain. Saya juga ingin instagram kita akan masuk tetapi belum karna kita mesti menemukan formula yang pas dalam konteks konvergensi. Karna saya juga tetep mempertahankan media cetak karna free magazinenya Radio Suara Surabaya juga banyak yang butuh, ngga semua orang nyaman melihat layar kecil seperti di gadget. Keunggulannya utama magazine tidak perlu charging battery. Jadi kalau membicarakan soal mainstream media itu berati radio dan majalah. Untuk media baru berati website. Media yang lebih baru lagi berati media sosial. Buat kita punya media ini bukan berati semua berdiri sendiri tetapi harus diintegrasikan, harus di konvergensikan karna sangat disayangkan jika berdiri sendiri padahal kalau bisa dijadikan satu luar biasa walaupun nanti disamapikan dengan angle yang berbeda dan tampilannya harus berbeda sesuai dengan karakteristik medianya.
Efek media apa saja yang diharapkan agar Radio Suara Surabaya tetap terpercaya oleh pendengar?
Efek media yang saya harapkan itu Radio Suara Surabaya tetap terpercaya kemudian Radio Suara Surabaya menjadi kebutuhan menjadi bagian dari kehidupan mereka. Anak anak mudapun juga harus memiliki perasaan yang sama . Radio Suara Surabaya tidak lagi menjadi bagian dari kehidupan mereka berarti Radio Suara Surabaya gagal , walaupun tidak sepanjang hari mendengarkan Radio Suara Surabaya tapi mereka tahu ketika butuh sesuatu informasi mereka harus aksesnya di Radio Suara Surabaya. Seperti anda ingin apa anda tahu harus kemana. Radio Suara Surabaya harus pada posisi yang disitu butuh pertolongan, informasi telepon Radio Suara Surabaya.
Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi terhadap Radio Suara Surabaya?
Bagi saya keniscayaan radio itu sangat dipengaruhi oleh teknologi . Untuk anak muda karena kehidupan anak muda juga based on technology maka otomatis radio terdampak, radio juga harus menyesuaikan dengan platform teknologi yang dipakai
anak muda . Bahkan sebetulnya kehidupan semua manusia jaman sekarang itu based on technology . Kalau kita tidak mau menggunakan teknologi berati kita akan hidup di masa lampau. Perkembangan teknologinya berpengaruh dan itu akan mengubah tata cara orang berkomunikasi dan berinformasi
Saya tidak mau terlalu menggebu radio mengikuti perkembangan jaman kalau hanya mengikuti trendnya tidak ada gunanya. Tetapi yang esensial buat saya adalah radio harus masuk kesana karna itulah cara generasi baru cara masyarakat sekarang mengakses radio. Kalau hanya mengikuti trend teknologi belum tentu usefull tetapi yang saya harus ikuti masyarakat ada di platform teknologi yang mana sekarang. Yang untuk itu radio harus kesana juga. Orang mulai berinteraktif dengan Radio Suara Surabaya lewat media sosial, kirim gambar. Jangan memusuhi teknologi baru, Jangan menganggap teknologi baru sebagai ancaman. Sekarang bagaimana caranya agar anak muda tidak keberatan mendengarkan audionya di radio ketika anak muda jaman sekarang lebih asik pada gadget dan internet, karena gambar dan teks yang disukai anak muda sering tidak cukup menjelaskan. Di teks dan gambar tidak ada emosi. Emosi ada di suara. Saya mempelajari riset-riset yang terbaru tentang gadget secanggihnya gadget mayoritas tetap dipakai untuk ngomong. Tetap untuk nelpon dan tidak semua nyaman dengan teks kenapa karena emosi dalam suara tidak dapat tergantikan dengan teks dan gambar tapi teks dan gambar bisa melengkapi suara. Maka perkembangan teknologi saat ini buat saya secara poistif thinking mari kita lihat opportunitynya, mengancam ? jelas mengancam karena ada hal yang tidak ada di radio yang kita bisa dapatkan di gadget ini. Karena karakter medianya. Ini radio bukan media bergambar, jadi jangan bersaing dengan gambar. Tapi bagaimana gambar itu menjadi bagian dari audio kita. Jadi citizen journalism Radio Suara Surabaya saat ini bukan hanya berbicara tapi ketika ada kejadian mengirimkan gambar dan sudah menjadi habit saat ini sehingga membantu tim di siaran dan penyiar juga bisa mengomentari gambar yang dikirim oleh konsumen Radio Suara Surabaya. Ini yang dimaksud dengan konvergensi.
Kekuatan radio tidak bisa dikalahkan dengan yang media lain. Tapi jangan radio secara bodoh bersaing dengan televisi karena ingin menjelaskan gambar secara jelas-jelasnya malah jadi ngga jelas gambar yang paling enak ya liat ditelevisi. Tapi bagi orang yang sedang driving tidak ada kesempatan menonton TV. Tapi dengan radio orang bisa mendengarkan radio dengan melakukan kegiatan lain tanpa harus stay. Dengan
kekurangan radio yang hanya sekali dengar, seiring perkembangan teknologi sekarang di Radio Suara Surabaya ada radio on demand , kita bisa dengar lagi di website SS. Teknologi hanya alat. Radio Suara Surabaya harus masuk di alat itu kalau mau eksis. Itu semua ongkos jelas itu ongkos makannya bisnisnya mesti bagus. Jadi yang dilakukan oleh Radio Suara Surabaya itu very complicated dibandingkan Radio yang lainnya. Dan ini berpengaruh pada kualitas orang ada beberapa orang yang susah berubah dia lebih asik di radio , SDM saya. Jika kita hanya mengikuti teknologi saja kadang tidak sesuai dengan kebutuhan. Karna teknologi kadang menawarkan sesuatu yang kadang publik tidak pake. Kadang terlalu cepat teknologinya kan lebih cepat dari publik ketika publik belum in disitu kita sudah main disitu kan sia-sia .Jadi buat saya poinnya kadang kita harus adaptif dengan teknologi yang implementatif di publik.
Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto (On Air Manager Radio Suara Surabaya) Hari, tanggal
: Kamis, 9 Juni 2016
Jam
: 13:00 WIB
Tempat
: Kantor Radio Suara Surabaya (Jl. Wonokitri Besar 40 C Surabaya 60256)
Apa saja Program Radio Suara Surabaya?
Program Radio yang utama di Radio Suara Surabaya adalah kelana kota adalah sebuah program mata acara, program interaktif yang juga melibatkan dan mengundang keterlibatan pendengar lewat telpon, lewat social media lewat SMS dan segala macamnya yang kita kelola setiap hari selama 24 jam, tapi dalam perjalanan siaran Suara Surabaya keseharian 24 jam kita juga menyelenggarakan program lain. Program utama yang lain adalah Jazz Traffic yang masih dominan karena frekuensi siarannya setiap hari senin sampai kamis pukul 10-12 malam, program Jazz Traffic ini masih dipertahankan karena merupakan cikal bakal identitas Radio Suara Surabaya selain program kelana kota. Pada prinsipnya nama program apapun di Radio Suara Surabaya bahkan talkshow pariwara yang namanya traffic report tetap masuk di Suara Surabaya dan menjadi handalan, karena dari hitungan terakhir masih sekitar 80% telepon yang masuk ke Suara Surabaya sangat erat hubungannya dengan lalu lintas sisanya pelayanan masyarakat , pelayanan public dan isu-isu yang lain-lain. Sehingga kita mengelola atau memberikan porsi dimanapun programnya apapun programnya tetap melakukan report traffic.Selain itu ada program-program regular yang disiarkan secara weekly. Perbedaan Kelana kota dan Jazz Traffic lebih pada konten materinya Kelana kota lagu-lagu pop barat dan Indonesia sementara di Jazz Traffic lagu Jazz.
Apa saja strategi programming Radio Suara Surabaya untuk anak muda?
Menyikapi perkembangan teknologi , Radio Suara Surabaya sebagai sebuah radio yang peduli terhadap perkembangan teknologi komunikasi itu mau tidak mau harus mengikuti perkembangan dan trend yang ada. Piranti yang lazim dan pada umumnya dipakai oleh anak muda kita pakai, misalnya Sosial media, twitter, Facebook,
Whatsapp, sms, telepon. Strategi untuk masuk ke dunia anak muda atau menarik perhatian anak muda dari segi pemograman, kita menampilkan materi yang ringan misalnya info musik, juga menyajikan musik yang update. Dari perspective programming pendekatan paling gampang untuk menarik perhatian anak muda atau incoming generation adalah lewat musik. Lewat peminatan anak muda kita buatkan program connected generation dan Muda Tapi Luar Biasa. Program itu kita buat berlandaskan dari sebuah telaah hasrat
orang untuk tampil narsis selfie, jadi kita
berikan wadah kepada mereka untuk tampil , memunculkan kelompok mereka, komunitas mereka, atau karya mereka dalam sebuah acara connected generation dan muda tapi luar biasa.
Dari kacamata programmer siaran atau program untuk anak muda
ini dibuat
dikreasikan khusus dan tidak setiap hari jadi topik yang diangkat juga harus spesifik berbeda dengan program siarann Suara Surabaya yang lainnya seperti kelana kota. Muda tapi luar bisa dan Connected Generation sangat topical dan khusus. Connected Generation topiknya bisa tentang kumpulan orang , hobi, karya. MTLB lebih spesifik lagi karna usianya sudah di patok muda 20 tahunan – 35 tahun kebawah. MTLB sosok berprestasi dalam hal apapun misal kesenian, olahraga, disiplin ilmu, iptek atau riset dan sebagainya. Kita berangkat dengan menggunakan istilah the voice to the voiceless beri suara pada mereka yang ingin bersuara
Selain dari segi programming, anak muda kita kenalin dulu tentang Radio Suara Surabaya. Mau tidak mau diakui dari sejumlah kunjungan ke beberapa kampus kalau kita bertanya siapa yang sering mendengarkan Suara Surabaya itu sangat kurang dari 20%. Stretegi spesifik seperti apa ya kita mau nggak mau eksis di mereka kadang kita ganggu kenyamanan mereka dengan info-info seputar mereka dari sisi hobi dan sebagainya. Satu diantaranya menghadirkan sebuah kegiatan non air kampung perubahan sekaligus mengenalkan brand Suara Surabaya itu ada. Harus melakukan inovasi lewat program dan juga konten disiaran merupakan senjata paling penting dalam suguhan mata acara . Menghadirkan info yang umum menjadi kepentingan anak muda seperti teknologi, trend gaya hidup dilingkungan muda seperti makanan, sampai tempat hang out kita ekspos, aktifitas mereka kita buat kita tarik ke siaran.
Apa pengaruh media sosial terhadap strategi Radio Suara Surabaya menarik minat anak muda?
Keberadaan internet adalah sebuah keberadaaan yang mau tidak mau kita harus ada dan dari sisi produk, internet sebagai sebuah outlet alternative untuk mereka yang tidak mendengarkan radio, sebagai suplemen komplementer. Pararel bersama sama kita treet konsumen yang diradio seperti apa yang di netizen seperti apa. Seperti dan E100 di Facebook dan Twitter dan Youth SS fm yang memang menggunakan bahasa yang agak anak muda, lebih muda lebih alay. Kita buatkan acara kita buatkan program untuk anak muda agar bisa tampil. Karna sederhana prinsipnya Radio Suara Surabaya kalo dari sisi kacamata siaran kami berusaha sesuatu yang mungkin ideal banget ya, kami berusaha memberikan suara kepada yang tidak bisa bersuara. The voice to the voiceless. Karna di Radio Suara Surabaya menggunakan ranah publik kita harus memperlakukan mereka sebagai orang yang layak ditampilkan. Mungkin ini yang dimaksud idelalisme.
Transkrip Wawancara dengan Eddy Prastyo (New Media Manager Radio Suara Surabaya) Hari, tanggal
: Kamis, 9 Juni 2016
Jam
: 15:00 WIB
Tempat
: Kantor Radio Suara Surabaya (Jl. Wonokitri Besar 40 C Surabaya 60256)
Apa Alasan Radio harus berkonvergensi dengan media sosial?
Alasan radio harus berkonvergensi dengan media sosial, untuk meningkatkan pendengar radio, radio mendapatkan nilai tambah, menarik perhatian non-listener, karena cara masyarakat berkomunikasi sudah berubah, dan meningkatkan pemasukan iklan dari beragam media. Radio, web, dan media sosial harus saling mendukung satu sama lain. Penyebaran informasi disesuaikan dengan karakter masing-masing mediumnya.
Transkrip Wawancara dengan Rizal (Program Manager Radio Zenith Salatiga) Hari, tanggal
: Sabtu 26 Septermber 2015
Jam
: 13:00 WIB
Tempat
: Kantor Radio Zenith Salatiga (Jl. Osamaliki no 29 Salatiga)
Bagaimana antusias anak muda jaman sekarang terhadap Radio menurut Rizal?
Setiap radio membutuhkan pendengar untuk keberlangsungan eksistensinya. Terdapat pendengar yang bermacam-macam jenisnya. Ada yang disebut pendengar aktif dan pasif. Pendengar aktif dan pasif berkaitan erat dengan aktivitas mereka dalam mendengarkan radio. Terdapat juga pendengar heterogen, loyal sampai kepada pendengar kritis. Pendengar radiopun dari semua kalangan dari kalangan muda sampai tua. Tapi seiring perkembangan jaman, anak muda jaman sekarang terhadap media radio kurang antusias. Antusias anak muda jaman dulu dan sekarang berbeda. Bagaimana antusias anak muda di salatiga terhadap Radio Zenith Salatiga? Dulu sebagai bentuk antusias dengan radio, pendengar termasuk anak muda pasti datang ke studio radio untuk kirim salam atau request lagu dengan kertas request. Sekarang seiring perkembangan teknologi banyak media yang bisa mereka gunakan. Seperti SMS, FB, Twitter untuk kirim salam atau request lagu, sehingga membuat anak muda jarang bahkan hampir tidak pernah ke studio Radio Zenith. Antusias pendengar aktif anak muda saat ini masih kalah dengan pendengar pasif. Ini berdasarkan data member pendengar Radio Zenith. Dari sejumlah member yang sudah terdaftar hanya sekitar 40-50% yang aktif. Anak muda jaman sekarang sebagian besar akan lebih menyukai radio yang menyajikan acara-acara menarik dan dikemas dengan gaya anak muda jaman sekarang diantaranya menyajikan lagu-lagu yang update. Seperti contoh di Radio Zenith ketika ada program acara lagu-lagu nostalgia era 70an sangat sedikit pendengar anak muda yang mengirimkan SMS atau request lagu. Sedangkan ketika program acara dengan lagu – lagu update banyak sekali bahkan sampai ratusan SMS dan bergabung di acara tersebut dari kirim salam sampai request lagu.
Penulis bersama Errol Jonathans (CEO Radio Suara Surabaya)
Penulis bersama Iman Dwihartanto (On Air Manager Radio Suara Surabaya)