Uanas
fitni'n
tita*
Bisa Jadi Pemberantas Kompsi (Optimalisasi fmUerOayaan Upaya - Upaya Non Penal)
134
tsdeyatufhh Eomeptual And Physical Data Model Relational Darabase With lowerdesainer................
149
Iuthaoad Nurkamld E4ommerce Produk Garment Pada PT. Morich Indo Fashion
r55
IH Lfrtyodnf Post-Traumatic ...........
161
Ieatari b&nik Merancang Aplikasi Game.-.......
171
&rl Uel Maharant
Bimbingan Dan Konseling Melalui Media Literasi Pengelolaan Prasangka Sebagai Penghambat Multi (Multiculturalisme)...... Social Responbility Dan Teori Legitimasi
184
202
Eenaatl Pengaturan Lingkungan Global Dan Nasional.............
nr
lv
216
h[awas Juttt"tr
Svlawas
CORPORAdO SOCT,U RESPONBILITY dAN TEORI
LEGITIMASI Ponny HarsantilT
ABSTRACT Legitimacy theory explains that the organization will w continuously in accordance with the limits and the value received b fu community arbund the company in an effort to gain legitimacy. Tle pw to gain legitimacy associated with the social contract between that ilrtxir &N the company with various parties in society. Company performorc ir m
only measured by income generated by the company, but other pfuw measures related to the various parties concerned. To obtain the legitirugt of companies hwe an incentive to perform social activities that ue "-Fe# by the communities around its operating costs. Failure to meet ftri4l,h expectations will result in loss of legitimacy and then will have @t inry il thi support provided by society to the company Disclosure of d financial statefients of the company through on effort to commwd* h company's social activities have been conducted by the firm to ffi legitimacyfrom thethe community so that the company'ssurttival is md. Th, ,o*pory will show that the company is able tofulfill the socid ffi with society around them.
ABSTRAK Teori Legitimasi menjelaskan balwa organisasi secara k61tis t*s, beroperasi seiuai dengan batas-batas dan nilai yang dla'u N masyaralrot di sekitar perusahaan dalam usaha unluk trcrUryolg legitimasi- Proses untuk mendapatlwn legitimosi berkaiton derg6 hrl sisial antara yang dibuot oleh perusahaan dengan berbagai p;m 5 masyarakat. Knerja perusahaan tidak hanya diuhr denga ldr 5q dihasilkan oleh perusahaan, tetapi ukuran kineria lainnya 1A: ta"ffi r?
Staf Pengajar Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus
202 E
coRpoRArE socrAl REspoMIIlrY
dan TEoRI LEGruMASI
Jtnu'u
dengan berbagai pihak yong berkcpewit4
perusahaan memiliki insentif wtuk i diharaplran oleh masyarakat di sebito , Kegagalan untuk memenuhi lzoopr i hilangta legitimasi dan kemudiur a*u yang diberikan oleh masyoakat kry perusahaan melalui laporan ke"*ry
perusahaan un{uk mengkamunikas ikon & oleh perusahaan untuk mendapatkan leg kelangsungan hidup perusahaan teri alnit bahwa perusahoan mamry me*"*rhi k , sekitarnya.
Keyword: corporote social responbitity. tt PENDAHULUAh{
Rc
Dalam betrerapa dekade terakhir telah terjadi semacam
ko ko ch
evolusi dalam praktek pelaporan keyangan yaitu semakin banyaknya informasi diungkapkan
yang
melalui pengungkapan sukarela Salah satu aspek yang diungftapkan secara sukarela dalam pelaporan keuangan tersebut adalah informasi lentang aspek sosial dan lingkungan
berkaitan dengan kegiatan bimis dijalankannya perusahaan (corporate social responbitity) agar
yang
terlihat legitimate di
mara
ts kfl titt
hr
dcl IIE EC
rrlf
kca
IIE
rm
stalceholdermya
pcr'l
Menurut The World Business Council for Sustainable Development, Corporate Social
keti
rEt Eliu
?Iawas
m$me,6l["J'fTdarn TE[rm
EIn,f{. I Er:qmfll;
ilI,A(:T fu llrfru uilF$qfifla.sIl&wr nxrff 4pilmeru b Iirc :g :w EBrt ezlr*E ln' lnr nQ@m .nr 4rrolr ;qg@lnrry k Ynroumr h^mflltol Jrlirl[o1M iu-ryr8llil f,,in@ m'rulur i'nn' lGr i.:r+Er:;g ge:ro,rc; r-E* g, It;r =E.rr. -r cfu--:mr-r'lrc fu,rrnmrlrfla/4 Im uffirmn Afu &Wry"'m
,f,rrr-:iltr:. J=r@El Eril.ilit @ lliliiry rym F,mthnr ctu,ru sonffimil tr:ury .lr,ilf $huil mdffi fu@ru !m ry@ ffi ir * rmm -mor@ -fur[mru iril ,mou p*,'mpfu h:al*---*:=r=Jil
rnm qflffimr
ro
Eumm *
lfu #k,ryo1ry-srnmd a6 rmrrnn*{ ;ru u,udrk nu lfi$ffi'ft mmddmmc@
Junt'u
dengan berbagai pihak yang berkepentingan. (Jntuk mendapotkan
r egitimas i perusahoan memiliki insentif intuk metarrukon ii;;; -di sosiar yang diharaplran oleh masyarakat sekitar kegiatan operasionar perusahaan. Kegagalan untuk memenuhi harapan masyarakat orran mengakibatkan hilangta legitimasi dan kemudiai akan birdompak terhiap duratngan yang diberikan oleh. masyorakat kepada perusahaatn. pengungrrapan perusahaan melalui llporan- keuingan tahunan *"ripakon usaha perusahaan untuk mengkomunirrasikan irdiuit^ ,oiiof yongllut aiun ru, oleh perusahaan untuk mendapatkan legitimasi da! moii,arakot sehingga
lyngsungan hi dup perus ahaan t eri am"i n p e rusa haan okon *, nunj ukkan le bahwa perusahaan mampu memenuhi kontrak sosiar arngo, *oryorokat di sekitarnya.
Kelvord : corporate soc ial PENDAHULUAIY
Dalam beberapa
o*cr lhhruu m,pdwl @i@ffi dffi dbtlhc fu ldm nr&u ;qr
dekade
keuangan yaitu semakin banyaknya
infolmasi yang
diungiapkan sukarela.
Salah satu aspek yang diungkapkan secara sukarela dalam pelaporan keuangan tersebut adalah lnformasi tentang aspek sosial dan lingkungan berkaitan dengan kegiatan bisnis
rufr nndqero yang dijalankannya perusahaan frlrtl&'AqF'hrd hflrq@n@ (corporate social responbility) agar td@ {eW frtilpghtmr terlihat legitimate di *ut ru ilEmE dedry trm fl* guql stakeholdersnya ifrrqum nlCImn$e imrry@ Iq hmw Menurut The World Business Council for Sustainable h[@rmfl;,,rul *!@ r
dulilm
tmr&r; lIlM&
trn&foe
ity,
le gitimas
i
Responbility (CSR)
terakhir telah terjadi semilcam evolusi dalam prallek pelaporan melalui pengungkapan
mdlif
re sponb il
Development, Corporote Social
merupakan
komitrnen untuk memberikan kontribusi bugi pembangunan ekonomi berkelanjutan ,nilul,ri kerjasama dengan karyawan,
komunitas setempat,
dan
masyarakat untuk meningkatkan lrulitur kehidupan. Ual ini se3alan dengan legitimacy theory y*g
menyatakan setiap
perusatraan
memiliki kontak
aeng;
masyarakat berdasarkan nilai_nilai keadilan dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok untuk melegitimasi tindikan perusahaan. Jika terjadi ketidakselarasan sistem nilai perusahaan dan sistem nilai
masyarakat
maka
perusahaan
JjE[imT$tdHffimi
)o7
jvlawas
Junt'tt
Svtawas
kehilangan legitimabinya sehingga dapar mengancam kelangsungan
hidup
perusahaan.
Jadi pengungkapan informasi CSR dalam laporan keuangan merupakan
salatr satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan
kontribusi dan
me"legitimasi" perusahaan
politis.
dari sisi ekonomi '
CORPORATE SOCIAL
RESPONBILITY Konsep social sustainabilitY muncul sebagai kelanjutan konseP
economic sustainability
dan
environmental sustainability yang
telah dicetuskan sebelumnYaKonsep ini muncul dalam
pertemuan di Yohannesberg Pada tahun 2002 yang dilatarbelakangi oleh alasan-alasan: l) konseP
economic sustainability
dan yang
environmental sustainability dikembangkan sebelumnYa belum
dapat mengangkat
kesejatrteraan
komunitas di negara-negara di dunia; 2) perlunYa suatu tatanan
aturan untuk
menYeimbangkan kesejahteraan pembangunan baik di negara-negara selatan maupun negara-negara utara.
204 $ ao.ro*rE
soclAl REspoNBIIlrY
Dengan latar belakang terseh dirumuskan suatu visi yeng sr
dalamdunia trsaha Yang m*L mengglobal dan mengarah ?&
liberalisasi untuk mewuju'kebersamaan aturan bagi tinsfr
kesejahteraan umat manusia Yain konsep social sustainability. hb perkembangan selanjrrnya keriEr konsep ini menjadi patokan brE:
perusahaan untuk melaksafu, tanggung jawab sosial yang lilr kenal dengan konseP colry* social responsibilr4l (CSR)- CS. merupakan komitmen trsaha Ifl bertindak secara etis, UeroPnl
rfl meningkatkan kualitas hi&P ad karyawan dan kehagqn komunitas lokal, datr ko* luas. Konsep CSR meffir secara legal dan berkontrihrsi
tanggung jawab kemitram
-rh sdran
pemerintah, perusahaa, komunitas masyarakat
yang bersifat aktif dan dinmtu"
Corporate
ffi
Responsibility (CSR) mcnAfu sebuatr gagasan yang Eift
dfrtdfi jawab pada tangeung Pg bcfl pada single bottom liir- yJtffi perusahaan Yang dfu'armt dalam kondisi keuangmF *" Kesadaran atas pentingrp Cn dilandasi pemikirm h perusahaan tidak lagi
dan
rEoRI LEGmMASI
lunt'tt
perusahaan tidak hanya mempunyai
kewajiban ekonomi
dan
legal
kepada pemegang ,ahr*
(shareholder), tapi juga kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder). CSR menuqjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan harus U"rpr;.t pada triple bottom lines yaitu tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan keeuangan. Pengungkapan tan g gungi awab sosial penrsahaan (Corporate bcial
Responsibility Disclosure) mulai ada sejak tahun 1960-an, ketika kesejahteraan dan level :ndidikan mulai meningkat serta
ikuti dengan meningkatnya dan individualism.
untutan dari kelompok-kelompok lpentingan sosial meminta ggutrg jawab perusahaan yang
ih besar
berkaitan
sosial
xtzry
terpit Pcogr
sosid
meq yaog peng,
pe.gr
sebeft
konsr )raDg
kega
T
p€rtu
hdm Perayr
Kcuil
ditctti
Indilt lindh pcnd PSAK
dengan
Ed
seperti
PGtr'T s€bagl
hak-minoritas, pendidikan, dan kesehatan (parker,
Mri
trEttlr Corporate Social Responbitity
didefinisikan
sebagai
informasi keuangan dan
yang
berhubungan
interaksi organisasi dan sosial, yang dinyatakan laporan tahunan frusahaan
nilei
ine+ti te'bf
(tut
laiu5n
kary behm
ilawas Junt'tt
gE Dengan latar belakaag tersfu perusahaan tidak hanya mempunyai p -lirurouskan suatu visi )'aDg s@De kewajiban ekonomi dan legal rfi *elmndunia usaha )'ang lrjr,r*&inr kepada pemegang sBham m. nnemgglobal dan mengarah pale (shareholder), tapi juga kewajiban rl h-heralisasi untuk mer*ujrilk-wn terhadap pihak-pihak Iain yang * keLrersamaan afuran bagi tingt*r berkepentingan (stakeholder). CSR h kesiahteraan umal manusia luim menunjukkan bahwa tanggung kr,nsep social sustainabiliq- Ds]@ jawab perusahaan i harus berp,jak h perkemhangan selanjutnl'a kctrgr pada triple bottom lines yaitu hr,-.ru*ep
if,.i menjadi patokao
botg5
rmtuli 6glaLs*lileilrmr :Pr-:rE*,-E1€ iarlab sosial lang hirEr remal fungan konseP &?qptJrumd J'rx;r.ilr' resporui6i/4r' tCSRri- Cffi 5g1-:r53hg66
-UT
nEr,utrEiffin komitmen lniqlr;" lrrqmif
P E E -]L
iersa
d,n berkontrihasi mmml sefi"lrisLrfi}$! kualita' hi,erF {irn }aeal
Lrmum:e.u. den
U*umEryca
tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan
keeuangan. Pengungkapan tan ggrrngf awab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility Disclosure) mulai ada sejak tahun 1960-an, ketika tingkat kesejahteraan dan level pendidikan mulai meningkat serta
diikuti dengan meningkatnya n huqs KomtP CSR nreffiu' pluralism dan individualism. E mEs[@E IaI*"b kemitram @o Tuntutan dari kelompok-kelompok kepentingan sosial meminta tF pt*.tfu*[ perusamsm- fu tanggung jawab perusahaan yang maqua&m s@ L-*mt^ 3 lebih besar II berkaitan dengan -crusi-fal t
r I
= tc
ffir*fu^ lokal rt*,! k@
.-e
arLTiI-
&iE,f,rilrii+
Csrnwoe
S@6d
RffilsfrftIir$ tcsRr MENYfu fl&ro@h
'ptd"
srgls@ ]luag
trrm*e
c@Hrryic*d'rry h-g{l* mtra ,.' rur*ua affim {dm Imt fr
masalah-masalah sosial seperti ekologi, hak-minoritas, pendidikan, kearnanan dan kesehatan @arker, r9e0).
Corporate Social Responbil ity
Disclosure didefinisikan
sebagai nengadaan inforrnasi keuangan dan
Lulflsmts[ugx riulg Sma#dfln qP- ton-keuangan yang berhubungan i*,srr:r lli@lts. hry,o Iengan interaksi organisasi dan h-sSuCsrm. rmrq eetu&oqrya ':m mfu' ingkungan sosial, yang dinyatakan :fr['rmlrlipd miftirm hlam laporan tahunan perusahaan ;':;i::xri#!$-; n* T:HLI D,&E I
atau laporan sosial lainnya yang
terpisah (Guthrie, Pengungkapan
1990).
tanggungfawab
sosial perusahaan bertujuan untuk memperlihatkan aktivitas sosial yang dilakrrkan oleh perusahaan dan
pengaruhnya terbadap masyarakat. Pengaruh disini antara lain adalah seberapa jauh lingkungan, pegawai, konsumerq masyarakat lokal dan yang lainnya dipengaruhi oleh kegiatan dan operasi bisnis perusahaan.
Regulasi mengenai akuntansi sosial di Indonesia telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 57 yang dit€rbitkan oleh Ikatan Akuntan lndonesia (IAI). Akuntansi dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan juga telah diatur SAK. PSAK No. I paragraf 9 telah memberikan penjelasan mengenai penyaj ian dampak lingkungan sebagai berikut. "...Perusahaan
pertanggungiawaban
menyajikan laporan
tambahan
mengenai lingkungan hidup (atau nilai tambah), khususnya bagi indushi dengan sumber daya utama terkait dengan lingkungan hidup (atau karyawan dan stakeholder lainnya sebagai p€ngguna laporan keuangan penting)". PSAK No. I
belum mengatur dengan
tegas,
205
Svla'was
tetapi
Jtmt'tt
Svlavas
mengahu r pengungkapan
dampak lingkungan.
Perlakuan
akuntansi dampak lingkungan juga
diatur
di
dalam PSAK No. 32 mengenai Akuntansi Kehutanan dan PSAK No. 33 tentang Akuntansi Pertambangan Umum. PSAK No. 32 dan 33 semestinya sudah memadai untuk mengatur perlakuan akuntaxsi lingkungan.
Pemikiran tentang legitimasi merupakan sebuah penemuan dalam
pemikiran modem, yang terwakili dengan baik pada janji Rousseau yang
memperlihatkan bagaimana sebuah otoritas politik dapat disebut sah . Pemikiran tentang legitimasi selanjutrya dikembangkan oleh Weber dalam perpektif teori modern menyatakan terdapat asumsi bahwa legitimasi harus memiliki hubungan ciri-ciri otoritatif, hukum, perasaaq mengikat atau kebenaran yang meletat pada sebuah tatanan;
sebuah pemerintah atau negara dianggap sall jika memiliki hak-hak
untuk memerintah. Menunrt pandangan ini hak dapat
diterima sebagai keyakinan dalam kesesuaian dengan tatanan yang ada
206 E
AdilF
nonna-nonna masyarakat masingmasing kegiatan yang dianggap sah. Batas dan norura-norma tidak statis dengan demikian mengharuskan organisasi harus
ekstqd atau universal untuk meaili standar obyektif bersifat
kebenaran yang didasarkan p& hukum alarniah, penalamn, rtr
sebuah prinsip tanshiuir
nampaknya selalu ditolak d4r alasan tidak masuk akal atau rif. Di sinilah Weber sebagai f, sosiologi membentangkan eml{ alasan unfirk memperoleh legitimd bagi setiap tatanan sosial, yakni; (tl
CoRpoR ATE socrAr. RF-qpoNBrr.r'r-y
(Scaff,2000: 563).
hfr sosial tertentu yang diht*q legitimasi adalatr tentang
sebagai hal yang benar da secara moral. Legitimasi status atau kondisi yang ketika sistem nilai $ratu adalah sama dan sebangm dErlIr
cft;
masyarakat.
Legitimasi addah Foocs
yaog
ke
sebuah
dipandang
sah.Organimsi
memastikan
berusaha
bahwa
beroperasi' dalam rren
TEoRr r.EctrrMAsr
Ciri
IIE
legitimet
dil
masyarakar) adalah sesuai dengan kerangka rasional dan legal dalarn masyarakat
PCI
oleh
TEORI EKONOMI POLITIK Pandangan yang diberikm oleh teori legitimasi sebrurn).a dibangun berdasarkan teori lain
pengertian secara meah,
mengarah
gagasan sebuah kontrak sosial.
tersebut . Tujuan organisasi harus kongruen dengan nilai-nilai yang hidup di masyarakat bersangkutan
berhubungan dengan Uagain, peran legitimasi dalam kehllpr sosial, khususnya pada tertc* dan bertatnnnya wewenang. Ifdrr
batas-ba
FI
,
IT
yr
legitiri
Konsep
bcr
pol €la
pnaa
(dilegitimasi
(JI rasionalitas nilai dan (a) bgalim"
rl
responsif mengandalkan
organisasi yang
tadisi; (2) pengaruh;
KONSEP LEGITIMASI
dalam Social Contract,
dan hak untuk memerintatr.
Junt'tt
yaitu" teori ekonomi politik. Teori ekonomi politik secara eksplisit mengakui kekuatan konflik yang terdapat dalam masyarakx serta berbagai perebutan yang tedadi dalam berbagai kelompok dalam masyarakat. Teori ekonomi politik
dibagi menjadi dua yaitu tcffi ekonomi politik klasik dar teori
ekonomi
politik burjois. Teori
ekonomi klasik berkaitan dengan filsafat Karl Man< yang secarr
eksplisit menyatakan
adanya
kepentingan kelompok, konflft struktural, ketidakadilan, dan peran
d
sct IE 9I
kc E IIE
fa
&
E E
&
PC hct
193
srr
* hd d
tu
rL
r
rnG
I,G bEr
Jvta'was
F dm hak untuk memerintab- Afu.ryr T satrdar obyektif bersifat eksted Ilr ,t u rmiversal untuk mdd ?n
kebenaran yang didasa*an Pda hrrkum alamiah, penalamn, a
L ri sthrah prinsip transhigir tft. rampalnla selalu ditolak denp It alasan tidak masuk akal atau ,rif I
sinilah Weber sehgai f, sod'o}ogi membentang&an ernF alasan rmnrk mernperoleh legitimd
Di
begi setiap tatatran sosial, yakni;
(l)
tmdisi: (2) pengamh; Gi E
h E T
t !L d
E hr h
ai :, E E
msiooalitas nilai dan (a) bgaliru" (Scafi,2000: 563).
Kmsep
ec[gertirm secitra mcofu, Ugitimili adalah tenriltg hfulr gusifl t€rtentu yang fiffi yeb-gri hal yag bffi dr !;il sac&u mtral- t-egitim.Ei rdft *lrfne Eftslr koNdisi ]uog fr.{ llrrfts sis€m nitai sre cfr r&hh sma dan setangtD dql
qmrrkd-
F
Iug
T
h -
kgitimasl dalah
trG5q
,tiFanifflg
qlr;f
bcrmln d' bohna EG& dalm bos"b h
srh-Orgmisasi
mffilh
Ifl.a-ffiBlst
iFr:FTt4.s
norma-nonna masyarakat masingmasing kegiatan yang dianggap sah. Batas dan norma-norma tidak statis dengan demikian mengharuskan organisasi harus
responsif mengandalkan
pada
gagasan sebuah kontrak sosial. Ciri
organisasi yang
legitimet (dilegitimasi oleh masyarakat) adalah sesuai dengan kerangka rasional dan legal dalam masyarakat tersebut . Tujuan organisasi harus kongruen dengan nilai-nilai yang hidup di masyarakat bersangkutan.
legitimi
ncruUmgan dengan bagsim Fre eitimasi dalam kehidP scdal, lhustrsnya @a terbcd dm bstahannya w€werrmg Ih
n E
Jtnu'u
TEORI EKONOMI POLITIK Pandangan yang diberikan oleh teori legitimasi sebenarnya dibangun berdasarkan teori lain yaihr, teori ekonomi politik. Teori ekonomi politik secara eksplisit mengakui kekuatan konllik yang terdapat dalam masyarakat serta berbagai perebutan yang terjadi dalam berbagai kelompok dalam masyarakat. Teori ekonomi politik dibagi menjadi dua yaitu teori ekonomi politik klasik dan teori
ekonomi politik burjois. Teori ekonomi klasik berkaitan dengan filsafat Karl Marx yang secara eksplisit menyatakan adanya kepentingan kelompok, konflik struktural, ketidakadilan, dan peran
Ini berbeda dengan teori ekonomi politik burjois yang mengabaikan negara sebagai pusat pengendali.
elemen-elemen tsb, isinya memanda.g dunia sebagai keadaan yang plural. Teori ekonomi klasik memandang pelaporan akuntansi dan pengungkapan sebagai alat penjaga posisi pihak yang berkuasa terhadap sumber daya (kapital), darl sebaliknya sebagai alat untuk merongrong pihak yang tidak punya sumber Mya- Fokusnya
konflik
struktural
pada
dalam
masyarakat. Teori ekonomi politik memberi penekanan pada hubungan fundamental antara dorongan ekonomi dan politik dalam
masyarakat
(Miller 1994)
dan
mengakui pengaruh laporan akuntansi terhadap distibusi pendapatan, kekuasaan dan kekayaan (Cooper dan Shereer, 1984).
Sesuai dengan Cooper dan
Sherer (1984), studi
akuntansi seharusnya memasukan power dan konflik dalam masyarakat, sehingga
studi akuntansi hanrs fokus
pada
dampak pelaporan akuntansi khususnya pada distribusi income, kesejatrteraan dan power di masyarakat. lni konsisten dengan Lowe dan Tinker (1977) yang berargumentasi bahwa mayoritas
?ela:vas
Juni'il
llawas Junt'11
riset akuntansi harus berbasis pada konsep masyarakat yang plural. Pandangan pluralistik ini mengasumsikan bahwa power tersebar sec{ua luas dan masyarakat terdiri,dari individu-individu yang
memiliki preferersi pilihan-pilhan sosial, dengan tidak ada seoftmg
individupun
mempengaruhi
yang
dapat masyarakat (atau
fungsi akunAnsi yang
aila pluralis didalamnya).'Pandangan mengabaikan bukti bahwa di dalam masyarkat ada segelintir elit yang mengontrol yang menggunakan akuntansi unttrk menjaga posisi dominasinya. Sebaliknyq teori ekonomi politik burjuois tidak
memperhatikan adanya konflik strukhual dan pertentangart klas tapi lebih cenderung melihat adanya interaksi antar kelompok dalam dunia yang plural (misal, negosiasi antara perusahaan dengan penduduk setempat).
Menurut Deegan (2002) perspektif yang dicakup dalam teori legitimasi dan juga teori politik
ekonomi adalah bahwa masyarakat,
politik dan ekonomi tidak dapat dipisahkan .lan isu-isu ekonomi tidak dapat diinvestigasi secara bermakna dalam kondisi ketiadaan pandangan mengenai kerangka institusi politik dan ekonomi
208 p
dimana kegiatan ekonomi itu
dijalankan.
pengungkapan
informasi
lingkungan unfuk membenarkan
Dengm
mempertimbangkan ekonui
atau melegitims5i
diungkapkan.
RESPONSIBLITY
politik,
aktivitas
perusahaan di mata perusahaan. seseorang akan lebih nutmpu untuk mempertimbangkm isu yang memberi pengaruh a kegiatan organisasi dan informad TEoRr LEGTTIMASI DALAM apa yang dipilih untf, CORPORATE SOCUL
Menurut Guthrie dan Partcf, Teori legitimasi mengatakan (1990), perspektif ekonomi politiL L, organisasi secara tenrs memandang lahwa menenB mencoba untuk sebagai dotumen etono-i, polirit. meyakinkan bahwa mereka dan sosial. Semua.-;-:-1,-'-:-"iukuk* ke$atan sesuai dengan sebagai alat untuk norma-notma mempertahank*
rupo#""-J.f,If
-#*u"}ffi dr";;1",iffi
f*
.-J dalam'-';;-=
mengikuti perubatran dari waktu ke se-hingga perusahaan harus
dan
trffiTiffi ffi,I"ffi ;mrmm*:;i:*m -k+ntiagan--*;;.h Ga pengungkapan
memiliki tup*ilu, -,,rk
menyampaikan poritik sosiar
,t"
:** perkembangannya ,Sleneikuti untuk mendapatkan ekond l|:*t
fep;E "
rnn
m* Erer
PCtrE
Dcq scPa
',r*rd
E{
dir
rrt s]} rf!.q sct'd
Ers,
hqp
i[?*-]H*ff_*Hffi'm pcru laporan. dengan berbagai pibak PtoE Gray, Kouhy ar lffu*h*t' masyarakat' Idt tontrat aB'. btu u"rp"n]Jput Lavers(1994) -' ^*'--,ry*- l3g ini bulCIrlah hal yang bmrr feiitimasi ;;; l.T-t,, rtapi sudah lama didiskusikan oleh sebq3 perspektif teori yang b"rrdrE para filsuf ursul seperti seperu Thomas rnomas Hobbes' Para Hobbes, 8SUE trcrqnokq reori ,E poEt teOri ekOnOmi t"*"gta "ol"l.,-_i locke, dan Rousseou. Setiap fil*r Oleh karena p""g"irl- -oia lly (termas,* sosial (termasuk sosial ;-:-,-r-r_. EFtt! ;r5, llembaga luas dapat menentukan l::Tt'* 'beroperasi dengan diryi sumber keuangan dr" * lf}{r"'"1 ysial' dimana deqgr p"tr ekonomi lainnya lf,1g - d* pertumbuhannva kcpcrr cenderung m.rggunuran kilt lf:T::TqT ,fracEi penerima
berbasis lingkungan -
ao**o*ttsocIALREsPoNBIUTYdanTEoRI
LEGnMAsI
r
(Such
?lanvas
dr d-
ii
tf
ta rg E
rg
F
b ia fs E
rg
ixl pengungkapan informasi D€op lingkungan untuk membenarkan dijalankan. mempertimbangkan ekonmi atau melegitimasi aktivitas politik, seseoftmg akan l€bih perusahaan di mata perusahaan. dimana kegiatan ekonomi
mamFu unhrk mempertimbanglrm isr yang memberi pengaruh os kegiataa organisasi dan informri TEORI LEGITIMASI DALAM apa yang dipilih um* CORPORATE SOCAL RESPONSIBLITY dirmgkapkan. Parkrr dan Guthrie Menurut {leeo), perspektir
memandang
h
o**J""*rffi*1ff:*"m
"r"r".i_p"riq tapopn menen$ mencoba *rH ekonomi,
Polml meyakinkan rr bahwa dan sosial. s"**,^"iJ"?i.1"; tgatan sebagai dokumen
h sebasai alat untuk **ir.;ffi fti mempertalnnkan dan melePrtutls ri rencdna, institusi O*'fi""f'"il r* B mana akan -"rnb"ikii-ffiffi E b"d kepentingan*il,;t
rF
Junt.tt
dalam hal : m€miliki k+asjtas , 5 Fengungkapan
untuk mereka
'::H"*#
ilm*
masyarakat dimana mereka berada' perusahaan selalu berubah
f'orma
ffiHi:ffi#:ixffi'ff: mengikuti
perkembangannya. mendapatkan
proses untuk menyampaikan makna ekom' r^
4"" poritiflf,ep#E 5?*'"?H-1H-*ffiLI"'J,$ E penerima laporan. dengan berbagai Pihak Gray, Kouhy dr rrusahaan masyarakat' kontrak *[*E bffi sosial E) I-avers(1994) U"rp""riip"t 3* ini bukanlah halIde yang baru Ei reori legitimasi tapi sudah lama didiskusikan oleh lil perspektif teori yang #ffi,E para filsuf seperti Thomas Hobbes, lr, kerangka teori "finf,,i p"E" John Iocke' dan Rousseou' setiap F oleh karena p""g;X;;r+;E E
ri
ED
sosiar
H H#,[#fl'H t*r1-H ekonomi rrql
h 3}r cendenrng menggunakan -t ri berbasis li"g#;;' Ifir-dmTEORI
LEGffiMASI
T:13*,*,"Tfr:l
[T:ry*) [:m,"** ili't;*-o.,ifiTl
L^.
berdasar Pada:
l.
Pemberian sesuatu yang diinginkan oleh masyarakaf dan
2. Pendistribusian
manfaat
ekonomi, sosial atau politik kepada kelompok-kelompok yang berkuasa
Jika perusahaan merasa tidak
mampu menjalankan operasinya maka masyarakat mungkin akan mencabut kontraknya melalui pengurangan pembelian, dll. Dengan adanya biaya potensial seperti itu menyebabkan perusahaan yang medamin bahwa operasinya dipandang Iegitimate oleh
untuk mengambil tindakan
masyarakat. Perusahaan al
harapan masyarakat, maka perusahaan harus menyesuaikannya.
Proses penyesuaian or gani s at io na I
Ie
ini
disebut
git imacy.
Legitimasi dapat dianggap sebagai menyamakan persepsi atau asumsi batrwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas
merupakan tindakan"dalah yang diinginkan, pantas ataupun
sesuai
dengan system norrn4 nilai, kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial (Suchman, 1995). Untuk mencapai
ftla'was
Junt'il
Jvlawas
tujuan ini organisasitberusaha untuk mengembangkan keselarasan antara nilai-nilai sosial yang dihubungkan
ini
kepada
Junt'tt
kelomnok
pengungkapan Iaporan keuangan ds tersebut. berbagai media' Karenanya & 2. Tidak -"rrgrto,t outpl4 1*** sCIi atau diimplikasitian dengan metode ataueun}"* 'r# ffffi*'#* *o**r*ffii ffi mendemonsrasikan I** kegiatannya dan ngrma-norma dari stategi 'untuk m€ng jed masyarakai
aktivitas sosii ,tr- ;:r# ffiru ,Jffirr#"1ff* tffi ffi:f dapat dipergunakan pendidikan a* iirfo**J--rlg di,ana organisasi itu berada serta organisasi untuk **f"*Jgrbrh ii,lencoba 3. (Dowling dan menjadi bagiannya pre*er, tsTs\, Konsislen dinqgr persepsi .*:f3;I1g1 f*#ffif ;ffiffi-,ffi dengan menshubunskm hal ini fuchardson (1987) komunikasikari
oleh mempertahankan
m:Impu memenuhi sosial Urfr*u akuntansi orginisasi a"neff .","Uof dengan masyarakat dikonhak sekitarnya adalatr institwi yang melegitimasi ,i*Uot y*g -Eriliki ;; Teori legitimasi menjeiaskan legitimasi yang tinggi *mengtrffi, bal dan memberikan suatu makna pengrmgkapan ::*u dimana nilai-nilai sosial 4. Mencoba untuk dihubungkan dengan tindakan harapan **v*"t r-menYesuaikan haram ffi:trtrTlJu1r*X'jffi ekonomi. *"."tu dgngan:*$;F [Tff#Tn,*ftT,H*,H Lindbrom (1ee3) dan metode organisasi' (L97il Dowling dan Pfefer b"*d" Legitimasiiri tahapan
ilngu,rt
*
-:1l=
dan
iaaa
*=:fr#:"fl*tr'm ffiir frffi -ffi'id; atas untuk pertanggungia
dihadapkan pada gangguan
[ffi*,#"ffiff
F
ilu*p* da4
masyarakat
#ffi.t**Hffi
yang
tidak salah satu daxi stategi di
2lo E
mereka
mcft ,i{I
oryr BcbE
be& pcaB
s6id dihh
o$
t I l
il
CsR)
LEGmMASI
w
fiId
s g
O
ffikffiHEirffi
coRpoRArE socrAl REspoNBIIlrY dan TEoRI
IIEtr
dr",
d
{##
dari strategi tersebut atau kombidr luuslAr'( Dalam dari masing-masing stategi perubahan menginformasikan relevan dan kemudian
si
rah III'3
m€H I . beberapa lerakhir teori legitimli
i
a
&
F
T
Il
13hun
rl
telah
bG
Svlawas
*
ini
IT
masyarakat tersebut.
T p
mengubah ouPut, tujuarL tap ataupun metode mendemonstasikan kesesuaian dari outPul wtode' dan tujuan melalui pendidikan dan informasi.
n
h F W d d D
il
kelomPok
2. Tidak
ri T[ lll
kepada
3.
Mencoba untuk mengubah
{"
organisasi dengan sYmbolsimbol yang memiliki stats legitimasi ]ang tinggi dan Mencoba untuk mengub& harapan masyarakat deagil hanp renyesuaikan
I
h
dari masyarakd dengan menghubrrngkzn persepsi
tuiuil
rtD
mereka dengan outPuL dan metode organisasi-
* f,r
Salah satu tujuan PelaPm teilmgao dalam SFAC No-l adfl
F
awabil sfl B rmrk atas Penggur t d@ tin*mgan dri LF
!.ts
srmDbtr
daya Dilibar
rlcfiddnR p€n$Edopm $df
Junt'tt
pengungkapan laporan keuangan dengan berbagai media. Karenanya pengungkapan informasi perusahaan dapat dipandang sebagai
suatu strategi untuk
dengan masyarakat di sekitarnya.
Teori legitimasi menjelaskan bahwa
pengungkapan
tanggungiawab sosial dilakukan perusahaan dalam upayanya untuk
mendapatkan legitimasi berikutnya pegusahaan
akan mengamankan
dari hal-hal yang tidak
diinginkan. L.€bih
jauh
lagi legitimasi ini akan meningkatkan reputasi perusahaan yang pada akhimya akan berpengaruh pada nilai perusahaan tersebut
*
rc tu b
rnrr"rgtflIFl€mett- ra.n saL& il dmi strcegi ters€hs mmtnalir; dui madmg Eashg smegi Edfi
p
pcrusamaan
rgmfosen- Orpisssi dTr
IETItuTm
!AgTIll-,+S
dari
komunitas dimana perusahaan itu berada. Legitimasi ini pada tahapan
s€$ai d€np Pft tfo*' sEtah sel dari snraftegi d A seb.gn imple0elr6i dad sfird APLIKASI TEORI hgidmci 1q hrus mdihfu LEGITIMASI DALAM krrmmftasi (peo$ndraf) Li PENELITIAI\
F f, H
meng
komunikasikan aktivitas sosial yang dapat dipergunakan oleh organisasi untuk mempertahankan Iegitimasinya. Perusahaan akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi kontrak sosial
CSR)
Dalam beberapa terakhir teori
legitimasi
o
Sebuah studi awal yang berusaha menghubungkan teori legitimasi untuk
perusatr,aan
kebijakan pengungkapan sosial dilakukan oleh Hogner (1982). Studi longitudinal meneliti
pelaporan sosial perusahaan dalam laporan tahunan US Steel Corporation selama
LAPORAN PERTANGGTINGJAWABAN
sosrAl(
oleh para peneliti akuntansi dalam praktek pelaporan sosial dan lingkungan. Sejumlah tulisan telatr mengidentifikasi jenisjenis pengungkapan tanggung jawab sosial yang muncul dalam laporan tahunan. Para peneliti masingmasing telah benrsaha untuk menjelaskan pengungkapan atas dasar bahwa mereka merupakan bugrun dari strategi portofolio yang dilakukan oleh akuntan dan manajer mereka untuk membawa legitimasi, atau mempertatrankan legitimasi, organisasi masing-masing. Beberapa studi empiris yang berkaitan dengan praktek pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak di lakukan diantaranya : digunakan
tahun telah
delapan puluh tahun, dimulai pada tahun 1901, data dianalisis
untuk tahun ke variasi tahun. Hogner menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan sosial bervariasi dari tahun ke tahun )11
.-..,...,.-,-,l
lvtattas Junt-u
dan ia
o
Svlawas
berspbkulasi
variasi dapat mewakili jawaban atas harapan masyarakat mengubah perilako pe'rusahaan. Patten (1992) memfokuskan pada perubatran tingkat pengungkapan lingkungan Yang dibuat oleh perusahaafi' perusatraan minyak Amerika Utar4 sdlain hanya Exxon Oil Company, baik sebelum dan sesudatr kejadian Exxon Yaldez di Alaska pada tahun 1989. Dia berargumen ' bahwa jika tumpahan minyak Alaska mengakibatkan ancaman bagi industri legitimasi perminyakan, dan tidak hanYa untuk Exion, maka teori Legitimasi Teori akan menunjukkan bahwa
yang beroPerasi dalam industri yang akan
perusahaan
merespon meningkatkan
dengan
jumluh
pengungkaPan lingkungan . dalam laporan tahrman mereka
.
Hasil Patten's
menunjukkan bahwa ada peningkatan pengrmgkapan lingkungan oleh perusafaan-perusahaan minYak
untuk periode
pasca-1989,
konsisten dengan persPektif
legitimasi.
Reaksi
pengungkapan berlangsung di
212 E
seluruh industi,
b,ahwa
o
meskipun
penuntutan daripada tahun lain-
insiden itu sendiri berhubungm langsung dengan salah safii perusahaan minyak. Gray et al (1995) melalcukan penelitian mengenai Corporate Social Responsibility
.
pengungkapm
Inggds sosial dan lingkungm 1979-1991
terkait tren untuk tefri legitimasi
,
dengan refermi
khusus untuk Lindblom's.
strategi
Teori legitimri
dapat digunakan unil motivrsi menjelaskan perusahaan melakukan pralftt pengungfuapan sosial tersehHal ini juga didukung ol* Lann (2004), yang mengatfu
bahwa teori legitimasi
ffi
a
I I
*
i
untuk menjelaskan perubfu pengungk
laporan tahunan lfuUkngt sekitar penuntutan
lingkuig
secara signifikan lct lingkungan pada tL
coRpoRATEsocrAL'RESPoNBILITvdanTEoRI LEcmMAsl
I
I
I
I
I
I
t
KEfl
l.
antara
ri
,t
b :l
rs
*
EI pd
rE
f,E
dan lingkungan 1979-199t terkait tren untuk teori
Lindblom's Brown dan Deegan (f99S) menekankan peran media dalam membenhrk ekspektasi masyarakat dan menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung
TG
& r
(rees) Melakukan studi longitudinal pengungkapan Inggrs sosial
referensi shategi
I
o!
Goy, Kouhy dan Levers
Iegitimasi , dengan khusus untuk
r
Teftukti perusahaan dim mengungkapkan inforr.;
I
I
sensitivitas lingkungan industri dan pengungkapan.
alasr pengungkapan tanggungiad
kebijakan
dituntut mengungkapkan informasi lebih dari perusahaan nondituntut Deegan dan Gordon (1996) Meneliti objektivitas praktek pengungkapan lingkungan dan hen dari waktu ke waktq serta apakah pengungkapan lingkungan yang berkaitan dengan masalah kelompok lingkungan. Menemukan pengungkapan meningkat dari waktu ke waktu terkait dengan keanggotaan kelompok lingkungan meningkat. Pengungkapan kebanyakan ada
hubungan positif
tepat untuk menjelaskan
sosial perusahaan Deegan dan Rankin (199q Menggunakan Teori Legitinrrl
j
Perusahaan
Disclosure dengan shdi
longitudinal
JunL-tl
fr
r& 2-
Tc
Ftr c&o
dil
rri
d*
Ei'
h,La:was
m
seluruh industi,
fi
insiden itu sendiri berhubunga
H
meskiPrm
Perusahaan
e
kr rg
> b ot h b fr Ar tr B
Gray et al (1995) melakukan penelitian mengenai Co rpor at e So c i al Re sPons ib il iq* Disclosure dengan studi longitudinal pengungkaPm
lebih dari
.
Inggris sosial dan lingkunga t979-199r
terkait tren untuk tefri legitimasi
,
dengan referersi
khusus untuk Lindblom's.
Teori
strategi
legitimasi
dri
dapat digunakan trdili menjelaskan motirroi
!F
penrsahaan melakukan PralilE&
ri h m
PengungkaPan sosial terset[l Hal ini juga didukung ole
PeogungkaPan
ln
Perunh kebijakan P€n$mgbf rmtuk menjelaskan
tapotao tatrman Unghqseldtff penmtutan tinghrtF"
r Teftukti i,erusahaan di- t mengrrngkaPkan infmd secara signifrkan IGffi lingkungan Pada h
*li
lfi de
TEO8.I
LEGmMlsl
hubungan positif
antara
tanggungitd
Decgen dan Rankin (19!D5) Menggunakan Teori trgitimrd
D, hif
dituntut Deegan dan Gordon (1996) Meneliti objektivitas praktek pengungkapan lingkungan dan tren dari waktu ke waktq serta apakah pengungkapan lingkungan yang berkaitan dengan masalah kelompok lingkungan. Menemukan pengungkapan meningkat dari waktu ke waktu terkait dengan keanggotaan kelompok lingkungan meningkat. Pengungkapan kebanyakan ada
Goy, Kouhy dan Lavers (rees) Melakukan studi longitudinal pengungkapan Inggns sosial
sosial perusattaart
F. hrh h E il*
perusahaan non-
mengdfu
hhwa teori legitimasi ffi . t€pat untuk menjelaskan ahsr
!d h F
dituntut
sensitivitas lingkungan industri dan pengungkapan.
I^ann (2004), Yang
jawab sosial perusahaan dalam pelaporan keuangan semakin
mengungkapkan inforrnasi
minYak-
n
IIIT
penuntutan daripada tahun lain.
langsung dengan salah satl
L
Junt'tI
dao lingkungan 1979-1991 terkait tren untuk teori legitimasi
,
dengan referensi
khusus untuk
strategi Lindblom's Brown dan Deegan (1998) menekankan peran media dalam membentuk ekspektasi masyarakat dan menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung
o
meningkat menanggapi perhatian media yang negatif.
Deegan, Rankin dan Voght (2000)
Menggunakan teori legitimasi untuk menjelaskan bagaimana pengungkapan sosial dalam laporan tahunan berubah sekitar waktu insiden sosial utama atau bencana.
KESIMPULAN
l.
Teori Legitimasi pada isu sentral
mendasarkan
dari
"kontrak
sosial" sebuah perusahaan dengan masyarakat dan memprediksi bahwa manajemen akan mengadopsi stategi tertentu (termasuk sfrategi pelaporan) dalam tawaran untuk menyakinkan masyarakat bahwa
organisasi mengikuti
dengan
nilai masyarakat dan norma yang ada.
2. Teori legitimasi adalah teori
yang diderivasi dari ekonomi politik
teori
yang didefinisikan sebagai kerangka sosial, politik dan ekonomi dalam kehidupan manusia yang terjadi. 213
Svla'was
3.
JunL'u
Teori legitimasi menjelaskan
bahwa
pengungkapan
tanggungfawab sosial dilakukan perusahaan dalam upayanya untuk mendapatkan legitimasi
dari
komunitas
perusahaan itu kgitimasi ini pada
dimana berada. tatrapan
berikutnya akan mengamankan perusahaan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Lebih jauh lagi legitimasi ini akan meningkatkan reputasi perusahaan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada nilai perusatraan tersebut.
4.
Teori legitimasi
banyak diaplikasikan dalam pengujian menjelaskan empiris mengapa perusahaan melakukan
untuk
pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunannya dan untuk menjelaskan mengapa perusahaan memilih mengadopsi teknik akuntansi tertentu.
Business Research, Vol. 29, No. 1, pp.2141,1999.
Cooper, D.J., Sherer, M.J., 'The
Value of Corporate AccounJing ReportsArguments for a Political Economy of Accounting',
Accounting, Organizatiow and Society, Vol. 9, No. 3/4, pp.207-32,1984. Deegan, C. and Gordon B., 'A Study of the Environmental
Disclosure Practices of
Austalian
Corporations',
Accounting and Business Researclt.Xol. 26, No. 3, (Summer), pp. 187 -99, 196. Deegan, C., Rankiru M., Do Australian companies report
environmental
news
objectively?' An analysis of environmental disclostires by firms prosecuted successfully by the Environmentd Authorit/, Protection
DAFTAR PUSTAKA
Accounting, Auditing ard Accountability Journal, Yd-
Brown, N. and Deegan, C., 'The
9, No. 2, pp. 52-69,1996.
Ill111,*"3;*,i:H*,*:i Informatiorr-A Dual rest
of
D*e11.-9,
M',vosh'
.Baqkiru Disclwe P'"Firms' to
Media Agenda setting [:fi::ff "nhm Theory and Legitimacy Evidence', Accotuxitg Theory', Accounting and 214 E
coRPoRATE soctAl RxsPoNBIurY drn TEoRI LEGmMASI
?lawas
Junt'u
Forum, Special Issue on Social and Environmental Accounting,Vol. 24, No. l,
Lfud
pp. 101-30,2000. Dowling,J., J.,'Organisational
Pfeffer,
kgitimacy: Social Values and Organisational Behaviot',
Pacijic
Sociological Review,Vol. 18, No. l, pp.
lz2-16,January
[.orrie
1975.
Gray, R., Kouhy, R., Lavers,
'Corporate Social
S.,
and
Environmental Reporting: A Review of the Literature and a [,ongitudinal Study of UK Disclosure', Accounting, Auditing and Accountability Journal,Yol. 8, No. 2, pp. 4777,1995. Gray, R, Owen, D., Adams, C.,
Accounting and Accountability: Changes and Challenges in Corporate Social and Environmental Reporting, P r e nt ic e - Mal l, London 1996.
Guthrie,J., Parker L-,'Corporate Social Disclosure Practice: A
Comparative International
Analysis', Advances in Public
Interest Accounting,Vol pp. 159-75, 1990.
3.
Pmeu
l
I
I
t I
t,
TineE I
I
(
I
'!
I
lvtawas
n ! D
rl d E
h T T t8
B I
nr dr
* h I T *
F F F
Research, Yol- 29,
Business No. 1, pp.2141,1999.
Cooper, D.J., Sherer, M.J., 'The
Value of Accounting
CorPorate
RePorts-
Argurnents for a Political EconomY of Accounting',
Accounting,
Organizotions
ozd SocietY, Vol. 9, No. 3/4, pp.2O7'32,1984. Deegan, C. and Gordon 8., 'A Study of the Environmental
Disclosure Practices of
Australian
CorPorations.
Accounting and Busines Reseorclt.Xol. 26, No. 3(Summer), PP. 187-99, 1996-
C., Rankiru M-,
Do Australian comPanies r€Pdt
Deegaq
environmental
IreflB
objectivelY?' An analSis of environmental disclostires bY firms Prosecuted zuccessfullY
by the
Environmed Aueori$" d Auditing Accounting, Y* AccountabilitY Jownal, Protection
b d rIE ryJ Il[.l.ia
9, No.
2,PP.5249,1996'
Junt-tt
Forum, Special Issue on Social and Environmental Accounting,Vol. 24, No. l, pp. l0l-30,2000. Dowling,J., J.,'Organisational
Pfeffer,
trgitimacy: Social Values and Organisational Behavior',
Pacijic
Sociological Review,Vol. 18, No. l, pp.
lz2-16,January
1975.
and
Environmental Reporting: A Review of the Literature and a Longitudinal Study of UK Disclosure', Accounting, Auditing and Accountability Journal,Yol. 8, No. 2, pp. 4777,1995. Gray, R, Owen, D., Adams, C., Accounting and
Accountability: Changes and Challenges in Corporate Social and Environmental Repodng, P re nt ice - Mall, London 1996.
C-, Rankin, M',vogh' 3uthrie,J., Parker L.,'Corporate P-'FiIms'- Disclffi Social Disclosure Practice: A Reactions to Major Sabl
Deegao,
hcidents: Evidence',
TEORI LEGITIMASI
Ausndin
Accotolilq
for
Corporate Social Performance and Disclosure', Paper presented at the Critical Perspectives on Accounting Conference, New York, 1994.
Lowe, E.A., Tinker A., 'Sighting the Accounting Problematic:
Towards an
Intellectual
Emancipation
Gray, R., Kouhy, R., Lavers, S.,
'Corporate Social
Lindblom" C.K., 'The Implications of Organisational Legitimacy
Comparative International
Analysis', Advances in Public
Interest Accounting,Vo\ pp. 159-75, 1990.
3,
of
Accounting',Journal of Business Finance and Accounting, Vol. 4, No. 3, pp. 263-76. 1977. D.M.,'Intra-industry Environmental Disclosures in Response to the Alaskan Oil Spill: A Note on [rgitimacy Theory', Accounting, Organizotions and Society, Vol. 15, No. 5, pp. 47175,1992.
Patten,
Tinker, A., Neimark, M.,'The Role of Annual Reports in Gender and Class Contradictions at
General Motors: 1976',
l9l7-
Accenrin& O4orisdios md tuiety,
Vol. 12, No. l, pp. 7l-88, 1987.