ARTIKEL UPAYA NON PENAL DALAM PENANGGULANGAN TAWURAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) OLEH APARAT KEPOLISIAN DI POLRESTA PADANG Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh: EDI MULYADI 0910012111172
Bagian Hukum Pidana
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2015
1
UPAYA NON PENAL DALAM PENANGGULANGAN TAWURAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) OLEH KEPOLISIAN DI POLRESTA PADANG Edi Mulyadi1, Uning Pratimaratri 1, Yetisma Saini1 Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta Email:
[email protected]
1
ABSTRACT Non-penal efforts is the prevention of a crime outside criminal law. In law enforcement to brawl done by students, the police make the process of reduction through non-penal efforts. In the case of a brawl between students SMA PGRI 6 with SMA Tamansiswa in a non-penal resolved. Issues raised in this study were: (1) How can the non-penal efforts in the prevention of student brawls by police in Padang Police? (2) Are the constraints faced by the police in Padang Police in the efforts of non-penal countermeasures student brawls? (3) How are the remedies constraints faced by the police in Padang Police in non-penal prevention efforts brawl. This study using socio legal approach using primary data sources and secondary data. Data were obtained through interviews and document study. The data obtained were analyzed qualitatively. The final conclusion: (1) non-penal efforts is a process that is appropriate countermeasures against crimes committed by students because it is coaching. (2) Constraints faced by the police in Padang Police is the difficulty of coordinating with schools and parents actors brawl and a lack of personnel , fittings for lack of funds. (3) Efforts completion of these obstacles Police Padang police in coordination with the school and parents to provide an understanding of the need for assistance from the school and parents in solving the case brawl because education obtained from both parties. Keyword: non penal, police, brawl, students Hukum
Pendahuluan Dalam kamus besar bahasa indonesia
“tawuran”
perkelahian
yang
memilki
kebijakan kriminal (criminal policy) dalam
menanggulangi
kejahatan,
oleh
kebijakan tersebut dibagi menjadi,
banyak orang, sedangkan “pelajar”
kebijakan penal dan kebijakan non
adalah seorang manusia yang sedang
penal. Penegakan hukum terhadap
dalam proses belajar. Jadi, tawuran
tindak kejahatan yang dilakukan oleh
pelajar
pelajar,
adalah
dilakukan
adalah
pidana
perkelahian
yang
pihak
kepolisian dapat
melalui
dilakukan oleh sekelompok orang
wewenangnya
melakukan
yang sedang dalam masa proses
proses penyelesaian melalui upaya
belajar.
non penal.
2
Salah satu bentuk upaya non
terjadi pada Kamis 7 Agustus 2014.
dalam
tindak
Tawuran tersebut menyebabkan satu
pidana yang dilakukan oleh pelajar
korban dari pelajar SMA PGRI 6 yang
adalah dengan diversi. Menurut pasal
mengalami kritis akibat luka di bagian
1 angka 7 Undang-Undang No 11
kepala terkena lemparan batu.
penal
penyelesaian
tahun 2012 tentang sistem peradilan anak,
diversi
adalah
pengalihan
Berdasarkan
uraian
latar
belakang diatas maka dalam skripsi ini
perkara anak dari proses peradilan
penulis
memilih
judul:
pidana ke proses diluar peradilan
NON
pidana.
PENANGGULANGAN
PENAL
“UPAYA DALAM
Menurut Pasal 7 Undang-
TAWURAN PELAJAR SEKOLAH
Undang No. 11 Tahun 2012 tentang
MENENGAH ATAS (SMA) OLEH
sistem
KEPOLISIAN
peradilan
anak,
diversi
a. Mencapai perdamaian antar korban anak. b. Menyelesaikan perkara anak diluar proses peradilan. c. Menghindarkan anak dari perampasan kemerdekaan. d. Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi, dan. e. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak. Pada periode januari hingga 2014,
POLRESTA
PADANG”
bertujuan:
juni
DI
Komnas
Perumusan Masalah Dari uraian di atas, yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalalah : 1. Bagaimanakah upaya non penal dalam penanggulangan tawuran pelajar SMA oleh kepolisian di Polresta Padang?
Perlindungan
Anak mencatat ada 139 kasus tawuran pelajar yang menimbulkan korban 12 anak. Begitu juga halnya di kota Padang, pada tahun 2014 terjadi kasus tawuran antara pelajar SMA PGRI 6 dengan 3 SMA yang berbeda, yakni SMA Tamansiswa, SMA Kasgoro dan, SMA Muhammadiyah, yang
2. Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi oleh Kepolisian di
Polresta
Padang
dalam
melakukan upaya non penal penanggulangan
tawuran
pelajar SMA ? 3. Bagaimanakah penyelesaian
upaya kendala-kendala
2
yang dihadapi oleh Kepolisian di
Polresta
Padang
dalam
yaitu penelitian yang langsung di lapangan untuk memperoleh data primer sebagai sumber pertama.
melakukan upaya non penal penanggulangan tawuran pelajar
2) Sumber Data a. Data Primer b. Data Sekunder
SMA?
3) Teknik Pengumpulan Data Tujuan Penelitian
Di dalam teknik pengumpulan
1. Untuk mengetahui upaya non penal dalam penanggulangan
data, penulis mengunakan alat pengumpulan data terdiri atas:
tawuran pelajar SMA oleh
a. Wawancara
Kepolisian di Polresta Padang 2. Untuk mengetahui kendalakendala yang dihadapi oleh
b. Studi Dokumen 4) Analisa Data Data
yang
diperoleh
dari
Kepolisian di Polresta Padang dalam melakukan upaya non penal penanggulangan tawuran pelajar SMA. 3. Untuk
upaya
yang dihadapi oleh Kepolisian Polresta
dianalisa secara kualitatif, yakni suatu cara pengolahan data-data,
mengetahui
penyelesaian kendala-kendala
di
lapangan dikumpulkan, kemudian
Padang
dalam
dengan
menguraikan
data-data
dalam bentuk kalimat yang baik dan benar, sehingga mudah dibaca
melakukan upaya non penal penanggulangan
tawuran
dan diinterprestasikan, kemudian dibuat
pelajar SMA. Metode Penelitian
kesimpulan
dengan
menggunakan metode deduktif,
1) Jenis Penelitian Penelitian yang penulis lakukan menggunakan Hukum
metode
Yuridis
penelitian Sosiologis.
metode deduktif adalah suatu cara penyimpulan dari hal-hal yang bersifat umum sehingga sampai
Penelitian hukum Yuridis Sosiologis merupakan
penelitian
lapangan,
pada hal-hal yang bersifat khusus.
3
Hasil Penelitian dan Pembahasan
dengan
A. Upaya
Dalam
sektoraluntuk mengawasi pelajar
Tawuran
yang terlihat diluar sekolah saat
Pelajar SMA oleh Kepolisian di
jam pelajaran dan pemeriksaan
Polresta Padang
senjata
Non
Penal
Penanggulangan
Upaya
non
dilakukan
oleh
penal
yang
koordinasi
tajam.
Polresta
lintas
Kepolisian
Padang
juga
di rutin
di
melakukan razia di tempat-tempat
Polresta Padang terdiri dari dua
tertentu. Seperti, warung, kedai
bagian, yaitu:
yang biasa dijadikan tempat pelajar
1. Uapaya pre-emtif
bolos sekolah, warnet, pinggiran
Upaya
kepolisian
cara
pre-emtif
adalah
pantai
dan
lain
sebagainya.
pembinanan pelajar melalui jalur
Melakukan penyuluhan ke sekolah-
pembinaan
sekolah
seperti,
ceramah,
dengan
kegiatan
diskusi, dan penyuluhan tentang
memberikan
tawuran.
para pelajar agar tidak melakukan
berupa
Kebijakan
pre-emtif
kegiatan-kegiatan
yang
ditujukan untuk menetralisir atau menghilangkan faktor-faktor yang
pembinaan
kepada
kegiatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. B. Kendala-kendala
yang
berpengaruh terhadap timbulnya
Dihadapi oleh Kepolisian di
kenakalan remaja yang bersifat
Polresta
mendasar, seperti:
Melakukan Upaya Non Penal
a) Melaksanakan
ceramah
kepada pelajar.
d) Menyelenggarakan lomba. yang
Pelaku tawuran melarikan diri proses
penangkapan pelaku kejahatan pihak
kepolisian
2. Upaya preventif
identifikasi,
preventif
Polresta
Padang tentu harus melakukan
f) Melakukan razia.
upaya
Tawuran
berkaitan
dengan minat pelajar.
melakukan
1.
Dalam
c) Tatap muka
Upaya
Penanggulangan
dalam
Pelajar SMA
b) Bimbingan dan penyuluhan.
e) Pameran
Padang
identifikasi
adalah
pencegahan
dilakukan untuk mengetahui
4
siapa saja pelaku kejahatannya siapa
saja
melihat
saksinya
yang
kejadian
tawuran
Untuk
dapat
tersebut.
mempertanggung
jawabkan
Salah satu tugas aparat kepolisian adalah menangkap tersangka
yang
tindakan
pidana.
penangkapan
melakukan
tidak
Proses selalu
tindakan yang dilakukannya
berjalan lancar, terkadang ada
tentu harus diketahui terlebih
kendala tersangka melakukan
dahulu siapa saja pelakunya,
perlawanan
dalam hal ini pihak kepolisian
melarikan diri. Hal ini terjadi
Polresta Padang mengalami
karena
kendala
jumlah pelaku tawuran dengan
dalam
identifikasi, dihadapi
kendala adalah
menangkap
semua
proses yang sulitnya pelaku
tawuran tersebut karena pada
atau
tidak
aparat
pelaku
sebandingnya
kepolisian
melakukan tempat
yang
penagkapan kejadian
di
perkara
tawuran.
saat polisi datang ketempat
3. Kurangnya koordinasi dengan
kejadian perkara para pelaku
orang tua dan pihak sekolah.
tawuran sudah banyak yang
Dalam melakukan upaya
meloloskan diri, hanya sedikit
non penal peran orang tua
dari para pelaku yang berhasil
sangat
ditangkap.
menasehati dan memberikan
2. Kekurangan jumlah personil dan anggaran.
diperlukan
untuk
pengertian kepada pelajar/anak dari
orang
tua
tersebut,
terkadang orang tua pelaku
5
tawuran sulit untuk diajak bekerja
sama.
Penal Penanggulangan Tawuran Pelajar SMA
Apabila 1.
dipanggil
oleh
pihak
kepolisian para orang tua tidak berkenan hadir dengan alasan pekerjaan dan lain sebagainya, sehingga
sulit
untuk
melakukan koordinasi secara langsung dengan orang tua murid/pelajar. Kemudian dari pihak sekolah juga terdapat kendala yang sama, dalam proses pelaksanaan upaya non penal pihak sekolah terkadang sulit
untuk
diajak
untuk
bekerja sama dengan alasan padatnya jadwal pelajaran di sekolah, sehingga tidak adanya waktu
untuk
panggilan
dari
memenuhi pihak
kepolisian. C. Upaya Penyelesaian Kendalakendala yang Dihadapi oleh Kepolisian di Polresta Padang
Menangkap
pelaku
dan
memeriksa saksi-saksi yang terkait dengan Tawuran Masa pancaroba sebagai masa
yang
selalu
sedang
dialami oleh setiap pelajar dalam usia remaja, yang penuh dengan berbagai macam dan gejala kejiwaan yang meminta perhatian
dimana
secara
ineversal akan dialami oleh setiap
remaja
dimanapun
keadaan ini merupakan masa peralihan
dari
menerima
otoritas orang tua menjadi kritis dan tidak menghendaki segala hal yang bersifat tradisi, ingin
bebas,
ingin
berdiri
sendiri dan bertanggungjawab. Demikian pula keadaan ini merupakan pembentukan pribadinya
suatu
masa indentitas
melalui
usaha
dalam Melakukan Upaya Non
6
mengadakam penilaian dengan
perkembangan
caranya
sedangkan keluarga yang
kenyataan
sendiri
terhadap
kenyataan
hidup
jelek
dan lingkungannya.
akan
anak,
berpengaruh
negatif. Oleh karena sejak
2. Memaksimalkan
jumlah
kecil anak dibesarkan oleh
personil dan anggaran yang
keluarga, sebagian besar
ada.
waktunya
3. Memberi pemahaman pada Orang
tua
sekolah
dan
yang
dalam
keluarga maka sepantasnya
pihak
kemungkinan
terkait
timbulnya
kenakalan itu sebagai besar
dengan Tawuran Keluarga
adalah
berasal
dari
merupakan
Keluarga
kelompok
masyarakat
menjadi sebab timbulnya
kecil,
merupakan
delinquency dapat berupa
tetapi
lingkungan
yang
paling
keluarga
yang
keluarga.
yang
dapat
tidak
kuat dalam membesarkan
norman (broken home) dan
anak dan terutama bagi
keadaan jumlah anggota
anak yang belum sekolah.
keluarga
Oleh karena itu, keluarga
menguntungkan.
yang
tidak
mempunyai peranan yang penting perkembangan
dalam anak.
Keluarga yang baik akan
Simpulan Dari uraian atau paparan diatas yang penulis buat, maka
berpengaruh positif bagi
7
dapat ditarik suatu kesimpulan
3. Upaya
penyelesaian
kendala-kendala
yaitu : 1. Upaya
dihadapi oleh kepolisian di
penanggulangan
Polresta
kejahatan melalui jalur non
di
Polresta
Padang terdiri dari dua
2. Kendala-kendala
penanggulangan
tawuran
pelajar
yang
yang
Padang upaya
tawuran
pelajar
jumlah
c. Memberi
SMA
dan
pemahaman
pada Orang tua dan pihak
Tawuran
sekolah
terkait
melarikan diri Kekurangan
personil
anggaran yang ada
yaitu: Pelaku
dengan
b. Memaksimalkan
non
penanggulangan
terkait
Tawuran
dalam
penal
Kurangnya koordinasi dengan orang tua dan
yang dengan
Tawuran.
personil
dan anggaran c.
SMA
memeriksa saksi-saksi
dihadapi oleh kepolisian di
b.
non
penal
b. Upaya preventif
a.
upaya
a. Menangkap pelaku dan
a. Upaya pre-emtif
melakukan
dalam
yaitu:
bagian, yaitu :
Polresta
Padang
melakukan
penal yang dilakukan oleh Kepolisian
yang
Saran-saran 1.
Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar orang tua hendaknya memberikan
pihak sekolah
8
keteladan yang baik kepada
potensi yang ada di dalam
anak
dirinya.
dengan
memberikan
pendidikan agama, memantau perkembangan
kepribadian
Ucapan Terima kasih Dalam penyusunan artikel ini penulis banyak mendapat bantuan
yang mencakup sikap, moral dan tingkah laku anak-anak. 2. Dalam
pemeriksaan
polisi
yang menangani agar menggali
dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan
banyak
ucapan
terima
begitu kasih
kepada:
kebenaran dari alasan hukum
1. Ibu Dr. Uning Pratimaratri,
maupun alasan faktual, tidak
S.H., M.H, selaku Pembimbing
terbatas pada Undang-Undang
I yang banyak membantu dalam
nomor 3 tahun 1997 saja yang
pembuatan skripsi dan artikel
dijadikan
ini.
sebagai
dasar
melainkan
dengan
2. Ibu Yetisma Saini, S.H., M.H,
mempertimbangkan peraturan
selaku pembimbing II yang
hukum lain Undang-undang
telah banyak membantu dan
nomor 23 tahun 2002 tentang
memberikan nasehat maupun
Perlindungan Anak.
saran.
hukum,
3. Lembaga pendidikan formal semestinya
memberikan
3. Ibu Dr. Fitriati, SH, MH, selaku Dosen
Fakultas
Hukum
pelayanan yang baik untuk
Universitas Bung Hatta dan
membantu
sekaligus penguji.
mengasah
para
pelajar
kemampuan
mengembangkan
dan
4. Ibu Deaf Wahyuni, SH, MH,
segala
selaku Dosen Fakultas Hukum
9
Universitas Bung Hatta dan sekaligus penguji. 5. Ibu Syafridatati, S.H., M.H sebagai penguji 6. Bapak Dan Ibu Dosen telah
bekerja
kelangsungan bersama
keras dan
yang demi
kejayaan
untuk
Fakultas
Hukum Universitas Bung Hatta dan atas pengabdiannya dan dedikasinya
dalam
menyumbang- kan ilmu serta mendidik penulis selama duduk dibangku perkuliahan. 7. Ayahanda
(Abbas
Hamzah),
Ibunda (Fauziah), Kakakku Dan Abang-abangku memberikan
yang
dukungan
telah baik
moril maupun materil serta dukungan penuh untuk tetap bertahan
dan
selalu
bersemangat. DAFTAR PUSTAKA Sigit
Pramukti dan Primaharsya,
Fuady 2015,
Sistem Peradilan Pidana Anak, Pustaka Yutisia, Yogyakarta. Barda Nawawi Arief, 2011, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Fitra Oktariny, 2013, Upaya Non Penal Dalam Penanggulangan Tawuran Pelajar Oleh Penegak Hukum, Jurnal Hukum Pidana Dan Kriminologi Delicti, Hlm 35, Universitas Andalas. J.E Sahetapy, 1992, Teori Kriminologi Suatu Pengantar, Bandung, Citra Aditya Bakti. Marlina, 2010, Pengantar Konsep Diversi dan Restorative Justice Dalam Hukum Pidana, USU Press, Medan. Saparinah Sadli, Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Penyimpangan, Bulan Bintang. Slamet Margono, 1986, Mahasiswa Dalam Pembangunan, Bandar Lampung, Unila Press.
10
Singgih G. Gunarsa, 1980, Psikologi Remaja, Jakarta, Gunung Mulia. Sofyan S. Willis, 2012. Remaja Dan Masalahnya, Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan Remaja, Narkoba, Free Sex Dan Pemecahannya, Alfabeta, Bandung. Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta. ,1983, Penegakan Hukum, Bandung, Bina Cipta. , 1983, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegak Hukum, Jakarta, Rajawali. Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung. Undang-Undang No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Undang-Undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Undang-Undang No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
11