TIPE KEPRIBADIAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN
Athur Nina Pratiwi dan Wardani Rahayu E-mail:
[email protected],
[email protected] ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh media pembelajaran dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar matematika. Media belajar mencakup multimedia pembelajaran interaktif dan media papan magnetis. Tipe kepribadian mencakup tipe kepribadian introvert dan ekstrovert. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Sedangkan desain yang digunakan adalah treatment by level 2 x 2. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis varian (ANAVA) dua jalur. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa; (1) hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan multimedia pembelajaran interaktif lebih tinggi dari hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan papan magnetis, (2) terdapat pengaruh media pembelajaran dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar matematika, (3) khusus kelompok anak yang memiliki tipe kepribadian introvert, hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan multimedia pembelajaran interaktif lebih tinggi dari hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan media papan magnetis, (4) khusus kelompok anak yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert, hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan multimedia pembelajaran interaktif lebih rendah dari hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan media papan magnetis. Kata kunci: media pembelajaran, tipe kepribadian, hasil belajar matematika
Perluasan pendidikan yang mulai digalakan untuk pendidikan prasekolah sudah saatnya menjadi salah satu program pembangunan pendidikan. Berbagai penelitian menyimpulkan perkembangan yang diperoleh pada masa usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya dan meningkatkan produktifitas kerja di masa dewasanya. Hasil pendataan BPS-RI pada tahun 2010, sebanyak 23,22 persen anak Indonesia usia 3-6 tahun sedang memperoleh pendidikan anak usia dini. Sisanya 76,78 persen dari anak umur 3-6 tahun, belum memperoleh pendidikan anak usia dini (http:// www.bps.go.id). Pendidikan dini bukan hanya memiliki fungsi strategis, tetapi juga mendasar dan memiliki andil memberi dasar kepribadian anak dalam sikap, perilaku, daya cipta dan kreativitas.
Hanafiah dan Suhana (2009: 9) menyatakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak dalam proses pembelajarannya dapat dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal. Setiap anak memiliki perkembangan dan tahap-an yang berbeda-beda sesuai de-ngan tingkat-annya sebelum naik ke tingkat yang lebih mahir. Anak usia dini menemukan, menguji serta menerapkan konsep matematika secara alami hampir setiap hari. Kegiatan belajar matematika secara sederhana terjadi dalam kehidupan sehari-hari anak, seperti saat orang tua menghitung bersama anaknya yang berumur empat tahun untuk mengetahui berapa balok yang digunakan untuk membangun jembatan. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran wajib dan sudah mulai diperkenalkan di Taman Kanak-kanak.
96
97, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
Pembelajaran matematika pada anak usia dini diantaranya korespondensi satu-satu, klasifikasi, himpunan, pola, bangun datar, bilangan, penjulahan,pengukuran dan penyajian data dengan diagram piktogram. Selama ini pembelajaran matematika anak usia dini tidak menekan pada pengembangan potensi anak untuk menemukan sendiri menyelesaikan permasalahan matematika tetapi lebih menekan penyampaian informasi dari guru ke anak. Misalnya guru menyampaikan bagaimana cara mengukur tinggi badan, tetapi guru tidak menggali potensi anak sehingga anak dapat menemukan sendiri bagaimana cara mengukur tinggi badan. Soegeng (2011:7) berpendapat bahwa pada masa usia dini sering disebut golden age (usia emas) karena penting sekali untuk dididik secara tepat supaya menjadi manusia yang berkualitas. Penggunaan media meru-pakan bagian integral dalam pembelajaran matematika anak usia dini yang harus direncanakan secara sistematis dengan memu-satkan pada kebutuhan dan karakteristik siswa. Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar. Seperti yang disampaikan Smaldino, Lowther dan Russel (2008: 8), media pembelajaran adalah bahan pengajaran yang spesifik yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh pada kegiatan belajar siswa. Beraneka ragam media, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna. Dengan tetap memperhatikan pentingnya peran media dalam pembelajaran matema-tika, faktor individual anak merupakan faktor internal yang berpengaruh dalam proses belajar.
Salah satu faktor individual yang perlu diperhatikan adalah karakteristik anak, termasuk tipe kepribadian anak. Penelitian ini mengkaji dua media pembelajaran, yaitu multimedia pembelajaran interaktif dan media papan magnetis. Pemilihan kedua media pembelajaran ini dilakukan dengan mempertimbangkan tipe kepribadian yaitu introvert dan ekstrovert. Dengan memperhatikan karakteristik anak yang berkepribadian introvert, multimedia pembelajaran interatif merupakan pilihan yang perlu diper-timbangkan. Dalam media tersebut, anak dapat menentukan keputusannya sendiri berdasarkan rencana tertentu, yang meli-batkan logikanya. Unsur tantangan dari multimedia pembelajaran interaktif yang dalam penelitian ini berbentuk software game edukatif dapat memberikan pening-katan masalah yang disesuaikan dengan level yang dicapainya. Semakin tinggi level yang dicapai maka akan semakin rumit tingkat penyelesaian masalahnya. Anak dapat melakukan improvisasi, belajar dari kesalahan, dan dapat menye-lesaikan masalah dalam software game edukatif . Untuk siswa berkepribadian ekstrovert, guru perlu menggunakan media pembelajaran papan magnetis, tujuan penggunaan media papan magnetis agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap anak dengan sebanyak-banyaknya. Selain itu untuk mengurangi kebosanan dalam belajar dan anak akan termotivasi belajar matematika lebih mendalam lagi. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar matematika anak usia 5-6 tahun.
Pratiwi dan Rahayu, Tipe Kepribadian dan Media Pembelajaran, 98
KAJIAN PUSTAKA 1. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun Teori perkembangan anak meyakini bahwa secara alamiah perkembangan anak berbeda-beda, baik dalam intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematangan emosi, kepribadian, keadaan jasmani, dan keadaan sosial. Hasil penelitian Osbora, White dan Bloom perkembangan intelektual manusia pada usia empat tahun sudah 50 %, pada usia 8 tahun 80 % dan pada usia 18 tahun 100 % (Soegeng Santoso, 2011: 7). The National Association for the Education of Young Children (NAEYC) mendefinisikan anak usia dini pada periode dari lahir sampai delapan tahun (Brewer, 2007, 4). Santrock (1996: 19) menyatakan anak usia dini berada pada middle childhood yang memiliki ciri antara lain, memiliki kemampuan dasar seperti membaca, menulis, dan aritmatika, dan mereka secara formal menampakkan dunia dan budayanya. Pencapaian menjadi lebih terpusat pada dunia anak-anak, dan meningkatnya pengendalian diri. Perkembangan geraknya lebih terkoordinasi, tangan menjadi lebih bermanfaat. Keseimbangan kaki menjadi lebih baik, mampu berjalan pada papan dengan seimbang, dapat melompat secara akurat pada lingkaran (Papalia et al., 2008: 315). Pada masa usia anak 5-6 tahun perkembangan fisiknya semakin pesat, semua gerak sudah mulai berkoordinasi antar motorik kasar dan halusnya. Oleh karena itu, perlu diarahkan oleh orang tua maupun guru. 2. Multimedia Pembelajaran Interaktif dan Papan Magnetid Heinich, Molenda, dan Russel (1996: 12) menyatakan media pembelajaran merupakan alat komunikasi untuk membawa informasi yang dimaksudkan untuk pembelajaran. Media pembelajaran menurut Smaldino, Lowther dan Russel
(2008: 8) adalah bahan pengajaran yang spesifik yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh pada kegiatan belajar siswa. Arsyad (2009: 170) menyatakan bahwa multimedia merupakan penggunaan lebih dari satu media yang bisa berupa teks, grafik, animasi suara dan video. Semiawan (2001: 55) menyatakan bahwa dalam penggunaan komputer secara inteligen, secara timbal balik komputer meningkatkan perkembangan inteligensi karena memenuhi rasa ingin tahu manusia (rasa ingin tahu adalah sifat khas manusia), dan kecepatan, kecermatan, keterkinian informasi dapat diperoleh melalui komputer. Menurut Docket dan Fleer (2000: 159), jika komputer digunakan sebagai alat atau alat bantu bermain anak (bukannya sebagai fokus) akan memberikan keuntungan bagi perkembangan kognitif anak. Menurut Suwarna (2006:141) papan magnetis adalah pelat baja yang dapat menangkap gaya medan magnet. Santyasa (2007) bahwa papan magnet adalah sebilah papan yang dibuat dari lapisan email putih pada sebidang logam, sehingga pada permukaannya dapat ditempelkan benda-benda yang ringan dengan interaksi magnet. Papan magnetis merupakan media visual yang efektif untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula, salah satunya kepada anak usia dini. Tujuan penggunaan papan magnetis agar materi pembelajaran yang disampaikan dapat diserap anak dengan sebanyak-banyaknya. Papan magnet memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai papan tulis, sebagai papan tempel. Dengan meggunakan program pelajaran mengelompokkan, mengurutkan, pola, bilangan, penjumlahan, dan pengurangan dalam bentuk gambar dua dimensi dan angka, anak akan dapat tertarik untuk memperagakan. Selain itu mengurangi rasa
99, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
kebosanan dalam belajar sebab dengan menggunakan papan magnetis, daya tarik magnet itu merupakan kesenangan tersendiri bagi anak. 3. Tipe Kepribadian Menurut Jung kepribadian adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dan tingkah laku, kesadaran dan ketidaksadaran (Alwisol, 2010: 39). Kepribadian dipengaruhi oleh masa lalu dan saat ini. Menurut Larsen dan Buss (2002: 2), kepribadian adalah sekumpulan sifat dan mekanisme psikologis dalam diri individu yang terorganisasi dan beradaptasi secara intrafisik dan secara fisik terhadap lingkungan sosialnya. Michael dan Ronald (2001: 420) mengemukakan, kepribadian merupakan suatu hal yang spesifik dan relatif menetap dalam hal berpikir, merasakan, dan berperilaku, yang ketiga hal tersebut merupakan karakteristik individu untuk merespon situasi yang dihadapinya. Menurut Ladislaus (2003: 13-14), ekstrovert adalah suatu kecende-rungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak ke luar daripada ke dalam dirinya. Untuk orang ekstrovert, pemi-kiran, keputusan, dan seluruh perilakunya bukan sekedar dipengaruhi, mela-inkan
ditentukan oleh kondisi objektif daripada pandangan-pandangan pribadinya. Seorang ekstrovert memiliki sifat sosial, lebih banyak berbuat daripada kontemplasi (merenung dan berpikir). Introvert adalah suatu orientasi ke dalam diri sendiri. Orang introvert cenderung menarik diri dari kontak sosial. METODE Penelitian ini dilaksanakan pada TK Baiturahman dan TK Aisyiyah Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Propinsi Jawa Tengah. Waktu penelitian selama dua bulan yaitu semester dua tahun ajaran 2011/2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Variabel terikat adalah hasil belajar matematika, variabel bebasnya terdiri dari satu variabel perlakuan dan satu variabel moderator. Variabel perlakuan adalah media pembelajaran terdiri dari multimedia pembelajaran interaktif (A1) dan papan magnetis (A2). Variabel moderator adalah tipe kepribadian terdiri dari introvert (B1) dan ekstrovert (B2). Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desian treatment by level 2x2 sebagai berikut.
Tabel 1: Desain Treatment by Level Media Pembelajaran (A) Tipe Kepribadian (B)
Multimedia Pembelajaran Interaktif (A1)
Papan Magnetis (A2)
Introvert (B1)
A1B1
A2B1
Ekstrovert (B2)
A1B2
A2B2
Tabel 2 Distribusi Sampel pada Tiap Kelompok Menurut Perlakuan Media Pembelajaran (A) Jumlah Multimedia Papan Tipe Kepribadian (B) Pembelajaran Magnetik Interaktif (A2) (A1) Introvert (B1) 10 10 20 Ekstrovert (B2) 10 10 20 Jumlah 20 20 40
Pratiwi dan Rahayu, Tipe Kepribadian dan Media Pembelajaran,100
Populasi penelitian ini adalah seluruh kelompok B Taman Kanak-kanak Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dengan teknik multistage random sampling. Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelas, dengan mengambil 27% anak yang memiliki tipe kepribadian introvert dan 27% anak yang memiliki kepriba-dian ekstrovert. Instrumen tes hasil belajar matematika berbentuk pilihan ganda. Uji Validasi instrumen yang dilakukan adalah validitas isi dan validitas internal. Hasil uji coba dari 37 butir instrumen tes hasil belajar matematika diperoleh 27 butir valid dengan koefisien reliabilitas instru-men 0,784. Instrumen tipe kepribadian berbentuk skala kiraan dengan panjang skala 1 - 5. Instrumen tipe kepribadian divalidasi oleh dua ahli. Hasil uji coba empirik dari 35 butir diperoleh 31 butir valid dengan koefisien reliabilitas instrumen 0,91. Teknik analisis data menggunakan ANAVA dua jalur dan pengujian simple effect de-ngan uji Tukey. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas dengan uji Bartlett. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hipotesis pertama menguji ada tidaknya perbedaan hasil belajar
matematika kelompok anak yang menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dengan kelompok anak yang menggunakan media papan magnetis. Hasil pengujian didapat Fhitung = 6,66 > Ftabel = 4,11 pada α = 0,05, maka H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan multimedia pembelajaran interaktif (A1) dengan rata-rata hasil belajar matematika kelompok anak yang mengguna-kan media papan magnetis (A2). Nilai rata-rata kelompok anak yang menggunakan multimedia pembel-ajaran interaktif (A1) dan kelompok anak yang menggunakan media papan magnetis (A2) adalah ̅ dan ̅ Maka dapat dinyatakan bahwa rata-rata hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan multimedia pembelajaran interaktif (A1) lebih tinggi dari ratarata hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan media papan magnetis (A2). Berdasarkan hasil analisis varians (ANAVA) diperoleh Fhitung efek interaksi AB = 41,62 > Ftabel = 4,11 pada α = 0,05, maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara media pembelajaran dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar matematika.
23 22 21 20 19 18 17
Introvert Ekstrovert Multimedia Pembelajaran interaktif
Media Papan Magnetis
Gambar 1 Pengaruh Interaksi Antara Media Pembelajaran dan Tipe Kepribadian Anak Terhadap Hasil Belajar Matematika
101, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
Perpotongan dua buah garis di atas menunjukkan bahwa terdapat Gambar 1 menunjukkan interaksi Pembahasan Hasil Penelitian antara variabel pelakuan dan variabel Hasil pengujian hipotesis pertama moderator terhadap variabel terikat. diperoleh hasil belajar matematika kelomMemiliki arti bahwa pengaruh media pem- pok anak yang menggunakan multi-media belajaran terhadap hasil belajar matematika pembelajaran interaktif lebih tinggi dari tergantung dari tipe kepribadian anak, dan hasil belajar matematika kelompok anak sebaliknya. yang menggunakan media papan magnetis. Hasil pengujian Tukey diketahui Kenyataan ini dapat dijelaskan bahwa bahwa nilai Qhitung A1B1 – A2B1 = 9,03 > Qtabel multimedia pembelajaran interaktif sedapat = 3,15 pada α = 0,05, berarti Ho ditolak. mungkin dianalogikan dengan kegiatan Nilai rata-rata kelompok anak yang yang melibatkan anak dalam memahami menggu-nakan multimedia pembelajaran konsep matematika lewat permainan interaktif dan memiliki tipe kepribadian dengan bantuan komputer sehingga keintrovert (A1B1) dan kelompok anak yang mampuan matematika anak dapat diasah menggu-nakan media papan magnetis dan secara maksimal karena anak mengerjakan tipe kepribadian introvert (A2B1) adalah suatu persoalan dalam bentuk permainan ̅ dan ̅ Disimpul- dengan kemampuan sendiri melalui trial kan bahwa khusus kelompok anak yang and error. Guru mudah menilai kemammem-punyai tipe kepribadian introvert, puan anak secara individu sehingga rata-rata hasil belajar matematika penanganan anak yang mempunyai kelompok anak yang menggunakan kemampuan kurang dalam pemahaman multimedia pembela-jaran interaktif matematika dapat segera mendapatkan (A1B1) lebih tinggi dari rata-rata hasil stimulasi tambahan. Karena media dapat belajar matematika kelom-pok anak yang digunakan dalam proses belajar mengajar menggunakan media papan magnetis dengan dua cara, yaitu sebagai alat bantu guru mengajar dan sebagai media belajar (A2B1). Hasil pengujian Tukey didapat yang dapat dipergunakan sendiri oleh bahwa nilai Qhitung A1B2 – A2B2 = 3,87 > Qtabel siswa. (Smaldino, Lowther, and Russel, = 3,15 pada α = 0,05, berarti Ho ditolak. 2008: 8). Pada kelompok anak dengan Nilai rata-rata kelompok anak yang pembelajaran interaktif menggu-nakan multimedia pembelajaran multimedia interaktif dan memiliki tipe kepibadian menggambarkan bahwa jika menggunakan ekstrovert (A1B2) dan kelompok anak media ini anak-anak akan dapat bekerja yang menggunakan media papan magnetis sampai pada level tertinggi untuk tugasdan tipe kepribadian ekstrovert (A2B2) tugas kognitif, kemampuan untuk memanipulasi dalam bermain komputer (seperti adalah ̅ dan ̅ Disimpulkan bahwa khusus kelom-pok mempertentangkan objek nyata, dimana anak yang mempunyai tipe kepribadian keterampilan motorik halus diperlukan) ekstrovert, rata-rata hasil belajar mate- secara fisik dapat memberikan kemudahan matika kelompok anak yang menggunakan bagi anak. Dengan belajar komputer anakmulti-media pembelajaran interaktif anak TK akan mengembangkan koordinasi (A1B1) lebih rendah dari rata-rata hasil mata dan latihan otot kecil jari-jari tangan belajar matematika kelompok anak yang serta dapat meningkatkan motivasi dalam menggunakan media papan magnetis bermain. (A2B1).
Pratiwi dan Rahayu, Tipe Kepribadian dan Media Pembelajaran, 102
Pembelajarannya lebih ke-pada praktek trial and error, sehingga anak dapat belajar dari sesuatu yang salah dan pendekatannya secara positif jika anak memberikan jawaban yang salah anak tidak pernah dimarahi, diejek dan bersifat individual sehingga dapat menyesuaikan terhadap kemampuannya sendiri. Hal inilah yang mengakibatkan rata-rata hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan multimedia pembelajaran interaktif lebih tinggi dari media papan magnetis. Sedangkan media papan magnetis penyajian gambar dan materinya bersifat dua dimensi menjadi lebih monoton sehingga anak kurang tertarik untuk belajarnya. Pembelajarannya lebih kepada permainan berkelompok, anak belajar bersamaan dengan teman-teman sehingga kemampuan individual anak kurang terasah karena adanya karakteristik anak yang bebeda-beda. Hal inilah yang mengakibatkan rata-rata hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan media papan magnetis lebih rendah dari multimedia pembelajaran interaktif. Sesuai dengan hasil penelitian Clement (2002) tentang Computer in Early Childhood Mathematics dalam jurnal Contemporary Issues in Early Childhood mengatakan bahwa komputer dapat memberikan kesempatan unik untuk belajar melalui eksplorasi, instruksi kreatif pemecahan masalah dan menuntun anak untuk memecahkan masalah sendiri. Menyadari pentingnya potensi yang dihasilkan menuntut usaha, waktu, komitmen, dan bahkan perubahan keyakinan seseorang untuk mengefektifkan dengan mengintegrasikan teknologi kedalam kurikulum anak usia dini. Hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa ada pengaruh interaksi antara media pembelajaran dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar mate-
matika. Kelompok anak yang memiliki tipe kepribadian introvert dan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif memperoleh hasil belajar matematika yang lebih tinggi dari anak yang menggunakan media papan magnetis. Pada kelompok anak yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif memperoleh hasil belajar matematika yang lebih rendah dari anak yang menggunakan media papan magnetis. Dengan demikian dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh dari masing-masing media pembelajaran yang diberikan baik itu multimedia pembela-jaran interaktif maupun media papan magnetis yang berkaitan dengan tipe kepri-badian anak dan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar anak. Ketepatan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak serta kemampuan anak dalam mengembangkan pemahaman konsep matematika sangat dibutuhkan. Hal ini tentunya harus didukung oleh peran penting dari guru. Tingkat kreativitas guru dalam mengembangkan media pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik anak dapat mempengaruhi pemahaman anak dalam pembelajaran matematika. Hasil pengujian hipotesis ketiga ditemukan untuk kelompok anak mempunyai tipe kepribadian introvert, ditemukan bahwa hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan multimedia pembelajaran interaktif lebih tinggi dari hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan media pembelajaran papan magnetis. Anak dengan tipe kepribadian introvert, biasanya pendiam, pemalu, suka menyendiri, takut mengambil risiko, pesimis, menyukai hal-hal yang dirasa aman, tidak buru-buru, teliti, suka berpikir sebelum bertindak, lebih cenderung tertutup, menyendiri, kurang suka bertanya dan berdebat, kurang bergaul dan berteman,
103, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
kurang suka bekerja berkelompok. Namun mereka cenderung pemikir, teliti, mandiri, disiplin, teratur dan konsisten serta percaya pada kemampuan diri sendiri, sangat memungkinkan bagi anak yang berkepribadian introvert menggunakan multimedia pembelajaran interaktif. Dengan cara ini mereka lebih hati-hati, lebih kontrol dalam menyelesaikan permasalahan. Software games educatif memiliki peraturan yang lebih rumit yang disesuaiakan dengan level yang dicapainya dan anak merasa tertantang sehingga akan meningkatkan kemampuan pemahaman konsep mengelompokkan, mengurutkan, pola, bilangan, penjumlahan, dan pengurangan dalam matematika. Sehingga pada akhirnya akan berdampak positif terhadap hasil belajarnya. Karena itu, multimedia pembelajaran interaktif sesuai dengan anak yang memiliki tipe kepribadian introvert. Sebaliknya dengan media papan magnetis, kelompok anak yang memiliki tipe kepribadian introvert kurang mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan matematika dengan baik. Anak dituntut untuk bermain secara kelompok dan beradu kecepatan dengan teman yang lain dalam permainan sehingga anak dengan tipe kepribadian introvert kurang dapat terasah kemampuannya. Oleh karena itu kelompok anak yang menggunakan media papan magnetis dan memiliki tipe kepribadian introvert tidak dapat mencapai nilai yang optimal pada pelajaran matematika. Hasil pengujian hipotesis keempat, untuk kelompok anak yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert secara statistik menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelompok anak yang menggu-nakan multimedia pembelajaran interaktif lebih rendah dari hasil belajar matematika kelompok anak yang menggunakan media papan magnetis. Anak dengan tipe kepribadian ekstrovert, biasanya suka tan-
tangan, berani mengambil resiko, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki rasa ingin mencoba sesuatu yang baru. Sehingga kurang efektif jika menggunakan multimedia pembelajaran interaktif. Pembelajaran dengan menggunakan software games educatif, kurang adanya interaksi dengan teman dan hanya terpacu pada layar komputer sehingga anak dengan tipe kepribadian ekstrovert lebih cepat bosan dibandingkan menggunakan media papan magnetis. Karena itu kelompok anak yang menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dan memiliki tipe kepribadian ekstrovert tidak dapat mencapai nilai yang optimal pada pelajaran matematika. Disisi lain, bagi kelompok anak yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert lebih cenderung suka menggunakan media papan magnetis, sebab dalam kelompokkelompok kecil berpeluang besar bagi anak berinteraksi saling mengoreksi dan kerjasama dalam kelompok sehingga sangat memungkinkan bagi anak yang ekstrovert yang memiliki sifat terbuka, aktif, suka menerima informasi dan koreksi orang lain, suka bertanya dan menanggapi pembicaraan, suka bergaul dan berteman, dapat menerima dan menyesuaikan dalam kelompok dibandingkan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif yang mengerjakan permainan dengan individual. Dengan media pembelajaran papan magnetis yang diwarnai dengan kerjasama dan mengoreksi inilah yang sangat memungkinkan bagi anak yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert memahami konsep-konsep pembelajaran matematika. Pada akhirnya akan berdampak positif pada hasil belajarnya. Oleh karena itu, media papan magnetis sesuai dengan anak yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert.
Pratiwi dan Rahayu, Tipe Kepribadian dan Media Pembelajaran, 104
PENUTUP Kesimpulan Kegiatan yang melibatkan anak dalam memahami konsep matematika dapat dila-kukan dengan permaianan dengan bantuan komputer sehingga kemampuan mate-matika anak menyelesaikan suatu masalah diselesaikan dengan trial dan error dapat diasah secara maksimal. Multimedia pembelajaran interaktif pada tipe kepriba-dian introvert yang dimiliki anak dapat meningkatkan hasil belajar matematika anak usia dini. Guru kelas dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif sesuai dengan proporsinya. Multimedia pembelajaran interaktif tidak hanya meningkatkan hasil belajar anak, akan tetapi juga meningkatkan keingin-tahuan anak tentang konsep matematika sehingga anak lebih
aktif dan tertarik dalam proses pembelajaran. Selain itu anak dapat terlatih dalam mengopera-sikan komputer dan mengenalkan program-program lain yang dapat mengembangkan aspek kecerdasan dan kreatifitas anak tetapi dengan memperhatikan pembatasan waktu dalam berinteraksi dengan komputer dan program yang disesuaikan dengan usia anak. Media pembelajaran papan magnetis yang diwarnai dengan kerjasama dan mengoreksi inilah yang sangat memungkinkan bagi anak yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert memahami konsepkonsep matematika. Pada akhirnya akan berdampak positif pada hasil belajarnya. Oleh karena itu, media papan magnetis sesuai dengan anak yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert.
DAFTAR RUJUKAN Alwisol. 2010. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers. Brewer, Jo Ann. 2007. Introduction to: Early Chilhood Education Preschool Through Primary Grades. New York: Pearson. Papalia, Diane E. et al. 2008. Human Development. Alih bahasa A. K. Anwar. Jakarta: Prenada Media Group Dockett, Sue dan Marilyn Fleer. 2000. Play and Pedagogy in Early Childhood, Bending the Rules. Sidney, Fort Worth London, San Diego Toronto: Harcourt. Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama. I Wayan Santyasa. 2007 Landasan Konseptual Media Pembelajaran:
Makalah Workshop Media Pembelajaran Bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan Klungkung. Universitas Pendidikan Ganesha. Ladislaus Naisaban. 2003. Psikologi Jung: Tipe Kepribadian Manusia dan Rahasia Sukses dalam Hidup. Jakarta: Gramedia Widiasarana. Larsen, Randy J. dan David M.Buss. 2002. Personality Psychology. New York: McGraw Hill. Molenda, Heinich R, M. dan J.D Russel. 1996. Instructional Media. New York: Mac Millan Publishing Company. Naisaban, Ladislaus. Psikologi Jung: Tipe Kepribadian Manusia dan Rahasia Sukses dalam Hidup. Jakarta: Gramedia Widiasarana, 2003. Passer, Michael W. dan Ronald E.Smith. 2001. Psychology: The Science of Mind and Behaviour. New York: McGraw Hill.
105, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
Santoso, Soegeng. 2011. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Pendirinya. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro: Pendekatan Praktis dalam Menyiapkan Pendidik Profesional. Yogjakarta: Tiara Wacana. Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Alih Bahasa: Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti. Jakarta: Erlangga.
___________. Child Development. Texas: Brown & Benchmark, 1996. Semiawan, Conny R. 2001. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini. Jakarta: Ikrar Mandiri. Smaldino, Sharon E. 2008. Deborah L. Lowther, dan James D. Russel. Instructional Technology and Media for Learning. New Jersey: Pearson Education,Inc.