TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Las listrik SMAW dan GTAW Menurut Boentarto (1995) mengelas listrik adalah menyambung dua bagian logam atau lebih dengan jalan pelelehan dengan busur nyala listrik. Cara membangkitkan busur nyala tersebut adalah dengan mendekatkan elektroda las ke benda kerja pada jarak beberapa millimeter. Agar diperoleh busur nyala maka elektroda disentuhkan dengan benda kerja yang akan dilas. Setelah dapat dipastikan bahwa ada arus liatrik mengalir dari elektroda ke benda kerja elektroda ditarik sedikit menjauhi benda kerja. Jarak antara benda kerja dan elektroda disebut panjang busur nyala. Suhu nyala sekitar 38000C. Oleh suhu yang tinggi tersebut elektroda dan logam meleleh. Las listrik terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah (Edriandi, 2004) Las SMAW Trouble Shooting (Shielded Metal Arc Welding) Las SMAW adalah las dengan busur cahaya metal yang dilindungi atau las listrik dengan elektroda berselaput. Las SAW Trouble Shooting (Submage Arc Welding) Las SAW adalah las dengan menyelam busur cahaya. Las FCAW Trouble Shooting (Flux Core Arc Welding) Las FCAW adalah las dengan busur cahaya inti berubah terus menerus. Las GTAW Trouble Shooting (Gas Tungsten Arc Welding) Las GTAW adalah las dengan busur cahaya gas tungsten. Las GMAW Trouble Shooting (Gas Metal Arc Welding) Las GMAW adalah las dengan masang gas busur cahaya metal. Dari beberapa jenis pengelasan di atas ada dua jenis pengelasan yang digunakan untuk pembuatan alat pemeras kelapa type screw. Dua jenis pengelasan tersebut adalah ;
Las SMAW Menurut Boentarto (1995) elektroda yang digunakan pada las jenis ini adalah elektroda berselaput. Selaput elektroda tersebut ikut terbakar sehingga mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda kawah las, busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Menurut Edriandi (2004) las SMAW merupakan proses las busur manual dimana panas pengelasan dihasilkan oleh busur listrik antara elektroda terumpan berpelindung flux dengan benda kerja. Keuntungan dari las SMAW adalah jenis las yang paling sederhana dan paling serba guna, karena mudah dalam mengangkut peralatan dan perlengkapannya. Hal tersebut membuat proses pengelasan SMAW mempunyai aplikasi refinery piping hingga pipeline, dan bahkan pengelasan untuk dibawah laut, guna untuk memperbaiki lokasi yang bisa terjangkau oleh sebatang elektroda. Sambungan-sambungan pada daerah dimana pandangan mata terbatas masih bisa dilas dengan cara membengkokkan elektroda. Kelemahan dari las SMAW adalah proses pengelasan ini mempunyai karakteristik dimana laju pengisiannya lebih rendah dibandingkan proses pengelasan GTAW. Panjang elektroda tetap dan pengelasan mesti dihentikan setelah sebatang elektroda habis, puntug elektroda terbuang dan waktu juga terbuang untuk mengganti-ganti elektroda yang baru.Terak (slag) yang terbentuk harus dihilangkan dari lapisan las yang sebelumnya. Komponen mesin las SMAW terdiri dari sumber tenaga (PLN/enjin/ sumber listrik DC), mesin las, kabel massa, kabel elektroda, benda kerja, stang penjepit elektroda dan elektroda. Untuk mengetahui lebih jelas sketsa pengelasan SMAW dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.
Gambar 1. Sketsa Las SMAW Bentuk mesin dan kawat elektroda las SMAW menurut Edriandi (2004) dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3 berikut ini.
Gambar 2. Mesin Las SMAW
Gambar 3. Elektroda Untuk Las SMAW
Pada pelaksanaan pengelasan ada beberapa istilah yang mesti di ketahui oleh para welder. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4 dibawah ini.
Gambar 4. Istilah-Istilah Pada Proses Pengelasan SMAW Las GTAW
Las GTAW atau las TIG adalah las busur dengan tungsten sebagai busur nyalanya. Busur nyala terjadi antara elektroda tungsten dan benda kerja. Busur las, elektroda tungsten dan benda kerja dilindungi oleh gas inert dari gangguan udara luar. Titik cair elektroda tungsten sangat tinggi yaitu 33700C. Gas inert yang digunakan adalah Argon atau Helium, karena sifat kedua gas tersebut tidak mudah bereaksi secara kimia dengan unsur lain (Boentarto, 1995) Menurut Edriandi (2004) las GTAW adalah las yang menggunakan inert gas (gas mulia) sebagai bahan yang dapat melindungi cairan elektroda dari atmosfir yang dapat merusak mutu dari pengelasan. Menurut Boentarto (1995) Keuntungan las GTAW adalah : Hasil pengelasan lebih kuat, lebih tahan terhadap korosi dan tahan pukul. Dapat digunakan untuk mengelas pada segala posisi. Tidak timbul retak sehingga tidak akan terjadi terak yang terjebak di dalam rigi-rigi las. Pengelasan tidak mengguanakan flux sehingga jalur las tidak perlu dibersihkan dengan sikat baja. Gas pelindung yang keluar mencegah pengotoran dari oksigen dan nitrogen yang ada di udara luar terhadap cairan logam las. Tidak terjadi asap atau nyala api pada daerah las dan cairan logam bersih. Dapat digunakan untuk mengelas semua logam dan segala bentuk sambungan serta berbagai ketebalan logam. Kelemahan las GTAW adalah ; Butuh kontrol kelurusan sambungan yang lebih ketat, untuk menghasilkan pengelasan yang bermutu tinggi pada pengelasan dari arah satu sisi, Pengelasan GTAW harus selalu terjaga kebersihan sambungannya dari minyak, karat, dan kotoran-kotoran lain, agar terhindar dari cacat-cacat las,
Komponen mesin las GTAW terdiri dari sumber tenaga (PLN/enjin/ sumber listrik DC), mesin las, kabel massa, kabel api, benda kerja, tabung argon, slang argon, stang las GTAW dan elektroda. Sketsa pengelasan GTAW dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini.
Gambar 5. Sketsa Pengelasan GTAW Gambar mesin las ,tabung argon, stang las, elektroda dan perlengkapan yang lainnya yang digunakan untuk las GTAW dapat dilihat pada Gambar 6,7 dan 8 di bawah ini.
Gambar 6. Regulator Dan Slang Untuk Las GTAW
Gambar 7. Mesin Dan Tabung Argon Untuk Las GTAW
Gambar 8. Stang Las GTAW Dan Elektroda Untuk Las GTAW
2.2. Pemeras Kelapa Dengan Sistim Manual/Tradisional Ada beberapa cara pemerasan kelapa dengan cara tradisional, diantaranya adalah ; Pemerasan Santan Dengan Menggunakan Tangan Cara ini masih sangat sederhana, pemerasan dengan tangan ini cukup memakan waktu yang cukup lama dan pengerjaannya masih membutuhkan tenaga yang cukup besar. Hasil santan dari pemeras santan dengan tangan ini masih kurang maksimal, karena tenaga yang dikeluarkan untuk pemeras santan ini hanya dari tenaga manusia. Maka kelapa yang telah diparut tersebut tidak dapat diperas santannya semua. Pemerasan dengan tangan ini sering dilakukan oleh para ibu rumah tangga, karena kebutuhan santan hanya sekedarnya saja. Tetapi untuk skala industri rumah tangga dan rumah makan cara ini kurang efektif digunakan. Gambar 9 merupakan gambar memeras kelapa dengan tangan. Kelebihan dan kelemahan pemerasan dengan tangan ini, tidak membutuhkan biaya-biaya apapun, karena pemerasan hanya menggunakan tangan manusia itu sendiri. Tetapi membutuhkan tenaga yang besar dan waktu lama.
Gambar 9. Pemerasan Kelapa Dengan Tangan Pemerasan Santan Kelapa Dengan Alat Bantu Kain Pemerasan dengan kain ini sering dipergunakan oleh masyarakat didaerah perkampungan yang masih menyukai alat-alat tradisional, dan juga masyarakat yang
membutuhkan santan belum skala besar. Pemerasan ini dilakukan dengan membungkus kelapa yang telah diparut dan sudah dicampur air dengan menggunakan kain. Kelapa yang telah dibungkus kain ini dengan cara memutar kain dengan berlawanan arah. Tetapi cara ini membutuhkan waktu yang lama dan tenaga besar, karena kalau hanya sekali pemerasan santan masih kurang maksimal pemerasannya. Maka dilakukan pengulangan sampai beberapa kali. Gambar 10 merupakan cara peremasan kelapa dengan menggunakan alat bantu kain. Kelebihan dan kelemahan cara peremasan dengan kain ini, tidak memerlukan biaya. Tetapi membutuhkan tenaga besar dan waktu lama.
Gambar 10. Pemerasan Kelapa Dengan Menggunakan Alat Bantu Kain Pemerasan santan kelapa dengan alat bantu kacik Alat pemeras santan dengan kacik ini, terbuat dari bahan kayu. Cara kerjanya dengan meletakkan kelapa yang telah diparut dan dibungkus dengan kain diantara dua penjepit, dan penjepit ini ditekan, maka santan akan keluar. Santan yang telah terperas akan mengalir melalui sela-sela/ parit-parit yang sengaja dibuat untuk pengaliran air santan. Tapi cara tersebut masih kurang efisien, dan juga membutuhkan tenaga kerja yang lebih dari satu orang.
Kelebihan dari pemerasan dengan kacik ini, yaitu biaya yang dibutuhkan relatif minim. Sedangkan kelemahannya, membutuhkan tenaga besar untuk proses pemerasan dan tidak dapat dilakukan sendiri. 2.3. Pemeras Kelapa Dengan Sistim Semi Mekanis Gambar 11 menunjukkan bentuk alat pemeras kelapa sistim dongkrak. Alat ini bekerja dengan dua buah tekanan yang berlawanan, yaitu tekanan dari atas dan tekanan dari bawah (Alat pemeras kelapa sistim tekan.com. 5:00 WIB. 30 Juni 2011)
Gambar 11. Alat Pemeras Kelapa Sistim Tekan Menurut Ananda, R (2011) alat pemeras kelapa tipe dongkrak/tekan memiliki kapasitas teoritis sebesar 113,12 Kg/jam, dan kapasitas efektif sebesar 65,4 Kg/jam. Dan tingkat efisiensi alat ini sebesar 57, 81%. Alat ini memiliki biaya pokok sebesar Rp 143,04/Kg, BEP sebesar 4,098 Kg/hari, B/C ratio sebesar 1,2 dan bunga modal 12%/tahun. 2.4. Mesin Pemeras Kelapa Dengan Sistim Scerew Press Menurut Prasetia (2010) mesin pemeras santan kelapa merupakan sebuah mesin yang digunakan untuk memeras santan kelapa yang terdapat pada parutan kelapa. Mesin ini tersusun atas motor listrik sebagai penggerak yang dilengkapi dengan reducer yang bertujuan
untuk mengurangi kecepatan putaran Kemudian
putaran
dari motor.
tersebut
ditransmisikan oleh bearing, pulley,
pasak, belt,
yang kemudian akan menggerakkan
poros dari
screw press dengan kecepatan 27,5
rpm.
Berdasarkan perhitungan dalam perencanaan, mesin pemeras santan ini didapatkan diameter poros yang digunakan adalah 25 mm, daya motor 1 HP serta berdasarkan penelitian diperlukan putaran rendah untuk memeras santan kelapa hal ini dimaksudkan agar perasan tersebut lebih optimal. Pemerasan santan kelapa dilakukan cukup 1 kali karena kandungan santan dalam parutan kelapa sudah terperas seluruhnnya. Dengan sistem ini diharapkan dapat mempercepat proses produksi serta lebih effisien dari segi ekonomi
Gambar 12 menunjukan mesin pemeras kelapa type srew. Mesin ini digerakkan oleh sumber tenaga yang berasal dari enjin maupun motor listrik. Bagian yang berfungsi untuk menekan kelapa parutan yang akan dikeluarkan santannya adalah screw press. (mesin pemeras kelapa type screw. 5:00 WIB. 30 Juni 2011) Gambar 12. Mesin Pemeras Kelapa Type Screw