TINJAUAN PUSTAKA
Sawi
Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama spesies Brassica juncea (L.) Czern. Jenis sawi dikenal juga dengan nama caisim atau sawi bakso. Dalam bahasa Inggrisnya disebut mustard (Haryanto, dkk, 1996). Sawi merupakan sayuran yang kaya akan vitamin dan mineral. Kandungan gizi sawi disajikan dalam tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Kandungan Gizi Sawi Kandungan gizi
Komposisi gizi sawi tiap 100 g bahan
Energi (Kal.) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g) Abu (g) Fosfor (mg) Zat besi(mg) Natrium (mg) Kalium (mg) Vitamin A (mg) Thiamine (mg) Riboflavin (mg) Niacin (mg) Vitamin C (mg) Air (g) Kalsium (mg)
21.0 1.8 0.3 3.9 0.7 0.9 33.0 4.4 20.0 323.0 3.600.0 0.1 0.1 1.0 74.0 147.0
Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI (1981)
Sistem perakaran sawi adalah tunggang (radix primaria), cabang-cabang akarnya berbentuk bulat panjang (silindris) dan menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30 – 50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain untuk
Universitas Sumatera Utara
menghisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Rukmana, 2007). Sawi merupakan kerabat dekat dengan petsai, yakni sejenis sayuran daun yang tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi. Batangnya panjang, tegap, dan daunnya berwarna hijau muda (Sutarya dan Grubben, 1995). Secara umum sawi mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya renyah, segar, dengan sedikit rasa pahit (http://zuldesains.wordpress.com, 2007). Sawi mempunyai bunga yang majemuk, berkelamin dua, terletak di ujung batang, bertangkai silindris. Panjang bunga lebih kurang 1 cm, kelopak bunga pipih memanjang, halus, hijau kekuningan, kepala sari empat persegi panjang, berwarna cokelat muda. Tangkai putik silindris, panjangnya lebih kurang 1 cm, berwarna hijau, kepala putik bulat, berwarna cokelat muda. Mahkota bunga berbentuk
silindris,
lepas
satu
sama
lain,
dan
berwarna
kuning
(www.smecda.com, 2008). Penyerbukan bunga sawi dapat berlangsung dengan bantuan serangga lebah maupun tangan manusia. Hasil penyerbukan ini membentuk buah yang berisi biji. Buah sawi termasuk tipe buah polong, tiap polong berisi 2 – 8 butir biji. Biji-biji sawi bentuknya bulat kecil berwarna cokelat atau cokelat kehitamhitaman (Rukmana, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Syarat Tumbuh Sawi Iklim Sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 – 500 meter di atas permukaan laut. Sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Dikarenakan dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk, maka lebih baik ditanam dalam kondisi cuaca yang lembab (Haryanto, dkk, 1996). Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15.60 C dan siang harinya 21.10 C serta penyinaran matahari antara 10 – 13 jam sehari. Tanaman ini selain tahan terhadap suhu panas (tinggi), juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim tropis Indonesia (Rukmana, 2007).
Tanah Sawi dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, namun paling baik adalah jenis tanah lempung berpasir, seperti tanah Andosol. Pada tanah-tanah yang mengandung liat perlu pengelolaan lahan secara sempurna, antara lain pengolahan tanah yang cukup dalam, penambahan pasir dan pupuk organik dalam jumlah (dosis) yang tinggi. Syarat tanah yang ideal untuk sawi adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), tidak menggenang (becek), tata
Universitas Sumatera Utara
udara dalam tanah berjalan dengan baik, dan pH tanahnya antara 6 – 7 (www.ipteknet.id, 2008). Sawi menginginkan tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Selain itu tanah harus memiliki drainase yang baik dengan pH 6 – 7. Sawi dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Namun, lebih banyak diusahakan di daerah dataran rendah. Sawi bisa juga ditanam pada saat musim kemarau asalkan airnya cukup tersedia untuk penyiraman (Nazaruddin, 1999).
Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, dapat dibagi menjadi dua, yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea yang hanya mengandung unsur nitrogen. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis, karena hanya dengan satu kali aplikasi, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan (Novizan, 2005). Ditinjau dari berbagai hara, nitrogen merupakan yang paling banyaj mendapat perhatian. Hal ini disebabkan jumlah nitrogen yang terdapat di dalam tanah sedikit, sedangkan yang diangkut tanaman berupa panen setiap musim cukup banyak. Di samping itu, senyawa nitrogen anorganik sangat larut dan mudah hilang dalam air drainase atau alang ke atmosfir. Selanjutnya efek nitrogen
Universitas Sumatera Utara
terhadap pertumbuhan akan jelas dan cepat. Bentuk urea (H2NCONH2) dapat dimanfaatkan tanaman, karena urea secara cepat dapat diserap melalui epidermis daun. Dengan demikian dari banyak segi jelas bahwa unsur nitrogen ini merupakan unsur yang berdaya besar yang tidak saja harus diawetkan juga harus dikendalikan pemakaiannya (Hakim, dkk, 1986). Menurut Lingga dan Marsono (2007), ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik yaitu sebagai berikut: 1. Pemberiannya dapat terukur dengan tepat karena pupuk anorganik umumnya memiliki takaran hara yang tepat. 2. Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan hara yang tepat. 3. Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah yang cukup, artinya selalu tersedia di pasaran. 4. Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibanding pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang. Sehingga biaya angkut pupuk menjadi lebih murah. Pupuk buatan majemuk mengandung dua atau lebih hara tanaman (makro maupun mikro). Pupuk buatan tersebut mempunyai nama dagang yang berbedabeda, tergantung pada pabrik pembuatnya. Pupuk yang ditujukan untuk komoditas bernilai ekonomis tinggi umumnya mengandung banyak hara tanaman, terutama N, P, dan K. Pupuk untuk tanaman sayuran dan hidroponik banyak mengandung hara N, P, K, Ca, Mg, dan S (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan oleh Mhd. Rahim Harahap pada tahun 2007 pada sawi yang diberi perlakuan pupuk anorganik nitrogen memberikan hasil yaitu analisis keragaman menunjukkan bahwa pupuk anorganik nitrogen memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, berat segar tanaman dan berat segar bagian atas tanaman (www.google.co.id, 2007).
Vittana
Vittana adalah salah satu pupuk anorganik yang belum dirilis di pasaran yang merupakan pupuk yang diaplikasikan ke daun atau disebut juga pupuk daun. Vittana merupakan pupuk daun lengkap yang mengandung unsur hara makro N, P, dan K serta unsur lainnya seperti Mg, Fe, B, Cu, Zn, dan Mo. Vittana (15:11:15) berguna untuk menyuburkan pertumbuhan tanaman serta untuk mempercepat keluarnya tunas baru (Sinar Tunas Tani Maju, 2008).
Peranan Unsur Hara Bagi Tanaman Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terbagi menjadi dua, yaitu unsur hara yang bersifat makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak, yaitu N, P, K, Ca, Mg, dan S. sedangkan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (hara mikro) antara lain Cl, Mn, Fe, Cu, Zn, B, dan Mo (Lingga dan Marsono, 2007). Dalam jaringan tumbuhan, nitrogen memiliki manfaat untuk memacu pertumbuhan tanaman secara umum, terutama pada fase vegetatif. Nitrogen diserap dalam bentuk nitrat (NO3-) dan amonium (NH4+) (AgroMedia, 2007). Menurut Mengel dan Kirkby (1987), pada pH rendah, nitrat diserap lebih cepat
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan amonium, sedangkan pada pH netral, kemungkinan penyerapan keduanya seimbang. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya persaingan anion OH- dengan anion NO3- sehingga penyerapan nitrat sedikit terhambat. Secara ringkas, unsur N merupakan bahan penting penyusun asam amino, amida, nukleotida, dan nukleoprotein, serta esensial untuk pembelahan sel, pembesaran sel, dan karenanya untuk pertumbuhan. N bergerak dalam tubuh tanaman; N berpindah ke jaringan muda sehingga defisiensi pertama kali tampak pada daun-daun yang lebih tua. Defisiensi N mengganggu proses pertumbuhan, menyebabkan tanaman terbantut (kerdil), menguning, dan berkurang hasil panen berat keringnya (Gardner, dkk, 1991). Peningkatan tingkatan N menyukai pertumbuhan pucuk dalam hubungannya dengan pertumbuhan akar, yaitu meningkatkan rasio S-R. Jadi kandungan N tinggi memungkinkan pertumbuhan pucuk merampas karbohidrat yang tersedia; meningkatnya pertumbuhan pucuk menyebabkan makin besarnya penaungan daun yang terletak di sebelah bawah, yang selanjutnya makin memperburuk situasi. Tambahan lagi, pasokan N yang lebih besar cenderung meningkatkan tingkat auksin, yang mungkin menghambat pertumbuhan akar (Wilkinson dan Ohlrogge, 1962). Murata (1969) menyatakan pula bahwa pemupukan N mempunyai pengaruh yang nyata terhadap rasio S-R. Di daerah yang kandungan N-nya tinggi, sekitar 90% dari hasil fotosintesis dibagikan ke ujung, dibandingkan dengan hanya 50% ke ujung di tanah yang kandungan N-nya rendah. Pertumbuhan ujung yang baru, dirangsang oleh N, merupakan tempat pemanfaatan hasil asimilasi yang lebih kuat dibandingkan dengan akar. Pemupukan nitrogen akan menaikkan produksi tanaman, kadar protein dan kadar selulosa. Untuk pertumbuhan yang optimum selama fase
Universitas Sumatera Utara
vegetatif, pemupukan N harus diimbangi dengan pemupukan unsur lain. Pembentukan senyawa organik tergantung pada imbangan ion-ion lain, termasuk Mg untuk pembentukan klorofil dan ion fosfat untuk sintesis asam nukleat. Penyerapan N nitrat untuk sintesis menjadi protein juga dipengaruhi oleh ketersediaan ion K+ (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Fosfor diserap terutama sebagai anion fosfat valensi satu (H2PO4-) dan diserap lebih lambat dalam bentuk anion valensi dua (HPO42-). Tumbuhan yang kahat fosfor menjadi kerdil dan berwarna hijau tua. Gejalanya terlihat mula-mula pada daun yang
dewasa dimana daun tua berwarna cokelat gelap saat mati.
Kematangan sering tertunda bila dibandingkan dengan tumbuhan yang cukup fosfat. Fosfor merupakan bagian esensial dari banyak gula fosfat yang berperan dalam nukleotida, seperti RNA dan DNA, serta bagian dari fosfolipid pada membran. Fosfor berperan penting pula dalam metabolisme energi, karena keberadaannya
dalam
ATP,
ADP,
AMP,
dan
pirofosfat
(Ppi)
(Salisbury dan Ross, 1995). Kalium tidak disintesis menjadi senyawa organik oleh tumbuhan, sehingga unsur ini tetap sebagai ion di dalam tumbuhan. Kalium berperan sebagai aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Kalium juga merupakan ion yang berperan dalam mengatur potensi osmotik sel, dengan demikian akan berperan dalam mengatur tekanan turgor sel yang berperan dalam proses membuka dan menutupnya stomata. Gejala kekurangan kalium akan menyebabkan daun mengalami klorosis yang berukuran kecil dan terdapat pada bagian ujung, tepi dan jaringan antara tulang daun (Lakitan, 2007). Besar kecilnya
Universitas Sumatera Utara
ketersediaan kalium tanah untuk tanaman juga dipengaruhi oleh besar kecilnya kalium yang hilang dari tanah. Kehilangan yang terbesar dari kalium tanah adalah disebabkan pencucian. Pengaruh pemberian kapur ke dalam tanah juga dapat menyebabkan kalium tanah menjadi tidak tersedia. Apalagi pada tanah-tanah ringan dan banyak mengandung pasir, kehilangan kalium akan lebih besar akibat drainase. Kehilangan kalium dapat diperbesar lagi oleh tanaman, karena kalium dalam tanaman dapat bersifat sebagai konsumsi berlebihan. Yang dimaksud dengan konsumsi berlebihan adalah adalah naiknya serapan kalium tidak lagi diikuti oleh bertambahnya produksi (Hakim, dkk, 1986). Bagi tanaman kalsium (Ca) bertugas untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar, menguatkan batang tanaman, dan merangsang pembentukan biji. Kalsium yang terdapat pada batang dan daun ini berguna untuk menetralisasikan senyawa atau suasana yang tidak menguntungkan pada tanah. Tanaman yang kekurangan kalsium dicirikan oleh tepi daun-daun muda mengalami klorosis. Gejala ini lambat laun akan menjalar di antara tulang-tulang daun. Kuncupkuncup
muda
akan
mati
karena
perakarannya
kurang
sempurna
(Lingga dan Marsono, 2007). Magnesium merupakan unsur penyusun klorofil. Selain itu yang menjadikan magnesium sebagai unsur hara esensial yang penting adalah karena magnesium bergabung dengan ATP agar ATP dapat berfungsi dalam berbagai reaksi. Magnesium juga merupakan aktivator dari berbagai enzim dalam reaksi fotosintesis, respirasi, dan pembentukan DNA dan RNA. Sedangkan belerang (S) dalam tumbuhan berfungsi sebagai penyusun asam amino sistein dan methionin. Senyawa lain yang mengandung belerang adalah vitamin tiamin dan biotin.
Universitas Sumatera Utara
Belerang juga terkandung dalam koenzim A, yaitu suatu senyawa esensial untuk respirasi dan sintesis serta penguraian asam-asam lemak
(fatty acid). Gejala
kekahatan magnesium ialah daun mengalami klorosis, warna daun kadang memerah, ujung dan tepi daun menggulung, sedangkan tanaman yang kekurangan belerang warna tulang daun dan jaringan antara tulang daunnya akan menjadi hijau muda (Lakitan, 2007). Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Unsur hara tersebut adalah Cl, Mn, Fe, Cu, Zn, B, dan Mo. Menurut AgroMedia (2007) peranan dan gejala kekurangan unsur hara mikro tersebut di atas adalah sebagai berikut: 1. Cl (khlor) berperan dalam pembentukan hormon tanaman. Meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Gejala kekurangannya adalah tanaman gampang layu, daun pucat, keriput, dan sebagian mengering. Produktivitas tanaman rendah dan pemasakan buah lambat. 2. Mn
(mangan)
membantu
proses
fotosintesis,
dan
berperan
dalam
pembentukan enzim-enzim tanaman. Jika kekurangan unsur ini pertumbuhan tanaman kerdil, daun berwarna kekuningan atau merah dan sering rontok, pembentukan biji tidak sempurna. 3. Fe (ferum) berperan dalam proses fisiologis tanaman, seperti proses pernapasan, pembentukan klorofil, dan fotosintesis. Gejala kekurangannya adalah daun muda berwarna putih pucat, lalu kekuningan, dan akhirnya rontok. Tanaman perlahan-lahan mati, dimulai dari pucuk. 4. Zn (zinc) membantu dalam pembentukan auksin, klorofil, dan karbohidrat. Namun jika kekurangan daun menjadi berwarna kuning pucat atau kemerahan,
Universitas Sumatera Utara
muncul bercak-bercak putih di permukaan daun hingga akhirnya mengering, berlubang, dan mati. Perkembangan akar tidak sempurna, sehingga pendek dan tidak subur. 5. B (boron) membawa karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman. Mempercepat penyerapan unsur kalium. Merangsang tanaman berbunga dan membantu proses penyerbukan. Meningkatkan kualitas produksi sayuran dan buahbuahan. Gejala kekurangannya adalah tunas pucuk mati dan berwarna hitam, lalu muncul tunas samping, tetapi tidak lama kemudian akan mati. Daun mengalami klorosis dimulai dari bagian bawah daun, lalu mengering. Daun tuanya berbentuk kecil, tebal, dan rapuh. Pertumbuhan batang lambat, dengan ruas-ruas cabang yang pendek. 6. Mo (molibdenum) fungsinya adalah sebagai pengikat nitrogen bebas di udara untuk pembentukan protein, dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman Leguminosae. Gejala kekurangannya adalah daun berubah warna, keriput dan melengkung seperti mangkuk. Muncul bintikbintik kuning di setiap lembaran daun dan akhirnya mati. Pertumbuhan tanaman terhenti.
Universitas Sumatera Utara