5
TINJAUAN PUSTAKA Pemanfaatan Internet Pemanfaatan internet adalah penggunaan media tertentu untuk suatu atau berbagai macam kepentingan. Akan tetapi, yang akan dibahas atau d iteliti disini adalah kegunaannya dalam bidang penelitian. Pemanfaatan internet di Indonesia menurut survei Nielsen pada tahun 1999 dalam Pancaputra (2002) menyatakan bahwa untuk e-mail 42 persen, membaca surat kabar online 39 persen, mencari informasi mengenai produk atau jasa 29 persen, membaca majalah on-line 27 persen, chatting 23 persen, surfing 20 persen, serta keperluan riset dan penelitian 20 persen. Penelitian mengenai search engine (mesin pencari informasi) dilakukan oleh Notess pada tahun 2003 yaitu mengenai kebaruan informasi. Dikatakan oleh Notess dalam penelitiannya, pada delapan mesin pencari yang diamati, bahwa fasilitas pencari informasi memiliki ketepatan temu kembali informasi berbeda. Perbandingan ini didasarkan pada enam pencarian informasi (dengan 10-46 total kecocokan per mesin pencari). Tabel 1 memperlihatkan berapa lama halaman di mesin pencari tersebut diperbarui dan berapa lama suatu halaman dapat ditemukan kembali. Tabel 1. Perbandingan Kebaruan Halaman yang Disajikan oleh Mesin Pencari Mesin Pencari
Halaman Baru yang dapat ditemukan (hari)
Rata-rata Kasar (bulan)
Halaman lama yang masih dapat ditemukan (hari)
MSN (Ink.)
1
1
51
HotBot (Ink.)
1
1
51
Google
2
1
165
AlltheWeb
1
1
599
AltaVista
0
3
108
Gigablast
45
7
381
Teoma
41
2,5
81
133
6
183
WiseNut Sumber: Notess (2004)
6 Dikatakan pula pada penelitian Kelley dalam Pancaputra (2002), bahwa internet lebih memperluas kemampuan penelitian, sebab pencarian informasi melalui internet biasanya lebih cepat darip ada menggunakan media cetak.
Media Komunikasi Media komunikasi merupakan saluran yang digunakan dalam proses komunikasi agar pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Nurudin (2003) mengatakan bahwa media massa adalah suatu saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern dan merupakan alat dalam komunikasi yang dapat menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Bentuk media massa, antara lain adalah televisi dan radio (elektronik); surat kabar, majalah, tabloid dan buku (cetak). Dalam perkembangannya, ditemukan med ia massa lain, seperti Compact Disk-Read Only Memory (CD-ROM) dan internet. Nurudin (2003) menyatakan pula bahwa ditinjau dari ciri, fungsi, dan elemennya jelas internet masuk dalam bentuk komunikasi massa. Kelebihan media massa internet d ibanding dengan jenis komunikasi lain adalah pada kemampuan mengatasi hambatan ruang dan waktu , dan bahkan mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. Karena itu, internet dan CD-ROM dapat menjadi alternatif dalam memenuhi kebutuhan informasi seseorang, seperti peneliti-perekayasa. Internet Menurut Allen dan Johnson (1998), internet adalah sistem komputer yang saling berhubungan sehingga memungkinkan suatu komputer dapat bertukar data, pesan, dan arsip atau dokumen dengan berjuta komputer lain yang berhubungan ke internet. Menurut Krol (1993), internet adalah jaringan komputer terbesar di dunia. Menurut Suroso (1997) internet adalah suatu jaringan informasi berskala internasional yang menghubungkan berbagai organisasi atau lembaga melalui komputer yang tersebar di seluruh dunia. Pada awalnya, internet digunakan sebagai jaringan komunikasi dan informasi yang didirikan khusus untuk kalangan internal di Departemen Pertahanan Nasional AS pada tahun 1968. Tetapi, kini
7 telah berkembang menjadi public domain yang tersebar di 25 negara, termasuk Indonesia dan dengan lebih dari 70.000 jaringan swasta yang terhubung dengannya. Internet memungkinkan lebih dari 35 juta orang dari berbagai lapisan kelompok masyarakat saling bertukar pesan, bertukar informasi dan bertransaksi. Dengan demikian, internet telah menjadi media kontak (media komunikasi) antarmanusia diseluruh permukaan bumi ini. Untuk dunia penelitian, internet telah menjadi sarana untuk mendapatkan informasi atau data yang tersimpan di berbagai server yang tersebar di seluruh dunia yang dapat di akses dan dibaca secara cepat, mudah dan gratis oleh pengunjung internet (netter). Dengan kata lain, internet merupakan tempat yang penting bagi peneliti-perekayasa untuk mendapatkan data sekunder sebanyak banyaknya (Sarwono 2003). Coble dan Neil dalam Pancaputra (2002) mengatakan bahwa penyediaan fasilitas internet dikelompokkan dalam empat kategori umum, yaitu: hiburan, informasi, transaksi, dan komunikasi. Dari empat kategori tersebut, internet yang berisi informasi dan komunikasi yang banyak digunakan oleh peneliti-perekayasa dalam membantu kegiatannya. Compact Disk-Read Only Memory Compact Disk-Read Only Memory (CD-ROM) merupakan suatu media yang digunakan untuk membaca CD yang telah ditulis terlebih dahulu dengan menggunakan CD-Writer. Dalam penelitian ini, CD-ROM diletakkan sebagai media alternatif setelah internet bagi peneliti dan perekayasa di dalam memenuhi kebutuhan akan informasi yang berhubungan dengan penelitiannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan internet Menurut Novak et al. dalam Pancaputra (2002) terdapat tiga faktor kunci dalam ubahan informasi, yaitu akses, sarana, dan keahlian. Dengan dasar ini, faktor yang dianggap mempengaruhi pemanfaatan internet dalam penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Ketersediaan komputer sebagai sarana mengakses internet. Fasilitas akses internet ini berkaitan dengan penempatan sarana yang mempengaruhi
8 kesempatan peneliti-perekayasa untuk dapat mengakses internet. Hal ini kadang juga dipengaruhi oleh masalah finansial. 2. Ketersediaan waktu untuk mengakses internet, yaitu kesediaan penelitiperekayasa untuk meluangkan waktunya mengakses internet di luar tempat kerja. 3. Kredibilitas sumber informasi, yaitu kaitannya dengan mutu informasi yang terdapat di internet (keterpercayaan pengguna atas informasi yang disajikan dalam internet ). Karena sekarang ini siapa saja bisa membuat halaman situs, sehingga perlu dilakukan pengujian terhadap nilai kandungan informasinya. 4. Ketersediaan biaya untuk mengakses internet. Sikap pengguna terhadap beberapa kebijakan perpustakaan dalam menyediakan fasilitas internet ditentukan oleh penetapan biaya pemanfaatan fasilitas internet tersebut (Turner dalam Pancaputra 2002). 5. Perilaku peneliti-perekayasa terhadap penggunaan internet untuk mencari informasi yang dibutuhkan dan kebiasaan berpikir dengan menggunakan medium konvensional. 6. Aplikasi yang sederhana dan mudah digunakan (user Perkembangan
Teknologi
Informasi
(TI)
friendliness).
memungkinkan
terciptanya
perangkat lunak yang makin canggih dan mudah digunakan, sehingga siapa saja dapat menggunakannya tanpa harus melalui pendidikan formal. 7. Kecepatan akses internet. Menurut Suroso (1997), pengguna internet adalah orang yang paling tidak loyal, juga sulit untuk menaruh kepercayaan pada mereka. Sekali pengguna internet mengalami kesulitan atau kelambatan dalam mengakses, akan sulit mengajak mereka untuk kembali mencoba. Sehingga menurut Suroso pula, selain biaya, kebiasaan cara berpikir dengan menggunakan medium konvensional, kemudahan penggunaan menu dalam internet, dan relevansi isi situs bagi pengakses maka kecepatan akses merupakan hal yang penting dalam akseptabilitas pengguna (dalam hal ini peneliti dan p erekayasa) dalam memanfaatkan internet.
9 Fasilitas Internet Internet merupakan media komunikasi massa yang bersifat dua arah. Internet menyingkirkan hambatan komunikasi dengan menghilangkan hambatan geografis dan waktu. Diseminasi informasi melalui internet merupakan cara untuk mengurangi biaya dengan menggantikan komunikasi melalui saluran yang lebih murah. Sehingga potensi internet untuk digunakan sebagai sarana komunikasi (melayani kebutuhan jaringan komunikasi) antarpeneliti-perekayasa sangatlah terbuka lebar. Halaman -halaman di internet yang dikunjungi oleh para pengguna dapat dilihat, sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan perhitungan mengenai berapa banyak halaman yang dikunjungi (Suroso 1997). Hubungan ke internet tidak gratis. Pertama-tama harus tersedia peralatan komputer yang dapat digunakan untuk melakukan hubungan. Kemudian, harus diperoleh sambungan berlangganan dari Internet Service Provider (ISP) dengan besaran biaya per bulan yang tergantung pada kecepatan dan kapasitas hubungan. Cara terbanyak yang digunakan untuk melakukan hubungan ke internet adalah dengan menggunakan modem dan menggunakan kabel dan Digital Subscriber Line (Dummies.com 2004). 1. Hubungan ke internet dengan menggunakan modem (Dummies.com 2004). Modem adalah suatu peralatan yang memungkinkan suatu komputer melakukan hubungan dengan komputer lain melalui telepon. Ketika mengakses
internet,
modem
menggunakan
saluran
telepon
untuk
menghubungi Internet Provider. Karena itu, hubungan dengan modem sering disebut dengan hubungan melalui saluran telepon biasa (koneksi dial up ). Modem merupakan cara melakukan hubungan ke internet yang paling sering digunakan dan paling murah , tetapi kecepatannya juga paling lambat (56 Kpbs). 2. Hubungan ke internet dengan menggunakan kabel dan DSL (Digital Subscriber Line). Menghubungi internet dengan menggunakan kabel dan DSL sering disebut dengan koneksi pita lebar (broadband). Kabel dan DSL merupakan
10 dua cara menghubung ke internet yang mempunyai kecepatan yang tinggi. Ada beberapa keuntungan mengakses internet menggunakan k abel dan DSL: a. Hubungan melalui kabel dan DSL lebih cepat daripada menggunakan modem. Hubungan dengan kabel maupun dengan DSL dapat dilakukan dimana saja dan dapat 10-200 kali lebih cepat daripada koneksi dial up, walaupun tergantung dari layanan yang diperoleh. b. Seseorang dapat selalu berhubungan dengan internet tanpa harus selalu melakukan hubungan atau memutuskan hubungan setiap kali ingin terhubung dalam jaringan internet. c. Kabel dan DSL tidak terikat dengan sambungan telepon ketika seseorang sedang terhubung ke internet. Dengan kabel, hubungan dengan internet bekerja seperti TV kabel, sedangkan dengan DSL hubungan dilakukan dengan perangkat khusus pada central office dan pelanggan yang memungkinkan transmisi pita lebar melalui kabel tembaga. Teknologi ini sering disebut juga dengan istilah teknologi suntikan, yaitu kabel telepon biasa yang telah ada dapat digunakan untuk menghantarkan data dalam jumlah yang besar dan dengan kecepatan yang tinggi. Telepon hanya menggunakan sebagian frekuensi yang mampu dihantarkan oleh kabel tembaga. Sedangkan DSL memanfaatkan lebih banyak frekuensi dengan membagi frekuensi yang lebih tinggi untuk data dan frekuensi yang lebih rendah untuk suara dan fax. Menurut Sankarto et al. (2002), komunikasi elektronik merupakan upaya untuk memberikan dan mendapatkan atau menerima informasi elektronik, seperti surat elektronik (e-mail), sumber informasi on-line, transaksi on-line dan diskusi elektronik dari dua atau lebih komputer melalui jaringan komunikasi. Tujuan dari komunikasi elektronik adalah untuk meningkatkan efisiensi dan kemampuan organisasi, antara lain untuk: (1) mempercepat penyebarluasan informasi; (2) mempercepat pengolahan data; (3) meningkatkan kualitas informasi. (4) pemanfaatan bersama sumberdaya informasi; dan (5) penggunaan komputer yang lebih luas. Internet dapat memberikan keuntungan berikut (Centerspan.org 2004): (1) berbagi data penelitian dan bisnis antarkolega dan antarorang yang mempunyai
11 pendapat yang sama; (2) berkomunikasi dengan orang lain dan mengirim arsip atau data melalui pos atau surat elektronik (e-mail); (3) meminta dan menyediakan bantuan pensolusian masalah dan pertanyaan; (4) pemasaran dan publikasi produk dan jasa; dan (5) mengumpulkan umpan balik dan saran berharga dari pelanggan dan mitra bisnis. Penjelasan singkat mengenai pertukaran informasi di internet (Barker 2004) adalah : 1. e-mail: merupakan salah satu fasilitas internet yang sangat popular digunakan oleh pengguna internet. Ketika seseorang memiliki alamat e-mail maka dia dapat mengirim dan menerima pesan dari orang lain. Komunikasi terjadi sangat cepat dan pesan dapat disimpan dalam berkas atau direktori terpisah pada komputer. 2. FTP (File Transfer Protocol) adalah fasilitas yang berguna untuk mentransfer informasi (dalam bentuk arsip atau dokumen) dari sebuah komputer ke komputer yang lain. Fasilitas ini dapat digunakan untuk menggandakan arsip atau dokumen dalam bentuk teks, gambar, suara atau perangkat lunak program dari suatu situs di internet dan menyimpannya di komputer. 3. Listserv merupakan suatu mailing list (daftar pengguna yang secara periodik menerima bulletin tentang suatu topik melalui email), dimana seseorang dapat berdiskusi dengan orang lain mengenai topik yang menarik perhatian mereka. Ketika seseorang menjadi anggota suatu listserv, secara otomatis akan menerima email dari orang lain yang mengirim pesan ke listserv tersebut. 4. Telnet (remote login) merupakan suatu fungsi yang memperbolehkan seseorang untuk berhubungan dengan komputer yang letaknya berjauhan dan melihat sumber informasi yang terdapat disana. Telnet sering digunakan untuk mengakses katalog dari perpustakaan online. 5. Usenet News adalah suatu sistem penyampaian pesan secara global yang cara kerjanya seperti sebuah papan buletin. Ada ribuan grup usenet yang diorganisasikan berdasarkan kategori yang berbed a. Seseorang dapat mengakses ke sistem usenet melalui program newsreader dan kemudian
12 memilih grup yang spesifik untuk membaca pesan yang dikirim oleh orang lain. 6. World Wide Web (www) merupakan sistem informasi dan komunikasi elektronik yang menghubungkan beberapa sumber informasi bersamaan (termasuk teks, suara, gambar dan video) melalui penggunaan hypertext transfer protocol (http ). Sedangkan menurut Purbo (1996), fasilitas umum yang biasa digunakan di internet: 1. Surat elektronik (e-mail). Fasilitas ini merupakan alat bantu yang paling primitif berkirim berita, surat, atau dokumen antarkomputer. Fasilitas e-mail sebetulnya dapat menjangkau lebih banyak pemakai jaringan komputer yang hanya dapat berkomunikasi menggunakan e-mail karena saluran komunikasi yang digunakan masih terlalu lambat (contohnya: penggunaan jaringan paket radio di Indonesia). 2. Kelompok diskusi atau mailing list. Fasilitas ini dibangun dengan menggunakan teknik yang sama dengan proses penyebaran surat elektronik. Bedanya adalah sebuah berita atau dokumen dapat disebarkan kebanyak pengguna sekaligus melalui fasilitas ini. Dengan cara ini, juga dapat dilakukan diskusi, seminar, ceramah, atau konferensi secara elektronik tanpa terikat pad a dimensi ruang, dan dimensi waktu. 3. Fasilitas jaringan atau distributed multimedia database. Fasilitas jaringan barangkali merupakan terobosan yang sangat penting bagi pesatnya perkembangan internet di dunia saat ini. Fasilitas ini menjadi sangat menarik karena adanya fasilitas mesin pencari yang sangat memudahkan dalam melakukan navigasi informasi di internet. Selain itu masih banyak fasilitas internet sebagai sumber informasi yang dapat digunakan, seperti netmeeting yaitu suatu fasilitas dalam internet yang digunakan untuk melakukan pertemu an secara elektronik. Fasilitas e-consultatif yaitu fasilitas internet yang digunakan untuk melakukan konsultasi atau tanyajawab secara elektronik dengan para ahli pada suatu bidang tertentu; dan masih banyak lagi fasilitas yang dapat diperoleh dengan menggunakan internet.
13
Situs Departemen Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia (Deptan) membangun Situs Deptan (http://www.deptan.go.id) untuk menunjang pelaksanaan pembangunan pertanian dengan menyediakan data dan informasi pertanian. Informasi yang tersedia dalam situs ini, antara lain, berupa statistik dan kebijakan pertanian yang diperoleh dari beberapa sumber, terutama unit kerja dalam lingkup Deptan. Bagi peneliti-perekayasa, situs ini menginformasikan demand driven research , sehingga dapat digunakan sebagai pedoman atau arah dalam memformulasikan penelitiannya. Dasar hukum penggunaan internet dalam melakukan penelitian termaktub didalam salah satu jalur kebijakan peningkatan dayasaing ilmiah dan diseminasi hasil penelitian (Badan Litbang Pertanian 2003a), yaitu: a. Keputusan Presiden Nomor 177 tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen. b. Keputusan Menteri Pertanian N0.01/Kpts/OT.210/1/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian. c. Keputusan
Menteri
Pertanian
No.
99/Kpts/OT.210/2/2001
tentang
Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian. d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat. e. Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai. f. Keputusan
Menteri
Negara
Penertiban
Aparatur
Negara
No.
01/MENPAN/1983 tentang Angka Kredit Bagi Jabatan Peneliti. g. Keputusan Ketua LIPI No. 1661/D/1999 tentang Pedoman Penilaian Karya Ilmiah Peneliti. Jaringan kerja elektronik yang dikembangkan Deptan merupakan jaringan intranet dengan pangkalan data yang dikembangkan secara bertingkat dalam suatu wadah situs Deptan. Pengelolaan intranet Deptan ini diserahkan kepada Pusat Data dan Informasi (Pusdatin). Adapun menu yang ada di situs Deptan meliputi: 1. Fungsionalitas, yang merupakan menu yang dikelompokkan berdas arkan fungsionalitas Deptan seperti: basisdata, perpustakaan, teknologi, standarisasi,
14 sarana, produksi, pengolahan dan pemasaran, Sumberdaya Manusia (SDM), ketahanan pangan, Litbang, karantina, inspektorat dan sekretariat, serta daerah. 2. Berita terbaru merupakan menu yang paling menonjol diantara menu yang disediakan situs Deptan karena berada di point of view. Menu ini paling sering diperbarui karena banyak berita baru mengenai pertanian, baik untuk intern maupun untuk kalangan umum. 3. Menu intern berupa intranet dan e-mail, khusus pegawai Deptan. 4. Menu umum merupakan menu yang berupa direktori bagi masyarakat yang ingin mengakses karena menyediakan: kontak bisnis, market on-line, Agribusiness Investment Opportunity in Indonesia, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), situs Land Use Development Management (LUDM), Peta Sawah Rawan, Kekeringan Pulau Jawa dan Madura, Peta Lahan Baku Persawahan Jawa dan Madura, Direktori Wisata Agro, Direktori Pakar Pertanian, Climate Prediction Center, ENSO Diagnostic Discussion, Sistem Informasi Mitigasi Bencana Alam, Lapan, ASEAN eFarmers. Untuk keamanan informasi, tiap pengguna situs Deptan memiliki identitas berbeda dengan kata kunci (password ) untuk mengakses, sesuai kriteria ijin yang diperbolehkan. Identitas pengguna diberikan oleh pengelola jaringan atas dasar permintaan pengguna. Pengembangan pemanfaatan internet di daerah di dorong dengan disediakannya dana untuk pengadaan perangkat akses dan dana operasionalnya (Pancaputra 2002).
Situs dan Layana n Informasi PUSTAKA Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) sebagai pendukung kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian Deptan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebaran informasi Iptek pertanian. Dalam mengemban tugas tersebut, PUSTAKA selalu berupaya untuk beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat melayani pengguna dengan prima.
15 Situs PUSTAKA (http://www.pustaka.bogor.net) berdiri sejak tahun 1994 dengan teknologi gopher dan menggunakan teknologi http tahun 1996. Mulai tanggal
2
Februari
2005,
Situs
PUSTAKA
berubah
menjadi
http://pustaka_deptan.go.id . Situs ini terdiri dari menu: 1. Profil PUSTAKA, termasuk di dalamnya sejarah, tugas dan fungsi serta struktur organisasi. 2. Koleksi dan layanan PUSTAKA yang berisi data statistik koleksi yang dimiliki serta layanan yang diberikan. 3. Pangkalan data atau basis data koleksi yang berisi katalog buku (berupa daftar dan fasilitas pencarian), katalog majalah (berupa daftar), koleksi CD-ROM PUSTAKA, Jasa Kesiagaan Informasi yang dimuat secara list perbulan, Iptek pertanian, CARIS (memuat informasi bibliografis tentang penelitian pertanian yang sedang berjalan di lingkup Badan Litbang Pertanian ), dan paket teknologi. 4. Jurnal Elektronik yang berisi enam jurnal Badan Litbang Pertanian yang diterbitkan oleh PUSTAKA meliputi: Indonesian Journal of Agricultural Science (IJAS), Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian (JP3), Jurnal Bioteknologi Pertanian (Jurnal Biotek), Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Warta Litbang), Buletin Teknik Pertanian (Bultektan), serta Jurnal Perpustakaan Pertanian (JPP). Semua jurnal ini merupakan versi on-line dari bentuk tercetak. 5. Berita terbaru yang mengaitkan beberapa situs yang menyediakan berita terbaru seputar pertanian. 6. Fasilitas pencarian atau penelusuran yang menggunakan mesin google untuk pencarian. Metode pencarian ada dua yaitu pencarian ke dalam (khusus situs PUSTAKA) dan pencarian ke luar. Melalui situs PUSTAKA, pengguna dapat menelusuri dan memperoleh informasi, antara lain tentang teknologi hasil penelitian pertanian, daftar isi terbaru majalah ilmiah luar negeri, dan jurnal elektronik, serta koleksi CD-ROM atau pangkalan data tidak terpasang (off-line). Koleksi CD-ROM PUSTAKA antara lain (PUSTAKA, 2003):
16 a. AGRIS berisi abstrak literatur hasil penelitian pertanian dari seluruh dunia yang dihimpun oleh FAO. b. CAB Abstract merupakan produk dari CABI (Center for Agricultural and Biosciences International) berisi pangkalan data bibliografis hasil penelitian bidang pertanian, kehutanan, kesehatan , dan gizi. c. AGRICOLA berisi pangkalan data bibliografis dari literatur bidang pertanian yang dibuat oleh NAL (National Agricultural Library, USDA). d. TROPAG and RURAL diterbitkan oleh KIT (Koninklijke Institute voor de Tropen ) Netherlands, berisi literatur bidang pengembangan pertanian, kehutanan, dan menejemen lingkungan daerah tropik. e. Statistik Indonesia (BPS) menyajikan data dari berbagai bidang yang dilengkapi dengan ulasan deskriptif dan penjelasan teknis dari bidang bersangkutan. f.
TEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) memuat 132 majalah lengkap (full text) dan 14 judul monograf terbitan FAO. Beberapa contoh judul publikasi yang dimuat CD TEEAL adalah: Agronomi Journal, Land Economics, Geoderma, Plant and Soil.
g. Journal of Biological Chemistry d iterbitkan oleh American Society of Biochemistry and Molecular Biology, Inc. h. Crop Protection Compendium berisi informasi dalam bentuk teks, peta dan gambar tentang penyakit, musuh alami dan informasi negara Asia Tenggara dan Pasifik . Selain bentuk CD, PUSTAKA juga melanggan jurnal on-line ProQuest yang dapat diakses melalui internet, beberapa diantaranya adalah Agricultural Research (1988-sekarang), Arable Farming (1998-sekarang), Bioscience (1988-sekarang).
Penelitian dan Perekayasaan Badan Litbang Pertanian sebagai lembaga penelitian di bidang pertanian mempunyai 6 unit kerja Puslitbang, 1 Pusat Perpustakaan, 1 Lembaga Riset Perkebunan, 3 Balai Besar, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang terdiri dari 28 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), serta 21 Balai Penelitian dan Loka
17 Penelitian, yang tersebar di seluruh Indonesia. Di lingkungan Badan Litbang Pertanian, terdapat lebih dari 1.500 orang tenaga peneliti dengan jenjang fungsional ahli peneliti, peneliti, ajun peneliti, dan asisten peneliti, dan 16 orang Perekayasa. Sebagai sumberdaya manusia utama, keberhasilan Badan Litbang Pertanian sangat tergantung kepada kemampuan dan keprofesionalan PenelitiPerekayasa. Tenaga peneliti tersebar di seluruh UK dan UPT di seluruh Indonesia, sedangkan perekayasa berada di Instansi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) di Serpong Tangerang. Pejabat peneliti menurut LIPI (1999) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang setelah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dalam suatu jabatan fungsional peneliti dan dipekerjakan pada suatu satuan organisasi Litbang dengan tugas pokok
melakukan
penelitian
dan
pengembangan.
Perekayasa,
menurut
Kementerian Ristek (2003), adalah PNS pada instansi pemerintah yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan rancang bangun atau perekayasaan. Menurut Keputusan Presiden R.I. nomor 87 tahun 1999, rumpun penelitian dan perekayasaan adalah rumpun jabatan fungsional PNS yang berkaitan dengan tugas penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan metode operasional yang berhubungan dengan bidang penelitian dan perekayasaan dan melakukan kegiatan teknis yang berhubungan dengan penelitian dan perekayasaan (Kepresidenan RI 1999). Dalam kegiatan ilmiah, penelitian dan perekayasaan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dengan keeratan hubungan secara teoritis sebagaimana terlihat dalam Gambar 1 (Kementerian Ristek 2003). Lingkup kegiatan peneliti adalah penelitian yang mencakup penelitian dasar dan penelitian terapan, sedang lingkup kegiatan perekayasa adalah rancang bangun atau perekayasaan yang mencakup kegiatan pengembangan teknologi dan pengembangan industri yang menghasilkan suatu produk. Secara sederhana dinyatakan bahwa produk penelitian dasar adalah teori dan dengan penerapan teori maka penelitian terapan akan menghasilkan teknologi. Pengembangan berbagai teknologi akan menghasilkan sistem, proses, desain, model, dan prototipe.
18
PENELITIAN
Penelitian Dasar
PEREKAYASAAN
Penelitian Terapan
Pengembangan Teknologi
LINGKUP KEGIATAN PENELITI
Pengembangan Industri
LINGKUP KEGIATAN PEREKAYASAAN
Gambar 1. Alur Kegiatan P enelitian dan Perekayasaan.
Ciri utama dari kegiatan perekayasaan adalah adanya nilai tambah pada produk yang dihasilkan, sehingga memungkinkan produk tersebut untuk dikembangkan dalam skala industri. Gambar 1 memperlihatkan batasan lingkup kegiatan penelitian dan perekayasaan, namun dalam kenyataan di lapangan terdapat banyak keterkaitan yang erat antara penelitian dan perekayasaan (Kementerian Ristek 2003). Peneliti dalam melakukan kegiatan penelitiannya terbagi dalam Kelti dan perekayasa terbagi dalam Kelsa. Setiap lembaga penelitian memiliki jumlah Kelti atau Kelsa yang berbeda. Perbedaan jumlah ini dikaitkan dengan ruang lingkup lembaga. Peneliti atau perekayasa dapat menjadi anggota suatu Kelti atau Kelsa disesuaikan dengan bidang ilmu yang dikuasainya. Penentuan macam dan jumlah Kelti atau Kelsa diatur secara bersama oleh LIPI sebagai pembina peneliti dan Badan Litbang Deptan. 1) Peneliti Peneliti dalam Badan Litbang Pertanian dikelompokkan dalam suatu wadah yaitu Kelompok Peneliti (Kelti). Kelti sebagai kelembagaan fungsional
19 merupakan wadah bagi para fungsional peneliti dalam pengembangan profesionalisasi kerja. Pembentukan Kelti pada Puslitbangsosek dan Balit atau Lolit dapat dilihat pada Tabel 2. Tugas pokok Kelti, antara lain (Setbadan 2003): (1) perencanaan penelitian, (2) pelaksanaan penelitian, (3) pelaksanaan kegiatan publikasi dan penyebarluasan hasil penelitian, (4) menyusun laporan pertanggungjawaban penelitian kepada koordinator program sebagai bahan penyusunan laporan pelaksanaan program. Tabel 2. Pembentukan Kelti pada Puslitbangsosek Pertanian dan Balit atau Lolit Instansi Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian
Balai Penelitian Tanaman Padi, Tanaman KacangKacangan dan Umbi-Umbian, Tanaman Serealia, Tanaman Sayuran, Tanaman Buah, Tanaman Hias, Tanaman Rempah dan Obat, Tanaman Tembakau dan Serat, Tanaman Kelapa dan Palma Lain Balai Penelitian ternak Balai Penelitian Veteriner Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Balai Penelitian Tanah Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Balai Penelitian Biotek nologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Balai Penelitian Pasca Panen Pertanian Loka Penelitian Penyakit Tungro Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropik Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan Loka Penelitian kambing Potong dan Sapi Potong Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian
Nama Kelti yang dibentuk (1) Ekonomi Makro dan Perdagangan Internasiona l; (2) Ekonomi Pertanian dan Manajemen Agribisnis; (3) Sosio -Budaya Pedesaan Pertanian. (1) Pemuliaan, Plasma Nutfah dan Perbenihan; (2) Entomoligi dan Fitopatologi; (3) Ekofisiologi.
(1) Pemuliaan dan Plasma Nutfah; (2) Reproduksi dan Ekofisiologi; (3) Nutrisi; (4) Agrostologi. (1) Bakteriologi; (2) Virologi; (3) Parasitologi; (4) Toksikologi; (5) Patologi. (1) Pengelolaan Tanah dan Air; (2) Eksplorasi dan Evaluasi Sumberdaya Pertanian; (3) Pemanfaatan Sumberdaya Pertanian. (1) Pedologi; (2) Kesuburan Tanah; (3) Konservasi Tanah dan Pengelolaan Air; (4) Biologi Tanah. (1) Agroklimat; dan (2) Hidrologi. (1) Biologi Molekuler; (2) Biokimia; (3) Biologi Sel dan Jaringan; (4) Pengelolaan Sumberdaya Genetik. (1) Proses Kimia; (2) Proses Biologi; (3) Proses Fisika; (4) Pengelolaan Sistem Mutu. (1) Ekofisiologi; (2) Entomologi dan Fitopatologi. (1) Pemuliaan, Plasma Nutfah dan Perbenihan; (2) Entomologi dan Fitopatologi; (3) dan Ekofisiologi. (1) Pemuliaan, Plasma Nutfah dan Perbenihan; (2) Entomologi dan Fitopatologi; (3) dan Ekofisiologi. (1) Pemuliaan dan Reproduksi; (2) Nutrisi dan Agrostologi (1) Pencemaran Tanah, Tanaman; (2) Air dan Emisi dan Mitigasi Rumah Kaca
Sumber: (Badan Litbang Pertanian 2003b)
2) Perekayasa Dilingkungan BBP Mektan terdapat kegiatan penelitian dan rekayasa, rancang bangun dan modifikasi desain, model serta prototipe alat dan mesin pertanian, serta penelitian dan rekayasa sistem mekanisasi pertanian. Kinerja atau keberhasilan BBP Mektan sangat ditentukan oleh perekayasa. Dengan
20 demikian, diperlukan adanya Kelompok Perekayasa (Kelsa) dalam suatu wadah berdasarkan bidang kegiatan dan disiplin ilmu. Kelsa pada BBP Mektan adalah: Mesin Budidaya, Mesin Pengolahan Hasil Pertanian, dan Teknik Tanah, Air dan Energi Pertanian. Adapun tugas Kelsa antara lain (Badan Litbang Pertanian 2003a): (1) merencanakan dan melaksanakan kegiatan rekayasa, rancang bangun dan modifikasi desain, model serta prototipe alat dan mesin pertanian; (2) melaksanakan penelitian dan rekay asa sistem mekanisasi pertanian; (3) menghasilkan teknologi atau paket teknolo gi rancang bangun prototipe alat dan mesin pertanian; (4) mendesiminasikan hasil rekayasa. 3) Karakteristik peneliti dan perekayasa Karakteristik peneliti-perekayasa yang dimaksud adalah ciri individual dari peneliti-perekayasa yang mencakup status demografik dan psikografik, terutama yang berhubungan dengan perilaku pemanfaatan internet dan CDROM. Karakteristik individu menurut Newcomb et al. (1978), meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi, bangsa, agama, dan lain lain. Sedangkan Bettinghous (1973) mengatakan bahwa karakteristik demografik meliputi umur, pendidikan dan penghasilan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka karakteristik individual merupakan ciri atau sifat yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dan lingkungan seseorang. Dalam penelitian ini ditetapkan beberapa karakteristik peneliti dan perekayasa yang akan diamati, yaitu: pendidikan formal, pendidikan nonformal, jenjang atau tingkat jabatan, bidang penelitian, kelompok penelitiperekayasa, dan pendapatan. 1. Pendidikan formal menggambarkan tingkat kemampuan kognitif dan bobot atau derajat ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Menurut Wiriatmaja (1977), pendidikan merupakan usaha seseorang untuk mengubah perilakunya berdasarkan ilmu-ilmu dan pengalaman yang sudah diakui dan direstui oleh masyarakat. Suwandi (1984) mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku seseorang untuk menjadi seperti yang dikehendaki oleh
21 pendidikan itu. Menurut Tichenor dan Olien (1970), kenaikan pendidikan formal menunjukkan suatu perluasan dan penganekaragaman ruang kehidupan, jumlah kelompok referensi yang lebih besar, keterampilan dan kesadaran pada ilmu pengetahuan dan masalah umum lainnya yang lebih besar, dan lebih luasnya keterdedahan pada isi media tentang suatu lingkup masalah. Sehingga pendidikan formal yang dimaksud disini, yaitu pendidikan tertinggi yang ditempuh oleh responden. 2. Pendidikan nonformal adalah pendidikan lainnya, berupa kursus maupun latihan keterampilan. 3. Jenjang atau tingkat jabatan fungsional peneliti-perekayasa yang dikaitkan dengan pangkat dan golongan ruang disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Jabatan Peneliti dan Pangkat Golongan Ruang Jabatan Peneliti
Pangkat dan Golongan Ruang
Asisten Peneliti Muda Asisten Peneliti Madya Ajun Peneliti Muda Ajun Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Madya Ahli Peneliti Muda Ahli Peneliti Madya Ahli Peneliti Utama
Penata muda Penata muda tingkat I, golongan ruang III/b Penata golongan ruang III/c Penata tingkat I, golongan ruang III/d Pembina, golongan ruang IV/a Pembina tingkat I, golongan ruang IV/b Pembina utama muda, golongan ruang IV/c Pembina utama madya, golongan ruang IV/d Pembina utama, golongan ruang IV/c
Sumber: LIPI 1983
Tabel 4. Kaitan Antara Jenjang Jabatan Fungsional, Pangkat, Golongan Ruang dan Angka Kredit Perekayasa Jabatan Perekayasa Pertama Perekayasa Muda Perekayasa Madya
Perekayasa Utama
Pangkat Penata Muda Penata Muda Tk. I Penata Penata Tk. I Pembina Pembina Tk. I Pembina Utama Muda Pembina Utama Madya Pembina Utama
Sumber: Kementerian R istek 2003
Golongan Ruang III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e
Angka Kredit 100 150 200 300 400 550 700 850 1050
22 4. Ruang Lingkup bidang penelitian dan perekayasaan di Badan Litbang Pertanian menurut jenis program penelitian dibedakan menjadi program penelitian komoditas dan program penelitian bidang masalah. Untuk pelaksanaannya, Badan Litbang Pertanian telah menetapkan tujuh program utama penelitian dan pengembangan pertanian yang disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Program Utama Penelitian dan Pengembangan di Badan Litbang Pertanian Program Utama Litbang Pertanian
Cakupan
Penelitian Sumberdaya Pertanian
karakteristik dan pemanfaatan lahan, konservasi dan manajemen ekosistem, koleksi, karakterisasi, evaluasi, konservasi, dan pemanfaatan plasma nutfah, serta dinamika biologi dan kimia tanah lingkungan. tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, jasad renik, biologi molekuler perbanyakan material melalui teknik kultur in-vitro, transfer gen untuk memperoleh tanaman, dan ternak unggas, serta identifikasi molekul spesifik dengan teknik diagnosa seperti monoclonal antibodies dan nuclead acid probes. analisa penawaran dan permintaan secara komprehensif, dinamika ekonomi pedesaan, kebijaksanaan, dan kelembagaan dan organisasi. karakterisasi dan analisis zona agroekologi, komoditas spesifik lokasi, penelitian adaptif, sistem usaha tani (SUT), sistem usaha pertanian (SUP) serta sosial ekonomi budaya masyarakat pedesaan. pengelolaan sistem informasi Iptek, publikasi hasil penelitian, serta promosi, diseminasi dan komersialisasi hasil penelitian. analisis sistem dan prosedur, pengembangan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, pendanaan, serta penyempurnaan manajemen.
Penelitian perbaikan potensi komoditas Penelitian bioteknologi
Penelitian sosial ekonomi dan kebijaksanaan Pengkajian dan pengembangan teknologi spesifik lokasi
Komunikasi hasil penelitian Pengembangan kelembagaan
Sumber: Badan Litbang Pertanian 2003 b
Kinerja Peneliti dan Perekayasa Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua, terbitan Balai Pustaka tahun 1993, adalah (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, dan (3) kemampuan kerja. Untuk menilai tingg i-rendahnya kinerja peneliti-perekayasa dilakukan
penilaian
kinerja
dengan
melihat
pemenuhan kewajiban seseorang sebagai peneliti-perekayasa. Pengembangan karir peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian mencakup dua tugas pokok, yaitu hak dan kewajiban dalam tugas fungsional dan tugas institusional: Pelaksanaan tugas fungsional adalah pengembangan profesional
23 yang ditetapkan berdasarkan penilaian angka kredit jabatan fungsional, terhadap prestasi profesional tersebut diberikan hak jabatan fungsional dan imbalan tunjangan sesuai dengan tingkat jenjang yang dicapai. Pelaksanaan tugas institusional, yaitu dalam menjalankan tugasnya terkait dan mengacu kepada mandat dan tugas pokok unit kerjanya. Dua tugas ini bersifat mengikat serta merupakan alat penilaian dalam kenaikan pangkat atau golongan PNS. Khusus untuk Badan Litbang Pertanian penilaian tugas pokok dan fungsi tersebut selain dapat menunjukkan kinerja SDM, juga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan usulan kenaikan pangkat, pelatihan jangka pendek dan jangka panjang, penghargaan PNS dan lain -lain (Badan Litbang Pertanian 2003a). Tabel 6 menyajikan kriteria pen ilaian pelaksanaan tugas pokok peneliti dan bobot penilaian berdasarkan jenjang jabatan. Tabel 6. Kriteria dalam Penilaian Pelaksanaan Tugas Pokok Peneliti dan Bobot Penilaiannya Berdasarkan Jenjang J abatan Kriteria Perencanaan penelitian Pelaksanaan penelitian Publikasi dan penyebarluasan hasil penelitian Pembinaan penelitian Perumusan arah kebijaksanaan ilmu pengetahuan dan teknologi Pemupukan perkembangan kehidupan ilmiah pada taraf nasional dan internasional Keterangan Sumber
Asisten Peneliti XX XXX XX
Ajun Peneliti XX XXX XXX
Peneliti XXX XXX XXX
Ahli Peneliti XXX XX XX
-
-
XX XX
XXX XXX
-
-
X
XXX
: - jumlah tanda (X) menunjukkan bobot : LIPI 1983
Peran peneliti dari jenjang jabatan asisten sampai dengan ahli peneliti dalam kegiatan publikasi dan penyebarluasan hasil penelitian (komunikasi hasil penelitian pertanian) adalah: peran dalam penyusunan karya ilmiah primer maupun sekunder dengan bimbingan atau pengawasan hingga dipublikasikan; meliputi pula anggota tim dalam kegiatan promosi, ekspose, penyusunan karya ilmiah populer dalam bentuk ”leaflet”, panduan teknis inovasi teknologi, bukubuku ilmiah. Kegiatan publikasi termasuk penerbitan naskah hasil penelitian pada jurnal penelitian, baik nasional maupun internasional. Sedangkan kegiatan diseminasi hasil penelitian termasuk penyebarluasan ilmu pengetahuan dan
24 inovasi teknologi melalui media elektronik, media cetak, dan media siaran, situs, atau forum. Untuk dapat diangkat dalam jabatan peneliti, seorang PNS harus memenuhi angka kredit yang ditentukan dan mempunyai tugas pokok melakukan penelitian dan pengembangan dan bekerja pada satuan organisasi penelitian dan pengembangan. Jumlah angka kredit tersebut harus terdiri dari (LIPI 1983): a. Sekurang-kurangnya 70 persen berasal dari unsur utama, yaitu pendidikan, karya tulis ilmiah, dan atau pemacuan teknologi. b. Sebanyak-banyaknya 30 persen
berasal dari unsur penunjang, yaitu
pemasyarakatan ilmu dan teknologi, keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah, pembinaan kader ilmiah, dan atau penghargaan ilmiah. c. Angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah yang diterbitkan sekurang kurangnya harus sama dengan jumlah angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah yang belum dan atau tidak diterbitkan. d. Untuk dapat diangkat sebagai ahli peneliti seorang PNS wajib memiliki angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah hasil penelitian yang diterbitkan dan atau disajikan dalam pertemuan ilmiah dan atau dalam pemacuan teknologi sekurang-kurangnya sebesar 30 persen. e. Apabila
suatu
karya
tulis
ilmiah
atau
pemacuan
teknologi
atau
pemasyarakatan ilmu dan teknologi atau keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah ditulis lebih dari dari seorang, maka pembagian angka kreditnya ditetapkan 60 persen bagi penulis utama dan 40 persen bagi semua penulis pembantu. f. Apabila kriteria yang dipergunakan dalam penilaian berubah maka yang diperhitungkan hanya selisih angka kreditnya. g. Angka kredit dari unsur kriteria pendidikan bergelar hanya diperhitungkan satu kali dan yang dinilai adalah pendidikan tertinggi.
25 Tabel 7. Penilaian Berdasarkan Angka Kredit Bagi Karya Tulis Ilmiah Sub Unsur
Butir
Angka Kredit
Karya tulis ilmiah yang diterbitkan
Makalah berupa hasil penelitian terdiri atas 30.000 kata atau lebih dalam bentuk buku atau majalah ilmiah
50
Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan orisinil terdiri atas 30.000 kata dan atau lebih dalam bentuk buku atau majalah ilmiah.
35
Makalah berupa hasil penelitian kurang dari 30.000 kata dan minimal 1000 kata yang merupakan bagian dari suatu buku, risalah, atau majalah ilmiah.
25
Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan orisinil kurang dari 30.000 kata dan minimal 1000 kata yang merupakan bagian dari suatu buku, risalah atau majalah ilmiah.
15
Makalah atau komunikasi pendek hasil penelitian dan majalah ilmiah.
10
Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah ringkas dalam majalah ilmiah.
5
Prasarana yang diajukan dalam pertemuan ilmiah unit atau organisasi penelitian yang belum diterbitkan.
Makalah berupa hasil penelitian sendiri
15
Makalah berupa tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah.
10
Karya tulis ilmiah yang tidak diterbitkan
Yang dipatenkan
30
Yang bersifat rahasia
10
Laporan teknis intern
5
Sumber: LIPI 1999
Apabila PNS memperoleh pendidikan yang lebih tinggi setelah ia diangkat dalam jabatan peneliti, maka yang diperhitungkan hanyalah selisih angka kredit antara pendidikan yang diperoleh sebelumnya den gan pendidikan yang lebih tinggi itu. Berdasarkan penilaian tersebut, maka produktivitas peneliti dalam menghasilkan karya tulis sangat mempengaruhi perolehan angka kredit yang harus dipenuhi untuk kenaikan pangkat atau jabatan peneliti (bobot 70 persen). Unsur kegiatan yang dinilai dalam pemberian angka kredit perekayasaan terdiri dari: unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama terdiri dari: (a) pendidikan,
(b)
kegiatan
rancang
bangun atau perekayasaan, dan (c)
26 pengembangan profesi. Unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas Perekayasa. Penilai angka kredit perekayasa yang melaksanakan tugas, ditetapkan sebagai berikut: (a) bagi perekayasa yang melaksanakan tugas di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80 persen dari angka kredit tiap butir kegiatan, (b) bagi perekayasa yang melaksanakan tugas di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama dengan kredit dari tiap butir kegiatan (Men PAN 2003). Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh tiap PNS untuk dapat diangkat dalam jabatan atau pangkat perekayasa, adalah dengan ketentuan: (a) sekurang-kurangnya 80 persen angka kredit berasal dari unsur utama, dan (b) sebanyak -banyaknya 20 persen angka kredit berasal dari unsur penunjang. Perekayasa yang memiliki angka kredit yang melebihi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan atau pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut diperhitungkan untuk kenaikan jabatan atau pangkat berikutnya.