TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (1978) klasifikasi tanaman padi (Oryza sativa L.) dalam taksonomi adalah sebagai berikut : Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, sub Divisi: Angiospermae, Class: Monocotyledonae, Ordo: Graminales, Famili: Graminaceae Genus: Oryza,Spesies : Oryza sativa L. Akar tanaman padi memiliki sistem perakaran serabut. Ada dua macam sistem perakaran yaitu :Akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula sewaktu berkecambah dan bersifat sementara. Akar adventif sekunder yang bercabang dan tumbuh dari buku batang muda bagian bawah.Menurut Yoshida (1981) dalam Makarim danSuharti (2009) menyatakan bahwa akar tanaman padi selain berperan secara fisik, juga berperan dalam berbagai proses kimia, biokimia dan biologi di lingkungan tanaman. Akar tanaman padi juga berperan dalam proses penyerapan unsur hara dan mineral didalam tanah. Batang tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk dalam tumbuhan golongan graminae yang di tandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Pada tiap ruas tanaman padi tidak sama panjangnya dan ditutupi oleh buku buku daun. Pada buku bagian batang bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagian atas (Siregar, 1981). Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselangseling terdapat satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas helaian daun yang menempel pada buku melalui pelepah daun, pelepah daun yang membungkus ruas diatasnya dan kadang-kadang pelepah daun dan helaian daun ruas berikutnya, telinga daun (auricle) pada dua sisi pangkal helaian daun, lidah daun (ligula) yaitu
Universitas Sumatera Utara
struktur segitiga tipis tepat di atas telinga daun, dan daun bendera adalah daun teratas dibawah malai (Suharno, 2005). Padi juga memiliki daun bendera, daun bendera adalah tiga daun teratas yang letaknya dekat dengan malai padi.Morfologi daun bendera sangat berpengaruh terhadap daya hasil, kualitas biji dan produksi.Beberapa karakter morfologidaun bendera seperti ukuran dan bentuk daun bendera dianggap berperan penting dalammenentukan kapasitas penyimpanan dan pendistribusian hasil fotosintesis.Karakteristik daun bendera pada padi bervariasi berdasarkan panjang, lebar dan jumlah kandungan klorofil, tergantung pada sitem genetika yng dimiliki oleh varietas tanaman padi tersebut (Karim, 2014). Bunga padi yang tumbuh secara keseluruhan disebut dengan malai.Malai terdiri dari8–10 buku yang menghasilkan cabang–cabang primer selanjutnya menghasilkancabang–cabang sekunder. Dari buku pangkal malai pada umumnya akan munculhanya satu cabang primer, tetapi dalam keadaan tertentu buku tersebut dapatmenghasilkan 2–3 cabang primer (Tobing et al., 1995). Butir biji adalah bakal buah yang matang, dengan lemma, palae, lemma steril dan ekor gabah (kalau ada) yang menempel sangat kuat.Butir biji padi tanpa sekam (kariopsis) disebut beras.Buah padi adalah sebuah kariopsis, yaitu biji tunggal yang bersatu dengan kulit bakal buah yang matang (kulit ari), yang membentuk sebuah butir seperti biji.Komponen utama butir biji adalah sekam, kulit beras, endosperm, dan embrio (Suharno, 2005). Syarat Tumbuh Pertumbuhan dan produksitanaman padi umumnya sangat dipengaruhi oleh iklim dan tanah, diataranya adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Iklim Tanaman padi tumbuh di daerah tropis / subtropis pada 45° LU sampai dengan 45° LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan empat bulan. rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 15002000 mm/tahun (Ristek, 2000). Pada lahan basah (sawah irigasi), curah hujan bukan merupakan faktor pembatas tanaman padi, tetapi pada lahan kering tanaman padi membutuhkan curah hujan yang optimum >1.600 mm/tahun.Bulan basah adalah bulan yang mempunyai curah hujan >200 mm dan tersebar secara normal atau setiap minggu ada turun
hujan
sehingga tidak
menyebabkan
tanaman
stress
karena
kekeringan.(Pujiharti, et al. 2008). Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-27° C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23° C. Selain itu tanaman padi juga memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Pergerakan angin dapat membantu proses penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencangakan merobohkan tanaman (Ristek, 2000). Tanah Untuk padi sawah, ketersediaan air sangat penting untuk menggenangi lahan persawahan.Oleh sebab itu, maka kemampuan tanah untuk menahan air sangat lah penting, seperti tanah lempung.Untuk kebutuhan air tersebut, diperlukan sumber mata air yang besar, kemudian ditampung dalam waduk dan di alirkan
melalui
saluran
irigasi
selama
pertumbuhan
padi
sawah
(Suparyono dan Setyo, 1997).
Universitas Sumatera Utara
Tanah yang baik untuk pertumbuhan padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya 18 – 22 cm dengan pH 4,0 – 7,0 (Ristek, 2000). Tanah yang baik untuk areal persawahan ialah tanah yang mampu memberikan kondisi tumbuh tanaman padi.Kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan beberapa faktor, yaitu posisi topografi yang berkaitan dengan kondisi hidrologi, porositas tanah yang rendah dan tingkat kemasaman tanah yang netral, sumber air alam dan kondisi alam oleh kegiatan manusia (Suparyono dan Setyo, 1997). Sistem Tanam Jajar Legowo Jajar legowo berasal dari bahasa jawa yang terdiri dari kata “Lego” yang berarti luas dan “dowo” yangberarti panjang. Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan produksi dengan cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam tersebutjuga memanpulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuatmenjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti yang diketahui tanamanpadi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitasgabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan
mendapatkansinar
matahari
yang
lebih
banyak
(Departemen pertanian, 2014). Sistem tanam jajar legowo pada barisan tanaman terluar memberikan ruang tumbuh yang lebih lebar.Dengan sistem tanam ini, mampu memberikan sirkulasi
udara
dan
pemanfaatan
sinar
matahari
lebih
baik
untuk
Universitas Sumatera Utara
pertanaman.Selain itu, upaya penanggulangan gulma dan pemupukan dapat dilakukan dengan lebih mudah (Abdulrachman, et al. 2013). Penerapan sistem tanam jajar legowo akan memberikan hasil maksimal dengan memperhatikan arah barisan tanaman dan arah datangnya sinar matahari. Lajur barisan tanaman dibuat menghadap ke arah matahari terbit agar seluruh barisan tanaman pinggir dapat memperoleh intensitas sinar matahari yang optimum, dengan demikian tidak ada barisan tanaman terutama tanaman pinggir yang terhalangi oleh tanaman lain dalam mendapatkan sinar matahari untuk dapat melakukan proses fotosintesis (Saeroji, 2013). Ada beberapa sistem tanam jajar legowo, diantaranya adalah sistem tanaman jajar legowo 2 : 1, dimana setiap dua baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak antar barisan. Namun jarak tanam padabarisan pinggir yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan.sistem tanam 3 : 1, yaitu setiap 3 baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak antar barisan. Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir dirapatkan dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.Sistem jajar legowo 4:1 yaitu, setiap empat baris tanaman diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak antar barisan, dengan jarak tanaman yang dipinggir setengah jarak tanam yang ditengah. Begitu pula dengan sistem jajar legowo 5:1, 6:1 dan lain lainnya (Departemen Pertanian, 2014). Manfaat tanam jajar legowo adalah (1) populasi tanaman padi meningkat sekitar 24% daripada tanaman tegel. (2) Meningkatkan produksi 12 – 22 %. (3) Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir. (4)
Universitas Sumatera Utara
Mengurangi tingkat serangan hama dan penyakit. (5) Memudahkan perawatan; penyiangan, pemupukan dan penyemprotan pestisida/fungisida (BPTP, 2013). Maksud dan tujuan penerapan sistem Jajar legowo, di antaranyaadalah (1) Memanfaatkan radiasi matahari pada tanaman yang terletak di pinggir petakan, sehingga diharapkan seluruh pertanaman memperoleh efek pinggir (border effect). (2) Memanfaatkan efek turbulensi udara yang bila dikombinasikan dengan sistem pengairan basah-kering berselang maka dapat mengangkat asam-asam organik tanah yang berbahaya bagi tanaman dari bagian bawah ke bagian atas (menguap). (3) Meningkatkan kandungan karbon dioksida (CO2) dan hasil fotosintesis tanaman. (4) Memudahkan dalam pemupukan dan pengendalian tikus, dan (5) Meningkatkan populasi tanaman per satuan luas (Ishaq. 2012). Penerapan teknologi sistem Jajar Legowo (Jarwo) harus diiringi dengan penerapan umur bibit muda (<21 hari) serta jumlah bibityang ditanam tidak lebih dari 3 batang per rumpun (1-3 batang per lubangtanam).Dosis pemupukan yang diberikan haruslah disesuaikan dengan jarak tanam yang dipergunakan, semakin banyak populasi tanaman maka semakin banyak dosis pupuk yang diberikan (Ishaq. 2012). Varietas Padi Varietas adalah sekumpulan individu tanaman yang dapat dibedakan oleh setiap sifat (morfologi, fisiologi, sitology, kimia dll) yang nyata untuk usaha pertanian dan bila diproduksi kembali akan menunjukkan sifat-sifat yang dapat dibedakan dari yang lain. Varietas berdasarkan teknik pembentukannya dibedakan atas
varietas
hibrida,
varietas
sintetik
dan
varietas
komposit
(Mangoendidjojo, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Varietas
hibrida
berasal
dari
persilangan
dua
inhibrida
yang
unggul.Karena itu, pembuatan varietas hibrida unggul merupakan langkah pertama dalam pembuatan benih hibrida unggul.Varietas hibrida memberikan hasil yang lebih tinggi dari pada varietas bersari bebas karena hibrida menggabungkan gen-gen dominan karakter yang diinginkan dari galur penyusunnya, dan hibrida mampu memanfaatkan
gen aditif dan non
aditif.Varietas hibrida memberikan keunggulan yang lebih tinggi bila ditanam pada lahan yang produktivitasnya tinggi (Kartsapoetra, 2003). Penggunaan varietas dari kelompok indika lebih menjanjikan jika dibandingkan
dengan
penggunaan
varietas
dari
jenis
indo-yaponika.Ini
dikarenakan varietas jenis indika memiliki daya hasil produksi yang lebih tinggi, sehingga pembudidaya tanaman padi lebih diuntungkan oleh golonga padi jenis indika (Siregar, 1981). Pada umumnya, varietas padi pada kondisi jarak tanam sempit akan mengalami penurunan kualitas pertumbuhan, seperti jumlah anakan dan malai yang lebih sedikit, panjang malai yang lebih pendek, dan tentunya jumlah gabah per malai berkurang dibandingkan pada kondisi jarak tanam lebar. Fakta di lapang membuktikan bahwa penampilan individu tanaman padi pada jarak tanam lebar lebih bagus dibandingkan dengan jarak tanam rapat (Abdulrachman, et al. 2013). Sejak tahun 2008, penamaan padi sawah irigasi sudah tidak lagi menggunakannama sungai, melainkan menggunakan singkatan Inpari (Inbrida PadiIrigasi). Kemudian pada tahun 2009 masyarakat Indonesia telah mengenal beberapa contoh varietas Inpari tersebut, seperti Inpari 1 hingga Inpari 13. Seiring perkembangan teknologivarietas padi sawah irigasi dilepas lagi pada tahun 2011
Universitas Sumatera Utara
yaitu : Inpari 14 hingga Inpari 32, varietas tersebut, semuanya memiliki kesamaan karakteristik yaitu agak tahan Hawar Daun Blast namun memiliki produksi hasil yang berbeda beda (Badan Litbang Pertanian, 2012).
Universitas Sumatera Utara