II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting
dalam peradaban juga tanaman yang paling penting di Indonesia karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi. Sebagai tanaman utama di dunia, padi diduga berasal dari bagian timur India Utara, Banglades Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam, dan Cina bagian selatan (Suparyono, 1993). Tumbuhan
padi
adalah
tumbuhan
yang
tergolong
tanaman
air
“waterplant”, sebagai tanaman air bukan berarti bahwa tanaman padi itu hanya bisa tumbuh di atas tanah yang terus menerus digenangi air, baik penggenangan itu terjadi secara alamiah sebagaimana yang terjadi pada tanah rawa-rawa, maupun penggenangan itu disengaja sebagaimana yang terjadi pada tanah-tanah sawah. Tanaman padi itu dapat tumbuh ditanah daratan atau tanah kering, asalkan curahan hujan mencukupi kebutuhan tanaman akan air (Andoko, 2002). Padi tumbuh baik di daerah “tropis” maupun “sub tropis”, ketersediaan air yang mampu menggenangi lahan tempat penanaman sangat penting. Tanaman padi cocok untuk dibudidayakan di daerah pantai sampai ketinggian 2400 meter diatas permukaan laut, mulai dari posisi 530 lintang utara sampai 35 s.d. 400 lintang selatan. Sebelum tahun 1965, padi diusahakan secara konvensional. Padi ditanam di ladang atau sawah tadah hujan dengan pemeliharan yang sederhana. Varietas padi yang ditanam adalah varietas lokal, berumur panjang, anakan sedikit, daya hasil rendah, dan umumnya di tanam hanya sekali dalam setahun.
7
8 Varietas padi pada periode ini antara lain, BB-5, PB-8, Pelita I-1, Pelita I-2, PB26, PB-28, dan si ampat (Istiyastuti dan Yanuharso, 1996). Tahap demi tahap, varietas padi semakin diperbaiki melalui perintisan berbagai upaya. Semula, perbaikan varietas padi hanya ditujukan untuk memperoleh hasil yang tinggi, tetapi sekarang disempurnakan dengan kualitas nasi yang sesuai dengan permintaan masyarakat. Pengenalan varietas-varietas dari Pusat Penelitian Padi Internasional (Internasional Rice Research Institute, IRRI) di Filipina dan dari pusat penelitian dalam negeri terus dilakukan agar sesuai dengan iklim dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Varietas tersebut diantaranya, PB-34, PB-32, PB-38, Cisadane, Cimandiri, PB-42, Krueng Aceh, Bogowonto, PB-64, dan PB-68 (Istiyastuti dan Yanuharso, 1996).
2.1.1 Taksonomi Tanaman Padi Padi merupakan tanaman yang produksinya menempati urutan ketiga setelah gandum dan jagung. Padi termasuk kedalam keluarga serealia. Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut. Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Monocotyledoneae
Bangsa
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus
: Oryza
Spesies
: Oryza Sativa
9 2.1.2 Morfologi Tanaman Padi Menurut Istiyastuti dan Yanuharso (1996), tanaman padi terdiri dari bagian-bagian yaitu akar, batang, daun, bagian reproduksi, dan buah padi. Berikut penjelasan bagian-bagian tersebut. 1.
Akar Padi memiliki akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang padi dapat
mencapai kedalaman 50 Cm s.d. 60 Cm. Akar tunggang padi rata-rata hanya mencapai kedalaman sekitar 25 Cm. Akar padi baik akar tunggang maupun akar serabut bercabang-cabang. Cabang pertama tumbuh baik pada induk akar pada jarak yang agak jauh dan panjang-panjang. Susunan akar sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah. Pada tanah kering, akar cabang tingkat pertama biasanya panjang, akar serabutnya pendek-pendek, sebaliknya bila pada tanah basah akar tunggangnya pendek-pendek, sedangkan akar serabutnya panjang-panjang (Istiyastuti dan Yanuharso, 1996). 2.
Batang Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu
dengan yang lainnya dipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya beringga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek. Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri. Adanya perbedaan tinggi dari suatu varietas disebabkan oleh suatu pengaruh keadaan lingkungan. Bila syarat-syarat tumbuh baik, maka tinggi tanaman padi sawah biasanya 80 s.d. 120 cm.
10 3.
Daun Daun terdiri atas helai daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan
pelepah daun yang menyelubungi batang. Pada perbatasan antara helai duan dan upih terdapat lidah daun. Panjang dan lebar dari helai daun tergantung kepada varietas padi yang ditanam dan letaknya pada batang. Daun ketiga dari atas bisaanya merupakan daun terpanjang. Daun bendera mempunyai panjang daun terpendek dan dengan lebar daun yang terbesar. 4.
Reproduksi Adapun bagian reproduksi secara generatif terdiri atas malai dan bunga
padi, berikut penjelasan bagian reproduksi tersebut. a.
Malai Suatu malai terdiri dari sekumpulan bunga-bunga padi (spikelet) yang
timbul dari buku paling atas. Ruas buku terakhir dari batang merupakan sumbu utama dari malai, sedangkan butir-butir nya terdapat pada cabang-cabang pertama maupun cabang-cabang kedua. b.
Bunga padi Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang di atas. Jumlah benang sari ada enam buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai kandung serbuk. Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap bereproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadangkadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak. Mekanisme reproduksi tanaman padi ialah penyerbukan sendiri,karena 95% atau lebih serbuk sari
11 membuahi sel telur tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi,zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endosperm. Pada akhir perkembangan,sebagian besar bulir padi mengadung pati dibagian endosperm. Bagi tanaman muda, padi dimanfaatkan sebagai sumber gizi. 5.
Buah padi Sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah, sebenarnya bukan biji
melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian-bagian lain membentuk sekam (kulit gabah). Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagianbagian paling luar disebut epicarpium, bagian tengah disebut mesocarpium dan bagian dalam disebut endocarpium. Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh embriyo (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni dibagian lemma. Pada lembaga terdapat daun lembaga dan akarlembaga. Endosperm umumnya terdiri dari zat tepung yang diliputi oleh selaput protein. Endosperm juga mengandung zat gula, lemak, serta zat-zat anorganik.
2.1.3 Manfaat dan kandungan padi (beras) Di Indonesia masyarakat mengonsumsi padi yang telah digiling kulitnya (beras) sebagai sumber energi yang hebat karena nasi itu banyak mengandung karbohidrat yang bertindak sebagai bahan bakar bagi tubuh dan membantu dalam fungsi normal otak. Manfaat lainnya adalah bebas kolesterol yang sangat baik bagi kesehatan, karena nasi tidak mengandung lemak yang berbahaya, yaitu
12 kolesterol atau sodium. Nasi menjadi salah satu bagian dari diet yang seimbang, lalu kaya akan vitamin, misalnya niacin, vitamin D, kalsium, serat, zat besi, thiamine, dan riboflavin. Untuk mengetahui zat kimia yang terkandung pada beras dapat dilipat pada Tabel 2.1 sebagai berikut. Tabel 2.1 Komposisi Gizi dalam 100 gram bahan Beras Komponen Kandungan Energi (Kal) 360 Protein (g) 6,8 Lemak (g) 0,7 Karbohidrat (g) 78,9 Kalsium (mg) 6 Fosfor (mg) 140 Besi (mg) 0,8 Vitamin A (SI) 0 Vitamin B1 (mg) 0,12 Vitamin C (mg) 0 Air (g) 13 Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI
2.2
Sarana Produksi Budidaya pertanian diperlukan pemeliharaan-pemeliharaan yang sesuai
dengan kondisi komoditi. Pemacuan pertumbuhan komoditi diperlukan sarana produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, dan lahan. Pemakaian sarana produksi diperlukan sejak pengolahan lahan hingga komoditi berproduksi. Usaha-usaha dalam pembudidayaan tanaman sangat mempengaruhi produksi suatu komoditi (Hernanto, 1995). Sarana produksi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mendukung perkembangan atau kemajuan pertanian terutama untuk mencapai tujuan terciptanya ketahanan pangan. Sarana produksi yang diperlukan dalam usahatani padi sawah selain lahan, dan tenaga kerja umumnya adalah bibit, pupuk,
13 dan obat-obatan agar produksi padi baik sehingga keuntungan yang maksimum dapat tercapai perlu dilakukan pemberian input yang tepat sesuai dengan kebutuhannya, cara pemberian, waktu pemberian dan dosis juga harus tepat. Semuanya itu juga ditambahkan dengan pemilihan bibit, penyemaian, pengolahan tanah, penyiangan, pemupukan, dan pemberantasan hama penyakit. Semua hal tersebut diatas lazimnya disebut dengan teknologi. Penggunaan input produksi dengan teknologi yang ada dapat dioptimalkan untuk mencapai tujuan produksi yang diinginkan. Tujuan produksi tersebut adalah tingkat keuntungan yang maksimum (Daniel, 2002). Adapun sarana produksi yang digunakan meliputi.
2.2.1 Pupuk Pupuk merupakan suatu material yang ditambahkan kedalam media tanam (tanah) untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik atau anorganik (mineral). berikut. Pupuk sebagai sarana produksi memainkan peranan yang penting dalam hal peningkatan hasil panen didaerah yang airnya mencukupi. Petani saja tidak punya kemampuan untuk mengubah keadaan usaha taninya sendiri. Pupuk sebagai sarana produksi memainkan peranan yang penting dalam hal peningkatan hasil panen didaerah yang airnya mencukupi. Petani saja tidak punya kemampuan untuk mengubah keadaan usahataninya sendiri (Susanto, 2002). Perbedaan jenis dan kegunaan pupuk dapat dilihat pada Tabel 2.2
14 Tabel 2.2 Perbedaan Jenis Pupuk dan Kegunaannya No .
Jenis Pupuk
Penjelasan
Contoh
Pupuk kandang Pupuk bokashi 1 Organik Pupuk kompos Pupuk limbah ternak Pupuk sisapanen Pupuk NPK Pupuk hasil proses rekayasa secara Pupuk urea kimia, fisik dan atau biologis dan 2 Anorganik Pupuk ZA merupakan hasil industri atau pabrik Pupuk KCl pembuat pupuk. Pupuk TSP Sumber : Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan, 2002 Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang berbentuk cair maupun padat.
Bantuan dari luar diperlukan baik secara langsung dalam bentuk bimbingan dan pembinaan usaha, maupun tidak langsung dalam bentuk intensif yang dapat mendorong petani menerima hal-hal baru, mengadakan tindakan perubahan (Mosher dalam Padmo, 2000). Pemupukan selalu bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur makanan yang dibutuhkan dalam tanah. Pupuk yang digunakan untuk tanaman padi yang dianjurkan adalah Pupuk: Urea 50 Kg/Ha, NPK 150 Kg/Ha, dan Pupuk Organik 500 Kg/Ha. Berdasarkan informasi dari BPP Sukawati bahwa sarana produksi yang dianjurkan Kabupaten Gianyar di adalah seperti pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Padi Sawah Sesuai Anjuran Pemerintah Komoditi
Sarana produksi Jumlah Keterangan pupuk (kg/ha) Padi Bibit/ benih 25 - 35 Penggunaan berdasarkan luas hektar Urea 150 NPK 50 Organik 500 Sumber : BPP Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, 2013
15 Kerugian tanaman padi dapat terjadi karena adanya hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang ada dapat diberantas dengan cara menyemprot pestisida, gropyokan, pasang lampu, dan lain-lain. Sedangkan untuk trend pengendalian hama dan penyakit sekarang adalah lebih mengedepankan pengaturan pola tanam sedangkan penggunaan pestisida adalah merupakan alternatif tindakan terakhir.
2.2.2 Benih Benih merupakan bahan perbanyakan tanaman yang erat hubungannya dengan usaha peningkatan produksi tanaman yang membawa sifat dan informasi genitik dari pohon induknya.Benih bermutu tinggi atau benih berkualitas memiliki beberapa komponen penting yang menjadikannya sebagai benih unggul yang layak dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Komponen-komponen benih tersebut ialah daya kecambah, kecepatan berkecambah, kadar air, lama penyimpanan serta kemurnian benih. Benih dengan kadar air tinggi serta lamanya periode penyimpan tidak dapat dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman karena telah mengalami proses perombakan senyawa-senyawa didalam benih yang menyebabkan rendahnya viabilitas benih. Benih dibagi menjadi dua, yaitu. a.
Ortodoks, adalah Benih ortodoks adalah benih yang dapat tahan lama disimpan dan kadar airnya bisa diturunkan.
b.
Rekalsitran, adalah Benih rekalsitran adalah benih yang tidak dapat disimpan lama dan kadar airnya tidak dapat diturunkan. Kualitas benih (meliputi kemurnian, daya kecambah, dan tanggal
kadaluwarsa) sangat berpengaruh terhadap hasil padi. Selain syarat tersebut terdapat syarat-syarat benih lain yang akan digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman harus berasal dari induk yang jelas asal usulnya, memiliki produksi
16 tinggi, memiliki daya adaptasi luas, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta matang secara fisiologis. Kualitas benih yang baik dapat mempertahankan potensi hasil suatu varietas yang diinginkan. Benih dengan spesifikasi diatas, pertanaman harus dipersiapkan melalui proses-proses seleksi lapangan, dan seleksi sesudah panen (Harahap dan Tjahjono, 2003). Petani padi di Bali pada umumnya menggunakan benih unggul seperti ciherang, ciherang putih, Inpari 1, 6, 7 serta 10. 2.2.3 Pestisida Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu yang dipergunakan untuk. 1.
Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman
2.
Mengendalikan rerumputan
3.
Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
4.
Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
5.
Mengendalikan hama-hama air. Pestisida umumnya adalah campuran bahan kimia serta bahan-bahan lain
(ekstrak tumbuhan, mikroorganisme) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (Djojosumarto, 2000). Tumbuhnya rumputrumput liar disekitar tanaman padi akan menyadap zat-zat makanan, oleh karena itu rumput liar tersebut harus disiangi atau dibersihkan. Penyiangan dilakukan dua kali, yang pertama setelah padi berumur tiga minggu dan ke dua setelah berumur enam minggu.
2.3
Pengertian Usahatani Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan
17 efisien untuk tujuan memperoleh keuntungannya yang tinggi pada waktu tertentu. Efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumber daya yang dimiliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan keluaran “output” yang melebihi masukan “input” (Soekartawi, 1986). Makin maju usahatani, makin sulit bentuk dan cara pengorganisasiannya. Dengan demikian gambaran dapat dilihat dari adanya lahan bangunan, alat-alat pertanian, curahan tenaga kerja dan kegiatan petani yang ditetapkan untuk rencana usahataninya. Analisis usahatani diperlukan data tentang penerimaan, biaya, dan pendapatan usahatani perlu diketahui. Hernanto (1995) mengemukakan adanya empat faktor pokok yang harus ada dalam berusahatani yaitu tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen. Definisi tersebut diatas dapat diturunkan pengertian adanya empat unsur pokok atau faktor yang selalu ada pada usahatani, unsur – unsur dijelaskan sebagai berikut. 1.
Tanah (land) Tanah merupakan faktor produksi pemegang peranan yang sangat penting
sebagai penyedia ruang untuk produksi. Tanah merupakan kebutuhan produksi utama pada kegiatan di bidang pertanian. Tanah merupakan faktor produksi yang relatif langka dibandingkan dengan faktor produksi lainnya dan distribusi penguasaannya di masyarakat tidak merata. 2.
Tenaga kerja (Labour) Potensi tenaga kerja keluarga petani adalah jumlah tenaga kerja potensial
yang tersedia pada suatu keluarga petani yang meliputi semua jenis tenaga kerja yaitu pria, wanita, anak-anak, ternak dan mekanik yang dimiliki. Tenaga kerja dapat diperoleh dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. Pada umumnya para
18 petani tidak memperhitungkan tenaga kerja dalam keluarga dan sulit pengukurannya dalam penggunaannya. Jenis-jenis tenaga kerja yaitu. a.
Upahan, tenaga kerja upahan pada umumnya tidak mempunyai upah rasional karena kemampuan kerja tidak diukur secara jelas tetapi dihitung sama untuk tenaga kerja.
b.
Sambatan, tenaga kerja luar keluarga dengan sistem sambatan atau tolongmenolong diantara para petani yang pada umumnya tidak didasarkan pengembangan ekonomi. Penilaian terhadap penggunaan tenaga kerja biasanya digunakan
standarisasi satuan tenaga kerja yang biasanya disebut dengan “Hari Orang Kerja” atau HOK. Namun, tidak selamanya penambahan dan pengurangan tenaga kerja mempengaruhi produksi, karena walaupun jumlah tenaga kerja tidak berubah tetapi kualitas dari tenaga kerja lebih baik maka dapat mempengaruhi produksi (Soekartawi, 1986). 3.
Modal (Capital) Bila menyangkut persoalan modal dan keuangan merupakan aspek yang
penting dalam kegiatan bisnis. Tanpa memiliki modal, suatu usaha tidak akan dapat berjalan walaupun syarat-syarat lain untuk mendirikan bisnis sudah dimiliki. Demikian pula pengetahuan dan keberanian memulai suatu usaha, itu tidak cukup. Sistem keuangan dan mengatur sirkulasi modal seluruh kegiatan usaha mulai dari investasi dasar sebagai awal mula usaha dan dana untuk modal operasi (Rahadi dkk, 1995).
19 4.
Pengelolaan (Management) Pengelolaan
usahatani
adalah
kemampuan
petani
menentukan,
merencanakan, mengkombinasi, mengorganisir dan mengkoordinasikan faktorfaktor produksi yang dikuasai sebaik-baiknya untuk diterapkan dalam suatu usahatani guna mencapai hasil yang maksimal danmemberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan.
2.4
Biaya Usahatani dan Penerimaan
2.4.1
Biaya Usahatani Dalam pengertian ekonomi, yang dimaksud dengan biaya adalah semua
beban yang harus ditanggung untuk menyediakan suatu barang agar siap dipakai konsumen. Biaya produksi atau biaya usahatani adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses produksi serta membawanya menjadi produk. Besarnya produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain struktur tanah, topografi tanah, jenis dan varietas tanaman serta tingkat teknologi yang digunakan (Hernanto, 1995). Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua yaitu. 1.
Biaya tetap (Fixed Cost) Biaya yang jumlahnya tidak tergantung atas besar
kecilnya kuantitas produksi yang dihasilkan berupa : pajak tanah, alat dan bangunan pertanian, pemeliharaan pompa air, traktor dan lain-lain. n
Rumus :
FC =
Xi.Pxi i 1
Keterangan : FC : Biaya Tetap n : Macam input Xi : Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap Pxi : Harga input
20 2.
Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) Biaya-biaya yang selalu berubah-ubah
dimana besar kecilnya sangat tergantung pada skala produksi, berupa : biaya untuk pupuk, obat pembasmi hama dan penyakit, bibit dan lain-lain. n
Rumus : VC =
Xi.Pxi i 1
Keterangan : VC : Biaya tidak tetap n : Macam input Xi : Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tidak tetap Pxi : Harga input 3.
Biaya Total (Total Cost) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya
tidak tetap (VC) Soekartawi, (1986). Rumus : TC = FC+VC Keterangan : TC : Total biaya FC : Biaya tetap VC : Biaya tidak tetap 2.4.2
Penerimaan Usahatani Penerimaan dari usahatani dipengaruhi oleh produksi fisik yang dihasilkan
dimana produksi fisik adalah hasil fisik yang diperoleh dalam suatu proses produksi dalam kegiatan usahatani selama satu musim tanam. Penerimaaan petani akan meningkat jika produksi yang dihasilkan betambah namun sebaliknya akan menurun jika produksi yang dihasilkan berkurang. Menurut Soekartawi (1986), penerimaan usahatani adalah nilai yang diterima dari penjualan produk usahatani dengan kata lain
perkalian antara
produksi yang diperoleh dengan harga jual dengan rumus sebagai berikut. TR = Q . P
21 Keterangan : TR : Total Penerimaan Q : Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani P : Harga
2.5
Pendapatan Usahatani Pendapatan usahatani (net farm income) merupakan ukuran keuntungan
usahatani yang dapat dipakai untuk membandingkan penampilan beberapa usahatani. Pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor (penerimaan) usahatani dan pengeluaran total usahatani (Soekartawi, 1986). Kegiatan usahatani bertujuan mencapai produksi di bidang pertanian, yang pada akhirnya akan dinilai jumlah pendapatan, yaitu uang yang diperhitungkan dari hasil produksi yang dikurangi biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Hernanto (1995) mengemukakan bahwa pendapatan juga dapat digunakan untuk perbandingan keberhasilan petani satu terhadap petani lainnya. Rumus pendapatan usahatani sebagai berikut. Pd=TR-TC Keterangan : Pd : Pendapatan TR : Total Revenue (Total Penerimaan) TC : Total Cost (Total Biaya)
2.6
Uji Data Dua Sampel Tidak Berhubungan Metode statistika non parametrik adalah metode analisis data tanpa
menggunakan parameter-parameter tertentu seperti mean, median, standar deviasi, serta distribusi data tidak harus normal (Suliyono, 2010). Sugiyono (2011) menyatakan uji-u Mann Whitney pilihan uji non parametris apabila uji-t tidak dapat dilakukan oleh karena asumsi normalitas tidak terpenuhi.
22 2.6.1
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan terhadap serangkaian data untuk mengetahui
apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Pengujian dengan SPSS berdasarkan pada uji Kolmogorov Smirnov, normalitas dipenuhi jika nilai hasil uji signifikan untuk suatu taraf signifikansi (α) tertentu (α=0,05). Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. 2.6.2
Uji U (Mann Whitney U Test) Uji Mann Whitney merupakan uji non parametris yang digunakan untuk
mengetahui perbedaan median dua kelompok bebas apabila skala data variabel terikatnya adalah ordinal atau interval/ratio tetapi tidak berdistribusi normal. Berdasarkan uraian di atas, maka Suliyono (2010) menyimpulkan asumsi yang harus terpenuhi dalam Mann Whitney U Test, yaitu: 1.
Skala data variabel terikat adalah ordinal, interval atau rasio. Apabila skala interval atau rasio, asumsi normalitas tidak terpenuhi. (Normalitas dapat diketahui setelah uji normalitas).
2.
Data berasal dari 2 kelompok.
3.
Variabel independen atau berasal dari kelompok yang berbeda atau tidak berpasangan.
Secara matematis, bentuk persamaan atau rumus uji-U Mann Whitney adalah sebagai berikut.
23 Keterangan : n1 = jumlah sampel 1 n2 = jumlah sampel 2 R1 = jumlah jenjang/ranking pada sampel 1 R2 = jumlah jenjang/ranking pada sampel 2
Dasar pengambilan keputusan : Pengambilan keputusan didasarkan perbandingan antara nilai Asymp. Sig. dengan tingkat
signifikansi
(alpa=0,05)
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini.
Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut. Jika : Asymp. Sig. ≤ 0,05 maka tolak H0 Jika : Asymp. Sig. ≥ 0,05 maka terima H0 2.7
Penelitian Terdahulu Penelitian Yoshie Laorensia (2010), tentang Perbandingan Pendapatan
Usahatani padi sawah (oryza sativa l.) sistem tanam pindah dan tanam benih langsung di Desa Sidumulyo, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani padi sawah yang menggunakan sistem tanam pindah dan tanam benih langsung diketahui dengan menggunakan uji t, menunjukkan nilai thitung = -0,37 < T tabel (α0,05; 17) = 2,11 maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti tidak terdapat perbedaan pendapatan usahatani
padi sawah antara sistem tanam pindah dan
sistem tanam benih langsung. Pendapatan usahatani padi sawah antara sistem tanam pindah dan sistem tanam benih langsung tidak berbeda karena hasil produksi yang dihasilkan oleh petani tidak jauh berbeda. Hasil produksi yang tidak jauh berbeda ini menyebabkan penerimaan petani dengan kedua sistem tanam juga tidak berbeda. Hasil penelitian yang sama ditunjukkan bahwa tidak terdapat
24 perbedaan pendapatan antara produktivitas dan pendapatan petani yang menggunakan sarana produksi sesuai dan tidak sesuai anjuran. Hal ini disebabkan perbedaan yang tidak jauh berbeda. Penelitian Tri Wahyu (2012), tentang Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Metode Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Metode Konvensional di Subak Basang Be, Desa Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Pengujian secara statistik menggunakan uji t-test yang hasilnya menunjukan nilai t-hitung sebesar 5,519 dibandingkan dengan T tabel dengan df 28 dan α 5% (0,05) adalah 2,408 jadi nilai t hitung lebih besar dari tabel T tabel maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak artinya terdapat perbandingan antara pendapatan usahatani padi metode PPT dengan metode konvensional. Perbedaan tersebut terjadi karena hasil produksi padi pada metode PPT lebih banyak dibandingkan dengan metode konvensional.
2.8
Kerangka Pemikiran Teoritis Komoditas padi di Provinsi Bali mendapat perhatian yang besar dari
pemerintah, terkait dengan kebutuhan konsumsi beras dan meningkatnya jumlah penduduk. Berdasarkan data BPS Kabupaten Gianyar masih sangat berpotensi untuk ditingkatkan produksi dan produktivitasnya. Subak Gede Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kecamatan yang memiliki luas panen dan produksi terbesar kedua. Pemerintah sangat berperan penting dalam peningkatan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membentuk kebijakan sarana produksi pupuk sesuai anjuran meliputi penggunaan pupuk urea sebanyak 150 kg, pupuk NPK 50 kg pupuk organik sebanyak 500 kg per satu hektar dalam usahatani. Harapan pemerintah dengan adanya kebijakan ini
25 juga dapat meringankan biaya yang dikeluarkan petani. Melalui penyuluh lapangan, petani diberikan pembinaan dan informasi mengenai penggunaan pupuk sesuai anjuran pada lahannya. Oleh karena itu pemerintah terus mendorong penggunaan pupuk yang efisien melalui kebijakan subsidi pupuk, Petani di Subak Gede Sukawati, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati ada yang menggunakan sarana produksi pupuk sesuai dan tidak sesuai anjuran. Melihat adanya perbedaan penggunaan sarana produksi pupuk dalam berusahatani peneliti
ingin
mengetahui
perbandingan
produktivitas,
pendapatan
juga
mengetahui alasan petani menggunakan dan tidak menggunakan sarana produksi pupuk sesuai anjuran. Metode kuantitaitf uji U Mann-Whitney digunakan untuk mengetahui perbandingan produktivitas dan pendapatan petani dan metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui keragaan budidaya antara petani yang menggunakan sarana produksi sesuai dan tidak sesuai anjuran serta mengetahui alasan petani menggunakan sarana produksi pupuk sesuai dan tidak sesuai anjuran. Secara singkat perbandingan pendapatan petani menggunakan sarana produksi
pupuk sesuai dan tidak sesuai anjuran dapat diilustrasikan dalam
Gambar 2.1 berikut.
26
Usahatani padi di Subak Gede Sukawati, Kabupaten Gianyar
Peningkatan Produktivitas dan Pendapatan Sarana Produksi Pupuk
Menggunakan sarana produksi pupuk sesuai anjuran
Menggunakan sarana produksi pupuk tidak sesuai anjuran
Produktivitas, Pendapatan
Keragaan, Alasan
Deskriptiftif Kuantitatif Uji U Mann Whitney
Deskriptif Kualitatif Skala Likert
Kesimpulan dan Rekomendasi
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Perbandingan Pendapatan Petani Padi yang Menggunakan Sarana Produksi Pupuk Sesuai dan Tidak Sesuai Anjuran Pemerintah