TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Lemon Lemon (Citrus medica) yang merupakan salah satu spesies dari genus citrus dan merupakan famili Rustaceae. Buah jeruk termasuk golongan buah sejati karena terjadi dan bunga dengan satu bakal buah saja ( Sarwono, 1992). Menurut sarwono (1991), klastiikasi jeruk sangat scllit karena banyak terdapat jenis kultivar, hibrid dan rnutasi. Secara geografis jeruk tumbuh pada daerah 35" lintang utara dan 40" lintang selatan dan pada ketinggian 2000 ap. Sernentara suhu optimum bagi pertumbuhan jeruk adalah 25'C
- 30°C.
Terdapat 11 varietas jeruk lemon (Citrus limon (Linn) Burm, f) menurut Hume (1957). Varietas yang dipakai pada industri pengolahan jus lemon adalah Varietas Palembang, dengan ciri-ciri buah agak bulat, kulit buah tipis denaan diameter rata-rata 4.-5 cm. Menurut Hume (lG57), vaiietas jeruk !emon (Citrus limcr: (Linn) Burrnf.) adalah sebagai berikut :
1. Eureka: bentuk membvjur, ukuran sedang (2 718 x 2 icchi), warna kunicg lemcn, puncak berputing, putting kecil dan kasar, tumbuh bai di California.
2. Everbearing: bentuk bulat, ukuran sedang (3 9116 x 2 inchi), warna kuning, ptoncak berujung dengan panjang sekiar 518 inchi. 3. Genoa: bentuk membujur, mempunyai dua ujung, ukuran sedang (3 318 x 2 inchi), warna k u n i n ~lemon terana, puncak becputing, putting kecil dan sedikit iajam diujungnya.
4. 0:ohite: -
bn;liiik hampir bulat, biassnya berukuran i l l u x 2 118 inchi, warna agak
kuning, puncsk sedikit bsrcjung den sedikit kasar.
5. Lisbon: bentuk membujur, ukuran sedang (3 % x 2 1/8), warna kuning lemon, puncak berputing, kulit halus, seragam daiam ukuran, kernatangan ferpelihara dengan baik. 6. Meyer: bentuk lonjong ssmpai bu!at, ukuran sedang sampai besar ( 2 518 panjang x 2 518
-
-3 %
3 inchi lebar), warna kuning lemon terang, puncak
membengkok dan bekulit halus. 7. Panderosa: bentuk berleher dan membujur, ukuran besar (4 318 x 4 118 inchi), warna kuning lemon, puncak rata dan sedikit indikasi puffing dan pangkal berleher.
8. Rough (Florida rough; French): bentuk bermacam-macam, ukuran sedang sampsi besar (2 7116 x 2 5/16 inchi), warna kuning lemon. 9. Sicikj: b e n t ~ kmecibujui, 2I;u:~n sedans (2 55 x I%n inchi:, wsrna ,4dnin~!erzng bercshaya, ujung berputing, putting pemdek dan kesar, kulit tipis, halus daii manis. Sel-sel minyak biasenya banyak dipermukaan. 10.Sweet: bentuk rata, ukuran sangat kecil (2 x 2 ? i E inchi), .r;v'arna berbintik-biiitik, kuning keabu-abuan, daging buah ismon gelap, kasar berpasir, jus manis dan hambar dengan sedikit rasa lemon. il.Viliafranca: bentuk buiat membujur, ukuran sedang sampai besar (3 x 2 5/16 inchi), warna kuning lemon cerah, puncak berujung, tumpul dan kasar dengan panjang sekitar % inchi. Umumnya ditanam di Florida. Secara fisik kulit jeruk c?a;a? dibagi merijadi dua bagian utama, yaitu f!z'tedo (kulit bagian luar yang berbatasan dengan epidermis) dan albedo {L-~~lit bagian dalam
- yang berupa jaringan busa). Epidermis merupakan bagisn luar ;l:-:ng me!indunyi buah jeruk, dan terdiri dari lapisan liiin, rnatriks kutin, dinding sel primer dan sei
epidermal. Flavedo sebagai lapisan kedua ditandai dengan adanya warna kuning, hijau atau orange, kelenjar rniny~kclan tidak terdapat ikatan pernbuluh. Pigrnen yang terdapat pada flavedo adalah kloroplas dan karotenoid. Kloroplas akan terdegradasi sehingga buah yang tadinya hijau sebelurn rnatang rnenjadi bewarna orange setelah rnatang. Kelenjar rninyak rnerupakan surnber dan ternpat berakurnulasinya rninyak atsiri. Senakin rnatang buah, rnaka dinding kelenjar semakin tipis. Kelenjar rninyak turut rnernbesar sejalan dengan periurnbuhan atau kernatangan buah (Albrigo dan Carter, 1977)
Garnbar 1. Penarnpang melintang Jeruk lernor1:albedo (a); inti (c); flavedo (9; kantung jus (jv); kantung rninyak (og); kulit (p); biji (sd); dinding segrnen (sw) (Albrigo, 1977).
Minyak Kulit Jeruk Lemon blenurut Swaine (IS;!), rninyak atsiri adalah substansi rninyak yang dinasilkan dari tananan dengan Sefnagai metode ekstraksi dan rnerniliki
1
karakteristik rasa dan aroma dari tanaman yang menghasilkannya. Sedangkan menurut Gordon (1991), minyak atsiri adalah bahan perisa aktif yang beiasal dari bagian tertentu dari tanaman seperti akar, ranting, daun, tunas, biji, kulit buah dan kulit kayu. Minyak tersebut terdapat pada kantong rninyak yang kecil dan terdistribusi pada bagian tanaman dan secara normal menyerupai aroma tanaman asalnya. Minyak kulit jeruk bersurnber dari kantoncj-kantong minyak yang berbentuk oval dengan diameter bervariasi antara 0.4 - 0.6 mm. Kantong rninyak tidak memiliki saluran dan tidak berhubungan dengan sel sekitarnya atau dengan dinding luar sel. Kantong-kantong minyak terdistribusi secara tidak merata pada bagian kulit jeruk yang bervrarna atau flavedo (Guenther, 1947), seperti tampak pada Gambar 2-6. Kulit lemon berisi 0.4 % rninysk dan banyak diproduksi dengan cara pengepresan aingin. Sejgmlah kecil rnmyak jus lemon dihasilkan selama pembuatan jus jeruk lemon.
Gambar 2. Karakteristik sel Flavec!c:bctiran pati (s) yang rrlengindiknok-r: ,;lrtifn:~a kloroplas (chl); rnitokondria (m); grana (g) (.4!bri~o,1977).
Gambar 3. Garnbar sel Flavedo pada buah yang tua: kantung rninyak (I); kromoplas (chr) (Albngo. 1977).
Garnbar 4. Kantung rninyak (og) tepat dibawah ep~dzrniis(epj <:;(I a!bedo {a) (Albngo. 1977).
tlislas lapisan
.
-\
..
-
? ,---
-\
; . .9 . -:.. . . I
3
+ .
. .*.
-
,. . .-.
, .
1
--
..
.>
\
.--i-._ .. ... 2.
-
2 . -
+. 1,
I
-
-?.-
!r
"..'i '5,
7.-*:
2%
, : ,. x.
\
i
C
,.".. - .__.~..
.<
)':,
.. -
I .
w: .,
7.3
h
:.
.
L
'
' V
+ . 0:
,.-
. ,ZT
$Q <.::,&: <.+ '-,,&,-:. ,."'+L, .*k
-....: *~&..-?PA2.,,::?!;;k..%"% *.;L
f.
., ;.-..,
7;,
5 *.- *.,,, -3:
-
.l~,um ,
Garnbar 5. Sel-sel yang rnernproduksi minyak yang rner;gitari kantung minyak (Aibrigo, q377j.
Gambar 6. Lernbaran-lernbaran sepe-ti &:ding
ysng tipis ini merupakan
perpanjangan sel yang mernprc9uksi minyak pada jeruk yang diperoleh dari scanning e!edror; mikioskopi (Albrigo, $977).
Ekstraksi Minyak atsiri Menurut Wright (1991) metode-metode yang digunakan untuk rnernproduksi rninyak atsiri adalah: 1. Distilasi Uap.
Prinsip dari rnetode ini adalah berdasarkan tekanan uap rninyak atsiri. Jika tekanan uap rninyak atsiri ter'capai, rnaka akan terjadi pendidihan. Karena suhu uap, kornponen-kornponen rninyak akan rnendidih pada suhu yang rnendekati iitik didih air. Uap dan rninyak atsiri dilewatkan kondensor sehingga rnengalami kondensasi dan kemudian dipisahkan pada separator. Kebanyakan rninyak atsiri lebih ringan daripada air sehingga rnernbeniuk lapisan di perrnukaan. 2. SiSilasi Air.
Pac'a prinsipiiyz, prases ini sama d e n g ~ i idesiiiasi uap, kecuaii bahan direndarn dalarn air d?isr;7 iteiel. Seringkali viadah nengalami ?emanasan !angs~ngsehingga rnengakibatitan iimbulnya bau pada kete!. r6eiode distiiasi uap dan distiiasi a1r iapitt digabungkan rnenjadi rnetode distilasi air-uap. Pada rnetode ini, bahan dan air dalarn ketel terletak terpisah dengan pernbatas berupa saringan. Metode ini temyata dapat rnengurangi bau pada ketel.
3. Metode Distilasi Kering Meiode distilasi kering tidak rnenggunakan air dan merupakan rnetode yang penggunaannya terbatas, misalnya untuk produksi rninyak balsam. 4. [Lletode Pengepresan
fv?etoae ini berdasarkan c;Srasi k&i daii pernisahan rninyak dari sis:ern ernuisi jrnisalnya dengan sentrifus). Minyak hasil press rnemiiiki keuilggu!an
jika
dibandingkan
dengan
hasil disElasi
karena
prosesnya
tidak
rnenggunakan panas dan terdapanya kornponen-kornponen non volatil yang tidak dapat didistilasi. Minyak hasil press juga lebih stabil karena adanya antioksidan alarni seperti tokofercl. 5. Distilasi Super Kritis
Metode distilasi lain dapat dilakukan dengan proses superkritikal arau karbondioksida cair. Metode ini tidak rnenggunakan panas dan dapat rnengekstrak beberapa kornponen yang tidak dapat rnenguap. Biaya proses rnahai jika diterapkan uniuk skala pabrik. Penelitian yang sebelumnya di!akukan oleh Ncrkila (2001) rnenunjukkan bahwa rendernen hasil distilasi ninyak aari kulii jeruk lemon sebesar 0.03%. semeniara fendernen hasil distilasi jus lirnbah I e r n ~ ndiperoleh sebesar 0.09%. Sedangkan hasil
ppngepresan dingin tidak
dlperoleh adanya
rendernsn,
ksmungkinen disebabkan oleh kecilnya jumlah sarnpel yang aigunakan dan tidak ada perlakuan seperti penggunaan pelarut daalrn proses pengepresan. Sernentara IFtdansyah (2001) rnemperoleh rendernen dan proses distilasi uap-2: C.192 % - 0. 219 % dengan tidak mernberikan perlakuan penciahuluan sebelun rnelakukan distilasi. Untuk penggunaan pada bahan non rnakanan, penggunaan minyak lemon distiiasi lebih dorninan, seperti pada sabun, kertas, parfurn dan industri kosrnetik. Minyak hasil distilasi rnenjadi lebih penting karena harganya leb~hrnurah dan aplikasinya pada bahan non rnakan tidak terlalu rnenghendaki kualitas yang terbaik.
blenurut Guenther (1947) rendemen minyak lemon dipengaruhi oleh berbagai faktor, rnisalnya kondisi dan tingkat kernatangan buah, metode pengepresan yang digunakan dalam proses ekstraksi. Faktor-faktor yang rnempengaruhi rnutu rninyak atsiri adalah: (a) jenis tanarnan dan urnur panen; (b) perlakuan bahan olah sebelurn ekstraksi; (c) sistem, jenis peralatan dan kondisi proses ekstraksi rninyak; (d) perlakuan tehadap minyak atsiri setelah ekstraksi; (e) pengemasan dan penyimpanan. Faktor yang sangat rnernpengaruhi langsung rnu:d
rninyak atsiri adalah faktor pengolahan dan
penanganan rninyak atsiri setelah proses ekstraksi (Ketaren, 1985). Teori Dasar Distiiasi Proses minyak keluar dari dari bahan baku adalah suetu poses pengtiapan, dinana penguapan pertama terjadi pada rninyak yang berada ~ a d asekitar perrntrkaan bahan. Ulnyak y a w sudah menguap ini segera diganti dengan mengalirnya minyak dari lapisan yang lebih dalam ke perrnl-rk=zn h z h n baku. Laju penguapan pada awainya besar dan makin lama makin kecil karena rninyak makin sulii berdifusi ke perrnukaan bahan baku dan persediaan rninyak o'i dalam bahan rnakin lama makin kecil. Untuk itu laju aliran keluar rninyak diasurnsikan mengikuti model persarnaan differensial ordo pertarna. Bila bahan baku rnengandung C kg minyak maka persamaan ordo pertama dapat ditulis (Heldrnan and Singh, 1981)
dimana: C = kandungan rninyak dalam bahan baku (kg) t = waktu (jen?)
k = koefisien iaju penyalingar, (lljam)
Distilasi merupakan perubahan cairan rnenjadi uap dan uap tersebut diding~nkankernbali rnenjadi cairan (Yoder, et a/, 1980 dalarn Purwanto, 1995). Menurut Kister (1992), distilasi rnerupakan proses pernisahan secara fisik dari s u a t ~ ~ carnpuran rnenjadi dua atau lebih produk yang rnempunyai titik didih yang berbed~. Dengan
berbedanya titik didih,
komponen yang lebih volatil akan keluar dari
carnpuran. Unit operasi distilasi rnerupakan metode yang digunakan untuk rnernisahkan komponen-kornponen yang terdapat dalarn suatu larutan atau carnpuran dan tergantung pada distribusi kornponen-kornponen tersebut antara fase uap dan fase cair. Sernua kornponen tersebut terdapat dalarn fase cairan dan fase uap. Fase uap terbentuk dari fase cair rneialui penguapan (evaporasi) pada titik didihnya (Geankoplis, 1983). Menurut Geankcplis (1983). syarat utarna dslarn ~en?isahankornponenkornponen dengan cara distilasi adalah kornposisi uap harr;s t.+r>eda dari komposisi cairan dengan terjadinya keseirnbangan iarutan-la~tan, dengan k ~ n p o n e n kwnponennya yang cukup dapat rnenguap. Suhu cairan yan;
rnendidih rnerupakan
titik didih cairan tersebui pati;: ?ekananatrnosfer yzn5 ciigunakan. Menurut Hirnrnelblau (1987), titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sarna dengan tekanan atrnosfer di sekitar cairan. Titik didih cairan tidak bersifat konstan tapi bervariasi sesuai dengan tekanan atrnosfsr disekelilingnya. Titik didih pada lingkungan dengan tekanan atrnosfer lebih tinggi akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan titik didih pada lingkungan dengan tekman atrnosrer lebih rendah. %bungan antara titik didih ciensan tekanan uap dapat dinyatekan dalarr. persamazn Antoine (Hirnrnelblau, 1987):
Keterangan::
P'
= tekanan uap (mmHg)
T
= suhu (K)
A, B, C = konstanta Tabel 2. Konstanta Antonie Beberapa senyawa (Himmelblau. 1987) Senyawa
/
Kisaran suhu
I
(Ki
I,
A
18.3b36
3816.44
- 44.13
2940.46
i - 35.93
'
284 - 441
Aseton
241 - 350
1I
16.6513
270 - 369
i
18.5242
1
C
i
Air
Etanol
B
/
L / - 50.50
3578.91
Menurut 3rkgsr (1969), tekanan uap setiap cairan proporsional terhadap fraksi mol cairan tersebut dalam campuran yang dikena! dengan tekanan parsial. Hubungan iersebut dikanal dengan hukum Raouit yang dapat diekspresikan sebagai: P = Po,X -
; Pada suhu konstan
Po adalah tekanan uap bahan murni pdda suhu yang diberikan, X adalah fraksi mol bahan tersebut dalam campuran. Hukum Dalton menyatakan bahwa tekanan total pada campuran rnultikomponen adalah jumlah tekar~an parsial kornponenkornponennya atau dapat dicyatakan sebagai berikut (Geankoplis. 1983): ptobl
= 1 pi
Dengan: Pi = tekanan parslal kornpznen I Poi= tekanan uap komponen murni !
Fraksi rnol banyek digunakan dalarn perhitungan teoritis, karena banyak sifat r .
t~siklarutan dieskpresikzn derigan sederhaca dalarn jurnlsh :e!etii
rnoleku!. Fraksi
rnol (X) suatu bek-:q &!am larutan didefinisikan sebagai jurnlah rnol bahan tersebut dibagi dengan jurnlah rnol keseluruhan bahan-bahan yang terdapat dalarn larutan. Jika larutan terdiri dari n, rnol bahan A dan n8 rnol bahan B, rnaka fraksi rnol A
(X,)
dan fraksi rnol B (XB) dinyatakan sebagai berikut:
Jika melibatkan 3 atau lebih kornponen yang berbeda, rnaka penyebut rnerupakan jurnlah rnol total sernua kornponen tersebut (Daniels, 1953). Distilasi akan lebih mengtlntungkan untuk larutan ideal, yaitu larutan yang memiiiki siiai-sifa!: 1. Tidak terdapat pengaruh
panas ketika kornponen-komporien cairan
dicarnpurkan 2. Tidak terjadi perubahan volume ketika !arutan dibentuk dari kornponeo-
kornponennya. 3. Tekanan uap sefiap kornponen sebanding dengan tekanan uap komponen
rnurni larutan tersebut dikalikan dengan fraksi rnolnya dalarn larutan. Kesetirnbangan uap-cairan dalam carnpuran dapat dihitung atau diperkirakan jika tekanan uap dan kornposisi cairan dapat diketahui. Menurut Ross dan Freshwater (I 958), untuk carnpuran dua komponen ideal berlaku:
diinana: P, = tekanan uap komponen 1
P2= tekanan uap kornponen 2
XI = komposisi cairan komponen I Y, = komposisi uap kornponer?l
n
= tekanan total
p = tekanan parsial Dari persamaan diatas, rasio keseirnbangan (K) berubah dengan berubahnya suhu dan tekanan c!?n sering lebih tepat untuk menggunakan rasio yang lain, vaitu volatilitas relatii (a) yang didefinisikan sebagai:
Rasio a,
berarti volatilitas komponen 1 relati; terhadap komponen 2. Volatilitas
relaiif dapat dihitung rnenggunakan persamaan dsngan rnsngefahui data tekanan uap kornponen yang bersangkutan. Persanaan tersebut hanya dapat digunakan untuk carnpuran ideal atau larutan rnendekati ideal seperti anggota deret hornolog (hidrokarbon, ester, keton, fenol, asam dan alkohol!. Distilasi Cairan Multikornponen Proses distilasi yang dilakukan pada beberapa industri dapat rnelibatkan lebih dari dua kornponen. Prinsip urnum disain distilasi rnenara (kolom) mulrikomponen pada beberapa ha1 sarna dengan sistern dua kornponen (binary systems). Masing-masing kornponen dalarn campuran rnuitikornponen tcrdapa: pada suatu kesetirnbangan rnassa. Kesetirnbangan entaipi atau panas dibuat sarna
dengan distiiasi sistern dua komponen. Data keseiirnbangan digunakan untuk ~ n 1983). rnenghitung titik didih dan titlk ~ z h (Geankoplis. Menurut Geankoplis (1983), rnenara yang digunakan pada carnpuran rnultikornponen yang terairi dari n kornponen diperlukan sebanyak (n-I) fraksinator. Sebagai contoh, untuk sistern 3 kornponen, A, B, C dengan volatilitas kornponen A tertinggi dan volaiili!as
kornponen C terendah rnaka diperlukan dua kolorn
pernisahan untuk mernisahkan ketiga kornponen tersebut.
Urnpan yang terdiri dari A, B, C didistiiasi dalarn kolorn 7 , dan A dan B dihasiikan dark bagian atas (distilat) dan C pad2 bagian bawah. Pernisahan dalam koiorn i adalah antara B dan C, sehingga bagian k w a h C akan mengadung sejurnlah kecil B dan sering pola rnengandung sejurniah kecil A(trace element). Dalarn kolorn 2, uinpan A dan 9 aisuling menghasilkan A sebagai distiiat yang mengandc"
sejun!at: kecl! b n p z n e n 9 Can C. Sagian dasa; 6 jug2 akan
ierkontarninasi dengan sejurnlah kecil A dan C. Altzrnatif lain yang dapat dilakukan adalah kolorn 1 digunakan untuk rnernisahkan kornponen A pada bagian aias B dan C sebagai urnpan untuk kolorn 2 untuk rnernisahkan B dan C.
Garnbar 7. Skerna Distihsi Mu!tikomponen. Distiiasi Bertingkat (Frzksionasi) Fraksionasi aiau rektiikasi adalah 2is:i:asi
bertahap dengan refluks
rnerupakan suatu szri proses tahapan penguapan fiash yang iersusun dalam suaiu saii uap dzn cairan dari setiap tahap mengaiir secara bdak-balik ke tahap berikutnya. Cairan da!am satu tahap rnengalir ke tahap dibawahnya sedangkan uap rnengalir naik dari satu iahap ke tahap diatasnys. Dalarn setiap tahap aliran uap (V) dan aliran cairan (L) masuk, b e r ~ r n p u dan r rnencapai kesetimbangan, kernudian mengalir rneninggalkan kesetirnbangan. Diagram alir untuk proses kesetirnbangan satu tahap adalah seper?i pada Garnbar 8 (Geankoplis, 1983). Untuk koniak bolak-balik dengan rnulti tahap, kesetirnbangan bahan adalah persarnaan garis operas: diturunkan dengan hubungan konsentrasi aliran uap dan cairan yang saling melewati dalam setiap tahap. Dalarn distilasi. tahap-tahap kolom (keping atau plat) disusun secara vertikal.
-zv L ,
1 ~
'
Keterangan: V1 = aliran uzp keluar ke dalarn sistern
V2 = aliian uap masuk dari sistem Lo= alian cairan rnasgk ke dalarn sistem
L, = aliran cairan keluar dari sistem Garnbar 8. Diagram alir proses kesetirnbangan satu tahap
Sifat iisiko-Kirnia Niinyak Lemon \blc!dford et a!. (1971) rnsnyatakan bahwa pengetzhuan tentang sifat fisikokirnia m i n y a ~ lemon sanga: penting uniuk meilentukan keseragarnank~alitasrninyak le!mc. Gzcnther (1947) menambzhkac b a k w sifat fisiko-kimla 3q.i mernbs.i,:ii mendeteksi adanya pamzlsuan.
-
Iabel 3. Sifat fisiko-kimia rninyak lemon Kalifornia (Guenther, 1947)
I
Sifat fisiko-kirnia Bobot jenis (25125 "C)
lndeks Bias (20°C) Puiaran optik
Press dingin
i I
II
0.845 - 0.853 I
1.472 - 1.477
+65 - (+ 70)
Tabel 4. Kompone!~kimia minyak lemon *) Golongan
---Komponen Kimia -
-.
T---I
-
i/
'Terpen: Monoterpen
/I
/
-
a-Pinen, P-Pinen, a-Terpinen, r - Terpinen, d-Limonen, Mirsen, psimen, Terpinolen. Sabinen. Camphen Bisabolen, Caiyophyllen
I
Seskuiterpen
Asetat, Kaprat, Kapnlik. Desilik, Formiic, Oktilik. Sitronellol, Geraniol, Linalool, I-iqonaloo!, Oeariol, a-Terpineol, Terpinen-4-01
I
Aseta!dehid,
Sitml,
n-Dekanal.
Geranial,
I
1
Ester
antranilat. Oktil-aseiat.
1 Lawrene (1978) dalam Heath dan Reineccius (1981). Tabel 5. Unsw Pokok Minyak Kuli Lemon Press Dingin *)
Jumlah (% minyak)
Senyawa
I
Berat Molekul ")
Titik Didih (OC)
0.03
156.26
206
Sitronellil asetat
0.17
198.30
240
Dekanal
0.06
156.15
207-209
Desil asetat
0.05
200.31
Sitronellai
paniai-
0.61
I
I
/ G G a n i asetat ~ I
L / Lirnonen
Or40
l196.28------i 1
72
I Linalol
-
F-7 _
-
ISti:i?
--
0.08
-1
1
p4.25 I
1
154.25
199
--
'26,'
0.06
154.25
0.51 Neral
/ Nonanal
I
0.09
I
Oktanal
0.15
Oktil asetat
0.04
a-pinen
2.7
185
14214
-
1 172.26 I
p-pinen
I
!
1 TetrahidrogeranT-"';I I
Totai non volatil !
-
12.7
156-: 60
i n
( y-terpineri
157
736.24
----
/ 175-185
I-+*
I
I
2.0
*) Shaw dalan Nagy e i a/, 1979.
i
**) Ketaren, 1985.
Menurut Ketaren (1985), kornposisi minyak aisiri dapet dipengaruhi oleh perbedaan jenis tanarnan, kondisi iklim, jenis tanah ternpat tumbuh, urnur panen, rnetode isolasi yang digunakan dan cara penyirnpanan minyak. Minyak atsiri umurnnya terdiri dari carnpuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsui karbon ( C ), hidrogen (H), oksigen (0) dan beberapa senyawa kimia yang mengandung unsur nitrogen (hi) dan belerang (S) (Keiaren, 1985).
Mutu minyak lemon hasil dislilzsi bervariasi aan ha1 ini banyak dipengaruhi oleh operasi pengolaha jo.: jeruknya. Clrnumnya minyak lemon distiiasi diperoleh dengan cara distilasi uap dari kulit yang telah diambil jusnya ataupun dari kulii jeruk lemon setelah dilakukan pengepresan dingin (Swjsher. 1977).
Flavor Definisi Flavor menurut BSI (British Standards Institution) adalah kombinasi rasa dan bau. Hal ini dapat dipengaruhi oleh rasa saki, panas dan dingin dan dengan kebijakan rasa (Thomson, 1986). lOFl (International Organisation of the Flavor Industry) mengkiasifikasikan bahan perisa (Flavoring Agent) berdassrkan sifat-sifat alarninya sebagai berikut:
.
kiami, bahan perisa yang berasal dari binatang atau tanarnzn baik yang mentah ataupun terproses secara fisik at% mikiobiologis (ekstrzksi d s n ~ z ? pelarut, distiiasi aiau ferrnentasi), baik berupa bahan baku aiaupun yang telah terproses untuk konsumsi manusia.
2. Semi artificial, bahan perisa yang secara kimia identik dengan yang ierdapai pada bahan perisa alami yang normal dan dibuat dengan proses kimia. 3. Artifisial, bahan perisa yang tidak atau belurn diiehukan identik dengan
proses kimia (Cowley dan Knights, 1994).
Kegunaan Flavor dan Minyak Lemon Usaha-usaha mengekstraksi senyawa flavor dari bahan-bahan pangan meningkat sejalan dengan usaha untuk mengidenlifikasi senyawa aroma. Keuntungan senyawa flavor hasil eks:raksi ini adalah dapat digunakan untuk rnenarnbah aroma dari bahan lain. Senyawa yang sering diekstraksi adalah rninyak atsiri dan oleoresin den rempah-rempah (VJinarno, 1991).
Penarnbahan flavor ke dalsm produk bertujuan antara lain untuk (a) rnernberi -
Cavoi pada produk yang tidak mernpunyai flavor. (b) mernperkua: Rzv.=r yang lemah yang sebelumnya sudah ada, (c) menggantikan flavor alami yang hilang pada waktu pengolahan dan (d) rnenyernbunyikan flavor yang tidak dikehendaki (Heat dan Reineccius, 1986).