PENGARUH JENIS MEDIA DAN KONSENTERASI AIR KELAPA MUDA TERHADAP PERTUMBUHAN JERUK LEMON (Citrus lemon)
BUKHARI RINGKASAN Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh media tanam dan konsentrasi air kelapa dan interaksi keduanya terhadap pertumbuhan stek jeruk lemon. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jabal Ghafur Sigli dari bulan Agustus hingga November 2015. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah stek jeruk lemon, media tanam (tanah pupuk kandang, tanah pasir, tanah sekam padi), air kelapa, dan polybag (ukuran 15 x 21 cm). Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah percobaan faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama adalah media tanam (M) yang terdiri dari 3 taraf yaitu : M1 (Tanah + Pupuk Kandang), M2 (Tanah + Pasir), M3 (Tanah + Sekam Padi). Faktor kedua adalah konsentrasi (K) yang terdiri 4 taraf, yaitu K 0 (0 ml/l air), K1 (150 ml/l air), K2 (250 ml/l air), K3 (350/l air). Pengamatan yang dilakukan meliputi jumlah tunas, panjang tunas, panjang daun dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tunas, panjang tunas, panjang daun, dan panjang akar tanaman jeruk lemon. Air kelapa secara signifikan berpengaruh terhadap semua perlakuan. Interaksi media tanam dan air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap semua perlakuan. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jeruk nipis tanpa biji merupakan varietas baru hasil persilangan antara jeruk sitrun atau lemon (Citrus lemon) dengan jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Bentuk buah tanaman ini adalah bundar agak lonjong, besar ukurannya, dan pada pangkal buahnya terdapat puting seperti jeruk lemon, tidak mempunyai biji sehingga jeruk nipis ini dikenal sebagai jeruk nipis tanpa biji (Rukmana,1996). Jeruk nipis tanpa biji ini umumnya digunakan orang untuk penambah rasa dalam minuman teh (Sarwono, 2001).sebagai bahan pewangi karena mengandung minyak sitrun dan dapat digunakan sebagai obat asma juga digunakan untuk estetika sebagai penghias gelas minuman sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi (Rukmana, 1996). Pembudidayaan tanaman jeruk nipis tanpa biji ini dilakukan secara vegetatif dengan cara cangkok, menyambung, okulasi, dan setek (Wiryanta dan Rahardja, 2003). Tanaman jeruk nipis tanpa biji merupakan tanaman berkayu sehingga bahan setek yang digunakan adalah setek batang. Syarat pemilihan bahan setek batang adalah dahan kecil yang berumur setahun serta cukup keras, panjangnya 20-30 cm. Pertumbuhan
setek dikatakan baik apabila mampu membentuk akar selain itu setek tersebut mampu membentuk tunas baru (Wudianto, 1989). Media tanam yang baik untuk pertumbuhan stek biasanya digunakan berupa campuran tanah, pupuk kandang pasir dan sekam padi. Penggunaan pasir sangat baik untuk perbaikan sifat fisik tanah terutama tanah liat. Osmos (1996) menyatakan bahwa tanah dengan keadaan tesktur dan struktur yang baik sangat menunjang keberhasilan usaha pertanian, struktur tanah yang dikehendaki tanaman adalah gembur mempunyai ruang pori yang berisi air dan udara sehingga penyerapan unsur hara dapat berjalan optimal (Lingga, 1998). Pupuk kandang dapat menambah unsur hara dalam tanah dan menyedia humus yang dapat memperbaiki struktur tanah dan mendorong kehidupan jasad renik tanah (Nyakpa dan Hasinah, 1985). Sekam padi juga dapat digunakan sebagai bahan campuran media tanam Rifai dan Subroto (1982).menyatakan sekam padi merupakan hasil sampingan dari sisa-sisa pembakaran. Unsur hara yang terkandung dalam sekam padi relatif cepat tersedia bagi tanaman dan dapat meningkatkan pH tanah. Air kelapa adalah salah satu zat pengatur tumbuh yang mengandung sitokinin serta diperlukan untuk perkembangan dan
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
1
pertumbuhan tanaman. hasil penelitian Fatmi (2008), larutan air kelapa muda 25% merupakan zat pengatur tumbuh yang tepat dan terbaik yang dapat meransangpertumbuhan tunas dasar nenas (Ananas comosus L.Merr.). Hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat pada tahun (1987) cit. Deptan (1989) bahwa bahanyang terkandung dalam air kelapa muda dengan konsentrasi 25 % dengan perendaman selama 12 jam mampu mendorong pertumbuhan akar dan tunas lada. Namun apakah air kelapa muda juga dapat mendorong pembentukan dan pertumbuhan akar pada jeruk lemon yang hanya dapat dikembangkan secara vegetatif dan media apa yang baik dipakai memerlukan suatu penelitian. Tujuan Penelitian Mengkaji pengaruh media tanam dan konsentrasi air kelapa interaksi keduanya terhadap pertumbuhan stek jeruk lemon. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan kepada peneliti tentang pengaruh media tanam dan konsentrasi air kelapa terhadap petumbuhan stek jeruk lemon sehingga dapat memperoleh bibit yang baru. Hipotesis Diduga media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan stek tanaman jeruk lemon. Air kelapa berpengaruh terhadap pertumbuhan stek tanaman jeruk lemon, ada interaksi media tanam dan air kelapa terhadap pertumbuhan stek tanaman jeruk lemon. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jabal Ghafur Sigli. berlangsung dari bulan Agustus sampai bulan November 2015. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah stek jeruk lemon, media
tanam dan air kelapa. Sedangkan alat yang dipakai adalah parang, cangkul, pisau silet, gunting pangkas, palu, sekop, gergaji, meteran, literan, ember, baskom, gembor, gayung, dan alat tulis- menulis serta alat-alat yang mendukung penelitian ini.
Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, faktor yang diteliti yaitu faktor media tanam (M) terdiri dari 3 taraf dan faktor air kelapa (K) terdiri dari 4 taraf. Faktor media tanam (M) terdiri dari 3 taraf: M1 : tanah + pupuk kandang M2 : tanah + pasir M3 : tanah + sekam padi Faktor air kelapa (K) terdiri 4 taraf: K0 : tanpa pemberian kontrol K1 : 150 ml/l air K2 : 250 ml/l air K3 : 350 ml/l air Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan dan terdapat 36 satuan percobaan, setiap satuan percobaan terdapat 3 tanaman, sehingga secara keseluruhan terdapat 108 tanaman (polybag). Tabel 1 Susunan Kombinasi Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi Air Kelapa No
Kombin asi Perlaku an
1
M1K0
Tanah + Pupuk Kandang
0
2
M1K1
Tanah + Pupuk Kandang
150
3
M1K2
Tanah + Pupuk Kandang
4
M1K3
Tanah + Pupuk Kandang
5
M2K0
Tanah + Pasir
0
6
M2K1
Tanah + Pasir
150
M2K2
Tanah + Pasir
250
M2K3
Tanah + Pasir
350
M3K0
Tanah + Sekam Padi
0
M3K1
Tanah + Sekam Padi
150
M3K2
Tanah + Sekam Padi
250
M3K3
Tanah + Sekam Padi
350
7 8 9 10 11 12
Media Tanam
Konsentras i Air Kelapa (ml/liter)
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
250 350
2
Pelaksanaan Penelitian Penelitian dibuat pada areal yang datar, tidak berbatu dan dekat sumber air. Selanjutnya dipersiapkan bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan dalam penelitian. Naungan berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya matahari yang masuk ke tempat persemaian dan melindungi bibit dari terpaan hujan, sehingga kestabilan suhu dan kelembaban tetap terjaga. Naungan dibuat dengan rangka kayu, bambu diatasnya diberikan jarring paranet. Dengan tinggi naungan 2,5 meter, lebar 3,5 meter dan panjang 7 meter dari tempat naungan. Media tanam yang digunakan tanah lapisan atas yang subur, tanah diayak terlebih dahulu agar bebas dari benda yang tidak diinginkan seperti batudan akar. Selanjutnya ditambah media tanam yang berupa, pupuk kandang, pasir dan sekam padi, dengan perbandingan 1 : 1. Pemeliharaan meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan gulma dan pengendalian hama dan penyakit tanaman. Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu pada sore hari. Penyiangan dilakukan 3 kali yaitu pada umur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam. Penyulaman, dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam, jika terdapat bibit stek yang mati. Pengendalian hama dan penyakit, dilakukan dengan menggunakan pestisida, apabila tanaman (bibit) terserang hama/penyakit sudah melebihi ambang batas ekonomi. Air kelapa diberikan dengan konsentrasi 0 ml/l air tanpa pemberian (kontrol), 150 ml/l, 250 ml/l, 350 ml/l. Dengan cara penyiraman kemasing-masing polibag yang sudah ditanami stek jeruk lemon Parameter yang diamati meliputi jumlah tunas, panjang tunas, panjang daun dan panjang akar. 1. Jumlah tunas (batang daun), jumlah tunas dihitung setelah tanaman berumur 40, 60, dan 80 HST. Tunas yang diamati adalah semua tunas yang tumbuh pada stek. 2. Panjang tunas (cm), panjang tunas diukur dari pangkal tempat tumbuhnya tunas hingga mencapai titik tumbuh yang terpanjang dan telah diberi tanda, pengamatan dilakukan pada umur 40, 60, dan 80 HST.
3. Panjang daun (cm), panjang daun diukur setelah tanaman berumur 40, 60, 80 HST. Daun yang diamati adalah daun yang terpanjang. 4. Panjang akar (cm), panjang akar diukur setelah tanaman berumur 90 HST. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh Media Tanam Jumlah Tunas Hasil Analisis Ragam menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tunas Jeruk lemon umur 80 HST, tetapi berpengaruh tidak nyata pada umur 20, 40, 60 HST. Selanjutnya pengujian pengaruh media tanam dengan menggunakan uji BNT pada taraf 5 % terhadap jumlah rata-rata tinggi tanaman Jeruk lemon umur 80 HST ditampilkan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Rata-rata Jumlah Tunas Tanaman Jeruk Lemon Umur 80 HST Media Tanam (M) M1 M2 M3 BNT
Keterangan:
Umur 80 HST 1,50 a 1,61 b 1,66 b 0,27
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 5 % (Uji BNT)
Dari Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa ratarata jumlah tunas tanaman jeruk lemon akibat pemberian air kelapa yang tertinggi dijumpai pada perlakuan (M3) yaitu dengan nilai 1,66 yang berbeda nyata dengan perlakuan M1 dan M2. Sedangkan yang terendah dijumpai pada perlakuan M1 yaitu dengan nilai 1,50. Sekam merupakan media yang baik terhadap pertumbuhan jumlah tunas. Menurut Rudianto et.al (2008), manfaat pemberian bahan organik adalah meningkatkan humus tanah, mengurangi pencemaran lingkungan dan mengurangi pengurasan hara. Dengan demikian pemberian bahan organik dapat memperbaiki sifat-sifat fisik dan kesehatan tanah. Sekam sangat berperan dalam perbaikan struktur tanah sehingga system drainase media tanah menjadi lebih baik (redaksi PS, 2007). Berdasarkan penelitian Indradewa, 1995. Penggunaan media
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
3
sekam dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kalian. Panjang Tunas Hasil Analisis Ragam menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah tunas tanaman Jeruk lemon umur 20, 60 dan 80 HST. Selanjutnya, pengujian pengaruh media tanam dengan menggunakan uji BNT pada taraf 5 % terhadap rata-rata panjang tunas tanaman Jeruk lemon umur 20, 60 dan 80 HST ditampilkan pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Rata-rata Jumlah Panjang Tunas Tanaman Jeruk lemon Umur 20, 60 dan 80 HST Akibat Media Tanam Panjang Tunas (cm)
Panjang Daun Hasil Analisis Ragam menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap parameter panjang daun tanaman Jeruk lemon umur 80 HST. Selanjutnya, pengujian pengaruh media tanam dengan menggunakan uji BNT pada taraf 5 % terhadap rata-rata jumlah daun tanaman Jeruk lemon umur 40, 60 dan 80 HST ditampilkan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Rata-rata Jumlah Panjang Daun Tanaman Jeruk Lemon Umur 40, dan 80 HST Akibat Media Tanam Panjang Daun
Media Tanam
40 HST
80 HST
M1
1,07 a
1,07 a
M2
1,14 b
1,14 b
Media Tanam
20 HST
60 HST
80 HST
M3
1,23 b
1,23 c
M1
0,97
1,81 a
2,21 b
BNT
0,12
0,12
M2
2,76
2,22 b
2,74 c
Keterangan:
M3
1,65
2,01 ab
2,18 a
BNT
0,20
0,27
0,43
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 5 % (Uji BNT) Dari Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa, rata-rata panjang tunas tanaman jeruk lemon akibat pemberian air kelapa yang tertinggi dijumpai pada perlakuan (M2) yaitu dengan nilai 2,22 dan 2,74 yang berbeda nyata dengan perlakuan M1 dan M3. Sedangkan yang terendah dijumpai pada perlakuan M1 (pada umur 20 dan 60 HST) yaitu dengan nilai 0,97 dan 1,81. Sedangkan panjang tunas terendah pada umur 80 HST dijumpai pada perlakuan M3 yaitu dengan nilai 2,18. Media tanam (pasir) memberikan pengaruh terhadap terhadap panjang tunas bibit jeruk lemon. Hal ini karena kondisi porositas media yang cocok akan memberikan peluang yang semakin baik bagi bibit tanaman jeruk lemon untuk tumbuh dan berkembang . Menurut Brousard et al (1999) dan Leiwakabessy (1988) bahwa semakin besar ruang pori suatu media tanam akan semakin baik airasi.
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 5 % (Uji BNT)
Dari tabel 4 dapat dijelaskan bahwa, ratarata panjang daun tanaman jeruk lemon akibat pemberian air kelapa yang tertinggi dijumpai pada perlakuan (M3) yaitu dengan nilai 1,23 yang berbeda nyata dengan perlakuan M1 dan M2. Sedangkan yang terendah dijumpai pada perlakuan M1 (pada umur 40 HST) yaitu dengan nilai 1,07. Sedangkan panjang daun terendah pada umur 80 HST dijumpai pada perlakuan M1 yaitu dengan nilai 1,07. Penambahan sekam padi pada media tanam dapat memberikan hasil yang lebih baik karena sekam dapat memperbaiki sistem drainase dengan sifatnya yang mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, tidak mudah memadat (Redaksi PS, 2007). Panjang Akar Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang meristem ujung. Pertumbuhan akar yang kuat lazim diperlukan untuk kekuatan dan pertumbuhan (Gardner, et. al, 1991) panjang akar merupakan bentuk pertumbuhan akar. Bentuk keseluruhan sistem akar terutama lebih dikendaliakan secara genetik
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
4
dari pada mekanisme lingkungan. Namun tanah mempengaruhi juga (Salisbury dan Ross, 1995). Hasil Analisis Ragam menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap panjang akar tanaman Jeruk lemon. Selanjutnya, pengujian pengaruh media tanam menggunakan uji BNT pada taraf 5 % terhadap panjang akar ditampilkan pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5 Rata-rata Panjang Akar Tanaman Jeruk lemon Akibat Media Tanam Media Tanam (M) M1 M2 M3 BNT
Panjang Akar (cm) 6,69 a 11,65 c 2,92 ab 0,51
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 5 % (Uji BNT) Dari tabel 5 dapat dijelaskan bahwa, rata-rata panjang akar tanaman jeruk lemon akibat pemberian air kelapa yang tertinggi dijumpai pada perlakuan (M2) yaitu dengan nilai 11,65 yang berbeda nyata dengan perlakuan M1 dan M3. Sedang kan yang terendah dijumpai pada perlakuan M3 yaitu dengan nilai 2,92. Media tanam (pasir) berpengaruh terhadap panjang akar. Kondisi tersebut di atas didukung pula oleh kondisi porositas media yang cocok akan memberikan peluang yang semakin baik bagi bibit tanaman bibit jeruk lemon tumbuh dan berkembang. Menurut Broussard et al. (1999) dan Leiwakabessy (1988) bahwa semakin besar ruang pori suatu media tanam akan semakin baik aerasi. Namun sifat fisik media yang terlalu poros tidak baik (Hartmann et al. 2002; Acquaah, 2002), karena penyerapan unsur hara oleh akar tanaman akan lebih efektif apabila sentuhan antara akar dan permukaan media terjadi cukup erat (Azis et al. 1991) sehingga diperlukan tingkat porositas yang cukup menyediakan peluang akar untuk dapat mengabsorbsi air dan nutrisi dengan baik.
Pengaruh Konsenterasi Air Kelapa Hasil Analisis Ragam menunjukkan bahwa konsenterasi air kelapa tidak berpengaruh terhadap semua parameter pertumbuhan bibit stek jeruk lemon yang diamati pada umur 20. 40, 60 dan 80 HST, tidak berpengaruhnya konsenterasi air kelapa terhadap semua parameter tumbuh bibit yang diamati diduga karena konsentrasi air kelapa yang diberikan masih terlalu rendah sehingga belum mampu mendorong pertumbuhan bibiut stek tanaman jeruk lemon. Hal ini sesuai dengan pendapat Garner at. al., (1991) yang menyatakan bahwa, konsentrasi zat pengatur tumbuh yaang rendah tidak mampu mendorong pertumbuhan akar maupun tunas suatu tanaman dan ketika zat pengatur tumbuh berlebihan bahkan dapat meracuni dan menghambat pertumbuhan tanaman, oleh karena itu pemberian zat pengatur tumbuh harus sesuai dengan kebutuhan sehingga zat pengatur tumbuh tersebut dapat mendorong pertumbuhan tanaman. Pengaruh Interaksi Jumlah Tunas Hasil analisi ragam menunjukkan bahwa, interaksi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tunas tanaman pada umur 20, 40, 60, 80 HST. Total analisis ragam interaksi pada umur 20, 40, 60, 80 HST dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1, 3, 5, 7. Selanjutnya jumlah tunas tanaman jeruk lemon 20, 40, 60 dan 80 HST dapat dilihat pada Tabel 10 berikut. Tabel 10 Rata-rata Jumlah Tunas Tanaman Jeruk Lemon Akibat Interaksi Media Tanam dan Pemberian Air Kelapa Air kelapa (A) M1A0 M1A1 M1A2 M1A3 M2A0 M2A1 M2A2 M2A3 M3A0 M3A1 M3A2 M3A3
Jumlah Tunas (cm) 20 HST
40 HST
60 HST
1,41 1,09 1,61 1,22 1,43 1,36 1,34 1,35 1,31 1,30 1,28 1,34
1,38 1,35 1,74 1,39 1,47 1,34 1,43 1,30 1,31 1,34 1,39 1,43
1,48 1,41 1,54 1,22 1,65 1,48 1,65 1,54 1,65 1,38 1,55 1,50
80 HST 1,46 1,58 1,61 1,34 1,92 1,75 1,92 1,73 1,91 1,81 1,93 1,88
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
5
Panjang Tunas Hasil analisi ragam menunjukkan bahwa, interaksi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tunas tanaman pada umur 20, 40, 60, 80 HST. Total analisis ragam interaksi pada umur 20, 40, 60, 80 HST dapat dilihat pada tabel Lampiran 9, 11, 13, 15. Selanjutnya panjang tunas tanaman jeruk lemon 20, 40, 60 dan 80 HST dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut. Tabel 4.10 Rata-rata Jumlah Tunas Tanaman Jeruk Lemon Akibat Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Air Kelapa Panjang Tunas Media Tanam 20 HST M1A0 M1A1 M1A2 M1A3 M2A0 M2A1 M2A2 M2A3 M3A0 M3A1 M3A2 M3A3
40 HST
60 HST
80 HST
1,89 2,10 2,20 1,55 2,46 1,96 2,28 2,22 2,23 2,05 1,99 1,93
2,09 1,94 1,60 1,60 2,49 1,87 2,28 2,23 2,18 2,00 1,84 2,03
2,14 1,79 2,41 2,50 3,16 2,25 2,45 3,11 2,04 2,31 2,02 2,35
1,17 1,25 1,24 1,10 2,17 1,78 1,68 1,34 1,49 1,39 1,48 1,39
4.3.3 Panjang Daun Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa, interaksi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang daun tanaman pada umur 40, 60, 80 HST. Total analisis ragam interaksi pada umur 40, 60, 80 HST dapat dilihat pada Tabel Lampiran 17, 19, 21. Selanjutnya panjang daun tanaman jeruk lemon 40, 60 dan 80 HST dapat di lihat pada Tabel 4.11 berikut. Tabel 4.11 Rata-rata Panjang Daun Tanaman Jeruk Lemon Akibat Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Air Kelapa Panjang Daun Media Tanam
40 HST
60 HST
80 HST
M1A0 M1A1 M1A2 M1A3
1,12 1,02 1,04 1,09
1.49 1,42 1,37 1,21
1,40 1,55 1,57 1,35
M2A0
1,24
1,58
1,85
M2A1 M2A2 M2A3 M3A0 M3A1 M3A2 M3A3
1,05 1,01 1,25 1,16 1,27 1,22 1,27
1,41 1,51 1,49 1,51 1,47 1,50 1,57
1,64 1,77 1,78 1,66 1,76 1,80 1,85
4.3.4 Panjang Akar Hasil analisi ragam menunjukkan bahwa, interaksi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang akar tanaman pada umur 90 HST. Total analisis ragam interaksi pada umur 90 HST dapat dilihat pada tabel lampiran 24. Selanjutnya panjang akar tanaman jeruk lemon 90 HST dapat di lihat pada Tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Rata-rata Panjang Daun Tanaman Jeruk Lemon Akibat Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Air Kelapa Air kelapa (a)
Panjang Akar (cm)
M1A0
2,93
M1A1
2,29
M1A2
2,86
M1A3
2,21
M2A0
3,97
M2A1
3,14
M2A2
3,38
M2A3
3,27
M3A0
2,88
M3A1
3,09
M3A2
2,71
M3A3
2,98
BNT 0,05
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tunas umur 80 HSP, panjang akar, panjang daun umur 40 dan 80 HSP,dan panjang tunas 20, 60, dan
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
6
5.1.2
5.1.3
80 HSP. Yang terbaik dijumpai pada M1 (tanah pupuk kandang). Konsentrasi air kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Tidak terdapat interaksi media tanam dan tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati.
5.2 Saran 5.2.1 Untuk meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman jeruk lemon penggunaan media tanam pupuk kandang dapat dianjurkan. 5.2.2 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang konsentrasi air kelapa yang berbeda dengan penelitian ini. 5.2.3 Tidak terdapat interaksi yang nyata antara media tanam dan konsentrasi air kelapa terhadap semua parameter yang diamati.
DAFTAR PUSTAKA AAK. 1994. Budidaya Tanaman Jeruk. Jakarta. Kanisius. 206 hal. Annonymous, 1998. Pengembangan Air Kelapa Sebagai Minimum Ringan. Badan Penelitian dan Pengembangan Petanian Departemen Perindustrian. Manado. Anonymous. 2005. Lemon. (Online), (http://en.wikipedia.org/wiki/lemon , diakses tanggal 20 Desember 2014). Arief.A.2005. Hutan dan Kehutanan, cetakan 1. Canisius. Jogjakarta. Broussard, C., E Bush, A Owings. 1999. Effecect of Hardwood and Pine Bark On Growth Response of Withenoody Ornamental. Proceeding of Southern Surserymen’s Assocation. Research Conforence. Vol.44.: 57 – 60. Dwijoseputro, D. 1994. Pengantar Fisiologi Tanaman Budidaya (Terjemahan Herawati Susilo). Universitas Indonesia Press: 232 hal. Ermiati. 2009. Analisis Efisiensi Biaya dan Penentuan Skala Usaha Produksi
Benih Unggul Temulawak Sehat dan Murah Melalui Kultur Jaringan. Laporan Penelitian Dikti 2009. (tidak dipublikasi). Gardner. F.P; R.B Pearce; dan R. L. Mitcell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan H. Susilo. UI Press. Jakarta Hartik, W. dan L. R. Widowati, 2010. Pupuk Kandang. http:// www.balittanah.litbang. Deptan.go.id diakses 8 Januari 2015. Hartmann, HT., DE Kester, FT Davies, Jr, RL Geneve. 2002. Plant Propagation: Principles and Practices. Printice Hall Inc. 770p. Hasibuan, B, E., 2006. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. Heddy. 1996. Hormon Tumbuh . Rajawali, Jakarta. 97 hal. Hendrarto, S. 1980. Pengembangan Pemanfaatan Air Kelapa. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Departemen Perindustrian. Semarang. Indranata, H. K. 1989. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bina Aksara, Jakarta. Katuuk, J. R. P. 2000. Aplikasi Mikropropagasi Anggrek Macan (Gram matohyllum Scriptum). Jurnal Penelitian IKIP Manado. I (IV): 290298. Leiwakabessy, FM. 1998. Kesuburan Tanah Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Instutut Pertanian Bogor. 55h. Lingga , P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Edisi Revisi. Agromedia Pustaka. Jakarta. 130 hal. Nyakpa ,M .Y. & Hasinah HAR. 1985. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Unsyiah , Darussalam Banda Aceh. Osman, F. 1996. Memupuk Tanaman Padi dan Palawija. Penebar Swadaya. Jakarta. Pratiwi, N. 2010. Penelitian Formulasi Krim dari Sari Buah Jeruk Lemon (Citrus lemon L.). Skripsi Sarjana Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia. Prihatmanthi, D. dan N. A. Mattjik. 2004. Penggunaan ZPT, NAA dan BAP serta Air Kelapa untuk Mendeteksi
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
7
Organogenesis Tanaman Anthurium (Anthurium andreamum L. Ex Andre). Bul. Anggaran XXXII: 2025. Redaksi. P.S. 2007. Ragam Media Tanam. Http://www.kebon kembang.info. Akses tanggal 22 desember 2015. Rifai , B & S . R. Soebroto .1982. Ilmu Memupuk II. CV. Yas Guna. Jakarta. Rukmana,R. 2001. Jeruk Lemon. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Rudianto, B, R. Widarawati; dan Purwanto. 2008. Pengaruh Penambahan Bahan Organik dan Pemupukan Za terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah Dilahan Pasir Pantai. Agrosains Volume. 10 (1): 6 – 14. Sarwono, B. 1990. Jeruk dan Kerabatnya. Penebar Swadaya. Jakarta. Soelarso, B. 1996. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Kanisius. Jakarta. Soewandi, R. M. S. 2002. Kebijakan Pengembangan Industri Pupuk untuk Teknologi Pemupukan Berimbang. Lembaga Pupuk Indonesia. Jakarta. Syekhfani. 2000. Arti Penting Bahan Organik Bagi Kesuburan Tanah. Kongres Idan Semiloka Nasional. MAPORINA. Batu Malang. Tasman dan Darwati,1989. Beberapa Aspek dalam Pembuatan Setek. Pelita Perkebunan. 2 (1): hal 29 – 39. Wijayakusuma H. 2004. Sehat dengan Jeruk Lemon. (Online), (http://www.dnet.net.id/kesehatan/kia talami/detail.php?id=604, diakses Tanggal 31 Desember 2015
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
1