TINJAUAN PUSTAKA
Pinang Pinang merupakan tumbuhan tropika yang ditanam untuk mendapatkan buahnya dan karena keindahannya, sebagai hiasan taman Tingginya antara 10 hingga 30 m dan meruncing di bagian pucuk, ukuran melintang batang pokok 15 cm hingga 20 cm. Di bagian jemala (crown) pokok ini berbentuk bulat dan berwarna hijau semasa muda dan apabila masak ia menjadi kuning dan merah. Pinang (Areca catechu) adalah sejenis palma yang tumbuh di darah Pasifik, Asia dan Afrika bagian timur (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Gambar 1. Buah pinang muda dan buah pinang masak Jenis tanaman ini yang di dunia barat dikenal dengan betel nut, terutama ditanam untuk dimanfaatkan buah (biji), daun, dan sabutnya.. Biji pinang dikenal sebagai salah satu campuran makan sirih. Biji berguna untuk bahan makanan, bahan baku industri seperti pewarna kain, dan obat. Biji pinang sebagai obat tradisional diantaranya obat cacingan, luka dan kudis. Nama saintifik bagi pinang ialah Areca catechu. Dalam bahasa Hindi buah ini dipanggil supari dan pansupari sebagai sirih pinang. Tetapi bahasa Malaya dipanggil adakka atau adekka,
Universitas Sumatera Utara
Sri Lanka pula dikenali sebagai puvak, Thai sebagai mak dan masyarakat Cina memanggilnya dengan nama pin-lang (Anonimous, 2008). Air rebusan dari biji pinang digunakan untuk mengatasi penyakit seperti haid dengan darah berlebihan, hidung berdarah (mimisan), koreng, borok, bisul, eksim, kudis, difteri, cacingan (kremi, gelang, pita, tambang), mencret dan disentri oleh masyarakat desa Semayang Kutai Kalimatan Timur. Selain itu digunakan juga untuk mengatasi bengkak karena retensi cairan (edema), rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat haid, keputihan, beri-beri, malaria, memperkecil pupil mata. Biji dan kulit biji bagian dalam dapat juga digunakan untuk menguatkan gigi goyah, bersama-sama dengan sirih. Air rendaman biji pinang muda digunakan untuk obat sakit mata oleh suku Dayak Kendayan, di Kecamatan Air Besar Kalimantan Barat. Sementara bagi masyarakat Papua umumnya, pinang muda digunakan bersama dengan buah sirih untuk menguatkan gigi. Selain sebagai obat penguat gigi, masyarakat pesisir pantai desa Assai dan Yononi, yang didiami oleh suku Menyah, Arfak, Biak dan Serui (Papua), biji pinang muda digunakan sebagai obat untuk mengecilkan rahim setelah melahirkan oleh kaum wanita dengan cara memasak buah pinang muda tersebut dan airnya diminum selama satu minggu (Kristina dan Syahid, 2007). Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid dibandingkan biji yang telah meng-alami perlakuan. Arekolin selain berfungsi sebagai obat cacing juga sebagai penenang, sehingga bersifat memabukkan bagi penggunanya (Kristina dan Syahid, 2007). Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine, tanin terkondensasi,
Universitas Sumatera Utara
tannin terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak menguap dan tidak menguap, serta garam (Wang and Lee, 1996). Nonaka (1989) menyebutkan bahwa biji buah pinang mengandung proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan flavonoid.
Proantosianidin
mempunyai
efek
antibakteri,
antivirus,
antikarsinogenik, anti-inflamasi, anti-alergi, dan vasodilatasi (Fine, 2000).
Penyebaran dan Produksi Bisnis pinang di Jambi kian menjanjikan, terutama untuk Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Selain kualitasnya yang bagus, juga harga pinang untuk ekspor ini kian menjanjikan. Kini rata-rata per kilo harga pinang dihargai Rp 3.500. Sebelumnya harga pinang pernah mencapai Rp 5.000 per kilo. Namun kini banyaknya produksi buah pinang di Jambi berdampak pada penurunan harga. Kondisi ini cukup dikeluhkan sebagian petani pinang di Jambi. Karena selama ini buah pinang cukup banyak membantu perekonomian masyarakat Jambi (Anonimous2, 2009). Ekspor biji pinang dari Sumatra Utara terus mengalami penurunan hingga September 2009 sebesar 30,77 % bila dibanding periode yang sama tahun lalu. Data dari Subdinas Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara (Disperindagsu), menunjukkan penurunan tersebut terjadi sejak pelabuhan di Mumbai India sebagai negara terbesar pengimpor biji pinang harus pindah. Sejak pelabuhannya dipindahkan pada akhir 2008 yang lalu, ekspor biji pinang tidak pernah mengalami kenaikan. Itu mereka lakukan dengan alasan untuk melindungi pemasaran dalam negeri, India juga membuat kampanye negatif tentang kualitas biji pinang dari Indonesia, termasuk Sumut, yang
Universitas Sumatera Utara
disebutkan tidak higienis hingga dapat menyebabkan kanker gusi. Berdasarkan data Surat Keterangan Asal (SKA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatra Utara (Disperindagsu), volume ekspor biji pinang periode Januari - September 2009 mencapai 8,364 ton dengan nilai US$4,098 juta (Anonimous3, 2009). Kandungan dan Khasiat Pinang Tanaman pinang dapat dijadikan tanaman pagar, penghijauan, bahan bangunan,
dan
hiasan,
bagian-bagian
tanamannya
sangat
berkhasiat
menyembuhkan beberapa penyakit. Pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya, yang di dunia Barat dikenal sebagai betel nut. Biji ini dikenal sebagai salah satu campuran orang makan sirih, selain gambir, dan kapur (Syukur, 2009). Daun Daun pinang mengandung minyak atsiri yang dapat mengobati gangguan radang tenggorokan, pangkal tenggorokan, dan pembuluh broncial. Pucuk daun muda yang rasanya pahit pun dapat dijadikan obat nyeri otot. Selain obat, daun pinang dijadikan sebagai pucuk pupuk hijau. Pelepah Pelepah pinang dapat dipakai sebagai bahan baku pembungkus makanan, seperti pembungkus gula merah, gula aren, atau gula tebu. Batang Batang berguna sebagai bahan bangunan, jembatan, dan saluran air. Bahkan, setiap tahun pada perayaan hari kemerdakaan, batang pinang dipakai sebagai tiang untuk lomba panjat pinang. Tanamannya sendiri dapat dipakai untuk mencegah terjadinya erosi atau longsor pada tanah miring. Sabut buah
Universitas Sumatera Utara
Buah pinang mengandung sabut dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan kuas gambar atau kuas alis mata. Biji Biji berguna untuk bahan makanan, bahan baku industri seperti perwarna kain, dan obat. Seperti juga pelepah pinang, biji pun perlu pengolahan untuk mendapatkan produk-produk tersebut. Biji pinang sebagai penyusun ramuan obat sudah masuk kedalam daftar prioritas WHO (Word Health Organization) yang bernaung dibawah PBB. Biji pinang ini dimanfaatkan sebagai obat sejak ribuan tahun sebelum masehi, terutama di Mesir. Hingga kini, ada sekitar 23 negara yang menggunakan biji pinang sebagai obat cacing, eksim, sakit gigi, flu,luka, kudis, difteri,
nyeri
haid,
mimisan,
sariawan,
mencret,
koreng,
borok
(Kristina dan Syahid, 2007).
Alat Mesin Pasca Panen Pinang Didalam proses pasca panen pinang muda ini terdiri dari proses pengupasan pinang dari pinang yang utuh sampai keluar biji pinang yang utuh, pada proses pengupasan ini melibatkan atau menggunakan mesin pengupasan pinang muda yang terdiri dari :
Gambar 2. Alat pengupas pinang muda
Universitas Sumatera Utara
1. Bagian kerangka Pada bagian kerang mesin ini sebagai bahan dasar adalah besi dan kemudian dimodifikasi berbentuk siku, yang berguna sebagai penahan atau dudukan mesin pengupas pinang muda ini, disamping itu kerangka ini juga dapat menunjukkan kekokohan mesin ini sehingga bisa kelihatan menarik. 2. Bagian mekanik Dibagian pemutaran mesin ini terdiri dari 2 lahar duduk dan 2 lahar berdiri yang terletak di bagian kiri dan kanan, yang di mana fungsi lahar yang berada pada pemutar ini adalah untuk memutar dudukan pisau pengupas yang terdiri dari pisau atas dan pisau bawah. 3. Per setelan pisau atas Pada bagian per ini hanya terdapat pada setelan pisau atas hal ini dikarenakan pisau atas berfungsi sebagai pengaturan untuk menentukan jarak antara pisau atas dan pisau bawah, yang dimana pisau bawah konstan dan tidak dapat digerakkan dan ini juga dapat memudahkan kita dalam hal pengupasan pinang muda yang diinginkan, karena bentuk dan diameter pinang sangat bervariasi. Per ini sebanyak 2 buah yang terletak dibagian kiri dan kanan mesin pengupas pinang muda. Ukuran jarak antara pisau atas ke pisau bawah yang terdapat pada mesin ini ditentukan oleh per setelan adalah 1,5 – 3,0 cm, ukuran ini juga harus disesuaikan dengan diameter pinang muda. 4. Mata pisau. Mata pisau ini panjangnya 10 cm sebanyak 16 buah yang terbuat dari besi dan terdapat pada dudukan atas dan bawah, jarak antara pisau yang satu dan
Universitas Sumatera Utara
lainnya adalah 2,5 cm.
Fungsi mata pisau ini adalah untuk mengupas atau
melepaskan kulit pinang dari biji. 5. Motor listrik Motor listrik berjumlah 2 buah yang berfungsi untuk menggerakkan poli pisau. Adapun spesifikasi dari motor listrik adalah: Tabel 1. Spesifikasi motor listrik No Spesifikasi Motor Listrik Pisau Atas
Motor Listrk Pisau Bawah
1 2
Tipe Tenaga
AO27124 0,5 HP, 380 V
Y801-4 0,55 KW, ¾ HP 220/380V
3 4
Arus Putaran
1,12 A 1400 rpm
2,6/1,5 A 1390 rpm
Sumber : Data yang tertera pada alat
6. Poli pisau dan tali kipas Poli pisau pada mesin ini berjumlah 2 buah yang terdapat pada pisau atas dan pisau bawah. Fungsi dari poli pisau adalah untuk mengerakkan dudukan pisau dengan bantuan tali kipas yang telah dihubungkan dengan motor listrik. 7. Pengatur kecepatan Putaran pisau diatur dengan pengaturan putaran motor dengan bantuan inverter telemecanic ¾ HP. Unit buah pengupasan buah pinang muda dilengkapi dengan saluran pemasukan yang mempunyai dimensi 29,5 x 40,5 x 40,5 cm3 dengan kemiringan 550 berfungsi sebagai sarana masuknya buah pinang muda secara utuh dan mengarahkannya menuju pisau pengupas. Unit pengupas terbuat dari baja dengan panjang pisau 10 cm dan lebar 2 cm dan tebal 1 mm. Jumlah pisau pengupas sebanyak 16 buah pisau atas dan 16 buah pisau bawah dan jarak antara mata pisau 2,5 cm yang kemudian digerakkan oleh motor listrik secara langsung. Saluran pengeluaran dengan dimensi 35 x 13,5 x 13 cm3
Universitas Sumatera Utara
yang berfungsi sebagai tempatkeluarnya hasil kupasan, yang dipasang dengan kemiringan 60 o. Rangka mesin pengupasan buah pinang muda termuat dari besi lebar 4 x 4 cm dan tebal 0,5 cm. Mekanisme kerja mesin pengupas buah pinang muda, mesin ini bekerja digerakkan oleh 2 motor listrik 3 phase dengan daya 0,5 HP/ 1400 rpm, untuk memutar pisau pengupas. Buah pinang muda dimasukkan ke saluran pemasukan dan kemudian bergelinding menuju mata pisau pengupas. Buah pinang muda dikupas dengan memisahkan kulit dengan biji sehingga menghasilkan biji yang utuh ketika keluar dari saluran pengeluaran. Kapasitas dan daya suatu gilingan bergantung pada banyak faktor seperti laju pemasukan bahan, kecepatan, daya yang tersedia, macam bahan yang digunakan serta ukuran bahan (Smith dan Wilkes, 1990). Biji pecah atau cacat merupakan mutu rendah. Biji pecah dapat disebabkan karena jarak gilingan yang terlalu dekat dan kecepatan putaran tidak sesuai (Hadiwiyoto dan Soehardi, 1981). Semakin cepat putaran pisau maka semakin tinggi nilai efisiensi pengupasan, tapi disatu sisi semakin tinggi pula persentase biji cacatnya. Kecepatan putar pisau, berpengaruh juga terhadap efisiensi pengupasan dan persentase biji cacat . Terkupas tidaknya biji dipengaruhi oleh seberapa lama biji tersebut kontak dengan pisau dan seberapa besar tekanan yang diterima biji, sehingga kulitnya bisa terkupas. Untuk bisa mengupas biji, diperlukan dua putaran pisau yang berlawanan arah, dimana besar kecilnya tekanan dipengaruhi oleh kecepatan putar pisau. Semakin cepat putaran pisau, maka semakin besar tekanan yang diterima biji. Tapi semakin cepat kecepatan putar pisau, maka semakin kecil
Universitas Sumatera Utara
waktu kontak dengan biji, dan jika tekanannya terlalu besar maka ada kemungkinan biji akan rusak (Waries, 2006). Jarak antar pisau, sangat berpengaruh terhadap kualitas pengupasan. Semakin rapat jarak antar pisau, maka semakin besar kemungkinan biji untuk cacat. Tapi di satu sisi, efisiensi pengupasannya semakin tinggi. Jika jarak antar pisau semakin lebar, maka efisiensi pengupasan akan rendah, tapi biji cacat akan lebih sedikit (Waries, 2006). Kualitas pengupasan dipengaruhi oleh jarak pisau. Persentase jumlah kapasitas yang tinggi didapatkan pada jarak yang lebih besar. Hal ini digunakan juga sebagai acuan di dalam pengaturan putaran dengan diharapkan pada putaran yang lebih tinggi dapat dihasilkan kualitas pengupasan yang baik pula sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Secara teoritis semakin tinggi putaran,maka kapasitas pengupasan semakin bertambah (Amelia, dkk, 2008). Penampang Pinang Muda Kulit samping kanan
Biji pnang muda Kulit ujung
Kulit pangkal i d
Kulit samping kiri
Gambar 3. Penampang buah pinang muda Prinsip pengupasan pinang menggunakan mesin pengupas buah pinang muda, mesin ini bekerja digerakkan oleh 2 motor listrik 3 phase dengan daya 0,5
Universitas Sumatera Utara
HP / 1400 rpm, untuk memutar pisau pengupas. Buah piang muda di masukkan ke saluran pemasukan dan kemudian bergelinding menuju mata pisau pengupas yang berlawanan arah. Semakin cepat putaran pisau, maka semakin besar tekanan yang diterima biji. Buah pinang muda dikupas dengan memisahkan kulit dengan biji sehingga menghasilkan biji yang utuh ketika keluar dari saluran pengeluaran.
Pisau atas
Buah pinang muda
Pisau bawah
Gambar 4. Sketsa prinsip proses pengolahan
Universitas Sumatera Utara