TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Asam Jawa Asam jawa termasuk tumbuhan tropis.Asal-usulnya dari savana benua Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan.Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah tersebar sampai ke benua Asia tropis, dan kemudian juga tersebar ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat yang iklim dan tanah yang sesuai akan tumbuh subur, termasuk di Indonesia, tanaman ini banyak tumbuh liar seperti di hutan-hutan luruh daun dan savana. Pohon asam dapat tumbuh baik hingga ketinggian sekitar 1.000 m dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang.Keberadaan tanaman asam jawa di Indonesia sebagian besar masih berstatus tanaman rakyat, pengelolaan maupun penanganan pascapanen umumnya masih dilakukan secara tradisional atau manual.Untuk mendapatkan asam jawa yang baik dan berkualitas harus dibarengi dengan penanganan pascapanen yang benar (Syukur, 2001). Adapaun taksonomi tanaman Asam Jawa adalah sebagai berikut : Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Genus
: Tamarindus
Spesies
: Tamarindus indica
4
5
Karakteristik Asam Jawa Pohon asam jawa umumnya bercabang pada batang yang agak rendah dan percabanganya menyebar. Tinggi pohon asam jawa dapat mencapai 25 meter dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Tajuk tanaman berbentuk kubah besar yang indah. Batang pohon keras dan dapat tumbuh besar, tetapi pertumbuhannya lambat, hanya sekitar 0,5 cm - 0,8 cm tiap tahun. Dan asam jawa bertangkai panjang sekitar (17 cm), bersirip genap dan berbentuk bulat memanjang. Daun yang masih muda bewarna hijau kekuning-kuningan dan setalah tua menjadi hijau agak gelap. Bunganya mewarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya bewarna cokelat keabu-abuan sampai cokelat. Panjang buah polong bisa mencapai 12 cm dengan isi bervariasi antara 2 sampai 7 biji tiap polong. Daging buahnya berwarna cokelat kekuning-kuningan yang di dalamnya terdapat biji berbentuk pipih bewarna cokelat agak kehitam-hitaman (Haryoto, 1998). Buah asam jawa berbentuk polong yang bulat panjang, pipih, agak runcing (lancip) pada bagian ujungnya.Setiap polong umumnya berisi 1-10 biji. Pada saat masih muda buah polong memiliki warna hijau dan halus, tetapi pada saat tua dan matang warna kulit polong berubah menjadi cokelat dan mudah pecah sehingga daging buah dapat terpisah dari kulitnya.Biji terdapat di dalam daging buah (Fachruddin, 2002). Daging buah asam jawa sangat populer, dan digunakan dalam aneka bahan masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam atau campuran rujak. Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Asam kawak demikian ia biasa
6
disebut inilah yang biasa diperdagangkan antar pulau dan antar negara. Selain bumbu, untuk memberikan rasa asam atau untuk menghilangkan bau amis ikan, asam kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu (Kartasapoetra, 1992). DeskripsiMelinjo Melinjo (Gnetum gnemon) diduga berasal dari Semenanjung Malaysia. Namun, ada pula orang yang berpendapat bahwa tanaman melinjo berasal dari Indonesia. Konon, semula tanaman ini dibawa dari Amboina ke Penang (Malaysia) pada awal abad ke-19. Kemudian tanaman melinjo ini dibawa masuk kembali ke Indonesia. Hal yang pasti, tanaman ini masuk ke Pulau Jawa sebelum akhir abad ke-19 karena di Kabupaten Bantul, Yogyakarta ditemukan pohon melinjo yang berumur lebih dari 100 tahun. Tanaman Melinjo bersifat sangat toleran terhadap lingkungan yang kering maupun lembab juga terhadap tanah yang kurang subur dan hanya mampu tumbuh pada tanah yang gembur saja, di daerah dengan tanah liat pun melinjo tetap bisa hidup dan berproduksi dengan baik. Begitu besarnya toleransi melinjo terhadap keadaan lingkungan membuat tanaman ini mampu hidup pada rentang ketinggian tempat yang cukup mencolok yaitu antara 0-1.200 m dpl. Namun, agar dapat berproduksi secara maksimal melinjo sebaiknya ditanam di dataran rendah dengan ketinggian tidak lebih dari 400 m dpl dengan curah hujan berkisar antara 5001.500 mm/tahun (Tim Penulis PS, 2002).
7
Pada tanaman melinjo dikenal adanya suatu divisi yang dinamakan Spermatophyta (tumbuhan berbiji). Divisi ini dibagi dalam dua subdivisi Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).Sementara Angiospermae masih dibagi menjadi dua kelas yaitu Monocotyledonae dan Dicotyledonae.Melinjo (Gnetum gnemon) merupakan bentuk peralihan antara Gymnospermae dan Angiospermae. Adapun taksonomi tanaman melinjo adalah sebagai berikut: Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Gymnospermae
Kelas
: Gnetinae
Ordo
: Gnetales
Famili
: Gnetaceae
Genus
: Gnetum
Spesies
: Gnetum gnemon
(Tim Penulis PS, 2002). Karakteristik Melinjo Tanaman melinjo berbatang tegak lurus dengan ketinggian mencapai 25 meter. Ada dua jenis bentuk tanaman melinjo, yakni bertajuk kerucut dan piramida. Tanaman melinjo termasuk tanaman yang bercabang banyak, tetapi ranting dan cabangnya tidak menempel kuat pada batang tanaman sehingga mudah lepas. Batang tanaman dan cabang berbentuk bulat dengan warna kulit hitam keabu-abuan. Buah melinjo berbentuk oval pada saat masih muda, kulit bewarna hijau, seiring dengan pertambahan usia, kulit buah melinjo berubah menjadi kuning, orange, dan merah setelah tua, kulit biji buah melinjo yang sudah
8
tua menjadi keras dan berwarna kuning gading. Panjang biji melinjo bekisar antara 1cm – 2,5 cm tergantung pada varietasnya (Haryato, 2000). Daun melinjo berbentuk bulat telur, tunasnya bewarna kuning kecokelatcokelatan, lalu berubah menjadi hijau muda, dan akhirnya menjadi hijau tua jika sudah tua. Daun melinjo tidak mudah rontok. Kulit biji buah melinjo yang sudah tua menjadi keras dan bewarna cokelat kehitam-hitaman, sedangkan bijinya bewarna kuning gading. Panjang biji melinjo berkisar antara 1 cm - 2,5 cm tergantung pada varietasnya (Haryoto, 1990). Tanaman melinjo umumnya mengalami tiga kali masa panen per tahun. Dari antara ketiga masa panen tersebut terdapat sekali panen raya yang biasanya jatuh pada bulan juni - juli. Pemetikan buah melinjo tergantung pada tujuan penggunaan. Jika buah melinjo akan dijadikan bahan sayur, pemetikan daun muda atau buah muda dapat dilakukan sewaktu-waktu. Tetapi jika buah melinjo akan dijadikan bahan baku emping, maka pemetikan buah melinjo yang terbaik adalah bila buah tersebut telah tua. Pemetikan buah melinjo dapat dilakukan langsung menggunakan tangan atau bantuan galah. Pemanenan yang dilakukan dengan memanjat pohon melinjo cukup berbahaya, karena ranting dan cabangnya mudah lepas (Haryato, 2000). Deskripsi Rambutan Kepastian asal usul tanaman rambutan masih belum begitu jelas. Namun demikian, kerabat liar rambutan banyak ditemukan di sekitar Cina Selatan, Malaysia, Filipina dan Indonesia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pusat penyebaran tanaman (centre of diversity) ada di kawasan tersebut (Ashari, 2006).
9
Adapun taksonomi tanaman rambutan adalah sebagai berikut: Kerajaan
: Plantae
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Sapindales
Famili
: Sapindaceae
Species
: Nephelium lappaceum
Karakteristik Rambutan Secara umum tanaman rambutan mampu mencapai ketinggian antara 1525 meter dengan bentuk batang lurus dan memiliki cabang yang banyak. Pada pangkal batang berdiameter antara 40-60 cm, kulit batang berwarna abu-abu kecokelatan. Bentuk percabangan tidak beraturan sama sekali. Ranting atau cabang ujung mempunyai warna cokelat kusam dengan permukaan kulit berkerutkerut (Mahisworo dkk, 1998). Batang rambutan berkayu keras, berbentuk gilig, tumbuh tegak (kokoh), dan bewarna kecokelat-cokelatan sampai putih kecokelatan. Percabangan tumbuh secara horizontal, namun kadang-kadang sedikit miring ke arah atas. Daun rambutan berbentuk bulat panjang dengan ujung tumpul atau meruncing, dan pada umumnya bewarna hijau tua sampai hijau mudam tergantung varietasnya. Periode pemanenan buah rambutan sekitar bulan November-Februari (musim penghujan). Namun, musim panen juga dapat dipengaruhi oleh musim kemarau atau musim penghujan. Ciri-ciri buah rambutan yang telah matang di antaranya warna buah telah berubah sesuai dengan jenis rambutan, rambutan mengeluarkan aroma yang khas, jika dicicipi terasa manis, dan sudah sesuai dengan kematangan yang seharusnya (Rukmana, 2002).
10
Cara pemanenan yang terbaik dengan memtik buah rambutan yang sudah matang sebagian-sebagian. Artinya, buah yang dipetik hanya buah yang sudah matang. Pemangkasan buah diperlukan agar tangkai yang dipotong tersebut nantinya dapat bertunas dan berbuah lagi. Gunakan galah apabila buah ramburan letaknya jauh di ujung atau di pinggir pohon (Sobir, 2000). PerananMekanisasiPertanian Ilmu mekanisasi pertanian di Indonesia telah dipraktekkan atau dilaksanakan untuk mendukung berbagai usaha pembangunan pertanian terutama di bidang usaha swasembada pangan. Dengan mempertimbangkan aspek kepadatan penduduk, nilai sosial ekonomi, danteknis, maka pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia dilaksanakan melalui sistem pengembangan selektif. Sistem mekanisasi pertanian selektif adalah usaha memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis alat dan mesin pertanian yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat. Oleh karena itu, ditinjau dari segi tingkat teknologinya, mekanisasi pertanian dibedakan atas: mekanisasi pertanian sederhana, mekanisasi pertanian madya, dan mekanisasi pertanian mutakhir (Hardjosentono, dkk., 2000). Mata Pisau Pemotongan (cutting) bahan-bahan hasil pertanian merupakan salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan, misalnya pada saat panen (harvesting), dalam pemisahan (separation), dan juga dalam proses pengecilan (comminution) ukuran bahan. Pemotongan (dengan kebutuhan energi yang signifikan) juga memainkan peran dalam pemisahan bahan makanan ternak. Dalam proses operasioperasi yang lain, kebanyakan melibatkan proses pemotongan.
11
Pada saat pemotongan, mata pisau menembus ke dalam bahan, melewati kekuatan bahan menjadi terpisah. Pada saat pemotongan berlangsung terjadi perbedaan deformasi pada bahan, yang tergantung pada bentuk mata pisau dan proses kinematika pemotongan. Oleh karena itu, dalam mempelajari hambatan pemotongan suatu bahan akan selalu berhubungan dengan bentuk mata pisau dan kinematika pemotongan. Hambatan pemotongan pada tanaman yang muda jauh lebih rendah daripada yang telah berumur tua. Hal ini berkaitan dengan variasi tekstur. Ketebalan dan tekstur batang tanaman juga bervariasi sebagai fungsi ketinggian dari permukaan tanah, dan oleh karena itu hambatan pemotongan juga tergantung pada lokasi pemotongan, ketahanan pemotongan tertinggi terdapat pada pangkal, dan semakin ke ujung semakin menurun (Suastawa, 2008). Ada beberapa jenis mata pisau yang digunakan dalam proses pemotongan tanaman antara lain mata pisau bentuk piringan, mata pisau bentuk bintang dan mata pisau bentuk rotari. Mata pisau berfungsi untuk mencacah bahan organik menjadi potonganpotongan kecil.Pencacahan yang baik harus menggunakan mata pisau yang tajam.Hal ini dapat mempercepat pemotongan bahan dan membutuhkan tenaga yang lebih kecil. Pisau piringan digunakan untuk menghasilkan permukaan mendatar. Pisau jenis ini mampu memotong permukaan yang lebar. Pisau bintang, yaitu pisau yang memiliki gigi potong di kedua sisinya. Pisau jenis ini digunakan untuk menghasilkan permukaan mendatar. Pada ukuran
12
yang lebih besar, gigi dapat dipisahkan dan dimasukkan ke dalam badan pisau. Kelebihan pisau ini dapat dilepas dan diganti apabila mengalami kerusakan. Alat pemotongan tipe rotari adalah alat pemotong yang memotong berdasarkan benturan pisau terhadap benda secara langsung dengan kecepatan tinggi (free cutting). Mekanisme pemotongan ini biasa digunakan untuk bendabenda kecil atau tipis seperti rumput. Alat pemotong rumput rotari tidak menggunakan counterblade dan karenanya merupakan salah satu contoh proses pemotongan bebas (free cutting). Proses free cutting hanya mungkin terjadi jika reaksi gaya berhubungan dengan gaya pemotongan maksimum yang meningkat dalam bahan. Komponenkomponen dari gaya-gaya reaksi adalah: a. Kelembaman massa (mass inertia) atau tahanan terhadap percepatan dari batang saat dipotong b. Gaya reaksi statis akibat bending pada bahan dan perpindahan angular dari luas penampang lintang pemotongan. (Suastawa, 2008). Pisau pemotong tipe piringan menghasilkan pemotongan yang lebih rapi dibandingkan denga pisau rotari. pisau tipe piringan memberikah hasil pemotongan yang halus sedangkan pisau pemotong rotari memberikan hasil potongan yang tidak rata dan pecah. Pisau tipe piringan memiliki umur pakai paling pendek dibandingkan dengan tipe pisau bentuk lain. Tipe pisau piringan menjadi tumpul apabila digunakan selama ± 4 jam, sehingga harus sering ditajamkan kembali (Anonimous, 2000).
13
Alat Pemetik Buah Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memetik buah terutama adalah mengenai waktu dan cara pemetikan yang tepat. Waktu terbaik adalah pada saat buah sudah masak betul. setiap pohon mempunyai tanda-tanda tertentu dengan pohon buah yang lainnya. Disamping itu, tingkat masaknya buah bisa diketahui dengan cara, dirasakan, dicium baunya, dilihat warnanya. Walaupun tanda-tanda masaknya buah bisa diketahui, namun pemetikan buah yang tepat biasanya sering dilanggar. Hal ini disebabkan: -
Buah harus dikirim jauh.
-
Buah akan diperam, sebab jika dibiarkan masak di pohon justru kurang lezat, dibandingkan dengan buah yang diperam.
-
Terserang hama.
-
Sering dicuri.
-
Untuk biaya hidup yang mendesak, sehingga buah yang kurang tua sudah dipetik dan dijual.
(Aak, 1991). Buah yang letaknya rendah dapat dipanen dengan tangan. Namun, bagi buah yang letaknya tinggi diperlukan alat bantu untuk memanennya. Alat panen aman dan murah adalah gurung besi, yaitu galah yang dilengkapi dengan lingkaran besi kecil yang diberi pengait serta jaring plastik penampung buah. Alat panen lain yang dapat digunakan adalah galah yang dilengkapi dengan gunting khusus yang dapat memotong dan menjepit tangkai dari buah yang telah dipetik. Alat pemanen seperti ini sudah banyak digunakan oleh negara produsen mangga di luar negeri misalnya Thailand. Pemanenan buah dengan alat
14
ini memerlukan waktu yang lama, namun buah hasil panen akan tetap memiliki kulit yang mulus. Alat ini biasanya digunakan untuk memetik buah dari pohon yang tidak terlalu tinggi (Yuniarti, 2000). Pemetikan buah atau sayur harus dilakukan dengan hati-hati, karena kerusakan sedikit saja akan mampu merangsang timbulnya penyakit pascapanen. Apalagi produk tersebut memar karena jatuh atau tergencet, maka mudah terserang patogen pascapanen karena menurunnya ketahanan produk akibat kerusakan fisiologi. Selain itu, untuk buah tertentu, pemetikan buah sebaiknya dilakukan dengan tangkai buahnya. Hal ini akan mencegah masuknya patogen ke dalam buah, dan mengurangi kemungkinan infeksi patogen pascapanen. Begitu pula perlakuan pencelupan tangkai bekas potongan ke dalam air hangat akan mencegah timbulnya penyakit pascapanen (Soesanto, 2006). Cara panen selektif adalah cara panen dengan memetik buah yang sudah benar-benar matang di pohon. Buah tumbuh bergerombol dengan umur yang berbeda-beda sehingga tidak matang secara bersamaan. Pemetikan dapat dilakukan secara langsung dengan tangan atau menggunakan alat bantu tangga dan galah yang dilengkapi dengan alat penampung buah (songsong/songkrok) pada ujungnya (Suprapti, 2004). Alat mekanik untuk memetik buah-buahan dan biji-bijian sedang dikembangkan. Mesin pemungut biasa digunakan untuk memungut buah dari tanah. Mesin penangkap - pengangkut digunakan untuk meluncur sekitar dan di bawah “plum” dan abrikas sehingga buahnya dapat diguncang dari pohon dan ditampung oleh alat penangkap - pengangkut. Mesin penangkap ini terdiri atas sebuah rangka berbentuk kupu-kupu yang ditutup dengan kanvas. Tiang yang
15
panjang, yang dipasang pada traktor disentuhkan ke cabang-cabang pohon. Alat pengetuk yang digerakkan secara hidraulik menggerakkan dan mengguncang dahan - dahan agar buahnya terlepas (Smith dan Wilkes, 1990). Kriteria desain dari alat pemetik buah semi mekanis yang sudah dirancang diantaranya harus memenuhi beberapa hal yaitualat tersebut harus ringan, (terbuat dari bahan aluminium atau plastik), dapat digunakan oleh satu orang, mudah digunakan, pisau pemotong digerakkan dengan menggunakan tenaga tangan melalui tuas, ekanisme pemotong sederhana, untuk memudahakan dalam perawatan, proses manufatur sederhana dan proses perakitannya sederhana dan mudah, sehingga dapat dilakukan di tempat pemasangan (Anonimous,2012). Alat pemetik buahyang digunakan petani biasanya berupa galah dari ranting kayu ataubambu dengan panjang 1,5-2 m.Pada ujung galah diikatkan pengait dan wadah buah. Dengan panjang galah yang hanya 1,5-2 m, maka pemetikan buah yang berada pada ketinggian di atas 2 m perlu dilakukan dengan memanjat pohon sehingga frekuensi pemanjatan masih cukup tinggi. Seandainya petani memperpanjang galah tersebut menjadi 6-8 m, tentu akan sulit membawa galah sepanjang itu dari rumah ke kebun atau hutan. Kelemahan alat tersebut adalah dapat merusak dahan (Anonimous, 2012).