Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin TINJAUAN ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG TAMU DIPENGARUHI OLEH ELEMEN DINDING DAN WARNA DINDING St. Rosyidah Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Kendari E-mail:
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian yaitu mengetahui perbedaan intensitas cahaya alami pada ruang tamu yang berukuran 15 m 2 (3x5 m) di dalam bangunan rumah dengan elemen dinding dan warna dinding yang berbeda ditinjau dari orientasi bangunan, dan refleksi dalam ruang tersebut.Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen dengan menggunakan analisis statistik sederhana yaitu mengadakan pengamatan langsung di lapangan dan diolah dalam bentuk tabel.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan nilai luminan dan intensitas cahaya alami pada ruang tamu ukuran 3x5 m di dalam bangunan rumah tipe 36/90 m dengan elemen dinding plesteran dan tripleks serta warna putih dan cream pada dinding ditinjau dari orientasi bangunan adalah: untuk intensitas cahaya alami lebih banyak yang berorientasi ke timur dan refleksi cahaya tertinggi untuk elemen dinding plesteran, elemen warna putih terjadi pada waktu pagi hari, sedangkan refleksi cahaya tertinggi untuk elemen dinding tripleks, dan warna cream adalah pada siang hari Katakunci: orientasi bangunan, intensitas pencahayaan alami, elemen dinding dan warna
Abstract Review Orientation The Building To Natural Illumination Intensity Sittingroom Influenced By Element Wall And Colour Wall. Research purpose that is knowing difference of natural light intensity [at] fairish sittingroom 15 m 2 ( 3x5 m) in house building with wall element and different wall colour evaluated from building orientation, and refleksi in the space.This research is research eksprimen by using simple statistical analysis that is performing the direct perceptionin field and diolah in the form of tables.This Research result indicate that difference of value luminan and natural light intensity measure sittingroom of 3x5 m in house building type 36/90 m with wall element plaster and tripleks and also white colour and cream wall evaluated from building orientation is: for natural light intensity more which orienting easterly and refleksi highest light for the element of plaster wall, white colour element happened when morning, is while refleksi highest light for the element of wall tripleks, and colour cream is in the day time Keywords: building orientation, illumination intensity alami, element wall andcolour
1. Pendahuluan Matahari adalah sumber cahaya yang apabila diolah dengan baik akan memberikan manfaat dan penghematan dalam penggunaan energi. Energi cahaya yang dipancarkan ke bumi, ada yang dapat diserap dan ada yang dipantulkan, seperti bangunan-bangunan kaca yang dapat merefleksi dan menyalurkan cahaya. Bangunan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Dimana manusia yang berada dalam
suatu bangunan akan selalu melakukan aktivitas, dari aktivitas tersebut manusia mengungkapkan beberapa hal sesuai dengan persepsinya masingmasing sesuai dengan kenyamanan berada dalam ruang pada bangunan. Kenyamanan yang diciptakan merupakan faktor penting yang diharapkan penghuni atau pengguna bangunan agar dapat melakukan aktivitas seefisien mungkin sesuai dengan fungsi ruang pada bangunan dengan (Visual Confort), (Bangsawan Nurul J, 2001 dalam A. Awaluddin).
23
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Suatu bangunan, tempat atau daerah yang berada atau dilalui garis katulistiwa yang mana daerah tersebut beriklim tropiks. Disadari bahwa sinar matahari (cahaya alami) yang menyinari permukaan bumi lebih lama dibandingkan yang beiklim sub tropiks atau dingin, maka pemanfaatan cahaya matahari untuk pencahayaan alami di siang hari dalam bangunan sangat penting dalam penghematan energi listrik (pencahayaan buatan). Elemen dinding dan warna yang memberikan efek bias (pantul) sebagai suatu alternatif pemanfatan cahaya alami pada bangunan, selain sistem bukaan pada dinding rumah merupakan tempat melakukan aktivitas keseharian manusia atau suatu keluarga. Ruang tamu merupakan salah satu ruang pada bangunan yang bersifat publik, merupakan tempat yang sering digunakan untuk pertemuan, posisi ruang tersebut sering berada di bagian depan dalam suatu bangunan sehingga memungkinkan cahaya yang masuk lebih besar, maka bukaan , elemen dinding dan warna dinding sangat berpengaruh dalam penyaluran dan refleksi cahaya. Dimana menurut standar SNI 03-6575-2001 bahwa nilai intensitas yang baik untuk ruang tamu adalah 120250 lux. Seiring dengan hal tersebut, maka penggunaan elemen dinding dan warna dalam suatu bangunan/rumah memegang peran penting dalam menciptakan suatu kodisi pencahayaan alami yang baik atau apabila sinar matahari (pantulan-pantulan cahaya alami) terlalu banyak masuk ke dalam ruangan maka hal tersebut dapat menyebabkan silau terhadap mata atau gangguan penglihatan dan apabila sinar yang masuk terlalu sedikit akan mengurangi kemampuan mata mengenali keadaan dalam ruang. Selain bukaan, elemen dinding, warna, orientasi bangunan juga berpengaruh akan intensitas cahaya yang masuk dalam bangunan/rumah, sehingga orientasi dari bangunan akan sangat berpengaruh dalam perolehan cahaya alami. Elemen dinding dan warna yang berbeda sering diterapkan pada ruang tamu untuk memberikan kesan tertentu sehingga mempengaruhi intensitas cahaya alami yang masuk. Sehubungan dengan teori tersebut tulisan/kajian ini akan mengangkat permasalahan yaitu: Seberapa besar perbedaan nilai luminan (refleksi) dan intensitas cahaya alami pada ruang tamu ukuran 3x5 m di dalam bangunan rumah tipe 36/90 m dengan elemen dinding plesteran dan tripleks serta
24
warna putih dan cream pada dinding ditinjau dari orientasi bangunan. Sedangkan tujuan penelitian yaitu mengetahui perbedaan intensitas cahaya alami pada ruang tamu yang berukuran 15 m2 (3x5 m) di dalam bangunan rumah dengan elemen dinding dan warna dinding yang berbeda ditinjau dari orientasi bangunan, dan refleksi dalam ruang tersebut. Pengertian Cahaya Cahaya adalah syarat mutlak bagi manusia untuk melihat dunia yang merupakan radiasi yang secara langsung dapat dievaluasi secara visual, dan merupakan rambatan gelombang eletromagnetik yang menjalar ke segalah arah sehingga memungkinkan makhluk hidup dapat mengenali sekelilingnya dengan mata.
Gambar 1 Spektrum radiasi
Cahaya terdiri dari gelombang magnet-elektro yang mempunyai panjang 380 hingga 700 nm (nanometer, 1 nm= 10-9m) dengan urutan warna: (ungu-ultra), ungu, nila, biru, hijau, kuning, jingga, merah (merah-infra). Yang mana kecepatan cahaya adalah 3x108m/detik. Cahaya alami yakni cahaya yang dihasilkan oleh matahari yang merupakan sumber cahaya utama yang ada di alam semesta ini dan mempunyai gelombang antara 290-2300 nm dan memiliki spektrum lengkap dari ungu-ultra hingga merah-infrai yang seperti yang dikemukakan oleh Prasato Satwiko (2003). Cahaya dan pigmen warna menciptakan pandangan serupa yang merangsang visual, tetapi keduanya dikembangkan atas teori yang sedikit berbeda yaitu cahaya yang diwarnai pada panjang gelombang yang berbeda menghasilkan gelombang yang dikenali oleh sistem yang visual, panjang gelombang tertentu cenderung untuk mendominasi sistem yang visual, ini dikenal sebagai panjang dominan. Sedangkan pigmen warna digambarkan sebagai suatu kombinasi karakteristik pemantulan spektral suatu permukaan dan komposisi spektral dari cahaya untuk memperjelas permukaan.
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Tabel 1 Gelombang warna cahaya
Elemen dinding adalah bahan-bahan yang digunakan untuk membentuk/membuat suatu dinding, baik itu bahan yang berada di luar maupun yang berada di dalam bangunan, warna dinding adalah pewarnaan yang dilakukan pada dinding bangunan untuk memberikan kesan tertentu, sedangkan orientasi bangunan adalah arah bangunan atau posisi hadapan suatu bangunan. Jenis-Jenis Pencahayaan Menurut sumbernya dikenal dua jenis pencahayaan yaitu: 1. Cahaya primer dengan sumber sinar matahari dan lengkung langit. Sumber cahaya primer adalah penyebab utama suatu arus cahaya. 2. Sumber cahaya sekunder yang sebenarnya hanya memberi terang karena diberi terang (misalnya bulan, gelas buram, bola lampu atau kap lampu dan sebagainya). Menurut fungsinya dikenal: 1. Pencahayaan luar adalah sistem pencahayaan untuk mengganti fungsi sinar matahari pada malam hari, guna menerangi luar bangunan, halaman, taman, dan jalan. 2. Pencahayaan ruang dalam adalah sistem pencahayaan ruang-ruang dalam, yang dapat dicapai dari dua sumber cahaya: pencahayaan alami dan buatan (Anggraini. Sri:2004). Luminansi Horisontal Pencahayaan yang diterima oleh suatu bidang dipermukaan bumi berasal dari matahari sebagai sumber cahaya dan hanya 47,29% dari total energi radiasi matahari ini berupa cahaya tampak sedang sisanya berupa radiasi sinar ultra violet dan infra red. (Bangsawan, Nurul.J,2001) dalam A. Alauddin 2006. Refleksi (Pembiasan) dan Transmittance 1. Komponen Refleksi a. Komponen langit (Sky Component/SC) Komponen langit yaitu komponen penerangan langsung dari cahaya langit yang
langsung masuk ke dalam ruang melalui lobang cahaya/bukaan tanpa adanya refleksi dari benda-benda sekitarnya.
Gambar 2. Refleksi komponen langit
b. Komponen refleksi luar (ERC) Komponen penerangan yang berasal dari refleksi (pantulan) benda yang berada di sekitar bangunan yang bangunan yang bersangkutan, komponen refleksi luar juga berhubungan erat dengan distribusi luminasi langit dan penghalang yang berada di depan lobang/selubung bangunan.
Gambar 3. Komponen refleksi luar
c. Komponen refleksi dalam (IRC) Komponen yang berasal dari refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan, dari cahaya yang masuk ke dalam bangunan akibat refleksi benda-benda di luar ruang maupun cahaya langit, komponen reflaksi dalam berhubungan erat dengan dimensi ruang serta koefisien faktor refleksi dari masing-masing komponen yang ada dalam ruangan.
Gambar 4. Komponen refleksi dalam
Di bawah ini menunjukkan bahwa permukaan dinding dengan plafon menjadi yang paling efektif untuk pembiasan cahaya alami ke dalam suatu ruang. Sedangkan lantai menjadi paling sedikit efektif. Plafon (Ceilling), dinding belakang, samping /sisi dinding,dan lantai.
25
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 2. Refleksi Material Kemampuan dari material untuk mereflesikan cahaya masuk dari suatu permukaan material, dengan faktor refleksi yang dijadikan persen dari cahaya, yakni sisa yang menyerap, memancarkan, atau kedua-duanya.
5. Kondisi Langit a. Overcast sky (langit berawan merata) Kondisi langit yang seluruhnya tertutup oleh awan sehingga menyebabkan brightness dan luminansi menjadi sangat tinggi.
3. Pantulan Cahaya Permukaan Permukaan yang memantulkan cahaya terdiri dari dua yaitu permukaan yang tidak rata/kasar dan permukaan yang rata tetapi halus. Apabila cahaya yang masuk permukaan tidak rata akan dipantulkan kembali secara menyebar/berhamburan sedangkan specular atau permukaan mengkilap akan memantulkan cahaya seperti suatu cermin ketika sudut masuk (Li) maka akan sama dengan sudut faktor refleksi (Lr).
Gamber 5. Kondisi langit berawan
b. Clear Sky (langit cerah) Kondisi langit yang tidak berawan dimana keadaan horison menjadi sangat terang dibandingkan kondisi langit berawan merata. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan di Inggeris kondisi langit tanpa awan ini memberikan iluminasi rata-rata 1400 lm/ft pada musim panas dan 500-650 Lm/ft pada musim dingin, untuk daerah tropiks ordenya antara 1000-1500 Lm/ft.
Tabel 2. Refleksi permukaan
4. Transmittance Material Transmittance adalah cahaya masuk yang dipancarkan melalui suatu material untuk membentuk fluks cahaya yang kemudian dipancarkan oleh suatu objek transparan, dipantulkan, dan diteruskan oleh suatu unit bidang permukaan dari suatu material yang diterangi.
Tabel 3. Tipe penyaluran cahaya pada material
26
Gambar 6. Kondisi Langit Tanpa Awan
c. Partly cloudy sky (langit berawan sebagian) Kondisi langit yang sebagian tertutup oleh awan untuk perencanaan penerangan alami siang hari dibutuhkan level penerangan di tempat terbuka yang akan dipakai sebagai dasar , untuk menetapkan harga dari langit perencanaan, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga nilainyapun selalu berubah (dari 100 lux hingga 100.000) sehingga tahun 1964, di Bandung Prof. Adiwijoyo melakukan pengukuran tentang keadaan langit, dan menyatakan bahwa besarnya kondisi langit perencanaan yang berlaku di Indonesia adalah sebesar 10.000 lux yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Sedangkan untuk penetapan standarisasi mengenai tatacara penerangan alami siang hari untuk rumah dan gedung , penerangan buatan dalam gedung yang diterbitkan oleh yayasan lembaga penyelidikan masalah-
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin masalah bangunan serta tatacara perancangan konversi energi pada bangunan gedung (1993) oleh PU tentang besarnya tingkat pencahayaan direkomendasikan untuk berbagai macam jenis aktivitas merupakan hasil penelitian dai lapangan disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Tabel 4. Tingkat pencahayaan pada bangunan gedung
Tabel 5. Tingkat pencahayaan pada bangunan rumah
6. Daerah terang dan daerah gelap Soepadi (1997: 20-29) mengemukakan bahwa masalah lain yang timbul dalam pemanfaatan sinar matahari adalah terciptanya daerah terang, daerah kurang terang, dan daerah relatif gelap oleh karena itu harus diperhatikan faktor-faktor yang antara lain: 1. Dari sisi mana saja sinar matahari masuk ke dalam ruang. 2. Dimensi ketinggian lubang pada selubung bangunan. 3. Dimensi kedalaman ruang artinya harus lebih pendek daripada arah sejajar datangnya sinar mataahari. Adapun faktor-faktor pengaruh dijelaskan sebagai berikut: 1. Terang gelap akibat ketinggian lubang selubung satu sisi.
2. Terang gelap akibat ketinggian lubang selubung dua sisi. 3. Terang gelap akibat kedalaman ruang. 4. Terang gelap akibat luas lubang selubung. 5. Terang gelap akibat dimensi overstage
2. Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen dengan menggunakan analisis statistik sederhana yaitu mengadakan pengamatan langsung di lapangan dan diolah dalam bentuk tabel. Penelitian ini dilakukan pada ruang tamu yang berukuran 15 m2 (untuk rumah tipe 36/90) rumah penelitian yang digunakan empat unit rumah yang berorientasi pada utara, selatan, timur dan barat dengan lima posisi penempatan alat pada ruang tamu. Penelitian ini dilakukan dengan cara pengukuran intensitas cahaya yang masuk pada ruang tamu serta refleksi dari elemen dinding dan warna dengan menggunakan alat bantu pengukuran (lux meter), meteran (untuk mengukur luas selubung bangunan). Hasil data pengukuran didistribusikan dalam bentuk tabel, kemudian dievaluasi. Lokasi penelitian pada perumahan BTN Asatata tipe 36 yang terdiri dari kamar tidur, ruang tamu dan kamar mandi, teras depan dan teras belakang serta halaman di daerah kawasan Andonohu Kendari. Penelitian ini dilakukan selama 16 hari pada bulan Juni-Juli 2009 dan dilakukan pada saat matahari matahari bersinar cerah, dibagi dalam tiga kondisi waktu dengan interval 2 jam yaitu: pukul 8-10, pukul 12-14, pukul 16-18. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka variabelvariabel yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel dependen: Intensitas cahaya alami 2. Variabel independen: a. Bukaan b. Orientasi bangunan c. Elemen dinding d. Warna(cat pada dinding)
3. Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Perumahan Asatata berlokasi di kawasan pemukiman dengan tujuan menyediakan rumah-rumah bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah serta membantu
27
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin pemerintah dalam pembangunan pemukiman bagi masyarakat.
B. Analisa Hasil Pengukuran 1. Dinding Plesteran Tabel 6. Tabel pengambilan data elemen dinding plesteran dengan orientasi barat
Gambar 7. Peta lokasi
Bangunan yang didirikan terdiri dari dua tipe diantaranya tipe 36 yang terdiri dari kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi, teras depan dan belakang dan halaman. Kondisi dari keempat unit rumah penelitian tersebut sama hanya dibedakan pada orientasi bangunan yaitu barat, timur, selatan dan utara. Di depan rumah yang berorientasi ke barat, timur, selatan terdapat jalan dengan lebar 4 meter dan selokan, sedangkan menghadap utara terdapat jalan dengan lebar 6 meter yang merupakan jalan umum yang menghubungkan dengan permukiman sekitarnya, vegetasi tanaman hampir tidak ada. Site plan pada lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 8.
Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009
Gambar 9.
Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu elemen dinding plesteran orientasi barat
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke barat pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 103 lux dan yang terendah 4 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 140 lux dan yang terendah 10 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 120 lux dan yang terendah 2 lux, dapat dilihat pada tabel 6. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai
Gambar 8.
Orientasi lokasi dan denah
Keempat unit rumah penelitian tersebut memiliki desain bangunan yang sama baik dari segi penggunaan material dinding, lantai, atap, juga luas ruangan, hanya orientasi bangunan yang berbeda. Elemen dinding dari rumah penelitian menggunakan dua jenis yaitu dinding plesteran dan dinding tripleks, serta warna cat yang digunakan adalah warna putih dan cream.
28
Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke barat pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 30,9 cd/m2 dan yang terendah 1,2 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 42,0 cd/m2 dan yang terendah 2,5 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 36 cd/m2 dan terendah 0,5 cd/m2.
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Tabel 7. Tabel pengambilan data elemen dinding plesteran dengan orientasi timur
Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009
Gambar 10.
Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu elemen dinding plesteran orientasi timur
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke timur pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 134 lux dan yang terendah 15 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 175 lux dan yang terendah 10 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 109 lux dan yang terendah 0 lux, dapat dilihat pada tabel 7. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke timur pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 119,7 cd/m2 dan yang terendah 4,2 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 52,5 cd/m2 dan yang terendah 2,3 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 34,2 cd/m2 dan terendah 0,0 cd/m2.
Tabel 8. Tabel Pengambilan DataElemen Dinding Plesteran dengan Orientasi Utara
Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009
Gambar 11.
Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu elemen dinding plesteran orientasi utara
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke utara pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 106 lux dan yang terendah 6 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 143 lux dan yang terendah 10 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 91 lux dan yang terendah 1lux, dapat dilihat pada tabel 8. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke utara pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 31,8 cd/m2 dan yang terendah 2,1 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 42,9 cd/m2 dan yang terendah 2,5 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 27,3 cd/m2 dan terendah 0,3 cd/m2.
29
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Tabel 9. Tabel pengambilan data elemen dinding plesteran dengan orientasi selatan
2. Dinding Tripleks Tabel 10. Tabel Pengambilan DataElemen Dinding Tripleks dengan Orientasi Barat
Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009 Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009
Gambar 12. Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu elemen dinding plesteran orientasi selatan
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke selatan pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 68 lux dan yang terendah 6 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 115 lux dan yang terendah 7 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 83 lux dan yang terendah 1lux, dapat dilihat pada tabel 9. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke selatan pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 20,4 cd/m2 dan yang terendah 1,5 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 34,5 cd/m2 dan yang terendah 1,8 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 24,9 cd/m2 dan terendah 0,3 cd/m2.
30
Gambar 13. Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu elemen dinding tripleks orientasi barat
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke barat pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 142 lux dan yang terendah 9 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 244 lux dan yang terendah 24 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 156 lux dan yang terendah 5 lux, dapat dilihat pada tabel 10. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke barat pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 99,4 cd/m2 dan yang terendah 3,2 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 170,8 cd/m2 dan yang terendah 6,7 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 79,1 cd/m2 dan terendah 1,8 cd/m2.
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Tabel 11.
Tabel pengambilan data elemen dinding tripleks dengan orientasi timur
Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009
Gambar 14. Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu elemen dinding tripleks orientasi barat
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke Timur pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 171 lux dan yang terendah 18 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 170,8 lux dan yang terendah 3,5 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 81,9 lux dan yang terendah 0,4 lux, dapat dilihat pada tabel 11. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke timur pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 119,7 cd/m2 dan yang terendah 6,3 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 170,8 cd/m2 dan yang terendah 3,5 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 81,9 cd/m2 dan terendah 0,4 cd/m2.
Tabel 12. Tabel pengambilan data elemen dinding tripleks dengan utara
Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009
Gambar 15. Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu elemen dinding tripleks orientasi utara
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke utara pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 147 lux dan yang terendah 12 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 169 lux dan yang terendah 14 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 103 lux dan yang terendah 1 lux, dapat dilihat pada tabel 12. c. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke Utara pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 102,9 cd/m2 dan yang terendah 4,2 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 118,3 cd/m2 dan yang terendah 5,3 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 72,1 cd/m2 dan terendah 0,4 cd/m2.
31
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Tabel 13.
Tabel pengambilan data elemen dinding tripleks dengan orientasi selatan
3. Warna Dinding Cream Tabel 14.
Tabel pengambilan data warna dinding cream dengan orientasi barat
Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009 Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009
Gambar 16. Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu elemen dinding tripleks orientasi selatan
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke Barat pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 117 lux dan yang terendah 8 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 154 lux dan yang terendah 11 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 93 lux dan yang terendah 1lux, dapat dilihat pada tabel 13. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke selatan pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 81,9 cd/m2 dan yang terendah 2,8 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 107,8 cd/m2 dan yang terendah 3,9 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 65,1 cd/m2 dan terendah 0,4 cd/m2.
32
Gambar 17. Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu warna dinding ceam orientasi selatan
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke selatan pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 197 lux dan yang terendah 22 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 291 lux dan yang terendah 103 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 178 lux dan yang terendah 7 lux, dapat dilihat pada tabel 14. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke Barat pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 141,8 cd/m2 dan yang terendah 8,8 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 209,5 cd/m2 dan yang terendah 40,0 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 128,2 cd/m2 dan terendah 2,8 cd/m
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Tabel 15.
Tabel pengambilan datawarna cream dengan orientasi timur
dinding
Tabel 16.
Tabel pengambilan datawarna cream dengan orientasi utara
dinding
Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009 Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009
Gambar `18. Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu warna dinding cream orientasi timur
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke Timur pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 301 lux dan yang terendah 28 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 203 lux dan yang terendah 17 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 120 lux dan yang terendah 1 lux, dapat dilihat pada tabel 15. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke timur pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 216,7 cd/m2 dan yang terendah 11,2 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 242,1 cd/m2 dan yang terendah 6,8 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 86,4 cd/m2 dan terendah 0,4 cd/m2.
Gambar 19. Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu warna dinding cream orientasi utara
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke Timur pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 176 lux dan yang terendah 23 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 231 lux dan yang terendah 24 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 144 lux dan yang terendah 3 lux, dapat dilihat pada tabel 16. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke timur pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 126,7 cd/m2 dan yang terendah 9,2 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 166,3 cd/m2 dan yang terendah 9,6 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 103,7 cd/m2 dan terendah 1,6 cd/m2.
33
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Tabel 17. Tabel pengambilan data warna dinding cream dengan orientasi selatan
4. Warna Dinding Putih Tabel 18. Tabel pengambilan data warna dinding putih dengan orientasi barat
Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009 Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009
Gambar 21. Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu warna dinding putih orientasi barat Gambar 20. Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu warna dinding cream orientasi selatan
a. Intensitas tertinggi dan terendah
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke Timur pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 145 lux dan yang terendah 20 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 199 lux dan yang terendah 22 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 120 lux dan yang terendah 3 lux, dapat dilihat pada tabel 17. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke timur pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 104,4 cd/m2 dan yang terendah 8,0 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 143,3 cd/m2 dan yang terendah 8,8 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 86,4 cd/m2 dan terendah 1,2 cd/m2.
34
Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke Barat pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 215 lux dan yang terendah 25 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 489 lux dan yang terendah 140 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 220 lux dan yang terendah 9 lux, dapat dilihat pada tabel 18. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke Barat pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 172,0 cd/m2 dan yang terendah 10 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 391,2 cd/m2 dan yang terendah 56,0 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 176,0 cd/m2 dan terendah 3,6 cd/m2.
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Tabel 19.
Tabel pengambilan data warna dinding putih dengan orientasi timur
Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009
Gambar 22. Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu warna dinding putih orientasi timur
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke Timur pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 404 lux dan yang terendah 29 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 270 lux dan yang terendah 13 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 218 lux dan yang terendah 3 lux, dapat dilihat pada tabel 19. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke Timur pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 323,2 cd/m2 dan yang terendah 11,6 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 216,0 cd/m2 dan yang terendah 5,2 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 174,4 cd/m2 dan terendah 1,2 cd/m2.
Tabel 20.
Tabel pengambilan data warna dinding putih dengan orientasi utara
Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009
Gambar 23. Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu warna dinding putih orientasi utara
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke Utara pada pukul 08.0009.00 (pagi) yang tertinggi 205 lux dan yang terendah 27 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 256 lux dan yang terendah 30 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 167 lux dan yang terendah 4 lux, dapat dilihat pada tabel 20. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke Utara pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 164,0 cd/m2 dan yang terendah 10,8 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 204,8 cd/m2 dan yang terendah 80,0 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 133,6 cd/m2 dan terendah 1,6 cd/m2.
35
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Tabel 21. Tabel pengambilan datawarna dinding putih dengan orientasi selatan
C. Pengaruh Terhadap Orientasi Bangunan
Intensitas
dan
1. Penempatan/Posisi Alat Penempatan atau posisi alat sangat berpengaruh lux cahaya alami yang diperoleh, dimana alat yang diletakkan dekat dengan bukaan akan lebih besar dibandingkan dengan alat yang diletakkan jauh dari bukaan seperti pada posisi alat nomor 1, 2, 3 dibanding dengan alat no 4, dan 5 (Hukum kuadrat terbalik Inverse square law yaitu intensitas cahaya akan berkurang seperempat setiap kali jarak digandakan). 2. Elemen dinding dan warna dinding Sumber: Pengambilan data Juni-Juli 2009
Gambar 24.
Grafik nilai rata-rata intensitas ruang tamu warna dinding putih orientasi selatan
Selain langsung ke bidang kerja dalam ruangan, cahaya juga diperoleh dari refleksi yang membentuk ruangan tersebut. Dalam penggunaan elemen dinding (plesteran dan tripleks) dan warna dinding cream dan putih, sebagai refleksi cahaya memiliki perbedaan dimana lux cahaya yang dihasilkan untuk ruang seluas 15 m2 dengan bukaan pintu 1,89 m2 dan jendela 2,09 m2 dengan ketinggian dari lantai ke plafon 2,8 m pada siang hari merupakan waktu terbaik dalam memperoleh lux cahaya adalah sebagai berikut: Tabel 22. Nilai refleksi tertinggi pada siang hari
a. Intensitas tertinggi dan terendah Intensitas cahaya pada ruang tamu dengan orientasi bangunan ke Selatan pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 143 lux dan yang terendah 22 lux. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 249 lux dan yang terendah 29 Lux. Pada pukul 16.00-18.00 (sore) intensitas cahaya tertinggi 188 lux dan yang terendah 4 lux, dapat dilihat pada tabel 21. b. Refleksi cahaya pada plafon, dinding, dan lantai Refleksi yang terjadi pada plafon, dinding, dan lantai dengan orientasi bangunan ke Selatan pada pukul 08.00-09.00 (pagi) yang tertinggi 115,2 cd/m2 dan yang terendah 8,8 cd/m2. Pada pukul 12.00-14.00 (siang) intensitas cahaya tertinggi 199,2 cd/m2 dan yang terendah 11,2 cd/m2. Pada pukul 16.00-18.00 intensitas cahaya tetinggi 121,6 cd/m2 dan terendah 1,6 cd/m2.
36
D. Intensitas Cahaya Di Luar Ruangan Hasil pengukuran intensitas cahaya di luar ruangan , dilakukan pada saat bersamaan dengan pengukuran di dalam ruangan. Nilai intensitas cahaya rata-rata di luar ruangan adalah sebagai berikut: a. Pada pukul 08.00-10.00 adalah 1800 Lux b. Pada pukul 12.00-14.00 adalah 2000 Lux c. Pada pukul 16.00-18.00 adalah 1700 Lux Nilai rata-rata hasil pengukuran di luar ruangan ini dibuat sebagai bahan perbandingan tingkat iluminasi horisontal pada saat melakukan pengukuran guna
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin mengetahui kondisi cuaca pada saat itu (clear sky, intermediate sky, atau overcast sky). Penutup Dari hasil penelitian dan pembahasan diperoleh temuan bahwaperbedaan nilai luminan (refleksi) dan intensitas cahaya alami pada ruang tamu ukuran 3x5 m di dalam bangunan rumah tipe 36/90 m dengan elemen dinding plesteran dan tripleks serta warna putih dan cream pada dinding ditinjau dari orientasi bangunan yaitu: 1. Intensitas cahaya alami tertinggi pada elemen dinding plesteran yaitu orientasi Timur dengan refleksi cahaya tertinggi berada pada pagi hari yaitu jam 08.009.00. 2. Intensitas cahaya alami tertinggi pada elemen dinding tripleks yaitu orientasi Timur dengan refleksi cahaya tertinggi berada pada siang hari yaitu jam 12.0014.00. 3. Intensitas cahaya alami tertinggi pada elemen warna cream yaitu orientasi Timur dengan refleksi cahaya tertinggi berada pada siang hari yaitu jam 12.00-14.00. 4. Intensitas cahaya alami tertinggi pada elemen warna putih yaitu orientasi Timur dengan refleksi cahaya tertinggi berada pada pagi hari yaitu jam 08.00-9.00.
Daftar Pustaka Arifin, Rosmiaty dan Basri Iwan setiawan. 2003. “Pengaturan Sirkulasi Udara dengan Ventilasi Silang pada Bangunan”. Jurnal smartek vol 1 dan 2. Universitas Tadulako. Palu Akmal, Imelda. 2003.”Rumah Mungil Yang Sehat”. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta EPA. 2006. “Sick Building Syndrome”. Httt:/www.epagov/iag/pubs/sbs/htm diakses tanggal 18 oktober 2006 Gabriel.J.F.2001. “Fisika Lingkungan”. Penerbit Hipokrates. Jakarta. Kotta, Husni. 2005. “Pengaruh Pemakaian Kaca Terhadap Suhu Udara Dalam dan Luar Gedung”. Program PascaSarjana Universitas Hasanuddin Makassar Lippsmeir.G. 1995. “Bangunan Tropiks”. PT. Erlangga. Jakarta Mangunwijaya, Y.B. 1988. “Pengantar Fisika Bangunan”.PT.Jambatan. Jakarta Nurul Jamala B, 2001. “Studi Pencahayaan Alami Pada Bangunan Perpustakaan”. Universitas Hasanuddin Panennungi.2002. “Studi Optimum Suhu dan Kelembaban Relatif Pada Ruang Universitas Negeri Makassar”. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar Puspantoro, Benny.2003. “Sambungan Kayu, Pintu dan Jendel”. Penerbit Andi. Yogyakarta.
4. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini bahwa perbedaan nilai luminan (refleksi) dan intensitas cahaya alami pada ruang tamu ukuran 3x5 m di dalam bangunan rumah tipe 36/90 m dengan elemen dinding plesteran dan tripleks serta warna putih dan cream pada dinding ditinjau dari orientasi bangunan adalah: untuk intensitas cahaya alami lebih banyak yang berorientasi ke timur dan refleksi cahaya tertinggi untuk elemen dinding plesteran, elemen warna putih terjadi pada waktu pagi hari, sedangkan refleksi cahaya tertinggi untuk elemen dinding tripleks, dan warna cream adalah pada siang hari.
37
Vol. 5, No. 1, November2013
ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
38