TINJAUAN ASPEK TATA RUANG PERKEMBANGAN KAWASAN TAWANG MAS KOTA SEMARANG Agung Sutarto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Gedung E4, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229, Telp. 024-8508102
Abstract: For the efficiency of urban land use of the area where the economical and social-cultural activities take place, the urban area needs to be managed optimally through the urban planning. The development of Tawang Mas area is enabled by the development of Semarang city, in consideration of land use. In 1980, Tawang Mas was a fish pond and swamp area suffering from environmental degradation, due to the shifting and moving forward of the coastal line, causing the increase of river slope and the increase of high sediment level resulting in floods. It is important for the Government to prepare Detailed Urban Planology (RDTRK = Rencana Detil Tata Ruang Kota) year 2000 – 2010 to control the urban planning of Semarang as the developing area. Tawang Mas area is included in Urban Area Part III. The objective of this research is to evaluated the development of Tawang Mas area in view of the Semarang urban planning aspect. It is shown from the research which is based on the inhabitants’ opinion, that the land use in Tawang Mas is in overall had already been effective. This is because Dinas Tata Kota Semarang has been working in cooperation with the private sector to develop the Tawang Mas area. The inhabitants of Tawang Mas have also been eager to support the land use development of their area. Besides developing the area, it is also expected that the problems of land use change and the increase of high sea water level causing frequent floods in Tawang Mas area, can be solved. Keywords: area development, land use, aspect of planology Abstrak: Efisiensi pemanfaatan tata ruang sebagai tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial budaya, maka kawasan perkotaan perlu dikelola secara optimal melalui penataan ruang. Pengembangan kawasan Tawang Mas terjadi karena adanya pembangunan kota Semarang yang mempertimbangkan rencana tata guna lahan. Tawang Mas pada tahun 1980 an merupakan daerah tambak dan rawa-rawa yang semakin lama mengalami penurunan lingkungan akibat bergeser dan majunya garis pantai sehingga semakin landainya kemiringan sungai dan semakin tingginya tingkat sedimentasi yang sering mengakibatkan banjir. Sebagai kawasan yang berkembang, untuk mengendalikan Tata Ruang Kota maka Pemerintah perlu membuat RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota) Semarang tahun 2000 – 2010. Adapun Kawasan Tawang Mas masuk dalam Bagian Wilayah Kota (BWK) III. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi perkembangan kawasan Tawang Mas ditinjau dari aspek tata ruang perkotaan Semarang. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan lahan di kawasan Tawang Mas secara keseluruhan yang diperoleh dari beberapa pendapat penduduk setempat yang berada di kawasan Tawang Mas sudah efektif. Hal ini dikarenakan Dinas Tata Kota Semarang telah bekerjasama dengan pihak swasta untuk mengembangkan lokasi kawasan Tawang Mas dalam hal pengembangan lahan tersebut. Penduduk sekitar yang merespon pengembangan lahan kawasan Tawang Mas sangat mendukung agar kawasan Tawang Mas menjadi lokasi strategis dalam pemanfaatan lahan di kawasan tersebut. Selain itu pengembangan lahan di kawasan tersebut diharapkan juga dapat mengatasi masalah tentang perubahan tata guna lahan dan meningkatnya tinggi muka air laut yang sering mengakibatkan terjadinya banjir di kawasan Tawang Mas Kata Kunci: perkembangan kawasan, pemanfaatan lahan, aspek tata ruang
PENDAHULUAN
Tata
Salah satu proses kegiatan penataan
Ruang
Wilayah.
Penataannya
didasarkan pada pemahaman
perlu
potensi dan
ruang, penyusunan rencana tata ruang kawasan
keterbatasan alam, perkembangan kegiatan
perkotaan
sosial
perlu
diselenggarakan
sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana
ekonomi
kebutuhan
peri
yang
ada
kehidupan
Tinjauan Aspek Tata Ruang Perkembangan Kawasan Tawang Mas Kota Semarang – Agung Sutarto
serta
tuntutan
saat
ini
dan
107
kelestarian lingkungan hidup di masa yang akan
Tanahnya berupa rawa-rawa, tambak, sawah
datang.
dan
dan permukiman. Mata pencaharian sebagian
pengelolaan lingkungan ini dituangkan dalam
besar penduduk di sana adalah nelayan dan
suatu kesatuan rencana tata ruang (Direktorat
petambak.
Jenderal Penataan Ruang, 2002).
dimulai dari wilayah Kelurahan
Upaya
pemanfaatan
ruang
Perkembangan
daerah
tersebut
Karangayu
Sebagian besar wilayah Tanjung Mas
menuju ke arah utara hingga di empat kelurahan
adalah wilayah perkembangan yang dulunya
di atas. Adapun batas wilayah di sebelah barat
kawasan rawa dan tambak. Perkembangan
adalah Sungai Siangker, di sebelah timur
kawasan
kawasan
Sungai Banjir Kanal Barat, di sebelah utara Laut
1980-an,
Jawa dan di sebelah selatan Jalan Siliwangi. Di
membawa konsekuensi merubah bentang alam
wilayah tersebut mengalir dua buah sungai yaitu
dan salah satunya penataan saluran di kawasan
Sungai Ronggolawe dan Sungai Karang Ayu.
tersebut.
Kedua sungai tersebut dahulu bermuara di Laut
Tanjung
pemukiman
Mas
terpadu
Berbagai
sebagai
pada
tahun
pertimbangan,
Sungai
Ronggolawe dan Sungai Karang Ayu yang pada
Jawa.
Dalam
perkembangannya
tahun 1980-an langsung bermuara di Laut Jawa
Ronggolawe
dialihkan ke Banjir Kanal Barat.
dimanfaatkan sebagai saluran kolektor drainase.
dan
Sungai
Sungai
Karangayu
ini
Perkembangan kawasan Tawang Mas
Permasalahan yang dialami penduduk
tersebut terjadi karena adanya pembangunan
kawasan Tawang Mas adalah banjir genangan
kota
dalam intensitas dan frekuensi yang cukup
Semarang
yang
mempertimbangkan
rencana tata guna lahan. Rencana tata guna
tinggi,
lahan merupakan ekspresi kehendak lingkungan
dipengaruhi oleh pasang air laut, kemiringan
masyarakat mengenai bagimana seharusnya
kawasan yang kecil, saluran air yang terhambat
pola tata guna lahan suatu lingkungan pada
(traffic ability rendah) dan tingginya muka air
masa yang akan datang. Dalam rencana itu
tanah. Selain permasalahan teknis di atas,
ditentukan daerah-daerah yang akan digunakan
sebagai
bagi berbagai jenis, kepadatan dan intensitas
permasalahan non teknis juga (sosial-ekonomi-
kategori penggunaan, misalnya penggunaan
hukum-lingkungan) sering muncul. Hal tersebut
untuk pemukiman, perdagangan, industri dan
diperparah dengan adanya perubahan fisik alam
berbagai kebutuhan umum (Catanese dan
secara
Snyder, 1986).
terhadap pola drainase telah ada di kawasan
Sebelum tahun 1980, wilayah Tawang
drainase
kawasan
kawasan
makro
yang
perkembangan,
yang
sangat
selalu
maka
berpengaruh
Tawang Mas Kota Semarang, dan juga adanya
Mas merupakan daerah pantai yang terdiri dari
perubahan
empat wilayah Kelurahan,
Ronggolawe dan Sungai Karang Ayu dibelokan
Tawang
Rejosari,
yaitu Kelurahan
Kelurahan
tata
guna
tanah/lahan,
Sungai
Tawang
ke arah timur ke arah Sungai Banjir Kanal Barat
Rajekwesi, Kelurahan Tawang Ngaglik Lor dan
(laporan Teknik Sipil, 2000: 1-2). Beberapa
Kelurahan Tawang Ngaglik Kidul. Kawasan
perubahan yang terjadi di kawasan Tawang Mas
Tawang Mas terletak di antara Sungai Siangker
Kota Semarang antara lain:
dan Banjir Kanal Barat yang sebagian besar wilayahnya
berdekatan
dengan
muara.
108 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 9 – Juli 2007, hal: 107 - 122
1. Terjadinya perubahan tata guna lahan di daerah
pengaliran
sungai
yang
penerapan rencana pada ruang yang tersedia baik secara umum maupun terperinci dengan
mengakibatkan kuantitas banjir meningkat.
menetapkan jenis penggunaan tertentu untuk
2. Perubahan guna lahan di kawasan sekitar
daerah tertentu pula (RDTRK, Pemerintah Kota
Tawang Mas Kota Semarang yang cukup
Semarang, 2000-2010).
signifikan berpengaruh terhadap peredaman banjir/genangan.
Suatu
rencana
tata
guna
lahan
biasanya merupakan bagian dari suatu rencana
3. Bergeser majunya garis pantai yang cukup
menyeluruh. Dalam bagian-bagian lain dibahas
besar sehingga memperpanjang lintasan
persoalan transportasi, utilitas umum seperti
aliran air ke muara, atau semakin landainya
listrik, gas dan air, berbagai macam prasarana
kemiringan sungai dan semakin tingginya
masyarakat dan masalah-masalah khusus yang
tingkat sedimentasi.
membutuhkan perhatian seperti pembangunan
4. Meningkatnya tinggi MA pasang surut (rob)
ekonomi dan pelestarian lingkungan.
yang menghambat aliran air ke laut. Disamping
permasalahan
Sifat rencana tata guna lahan bisa umum,
berlainan karena jenis dan luas lingkungan,
persoalan yang muncul adalah ketidakpuasan
struktur
pemerintahan
serta
peraturan-
sosial dari salah satu pihak yang merasa
peraturannya dan kota atau kabupaten yang
dirugikan. Hal ini merupakan masalah sosial
mengatur soal perlahanan. Misalnya suatu
yang perlu untuk mendapat penyelesaian.
rencana tata guna lahan untuk sebuah dusun di pedesaan barangkali akan lain sekali ruang lingkupnya dan tidak begitu mendesak seperti
KAJIAN PUSTAKA
rencana tata guna lahan di sebuah kota industri
Tata Ruang Suatu merupakan
rencana ekspresi
tata
kehendak
guna
lahan
lingkungan
masyarakat mengenai bagaimana seharusnya pola tata guna lahan suatu lingkungan pada masa yang akan datang. Dalam rencana itu ditentukan daerah-daerah yang akan digunakan bagi berbagai jenis kepadatan dan intensitas kategori penggunaan, misalnya penggunaan untuk permukiman, perdagangan, industri dan berbagai kebutuhan umum. Ditentukan pula asas dan standar yang harus diterapkan pada pembangunan atau pelestarian di daerah itu. Di dalam suatu rencana tata guna lahan biasanya tercantum naskah uraian dan beberapa peta. Dalam uraiannya terkandung kebijaksanaankebijaksanaan sedang peta menggambarkan
yang besar. Sebuah rencana tata guna lahan di daerah permukiman sekitar pusat kota mungkin berorientasi lain daripada rencana tata guna lahan di daerah pusat kota. Suatu rencana tata guna lahan untuk suatu wilayah yang dikelola beberapa pemerintah, misalnya suatu wilayah metropolitan mungkin akan dilandasi rencana pelaksanaan yang lain dengan rencana sejenis untuk suatu wilayah kota atau kabupaten dengan pemerintah tunggal. Suatu rencana tata guna lahan untuk suatu lingkungan di dalam wilayah pemerintahan yang memiliki sedikit saja atau sama sekali tidak memiliki peraturanperaturan mengenai perencanaan lingkungan akan berbeda apabila dibandingkan dengan rencana
tata
guna
lahan
untuk
wilayah
pemerintahan yang memiliki perencanaan yang
Tinjauan Aspek Tata Ruang Perkembangan Kawasan Tawang Mas Kota Semarang – Agung Sutarto
109
kuat
serta
peraturan-peraturan
pelaksaan
rencana tata guna lahan.
dengan
Ada empat kategori alat perencanaan tata
guna
lahan
Suatu cara untuk melaksanakan hal itu ialah
menurut
Catanese
et.al
meninjau,
menyusun
dan
mensahkan kembali rencana itu dari waktu ke waktu.
(1992:281) untuk melaksanakan rencana, yaitu: 1. Penyediaan Fasilitas Umum: fasilitas umum
Pembentuk Guna Lahan
diselenggarakan terutama melalui program perbaikan
modal
dan
dengan
cara
Ada 3 (tiga) sistem yang berhubungan dengan penggunaan lahan kota menurut Chapin
melestarikan atau secara dini menguasai
dan Kaiser (1979:28-31), yaitu:
lahan umum dan daerah milik jalan (damija).
1. Sistem Aktivitas Kota, berhubungan dengan
2. Peraturan Pembangunan: ordonansi yang
manusia dan lembaganya seperti rumah
mengatur pendaerahan (zoning) peraturan
tangga,
tentang
lembaga lain
pengaplingan
ketentuan
dan
hukum
ketentuan-
lain
mengenai
perusahaan
pemerintah
dalam
hubungan-hubungan
dan
mengorganisasikan mereka
sehari-hari
pembangunan merupakan jaminan agar
dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia
kegiatan pembangunan oleh sektor swasta
dan keterkaitan antara yang satu dengan
mematuhi standar tertentu dan dilakukan
yang lain dalam waktu dan ruang. Dalam
ditempat
melakukan interaksi ini, melibatkan dimensi
yang
tidak
menyimpang
dari
rencana tata guna lahan.
hubungan yang kadang-kadang mengguna-
3. Himbauan, Kepemimpinan dan Koordinasi:
kan
media
tetapi
tidak
jarang
juga
sekalipun agak lebih informal daripada
berhadapan langsung dengan di dukung
program perbaikan modal atau peraturan-
oleh
peraturan pembangunan,
konteks
hal ini dapat
sistem
transportasi.
ini
sistem
Jadi,
dalam
aktivitas
kota
menjadi amat efektif untuk menjamin agar
mewujudkan aktivitas-aktivitas antar tempat
gagasan-gagasan,
peta-peta,
dan antar perjalanan dan tempat sebagai
informasi dan riset mengenai pertumbuhan
pelengkap kegiatan merek. Dengan kata
dan
dapat
lain, pergerakan diwujudkan dalam jaringan
masuk dalam proses pembuatan keputusan
transportasi dan aktivitas dalam bentuk
kalangan
guna lahan.
perkembangan
developer
data,
masyarakat
swasta
dan
juga
berbagai jawatan dan departemen yang melayani kepentingan umum.
2. Sistem
Pengembangan
Lahan,
berhubungan dengan proses konversi atau
4. Rencana Tata Guna Lahan: rencana saja
rekonversi lahan (ruang) dan penyesuaian-
sebenarnya sudah merupakan alat untuk
nya
melaksanakan
aktivitas
kebijakan-kebijakan
serta
bagi
manusia yang
dalam
telah
ada.
pengembangan
semua itu terbuka dan tidak basi sebagai
dengan
arahan yang secara terus-menerus untuk
penyediaan maupun dari segi ekonominya.
acuan pengambilan keputusan baik bagi
Dalam sistem pengembangan lahan ini,
kalangan
unsur-unsur yang terlibat adalah pemilik
pemerintah
maupun
swasta.
110 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 9 – Juli 2007, hal: 107 - 122
kota
ini
Sistem
saran-saran yang dikandungnya selama
lahan
lahan
mendukung
baik
berhubungan dari
segi
lahan,
developer,
konsumen,
agen
keuangan dan agen-agen masyarakat.
menggambarkan lokasi dan kegiatan kota, berpengaruh
3. Sistem Lingkungan, berhubungan biotik dan
juga
terhadap
perkembangan
sosial kota di masa depan.
abiotik yang dihasilkan dari proses alam,
Pada dasarnya pola penggunaan lahan
dikaitkan dengan air, udara dan zat lain.
kota merupakan penjabaran dari pola struktur
Berfungsi untuk kehidupan dan keberadaan
tata ruang kota. Pada awalnya pola penggunaan
manusia dan habitat serta sumber daya
lahan kota ini diperkenalkan oleh seorang
untuk
ekonom dan tuan tanah di Jerman yang
mendukung
kelangsungan
hidup
manusia.
bernama
Ketiga sistem tersebut akan saling mempengaruhi
dalam
membentuk
struktur
J.
Von
Thunen.
Teori
yang
dikemukakan oleh Von Thunen ini didasarkan pada suatu pola produksi pertanian
yang
penggunaan lahan kota. Di negara-negara yang
berhubungan dengan tata guna lahan di sekitar
telah maju, unsur yang paling mempengaruhi
suatu kota pasaran.
dalam pembentukan struktur ruang kota ini
Teori Von Thunen tersebut didasarkan
adalah sistem aktivitas karena di negara yang
pada economic rent yang erat kaitannya dengan
telah
ongkos transport yang dikeluarkan sehubungan
maju
penduduk
tersebut yang
biasanya
padat
serta
dengan lokasi suatu fungsi lahan. Dengan
sehingga
keadaan yang demikian, maka orang-orang
sistem aktivitas masyarakat kotanya akan jauh
yang tinggal dalam suatu wilayah perkotan
lebih
bermacam-macam
baik
dan
mempunyai
kegiatan
berperan
banyak kota
daripada
sistem
cenderung untuk memilih lahan sebagai tempat
dan
sistem
tinggalnya sesuai dengan kondisi ekonomi yang
lingkungannya. Pada dasarnya ketiga sistem
dimilikinya. Teori Von Thunen yang merupakan
tersebut apabila saling berinteraksi dan saling
dasar
berhubungan satu dengan yang lain akan
dikembangkan lebih lanjut oleh para pakar
membentuk suatu pola penggunaan lahan kota.
perencana kota. Pada dasarnya kesimpulan
Pola penggunaan lahan kota ini akan terus
yang di dapat dari teori Von Thunen ini adalah
berkembang
pengenalan pada suatu sistem penzonaan
pengembangan
lahan
seiring
dengan
perkembangan
kotanya.
dari
teori
perkembangan
kota
dalam penggunaan lahan perkotaan (Daldjoeni, 1992:35-37). Kriteria-kriteria pemanfaatan lahan
Pola Penggunaan Lahan
dapt ditentukan sebagai berikut:
Guna lahan merupakan salah satu faktor
penting
yang
dapat
mempengaruhi
1. Pemanfaatan lahan eksisting yang tidak menyimpang
dari
dasar
struktur
perkembangan bentuk struktur kota. Bentuk
pengembangannya, struktur kegiatannya.
struktur kota merupakan bentuk dasar dari
Maka kegunaan lahan eksisting ini tetap
struktur kota dan bentuk struktur kota ini
dipertahankan dengan pengaturan penataan
merupakan pencerminan dari suatu struktur
labih lanjut dengan pemanfaatan lahan
sosial kota. Pada satu sisi, perubahan kondisi
secara optimal.
sosial-ekonomi dapat mempengaruhi bentuk lahan kota dan disisi lain, guna lahan akan
2. Potentsi daya dukung lahan, terutama untuk lahan-lahan
kososng
Tinjauan Aspek Tata Ruang Perkembangan Kawasan Tawang Mas Kota Semarang – Agung Sutarto
yang
belum
111
dimanfaatkan secara optimal untuk guna
dan
tanpa
lahan baru yang dipandang lebih produktif
1979:224-247).
dan kemungkinan alih guna, terutama untuk lahan-lahan
yang
kurang
tepat
aktivitas
(Chapin
dan
Kaiser,
Penggolongan jenis guna lahan dapat dikelompokkan
menjadi
permukiman
atau
pemanfaatannya perlu dikaji kemungkinan
perumahan, industri, transportasi, komunikasi
alih gunanya kepada kemanfaatan lahan
dan utilitas, perdagangan, jasa, budaya, hiburan
yang lebih efektif.
dan
Secara
spesifik
kebijaksanaan
pengembangan intensitas pengembangan lahan
rekreasi,
produksi
dan
penambangan
sumber daya alam dan tanah tak terbangun dan area perairan.
dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pengaturan intensitas penggunaan lahan diimplementasikan distribusi
berupa
kepadatan
pengendalian
penduduk,
dan
distribusi kepadatan bangunan. b. Pengaturan
c.
kepadatan
Pengaruh Guna Lahan Terhadap Pergerakan Sistem transportasi perkotaan terdiri dari berbagai aktivitas yang berlangsung di atas sebidang tanah dengan tata guna lahan yang
bangunan
dan
berbeda.
Untuk
memenuhi
kebutuhannya
pengendalian aspek jarak fisik dari pusat-
manusia melakukan perjalanan diantara dua
pusat
tata guna lahan tersebut dengan menggunakan
kegiatan
kota,
serta
tingkat
aksesibilitas suatu bagian wilayah kota
sistem
terhadap struktur kota secara keseluruhan.
menimbulkan
Pengaturan kualitas dan masa bangunan
kendaraan dan barang yang mengakibatkan
dengan penyesuaian terhadap kebijakan
berbagai
macam
mengenai KDB, KLB, maupun DSB dengan
interaksi
memerlukan
didasarkan
sebab itu menghasilkan pergerakan arus lalu
pada
kondisi
kawasan
perencanaan. d. Pengetatan
jaringan
transportasi.
pergerakan
Hal
arus
interaksi.
manusia,
Hampir
perjalanan
ini
semua
dan
oleh
lintas (Tamin, 2000:30). peraturan-peraturan
yang
Karakteristik dan intensitas penggunaan
berkaitan dengan pelaksanaan bagunan-
lahan
akan
mempengaruhi
karakteristik
bangunan baru. (RDTRK, Pemerintah Kota
pergerakan penduduk. Pembentuk pergerakan
Semarang, 2000-2010).
ini dibedakan atas pembangkit pergerakan dan penarik pergerakan. Perubahan guna lahan
Penggolongan Jenis Guna Lahan Penggolongan
yang
perjalanan yang akhirnya akan menimbulkan
didasarkan pada jenis aktivitas secara umum
peningkatan kebutuhan prasarana dan sarana
dapat di bagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
transportasi.
aktivitas
alam
pergerakan ditentukan oleh tujuan atau maksud
(industri),
perjalanan dapat disimpulkan bahwa berbagai
aktivitas transportasi, komunikasi dan utilitas,
aktivitas akan memberi dampak pergerakan
aktivitas
yang berbeda pada saat ini dan masa datang.
ekstraksi
(pertanian),
aktivitas
distribusi,
guna
akan berpengaruh pada peningkatan bangkitan
sumber
lahan
daya
pengolahan
aktivitas
jasa,
aktivitas
Sedangkan
besarnya
tarikan
kesejahteraan manusia, reaksi dan pelayanan
Dikawasan Tawang Mas ini yang juga
masyarakat, aktivitas perumahan/permukiman
memiliki pusat transportasi, baik laut, udara
112 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 9 – Juli 2007, hal: 107 - 122
maupun
darat,
kereta
api
sebagai
jalur
Gambaran Wilayah Studi
transportasi regional hingga nasional sampai
Lokasi Tawang Mas dan sekitarnya
internasional. Sebagai pusat transportasi maka
terletak di wilayah kecamatan Semarang Barat,
pengembangan kegiatan di Kawasan Tawang
Kota Semarang. Secara administratif, sistem
Mas
pengembangan
satuan wilayah sungai dan drainase yang ada di
kegiatan ini. Kegiatan noda transportasi (Bandar
kawasan ini berada pada kelurahan-kelurahan
udara, pelabuhan laut dan stasiun kereta api)
wilayah
harus dibentuk dalam satu kesatuan sistim
Kelurahan
transportasi terintegrasi yang menghubungkan
Mloyo,
wilayah kota Semarang dan regional jawa
Tawang Mas, Kelurahan Tawang Sari. Sistem
tengah
sungai yang ada di wilayah terdiri dari : Sungai
ini
berimpikan
dengan
internasional.
pada
wilayah
(RDTRK,
nasional
maupun
Pemerintah
Kota
Semarang, 2000-2010).
Semarang
Barat
Gisikdrono,
Kelurahan
Siangker,
Banjir
Ronggolawe,
yang
meliputi:
Kelurahan
Salaman
Karangayu,
Kanal
Sungai
Kelurahan
Barat
Sungai
Karangayu
(sungai
Tawang Mas), Kali Tegak Ronggo Tawang, Kali Arteri 1 dan Arteri 2, Kali Semarang Indah.
Place Theory Place theory merupakan pemahaman tentang kultur lokal dan karakteristik suatu
Cara Penelitian
daerah yang ada dan telah menjadi ciri khas
Penelitian ini menggunakan metode
untuk dipakai sebagi salah satu pertimbangan
penelitian deskiptif, yaitu mempelajari hal yang
dalam urban design, agar masyarakat tidak
terkait dengan hubungan, kegiatan, sikap-sikap,
asing dengan lingkungannya. Terminologi ruang
pandangan, proses yang sedang berlangsung,
(space) baru dapat dikatakan sebagai tempat
dan pengaruh-pengaruh dari sutu fenomena.
(place) apabila ruang tersebut telah diberi
Fenomena yang dipelajari adalah terkait dengan
makna kontekstual dari nilai budaya suatu
aspek fisik, aspek sosial budaya, dan spasial,
kawasan. Pemahaman pada suatu kota, sebuah
sebagaimana pendekatan studi yang digunakan.
place adalah ruang yang memiliki suatu ciri
Penelitian yang dilakukan ini termasuk
khas, kekhasan, keunikan tertentu dan memiliki
dalam
karakter
melakukan pengamatan terhadap sampel yang
suatu
arti,
keunggulan
terhadap
lingkungan dan budaya setempat. Perkembangan
parisiwata
penelitian
survei,
yaitu
dengan
terbatas untuk memperoleh gambaran secara terutama
umum dari keseluruhan populasi.
wisata pantai akan dikembangkan dikawasan Tawang Mas ini dengan menyajikan panorama pantai sebagai wisata yang potensial. Kawasan rekreasi yang terdapat di Kawasan Tawang Mas ini terdiri dari PRPP, Taman Mini Jawa Tengah, Kawasan rekreasi Pantai Marina, Museum Ronggo Warsito dan lain-lain.
Pengumpulan Data Data yang Diperoleh Sumber data mempunyai peran yang sangat penting dalam penelitian karena dengan adanya sumber data peneliti akan mendapatkan tempat dan sumber yang dapat digunakan untuk
Tinjauan Aspek Tata Ruang Perkembangan Kawasan Tawang Mas Kota Semarang – Agung Sutarto
113
mengetahui segala informasi yang berkaitan
Analisis data
dengan penelitian yang dilakukan.
1. Analisis
Adapun data yang digunakan dalam
kuantitatif:
Digunakan
menjelaskan pembahasan
untuk
hasil penelitian
penelitian ini adalah:
yang dilakukan. Dilakukan dengan analisa
1. Data Primer, yakni data yang diperoleh
spasial
peneliti secara langsung dari sumbernya..
RDTRK 1995-2000, RDTRK 2000-2010.
2. Data Sekunder, yakni buku-buku pendukung,
kondisi
2. Analisis
sebelum
kualitatif:
tahun
Digunakan
1980, untuk
dokumen dan sumber referensi lainnya yang
menganalisis data hasil wawanara, untuk
relevan dengan penelitian dimana peneliti dapat
mengetahui/menjelaskan
memperoleh data secara tidak langsung dari
responden terhadap perkembangan Tata
sumbernya yang terkait dalam bidang tata kota
Ruang di kawasan Tawang Mas.
pendapat
yaitu Dinas Tata Kota Semarang. Interpretasi Hasil Metode Pengumpulan Data Metode
Data dianalisis secara statistik untuk pada
mencari
pada
masyarakat dengan perkembangan kawasan
perkembangan kawasan Tawang Mas. Untuk
Tawang Mas. Sebelumnya dilakukan analisis
mendapatkan data seperti yang diharapkan
data berdasarkan serial peta sebelum tahun
selain pendistribusian isian data, peneliti juga
1980, 1995, 2000, dapat diperoleh perubahan
akan melakukan wawancara dengan beberapa
dan perkembangan guna lahan dengan cara
responden.
overlay peta. Perubahan yang terjadi dinyatakan
penelitian
pengumpulan
ini
dilakukan
lebih
data
difokuskan
Selain wawancara juga akan pengamatan
(observasi)
keterkaitan
antara
secara
secara spasial maupun kuantitatif.
dalam
Permasalahan Wilayah Studi
pendapat
langsung pada obyek penelitian. Cara
penentuan
penelitian ini dengan
responden
menggunakan teknik
Perubahan
tata
menyebabkan
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu
sedimen pada sungai-sungai di lokasi tersebut
yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan
yang mengekibatkan terjadinya pendangkalan
ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui
dan banjir. Penurunan tanah juga menjadi
sebelumnya. Pelaksanaan untuk menggunakan
masalah yang penting di Kota Semarang ini.
teknik
semua
Salah satu dampak yang muncul adalah adanya
karakteristik populasi kemudian menetapkan
genangan akibat air pasang laut yang dikenal
sampel
dengan
adalah
berdasarkan
mengidentifikasi
pertimbangan
tertentu
istilah
rob.
debit
Genangan
aliran
lahan
purposive sampling. Penggunaan teknik ini
ini
kenaikan
guna
rob
dan
telah
yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik
merambah hampir di seluruh Wilayah Tawang
ini sangat cocok untuk mengadakan studi kasus,
Mas ini, turunnya tanah akibat pengambilan air
dimana banyak aspek dari kasus tunggal yang
tanah menjadikan naiknya permukaan air laut
representatif untuk diamati dan dianalisis.
dan membuat sistem drainase tidak berfungsi seperti yang diharapkan.
114 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 9 – Juli 2007, hal: 107 - 122
UTARA Perdagangan dan Jasa Pendidikan Perkantoran
SKALA 1 : 250.000
Rekreasi dan Wisata SUMBER
Campuran Permukiman dan Pedagangan Batas Lokasi Studi
RDTRK 2000-2010
Gambar 1. Lokasi Studi dan Fungsi Lahan
Tinjauan Aspek Tata Ruang Perkembangan Kawasan Tawang Mas Kota Semarang – Agung Sutarto
115
Secara Teknis pendangkalan sering
perkantoran,
sekolahan,
pertokoan,
tempat
terjadi pada sungai-sungai di kawasan Tawang
hiburan, terminal angkutan kota, pembangunan
Mas. Saluran tidak mampu untuk mengalirkan
SPBU, tempat olah raga dan saluran drainase
debit banjir. Pompa penyedot kurang berkerja
mempunyai manfaat dalam penggunaan lahan
secara
di
maksimal.
Perkembangan
kawasan
kawasan
tersebut.
Beberapa
contoh
Tawang Mas dengan perubahan tata guna
pemanfaatan lahan di kawasan Tawang Mas
lahan yang dijadikan sebagai sarana ibadah,
dapat dilihat pada Gambar 2, 3 dan 4.
Gereja
Klenteng
Masjid
Vihara
Gambar 2. Sarana Ibadah
Sekolah Tri Tunggal
Sekolah Kristamitra
Gambar 3. Sarana Pendidikan
116 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 9 – Juli 2007, hal: 107 - 122
Gambar 4. Sarana Wisata dan Hiburan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menyebut pasar ikan ini sebagai TPI pembantu
Evaluasi Perkembangan Kawasan Tawang Mas Kota Semarang
atau pasar tanggul.
Evaluasi
terhadap
Pembangunan
perkembangan
kawasan Tawang Mas ditinjau dari perencanaan aspek tata ruang (Tata Guna Lahan) akibat dari perkembangan tersebut.
PRPP
direncanakan
oleh pemda sebelum tahun 1984, lengkap dengan sarana dan prasarananya. Pemekaran/ perkembangan di lingkungan Tawang Mas berlangsung sejak ada renana pembangunan PRPP selanjutnya lokasi PRPP tersebut sejak
Kondisi Tawang Mas sebelum Tahun 1990 Sejak tahun 1950 hingga tahun 1980
tanggal 27 April 1986 diberi nama Tawang Mas Semarang (Arsip Yayasan PRPP 1986 – 1991).
Kawasan Tawang Mas merupakan wilayah pantai. Tanah di wilayah ini terdiri atas tanah tambak, sawah dan perumahan. Penduduknya sebagian besar hidup dengan mata pencaharian sebagai nelayan dan petambak. Pada tahun 1980-an
perkembangan
rumah
mulai
berlangsung, sehingga menjadi kawasan yang padat
penduduk,
sementara
jalan-jalan
kampong masih berupa tanah yang di keraskan. Di kawasan ini terdapat empat sungai yang
digunakan
untuk
kegiatan
ekonomi,
dulunya perahu-perahu bisa berlabuh sampai ke perkampungan ini tepatnya bisa sampai di dekat rel KA (laporan Teknik Sipil, 2000: 56-62) Di sebelah barat sungai terdapat pasar ikan atau kongsi tempat untuk jual beli hasil
Kota Semarang dikembangkan melalui sistem
pengembangan-pengembangan
bersifat terencana,
terarah, efektif,
yang efisien,
luwes, terpadu dan dinamis, dengan usaha menciptakan
sarana
dan
prasarana
bagi
kegiatan masyarakat dalam taraf optimal. Untuk menciptakan ruang-ruang kegiatan yang optimal maka
dalam
diselaraskan
pengembangannya dengan
arah
akan
pemikiran
pembangunan tingkat Nasional dan Regional Jawa Tengah melalui konsep Regionalisasi Wilayah dan Sistim Pembangunan sektoral yang diterapkan
dalam
tata
ruang
fisik
serta
citra/fungsi kegiatan Kota Semarang. Dengan demikian akan di dapat bentuk ruang-ruang kegiatan yang optimal yang saling berimbang,
tangkapan para nelayan. Penduduk sering
Tinjauan Aspek Tata Ruang Perkembangan Kawasan Tawang Mas Kota Semarang – Agung Sutarto
117
saling
mengisi,
saling
mendukung
dan
membentuk.
menimbulkan
aktivitas-aktivitas
yang
cukup
tinggi dan memberikan dampak baik bagi
Dengan
adanya
masalah-masalah
kenyataan dihadapi
perkembangan
di
Kawasan
Tawang
Mas.
Kota
Dimana Kawasan Tawang Mas ini memiliki
Semarang yang sangat mendesak untuk dicari
pusat transpotasi baik laut, udara, maupun darat
pemeahannya,
kereta api sebagai jalur transportasi regional
pembuangan
yang
tentang
seperti air
masalah
limbah
dan
banjir, sampah,
hingga
nasional
dan
internasional.
penyediaan air bersih bersama pula dengan
Pembangunan
peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar
Kawasan Tawang Mas ini juga direncanakan
maka sasaran pengembangan Kota Semarang
sebagai permukiman dengan intensitas yang
lebih ditujukan pada:
cukup tinggi. Salah satu upaya yang dapat
1. Pengaturan
kembali
tata
ruang
kota
dilakukan
lingkungan
adalah
dengan
perumahan
di
mengembangkan
sehingga mencapai optimasi penggunaan
secara vertikal permukiman untuk melayani
tanah
penduduk
serta
keseimbangan
dalam
serta
memperbaiki
kualitas
pengaturan pola tata guna tanah. Yang
lingkungan dan dengan mencoba mengatasi
menjadi titik perhatian dalam hal ini adalah
permasalahan
perlindungan
sumber-sumber
Kawasan rekreasi yang terdapat di Kawasan
alami dan kelestarian lingkungan hidup
Tawang Mas ini terdiri dari pameran PRPP,
(konservasi dan preservasi).
Maerokoco, rekreasi Pantai Marina.
2. Pengaturan kegiatan
terhadap
serta melalui
penyaluran struktur
kegiatan-
pusat-pusat
permukiman. 3. Pengaturan
Adapun
banjir
atau
rob
komponen
yang
kegiatan
ada.
yang
dikembangkan di Kawasan Tawang Mas ini sesuai dengan fungsi yang diembannya meliputi
kependudukan
meliputi
penyebaran, distribusi kepadatan penduduk.
kegiatan sebagai berikut: 1. Sebagai pusat transportasi. 2. Permukiman dan perumahan
Perkembangan Kawasan Tawang Mas dari Tahun 1990-2000 Evaluasi
perkembangan
kawasan
3. Kawasan rekreasi 4. Perdagangan dan jasa 5. Perkantoran/Pemerintahan
Tawang Mas dari tahun 1990-2000 dikaitkan dengan kajian tentang tata ruang perkotaan menunjukkan bahwa kawasan Tawang Mas
Perkembangan Kawasan Tawang Mas dari Tahun 2000-2010
tersebut dijadikan sebagai perkembangan tata
Kawasan Tawang Mas yang merupakan
ruang kota dan pemanfaatan lahan. Kawasan
daerah datar mempunyai potensi keruangan
tersebut merupakan kawasan padat penduduk
yang efektif merupakan wadah berkembangnya
dan
untuk
pusat kegiatan perkotaan dan permukiman
mengembangkan fasilitas-fasilitas yang bersifat
mampu menciptakan perkembangan ekonomi
umum maupun untuk perdagangan. Sebagai
perdagangan dan jasa diberbagai sektor dan
kawasan
jalur
strata disamping merupakan perlindungan dan
yang
revitalisasi kawasan-kawasan besejarah dan
merupakan
penunjang
daerah
transportasi baik
strategis
dan
barang
sebagai
dan
jasa
118 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 9 – Juli 2007, hal: 107 - 122
budaya, pusat-pusat permukiman padat dan
hambatan-hambatan maupun pembatas fisik
konservasi kehidupan kampung. Kawasan ini
bagi
harus didukung oleh pengembangan drainase
Terlihat bahwa kawasan ini mempunyai tanah
yang baik dan perlindungan daerah-daerah
yang
genangan. Sebagai kota pantai akan menjadi
berat. Kondisi fisik dasar tersebut termasuk
potensi pengembangan yang spesifik untuk
kedalam kelas lahan satu yang merupakan
rekreasi, ekonomi perikanan dan kehidupan
lahan yang cocok untuk pengembangan fisik
nelayan.
kota.
Penanganan
system
drainase
pengembangan
Dari
kawasan
genangan penanganan merupakan
(rob
dan
system pusat
gambaran Tawang
fisik
Mas
tersebut
ini
maka
dikembangkan
banjir),
sedang
sebagai:
transportasi
karena
1. Kawasan transportasi karena memiliki pusat
akan
transportasi baik laut, udara maupun darat
kota
yang
rawan
kemacetan lalu-lintas. Prioritas
kegiatan.
mampu menampung beban/bangunan
diarahkan dapat berfungsi untuk mengatasi air
beberapa
Kereta
penanganan
sektor-sektor
strategis ditentukan berdasakan pada potensi
Api
sebagai
jalur
transportasi
regional hingga nasional dan internasional. 2. Permukiman
dan
perumahan.
kontribusi dan pertumbuhannya dalam struktur
Pembangunan lingkungan perumahan di
ekonomi kota Semarang serta manfaat yang
kawasan ini dapat dikategorikan sebagai
didapat dengan pengembangan sektor tersebut,
permukiman dengan intensitas yang cukup
yaitu:
tinggi, serta jumlah penduduk yang harus
1. Transportasi, dengan keberadaan Bandar
diakomodasi hampir sama dengan wilayah
Udara
A.
Yani
yang
menunjukkan
peningkatan penumpang sehingga perlu peningkatan
dan
pembukaan
pusat kota yang padat. 3. Pariwisata. Kawasan rekreasi yang terdapat
jalur
dilokasi ini terdiri dari kawasan PRPP,
penerbangan. Pelabuhan Tanjung Mas yang
Taman Mini Jawa Tengah, Pantai Marina
merupakan pintu gerbang arus barang dan
dan Museum Ronggowarsito.
penumpang melalui laut. Adanya jaringan
4. Perdagangan dan Jasa. Untuk semua jenis
jalan Arteri Utara serta jalur Kereta Api
perdagangan dan jasa dengan pusat Pasar
dengan Stsiun Tawang.
Karangayu.
2. Kegiatan olah raga dan rekreasi didukung
5. Perkantoran/pemerintahan Masing-masing
dan
fasilitas
fungsi
tersebut
dengan adanya kawasan PRPP, Taman
sosial.
Mini Jawa Tengah, Pantai Marina dan
ditunjang beberapa fungsi pendukung yaitu
Taman Laut.
untuk pengembangan permukiman serta
3. Perkantoran di daerah Madukoro
fungsi pelayanan umum yang mencakup
4. Perdagangan di sepanjang jalan Siliwangi
fasilitas perdagangan dan jasa, perkantoran,
dengan pusat Pasar Karangayu.
pendidikan, kesehatan, peribadatan.
5. Kebudayaan di Museum Ronggowarsito. Keadaan
geologi,
topografi
dan
hidrologi sebagai kondisi fisik dasar di kawasan Tawang
Mas
tidak
banyak
ditemukan
Tinjauan Aspek Tata Ruang Perkembangan Kawasan Tawang Mas Kota Semarang – Agung Sutarto
119
Perkembangan kawasan Tawang Mas tersebut menjadikan adanya perubahan tata guna lahan yang mencakup materi tentang: 1. Kebijaksanaan wilayah
pengembangan
kota
kependudukan,
struktur
Kawasan perdagangan disepanjang jalan Siliwangi dengan adanya pasar Karangayu.
d. Kegiatan kebudayaan berada di Museum
bagian
meliputi
c.
Ronggowarsito.
kebijakan tata
ruang,
PENUTUP
pemanfaatan ruang, sarana dan prasarana, dan pengaturan bangunan.
Hasil
penelitian
perkembangan
tentang
kawasan
kajian
Tawang
Mas
2. Rencana Detail Tata Ruang BWK, yang
Semarang yang ditinjau dari aspek Tata Ruang
mencakup rencana struktur kependudukan,
menunjukkan bahwa perkembangan kawasan
kawasan potensial, pemanfaatan
lahan,
Tawang Mas sekarang telah sesuai dengan
utilitas,
RDTRK Pemerintah Kota Semarang 2000 -
kepadatan
2010. Hal ini dapat dilihat dari penggunaaan
jaringan
pergerakan,
perpetakan bangunan,
fasilitas,
bangunan, ketinggian
bagunana,
garis
sempadan, dan penanganan bangunan. 3. Tahap
pelaksanaan
mencakup
rencana
identifikasi
pembangunan,
tahapan
dengan arah perkembangan kota. Hal tersebut
yang program
pelaksanaan
program, pembiayaan dan kelembagaan. Sektor-sektor berdasar
pada
strategis
potensi
ditentukan
kontribusi
lahan di kawasan Tawang Mas telah sesuai
dan
pertumbuhannya dalam struktur ekonomi kota
sesuai
dengan
Semarang Tawang
RDTRK
2000 Mas
transportasi,
Pemerintah
2010, bahwa
berfungsi
Permukiman
kawasan
sebagai; dan
kota Pusat
perumahan,
Kawasan rekreasi, Perdagangan dan jasa, Perkantoran/Pemerintahan. Rekomendasi
yang
dapat
diberikan
Semarang, serta manfaatn yang didapat dengan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
pengembangan sektor tersebut. Sektor strategis
1. Bagi masyarakat di kawasan Tawang Mas,
dan prioritas penanganan di Kawasan Tawang
hendaknya
Mas ini adalah fungsi transportasi dengan
akan tata ruang yang benar sesuai dengan
keberadaan Bandara Udara A. Yani yang
RDTRK Pemerintah kota Semarang 2000 -
semakin
2010 agar tidak melanggar aturan yang
lama
penumpang,
menunjukkan sehiggga
peningkatan
kedepan
perlu
memperhatikan
perencanaan
telah ditetapkan oleh pemerintah.
peningkatan pelayanan dan pembukaan jalur
2. Bagi Dinas Tata Kota Semarang harus
penerbangan. Fungsi transportasi juga adanya
dapat mengatasi secara teknis persoalan
Pelabuhan Tanjung Mas yang merupakan pintu
yang ada kaitannya dengan kondisi dan
gerbang melalui laut.
sistem drainase yang ada serta adanya
Pendukung fungsi transportasi lainnya
perbaikan , pemeliharaan terhadap sistem
dengan adanya jalan Arteri Utara serta jalur
drainase
kereta api dengan stasiun Tawang.
mengatasi
a. Kegiatan olah raga dan rekreasi didukung
tersebut agar
dengan adanya kawasan rekreasi PRPP. b. Perkantoran di Kawasan Madukoro.
masa
yang
secara
persoalan
maksimal banjir
di
dapat daerah
kawasan Tawang Mas di
mendatang
dapat
berkembang
dengan baik. Berkaitan dengan analisis
120 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 9 – Juli 2007, hal: 107 - 122
bahwa perkembangan di kawasan Tawang Mas adalah sebagai pusat transportasi maka perlu ada terminal angkutan kota. 3. Bagi
pihak
sebaiknya
swasta
atau
sebelum
pengembang mengadakan
pembangunan kawasan Tawang Mas perlu meninjau terlebih dahulu tentang potensipotensi alam maupun sumber daya lain yang ada untuk lebih dapat difungsikan sebagai
kegiatan
ekonomi
tinggi.
Pembangunan yang dilakukan sebaiknya untuk menambah fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan Tawang Mas dan merubah
Chapin dan Kaiser. 1979. Urban Land Use Planning. University of Illionis Press. Cokroamijoyo, Bintarto. 1987. Perencanaan Pembangunan. Jakarta. CV. Haji Masagung. Daldjoeni. 1992. Perencanaan Kota. Jakarta: Penerbit Erlangga. Direktorat Jenderal Penataan Ruang. 2002. Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang kawasan Perkotaan. Jakarta: Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah. Laporan Akhir Kajian Sistem Drainase Tawang Mas. 2000. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. RDTRK
sarana dan prasarana yang ada menjadi lebih tepat guna bagi kehidupan masyarakat yang berada di kawasan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Catanese, A.J. dan Snyder, J.C.. 1986. Pengantar Perencanaan Kota. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pemkot Semarang: Semarang
Semarang 2000-2010, Tim Penyusun RDTRK
Riley, Ann L.. 1994. Restoring Stream in Cities: A Guide for Plamers. Policy Marker and Citisen. Washington DC: L. Island Press. Tamin,
Ofyar. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Penerbit ITB.
Catanese. 1992. Perencanaan Kota. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tinjauan Aspek Tata Ruang Perkembangan Kawasan Tawang Mas Kota Semarang – Agung Sutarto
121
122 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 9 – Juli 2007, hal: 107 - 122