TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG DAMPAK KONSUMSI MINUMAN RINGAN (SOFT DRINK) TERHADAP KESEHATAN DI SMP MARDI YUANA CILEGON Ernida permatasari Purba1 , Debie Dahlia2 Mahasiswa program sarjana Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Ernida : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Email :
[email protected] _____________________________________________________________________________
ABSTRAK Minuman ringan merupakan minuman berkarbonasi yang diberi tambahan berupa bahan perasa dan pemanis buatan dll. Penelitian di luar negeri telah banyak dilakukan mengenai dampak konsumsi minuman ringan terhadap kesehatan seperti obesitas, kerusakan gigi, osteoporosis, penyakit jantung dan kanker. Beberapa penelitian di indonesia menunjukkan tingginya tingkat konsumsi minuman ringan pada usia remaja .Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja tentang dampak konsumsi minuman ringan terhadap kesehatan. Desain penelitian ini deskriptif kategorik menggunakan sampel remaja sebesar 83 responden yang dipilih dengan teknik Stratified Random Sampling. Hasil penelitian remaja cenderung memiliki tingkat pengetahan sedang dan tinggi. Alat pengumpulan data menggunakan kuesiner yang berisi 25 item yang dibuat oleh peneliti. Hasil penelitian remaja cenderung memiliki tingkat pengetahan sedang dan tinggi. Kata kunci: Minuman ringan, Remaja, Pengetahuan ,
ABSTRACT Soft drinks are carbonated drinks with artificial flavoring and sweeterners. Many research found the impact of soft drinks consumption on health such as obesity, tooth decay, osteoporosis, heart disease and cancer. Several studies in Indonesia indicate high rates of soft drink consumption in adolescence. This study aimed to identify adolescent’s level of knowledge regarding to impact of soft drinks consumption on health. This is a descriptive study with stratified random sampling method. The subjects was 83 adolescent. The result found that hava a high and moderate level of knowledge Key words : Soft drinks, Adolescent, Knowledge
Tingkat Pengetahuan ..., Ernida Permatasari Purba, FIK UI, 2013
__________________________________________________________________________________
Pendahuluan
konsumsi soft drinks pada remaja di
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa dewasa yang berjalan dari usia 12 tahun – 21 tahun (Handayani,
2000).
Masa
remaja
Norwegia menunjukkan bahwa rata-rata remaja mengkonsumsi soft drinks 1-6 kali setiap minggunya. Berdasarkan survei yang dilakukan pada
merupakan masa labil yang cenderung
tahun
meniru dan mencoba sesuatu , perilaku
independen (LPEM Universitas Indonesia)
yang
dan sebuah perusahaan riset
kebarat-baratan
seperti
perilaku
2005
oleh
sebuah
pemasaran
mengkonsumsi soft drink. Soft drinks
DEKA
merupakan minuman berbahan dasar air
mencatat tingkat konsumsi minuman ri-
yang
mengandung pemanis, pewarna,
ngan berkarbonasi sebanyak 13 porsi saji
perasa, dan terkadang mengandung sari
seukuran 236 ml per orang per tahun,
buah atau bahan alami lainnya dengan
(Asosiasi
tingkat keasaman tertentu (Ashurst , 2005).
2005). Tingkat konsumsi produk minuman
Tahun 2007 konsumsi minuman ringan berkarbonasi di dunia menunjukkan angka 552 miliar liter atau 82,5/ orang dalam setahun ( Zenith international report ,2008 ). Angka ini mengalami peningkatan 4,7 % dibandingkan dengan tahun 2005 , yaitu 498 miliar liter atau 77 liter/orang setahun.
menunjukkan
lembaga
Industri
bahwa,Indonesia
Minuman
Ringan,
ringan berkarbonasi diprediksi dapat terus meningkat mengingat jumlah penduduk Indonesia sangat banyak (Triyono, 2008) Dari 88 studi meta-analisis, telah diuji hubungan antara konsumsi soft drinks dengan
output
gizi
dan
kesehatan.
Konsumsi soft drinks dapat meningkatkan
Menurut Brown et al (2005), 32% anak
intake energi dan berat badan. Selain itu,
usia sekolah mengkonsumsi hingga 2,67
konsumsi soft drinks juga berhubungan
liter
soft
drinks
mengkonsumsi
lebih
per dari
hari,
32%
dengan intake susu, kalsium, beberapa zat
atau
sama
gizi
lain
yang
dapat
meningkatkan
dengan 2,7 liter dan hanya 36% yang tidak
berbagai macam masalah kesehatan seperti
mengkonsumsi
diabetes (Vartanian et al, 2007).
konsumsi
soft
tersebut
drinks. lebih
Jumlah
tinggi
bila
dibandingkan dengan konsumsi soft drinks pada usia pra sekolah, tetapi tidak lebih tinggi dari remaja. Lien et al (2006) yaitu
Remaja yang mengkonsumsi soft drinks secara regular memiliki intake energi yang besar dan rendah kalsium daripada remaja
Tingkat Pengetahuan ..., Ernida Permatasari Purba, FIK UI, 2013
yang tidak mengkonsumsi soft drinks, hal
keluarga, faktor pribadi, dan referensi.
ini
Sedangkan
meningkatkan
terjadinya
obesitas
(Whitney and Rolfes, 2005).
rasio kalsium dan fosfor pada rata-rata soft drinks (seperti coca-cola, pepsi, tea instant dan orange drink carbonated) adalah 1 : 3, menyebabkan
terhambatnya
penyerapan kalsium meskipun dikonsumsi tidak secara reguler. Rasio fosfor dan kalsium yang lebih dari 2 : 1 dalam makanan dapat meningkatkan hormon parathyroid
yang
menyebabkan
demineralisasi tulang yang merupakan faktor
penting
terhadap
penurunan
kepadatan tulang (Linder, 1992).
minum dua kali atau lebih soft drink per minggu memiliki 87 persen peningkatan risiko atau hampir dua kali risiko kanker pankreas dibandingkan dengan individu yang tidak mengonsumsi minuman ringan. ini
ditambahkan
oleh
Laurence
Kolonel N MD PhD (2007 ) menyatakan dalam penelitian
ditemukan hubungan
positif antara asupan tinggi fruktosa dan kanker pankreas. Menurut
Suhardjo
makanan dan minuman dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu : Faktor intrinsik yang terdiri dari usia, jenis kelamin, dan keyakinan serta faktor ekstrinsik yang terdiri dari tingkat ekonomi, pendidikan, pengalaman,
iklan,
tempat
Berdasarkan
hasil
studi
pendahuluan
diperoleh 15 orang dari 20 orang remaja tidak
mengetahui
dampak
perilaku konsumsi mereka termasuk dalam kategori sering.
Penelitian
ini
deskriptif
dengan
tingkat
merupakan
pengetahuan
untuk
tingkat
ekonomi,
lingkungan pola
makan,
sosial, besar
penelitian mengetahui
remaja
tentang
dampak konsumsi soft drink terhadap kesehatan di SMP Mardi Yuana Cilegon Juni
2013.
Sampel
yang
digunakan
sebanyak 83 responden dengan tehnik Stratified Random Sampling. Data yang diperoleh
dianalisis
secara
univariat
dengan menggunakan program komputer
konsumsi
faktor intrinsik dan ekstrinsik yaitu : gizi,
konsumsi
minuman ringan terhadap kesehatan dan
SPSS. (1989),
tinggal,
lingkungan sosial dan kebudayaan
makanan dan minuman dipengaruhi oleh pengetahuan
dan
Metode
Noel T Mueller MPH (2007 ) Orang yang
Hal
Lastariwati
Ratnaningsih (2006), Perilaku konsumsi
Menurut Grosvenor dan Smolin (2002),
sehingga
Menurut
Hasil a.
Karakteristik responden
Tingkat Pengetahuan ..., Ernida Permatasari Purba, FIK UI, 2013
Variabel Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Usia 12 tahun 13 tahun 14 tahun 15 tahun Jenjang kelas Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Sumber informasi Radio Internet dan televisi Koran dan majalah Promosi langsung dari produsen Kebiasaan konsumsi minuman ringan Tidak pernah < 2 x seminggun ≥ 2 x seminggu
Frekuensi
Persentase
48 35
57,8 42,2
11 29 28 15
13,3 34,9 33,7 18,1
33 22 28
39,8 26,5 33,7
2 77 3 1
2,4 92,8 3,6 1,2
dan tinggi memiliki jumlah yang sama yaitu 50% 4. Sekitar 92,8% remaja memperoleh informasi dari internet dan televisi dan pengetahuan mereka 55,8% sedang dan 41,6% tinggi 5. Remjan
yang
mengkonsumsi
dengan kategori sering memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 38,2 % dan kategori jarang mempunyai pengetahuan
tinggi
sebanyak
44,9%. Pembahasan
0 49 34
0 59 41
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa dari 83 orang remaja 52,2 % memiliki tingkat pengetahuan sedang
b. Tingkat pengetahuan secara umum Responden pengetahuan
dengan
tingkat
tinggi sebanyak 42,2%,
sedang 54,2% dan rendah 3,6% c.
Tingkat
pengetahuan
berdasarkan
karakteristik reponden. 1. Remaja usia 15 tahun memiliki tingkat
pengetahuan
tinggi
sebanyak 66,7%. 2. Remaja memiliki
perempuan tingkat
54,2
%
pengetahuan
tinggi 3. Tingkat
pengetahuan
tinggi
mayoritas kelas 9. Remaja kelas 9 yang memiliki pengetahuan sedang
dan 42,2 % memiliki pengetahuan tinggi
tentang
dampak
konsumsi
minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan. Dapat disimpulkan remaja SMP Mardi Yuana Cilegon cenderung memiliki tingkat pengetahuan sedang dan tinggi. Berbeda dengan hasil Rizqi, N (2009) dalam penelitiannya diperoleh hasil
91,7%
memiliki
tingkat
pengetahuan rendah dan tidak ada yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi, Demikian juga Mutmainnah (2012), hasil
penelitiannya
diperoleh
pengetahuan tinggi 41,7% dan rendah 58,3%.
Hal
tersebut
mungkin
disebabkan oleh sekolah yang menjadi
Tingkat Pengetahuan ..., Ernida Permatasari Purba, FIK UI, 2013
tempat penelitian adalah sekolah swasta
dibandingkan
dan lokasi yang berbeda . Anak remaja
usianya lebih muda. Usia 12 tahun-15
yang
sekolah
mayoritas
yang
tersebut
tahun tidak memiliki perkembangan
keluarga
dengan
kognitif yang berbeda, mereka masih
ekonomi golongan menengah ke atas sehingga
remaja
tempat
di
dari
dengan
akses
mereka
sama-sama pada tahap operasi formal.
untuk
memperoleh informasi lebih cepat dan
Remaja
pengetahuan merekapun lebih banyak ,
memiliki tingkat pengetahuan tinggi hal
sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003)
ini mungkin karena wawasan dan logika
bahwa
yang
berpikir
adalah
dengan
salah
satu
mempengaruhi
faktor
pengetahuan
usia
15
yang usia
tahun
lebih
mayoritas
dibandingkan
dibawahnya.
Semakin
cukup umur tingkat kematangan dan
sosial ekonomi.
kekuatan seseorang akan lebih baik Rentang usia remaja pada penelitian ini
dalam berpikir.
mulai dari 12 tahun -15 tahun dengan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
usia responden terbanyak berada pada
gambaran tingkat pengetahuan remaja
usia 13 tahun (34,9 %) dan usia paling
perempuan
sedikit berada pada usia 12 tahun . Usia
pengetahuan yang tinggi dan pada laki-
remaja dalam penelitian ini dari segi
laki hanya 25,7%. Hal ini menunjukkan
pertumbuhan
bahwa
dan
perkembangan
54,2
anak
%
memiliki
perempuan
memiliki
awal
pengetahuan lebih tinggi dibandingkan
(Sarwono, 2010). Piaget menyebutkan
dengan anak laki-laki. Sama denagan
tahap perkembangan kognitif
penelitian hasil tentang pengetahuan
merupakan
masa
remaja
remaja
sebagai tahap operasi formal dan telah
remaja
sampai ke tahap maksimal (dalam
makanan yang dilakukan oleh Chuslah
Papalia & Olds, 2001).
(2002),
Hasil penelitian didapatkan remaja
pengetahuan baik pada perempuan dan
dengan
mayoritas
42,5 % pada laki-laki. Whaley & Wong
memiliki tingkat pengetahuan tinggi
(1995), menjelaskan bahwa remaja putri
dan pada usia dibawah 15 tahun
mengalami
cenderung
pengetahuan
dibandingkan laki-laki yakni 2 tahun
sedang . Hal ini menunjukkan bahwa
lebih awal. Seiring dengan proses
pengetahuan tentang soft drink pada
pertumbuhan
remaja
anak perempuan mampu berpikir dan
usia
15
tahun
memiliki
usia 15 tahun lebih baik
terhadap
aspek
diperoleh
hasil
maturasi
dan
Tingkat Pengetahuan ..., Ernida Permatasari Purba, FIK UI, 2013
keamaanan
lebih
48,8%
cepat
perkembangannya
berperilaku matur sehingga pengalaman
keamanan makanan 90,4 % dari televisi
dan pengetahuannya juga bertambah.
dan 75% dari internet. Tingginya
Namun dalam teori Notoatmojo (2003)
persentase sumber informasi dan media
jenis kelamin tidak termasuk dalam
elektronik
seputar
faktor
minuman
dan
yang
mempengaruhi
gizi,
makanan,
kesehatan
dengan
sifatnya yang audio visual sehingga
pengetahuan.
mampu menyajikan informasi yang Dalam
penelitian
ini
digambarkan
lebih menarik.
bahwa 50 % remaja kelas 9 memiliki tentang
Hasil penelitian ini menggambarkan
dampak konsumsi soft drink terhadap
semua remaja pernah mengkonsumsi
kesehatan sedangkan remaja kelas 7
soft drink. Remaja yang mengkonsumsi
hanya 48,5 %. Hal ini menunjukkan
soft drink dengan kategori jarang lebih
tingkat pengetahuan kelas 9 lebih baik
banyak dibandingkan dengan remaja
dibandingkan
yang mengkonsumsi soft drink kategori
tingkat pengetahuan tinggi
dengan
kelas
di
bawahnya. Hal ini sesuai dengan teori
sering
Notoatmodjo (2003 ) tentang faktor-
penelitian Miradwiyana (2007) bahwa
faktor yang mempengaruhi pengetahuan
33,6% siswa dan 66,4% siswa jarang
diantaranya adalah tingkat pendidikan,
mengkonsumsi soft drinks. Hal ini
dinyatakan
berbeda
semakin
tinggi
tingkat
.
Hal
ini
dengan
dilakukan
oleh
pengetahuannya
sebanyak
17,6%
responden
memperoleh
dengan
penelitian
pendidikan seseorang semakin luas Mayoritas
sejalan
Rizqi,
yang
N(2009)
tidak
pernah
mengkonsumsi soft drink
informasi tentang minuman ringan (soft
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
drink)
dari internet dan televisi.
remaja yang mengkonsumsi minuman
Tingkat pengetahuan remaja tentang
ringan dengan kategori jarang dan
soft
sering tidak tidak berbeda jauh.
drink
berdasarkan
sumber
informasi yaitu internet dan televisi
Hasil penelitian diperoleh remaja yang
diketahui sekitar 55,8
mengkonsumsi
pengetahuan
sedang
% memiliki dan
41,6
%
kategori jarang
soft
drink
44,9 %
dengan memiliki
memiliki pengetahuan tinggi. Hal ini
tingkat pengetahuan tinggi dan remaja
sejalan dengan
yang mengkonsumsi soft drink kategori
hasil penelitian yang remaja
sering hanya 38,2 %. Hal ini sejalan
memperoleh informasi tentang aspek
dengan hasil yang diperoleh oleh Alfira
dilakukan
Chuslah
(2002),
Tingkat Pengetahuan ..., Ernida Permatasari Purba, FIK UI, 2013
(2008) bahwa rata-rata pengetahuan
sekarang
siswa yang memiliki perilaku konsumsi
informasi
soft drinks kategori sering lebih rendah
makanan dan minuman , mempunyai
pengetahuannya dibandingkan siswa
kecenderungan tidak memperhatikan
yang memiliki perilaku konsumsi soft
efek yang nantinya akan terjadi setelah
drinks
mengkonsumsi
kategori
jarang.
penelitiannya
Dalam
remaja
mengkonsumsi
drink
marak
tentang
memberikan produk-produk
fast
food
tersebut
(Soraya, F dan Indriawati ,R, 2008 ).
kategori
Hal ini diperkuat oleh Chuslah (2002)
sering memiliki pengetahuan rata –rata
dari 75 remaja yang mengkonsumsi
(mean) 46,16 sedangkan kategori jarang
minuman ringan hanya 23 orang yang
memiliki pengetahuan dengan mean
memperhatikan komposisi zat gizi pada
52,64.
minuman tersebut.
Hal
soft
yang
telah
ini berbeda dengan penelitian
Kesimpulan
Riqzi,N (2009) diperoleh bahwa remaja
Penelitian
ini
yang sering mengkonsumsi minuman
deskriptif
dengan
ringan (soft drink) adalah remaja yang
mengetahui
mempunyai tingkat pengetahuan rendah
pengetahuan remaja tentang dampk
yaitu sebanyak 91,7%. Hasil penelitian
konsumsi soft drink terhadap kesehatan
ini juga
yang melibatkan 83 responden yang
tidak sesuai dengan yang
dikemukakan Kumary
oleh
(2001)
Sanjur
yang
dalam
menyatakan
diambil
adalah
tujuan
gambaran
dengan
penelitian
tehnik
untuk tingkat
Stratified
Random Sampling. Hasil penelitian
bahwa pengetahuan gizi mempengaruhi
menunjukkan
praktik
terhadap
pengetahuan remaja tentang dampak
kebiasaan makan. Perubahan perilaku
konsumsi soft drink terhadap kesehatan
ini dimulai dengan adanya pengetahuan
cenderung sedang dan tinggi namun
dan pengalaman belajar yang didapat,
tingkat konsumsi terhadap soft drink
kemudian timbul terhadap obyek yang
juga masih sering.
melalui
sikap
dikenalkan, selanjutnya terbentuklah sikap
yang
terjadinya
merupakan
perubahan
dorongan
perilaku.
Di
bahwa
tingkat
Saran Untuk remaja diharapkan
lebih
samping itu, remaja yang membaca
memahami dan menyadari dampak
informasi
sumber
konsumsi minuman ringan terhadap
informasi yang didapat dari media
kesehatan yang dapat mempengaruhi
massa, buku dan iklan-iklan yang
kehidupan di masa yang akan datang.
pada
beberapa
Tingkat Pengetahuan ..., Ernida Permatasari Purba, FIK UI, 2013
Diharapkan
juga
kepada
pihak
sekolah bekerjasama dengan instansi kesehatan agar
lebih memberikan
pendidikan kesehatan, meningkatkan
motivasi dan
kesadaran
ringan sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku yaitu mengurangi konsumsi minuman ringan . penelitian
ini
dapat
digunakan sebagai informasi dasar untuk penelitian selanjutnya dan lebih menggali hubungan
lebih
banyak
pengetahuan
Brown , judith E, et al. (2005). Nutrition through the cycle.2nd.ed, USA: Thomson Wadsworth
remaja
terhadap bahaya konsumsi minuman
Diharapkan
Fruit Juice, 2nd ed. USA : Blacwell publishing
tentang dengan
perilaku konsumsi dan dampaknya kesehatan. Referensi Arofah D & Hertanto WS. (2007). `Konsumsi soft drink sebagai faktor risiko terjadinya obesitas pada remaja usia 15-17 tahun. Universitas Diponegoro: Media Medika Muda Alfira (2008 ). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa smp negeri 1 ciputat tahun [ Skripsi]. Fakulats kedokteran dan kesehatan masyarakat, Universitas islam negeri syarif hidayatullah Artikel global soft drink. Dari http://www.zenithinternational.co m.( 14 oktober 2012 ) Ashurst, P.R. 2005. Chemistry and Technology of Soft Drinks and
Cheng et al. (2008). Factors affecting the lactoferrin concentration in bovine milk. J Dairy Sci 91: 970976 Cornell University. (2003). Too many Sweetened Drinks, from Soda to Lemonade, Put Children at Risk of Obesity, Poor Nutrition, Study at Cornell Finds. http://www.sciencedaily.com Cullen, K. W., Danielle., Warneke, C., de Morl C. (2002). Intake of Soft Drinks, Fruit-Flavored Beverages, and Fruits and Vegetables by Children in Grades 4 Through 6. American Journal of Public Health. [Online]. Volume 92 (Nomor 9), [Accesed 17th July 2008], p.1475-1477. Available from :
Fisher, J. Orlet, et al. 2001. Maternal Milk Consumption Predicts The Trade off Between Milk and Soft Drinks in Younger Girls Diets. Journal of Nutrition. [Online] Volume 131. p 246-250. [Accesed 26th July 2008]Available From : . Fowler. 2008. Diet Soda Meningkatkan Resiko Obesitas. Diakses Tanggal 8 Juli 2008. Dari :< http ://www.pasarinfo.com> Garrow, J.S, W.P.T. James and A. Ralph. 2000. Human Nutrition and Dietetics. 10th ed. London : Churchill Livingstone.
Tingkat Pengetahuan ..., Ernida Permatasari Purba, FIK UI, 2013
Grosvenor, M.B. dan L.A. Smolin. 2002. Nutrition from Science to Life. Harcourt College Publishers, USA Handayani. 2000. Hubungan Pola Asuh Oreangtua dalam Masalah Seksual denganPemilihan Orangtua sebagai Sumber Informasi Seks pada Remaja. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Hasan AB. (2006). Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: Raja Grafindo Persada . Herbert, Victor and Genell J. SurbackSharpe. 1995. Total Nutrition : The Only Guide You’ll Ever Need. Mount. Hurlock. (1980) . Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Jacobson, Michael., (2000), How soft drinks are harming Americans’ health,http://www.cspinet.org/ sodapop/liquid candy.html. 12 hal. 10 november 2012, pk 22.00 Jacobson. 2003. Minuman Ringan Dibalik Kenikmatannya Ada Bencana. Diakses tanggal 11 Juli 2008. Dari : Kumari R. 2001. Pola Asuh dan Kaitannya dengan TingkatKemandirian Anak Prasekolah di TK Teladan Negeri Mexindo, Bogor [skripsi]. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,FakultasPertanian, Institut Pertanian Bogor Lastariwati, Badraningsih dan Ratnaningsih, Nani. Hubungan antara Pengetahuan dan
Konsumsi Makanan dan Minuman Instan dengan Status Gizi Remaja Putri. Yogyakarta : Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana. Lien, L., Lien N., Heyerdhal, S., Thoresen, M., and Bjertness, E. 2006. Consumption of Soft Drinks and Hyperactivity, Mental Distress, and Conduct Problems Among Adolescents in Oslo, Norway. American Journal of Public Health. [Online]. Volume 96 (Nomor 10), [Accesed 14th november 2012 ], p.1815-1820. Available from : Linder, M. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme Dengan Pemakaian Secara Klinik. Jakarta : Penerbit UI Ludwig, D.S., Peterson, K.E., & Gortmaker, S.L. (2001). Relation between consumption of sugarsweetened drinks and childhood obesity: A prospective, observational analysis. Lancet, 357, 505-508. Malik et al. (2006). Intake of sugarweetened beverages and weight gain:asystematicreview. Diunduh dari www.google.com [15 November 2012]. Mahmood et al. (2008). Health effects of soda drinking in adolescent girls in the united arab emirates. 14 oktober 2012. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/ pubmed/18725052/?i=5&from=/9 552807/related Mikail ,B. (2012). 5 cara soda merusak kesehatan anda. Diunduh Oktober 2012. www.google.com/
Tingkat Pengetahuan ..., Ernida Permatasari Purba, FIK UI, 2013
Monks, F. J., Knoers, A.M.P, dan Hadinoto, SR. (2004) . Psikologi Perkembangan:Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gama UP Muhammad,A.(2008).Psikologi Remaja . Jakarta : EGC Noel T Mueller MPH . (2007 ) .Soft Drink and Juice Consumption and Risk of Pancreatic Cancer .Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, a journal of the American Association for Cancer Research Notoatmodjo,S. ( 1997). Promosi kesehatan teori dan aplikasi.Jakarta : PT. Rineka Cipta ___________ (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.. ___________(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ___________(2005). Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta : Rineka cipta Papalia, DE, Olds SW, Feldman RD. 2001. Human Development .8th ed. Boston: McGraw, Hill. Pendit, Putu Laxman, dkk. 2003. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaa Perguruan Tinggi di Indonesia, Perpustakaan Universitas Indonesia, Jakarta. Polit, D.F,&Beck,C.T. (2005). Essentials of nursing research (5th ed). Philadelphia: Lippincot Prasetya, Karina. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Konsumsi Soft Drinks Berkarbonasi pada Siswa Kelas VII dan VIII di SMP Yayasan
Pendidikan Tugu Ibu. Depok : FKM UI. Prasetyo (2005). Keasaman minuman ringan menurunkan kekerasan permukaan gigi. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/ DENTJ-38-2-04.pdf diakses pada bulan november 2012. Santrock, John W.(2003) . Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. . Soekatri, M dan Kartono, D. (2004. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta : LIPI Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto Sri Rumini dan Siti Sundari, (2004), Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya Suhardjo. (1989). Sosio Budaya Gizi. Bogor : Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC Vartanian, L.R., Schwartz M.B. and Brownell, K.D. (2007). Effects of Soft Drink Consumption on Nutrition and Health: A Systematic Review and MetaAnalysis. American Journal of Public Health. [Online]. Volume 97 (Nomor 4), [Accesed novemver 2008], p.667-675. Available from :
Tingkat Pengetahuan ..., Ernida Permatasari Purba, FIK UI, 2013
Volek JS et al. (2003). Increasing fluid milk favorably affects bone mineral density responses to resistance training in adolescent boys. J Am Diet Assoc 103:13531356. Weaver C & Heaney R. 2000. Calcium in Modem Nutrtion in Health and Disease. New York: Lippincott Williams and Wilkins Widodo. (2008). Mengenal Minutan Ringan Berkarbonasi (Soft drink). http://www.untagsby.ac.id/index.php?mod=berita& id=92 diakses 18 November 2012 increased risk of chronic disease, South African researchersreport.http://www.wh o.int/bulletin/releases/2003/PR08 03/en/ [21 November 2012] Whitney, Ellie and Rolfes Sharon Rady. Understanding Nutrition. 10th ed. USA : Peter Marshall. Widodo. (2008). Mengenal Minutan Ringan Berkarbonasi (Soft drink). http://www.untagsby.ac.id/index.php?mod=berita& id=92 diakses 18 November 2012 _______ (2011 ). Bahaya Terbesar Minuman Energi Pada Remaja dan Dewasa Muda. kesehatan.kompasiana.com/medis /2011/02/16/bahaya-terbesarminuman-energi-pada-remajadan-dewasa-muda-341212.html. diakses pada 06 april 2013 pukul 15.11 Wong. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Tingkat Pengetahuan ..., Ernida Permatasari Purba, FIK UI, 2013