1
RINGKASAN
Fatwa tentang haramnya merokok yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum lama ini menimbulkan banyak pendapat baik yang pro maupun kontra. Padahal, banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa merokok itu dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit yang berbahaya dan mematikan seperti kanker, gangguan pernafasan kronis, stroke, jantung, dan kanker. Menurut Dr. R.A. Nainggolan (1998), terdapat beberapa bahan kimia berbahaya yang ada dalam rokok tembakau antara lain karbon monoksida, nikotin, tar, ammonia dan bahan berbahaya lainnya. Rokok tidak hanya merugikan perokok aktif, orang yang ada di sekitarnya (perokok pasif) tidak kalah terancam kesehatannya, bahakan lebih besar kemungkinannya daripada perokok aktif. Namun di sisi lain, merokok sudah menjadi sebuah kebiasaan bahkan kebutuhan bagi para pecandunya sehingga sulit untuk
menghentikannya.
Beberapa
cara
ditawarkan
untuk
mengatasi
permasalahan tersebut, salah satunya adalah menggantikan rokok tembakau dengan rokok herbal yang bebas nikotin. Rokok ini terbuat dari bahan dasar alami yang dapat digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit atau yang disebut bahan herbal. Bahan tersebut diracik menjadi bahan pengisi pada rokok. Cara ini menawarkan alternative solusi “mengatasi masalah rokok dengan merokok”. Karya tulis ini akan mengulas mengenai potensi rokok barbahan herbal tersebut dalam mengatasi permasalah rokok di Indonesia. Beberapa bahan yang terkandung dalam puluhan bahan ramuan sampel Rokok Herbal yang telah ada di Indonesia diantaranya adalah : a. Daun sirih, mengandung ragam senyawa kimia seperti minyak atsiri yang terdiri dari senyawa kavikol, karvakol, sineol, metal kavikol, eugenol, dan kavibetol. Selain itu, daun sirih juga mengandung tannin, gula, dan amilum. b. Kayu siwak, mengandung zat antibakteri serta enzim yang mampu mengurangi jumlah bakteri di alam mulut sehingga gigi menjadi sehat dan mencegah timbulnya gigi berlubang.
2
c. Madu, mengandung banyak mineral seperti natrium, kalium, magnesium, aluminium, besi, fosfor, dan kalium. Vitamin-vitamin yang terdapat dalam madu adalah enzim diastase, invertase, glukosa oksidase, peroksidase dan lipase. Semua zat tersebut berguna untuk metabolism tubuh. Dari beberapa bahan di atas, dilakukan analisa dari beberapa penelitian atau pengujian yang mengunakan bahan tersebut, diantaranya : •
Uji kandungan nikotin dan tar. Hasilnya menunjukkan bahwa sampel rokok herbal mengandung nikotin mendekati 0% dan memiliki nilai tar yang tinggi yaitu sekitar 6,00-8,00%
•
Uji antibakteri dari daun sirih. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih efektif menurunkan jumlah kuman dalam susu sapi penderita mastitis subklinis.
•
Analisa kandungan glukosa dalam madu. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar gula pereduksi ( glukosa dan peroksida ) total pada madu randu adalah sebesar 68,12%.
Berbagai bahan kimia berbahaya seperti nikotin, karbon monoksida, formaldehyde, amonia, dapat dinetralkan oleh bahan aktif dari tumbuhan herbal tersebut. Selain itu, fungsi antibakteri pada beberapa bahan herbal dapat berpotensi dalam penyembuhan berbagai macam penyakit yang mungkin disebabkan oleh rokok tembakau. Penelitian dan perhatian pemerintah tentang rokok berbahan herbal terutama dengan bahan yang murah dan mudah diperoleh di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, disarankan adanya penelitian lebih lanjut mengenai pembuatan dan analisa rokok herbal dengan bahan yang lebih murah dan mudah diperoleh di Indonesia serta diperlukan adanya sosialisasi atau pengenalan rokok herbal kepada masyarakat. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari peran pemerintah, masyarakat serta produsen rokok itu sendiri.
3
BAB I PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang Baru-baru ini sedang marak berita tentang Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengeluarkan fatwa bahwa merokok itu haram. Berbagai pendapat masyarakat muncul baik yang pro maupun kontra dengan fatwa tersebut. Padahal, sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok itu dapat mengakibatkan berbagai penyakit yang berbahaya dan mematikan seperti kanker, gangguan pernafasan kronis, stroke, jantung, kanker, dll. Tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif), yang menghirup
asapnya
pun
(perokok
pasif)
tidak
kalah
terancam
kesehatannya, bahkan lebih besar kemungkinannya daripada perokok aktif (Siswono, 2006). Hasil penelitian pengungkapkan bahwa dalam asap rokok terdapat lebih dari 200 bahan kimia berbahaya. Peringatan terbaru dikeluarkan oleh Massachusetts General Hospital pada 29 Desember lalu dalam siaran pers mengenai third-hand smoke, yaitu istilah yang digunakan untuk menjelaskan ada banyak residu racun dari asap rokok yang menempel di baju, anggota tubuh terutama tangan, rambut atau benda lain yang berada di sekitarnya. Menurut National Toxicology Programe, ada 250 gas-gas beracun, bahan kimia dan metal. Termasuk di dalamnya ada hydrogen cyanide, karbon monoksida, butane, amonia, toluena (bahan kimia ntuk pengencer cat), arsenik, dll (Hidayatullah,2009). Data survei sosial ekonomi nasional (Susenas) dalam kurun waktu sembilan tahun (1995-2004) menunjukkan prevalensi anak merokok meningkat sekitar 144 persen. Berikut adalah data jumlah atau persentase perokok aktif dilihat dari usia dan tingkat pendidikannya. Sedangkan jika dilihat dari data perokok aktif dari tahun 2001-2004, menunjukkan adanya peningkatan jumlah perokok aktif dengan usia yang semakin muda.
4
Tabel 1. Data Susenas jumlah perokok aktif berdasarkan usia dan tingkat pendidikan (Nasional,23/01/2009) Usia/tingkat pendidikan
persentase
T aTidak bersekolah atau tidak lulus SD
67 %
b
Lulusan pendidikan tinggi
47,8 %
13 – 15 tahun
24,5 %
15 -19 tahun
33 %
e l
2 . Tabel 2.Data kenaikan perokok aktif di Indonesia tahun 2001-2004 (Nasional,23/01/2009) Usia
Tahun 2001
Tahun 2004
5 – 9 tahun
0,4 %
1,8 %
< 19 tahun
69 %
78 %
Badan Kesehatan Dunia (WHO) 2008 menunjuk Indonesia sebagai negara terbesar ketiga pengguna rokok di dunia, di bawah Cina dan India. Tercatat, lebih dari 60 juta penduduk Indonesia adalah perokok aktif. Adapun kematian akibat adiksi nikotin mencapai 1.172 jiwa per hari. Ironisnya, biaya kesehatan dan pendidikan orang miskin terdegradasi oleh konsumsi rokok, yang jauh lebih besar (Nuryati, 2007). Survei Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) 2005 menunjukkan, orang miskin mengeluarkan biaya Rp 113.000,00 per bulan, lebih besar dibandingkan dengan bantuan langsung tunai (BLT) yang hanya Rp 100.000,00 per bulan (Tempo, 18/11/2008). Hal ini tentu saja bisa menghambat perbaikan ekonomi bagi masyarakat yang akhirnya dapat menghambat proses pembangunan nasional.
5
Beberapa cara ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya adalah menggantikan rokok tembakau dengan rokok herbal yang bebas nikotin. Rokok ini terbuat dari bahan dasar alami seperti daun sirih, cineole, zat penyamak, antibiotik dan kayu siwak (anonim, 2009). Bahan-bahan tersebut diracik menjadi bahan pengisi pada rokok. Cara ini menawarkan solusi “mengatasi masalah rokok dengan merokok”. Karena cara tersebut cukup efektif untuk mengurangi kebiasaan merokok dengan merokok, maka penulis terdorong untuk mengulas dan menganalisis potensi rokok herbal tersebut dalam mengatasi dampak rokok tembakau di Indonesia.
II.
Perumusan Masalah Bagaimana potensi rokok herbal dalam mengatasi permasalahan rokok di Indonesia?
III.
Tujuan Penulisan karya tulis ini dimaksudkan untuk : a. Memaparkan bahaya beberapa senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam asap rokok. b. Menawarkan alternatif solusi permasalahan rokok yang sedang marak diperdebatkan dalam masyarakat. c. Menganalisis keefektifan rokok herbal sebagai pengganti rokok tembakau.
IV.
Manfaat a. Sumbangan pengetahuan mengenai manfaat berbagai bahan alami dalam bahan pengisi rokok herbal. b. Sumbangan pemikiran kepada para peneliti untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai bahan dasar rokok herbal pengganti tembakau. c. Sumbangan ide untuk industri rokok di Indonesia.
6
d. Penyadaran kepada masyarakat tentang bahaya bahan-bahan beracun dalam rokok serta memberikan solusi pengganti yang lebih menyehatkan tanpa harus meninggalkan kebiasaan merokoknya.
7
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka 1. Kandungan Bahan Berbahaya pada Rokok Satu batang rokok yang dibakar mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia. Menurut Dr. R.A. Nainggolan (1998), terdapat beberapa bahan kimia yang ada dalam rokok. Di antaranya, a.
Acrolein, merupakan zat cair yang tidak berwarna, seperti aldehyde. Zat ini sedikit banyaknya mengandung kadar alkohol. Artinya, acrolein ini adalah alkohol yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan.
b.
Karbon monoksida, sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Zat ini sangat beracun. Jika zat ini terbawa dalam hemoglobin, akan mengganggu kondisi oksigen dalam darah.
c.
Nikotin, adalah cairan berminyak yang tidak berwarna dan dapat membuat rasa perih yang sangat. Nikotin ini menghalangi kontraksi rasa lapar. Itu sebabnya seseorang bisa merasakan tidak lapar karena merokok.
d.
Tar, adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru – paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5 – 35 mg/ batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru – paru.
e.
Amonia, merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga kalau disuntikkan sedikit pun kepada peredaraan darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
8
f.
Formic acid, sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.
g.
Hydrogen cyanide, sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan.
h.
Cyanide adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja cyanide dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.
i.
Nitrous oxide, sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan mengakibatkan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah jenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu melakukan operasi oleh para dokter.
j.
Formaldehyde, sejenis gas tidak berwarna dengan bau yang tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua organisme-organisme hidup.
k.
Phenol, merupakan campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan, karena phenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.
l.
Acetol, adalah hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol. Hydrogen sulfide, sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi yang berisi pigmen).
m. Pyridine, sejenis cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. Methyl chloride, adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hidrogen dan karbon merupakan unsurnya yang terutama. Zat ini adalah merupakan compound organis yang dapat beracun.
9
n.
Methanol, sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan mudah terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian. Dan tar, sejenis cairan kental berwarna cokelat tua atau hitam. Tar terdapat dalam rokok yang terdiri dari ratusan bahan kimia yang menyebabkan kanker pada hewan. Bilamana zat tersebut diisap waktu merokok akan mengakibatkan kanker paru-paru. (Arda Dinata,AMKL.,Retiyasmin, 2009)
2. Dampak Rokok Tembakau bagi Kesehatan Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. kedua bahan ini menggenngu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard. Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. Gas CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik,
meningkatkan
viskositas
darah,
sehingga
mempermudah
penggumpalan darah (Gsianturi,2003). Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Bahan racun dalam rokok lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti (Gsianturi,2003).
10
Senyawa kimia berbahaya dalam rokok dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti gangguan jantung dan penyempitan pembuluh darah yang nantinya akan mengakibatkan terjadinya kekurangan darah (ischemia). Bila melakukan aktivitas fisik yang berat atau stress, maka kekurangan akan meningkat dan menimbulkan sakit pada dada. Penyempitan pembuluh darah yang semakin berat dapat menyebabkan kematian. Selain itu, nikotin pada tembakau dapat memberikan stimulus pada system saraf yang dapat memberikan efek ringan, tenang dan candu (Woodly and Whelan,1995) Penggunaan ekstrak herbal secara alami dapat meminimalisir adanya pengotor yang dapat masuk ke dalam tubuh. Residu asap rokok herbal dapat digunakan sebagai aromaterapi. Aromaterapi adalah istilah modern yang dipakai untuk proses penyembuhan kuno yang menggunakan sari tumbuhan aromatik murni. Suatu penelitian telah membuktikan bahwa aromaterapi terbukti dapat secara efektif mengurangi stress dan dapat membantu menyembuhkan kanker. Sifatnya yang mudah menguap menyebabkan minyak esensial yang dipakai dalam aromaterapi sangat baik untuk digunakan sebagai usaha untuk mencegah penyebaran infeksi di rumah sakit. Beberapa rumah sakit di melbourne telah mencobanya pada tahun 1987. Aromaterapi juga telah digunakan secara teratur sebagai obat penenang sebelum dan sesudah operasi di rumah sakit John Radcliffe and Churchill di Oxford, Inggris. Pada tahun 1928 seorang ahli kimia Prancis, Rene Maurice Gattefose, melakukan penelitian tentang efek medis penggunaan aromaterapi pada kulit. Penelitiannya ini merupakan langkah awal perawatan aromaterapi secara medis. Selanjutnya, Dr. Paolo Rovesti, direktur instituto Derivati Vegetalidi Milan meneliti efek aromaterapi pada penderita kecemasan dan depresi (Primadiati,2002).
11
B. Kerangka Berpikir Karya tulis ini memiliki kerangka berpikir sebagai berikut : Kandungan bahan berbahaya pada rokok (nikotin,CO,dll)
Dampak Rokok (lingkungan,kesehatan, ekonomi)
Pro dan kontra larangan merokok dari pemerintah,masyarakat, produsen rokok
Solusi?
Pembangunan Negara
Pembuatan rokok herbal
Kandungan bahan alami yang menyehatkan (daun sirih, kayu siwak, madu,dll)
Penetral nikotin dan bahan berbahaya lainnya
12
BAB III METODE PENULISAN
A. Metode Penulisan 1. Objek Penulisan Potensi rokok herbal dalam mengatasi permasalahan rokok di Indonesia. 2. Jenis Penulisan Analisis deduktif kualitatif 3. Metode Pengumpulan Data Telaah dan sintesis pustaka 4. Metode Analisis Analisis data dengan mempertarungkan logika teori pada data yang diperoleh untuk mencari kesimpulan.
C. Sistematika Penulisan Karya tulis ini terdiri atas : 1. Pendahuluan 2. Telaah Pustaka 3. Metode Penulisan 4. Bagian Isi / Pembahasan a. Kandungan Rokok Herbal b. Efek Rokok Herbal c. Manfaat yang dirasakan konsumen d. Pengujian Kandungan Nikotin dan tar e. Penerapan rokok Herbal di Indonesia 5. Kesimpulan 6. Lampiran
13
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kandungan Rokok Herbal Ramuan rokok herbal terdiri dari bahan-bahan yang mengandung asam dan basa, hasil reaksi herbalnya adalah garam, maka apabila dirasakan abu rokok herbal terasa gurih yang juga mengandung ramuan bermanfaat. Salah satu produk rokok alami yang ada di Indonesia bernama “Rokok Herbal”. Beberapa bahan yang terkandung dalam puluhan bahan ramuan Rokok Herbal diantaranya adalah : a. Daun Sirih atau dalam bahasa latinnya Piper Betle (Charica Betle), mengandung ragam senyawa kimia seperti minyak atsiri yang terdiri dari senyawa kavikol, karvakol, sineol, metil kavikol, eugenol, dan kavibetol. Selain itu, daun sirih juga mengandung tanin, gula dan amilum. Daun ini mempunyai aroma dan rasa yang khas, sedap, tajam, dan merangsang. Daun sirih bermanfaat untuk mengobati dan menyembuhkan sakit mata, Eksim, Bau mulut, Kulit gatal, Menghilangkan jerawat; Pendarahan gusi, Pendarahan Hidung, Bronkhitis, Batuk, Sariawan, Luka, Keputihan, Sakit jantung, Sifilis, Alergi, Diare, Sakit gigi, Sakit Jantung, Mengurangi produk ASI yang berlebihan. Daun sirih juga mempunyai sifat sebagai fungisida, antioksidan, dan antiseptik. b. Kayu Siwak atau Miswak, berasal dari pohon Salvadore Persica yang tumbuh di sekitar kota Mekah dan Timur Tengah mempunyai zat anti bakteri serta enzim yang mampu mengurangi jumlah bakteri di dalam mulut sehingga gigi menjadi sehat dan mencegah timbulnya gigi berlubang serta efek diherbalfektan yang terdapat di dalam siwak dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan gusi. Mineral yang terdapat di dalam siwak seperti Natrium Klorida, Kalium, Sodium Bikarbonat dan Kalsium Oksida juga berfungsi membersihkan gigi. Bau harum dan rasanya yang enak, timbul dari minyak alamiah berjumlah 1% dari
14
seluruh
komposisi.
Manfaat
kandungan
kimiawi
kayu
siwak:
Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi. Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap. Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature. Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut. c. Madu, mengandung banyak mineral seperti natrium, kalium, magnesium, aluminium, besi, fosfor, dan kalium. Vitamin-vitamin yang terdapat dalam madu adalah enzim diastase, invertase, glukosa oksidase, peroksidase dan lipase. Semua zat tersebut berguna untuk metabolisme tubuh. Nilai kalori madu sangat besar yaitu 3.280 kal/kg yang berfungsi sebagai sumber energi. Asam utama yang terdapat dalam madu adalah asam glutamat. Komposisi kimia dalam Madu kemungkinan dapat mempengaruhi khasiat madu terutama dalam proses pengobatan (Purbaya,2002;Jarvis,1995)
B. Efek Rokok Herbal Bagi perokok aktif yang pertama kali menghisap rokok herbal, kemungkinan akan langsung merasakan kenikmatannya, tubuh terasa segar baik dalam aktifitas sehari-hari maupun setelah bangun tidur, berarti sisa racun dalam tubuh berkadar rendah. Sebagian orang akan merasakan pahit,
15
tenggorokan gatal, panas, sakit, puHerbalg, mual dan sebagainya, menunjukkan ramuan Rokok aktif bekerja menghancurkan dan mengurangi kadar racun tinggi dalam darah dan paru-paru serta tubuh perokok. Bagi yang bukan perokok atau perokok pasif yang mencoba menghisap rokok herbal kemungkinan juga merasakan hal-hal seperti diatas. Reaksi tubuh seperti keluarnya cairan berbentuk lendir dari telinga, hidung dan tenggorokan harus selalu dibersihkan. Kalau kotoran atau racun dalam paru-paru dan tenggorokan terlalu pekat, kemungkinan cairan lendir yang keluar beserta darah kotor. Dari reaksi-reaksi tersebut dianjurkan untuk mengkonsumsi rokok herbal sampai sembuh. Karena rokok herbal tetap aman untuk dikonsumsi, dan asapnya tidak meracuni perokok pasif bahkan berfungsi sebagai terapi kesehatan seperti pada perokok aktif. Rokok herbal memiliki tingkat kadaluarsa cukup lama. Telah diuji bahwa rokok herbal semakin lama disimpan akan semakin terasa kenikmatannya dan tidak mengurangi kualitas maupun manfaat ramuan yang terkandung didalamnya. Terkadang di batang rokok muncul beberapa noda atau bercak sebagai hasil reaksi ramuan yang semakin matang sehingga khasiatnya semakin cepat bekerja apabila dikonsumsi (Budiwiyanto,2009).
C. Manfaat yang Dirasakan Konsumen Banyak manfaat yang telah dirasakan konsumen atau perokok yang telah mencoba rokok Herbal. Rokok Herbal bekerja dengan prinsip melancarkan peredaran darah tubuh sehingga banyak khasiatnya. Pembuktian oleh konsumen diantaranya adalah: ∗ Nikotin rendah, perokok relatif aman dari sakit dan penyakit Jantung. Tar ramuan, perokok relatif aman dari sakit Paru dan saluran pernafasan. ∗ Menetralisir zat-zat berbahaya yang terkandung dalam tembakau. Menyembuhkan penyakit Kencing Manis, Liver, Lambung, Pencernaan, Ginjal, Impotensi.
16
∗ Asap yang dihisap akan menetralkan racun-racun yang terdapat dalam darah dan organ tubuh. ∗ Menormalkan tekanan darah, menyembuhkan kecanduan Narkoba, Ganja, Minuman Keras. ∗ Menekan Kolesterol, Asam Urat, dan Gula Darah perokok. ∗ Membantu meringankan dan menyembuhkan Penyakit Herbalusitis dan Polip. ∗ Sebagai Gurah (mengeluarkan cairan racun yang terdapat pada Paru-paru dan darah) melalui mulut, hidung dan telinga. ∗ Menyembuhkan dan meringankan penyakit Asma, dan lain-lain. Karena sifatnya yang bereaksi dengan bahan kimia, beberapa hal yang mungkin dirasakan saat atau setelah menghisap Rokok Herbal: ∗ Badan tidak enak, pusing, tenggorokan sakit, beberapa bagian tubuh terasa penat, perut mulas, mengindikasikan banyaknya bahan kimia dalam tubuh sehingga kita perlu menghindari dan mengatur pola makan sehat. Hanya dengan 3 atau 5 hisapan Rokok Herbal sudah terasa perubahan dalam tubuh. ∗ Reaksi ramuan bekerja melancarkan peredaran darah sehingga mungkin berakibat badan sedikit “merinding” atau pusing yang berlangsung beberapa saat, setelah itu badan terasa hangat dan segar. ∗ Mata pedih bila terkena asap Rokok Herbal mengindikasikan mata lelah dan banyaknya zat-zat polutan udara yang masuk ke mata, dalam hal ini ramuan bekerja menormalkan kondisi mata dan harus istirahat. ∗ Mulut terasa asam mengindikasikan ramuan bekerja menormalkan asam lambung dan perlu memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi. ∗ Mulut terasa gurih dan selalu basah, karena ramuan bekerja menjaga dan menormalkan produksi enzim serta kelembaban mulut dan tenggorokan.
17
Jika menginginkan berhenti dari kebiasaan merokok terutama bagi perokok berat hendaknya menguranginya dengan perlahan-lahan, jangan langsung tidak merokok sama sekali. Sebab metabolisme tubuh yang sudah teracuni asap rokok akan terganggu sehingga mempercepat timbulnya berbagai macam penyakit mematikan terutama jantung serta kanker paru. Untuk itu “Rokok Herbal” menawarkan suatu metode “Berhenti Merokok dengan Rokok”.
D. Pengujian Kandungan Nikotin dan TAR Rokok Herbal juga telah diuji di laboratorium kimia dengan metode analisis ekstraksi-titrasi asam basa dan Gravimetri serta menggunakan pereaksi Petroleum Eter dan HCL untuk memperoleh data kadar nikotin dan tar pada sampel rokok yang dianalisa (Laporan Hasil analisa terlampir). Dari hasil pengujian, terlihat bahwa kandungan nikotin sampel Rokok Herbal mendekati 0 %, sedangkan nilai tarnya cukup tinggi. Namun demikian, nilai tar yang cukup tinggi ini justru memberikan efek positif, karena bahan kimia pada asap residunya bersifat alami yang dapat digunakan sebagai aroma terapi atau obat.
E. Penerapan Rokok Herbal di Indonesia Rokok Herbal terbuat dari bahan alami seperti daun sirih dan madu yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia. Selain itu cita rasa dari rokok tersebut disesuaikan dengan cita rasa rokok Indonesia. Dengan rokok herbal, para perokok aktif tidak perlu berhenti merokok seketika. Asap rokok yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai aroma terapi. Para perokok akan mengalami penurunan kadar racun dalam tubuhnya secara perlahan, sehingga keinginan berhenti merokok (sifat ketergantungan dari nikotin) akan hilang secara perlahan. Dengan ini, dapat teratasi permasalahan merokok tersebut tanpa harus memaksa perokok berhenti merokok sama sekali atau dengan kata lain “mengatasi masalah rokok dengan merokok".
18
Rokok Herbal sangat mungkin dokmersialkan di Indonesia, selain bahannya yang mudah di dapat, harganya juga tidak terlalu mahal dan justru membuat tubuh menjadi sehat. Dengan teratasinya permasalahan rokok ini, dapat memberikan keuntungan bagi negara. Meskipun negara memperoleh pemasukan bea cuka yang terbesar adalah dari perusahaan rokok, namun dana yang digunakan untuk mengatasi permasalahan rokok juga tidak kalah besar. Pada tahun 1990 saja, kerugian masyarakat akibat merokok yang tercatat adalah sekitar 14,5 trilyun. Angka ini belum termasuk kerugian pemerintah atas pemakaian fasilitas perobatan dan pelayanan kesehatan oleh perokok aktif yang menderita sakit akibat komplikasi merokok. Besarnya kerugian ini sangat tidak berimbang dengan jumlah pendapatan pemerintah dari cukai rokok yang hanya 2,6 trilyun rupiah (Qauliyah,2007). Jika rokok herbal ini diterapkan oleh pabrik-pabrik rokok di Indonesia, kemungkinan tidak hanya perokok aktif saja yang ingin membeli, perokok pasif pun bukan tidak mungkin juga ingin membeli karena memberikan efek yang baik bagi kesehatan. Dengan begitu, dimungkinkan pendapatan negara dari pabrik rokok bisa menjadi lebih besar sehingga dana tersebut dapat digunakan negara untuk melakukan pembangunan di berbagai sektor. Namun, solusi ini tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak ada dukungan maksimal dari pemerintah, industri rokok, dan perokok itu sendiri.
19
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Rokok Herbal dapat dikatakan sebagai salah satu solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan rokok yang sedang marak saat ini. Rokok herbal terbuat dari bahan-bahan alami yang berkhasiat bagi kesehatan seperti daun sirih, madu, kayu siwak, dll. Dengan rokok herbal, perokok tidak harus menghentikan kebiasaan merokoknya seketika. Ketergantungan pada rokok ini justru dapat diatasi jika pecandu rokok semakin sering menghisap rokok herbal tersebut. Rokok herbal terbuat dari bahan-bahan alami yang berkhasiat bagi kesehatan seperti daun sirih, madu, kayu siwak, dll. Telah dilakukan beberapa penelitian mengenai kandungan kimia dan manfaat beberapa bahan alami yang dapat dibuat menjadi rokok herbal. Diantaranya madu, daun sirih serta uji nikotin dan uji tarnya. Berbagai bahan kimia seperti nikotin, karbon monoksida, formaldehyde, ammonia, dll dapat dinetralkan oleh bahan aktif dari tumbuhan herbal tersebut. Jika rokok herbal dapat diterapkan dan diproduksi secara massal di Indonesia, maka dana perbaikan fasilitas kesehatan yang digunakan bagi para pecandu rokok dapat digunakan untuk pembangunan negara di sektor ekonomi, industri atau yang lainnya.
B. Saran Penelitian dan perhatian pemerintah tentang rokok herbal terutama dengan bahan yang murah dan mudah diperoleh di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar : 1. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembuatan dan analisa rokok herbal dengan bahan yang lbih murah dan mudah diperoleh di Indonesia. 2. Dilakukan
penelitian
klinis
tentang
efektivitas
atau
kecepatan
penyembuhan berbagai penyakit dengan rokok herbal. 3. Dilakukan sosialisasi atau pengenalan rokok herbal kepada masyarakat.
20
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Jumlah Anak Perokok Aktif Terus Meningkat (Artikel Nasional, Edisi 23 Januari 2009) URL : http://rokokherbal.blogspot.com/ Budiwiyanto,Eko. 2009. Rokok Herbal. Dipublikasikan : 8 Februari 2009,2:04pm URL : http://efakita.rayyaa.blog.plasa.com/2009/01/29/rokok-herbal/ Dalimartha, Setiawan. 1999. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Kanker. Ciamis, Bogor : PT Penebar Swadaya Dinata, Arda., Retiyasmin. 2009. Indonesia Surga Bagi Industri Rokok. Dipublikasikan 4 Februari 2009 URL:http://www.litbang.depkes.go.id/lokaciamis/artikel/rokokarda.htm E. Tyller, Varro. 1994. Herbs Of Choice The Theraputic Use of Phytomedicinals. Pharmaceutical Product Press An Imprint of The Haworth Press, Inc., 10 Alice Street, Binghamton, New York Gsianturi. 2003. Merokok dan Kesehatan...! (Artikel gizi.net,30 Juni 2003) URL:http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi? Newsid 105694 8389,55890, Hidayatullah. 2009. Menurut National Toxicology Program ada Banyak Kandungan Senyawa Berbahaya dalam Residu Asap Rokok. 2 Januari 2009, 10:05 URL : www.hidayatullah.com Nuryati, Siti.2007. Pilih Gizi atau Rokok? Bogor : Departemen Gizi Masyarakat IPB (Artikel Pikiran Rakyat edisi 2007, Bandung) URL: //newspaper.pikiranrakyat.com/PRPRINT.PHP?MIB=BERITADETAI L &ID=55514 Primadiati, Rahmi. 2002. Aromaterapi Perawatan Kulit Untuk sehat dan Cantik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Qauliyah, Asta. 2007. Fenomena VIII, Siapa Bilang Sehat Itu Gampang? Kontroversi Masalah Rokok. Published on 30th March 2007 URL: //ASTAQAULIYAH.COM/2007/03/30/FENOMENA-VIIISIAPA-BILANG-SEHAT-ITU-GAMPANG/ Siswono. 2006. Setiap Menit 8 Orang Meninggal Karena Rokok (Artikel gizi.net edisi 23 Maret 2006) URL:http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1143019131 ,52555, Woodley, Michele, M.D., Whelan, Alison, M.D. 1995. Pedoman Pengobatan. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medika dan Andi Offset.