Tingkat Pemahaman Karier .... (Aditya Dani Wijaya) 239
TINGKAT PEMAHAMAN KARIER SISWA SD KELAS RENDAH DI KECAMATAN BANGUNTAPAN THE LEVEL OF UNDERSTANDING CAREER OF LOW GRADES ELEMENTARY SCHOOL Oleh:
Aditya Dani Wijaya, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman karier siswa SD kelas rendah di Kecamatan Banguntapan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan desain penelitian survei (cross-sectional survey). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan desain penelitian survei (cross-sectional survey). Subyek penelitian adalah 257 siswa SD kelas rendah yang diambil dengan teknik simple random sampling, menggunakan sistem acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat pemahaman karier siswa SD kelas rendah di Kecamatan Banguntapan dengan persentase sebesar 35,02% berada pada kategori rendah. (2) tingkat pemahaman karier pada indikator menerjemahkan berada pada kategori tinggi dengan persentase 36,58%. Tingkat pemahaman karier pada indikator menafsirkan berada pada kategori sedang dengan persentase 40,86%. Tingkat pemahaman karier pada indikator mengekstrapolasi berada pada kategori sedang dengan persentase 44,75%. Kata kunci: tingkat pemahaman karier, kelas rendah. Abstract The aim of this study is to find out the level of understanding career of a low-grade elementary school students in Banguntapan district. This study used quantitative methods with descriptive approach named crosssectional survey research design. The subjects of this study were 257 low-grade elementary school students which taken by simple random sampling, using a random system. The result of the study showed that (1) the level of the understanding career of the Elementary School Students in Banguntapan District is 35.02%, categorized as low-level. (2) The level of understanding career to translate indicator is 36.58%, categorized as high level. The level of understanding career to the interpreting indicator is 40.86%, categorized as medium level. The level of understanding career to extrapolate indicator 44.75%, categorized as medium level. Keywords: Understanding careers, low-grades elementary school students
PENDAHULUAN
Pendidikan
dan proses pembelajaran agar peserta didik di
memiliki
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
tujuan menyiapkan peserta didik agar dapat
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
menghadapi perkembangan masa depan secara
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
baik dan optimal. Konsep tersebut seperti
akhlak
tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada
negara. Pada dunia pendidikan sudah barang
Pasal 1 ayat (1) yang menyatakan bahwa
tentu yang menjadi bahasan tetap adalah
pendidikan
dan
peserta didik dan upaya mencetak para peserta
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
didik menjadi pribadi yang unggul dalam
merupakan
Indonesia
usaha
sadar
mulia
serta
keterampilan
yang
240 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-6 2017
berbagai bidang yang dapat dikuasai oleh peserta didik tersebut.
Pada dasarnya manusia mempunyai tujuan hidup serta pandangan-pandangan yang
Usaha sadar menjadi indikasi bahwa
ingin dicapai, adapun pandangan-pandangan
pendidikan mengarah pada suatu kesadaran
ataupun tujuan tersebut bersifat cita-cita yang
untuk memahami atau paham terhadap isi
sudah lama terkumpul untuk berikutnya masuk
materi pendidikan. Menurut W.Gulo (2004:59),
dalam proses realisasi. Cita-cita sendiri berarti
pemahaman (comprehension) adalah kegiatan
sebuah harapan, tujuan dan keinginan yang
mental intelektual yang mengorganisasikan
selalu ada dalam angan-angan ataupun pikiran
materi yang telah diketahui. Temuan-temuan
serta menjadi sesuatu yang selalu ingin diraih,
yang didapat dari mengetahui seperti definisi,
adapun cita-cita dapat menjadi sumber motivasi
informasi, peristiwa, fakta disusun kembali
yang cukup kuat. Sardiman A.M (2007:74),
dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-
mengatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu
temuan ini diakomodasikan dan kemudian
yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan
berasimilasi dengan struktur kognitif yang ada,
terjadinya suatu perubahan energi yang ada
sehingga dapat diartikan bahwa usaha untuk
pada diri manusia, sehingga akan bergelayut
sadar adalah usaha yang mengarah pada
dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan
pemahaman, sedangankan pemahaman sendiri
juga emosi, untuk kemudian bertindak atau
adalah
untuk
melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena
memahami sesuatu untuk dapat dijelaskan
adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
antara fakta-fakta dan konsep.
Keinginan akan cita-cita dapat ditimbulkan
jenjang
yang
dilakukan
Pada dunia pendidikan di Indonesia
karena adanya pengenalan ataupun pengalaman
usaha terciptanya sebuah kesadaran ataupun
mengenal suatu profesi berkaitan dengan
pemahaman ini diawali dengan masuk pada
kostum, atribut ataupun tempat kerja suatu
sekolah tingkat dasar atau Sekolah Dasar (SD).
profesi.
Fuad Ihsan (2008:26), menyatakan bahwa Sekolah
Dasar
sebagai
satu
kesatuan
Pandangan-pandangan ataupun tujuan yang
bersifat
cita-cita
tersebut
sering
dilaksanakan dalam masa program belajar
diproyeksikan sebagai suatu pekerjaan ataupun
selama 6 tahun. Sekolah Dasar dibagi menjadi
karier yang nantinya akan dipilih oleh suatu
kelas rendah dan kelas tinggi. Rita Eka Izzaty
individu tersebut serta mengaktualisasikan diri
dkk (2008:116), mengatakan bahwa masa
di dalamnya. Interpretasi yang menyangkut
kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase,
cita-cita dan perkembangan maupun kemajuan
yaitu kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua,
karier ini membutuhkan usaha yang keras dan
tiga sedangkan kelas-kelas tinggi terdiri dari
tidak instan, dikarenakan manusia berkembang
kelas empat, lima, enam.
secara
bertahap.
Handoko
(2001:123),
pengembangan karier merupakan peningkatan-
Tingkat Pemahaman Karier .... (Aditya Dani Wijaya) 241
peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang
meningkatkan pengenalan karier siswa SD
untuk mencapai suatu perencanaan karier.
mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ada di
Peningkatan-peningkatan
pribadi
lingkungan
sekitar
siswa,
di
lingkungan
mengenai karier ini, dimulai dari pendidikan
masyarakat sekitar siswa, di Indonesia, dan di
paling dasar yaitu Sekolah Dasar mulai dari
Dunia. Siswa juga dapat mengenal mengenai
tingkat kelas rendah. Kelas rendah menjadi
aktivitas ekonomi pada setiap pekerjaan,
pondasi
keterampilan yang diperlukan, dan sikap-sikap
guna
kepribadian
melakukan secara
berkesinambungan,
pengembangan berkala
adapun
ilmu
dan
positif
setiap
pekerjaan.
Pada
penelitian
yang
tersebut dapat menjadi sebuah acuan, bahwa
dipelajari dari tingkat dasar ini mengenai dasar-
penguatan yang dilakukan sejak dini melalui
dasar ilmu pengetahuan yang hasil belajarnya
pengenalan karier dengan media, dapat menjadi
berupa peningkatan pada aspek kognitif, afeksi
hasil belajar yang menguatkan pengetahuan
maupun aspek psikomotorik. Hasil belajar ini
bahkan pemahaman karier siswa SD. Hasil
menjadi sebuah proses yang saling menguatkan
belajar tersebut akan menjadi pondasi dimasa
dan saling membangun suatu kondisi dalam
periode berikutnya, sehingga siswa mempunyai
berpikir bagi anak Sekolah Dasar.
suatu acuan dalam memandang jenjang karier
Winkel (2004:139), mengatakan bahwa perkembangan yang dihadapi oleh siswa dalam
atau bahkan dalam memahami suatu karier yang ingin dicapai.
jenjang Sekolah Dasar antara lain mengatur
Masa kanak-kanak merupakan masa
beraneka kegiatan belajar dengan bersikap
awal
tanggung jawab, bertingkah laku dengan cara
melibatkan aspek-aspek tugas perkembangan,
yang dapat diterima oleh seorang serta teman-
transisi dan perubahan. Pada masa tersebut
teman sebayanya, cepat mengembangkan bekal
menurut Hartung, Porfeli dan Vondracek,
kemampuan dasar dalam membaca, menulis
dalam penelitian Yulia Ayriza dkk (2015:1),
dan berhitung, mengembangkan kesadaran
menyatakan bahwa anak-anak harus mencapai
moral berdasar nilai-nilai kehidupan (value)
dasar adaptabilitas karier untuk mencapai masa
dan membentuk kata hati. Sama halnya dengan
depan, membuat keputusan pendidikan, dan
bahasan tersebut pada tahap Sekolah Dasar
vokasi, mengeksplorasi diri dan okupasi, dan
inilah siswa mulai membangun sesuatu yang
pemecahan masalah. Berkaitan dengan masa
bersifat nilai-nilai kehidupan dan membentuk
kanak-kanak, perlu pengenalan akan kesadaran
kata hatinya tidak terkecuali pada aspek karier
karier bagi anak pada jenjang Taman Kanak-
siswa tersebut.
Kanak ataupun siswa Sekolah Dasar. Bahasan
Menurut Wahyudin
hasil
(2014:79),
penelitian bahwa
perkembangan
vokasional
yang
Ahmad
tersebut justru menjadi sebuah tantangan besar
penggunaan
bagi para pendidik bangsa, terutama praktisi-
media video dalam pembelajaran IPS dapat
praktisi
yang
berkecimpung
pada
dunia
242 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-6 2017
pendidikan anak Taman Kanak-Kanak serta
Sekolah Dasar sedang mulai dikembangkan,
Sekolah Dasar.
sehingga pendekatan-pendekatan yang bersifat
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengemukakan bahwa, jika siswa berhasil
developmental oriented mutlak diperlukan guna menunjang kematangan perkembangan anak.
sadar atau berhasil paham akan pengetahuan
Menurut Yeni Ari Puspitaningsih dan
karier semenjak Sekolah Dasar atau bahkan
Mochamad Nursalim (2009:1), secara formal
lebih awal lagi, maka hal tersebut akan
kedudukan BK dalam sistem pendidikan di
menunjang keberhasilan karier siswa dimasa
Indonesia
mendatang dan akan menunjang keberhasilan
No.20/2003 tentang sistem pendidikan nasional
perkembangannya dibidang lain dan diperiode
beserta perangkat peraturan pemerintahanya,
berikutnya.
sedangkan hal–hal yang berhubungan dengan
Dunia
pendidikan
di
ada
di
dalam
undang-undang
Indonesia,
pendidikan dasar dimana Sekolah Dasar ada
bimbingan dan konseling pada jenjang Sekolah
didalamnya dibicarakan secara khusus dalam
Dasar belum dialokasikan secara khusus,
PP No. 28/1999 tentang Pendidikan Dasar bab
sehingga masih memerlukan beragam kajian
X. Pada pasal 25 ayat I, dalam PP tersebut
untuk mengadakan layanan tersebut pada
dikatakan bahwa : (1) bimbingan merupakan
jenjang Sekolah Dasar. Terbukti bahwa di
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
lapangan belum ditemukan konselor sekolah
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
yang memberikan layanan di Sekolah Dasar,
ligkungan dan merencanakan masa depan. (2)
jikapun ada konselor yang memberikan layanan
bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
di Sekolah Dasar pastilah sangat terbatas
Undang-undang sistem
konselor yang memberikan layanan karier bagi
mengenai kedudukan BK beserta Peraturan
siswa Sekolah Dasar, guru kelas pun berperan
Pemerintah yang mengatur pendidikan pada
penting
pendampingan
jenjang SD dilengkapi oleh rambu-rambu
meningkatkan
penyelenggaraan bimbingan dan konseling
pengenalan
melakukan
karier
serta
pemahaman karier pada siswa Sekolah Dasar. School
Counseling
yang
berisi
(BK) dalam jalur pendidikan formal yang
dalam
diterbitkan oleh Depdiknas dalam M. Ramli
penelitian Yulia Ayriza dkk (2015:2) tersirat
dkk (2016:5-6), disebutkan bahwa tujuan
bahwa, layanan bimbingan dan konseling
bimbingan
merupakan
dalam
merencanakan kegiatan penyelesaian studi,
memberikan bimbingan karier pada anak-anak,
perkembangan karir serta kehidupannya di
khususnya
Dasar.
masa mendatang; (2) mengembangkan seluruh
Tersirat juga bahwa, pada pertengahan dekade
potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal
ini, layanan bimbingan dan konseling jenjang
mungkin;
bidang
pada
yang
jenjang
book
nasional
tentang
jumlahnya. Sama pentingnya dengan seorang
dalam
pendidikan
No.20/2003
strategis
Sekolah
agar
(3)
konseli
menyesuaikan
dapat:
diri
(1)
dengan
Tingkat Pemahaman Karier .... (Aditya Dani Wijaya) 243
lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
adalah ibu rumah tangga. Tingkat ekonomi
serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi
yang rendah serta keseragaman profesi di
hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam
sekitar
studi ataupun dalam penyesuaian diri dengan
berkurangnya gambaran ataupun contoh dalam
lingkungan.
membangun suatu pemahaman karier, akan
Secara
runtut,
maka
dapat
lingkungan
siswa
pemahaman
diinterpretasikan bahwa layanan BK di Sekolah
tetapi
Dasar sangat penting untuk dilaksanakan secara
difasilitasi
khusus, terprogram dan ditangani oleh orang-
mengenalkan berbagai macam karier melalui
orang yang berkompeten dalam hal tersebut
pendidikan mata pelajaran yang diajarkan.
terutama konselor sekolah.
Pengenalan
oleh
yang
mengakibatkan
didapati
sekolah
berbagai
yaitu
macam
siswa dengan
karier
juga
Terkait dengan latar belakang yang
diupayakan sekolah dengan cara menyediakan
dikemukakan pada penelitian ini peneliti
buku bacaan bergambar, LKS serta kumpulan-
kemudian melakukan survei awal (pada tanggal
kumpulan gambar yang tersedia di lemari
03 Mei 2016 pukul 09.40 WIB dan 04 Mei
perpustakaan meskipun terbatas jumlahnya.
2016 pukul 10.25 WIB), bertempat di SD N
Pada
survei
tersebut
peneliti
Plakaran dan SD N Singosaren Banguntapan,
menemukan kurangnya jumlah bahan ajar
Bantul, Yogyakarta. Survei dilakukan terhadap
ataupun
siswa SD kelas rendah dan guru wali kelas.
nonformal bergambar ataupun buku yang
Peneliti menemukan bahwa masih banyak
memuat pengenalan tentang suatu profesi atau
karier yang belum diketahui oleh siswa Sekolah
karier. Peneliti menemukan bahwa persentase
Dasar kelas rendah, adapun sebagian siswa
buku yang bermuatan informasi karier hanya
hanya mengetahui beberapa macam karier atau
sebesar 1% saja. Peneliti juga menemukan
beberapa macam profesi saja. Sebagian siswa
bahwa dalam proses belajar mengajar siswa
yang lain hanya mengetahui nama dari suatu
ditunjang dengan fasilitas yang memadahi yaitu
karier atau profesi, akan tetapi masih belum
disediakan layar LCD dan proyektor guna
mengerti atribut serta tugas suatu karier,
membantu proses pengenalan karier terhadap
jabatan ataupun profesi yang telah diketahui.
siswa,
bacaan
akan
berupa
tetapi
buku
pendidikan
terkendala
pada
Peneliti juga mendapati temuan bahwa
pemakaiannya, guru kurang terampil dalam
kendala dari pemahaman suatu karier tersebut
menggunakan fasilitas teknologi informatika
terpengaruh dari lingkungan yang kurang
dalam
mendukung, dikarenakan tingkat ekonomi yang
Kendala siswa dalam membuka cakrawala
rendah dan kurangnya keragaman profesi
pengetahuan akan karier juga terpaut pada
disekitar
Peneliti
kurangnya contoh karier atau contoh macam-
siswa
macam profesi yang ada pada lingkungan sosial
bekerja sebagai buruh dan 20% orangtua siswa
siswa, hal tersebut secara tidak langsung
menemukan
lingkungan sekitar
24%
siswa. orangtua
penyampaiannya
terhadap
siswa.
244 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-6 2017
menjadikan siswa minim gambaran akan
terciptanya sebuah pemahaman yang utuh pada
macam-macam karier atau macam-macam
tahap-tahap berikutnya, sebelum melakukan
profesi.
tindak
lanjut
untuk
mengenalkan
serta
Berdasarkan permasalahan yang didapat
meningkatkan pemahaman berbagai macam
di lapangan, maka dapat terlihat masalah
karier peneliti harus mengetahui tentang tingkat
penelitian terletak pada kurangnya variasi
pemahaman yang dicapai siswa SD mengenai
pengenalan siswa mengenai berbagai macam
berbagai
karier dilingkungan keluarga, serta kurangnya
selanjutnya dapat beracuan dengan penelitian
bahan ajar yang mendukung siswa dalam
ini untuk menindaklanjuti hasil penelitian yang
mengenal berbagai macam pekerjaan, profesi,
telah didapat.
maupun jabatan yang ada dimasyarakat umum.
macam
karier
agar
penelitian
Melihat masalah yang telah dipaparkan,
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti
Edi Purwanta (1993), menyatakan bahwa bahan
pemahaman karier siswa Sekolah Dasar.
ajar bermuatan karier melalui paket gambar
Sekolah Dasar adalah jenjang pendidikan awal
dapat
dapat
serta merupakan pondasi awal yang ditempuh
berbagai
guna mencetak manusia dengan dasar-dasar
macam karier baik atribut, tugas dan kostum
pendidikan yang dapat membekali peserta didik
yang digunakan saat bekerja. Hasil survei
untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang
tersebut menyiratkan bahwa bahan ajar cukup
yang berkesinambungan dan untuk kualitas
penting dalam memperkaya pengenalan dalam
pemahaman yang lebih baik. Masalah yang
hal karier bagi siswa SD.
menjadi ketertarikan peneliti akan dikhususkan
membantu
meningkatkan
Asumsi
pengenalan
pengetahuan
yang
serta
akan
terdapat
tertarik
untuk
meneliti
tingkat
pada
pada siswa SD kelas rendah, hal tersebut
permasalahan peneltian ini adalah, jika siswa
mengingat bahwa pendidikan awal yang telah
semaksimal mungkin dikenalkan sejak awal
dipaparkan dimulai pada Sekolah Dasar kelas
dan berhasil meningkatkan pengetahuan karier
rendah.
semenjak Sekolah Dasar atau bahkan lebih awal lagi, maka hal tersebut akan menunjang
METODE PENELITIAN
keberhasilan karier siswa dimasa mendatang
Jenis Penelitian
dalam memahami karier dan akan menunjang keberhasilan perkembangannya dibidang lain pada masa periode berikutnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, mengindikasikan adanya upaya
untuk
mengantisipasi
permasalahan
karier dimasa berikunya dan meningkatkan pengenalan karier terhadap siswa SD agar
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah survei. Penelitian survei menurut Masri Singarimbun dan Soffian Effendi (2008:175), adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.
Tingkat Pemahaman Karier .... (Aditya Dani Wijaya) 245
Waktu dan Tempat Penelitian
2.
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar
Mengkaji teori/generalisasi empiris dan memilih proporsi yang berkaitan dengan
se-kecamatan Banguntapan. Pada penelitian ini
masalah yang akan diteliti.
penelitian dilakukan pada tanggal 4-9 November
Pada langkah ini peneliti mengkaji teori
2016.
dari
permasalahan
yang
ada
menggunakan serangkaian studi literatur
Subjek Penelitian
yang
Subyek penelitian adalah 257 siswa SD
tersedia.
Kajian
teoritis
ini
berpedoman pada teori-teori para ahli
kelas rendah di Kecamatan Banguntapan.
terkemuka
dan
berlandaskan
pada
permasalahan yang akan diteliti.
Prosedur Prosedur penelitian atau langkah-langkah
3.
Menentukan
konsep-konsep
dan/atau
yang digunakan dalam penelitian ini menurut Uhar
variabel-variabel.
Suharsaputra (2014:56), yakni:
Langkah ini mengacu pada penentuan
1.
Menentukan masalah yang akan diteliti
variabel
Peneliti melakukan survei pendahuluan
konsep yang akan dikaji menggunakan
yakni
observasi
kajian teoritis para ahli, sehingga variabel
lapangan terhadap latar penelitian, serta
penelitian terdefinisi dan dapat dijelaskan
mencari data dan informasi tentang siswa
secara teoritis.
Sekolah
dengan
Dasar
melakukan
kelas
rendah.
Pada
4.
penelitian
Menentukan
ataupun
desain
konsep-
penelitian
serta
langkah ini peneliti mencari data dan
hipotesis
informasi untuk menentukan masalah dan
Pada langkah ini peneliti menentukan
memperkuat permasalahan. Peneliti juga
kerangka
menempuh
hipotesis penelitian. Kerangka berpikir
upaya
konfirmasi
ilmiah
berpikir
mengajukan
melalui penelusuran literatur buku dan
bertujuan
referensi pendukung penelitian, guna
antara variabel penelitian dengan masalah
memperkuat latar belakang permasalahan
yang akan diteliti, sedangkan hipotesis
dari penelitian. Langkah ini dilakukan
adalah
peneliti pada tanggal 03 Mei 2016 pukul
dugaan sementara yang didapat dari
09.40 WIB dan 04 Mei 2016 pukul 10.25
penjelasan secara teoritis pada kerangka
WIB, bertempat di SD N Plakaran dan
berpikir.
SD N Singosaren Banguntapan, Bantul,
5.
untuk
dan
jawaban
menjelaskan
sementara
tautan
ataupun
Menjabarkan konsep/ variabel menjadi
Yogyakarta. Survei dilakukan terhadap
operasional
siswa Sekolah Dasar kelas rendah dan
Langkah ini peneliti menjabarkan secara
guru wali kelas.
utuh
variabel
penjelasan
penelitian teoritis.
berdasarkan Penjabaran
246 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-6 2017
6.
dimaksudkan agar variabel terdefinisi
setelah data terkumpul melalui instrumen
secara jelas dan dapat diuraikan menjadi
penelitian, peneliti menganalisis data
subvariabel ataupun unsur-unsur variabel
lapangan. Pada tahapan ini peneliti
penelitian.
variabel
melakukan serangkaian proses analisis
penelitian ini, peneliti membuat definisi
data kuantitatif sampai pada interpretasi
operasional guna memperjelas fokus
data-data
penelitian yang akan dicapai. Fokus
sebelumnya. Data atau informasi yang
penelitian
pada
diperoleh dari penyebaran instrumen
variabel penelitan yang telah diuraikan
sebelumnya disajikan dalam bentuk data
menjadi subvariabel peneltian.
kuantitatif
Menentukan indikator-indikator konsep/
menggunakan kaidah-kaidah metodologi
variabel
penelitian
Pada langkah ini peneliti menentukan
deskriptif. Data yang telah dianalisis dan
indikator ataupun unsur-unsur variabel
telah terdeskripsi, kemudian disimpulkan
penelitian, hal ini merupakan lanjutan
menjadi
dari penjabaran suatu variabel penelitian.
Kesimpulan penelitian ini berisi hasil
Indikator-indikator variabel penelitian ini
penelitian yang telah disimpulkan.
Pada
ini
penjabaran
menitikberatkan
didapat dari subvariabel yang telah dijabarkan
7.
sebelumnya.
9.
yang
telah
dan
diperoleh
dideskripsikan
pendekatan
kuantitatif
kesimpulan
penelitian.
Melaporkan
Indikator
Pada langkah ini peneliti melakukan
variabel merupakan unsur-unsur dari
laporan utuh atau pertanggung jawaban
variabel
atas
penelitian
yang
terdiskripsi
serangkaian
langkah-langkah
secara rinci, indikator ini digunakan
penelitian yang telah dilalui. Peneliti
untuk mendasari penelitian agar relevan
memaparkan seluruh hasil penelitian
dengan variabel penelitian.
yang telah dilakukan sebelumnya dan
Membuat instrumen penelitian
membuat
Pada langkah ini peneliti membuat
adapun pada langkah melaporkan hasil
instrumen peneitian sebagai alat yang
penelitian ini peneliti melaporkan secara
digunakan
untuk
utuh
lapangan.
Instrumen
pengumpulan penelitian
data ini
laporan
hasil
secara
penelitian
sistematis,
kepada
dosen
pembimbing.
merupakan penentu validitas antara halhal yang berifat teoritis dan empiris. 8.
Mengumpulkan data, menganalisis dan
Teknik Pengumpulan Data
Eko Putro W (2012:33), mengatakan
menyimpulkan
bahwa pengumpulan data dalam penelitian
Peneliti menyebarkan instrumen yang
dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan,
telah dibuat pada subjek penelitian,
keterangan,
kenyataan-kenyataan,
dan
Tingkat Pemahaman Karier .... (Aditya Dani Wijaya) 247
informasi yang dapat dipercaya. Menurut
informasi dari responden dalam arti laporan
Suharsimi
Teknik
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
dalam
ketahui. Sugiyono (2014:142), mengatakan
menghimpun data variabel yang akan diteliti
bahwa kuesioner juga cocok untuk digunakan
dengan
bila jumlah responden cukup besar dan tersebar
Arikunto
pengumpulan
data
berbagai
(2013), yaitu
metode
cara
tes,
kuesioner,
interview, observasi, skala bertingkat dan
diwilayah yang luas. Penyusunan instrumen dalam penelitian ini
dokumentasi. Penelitian ini akan menggunakan teknik
menggunakan menggunakan pendapat para ahli.
pengumpulan data dengan metode kuesioner.
Setelah instrumen dikonstruksi tentang indikator-
Menurut
indikator yang akan diukur dengan berlandaskan
Suharsimi
Arikunto
(2014:194),
mengatakan bahwa kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
teori tertentu, selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.
Teknik Analisis Data
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Peneliti akan menyebar kuesioner dalam bentuk pernyataan dan dengan jawaban responden benar atau salah, kuesioner ini disebut kuesioner tertutup. Menurut Deni Darmawan (2014:160), mengatakan bahwa dalam kuesioner tertutup tugas responden adalah memilih satu atau lebih kemungkinankemungkinan jawaban yang telah disediakan.
Analisis mencari,
mencatat,
Instrumen
proses
mengobservasi
dan
diperoleh, sehingga dengan mudah dapat dipahami. Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif
deskriptif.
Data
kuantitatif
didapatkan dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada siswa SD kelas rendah di Kecamatan Data
kuantitatif
dianalisis
dengan memasukan data yang telah diperoleh dalam
penelitian
ini
menggunakan kuesioner. Singarimbun dan Effendi
merupakan
menyusun secara sistematis data yang telah
Banguntapan. Instrumen Penelitian
data
(2008:175),
mengatakan
kedalam
pengumpulan data pada penelitian survei. Hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam angkaangka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil kuesioner itu. Menurut Suharsimi Arikunto (2014:194), mengatakan bahwa kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
analisis
data.
Adapun
penjelasannya sebagai berikut.
bahwa
kuesioner merupakan hal yang pokok dalam
norma
Menurut Suharsimi Arikunto (2014), teknik
statistik
deskriptif,
yaitu
teknik
pengolahan data dengan tujuan menganalisis dan menggambarkan data dengan penghitungan modus, median, mean, dan standar deviasi. Mean Mean (M) merupakan nilai rata-rata yang dihitung dengan cara menjumlahkan semua nilai yang ada dan membagi jumlah nilai tersebut dengan jumlah sampel.
248 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-6 2017
Sugiyono
(2005:40),
menjabarkan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di SD Negeri dan
mengenai pengertian dan rumus dalam mencari
Swasta atau sederajat se-kecamatan Banguntapan,
mean adalah sebagai berikut: Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rumus penghitungan mean yaitu:
Bantul.
Kecamatan
Banguntapan
berletak
di
sebelah timur laut ibukota kabupaten Bantul. Secara goegrafis Banguntapan
luas
wilayah
adalah
dari
2.865,9537
Kecamatan Ha,
serta
berbatasan langsung dengan kecamatan Depok (Sleman) dibagian utara, Kecamatan Piyungan dibagian timur, Kecamatan Pleret dibagian selatan
Keterangan:
dan Kecamatan Sewon dibagian barat.
= Mean untuk data bergolong = Jumlah data/sampel
sederajat se-kecamatan Banguntapan, dalam 33 SD
= Rata-rata dari batas bawah dan batas pada setiap interval data = Produk perkalian antara fi pada tiap interval data dengan tanda (Xi) Secara
sederhana
tersebut teridentifikasi sebanyak 21 SD adalah negeri dan 12 lainnya swasta. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 4 November 2016 s.d. 9 November 2016. Subyek pada penelitian ini adalah siswa SD se-Kecamatan Banguntapan yang telah diambil sampel dengan
rumus
yang
terpakai adalah sebagai berikut : M=
Terdapat 33 SD Negeri dan Swasta atau
Fx n
metodologi penelitian sebelumnya, yakni sebanyak 257 siswa, dengan populasi sebanyak 4.854 siswa. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan positif dan pernyataan negatif
Keterangan :
mengenai berbagai macam profesi dan pekerjaan,
M = Mean/rata-rata
dengan pemberian skor 1 untuk jawaban bernilai
Fx = Jumlah seluruh data
benar dan skor 0 untuk jawaban bernilai salah.
N
Hasil penelitian yang diperoleh maka dapat
= Jumlah sampel
dijelaskan bahwa :
Saifuddin
Azwar
(2014:148),
mengatakan bahwa tingkat kecenderungan variabel dibedakan menjadi lima kelompok kategori sebagai berikut: 1. Sangat Tinggi : + 1,5 σ < µ
Pertama, hasil penelitian tentang tingkat pemahaman karier siswa SD kelas rendah di Kecamatan Banguntapan termasuk dalam kategori rendah. Pada pendeskripsian tentang tingkat pemahaman karier siswa SD kelas rendah di Kecamatan Banguntapan ini, menunjukan bahwa
2. Tinggi
: + 0,5 σ < µ ≤ + 1,5 σ
siswa berada pada tingkat pemahaman yang rendah
3. Sedang
: - 0,5 σ < µ ≤ + 0,5 σ
dalam memahami berbagai macam pekerjaan,
4. Rendah
: - 1,5 σ < µ ≤ - 0,5 σ
profesi atau suatu jabatan.
Rendah Sekali : µ ≤ - 1,5 σ
Tingkat Pemahaman Karier .... (Aditya Dani Wijaya) 249
Kedua, tingkat pemahaman karier siswa SD
Hastuti (2004:654), yang menyatakan bahwa status
pada indikator menerjemahkan suatu karier berada
sosial-ekonomi
pada kategori tinggi. Hasil analisis tersebut
pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan
menunjukan bahwa siswa memiliki kemampuan
orang tua, jabatan ayah atau ibu, daerah tempat
menerjemahkan suatu pekerjaan, profesi atau
tinggal
jabatan pada tingkatan tinggi. Ketiga, tingkat
pemahaman serta pemilihan karier individu.
pemahaman karier siswa SD pada indikator
dan
keluarga
suku
mengenai
bangsa
tingkat
mempengaruhi
Pemahaman karier siswa dalam kategori
menafsirkan suatu karier berada pada kategori
rendah
sedang. Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa
kurangnya
bahan
ajar
siswa memiliki kemampuan menafsirkan suatu
pandangan
karier
ataupun
pekerjaan, profesi atau jabatan pada tingkatan
memuat informasi karier disekolah, baik bahan ajar
sedang.
yang bersifat pendidikan formal maupun bahan Terakhir, tingkat pemahaman karier siswa
ajaran
kemungkinan
yang
juga
bersifat
disebabkan
mengenai
berbagai
pengetahuan
pendidikan
oleh
yang
nonformal.
SD pada indikator mengekstrapolasi berada pada
Pernyataan tersebut didukung oleh data yang telah
kategori
tersebut
didapat oleh peneliti yakni, hanya sekitar 1% bahan
menunjukan bahwa siswa memiliki kemampuan
ajar yang bermuatan informasi karier. Pernyataan
mengekstrapolasi
intelektual
tersebut juga senada dengan yang dipaparkan oleh
dalam membuat pemahaman-pemahaman baru
Hartono (2010:111), yang menyatakan bahwa
mengenai suatu konsep pekerjaan, profesi atau
informasi karier sangat berguna untuk memperoleh
jabatan pada tingkatan sedang. Hasil penelitian
pemahaman karier, perencanaan karier, menentukan
tingkat pemahaman karier yang telah dijelaskan
alternatif pilihan karier, dan melakukan evaluasi
secara deskriptif tersebut didapati kesimpulan
terhadap alternatif
bahwa, secara garis besar tingkat pemahaman karier
tersebut didukung oleh hasil penelitian yang
siswa SD kelas rendah di Kecamatan Banguntapan
dilakukan
berada pada kategori rendah.
menyatakan bahwa bahan ajar bermuatan informasi
sedang.
Hasil
atau
analisis
kemampuan
oleh
pilihan
Edi
karier.
Purwanta
Pernyataan
(1993),
yang
Pemahaman karier siswa termasuk dalam
karier melalui paket gambar dapat membantu
kategori rendah kemungkinan disebabkan oleh
pengenalan serta dapat meningkatkan pengetahuan
status
akan berbagai macam karier baik atribut, tugas dan
sosial-ekonomi
mendukung
akibat
keluarga lingkungan
yang sosial
kurang dan
kostum yang digunakan
saat
bekerja. Hasil
keseragaman profesi orang tua ataupun tingkat
penelitian tersebut menyiratkan bahwa bahan ajar
jabatan orang tua siswa, dimana tingkat jabatan
cukup penting dalam memperkaya pengenalan
orangtua
dalam hal karier bagi siswa SD.
mempengaruhi
pendapatan
serta
memberikan pengaruh terhadap pandangan karier siswa. Pernyataan tersebut didukung oleh data yang telah didapat oleh peneliti yakni, sekitar 24% orangtua siswa bekerja sebagai buruh dan 20% orangtua siswa adalah ibu rumah tangga. Senada dengan yang dipaparkan oleh Winkel dan Sri
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya adalah : 1. Pada jenjang Sekolah Dasar terutama pada kelas rendah, tahap perkembangan karier yang
250 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-6 2017
dialami siswa Sekolah Dasar kelas rendah
profesi, serta meningkatkan kemampuan dalam
berada pada tahap pengenalan berbagai macam
menggunakan
karier, sehingga pengenalan karier sebagai
perangkat
suatu tahap perkembangan karier pada siswa
memaksimalkan upaya pelayanan pengenalan karier
SD kelas rendah perlu diuraikan secara lebih
bagi siswa Sekolah Dasar kelas rendah.
spesifik.
2.
2. Penelitian ini pelu disempurnakan menjadi desain
longitudinal
survey
agar
perangkat
elektronik
komputer
penunjang
ataupun
agar
dapat
Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti
selanjutnya
diharapkan
melakukan
lebih
penelitian mengenai pengenalan karier siswa SD
komprehensif dalam menggambarkan hasil
dengan desain longitudinal survey yang tergambar
penelitian survei.
secara komprehensif, serta turut berpartisipasi dalam memberikan solusi yang diinginkan guna
SIMPULAN DAN SARAN
meningkatkan pengenalan karier siswa SD terutama
Simpulan
pada kelas rendah.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
DAFTAR PUSTAKA
1. Tingkat pemahaman karier siswa SD kelas
Ahmad Wahyudin. (2014). Peningkatan Pengenalan
rendah di Kecamatan Banguntapan berada
Karir Pada Mata Pelajaran IPS Dengan
pada kategori rendah.
Media Video Di Kelas IV SD Negeri
2. Tingkat pemahaman karier siswa SD kelas
Gayamharjo. Skripsi. Yogyakarta : FIP
rendah pada indikator menerjemahkan berada pada kategori tinggi. Tingkat pemahaman
UNY. Deni
Darmawan.
(2014).
karier siswa SD kelas rendah pada indikator
Kuantitatif.
menafsirkan berada pada kategori sedang.
Rosdakarya.
Tingkat pemahaman karier siswa SD kelas
Depdiknas.
(2004).
Metode
Bandung
Penelitian :
Remaja
Undang-Undang
Republik
rendah pada indikator mengekstrapolasi berada
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
pada kategori sedang.
Sistem Pendididkan Nasional. Pusat Data dan Informasi Pendidikan : Balitbang.
Saran
Edi Purwanta. (1993). Penggunaan Gambar Sebagai Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat
diberikan saran kepada sejumlah pihak sebagai berikut : 1.
Dasar. Malang : IKIP Pasca Sarjana. Eko Putro Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan
Bagi Guru Kelas Guru kelas
Teknik Bimbingan Karier Di Sekolah
diharapkan
Instrumen mampu
membuka
wawasan karier siswa guna mempertajam dan memperkaya pengetahuan siswa dalam mengenali,
Penelitian.
Yogyakarta
:
Pustaka Belajar. Fuad Ihsan. (2008). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
mengetahui, menafsirkan serta memahami berbagai
Handoko. (2001). Manajemen personalia dan
macam informasi-informasi karier melalui media
sumber daya manusia. Yogyakarta :
terutama melalui media gambar-gambar suatu
BPFE .
Tingkat Pemahaman Karier .... (Aditya Dani Wijaya) 251
Hartono Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE.
Pendidikan, 10(2).
M. Ramli, dkk. (2016). Sumber Belajar Penunjang PLPG
2016
Keahlian
Mata
Bimbingan
Pelajaran/Paket dan
Konseling.
Jakarta : Kemendikbud.
Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta : UNY Press. Azwar.
(2014).
Penyusunan
Skala
Psikologi. Yogyakarta.: Pustaka Pelajar. A.M. Sardiman (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Uhar Suharsaputra. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif
dan
Tindakan.
Bandung : PT Refika Aditama. W. Gulo. (2004). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grafindo. WS Winkel dan Sri Hastuti.(2004). Bimbingan dan Konseling
di
Institusi
Pendidikan.
Yogyakarta : Media Abadi. WS Winkel. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi. Yeni Ari Puspitaningsih. dan M, Nursalim. (2009). Pelaksanaan Bimbingan
Program dan
Yulia Ayriza dkk. (2015). Pengembangan Karir Anak Sekolah Dasar Kelas Rendah. Yogyakarta : UNY. Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi. 01(03).
M. Singarimbun dan S. Effendi. (2008). Metode
Saifuddin
UNESA. Jurnal Mahasiswa Teknologi
Konseling
Layanan Di
SD
Muhammadiyah Se Surabaya. Surabaya :