Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA Diah Sari Pardina1), Purwanita Setijanti2) dan Christiono Utomo3) 1) Program Studi Pascasarjana Arsitektur Alur Perencanaan Real Estat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, e-mail:
[email protected] 2) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Sejak fenomena pemanasan global muncul di dunia, isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan banyak di perkenalkan di berbagai bidang termasuk properti. Di bidang ini, pemilihan material atau bahan bangunan adalah salah satu langkah yang dilakukan dalam upaya menciptakan green property atau properti yang ramah lingkungan. Kaitan dengan isu diatas maka pengembang diharapkan lebih tanggap sehingga perlu mengetahui variabel-variabel yang terkait pada rumah hemat energi menurut persepsi konsumen. Pada penelitian ini mengambil populasi konsumen Perumahan Citraland Utara Surabaya, yang dalam pemasaran produk perumahannya menggunakan slogan green building. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kenyataan dan harapan rumah hemat energi menurut persepsi konsumen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan kuisioner. Analisis yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian ini pada tingkat kenyataan faktor dominan yang menjadi variabel kenyataan yang ada pada rumah hemat energi adalah variabel cat dinding, tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh, penerangan siang hari dan penyediaan lahan untuk sistem biopori. Sedangkan tingkat harapan dari responden yang paling dominan terdapat 12 variabel. Kata kunci: Harapan, Kenyataan, Persepsi, Rumah tinggal hemat energi.
PENDAHULUAN Dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang pesat, Indonesia berkepentingan untuk mengelola dan menggunakan energi se-efektif dan se-efisien mungkin. Terdapat empat sektor utama pengguna energi, yaitu sektor rumah tangga, komersial, industri dan transportasi. Saat ini pengguna energi terbesar adalah sektor industri dengan pangsa 44,2%. Konsumsi terbesar berikutnya adalah sektor transportasi dengan pangsa 40,6%, diikuti dengan sektor rumah tangga sebesar 11,4% dan sektor komersial sebesar 3,7%. Sektor rumah tangga mengkonsumsi kira-kira 11% dari total energi di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, upaya efisiensi energi di sektor ini sangatlah penting, bukan hanya untuk menghemat biaya pemakaian energi di rumah tangga tersebut, namun juga untuk mengerem pemakaian energi secara keseluruhan. (EECHI).
ISBN : 978-602-97491-9-9 B-13-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Masyarakat sebagai konsumen pembeli rumah tidak begitu saja membeli rumah tanpa mempertimbangkan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan seperti harga, lokasi, produk, promosi (Kotler, 1997). Proses tersebut tidak berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti oleh tahap prilaku purnabeli (post purchase behavior). Pada tahap ini konsumen akan merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang akan mempengaruhi prilaku selanjutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan hal yang baik terhadap produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain (Kotler dan Gary, 1996). Sejak fenomena pemanasan global muncul di dunia, isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan banyak di perkenalkan di berbagai bidang termasuk properti. Di bidang ini, pemilihan material atau bahan bangunan adalah salah satu langkah yang dilakukan dalam upaya menciptakan green property atau properti yang ramah lingkungan. Ada kecenderungan masyarakat Indonesia saat ini semakin sadar akan pentingnya memilih bahan atau material yang mengakomodasi isu-isu lingkungan misalnya yang menyangkut go green, low energy, dan antitoksin (Sukendar dalam Pandy,2012). Pembangunan properti yang mengarah ke green property berdasar dari pembangunan berkelanjutan (sustainable development) artinya pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri (GH Bruntland,1987). Pengertian lainnya yaitu arsitektur hijau (green architecture) adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, termasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan (Karyono, 2010). Beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah penelitian dari Sartori & Hestnes (2006), tentang Energy use in the life cycle of conventional and low-energy buildings mengenai pembuktian perbandingan siklus energi yang terjadi antara bangunan konvensional dan bangunan hemat energi. Perumahan Citraland Utara Surabaya merupakan perumahan yang dalam memasarkan produk perumahannya menggunakan slogan green building dengan kriteria-kriteria yang ada dalam perumahan tersebut menjadi dasar pemilihan responden pada perumahan Citraland Utara Surabaya. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dilihat bahwa kecenderungan masyarakat Indonesia saat ini semakin sadar akan pentingnya memilih bahan atau material yang mengakomodasi isu-isu lingkungan misalnya yang menyangkut go green, low energy, dan antitoksin (Sukendar dalam Pandy,2012). Tetapi pada kenyataannya masih banyak pengembang yang menyatakan perumahannya sebagai green building hanya sebagai tagline saja untuk menjaring pembeli. Oleh karena itu perlu adanya penelitian mengetahui tingkat kenyataan dan harapan rumah tinggal hemat energi menurut persepsi konsumen di perumahan citraland utara surabaya METODE Penelitian ini dilakukan secara garis besar terdiri atas tiga tahap, yaitu survei pendahuluan, survei utama, pengolahan data statistik deskriptif dengan menggunakan diagram kartesius untuk menentukan tingkat kenyataan dan harapan rumah hemat energi menurut persepsi konsumen. Tahap penelitian pendahuluan dilakukan untuk menambah variabel yang telah dikumpulkan pada saat studi literatur. Survei utama dilakukan pada 57 responden dengan menggunakan kuisioner yang dibuat dari variabel yang terkumpul ISBN : 978-602-97491-9-9 B-13-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
dari survei pendahuluan dan studi literatur. Analisis statistik desktiptif mengambarkan atau menjelaskan berbagai karakteristik data seperti seberapa besar rata-rata dan seberapa jauh data tersebut bervariasi. Diagram kartesius mean-standart deviasi untuk mengurutkan faktor dominan dengan nilai mean tertinggi dan nilai standart deviasi terendah. Mean digunakan sebagai sumbu X dan standar deviasi digunakan sebagai sumbu Y untuk membentuk kordinat pada diagram kartesius. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean Kenyataan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Dalam mendapatkan faktor dominan berdasarkan skor yang telah diberikan oleh responden, sebanyak 16 variabel diurutkan berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Kemudian akan dilakukan pemetaan/plotting pada diagram mean dan deviasi atau yang disebut diagram kartesian. Pada Tabel 1 terlihat hasil dari variabel indentifikasi keberhasilan berdasarkan nilai mean yang dilihat dari skor mean tertinggi sampai skor terendah. Semakin besar nilai mean yang dihasilkan dapat diartikan semakin besar tingkat persepsi kenyataan responden terhadap variabel tersebut. Menunjukkan bahwa nilai mean tertinggi pilihan responden adalah warna cat dinding, hal ini berkaitan pada kenyataan yang ada di lapangan warna cat dindingnya merupakan dominan abu-abu muda sehingga cenderung tidak menyerap panas. Tabel 1 Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean Kenyataan Rumah Hemat Energi Menurut Persepsi Konsumen No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kod Var. P11 P1 P8 P4 P14 P7 P5 P15 P12 P6 P3 P13 P2 P10 P16 P9
Warna cat dinding Penerangan siang hari Tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh Bukaan jendela Material atap Penyediaan lahan untuk sistem biopori Halaman dibelakang rumah Material dinding Proporsi luas bangunan dengan ruang terbuka Tinggi langit-langit/ plafond Penghawaan Orientasi Bangunan Ada Jarak bangunan dengan sekitar Plesteran dinding Solar cell Bak sampak organik dan anorganik
Nilai Mean 5.75 5.74 5.40 4.79 4.77 4.56 4.32 4.00 3.63 3.47 2.96 2.82 2.30 2.26 1.67 1.56
Sumber : Hasil Analisis 2013
Analisis Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Standar Deviasi Kenyataan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Variabel indentifikasi keberhasilan berdasarkan nilai standar deviasi yang dilihat dari skor mean tertinggi sampai skor terendah. Semakin kecil nilai standar deviasi yang dihasilkan mengindikasikan semakin tinggi tingkat kesepakatan seluruh responden terhadap tingkat rata-rata persepsi. Pada Tabel 2 menunjukkan variabel yang diurutkan berdasarkan nilai standar deviasi. Urutan variabel dimulai dari nilai terendah hingga nilai yang tertinggi. Pilihan responden adalah Solar cell yang pada kenyataan dilapangan Solar cell tidak terdapat pada rumah yang mereka tempati. ISBN : 978-602-97491-9-9 B-13-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Tabel 2 Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Standar Deviasi Kenyataan Rumah Hemat Energi Menurut Persepsi Konsumen No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kode Var. P16 P9 P2 P11 P10 P8 P7 P1 P14 P12 P13 P6 P15 P4 P3 P5
Faktor Solar cell Bak sampak organik dan anorganik Ada Jarak bangunan dengan sekitar Warna cat dinding Plesteran dinding Tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh Penyediaan lahan untuk sistem biopori Penerangan Siang hari Material Atap Proporsi bangunan dengan ruang terbuka Orientasi Bangunan Tinggi langit-langit/ plafond Material Dinding Bukaan Jendela Penghawaan Halaman dibelakang rumah
Nilai Standar Deviasi 0.58 0.60 0.71 0.79 0.84 1.00 1.10 1.13 1.39 1.45 1.47 1.49 1.57 1.61 1.65 1.94
Sumber : Hasil Analisis 2013
Analisis Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean dan Nilai Standar Deviasi Rumah Hemat Energi Kuadran IV
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran I
Diagram Mean-Standar Deviasi menggambarkan plotting/pemetaan masing-masing variabel yang diurutkan berdasarkan nilai Mean dan Standar deviasi. Variabel tersebut dipetakan pada sebuah diagram yang terbagi menjadi empat bagian kuadran. Gambar 1 Diagram Kartesius Mean–Standar Deviasi Kenyataan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Sumber : Hasil Analisis 2013
Tabel 3 Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean dan Nilai Standar Deviasi Kenyataan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Kode Var. Kuadran 1 P11 P8 P1 P7 Kuadran 2 P4 P14 P5 P15 P12 Kuadran 3 P2 P10 P16 P9 Kuadran 4 P6 P3 P13
Faktor
Nilai Mean
Standar Deviasi
Warna cat dinding Tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh Penerangan siang hari Penyediaan lahan untuk sistem biopori
5.75 5.40 5.74 4.56
0.79 1.00 1.13 1.10
Bukaan jendela Material atap Halaman dibelakang rumah Material dinding Proporsi luas bangunan dengan ruang terbuka
4.79 4.77 4.32 4.00 3.63
1.57 1.61 1.45 1.57 1.45
Ada Jarak bangunan dengan sekitar Plesteran dinding Solar cell Bak sampak organik dan anorganik
2.30 2.26 1.67 1.56
0.71 0.84 0.58 0.60
Tinggi langit-langit/ plafond Penghawaan Orientasi Bangunan
3.47 2.96 2.82
1.49 1.65 1.47
Sumber : Hasil Analisis 2013 ISBN : 978-602-97491-9-9 B-13-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Berdasarkan hasil analisis penelitian secara deskriptif melalui tabel mean dan standar deviasi, diketahui bahwa variabel warna cat dinding merupakan variabel yang berada dalam urutan pertama serta berada di kuadran I karena memiliki nilai mean yang tinggi dan nilai standar deviasi yang rendah. Kuadran I menunjukkan variabel-variabel yang memiliki urutan pertama karena memiliki nilai mean terbesar dan nilai standar deviasi terendah. Sedangkan untuk variabel yang berada pada kuadran II merupakan variabel kedua utama yang dipilih responden dalam pertimbangan membeli rumah. Setelah itu disusul pada kuadran III dan kuadran IV. Hasil pemetaan dapat dilihat pada Gambar 1 dan Tabel 3. Analisis Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean Energi Menurut Konsumen
Harapan Rumah Hemat
Pada Tabel 4 terlihat hasil dari variabel indentifikasi keberhasilan berdasarkan nilai mean yang dilihat dari skor mean tertinggi sampai skor terendah. Semakin besar nilai mean yang dihasilkan dapat diartikan semakin besar tingkat persepsi harapan responden terhadap variabel tersebut. Mean tertinggi dari harapan responden terhadap rumah hemat energi adalah pemisahan bak sampah organik dan anorganik yang artinya belum ada sistem pengolahan sampah di lingkungan perumahan Citraland Utara. Tabel 4 Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean Harapan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kode Var. P9 P8 P16 P7 P2 P11 P12 P6 P1 P14 P10 P15 P5 P3 P4 P13
Faktor Bak sampak organik dan anorganik Tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh Solar cell Penyediaan lahan untuk biopori Jarak bangunan dengan sekitar Warna cat dinding Proporsi bangunan dengan ruang terbuka Tinggi langit-langit/ plafond Penerangan Siang hari Material Atap Plesteran dinding Material Dinding Halaman dibelakang rumah Penghawaan Bukaan Jendela Orientasi Bangunan
Nilai Mean 6.04 6.00 6.00 5.98 5.95 5.82 5.82 5.82 5.82 5.86 5.79 5.61 5.39 5.21 5.00 2.79
Sumber : Hasil Analisis 2013
Analisis Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Standar Deviasi Harapan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Tabel 5 Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Standar Deviasi Harapan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kode Var. P8 P7 P9 P16 P2 P11 P12 P14 P6 P10 P1 P15 P13 P5 P3 P4
Faktor Tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh Penyediaan lahan untuk sistem biopori Bak sampak organik dan anorganik Solar cell Ada Jarak bangunan dengan sekitar Warna cat dinding Proporsi bangunan dengan ruang terbuka Material Atap Tinggi langit-langit/ plafond Plesteran dinding Penerangan Siang hari Material Dinding Orientasi Bangunan Halaman dibelakang rumah Penghawaan Bukaan Jendela
Sumber : Hasil Analisis 2013 ISBN : 978-602-97491-9-9 B-13-5
Nilai Standar Deviasi 0.19 0.23 0.26 0.27 0.44 0.54 0.63 0.64 0.76 0.82 0.95 0.98 1.46 1.50 1.62 1.82
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Pada Tabel 5 terlihat hasil dari variabel indentifikasi keberhasilan berdasarkan nilai standar deviasi yang dilihat dari skor mean tertinggi sampai skor terendah. Semakin kecil nilai standar deviasi yang dihasilkan mengindikasikan semakin tinggi tingkat kesepakatan seluruh responden terhadap tingkat rata-rata persetujuan. Tumbuhan didepan rumah sebagai peneduh menempati urutan pertama faktor dominan berdasarkan standart deviasi harapan rumah hemat energi yang berarti tumbuhan peneduh masih kurang di rumah tersebut. Analisis Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean dan Nilai Standar Deviasi Harapan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Berdasarkan hasil analisis penelitian secara deskriptif melalui tabel mean dan standar deviasi, diketahui bahwa variabel P9 merupakan variabel yang berada dalam urutan pertama serta berada di kuadran I karena memiliki nilai mean yang tinggi dan nilai standar deviasi yang rendah. Kuadran I menunjukkan variabelKuadran II Kuadran IV variabel yang memiliki urutan pertama karena memiliki nilai mean terbesar dan nilai standar deviasi terrendah. Sedangkan untuk variabel yang berada pada kuadran II merupakan variabel kedua utama yang dipilih responden untuk variabel yang ada pada rumah hemat energi. Setelah itu disusul pada kuadran III dan kuadran IV. Hasil analisis dapat dilihat pada Kuadran III Kuadran I Gambar 2 dan Tabel 6 Gambar 2 Diagram Kartesius Mean – Standar Deviasi (Harapan) Sumber : Hasil Analisis 2013
Tabel 6 Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean dan Nilai Standar Deviasi Harapan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Kode Var. Kuadran 1 P9 P8 P16 P7 P2 P11 P12 P6 P1 P14 P10 P15 Kuadran 2 P5 P3 P4 Kuadran 3 P13
Faktor
Nilai Mean
Standar Deviasi
Bak sampak organik dan anorganik Tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh Solar cell Penyediaan lahan untuk biopori Jarak bangunan dengan sekitar Warna cat dinding Proporsi bangunan dengan ruang terbuka Tinggi langit-langit/ plafond Penerangan Siang hari Material Atap Plesteran dinding Material Dinding
6.04 6.00 6.00 5.98 5.95 5.82 5.82 5.82 5.82 5.86 5.79 5.61
0.26 0.19 0.27 0.23 0.44 0.54 0.63 0.76 0.95 0.64 0.82 0.98
Halaman dibelakang rumah Penghawaan Bukaan Jendela
5.39 5.21 5.00
1.50 1.62 1.82
Orientasi Bangunan
2.79
1.82
Sumber : Hasil Analisis 2013 ISBN : 978-602-97491-9-9 B-13-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian tingkat kenyataan dan harapan rumah hemat energi menurut persepsi konsumen maka dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kenyataan variabel yang memiliki nilai tinggi seluruh responden terhadap tingkat rata-rata persetujuan terdapat 4 (empat) variabel. Jadi pada tingkat kenyataan variabel yang menurut responden sudah ada adalah variabel warna cat dinding, variabel tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh, variabel penerangan siang hari, dan variabel penyediaan lahan untuk sistem biopori. Pada tingkat harapan menurut responden yang merupakan variabel yang harus ada dan kurang pada rumah hemat energi ada 12 (dua belas) variabel. Variabel tersebut bisa menjadi pertimbangan bagi pihak pengembang untuk rumah hemat energi di perumahannya. Untuk memperbaiki hasil penelitian ini, maka disarankan : 1. Untuk dapat dibandingkan maka perlu diketahui persepsi dari pihak pengembang sehingga mendapat hasil yang seimbang. 2. Untuk selanjutnya dapat menggunakan metode analisis faktor untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Energy
Efficiency and Conservation Clearing http://www.konservasienergiindonesia.info
House
Indonesia
(EECCHI),
Kotler, P. and Gary A. (1996), Principles of Marketing, 7th Edition, Prentice Hall Inc., New Jersey. Pandy, I P. G. A. (2012), Penggunaan Material dengan Konsep Hemat Energi (artikel www.dnaberita.com) diunduh pada tanggal 13 Maret 2013. http://www.dnaberita.com/berita-55008-penggunaan-material-dengan-konsephemat-energi.html Bruntland, G. H. (1987), “World Commission on Environment and Development”, dalam “Our Common Future”, Oxford: Oxford University Press, halaman 27. Karyono, T. H. (2010), “GREEN ARCHITECTURE: Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia”, PT Raja Grafindo Persada, halaman Sartori, I dan Hesrnes, A.G. (2006), Energy use in the life cycle of conventional and low-energy buildings, A review article, Department of Architectural Design, History and Technology, Norwegian University of Science and Technology (NTNU).
ISBN : 978-602-97491-9-9 B-13-7