TESIS
TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI KOTA DENPASAR
NI LUH GEDE AMBARAWATI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
i
TESIS
TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI KOTA DENPASAR
NI LUH GEDE AMBARAWATI NIM 1391261016
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
i
TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI KOTA DENPASAR
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Udayana
NI LUH GEDE AMBARAWATI NIM 1391261016
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 5 AGUSTUS 2015
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS, Ph.D NIP. 196007281986091001
Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, MS NIP. 195905191986011001
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr. dr.A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP. 195902151985102001
Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, MS. NIP. 196703031994031002
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI
Tesis iniTelah Diuji dan Dinilai Oleh Panitia Penguji pada Program Pascasarjana Universitas Udayana pada Tanggal 30 Juli 2015
Berdasarkan SK Rektor UniversitasUdayana No
: 2234/UN.144/HK/2015
Tanggal
: 27 Juli 2015
Panitia Penguji Tesis adalah: Ketua
:Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS, PhD
Anggota
: 1. Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, MS 2. Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS 3. Prof. Made Sudiana Mahendra, Ph.D
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:
Ni Luh Gede Ambarawati
NIM
:
1391261016
Program Studi
:
Magister Ilmu Lingkungan
Judul Tesis
:
Tingkat Kenyamanan Lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar.
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2012 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 1 Juli 2015 Hormat saya,
Ni Luh Gede Ambarawati NIM 1391261016.
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur Penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Waca / Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugrah-Nya
Tesis yang berjudul “ Tingkat
Kenyamanan Lingkungan Belajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar “ dapat diselesaikan. Dalam penyususnan Tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS, PhD selaku Pembimbing Iyang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran dalam menyelesaikan tesis ini. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, MS selaku Pembimbing II yang juga dengan penuh perhatian dan kesabaran memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. 3. Bapak Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS selaku pembahas yang telah memberikan masukan-masukan juga saran untuk menyempurnakan tesis ini. 4. Bapak Prof. Made Sudiana Mahendra, PhD selaku Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan guna perbaikan penyelesaian tesis ini. 5. Bapak Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, M.S, selaku Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana atas izin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program magister serta dorongan agar segera dapat menyelesaikan tesis. 6. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar yang telah memperluas wawasan dalam bidang Ilmu Lingkungan. 7. Staf sekretariat PSMIL (Mbok Putu, Bli Made Karsika dan Bli Ardi) yang telah banyak membantu demi kelancaran administrasi dalam pembuatan tesis ini. 8. Teman-teman S-2 lingkungan atas kebersamaan, dorongan dan semangatnya untuk menyelesaikan penelitian tesis ini. 9. Keluarga tercinta, suami dan anak-anak tersayang Wika dan Tara, terima kasih atas motivasi dan kasih sayang yang tak terhingga.
vi
Penulis menyadari sepenuhnya atas ketidaksempurnaan dalam penulisan penelitian tesis ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian tesis ini.
Denpasar, 1 Juli 2015. Penulis.
vii
ABSTRACT THE COMFORT LEVEL OF STATE SENIOR HIGH SCHOOLLEARNING ENVIRONMENT IN DENPASAR CITY A healthy andcomfortable school environmentis necessary,besidessupporting the learning process, it can also improve student achievement. Noiseisdisturbingin the learning process, as well as theavailability offacilities and infrastructure will greatly affectthe comfort ofthe studentsinthe school. The purpose ofthis research is to determinethe comfort level ofstate senior highschoolstudyinthe city of Denpasarin termsofnoise levels, the availability andmanagement ofschool facilities and infrastructure and student perception against school envirumental level. The research methodused isdescriptivequantitativemethod. The locationof the research wasconductedin 8 State Senior High Schoolinthe city of Denpasar. Measurements ofnoise levelsateach schoolis capturedfromninesample pointsbyusing asound level meterand surveyof schoolfacilities and infrastructurethat are environmentally friendly. The comfort level of public high school learning environment in the city of Denpasar based on the level of noise has exceeded the qualty standard 55 dB, with the highest noise in the school yard of 73,0 dB, which motor vechicles as the main caused. Temperature and humidity do not affect the level of comfort, because they already meet the standards. Lighting of class room in eight public high school in the city of Denpasar very well. Because it meets the quality standard. Availability and management infrastructure is optimal and adequate to support mostly high school in the city of Denpasar. Support in the facilities and infrastructure have been seen in SMAN 3 Denpasar. Almost all students in eight high school in the city of Denpasar stated that the school environment is comfortable, even SMAN 3 Denpasar stated very comfotable at around 62,85 per cent. Keywords :Noise, Infrastructure, SchoolLearning Environment.
viii
ABSTRAK TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI KOTA DENPASAR Lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman sangat diperlukan, selain dapat mendukung proses pembelajaran, juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.Kebisingan merupakan hal yang mengganggu dalam proses belajar mengajar demikian pula dengan sarana dan prasarana yang tersedia sangat mempengaruhi kenyamanan siswa di sekolah.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar ditinjau dari tingkat Kebisingan, ketersediaan pengelolaan sarana prasaranaserta persepsi siswa terhadap tingkat kenyamanan lingkungan sekolah. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif deskriptif. Lokasi Penelitian di delapan SMAN di Kota Denpasar. Pengukuran tingkat kebisingan di masing-masingsekolah dengan mengambil sembilan titik sampel dengan menggunakan alat Sound Level Meter serta survei sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan.Tingkat kenyamanan lingkungan belajar SMA Negeri di Kota Denpasar berdasarkan tingkat kebisingan telah melebihi baku mutu 55 dB, dengan kebisingan tertinggi di halaman sekolah sebesar 73,0 dB dengan penyebab utamanya adalah kendaraan bermotor. Suhu dan kelembaban udara tidak berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan, karena masih memenuhi standar. Pencahayaan ruang kelas di delapan SMAN di Kota Denpasar sangat baik karena sudah memenuhi baku mutu.Ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang sudah optimal dan memadai memberikan dukungan yang sangat besar di semua SMAN di Kota Denpasar. Dukungan sarana dan prasarana terlihat nyata pada SMAN 3 Denpasar.Hampir semua siswa di delapan SMAN di Kota Denpasar menyatakan bahwa lingkungan sekolahnya adalah nyaman, bahkan SMAN 3 Denpasar menyatakan sangat nyaman sebesar 62,85 %.
Kata Kunci : Kebisingan, SaranaPrasarana, Lingkungan Belajar sekolah.
ix
RINGKASAN Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan dalam berbagai kegiatan disektor kehidupan seperti pemukiman, transportasi,industri dan berbagai sektor pendukung lainnya merupakan kegiatan yang potensial dapat mengubah kualitas lingkungan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kenyamanan lingkungan kawasan pendidikan (sekolah) yang berlokasi di kota-kota besar seperti Kota Denpasar. Pemilihan lokasi sekolah pada awalnya didasarkan atas pertimbangan strategis sehingga sekolah berada pada jalur trasportasi utama kota atau dipinggir jalan besar yang menguntungkan bagi sekolah karena lokasi sekolah mudah dicapai oleh siswa.Namun seiring dengan perkembangan kota dan meningkatnya kebutuhan trasportasi, lokasi sekolah dinilai tidak strategis lagi dengan kenyamanan belajar siswa di sekolah. Lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman sangat diperlukan, selain dapat mendukung proses pembelajaran, juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.Kebisingan merupakan hal yang mengganggu dalam proses belajar mengajar demikian pula dengan sarana dan prasarana yang tersedia sangat mempengaruhi kenyamanan siswa di sekolah. Jenis Penelitian ini dengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif.Pengambilan sampel dilakukan di delapan SMAN di Kota Denpasar. Pengukuran tingkat kebisingan di masing-masingsekolah dengan mengambil sembilan titik sampel antara lain : tiga sampel di halaman sekolah saat siswa datang sekolah, saat siswa istirahat dan saat siswa pulang sekolah sesuai jadwal masing-masing sekolahdanenam sampel pada ruang kelasdengan menggunakan alat Sound Level Meter dan melakukan survei ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana pendukung yang ramah lingkungan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura, Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan Di Sekolah Direktorat Jenderal, DEP.KES RI, 2004 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, Lampiran 1. Dilakukan juga pembagian kuesioner kepada para siswa dan guru di setiap sekolah sebanyak 35 kuesioner. Kebisingan SMA Negeri 4 Denpasar di ruang kelas terendah yaitu 57,7 dB hal ini disebabkan ruang belajar kelas siswa tertutup dan ber AC, ada dua buah AC 1PK sehingga suara yang ada di luar kelas tidak terlalu mengganggu.Kebisingan SMA Negeri 6 Denpasar di halaman sekolah terendah di antara sekolah yang lain yaitu sebesar 68 dB. Hal ini karena SMA Negeri 6 Denpasar berada di kawasan yang tidak padat lalulintas, sekolah masuk ke Jl. Tukad nyali dan mempunyai pintu gerbang dua buah sehingga pada saat siswa datang ke sekolah melalui dua pintu masuk yang mengakibatkan bising terpapar menyebar di dua lokasi. Kebisingan SMA Negeri 8 Denpasar diruang kelas tertinggi diantara sekolah lain yaitu 63 dB, karena di selatan/depan sekolah terdapat perumahan yang padat penduduk. Pengukuran hari sabtu tanggal 10 januari 2015 ada kelas tidak belajar sehingga mempengaruhi hasil pengukuran yang dilakukan. Sedangkan di halaman sekolah paling tinggi dari sekolah lain yaitu 73 dB, karena SMA Negeri 8 Denpasar tidak
x
xi
mempunyai tempat parkir khusus sehingga siswa parkir di depan ruang kelas. Hampir semua areal sekolah ada motor yang parkir. Berdasarkan survei sarana dan prasarana yang dlakukan pada delapan SMA Negeri di Kota Denpasar di peroleh hasil SMA Negeri 3 Denpasar mendapat nilai tertinggi dengan kategori sangat nyaman karena sarana dan prasarana yang ada di sekolah rata-rata ketersediaannya sangat baik. SMA Negeri 6 Denpasar mendapat nilai terendah diantara sekolah lain tetapi masih kategori nyaman, dari delapan sekolah hanya SMA Negeri 6 Denpasar yang belum menggunakan kipas angin ataupun AC.Hasil pengukuran di SMA Negeri 2 Denpasar suhunya tertinggi dari sekolah lain karena saat melakukan pengukuran pada tanggal 6 Maret 2015 pukul 08.45 - 09.25 wita cuaca cerah dan sinar matahari terang sehingga suhu rata-rata 28,600 C, sedangkan suhu terendah di SMA Negeri 4 Denpasar yaitu 23,500 C karena ruang kelas menggunakan AC sebanyak dua buah dengan kekuatan 1 PK. Kelembaban tertinggi pada SMA Negeri 5 Denpasar 84,48 %. Kerapatan vegetasi di areal SMAN 5 Denpasar mengakibatkan banyaknya tutupan lahan sehingga sinar matahari tidak sampai pada muka tanah meskipun pengukuran dilakukan pukul 11.00-11.30 wita sehingga kelembaban meningkat. Pencahayaan tertinggi di ruang kelas yaitu pada SMA Negeri 8 Denpasar dengan rata-rata 597,0 lux, karena ruang kelas rata-rata disebelah kanan dan kirinya adalah halaman sekolah. Sedangkan pencahayaan terendah pada SMA Negeri 2 Denpasar yaitu190,4 lux. Berdasarkan persepsi siswa di sekolah yang dipandang paling nyaman dari delapan SMAN di Kota Denpasar adalah SMAN 3 Denpasar sebesar 62,85% dengan pernyataan tidak nyaman 0 %, dan sekolah tidak nyaman pada SMAN 6 Denpasar sebesar 11,43% dengan pernyataan sangat nyaman paling rendah sebesar 25,71 % sama dengan persepsi siswa pada SMAN 2 Denpasar.Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan kepada pihak sekolah yaitu untuk mengurangi pengaruh kebisingan terhadap tingkat kenyamanan belajar siswa diperlukan penanaman pohon pada pagar sekolah upaya yang berfungsi sebagai peredam kebisingan seperti menanam pohon bambu jakarta atau bambu kuning.Sarana dan prasarana sekolah perlu perawatan dan perhatian upaya keberlanjutan pengelolaan sarana dan prasarana yang memadai serta dalam melakukan pemilihan lokasi sekolah perlu memperhatikan faktor kebisingan. Tingkat kenyamanan lingkungan belajar SMA Negeri di Kota Denpasar berdasarkan tingkat kebisingan telah melebihi baku mutu 55 dB, dengan kebisingan tertinggi di halaman sekolah sebesar 73,0 dB dengan penyebab utamanya adalah kendaraan bermotor. Suhu dan kelembaban udara tidak berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan, karena masih memenuhi standar. Pencahayaan ruang kelas di delapan SMAN di Kota Denpasar sangat baik karena sudah memenuhi baku mutu.Ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang sudah optimal dan memadai memberikan dukungan yang sangat besar di semua SMAN di Kota Denpasar. Dukungan sarana dan prasarana terlihat nyata pada SMAN 3 Denpasar.Hampir semua siswa di delapan SMAN di Kota Denpasar menyatakan bahwa lingkungan sekolahnya adalah nyaman, bahkan SMAN 3 Denpasar menyatakan sangat nyaman sebesar 62,85 %.
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM ................................................................................................ i PRASYARAT GELAR ......................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..................................................................... vi SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................................................... v UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................vi ABSTRACT ........................................................................................................ viii ABSTRAK ............................................................................................................ ix RINGKASAN ........................................................................................................ x DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. xii DAFTAR TABEL ........……………………………………………………….. xvii DAFTAR GAMBAR…...……………………………………………………...xix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xx BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….....…… 1 1.1. Latar Belakang ……………………………………………................... 1 1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 4 1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………………………4 1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..……………………………………………….5 2.1. Lingkungan Sekolah .........................................…………………….... 5 2.1.1. Pengertian Lingkungan Sekolah................................................... 5
xii
2.1.2. Ruang Lingkup Lingkungan Sekolah ..........................................7 2.1.3. Lingkungan PekaranganSekolah yang Nyaman ……….……..... 7 2.2. Syarat-Syarat Lingkungan Sekolah yang Sehat ..................................... 7 2.2.1. Lapangan Bermain ....…..............………………………..….…..7 2.2.2. Pepohonan Rindang ……..……............……………...……........ 8 2.2.3. Sistem Sanitasi dan Sumur Resapan Air ...........……………….. 8 2.2.4. Tempat Pembuangan Sampah …………………...........…....…. 9 2.2.5.Lingkungan sekitar sekolah yang mendukung ……….................9 2.2.6. Bangunan sekolah yang kokoh dan sehat ……………................ 9 2.3. Ruang Terbuka Hijau (RTH) ................................................................10 2.4. Tingkat Kenyamanan Belajar .…………………………………..……10 2.4.1. Pengertian Belajar ............……………………………............ 11 2.4.2. Definisi Kenyamanan …..………………………...……...........11 2.4.3. Kenyamanan Termal ............................................…………….. 12 2.4.3.1.Suhu .......…………………………………..…..……..... 12 2.4.3.2.Kecepatan Angin (Pergerakan Udara..…….................... 13 2.4.3.3.Kelembaban Udara ...................…………....................... 14 2.4.3.4. Aktivitas Manusia .......................……………………... 14 2.4.3.5. Pakaian ........................................................................... 14 2.4.4. Pencahayaan .............................................................................. 15 2.5. Pengertian Kebisingan...........................................................................15 2.5.1. Jenis-jenis Kebisingan ................................................................. 15 2.5.2. Baku Mutu Tingkat Kebisingan Provinsi Bali ............................ 16
xiii
BAB III KERANGKA BERFIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS ……….…….18 3.1.Kerangka Berfikir ……………………………………...………...….. 18 3.2. Kerangka Konsep Penelitian ……………………………….…………20 3.3.Hipotesis …………………..…………………..…………………….21 BAB IV METODE PENELITIAN ……………………………………………. 22 4.1. Rancangan Penelitian ……………………………………………...... .22 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………... 23 4.3. Penentuan Sumber Data ……………………………………………... 24 4.3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………. 24 4.3.2. Sumber Data ………………………………………………….. 25 4.3.2.1. Data Primer ……………………………………………25 4.3.2.2. Data Sekunder …………………………………………25 4.4. Variabel Penelitian ………….……………………………………….. 26 4.5. Bahan dan Alat Penelitian ……….………………………………….. 26 4.6. Instrumen Penelitian ……………………………………………….…26 4.7. Prosedur Penelitian .............................................................................. 27 4.7.1. Observasi Kawasan Lingkungan Belajar ................................... 27 4.7.2. Pengukuran Tingkat Kenyamanan Lingkungan Belajar ............ 28 4.7.2.1. Tingkat Kebisingan ......................................................... 28 4.7.2.2. Survei Pengelolaan Saranadan Prasarana ....................... 29 4.8. Analisis Data ………………………………………………………… 30 BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................ 32 5.1. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 1 Denpasar ........... 32
xiv
5.1.1. Di halaman SMAN 1 Denpasar ................................................. 32 5.1.2. Di ruang kelas SMAN 1 Denpasar ........................................... 32 5.1.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 1 Denpasar ............ 33 5.2. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 2 Denpasar ............ 35 5.2.1. Di halaman SMAN 2 Denpasar ................................................. 35 5.2.2. Di ruang kelas SMAN 2 Denpasar ............................................ 36 5.2.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 2 Denpasar ........... 37 5.3. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 3 Denpasar ............ 38 5.3.1. Di halaman sekolah SMAN 3 Denpasar .................................... 38 5.3.2. Di ruang kelas SMAN 3 Denpasar ............................................ 39 5.3.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 3 Denpasar ............ 40 5.4. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 4 Denpasar .......... 41 5.4.1. Di halaman SMAN 4 Denpasar ................................................ 41 5.4.2. Di ruang kelas SMAN 4 Denpasar ........................................... 42 5.4.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 4 Denpasar ........... 43 5.5. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 5 Denpasar ......... 44 5.5.1. Di halaman sekolah SMAN 5 Denpasar .................................. 44 5.5.2.Di ruang kelas SMAN 5 Denpasar .......................................... 45 5.5.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 5 Denpasar .......... 46 5.6. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 6 Denpasar ........... 48 5.6.1. Di halaman sekolah SMAN 6 Denpasar .................................... 48 5.6.2. Di ruang kelas SMAN 6 Denpasar ........................................... 48 5.6.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 6 Denpasar .......... 49
xv
5.7. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 7 Denpasar ........... 51 5.7.1. Di halaman sekolah SMAN 7 Denpasar ................................... 51 5.7.2. Di ruang kelas SMAN 7 Denpasar ........................................... 52 5.7.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 7 Denpasar ........... 53 5.8. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei SMAN 8 Denpasar ............ 54 5.8.1. Di halaman sekolah SMAN 8 Denpasar .................................... 54 5.8.2. Di ruang kelas SMAN 8 Denpasar .............................................55 5.8.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 8 Denpasar ............ 56 5.9. Rangkuman Hasil Pengukuran Kebisingan ....................................... 57 5.10. Rekapitulasi Hasil Survei Sarana dan Prasarana .............................. 58 5.11. Rekapitulasi Hasil Kuesioner siswa SMAN di Kota Denpasar ........ 61 BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 63 6.1. Tingkat Kebisingan pada SMA Negeri di Kota Denpasar. .................. 63 6.2. Ketersediaan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana ......................... 65 6.3.Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan ................................................. 68 6.4. Persepsi Siswa .................................................................................... 70 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 71 7.1. Simpulan.................................................................................................. 71 7.2. Saran ......................................................................................................... 71 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...73 LAMPIRAN– LAMPIRAN ........…….......……………………....……….….....76
xvi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1. Baku Mutu Kebisingan ................................................................................ 17 5.1. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 1 Denpasar ................................... 32 5.2. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 1 Denpasar ................................ 33 5.3. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 1 Denpasar .................................. 34 5.4. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 1 Dps ...... 35 5.5.Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 2 Denpasar ..................................... 35 5.6. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 2 Denpasar ................................ 36 5.7. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 2 Denpasar .................................. 37 5.8. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 2 Dps ....... 38 5.9. Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 3 Denpasar .................................... 38 5.10. TingkatKebisingan di ruang kelas SMAN 3 Denpasar .............................. 39 5.11. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 3 Denpasar ................................ 40 5.12. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 3 Dps ..... 41 5.13. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 4 Denpasar .................................. 42 5.14. TingkatKebisingan di ruang kelas SMAN 4 Denpasar ...............................42 5.15. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 4 Denpasar ................................ 43 5.16. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 4 Dps ..... 44 5.17. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 5 Denpasar .................................. 45 5.18. TingkatKebisingan di ruang kelas SMAN 5 Denpasar .............................. 45 5.19. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 5 Denpasar ................................ 46 5.20. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 5 Dps ..... 47
xvii
5.21. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 6 Denpasar ...................................48 5.22. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 6 Denpasar .............................. 49 5.23. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 6 Denpasar ................................ 50 5.24. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan PencahayaanSMAN 6 Dps ...... 51 5.25. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 7 Denpasar .................................. 51 5.26. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 7 Denpasar .............................. 52 5.27. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 7 Denpasar ............................... 53 5.28. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 7 Dps ..... 54 5.29. TingkatKebisingan di Halaman SMAN 8 Denpasar................................... 55 5.30. Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 8 Denpasar .............................. 55 5.31. Jenis-jenis Tanaman Peneduh di SMAN 8 Denpasar ............................... 56 5.32. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 8 Dps ..... 57 5.33. Rangkuman Tingkat kebisingan SMAN di Kota Denpasar ....................... 58 5.34. Rekapitulasi Hasil Survei Sarana dan Prasarana ........................................ 59 5.35. Hasil Jumlah Skor Survei Sarana dan Prasarana ....................................... 60 5.36. Kategori Tingkat Kenyamanan Lingkungan Belajar ................................ 61
xviii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
3.2. Diagram Alir Konsep Penelitian ................................................................... 20 4.1. Bagan Alir Tahapan Penelitian .................................................................... 22 4.2. Peta Lokasi Penelitian .................................................................................. 23 5.1. Skema Titik Sampel Pengukuran pada ruang kelas ..................................... 29 6.1. Grafik Hasil Pengukuran Kebisingan di semua sekolah .............................. 63 6.2. Grafik Hasil Survei Sarana dan Prasarana di semua sekolah ...................... 65
xix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN I Denpasar ................................. 77 2. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 2 Denpasar...................................84 3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 3 Denpasar ................................. 91 4. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 4 Denpasar ................................. 98 5. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 5 Denpasar................................ 105 6. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 6 Denpasar................................ 112 7. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 7 Denpasar................................ 119 8. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 8 Denpasar................................ 126 9. Peta Lokasi Penelitian.................................................................................... 133 10.Alat-alat Penelitian....................................................................................... 137 11.Foto kondisi kelas SMAN 4 Denpasar.......................................................... 139 12. Foto pintu gerbang SMAN 6 Denpasar........................................................ 140 13. Foto areal parkir sepeda motor SMAN 8 Denpasar..................................... 141 14. Foto halaman dan kebun SMAN 3 Denpasar.............................................. 142 15. Fotorenovasi pager SMAN 6 Denpasar..................................................... 143 16. Fotokaca jendela yang pecah SMAN 6 Denpasar ..................................... 144 17. Foto Suasana cerah pada SMAN 2 Denpasar ............................................. 145 18. Fotovegetasi di SMAN 5 Denpasar.............. ............................................. 146 19.Foto halaman SMAN 2 denpasar yang kurang vegetasi.............................. 147 20. Fotosuasana di ruang kelas dan di luar kelas SMAN 8 Denpasar ...............148 21. Foto ruang kelas SMAN 2 denpasar yang kurang pencahayaan ................. 149
xx
22. Fotokolam ikan dan tong sampah yang tidak terawat ................................ 150 23. Hasil Rekapitulasi Kuesioner SMAN di Kota Denpasar ........................... 151 24. Hasil Pengukuran iklim kerja ruangan kelas ............................................... 155
xxi
xxii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang. Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan dalam berbagai kegiatan
disektor kehidupan seperti pemukiman, transportasi, industri dan berbagai sektor pendukung lainnya merupakan kegiatan yang potensial dapat mengubah kualitas lingkungan. Semakin besar aktivitas perkotaan maka makin besar beban pencemaran udara yang dilepaskan ke atmosfer perkotaan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kenyamanan lingkungan kawasan pendidikan (sekolah) yang berlokasi di kota-kota besar seperti Kota Denpasar. Pemilihan lokasi sekolah pada awalnya didasarkan atas pertimbangan strategis sehingga sekolah berada pada jalur trasportasi utama kota atau dipinggir jalan besar yang menguntungkan bagi sekolah karena lokasi sekolah mudah dicapai oleh siswa. Namun seiring dengan perkembangan kota dan meningkatnya kebutuhan trasportasi, lokasi sekolah dinilai tidak strategis lagi dengan kenyamanan belajar siswa di sekolah (Prawira, 2011). Lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman sangat diperlukan, selain dapat mendukung proses pembelajaran, juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan diharapkan juga dapat membudayakan prilaku hidup bersih dan sehat, tidak hanya pada peserta didik, tetapi diharapkan juga dapat meluas pada keluarga dan masyarakat
sekitar.
Djunaedi
(2003)
dalam
Maknun
J,
dkk
(2010)
mengungkapkan ada dua syarat agar murid dapat mendengarkan pelajaran dengan baik. Pertama, lingkungan yang tidak bising. Bising bisa datang dari lalu
1
2
lintas di jalan, aktivitas di sekitar sekolah, suara dari kelas sebelah, dan bising dari mesin penyejuk udara. Kedua adalah waktu dengung yang rendah. Waktu dengung adalah ukuran yang menunjukkan seberapa cepat suara akan menghilang. Semakin tinggi waktu dengung akan semakin lama suara itu bertahan di dalam ruangan. Belajar tidak dipengaruhi oleh faktor internal saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu kondisi lingkungan sekitarnya. Kebisingan merupakan hal yang mengganggu dalam proses belajar mengajar, pada intensitas yang lama dan tingkat tertentu dapat berbahaya bagi kesehatan. Sumber kebisingan di dalam kelas terjadi karena aktivitas kelas dan pengaruh kebisingan yang terjadi di luar kelas misalnya dari trasportasi, industri, pepohonan dan manusia, sebagai tambahan tetesan hujan di atas atap juga menimbulkan kebisingan menurut Shield and Dockrell (2003). Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Bhinnety, et al. (1994), dalam Suarna, et al. (2012) menyatakan bahwa intensitas bising (bunyi) mempunyai pengaruh yang nyata terhadap memori jangka pendek; semakin tinggi intensitas kebisingan
akan
menurun
memori
jangka
pendek
seseorang,
variasi
intensitasnya antara 30 dB sampai dengan 95 dB. Pengaruh kebisingan terhadap manusia secara fisik tidak saja mengganggu organ pendengaran, tetapi juga dapat menimbulkan gangguan pada organ-organ tubuh lain, seperti penyempitan pembuluh darah dan sistem jantung (Sasongko, et al. 2000). Berdasarkan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Denpasar 2008 menunjukkan bahwa Kota Denpasar telah mengalami penurunan kualitas udara. Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan terus bertambahnya
3
jumlah penduduk membuat kebutuhan akan pembangunan perumahan, gedunggedung perkantoran dan gedung-gedung sekolah semakin meningkat. Secara fisik, kantor ataupun sekolah adalah suatu ruangan atau bagian dari suatu bangunan tempat melaksanakan aktivitas pekerjaan baik itu bekerja ataupun belajar. Tata ruang kantor dan ruang sekolah merupakan salah satu hal penting karena terdapat suatu sistem yang membutuhkan keseimbangan dari tiga aspek yaitu manusia, alat dan lingkungan ruangan. Salah satu faktor kenyamanan proses belajar mengajar ditentukan oleh keadaan lingkungan tempat dimana proses tersebut dilakukan. Temperatur dan kelembaban ruangan belajar dinilai sangat mempengaruhi kelancaran proses tersebut. Temperatur yang terlalu panas atau dingin dan tingkat kelembaban yang tinggi atau rendah dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna ruangan. Hasil yang didapatkan bahwa pada temperatur udara 23o C, pelajar tetap dapat melakukan aktivitas secara optimal berapapun tingkatan kelembaban relatif udaranya, sedangkan untuk temperatur udara 27oC, kelembaban relatif udara yang optimal adalah di bawah 40% (Marsidi dan Kusmindari, 2009) dalam Nainggolan (2013). Tingkat kenyamanan lingkungan belajar di sekolah juga mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, dan nilai-nilai. Lingkungan fisik terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia. Adanya pengelolaan dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai di lingkungan belajar sekolah, akan mempengaruhi tingkat kenyamanan belajar siswa, baik kwalitas maupun kwantitas yang diupayakan secara terus menerus termasuk perawatan dan pemeliharaannya dengan melibatkan semua potensi yang ada di lingkungan
4
belajar sekolah. Berdasarkan hal di atas, maka penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui tingkat kenyamanan siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. 1.2.
Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dirumuskan masalah yaitu :
Bagaimana tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar ditinjau dari tingkat kebisingan, ketersediaan dan pengelolaan sarana prasarana serta persepsi siswa terhadap tingkat kenyamanan lingkungan sekolah ? 1.3.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk :
Mengetahui tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar ditinjau dari tingkat kebisingan, ketersediaan dan pengelolaan sarana prasarana serta persepsi siswa terhadap tingkat kenyamanan lingkungan sekolah ? 1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung
maupun tidak langsung bagi berbagai pihak, antara lain : a.
Dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengkajian lebih lanjut mengenai tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar.
b.
Memberikan saran juga sebagai rekomendasi kepada pihak terkait dalam upaya peningkatan lingkungan belajar sekolah yang nyaman.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lingkungan Sekolah 2.1.1. Pengertian Lingkungan Sekolah Berdasarkan UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilaku, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain. Lingkungan sekolah terdiri dari dua kata yaitu, lingkungan dan sekolah. Menurut Darajat (2008) lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Lingkungan adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak. Kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang. Menurut Anshari (1982), lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak baik berupa benda, peristiwa, maupun kondisi masyarakat, terutama yang dapat memberi pengaruh kuat pada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan berlangsung dan dimana anak bergaul sehari-hari. Oleh karenanya lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang berupa fisik maupun non fisik. Yang mana keduanya sangat berpengaruh terhadap perkembangan
pola tingkah laku dan berfikir seseorang. Sekolah
adalah suatu lembaga yang didirikan untuk proses pembelajaran anak dibawah pengawasan guru dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan serta
5
6
pembentukan moral dan karakter anak agar menjadi individu yang lebih berkualitas. Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan, seperti yang dikemukakan bahwa karena kemajuan zaman keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin maju masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk kedalam proses pembangunan masyarakat itu. Oleh karena itu sekolah sebagai pusat pendidikan mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal yaitu mengembangkan kemampuan meningkatkan mutu kehidupan dan martabat bangsa Indonesia (Ericson, 2013) dalam (Rahmawati, 2014). Lingkungan belajar sekolah adalah seluruh komponen atau bagian yang terdapat di dalam sekolah, yang mana seluruh komponen dan bagian tersebut ikut berpengaruh dan menunjang dalam proses pencapaian tujuan pendidikan yang ada di sekolah. Secara garis besar lingkungan sekolah sangatlah berpengaruh terhadap sebuah proses pembelajaran bagi anak didik, karena bagaimanapun lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan. Pada dasarnya lingkungan mencakup : a. Tempat (lingkungan fisik) ; keadaaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam. b. Kebudayaan (lingkungan budaya) ; dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan c. Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat) ; keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan (Rahmawati, 2014).
7
2.1.2. Ruang Lingkup Lingkungan Sekolah (Hasbullah, 2006) menjelaskan bahwa ruang lingkup sekolah adalah : a. Lingkungan fisik sekolah : bangunan sekolah, sarana dan prasarana sekolah, keadaan geografis di sekitar sekolah. b. Lingkungan budaya sekolah : intrakurikuler dan ekstrakurikuler. c. Lingkungan sosial sekolah : kelompok belajar siswa, ekstrakurikuler dan intrakurikuler, proses belajar mengajar di dalam kelas. 2.1.3. Lingkungan Pekarangan Sekolah yang Nyaman Suasana yang nyaman dan menyenangkan pada umumnya dapat bersumber dari lingkungan fisik sekolah. Lingkungan fisik sekolah yang bersih, sejuk dan asri serta jauh dari kebisingan. Kondisi lingkungan sekolah yang ditata dengan rapi akan membuat suasana menyenangkan dan menggairahkan bagi semua warga sekolah. Lingkungan fisik yang bagus hendaknya di topang dengan lingkungan sosial yang harmonis, sehingga dapat terjalin hubungan komunikasi dan pergaulan yang baik terhadap seluruh siswa. Hasbullah (2006) menyebutkan bahwa dengan kondisi lingkungan fisik yang sehat dan sosial yang baik, sekolah akan menjadi tempat ternyaman kedua setelah di rumah. 2.2. Syarat – Syarat Lingkungan Sekolah yang Sehat Adapun syarat-syarat lingkungan sekolah yang sehat menurut Azizah (2013) : 2.2.1. Lapangan bermain Fasilitas lapangan bermain adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya yang berhubungan dengan
8
ketangkasan dan pendidikan jasmani. Selain itu lapangan bermain juga dapat digunakan untuk kegiatan bermain siswa, kegiatan upacara/apel pagi, dan kegiatan perayaan/pentas seni yang memerlukan tempat yang luas. 2.2.2. Pepohonan rindang Oksigen adalah salah satu pendukung kecerdasan anak. Kadar oksigen yang sedikit pada manusia akan menyebabkan suplai darah ke otak menjadi lambat. Karena itulah dibutuhkan banyaknya pohon rindang di lingkungan pekarangan sekolah dan lingkungan sekitar sekolah. Vegetasi atau komunitas tumbuhan yang tersedia dialam merupakan solusi yang paling menjanjikan untuk mengatasi pencemaran udara. Semua tumbuhan hijau akan mengubah gas CO2 menjadi O2 melalui proses fotosintesis, pemilihan jenis tanaman penghijauan sejogyanya juga mempertimbangkan fungsinya sebagai peneduh yang dapat memperbaiki iklim mikro dan juga dapat berfungsi sebagai barrier/penahan terhadap penyebaran polusi udara dari kendaraan. (Anatari dan Sandra, 2002 dalam Martuti, 2013). 2.2.3. Sistem sanitasi dan sumur resapan air Sistem sanitasi yang bersih maka seluruh warga sekolah akan dapat lebih tenang dalam mengadakan proses belajar mengajar. Selain itu diperlukan juga sistem sumur resapan air untuk mengaliri air hujan agar tidak menjadi genangan air
yang
dapat
menjadikan
kotor
lingkungan
sekolah,
membahayakan apabila didiami oleh jentik-jentik nyamuk.
atau
bahkan
9
2.2.4. Tempat pembuangan sampah Azizah (2013) juga menyebutkan bahwa sampah adalah salah satu musuh utama yang mempengaruhi kemajuan suatu peradaban. Terbukti dari kesadaran penduduk-penduduk di negara maju yang sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan. Caranya adalah dengan menyediakan tempat pembuangan sampah berupa tong-tong sampah dan tempat pengumpulan sampah akhir di sekolah dan memberikan contoh kepada siswa untuk selalu membuang sampah pada tempatnya. 2.2.5. Lingkungan sekitar sekolah yang mendukung. Sekolah yang letaknya berdekatan dengan tempat pembuangan sampah atau sungai yang tercemar sampah sehingga menimbulkan ketidak nyamanan akibat bau-bau tak sedap. Lingkungan sekitar sekolah yang seperti itu akan dapat menyebabkan siswa cenderung tidak nyaman belajar, atau bahkan penurunan kualitas kecerdasan akibat polusi tersebut. 2.2.6. Bangunan sekolah yang kokoh dan sehat. Banyak sekali adanya kasus tentang bangunan sekolah yang roboh di Indonesia. Entah itu karena bangunannya sudah tua, atau pun bangunan baru yang dibangun dengan asal-asalan. Ini juga adalah kewajiban pemerintah untuk mengatasinya. Bangunan sekolah sudah semestinya dibangun dengan kokoh dan memiliki syarat-syarat bangunan yang sehat, seperti ventilasi yang cukup dan luas masing-masing ruang kelas yang ideal.
10
2.3. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ruang terbuka hijau sebagai peneduh yang akan menciptakan kenyamanan karena unsure vegetasi berupa pohon misalnya dapat memodifikasi iklim mikro yaitu penurunan suhu dan peningkatan kelembaban udara (Nussanti dan Elly IS, 2013). Untuk upaya rehabilitasi RTH harus diperhatikan jenis dan keragaman vegetasi yang ditanam disarankan untuk memprioritaskan pohon-pohon yang memiliki daya dukung terhadap pengurangan polusi udara, terdapat lima jenis pohon yang biasa mengurangi polusi udara sekitar 47 – 60%. Pohon dimaksud antara lain adalah pohon felicium (Filicium decipiens) atau kerai payung, mahoni (Swientenia mahagoni), kenari (canarium commune), salam (Syzygium polyanthum), dan anting-anting (Elaeocapus grandiforus), sementara itu jenis tanaman perdu yang baik untuk mengurangi polusi udara adalah puring (Codiaeum variegiatum), werkesiana, nusa indah (mussaenda sp), soka (ixora javanica), dan kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis). Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (2003) dalam Suparwoko dan Firdaus (2007). Tanaman peneduh merupakan tanaman yang ditanam sebagai penghijauan. Tanaman peneduh yang ditanam dipinggir jalan raya selain berfungsi sebagai penyerap unsur kimia, juga berfungsi sebagai peredam suara baik kualitatif maupun kuantitatif (Anatari dan Sandra, 2002 dalam Martuti, 2013). 2.4. Tingkat Kenyamanan Belajar Tingkat kenyamanan belajar merupakan perasaan nyaman yang dirasakan seseorang ketika mengalami proses perubahan tingkah laku individu yang
11
relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2003). Tingkat kenyamanan belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah kondisi termal ruang. 2.4.1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa pengertian atau pengetahuan, keterampilan atau sikap. Belajar merupakan peristiwa yang disengaja atau terjadi secara sadar. Juga disertai dengan tindakantindakan mental, seperti berfikir, berimajinasi, artinya orang yang terlihat pada peristiwa belajar pada akhirnya menyadari bahwa ia telah mempelajari sesuatu. Perubahan tingkah laku yang terjadi merupakan kegiatan yang diperoleh dari kegiatan yang disadari dan sengaja dilakukan. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003). 2.4.2. Definisi Kenyamanan Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Kenyamanan tidak dapat diwakili oleh satu angka tunggal. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang masuk kedalam dirinya melalui keenam indera melalui syarat dan dicerna otak untuk dinilai. Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis, namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau, suhu, dll rangsangan ditangkap
12
sekaligus, lalu diolah oleh otak. Kemudian otak akan memberikan penilaian relative apakah kondisi itu nyaman atau tidak. Ketidaknyamanan disatu faktor dapat ditutupi oleh faktor lain (Satwiko, 2009:21-22) dalam Mavalino, (2013). 2.4.3. Kenyaman Termal Kenyamanan termal adalah suatu kondisi termal yang dirasakan oleh manusia yang dikondusikan oleh lingkungan dan benda-benda disekitar arsitekturnya. Kenyamanan termal dalam suatu ruangan tergantung dari banyak hal termasuk kebudayaan dan adat istiadat manusia masing-masing terhadap suhu, kelembaban, dan iklim. Selain itu bau dan pencemaran udara, radiasi alam dan buatan serta bahan bangunan warna dan pencahayaan ikut mempengaruhi kenyamanan secara fisik maupun fisikologis (Frick, 2008:74) dalam Mavalino (2013). Faktor-faktor alam yang pasti mempengaruhi kenyamanan termal bagi manusia adalah suhu udara, kelembaban udara, dan pergerakan udara. Tiga faktor alam ini biasanya telah tersedia sebagai bagian dari lingkungan hidup seseorang dan sangat mempengaruhi kenyamanan termal bagi dirinya. Tiga faktor dominan tersebut biasanya juga sudah dikondisikan oleh desain ruangan (Frick, 2008: 28). Standar kenyamanan termal dapat diukur dari lima faktor yang terdiri dari tiga faktor lingkungan dan dua faktor manusia, diantaranya: 2.4.3.1. Suhu udara Suhu udara terdiri dari dua macam suhu udara yaitu suhu udara biasa (air tempature) dan suhu radiasi rata-rata/rata-rata suhu permukaan ruang (Mean Radiant Temperature = MRT). Persyaratan Suhu
udara mengacu pada
13
Kepmenkes RI Nomor : 1405/MENKES/SK/X/2002, Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran yaitu suhu 18-28 0C. Suhu udara diukur dengan thermometer bola kering yang diletakkan 120 cm di atas permukaan tanah. MRT adalah radiasi rata-rata dari permukaan-permukaan bidang yang mengelilingi seseorang hingga 66% (Frick, 2008:47) dalam Mavalino (2013). 2.4.3.2. Kecepatan Angin (Pergerakan Udara) Angin adalah udara yang bergerak karena adanya gaya yang diakibatkan oleh perbedaan tekanan dan perbedaan suhu (Satwiko, 2009:5) dalam Mavalino (2013). Angin pada daerah iklim tropis lembab cenderung minim; biasanya berhembus agak kuat di siang hari atau pada musim pancaroba. Kenyamanan di daerah tropis lembab hanya dapat dicapai dengan bantuan aliran angin yang cukup pada tubuh manusia. Pergerakan udara adalah aspek yang penting untuk kenyamanan termal terlebih daerah panas, seperti halnya di daerah tropis. Di daerah dingin pergerakan udara tidak terlalu terpengaruh karena biasanya jendela-jendela ditutup untuk mencegah masuknya angin yang dingin. Pergerakan udara atau angin yang menyapu permukaan kulit mempercepat pelepasan panas secara konveksi. Bila permukaan kulit basah, maka penguapan yang terjadi mengakibatkan pelepasan panas yang lebih besar (Frick, 2008:48). Gerakan udara tidak dapat mencegah terjadinya radiasi dari lapisan luar kelapisan dalam tetapi dapat menyaluran panas yang terbentuk di dalam ruang kosong tersebut. Kecepatan angin dapat diukur dengan anemometer.
14
2.4.3.3. Kelembaban Udara Kelembaban udara adalah kandungan uap air dalam udara. Biasanya kelembaban udara menjadi penting saat suhu udara mendekati atau melampaui ambang batas daerah kenyamanan termal dan kelembaban udara mencapai lebih dari 70% atau kurang dari 40% (Mangunwijaya, 1997:144). Kelembaban udara yang tinggi mengakibatkan sulit terjadinya penguapan dipermukaan kulit sehingga mekanisme pelepasan panas bisa terganggu. Dalam pergerakan seperti itu pergerakan udara akan sangat membantu penguapan. Kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan termal sehingga harus diimbangi dengan kecepatan angin yang cukup dan menerus. Persyaratan Kelembaban
udara
mengacu
pada
Kepmenkes
RI
Nomor
:
1405/MENKES/SK/X/2002, Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran yaitu 40 % -60 %. Kelembaban udara dapat diukur langsung dengan hygrometer. 2.4.3.4. Aktivitas Manusia Aktivitas manusia menimbulkan energi atau panas tertentu dalam tubuh yang bersangkutan. Makin tinggi aktivitas seseorang, makin besar pula kecepatan metabolisme di dalam tubuhnya sehingga makin besar energi atau panas yang dihasilkan. 2.4.3.5. Pakaian Faktor pilihan yang lazim dan mudah diterapkan untuk mencapai kenyamanan termal adalah cara berpakaian. Manusia bisa memilih dan menentukan jenis pakaian yang dkenakan demi mencapai kenyamanan termal bagi dirinya (Mavalino, 2013).
15
2.4.4. Pencahayaan Pencahayaan ruang sekolah terutama kelas, laboratorium dan perpustakaan harus mempunyai intensitas yang cukup dan merata sesuai dengan fungsinya. Persyaratan Pencahayaan di ruangan mengacu pada Kepmenkes RI Nomor : 1405/MENKES/SK/X/2002, Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran yaitu intensitas di ruang kerja minimal 100 lux. 2.5. Pengertian kebisingan Kebisingan adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu bunyi yang intensitasnya tidak diinginkan, termasuk bunyi yang merupakan hasil samping dari kegiatan-kegiatan lain seperti kegiatan industri dan transportasi. Bunyi yang dianggap mengganggu, termasuk kegiatan bercakap-cakap dan music yang tidak dikehendaki oleh pendengar (Wilson, 1989) dalam (Warastuthi, 2003). Berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan, termasuk ternak, satwa, dan sistem alam. 2.5.1. Jenis-jenis Kebisingan Bising pada umumnya merupakan bunyi yang terdiri dari sejumlah frekwensi dengan tingkat bunyi yang berbeda-beda, yang dinyatakan dalam besaran dB (desibel). Jenis-jenis kebisingan menurut (Siswanto, 1991 dalam Irawan F, 2012), dibedakan atas :
16
1. Kebisingan kontinyu (steady state noise) adalah kebisingan yang fluktuasi intensitasnya tidak lebih dari 6 dB contohnya adalah suara yang ditimbulkan oleh kompresor, kipas angin, suara mesin-mesin gergaji sirkuler dan suara yang ditimbulkan oleh katup gas. 2. Impulsif Noise
adalah kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk
mencapai puncaknya (peak intensity) tidak lebih dari 35 milidetik dan waktu yang dibutuhkan untuk penurunan intensitas sampai 20 dB dibawah puncaknya tidak lebih dari 500 milidetik. Contohnya adalah suara tembakan meriam. 3. Intermittent Noise adalah kebisingan dimana suara mengeras kemudian melemah secara perlahan-lahan, Contohnya kebisingan yang ditimbulkan oleh lalu lintas pesawat udara yang tinggal landas. 2.5.2. Baku Mutu Tingkat Kebisingan Provinsi Bali Baku mutu kebisingan yang berlaku di Provinsi Bali mengacu pada Keputusan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. Baku mutu tingkat kebisingan Provinsi Bali telah ditentukan bahwa ambang batas tingkat kebisingan untuk Lingkungan kegiatan pendidikan (sekolah dan sejenisnya) adalah sebesar 55 dB pada Tabel 2.1.
17
Tabel 2.1 Baku Mutu Tingkat Kebisingan Provinsi Bali. Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan
Tingkat Kebisingan (dB)
A
Peruntukan Kawasan
1
Perumahan dan Pemukiman
55
2
Perdagangan dan Jasa
70
3
Perkantoran dan Perdagangan
65
4
Ruang Terbuka Hijau
55
5
Industri
70
6
Pemerintahan dan Fasilitas Umum
60
7
Rekreasi
70
8
Khusus : - Pelabuhan Laut
70
- Cagar Budaya
60
- Bandar Udara*)
75-75 WECPNL
B
Lingkungan Kegiatan
1
Rumah Sakit atau Sejenisnya
55
2
Sekolah atau Sejenisnya**)
55
3
Tempat Ibadah dan Sejenisnya
55
Sumber : Peraturan Gubernur Bali No : 8 Tahun 2007. Keterangan : *) = disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan. dB = decibel. WECPNL = Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level. **) Khusus Sekolah, Tingkat kebisingannya sebagai berikut: Sampai 55 dB (tidak bising), diatas 55 dB (bising).
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Berpikir Dengan semakin berkembangnya aktivitas masyarakat perkotaan di sektor kehidupan seperti makin bertambahnya pemukiman, padatnya trasportasi, dan berbagai kegiatan industri yang sangat potensial dapat mengubah kualitas lingkungan. Kota Denpasar merupakan kota yang telah mengalami penurunan kualitas udara dimana penyebab utamanya adalah kegiatan transportasi. Hal ini juga berpengaruh terhadap kawasan sekolah yang ada di Kota Denpasar. Hasil pemantauan kebisingan oleh Suarna, et al. (2012). Kawasan pendidikan sekolah yang berlokasi di tempat-tempat strategis di Kota Denpasar yaitu di SMA Negeri 1 Denpasar tingkat kebisingan sudah melebihi baku mutu lingkungan yaitu 59,69 dB sedangkan baku mutu peruntukan kawasan sekolah adalah 55 dB. Hal tersebut mengakibatkan kebisingan dan pencemaran udara semakin memprihatinkan. Kawasan sekolah memerlukan lingkungan yang tenang dan nyaman jauh dari kebisingan dan pencemaran udara, serta adanya pengelolaan dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang ramah lingkungan, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Pada kenyataannya untuk daerah di Kota Denpasar sulit untuk mendapatkan lokasi sekolah yang tenang, karena di perkotaan yang padat lalu lintasnya kebisingan bukan merupakan masalah baru lagi. Kebisingan merupakan hal yang mengganggu dalam proses belajar mengajar, pada intensitas yang lama dan tingkat tertentu dapat berbahaya bagi kesehatan. Earthman (2004) dalam Metawati (2013), menyatakan bahwa
18
19
kebisingan suatu kelas pasti mengganggu proses belajar. Hal ini akan menimbulkan kesulitan bagi siswa untuk mencerna informasi yang diperoleh. Selanjutnya dikatakan pula bahwa belajar dalam lingkungan bising akan lebih sulit bagi siswa untuk fokus dalam belajar. Adanya ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai dan ramah lingkungan, dapat mendukung lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman. Selain dapat mendukung proses pembelajaran, juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan diharapkan juga dapat membudayakan prilaku hidup bersih dan sehat, tidak hanya pada peserta didik, tetapi diharapkan juga dapat meluas pada keluarga dan masyarakat sekitar. Dengan melakukan penelitian ini akan dapat diketahui tingkat kenyamanan lingkungan belajar siswa SMA Negeri di Kota Denpasar dengan mengukur tingkat kebisingan, dan ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan.
20
3.2. Kerangka Konsep Penelitian Tingkat Kenyamanan Lingkungan Belajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar.
Kebisingan
Transportasi
Aktivitas sekolah
- Volume kendaraan . - Kegiatan yang dilakukan di dalam sekolah.
Sarana dan prasarana sekolah
Ketersediaan
Pengelolaan
-
Tempat sampah. Keleluasaan ruang kelas. Kebersihan toilet Ketersediaan RTH Temperatur dan kelembaban ruang kelas - Pencahayaan - Kantin sekolah
Gambar 3.2 Diagram Alir Kerangka Konsep Penelitian. Gambar 3.2 dijelaskan bahwa tingkat kenyamanan SMAN di Kota Denpasar semakin tidak nyaman
lingkungan belajar
karena meningkatnya
kebisingan dan Ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana sekolah
21
yang kurang optimal. Semakin dekat sekolah dengan sumber bising dan sarana prasarana yang kurang mendukung maka akan menurunkan tingkat kenyamanan lingkungan belajar. Managemen sekolah yang kurang baik seperti penataan ruang kelas, ruang terbuka hijau yang sempit, toilet yang kotor dan jumlah yang kurang mencukupi dengan jumlah siswa, pengelolaan sampah yang kurang baik, akan mengakibatkan ketidaknyamanan lingkungan belajar di sekolah. 3.3. Hipotesis Penelitian Tingkat kenyamanan lingkungan belajar SMA Negeri di Kota Denpasar semakin menurun dengan meningkatnya kebisingan dan belum optimalnya ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana lingkungan belajar yang ramah lingkungan.
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian dengan metode kuantitatif deskriptif dengan rancangan tahapan penelitian pada Gambar 4.1. Persiapan
Penyediaan alat dan bahan Penelitian
Lokasi Penelitian di Delapan Lingkungan Belajar SMAN di Kota Denpasar.
Pengamatan
Survei dan Kuisioner
Pengukuran Kebisingan
Baku Mutu yang berlaku
Pengumpulan data, analisis dan Pembahasan
Simpulan dan Saran Gambar 4.1 Bagan Alir Tahapan Penelitian.
22
Ketersediaan /Pengelolaan sarana dan prasarana pendukung yang ramah lingkungan
23
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah lingkungan belajar
SMA Negeri di Kota
Denpasar. Waktu penelitian selama tiga bulan dimulai pada bulan Januari 2015 s/d Maret 2015. Adapun lokasi penelitian di delapan SMA Negeri di Kota Denpasar (Gambar 4.2) .
Gambar 4.2 Peta Lokasi Penelitian.
24
4.3. Penentuan Sumber Data 4.3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah lingkungan belajar sekolah dan siswa dari delapan SMAN di Kota Denpasar yang merasakan dampak langsung dari tingkat kenyamann lingkungan belajar. Adapun alamat Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar sebagai berikut : 1.
SMA Negeri 1 Denpasar dengan alamat Jl. Kamboja No.4 Denpasar.
2.
SMA Negeri 2 Denpasar dengan alamat Jl. Jend. Sudirman Denpasar.
3.
SMA Negeri 3 Denpsar dengan alamat Jl. Nusa Indah No.20 X Denpasar.
4.
SMA Negeri 4 Denpasar dengan alamat Jl. Gn Rinjani Monang-Maning Denpasar.
5.
SMA Negeri 5 Denpasar dengan alamat Jl. Sanitasi No.2 Sidakarya Denpasar.
6.
SMA Negeri 6 Denpsar dengan alamat Jl. Tukad Nyali Sanur Denpasar.
7.
SMA Negeri 7 Denpasar dengan alamat Jl. Kamboja No.9 Denpasar.
8.
SMA Negeri 8 Denpasar dengan alamat Jl. DAM Peraupan Penguyangan Denpasar. Sampel penelitian untuk setiap sekolah akan diambil setiap hari jam
sekolah yaitu pada hari senin, selasa, rabu, kamis, jumat dan sabtu sebanyak sembilan kali sampel kebisingan dengan alat pengukur tingkat kebisingan dan survei ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana pendukung yang ramah lingkungan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
25
Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura, Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan Di Sekolah Direktorat Jenderal, PPM & PL DEP.KES RI,
2004
dan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
:1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, Lampiran 1. Dilakukan juga pembagian kuesioner kepada para siswa dan guru di setiap sekolah sebanyak 35 kuesioner. 4.3.2. Sumber Data 4.3.2.1. Data Primer Pelaksanaan pengambilan data akan dilakukan di delapan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar, terhadap tingkat kebisingan, survei sarana dan prasarana serta membagikan kuisioner mengenai ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana pendukung yang ramah lingkungan. 4.3.2.2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari setiap sekolah meliputi: denah sekolah, keadaan eksisting sekolah, jumlah siswa, guru dan pegawai. Hasil-hasil penelitian terdahulu serta sumber - sumber lain yang berhubungan dengan topik penelitian baik berupa peta, buku buku, jurnal, dari internet dan lain lain.
26
4.4. Variabel Penelitian. 1. Kebisingan lingkungan belajar sekolah. 2. Ketersediaan serta pengelolaan
sarana dan prasarana lingkungan belajar
sekolah. 4.5. Alat dan Bahan Penelitian : 1.
Jam dan Stop Watch, untuk mengetahui waktu
2.
Sound Level Meter sebagai alat pengukur tingkat kebisingan
3.
Lux meter sebagai alat pengukuran pencahayaan
4.
Calor Stress Monitor sebagai alat pengukur suhu dan kelembaban
5.
GPS sebagai alat untuk menentukan titik sampel penelitian
6.
Meteran, sebagai alat ukur panjang dan jarak
7.
Alat tulis dan papan clipboard
8.
Kamera digital, untuk mendokumentasikan pelaksanaan penelitian
9.
Komputer untuk kompilasi dan analisis data
10. Lembar Kuisioner yang berfungsi sebagai daftar pertanyaan yang harus dijawab dan diisi oleh siswa dan guru yang ada di sekolah tersebut 11. Lembar survei sarana dan prasarana SMA Negeri di Kota Denpasar sebagai alat pencatatan hasil pengukuran dan pengamatan. 4.6. Instrumen Penelitian Sebelum melakukan pengumpulan data primer maka terlebih dahulu dilakukan survei pendahuluan. Hal ini bertujuan agar dalam pengambilan data primer lebih akurat serta pengolahan dan analisis data tidak mengalami kesulitan.
27
Adapun pengumpulan data yang dibutuhkan pada setiap sekolah adalah melakukan pengukuran pada hari senin sampai sabtu di sembilan titik sampel tingkat kebisingan dan melakukan survei serta membagikan kuesioner kepada siswa dan guru
antara lain :
1) Satu orang mengukur tingkat kebisingan dengan Sound Level Meter sebanyak sembilan titik sampel yaitu tiga titik sampel diambil di halaman sekolah pada waktu siswa datang sekolah, waktu instirahat siswa dan waktu pulang sekolah dalam satu hari dan enam titik sampel lagi diambil di ruang kelas pada waktu
siswa menerima pelajaran atau jam pelajaran
menyesuaikan pada sekolah masing-masing. 2) Satu orang melakukan pembagian kuesioner sebanyak 35 lembar kuesioner di setiap sekolah antara lain : 10 lembar untuk kelas X, 10 lembar untuk kelas XI, 10 lembar untuk kelas XII dan lima lembar lagi untuk guru dan pegawai sekolah. 3) Satu orang melakukan observasi dibantu dua orang lagi untuk melakukan survei langsung terhadap kondisi fisik lingkungan belajar sekitar sekolah dan ketersediaan serta pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan pada setiap sekolah. 4.7. Prosedur Penelitian Prosedur Penelitian meliputi beberapa tahapan : 4.7.1. Observasi kawasan lingkungan belajar Prosedur penelitian yang pertama dilakukan adalah observasi awal ke delapan SMA Negeri yang ada di Kota Denpasar. Menentukan titik sampel
28
untuk melakukan pengukuran kebisingan, menentukan survei terhadap lingkungan sekolah dan ruang kelas yang akan menjadi sampel dan membagikan kuesioner di setiap sekolah antara lain : 4.7.2. Pengukuran tingkat kenyamanan lingkungan belajar sekolah dengan mengukur : 4.7.2.1. Tingkat kebisingan Pengukuran tingkat kebisingan di masing-masing sekolah
dengan
mengambil sembilan titik sampel antara lain : 1.
Pukul : 07.00 Wita (sesuai jadwal sekolah) saat siswa datang ke sekolah.
2.
Pukul 09.00 Wita (sesuai jadwal sekolah) saat siswa menerima pelajaran di ruang kelas. Observasi yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran menentukan kelas yang menjadi titik sampel pengukuran, ada enam kelas yang akan menjadi sampel yaitu kelas yang diperkirakan sangat nyaman, nyaman dan tidak nyaman, kelas tersebut ditentukan oleh murid kelas XII di sekolah masing-masing dan tiga kelas lagi yaitu kelas X, Kelas XI dan kelas XII. Berdasarkan observasi diperoleh enam kelas yang menjadi lokasi pengukuran kebisingan di ruang kelas yaitu : kelas X menjadi kelas A, kelas XI menjadi kelas B dan kelas XII menjadi kelas C, kelas sangat nyaman menjadi kelas D, kelas nyaman menjadi kelas E, dan kelas tidak nyaman menjadi kelas F.
3.
Pukul 10.30 Wita (sesuai jadwal sekolah) saat siswa istirahat.
4.
Pukul 13.30 Wita (sesuai jadwal sekolah) saat siswa pulang sekolah dan pengambilan sampel dilakukan di halaman sekolah dengan menggunakan alat Sound Level Meter.
29
Pengukuran yang dilakukan di ruang kelas setiap SMAN di Kota Denpasar diambil seperti Gambar 5.1.
Keterangan : : Titik sampel Pengukuran kebisingan
Gambar 5.1. Skema titik sampel pengukuran di ruang kelas.
4.7.2.2. Survei Ketersediaan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendukung yang Ramah Lingkungan. Pengukuran suhu dan kelembaban menggunakan alat Calor Stress Monitor serta mengukur pencahayaan dengan menggunakan Lux Meter juga melakukan survei langsung ke lokasi mengenai kondisi lingkungan fisik setiap sekolah dengan membawa lembar survei
dan memberikan nilai skor
berdasarkan
kriteria yang mengacu pada : 1.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.
30
2.
Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan Di Sekolah Direktorat Jenderal, PPM & PL DEP.KES RI, 2004.
3.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, Lampiran 1.
Adapun sarana dan prasarana yang di survei antara lain : 1. Sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah seperti : air bersih, sampah (penyediaan tempat sampah terpisah), toilet dan ruang kelas (luas, temperatur, suhu, kelembaban dan pencahayaan kelas). 2. Sarana prasarana pendukung pembelajaran lingkungan hidup di sekolah seperti : ruang terbuka hijau (RTH), pemanfaatan dan pengolahan air, taman/kebun sekolah, tanaman peneduh dan kantin sekolah. Sebanyak 35 lembar kuesioner dibagikan kepada siswa dan guru untuk mengetahui persepsi siswa terhadap lingkungan belajarnya. 4.8. Analisis Data Adapun analisis data yang dilakukan antara lain : 1) Mengumpulkan hasil pengukuran Kebisingan, hasil survei sarana dan prasarana sekolah serta kuesioner. 2) Membandingkan hasil pengukuran kebisingan dengan baku mutu yang mengacu pada Peraturan Gubernur Bali nomor : 8 Tahun 2007. 3) Survei yang dilakukan secara langsung (mengukur, mencatat, memantau di lokasi) akan dianalisa dan disesuaikan dengan kriteria yang mengacu pada (Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013
31
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura, Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan Di Sekolah, Direktorat Jenderal, PPM & PL DEP.KES RI, dan Keputusan Menteri
Kesehatan
RI Nomor
:1405/MENKES/SK/XI/2002
tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, Lampiran 1 dan hasil kuesioner yang berjumlah 280 (35x8) di persentasekan di tiap sekolah sebagai persepsi siswa dan pendukung dari survei yang dilakukan. 4). Setelah semua hasil diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk menggambarkan hasil pengukuran dari masing-masing sekolah menegah atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar, dianalisis menggunakan metode deskriptif untuk mencari jawaban permasalahan dari penelitian.
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei di SMAN 1 Denpasar 5.1.1.
Hasil pengukuran kebisingan di halaman SMAN 1 Denpasar.
Pada hari rabu, tanggal 21 Januari 2015 dilakukan pengukuran per-5 detik dalam satu menit. Jarak dari pintu masuk ke titik
sampel adalah 15 m.
Pengukuran dilakukan pada saat siswa datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul 13.30 – 13.45 pada titik koordinat S=08042’16,3”, E=115013’14,0” dan pukul 09.40-09.55 wita, di halaman sekolah pada koordinat S=08042’18,3”, E=115013’14,1” saat siswa istirahat (Tabel 5.1) . Tabel 5.1 Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 1 Denpasar Kegiatan Siswa Datang Siswa Istirahat Siswa pulang
Waktu 06.45 - 07.00 wita 09.40 - 09.55 Wita 13.30 - 13.45 Wita
Terendah dB 67,1 67,4 67,6
Tertinggi dB 73,4 73,4 73,2 Rata-rata :
Rata-rata dB 70,4 70,1 70,7 70,4
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa kondisi kebisingan antara siswa datang, istirahat dan pulang sekolah masih dalam kisaran nilai yang sama.
5.1.2. Hasil pengukuran kebisingan di ruang kelas SMAN 1 Denpasar. Pada hari rabu, tanggal 21 Januari 2015 dengan menggunakan alat Sound Level Meter yang disimpan dititik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit, sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas seperti Tabel 5.2.
32
33
Tabel 5.2 Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 1 Denpasar Titik Sampel 1
2
3
4
Ratarata (dB)
08.58 - 09.12 Wita
58, 0
58,4
64,3
68,6
62,4
B
10.20 - 10.35 Wita
57,4
57,6
58,9
60,7
58,7
3
C
08.38 - 08.53 Wita
61,5
62,3
62,0
63,5
62,5
4
D
08.01 - 08.16 Wita
57,8
58,5
57,7
57,0
57,8
5
E
10.00 - 10 15 Wita
58,6
57,4
57,8
59,3
58,3
6
F
09.20 - 09.35 Wita
59,3
60,2
64,1
64,7
62,1
N o
Kelas
1
A
2
Waktu
Rata-rata :
60,3
Keterangan : A= kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII,D = kelas sangat nyaman; E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman. Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa pengukuran kebisingan di semua ruang kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB, yang artinya tidak memenuhi standar. Hasil pengukuran di atas memperlihatkan kebisingan terendah ratarata pada kelas yang sangat nyaman yaitu 57.8 dB, dimana kelas berada di lantai dua pojok utara sekolah dan yang paling tinggi yaitu pada kelas C yaitu 62.5 dB, kelas berada di dekat tembok Sekolah Perguruan Saraswati Denpasar yang ramai dan padat lalulintas. 5.1.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 1 Denpasar. Luas lahan SMA Negeri 1 Denpasar 16.219 m2 dimana luas bangunan 6.096 m2, luas kebun/halaman dan parkir 6.843 m2, lapangan olah raga 3.280 m2 dengan jumlah ruang kelas 24 kelas, jumlah toilet/wc 34 toilet dan jumlah tempat sampah 48 buah. SMAN 1 Denpasar mempunyai tenaga tukang kebun
34
empat orang dan tenaga cleaning service sebanyak lima orang. Pengelolaan sampah sekolah di lakukan dari tempat sampah kelas masing-masing sebanyak dua buah untuk organik dan non organik yang sampahnya di angkut setiap hari ke TPS. Untuk sampah organik tidak diolah menjadi kompos tetapi dibuang ke TPA maksimal 1 x 24 jam. Lingkungan SMA Negeri 1 Denpasar rindang dan bersih serta asri dan terdapat pohon peneduh seperti terlihat dalam Tabel 5.3. Tabel 5.3 Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 1 Denpasar No
Nama lokal
Nama latin
1
Cempaka
Michelia alba
2
Cemara
Casuarina
3
Mangga
Mangifera indica
4
Palem putri
Veitchia merillii
5
Palem botol
Revaogehaganii
6
Beringin
Ficus benyamina
7
Kamboja
Plumeria obtusa
8
Kelapa gading
Cocos nucifera
9
Akasia
Acacia auriculiformis
10
Tanjung
Mimusops elengi
11
Kelapa Sawit
Elaeis guineensis
12
Dadap merah
Ertyhrina cristagalli
13
Glodokan
Polyalthia longifolia
Pengukuran dengan menggunakan alat calor stress monitor di tiga kelas diperoleh hasil rata-rata untuk suhu dan kelembaban serta dengan mengunakan alat Lux meter diperoleh hasil pengukuran pencahayaan dalam Tabel 5.4.
35
Tabel 5.4 Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan di SMAN 1 Denpasar Hari/tgl/ pukul
Suhu
Kelembaban Pencahayaan
Keterangan
( rata-rata) Senin, 2 maret 2015 pukul : 10.00 10.30 wita
27,00°C
71,38%
277,1 lux
Di ruang kelas menggunakan kipas angin 2 (dua) buah dan bola lampu, tetapi pada saat pengukuran bola lampu tidak dihidupkan.
5.2. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei di SMAN 2 Denpasar 5.2.1.
Hasil pengukuran kebisingan di halaman SMAN 2 Denpasar.
Pada hari selasa, tanggal 13 Januari 2015 dengan menggunakan alat Sound Level Meter yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit, dimana jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 20 m, yaitu pada saat siswa datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul 13.30 – 13.45 wita di titik koordinat S=08040’37,2”, E=115013’04,1” dan pukul 10.10-10.25 wita pada koordinat S=08040’37,8”, E=115013’07,9” saat siswa istirahat, dihasilkan angka-angka pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 2 Denpasar Kegiatan Siswa Datang Siswa Istirahat Siswa pulang
Terendah dB 06.45 - 07.00 wita 67,8 10.10 - 10.25 wita 68,2 13.30 - 13.45 Wita 68,4 Waktu
Tertinggi dB 78,5 75,3 78,5 Rata-rata :
Rata-rata dB 67,2 71,4 72,1 70,2
36
5.2.2.
Pengukuran kebisingan di ruang kelas SMAN 2 Denpasar.
Pada hari selasa, tanggal 13 Januari 2015 dengan menggunakan alat Sound Level Meter dengan mengukur enam sampel kelas yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit seperti Tabel 5.6. Tabel 5.6 Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 2 Denpasar Titik Sampel 1
2
3
4
Ratarata (dB)
14.00 - 14.15 Wita
58,9
60,7
58,9
58,9
59,4
B
07.24 - 07.34 Wita
64,2
67,2
70,1
70,2
67,9
3
C
09.12 - 09.27 Wita
61,7
66,3
62,6
66,3
64,2
4
D
08.46 - 08.60 Wita
56,3
55,2
57,2
56,1
56,2
5
E
10.30 - 10.45 Wita
58,0
58,6
58,8
59,4
58,7
6
F
07.41 - 07.58 Wita
60,3
64,0
59,6
64,5
62,1
No
Kelas
Waktu
1
A
2
Rata-rata :
61,4
Keterangan :A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman; E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.
Tabel 5.6 di atas memperlihatkan bahwa pengukuran kebisingan di ruang kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB, sekitar 100% di kelas ini tidak memenuhi standar. Hasil pengukuran di atas menunjukkan kebisingan terendah rata-rata 56,2 dB pada kelas yang sangat nyaman, dimana kelas berada di selatan sekolah dan di depannya terdapat pohon akasia yang rindang, dan yang paling bising yaitu 67,9 dB pada kelas B yang berada di pojok kanan sekolah dekat tembok yang menghubungkan ke Jl. Waturenggong.
37
5.2.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 2 Denpasar. SMA Negeri 2 Denpasar mempunyai luas lahan 7.960 m2, bangunan 3.065 m2, halaman/kebun/parkir 4.894 m2, dengan jumlah ruang kelas
33 kelas,
jumlah toilet/wc 11 ruang dan jumlah tempat sampah 75 buah. SMA Negeri 2 Denpasar mempunyai tukang kebun satu orang, dengan luas halaman untuk kebun dan parkir dibersihkan oleh satu orang sangat kurang, sehingga pengelolaan kebun dan halaman kurang optimal, banyak terdapat sampah di kolam dan toilet/wc yang kurang bersih sehingga menimbulkan bau yang tidak enak. Untuk membersihkan ruang kelas oleh cleaning service sebanyak lima orang, cukup baik karena dibantu piket kelas yang dilakukan siswa. Lingkungan SMA Negeri 2 Denpasar belum terlihat asri karena ada pembangunan gedung baru tiga lantai di sebelah utaranya, sehingga menimbulkan debu, bising dan lingkungan yang kurang nyaman. Beberapa jenis tanaman peneduh seperti pada Tabel 5.7. Tabel 5.7 Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 2 Denpasar No
Nama lokal
Nama latin
1
Palem kuning
Chrysalidocarpus lutescens
2
Angsana
Pterocarpus indicus
3
Ketapang
Terminalia catapa
4
Palem putri
Veitchia merillii
6
Kamboja
Plumeria obtusa
7
Kelapa Gading
Cocos nucifera
8
Glodokan
Polyalthia longifolia
38
Pengukuran di tiga kelas diperoleh hasil rata-rata untuk suhu, kelembaban dan pencahayaan diperoleh angka-angka (Tabel 5.8). Tabel 5.8 Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 2 Denpasar Hari/tgl/ pukul
Suhu
Kelembaban Pencahayaan Keterangan ( rata-rata)
Jumat, 6 maret 2015 pukul : 08.45 09.25 wita
28,60°C
68,43%
190,4 lux
Di ruang kelas menggunakan kipas angin 2 (dua) buah dan bola lampu, tetapi pada saat pengukuran bola lampu tidak dihidupkan.
5.3. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei di SMA Negeri 3 Denpasar 5.3.1. Hasil pengukuran kebisingan di halaman SMAN 3 Denpasar. Pada hari kamis, tanggal 22 Januari 2015 Pengukuran per-5 detik dalam satu menit. Jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 45 m pada saat siswa datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul 13.30 13.45 wita di titik koordinat S=08039’05,2”, E=115013’28,3” dan pukul 09.3009.45 wita pada koordinat S=08039’02,7”, E=115013’51,0” saat siswa istirahat, dihasilkan angka-angka pada Tabel 5.9. Tabel 5.9 Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 3 Denpasar Kegiatan Siswa Datang Siswa Istirahat Siswa pulang
Terendah dB 06.45 - 07.00 wita 65,8 09.30 - 09.45 Wita 65,3 13.30 - 13.45 Wita 67,2 Waktu
Tertinggi dB 75,1 74,9 73,3 Rata-rata :
Rata-rata dB 70,6 69,8 70,3 70,2
39
5.3.2. Hasil pengukuran kebisingan di ruang kelas SMAN 3 Denpasar. Pada hari kamis, tanggal 22 Januari 2015 mengukur enam kelas sebagai sampel yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit, sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas dengan menggunakan alat Sound Level Meter seperti Tabel 5.10. Tabel 5.10 Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 3 Denpasar Titik Sampel 1
2
3
4
Ratarata (dB)
10.10 - 10.24 Wita
56,3
58,1
58,3
58,7
57,9
B
08.13 - 08.28 Wita
55,3
57,0
57,6
56,5
56,6
3
C
08.30 - 08.45 Wita
60,1
59,6
57,8
57,1
58,7
4
D
07.57 - 08.00 Wita
55,1
54,5
56,3
57,8
55,9
5 6
E
08.47 - 09.01 Wita
59,6
62,7
57,8
56,8
59,2
F
07.40 - 07.55 Wita
56,9
56,9
60,5
58,4
58,2
No
Kelas
Waktu
1
A
2
Rata-rata :
57,8
Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman; E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman. Tabel 5.10 di atas memperlihatkan bahwa pengukuran kebisingan di luar ruang kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB. Hasil pengukuran di atas menunjukkan rata-rata 57,8 dB. Kelas yang dianggap sangat nyaman oleh siswa dengan kebisingan 55,9 dB, karena kelas berada di belakang/dibarat sekolah dan jarang dilalui siswa, dan kebisingan tertinggi ada di kelas C yaitu 58,7 dB, dimana kelas dekat dengan gedung pertemuan dan sering dilalui siswa olahraga.
40
5.3.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 3 Denpasar. SMA Negeri 3 Denpasar dengan luas lahan : 9.541 m2, bangunan 3.137 m2, halaman/kebun/parkir 5.168 m2, lapangan olahraga : 1.236 m2, dengan jumlah ruang kelas 22 kelas, jumlah toilet/wc 22 toilet dan jumlah tempat sampah 32 buah. SMA Negeri 3 Denpasar mempunyai tukang kebun dan cleaning service sebanyak 10 orang. Pengolahan sampah sekolah sangat baik karena pemilahan sampah dilakukan mulai dari tempat sampah yang terpisah, dimana sampah organik di olah menjadi kompos dan dimanfaatkan kembali untuk kesuburan tanaman. Lingkungan SMA Negeri 3 Denpasar terlihat rindang, bersih dan asri karena banyak tanaman peneduh seperti (Tabel 5.11). Tabel 5.11 Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 3 Denpasar No
Nama lokal
Nama latin
1
Cempaka
Michelia alba
2
Cemara
Casuarina
3
Mangga
Mangifera indica
4
Palem putri
Veitchia merillii
5
Palem botol
Revaogehaganii
6
Palem kuning
Chrysalidocarpus lutescens
7
Tanjung
Mimusops elengi
8
Rambutan
Nephellium lappacium
9
Beringin
Ficus benyamina
10
Kamboja
Plumeria obtusa
11
Kelapa sawit
Elaeis guineensis
12
Kelapa Gading
Cocos nucifera
13
Ketapang
Terminalia catapa
41
14
Jeruk Bali
Citrus x paradisi
15
Dadap merah
Ertythrina cristagalli
16
Glodokan
Polyalthia Longifolia
Hasil pengukuran di tiga kelas diperoleh hasil rata-rata untuk suhu adalah 26,96°C dan kelembaban 79,84%. Sedangkan pencahayaannya
468,2 lux,
seperti Tabel 5.12. Tabel 5.12 Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 3 Denpasar Hari/tgl/ Suhu Kelembaban Pencahayaan Keterangan pukul ( rata-rata) Di ruang kelas menggunakan kipas Selasa, 3 angin 2 (dua) buah dan maret 2015 26,96° pukul : 79,84% 318,2 lux bola lampu, tetapi pada C 08.30 saat pengukuran bola 09.00 wita lampu tidak dihidupkan.
5.4. Hasil pengukuran kebisingan dan Survei di SMA Negeri 4 Denpasar 5.4.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di halaman SMAN 4 Denpasar. Pada hari rabu, tanggal 14 Januari 2015 pengukuran per-5 detik dalam satu menit. Jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 25 m, pada saat siswa datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul 17.45 - 16.00 wita pada titik koordinat S=08039’51,2”, E=115011’56,9” dan pukul 09.30-09.45 wita pada koordinat S=08039’51,9”, E=115011’57,9” saat siswa istirahat ( Tabel 5.13) :
42
Tabel 5.13 Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 4 Denpasar Terendah Tertinggi Kegiatan Waktu dB dB Siswa Datang 06.45 - 07.00 wita 65,4 77,7 Siswa Istirahat 09.30 - 09.45 Wita 67,3 74,2 Siswa pulang 17.45 - 16.00 wita 65,7 75,1
Rata-rata dB 73,8 70,5 69,5 71,3
Rata-rata :
5.4.2. Hasil Pengukuran Kebisingan di luar ruang kelas SMAN 4 Denpasar. Pada hari rabu, tanggal 14 Januari 2015 dengan menggunakan alat Sound Level Meter sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit, seperti Tabel 5.14. Tabel 5.14 Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 4 Denpasar Titik Sampel No
Kelas
1
2
3
4
Ratarata (dB)
Waktu
1
A
07.26 - 07.45 Wita
55,9
55,8
53,9
55,0
55,2
2
B
08.01 - 08.16 Wita
58,2
55,5
61,3
62,2
59,3
3
C
08.31 - 08.46 Wita
61,5
62,4
61,5
59,6
58,9
Rata-rata :
57,7
Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII. Tabel 5.14 di atas memperlihatkan bahwa pengukuran kebisingan di ruang kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB, sekitar 100% di kelas ini tidak memenuhi standar. Hasil pengukuran di atas menunjukkan rata-rata (dB) yaitu 57,7. Pada
43
SMA Negeri 4 Denpasar pengambilan sampel dilakukan pada tiga kelas saja karena menurut siswa -siswa SMA Negeri 4 Denpasar seluruh ruang kelas nyaman dan tidak bising karena setiap ruang kelas menggunakan dua buah AC dengan kekuatan 1PK. 5.4.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 4 Denpasar. SMA Negeri 4 Denpasar berada di kawasan yang padat lalulintas karena di depan sekolah terdapat warung makan, mini market juga di sebelah kiri sekolah terdapat lapangan basket dan di sebelah lapangan basket terdapat SMP Negeri 7 Denpasar. Luas lahan : 8.200 m2, bangunan 4.250 m2, halaman/kebun 2,620 m2, lapangan olahraga : 630 m2, dengan jumlah ruang kelas
28 kelas, jumlah
toilet/wc 20 toilet dan jumlah tempat sampah 56 buah. SMA Negeri 4 Denpasar mempunyai tukang kebun tiga orang dan cleaning service sebanyak tiga orang. Ada beberapa tanaman peneduh antara lain pada Tabel 5.15. Tabel 5.15 Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 4 Denpasar No
Nama lokal
Nama latin
1
Cemara
Casuarina
2
Palem putri
Veitchia merillii
3
Palem kuning
Chrysalidocarpus lutescens
4
Palem botol
Revaogehaganii
5
Nangka
Artocarpus
6
Kamboja
Plumeria obtusa
7
Kembang kertas
Bougainvillea spectabilis
8
Kelapa gading
Cocos nucifera
9
Kepala sawit
Elaeis guineensis
44
10
Angsana
Pterocarpus indicus
11
Tanjung
Mimusops elengi
12
Glodokan
Polyalthia longifolia
13
Sawo kecik
Manikara kauki
Pengukuran di tiga kelas diperoleh hasil rata-rata untuk suhu adalah 23,50C, dan kelembaban 84,45%,. Sedangkan pencahayaannya 318,2 lux, dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16 Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 4 Denpasar Hari/tgl/ pukul
Suhu
Kelembaban Pencahayaan Keterangan ( rata-rata)
Selasa, 3 maret 2015 pukul : 11.10 11.40 wita
23,50°C
84,45%
394,5 lux
Di ruang kelas ada kipas angin dua buah dan menggunakan dua buah AC 1 PK juga bola lampu.
5.5. Hasil pengukuran kebisingan dan Survei di SMA Negeri 5 Denpasar 5.5.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di halaman SMAN 5 Denpasar. Pada hari rabu, tanggal 14 Januari 2015. Pengukuran per-5 detik dalam satu menit, jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 30 m, pada saat siswa datang ke sekolah pukul 07.00 - 07.15 wita dan pulang sekolah pukul 12.00 12.15 wita di titik koordinat S=08042’16,3”, E=115013’41,0” dan pukul 09.3009.45 wita pada koordinat S=08042’18,3”, E=115013’41,1” saat siswa istirahat pada Tabel 5.17.
45
Tabel 5.17 Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 5 Denpasar Terendah dB 07.00 - 07.15 wita 64,5 09.30 - 09.45 Wita 65,7 12.00 - 12.15 Wita 68,4
Kegiatan
Waktu
Siswa Datang Siswa Istirahat Siswa pulang
Tertinggi dB 75 76,2 74,2
Rata-rata dB 69,8 71,2 70,6 70,5
Rata-rata :
5.5.2. Hasil Pengukuran Kebisingan di ruang kelas SMAN 5 Denpasar. Pada hari rabu, tanggal 14 Januari 2015 mana pengukuran disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit, dengan menggunakan alat Sound Level Meter sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas seperti Tabel 5.18. Tabel 5.18 Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 5 Denpasar Titik Sampel 1
2
3
4
Ratarata (dB)
07.40 - 07.55 Wita
58,8
54,5
55,4
58,0
56,7
B
07.58 - 08.13 Wita
56,9
56,4
63,0
62,9
59,8
3
C
09.00 - 09.15 Wita
59,4
58,9
58,2
56,8
58,3
4
D
08.43 - 08.58 Wita
53,9
54,4
53,7
54,5
54,1
5 6
E
08.14 - 08.29 Wita
57,4
57,9
58,4
59,4
58,3
F
10.00 - 10.15 Wita
59,5
59,0
58,8
59,8
59,3
No
Kelas
Waktu
1
A
2
Rata-rata:
57,8
Keterangan : A= kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII,D = kelas sangat nyaman; E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.
46
Tabel 5.18 di atas menunjukkan bahwa pengukuran kebisingan di ruang kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB, sekitar 100% di kelas ini tidak memenuhi standar. Hasil pengukuran di atas memperlihatkan rata-rata (dB) yaitu 57,8. Kebisingan tertinggi pada kelas B yaitu 59,8 dB, dimana pada saat pengukuran terdengar suara guru dan murid melakukan tanya jawab soal, dan kebisingan terendah pada kelas sangat nyaman sebesar 54,1 dB, dimana kelas berada dipojok kanan/ selatan, juga terdapat pohon mangga dan ketapang yang rindang sehingga kelas menjadi sejuk. 5.5.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana Sekolah SMA Negeri 5 Denpasar berada di kawasan yang tidak padat lalulintas karena sekolah masuk kedalam di depan sekolah terdapat perumahan yang tidak padat penduduk. SMA Negeri 5 Denpasar memiliki luas lahan terluas di SMA yang ada di kota Denpasar yaitu halaman/kebun:
25.000 m2, bangunan 12.459 m2,
12.541 m2, dengan jumlah ruang kelas
32 kelas, jumlah
toilet/wc 35 toilet dan jumlah tempat sampah 128 buah. SMA Negeri 5 Denpasar mempunyai tukang kebun tujuh orang dan cleaning service sebanyak dua orang. Lingkungan sekolah dengan kondisi asri dengan tanaman peneduh yang rindang dan beragam seperti dalam Tabel 5.19. Tabel 5.19 Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 5 Denpasar No
Nama lokal
Nama latin
1
Cempaka
Michelia alba
2
Cemara
Casuarina
3
Mangga
Mangifera indica
47
4
Palem putri
Veitchia merillii
5
Palem kuning
Chrysalidocarpus lutescens
6
Palem botol
Revaogehaganii
7
Beringin
Ficus benyamina
8
Kamboja
Plumeria obtusa
9
Kelapa gading
Cocos nucifera
10
Kelapa sawit
Elaeis guineensis
11
Glodokan
Polyalthia longifolia
12
Flamboyan
Delonix regia
13
Tanjung
Mimusops elengi
14
Angsana
Pterocarpus indicus
15
Ketapang
Terminalia catapa
16
Akasia
Acacia magium
Hasil pengukuran di tiga kelas memperlihatkan hasil rata-rata untuk suhu adalah 27,30 C dan kelembaban 84,48 %, untuk pencahayaannya 287,7 lux pada Tabel 5.20. Tabel 5.20 Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 5 Denpasar Hari/tgl/ pukul
Suhu
Kelembaban Pencahayaan Keterangan ( rata-rata)
Jumat, 3 maret 2015 pukul : 10.00 10.30 wita
27,30°C
84,48%
287,7 lux
Di ruang kelas menggunakan kipas angin dua buah dan bola lampu, tetapi pada saat pengukuran bola lampu tidak dihidupkan.
48
5.6. Hasil pengukuran kebisingan dan Survei di SMA Negeri 6 Denpasar 5.6.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di halaman SMAN 6 Denpasar. SMAN 6 Denpasar pada hari jumat, tanggal 9 Januari 2015. Pengukuran per-5 detik dalam satu menit, dimana jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 17 m. Pada pada saat siswa datang ke sekolah pukul 07.00 - 07.15 wita dan pulang sekolah pukul 12.00 - 12.15 wita di titik koordinat S=08040’44,7”, E=115013’41,0” dan pukul 09.00-09.15 wita pada koordinat S=08014’15,8”, E=115015’00,8” saat siswa istirahat, ( Tabel 5.21). Tabel 5.21 Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 6 Denpasar Kegiatan Siswa Datang Siswa Istirahat Siswa pulang
Terendah dBA 06.45 - 07.00 wita 54,3 09.00 - 09.15 Wita 65,4 12.00 - 12.15 Wita 63,0 Waktu
Tertinggi dBA 76,8 72,1 74,1 Rata-rata :
Rata-rata dBA 64,6 69,8 69,6 68,0
5.6.2. Hasil Pengukuran Kebisingan di ruang kelas Pada hari jumat, tanggal 9 Januari 2015 dengan enam kelas sebagai sampel yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit, sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas seperti Tabel 5.22.
49
Tabel 5.22 Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 6 Denpasar Titik Sampel 1
2
3
4
Ratarata (dB)
09.30 - 09.45 Wita
58,2
59,9
57,6
58,3
58,5
B
08.21 - 08.36 Wita
57,7
56,6
55,7
58,6
57,2
C
10.00 - 10.15 Wita
59,3
59,1
57,1
54,8
57,6
D
08.02 - 08.17 Wita
56,3
56,7
58,3
59,0
57,6
E
08.39 - 08.54 Wita
56,6
55,7
62,8
64,7
59,9
F
10.25 - 10.40 Wita
61,3
56,5
59,6
59,6
59,3
No
Kelas
Waktu
1
A
2 3 4 5 6
Rata-rata :
58,4
Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman; E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman. Tabel 5.22 di atas menunjukkan bahwa pengukuran kebisingan di ruang kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dB. Hasil pengukuran di atas memperlihatkan rata-rata yaitu 58,4 dB. Kelas paling bising pada kelas yang nyaman yaitu 59,9 dB, dimana kelas dekat dengan kantin dan kelas B terendah yaitu 57,2 dB karena kelas berada di pojok kanan sekolah tetapi dekat dengan lapangan olahraga, pada waktu pengukuran tidak ada kegiatan olahraga sehinggga kebisingan bisa rendah. 5.6.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 6 Denpasar. SMA Negeri 6 Denpasar berada di kawasan yang tidak padat lalulintas karena sekolah masuk ke dalam di depan sekolah terdapat perumahan yang tidak padat penduduk. Luas lahan : 10.000 m2, bangunan 2.200 m2, halaman/kebun: 3.361 m2, lapangan olahraga : 1000 m2, kebun dan taman 3.439 m2 dengan jumlah ruang kelas 25 kelas, jumlah toilet/wc 22 toilet dan jumlah tempat
50
sampah 50 buah. Sampah yang dihasilkan sekolah setiap hari di buang langsung ke depo cemara dekat dengan sekolah. SMA Negeri 6 Denpasar mempunyai enam orang tukang kebun
dan cleaning service, juga petugas yang
membersihkan wc/toilet ada satu orang. Terdapat beberapa jenis tanaman peneduh antara lain pada Tabel 5.23. Tabel 5.23 Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 6 Denpasar No
Nama lokal
Nama latin
1
Cempaka
Michelia alba
2
Cemara
Casuarina
3
Mangga
Mangifera indica
4
Palem putri
Veitchia merillii
5
Palem bismakia
Bismarckia mobillis
6
Ceremai
Phyllanthus acidus
7
Beringin
Ficus benyamina
8
Kamboja
Plumeria obtusa
9
Kelapa gading
Cocos nucifera
10
Belimbing Wuluh
Arerrahoa bilimbi
Hasil pengukuran di tiga kelas dikethui hasil rata-rata untuk suhu adalah 27,270 C dan kelembaban 81,47 %. Sedangkan pencahayaannya 445,8 lux, pada Tabel 5.24.
51
Tabel 5.24 Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 6 Denpasar Hari/tgl/ pukul
Suhu
Kelembaban Pencahayaan
Keterangan
( rata-rata) Rabu, 4 maret 2015 pukul : 80.00 08.30 wita
27,27°C
81,47%
445,8 lux
Di ruang kelas ada bola lampu dan tidak ada kipas angin tetapi pada saat pengukuran bola lampu tidak dihidupkan.
5.7. Hasil Pengukuran Kebisingan dan Survei di SMA Negeri 7 Denpasar 5.7.1.
Hasil Pengukuran Kebisingan di Halaman SMAN 7 Denpasar.
Hasil pengukuran kebisingan di halaman SMAN 7 Denpasar pada hari jumat, tanggal 23 Januari 2015. Pengukuran per-5 detik dalam satu menit, jarak dari pintu masuk ke titik sampel adalah 15 m, pada saat siswa datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul 13.30 – 13.45 wita di titik koordinat S=08040’44,7”, E=115013’41,0” dan pukul 09.40-09.55 wita pada koordinat S=08039’03,2”, E=115013’28,7” saat siswa istirahat, pada Tabel 5.25. Tabel 5.25 Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 7 Denpasar Kegiatan Siswa Datang Siswa Istirahat Siswa pulang
Terendah dB 06.45 - 07.00 wita 68,4 09.40 - 09.55 Wita 65,8 13.30 - 13.45 Wita 65,5 Waktu
Tertinggi dB 78,5 81,5 78 Rata-rata :
Rata-rata dB 72,1 74,6 71,4 72,7
52
5.7.2. Hasil pengukuran kebisingan di ruang kelas SMAN 7 Denpasar. Pada hari jumat, tanggal 23 Januari 2015 sebanyak enam kelas sebagai sampel yang disimpan di titik-titik pengukuran per-5 detik dalam satu menit, perkelas diambil sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas seperti Tabel 5.26. Tabel 5.26 Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 7 Denpasar Titik Sampel 1
2
3
4
Ratarata (dB)
10.00 - 10.15 wita
59,3
58,8
58,3
59,6
59,0
B
08.45 - 08.60 Wita
59,1
56,1
59,5
57,3
58,0
C
09.20 - 09.35 Wita
59,9
59,2
60,4
60,8
60,1
D
09.00 - 09.15 Wita
55,5
60,2
56,9
59,4
58,0
E
08.20 - 08.35 Wita
56,9
60,9
65,6
65,6
62,3
F
07.30 - 07.45 Wita
62.6
63,0
63,5
63,7
63,2
No
Kelas
Waktu
1
A
2 3 4 5 6
Rata-rata :
60,1
Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman; E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.
Tabel 5.26 di atas menunjukkan
bahwa pengukuran kebisingan di luar
ruang kelas melebihi baku mutu yaitu 55 dBA, sekitar 100% di kelas ini tidak memenuhi standar. Hasil pengukuran di atas memperlihatkan rata-rata yaitu 60,1 dB. Rata-rata kebisingan tertinggi pada kelas tidak nyaman yaitu 63,2 dB karena kelas berada didekat Jl. Kamboja dan parkir sepeda motor. Sedangkan bising terendah pada kelas B dan kelas sangat nyaman yaitu 58,0 dB, dimana
53
kelas B dan kelas sangat nyaman berada di satu deret gedung di sebelah kanan/selatan sekolah yang banyak vegetasi dan taman yang asri. 5.7.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 7 Denpasar. SMA Negeri 7 Denpasar berada di kawasan yang
padat lalulintas karena
sekolah berada di depan jalan kamboja. Sebelah kanan sekolah terdapat rumah susun polisi dan di sebelah kirinya jalan yang menghubungkan dengan jalan gadung dan terdapat SMP Negeri 3 Denpasar. Luas lahan : 15.552 m2, bangunan 4.891,20 m2, dengan jumlah ruang kelas 34 kelas, jumlah toilet/wc 19 toilet dan jumlah tempat sampah 80 buah. SMA Negeri 7 Denpasar mempunyai tukang kebun lima orang
dan cleaning service sebanyak delapan orang. Terdapat
beberapa pohon peneduh antara lain seperti dalam Tabel 5.27. Tabel 5.27 Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 7 Denpasar No
Nama lokal
Nama latin
1
Cempaka
Michelia alba
2
Cemara
Casuarina
3
Mangga
Mangifera indica
4
Palem putri
Veitchia merillii
5
Beringin
Ficus benyamina
6
Kamboja
Plumeria obtusa
7
Majegau
Dysoxylum densiflorum
8
Palem kuning
Chrysalidocarpus lutescens
9
Kelapa sawit
Elaeis guineensis
10
Kelapa gading
Cocos nucifera
11
Tanjung
Mimusops elengi
54
12
Angsana
Pterocarpus indicus
13
Ketapang
Terminalia catapa
14
Glodokan
Polyalthia longifolia
Hasil pengukuran di tiga kelas diperoleh hasil rata-rata untuk suhu adalah 27,83° C dan kelembaban 75,60 % sedangkan pencahayaannya yaitu 214,9 lux pada Tabel 5.28. Tabel 5.28 Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan SMAN 7 Denpasar Hari/tgl/ pukul
Suhu
Kelembaban
Pencahayaan
Keterangan
( rata-rata) Senin, 2 maret 2015 pukul : 80.00 08.40 wita
27,83°C
75,60%
214,9 lux
Di ruang kelas menggunakan kipas angin dua buah dan bola lampu, tetapi pada saat pengukuran bola lampu tidak dihidupkan.
5.8. Hasil pengukuran kebisingan dan Survei di SMA Negeri 8 Denpasar 5.8.1. Hasil Pengukuran Kebisingan di halaman SMAN 8 Denpasar. SMAN 8 Denpasar pada hari sabtu, tanggal 10 Januari 2015. Pengukuran per-5 detik dalam satu menit. Dilakukan saat siswa datang ke sekolah pukul 06.45 - 07.00 wita dan pulang sekolah pukul 13.30 – 13.45 wita di titik koordinat S=08035’54,0”, E=115013’22,5”. Pukul 09.40-09.55 wita pada koordinat S=08039’03,2”, E=115013’28,7” saat siswa istirahat, terlihat pada Tabel 5.29.
55
Tabel 5.29 Tingkat Kebisingan di Halaman SMAN 8 Denpasar Kegiatan Siswa Datang Siswa Istirahat Siswa pulang
Terendah dB 06.45 - 07.00 wita 65,0 09.40 - 09.55 Wita 65,9 13.30 - 13.45 Wita 68,7 Waktu
Tertinggi dB 80,6 82,1 80,2
Rata-rata dB 72,1 74,5 72,5 73,0
Rata-rata :
5.8.2. Hasil Pengukuran Kebisingan di ruang kelas SMAN 8 Denpasar. Hari sabtu tanggal 10 Januari 2015, pengukuran per-5 detik dalam satu menit, sebanyak empat titik sampel di setiap sudut ruang kelas seperti tabel 5.30. Tabel 5.30 Tingkat Kebisingan di ruang kelas SMAN 8 Denpasar Titik Sampel 1
2
3
4
Ratarata (dB)
07.40 - 07.55 Wita
65,4
69,2
65,8
64,1
66,3
B
07.56 - 08.11 Wita
61,9
58,8
58,2
59,5
59,6
C
08.12 - 08.27 Wita
59,9
65,1
62,3
62,6
62,5
D
10.05 - 10.20 Wita
58,5
58,2
57,8
55,5
57,5
E
09.41 - 09.56 Wita
64,9
66,3
67,1
65,0
65,9
F
09.22 - 09.37 Wita
68,1
70,2
63,3
63,7
66,3
No
Kelas
Waktu
1
A
2 3 4 5 6
Rata-rata :
63,0
Keterangan : A = kelas X; B = kelas XI; C = kelas XII, D = kelas sangat nyaman; E = kelas nyaman; F = kelas tidak nyaman.
Kebisingan tertinggi pada kelas A dan kelas tidak nyaman sebesar 66,3 dB karena kelas A berada di sebelah kanan pintu gerbang dan dekat sepeda motor parkir. Kelas tidak nyaman berada di tengah - tengah areal sekolah yang didepan
56
ruang kelasnya banyak sepeda motor yang parkir. Sedangkan kebisingan terendah adalah kelas sangat nyaman yaitu 57,5 dB yang berada di pojok belakang sebelah kiri/utara sekolah dan dekat dengan sawah. 5.8.3. Hasil Survei Sarana dan Prasarana SMAN 8 Denpasar. SMA Negeri 8 Denpasar berada di kawasan yang tidak padat lalulintas karena sekolah masuk ke dalam di depan sekolah terdapat perumahan yang tidak padat penduduk. Luas lahan : 16.549 m2, bangunan 2.000 m2, halaman/kebun: 13.119 m2, Lapangan olahraga : 1.340 m2, dengan jumlah ruang kelas 36 kelas, jumlah toilet/wc 24 toilet dan jumlah tempat sampah 72 buah. SMA Negeri 8 Denpasar mempunyai tukang kebun tiga orang dan cleaning service sebanyak tiga orang. SMA Negeri 8 Denpasar mempunyai beberapa jenis tanaman peneduh antara lain pada Tabel 5.31. Tabel 5.31 Jenis-Jenis Tanaman Peneduh di SMA Negeri 8 Denpasar No
Nama lokal
Nama latin
1
Cempaka
Michelia alba
2
Cemara
Casuarina
3
Mangga
Mangifera indica
4
Palem putri
Veitchia merillii
5
Beringin
Ficus benyamina
6
Kamboja
Plumeria obtusa
7
Majegau
Dysoxylum densiflorum
8
Palem kuning
Chrysalidocarpus lutescens
9
Kelapa sawit
Elaeis guineensis
10
Kelapa gading
Cocos nucifera
57
11
Tanjung
Mimusops elengi
12
Angsana
Pterocarpus indicus
13
Ketapang
Terminalia catapa
14
Glodokan
Polyalthia longifolia
Hasil pengukuran dengan menggunakan alat calor stress monitor dan Lux meter di tiga kelas menunjukkan hasil pada Tabel 5.32. Tabel 5.32 Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan di SMAN 8 Denpasar Hari/tgl/ pukul
Suhu
Kelembaban Pencahayaan Keterangan ( rata-rata)
Rabu, 4 maret 2015 26,67°C pukul : 10.45 11.30 wita
68,93%
597,0 lux
Di ruang kelas menggunakan kipas angin dua buah dan bola lampu, tetapi pada saat pengukuran bola lampu tidak dihidupkan.
5.9. Rangkuman Hasil Pengukuran Kebisingan Hasil pengukuran kebisingan yang dilakukan pada bulan Januari 2013 pada SMA Negeri di Kota Denpasar dirangkum dalam Tabel 5.33.
58
Tabel : 5.33 Rangkuman Tingkat Kebisingan SMAN di Kota Denpasar Kebisingan (dB) Rata-rata No
Sekolah
Di halaman
Di ruang kelas
1 2 3
SMAN 1 SMAN 2 SMAN 3
70,4 70,2 70,2
60,3 61,4 57,8
4
SMAN 4
71,3
57,7
5 6 7
SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7
70,5 68,0 72,7
57,8 58,4 60,1
8
SMAN 8
73,0
63,0
Penyebab Utama Kebisingan
- Kendaraan Bermotor - Kendaraan Bermotor - Siswa lain - Kegiatan diluar sekolah (disebelah timur/kanan sekolah menempel lapangan olahraga umum) - siswa lain - Kegiatan diluar sekolah - Kendaraan Bermotor - Kendaraan Bermotor (karena parkir yang ada kurang cukup sehingga siswa parkir di depan ruang kelas)
Hasil pengukuran kebisingan di delapan SMAN di Kota Denpasar pada Tabel 5.33 menunjukkan bahwa kebisingan tertinggi di halaman sekolah sebesar 73,0 dB pada SMAN 8 Denpasar dan kebisingan tertinggi di ruang sekolah sebesar 63,0 dB juga di SMAN 8 Denpasar yang penyebab utamanya adalah Kendaraan bermotor.
5.10
. Rekapitulasi Hasil Survei Sarana dan Prasarana Sekolah Berdasarkan survei sarana dan prasarana yang dlakukan pada delapan SMA
Negeri di Kota Denpasar di peroleh hasil dalam rekaputulasi hasil survei sarana dan prasarana pada Tabel 5.34.
59
Tabel 5.34 Rekapitulasi Hasil Survei Sarana dan Prasarana Sekolah
Keterangan : SB : Sangat Baik dengan Nilai Skor = 40, B : Baik dengan Nilai Skor = 30 C : Cukup dengan Nilai Skor = 20, TB : Tidak Baik dengan Nilai Skor = 10 Hasil survei pada masing-masing sekolah dalam rekapitulasi pada Tabel 5.34 dapat ditentukan tingkat kenyamanan lingkungan belajar siswa terhadap ketersediaan
dan
pengelolaan
sarana
dan
prasarana
sekolah
dengan
menjumlahkan nilai skor di setiap sekolah dan menunjukkan hasil survei seperti Tabel 5.35.
60
Tabel 5.35 Jumlah Skor Survei Sarana dan Prasarana pada delapan SMAN di Kota Denpasar No
Sekolah
Jumlah Skor
1
SMAN 1 Denpasar
540
2
SMAN 2 Denpasar
480
3
SMAN 3 Denpasar
630
4
SMAN 4 Denpasar
590
5
SMAN 5 Denpasar
540
6
SMAN 6 Denpasar
470
7
SMAN 7 Denpasar
550
8
SMAN 8 Denpasar
530
Hasil jumlah survei sarana dan prasarana pada Tabel 5.35 menunjukkan bahwa SMAN 3 Denpasar memperlihatkan jumlah skor tertinggi yaitu 630 dan terendah pada SMAN 6 Denpasar yaitu 470. Untuk menentukan tingkat kenyamanan lingkungan sekolah berdasarkan ketersediaan dan pengelolaan
sarana dan prasarana, dilakukan penyusunan
kategori yang memadukan jumlah parameter dengan jumlah skor yang diperoleh. Berdasarkan jumlah skor dari 19 parameter sarana dan prasarana pada masing-masing sekolah, apabila dikategorisasi menjadi empat kategori maka dihasilkan Tabel 5.36.
61
Tabel 5.36 Kategori Tingkat Kenyamanan Lingkungan Belajar Berdasarkan Sarana dan Prasarana No
Jumlah Skor
Kategori
1
571 - 760
Sangat Nyaman
2
381 - 570
Nyaman
3
191 - 380
Cukup Nyaman
4
0 - 190
Tidak Nyaman
Berdsarkan empat kategori tersebut diawali dari menetapkan nilai terendah yaitu 190 kategori tidak nyaman yang diperoleh dari 19 parameter dikalikan dengan nilai skor terendah yaitu 10 sehingga menghasilkan 190. Kategori selanjutnya ditentukan dengan mengalikan jumlah parameter dengan nilai skor 20, 30, dan 40. Berdasarkan empat kategori sesuai Tabel 5.36 bahwa kondisi sekolah dengan jumlah skor di atas 571-760 tergolong sangat nyaman, jumlah skor 381570 tergolong nyaman, 191-380 tergolong cukup nyaman. Sedangkan sekolah dengan jumlah skor di 190 ke bawah tergolong tidak nyaman. Hasil survei menunjukkan SMA Negeri 3 Denpasar tergolong kategori sangat nyaman dan selebihnya tergolong kategori nyaman. 5.11. Hasil kuesioner siswa Hasil kuesioner menunjukkan bahwa siswa sangat terganggu oleh suara bising pada SMAN 2 Denpasar sebesar 34,28% dan siswa tidak terganggu oleh suara bising adalah SMAN 4 Denpasar sebesar 77,14%. Rata-rata pada tiap sekolah siswa terganggu oleh suara bising yang disebabkan oleh kendaraan
62
bermotor. Sekolah yang menunjukkan tertinggi terganggu oleh bising kendaraan bermotor adalah pada SMAN 1 Denpasar sebesar 51,43%. Ruang kelas sangat nyaman tertinggi pada SMAN 4 Denpasar sebesar 25,71%, ruang kelas nyaman pada SMAN 4 dan SMAN 5 Denpasar sebesar 65,71% dan ruang kelas tidak nyaman pada SMAN 6 Denpasar yaitu sebesar 34,28%. Berdasarkan hasil kuesioner terhadap kenyamanan siswa di sekolah bahwa SMAN 1 Denpasar menyatakan sangat nyaman 57,14 %, SMAN 2 Denpasar menyatakan sangat nyaman 25,71 %, SMAN 3 Denpasar 62,85 % menyatakan sangat nyaman, SMAN 4 Denpasar menyatakan sangat nyaman 57,14 %, SMAN 5 Denpasar menyatakan sangat nyaman 37,14 %, SMAN 6 Denpasar menyatakan 25,71 % sangat nyaman, SMAN 7 Denpasar menyatakan sangat nyaman 60 % dan SMAN 8 Denpasar menyatakan nyaman 22,85 %. Sekolah sangat nyaman tertinggi dari delapan SMAN di Kota Denpasar adalah SMAN 3 Denpasar sebesar 62,85% dengan pernyataan tidak nyaman 0 %, dan sekolah tidak nyaman pada SMAN 6 Denpasar sebesar 11,43% dengan pernyataan sangat nyaman paling rendah sebesar 25,71 % sama dengan persepsi siswa pada SMAN 2 Denpasar.
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Tingkat Kebisingan pada SMA Negeri di Kota Denpasar. Berdasarkan baku mutu tingkat kebisingan sesuai keputusan Peraturan Gubernur Bali nomor : 8 Tahun 2007 ditetapkan untuk tingkat kebisingan yang diperbolehkan untuk bangunan sekolah adalah 55 dB. Hasil pengukuran kebisingan menunjukkan bahwa kebisingan di SMA Negeri di Kota Denpasar melebihi baku mutu terlihat pada Gambar 6.1.
Gambar 6.1 Grafik hasil pengukuran kebisingan Grafik 6.1 di atas menerangkan bahwa kebisingan SMA Negeri 4 Denpasar di ruang kelas terendah yaitu 57,7 dB hal ini disebabkan oleh ruang belajar kelas
63
64
siswa tertutup dan ber AC, ada dua buah AC dengan kekuatan 1PK sehingga suara yang ada di luar kelas tidak terlalu mengganggu. Kondisi kelas dapat di lihat pada lampiran 11 hal 139. Kebisingan SMA Negeri 6 Denpasar di halaman sekolah terendah di antara sekolah yang lain yaitu sebesar 68 dB. Hal ini karena SMA Negeri 6 Denpasar berada di kawasan yang tidak padat lalulintas, sekolah masuk ke Jl. Tukad nyali dan mempunyai pintu gerbang dua buah sehingga pada saat siswa datang ke sekolah melalui dua pintu masuk yang mengakibatkan bising terpapar menyebar di dua lokasi. Seperti terlihat pada lampiran 12 hal 140. Di depan/utara sekolah terdapat perumahan yang tidak padat penduduk, warung dan bengkel sepeda motor. Sebelah barat sekolah jalan buntu dan ada kali kecil. Dalam proses belajar mengajar di ruang kelas tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan sekitarnya (Maknun J, dkk, 2010). Kebisingan SMA Negeri 8 Denpasar di ruang kelas tertinggi diantara sekolah lain yaitu 63 dB. Walaupun sekolah tersebut berada di kawasan yang tidak padat lalulintas karena sekolah masuk ke Jl. DAM Peraupan Penguyangan tetapi
di selatan/depan sekolah terdapat perumahan yang padat penduduk.
Pengukuran hari sabtu tanggal 10 januari 2015 ada kelas tidak belajar sehingga mempengaruhi hasil pengukuran yang dilakukan. Sedangkan di halaman sekolah paling tinggi dari sekolah lain yaitu 73 dB, karena SMA Negeri 8 Denpasar tidak mempunyai tempat parkir khusus sehingga siswa parkir di depan ruang kelas. Hampir semua areal sekolah ada sepeda motor yang parkir, dapat dilihat
65
pada lampiran 13 hal 141. Terdapat dua pintu masuk/keluar ke sekolah dan salah satu pintu menghubungkan ke SMP Negeri 12 Denpasar. Widyantoro dan Razif (2011), yang melakukan penelitian di Jl.Arif Rachman Hakim Surabaya juga mendapatkan nilai kebisingan tertinggi rata-rata 73 dB. Menurut (Wardhana, 1995 dalam Sri Indah K, 2010) kebisingan antara 61-80 dapat menyebabkan kerusakan alat pendengaran bila kontak terjadi dalam waktu lama. 6.2. Ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah. Berdasarkan survei sarana dan prasarana yang dilakukan pada delapan SMA Negeri di Kota Denpasar di peroleh hasil yang dituangkan dalam Gambar 6.2.
Gambar 6.2 Grafik hasil survei sarana dan prasarana sekolah
66
Gambar 6.2 di atas dijelaskan bahwa SMA Negeri 3 Denpasar mendapat nilai tertinggi dengan kategori sangat nyaman, hal ini karena sarana dan prasarana yang ada di sekolah rata-rata ketersediaannya sangat baik antara lain : jumlah kelas SMAN 3 Denpasar adalah 22 kelas dengan jumlah tempat sampah 32 buah, dimana rasio tempat sampah 1:1, berarti sudah sangat baik, berdasarkan Pedoman Teknis Pengendalian faktor resiko kesehatan lingkungan di sekolah dari Depkemenkes RI 2004 bahwa proporsi jumlah WC terhadap siswa perempuan dan laki-laki cukup baik yaitu 1:39, untuk kebersihan toilet dinilai bersih karena tidak ada lumut dan sarang laba-laba, tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit dan tersedia desinfektan dan lantai toilet dari keramik dengan luas rata-rata 2,52 m2, tempat sampah di toilet ada dengan kondisi baik dan tertutup. Lokasi kantin sekolah sangat baik karena tidak berhubungan/ berhadapan langsung dengan WC/ kamar mandi, kebersihan kantin pun bersih karena tidak ada debu, tidak ada sarang laba-laba, dan tidak ada bekas bocor pada dinding langit-langit kantin. Kualitas air secara fisik baik dan saluran pembuangan air limbah di alirkan keluar lingkungan sekolah. Adapun kondisi lingkungan sekolah rindang, asri dan bersih seperti terlihat pada lampiran 14 hal 142, mempunyai parkir khusus yang berada jauh dari ruang kelas siswa, terdapat papan sekretariat UKS dan KTR di halaman sekolah juga ada tanaman obat keluarga seperti mahkota dewa dan kayu manis. Pengelolaan sampah sekolah baik sekali karena pemilahan dimulai dari pemisahan sampah
organik dan anorganik, sampah anorganik dari masing-
masing kelas diangkut ke TPS setiap hari, sampah di TPS diangkut ke TPA
67
maksimal 1x24 jam. SMA Negeri 3 Denpasar mengolah sampah organik menjadi kompos ditempat khusus dan tidak di lingkungan halaman sekolah sehingga tidak menggangu keasrian dari sekolah dan hasil kompos dimanfaatkan kembali untuk kesuburan tanaman di lingkungan SMAN 3 Denpasar. Kondisi ruang kelas sangat baik karena dindingnya tidak lembab, atap tidak bocor, lantainya utuh, penataan ruangan bagus dan jarak antara langitlangit dan lantai minimal 2,5 m. Kepadatan ruang kelas 1,74 m2. Berdasarkan KepMenkes No. 1405/ Menkes/ SK XI / 2002 tanggal 19 November 2002 dalam, lampiran 1, tentang persyaratan dan tata cara penyelenggaraan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dimana ventilasi ruang kelas yang memenuhi standar adalah jika ventilasi ≥ 15% dari luas lantai atau pakai AC dan berfungsi, untuk SMAN 3 Denpasar ventilasi ruang kelas rata-rata 26,65% yang berarti sudah memenuhi standar. SMA Negeri 6 Denpasar mendapat nilai terendah diantara sekolah lain tetapi masih kategori nyaman, hal ini dikarenakan proporsi jumlah WC terhadap siswa perempuan dan laki-laki tidak baik
yaitu 1:43, dimana proporsi
standarnya berdasarkan Pedoman Teknis Pengendalian faktor resiko kesehatan lingkungan di sekolah dari Depkes RI 2004 yaitu 1:40, tidak ada tempat sampah di toilet dan untuk kebersihan toilet dinilai cukup bersih karena tidak ada lumut dan sarang laba-laba, ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit dan lantai toilet dari keramik dengan luas rata-rata 3,4 m2, Adapun kondisi lingkungan sekolah kurang nyaman karena ada renovasi
pagar pengengker
/pengaman sekolah seperti terlihat dalam lampiran 15 hal 143, mempunyai
68
tempat parkir tetapi masih kurang menampung jumlah yang ada, Kondisi ruang kelas kurang baik karena ada beberapa ruang kelas yang kurang layak seperti jendela yang pecah dan jendela yang lubang tanpa kaca (lampiran 16 hal 144). Kerapatan kelas memenuhi standar 2,03 m2. Pengelolaan sampah cukup baik karena sampah dari masing-masing kelas diangkut ke TPS setiap hari, sampah di TPS diangkut ke TPA maksimal 1x24 jam. Dari delapan sekolah hanya SMA Negeri 6 Denpasar yang belum menggunakan kipas angin ataupun AC. 6.3. Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan Hasil pengukuran di SMA Negeri 2 Denpasar suhunya tertinggi dari sekolah lain karena saat melakukan pengukuran pada tanggal 6 Maret 2015 pukul 08.45 09.25 wita cuaca cerah dan sinar matahari terang sehingga suhu rata-rata 28,000 C dapat dilihat pada lampiran 17 hal 145, hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rangsiraksa P, 2006) di Bangkok bahwa bangunan yang hanya menggunakan ventilasi suhu nyaman pada 28.000 C. Suhu terendah di SMA Negeri 4 Denpasar yaitu 23,500 C karena ruang kelas menggunakan AC sebanyak dua buah dengan kekuatan 1 PK. Hasil pengukuran suhu yang dilakukan di delapan sekolah masih nyaman hal ini dapat dibandingkan dengan berbagai penelitian kenyamanan suhu yang dilakukan di daerah iklim tropis basah seperti halnya Mom (1937) dan Wiesebron (1950) di Bandung, Ellis (1953), de Dear (1990) di Singapura, Busch (1988) di Bangkok, Ballabtyne (1967 dan 1979) di Port Moresby, kemudian Karyono (1993) di Jakarta dalam (Basaria T, 2005), memperlihatkan tentang rentang suhu antara 24 0 C hingga 300 C yang dianggap nyaman bagi manusia yang berdiam pada daerah iklim tersebut.
69
Kelembaban tertinggi pada SMA Negeri 5 Denpasar 84,48 %, dimana SMA Negeri 5 Denpasar memiliki luas lahan paling luas yaitu 25.000 m 2 dengan luas halaman dan kebun 12.541 m2. Ruang terbuka hijau (RTH) berfungsi sebagai peneduh yang akan menciptakan kenyamanan karena unsur vegetasi berupa pohon misalnya dapat memodifikasi iklim mikro yaitu penurunan suhu dan peningkatan kelembaban udara (Nursanti dan Elly IS, 2013). Kerapatan vegetasi di areal SMAN 5 Denpasar mengakibatkan banyaknya tutupan lahan sehingga sinar matahari tidak sampai pada muka tanah meskipun pengukuran dilakukan pukul 11.00-11.30 wita sehingga kelembaban meningkat, dapat terlihat pada lampiran 18 hal 146, hal ini masih nyaman karena menurut (Basaria T, 2005) Indonesia mempunyai iklim tropis dengan karakteristik kelembaban udara relatif tinggi, dapat mencapai angka 80%. Sedangkan kelembaban terendah pada SMA Negeri 2 Denpasar yaitu 68,43 % terjadi karena pohon peneduh pada SMAN 2 Denpasar hanya 25% saja yang memenuhi areal sekolah, karena masih ada proyek pembangunan gedung lantai 3 di areal sekolah terlihat pada lampiran 19 hal 147. Pencahayaan tertinggi di ruang kelas yaitu pada SMA Negeri 8 Denpasar dengan rata-rata 597,0 lux, karena ruang kelas rata-rata di sebelah kanan dan kirinya adalah halaman sekolah, terlihat pada lampiran 20 hal 148. Sedangkan pencahayaan terendah pada SMA Negeri 2 Denpasar,
karena ruang kelas
terhalang tembok pengaman yang tinggi di selatannya sehingga ruang kelas tidak terang oleh pencahayaan alami (sinar matahari) terlihat pada lampiran 21 hal 149 dan
memperoleh 190,4 lux, ruang kelas bisa lebih terang oleh
70
penerangan bola lampu. Dalam SNI 03-6575-2001 yang mengacu kepada Standar National Electric Code (NEC), Iluminating Engeneering Society (IES), International Electrotechnical Commision (IEC) dan Australian Standard (Widyaningrum N D, 2014) di sebutkan tingkat terang yang direkomendasikan di titik pandang ruang kelas adalah sekitar 250 Lux dan hasil pengukuran menunjukkan diatas 250 Lux. 6.4.
Persepsi Siswa Berdasarkan persepsi siswa di sekolah yang dipandang paling nyaman dari
delapan SMAN di Kota Denpasar adalah SMAN 3 Denpasar sebesar 62,85% dengan pernyataan tidak nyaman 0 %, dan sekolah tidak nyaman pada SMAN 6 Denpasar sebesar 11,43%. Sarana dan prasarana di SMAN 6 Denpasar kurang optimal seperti ada kaca yang pecah dan jendela tanpa kaca (lubang), juga tidak ada kipas angin atau AC yang digunakan di ruang kelas. SMA Negeri 2 Denpasar juga menyatakan persepsi siswa tidak nyaman sebesar 2,86 % karena perilaku siswa kurang ramah lingkungan, seperti terdapat dua tempat sampah untuk sampah organik dan nonorganik tapi kenyataannya sampah dibuang tidak berdasarkan tempat sampahnya. sehingga bau menyengat tersebar sampai keluar
Toilet tidak bersih
toilet. Perilaku siswa
membuang sampah sembarangan terlihat pada kolam ikan yang tidak terawat pada lampiran 22 hal 150.
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Tingkat kenyamanan lingkungan berdasarkan
belajar SMA Negeri di Kota Denpasar
tingkat kebisingan telah melebihi baku mutu 55 dB, dengan
kebisingan tertinggi terjadi di halaman sekolah
sebesar
73,0 dB, dengan
penyebab utamanya adalah kendaraan bermotor. Suhu dan kelembaban udara tidak berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan, karena masih memenuhi standar. Pencahayaan ruang kelas di delapan SMAN di Kota Denpasar sangat baik karena sudah memenuhi baku mutu. Ketersediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang sudah optimal dan memadai memberikan dukungan yang sangat besar di semua SMAN di Kota Denpasar. Dukungan sarana dan prasarana terlihat nyata pada SMAN 3 Denpasar. Hampir semua siswa di delapan SMAN di Kota Denpasar menyatakan bahwa lingkungan sekolahnya adalah nyaman, bahkan SMAN 3 Denpasar menyatakan sangat nyaman sebesar 62,85 %.
7.2. Saran 1.
Untuk mengurangi pengaruh kebisingan terhadap tingkat kenyamanan belajar siswa, di sarankan penanaman pohon pada pagar sekolah yang berfungsi sebagai peredam kebisingan seperti menanam pohon bambu jakarta atau bambu kuning.
71
72
2.
Disarankan memperhatikan perawatan sarana dan prasarana sekolah keberlanjutan berupa pengelolaan sarana dan prasarana yang memadai.
3. Pemilihan lokasi sekolah perlu memperhatikan faktor kebisingan.
DAFTAR PUSTAKA Anshari dan Hafi. 1982, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional Surabaya. Azizah. L.N. 2013, Lingkungan Sehat Disekolah (http://lingkungansehatmts3mojoroto.blogspot.com/) Basaria T, 2005, Menciptakan Kenyamanan Thermal dalam Bangunan, Jurnal Sistem Tehnik Industri Volume 6 No. 3 Program Studi Arsitektur Universitas Sumatera Utara. Bhinnety E., M. Sugiyanto, dan Pudjono M. 1994. Pengaruh Intensitas Kebisingan terhadap Memori Jangka Pendek, Jurnal Psikologi, XXI, 1, Juni h. 28-38. Darajat. Z. 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet. VII. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta ; Balai Pustaka), h. 526. Earthman, G. I. 2004, Prioritazion of 31 Criteria for School Building Adequance. Ericson D. 2013, Pengertian sekolah (http://sondyi.blogspot.com/2013/05/nilaiestetika-pendidikan.html) Hasbullah. 2013, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, cetakan 11 edisi revisi Jakarta: PT Raja Grafindo persada. Irawan F, 2012, Skripsi Perbedaan Ambang Pendengaran Sebelum dan Sesudah Terpapar Kebisingan Pada Pekerja Teknis Lapangan Sektor Gus Turbin PLTGU PT. PJB UP.Gresik, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya 2012 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor ; 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Maknun J., Hananto dan Busono. 2010, Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas terhadap Efektifitas Proses Belajar Mengajar (Studi Kasus pada sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, Jurnal Jurusan Pend.Teknik Arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia. Martuti N K T. 2013, Peranan Tanaman terhadap Pencemaran Udara Dijalan Protokol Kota Semarang, Jurnal Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Alam ,Universitas Negeri Semarang.
73
74
Metawati N.,Tjahyani B dan Suhandy S. 2013, Evaluasi Pemenuhan Standar Tingkat Kebisingan Kelas Di SMPN 23 Bandung, Jurnal Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Movalino C, 2013, Analisis Kenyamanan Belajar Siswa di Ruang Laboratorium Komputer SMKN 2 Garut Berdasarkan Standar Kenyamanan Termal Ruang dan Persepsi Siswa, Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur (S1) Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Nainggolan H dan Mequrry yusfi., 2013, Rancang Bangun Sistem Kendali temperature Dan Kelembaban Relatif Pada Ruangan Dengan Menggunakan Motor DC Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535, Jurnal Fisika FMIPA Universitas Andalas. Nursanti dan Elly IS, 2013, Potensi Keanekaragaman Hayati,Iklim dan Serapan Karbon pada Ruang Terbuka Hijau Kampus Mendalo Universitas Jambi, Jurnal Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Mendalo Darat, Vol.2 No. 2 April-Juni 2013. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di Sekolah, 2004, Direktort Penyehatan Lingkungan DIRJEN PPM dan PL DEP.KES. RI. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor : 01 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura. Peraturan Gubernur Bali Nomor : 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Kebisingan Provinsi Bali. Prawira A. P. 2011, Tingkat Pencemaran Udara Kawasan Sekolah Berdasarkan Parameter Total Suspended Particulate (TSP) dan Kebisingan Akibat Kendaraan yang melintas (Studi Kasus : SMP 29, SMP11 Dan SMP 19 Jakarta Selatan) Skripsi Fakultas Tehnik Universitas Indonesia. Rahmawati E. 2014, Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII3 SMP Muhammadiyah 22 Pamulang, Jurnal Fakultas lmu Tarhiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Rangsiraksa P, 2006, Thermal Comfort in Bangkok Residential Buildings Thailand, Architecture Program, Departement Of Architecture. King Mongkut”s Institute Of Technology, Ladkrabang, (KMITL) Bangkok,
75
Thailand. Sasongko D.P dan Hadiyarto A. 2000, Kebisingan Lingkungan : Univ. Diponegoro Semarang. Shield B. M and J. E Dockrell. 2003, The Effects Of Noise On Children At School, Division Of Building Service,Faculty Of Engineering Science and Techology, South Bank University,London SEI OAA and Psychology and Human Development, Institute Of Education, London University,25 Waburn Square, London WC1H OAA(32,33). Slameto, 2003, Belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhinya, Jakarta Renika Cipta. Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Denpasar Bab IV. Tahun 2008. Suarna. I W., C.IP., Kusuma K dan I M. Sara Wijana. 2012, Permasalahan Kebisingan di Kota Denpasar, Jurnal Bumi Lestari Vol. 7 Tahun 2012, hlm 4. Sugiarta A.A.G. 2008, Dampak Kebisingan dan Kualitas Udara pada Lingkungan Kota Denpasar, Jurnal Bumi Lestari Vol.8 2 Agustus 2008, Hlm 162-167. Suparwoko dan Firdaus F. 2007, Profil Pencemaran Udara Kawasan Perkotaan Yogyakarta : Studi Kasus di Kawasan Malioboro, Kridosono, dan UGM Yogyakarta. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor : 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Warastuthi M. R. 2003, Analisis Tingkat Kebisingan Akibat Mobilitas Kendaraan Bermotor di Kabupaten Badung, Bali, Tesis Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar. Widyaningrum N D dan Wahyuni S, 2014, Perfoma Penerangan Interior Ruang Kelas Politehnik Negeri Jakarta Menuju Standar Internasional, Jurnal Jurusan teknik Sipil Politehnik Negeri Jakarta (PNJ) Kampus Baru UI Depok 16425. Widyantoro B dan Mohammad R, 2011, Pemetaan Tingkat Kebisingan Akibat Aktivitas Transportasi Dikaitkan dengan Tata Guna Lahan di Jl. Arif Rachman Hakim Surabaya, Jurnal Jurusan Tehnik Lingkungan F TSPITS. Wilson,C.E. 1989, Noise Control, Harpes & RowPublisher, New York.
76
LAMPIRAN- LAMPIRAN
Jml Skor : 540
Lampiran 1 :
HASIL SURVEI SARANA DAN PRASARANA SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR Nama Sekolah
: SMAN 1 Denpasar
Alamat Sekolah
: Jl. Kamboja no.4 Denpasar
Tanggal Survei
: 21 Januari 2015
Item Yang Dinilai
Skor
Indikator
Toilet / WC 1.
2.
Hasil
Proporsi jumlah WC terhadap siswa: 1. Sangat baik 40 2. Baik
30
3. Cukup baik
20
4. Tidak Baik
10
Kebersihan Toilet / WC : 1. Sangat bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup bersih
20
4. Tidak bersih
10
Sangat baik: 1:(20-25) Baik: 1:(26-30) Cukup baik: 1:(31-40) Tidak baik: 1: ≥41 Ket. Jika tidak dipisah, gunakan proporsi wc/jamban terhadap peserta didik perempuan. Missal: jumlah siswa laki-laki 100, siswa perempuan 200, WC 10, maka perbandingan WC dengan peserta didik adalah 10:300 = 1:30 1. tidak ada lumut dan sarang laba-laba 2. tidak ada jentik 3. tdk ada bekas bocor lama pd dinding & langit2 4. Tersedia alat pembersih (sikat Wc, sikat lantai, desinfektan) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi tiga kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi dua kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi satu kriteria
77
20
30
78
3.
Ventilasi ruang kelas 1. Memenuhi standar
40 20
2. Tidak memenuhi standar 4.
Tempat sampah diToilet 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak ada
10
Memenuhi standar : Jika luas ventilasi > 15% dari luas lantai atau pakai AC dan berfungsi Tidak memenuhi standar : Jika luas lubang ventilasi < 15% dari luas lantai Sangat Baik: Ada, kondisi baik, dan tertutup Baik: Ada, kondisi baik dan terbuka Cukup: ada, kondisi tidak baik, rusak Tidak ada: Tidak ada tempat sampah
40
30
KANTIN SEKOLAH 5.
Lokasi : 1. Sangat baik
40
2. Cukup baik
20
3. Tidak baik
6.
10
Bahan makanan : 1. Baik
30
2. Tidak baik
10
1. Terlindung dari sumber pencemaran: debu, asap, bau, serangga dan tikus. 2. Tidak berhubungan/berhadapan langsung dengan WC/Kamar mandi Sangat baik : memenuhi semua kriteria Cukup baik: hanya memenuhi 1 kriteria Tidak baik: Jika tidak memenuhi criteria 1. Bahan makanan dalam kondisi segar, tidak busuk/ tidak rusak 2. Bahan makanan kemasan tidak kadaluwarsa, tidak mengandung penyedap/MSG berlebihan dan pemanis buatan dan terdaftar di Dinas
20
30
79
7.
Kebersihan Kantin 1. Sangat bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup bersih
20
4. Tidak bersih
10
Kesehatan atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Baik: terpenuhi semua kriteria Tidak Baik : tidak memenuhi 2 kriteria tersebut 1. Tidak ada debu,tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang labalaba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi 2 kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi 1 kriteria
30
AIR BERSIH 8.
Kualitas Air Secara Fisik 1. Baik 30 2. Tidak Baik
9.
10
Saluran pembuangan air limbah 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
1. air tidak berwarna 2. air tidak berbau 3. air tidak berasa Baik: memenuhi semua syarat Tidak baik: bila salah satu syarat atau lebih tidak terpenuhi
Sangat Baik: Bila dialirkan ke sumur resapan yg tertutup Baik: Dialirkan ke saluran parit umum Cukup: Dialirkan ke kolam di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah
30
20
80
4. Tidak Baik
10
10
KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH Lingkungan Sekolah 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
Tidak Baik: Dialirkan dgn saluran air ke sungai / badan air
Lingkari untuk masingmasing kriteria sesuai kondisi di lapangan. 1. Rindang dan bersih serta asri 2. Tidak ada genangan air di halaman 3. Pagar pengaman sekolah 4. Tempat parkir 5. Terdapat Papan secretariat UKS dan KTR dihalaman sekolah yang permanen 6. Tanaman obat keluarga 7. Tidak ditemukan jentik Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 6 kriteria Cukup: Jika memenuhi 5 kriteria Tidak Baik : Jika memenuhi 4 kriteria
40
SAMPAH 11 Rasio tempat sampah dengan jumlah kelas : 1. Sangat Baik
40
2.
Baik
30
3.
Cukup
20
4. Tidak Baik
10
Sangat Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 1 Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 2 Cukup: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :3 Tidak Baik : Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :>4
40
81
12
1. Pemilahan
Pengelolaan sampah sekolah 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
mulai dari sumber (tempat sampah terpisah untuk organik dan anorganik) 2. Sampah dari masingmasing ruangan/kelas diangkut ke TPS setiap hari 3. Sampah di TPS diangkut ke TPA maksimal 1x24 jam 4. Sampah sebelum masuk TPS dimanfaatkan dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycling), misalnya : sampah organik kompos; sampah anorganikdibuat kerajinan/hasta karya Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup:Jika memenuhi 2 kriteria Tidak Baik : Jika memenuhi 1 kriteria
30
RUANG KELAS 13
Kondisi 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
1. 2. 3.
Dinding (tidak lembab) Atap (kuat, tidak bocor) Lantai (utuh/rata, tidak retak, tidak licin) 4. Penataan (ruang gerak leluasa) 5. Jarak papan tulis dengan murid terdepan > 2,5m) Sangat Baik : memenuhi semua kriteria Baik : Jika memenuhi empat kriteria Cukup: Jika memenuhi tiga kriteria Tidak Baik: Jika memenuhi dua kriteria
30
82
14
15
16
17
Kepadatan ruang kelas 1. Memenuhi 40 standar 2. Tidak 20 memenuhi standar
Kebersihan 1. Sangat Bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
Pencahayaan 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu Kelembaban Udara 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu
Memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas ≥ 1,75 m2 permurid. Tidak memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas < 1,75 m 2 permurid
1.
40
Tidak ada debu, tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang labalaba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat Bersih : memenuhi semua kriteria Bersih : Jika memenuhi tiga kriteria Cukup: Jika memenuhi dua kriteria Tidak Bersih: Jika memenuhi satu kriteria
20
Memenuhi Baku Mutu Pencahayaan 100 Lux
:
30
40
20 Tidak memenuhi Baku Mutu : Pencahayaan di bawah atau diatas 100 Lux
40 20
Memenuhi Baku Mutu Kelembaban 40 – 60 %
:
Tidak memenuhi Baku Mutu : Kelembaban di bawah atau diatas 40 – 60 %
20
83
18
19
Suhu Udara 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu RUANG TERBUKA HIJAU Kerapatan Pohon Peneduh : 1. Sangat Baik 2. Baik 3. Cukup 4. Tidak Baik
Memenuhi Baku Mutu Suhu 18- 28 0C
40 20
: 20
Tidak memenuhi Baku Mutu : Suhu di bawah atau diatas 18- 28 0C
Sangat Baik : Pohon peneduh ada di seluruh lokasi. Baik : Pohon peneduh ada di tiga perempat Lokasi (+ 75 % ). Cukup : Pohon peneduh ada di setengah Lokasi (+ 50 % ). Tidak Baik : Pohon peneduh ada di seperempat ( < 25 % ) lokasi.
40 30 20 0
20
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei. Sumber : 1.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura. 2.
Pedoman Teknis Resiko Kesehatan Lingkungan di Sekolah
Pengendalian Faktor
(Departemen Kementerian
Kesehatan RI) tahun 2004. 3.
Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002, lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran.
Jml Skor : 480
Lampiran 2 :
HASIL SURVEI SARANA DAN PRASARANA SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR Nama Sekolah
: SMAN 2 Denpasar
Alamat Sekolah
: Jl. Jenderal Sudirman Denpasar
Tanggal Survei
: 20 Januari 2015
Item Yang Dinilai
Skor
Indikator
Toilet / WC 1.
2.
Hasil
Proporsi jumlah WC terhadap siswa : 1. Sangat baik 40 2. Baik
30
3.Cukup baik
20
4 Tidak Baik
10
Kebersihan Toilet / WC : 1. Sangat bersih
40
2.Bersih
30
3.Cukup bersih
20
4. Tidak bersih
10
Sangat baik: 1:(20-25) Baik: 1:(26-30) Cukup baik: 1:(31-40) Tidak baik: 1: ≥41 Ket. Jika tidak dipisah, gunakan proporsi wc/jamban terhadap peserta didik perempuan. Missal: jumlah siswa laki-laki 100, siswa perempuan 200, WC 10, maka perbandingan WC dengan peserta didik adalah 10:300 = 1:30 1. tidak ada lumut dan sarang laba-laba 2. tidak ada jentik 3. tdk ada bekas bocor lama pd dinding & langit2 4. Tersedia alat pembersih (sikat Wc, sikat lantai, desinfektan) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi tiga kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi dua kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi satu kriteria
84
10
10
85
3.
Ventilasi ruang kelas 1. Memenuhi standar
40 20
2. Tidak memenuhi standar 4.
Tempat sampah diToilet 1.Sangat Baik
40
2.Baik
30
3.Cukup
20
4.Tidak ada
10
Memenuhi standar : Jika luas ventilasi > 15% dari luas lantai atau pakai AC dan berfungsi Tidak memenuhi standar : Jika luas lubang ventilasi < 15% dari luas lantai Sangat Baik: Ada, kondisi baik, dan tertutup Baik: Ada, kondisi baik dan terbuka Cukup: ada, kondisi tidak baik, rusak Tidak ada: Tidak ada tempat sampah
40
10
KANTIN SEKOLAH 5.
Lokasi : 1. Sangat baik
40
2. Cukup baik
20
3. Tidak baik
6.
10
Bahan makanan :
1. Terlindung dari sumber pencemaran: debu, asap, bau, serangga dan tikus. 2. Tidak berhubungan/berhadapan langsung dengan WC/Kamar mandi Sangat baik : memenuhi semua kriteria Cukup baik: hanya memenuhi 1 kriteria Tidak baik: Jika tidak memenuhi criteria 1.
1. Baik
30
2. Tidak baik
10
2.
Bahan makanan dalam kondisi segar, tidak busuk/ tidak rusak Bahan makanan kemasan tidak kadaluwarsa, tidak mengandung penyedap/MSG berlebihan dan pemanis buatan dan terdaftar di Dinas Kesehatan atau
20
30
86
7.
Kebersihan Kantin 1. Sangat bersih
40
2.Bersih
30
3.Cukup bersih
20
4. Tidak bersih
10
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Baik: terpenuhi semua kriteria Tidak Baik : tidak memenuhi 2 kriteria tersebut 1. Tidak ada debu,tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang laba-laba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langitlangit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi 2 kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi 1 kriteria
20
AIR BERSIH 8.
Kualitas Air Secara Fisik 1.Baik 30 2. Tidak Baik
9.
Saluran pembuangan air limbah 1. Sangat Baik
10
40 30
2. Baik 20 3. Cukup
1. air tidak berwarna 2. air tidak berbau 3. air tidak berasa Baik: memenuhi semua syarat Tidak baik: bila salah satu syarat atau lebih tidak terpenuhi
Sangat Baik: Bila dialirkan ke sumur resapan yg tertutup Baik: Dialirkan ke saluran parit umum Cukup: Dialirkan ke kolam di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah Tidak Baik: Dialirkan dgn saluran air ke sungai / badan
30
20
87
4. Tidak Baik
10
10
KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH Lingkungan Sekolah 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
air
Lingkari untuk masingmasing kriteria sesuai kondisi di lapangan. 1. Rindang dan bersih serta asri 2. Tidak ada genangan air di halaman 2. Pagar pengaman sekolah Tempat parkir 3. Terdapat Papan secretariat UKS dan KTR dihalaman sekolah yang permanen 4. Tanaman obat keluarga 5. Tidak ditemukan jentik Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 5 kriteria Cukup: Jika memenuhi 4 kriteria Tidak Baik: Jika memenuhi 3 kriteria
20
SAMPAH 11 Rasio tempat sampah dengan jumlah kelas : 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
Sangat Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 1 Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 2 Cukup: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :3 Tidak Baik : Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :>4
40
88
12
Pengelolaan sampah sekolah 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
4. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
1. Pemilahan mulai dari sumber (tempat sampah terpisah untuk organik dan anorganik) 2. Sampah dari masingmasing ruangan/kelas diangkut ke TPS setiap hari 3. Sampah di TPS diangkut ke TPA maksimal 1x24 jam 4. Sampah sebelum masuk TPS dimanfaatkan dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycling), misalnya : sampah organik kompos; sampah anorganikdibuat kerajinan/hasta karya Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup:Jika memenuhi 2 kriteria Tidak Baik: Jika memenuhi 1 kriteria
20
RUANG KELAS 13
Kondisi 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3.Cukup
20
5. Tidak Baik
10
1. Dinding (tidak lembab) 2. Atap (kuat, tidak bocor) 3. Lantai (utuh/rata, tidak retak, tidak licin) 4. Penataan (ruang gerak leluasa) 5. Jarak papan tulis dengan murid terdepan > 2,5m) Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik : Jika memenuhi empat kriteria Cukup: Jika memenuhi tiga kriteria Tidak Baik: Jika memenuhi dua kriteria
30
89
14
15
Kepadatan ruang kelas 1.Memenuhi 40 standar 2.Tidak 20 memenuhi standar
Kebersihan 1. Sangat Bersih 40 6. Bersih 30 7. Cukup 20 8. Tidak Bersih 10
16
17
Pencahayaan 1.Memenuhi Baku 40 Mutu 2.Tidak memenuhi 20 Baku Mutu Kelembaban Udara 3. Memenuhi Baku Mutu 4. Tidak Memenuhi Baku Mutu
40
Memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas ≥ 1,75 m2 permurid.
40
Tidak memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas < 1,75 m2 permurid
1. Tidak ada debu, tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang laba-laba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langitlangit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat Bersih : memenuhi semua kriteria Bersih : Jika memenuhi tiga kriteria Cukup: Jika memenuhi dua kriteria Tidak Bersih: Jika memenuhi satu kriteria Memenuhi Baku Mutu Pencahayaan 100 Lux
30
: 40
Tidak memenuhi Baku Mutu : Pencahayaan di bawah atau diatas 100 Lux Memenuhi Baku Mutu Kelembaban 40 – 60 %
:
20 Tidak memenuhi Baku Mutu : Kelembaban di bawah atau diatas 40 – 60 %
20
90
18
19
Suhu Udara 1. Memenuhi Baku 40 Mutu 2.Tidak Memenuhi 20 Baku Mutu
RUANG TERBUKA HIJAU Kerapatan Pohon Peneduh : 1. Sangat Baik 2. Baik 3. Cukup 4. Tidak Baik
40 30 20 10
Memenuhi Baku Mutu Suhu 18- 28 0C
: 40
Tidak memenuhi Baku Mutu : Suhu di bawah atau diatas 18- 28 0C
Sangat Baik : Pohon peneduh ada di seluruh lokasi. Baik : Pohon peneduh ada di tiga perempat Lokasi (+ 75 % ). Cukup : Pohon peneduh ada di setengah Lokasi (+ 50 % ). Tidak Baik: Pohon peneduh ada di seperempat ( < 25 % ) lokasi.
10
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei. Sumber : 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura. 2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004. 3.
Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002, lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran.
Jml Skor : 630
Lampiran 3 :
HASIL SURVEI SARANA DAN PRASARANA SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR Nama Sekolah
: SMAN 3 Denpasar
Alamat Sekolah
: Jl. Nusa Indah No. 20X Denpasar
Tanggal Survei
: 3 Maret 2015
Item Yang Dinilai
Skor
Indikator
Toilet / WC 1.
2.
Hasil
Proporsi jumlah WC terhadap siswa : 1. Sangat 5.40 baik 2. Baik
30
3. Cukup baik
20
4. Tidak Baik
10
Kebersihan Toilet / WC : 1. Sangat bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup bersih
20
4. Tidak bersih
10
Sangat baik: 1:(20-25) Baik: 1:(26-30) Cukup baik: 1:(31-40) Tidak baik: 1: ≥41 Ket. Jika tidak dipisah, gunakan proporsi wc/jamban terhadap peserta didik perempuan. Missal: jumlah siswa laki-laki 100, siswa perempuan 200, WC 10, maka perbandingan WC dengan peserta didik adalah 10:300 = 1:30 1. tidak ada lumut dan sarang laba-laba 2. tidak ada jentik 3. tdk ada bekas bocor lama pd dinding & langit2 4. Tersedia alat pembersih (sikat Wc, sikat lantai, desinfektan) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi tiga kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi dua kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi satu kriteria
91
20
30
92
3.
Ventilasi ruang kelas 1. Memenuhi standar
40 20
2. Tidak memenuhi standar 4.
Tempat sampah diToilet 1. Sangat Baik
Memenuhi standar : Jika luas ventilasi > 15% dari luas lantai atau pakai AC dan berfungsi
40
Tidak memenuhi standar : Jika luas lubang ventilasi < 15% dari luas lantai
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak ada
10
Sangat Baik: Ada, kondisi baik, dan tertutup Baik: Ada, kondisi baik dan terbuka Cukup: ada, kondisi tidak baik, rusak Tidak ada: Tidak ada tempat sampah
40
KANTIN SEKOLAH 5.
6.
Lokasi : 1. Sangat baik
40
2. Cukup baik
20
3. Tidak baik
10
Bahan makanan : 1. Baik
30
2. Tidak baik
10
1. Terlindung dari sumber pencemaran: debu, asap, bau, serangga dan tikus. 2. Tidak berhubungan/berhadapan langsung dengan WC/Kamar mandi Sangat baik : memenuhi semua kriteria Cukup baik: hanya memenuhi 1 kriteria Tidak baik: Jika tidak memenuhi criteria 1. Bahan makanan dalam kondisi segar, tidak busuk/ tidak rusak 2. Bahan makanan kemasan tidak kadaluwarsa, tidak mengandung penyedap/MSG berlebihan dan pemanis buatan dan terdaftar di Dinas Kesehatan atau Badan
40
30
93
7.
Kebersihan Kantin 1. Sangat bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup bersih
20
4. Tidak bersih
10
Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Baik: terpenuhi semua kriteria Tidak Baik : tidak memenuhi 2 kriteria tersebut 1. Tidak ada debu,tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang laba-laba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langitlangit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi 2 kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi 1 kriteria
30
AIR BERSIH 8.
Kualitas Air Secara Fisik 1. Baik 30 2. Tidak Baik
9.
Saluran pembuangan air limbah 1. Sangat Baik
10
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
1. air tidak berwarna 2. air tidak berbau 3. air tidak berasa Baik: memenuhi semua syarat Tidak baik: bila salah satu syarat atau lebih tidak terpenuhi
Sangat Baik: Bila dialirkan ke sumur resapan yg tertutup Baik: Dialirkan ke saluran parit umum Cukup: Dialirkan ke kolam di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah Tidak Baik: Dialirkan dgn saluran air ke sungai / badan air
30
20
94
10
KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH Lingkungan Sekolah 1. Sangat Baik
40 30
2. Baik 20 3. Cukup 0 4. Tidak Baik
Lingkari untuk masingmasing kriteria sesuai kondisi di lapangan. 1. Rindang dan bersih serta asri 2. Tidak ada genangan air di halaman 3. Pagar pengaman sekolah 4. Tempat parkir 5. Terdapat Papan secretariat UKS dan KTR dihalaman sekolah yang permanen 6. Tanaman obat keluarga 7. Tidak ditemukan jentik Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 6 kriteria Cukup: Jika memenuhi 5 kriteria Tidak Baik : Jika memenuhi 2 kriteria
40
SAMPAH 11 Rasio tempat sampah dengan jumlah kelas : 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
Sangat Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 1 Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 2 Cukup: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :3 Tidak Baik : Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :>4
40
95
12
Pengelolaan sampah sekolah 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
1. Pemilahan mulai dari sumber (tempat sampah terpisah untuk organik dan anorganik) 2. Sampah dari masingmasing ruangan/kelas diangkut ke TPS setiap hari 3. Sampah di TPS diangkut ke TPA maksimal 1x24 jam 4. Sampah sebelum masuk TPS dimanfaatkan dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycling), misalnya : sampah organik kompos; sampah anorganikdibuat kerajinan/hasta karya Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup:Jika memenuhi 2 kriteria Tidak baik : Jika memenuhi 1 kriteria
40
RUANG KELAS 13
Kondisi 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
1. Dinding (tidak lembab) 2. Atap (kuat, tidak bocor) 3. Lantai (utuh/rata, tidak retak, tidak licin) 4. Penataan (ruang gerak leluasa) 9. Jarak papan tulis dengan murid terdepan > 2,5m) Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik : Jika memenuhi tiga kriteria Cukup: Jika memenuhi dua kriteria Tidak Baik: Jika memenuhi satu kriteria
40
96
14
Kepadatan ruang kelas 1. Memenuhi 40 standar 2. Tidak memenuhi standar
15
20
Kebersihan 1. Sangat Bersih 40 2.Bersih 30 3.Cukup 20 4.Tidak Bersih 10
16
17
Pencahayaan 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu Kelembaban Udara 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu
40 20
40
Memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas ≥ 1,75 m2 permurid. Tidak memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas < 1,75 m 2 permurid
1. Tidak ada debu, tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang labalaba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat Bersih : memenuhi semua kriteria Bersih : Jika memenuhi tiga kriteria Cukup: Jika memenuhi dua kriteria Tidak Bersih: Jika memenuhi satu kriteria Memenuhi Baku Mutu Pencahayaan 100 Lux
20
30
: 40
Tidak memenuhi Baku Mutu : Pencahayaan di bawah atau diatas 100 Lux Memenuhi Baku Mutu : Kelembaban 40 – 60 % 20
20
Tidak memenuhi Baku Mutu : Kelembaban di bawah atau diatas 40 – 60 %
97
18
19
Suhu Udara 1.Memenuhi Baku Mutu 2.Tidak Memenuhi Baku Mutu RUANG TERBUKA HIJAU Kerapatan Pohon Peneduh : 1. Sangat Baik 2. Baik 3. Cukup 4. Tidak Baik
40 20
40 30 20 10
Memenuhi Baku Mutu Suhu 18- 28 0C
: 40
Tidak memenuhi Baku Mutu : Suhu di bawah atau diatas 18- 28 0C
Sangat Baik: Pohon peneduh ada di seluruh lokasi. Baik : Pohon peneduh ada di tiga perempat Lokasi (+ 75 % ). Cukup : Pohon peneduh ada di setengah Lokasi (+ 50 % ). Tidak Baik : Pohon peneduh ada di seperempat ( < 25 % ) lokasi.
40
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei. Sumber : 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura. 2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004. 3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002, lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran.
Jml Skor : 590
Lampiran 4 :
HASIL SURVEI SARANA DAN PRASARANA SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR Nama Sekolah
: SMAN 4 Denpasar
Alamat Sekolah
: Jl. Gn. Rinjani Perumnas monangmaning Denpasar
Tanggal Survei
: 3 Maret 2015
Item Yang Dinilai
Skor
Indikator
Toilet / WC 1.
2.
Hasil
Proporsi jumlah WC terhadap siswa : 1. Sangat 40 baik 2. Baik
30
3. Cukup baik
20
4. Tidak Baik
10
Kebersihan Toilet / WC : 1. Sangat bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup bersih
20
4. Tidak bersih
10
Sangat baik: 1:(20-25) Baik: 1:(26-30) Cukup baik: 1:(31-40) Tidak baik: 1: ≥41 Ket. Jika tidak dipisah, gunakan proporsi wc/jamban terhadap peserta didik perempuan. Missal: jumlah siswa laki-laki 100, siswa perempuan 200, WC 10, maka perbandingan WC dengan peserta didik adalah 10:300 = 1:30 1. tidak ada lumut dan sarang laba-laba 2. tidak ada jentik 3. tdk ada bekas bocor lama pd dinding & langit2 4. Tersedia alat pembersih (sikat Wc, sikat lantai, desinfektan) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi tiga kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi dua kriteria
98
10
20
99
Tidak bersih: Jika memenuhi satu kriteria 3.
4.
Ventilasi ruang kelas 1. Memenuhi standar 2. Tidak memenuhi standar Tempat sampah diToilet 1. Sangat Baik
40 20
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak ada
10
Memenuhi standar : Jika luas ventilasi > 15% dari luas lantai atau pakai AC dan berfungsi Tidak memenuhi standar : Jika luas lubang ventilasi < 15% dari luas lantai Sangat Baik: Ada, kondisi baik, dan tertutup Baik: Ada, kondisi baik dan terbuka Cukup: ada, kondisi tidak baik, rusak Tidak ada: Tidak ada tempat sampah
40
30
KANTIN SEKOLAH 5.
Lokasi : 1. Sangat baik
40
2. Cukup baik
20
3. Tidak baik
6.
10
Bahan makanan : 1. Baik
30
2. Tidak baik
10
1. Terlindung dari sumber pencemaran: debu, asap, bau, serangga dan tikus. 2. Tidak berhubungan/berhadapan langsung dengan WC/Kamar mandi Sangat baik : memenuhi semua kriteria Cukup baik: hanya memenuhi 1 kriteria Tidak baik: Jika tidak memenuhi criteria 1. Bahan makanan dalam kondisi segar, tidak busuk/ tidak rusak 2. Bahan makanan kemasan tidak kadaluwarsa, tidak mengandung penyedap/MSG berlebihan dan pemanis buatan dan terdaftar di Dinas
40
30
100
7.
Kebersihan Kantin 1. Sangat bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup bersih
20
4.
10
Tidak bersih
Kesehatan atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Baik: terpenuhi semua kriteria Tidak Baik : tidak memenuhi 2 kriteria tersebut 1. Tidak ada debu,tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang labalaba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi 2 kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi 1 kriteria
40
AIR BERSIH 8.
Kualitas Air Secara Fisik 1. Baik 30 2. Tidak Baik
9.
Saluran pembuangan air limbah 1. Sangat Baik
10
40 30
2. Baik 20
1. air tidak berwarna 2. air tidak berbau 3. air tidak berasa Baik: memenuhi semua syarat Tidak baik: bila salah satu syarat atau lebih tidak terpenuhi Sangat Baik: Bila dialirkan ke sumur resapan yg tertutup Baik: Dialirkan ke saluran parit umum Cukup: Dialirkan ke kolam di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah
3. Cukup 4. Tidak Baik
10
Tidak Baik: Dialirkan dgn saluran air ke sungai / badan air
30
20
101
10
KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH Lingkungan Sekolah 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
Lingkari untuk masingmasing kriteria sesuai kondisi di lapangan. 1. Rindang dan bersih serta asri 2. Tidak ada genangan air di halaman 3. Pagar pengaman sekolah 4. Tempat parkir 5. Terdapat Papan secretariat UKS dan KTR dihalaman sekolah yang permanen 6. Tanaman obat keluarga 7. Tidak ditemukan jentik Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 6 kriteria Cukup: Jika memenuhi 5 kriteria Tidak Baik : Jika memenuhi 2 kriteria
30
SAMPAH 11 Rasio tempat sampah dengan jumlah kelas : 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
Sangat Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 1 Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 2 Cukup: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :3 Tidak Baik : Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :>4
40
102
12
Pengelolaan sampah sekolah 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
1. Pemilahan mulai dari sumber (tempat sampah terpisah untuk organik dan anorganik) 2. Sampah dari masingmasing ruangan/kelas diangkut ke TPS setiap hari 3. Sampah di TPS diangkut ke TPA maksimal 1x24 jam 4. Sampah sebelum masuk TPS dimanfaatkan dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycling), misalnya : sampah organik kompos; sampah anorganikdibuat kerajinan/hasta karya Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup:Jika memenuhi 2 kriteria Tidak Baik : Jika memenuhi 1
40
RUANG KELAS 13
Kondisi 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
10. Dinding (tidak lembab) 11. Atap (kuat, tidak bocor) 12. Lantai (utuh/rata, tidak retak, tidak licin) 13. Penataan (ruang gerak leluasa) 14. Jarak papan tulis dengan murid terdepan > 2,5m) Sangat Baik : memenuhi semua kriteria Baik : Jika memenuhi empat kriteria Cukup: Jika memenuhi tiga kriteria Tidak Baik: Jika memenuhi dua kriteria
30
103
14
15
16
17
Kepadatan ruang kelas 1. Memenuhi 40 standar 20 2. Tidak memenuhi standar
Kebersihan 1. Sangat Bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup
20
4. Tidak Bersih
10
Pencahayaan 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu Kelembaban Udara 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu
40
Memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas ≥ 1,75 m2 permurid. Tidak memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas < 1,75 m2 permurid
1. Tidak ada debu, tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang labalaba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat Bersih : memenuhi semua kriteria Bersih : Jika memenuhi tiga kriteria Cukup: Jika memenuhi dua kriteria Tidak Bersih: Jika memenuhi satu kriteria Memenuhi Baku Mutu Pencahayaan 100 Lux
40
30
: 40
20
Tidak memenuhi Baku Mutu : Pencahayaan di bawah atau diatas 100 Lux
40
Memenuhi Baku Mutu Kelembaban 40 – 60 %
:
20 Tidak memenuhi Baku Mutu : Kelembaban di bawah atau diatas 40 – 60 %
20
104
18
19
Suhu Udara 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu
RUANG TERBUKA HIJAU Kerapatan Pohon Peneduh : 1. Sangat Baik 2. Baik 3. Cukup 4. Tidak Baik
40 20
40 30 20 10
Memenuhi Baku Mutu Suhu 18- 28 0C
: 40
Tidak memenuhi Baku Mutu : Suhu di bawah atau diatas 1828 0C
Sangat Baik : Pohon peneduh ada di seluruh lokasi. Baik : Pohon peneduh ada di tiga perempat Lokasi (+ 75 % ). Cukup : Pohon peneduh ada di setengah Lokasi (+ 50 % ). Tidak Baik: Pohon peneduh ada di seperempat ( < 25 % ) lokasi.
20
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei. Sumber : 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura. 2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004. 3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002, lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran.
Jml Skor : 540
Lampiran 5 :
HASIL SURVEI SARANA DAN PRASARANA SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR Nama Sekolah
: SMAN 5 Denpasar
Alamat Sekolah
: Jl. Sanitasi Denpasar
Tanggal Survei
: 6 Maret 2015
Item Yang Dinilai
Skor
Indikator
Toilet / WC 1.
Proporsi jumlah WC terhadap siswa : 1. Sangat 40 baik 2. Baik
30
3. Cukup baik
20
4. Tidak Baik 2.
Hasil
10
Kebersihan Toilet / WC : 1. Sangat bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup bersih
20
4. 4. Tidak bersih
10
Sangat baik: 1:(20-25) Baik: 1:(26-30) Cukup baik: 1:(31-40) Tidak baik: 1: ≥41 Ket. Jika tidak dipisah, gunakan proporsi wc/jamban terhadap peserta didik perempuan. Missal: jumlah siswa laki-laki 100, siswa perempuan 200, WC 10, maka perbandingan WC dengan peserta didik adalah 10:300 = 1:30 1. tidak ada lumut dan sarang laba-laba 2. tidak ada jentik 3. tdk ada bekas bocor lama pd dinding & langit2 4. Tersedia alat pembersih (sikat Wc, sikat lantai, desinfektan) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi tiga kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi dua kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi satu kriteria
105
10
20
106
3.
Ventilasi ruang kelas 1. Memenuhi standar 2. Tidak memenuhi standar
4.
Tempat sampah diToilet 1. Sangat Baik
40
20
40
2. Baik
30
3. cukup
20
4. Tidak ada
10
Memenuhi standar : Jika luas ventilasi > 15% dari luas lantai atau pakai AC dan berfungsi
40
Tidak memenuhi standar : Jika luas lubang ventilasi < 15% dari luas lantai Sangat Baik: Ada, kondisi baik, dan tertutup Baik: Ada, kondisi baik dan terbuka Cukup: ada, kondisi tidak baik, rusak Tidak ada: Tidak ada tempat sampah
20
KANTIN SEKOLAH 5.
Lokasi : 1. Sangat baik
40
2. Cukup baik
20
3. Tidak baik
6.
10
Bahan makanan : 1. Baik
30
2. Tidak baik
10
1. Terlindung dari sumber pencemaran: debu, asap, bau, serangga dan tikus. 2. Tidak berhubungan/berhadapan langsung dengan WC/Kamar mandi Sangat baik : memenuhi semua kriteria Cukup baik: hanya memenuhi 1 kriteria Tidak baik: Jika tidak memenuhi criteria 1. Bahan makanan dalam kondisi segar, tidak busuk/ tidak rusak 2. Bahan makanan kemasan tidak kadaluwarsa, tidak mengandung penyedap/MSG berlebihan dan pemanis buatan dan terdaftar di Dinas Kesehatan atau Badan Pengawas Obat dan
20
30
107
7.
Kebersihan Kantin 1. Sangat bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup bersih
20
4. Tidak bersih
10
Makanan (Badan POM). Baik: terpenuhi semua kriteria Tidak Baik : tidak memenuhi 2 kriteria tersebut 1. Tidak ada debu,tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang labalaba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi 2 kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi 1 kriteria
30
AIR BERSIH 8.
Kualitas Air Secara Fisik 1. Baik 30 2.
9.
Tidak Baik
Saluran pembuangan air limbah 1. Sangat Baik
10
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
1. air tidak berwarna 2. air tidak berbau 3. air tidak berasa Baik: memenuhi semua syarat Tidak baik: bila salah satu syarat atau lebih tidak terpenuhi
Sangat Baik: Bila dialirkan ke sumur resapan yg tertutup Baik: Dialirkan ke saluran parit umum Cukup: Dialirkan ke kolam di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah Tidak Baik: Dialirkan dgn saluran air ke sungai / badan air
30
20
108
10
KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH Lingkungan Sekolah 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
Lingkari untuk masingmasing kriteria sesuai kondisi di lapangan. 1. Rindang dan bersih serta asri 2. Tidak ada genangan air di halaman 3. Pagar pengaman sekolah 4. Tempat parkir 5. Terdapat Papan secretariat UKS dan KTR dihalaman sekolah yang permanen 6. Tanaman obat keluarga 7. Tidak ditemukan jentik Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 6 kriteria Cukup: Jika memenuhi 5 kriteria Tidak Baik : Jika memenuhi 2 kriteria
30
SAMPAH 11 Rasio tempat sampah dengan jumlah kelas : 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
Sangat Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 1 Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 2 Cukup: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :3 Tidak Baik : Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :>4
40
109
12
Pengelolaan sampah sekolah 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
1. Pemilahan mulai dari sumber (tempat sampah terpisah untuk organik dan anorganik) 2. Sampah dari masingmasing ruangan/kelas diangkut ke TPS setiap hari 3. Sampah di TPS diangkut ke TPA maksimal 1x24 jam 4. Sampah sebelum masuk TPS dimanfaatkan dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycling), misalnya : sampah organik kompos; sampah anorganikdibuat kerajinan/hasta karya Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup:Jika memenuhi 2 kriteria Tidak Baik : Jika memenuhi 1 kriteria
30
RUANG KELAS 13
Kondisi 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
1. Dinding (tidak lembab) 2. Atap (kuat, tidak bocor) 3. Lantai (utuh/rata, tidak retak, tidak licin) 4. Penataan (ruang gerak leluasa) 5. Jarak papan tulis dengan murid terdepan > 2,5m) Sangat Baik : memenuhi semua kriteria Baik : Jika memenuhi empat kriteria Cukup: Jika memenuhi tiga kriteria Tidak Baik: Jika memenuhi dua kriteria
30
110
14
15
16
17
Kepadatan ruang kelas 1. Memenuhi 40 standar 2. Tidak memenuhi 20 standar
Kebersihan 1. Sangat Bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup
20
4. Tidak Bersih
10
Pencahayaan 1. Memenuhi Mutu 2. Tidak Memenuhi Mutu Kelembaban Udara 1. Memenuhi Mutu 2. Tidak Memenuhi Mutu
Baku 40 20 Baku
40 Baku
Memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas ≥ 1,75 m2 permurid. Tidak memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas < 1,75 m 2 permurid
1. Tidak ada debu, tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang labalaba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat Bersih : memenuhi semua kriteria Bersih : Jika memenuhi tiga kriteria Cukup: Jika memenuhi dua kriteria Tidak Bersih: Jika memenuhi satu kriteria Memenuhi Baku Mutu : Pencahayaan 100 Lux Tidak memenuhi Baku Mutu : Pencahayaan di bawah atau diatas 100 Lux
Memenuhi Baku Mutu Kelembaban 40 – 60 %
30
40
:
20 Baku
20
Tidak memenuhi Baku Mutu : Kelembaban di bawah atau diatas 40 – 60 %
20
111
18
19
Suhu Udara 1. Memenuhi Baku 40 Mutu 2. Tidak 20 Memenuhi Baku Mutu RUANG TERBUKA HIJAU Kerapatan Pohon Peneduh : 1. Sangat Baik 2. Baik 3. Cukup 4. Tidak Baik
40 30 20 10
Memenuhi Baku Mutu : Suhu 18- 28 0C Tidak memenuhi Baku Mutu : Suhu di bawah atau diatas 1828 0C
Sangat Baik : Pohon peneduh ada di seluruh lokasi. Baik : Pohon peneduh ada di tiga perempat Lokasi (+ 75 % ). Cukup : Pohon peneduh ada di setengah Lokasi (+ 50 % ). Tidak Baik : Pohon peneduh ada di seperempat ( < 25 % ) lokasi.
40
40
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei. Sumber : 1.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.
2.
Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.
3.
Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002, lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran.
Jml Skor : 470
Lampiran 6 :
HASIL SURVEI SARANA DAN PRASARANA SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR Nama Sekolah
: SMAN 6 Denpasar
Alamat Sekolah
: Jl. Tukad Nyali Sanur Denpasar
Tanggal Survei
: 4 Maret 2015
Item Yang Dinilai
Skor
Indikator
Toilet / WC 1.
2.
Hasil
Proporsi jumlah WC terhadap siswa : 1. Sangat 40 baik 2. Baik
30
3. Cukup baik
20
4. Tidak Baik
10
Kebersihan Toilet / WC : 1. Sangat bersih
40
2.
Bersih
30
3.
Cukup bersih
20
4. Tidak bersih
10
Sangat baik: 1:(20-25) Baik: 1:(26-30) Cukup baik: 1:(31-40) Tidak baik: 1: ≥41 Ket. Jika tidak dipisah, gunakan proporsi wc/jamban terhadap peserta didik perempuan. Missal: jumlah siswa laki-laki 100, siswa perempuan 200, WC 10, maka perbandingan WC dengan peserta didik adalah 10:300 = 1:30 1. tidak ada lumut dan sarang laba-laba 2. tidak ada jentik 3. tdk ada bekas bocor lama pd dinding & langit2 4. Tersedia alat pembersih (sikat Wc, sikat lantai, desinfektan) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi tiga kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi dua kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi satu kriteria
112
10
30
113
3.
Ventilasi ruang kelas 1. Memenuhi standar
40 20
2. Tidak memenuhi standar
4.
Tempat sampah diToilet 1. Baik sekali
Memenuhi standar : Jika luas ventilasi > 15% dari luas lantai atau pakai AC dan berfungsi
40
Tidak memenuhi standar : Jika luas lubang ventilasi < 15% dari luas lantai
40
2. Baik
30
3. kurang
20
4. Tidak ada
10
Baik sekali: Ada, kondisi baik, dan tertutup Baik: Ada, kondisi baik dan terbuka Kurang: ada, kondisi tidak baik, rusak Tidak ada: Tidak ada tempat sampah
10
KANTIN SEKOLAH 5.
Lokasi : 1. Sangat baik
40
2. Cukup baik
20
3. Tidak baik
6.
10
Bahan makanan : 1. Baik
30
2. Tidak baik
10
1. Terlindung dari sumber pencemaran: debu, asap, bau, serangga dan tikus. 2. Tidak berhubungan/berhadapan langsung dengan WC/Kamar mandi Sangat baik : memenuhi semua kriteria Cukup baik: hanya memenuhi 1 kriteria Tidak baik: Jika tidak memenuhi criteria 1. Bahan makanan dalam kondisi segar, tidak busuk/ tidak rusak 2. Bahan makanan kemasan tidak kadaluwarsa, tidak mengandung penyedap/MSG berlebihan dan pemanis buatan dan terdaftar di Dinas
20
30
114
7.
Kebersihan Kantin 1. Sangat bersih
40
2.Bersih
30
3.Cukup bersih
20
4. Tidak bersih
10
Kesehatan atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Baik: terpenuhi semua kriteria Tidak Baik : tidak memenuhi 2 kriteria tersebut 1. Tidak ada debu,tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang laba-laba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi 2 kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi 1 kriteria
10
AIR BERSIH 8.
Kualitas Air Secara Fisik 1. Baik 30 2. Tidak Baik
9.
Saluran pembuangan air limbah 1. Sangat Baik
10
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
1. air tidak berwarna 2. air tidak berbau 3. air tidak berasa Baik: memenuhi semua syarat Tidak baik: bila salah satu syarat atau lebih tidak terpenuhi
Sangat Baik: Bila dialirkan ke sumur resapan yg tertutup Baik: Dialirkan ke saluran parit umum Cukup: Dialirkan ke kolam di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah
30
20
115
4. Tidak Baik
10
KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH Lingkungan Sekolah 1. Sangat Baik
10
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
Tidak Baik: Dialirkan dgn saluran air ke sungai / badan air
Lingkari untuk masingmasing kriteria sesuai kondisi di lapangan. 1. Rindang dan bersih serta asri 2. Tidak ada genangan air di halaman 3. Pagar pengaman sekolah 4. Tempat parkir 5. Terdapat Papan secretariat UKS dan KTR dihalaman sekolah yang permanen 6. Tanaman obat keluarga 7. Tidak ditemukan jentik Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 6 kriteria Cukup: Jika memenuhi 5 kriteria Tidak Baik : Jika memenuhi 2 kriteria
20
SAMPAH 11 Rasio tempat sampah dengan jumlah kelas : 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
Sangat Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 1 Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 2 Cukup: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :3 Tidak Baik : Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :>4
40
116
12
Pengelolaan sampah sekolah 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
1. Pemilahan mulai dari sumber (tempat sampah terpisah untuk organik dan anorganik) 2. Sampah dari masingmasing ruangan/kelas diangkut ke TPS setiap hari 3. Sampah di TPS diangkut ke TPA maksimal 1x24 jam 4. Sampah sebelum masuk TPS dimanfaatkan dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycling), misalnya : sampah organik kompos; sampah anorganikdibuat kerajinan/hasta karya Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup:Jika memenuhi 2 kriteria Tidak Baik : Jika memenuhi 1 kriteria
20
RUANG KELAS 13
Kondisi 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
1. 2. 3.
Dinding (tidak lembab) Atap (kuat, tidak bocor) Lantai (utuh/rata, tidak retak, tidak licin) 4. Penataan (ruang gerak leluasa) 5. jarak papan tulis dengan murid terdepan > 2,5m) Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik : Jika memenuhi empat kriteria Cukup: Jika memenuhi tiga kriteria Tidak Baik: Jika memenuhi dua kriteria
10
117
14
15
Kepadatan ruang kelas 1.Memenuhi 40 standar 2.Tidak 20 memenuhi standar
Kebersihan 1. Sangat Bersih 40 2.Bersih 30 3. Cukup 20 4. Tidak Bersih 10
16
17
Pencahayaan 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu Kelembaban Udara 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu
40 20
Memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas ≥ 1,75 m2 permurid. Tidak memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas < 1,75 m2 permurid
1. Tidak ada debu, tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang labalaba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Baik Sekali : memenuhi semua kriteria Baik : Jika memenuhi tiga kriteria Cukup: Jika memenuhi dua kriteria Tidak Bersih: Jika memenuhi satu kriteria Memenuhi Baku Mutu : Pencahayaan 100 Lux Tidak memenuhi Baku Mutu : Pencahayaan di bawah atau diatas 100 Lux Memenuhi Baku Mutu Kelembaban 40 – 60 %
20
40
:
40 20
40
20 Tidak memenuhi Baku Mutu : Kelembaban di bawah atau diatas 40 – 60 %
118
18
19
Suhu Udara 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu RUANG TERBUKA HIJAU Kerapatan Pohon Peneduh : 1. Sangat Baik 2. Baik 3. Cukup 4. Tidak Baik
40 20
40 30 20 10
Memenuhi Baku Mutu : Suhu 18- 28 0C Tidak memenuhi Baku Mutu : Suhu di bawah atau diatas 1828 0C
Sangat Baik : Pohon peneduh ada di seluruh lokasi. Baik : Pohon peneduh ada di tiga perempat Lokasi (+ 75 % ). Cukup : Pohon peneduh ada di setengah Lokasi (+ 50 % ). Tidak Baik : Pohon peneduh ada di seperempat ( < 25 % ) lokasi.
40
20
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei. Sumber : 1.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.
2.
Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004.
3.
Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002, lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran.
Jml Skor : 550
Lampiran 7 :
HASIL SURVEI SARANA DAN PRASARANA SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR Nama Sekolah
: SMAN 7 Denpasar
Alamat Sekolah
: Jl. Kamboja Denpasar
Tanggal Survei
: 2 Maret 2015
Item Yang Dinilai
Skor
Indikator
Toilet / WC 1.
Proporsi jumlah WC terhadap siswa : 1. Sangat 5.40 baik 2. Baik
30
3. Cukup baik
20
4. Tidak Baik 2.
Hasil
10
Kebersihan Toilet / WC : 1. Sangat bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup bersih
20
4. Tidak bersih
10
Sangat baik: 1:(20-25) Baik: 1:(26-30) Cukup baik: 1:(31-40) Tidak baik: 1: ≥41 Ket. Jika tidak dipisah, gunakan proporsi wc/jamban terhadap peserta didik perempuan. Missal: jumlah siswa laki-laki 100, siswa perempuan 200, WC 10, maka perbandingan WC dengan peserta didik adalah 10:300 = 1:30 1. tidak ada lumut dan sarang laba-laba 2. tidak ada jentik 3. tdk ada bekas bocor lama pd dinding & langit2 4. Tersedia alat pembersih (sikat Wc, sikat lantai, desinfektan) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi tiga kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi dua kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi satu kriteria
119
10
30
120
3.
Ventilasi ruang kelas 1. Memenuhi standar
40 20
2. Tidak memenuhi standar 4.
Tempat sampah diToilet 1. Sangat Baik
Memenuhi standar : Jika luas ventilasi > 15% dari luas lantai atau pakai AC dan berfungsi
40
Tidak memenuhi standar : Jika luas lubang ventilasi < 15% dari luas lantai
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak ada
10
Sangat Baik: Ada, kondisi baik, dan tertutup Baik: Ada, kondisi baik dan terbuka Cukup: ada, kondisi tidak baik, rusak Tidak ada: Tidak ada tempat sampah
30
KANTIN SEKOLAH 5.
6.
Lokasi : 1. Sangat baik
40
2. Cukup baik
20
3. Tidak baik
10
Bahan makanan : 1. Baik
1. Terlindung dari sumber pencemaran: debu, asap, bau, serangga dan tikus. 2.Tidak berhubungan/berhadapan langsung dengan WC/Kamar mandi Sangat baik : memenuhi semua kriteria Cukup baik: hanya memenuhi 1 kriteria Tidak baik: Jika tidak memenuhi criteria 1.
30 2.
2. Tidak baik
10
Bahan makanan dalam kondisi segar, tidak busuk/ tidak rusak Bahan makanan kemasan tidak kadaluwarsa, tidak 1. B mengandung a penyedap/MSG i berlebihan dan pemanis buatank dan terdaftar di
40
30
121
Dinas Kesehatan atau 2. k Pengawas Obat Badan dan Makanan (Badan POM).b Baik: terpenuhi a semua 121riteria i Tidak Baik k: tidak memenuhi 2 kriteria tersebut 7.
Kebersihan Kantin 1. Sangat bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup bersih
20
4. Tidak bersih
10
1. Tidak ada debu,tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang labalaba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat bersih: memenuhi semua 121riteria Bersih: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi 2 kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi 1 kriteria
30
AIR BERSIH 8.
Kualitas Air Secara Fisik 1. Baik 30 2. Tidak Baik
9.
Saluran pembuangan air limbah 1. Sangat Baik 2. Baik
10
40 30
1. air tidak berwarna 2. air tidak berbau 3. air tidak berasa Baik: memenuhi semua syarat Tidak baik: bila salah satu syarat atau lebih tidak terpenuhi
Sangat Baik: Bila dialirkan ke sumur resapan yg tertutup Baik: Dialirkan ke saluran parit umum Cukup: Dialirkan ke kolam di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah
30
20
122
20 3. Cukup 10
10
4.Tidak Baik KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH Lingkungan Sekolah 40 1. Sangat Baik 30 2.Baik 20 3.Cukup 10 4. Tidak Baik
Tidak Baik: Dialirkan dgn saluran air ke sungai / badan air
Lingkari untuk masingmasing kriteria sesuai kondisi di lapangan. 1. Rindang dan bersih serta asri 2. Tidak ada genangan air di halaman 3. Pagar pengaman sekolah 4. Tempat parkir 5. Terdapat Papan secretariat UKS dan KTR dihalaman sekolah yang permanen 6. Tanaman obat keluarga 7. Tidak ditemukan jentik Sangat Baik: memenuhi semua 122riteria Baik: Jika memenuhi 6 kriteria Cukup: Jika memenuhi 5 kriteria Tidak Baik : Jika memenuhi 4 kriteria
30
SAMPAH 11 Rasio tempat sampah dengan jumlah kelas : 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30 20
3. Cukup 10 4. Tidak Baik
Sangat Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 1 Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 2 Cukup: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :3 Tidak Baik : Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :>4
40
123
12
Pengelolaan sampah sekolah 1. Sangat Baik 2. Baik
40 30 20
3. Cukup 10 4. Tidak Baik
1. Pemilahan mulai dari sumber (tempat sampah terpisah untuk 123riteri dan anorganik) 2. Sampah dari masingmasing ruangan/kelas diangkut ke TPS setiap hari 3. Sampah di TPS diangkut ke TPA maksimal 1x24 jam 4. Sampah sebelum masuk TPS dimanfaatkan dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycling), misalnya : sampah 123riteri kompos; sampah anorganikdibuat kerajinan/hasta karya Sangat Baik: memenuhi semua 123riteria Baik: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup:Jika memenuhi 2 kriteria Tidak Baik : Jika memenuhi 1 kriteria
30
RUANG KELAS 13
Kondisi 1. Sangat Baik 2. Baik
40 30 20
3. Cukup 10 4. Tidak Baik
1. Dinding (tidak lembab) 2. Atap (kuat, tidak bocor) 3. Lantai (utuh/rata, tidak retak, tidak licin) 4. Penataan (ruang gerak leluasa) 5. Jarak papan tulis dengan murid terdepan > 2,5m) Sangat Baik : memenuhi semua 123riteria Baik : Jika memenuhi empat kriteria Cukup: Jika memenuhi tiga kriteria Tidak Baik: Jika memenuhi dua kriteria
30
124
14
15
Kepadatan ruang kelas 1. Memenuhi 40 standar 2. Tidak 20 memenuhi standar
Kebersihan 1. Sangat Bersih
40
2. Bersih
30 20
3. Cukup 10 4. Tidak Bersih
16
17
Pencahayaan 1. Memenuhi Baku 40 Mutu 2. Tidak Memenuhi 20 Baku Mutu Kelembaban Udara 40 1. Memenuhi Baku Mutu 20 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu
Memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas ≥ 1,75 m2 permurid. Tidak memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas < 1,75 m 2 permurid
1. Tidak ada debu, tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang laba-laba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat Bersih : memenuhi semua kriteria Bersih : Jika memenuhi tiga kriteria Cukup: Jika memenuhi dua kriteria Tidak Bersih: Jika memenuhi satu kriteria Memenuhi Baku Mutu : Pencahayaan 100 Lux Tidak memenuhi Baku Mutu : Pencahayaan di bawah atau diatas 100 Lux Memenuhi Baku Mutu : Kelembaban 40 – 60 %
20
30
40
20 Tidak memenuhi Baku Mutu : Kelembaban di bawah atau diatas 40 – 60 %
125
18
19
Suhu Udara 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu RUANG TERBUKA HIJAU Kerapatan Pohon Peneduh : 1. Sangat Baik 2. Baik 3. Cukup 4. Tidak Baik
40 20
40 30 20 10
Memenuhi Baku Mutu : Suhu 18- 28 0C Tidak memenuhi Baku Mutu : Suhu di bawah atau diatas 18- 28 0C
Sangat Baik: Pohon peneduh ada di seluruh lokasi. Baik : Pohon peneduh ada di tiga perempat Lokasi (+ 75 % ). Cukup : Pohon peneduh ada di setengah Lokasi (+ 50 % ). Tidak Baik : Pohon peneduh ada di seperempat ( < 25 % ) lokasi.
20
30
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei. Sumber : 1.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.
2.
Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI).
3.
Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002, lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran.
Jml Skor : 530
Lampiran 8 :
HASIL SURVEI SARANA DAN PRASARANA SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR Nama Sekolah
: SMAN 8 Denpasar
Alamat Sekolah
: Jl. DAM Peraupan Peguyangan Denpasar
Tanggal Survei
: 4 Maret 2015
Item Yang Dinilai
Skor
Indikator
Toilet / WC 1.
2.
Hasil
Proporsi jumlah WC terhadap siswa : 1. Sangat 5.40 baik 2. Baik
30
3. Cukup baik
20
4. Tidak Baik
10
Kebersihan Toilet / WC : 1. Sangat bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup bersih
20
4.
10
Tidak bersih
Sangat baik: 1:(20-25) Baik: 1:(26-30) Cukup baik: 1:(31-40) Tidak baik: 1: ≥41 Ket. Jika tidak dipisah, gunakan proporsi wc/jamban terhadap peserta didik perempuan. Missal: jumlah siswa laki-laki 100, siswa perempuan 200, WC 10, maka perbandingan WC dengan peserta didik adalah 10:300 = 1:30 1. tidak ada lumut dan sarang laba-laba 2. tidak ada jentik 3. tdk ada bekas bocor lama pd dinding & langit2 4. Tersedia alat pembersih (sikat Wc, sikat lantai, desinfektan) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi tiga kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi dua kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi satu kriteria
126
10
20
127
3.
4.
Ventilasi ruang kelas 1. Memenuhi standar 2. Tidak memenuhi standar Tempat sampah diToilet 1. Sangat Baik
40 20
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak ada
10
Memenuhi standar : Jika luas ventilasi > 15% dari luas lantai atau pakai AC dan berfungsi Tidak memenuhi standar : Jika luas lubang ventilasi < 15% dari luas lantai Sangat Baik: Ada, kondisi baik, dan tertutup Baik: Ada, kondisi baik dan terbuka Cukup: ada, kondisi tidak baik, rusak Tidak ada: Tidak ada tempat sampah
40
20
KANTIN SEKOLAH 5.
6.
Lokasi : 1. Sangat baik
40
2. Cukup baik
20
3. Tidak baik
10
Bahan makanan : 1. Baik
30
2. Tidak baik
10
1. Terlindung dari sumber pencemaran: debu, asap, bau, serangga dan tikus. 2. Tidak berhubungan/berhadapan langsung dengan WC/Kamar mandi Sangat baik : memenuhi semua kriteria Cukup baik: hanya memenuhi 1 kriteria Tidak baik: Jika tidak memenuhi criteria 1. Bahan makanan dalam kondisi segar, tidak busuk/ tidak rusak 2. Bahan makanan kemasan tidak kadaluwarsa, tidak mengandung penyedap/MSG berlebihan dan pemanis buatan dan terdaftar di Dinas Kesehatan atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
20
30
128
7.
Kebersihan Kantin 1. Sangat bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup bersih
20
4. Tidak bersih
10
Baik: terpenuhi semua kriteria Tidak Baik : tidak memenuhi 2 kriteria tersebut 1. Tidak ada debu,tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang labalaba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat bersih: memenuhi semua kriteria Bersih: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup bersih: Jika memenuhi 2 kriteria Tidak bersih: Jika memenuhi 1 kriteria
30
AIR BERSIH 8.
Kualitas Air Secara Fisik 1. Baik 30 2. Tidak Baik
9.
Saluran pembuangan air limbah 1. Sangat Baik
10
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
1. air tidak berwarna 2. air tidak berbau 3. air tidak berasa Baik: memenuhi semua syarat Tidak baik: bila salah satu syarat atau lebih tidak terpenuhi
Sangat Baik: Bila dialirkan ke sumur resapan yg tertutup Baik: Dialirkan ke saluran parit umum Cukup: Dialirkan ke kolam di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah Tidak Baik: Dialirkan dgn saluran air ke sungai / badan air
30
20
129
10
KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH Lingkungan Sekolah 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
Lingkari untuk masingmasing kriteria sesuai kondisi di lapangan. 1. Rindang dan bersih serta asri 2. Tidak ada genangan air di halaman 3. Pagar pengaman sekolah 4. Tempat parkir 5. Terdapat Papan secretariat UKS dan KTR dihalaman sekolah yang permanen 6. Tanaman obat keluarga 7. Tidak ditemukan jentik Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 6 kriteria Cukup: Jika memenuhi 5 kriteria Tidak Baik : Jika memenuhi 4 kriteria
30
SAMPAH 11 Rasio tempat sampah dengan jumlah kelas : 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
Sangat Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 1 Baik: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 : 2 Cukup: Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :3 Tidak Baik : Jika rasio tempat sampah dengan jumlah kelas 1 :>4
40
130
12
Pengelolaan sampah sekolah 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4.
10
Tidak Baik
1. Pemilahan mulai dari sumber (tempat sampah terpisah untuk organik dan anorganik) 2. Sampah dari masingmasing ruangan/kelas diangkut ke TPS setiap hari 3. Sampah di TPS diangkut ke TPA maksimal 1x24 jam 4. Sampah sebelum masuk TPS dimanfaatkan dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycling), misalnya : sampah organik kompos; sampah anorganikdibuat kerajinan/hasta karya Sangat Baik: memenuhi semua kriteria Baik: Jika memenuhi 3 kriteria Cukup:Jika memenuhi 2 kriteria Tidak Baik : Jika memenuhi 1 kriteria
30
RUANG KELAS 13
Kondisi 1. Sangat Baik
40
2. Baik
30
3. Cukup
20
4. Tidak Baik
10
6. Dinding (tidak lembab) 7. Atap (kuat, tidak bocor) 8. Lantai (utuh/rata, tidak retak, tidak licin) 9. Penataan (ruang gerak leluasa) 10. Jarak papan tulis dengan murid terdepan > 2,5m) Sangat Baik : memenuhi semua kriteria Baik : Jika memenuhi empat kriteria Cukup: Jika memenuhi tiga kriteria Tidak Baik: Jika memenuhi dua kriteria
30
131
14
15
16
17
Kepadatan ruang kelas 1. Memenuhi 40 standar 2. Tidak memenuhi 20 standar
Kebersihan 1. Sangat Bersih
40
2. Bersih
30
3. Cukup
20
4. Tidak Bersih
10
Pencahayaan 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu Kelembaban Udara 1. Memenuhi Baku Mutu 2. Tidak Memenuhi Baku Mutu
40 20
40 20
Memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas ≥ 1,75 m2 permurid. Tidak memenuhi standar : Jika setiap murid mendapat ruang kelas < 1,75 m 2 permurid
1. Tidak ada debu, tidak ada coretan 2. Tidak ada sarang labalaba 3. Tidak ada bekas bocor lama pada dinding dan langit-langit 4. Tidak ada sampah (kecuali ditempat sampah) Sangat Bersih : memenuhi semua kriteria Bersih : Jika memenuhi tiga kriteria Cukup: Jika memenuhi dua kriteria Tidak Bersih: Jika memenuhi satu kriteria Memenuhi Baku Mutu : Pencahayaan 100 Lux Tidak memenuhi Baku Mutu : Pencahayaan di bawah atau diatas 100 Lux Memenuhi Baku Mutu : Kelembaban 40 – 60 % Tidak memenuhi Baku Mutu : Kelembaban di bawah atau diatas 40 – 60 %
20
30
40
20
132
18
19
Suhu Udara 1. Memenuhi Baku 40 Mutu 2. Tidak 20 Memenuhi Baku Mutu RUANG TERBUKA HIJAU Kerapatan Pohon Peneduh : 1. Sangat Baik 2. Baik 3. Cukup 4. Tidak Baik
40 30 20 10
Memenuhi Baku Mutu : Suhu 18- 28 0C Tidak memenuhi Baku Mutu : Suhu di bawah atau diatas 1828 0C
Sangat Baik : Pohon peneduh ada di seluruh lokasi. Baik : Pohon peneduh ada di tiga perempat Lokasi (+ 75 % ). Cukup : Pohon peneduh ada di setengah Lokasi (+ 50 % ). Tidak Baik : Pohon peneduh ada di seperempat ( < 25 % ) lokasi.
40
30
Keterangan : Huruf yang tercetak tebal dan miring adalah hasil survei. Sumber : 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01 Tahun 2013, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura. 2. Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di Sekolah (Departemen Kementerian Kesehatan RI) tahun 2004. 3. Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 19 Nopember 2002, lampiran 1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran.
Lampiran 9 : PETA LOKASI PENELITIAN SMA NEGERI 1 DENPASAR.
SMA NEGERI 2 DENPASAR
133
134
SMA NEGERI 3 DENPASAR
D
SMA NEGERI 4 DENPASAR
135
SMA NEGERI 5 DENPASAR
136
Lampiran 10 : Alat – Alat Penelitian.
Kamera
GPS
Meteran
Sound Level Meteran
137
138
Calor Stress Monitor
Lux Meter
Lampiran 11. Foto-foto
Kondisi ruang kelas SMA Negeri 4 Denpasar yang tertutup dan menggunakan AC dua buah.
139
Lampiran 12.
Dua pintu gerbang SMA Negeri 6 Denpasar dan suasana di depan sekolah.
140
Lampiran 13.
Tempat parkir sepeda motor dan mobil di areal SMA Negeri 8 Denpasar.
141
Lampiran 14.
Halaman dan kebun SMA Negeri 3 Denpasar.
142
Lampiran 15.
Renovasi pagar penyengker/pengaman di SMA Negeri 6 Denpasar.
143
Lampiran 16.
Kaca jendela diruang kelas SMA Negeri 6 Denpasar yang pecah dan lubang tanpa kaca.
144
Lampiran 17.
Suasana cerah pada saat melakukan pengukuran suhu dan kelembaban di SMA Negeri 2 Denpasar.
145
Lampiran 18.
Banyaknya vegetasi di SMAN 5 Denpasar yang menyebabkan kelembaban meningkat.
146
Lampiran 19.
Halaman SMA Negeri 2 Denpasar yang kurang vegetasi dan kebun di areal sekolah, serta adanya renovasi gedung sekolah yang menyebabkan rendahnya kelembaban.
147
Lampiran 20.
Suasana di luar kelas dan ruang kelas yang terang tanpa bola lampu di SMA Negeri 8 Denpasar.
148
Lampiran 21.
Ruang kelas SMA Negeri 2 Denpasar yang terhalang tembok di sebelah selatan sekolah menyebabkan sinar matahari tidak bisa masuk untuk penerangan alami.
149
Lampiran 22.
Kondisi SMA Negeri 2 Denpasar, toilet yang kurang bersih sehingga menyebabkan bau dan kondisi kolam ikan akibat perilaku siswa buang sampah sembarangan.
150
Lampiran 23
151 HASIL REKAPITULASI KUESIONER PADA SMA NEGERI DI KOTA DENPASAR.
No
Pertanyaan
1
Bagaimana keadaan ruang kelas anda saat menerima pelajaran ?
2
Menurut anda bagaimana ventilasi udara di ruang kelas anda?
3
Menurut anda sudah cukupkah tempat sampah di sekolah anda?
4
Apakah air bersih selalu tersedia di sekolah anda?
5
Bersihkah toilet di sekolah anda?
Jawaban Sangat Bersih Bersih Cukup Bersih Tidak Bersih Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Cukup Cukup Bersih Kurang Tidak Cukup Sangat Tersedia Tersedia Cukup Tersedia Tidak Tersedia Sangat Bersih Bersih Cukup Bersih Tidak Bersih
SMAN 1 Jml (%) 5 14,28 21 60 9 25,71 10 28,57 19 54,28 6 17,14 8 22,85 20 57,14 6 17,14 1 2,86 8 22,85 20 57,14 6 17,14 1 2,86 1 2,85 10 28,57 18 51,42 6 17,14
SMAN 2 Jml (%) 3 8,57 17 48,57 15 42,86 11 31,43 19 54,28 4 11,43 9 25,71 20 57,14 6 17,14 9 25,71 17 48,57 6 17,14 3 8.57 3 8,57 9 25,71 14 40 9 25,71
SMAN 3 Jml (%) 13 37,14 20 57,14 2 5,71 4 11,43 21 60 10 28,57 11 31,43 20 57,14 3 8,57 1 2,86 14 40 16 45,71 5 14,28 1 2,86 15 42,86 13 37,14 6 17,14
151
SMAN 4 Jml (%) 5 14,28 21 60 9 25,71 10 28,57 19 54,28 6 17,14 8 22,85 20 57.14 6 17,14 1 2,86 8 22,85 20 57,14 6 17,14 1 2,86 1 2,86 10 28,57 18 51,42 6 17,14
SMAN 5 Jml (%) 2 5,71 22 62,86 11 31,43 10 28,47 18 51,42 5 14,28 2 5,71 8 22,85 21 60 6 17,14 8 22,85 18 51,42 8 22,85 1 2,86 6 17,14 22 62,85 7 20
SMAN 6 Jml (%) 7 20 12 34,28 16 45.71 6 17,14 18 51,42 11 31,42 5 14,28 20 57,14 5 14,28 5 14,28 4 11,43 17 48.57 11 31,43 3 8,57 1 2,86 9 54,28 21 60 4 11,43
SMAN 7 Jml (%) 10 28,57 16 45,71 8 22,85 1 2,86 10 28,57 17 48,57 8 22,85 18 51,42 14 40 2 5,71 1 2,86 5 14,28 16 45,71 12 34,28 2 5,71 5 14,28 11 31,42 16 45,71 3 8,57
SMAN 8 Jml (%) 14 40 19 54,28 2 5,71 8 22,85 20 57,14 6 17,14 1 2,86 1 2,86 26 74,28 7 20 1 2,86 5 14,38 13 37.14 14 40 3 8,57 10 28,57 18 51,42 7 20
152
No
Pertanyaan
6
Menurut anda cukupkah jumlah toilet dengan jumlah siswa di sekolah anda?
7
Luaskah ruang terbuka hijau di sekolah anda?
8
Bagaimana keadaan taman/kebun di sekolah anda?
9
Menurut anda cukupkah tanaman peneduh/penghijauan di sekolah anda?
10
Apakah anda terganggu dengan suara bising di sekolah anda?
Jawaban Sangat Cukup Cukup Kurang Tidak Cukup Sangat Luas Luas Kurang Luas Tidak Luas Sangat Terawat Terawat Kurang Terawat Tidak Terawat Sangat Cukup Cukup Kurang Tidak Cukup Sangat Terganggu Terganggu Cukup Terganggu Tidak Terganggu
SMAN 1 Jml (%) 10 28,57 18 51,42 5 14,28 2 5,71 25 71,42 10 28,57 18 51,42 17 48,57 17 48,57 14 40 4 11,43 -
SMAN 2 Jml (%) 2 5,71 18 51,42 10 28,57 5 14,28 3 8,57 16 45,71 13 37,14 3 8,57 5 14,38 25 71,42 4 11,43 1 2,86 8 22,85 15 42,86 10 28.57 2 5,71
SMAN 3 Jml (%) 6 17,14 17 48,57 6 17,14 20 57,14 9 25,71 6 17,14 25 71,42 10 28,57 28 80 7 20 -
SMAN 4 Jml (%) 10 28,57 18 51,42 5 14,28 2 5,71 25 71,42 10 28,57 18 51,42 17 48,57 17 48,57 14 40 4 11,43 -
SMAN 5 Jml (%) 4 11,43 21 60 5 14,28 5 14,28 28 80 7 20 17 48,57 17 48,57 1 2,86 26 74,28 9 25,71 -
SMAN 6 Jml (%) 5 14,28 14 40 14 40 2 5,71 5 14,28 17 48,57 12 34,28 1 2,86 2 5,71 23 65,71 9 25,71 1 2,86 7 20 19 54,28 9 25,71 -
SMAN 7 Jml (%) 5 14,28 22 62,85 7 20 1 2,86 26 74,28 9 25,71 27 77,14 8 22,85 18 51,42 12 34,28 5 14,28 -
SMAN 8 Jml (%) 5 14,38 16 45,71 8 22,85 6 17,14 18 51,42 16 45,71 1 2,86 9 25,71 26 74,28 15 42,86 18 51,42 2 5,71 -
11
31,42
12
34,28
-
-
-
-
4
11,43
7
20
7
20
2
5,71
14
42,86
11
31,42
8
22,85
5
14,28
5
14,28
7
20
11
31,42
8
22,85
7
20
4
11,43
10
28.57
3
8,57
7
20
10
28,57
4
11,42
8
22,85
3
8,57
8
22,85
17
48,57
27
77,14
19
54,28
11
31,42
15
42,85
17
48,57
153
No
11
Pertanyaan
Menurut anda apakah penyebab kebisingan di sekolah anda?
12
Menurut anda kantin di sekolah anda bersih?
13
Apakah ruang kelas anda nyaman?
14
Apakah taman di sekolah anda nyaman?
15
Apakah sekolah anda nyaman?
Jawaban Kendaraan Bermotor Kegiatan Sekolah Kegiatam di Luar Sekolah Siswa Lain Sangat Bersih Bersih Cukup Bersih Tidak Bersih Sangat Nyaman Nyaman Cukup Nyaman Tidak Nyaman Sangat Nyaman Nyaman Cukup Nyaman Tidak Nyaman Sangat Nyaman Nyaman Cukup Nyaman Tidak Nyaman
SMAN 1 Jml (%)
SMAN 2 Jml (%)
SMAN 3 Jml (%)
SMAN 4 Jml (%)
SMAN 5 Jml (%)
SMAN 6 Jml (%)
SMAN 7 Jml (%)
SMAN 8 Jml (%)
18
51,43
8
22,85
1
2,85
5
14,28
-
-
10
28,57
10
28,57
8
22,85
2
5,71
10
28,57
8
22,85
2
5.71
9
25,71
4
11,43
2
5,71
6
17,14
10
28,57
12
34,28
1
2,86
23
65,71
1
2,86
15
42,86
1
2,86
4
11,43
5 2 20 11 2 9 16 9 1 16 18 1 20 14 1 -
14,28 5,71 57,14 31,42 5,71 25,71 45,71 25,71 2,86 45,71 51,42 2,86 57,14 40 2,86 -
4 20 11 4 7 16 12 8 10 15 2 9 16 9 1
11,43 57,14 31,42 11,43 20 45,71 34,28 22,85 28,57 42,86 5,71 25,71 45,71 25,71 2,86
25 5 20 10 8 15 12 20 10 1 22 12 1 -
71,42 14,28 57,14 28,57 22,85 42,86 34,28 57,14 28,57 2,86 62,85 34,28 2,86 -
5 2 20 11 2 9 23 3 16 18 1 20 14 1 -
14,28 5,71 57,14 31,42 5,71 25,71 65,71 8,57 45,71 51,42 2,86 57,14 40 2,86 -
25 3 20 12 3 23 8 1 13 19 2 1 13 17 5 -
71,43 8,57 57,14 34,28 8,57 65,71 22,85 2,86 37,14 54,28 5,71 2,86 37,14 48,57 14,38 -
6 5 15 13 2 2 7 14 12 6 15 9 5 9 14 8 4
17,14 14,28 42,86 37,14 5,71 5,71 20 40 34,28 17,14 42,86 25,71 14,28 25,71 40 22,85 11,43
23 7 16 10 2 4 16 15 24 10 1 21 9 4 1
65,71 20 45,71 28,57 5,71 11,42 45,71 42,86 68,57 28,57 2,86 60 25,71 11,42 2,86
17 2 19 14 5 21 9 9 20 7 8 17 10 -
48,57 5,71 54,28 40 14,28 60 25,71 25,71 57,14 20 22,85 48,57 28,57 -
154
155 Lampiran 24. HASIL PENGUKURAN IKLIM KERJA RUANGAN KELAS SEKOLAH MENENGAH AT AS (SMA) NEGERI DI KOT A DENPASAR VARIABEL YG DIUKUR NO
NAMA SEKO LAH
SMU NEGERI 1 DENPASAR
TANG GAL
RUANGAN
1. R. X MEA 2
PENCAHAYAAN (lux)
INT ERP NILAI RET ASI RAT A(*) RAT A (lux)
KET ERANGAN
I
II
III
IV
V
112
135
715
149
193
260,8
A
- pencahayaan alami
231 110
470 132
499 261
453 131 Rata149 172 467 101 213 336 Rata-
465 101 Rata : 120 169 161 Rata :
423,6 147 277,1 145,4 215 210,8 190,4
A A
- pencahayaan alami - pencahayaan alami
A A A
- pencahayaan alami - pencahayaan alami - pencahayaan alami
182 215 920 Rata : 352 170 210 Rata : 147 126 201 Rata : 115 372 300 Rata : 89 186 202 Rata : 210
182,4 552 220,3 318,2 546,6 280,4 356,6 394,5 252,2 283 328 287,7 152,4 625,4 559,6 445,8 127,8 220,8 296,2 214,9 600,6
A A A
- Pencahayaan alami - Pencahayaan alami - Pencahayaan alami
A A A
-Menggunakan lampu -Menggunakan lampu -Menggunakan lampu
A A A
-pencahayaan alami -pencahayaan alami -pencahayaan alami
A A A
- Pencahayaan alami - Pencahayaan alami - Pencahayaan alami
A A A
- Pencahayaan alami - Pencahayaan alami - Pencahayaan alami
A
351
798,2
A
207 318 Rata- Rata :
392,2 597
A
1
Jl. Kamboja Denpasar Pukul : 10.00-10.30 WT
2 Maret 2015 2. R. XII IPA 9 3. R.IPA XI
2
SMU NEGERI 2 DENPASAR Jl. PB. Sudirman Denpasar Pukul : 08.45-09.25 WT
1.R. XII IPS 1 6 Maret 2.R. XII IPA 2 2015 3.R. XII IPA 7
161 111 200
125 227 144
3
SMU NEGERI 3 DENPASAR Jl. Nusa Indah 20x Denpasar Pukul : 08.30-09.00 WT
3 Maret 1. R. MEA 7 2015 2. R. MEA 4 3. R. X IPA 2
170 1032 284
175 172 767
4
SMU NEGERI 4 DENPASAR Jl. Gn Batukaru Denpasar Pukul : 11.10-11.40 WT
1. R. X IPA 2 3 Maret 2. R XII IPS 4 2015 3. R XI IPA 7
720 1098 450 230 331 202
5
SMU NEGERI 5 DENPASAR Jl. Sanitasi Sidakarya Pukul : 10.00-10.30 WT
6 1. R. XII IPA 2 MAret 2.R. XI IPA 4 2015 3.R. X IPA 8
180 120 750
233 548 189
6
SMU NEGERI 6 DENPASAR Jl. T ukad Nyali Denpasar Pukul :08.00-08.30 WT
1. R. XII IPA 1 4 Maret 2. R. XI IPS 2 2015 3. R. XII IPS 2
240 738 878
113 315 944
7
SMU NEGERI 7 DENPASAR Jl. Kamboja Denpasar Pukul : 08.00-08.40 WT
1. R. XII IPS S 2 Maret 2. R. XI IPA 7 2015 3. R. X IPA 1
87 228 538
146 244 264
8
SMU NEGERI 8 DENPASAR Jl. DAM Peraupan Peguyangan Denpasar 10.45-11.30 WT
1. R. XI IPA 6 Pukul : 4 Maret 2. R. X IPS 3 2015
752
205
187 198 147 1194 881 500 Rata306 257 302 250 710 330 Rata223 478 230 391 277 223 Rata145 149 593 1109 247 429 Rata183 134 197 249 177 300 Rata296 1540
1935
598
681
3. XII IPA 10
211
647
578
426
SUHU DAN INT ERP KELEMBABAN RET ASI KELEMBABA (*) SUHU (˚C) N (%) 26,7 27,3 27 27 28,7 29,3 27,8 28,6
72,91
B/B
kipas angin
73,44 67,8 71,38 69,78 67,3 68,2 68,43
A/B A/B A/B A/B A/B A/B B/B
kipas angin kipas angin
81,98 79 78,53 79,84 85,72 85,29 82,35 84,45 86,46 84,99 81,98 84,48 83,26 81,22 79,92 81,47 75,52 76,36 74,93 75,6 75,18
A/B A/B A/B A/B A/B A/B A/B A/B A/B A/B A/B A/B A/B A/B A/B A/B A/B A/B B/B A/B A/B
kipas angin kipas angin kipas angin
- Pencahayaan alami
26,9 26,8 27,2 26,96 23,5 22,8 24,2 23,5 27,5 27,4 27,1 27,3 27,1 27,2 27,5 27,27 27,8 27,5 28,2 27,83 26,9
- Pencahayaan alami
26,8
68,42
A/B
kipas angin
- Pencahayaan alami
26,3 26,67
63,2 68,93
A/B A/B
kipas angin
KET ERANGAN : 1.
KET ERANGAN
Baku mutu didasarkan pada Lampiran I Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1405/ Menkes / SK / XI/2002 T entang Persyaratan dan T ata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran (*) A = sesuai dengan baku mutu (*) B = tidak sesuai dengan baku mutu
kipas angin kipas angin kipas angin
dengan AC (2 bh) dengan AC (2 bh) dengan AC (2 bh) kipas angin kipas angin kipas angin kipas/AC (-) kipas/AC (-) kipas/AC (-) kipas angin kipas angin kipas angin kipas angin