TINGKAT EFISIENSI BANK SYARIAH BERBASIS DAERAH DENGAN METODE STOCHASTIC FRONTIER ANALYSIS (Studi Perbandingan Bank Jabar Banten Syariah dengan Bank DKI Syariah) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh: TIAN GUSTIANA NIM.108046100078 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
i
ii
iii
ABSTRAK
Tian Gustiana. 108046100078. “Tingkat Efisiensi Bank Syariah Berbasis Daerah Dengan Metode Stochastic Frontier Analysis (Studi Perbandingan Bank Jabar Banten Syariah dengan Bank DKI Syariah)”. Perbankan Syariah, Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam rangka mendorong pengembangan industri perbankan syariah agar dapat menghasilkan kinerja yang terbaik, dan mempunyai daya saing yang tinggi dalam industri perbankan nasional, maka bank harus memiliki efisiensi operasional yang bagus. Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah selama periode Januari 2011 hingga Desember 2014. Variabel input yang digunakan adalah total simpanan, beban operasional, dan total aset, sedangkan variabel output-nya adalah total pembiayaan.. Dengan menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA), didapatkan hasil rata-rata tingkat efisiensi pada Bank Jabar Banten Syariah sebesar 0.9523. Rata-rata tingkat efisiensi biaya Bank DKI Syariah sebesar 0,9339. Kata Kunci: Efisiensi, Stochastic Frontier Analysis (SFA), Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas asma-Mu Yaa Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai bagian dari tugas akademik di Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S. E. Sy). Teriring pula shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, manusia terbaik yang menjadi rahmat dan suri tauladan bagi seluruh umat manusia, beserta salam kepada semua keluarga dan para sahabat serta pengikut beliau hingga hari kiamat. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini ditemui beberapa kesulitan, namun berkat arahan, motivasi, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, izinkanlah Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan pendahulu – pendahulu beliau yaitu Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,. MM. dan Dr. J.M. Muslimin, MA. 2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengarahan dan membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini bahkan sejak beliau menjabat
v
sebagai Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. H. Yayan Sopyan, M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dr. Ahmad Tholabi, MA selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih atas segala bantuan dan ilmu yang beliau berikan. 4. AM. Hasan Ali, MA selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan pendahulu beliau Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH terima kasih atas segala ilmu dan nasihat serta motivasi yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini. 5. Abdurrauf, Lc, MA dan pendahulu beliau, Mu’min Rauf, M. Ag, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 6. Yuke Rahmawati, MA, selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan, tuntunan, masukan dan solusi yang amat baik kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 7. DR. Hj. Azizah, MA, selaku dosen penasihat Akademik yang senantiasa memberikan bimbingan, tuntunan, masukan dan solusi yang amat baik kepada penulis selama mengampu penulis..
vi
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah dengan sabar memberikan bekal ilmu yang tak terhingga nilainya. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Aamiin. 9. Kepala perpustakaan utama UIN Jakarta dan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum beserta jajarannya yang telah membantu penulis dengan menyediakan fasilitas berupa referensi - referensi yang penulis butuhkan dan ruangan yang kondusif untuk mengerjakan skripsi, sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik. 10. Seluruh Staf Program Studi Mua’malat yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan kebutuhan administrasi selama perkuliahan. 11. Kepada Ibu Yeti Haryati, Ibuku, dan Bapak Sutiyana, Ayahku tercinta, yang tak pernah lelah memberikan semangat, serta iringan do’a yang tak pernah putus ,dan jasa yang tidak akan pernah bisa terbayar sampai kapanpun. Maafkan atas segala kesalahan, dan semoga skripsi ini bisa memberikan senyuman serta rasa bangga untuk Ibu dan Ayah. 12. Kepada Adikku, Dea Setiyawati Terima kasih atas segala dukungan dan semangat yang diberikan, Barakallah. 13. Kepada teman-teman yang berjasa membantu penyelesaian skripsi ini, Terima kasih banyak dan rasa syukur atas bantuan juga solusi dari kalian selama ini.
vii
14. Sahabat dan keluarga dari Perbankan Syariah 2008 kelas C untuk perjuangan bersama selama masa kuliah 15. Kepada semua teman - teman organisasi kampus seperti KAMMI, LDK, LiSEnSi, dan KKN Greenlight Cigombong, Terima kasih telah memberi banyak keberkahan dan ilmu dalam perkuliahan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan segenap kerendahan hati Penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, bagi pengembangan diri Penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Akhirnya segala sesuatunya penulis serahkan kehadirat Allah Azza Wa Jalla, semoga senantiasa dalam naungan rahmat dan hidayah-Nya. Aamiin
Jakarta, 28 September 2015
Tian Gustiana
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................i LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................ii LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................iii ABSTRAK ............................................................................................................iv KATA PENGANTAR ............................................................................................v DAFTAR ISI .........................................................................................................ix DAFTAR TABEL ................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................................5 C. Rumusan Masalah ......................................................................................6 D. Pembatasan Masalah ...................................................................................6 E. Tujuan Penelitian .........................................................................................7 F. Manfaat Penelitian ......................................................................................7 G. Review Studi Terdahulu ..............................................................................7 H. Kerangka Konsep………….......................................................................11 I. Hipotesis Penelitian ...................................................................................13 J. Sistematika Penulisan ................................................................................14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................16 A. Sekilas Tentang Bank Syariah ..................................................................16
ix
1) Pengertian Bank Syariah ...............................................................16 2) Fungsi Perbankan Syariah .............................................................16 3) Peranan Bank Syariah dalam Sistem Keuangan ...........................19 B. Pengertian Efisiensi ...................................................................................20 C. Teknik Pengukuran Efisiensi Perbankan ...................................................23 D. Teknik Pengukuran Stochastic Frontier Analysis (SFA) ...........................25 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................28 A. Objek Penelitian ........................................................................................28 B. Jenis dan Sumber Data ..............................................................................28 C. Populasi dan Sampel .................................................................................29 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................29 E. Spesifikasi Variabel Input dan Output ......................................................30 F. Definisi Operasional .................................................................................32 1) Variabel Input ................................................................................32 2) Variabel Output .............................................................................33 G. Metode Analisis Data ................................................................................34 1) Stochastic Frontier Analysis (SFA) ...............................................35 2) Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) ....................................37 3) Uji Statistik ...................................................................................39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................42 A. Profil Singkat Objek Penelitian ................................................................42 1) Sekilas Tentang Bank Jabar Banten Syariah ...............................42 2) Sekilas Tentang Bank DKI Syariah ...............................................45
x
B. Analisis Regresi ........................................................................................46 1) Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) ......................................46 2) Uji Statistik .....................................................................................52 C. Pembahasan Efisiensi Perbankan ..............................................................58 1) Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah ..............................................59 2) Efisiensi Bank DKI Syariah ...........................................................62 BAB V PENUTUP ...............................................................................................67 A. Kesimpulan ...............................................................................................67 B. Saran .........................................................................................................68 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................70 LAMPIRAN .........................................................................................................73
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah dan Kantor Perbankan Syariah Tahun 2008 2014……………………………………………….…………………..2 Tabel 2.1 Kegiatan Usaha BUS, UUS dan BPRS……………………...……......17 Tabel 3.1 Variabel Input dan Output.……………………………...…………....42 Tabel 4.1 Hasil Uji Autokorelasi…………………………………….…………60 Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas………………………………...…………62 Tabel 4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)..………………………………64 Tabel 4.4 Hasil Uji t Bank Jabar Banten Syariah……………………..………..65 Tabel 4.5 Hasil Uji t Bank DKI Syariah……………………………...………...67 Tabel 4.6 Hasil Uji F Bank Jabar Banten Syariah ………………………..……68 Tabel 4.7 Hasil Uji F Bank DKI Syariah…………………………………...…..70 Tabel 4.8 Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Jabar Banten Syariah………71 Tabel 4.9 Tingkat Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah…………….…………72 Tabel 4.10 Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank DKI Syariah…………….....74 Tabel 4.11 Tingkat Efisiensi Bank DKI Syariah………………………………...75 Tabel 4.12 Perbandingan Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah………………………………………………………………65
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis………………………………………...8 Gambar 1.2 Alur Pengukuran Efisiensi…………………………………………...9 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Bank Jabar Banten Syariah…………………..58 Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Bank DKI Syariah…………………………...59 Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Bank Jabar Banten Syariah…………..61 Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Bank DKI Syariah …………………...62 Gambar 4.5 Grafik Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah………………………..73 Gambar 4.6 Grafik Efisiensi Bank DKI Syariah………………………………...76
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bank bagi masyarakat ekonomi modern saat ini memiliki peranan yang sangat krusial. Karena, dengan adanya perbankan terjadi fungsi intermediasi antar masyarakat yang memiliki uang kepada masyarakat yang membutuhkan uang. Dengan adanya intermediasi ini maka terjadilah pembangunan dan peningkatan produktivitas masyarakat. Di Indonesia, terdapat dua jenis bank yaitu bank berbasis bunga (konvensional) dan bank syariah. Pada kali ini, penulis akan lebih membahas pada bank syariah. Perbankan syariah di Indonesia, hadir sebagai lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermediasi antara pemilik dana dengan pihak yang butuh dana melalui mekanisme yang sesuai dengan syariat Islam. Dasar hukum dari berdirinya bank syariah di Indonesia adalah UU Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008. Bank syariah sendiri terdiri dari 3 jenis yaiu Bank Umum Syariah ( BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Perkembangan bank syariah di Indonesia relatif selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat digambarkan dari tabel di bawah ini: Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah dan Kantor Perbankan Syariah Tahun 2008-2014 Indikator
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
BUS
5
6
11
11
11
11
12
1
Jumlah Kantor
581
7.11
1.215 1.401 1.745 1.998 2.151
UUS
27
25
23
24
24
23
22
Jumlah Kantor
241
287
262
336
517
590
320
Sumber: Bank Indonesia ( diolah sesuai kebutuhan) Dari data di atas, meskipun pertumbuhannya lambat, jaringan kantor layanan BUS dan UUS di Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan Pesat. Dari segi keuangan, industri perbankan syariah telah mengalami peningkatan volume Usaha. Seperti ditunjukan Statistik Bank Syariah, pada Desember 2013 aset perbankan syariah telah mencapai Rp 242,276 Triliun. Hal ini meningkat sebesar 24,23 % dibandingkan pada Desember tahun 2012. Sedangkan dari segi pembiayaan meningkat dari sebesar Rp 147,5 Triliun Rupiah pada Desember 2012 menjadi Rp 184,12 Triliun atau sebesar 24,82 %. Dari tingkat penghimpunan dana pihak ketiga meningkat dari Rp 147.42 Triliun menjadi Rp 183,53 Triliun atau sebesar 24,49%. 1 Pada tahun 2013 marketshare perbankan syariah telah mencapai 4,8 % perbankan nasional.2 Di Indonesia terdapat bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki dimiliki oleh pemerintah daerah. Bank yang saham mayoritas dimiliki pemerintah daerah disebut dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Diantara BPD yang terdapat di Indonesia tersebut ada yang telah membuka layanan syariah baik berbentuk BUS
Bank Indonesia (2014), Statistik Perbankan Syariah Januari 2014. Diakses 26 September 2014 dari www.bi.go.id 2 Agustianto (2014). “Outlook Perbankan Syariah 2014”.diakses tanggal 26 September 2014 dari www.agustiantocentre.com 1
2
ataupun UUS. Diantara BPD tersebut contohnya adalah PT. Bank Jabar Banten Tbk dan PT. Bank DKI. Kedua bank di atas telah memiliki layanan keuangan berbasis syariah walaupun memiliki perbedaan jenis. Bank Jabar Banten Syariah telah berbentuk sebagai Bank Umum Syariah (BUS) sedangkan Bank DKI Syariah berbentuk sebagai Unit Usaha Syariah (UUS). Bank syariah sebagai lembaga keuangan komersial, tentu bank syariah bertujuan untuk mendapat keuntungan dalam operasionalnya (profit oriented). Keuntungan tersebut di dapat dari hasil penghimpunan dana dan penyaluran dana kembali kepada masyarakat. Sebagai pihak yang menghimpun dana masyarakat, bank harus mempunyai kinerja yang baik agar semakin menarik minat masyarakat agar menempatkan dananya di bank tersebut. Kinerja yang baik tersebut dapat ditunjukkan dari keuntungan bank tersebut dalam menjalankan operasionalnya. Apabila sebuah bank memiliki tingkat kinerja keuangan yang menguntungkan maka bank tersebut terkategori sebagai bank yang sehat. Selain dari jumlah keuntungan, kategori bank sehat pun dapat dilihat dari pengukuran terhadap efisiensi bank tersebut dalam mengelola sumber dana yang dimiliki. Efisiensi secara sederhana dapat dipahami sebagai pengukuran kemampuan bank mengelola sumberdaya keuangan bank (input) dalam menghasilkan penghasilan (output) yang maksimal. Pada saat pengukuran efisiensi , bank dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapat tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Pengukuran efisiensi ini menjadi sangat penting karena
3
efisiensi ini menggambarkan kesehatan sebuh bank sehingga akan semakin menarik investor dan nasabah untuk menempatkan dananya di bank tersebut. Efisiensi merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Dengan diidentifikasikannya alokasi input dan output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisiensian. Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja yang cukup populer, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitankesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja perbankan. Sering kali, perhitungan tingkat keuntungan menunjukkan kinerja yang baik, tidak masuk dalam kriteria “sehat” atau berprestasi dari sisi peraturan. Berdasarkan keterangan dan gambaran di atas, maka peneliti tertarik mengambil judul “TINGKAT EFISIENSI BANK SYARIAH BERBASIS DAERAH DENGAN METODE STOCHASTIC FRONTIER ANALYSIS (Studi Perbandingan Bank Jabar Banten Syariah dengan Bank DKI Syariah) “. Alasan penulis memilih PT. Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah adalah sebagai berikut:
4
1. Wilayah asal kedua BPD Syariah di atas merupakan wilayah yang dekat dengan pusat pemerinmtahan dan bisnis di Indonesia. Oleh karena itu diasumsikan kedua bank tersebut memiliki asset terbesar di antara BPD dan BPDS dari daerah lain. 2. Kedua BPDS di atas merupakan BPDS tertua yang lahir di Indonesia. 3. Meskipun berbeda dari segi jenis Bank (BUS dan UUS), akan tetapi kedua bank memiliki aset yang besar dengan nilai lebih dari 1 triliun rupiah pada tahun 2014. 4. Kedua BPDS di atas memiliki data tersedia paling lengkap pada periode penelitian dibanding dengan BPD dan BPDS yang lain. B. Identifikasi Masalah Efisiensi merupakan parameter yang sangat penting dalam menilai dan mrngukur kinerja sebuah institusi. Khusus di perbankan, efisiensi merupakan gambaran hasil kinerja dari serangkaian sistem yang berlaku dalam bank. Efisiensi tersebut sangat berkaitan dengan banyak faktor baik itu internal dan eksternal. Maka dari itu dalam tema mengenai efisiensi bank syariah, maka akan timbul beberapa contoh masalah seperti di bawah ini: 1) Perbandingan efisiensi perbankan konvensional dan bank syariah 2) Perbandingan efisiensi perbankan syariah antar bank syariah 3) Faktor internal yang paling berpengaruh terhadap efisiensi perbankan syariah 4) Faktor eksternal apa yang paling berpengaruh terhadap efisiensi perbankan syariah
5
5) Langkah stakeholder dalam memacu efisien dalam perbankan syariah 6) Dan lain sebagainya C. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan bahwa pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berapa tingkat efisiensi pada Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah pada Januari 2011 - Desember 2014 berdasarkan Pendekatan Parametrik Stochastic Frontier Analysis ? 2. Variabel apa yang paling berpengaruh terhadap nilai efisiensi pada Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah? D. Pembatasan Masalah Melihat banyaknya permasalahan seperti dalam bahasan di atas, maka sangat diperlukan adanya pembatasan atau pemfokuskan masalah. Untuk membatasi masalah agar lebih fokus dan tidak kabur, maka ditetapkan batasan masalah adalah :
a) Penelitian ini hanya dilakukan pada Bank DKI Syariah dan Bank Jabar Banten Syariah hanya pada kurun waktu antara Januari 2011- Desember 2014. b) Data yang digunakan merupakan laporan keuangan tiga bulanan yang diterbitkan pada periode Januari 2011- Desember 2014. c) Analisis yang digunakan adalah dengan metode parametrik Stochastic Frontier
Analysis
(SFA)
dengan
Intermediation Approach).
6
pendekatan
Intermediasi
(The
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengukur tingkat efisiensi dari 2 bank Syariah berbasis daerah Bank Pembangunan Daerah Syariah (BPDS) yaitu Bank DKI Syariah dan Bank Jabar Banten Syariah pada kurun periode Januari 2011 – Desember 2014. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : a) Bagi Peneliti dan peneliti selanjutnya Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan dan pengalaman mengenai perbankan syariah bagi peneliti maupun bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang perbankan syariah. b) Bagi Universitas Menambah koleksi dan referensi mengenai onjek yang diteliti, yaitu efisiensi perbankan syariah. c) Bagi Bank yang Bersangkutan Memberikan informasi tentang kinerja (tingkat efisiensi) bank syariah tersebut dalam kurun waktu periode yang diteliti. G. Review Studi Terdahulu Penelitian untuk mengukur tingkat efisiensi pada perbankan telah banyak dilakukan, baik melalui metode parametrik maupun dengan metode non parametrik. Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Eugenie Mardanugraha, dan Dhaniel Illyas (2003) 3 meneliti tentang pendekatan parametrik untuk efisiensi 3
Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Eugenie Mardanugraha, dan Dhaniel Illyas. “Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia” (Jurnal Bank Indonesia, 2003)
7
perbankan Indonesia. Penelitian ini ingin membandingkan pengukuran tingkat efisiensi perbankan Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Approach (SFA) dengan metode Distribution Free Approach (DFA). Di sini peneliti menghitung tingkat efisiensi perbankan Indonesia dengan data bank secara keseluruhan tidak dikelompok-kelompokan dan juga menghitung tingkat efisiensi perbankan Indonesia dengan data bank yang dikelompokkan berdasarkan kategori bank. Hasil dari penelitian tersebut, skor efisiensi DFA lebih beragam dibandingkan dengan skor efisiensi SFA, jika digunakan data bulanan dan data tahunan yang menggabungkan seluruh bank. Namun demikian, bank-bank yang paling efisien yang dihasilkan dengan menggunakan kedua metode adalah sama. Hasil perhitungan efisiensi berdasarkan SFA dan DFA dengan menggunakan data bank yang dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan kategorinya, menghasilkan hasil perhitungan yang tidak konsisten. Ketidakkonsistenan ini sangat mungkin disebabkan karena kurangnya cross section observation yang digunakan, sehingga keragaman data berkurang. Hasil perhitungan ini juga menyimpulkan bahwa bank dengan kategori bank asing campuran merupakan kategori yang paling efisien dibandingkan dengan kategori lainnya. Adanya konsistensi perhitungan dengan menggunakan metode parametrik dengan menggunakan data bulanan dan tahunan dari bank tanpa mengelompokkan berdasarkan kategorinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode parametrik efektif jika diterapkan untuk menentukan bank yang bertindak paling efisien dalam sampel tanpa terlebih dahulu mengelompokkan bank berdasarkan kategorinya. Konsistensi ini ditunjukkan
8
dengan melihat bank yang sama untuk bank yang bertindak paling efisien dalam sampel, baik dengan menggunakan metode SFA maupun metode DFA. Suswadi (2007) 4 meneliti tentang analisis efisiensi perbankan syariah di Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Approach (SFA) dari periode Januari 2003 sampai Desember 2006. Penentuan input dan output dalam penelitian ini menggunakan Value Added. Input terdiri dari dana pihak ketiga dan modal disetor. Sedangkan output terdiri dari penempatan pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, dan pembiayaan yang diberikan. Dalam penelitian ini, efisiensi bank syariah didasarkan pada kemampuan bank syariah menghasilkan profit dari input dan output yang digunakan, sehingga istilah profit dalam penelitian ini memiliki makna yang sama. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel input dan output berpengaruh sebesar 53,7%. Selama periode penelitian perbankan syariah di Indonesia mengalami efisiensi rata-rata sebesar 94,37% tiap tahunnya. Dan berdasarkan hasil uji parsial dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini, variabelvariabel yang digunakan ada yang tidak berpengaruh terhadap laba perbankan syariah. Penelitian yang dilaukan oleh Rino A. N dan Harjum M. 5 yang berjudul “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dengan Metode Stochastic Frontier Analysis (2005-2009). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total simpanan, biaya operasional, biaya operasional
4 Suswadi, “Analisis Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia (Metode Stochastic Frontier Approach “(Skripsi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2007) 5 Rino A. N dan Harjum M, “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) dengan Metode Stochastic Frontier Analysis” (Semarang: Universitas Diponegoro, 2011)
9
lain, total pembiayaan. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa BUS dan UUS selalu mengalami peningkatan efisiensi. Namun BUS sedikit lebih baik dari UUS selama periode penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Kukuh Ari Arbi6 yang berjudul “Pendekatan Parametrik dan Non Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan (Studi Kasus BankBank BUMN dan Bank-Bank Asing yang Terdaftar di Bank Indonesia). Jakarta: Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah”. Hasil dari penelitian ini adalah Berdasarkan pengukuran SFA Panel Stochastik, tingkat efisiensi biaya Bank BUMN lebih tinggi daripada tingkat efisiensi Bank Asing, yaitu 77.4% Bank BUMN dan 73.6% Bank Asing. Dengan tingkat rata-rata efisiensi seluruh Bank sebesar 75%, mengindikasikan bahwa input yang digunakan perbankan sebesar 25% belum dapat menghasilkan output yang efisien. Sedangkan berdasarkan pengukuran DEA, tingkat efisiensi teknik Bank BUMN sebesar 99% dan Bank Asing 86%. Tingkat efisiensi overall (teknik dan skala) Bank BUMN 94.8% dan Bank Asing 72.5%. Oleh karena itu, baik pendekatan parametrik (SFA) dan non parametrik (DEA) menyimpulkan bahwa tingkat efisiensi Bank BUMN lebih tinggi dibandingkan Bank Asing. Penelitian yang dilakukan oleh Rafika Rahmawati7 yang berjudul “Efisiensi Pengelolaan Dana Bank Syariah Di Indonesia (Dengan Pendekatan Parametrik). Jakarta: Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah”. Hasil dari
Arbi, Kukuh Ari. 2011. “Pendekatan Parametrik dan Non Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan (Studi Kasus Bank-Bank BUMN dan Bank-Bank Asing yang Terdaftar di Bank Indonesia)”. Jakarta : Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah 7 Rafika Rahmawati,. 2011. “Efisiensi Pengelolaan Dana Bank Syariah Di Indonesia (Dengan Pendekatan Parametrik)”. Jakarta: Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 6
10
penelitian ini adalah tingkat efisiensi biaya pada ketiga Bank Umum Syariah secara umum tiap bulannya mengalami penurunan. Dan pada tiap awal tahun tingkat efisiensi biaya akan mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena pada awal bulan, total biaya pada bank mengalami penurunan, sehingga tingkat efisiensi biaya akan meningkat. Hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara komponen input (beban personalia dan beban bagi hasil) dan output (total pembiayaan dan surat berharga yang dimiliki) terhadap tingkat efisiensi biaya secara simultan, dapat diterima. Perbedaannya dengan penelitian-penelitian tersebut, letak penelitian ini ingin menganalisis berapa tingkat efisiensi dari segi produksi dengan menggunakan pendekatan statistik parametrik yaitu dengan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA). Pendekatan dalam menentukan input dan output pada penelitian ini menggunakan pendekatan perantaraan (Intermediation Aprroach), di mana kemudian dianalisis komponen-komponen input dan output apa saja yang mempengaruhi tingkat efisiensi biaya pada bank syariah H. Kerangka Konsep Penelitian ini mengukur efisiensi dengan mengunakan pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA) dilakukan dengan cara menentukan jenis input dan output terlebih dahulu. Analisis ini menghasilkan persamaan frontier yang merupakan interaksi antara input (total simpanan, total aset dan beban operasional) dan output (total pembiayaan) dalam mempengaruhi efisiensi yang dilakukan oleh bank syariah.
11
Hubungan interaksi input dan output akan menentukan nilai efisiensi perbankan. Berdasarkan nilai efisiensi ini kemudian dianalisis pengaruh komponen input dan output terhadap tingkat efisiensi pada perbankan syariah. Untuk lebih jelasnya kerangka konsep ditunjukkan pada gambar berikut: Gambar 1.1 Kerangka Konsep
Variabel Input Total Simpanan
Variabel Output Total Pembiayaan
Beban Operasional
Total Aset
Pengukuran Efisiensi (Pendekatan Intermediasi dan metode Stochastic Frontier Analyz)e
Nilai Efisiensi
Teknik dalam pengukuran efisiensi perbankan secara parametrik dalam penelitian ini mengggunakan beberapa perangkat lunak yang dibutuhkan. Perangkat lunak yang digunakan antara lain Microsoft Excel untuk membuat row data, spss 19 untuk cleaning data dan pengujian Ordinary Least Square (OLS) serta uji statistik. Penghitungan efisiensi menggunakan perangkat lunak frontier 4.1.
12
Langkah-langkah pengukuran efisiensi dapat dilihat dalam alur seperti pada gambar di bawah ini: Gambar 1.2 Alur Pengukuran Efisiensi Row Data Microsoft Excel Cleaning Data SPSS 19 Estimasi Fungsi Produksi
Estimasi Nilai Efisiensi FRONTIER 4.1 Nilai Efisiensi
I. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah dugaan sementara/ kesimpulan sementara dari suatu penelitian yang masih harus dibuktikan kebenarannya dengan serangkaian pengujian dalam penelitian. Dalam penelitian ini, Nilai efisiensi perbankan syariah diasumsikan dapat dihasilkan dari hubungan interaksi antara variabel input dan variabel output. Berdasarkan asumsi diatas, peneliti melakukan rumusan hipotesis sebagai berikut: H0 = Tidak terdapat pengaruh antara komponen input dan output terhadap efisiensi perbankan syariah.
13
Ha = Terdapat pengaruh antara komponen input dan output terhadap efisiensi perbankan syariah Untuk mendapatkan hasil yang signifikan (mendekati kebenaran) maka penelitian ini menggunakan derajat keyakinan 95% (α = 5%) J. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dibagi menjadi 5 bab, yaitu: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang; latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, review studi terdahulu yang berhubungan dengan yang tema yang dibahas disertai perbedaan dengan bahasan penulis dan sistematika penulisan. Hasil - hasil penulisan yang pernah dilakukan sebelumnya dan dijadikan acuan dalam penulisan skripsi ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang. Selain itu juga berisi penyajian data empiris yang menjadi objek dalam penulisan ini secara objektif tanpa adanya persepsi dari penulis. Data empiris itu antara lain berisi tentang teori bank dan bank syariah, teori tentang Efisiensi dan metode metode pengukuran dari efisiensi perbankan.
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini. Dalam bab ini juga dijabarkan mengenai metode analisisnya yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai dengan masalah.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang perhitungan data yang diperoleh dalam penelitian sehingga akan diketahui hasilnya, dan penjelasan mengenai data yang diperoleh dari perhitungan.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil-hasil perhitungan analisis dan berisi saran yang sesuai dengan permasalahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sekilas Tentang Bank Syariah 1) Pengertian Bank Syariah Dalam Undang Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbakan Syariah dikatakan bahwa, perbankan Syariah merupakan perbankan yang kegiatannya berdasarkan prinsip syariah atau hukum Islam. Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah. antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank ke pihak lain (ijarah wa itiqna)8. 2) Fungsi Bank Syariah Sebagaimana tercantum dalam UU No. 21 Tahun 2008, fungsi dari perbankan syariah adalah: 1. Fungsi Umum
8
Undang Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah 16
a) Penghimpun dana Bank Syariah dapat menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan antara lain: a) Produk simpanan berbentuk tabungan , deposito, dan giro. b) Lembaga keuangan lewat penempatan dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik. c) Pemilik modal berupa setoran awal pada saat pendirian ataupun penambahan modal. b) Penyalur dana Dana yang dihimpun disalurkan dalam bentuk pembiayaan atau bentuk lainnya dalam bentuk investasi pembelian sukuk (obligasi syariah), serta penyertaan dalam bentuk bagi hasil. c) Pelayan Jasa Keuangan Melakukan pelayanan lalu lintas pembayaran dilakukan dalam berbagai aktivitas, seperti pengiriman yang (transfer), penagihan berupa collection, kartu debit, kartu kredit syariah, transaksi tunai, Real Time Gross Settlement (RTGS), kliring, Automatic Teller Machine (ATM), electronic banking, dan layanan perbankan lainnya. 2. Fungsi Khusus a) Agen of Trust Lembaga
kepercayaan
17
(trust)
bagi
masyarakat
dalam
penempatan dan pengelolaan dana berdasarkan prinsip syariah. b) Agent of Development Institusi yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi rakyat dan negara yang berbasis prinsip syariah. c) Agent of Service Memberikan pelayanan jasa perbankan dalam bentuk aneka transaksi keuangan kepada masyarakat guna mendukung kegiatan bisnis dan perekonomian. d) Agent of Social Bank syariah dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infaq, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya serta menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Selain itu dapat pula menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uangdan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi. e) Agent of Business Bank syariah dapat berfungsi sebagai mudharib yaitu sebagai pengelola dana nasabah untuk berbagi hasil. Bank syariah juga dapat berperan sebagai pemodal yang memberikan pembiayaan pada pihak lain. Bank Syariah juga dapat menjadi agen yang mempertemukan antara pebisnis atau mewakili bisnis nasabah.
18
3) Peranan Bank Syariah dalam Sistem Keuangan Perbankan syariah memiliki fungsi dan peranan yang sangat vital sistem keuangan negara. 1. Pengalihan Aset (asset transmutation) Sumber dana yang diberikan untuk pembiayaan berasal dari pemilik dana selaku unit surplus. Jangka waktunya dapat diatur sesuai
keinginan
pemilik
dana
sehingga
bank
berperan
sebagaipengalih aset yang likuid dari unit surplus (Shahibul Mal) kepada unit deficit selaku pengelola dana (Mudharib) atau yang memerlukan pembiayaan dalam bentuk jual beli, sewa- menyewa, atau dengan akad lainnya. 2. Transaksi (transaction) Bank memberikan layanan dan kemudahan kepada para pelaku ekonomi untuk melakukan berbagai transaksi keuangan yang menyangkut barang dan jasa. 3. Likuiditas (liquidity) Bank juga berperan sebagai penjaga likuiditas masyarakat dengan adanya aliran dana dari unit surplus kepada unit defisit lewat mekanisme pengelolaan penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat. 4. Broker of Business Bank dapat berperan sebagai broker untuk mempertemukan
19
para pebisnis , terutama antar nasabah mereka sendiri, sehingga mampu menjembatani informasi yang tidak simetris (assymetric information) dan terjadi efisiensi biaya ekonomi, terutama dalam praktik bisnisnya yang bervariasi, seperti dalam hal jual beli, sewa menyewa, sewa beli, gadai dan bagi hasil. B. Pengertian Efisiensi Dalam kamus besar bahasa Indonesia9 efisiensi yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna. Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari suatu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dinilai efisien jika mampu menggunakan input yang sama dengan perusahaan lain namun mampu menghasilkan output yang lebih besar, atau sebaliknya mampu menghasilkan output yang sama dengan perusahaan lain dengan input yang lebih kecil. Menurut Parmono dan Darmawan 10 , Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi apabila mempergunakan jumlah unit yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang digunakan perusahaan lain untuk menghasilkan output yang sama, atau mempergunakan unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu:
Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa Kemendikbud, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, Jakarta 2011. Hal, 107 10 Permono dan Darmawan (2000), “Analisis Efisiensi Industri perbankan di Indonesia” (studi kasus Bank-Bank Devisa di Indonesia Tahun 1991-1996), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 9
20
1. Apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar 2. Dengan input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama besar 3. Dengan input yang lebih besar dapat mengahasilkan output dengan persentase yang lebih besar. Leibenstein -dalam Rahmat Hidayat- 11 mengatakan, bahwa perusahaan beroperasi pada tingkat yang kurang efisien disebabkan dua hal, yaitu: (1) kegagalan menggunakan sumber daya secara efisien atau terjadi ketidak efisienan dalam penggunaan; dan (2) kegagalan perusahaan dalam mengkombinasikan sumber daya tersebut secara optimal. Efisiensi merupakan salah satu parameter yang penting dalam menilai kinerja sebuah perusahaan. Dari pengukuran efisiensi dapat dilihat kemampuan sebuah perusahaan dalam memanfaatkan input - input yang dimiliki untuk menghasilkan output maksimal. Dengan pengukuran efisiensi pula dapat dihitung angka output minimum yang dapat dihasilkan dengan nilai input tertentu. Efisiensi bagi sebuah bank atau industri perbankan secara keseluruhan merupakan aspek yang paling penting diperhatikan untuk mewujudkan suatu kinerja keuangan yang sehat dan berkelanjutan (sustainable). Efisiensi industri perbankan dapat ditinjau dari sudut pandang mikro maupun makro. Dari perspektif mikro, dalam suasana persaingan yang semakin ketat sebuah bank agar bisa bertahan dan berkembang harus efisien dalam kegiatan operasionalnya. Bank-bank Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik. (Bekasi: Gramata Publishing. 2014).hal .65 11
21
yang tidak efisien, besar kemungkinan akan keluar dari pasar karena tidak mampu bersaing dengan kompetitornya, baik dari segi harga (pricing) maupun dalam hal kualitas produk dan pelayanan. Bank yang tidak efisien akan kesulitan dalam mempertahankan kesetiaan nasabahnya dan juga tidak diminati oleh calon nasabah dalam rangka untuk memperbesar costumer-basenya. Dari perspektif makro, bank yang efisien mampu menjalankan fungsi intermediasinya secara optimal melalui penyaluran kredit dengan biaya murah. Semakin banyak kredit yang disalurkan ke sektor riil, maka kegiatan investasi akan berkembang dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi, kinerja perbankan akan semakin lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya keuangan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi. Konsep pengukuran efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh Farrel (1957) pada saat melakukan pengukuran Empirik 12 . Menurut Farrell (1957) konsep pengukuran efisiensi dibagi menjadi dua yaitu efisiensi teknik (technical efficiency/TE) dan efisiensi alokasi (allocation efficiency/AE). Efisiensi teknik menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan output dengan memanfaatkan jumlah input yang ada. Sedangkan efisiensi alokasi menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan input dengan struktur harga dan teknologi produksinya. Efisiensi alokasi juga disebut sebagai efisiensi ekonomi (economic efficiency), karena tujuan dari para produsen adalah mencapai efisiensi yang tinggi (efisiensi biaya, pendapatan atau efisiensi keuntungan).
12
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik . hal 66 22
Kombinasi dari kedua efisiensi (TE dan AE) tersebut akan menghasilkan efisiensi ekonomi secara total (Overall economic efficiency/OE) (Mokhtar, 2006).13 C. Teknik Pengukuran Efisiensi Perbankan Secara umum ada dua macam pendekatan untuk mengukur tingkat efisiensi perbankan, yaitu 1. Pendekatan nisbah keuangan (financial ratio), yaitu menggunakan Index Number atau Rasio keuangan sebagai rujukan dalam menentukan efisiensi. Contoh rasio keuangan tersebut antara lain Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan rasio lainnya. 2. Pendekatan operating research (OR), pada pendekatan ini tingkat efisiensi diukur dengan menggunakan beberapa teknik yang terbagi 2 jenis yaitu: (1) Teknik Parametrik seperti Stochastic Frontier Approach
(SFA),
Distribution Free Approach (DFA), dan Recusive Thick Frontier Approach (RTFA) serta (2) Teknik non parametrik seperti Data Envelopment Analysis (DEA) dan Free Disposable Hull Analysis (FDH). Penggunaan rasio-rasio keuangan untuk mengukur efisiensi biaya merupakan cara yang banyak dipakai para analis perbankan. Hal ini karena cara tersebut lebih mudah dan semua data yang diperlukan untuk pengukuran dapat langsung diperoleh dari laporan keuangan bank yang bersangkutan namun pengukuran efisiensi dengan menggunakan rasio keuangan dapat menimbulkan kesalahan. Beberapa masalah yang mungkin timbul dalam analisis rasio-rasio
13
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik, hal 66-67 23
keuangan, yaitu:14 a) Banyak perusahaan besar mengoperasikan divisi yang berbeda pada industri yang berbeda dan perusahaan semacam ini sangat sulit untuk mengembangkan seperangkat rata-rata industri yang berarti untuk tujuan komparatif. Oleh karena itu, analisis rasio lebih berguna bagi perusahaan kecil dibanding perusahaan multidivisi. b) Kebanyakan perusahaan ingin lebih baik dibandingkan rata-rata industri, sehingga bila hanya mencapai kinerja rata-rata tidaklah telalu baik. c) Inflasi dapat memberikan distorsi yang buruk terhadap neraca perusahaan, nilai yang dicatat seringkali sangat berbeda dengan nilai sebenarnya d) Faktor seperti musiman juga dapat mendistorsi analisis rasio e) Perusahaan dapat menggunakan teknik “window dressing” untuk memuat laporan keuangan nampak lebih baik f) Praktik akuntansi yang berbeda dapat mendistorsi perbandingan g) Sangat sulit menyamaratakan apakah suatu rasio tertentu “baik” atau “buruk” h) Suatu perusahaan mungkin memiliki beberapa rasio yang kelihatan “bagus” dan yang lainnya kelihatan “buruk”, yang membuat sulit untuk menyatakan apakah perusahaan tersebut kuat atau lemah. Sedangkan teknik - teknik analisis dalam pendekatan OR merupakan pendekatan dengan perhitungan ekonometrik. Saat ini pendekatan OR ini adalah
Edy Hartono. “Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia dengan Menggunakan Metode Parametrik SFA Analysis”. (Tesis Universitas Diponegoro Semarang, 2009) hal. 18 14
24
teknik yang paling dominan digunakan dalam penghitungan efisiensi perbankan. D. Teknik Pengukuran Stochastic Frontier Approach (SFA) Stochastic Frontier Approach (SFA) adalah teknik pengukuran tingkat efisiensi dengan pendekatan parametrik. Teknik ini dikembangkan oleh Aigner, Lovell dan Schimdt (1977) serta Meesen dan van Broek (1977).15 Pada metode ini, profit dari bank dimodelkan untuk terdeviasi dari profit efficient frontier-nya akibat adanya random noise dan inefisiensi.16 Pendekatan ini banyak digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perbankan utamanya di Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya. Keuntungan menggunakan teknik ini adalah dapat menangani masalah statistical noise. Pada teknik ini faktor ketidakefisienan tidak lagi dicemari karena dapat dipisahkan dan dibedakan secara jelas dari random noise-nya. Kelemahan utama metode ini adalah memerlukan bentuk fungsional yang terlampau ketat dari teknologi produksinya. Selain itu kelemahannya adalah cenderung akan mengaburkan pengaruh kesalahan spesifikasi bentuk fungsional dengan pengaruh ketidak efisienan. Menurut Berger dan Humprey – dalam Kukuh 17 , pendekatan stochastic frontier atau sering juga disebut pendekatan ekonometrik yang menentukan bentuk fungsional untuk biaya, keuntungan, atau hubungan produksi antara input, output,
15
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik. hal 70
Agung Nugroho, “Efisiensi Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah Menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA)”. (Jakarta : Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2012), hal 42 17 Kukuh Ari Arbi, “Pendekatan Parametrik dan Non Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan (Studi Kasus Bank-Bank BUMN dan Bank-Bank Asing yang Terdaftar di Bank Indonesia”). (Jakarta : Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah. 2011). Hal. 20 16
25
dan faktor lingkungan serta memungkinkan adanya kesalahan acak. SFA berpendapat bahwa sebuah model terdiri atas kesalahan dimana inefisiensi diasumsikan mengikuti distribusi asimetris, sisanya setengah normal, sedangkan kesalahan acak mengikuti distribusi simetris, biasanya standar normal. Logikanya adalah bahwa inefisiensi harus memiliki distribusi memotong karena inefisiensi tidak boleh negatif. Baik inefisiensi dan kesalahan yang diasumsikan menjadi orthogonal ke output, input, atau variabel lingkungan yang ditetapkan dalam mengestimasi persamaan. Keunggulan pendekatan frontier stochastic yaitu dilibatkannya disturbance term yang mewakili gangguan, kesalahan pengukuran dan kejutan eksogen yang berada diluar kontrol unit produksi. Nilai efisiensi dengan menggunakan metode SFA adalah dalam bentuk persentase. Semakin mendekati nilai 100% menunjukkan bahwa suatu bank bertindak semakin efisien. Dalam setiap periodenya (dalam hal ini setiap tahun), dihasilkan nilai efisiensi yang relatif terhadap bank-bank yang termasuk dalam sampel. Artinya ada satu bank yang bertindak paling efisien dalam setiap tahunnya, dan efisiensi dari bank-bank lainnya diukur secara relatif terhadap bank tersebut. Bank yang paling efisien mempunyai nilai efisiensi tertinggi yaitu 100%.18 Dalam menggunakan pendekatan parametrik dan non parametrik, menurut Muliaman D. Hadad dkk, terdapat tiga pendekatan lazim yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan antara input dan output dalam kegiatan financial suatu
18 Muliaman D. Haddad, dkk, “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis” (Jurnal Bank Indonesia, 2003) h. 10.
26
lembaga keuangan, yaitu:19 a
Pendekatan Aset (Asset Approach) Pendekatan aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga
keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Pendekatan ini, output didefinisikan dalam bentuk asset. b
Pendekatan Produksi (Production Approach) Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen akun
deposito dan kredit pinjaman, sedangkan output didefinisikan sebagai jumlah tenaga, pengeluaran modal pada aset-aset tetap dan material lainnya. c
Pendekatan Intermediasi (Intermediation Approach) Pendekatan ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai
intermediator, yaitu merubah dan mentransfer aset-aset keuangan dari surplus unit menjadi defisit unit. Input-input lembaga keuangan tersebut meliputi: biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga pada deposito, kemudian outputnya diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan investasi keuangan (financial investment). Pendekatan ini melihat fungsi primer sebuah institusi keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman.
19 Zaky M Lubis, “Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis”. (Jakarta : Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2013). hal 33-34
27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah. Sedangkan data yang digunakan adalah laporan keuangan triwulanan pada periode Januari 2011 sampain dengan Desember 2014. Alasan penulis memilih PT. Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah adalah sebagai berikut: 1. Wilayah asal kedua BPD Syariah di atas merupakan wilayah yang dekat dengan pusat pemerintahan dan bisnis di Indonesia. Oleh karena itu diasumsikan kedua bank tersebut memiliki aset terbesar di antara BPD dan BPDS dari daerah lain. 2. Kedua BPDS di atas merupakan BPDS tertua yang lahir di Indonesia. 3. Meskipun Berbeda dari segi Jenis Bank ( BUS dan UUS), akan tetapi kedua bank memiliki asset yang besar senilai lebih dari 1 triliun rupiah pada tahun 2014. 4. Kedua BPDS di atas memiliki data tersedia paling lengkap pada periode Januari 2011 sampai Desember 2014 penelitian dibanding dengan BPD dan BPDS yang lain. B. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu 28
data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia maupun bank yang bersangkutan serta pustaka lain yang berhubungan dengan efisiensi perbankan syariah. C. Populasi dan Sampel Populasi yang dijadikan objek penelitian pada penelitian ini adalah seluruh bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah yang tercatat selama periode tahun 2011 sampai 2014 sejumlah 197 bank dengan rincian 12 Bank Umum Syariah, 22 unit Usaha Syariah, dan 163 Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria Bank Pembangunan Daerah yang memiliki layanan syariah baik berupa Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) yang laporan keuangan tersedia secara lengkap selama periode Januari 2011 sampai Desember 2014. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi kepustakaan. Dalam studi pustaka, peneliti memperoleh data dengan cara melihat laporan keuangan, baik itu yang tertera di situs Bank Indonesia maupun di situs bank yang bersangkutan. Selain itu, dalam memperoleh data peneliti juga membaca berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan efisiensi
29
perbankan. E. Spesifikasi Variabel Input dan Output Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah adalah pendekatan intermediasi atau perantaraan. Pendekatan intermediasi menerangkan aktivitas perbankan sebagai pentransformasi uang yang dipinjamkan kepada para debitur. Pendekatan intermediasi melihat bank sebagai financial intermediary, dengan output yang diukur dalam unit rupiah. Variabel input dan output pada penelitian ini ditunjukkan seperti pada tabel berikut: Tabel 3.1 Variabel Input dan Output Simbol
Nama Variabel
Sumber
X1
Total Simpanan
Neraca
X2
Beban Operasional
Laporan Laba/Rugi
X3
Total Aset
Neraca
Y
Total Pembiayaan
Neraca
Alasan peneliti menggunakan pendekatan intermediasi dalam penelitian ini adalah: 1) Menurut Berger dan Humprey (1997) dalam Rino A. N. 20 menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih tepat
Rino A. N, “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dengan Metode Stochastic Frontier Analysis”. h. 29 20
30
untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediation yang menghimpun dana dari surplus unit dan menyalurkan kepada deficit unit 2) Menurut Muliaman Hadad dkk21, peranan dari bank di Indonesia adalah sebagai institusi finansial yang mengumpulkan tabungan (yang merupakan surplus unit) dan mengubahnya menjadi kredit yang merupakan defisit unit. Atau dengan kata lain, fungsi intermediasi dari bank penting untuk diteliti. 3) Menurut Muliaman Hadad dkk22, jika deposito diperhitungkan sebagai output, deposite services dikenakan kepada nasabah bank dalam bentuk membayar tingkat bunga dibawah tingkat bunga pasar (SBI) dari pada mengenakannya dengan harga tertentu sebagai fee dari service. Sehinga sulit ditentukan harga dari deposito. 4) Berbeda
dengan
pendekatan
produksi,
pendekatan
intermediasi
mengemukakan bahwa fungsi utama bank adalah menerima deposit dari masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam berbagai bentuk pinjaman. Berkaitan dengan hal ini maka labor, materials, dan deposits dipandang sebagai input sedangkan outputnya adalah pinjaman dan kegiatan-kegiatan lain yang menghasilkan
21 Muliaman Haddad, dkk, “Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia.” (Jakarta: Jurnal Bank Indonesia, 2003) h. 6. 22 Muliaman Haddad, dkk, “Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia.” h.6
31
pendapatan, yaitu berbagai bentuk pelayanan bank (banking services) yang menghasilkan fee atau komisi.23 F. Definisi Operasional
1) Variabel Input a) Total Simpanan Total simpanan merupakan sejumlah dana masyarakat baik individu atau badan hukum yang berhasil dihimpun oleh bank syariah melalui produk penghimpunan dana seperti giro syariah, deposito syariah, dan tabungan syariah.
24
Total simpanan yang digunakan adalah
penjumlahan dari dana simpanan wadiah dan dana investasi tidak terikat. Total simpanan digunakan karena fungsi bank sebagai lembaga intermediasi yang memposisikan simpanan sebagai variabel input. Semakin banyak total simpanan yang dimiliki oleh bank akan semakin memudahkan bank untuk menyalurkan pembiayaan dan berdampak pada semakin tingginya efisiensi bank tersebut. Maka total simpanan memiliki hubungan signifikan positif terhadap pembiayaan. b) Beban Operasional Beban operasional merupakan biaya langsung yang berhubungan dengan kegiatan operasional usaha bank. 25 Beban operasional yang
Dramli, “A Study of Bank Efficiency in Indonesia”. 2009 Rino A. N. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dengan Metode Stochastic Frontier Analysis”. hal. 58 25 Rino A. N. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dengan Metode Stochastic Frontier Analysis”. hal. 58 23 24
32
tertera pada laporan keuangan adalah Beban Operasional Lainnya yang merupakan penjumlahan atas seluruh beban yang berhubungan dengan kegiatan operasional bank. Beban Operasioanal digunakan karena beban operasional merupakan belanja wajib yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan fungsinya. Semakin sedikit beban operasional yang dikeluarkan harusnya semakin membuat bank tersebut efisien. Sehingga beban operasional memiliki hubungan negatif terhadap efisiensi. c) Total Aset Total aset merupakan nilai keseluruhan dari sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai aset perlu dicermati karena menjadi dasar pengukuran prestasi keuangan perusahaan. 26 Total aset sering disebut juga sebagai total aktiva. Total aset adalah ukuran besar kecilnya suatu bank. Dengan memasukkan variabel total aset kedalam model ini, maka kita akan mengetahui apakah total aset / ukuran yang dimiliki bank berpengaruh terhadap efisiensi. Logikanya adalah bank yang asetnya lebih banyak maka seharusnya lebih efisien karena biaya yang dikeluarkan secara akumulatif semakin kecil. Maka total aset memiliki pengaruh signifikan positif. 2) Variabel Output a) Total Pembiayaan 26
http://id.wikipedia.org/wiki/aset , diakses 10 September 2014 33
Total pembiayaan merupakan produk utama bank sebagai lembaga intermediasi yang menghubungkan antara unit surplus dengan unit defisit. Total pembiayaan digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan produk utama berupa pembiayaan sebagai salah satu cara dalam meningkatkan keuntungan. Total pembiayaan digunakan karena fungsi intermediasi bank yang menganggap pembiayaan sebagai variabel output. Dalam model ini bank semakin efisien jika pertambahan total pembiayaan dipengaruhi oleh bertambahnya total simpanan, berkurangnya beban operasioanl dan bertambahnya total aset bank tersebut. G. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA). Pendekatan yang digunakan adalah Intermediary dengan sudut Profit Efficiency. Profit Efficiency mengukur seberapa besar tingkat maksimum profit sebuah bank yang mungkin dihasilkan atas nilai input dan output tertentu dengan menghitung deviasi dari fungsi frontier. Alasan peneliti menggunakan pendekatan profit efisiensi dengan metode pendekatan stochastic frontier approach (SFA) adalah karena antara lain:27 1. Profit efisiensi telah memperhitungkan inefisiensi dari kedua sisi input maupun output. Sedangkan cost efisiensi lebih ditekankan pada sisi input
27
Suswadi. “Analisa Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia”. (Skripsi Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta, 2007). hal. 46 34
padahal inefisiensi dari sisi output kemungkinan bisa sama atau bahkan lebih besar dari inefisiensi input. 2.
Secara konsep ekonomi maka Profit Efficiency juga dapat lebih diterima. Misalkan suatu bank harus mengeluarkan tambahan biaya sebesar Rp.a untuk meningkatkan keuntungan sebesar Rp.b (dimana b>a) dan variabel lain dianggap tetap, maka konsep ekonomi efisiensi profit lebih dapat diterima dari pada efisiensi biaya.
3. Cost efisiensi pada dasarnya didasarkan pada cost minimum pada suatu level output optimal. Sehingga jika ada perubahan output maka kemungkinan hal ini juga akan mempengaruhi tingkat cost efisiensi. 1) Stochastic Frontier Analysis (SFA) Stochastic Frontier Analysis (SFA) digunakan untuk mengetahui nilai efisien dari waktu ke waktu. Nilai efisien yang dihasilkan berupa skor dari 0-1. Semakin mendekati 1, maka perusahaan itu semakin efisien. Begitu juga sebaliknya, semakin mendekati angka 0, maka perusahaan itu semakin tidak efisien28. Fungsi standar Stochastic Frontier Analysis (SFA) dengan fungsi intermediasi memiliki bentuk umum (log) sebagai berikut: Ln(Qn) = β0 + β1lnP1 - β2lnP2 + βnlnP3 + En .....................(3.1) Dimana P1, P2, dan P3 merupakan input dalam penelitian ini, yaitu total simpanan, beban operasional, dan total aset pada bank n, sedangkan Qn merupakan kuantitas output dalam penelitian ini yaitu total pembiayaan pada
Agung Nugroho, “Efisiensi Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah Menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA)”. (Jakarta : Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2012),, hal 54 28
35
bank n. Model diatas diinterpretasikan bahwa jika total simpanan dan total aset bertambah serta beban operasional berkurang maka akan meningkatkan nilai profit efisiensi suatu bank. Error term (En), dari fungsi tersebut terdiri dari dua komponen yang terlihat pada persamaan 3.2 berikut ini. En = Ut – Vt............................................................ (3.2) Dimana : Ut = faktor acak yang dapat dikendalikan (inefisiensi) Vt = faktor acak yang tidak dapat dikendalikan Asumsi yang digunakan pada persamaan (3.2) adalah: Ut ~ iid | N (0,σ2u) | Vt ~ iid | N (0,σ2v) Ut dan Vt berdistribusi secara independen satu sama lain juga terhadap variabel input. Dalam penelitian ini bank akan memaksimalkan keuntungan dengan memilih harga output (p), jumlah input (x), untuk sejumlah output (y), dan harga input (r) yang telah ditetapkan. Fungsi indirect profit yang sesuai disebut sebagai fungsi indirect profit alternative yang dapat dituliskan sebagai berikut: Maxπ = P’Q = (p,r) (y,-x) ..................................(3.3) Sejalan dengan hal tersebut, misalkan fungsi alternatif profit sebagai berikut: logπ = ƒ (w,y) + log u + log v ............................(3.4) Maka alternative profit efficiency dapat dipresentasikan sebagai berikut:
36
𝝅𝐧
𝛑𝐀𝐥𝐭 𝐄𝐅𝐅𝐧 = 𝛑
𝐦𝐚𝐱
𝐞𝐱𝐩 [ 𝒇𝛑 (𝒘 ,𝒚 ) + 𝐥𝐧( û
)]
û
= 𝐞𝐱𝐩 [ 𝒇𝛑 (𝒘 𝒃,𝒚 𝒃) + 𝐥𝐧( û 𝛑𝒃 )] = û 𝛑𝒃 ………..(3.5) 𝒃
𝒃
𝐦𝐚𝐱
𝐦𝐚𝐱
2) Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) a
Normalitas Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data berdistribusi
normal. Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi, variabel dependen dan variable independennya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar (titik-titik) jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b
Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang
disusun menurut urutan waktu atau urutan tempat, atau korelasi yang timbul pada dirinya sendiri. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem Autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
37
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model bisa dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (DW), dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Terjadi autokorelasi positif jika nilai Dw dibawah -2 (Dw < -2) (2) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai Dw berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ Dw ≤ 2 (3) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai Dw diatas2 (Dw > 2) c
Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi kesamaan varians dari residual dari antara satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas. Dan jika varians berbeda atau tidak konstan, sehingga seakan-akan terdapat kelompok
data
yang
memiliki
besaran
error
maka
terjadi
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik skaterplotnya. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas. Begitu pula sebaliknya, jika tidak ada pola yagn jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas.
38
d
Multikolinearitas Multikolinieritas adalah kondisi dimana adanya hubungan linear
antar variabel independen. Multikolinieritas hanya terjadi pada persamaan regresi berganda dan tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana. Kondisi terjadinya multikolinieritas ditunjukkan dengan berbagai informasi sebagai berikut: a) Nilai R2 tinggi tetapi variabel independen banyak yang tidak signifikan. b) Dengan cara menghitung koefisien korelasi antar variable independen. Apabila koefisiennya rendah, maka tidak terjadi multikolinearitas. 3) Uji Statistik a
Koefisien Determinasi (R2 ) Koefisien determinan digunakan untuk mengukur sebaik apa
variabel terikat dijelaskan oleh total variabel bebas. Ukurannya adalah semakin tinggi R2 maka garis regresi sampel semakin baik juga. R2 mengartikan apakah variabel bebas yang terdapat dalam model mampu menjelaskan perubahan dari variabel tidak bebas. Jika R2 mendekati satu maka variabel independen mampu menjelaskan perubahan variable dependen, tetapi jika R2 mendekati 0, maka variabel independen tidak mampu menjelaskan variabel dependen.
39
b
Uji t Uji parsial (Uji t) digunakan untuk menguji kuatnya hubungan
masing-masing variabel independen dengan variabel dependen terhadap efisiensi perbankan syariah. Sedangkan analisis dari hasil uji parsial (uji t) dimaksudkan untuk membuktikan dari penelitian yang menyatakan masingmasing variabel independen (Y) dan variabel dependen (X) mempunyai pengaruh terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah. Cara melakukan uji t ada dua, yaitu dengan melihat tingkat signifikansi dan dengan cara membandingkan antara nilai thitung dengan ttabel. Untuk mengetahui nilai ttabel adalah dengan melihat pada table statistik dengan cara menentukan koordinat nilai kritis yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebesar 5% dengan nilai derajat bebas yang didapat dengan rumus n (jumlah sampel) – k (parameter yang diestimasi).29 Apabila nilai statistik thitung > ttabel, maka dinyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Dan bila nilai statistik thitung < ttabel, maka dinyatakan bahwa suatu variable independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen.30 c
Uji F Uji Simultan (Uji F) digunakan untuk mengetahui apakah variable
29 Suswadi. “Analisa Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia”. (Skripsi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2007). hal. 46 30 Mohamad Wirawan Anindita, “Analisa Profitabilitas, Efisiensi, dan Leverage Terhadap Earning Per Share (EPS)”, (Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah jakarta, 2010) , hal. 45
40
bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan hasil dari profitabilitas value. Jika profitabilitas > 0,05 maka Ha ditolak dan jika profitabilitas < 0.05 maka Ha diterima. Untuk mengetahui nilai F tabel dengan melihat tabel statistic dengan cara menentukan koordinat nilai antara nilai kritis yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebesar 5% dengan nilai derajat bebas yang didapat, dengan df sebesar n-k-1, dimana k adalah jumlah variabel bebas dan n adalah jumlah observasi (sampel).31
Nachrowi, Penggunaan teknik ekonometri: Pendekatan populer dan praktis dilengkapi teknik analisis dan pengolahan data dengan menggunakan paket program SPSS. (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008) h. 16 31
41
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Profil Singkat Objek Penelitian (1) Sekilas Tentang Bank Jabar Banten Syariah32 a. Profil Pendirian bank bjb syariah diawali dengan pembentukan Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan syariah pada saat itu. Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah, manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha syariah serta mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki peningkatan share perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. diputuskan untuk menjadikan Divisi/Unit Usaha Syariah menjadi Bank Umum Syariah. Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal
http://www.bjbsyariah.co.id/tentang-bjb-syariah/sekilas-bjb-syariah/ diakses pada 30 Oktober 2014 32
42
15 Januari 2010 didirikan bank bjb syariah berdasarkan Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010. Pada saat pendirian bank bjb syariah memiliki modal disetor sebesar Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan saham bank bjb syariah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. dan PT Global Banten Development, dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp.5.000.000.000 (lima milyar rupiah). Pada tanggal 6 Mei 2010 bank bjb syariah memulai usahanya, setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor 12/629/DPbS tertanggal 30 April 2010, dengan terlebih dahulu dilaksanakan cut off dari Divisi/Unit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. yang menjadi cikal bakal bank bjb syariah. Kemudian, pada tanggal 21 juni 2011, berdasarkan akta No 10 tentang penambahan modal disetor yang dibuat oleh Notaris Popy Kuntari Sutresna dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor AHU-AH.01.10-23713 Tahun 2011 tanggal 25 Juli 2011, PT Banten Global Development menambahkan modal disetor sebesar Rp. 7.000.000.000 (tujuh milyar rupiah), sehingga saham total seluruhnya
43
menjadi Rp. 507.000.000.000 (lima ratus tujuh milyar rupiah), dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus Sembilan puluh lima milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp.12.000.000.000 (dua belas milyar rupiah). Pada tanggal 31 Juli 2012, berdasarkan akta nomor 27 perihal Pelaksanaan Putusan RUPS Lainnya Tahun 2012, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk dan PT Banten Global Development menambahkan model disetor sehingga total modal PT Bank Jabar Banten Syariah menjadi sebesar Rp 609.000.000.000,- (enam ratus sembilan milyar rupiah), dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk sebesar Rp 595.000.000.000,- (lima ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp 14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah) Akta Pendirian PT. Bank Jabar Banten Syariah terakhir diubah dengan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Lainnya nomor 03 tanggal 19 Februari 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Maryanti Tirtowijoyo, S.H., M.kn, dan disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor AHU-AH-04317.AH.01.10-10438 Hingga saat ini bank bjb syariah berkedudukan dan berkantor pusat di Kota Bandung, Jalan Braga No 135, dan telah memiliki 8 (delapan) kantor cabang, 44 (empat puluh empat) kantor cabang pembantu, 54 (empat puluh enam) jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di
44
daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dan 49.630 jaringan ATM Bersama. Pada tahun 2013 diharapkan bank bjb semakin memperluas jangkauan pelayanannya yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. b. Visi dan Misi Visi Menjadi 5 Bank Umum Syariah terbesar, sehat dan berkinerja baik di Indonesia. Misi 1. Memberikan layanan perbankan syariah secara amanah dan profesional. 2. Mendorong pertumbuhan perekonomian daerah melalui peningkatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 3. Memberikan nilai tambah bagi stakeholders (2) Sekilas Tentang Bank DKI Syariah33 a. Profil Bank DKI Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) dari PT Bank DKI berdasarkan Surat Izin Bank Indonesia NO. 6/371/DPbS tanggal 8 Maret 2004, yang diresmikan operasional usahanya pada tanggal 16 Maret 2004 oleh Gubernur DKI Jakarta Bpk. H. Sutiyoso
33 Bank DKI Syariah, Profil http://bankdkisyariah.co.id/?page=profile
Perusahaan, diaksespada 30 Oktober 2014
45
dari
bertempat di Gedung Cabang Syariah Wahid Hasyim JL. KH. Wahid Hasyim no. 153, Jakarta Pusat. PT. Bank DKI pada saat dibentuknya unit usaha syariah sebesar Rp 2 miliar dan di akhir tahun 2007 meningkat menjadi Rp 100 miliar. Bank DKI Syariah bertekad untuk dapat memberikan pelayanan kepada nasabah sebaik-baiknya berdasarkan prinsip syariah, sehingga Bank DKI Syariah dijadikan mitra bagi pengguna jasa perbankan yang mayoritas berbisnis berdasarkan prinsip syariah. Unit Usaha Syariah (UUS) Bank DKI adalah bagian dari Bank DKI, maka dana yang dikeluarkan tersebut tidak dicatatkan sebagai modal UUS Bank DKI. Di sisi lain, legalitas UUS Bank DKI mengikuti legalitas Bank DKI sebagai suatu entitas usaha perbankan. b. Visi dan Misi Visi Bank DKI Syariah adalah menjadi Bank terbaik yang membanggakan. Sedangkan misi dari Bank DKI Syariah yaitu bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan andalan pemprov DKI yang memberi nilai tambah bagi stakeholder melalui pelayanan terpadu dan profesional. B. Analisis Regresi 1) Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) a. Uji Normalitas 1) Bank Jabar Banten Syariah Gambar 4.1
46
Hasil Uji Normalitas Bank Jabar Banten Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar di atas, grafik Normal P Plot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data penelitian pada Bank Jabar Banten Syariah berdistribusi secara normal dan memenuhi uji normalitas data. 2) Bank DKI Syariah Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Bank Bank DKI Syariah
47
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar di atas, grafik Normal P Plot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data penelitian pada Bank DKI Syariah berdistribusi secara normal dan memenuhi uji normalitas data. b. Uji Autokorelasi Tabel 4.1 Hasil Uji Autokorelasi Nama Bank
Durbin Watson
Bank Jabar Banten Syariah
1,770
Bank DKI Syariah
1,433
Sumber: Data sekunder yang diolah Uji autokolerasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji Durbin Watson (Uji Dw). Berikut hasil uji autokorelasi pada masing-masing bank. Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai Durbin-Watson Bank Jabar Banten Syariah adalah sebesar 1,770 dan Bank DKI Syariah sebesar 1,433. Hal ini berarti semua nilai Durbin-Watson berada di antara -2 dan +2, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi kedua
48
bank tidak mengandung autokorelasi. c. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah data residual memiliki varian yang berbeda atau sama. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan melihat grafik Scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heterokedastisitas. Begitu juga sebaliknya, model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Berikut hasil uji heterokedastisitas pada masing-masing bank umum syariah dapat dilihat pada grafik berikut: 1) Bank Jabar Banten Syariah Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Bank Jabar Banten Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
49
Dari gambar diatas dapat terlihat titik-titiknya menyebar secara acak (random) dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model regresi pada Bank Jabar Banten Syariah telah bebas dari gejala heterokedastisitas. 2) Bank DKI Syariah Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Bank DKI Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar diatas dapat terlihat titik-titiknya menyebar secara acak (random) dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model regresi pada Bank DKI Syariah telah bebas dari gejala heterokedastisitas.
50
d. Uji Multikolinearitas Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Variable
BJB Syariah Tolerance
Bank DKI Syariah
VIF
Tolerance
VIF
LnTSimp
.005
188.178
.183
5.466
LnBOpr
.574
1.742
.439
2.279
LnTAset
.005
183.982
.192
5.195
Sumber: Data sekunder yang diolah Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan mencari besarnya Variance Inflatio Factor (VIF) dan nilai tolerance-nya. Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance-nya > 0,10 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. Berikut hasil uji multikolinearitas pada masing-masing bank. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada Bank Jabar Banten Syariah, variabel yang memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 yaitu variabel beban operasional. Maka, kesimpulannya data pada Bank Jabar Banten Syariah yang terkena gejala multikolinearitas yaitu variabel total simpanan dan total aset. Pada Bank DKI Syariah variabel yang memiliki nilai tolerance lebih
51
dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 yaitu semua variabel Sehingga, data pada Bank DKI Syariah seluruh variable terbebas dari gejala multikolinearitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi pada Bank Jabar Banten Syariah terkena gejala multikolinearitas dan Bank DKI Syariah tidak terkena gejala multikolinearitas. 2) Uji Statistik a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) R2
Nama Bank Bank Jabar Banten Syariah
0,986
Bank DKI Syariah
0,972
Sumber: Data sekunder yang diolah Secara statistik untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas secara serentak terhadap variabel tidak bebas dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi ganda atau R2. Berikut hasil uji R2 dari masing-masing bank Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Bank Jabar Banten Syariah nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0,986 atau 98,6%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas (total simpanan, beban operasional, dan total aset) secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat (total pembiayaan) sebesar 98,6% dan sisanya sebesar 2,2% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam
52
model penelitian. Pada Bank DKI Syariah nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0,972 atau 97,2%. Hal ini menunjukan bahwa variabel bebas (total simpanan, beban operasional, dan total aset) secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat (total pembiayaan) sebesar 97,2% dan sisanya sebesar 3,8% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian. b. Uji t 1) Bank Jabar Banten Syariah Tabel 4.4 Hasil Uji t Bank Jabar Banten Syariah Model
thitung
ttabel
(Constant)
-5,713
2,131
LnTSimp
-6,425
2,131
LnBOpr
1,765
2,131
LnTAset-
8,685
2,131
Sumber: Data sekunder yang diolah Uji t digunakan untuk menguji kuatnya hubungan masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen secara individu. Dengan membandingkan antara nilai thitung dengan ttabell yang didapat dari masing-masing variabel dengan menggunakan taraf signifikan 95% (α = 5%). Berikut adalah hasil uji t dari masingmasing bank. Dengan membandingkan thitung dan ttabel dalam tabel di
53
atas, dapat dilihat bahwa secara individu hanya variabel total aset yang mempengaruhi laba Bank Jabar Banten Syariah. Berikut adalah penjelasan secara individu terhadap variabel-variabel independen Bank Jabar Banten Syariah. a) Total Simpanan (LnTSimp) Variabel total simpanan secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Bank Jabar Banten Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (- 6,425 < 2,131). Hal ini dimungkinkan karena kenaikan total simpanan tidak meningkatkan kemampuan bank dalam melakukan pembiayaan. b) Beban Operasional (LnBOpr) Variabel
beban
operasional
secara
statistik
tidak
berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Bank Jabar Banten Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung yang lebih kecil dari ttabel (1,765 < 2,1311). Hal ini dimungkinkan karena kenaikan beban operasional berarti tidak menunjukkan kinerja bank lebih meningkat dalam melakukan pembiayaan. c) Total Aset (LnTAset) Variabel total aset secara statistik berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Jabar Banten Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (8,685 > 2,131). Hal ini dimungkinkan karena meningkatnya total aset berarti membuat bank tersebut lebih banyak memiliki modal untuk menyalurkan
54
pembiayaan dan berdampak pada meningkatnya laba Bank Jabar Banten Syariah. 2) Bank DKI Syariah Tabel 4.5 Hasil Uji t Bank DKI Syariah Model
thitung
ttabel
(Constant)
-2,702
2,131
LnTSimp
-2,572
2,131
LnBOpr
0,415
2,131
LnTAset-
12,173
2,131
Sumber: Data sekunder yang diolah Dengan membandingkan thitung dan ttabel dalam tabel di atas, dapat dilihat bahwa secara individu hanya variabel total aset yang mempengaruhi laba Bank DKI Syariah. Berikut adalah penjelasan secara individu terhadap variabel-variabel independen Bank DKI Syariah. d) Total Simpanan (LnTSimp) Variabel total simpanan secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Bank DKI Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (- 2,572 < 2,131). Hal ini dimungkinkan karena kenaikan total simpanan tidak meningkatkan kemampuan bank dalam melakukan pembiayaan. e) Beban Operasional (LnBOpr)
55
Variabel
beban
operasional
secara
statistik
tidak
berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Bank DKI Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung yang lebih kecil dari ttabel (0,415 < 2,131). Hal ini dimungkinkan karena kenaikan beban operasional berarti tidak menunjukkan kinerja bank lebih meningkat dalam melakukan pembiayaan. f) Total Aset (LnTAset) Variabel total aset secara statistik berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Bank DKI Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (12,173 > 2,131). Hal ini dimungkinkan karena meningkatnya total aset berarti membuat bank tersebut lebih banyak memiliki modal untuk menyalurkan pembiayaan dan berdampak pada meningkatnya laba Bank DKI Syariah. c. Uji F 1) Bank Jabar Banten Syariah Tabel 4.6 Hasil Uji F Bank Jabar Banten Syariah
56
ANOVAb Sum of Model 1
Squares
Regressi
Mean Df
2.108
Square 3
F
Sig.
.703 341.98
on
.000a
3
Residual Total
.025
12
2.133
15
.002
a. Predictors: (Constant), LnTAset, LnBOpr, LnTSimp b. Dependent Variable: LnTPemb Sumber: Data sekunder yang diolah Untuk mengetahui signifikasi pengaruh semua variable independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen digunakan Uji F. Analisis dari hasil uji F (simultan) dimaksudkan untuk membuktikan penelitian yang menyatakan bahwa variabel terikat mempengaruhi variabel bebas. Cara menentukan apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara simultan yaitu dengan membandingkan Fhitung yang dihasilkan oleh regresi linear berganda dengan Ftabel pada taraf signifikan sebesar 95% (α=0,05). Dari hasil uji F diperoleh Fhitung sebesar 341,983 dan lebih besar dari Ftabel dengan N1 (k-1) = 2 dan N2 (n-k) = 15 maka didapat Ftabel sebesar 3,49. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau dapat diartikan bahwa variabel input dan output (total simpanan, beban operasional, total aset dan total pembiayaan)
57
berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank Jabar Banten Syariah. 2) Bank DKI Syariah Tabel 4.7 Hasil Uji F Bank DKI Syariah ANOVAb Sum of Model 1
Squares
Regressi
Mean Df
3.801
Square 3
Sig.
1.267 175.81
on
.000a
5
Residual Total
F
.086
12
3.888
15
.007
a. Predictors: (Constant), LnTAset, LnBOpr, LnTSimp b. Dependent Variable: LnTPemb Sumber: Data sekunder yang diolah Dari hasil uji F diperoleh Fhitung sebesar 175,815 dan lebih besar dari Ftabel dengan N1 (k-1) = 2 dan N2 (n-k) = 12 maka didapat Ftabel sebesar 3,49. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau dapat diartikan bahwa variabel input dan output (total simpanan, beban operasional, total aset dan total pembiayaan) berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank DKI Syariah. C. Pengukuran Efisiensi Perbankan Dengan memasukan variabel input dan output yang telah ditentukan ke dalam model regresi, persamaan SFA dapat dituliskan kembali menjadi:
58
(1) Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah Tabel 4.8 Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Jabar Banten Syariah Model
thitung
(Constant)
-6,270
LnTSimp
-2,355
LnBOpr
0,44
LnTAset-
3,675
Sumber: Data sekunder yang diolah Untuk membuat model prediksi tingkat efisiensi, maka angka dari hasil estimasi regresi berganda milik Bank Jabar Banten Syariah di atas dimasukan ke dalam rumus di bawah ini: lnLR= β0 + β1lnP1 - β2lnP2 + βnlnP3 + En .....................(4.1) Sehingga bentuk model prediksi tingkat efisiensi Bank Jabar Banten Syariah dapat ditulis sebagai berikut: lnLR = -6,270 + (– 2,355) lnTSimp - 0,44 lnBOpr + 3,675 lnTAset Dalam persamaan di atas, konstanta LR adalah sebesar -6,270. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output (total pembiayaan, total simpanan, beban operasional, dan total aset) dianggap konstan (tetap atau dianggap 1) maka industri Bank Jabar Banten Syariah akan mendapatkan
59
rugi sebesar 5.37032E-07 juta dari total aktiva. (anti log -6,270 = 5.37032E07) Pada variabel total simpanan koefisien regresi sebesar -2,355 menunjukkan bahwa jika eksponen total simpanan mengalami peningkatan sebesar 1% maka industri perbankan syariah akan mengalami inefisiensi sebesar 235,5%. Pada variabel beban operasional koefisien regresi 0,44 menunjukkan bahwa jika eksponen beban operasional mengalami peningkatan sebesar 1% maka industri perbankan syariah akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 44%. Pada variabel total aset koefisien sebesar 3,675 menunjukkan jika eksponen total aset mengalami peningkatan sebesar 1% maka industri perbankan syariah akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 367,5%. Dari data yang didapatkan, maka dapat diperoleh nilai efisiensi sebagai berikut: Tabel 4.9 Tingkat Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah Kuartal
2011
2012
2013
2014
1
0.9835
0.9161
0.9352
0.9833
2
0.9983
0.9913
0.9176
0.9719
3
0.9315
0.9424
0.9986
0.9668
4
0.8739
0.8884
0.9493
0.9891
0.9468
0.93455
0.95018
0.97778
rata-rata
60
Total
0.95233
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa efisiensi Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) pada periode Januari 2011 sampai Desember 2014 yaitu sebesar 0,95233. Efisiensi tertinggi BJBS pada periode tersebut terjadi pada Kuartal 3 tahun 2013 yaitu sebesar 0,9986. Efisiensi terendah dialami BJBS pada periode tersebut terjadi pada Kuartal 4 tahun 2011 yaitu sebesar 0,8739. Untuk efisiensi rata-rata tahunan terbesar BJBS selama periode penelitian terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 0,97778. Sedangkan terendah terjadi pada 2012 yaitu sebesar 0,93455. Dari uraian tersebut, dapat digambarkan bahwa tingkat efisiensi rata-rata Bank Jabar Banten Syariah selalu mengalami fluktuasi dalam setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Gambar 4.5 Grafik Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah 0.99 0.98 0.97 0.96 0.95 0.94 0.93 0.92 0.91
0.977775
0.950175
0.9468 0.93455
1
2
3
Sumber: Data sekunder yang diolah
61
4
Dari gambar grafik diatas terlihat bahwa efisiensi BJBS menurun pada tahun 2012. Namun, penurunan efisiensi BJBS tidak terlalu signifikan karena hanya turun 1,13%.
Pada tahu berikutnya terjadi peningkatan
sebesar 1,7% pada tahun 2013 dan naik lagi sebesar 2,78% pada tahun 2014. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen bank sudah mampu menjaga dan bahkan cenderung meningkatkan tingkat efisiensi selama periode penelitian. (2) Efisiensi Bank DKI Syariah Tabel 4.10 Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank DKI Syariah Model
thitung
(Constant)
-2,154
LnTSimp
-0,251
LnBOpr
0,16
LnTAset-
1,373
Sumber: Data sekunder yang diolah Untuk membuat model prediksi tingkat efisiensi, maka angka dari hasil estimasi regresi berganda milik Bank DKI Syariah di atas dimasukan ke dalam rumus di bawah ini: lnLR= β0 + β1lnP1 - β2lnP2 + βnlnP3 + En .....................(4.1) sehingga bentuk model prediksi tingkat efisiensi Bank DKI Syariah dapat ditulis sebagai berikut: lnLR = -2,154 – 0,251 lnTSimp + 0,16 lnBOpr + 1,373 lnTAset
62
Dalam persamaan diatas, konstanta LR adalah sebesar -2,154. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output (total pembiayaan, total simpanan, beban operasional, dan total aset) dianggap konstan (tetap atau dianggap 1) maka industri Bank DKI Syariah akan mendapatkan rugi sebesar 0,007014553 juta dari total aktiva. (anti log -2,154 = 0,007014553) Pada variabel total simpanan koefisien regresi sebesar -0,251 menunjukkan bahwa jika eksponen total simpanan mengalami peningkatan sebesar 1% maka industri perbankan syariah akan mengalami inefisiensi sebesar 25,1%. Pada variabel beban operasional koefisien regresi 0,16 menunjukkan bahwa jika eksponen beban operasional mengalami peningkatan sebesar 1% maka industri perbankan syariah akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 16%. Pada variabel total aset koefisien sebesar 1,373 menunjukkan jika eksponen total aset mengalami peningkatan sebesar 1% maka industri perbankan syariah akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 137,3%. Dari data yang didapatkan, maka dapat diperoleh nilai efisiensi sebagai berikut: Tabel 4.11 Tingkat Efisiensi Bank DKI Syariah Kuartal
2011
2012
2013
2014
1
0.7123
0.9949
0.9744
0.98
2
0.9638
0.9229
0.9715
0.933
63
rata-rata
3
0.9099
0.9808
0.9345
0.8927
4
0.9999
0.9296
0.9654
0.8781
0.89648
0.95705
0.96145
0.92095
Total
0.93398
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa efisiensi Bank DKI Syariah pada periode Januari 2011 sampai Desember 2014 yaitu sebesar 0,93398. Efisiensi tertinggi Bank DKI Syariah pada periode tersebut terjadi pada Kuartal 4 tahun 2011 yaitu sebesar 0,9999. Efisiensi terendah dialami Bank DKI Syariah pada periode tersebut terjadi pada Kuartal 1 tahun 2011 yaitu sebesar 0,7123. Untuk efisiensi rata-rata tahunan terbesar Bank DKI Syariah selama periode penelitian terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,96145. Sedangkan terendah terjadi pada 2011 yaitu sebesar 0,896485 Dari uraian tersebut, dapat digambarkan bahwa tingkat efisiensi rata-rata Bank DKI Syariah mengalami fluktuasi dalam setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Gambar 4.6 Grafik Efisiensi Bank DKI Syariah
64
0.98 0.96
0.96145
0.95705
0.94
0.92095
0.92 0.9
0.896475
0.88 0.86 1
2
3
4
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar grafik diatas terlihat bahwa efisiensi Bank DKI Syariah meningkat cukup signifikan pada tahun 2012 yaitu sebesar 6,06% dibanding tahun sebelumnya. Kemudian meningkat lagi pada tahun 2013 sebesar 0,5% di tahun 2013.Akan tetapi terjadi penurunan efisiensi Bank DKI Syariah sebesar 4,04% di tahun 2014. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen Bank DKI Syariah belum mampu menjaga konsistensi tingkat efisiensi selama periode penelitian. Dengan demikian, dari proses pengukuran efisiensi dari Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah, maka didapatkan hasil perbandingan seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 4.12 Perbandingan Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah 2011
2012
2013
2014
BJBS BDKIS 0.9835 0.7123
BJBS BDKIS 0.9161 0.9949
BJBS BDKIS 0.9352 0.9744
BJBS BDKIS 0.9833 0.98
Q 1
65
2
0.9983
0.9638
0.9913
0.9229
0.9176
0.9715
0.9719
0.933
3
0.9315
0.9099
0.9424
0.9808
0.9986
0.9345
0.9668
0.8927
4
0.8739
0.9999
0.8884
0.9296
0.9493
0.9654
0.9891
0.8781
M
0.9468
0.8965
0.9346
0.9571
0.9502
0.9615
0.9778
0.9210
Keterangan: Q = Kuartal M = Mean/Rata-rata Sumber: Data sekunder yang diolah Dari tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa secara keseluruhan tingkat efisiensi pada Bank Jabar Banten Syariah lebih baik dibanding dengan Bank DKI Syariah. Meskipun ada saat tertentu dimana bank DKI Syariah memiliki efisiensi lebih tinggi dari Bank Jabar Banten Syariah. Hal itu dimungkinkan karena ada perbedaan jenis antara Bank Jabar Banten Syariah yang merupakan BUS dan Bank DKI Syariah yang merupakan UUS. Sehingga kemampuan Bank Jabar Banten Syariah untuk menciptakan kinerja yang lebih baik cenderung lebih tinggi dari Bank DKI Syariah.
66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai tingkat efisiensi dua Bank Pembangunan Daerah Syariah (BPDS) yaitu Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah periode Januari 2011 sampai Desember 2014, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Selama periode Januari 2011 sampai Desember 2014, rata-rata tingkat efisiensi pada Bank Jabar Banten Syariah adalah sebesar 0.9523. Tingkat efisiensi tertinggi Bank Jabar Banten Syariah terjadi pada Kuartal 3 tahun 2013 yaitu sebesar 0,9986. Efisiensi terendah dialami Bank Jabar Banten Syariah terjadi pada Kuartal 4 tahun 2011 yaitu sebesar 0,8739. 2. Rata-rata tingkat efisiensi Bank DKI Syariah sebesar 0,9339 di mana Tingkat efisiensi biaya tertinggi terjadi Kuartal 4 tahun 2011 yaitu sebesar 0,9999. Efisiensi terendah dialami Bank DKI Syariah pada periode tersebut terjadi pada Kuartal 1 tahun 2011 yaitu sebesar 0,7123. 3. Tingkat efisiensi pada kedua bank yang diteliti secara umum bersifat fluktuatif dengan kecenderungan efesiensi tertinggi terjadi antara kuartal kedua dan ketiga tiap tahunnya. 4. Bank Jabar Banten Syariah memiliki nilai efisiensi yang lebih stabil dan cenderung lebih tinggi dibanding Bank DKI.
67
5. Berdasarkan uji t diketahui bahwa pada Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) variabel input yang berpengaruh terhadap variabel output hanyalah variabel total aset. Hal ini karena nilai Thitung total Aset lebih besar dari Ttabel (8,685 > 2,131) Sedangkan variabel total simpanan dan biaya operasional berpengaruh negatif terhadap variabel output. 6. Pada Bank DKI Syariah variabel input yang berpengaruh terhadap variabel output yaitu total aset sedangkan total simpanan dan beban operasional, berpengaruh negatif terhadap variabel output. Hal ini karena nilai Thitung total Aset lebih besar dari Ttabel (12,173 > 2,131) Sedangkan variabel total simpanan dan biaya operasional berpengaruh negatif terhadap variabel output. B. Saran Setelah didapat hasil dari penelitian ini dan berdasarkan kesimpulankesimpulan yang telah disebutkan di atas, saran-saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu: 1. Bagi pihak manajemen bank, diharapkan untuk terus meningkatkan tingkat efisiensi, karena dari hasil yang dikeluarkan masih ada gejala inefisiensi. Hal ini dapat tercermin dari tingkat efisiensi yang belum mencapai 100%. Denagn peningkatan efisiensi akan dengan sendirinya menciptakan kekuatan perusahaan untuk bertarung dalam persaingan dengan kompetitor sehingga nantinya akan semakin memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan finansialnya.
68
2. Bagi Civitas Akademis Kampus, diharapkan semakin memperkaya penelitian-penelitian mengenai efisiensi perbankan dengan penentuan variabel-variabel input dan output agar lebih bervariasi dan metode yang lainnya agar model yang diformulasikan lebih baik lagi. 3. Bagi pemerintah hendaknya semakin menambah dukungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan Bank Syariah mengingat telah terbukti bahwa sistem keuangan syariah lebih tahan terhadap krisis dibanding bank konvensional. Selain itu fakta mayoritas warga negara Indonesia adalah Muslim semakin menambah potensi yang dimiliki perbankan syariah sebagai solusi masalah keuangan dunia.
69
DAFTAR PUSTAKA
Agustianto. Outlook Perbankan Syariah 2014. diakses tanggal 26 September 2014 dari www.agustiantocentre.com Anindita, Mohamad Wirawan. “Analisa Profitabilitas, Efisiensi, dan Leverage Terhadap Earning Per Share (EPS)”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010 Arbi, Kukuh Ari. “Pendekatan Parametrik dan Non Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan (Studi Kasus Bank-Bank BUMN dan Bank-Bank Asing yang Terdaftar di Bank Indonesia)”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah. 2011. Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Kemendikbud, 2011. Bank Indonesia, Statistik Perbakan Syariah Januari I 2014. Diakses 26 September 2014 dari http//:www.bi.go.id Dramli. A Study of Bank Efficiency in Indonesia. 2009 Haddad, Muliaman.D dkk. “Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia”. Jurnal Bank Indonesia tahun 2003 Haddad, Muliaman D. dkk. “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis”. Jurnal Bank Indonesia tahun 2003. Hartono, Edy. “Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia dengan Menggunakan Metode Parametrik SFA Analysis”. Tesis Universitas
70
Diponegoro Semarang. 2009. Hidayat, Rahmat. Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik. Bekasi: Gramata Publishing. 2014. Ikatan Bankir Indonesia.. Memahami Usaha Bank Syariah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2014 Iswardono S, Permono dan Darmawan. “Analisis Efisiensi Industri perbankan di Indonesia (studi kasus Bank-Bank Devisa di Indonesia Tahun 1991-1996)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2000. Lubis, Zaky M. “Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis”. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013 Mokhtar, Hamim S. Ahmad, dkk. “Efficiency of Islamic Banking in Malaysia, A Stochastic Frontier Approach.” Journal of Economic Cooperation 27, Februari 2006. Nachrowi. Penggunaan teknik ekonometri: Pendekatan populer dan praktis dilengkapi teknik analisis dan pengolahan data dengan menggunakan paket program SPSS. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2008 Nugroho, Agung. “Efisiensi Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah Menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA)”. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012. Nugroho, Rino A. “.Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah
71
dan Unit Usaha Syariah dengan Metode Stochastic Frontier Analysis. (Periode 2005-2009)”. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Dipenogoro Semarang. 2011 Rahmawati, Rafika. “Efisiensi Pengelolaan Dana Bank Syariah Di Indonesia (Dengan Pendekatan Parametrik)”. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011 Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.1989 Suswadi. “Analisa Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia”. Skripsi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. 2007 Undang Undang No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah http://www.bjbsyariah.co.id/tentang-bjb-syariah/sekilas-bjb-syariah/ http://bankdkisyariah.co.id/?page=profile http://id.wikipedia.org/wiki/aset
72
LAMPIRAN A. Data Variabel Input dan Output (1) Bank Jabar Banten Syariah No
LnTS(x1)
LnBO(x2)
LnTA(x3)
1 13.95460445 10.31539851 14.41208021
LnTP(y) 14.2917112
2 14.14779116 10.96540128 14.50770478 14.26253915 3
14.3477017 11.35195827
4 14.61235672 11.69901491 5
14.6622484 14.31197292 14.8626369
14.3861765
14.4991098 10.51001419 14.80158814 14.40559181
6 14.62788373 11.23244407 14.88771145 14.54090177 7 14.67652661 11.61080507 14.97986002 14.71163654 8 15.02806831 11.90201048 15.26831735 14.90090454 9 15.09095967 10.68090695 15.32046979 14.93795167 10 15.06836809 11.47548317 15.33108802 15.03709035 11 15.08885176 11.89939802 15.33980749 15.13169276 12 15.12456825 12.24679704 15.36202741 15.09557569 13 15.24537505 10.93498021 15.44929332 15.11011607 14 15.20992139 11.66308533 15.43492019 15.15771953 15 15.21550366 12.09083574 15.45802767 16 15.47131589 12.43733515
15.2370666
15.6223138 15.29772832
(2) Data Variabel Input dan Output Bank DKI Syariah No
LnTS(x1) 1
LnBO(x2)
LnTA(x3)
LnTP(y)
13.17211118 8.507142856 13.70338723 13.25801253
2 13.15327854 9.248021439 13.56330373 13.38871047 3 13.48258004 9.677966176 13.76516418 13.54109608 4 13.39194767 10.04962046 13.92014081
13.8405319
5 13.29557355 8.694669697 13.98516556 13.92784321
73
6 13.51062671 9.409682913 14.13204609 14.00893277 7 13.25435784 9.852194258 14.13193168 14.10277604 8 13.43034501
10.2500162 14.23138794 14.15094082
9 13.31268617 8.901366564 14.24289957 14.22641352 10
13.2104878 9.673759873 14.30029873 14.30867819
11 13.64853938 10.17967886 14.44635778 14.39626757 12 14.02123121 10.60368482 14.63012598 14.61057784 13 14.09087609 9.080914825 14.62227879 14.60569007 14 14.52809657 10.37164573 14.85053783 14.78613946 15 14.51606772 11.06275584 14.91585202 14.82548579 16 14.68208233 11.54966233 15.03484349 14.93650939 B. Hasil Uji Statistik dan Regresi Berganda (1) Bank Jabar Banten Syariah Variables Entered/Removedb Variables Variables Model Entered Removed Method 1 LnTAset, . Enter LnBOpr, LnTSimp a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LnTPemb
ANOVAb Sum of Mean Model Squares df Square F 1 Regression 2.108 3 .703 341.983 Residual .025 12 .002 Total 2.133 15 a. Predictors: (Constant), LnTAset, LnBOpr, LnTSimp b. Dependent Variable: LnTPemb
74
Sig. .000a
Coefficientsa Standar dized Unstandardize Coeffic d Coefficients ients Std. Model B Error 1 (Cons -6.270 1.097 tant) LnTS -2.355 imp
.366
LnB Opr
.025
.044
Zero- Parti Toler Beta t Sig. order al Part ance VIF - .000 5.71 3 -2.736 - .000 .957 -.88 -.19 .005 188. 6.42 0 9 178 5 .072 1.76 .103 .625 .454 .055 .574 1.74 5 2
LnTA 3.675 .423 3.656 8.68 .000 set 5 a. Dependent Variable: LnTPemb
Mode Dimensio l n 1 1
Correlations
Collinearity Statistics
.974 .929 .270
.005 183. 982
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Eigenvalu Condition (Constant LnTSim LnTAse e Index ) p LnBOpr t 3.998 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .002 51.076 3 .000 102.216 4 1.800E-6 1490.226 a. Dependent Variable: LnTPemb
(2) Bank DKI Syariah
75
.02 .14 .85
.00 .00 1.00
.73 .24 .03
.00 .00 1.00
Variables Entered/Removedb Variables Variables Model Entered Removed Method 1 LnTAset, . Enter LnBOpr, LnTSimp a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LnTPemb
Model Summaryb Std. Change Statistics Error of R Adjuste the R F Mo Squar dR Estimat Square Chan Sig. F Durbindel R e Square e Change ge df1 df2 Change Watson a 1 .989 .978 .972 .084892 .978 175.8 3 12 .000 1.433 90735 15 a. Predictors: (Constant), LnTAset, LnBOpr, LnTSimp b. Dependent Variable: LnTPemb
ANOVAb Model 1 Regression Residual
Sum of Squares 3.801 .086
df 3 12
Mean Square F 1.267 175.815 .007
Total 3.888 15 a. Predictors: (Constant), LnTAset, LnBOpr, LnTSimp b. Dependent Variable: LnTPemb
76
Sig. .000a
Coefficientsa
Model
Standar dized Unstandardized Coeffici Coefficients ents Std. B Error Beta
1
-2.154
.797
-.251
.098
.016
.039
(Const ant) LnTSi mp LnBO pr
t
Sig.
2.702 -.259 2.572 .027 .415
.019
LnTA 1.373 .113 1.195 12.17 set 3 a. Dependent Variable: LnTPemb
Collinearity Correlations Statistics Zero- Parti Tolera order al Part nce VIF
.024
.829 -.596 -.111
.183
.686
.696
.119
.018
.439
.000
.982
.962
.524
.192
5.46 6 2.27 9 5.19 5
Collinearity Diagnosticsa Eigenvalu Model Dimension e 1 1 3.996 2 .004 3 .000 4 .000
Condition Index 1.000 32.382 94.596 189.159
a. Dependent Variable: LnTPemb
C. Estimasi Nilai Efisisensi (1) Bank Jabar Banten Syariah technical efficiency estimates : firm 1
eff.-est. 0.98349529E+00
77
Variance Proportions LnTSim (Constant) p LnBOpr LnTAset .00 .00 .00 .00 .05 .00 .54 .00 .71 .22 .45 .03 .24 .78 .00 .96
2
0.99828453E+00
3
0.93149612E+00
4
0.87387346E+00
5
0.91608637E+00
6
0.99126842E+00
7
0.94238818E+00
8
0.88841650E+00
9
0.93524278E+00
10
0.91764959E+00
11
0.99858641E+00
12
0.94929119E+00
13
0.98327696E+00
14
0.97198324E+00
15
0.96679514E+00
16
0.98909033E+00
mean efficiency = 0.95232653E+00 (2) Bank DKI Syariah technical efficiency estimates : firm
eff.-est.
1
0.71228358E+00
2
0.96379429E+00
3
0.90995734E+00
4
0.99993496E+00
78
5
0.99486442E+00
6
0.92291643E+00
7
0.98079611E+00
8
0.92959323E+00
9
0.97440135E+00
10
0.97149340E+00
11
0.93450012E+00
12
0.96543499E+00
13
0.98000423E+00
14
0.93298423E+00
15
0.89267460E+00
16
0.87809813E+00
mean efficiency = 0.93398321E+00
79