TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: SHAFITRANATA NIM : 107046101834 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011M/1432H
TINGKAT EFISIENSI UNT< UUUIT S,VARIA}I TBUg MtrNCGUNAKAN METODE DA|'A ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Skripsi
..:
Diajukan kepadaFakultasS),ariahclm llukum j persyaralanlnentperolell rurtul(D'temeruh gelar SarjanaEkononj Syadah(S.E.Sy)
Oleh: SHAFlTIIANA'I'A NIM : 107046101834 Di Barvtrh Birrlbi.Lrgan Penbimbing
at41€ adr&tuzzaman llos€n,M$, M.Ec, Ph.D
N l P r1 9 6 1 0 6 9 28 45 1 1 2 1I0 0
KONSENTRASIPERBANKAN SYARI'AIt PROGRAM STUDI MUAMALAI.I FAKULTAS SYARIAII & III'KUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 201LMt1432t1
PENGESAIIANPANITIA SIDANG
Skripsiyangbe{udui "Tingkat ElisietrsiBank Umum Syariah (BUS) Menggunakan MetodeData EnvelopmentAnalysis(DEA)" telahdiLrjikarld{gm sidangmunaqasyah FakullasSyariahdanHukumUIN SyarifHidayatullah Jakaftapaddtarggal03 November 2011,skripsiini telahditedmasebaaisalahsatusyaratuntuknietnperoieh GelarSarjana LkonomiSyarichpadaProgranr SrudiMuamalaL (EkonomiIslanr). Jakarta,03 November2011 Dekanl'akultasSyariahdanllukum
N I P .1 9 5 5 0 510958 2 0 3 1 0 1 2 I'anitia SidangMunaqasyah Ketua
Dr.EuisAmalia.l,4,As NIP.19710701 1998032002
Seketaris
Mu'minRauf.M.Ae NIP.1974161997031004
Pembimbing Ir. M. Na&atuzzaman Hosen. M( M.Ec"Ph.D
N I P .1 9 6 1 0 6 2 4 1 9 8 5 1 2 1 0 0 1 PengujiI
H.M.Dawud Arif Khan.SE.Ak.M.Si.CPA
Penguii2
l!&a,!E. MM D-ur-Nuleuqi
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 November 2011
Shafitranata
ABSTRAKSI Shafitranata. Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Skripsi, Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Semakin berkembangnya perbankan syariah di masa mendatang pemerintah banyak mengeluarkan undang-undang agar dapat menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah. Agar bank-bank syariah dapat menjalankan prinsipnya sesuai dengan syariah maka perlu diketahui tingkat efisiensi suatu bank sehingga dapat memprediksi tingkat efisiensi bank tersebut. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah selama periode penelitian 2007-2010 dengan menggunakan pendekatan parametrik yaitu Data Envelopment Analysis (DEA). Hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata tingkat efisiensi rata-rata tahunan BMI, BSM, dan BMS sudah mencapai efisiensi suatu bank kecuali BMS yang memiliki rata-rata tahunan kurang dari tetapan suatu efisiensi.
Kata kunci: Efisiensi, Data Envelopment Analysis (DEA), Bank Syariah
v
KATA PENGANTAR
ﻴﻢﹺﺣﻤﻦﹺ ﺍﻟﺮﺣﻢﹺ ﺍﷲِ ﺍﻟﺮﺑﹺﺴ Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah Swt atas segala rahmat dan kemudahan yang diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, kepada sahabat serta pengikutnya yang selalu istiqomah mengikuti ajarannya. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung, sehingga membuat penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, M.M., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah dan Hukum dan Bapak Mu’min Rauf, M.Ag. selaku sekretaris Program Studi Perbankan Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang tanpa henti memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. vi
3.
Bapak Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Ec, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis, yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan dan saran-saran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga apa yang telah Bapak ajarkan dan arahkan mendapat balasan dari Allah SWT.
4.
Bapak Drs. Odjo Kusnara, M.Ag. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan banyak nasehat, saran dan masukan selama penulis menjadi mahasiswa.
5.
Kepada seluruh Dosen dan Karyawan akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mentransfer ilmunya dengan ikhlas kepada penulis, serta para pengurus perpustakaan yang telah meminjamkan buku-buku yang diperlukan oleh penulis.
6.
Kedua orang tuaku tercinta dan tersayang, Ayahanda H. Mayurdi dan Ibunda Hj. Elida, yang dengan tulus selalu mendo’akan, memberikan motivasi baik materil maupun nonmateril kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini yang juga menjadi amanah bagi penulis kepada orang tua. Semoga Allah selalu memberikan perlindungan untuk Mama dan Papa, dibawah payung kasih sayang-Nya. Amin
7.
Kepada kakak-kakakku, Al-Reza Mittariq, Widya Fitri Nurcahya, Sonie Umbara, Afiyas Rayyan. Dan adik-adikku tercinta, Geri Ramanda, Wahyu Arwim, Azhari Zandia, kalian “the best in my live”.
vii
8.
Untuk Bebe selaku motivator hidup yang tak akan terlupakan pengorbanannya, yang ada dalam suka maupun duka serta canda tawa yang selalu menyemangatkan. “thank’s ya”
9.
Teman-teman PS C yang akan selalu ku kenang, Saefudin, Radi, Hadi, Rifky, Try, Dian Pw, Acha, Ratna, Maya, Amalia, Afi, Atika, Azizah, dan teman-teman lain seangkatan dan seperjuangan selama masa kuliah, terimakasih atas perhatian dan kebaikan kalian tidak akan pernah terlupakan.
10. Teman-teman BFC seperjuangan dan teman-teman kostan, Lisan, Irvan, Aan, Try, Adam dan lainnya kalian adalah teman-teman terbaik yang selalu ada dalam suka maupun duka. “We always together and forever” 11. Teman-teman KKN “Sadayana Sae”, dan Teman-teman Daar-el-Qolam angkatan 32, berkat kalian penulis dapat belajar akan hidup kebersamaan. 12. Seluruh pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis, menyemangati dan menghibur penulis selama proses penyelesaian tugas akhir ini. Akhirnya, penulis menghaturkan banyak terima kasih atas semua pihak yang turut berperan dalam proses penyelesaian tugas akhir penulis. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi. Jakarta, 03 November 2011
Shafitranata viii
DAFTAR ISI ABSTRAK .…………………………………………………………………...
v
KATA PENGANTAR .……………………………………………………….
vi
DAFTAR ISI .……………………………………………………………...….
ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………
xii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..
1
B. Batasan dan Rumusan dan Masalah ……………………………
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .………………………………..
5
D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu ……………………………
6
E. Kerangka Pemikiran Teoritis …………………………………..
13
F. Metode Penelitian ….…………………………………………..
14
G. Sistematika Penulisan ......……………………………………...
16
TINJAUAN PUSTAKA A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah …………………………………..
18
2. Produk-Produk Bank Syariah ……………………………..
22
ix
B. Efisiensi 1. Efisiensi teknis ……………………………………………..
31
2. Konsep Efisiensi ……………………………………………
38
3. Pengukuran Efisiensi ..………………………………………
40
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek penelitian ……………………………………………….
45
B. Sumber dan Jenis Data …………………………………………
45
C. Populasi dan Sampel .…………………………………………..
46
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….
47
E. Identifikasi Variabel Input dan Output ………………………...
47
F. Metode Analisis Data 1. Metode Pengukuran Efisiensi Teknik dengan Data Envelopment Analysis (DEA) ……………………
55
2. Model Pengukuran Efisiensi Teknik ……………………
59
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Penelitian ..…………………………………..
64
B. Analisis Data Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Rata-Rata Tahunan ………………………………………………………..
65
C. Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Per-Triwulan .…………………………………………………...
x
94
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………..
130
B. Saran ...…………………………………………………………
132
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...
134
LAMPIRAN …………………………………………………………………..
138
xi
DAFTAR TABEL
Table 1.1
Ringkasan Review Studi Terdahulu ……………………………
9
Tabel 3.1
Nama dan Kode Bank ………………………………………….
45
Tabel 3.2
Variabel Input-output ………………………………………….
52
Tabel 3.3
Variabel Input dan Output Penelitian Sebelumnya ……………..
54
Tabel 4.1
Tingkat Efisiensi Rata-Rata Bank Muamalat …………………...
66
Tabel 4.1.1
Targets for Unit Annual 2007 …………………………………...
70
Tabel 4.1.2
Targets for Unit Annual 2008 …………………………………...
71
Tabel 4.1.3
Targets for Unit Annual 2009 …………………………………...
72
Tabel 4.1.4
Targets for Unit Annual 2010 …………………………………...
73
Tabel 4.2
Perkembangan Asset dan Ekuitas Bank Muamalat ……………..
74
Tabel 4.3
ROA dan ROE Bank Muamalat 2007-2010 ……………………
75
Tabel 4.4
Tingkat Efisiensi Rata-Rata Bank Syariah Mandiri …………….
76
Tabel 4.4.1
Targets for Unit Annual 2007 …………………………………...
79
Tabel 4.4.2
Targets for Unit Annual 2008 …………………………………...
80
Tabel 4.4.3
Targets for Unit Annual 2009 …………………………………...
81
Tabel 4.5
Perkembangan Asset dan Ekuitas BSM ………………………...
82
Tabel 4.6
ROA dan ROE BSM 2007-2010 ……………………………….
83
Tabel 4.7
Tingkat Efisiensi Rata-Rata Bank Mega Syariah ……………….
84
Tabel 4.7.1
Targets for Unit Annual 2007 …………………………………...
87
xii
Tabel 4.7.2
Targets for Unit Annual 2008 …………………………………...
88
Tabel 4.7.3
Targets for Unit Annual 2009 …………………………………...
89
Tabel 4.7.4
Targets for Unit Annual 2010 …………………………………...
90
Tabel 4.8
Perkembangan Asset dan Ekuitas Bank Mega Syariah …………
91
Tabel 4.9
ROA dan ROE BMS 2007-2010 ……………………………….
92
Tabel 4.10
Nilai Efisiensi Bank Muamalat Dengan Perhitungan DEA asumsi VRS ...…………………………………………….
94
Tabel 4.10.1 Targets for Unit Juni-07 ………………………………………...
97
Tabel 4.10.2 Targets for Unit sept-07 ………………………………………...
98
Tabel 4.10.3 Targets for Unit Des-07 ………………………………………...
99
Tabel 4.10.4 Targets for Unit Juni-08 .……………………………………….
100
Tabel 4.10.5 Targets for Unit sept-08 .………………………………………..
101
Tabel 4.10.6 Targets for Unit Des-08 .……………………………………….
102
Tabel 4.10.7 Targets for Unit Sept-09 .……………………………………….
103
Tabel 4.10.8 Targets for Unit Des-09 .………………………………………..
104
Tabel 4.10.9 Targets for Unit Juni-10 .………………………………………
105
Tabel 4.11
Nilai Efisiensi Bank Syariah Mandiri Dengan Perhitungan DEA asumsi VRS ………………………………………………
106
Tabel 4.11.1 Targets for Unit Juni-07 ………………………………………..
108
Tabel 4.11.2 Targets for Unit Des-07 ………………………………………..
109
Tabel 4.11.3 Targets for Unit Mar-08 ………………………………………..
110
xiii
Tabel 4.11.4 Targets for Unit Juni-08 ………………………………………..
111
Tabel 4.11.5 Targets for Unit sept-08 ………………………………………..
112
Tabel 4.11.6 Targets for Unit Des-08 .………………………………………..
113
Tabel 4.11.7 Targets for Unit Juni-09 ....……………………………………..
114
Tabel 4.11.8 Targets for Unit Sept-09 ……………………………………….
115
Tabel 4.11.9 Targets for Unit Des-09 ………………………………………...
116
Tabel 4.11
Nilai Efisiensi Bank Mega Syariah Dengan Perhitungan DEA asumsi VRS ……….....………………………………….
117
Tabel 4.12.1 Targets for Unit Juni-07.………………………………………..
119
Tabel 4.12.2 Targets for Unit Sept-07………………………………………..
120
Tabel 4.12.3 Targets for Unit Des-07 ………………………………………..
121
Tabel 4.12.4 Targets for Unit Mar-08.………………………………………..
122
Tabel 4.12.5 Targets for Unit Juni-08 ………………………………………..
123
Tabel 4.12.6 Targets for Unit Sept-08………………………………………..
124
Tabel 4.12.7 Targets for Unit Des-08 ………………………………………..
125
Tabel 4.12.8 Targets for Unit Mar-09 ………………………………………..
126
Tabel 4.12.9 Targets for Unit Juni-09 ………………………………………..
127
Tabel 4.12.10 Targets for Unit Sept-09 ..……………………………………..
128
Tabel 4.12.11 Targets for Unit Sept-10 . .……………………………………..
129
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran Teoritis ………………………………….
14
Gambar 2.1
Efisiensi Teknis dan Efisiensi Alokatif ………………………..
33
Gambar 2.2
Pengukuran Efisiensi Berorientasi Output dan Input serta Return to Scale …………………………………………..
Gambar 2.3
36
Efisiensi Teknis dan Alokatif dari Pendekatan berorientasi Output …………………………………………….
37
Gambar 4.1
Efisiensi Rata-Rata Tahunan Bank Muamalat …………………
68
Gambar 4.2
Efisiensi Rata-Rata Tahunan BSM …………………………….
78
Gambar 4.3
Efisiensi Rata-Rata Tahunan Bank Mega Syariah ……………..
86
Gambar 4.4
Tingkat Efisiensi Bank Muamalat pertriwulan ………………...
95
Gambar 4.5
Tingkat Efisiensi BSM pertriwulan ………………....................
107
Gambar 4.6
Tingkat Efisiensi BMS pertriwulan ………………....................
118
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tahun 1998 menjadi saksi bagi tragedi perekonomian bangsa. Keadaannya berlangsung sangat tragis dan tercatat sebagai periode paling suram dalam sejarah perekonomian Indonesia. Mungkin dia akan selalu diingat, sebagaimana kita selalu mengingat black Tuesday yang menandai awal resesi ekonomi dunia tanggal 29 Oktober 1929 yang juga disebut sebagai malaise. Hanya dalam waktu setahun, perubahan dramatis terjadi. Prestasi ekonomi yang dicapai dalam dua dekade, tenggelam begitu saja. Dia juga sekaligus membalikkan semua bayangan indah dan cerah di depan mata menyongsong milenium ketiga. Selama periode sembilan bulan pertama 1998, tak pelak lagi merupakan periode paling hiruk pikuk dalam perekonomian. Krisis yang sudah berjalan enam bulan selama tahun 1997, berkembang semakin buruk dalam tempo cepat. Dampak krisis pun mulai dirasakan secara nyata oleh masyarakat, dunia usaha. Dana Moneter Internasional (IMF) mulai turun tangan sejak Oktober 1997, namun terbukti tidak bisa segera memperbaiki stabilitas ekonomi dan rupiah. Bahkan situasi seperti lepas kendali, bagai
1
2
layang-layang yang putus talinya. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara.1 Selama krisis ekonomi tersebut, perbankan syariah masih dapat memenuhi kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan perbankan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari relatif rendahnya penyaluran pembiayaan yang bermasalah (non performing loan) pada perbankan syariah dan tidak terjadinya negative spread dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut dapat dipahami mengingat tingkat pengembalian pada bank syariah tidak mengacu pada tingkat suku bunga yang berlaku tetapi menurut prinsip bagi hasil. Dengan demikian bank syariah dapat menjalankan kegiatannya tanpa terganggu dengan kenaikan tingkat suku bunga yang terjadi, sehingga perbankan syariah mampu menyediakan modal investasi dengan biaya modal yang relatif lebih rendah dari bank konvensional kepada masyarakat. Semakin berkembangnya perbankan syariah di masa mendatang, pemerintah
mengeluarkan
beberapa
peraturan
perundang-undangan,
diantaranya UU No. 7 tahun 1992 dan diamandemen dengan UU No. 10 tahun 1998. Dan pada tahun 1999 di keluarkan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah.
1
Artikel ini diakses pada tanggal 28 januari 2011. www.seasite.niu.edu
3
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Dengan diidentifikasikannya alokasi input dan output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisiensian. Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja yang cukup populer, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitan-kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja perbankan. Sering kali, perhitungan tingkat keuntungan menunjukkan kinerja yang baik, tidak masuk dalam kriteria “sehat” atau berprestasi dari sisi peraturan. Sebagaimana diketahui, industri perbankan adalah industri yang paling banyak diatur oleh peraturan-peraturan yang sekaligus menjadi ukuran kinerja dunia perbankan. Capital Adequacy Ratio (CAR), Reserve Requirement, Legal Lending Limit dan kredibilitas para pengelola bank adalah contoh peraturan-peraturan yang sekaligus menjadi kriteria kinerja di dunia perbankan.
4
Selain itu pengukuran efisiensi perbankan dapat dilakukan dengan 3 pendekatan lainnya yaitu ; Data Envelopment Analysis (DEA), Stochastic Frontier Approach (SFA), dan Distribution Free Approach (DFA). Berdasarkan prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan syariah diatas peneliti tertarik mengambil judul “Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah Dari permasalahan diatas dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pengukuran tingkat efisiensi dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) teknik? 2. Apa yang menjadi tolak ukur pengukuran efisiensi bank syariah dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) teknik? 3. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada Tahun 2007 sampai Tahun 2010 (tidak termasuk UUS dan BPRS)? 4. Apakah faktor-faktor penyebab ketidakefisienan Bank Umum Syariah di Indonesia?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah) di Indonesia melalui variabel input-output yang sesuai dengan teori ekonomi. 2. Menganalisis faktor-faktor penyebab perbedaan tingkat efisiensi ketiga bank yang menjadi objek penelitian. Manfaat dari penelitian ini adalah : 1) Bagi Perbankan Syariah, Bank Indonesia dan Pemerintah, yaitu Memberikan informasi tentang kinerja (tingkat efisiensi) bank syariah di Indonesia. 2) Bagi Peneliti dan peneliti selanjutnya Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan dan pengalaman mengenai perbankan syariah bagi peneliti maupun bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang perbankan syariah.
6
D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu Penelitian tentang efisiensi perbankan sudah banyak dilakukan dalam penelitian ekonomi. Penelitian tentang efisiensi perbankan ini dilakukan dengan metodologi yang berbeda-beda, baik secara parametrik maupun nonparametric. 1. Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat) BPR di Indonesia tahun 2007 : Pendekatan
Stochastic
Frontier
Analysis
(SFA)
dan
Data
Envelopment Analysis (DEA) oleh Desak Putu Ristami Paramita, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (Ekonomi dan Manajemen), 2008. Dalam penelitian ini konsep yang digunakan yaitu Cost efficiency hal ini sesuai dengan penelitian yang menganalisis tingkat efisiensi biaya BPR, membandingkan tingkat efisiensi biaya BPR-BPR di Indonesia secara SFA dan DEA, menganalisis hubungan tingkat efisiensi dengan modal inti, nilai kesehatan, status, KKBI, dan rasio keuangannya. Dalam penelitian, penulis mendapatkan hasil bahwa Fungsi Log Linier pada analisis SFA menyatakan bahwa variabel cost of labour merupakan variabel yang paling mempengaruhi besar atau kecilnya nilai efisiensi BPR. SFA lebih bervariasi dibandingkan DEA. Pada perhitungan DEA, nilai efisiensi BPR hanya ada pada tiga kategori yaitu kategori BPR yang tidak efisien, kurang efisien dan efisien. Sedangkan efisiensi SFA
7
memiliki hubungan yang negatif dengan modal inti dan memiliki hubungan yang positif dengan nilai kesehatan. 2. Analysis Efisiensi dan Skala Ekonomi pada industri Perbankan Syariah di Indonesia tahun 1999-2004 (jurnal) oleh Priyonggo Suseno, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), 2008. Pada penelitian ini konsep yang digunakan yaitu Cost efficiency yang menggunakan variabel output pendapatan bunga, pendapatan lainnya, volume kredit, dan variabel input biaya bagi hasil, biaya lainnya, asset. Dan dalam penelitian ini, penulis mendapatkan hasil bahwa dari 10 bank yang diteliti tingkat inefisiensi rata-rata mencapai hanya sekitar 7 %. Dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi perbankan syariah dengan perbankan konvensional yang memiliki unit usaha syariah. Dalam perkembangannya selama 6 tahun terdapat peningkatan efisiensi perbankan syariah rata-rata 2,3 % pertahun. 3. Analisis Efisiensi Baitul Mal Wa Tamwil Dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (Dea) studi pada BMT Bina Ummat Sejahtera di Jawa Tengah pada tahun 2009 oleh Rifki Ali Akbar, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2010. Dalam penelitian konsep yang digunakan yaitu Intermediation Approach yang mana output yang dipakai yaitu pembiayaan, pendapatan operasional dan asset sedangkan inputnya simpanan dan beban operasional. Dan hasil yang
8
diperoleh yaitu tingkat efisiensi seluruh kantor cabang BMT BUS pada tahun 2009 menunjukkan terdapat 5 kantor cabang yang efisien secara relatif terhadap seluruh kantor cabang yang lainnya. Kantor cabang yang dapat dijadikan referensi adalah kantor cabang Blora, kantor cabang Purwodadi, kantor cabang Tawangharjo, kantor cabang Nambuhan dan kantor cabang Kendal. 4. Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:Pendekatan Data Envelopment Analysis (Dea). Studi pada Bank Pembangunan Daerah, selama periode 2006-2007 (Jurnal) oleh Zaenal Abidin dan Endri, mahasiswa ABFI Institute Perbanas. Dalam jurnal ini, penulis mendapatkan
bahwa
hasil
perhitungan
kinerja
efisiensi
teknis
menunjukkan bahwa BPD mengalami pening katan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya, tapi nilai efisiensinya masih dibawah angka yang maksimal yaitu 100%. Artinya, bank BPD dalam kegiatan operasionalnya belum efisien dalam memanfaatkan semua kemampuan potensial yang dimilikinya untuk dapat menghasilkan output yang maksimal. 5. Analisis Tingkat Bank Umum Syariah di Indonesia Sebelum dan Saat Krisis Keuangan Global Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (periode 2007-2009) oleh Dwi Fazriyatunnisa, mahasiswi Perbankan Syariah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Dalam
penelitian ini digunakan konsep Intermediation Approach, output yang
9
dipakai yaitu pinjaman yang diberikan dan pendapatan lainnya sedangkan inputnya biaya tenaga kerja dan dana pihak ketiga. Dan penelitian ini menghasilkan bahwa sepanjang periode sebelum krisis BUS mencapai nilai efisiensi 100%, artinya pada periode BUS di Indonesia relative mencapai efisiensi teknis. Pada periode krisis pun perbankan masih efisiensi seperti halnya sebelum krisis. Table 1.1 Ringkasan Review Studi Terdahulu Peneliti No 1 Peneliti : Desak Putu Ristami Paramita. Tahun 2008. NIM : H14104014. Judul : “Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat) BPR di Indonesia tahun 2007 : Pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan Data Envelopment Analysis (DEA)”. Institusi : Institut Pertanian Bogor (Ekonomi dan Manajemen) (Skripsi IPB Bogor)
Isi Tujuan : Menganalisis tingkat efisiensi biaya BPR, Membandingkan tingkat efisiensi biaya BPR-BPR di Indonesia secara SFA dan DEA, Menganalisis hubungan tingkat efisiensi dengan modal inti, nilai kesehatan, status, KKBI, dan rasio keuangan Konsep Efisiensi : Cost effciency Pendekatan : Menggunakan Pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan Data Envelopment Analysis (DEA). Periode : Tahun 2007 Hasil : Fungsi Log Linier pada analisis SFA menyatakan bahwa variabel cost of
Perbedaan Letak perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah dari sisi institusi yang diteliti serta tujuan, pendekatan inputoutput dan periode penelitian, dimana tujuan dalam penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah Pada Periode 2007-2009 dengan pendekatan input yang digunakan adalah Intermediation Approach.
10
2
Peneliti : Priyonggo Suseno. Tahun 2008. Judul : “Analysis Efisiensi dan Skala Ekonomi pada industri Perbankan Syariah di Indonesia tahun 1999-2004” Institusi : Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Ekonomi Islam). Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII). (Jurnal)
labour merupakan variabel yang paling mempengaruhi besar atau kecilnya nilai efisiensi BPR. SFA lebih bervariasi dibandingkan DEA. Pada perhitungan DEA, nilai efisiensi BPR hanya ada pada tiga kategori yaitu kategori BPR yang tidak efisien, kurang efisien dan efisien. Sedangkan efisiensi SFA memiliki hubungan yang negatif dengan modal inti dan memiliki hubungan yang positif dengan nilai kesehatan. Tujuan : Melihat keterkaitan tingkat efisiensi dan skala ekonomi pada perbankan syariah di Indonesia. Konsep Efisiensi : Cost effciency Pendekatan : Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Input : pendapatan bunga, pendapatan lainnya, volume kredit. Output : biaya bagi hasil, biaya lainnya, asset. Periode : Tahun 1999-2004 Hasil : Dari 10 bank yang diteliti tingkat inefisiensi rata-rata mencapai hanya sekitar 7 %. Dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
Letak perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah dari sisi tujuan, pendekatan input-output dan periode penelitian, dimana tujuan dalam penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah Pada Periode 2007-2009 dengan pendekatan input yang digunakan adalah Intermediation Approach.
11
3
Peneliti : Rifki Ali Akbar. NIM : C2A006117. Judul : “Analisis Efisiensi Baitul Mal Wa Tamwil Dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (Dea) studi pada BMT Bina Ummat Sejahtera di Jawa Tengah pada tahun 2009” (Skripsi UNDIP Semarang)
tingkat efisiensi perbankan syariah dengan perbankan konvensional yang memiliki unit usaha syariah. Dalam perkembangannya selama 6 tahun terdapat peningkatan efisiensi perbankan syariah rata-rata 2,3 % pertahun. Tujuan : Menganalisis perbedaan efisiensi masing– masing cabang dari Baitul Maal Wa Tammwil (BMT) Bina Ummat Sejahtera (BUS) di Jawa Tengah. Konsep Efisiensi : Intermediation Approach Pendekatan : Pengukuran efisiensi dengan menggunakan metode DEA. Periode : Tahun 2009 Hasil : Tingkat efisiensi seluruh kantor cabang BMT BUS pada tahun 2009 menunjukkan terdapat 5 kantor cabang yang efisien secara relatif terhadap seluruh kantor cabang yang lainnya. Kantor cabang yang dapat dijadikan referensi adalah kantor cabang Blora, kantor cabang Purwodadi, kantor cabang Tawangharjo, kantor cabang Nambuhan dan kantor cabang Kendal.
Letak perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah dari sisi dari sisi institusi yang diteliti serta tujuan, pendekatan inputoutput dan periode penelitian, dimana tujuan dalam penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah Pada Periode 2007-2009.
12
4
5
Peneliti : Zaenal Abidin dan Endri. Judul : Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah: Pendekatan Data Envelopment Analysis (Dea). Studi pada Bank Pembangunan Daerah, selama periode 20062007. Institusi : ABFI Institute Perbanas
Tujuan : Untuk menganalisis tingkat efisiensi Bank Pembangunan Daerah. Pendekatan : Menggunakan pendekatan non-parametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Periode : Tahun 2006-2007 Hasil : Hasil perhitungan kinerja efisiensi teknis menunjukkan bahwa BPD mengalami pening katan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya, tapi nilai efisiensinya masih dibawah angka yang maksimal yaitu 100%. Artinya, bank BPD dalam kegiatan operasionalnya belum efisien dalam memanfaatkan semua kemampuan potensial yang dimilikinya untuk dapat menghasilkan output yang maksimal.
Letak perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah dari sisi institusi yang diteliti serta tujuan, pendekatan inputoutput dan periode penelitian, dimana tujuan dalam penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah Pada Periode 2007-2009 dengan pendekatan input yang digunakan adalah Intermediation Approach.
Peneliti : Dwi Fazriyatunnisa. Tahun 2010 NIM : 105046101547 Judul : “Analisis Tingkat Bank Umum Syariah di Indonesia Sebelum dan Saat Krisis Keuangan Global Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis”
Tujuan : Untuk melihat tingkat efisiensi Bank Umum Syariah pada saat sebelum dan saat krisis Global. Konsep Efisiensi : Intermediation Approach Pendekatan : Menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Periode :
Letak perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah dari sisi tujuan, pendekatan input-output dan periode penelitian, dimana tujuan dalam penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi Bank Umum
13
Per triwulan tahun 2007- Syariah Pada Periode Institusi : UIN Syarif Hidayatullah 2008 sebelum tejadinya 2007-2009. Jakarta. krisis dan triwulan 20082009 saat terjadinya krisis. Hasil : Sepanjang periode sebelum krisis BUS mencapai nilai efisiensi 100%, artinya pada periode BUS di Indonesia relative mencapai efisiensi teknis. Pada periode krisis pun perbankan masih efisiensi seperti halnya sebelum krisis.
E. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran yang dibangun dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah, dan Bank Mega Syariah pada periode 2007-2010. Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi dengan menggunakan pendekatan frontier approach yaitu dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan cara menentukan jenis input dan output terlebih dahulu. Variabel input ini meliputi biaya operasional (I1), biaya tenaga kerja (I2), dan jasa bank (I3), sedangkan variabelvariabel outputnya terdiri dari total simpanan (O1), dan deposito (O2). Hubungan interaksi input, output dan total biaya akan menentukan nilai efisiensi biaya perbankan. Dapat dilihat dalam gambar dibawah :
14
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Bank Umum Syariah di Indonesia
Input Bank Syariah 1. Biaya Operasional 2. Biaya Tenaga Kerja 3. Jasa Bank
Output Bank Syariah 1. Total Simpanan 2. Deposito
Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah
F. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS) pada periode 2007-2010. 2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder yang berupa laporan keuangan bank syariah periode 2007-2010 dan literatur-literatur yang berkenaan dengan efisiensi perbankan.
15
Adapun mengenai sumber data, terdiri dari Bank Indonesia sebagai institusi sentral yang mempublikasikan seluruh data keuangan bank syariah di Indonesia. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam hal pengumpulan data, penelitian ini menggunakan dua metode atau teknik, yaitu desk riset dikenal juga dengan studi kepustakaan. 4. Metode Analisa Data Dalam penelitian menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu dalam pengelolaan data berupa input dan output yang diambil dari neraca keuangan, laporan rugi laba dan saldo laba yang dimiliki oleh masingmasing bank. Dalam analisis ini menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan metode yang telah terstandarisasi sebagai alat untuk pengukuran kinerja suatu aktifitas unit, dimana proses pengolahannya menggunakan perangkat lunak DEAP 2.1. Selain itu peneliti juga menggunakan perangkat lunak ms. Exel sebagai perangkat lunak perangkat pendukung. 5. Teknik Penulisan Teknik penulisan ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.
16
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab, yaitu: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang; latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, metodologi penelitian, sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang gambaran umum tentang Perbankan Syariah serta menjelaskan tentang konsep efisiensi pengukuran Data Envelopment Analysis (DEA) dalam perspektif ekonomi Islam.
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang
sumber data yang digunakan dalam
penulisan ini yaitu data input dan output pembahasan dan metode
analisisnya
yang
digunakan
untuk
menjawab
pertanyaan dengan menggunakan rumus pengukuran Data Envelopment Analysis (DEA).
17
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang perhitungan data yang diperoleh dalam penelitian sehingga akan diketahui hasilnya, dan penjelasan kenapa hal itu bisa terjadi kemudian akan didapatkan kesimpulan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil-hasil perhitungan analisis dan berisi saran yang sesuai dengan permasalahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Menurut Undang-Undang RI nomor 21 tahun 2008 tanggal 16 Juli 2008 tentang Perbankan Syariah, yang dimaksud dengan Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan pengertian Bank, Bank Syariah, Bank Umum Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dan Unit Usaha Syariah sebagai berikut :1 a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. b. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
18
19
c. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. d. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. e. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. Perbankan syariah merupakan bank yang menerapkan nilai-nilai syariah, salah satu di antaranya pelarangan unsur riba, seperti dijelaskan beberapa ayat Al Qur’an sebagai berikut: 1) Surat An Nisa ayat 1612:
Artinya : “Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka siksa yang pedih”. 2
Al-Qur’an An Nisa ayat 161
20
2) Surat Ar Ruum ayat 393 :
Artinya : “Dan sesuatu riba yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, padahal riba itu tidak menambah pada sisi Allah SWT. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah SWT, mereka adalah orang-orang yang melipat gandakan”.
3) Surat Al Baqarah ayat 2764 :
Artinya : “Allah SWT memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah dan Allah SWT tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran.”
Adapun pelarangan riba juga telah disebutkan dalam beberapa hadits, di antaranya: 1) Riwayat Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah menyatakan bahwa Nabi SAW bersabda:
ُ اﺟ ْ ﺘ َﻨ ِﺒُﻮااﻟﺴﱠﺒ ْاﻟﻊ َْﻤ ُﻮﺑ ِ ﻘ َﺎت ِﻗ َﺎﻟ ُﻮا ﯾ َﺎار َ ﺳ ُﻮل َ ﱠ ِو َ ﻣ َ ﺎھ ُﻦ ﱠ ﻗ َﺎل َاﻟﺸ ﱢﺮ ْ ﺑكِﺎُ ﱠوِ َ اﻟﺴ ﱢﺤ ْ ﺮ َ ﻖ ﱢ أ َﻛ ْ ﻞ ُ اﻟﺮ ﱢوﺑ ََﺎأ َﻛ ْ ﻞ ُﻣ َ ﺎلاﻟِ ْ ﯿ َﺘ ِﯿﻢو ِ َ اﻟﺘ ﱠﻮ َ ﻟ ﯾﱢﻲَﻮ ْ م َ ِﻲ َ ﺮ ﱠم َﷲ ﱠ ُ إاِ ﺑل ﱠِﺎﻟ ْﺤ َ و و َ ﻗ َﺘ ْ ﻞ ُاﻟﻨ ﱠﻔ ْﺲ ِ اﻟ ﱠ ﺘ ﺣ
ﻒ َ ِ ﻗ َﺬ ْ اﻟ اﻟﺰ ﱠﺣ ْ و . ِ ف ُْﻤ ُﺤ ْ ﺼ َ ﻨ َﺎاﻟت ِْﻤ ُﺆ ْ ﻣ ِ ﻨ َﺎاﻟ ْت ِﻐ َﺎﻓ ِﻼ َ ت
3 4
Al-Qur’an Ar Ruum ayat 39 Al-Qur’an Al Baqarah ayat 276
21
Artinya : “Tinggalkanlah tujuh hal yang membinasakan. Orang-orang bertanya: Apa itu wahai Rasul?. Beliau menjawab: Syirik kepada Allah SWT, sihir, membunuh jiwa orang yang diharamkan Allah SWT, kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri pada saat datangnya serangan musuh dan menuduh wanita mukmin yang suci tetapi lalai”.
2) Riwayat Al Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Abu Daud serta At Tirmidzi dari Jabir bin Abdulloh bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ِ ﻟ َﻌ َﻦ َر َ ﺳ ُﻮل ُﷲ ﱠ ِﺻ َ ﻠ ﱠﻰﷲ ﱠ ُﻋ َﻠ َﯿْوﮫَ ِ ﺳ َﻠ ﱠﻢ َ آﻛ ِﻞ َ اﻟﺮ ﱢوﺑ ََﺎﻣ ُﺆ ْ ﻛ ِﻠ َﮫ ُو َ ﻛ َﺎﺗ ِﺒ َوﮫُ َ ﺷ َﺎھ ِ ﺪ َ ﯾْﮫ . ٌ و َ ﻗ َﺎل َ ھ ُﻢ ْﺳ َﻮ َ اء “Allah SWT melaknat pemakan riba, yang memberi makannya, saksi-saksinya dan penulisnya.”
Secara umum, tujuan berdirinya bank syariah adalah dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaanpembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah. Adapun secara khusus tujuan bank syariah, di antaranya 5: a. Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat menjadi fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan. b. Memberdayakan ekonomi masyarakat dan beroperasi secara transparan, artinya pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada visi ekonomi kerakyatan dan upaya ini terwujud apabila ada mekanisme operasi yang transparan. 5
Muhammad. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. Yogyakarta: UII Press, 2005
22
c. Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi bank syariah tidak memberikan janji yang pasti mengenai return yang diberikan kepada investor karena tergantung besarnya return. Apabila keuntungan lebih besar, investor akan ikut menikmatinya dalam jumlah lebih besar. d. Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, artinya bank syariah lebih mengarahkan dananya untuk transaksi produktif. e. Mendorong pemerataan pendapatan, artinya salah satu transaksi yang membedakan bank syariah dengan bank konvesional adalah pengumpulan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). Peranan ZIS sendiri di antaranya untuk memeratakan pendapatan masyarakat. f. Meningkatkan efisiensi mobilisasi dana. g. Uswah hasanah sebagai implementasi moral dalam penyelenggaraan usaha bank.
2. Produk-Produk Bank Syariah Secara
garis
besar,
pengembangan
produk-produk
bank
syariah
dikelompokkan menjadi tiga yaitu: a. Produk Penghimpunan Dana Prinsip-prinsip yang digunakan dalam produk ini meliputi prinsip wadi’ah dan mudharabah.
23
1)
Prinsip Wadi’ah6 Al-wadi’ah terbagi dua macam yaitu al-wadi’ah yad al-Amanah dan al-wadi’ah yad adh-Dhamanah. Al-wadi’ah Yad al-Amanah yaitu pihak
yang
menerima
titipan
tidak
boleh
menggunakan
dan
memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan, tetapi harus benar-benar menjaga sesuai kelaziman. Pihak penerima titipan dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan. Sedangkan Al-wadi’ah Yad al-Amanah pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan.Tentunya pihak bank dalam hal ini mendapatkan bagi hasil dari pengguna dana. Bank dapat memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus.7 2)
Prinsip Mudharabah8 Akad lain yang digunakan adalah prinsip investasi yaitu akad mudharabah. Tujuan dari mudharabah adalah kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib), dalam hal ini bank. Secara garis besar, mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu Prinsip mudharabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu: mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.
7 8
Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . . . hal. 89 Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . . . hal. 150-152
24
Pada mudharabah mutlaqah shahibul maal tidak memberikan batasan-batasan atas dana yang di investasikannya. Mudharib
diberi
wewenang penuh mengelola dana tersebut tanpa terikat waktu, tempat, jenis usaha, dan jenis pelayanannya. Sedangkan
Mudharabah
Muqayyadah
shahibul
maal
memberikan batasan atas dana yang diinvestasikannya. Mudharib hanya bisa mengelola dana tersebut sesuai dengan batasan yang diberikan oleh shahibul maal. Misalnya, hanya untuk jenis usaha tertentu saja, tempat, waktu tertentu dan lain-lain. b. Produk Penyaluran Dana Produk penyaluran dana di bank syariah dapat dikembangkan dengan tiga model, yaitu: 1) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip bagi hasil. 2) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip sewa. 3) Transaksi pembiayaan sebagai usaha kerjasama yang ditujukan untuk mendapatkan barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil.
25
Adapun prinsip-prinsip yang digunakan produk-produk bank syariah dalam pola penyaluran dana, antara lain: 1) Prinsip Jual Beli (Tijaroh) Prinsip jual beli dikembangkan menjadi tiga bentuk prinsip pembiayaan, yaitu: pembiayaan murabahah, salam dan istishna.9 a) Pembiayaan Murabahah10 Al-Murabahah adalah jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam pembiayaan ini, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan. b) Pembiayaan As-Salam11 Pembayaran dilakukan dengan tunai, sedangkan barang diserahkan secara tangguh. Bank sebagai pembeli dan nasabah sebagai penjual. Transaksi ini ada kepastian tentang kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan. c) Pembiayaan Bai Al-Istishna12 Al-Istishna’ merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain 9
Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . . . Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . . . 11 Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . . . 12 Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . . . 10
hal. 101 hal. 101-107 hal. 108-113 hal. 113-115
26
untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Jual beli seperti akad salam, namun pembayarannnya dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran. Istishna diterapkan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi. 2) Prinsip Sewa (Ijarah)13 Ada dua kaidah penting dalam prinsip ini, yaitu al-Ijarah dan alijarah muntahiya bit-thamlik. a) Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. b) Al-Ijarah Muntahiya Bit-thamlik Transaksi ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat. Pada dasarnya prinsip ini sama dengan jual beli, namun perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Pada Akhir sewa, bank syariah dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada nasabah. Transaksi tersebut dikenal dengan istilah ijarah muntahiya bithamlik (sewa yang diikuti dengan perpindahan kepemilikan). Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian. Hal tersebut yang membedakan antara
13
Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . . . hal. 117-119
27
ijarah dengan ijarah muntahiya bit-thamlik, yaitu kepemilikan barang atau jasa yang digunakan. Faktor-faktor
untuk
diberikannya
pembiayaan
ijarah
muntahiyah bittamlik meliputi aspek yuridis, keuangan, manajemen, teknis dan produksi, pemasaran, jaminan, social ekonomi, dan AMDAL serta identifikasi mitigasi resiko. Akad ijarah muntahiyah bittamlik adalah akta dibawah tangan, yang berbentuk baku atau standar artinya telah ditentukan oleh satu pihak atau salah satu pihak yaitu dalam hal ini pihak Bank Muamalat, kemudian akta di bawah tangan tersebut di legalisasi oleh Notaris sebagai alat bukti. 14 3) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)15 Prinsip ini meliputi beberapa jenis prinsip, yaitu: musyarakah, mudharabah dan mudharabah muqayyadah. a) Musyarakah, merupakan kerjasama dalam suatu usaha oleh dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana
14
Didik Hijrianto. “Pelaksanaan Akad Pembiayaan IMBT pada Bank Muamalat Indonesia”. Tesis S2 Prodi Magister Kenotariatan. Semarang : Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. 2010. Hal.,7. 15 Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . . . hal. 90-100
28
nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Realita bisnis saat ini menempatkan musyarakah sebagai salah satu produk perekonomian modern, baik di bidang perbankan, pasar uang atau aspek lainnya. Saat ini musyarakah merupakan penempatan modal dalam usaha tertentu, yang kebanyakan tidak melibatkan diri dalam manajemen secara standard. Realitas bisnis saat ini memang membutuhkan suatu ajaran yang lebih konkrit dan sesuai dengan kondisi faktual saat ini dan solusi terhadap permasalahan hukum yang muncul. Jika hanya berpedoman pada formalitas yang telah dirumuskan para ahli hukum Islam terdahulu, dikhawatirkan bentuk formalitas itu menjadi kendala dalam mencapai tujuan syariah (maqasid asy-syariyah).16 b) Mudharabah, merupakan kerjasama suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama menyediakan seluruh modal (shahibul mal), sedang pihak kedua bertindak sebagai pengelola (mudharib) dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.17
16
Abd Shomad. “Joint Venture Profit Sharing (Musyarakah) dalam Perbankan Berdasarkan Prinsip Syariah”. Artikel Ilmiyah., hal. 1-2 17 AH. Azharuddin Lathif. Fiqh Muamalat. Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005
29
3) Akad Pelengkap Akad pelengkap dikembangkan sebagai akad pelayanan jasa. Akad ini dilakukan dengan beberapa prinsip transaksi, yaitu: wakalah, kafalah, hawalah (alih utang-piutang), rahn (gadai), qardh (pinjaman kebaikan). a) Wakalah Prinsip transaksi ini bisa disebut juga wikalah berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat, yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. 18 b) Kafalah Prinsip transaksi ini memberikan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. c) Hawalah Prinsip transaksi ini yaitu pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam istilah para ulama, hal ini merupakan pemindahan beban utang dari muhil (orang yang berutang) menjadi tanggungan muhal’alaih atau orang yang berkewajiban membayar utang.19 18 19
Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio, hal.120 Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio, hal. 126
30
d) Ar-Rahn Yaitu menahan salah satu harta milik si pemijam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai.20 e) Qardh (Pinjaman Kebaikan) Prinsip transaksi ini membantu nasabah secara cepat, berjangka pendek, dan diarahkan untuk usaha kecil serta keperluan sosial. Yaitu pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.
20
Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio, hal. 128
31
B. Efisiensi 1. Efisiensi Teknis Penghitungan efisiensi teknis telah dilakukan oleh Farell berdasarkan paper dari Tim Coelli yang menggambarkan sebuah ukuran sederhana mengenai efisiensi perusahaan dengan cara menghitung berbagai macam input yang digunakan untuk produksi. 21 Farell mengusulkan efisiensi terdiri dari dua komponen yaitu : technical efficiency yang merefleksikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan output maksimum dari serangkaian input yang telah ditentukan, dan allocative efficiency yang merefleksikan kemampuan perusahaan untuk menggunakan berbagai macam input di dalam proporsi yang optimal, di mana masing -masing inputnya sudah ditentukan tingkat harga dan teknologi produksinya. 22 Kedua komponen efisiensi ini lalu dikombinasikan yang menghasilkan total economic efficiency. Pemikiran awal mengenai pengukuran efisiensi dari Farell di mana analisisnya berkenaan dengan ruang input, yang berfokus pada upaya pengurangan input (an inputreducing focus). Metode ini disebut dengan pengukuran berorientasi input ( input-orientated measures). 21
Coelli T.J, A Guide to DEAP Version 2.1: A Data Envelopment Analyisis (Computer) Program, No 8/96. Centre For Efficiency and Produktivity Analysis Department of Econometric university of New England Armidale, NSW, 2351. Australia. 1996., hal 4 22 Ibid., hal 4
32
a. Pengukuran Berorientasi Input ( Input Orientated Measure)23 Farrel mengilustrasikan idenya dengan menggunakan sebuah contoh sederhana dengan kasus sebuah perusahaan tertentu yang menggunakan dua buah input ( x1 dan x2) untuk memproduksi sebuah output tunggal (y) dengan sebuah (asumsi constant return to scale) CRS. Isoquant SS1 menggambarkan kombinasi input yntuk menghasilkan tingkat output yang sama (efisien secara teknis). Isocost CC1 menggambarkan kombinasi input yang dapat dibeli oleh produsen dengan tingkat biaya yang sama (efisien secara alokatif). Garis 0P menunjukkan kombinasi input yang digunakan oleh suatu perusahaan. Titik Q’ menunjukkan efisien secara teknikal dan alokatif. Titik P menunjukkan inefisien karena tidak berada pada kurva isocost dan isoquant. Titik R efisien secara alokatif sedangkan Q efisien secara teknis. Tingkat efisiensi teknis (technical efficiency/TE) dari perusahaan pada umumnya diukur dengan menggunakan nilai rasio : TE = 0Q/0P Persamaan tersebut akan sama dengan persamaan 1 – QP/0P, dimana nilainya berkisar antara nol dan satu, dan karena itu menghasilkan indikator dari derajat technical efficiency dari perusahaan tersebut. Nilai satu mengimplikasikan bahwa perusahaan telah mencapai kondisi efisien 23
Ibid., hal 4-6
33
secara penuh. Sebagai contoh, titik Q telah mencapai technical efficiency karena ia berada pada kurva isoquan yang efisien. Gambar 2.1 Efisiensi Teknis dan Efisiensi Alokatif
Dimana: x1 = input pertama, x2 = input kedua, q = output. Jika rasio harga input (dalam Gambar 2.1 diwakili oleh garis AA’) juga telah diketahui, maka titik produksi yang efisien secara alokatif dapat juga dihitung. Tingkat efisiensi alokatif (allocative efficiency/AE) dari suatu perusahaan yang berorientasi pada titik P dapat didefinisikan sebagai rasio dari : AE = 0R/0Q Di mana jarak RQ menggambarkan pengurangan dalam biaya produksi yang dapat diperoleh apabila tingkat produksi berada pada titik Q’ yang efisiensi secara alokatif (dan secara teknis), berbeda dengan titik
34
Q yang efisien secara teknis (technical efficient), akan tetapi inefisien secara alokatif (allocatively inefficient). Total efisiensi ekonomis (total economic efficiency) didefinisikan sebagai rasio dari : EE = 0R / 0P Dimana jarak dari titik R ke titik P dapat juga diinterpretasikan dengan istilah pengurangan biaya (cost reduction). Perhatikan bahwa produk yang efisien secara teknis dan secara alokatif memberikan makna telah tercapainya efisiensi ekonomis secara keseluruhan. TE x AE = (0Q/0P) x (0R/0Q) = (0R/0P) = EE Dimana semua ukuran ketiganya terletak pada daerah yang bernilai antara nol dan satu. b. Pengukuran Berorientasi Output (Output-Orientated Measures)24 Pengukuran efisien secara teknis yang berorientasi input, pada dasarnya bisa ditujukan untuk menjawab sebuah pertanyaan; “Sampai seberapa banyaknya kuantitas input dapat dikurangi secara proporsional tanpa mengubah kuantitas output yang diproduksi ?” dengan kata lain, “Sampai seberapa banyak kuantitas dari output dapat ditambah tanpa mengubah kuantitas input yang digunakan?”. Ini yang disebut pengukuran
24
Ibid., hal 7-9
35
berorientasi output (output-oriented measure), merupakan kebalikan dari pengukuran berorientasikan input. Perbedaan antara pengukuran berorientasi input dan output dapat diilustrasikan dengan menggunakan sebuah contoh sederhana yang terdiri dari satu input dan satu output, diilustrasikan mengenai sebuah fungsi produksi dengan teknologi yang bersifat decreasing return to scale yang diwakili oleh ƒ(x), dan sebuah perusahaan yang inefisien yang beroperasi pada titik P. Farell menjelaskan pengukuran yang berorientas I input dari efisiensi teknis (TE) sama dengan rasio AB/AP, sedangkan pengukuran berorientasikan output dari efisiensi teknis diwakili oleh rasio CP/CD. Pengukuran yang berorientasi input dan output akan menghasilkan nilai pengukuran yang sama dari efisien si teknis jika berada dalam kondisi constant return to scale (CRS), namun jika berada dalam kondisi decreasing return to scale (DRS), nilai pengukuran TE tidak akan sama hasilnya. Dalam kasus constant return to scale (CRS) bahwa AB/AP =CP/CD, untuk titik P yang tidak efisien (Farell dan Lovell, 1978) dalam Coelli, et al (2005).
36
Gambar 2.2 Pengukuran Efisiensi Berorientasi Output dan Input serta Return to Scale a. DRS
b. CRS
Sumber : Farell dan Lovell (1978) dalam Coelli, et al Pengukuran tingkat efisiensi berorientasi output ini dapat dianalisis lebih dalam dengan sebuah contoh kasus di mana fungsi produksi melibatkan dua macam output (q1 dan q2) dan sebuah input tunggal ( x). Jika kitamengasumsikan kondisinya constant return to scale, maka dapat direpresentasikan
tingkat
teknologi
dengan
sebuah
kurva
unit
kemungkinan produksi (unit production possibility curve ) dalam bentuk dua dimensi. Contoh ini digambarkan dalam Gambar 2.6 dimana garis ZZ’ adalah merupakan kurva unit kemungkinan produksi (unit production possibility curve) dan titik A dapatlah diumpamakan dengan sebuah perusahaan yang inefisien . Perhatikan bahwa A sebagai titik yang
37
inefisien dalam kasus ini terletak di bawah kurva karena ZZ’mewakili batasan atau titik tertinggi dari garis kemungkinan produksi. Gambar 2.3 Efisiensi Teknis dan Alokatif dari Pendekatan berorientasi Output
Sumber : Farell dan Lovell (1978) dalam Coelli Farell menjelaskan pengukuran efisiensi berorientasikan output dapat didefinisikan sebagaimana yang terilustrasikan dalam Gambar 2.3, titik A dan B1 menggambarkan skala efisiensi yang dihasilkan oleh perusahaan A dan B1. Kurva ZZ1 adalah kurva kemungkinan produksi yang menunjukkan efisien secara teknis. Kurva DD1 menggambarkan kurva efisien secara alokatif. Titik B dan B1 menggambarkan efisien secara teknikal karena terletak pada isoquant. CB1 efisien secara alokatif karena terletak pada isorevenue DD1. B1 efisien secara teknis dan alokatif. AB merupakan inefisiensi secara teknis yang berarti bahwa output bisa
38
ditingkatkan menjadi B tanpa adanya penambahan input. Pengukuran efisiensi teknis berorientasikan output adalah merupakan rasio TE= 0A/0B dengan revenue efficiency (RE) yang merupakan rasio RE=0A/0C Efisiensi alokatif diperoleh melalui rasio AE = 0B/0C Di mana mempunyai sebuah interpretasi adanya peningkatan pendapatan (a increasing revenue interpretation ), di mana pada contoh kasus pengukuran efisiensi berorientasi input, serupa dengan interpretasi adanya pengurangan biaya (cost reducing) dalam kondisi ketidakefisienan yang bersifat alokatif. Lebih lanjut dapat didefinisikan efisiensi ekonomi secara keseluruhan ( overall economic efficiency) sebagai hasil dari dua pengukuran efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. EE= (0A/0C) = (0A/0B) x (0B/0C) = TE x AE
2. Konsep Efisiensi Muharram dan Pusvitasari25
menyebutkan bahwa efisiensi adalah
kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar atau dalam pandangan matematika didefinisikan sebagai perhitungan rasio 25
Muharram, H. dan Pusvitasari, R. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopmet Analysis (Periode Tahun 2005).” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 2007 Vol II, No. 3, Yogyakarta.
39
output (keluaran) dan atau input (masuk) atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang digunakan Secara sederhana menurut Nopirin(2007),26 efisiensi dapat berarti tidak adanya pemborosan. M. D. Huri dan Indah Susilowati(2007),27 menjelaskan bahwa efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang digunakan. Ditinjau dari Teori Ekonomi, ada dua pengertian efisiensi yaitu efisiensi teknis dan efisiensi ekonomi. 28 Efisiensi ekonomi mempunyai sudut pandang
makro yang mempunyai jangkauan lebih luas
dibandingkan dengan efisiensi teknik yang bersudut pandang mikro. Pengukuran efisiensi teknik cenderung terbatas pada hubungan teknis dan operasional proses konversi input menjadi output. Akibatnya usaha untuk meningkatkan efisiensi teknis hanya memerlukan kebijakan mikro yang bersifat internal, yaitu dengan pengendalian dan alokasi sumber daya yang optimal. Suatu Kegiatan Ekonomi dikatakan efisien secara teknik apabila menghasilkan output maksimal dengan sumber daya tertentu atau
26
Nopirin. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta: BPFE. 1997 27 Huri, M. D. dan Indah Susilowati. “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus: Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002).” Jurnal Dinamika Pembangunan. Vol. 1, No. 2, Desember 2004, Hal. 95-107. 28 Muhammad Ghafur. Potret Perbankan Syariah Indonesia Terkini. Yogyakarta: Biruni Press, 2007 h. 120
40
memproduksi sejumlah tertentu output menggunakan sumber daya yang minimal. Dalam efisiensi ekonomis, untuk proses produksi, produsen menghadapi kendala besarnya harga input, sehingga harus dapat memaksimalkan penggunaan input sesuai dengan anggaran yang tersedia yang juga harus mempertimbangkan besarnya harga output. Produsen dapat berproduksi dengan efisien jika : MP1 P1
MPk Pk
. .......
MPa Pa
Di mana MP1 adalah produk marginal faktor produksi tenaga kerja (L), MPk adalah produk marginal faktor produksi kapital, dan MPa adalah produk marginal factor A, sedangkan P1, Pk, dan Pa masing-masing adalah harga sumber-sumber tersebut (Farried WM) dalam Nurul Komaryatin.29
3. Pengukuran Efisiensi Menurut Silkman (1986); Ario (2005) dalam Harjum Muharam dan Pusvitasari (2007)30, ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi
khususnya perbankan yaitu: a. Pendekatan rasio, yaitu pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan dengan cara menghitung perbandingan output dengan input
29
Nurul Komaryatin. “Analisis Efisiensi Teknis Industri BPR di Eks Karesidenan Pati”. Tesis S2 Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang : 2006. 30 Ibid,. Muharram, H. dan Pusvitasari, R. 2007.
41
yang digunakan. Pendekatan ini akan dinilai memiliki efisiensi yang tinggi, apabila dapat memproduksi jumlah output yang maksimum dengan input tertentu. Efisiensi = Output Input Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak input dan output yang akan dihitung secara bersamaan, sehingga banyak perhitungan yang menimbulkan asumsi yang tidak tegas. b. Pendekatan regresi, yaitu pendekatan yang menggunakan sebuah model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu. Fungsinya dapat dilihat di bawah ini:
Y = f (X1, X 2, X3, X 4, . . . . . Xn)
Di mana Y = Output, X = Input Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat output tertentu. UKE tersebut akan dinilai efisien, apabila mampu menghasilkan jumlah output lebih banyak dibandingkan jumlah output hasil estimasi. Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak output, karena hanya satu indikator output yang dapat ditampung dalam sebuah persamaan regresi. Apabila dilakukan penggabungan
42
banyak output dalam satu indikator, informasi yang dihasilkan menjadi tidak rinci lagi . c. Pendekatan frontier, pendekatan ini mempunyai dua jenis yaitu: parametrik dan non-parametrik. Pendekatan parametrik terdiri dari Stochastic Frontier Approuch (SFA) yaitu perluasan dari model asli deterministik untuk mengukur efek-efek yang tidak terduga (stochastic frontier) di dalam batas produksi, Distribution Free Approach (DFA)
merupakan efisiensi biaya mengukur seberapa dekat biaya dari suatu bank dengan biaya terendah yang dibutuhkan untuk memproduksi output yang sama pada kondisi yang sama, dan Thick Frontier Approuch
(TFA),
sedangkan
non-parametrik
meliputi
Data
Envelopment Analysis (DEA) yaitu model pemrograman linier fraksional yang dapat mencakup banyak output dan input tanpa perlu menentukan bobot untuk setiap variabel sebelumnya, tanpa perlu penjelasan eksplisit mengenai hubungan fungsional antara input dan output (tidak seperti regresi).
Beberapa tahun terakhir ini perhitungan kinerja lembaga keuangan yang lebih difokuskan pada pendekatan forntier efficiency atau x-efficiency, mengukur penyimpangan dari lembaga keuangan berdasarkan ”best practice” atau berlaku umum pada pendekatan forntier. Pendekatan forntier dari suatu lembaga keuangan dapat diukur melalui bagaimana kinerja lembaga keuangan tersebut bersifat
43
relatif terhadap perkiraan kinerjanya yang ”terbaik” dari industri tersebut. Kondisi ini terjadi, apabila semua lembaga keuangan tersebut menghadapi kondisi pasar yang sama.31 Pendekatan forntier lebih superior karena penggunaan teknik program atau statistik yang menghilangkan pengaruh dari perbedaan harga input dan faktor eksogen lainnya dalam mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi. Pendekatan ini telah digunakan secara lebih luas dalam analisis regulasi, yaitu untuk mengukur pengaruh dari merger dan akuisisi, regulasi modal, deregulasi suku bunga deposito, pergeseran restriksi geografis pada cabang dan holding dari perusahaan akuisisi. Keuntungan yang paling utama dari pendekatan ini adalah dapat mengukur secara objektif kuantitatif dengan menghilangkan pengaruh dari harga pasar dan faktor eksogen lainnya yang mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi.32
31
Bauer, P. W., Berger, A. N. and Ferrier, G. D. “Consistency Condition for Regulatory Analysis of Financial Institutions: A Comparison of Frontier Approuch Methods.” Journal of Economics and Bussines. USA, 1998. 32 Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R.”Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data Envelopment Analysis (DEA).” Paper dalam Buku Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Tahun 2009, TIM IAEI, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
44
Muliaman D. Hadad, Wimboh S, Dhaniel I. dan Eugenia M
33
menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan untuk mengukur efisiensi mempunyai dua macam pendekatan, yaitu pendekatan parametrik dan non-parametrik. Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah non-parametrik, yaitu DEA. Alasan ini didorong adanya pendapat Ascarya, Diana Y dan Guruh S. R,34 bahwa pendekatan
non-parametrik
memiliki
kelebihan
yaitu
tidak
membutuhkan asumsi bentuk fungsi produksi dalam membentuk forntier produksinya, oleh karena itu kesalahan dalam spesifikasi fungsi produksi dapat dieliminasi. Muliaman D. Hadad dkk juga menambahkan pendapatnya tentang keuntungan relatif penggunaan pendekatan ini lebih besar dibandingkan parametrik, yaitu pendekatan ini dapat mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai referensi. Hal ini dapat membantu mencari penyebab dan jalan keluar dari ketidakefisienan yang merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial.
33
Muliaman D. H., Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia M. “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Non-Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA).” Bank Indonesia Research Paper, Jakarta: Bank Indonesia, 2003. 34 Ibid., Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R…..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian Dalam sub-bab pembatasan masalah telah disinggung objek-objek yang terkait dalam penelitian ini, yaitu Bank Umum Syariah periode 20072010. Adapun bank-bank yang dimaksud adalah sebagaimana yang tercantum dalam table 3.1 dibawah ini : Tabel 3.1 Nama dan Kode Bank Kode Bank
Nama Bank
1
Bank Muamalat
2
Bank Syariah Mandiri
3
Bank Mega Syariah
Sumber : Bank Indonesia, 2011.
B. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan bank syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan literatur-literatur yang berkenaan dengan efisiensi perbankan.
45
46
Adapun sumber data dalam penelitian ini terdiri dari Bank Indonesia sebagai institusi yang mempublikaskan data keuangan seluruh Bank Indonesia, termasuk Bank Syariah, literatur dan dokumen yang berkenaan dengan efisiensi.
C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah hanya Bank Umum Syariah yang berdasarkan prinsip syariah, bank-bank yang mencakup pada prinsip syariah yaitu Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Mengingat luasnya cakupan bank syariah, maka dalam penelitian ini hanya meneliti terhadap Bank Umum Syariah (BUS). Pertimbangannya adalah bahwa Bank Umum Syariah merupakan induk dari Unit Usaha Syariah (UUS) jadi penelitian terhadap induknya sudah mencakup terhadap unit usahanya, dan kinerjanya lebih unggul jika dibandingkan dengan BPRS. Adapun sampel Bank umum Syariah (BUS) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang telah berdiri pada atau sebelum tahun 2007 dan memiliki laporan keuangan periode 2007-2010. Dilihat dari metodenya, maka penentuan sampel seperti ini termasuk ke dalam teknik sampling purposive1, yaitu teknik penentuan sampel dengan
1
Ety Rochaety, dkk., Metodologi Penelitien Bisnis dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007) h. 66.
47
pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian).
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa desk riset dikenal juga dengan studi kepustakaan. Dalam teknik desk riset, pemeliti memperoleh data dengan cara melihat laporan keuangan Bank Syariah publikasi Bank Indonesia, baik itu dengan langsung datang ke Bank Indonesia atau dengan mengunjungi website-nya. Selain itu dalam teknik ini, perolehan data juga dilakukan dengan cara membaca berbagai sumber, yaitu : buku, jurnal, dan karya ilmiyah lainnya yang berkenaan dengan efisiensi perbankan.
E. Identifikasi Variabel Input dan Output Muhammad Afif Amrillah (2010) 2 menjelaskan perbankan dikatakan
efisien secara teknis apabila menghasilkan output maksimal dengan sumber daya tertentu atau memproduksi sejumlah tertentu output menggunakan input yang minimal. Konsep-konsep yang digunakan dalam mendefinisikan hubungan input output dalam tingkah laku dari institusi keuangan pada metode parametrik maupun nonparametrik adalah : 2
Muhammad Afif Amrillah. “Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2005-2009”. Tesis S2 Fakultas Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro. 2010., hal 31
48
1. Pendekatan produksi (the production approach), 2. Pendekatan intermediasi (the intermediation approach), 3. Pendekatan asset (the asset approach). Pendekatan produksi melihat bank sebagai produser dari akun deposit (deposit accounts) dan kredit pinjaman (loans). Pada dasarnya pendekatan intermediasi bersifat komplementer dengan pendekatan produksi. Pendekatan intermediasi menerangkan aktivitas perbankan sebagai pentransformasi uang yang dipinjamkan dari depositor menjadi uang yang dipinjamkan kepada para debitor.
Pendekatan
intermediasi
memandang
sebuah
bank
sebagai
intermediatory yaitu merubah dan mentransfer asset-aset finansial dari unitunit surplus menjadi unit-unit defisit. Pendekatan intermediasi yang lebih umum melihat bank sebagai financial intermediary, dengan output yang diukur dalam unit Rupiah dan dalam hal ini input-input bank yang digunakan pada penelitian ini seperti modal yaitu modal disetor untuk operasional bank, biaya bunga yaitu biaya yang dikeluarkan pihak bank atas semua jenis simpanan yang ada pada industri bank serta biaya operasional bank lainnya adalah biaya yang digunakan pihak bank untuk melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu satu tahun. dengan output yang diukur dalam bentuk pendapatan bunga adalah semua pendapatan yang diperoleh bank dari pemberian kredit dan simpanan di Bank Indonesia, pendapatan
49
operasional lainnya adalah pendapatan yang diperoleh pihak bank dari operasional perbankan selain pendapatan bunga , seperti komisi, provisi, fee.3 Aktivitas pentransformasian ini berasal dari karakteristik yang berbeda dari berbagai macam karakteristik deposit dan kredit pinjaman yang ada. Deposit biasanya dapat dibagi-bagi, likuid dan tidak mempunyai resiko, dimana pada sisi lain kredit pinjaman bersifat kurang likuid dan beresiko. Muliaman Hadad, et al (2003) 4 pendekatan intermediasi memandang sebuah institusi finansial sebagai intermediator : merubah dan mentransfer aset-aset finansial dari unit-unit surplus menjadi unit-unit defisit. Dalam hal ini input-input institusional seperti biaya tenaga kerja dan modal dan pembayaran bunga pada deposit, dengan output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan investasi finansial (financial investments). Akhirnya, pendekatan aset ini melihat fungsi primer sebuah institusi financial sebagai pencipta kredit pinjaman ( loans). Yang terakhir adalah pendekatan asset yang memvisualisasikan fungsi primer sebuah institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman (loans) dekat sekali dengan pendekatan intermediasi, dimana output benar-benar didefinisikan dalam bentuk asset-aset. Muliaman Hadad, et al (2003) mengatakan bahwa pendekatan intermediasi mempunyai beberapa varians. 3
Ibid., Muhammad Afif Amrillah., hal 32 4 Muliaman D. H., Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia M. “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Non-Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA).” Bank Indonesia Research Paper, Jakarta: Bank Indonesia, 2003.
50
Berger dan Humprey mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas dimana bankbank menciptakan value added yang tinggi, seperti kredit pinjaman ( loans), demand deposit, dan time dan savings deposits sebagai sebuah output yang penting, dengan tenaga kerja, modal, dan pembelian dana diklasifikasikan sebagai input. Secara alternatif Aly, et al (1990); Hancock (1991) dan Fixler serta Zieschang (1992) dalam Muliaman Hadad, et al (2003) mengadopsi sebuah kerangka usercost dimana sebuah bank asset diklasifikasikan sebagai sebuah output jika return dari sebuah asset finansial diklasifikasikan sebagai sebuah output jika return finansial dari asset tersebut melebihi opportunity cost dari investasi, dan sebuah kewajiban (liability) diklasifikasikan sebagai sebuah output jika biaya finansial dari kewajiban tersebut lebih kecil dari opportunity cost-nya. Meskipun detail mereka berbeda, pendekatan value added dan usercost cenderung menyarankan sebuah klasifikasi yang mirip pada pemilihan variabel input dan ouput dari sebuah bank, dengan perbedaan prinsipil pada klasifikasi dari demand deposit sebagai sebuah output pada sebagian besar studi user-cost yang ada dan sebagai input maupun output ketika pendekatan value added yang diambil . Penelitian ini menggunakan pendekatan produksi, karena dalam penelitian ini menjadikan simpanan sebagai output sedangkan pada pendekatan intermediasi menjadikan simpanan sebagai input. Dan berikut
51
adalah table 3.2 yang menunjukkan variabel yang menunjukkan variabel input-output dalam penelitian ini: Tabel 3.2 Variabel Input-output Pendekatan Intermediasi
Variabel Input
Variabel Output
Biaya Operasional
Total Simpanan
Biaya Tenaga Kerja
Deposito
Jasa Bank Sumber : hasil olah data variabel input-output Penelitian dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) ini menggunakan variabel input dan output. Variabel input ini meliputi biaya operasional (I1), biaya tenaga kerja (I2), jasa bank (I3), sedangkan variabelvariabel outputnya terdiri dari total simpanan (O1), deposito (O2).
Biaya operasional (I1)5 adalah adalah biaya-biaya yang digunakan untuk memperoleh barang, menghasilkan barang, melakukan pemasaran dan melakukan penjualan serta biaya-biaya untuk operasional perusahaan lain jika perusahaan
tersebut
adalah
manufaktur.
Jika
perusahaannya
adalah
perusahaan dagang maka biaya operasionalnya adalah biaya untuk memperoleh barang dagangan, pemasaran dan kegiatan penjualan serta biayabiaya operasional perusahaan lain.
5
www.wikipedia.org
52
Biaya tenaga kerja (I2)6 adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Jasa Bank (I3)7 yaitu untuk mendukung kelancaran menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain sebagai berikut: Jasa setoran seperti setoran listrik, telepon, air, atau uang kuliah, Jasa pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun, atau hadiah, Jasa pengiriman uang( transfer ), Jasa penagihan ( inkaso ), Kliring, Jasa Letter of Credit (L/C), Bank garansi dan referensi bank, Jasa bank lainnya. Simpanan (O1)8 merupakan jumlah dana masyarakat baik individu maupun berbadan hukum yang berhasil dihimpun oleh bank syariah baik yang tergolong BUS melalui produk penghimpunan dana dalam satuan jutaan rupiah. Jumlah simpanan yang dihimpun dari dana masyarakat ini terbagai menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Giro Syariah, dalam aplikasi perbankan dikenal adanya giro yang dijalankan dengan prinsip mudharabah dan wadi’ah. b. Deposito Syariah, pada produk ini terdapat dua prinsip utama, yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. 6
ibid… Ibid… 8 ibid… 7
53
c. Tabungan Syariah, dalam aplikasi perbankan dikenal dengan produk tabungan yang berdasarkan prinsip wadi’ah dan mudharabah mutlaqah. Deposito (O2)9 merupakan produk bank sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan kepada masyarakat. Dana dalam deposito dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan persyaratan tertentu. Deposito biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di dalamnya tidak boleh ditarik nasabah. Deposito baru bisa dicairkan sesuai dengan tanggal jatuh temponya, biasanya deposito mempunyai jatuh tempo 1, 3, 6, atau 12 bulan. Bila deposito dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo, maka akan kena penalti.
9
Ibid…
54
Tabel 3.3 Variabel Input dan Output Penelitian Sebelumnya No
Peneliti
Judul Penelitian
Input
1
Desak Putu Ristami Paramita
Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat) BPR di Indonesia tahun 2007 : Pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan Data Envelopment Analysis (DEA)
Total biaya, Total kredit, Cost of NIIA, NPL. labour, cost of fund.
2
Priyonggo Suseno
Analysis Efisiensi dan Skala Ekonomi pada industri Perbankan Syariah di Indonesia tahun 1999-2004
Biaya bagi hasil, biaya lainnya, asset.
3
Rifki Ali Akbar
4
Maflachatun
5
Muhammad Afif Amirillah
Analisis Efisiensi Baitul Mal Simpanan, Wa Tamwil Dengan beban Menggunakan Data operasional. Envelopment Analysis (Dea) studi pada BMT Bina Ummat Sejahtera di Jawa Tengah pada tahun 2009
Output
Pendapatan bunga, pendapatan lainnya, volume kredit. Pembiayaan, pendapatan operasional lainnya, kas.
Analisis Efisiensi Teknik Simpanan, Pembiayaan, Perbankan Syariah Di biaya tenaga pendapatan Indonesia Dengan Metode kerja, asset. operasional. Data Envelopment Analysis (Dea) Efisiensi Perbankan Syariah Giro, Di Indonesia Tahun 2005- Tabungan, Deposito, 2009 serta Modal disetor .
Penempatan pada Bank Indonesia, Penempatan pada bank lain, Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna, Ijarah dan Qardh
55
F. Metode Analisis Data Dalam penelitian menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu dalam pengelolaan data berupa input dan output yang diambil dari neraca keuangan, laporan rugi laba dan saldo laba yang dimiliki oleh masing-masing bank. Dalam analisis ini menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan metode yang telah terstandarisasi sebagai alat untuk pengukuran kinerja suatu aktifitas unit, di mana proses pengolahannya menggunakan perangkat lunak DEAP 2.1. Selain itu peneliti juga menggunakan perangkat lunak ms. Exel sebagai perangkat lunak perangkat pendukung.
1. Metode Pengukuran Efisiensi Teknik dengan Data Envelopment Analysis (DEA). Tujuan penelitian ini mengukur dan menganalisis efisiensi perbankan syariah (khususnya Bank Umum Syariah (BUS)) di Indonesia selama tahun 2007-2010, dengan menggunakan pendekatan non-parametrik yaitu DEA. Beberapa pendekatan biasa digunakan untuk mengukur efisiensi bank, namun secara garis besar terdapat dua jenis pendekatan, yaitu parametrik dan nonparametrik. Pendekatan Stochastic Frontier Approuch (SFA), Thick Frontier Approuch (TFA) dan Distribution Free Approuch (DFA) merupakan pendekatan paremetrik, sedangkan pendekatan non-parametrik yang termasuk
56
adalah Data Envelopment Approuch (DEA) dan Free Disposable Hull (FDH).10 DEA merupakan pendekatan non-parametrik yang dipilih dalam penelitian ini karena beberapa alasan, meliputi: a. Pendekatan parametrik adalah pendekatan yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu, yaitu: tentang parameter populasi yang merupakan sumber penelitiannya (sehingga akan lebih banyak kriteria yang harus dipenuhi), dan membutuhkan pembentukan fungsi lebih khusus (sehingga kemungkinan kesalahan fungsi lebih besar).11 b.
Pendekatan non-paramterik merupakan pendekatan yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat tertentu, yaitu: parameter populasi yang menjadi induk sampel penelitiannya, penggunaannya lebih sederhana, dan mudah digunakan karena tidak membutuhkan banyak spesifikasi
bentuk
fungsi
(sehingga
kemungkinan
kesalahan
pembentukan fungsi lebih kecil).12 DEA adalah pendekatan non-parametrik yang berbasis program linear (Linear Programming) dengan dibantu paket-paket software efisiensi secara teknik, seperti Banxia Frontier Analysis (BFA) dan Warwick for Data 10
Ibid., Syakir, A. K. 2004. . . . Hal. 126-139, 11 Lie, C. L. and Lih A. T. 2005. “Application of DEA and SFA on the Measurement of Operating Efficiencies for 27 International Container Ports.” Paper dalam Proceedings of the Eastern Asia Society for Transporation Studies, Vol. 5, Hal. 592-607. Taiwan. 12 Hamim S. A Mokhtar, Naziruddin Abdullah, dan Syed M. Al Habshi. 2006. “Efficiency of Islamic Banking in Malaysia: Stochastic Frontier Approuch.” Jorunal Economic Cooperation, Vol. 27, No.2, Hal 37-70. Malaysia.
57
Envelopment Analysis (WDEA). Penelitian ini akan menggunakan software WDEA. Pada intinya kedua software tersebut akan mengarah pada hasil yang sama. Pada dasarnya teknik analisis DEA didesain khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu UKE dalam kondisi banyak input maupun output. Kondisi tersebut biasanya sulit disiasati secara sempurna oleh teknik analisis pengukuran efisiensi lainnya. Efisiensi relatif suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE dibanding dengan UKE lain dalam sampel yang menggunakan jenis input dan output yang sama. DEA memformulasikan UKE sebagai program linear fraksional untuk mencari solusi, apabila model tersebut ditransformasikan ke dalam program linear dengan nilai bobot dari input dan output .13 Efisiensi relatif UKE dalam DEA, juga didefinisikan sebagai rasio dari total ouput tertimbang dibagi total input tertimbang (total weighted output/total weighted input). Inti dari DEA adalah menentukan bobot (weighted) atau timbangan untuk setiap input dan output UKE. Setiap UKE diasumsikan bebas menentukan bobot untuk setiap variabel-variabel input maupun output yang ada, asalkan mampu memenuhi dua kondisi yang disyaratkan. 14 13
Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009. “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA.” Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 10. No.1 14 Saleh, Samsubar. 2000. Metode Data Envelopment Analysis.Yogyakarta: PAU-FE UGM.
58
Adapun kedua kondisi yang disyaratkan yaitu 15: a. Bobot tidak boleh negative. b. Bobot harus bersifat universal. Hal ini berarti setiap UKE dalam sampel harus dapat menggunakan seperangkat bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya (total weighted output/total weighted input) dan rasio tersebut tidak lebih dari 1 (total weighted output/total weighted input ≤ 1). DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memiliki bobot yang memaksimumkan rasio efisiensinya (maximize total weighted ouput/total weighted input). Asumsi maksimisasi rasio efisiensi ini menjadikan penelitian DEA ini menggunakan orientasi output dalam menghitung efisiensi teknik. Orientasi lainnya adalah minimisasi input, namun kedua asumsi tersebut akan diperoleh hasil yang sama. Setiap UKE menggunakan kombinasi input yang berbeda untuk menghasilkan kombinasi output yang berbeda, sehingga setiap UKE akan memilih seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut.16 Setiap UKE cenderung memiliki pola penggunaan input minimum pada input yang memiliki bobot tinggi atau pola produksi output secara maksimum pada output yang memiliki bobot tinggi untuk pencapaian tingkat 15
Huri, M. D. dan Indah Susilowati. 2004. “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus: Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002).” Jurnal Dinamika Pembangunan. Vol. 1, No. 2, Desember 2004 16
Ibid., Muharram, H. dan Pusvitasari, R. 2007.
59
efisiensi yang maksimum. Bobot yang dipilih tersebut tidak semata-mata menggambarkan suatu nilai ekonomis, tetapi lebih merupakan suatu kuantitatif rencana untuk memaksimumkan efisiensi bersangkutan. Kondisi ini dapat digambarkan, apabila suatu UKE merupakan perusahaan yang berorientasi pada keuntungan (profit maximizing firm) dan setiap input-outputnya memiliki biaya per unit serta harga jual per unit. Hal ini menjadikan perusahaan tersebut akan menggunakan seminimal mungkin input yang biaya per unitnya termahal atau berusaha memproduksi sebanyak mungkin output yang harga jualnya tertinggi. Suatu UKE dikatakan efisien secara relatif apabila nilai dualnya sama dengan 1 (nilai efisiensi 100 persen), sebaliknya apabila nilai dualnya kurang dari 1 maka UKE bersangkutan dianggap tidak efisien secara relatif. 17 2. Model Pengukuran Efisiensi Teknis Bank Efisiensi teknis perbankan diukur dengan menghitung rasio antara output dan inputnya. DEA akan menghitung bank yang menggunakan input n untuk menghasilkan output m yang berbeda. m
u i y is
hs =
i=1 n
v j x js j=1
17
Ibid., Huri, M. D. dan Indah Susilowati. 2004.
60
Di mana: Hs
=
efisiensi bank s
m
=
output bank s yang diamati
n
=
input bank s yang diamati
yis
=
jumlah output i yang diproduksi oleh bank s
xjs
=
jumlah input j yang digunakan oleh bank s
ui
=
bobot output i yang dihasilkan oleh bank s
vj
=
bobot input j yang diberikan oleh bank s dan i dihitung dari 1 ke m serta j hitung dari 1 ke n
Persamaan di atas, menunjukkan adanya penggunaan satu variabel input dan satu ouput. Rasio efisiensi (hs), kemudian dimaksimumkan dengan kendala sebagai berikut 18 : m
u i y is memaksimumkan
hs =
i=1
≤ 1 ; r = 1, . . . , N n
v j x js
j=1
di mana ui dan vj ≥ 0 Persamaan di atas, di mana N mewakili jumlah bank dalam sampel dan r merupakan jenis bank yang dijadikan sampel dalam penelitian. Pertidaksamaan pertama menjelaskan bahwa adanya rasio untuk UKE lain
18
Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009. “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA.” Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 10. No. 1.
61
tidak lebih dari 1, sementara pertidaksmaan kedua berbobot non-negatif (positif). Angka rasio akan bervariasi antara 0 sampai dengan 1. Bank dikatakan efisien, apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100 persen, sebaliknya apabila mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank yang semakin rendah. Pada DEA, setiap bank dapat menentukan bobotnya masing-masing dan menjamin bahwa pembobotnya yang dipilih akan menghasilkan ukuran kinerja yang terbaik.19 Metode analisis pada persamaan 1 dan 2 juga dapat dijelaskan bahwa efisiensi sejumlah bank sebagai UKE (n). Setiap bank menggunakan n jenis input untuk menghasilkan m jenis output, apabila xjs merupakan jumlah input j yang digunakan oleh bank sedangkan yis > 0 merupakan jumlah output i yang dihasilkan oleh bank. Variabel keputusan (decision variable) dari penjelasan tersebut adalah bobot yang harus diberikan pada setiap input dan output bank. vj merupakan bobot n yang diberikan pada input j oleh bank dan ui merupakan bobot yang diberikan pada output i oleh bank, sehingga vj dan ui merupakan variabel keputusan. Nilai variabel ini ditentukan melalui iterasi program linear, kemudian diformulasikan pada sejumlah s program linear fraksional (fractional linear programs). Satu formulasi program linear untuk setiap bank dalam sampel. Fungsi tujuan dari setiap program liniear fraksional tersebut adalah rasio dari
19
ibid
62
output tertimbang di bagi rasio input tertimbang (total weighted output/total weighted input) dari bank. 20 Model pengukuran teknis bank berdasarkan asumsi pendekatan frontier dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Model DEA CCR (Charnes-Cooper-Rhodes, 1978)21 Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah Constan Return to Scale (CRS). Beberapa program linier ditransformasikan ke dalam program ordinary liniear secara primal atau dual, sebagai berikut: m
maksimumkan
hs =
ui
yis
i=1
fungsi batasan atau kendala: m
n
ui
yir -
i=1
vj xj r
≤ 0 ; r = 1, . . . , N
j=1
n
vj xjs = 1
dimana ui dan vj ≥ 0
j=1
Efisiensi pada masing-masing bank dihitung menggunakan programasi linier dengan memaksimumkan jumlah output yang dibobot dari bank s. Kendala jumlah input yang dibobot harus sama dengan satu untuk bank s, sedangkan kendala untuk semua bank yaitu
20
Ibid., Muharram, H. dan Pusvitasari, R. 2007. 21 Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009. “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA.” Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 10. No. 1
63
output yang dibobot dikurangi jumlah input yang dibobot harus kurang atau sama dengan 0. Hal ini berarti bahwa semua bank akan berada atau di bawah referensi kinerja frontier yang merupakan garis lurus yang memotong sumbu origin. b. Model DEA BCC (Bankers, Charnes dan Cooper, 1984)22 Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah Variable Return to Scale (VRS). Beberapa program linier ditransformasikan ke dalam program ordinary liniear secara primal atau dual, sebagai berikut: m
maksimumkan
hs =
ui
yis + Uo
i=1
fungsi batasan atau kendala: m
ui
n
yir -
i=1
vj xj r
≤ 0 ; r = 1, . . . , N
j=1
n
vj xjs = 1
dimana ui dan vj ≥ 0
j=1
Di mana Uo merupakan penggal yang dapat bernilai positif atau negatif. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa dalam perhitungan tingkat efisiensi peneliti menggunakan perangkat lunak DEAP 2.1 dengan demikian peneliti tidak perlu melakukan perhitungan manual. 22
Ibid., Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009. 10. No. 1
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Penelitian Pada penelitian ini digunakan data bulanan perbankan syariah di Indonesia yaitu Bank Umum Syariah (Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah) pada periode 2007-2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), yaitu dengan pendekatan produksi sebagai pendekatan dalam penentuan variabel input dan outputnya. Dengan pendekatan ini digunakan variabel biaya operasional, biaya tenaga kerja (personalia), dan jasa bank sebagai variabel input dan total simpanan, deposito sebagai variabel output. Dalam pengukuran tingkat efisiensi Bank Umum Syariah, peneliti menggunakan perangkat lunak DEAP 2.1 dan Microsoft Excel sehingga peneliti tidak melakukan perhitungan secara manual.
64
65
B. Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Rata-Rata Tahunan Efisiensi merupakan salah satu pencerminan kinerja perbankan, di mana suatu bank dikatakan memiliki kinerja yang tinggi apabila dapat meningkatkan efisiensinya dengan penggunaan variabel yang sesuai untuk memberikan hasil yang maksimal. Perhitungan efisiensi teknik perbankan syariah dengan analisis DEA ini menggunakan tiga variabel input, yaitu biaya operasional, biaya tenaga kerja, dan jasa bank. Variabel outputnya meliputi total simpanan, deposito. Adapun perhitungan dan penjabaran dengan analisis DEA dibagi menjadi tiga jenis bank, yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Sistem perhitungan DEA pada penelitian ini, apabila suatu periode perbankan syariah yang menjadi frontier (sudah efisien) diasumsikan bernilai efisiensi 100%, sedangkan yang inefisien bernilai antara 0% sampai dengan 100%. Efisiensi pembagian unit input output, yaitu nilai efisiensi perbagian unit-unit input output suatu proses produksi pada sebuah periode. Disamping itu terdapat pula angka aktual dan angka target, angka aktual adalah angka input output yang dimiliki sedangkan angka target adalah angka yang disarankan oleh perhitungan DEA supaya input output tersebut menjadi efisien. Sedangkan to gain dan to achieved adalah persentase dalam penambahan target agar mencapai target yang dihasilkan oleh perhitungan DEA.
66
1. Bank Muamalat Dalam pendekatan ini, kita dapat melihat tingkat efisiensi Bank Muamalat dalam menjalankan fungsinya sebagai sebuah produksi jasa bagi para depositor dan peminjam kredit. Berikut hasil olah data tingkat efisiensi rata-rata tahunan Bank Muamalat: Tabel 4.1 Tingkat Efisiensi Rata-Rata Bank Muamalat Periode Mar-07 Juni-07 Sept-07 Des-07 Mean
Efisiensi 100.00% 58.30% 39.10% 23.70% 55.28%
Periode Mar-08 Juni-08 Sept-08 Des-08
Efisiensi 100.00% 62.90% 43.40% 29.20% 58.88%
Periode Mar-09 Juni-09 Sept-09 Des-09
Efisiensi 100.00% 100.00% 54.30% 86.80% 85.28%
Periode Mar-10 Juni-10 Sept-10 Des-10
Efisiensi 100.00% 86.20% 100.00% 100.00% 96.55%
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, tingkat rata-rata efisiensi Bank Muamalat mencapai 55.28%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata Bank Muamalat pada tahun tersebut telah melakukan efisiensi sebesar 55.28%, dan melakukan inefisiensi sebesar 44.72%. Tingkat rata-rata efisiensi yang mencapai persentase tersebut menunjukkan bahwa rata-rata setiap Bank Muamalat belum melakukan fungsinya sebagai bank yang baik karena belum mendekati sempurna. Berbeda dengan tahun 2007, pada tahun 2008, tingkat rata-rata efisiensi Bank Muamalat mengalami sedikit kenaikan hingga 58.88%, hal ini
67
menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi Bank Muamalat mengalami kenaikan sebesar 3.60% dari tahun sebelumnya dan telah melakukan inefisiensi sebesar 41.12%, meski mengalami kenaikan Bank Muamalat pada tahun 2008 tetap belum mencapai tingkat efisiensi rata-rata yang baik karena belum mengelola produksi dengan baik juga. Pada tahun 2009, tingkat efisiensi rata-rata efisiensi Bank Muamalat kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 26.40% dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 85.28%. Sehingga pada tahun tersebut ratarata Bank Muamalat melakukan inefisiensi sebesar 14.72%. Pada tahun 2010, tingkat efisiensi rata-rata Bank Muamalat kembali mengalami kenaikan yaitu sebesar 11.27%
dari tahun sebelumnya, yaitu
menjadi 96.55%. Sehingga pada tahun tersebut Bank Muamalat telah melakukan inefisiensi sebesar 3.45%. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi ratarata Bank Muamalat mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dalam grafik di bawah ini:
68
Gambar 4.1 Efisiensi Rata-rata Tahunan Bank Muamalat Efisiensi Rata-Rata Tahunan e
100%
f
90%
i
80%
s
70%
i
60%
n
50% 2007
2008
2009
2010
Periode Dari gambar 4.1 di atas, trend penurunan tingkat efisiensi rata-rata Bank Muamalat dapat dilihat dengan jelas, di mana rata-rata tertinggi terjadi pada tahun 2010 dengan tingkat efisiensi rata-rata sebesar 96.55% dan ratarata terendah terjadi pada tahun 2007 dengan tingkat efisiensi rata-rata sebesar 55.28%. Dengan rata-rata tahunan sebesar 73.99%, dapat diketahui bahwa sampai tahun 2010, rata-rata Bank Muamalat telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik walaupun terjadi penurunan yang cukup drastis pada tahun-tahun sebelumnya.
69
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang diteliti oleh Muhammad Dadi Sutisna tahun 2010, yang mana tingkat efisiensi Perbankan Syariah mengalami penurunan setiap tahunnya sedangkan pada penelitian di atas tingkat efisiensi Bank Muamalat mengalami kenaikan setiap tahunnya. Masih kurang efisiennya bank syariah, disebabkan oleh gencarnya ekspansi yang dilakukan oleh bank syariah, sehingga bank syariah harus melakukan penambahan jumlah kantor, merekrut pegawai, hingga jor-joran promosi dalam dua tahun terakhir. Alhasil, biaya opasional bank syariah membengkak, jauh di atas pendapatan operasional mereka. Demikian juga dengan SDM bank syariah yang mengalami kenaikan sebanyak 7649 pekerja. Sementara, biaya promosi dalam periode yang sama tercatat mengalami kenaikan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar bank syariah bisa lebih efisien. Misalnya, dalam pembukaan kantor cabang bank syariah seharusnya dapat memanfaatkan office chanelling. Sedangkan untuk biaya promosi, sebaiknya bank syariah dapat bergabung agar biaya promosi dapat ditekan sehingga bisa lebih efisien. Untuk menekan biaya operasional bank. Bank harus meningkatkan produktivitas tanpa mengurangi gaji pegawai. Semakin tinggi angka biaya operasional maka semakin inefisien suatu bank. Sehingga, menjadi catatan bagi kinerja efisiensi perbankan nasional.
70
a.
Target Input dan Output Bank Muamalat Inefisien 1) Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat Rata-Rata Tahunan periode 2007 Table 4.1.1 Targets for Unit Annual 2007 efficiency 55.28% radial Variabel Biaya operasional Biaya Tenaga Kerja Jasa Bank Total Simpanan Deposito
Actual (Rp) Target (Rp) 664583 248619.8 358057 121179.73 163467 35850.166 31265248 31405533 16244696 16584123
To Gain Achieved 62.59% 37.41% 66.16% 33.84% 78.07% 21.93% 0.45% 99.55% 2.05% 97.95%
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata tahunan pada tahun 2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 248.619,8 juta rupiah yang saat ini sebesar 664.583 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 62.59%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 121.179,73 juta rupiah yang saat ini sebesar 358.057 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 66.16%, menetapkan target jasa bank sebesar 35.850,166 juta rupiah yang saat ini sebesar 163.467 juta rupiah dengan cara mengurangi jasa bank saat ini sebesar 78.07%, menetapkan target total simpanan sebesar 31.405.533 juta rupiah yang saat ini sebesar 31.265.248 juta rupiah dengan cara meningkatkan total simpanan sebesar 0.45%, menetapkan target deposito sebesar 16.584.123 juta rupiah yang saat ini sebesar 16.244.696 juta rupiah dengan cara meningkatkan total simpanan sebesar 2.05%.
71
2) Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat Rata-Rata Tahunan periode 2008 Table 4.1.2 Targets for Unit Annual 2008 efficiency 58.88% radial Variabel Biaya operasional Biaya Tenaga Kerja Jasa Bank Total Simpanan Deposito
Actual (Rp) 933187 411881 220262 38333588 20023558
Target (Rp) 326980.56 152605.56 85227.808 38405045 20247584
To Gain Achieved 64.96% 35.04% 62.95% 37.05% 61.31% 38.69% 0.19% 99.81% 1.11% 98.89%
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata tahunan pada tahun 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 326.980,56 juta rupiah yang saat ini sebesar 933.187 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 64.96%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 152.605,56 juta rupiah yang saat ini sebesar 411.881 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 62.95%, menetapkan target jasa bank sebesar 85.227,808 juta rupiah yang saat ini sebesar 220.262 juta rupiah dengan cara mengurangi jasa bank saat ini sebesar 61.31%, menetapkan target total simpanan sebesar 38.405.045 juta rupiah yang saat ini sebesar 38.333.588 juta rupiah dengan cara meningkatkan total simpanan sebesar 0.19%, menetapkan target deposito sebesar 20.247.584 juta rupiah yang saat ini sebesar 20.023.558 juta rupiah dengan cara meningkatkan total simpanan sebesar 1.11%.
72
3) Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat Rata-Rata Tahunan periode 2009 Table 4.1.3 Targets for Unit Annual 2009 efficiency 85.28% radial Variabel Biaya operasional Biaya Tenaga Kerja Jasa Bank Total Simpanan Deposito
Actual (Rp) 1665729 472852 892875 48736127 27753777
Target (Rp) 973912.06 381767.82 563516.79 48736127 28507938
To Gain Achieved 41.53% 58.47% 19.26% 80.74% 36.89% 63.11% 0% 100% 2.65% 97.35%
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata tahunan pada tahun 2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 973.912,06 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.665.729 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 41.53%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 381.767,82 juta rupiah yang saat ini sebesar 472.852 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 19.26%, menetapkan target jasa bank sebesar 563.516,79 juta rupiah yang saat ini sebesar 892.875 juta rupiah dengan cara mengurangi jasa bank saat ini sebesar 36.89%, menetapkan target deposito sebesar 28.507.938 juta rupiah yang saat ini sebesar 27.753.777 juta rupiah dengan cara meningkatkan total simpanan sebesar 2.65%.
73
4) Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat Rata-Rata Tahunan periode 2009 Table 4.1.4 Targets for Unit Annual 2010 efficiency 96.55% radial Variabel Biaya operasional Biaya Tenaga Kerja Jasa Bank Total Simpanan Deposito
Actual (Rp) Target (Rp) 1431357 1328348 1146352 1110065.8 1023488 1013065 56805905 56805905 40986880 41649010
To Gain 7.20% 3.17% 1.02% 0% 1.59%
Achieved 92.80% 96.83% 98.98% 100% 98.41%
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata tahunan pada tahun 2010 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 1.328.348 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.431.357 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 7.20%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 1.110.065,8 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.146.352 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 3.17%, menetapkan target jasa bank sebesar 1.013.065 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.023.488 juta rupiah dengan cara mengurangi jasa bank saat ini sebesar 1.02%, menetapkan target deposito sebesar 41.649.010 juta rupiah yang saat ini sebesar 40.986.880 juta rupiah dengan cara meningkatkan total simpanan sebesar 1.59%.
74
Pencapaian Efisiensi Bank Muamalat dalam periode tahunan dapat dibuktikan dengan perkembangan asset dan ekuitas Bank Muamalat dari tahun ke tahun. Berikut datanya: Tabel 4.2 Perkembangan Asset dan Ekuitas Bank Muamalat Tahun
Asset
Ekuitas
2007 10,569,078,000,000 2008 12,596,715,000,000 2009 16,064,093,000,000 2010 21,400,793,090,000 Sumber: Laporan Keuangan Bank
846,164,000,000 966,180,000,000 898,035,000,000 1,749,157,222,000
Dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa asset dan ekuitas bank Muamalat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank berkerja cukup baik dalam mengelola asset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam mengelola asset dan ekuitasnya yaitu dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan income dari pengelolan asset. Rumusnya yaitu:
ROA =
Operating Income Total Asset
x 100%
75
Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan Net Income. Rumusnya yaitu: Net Income
ROE =
x 100%
Equity Capital Berikut perkembangan asset dan ekuitas Bank Muamalat setelah dicari menggunakan ROA dan ROE: Tabel 4.3 ROA dan ROE Bank Muamalat 2007-2010 Tahun 2007 2008 2009 2010
ROA 11.58% 11.33% 10.37% 8.82%
ROE 31.32% 17.15% 26.37% 9.91%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kinerja Bank Muamalat menurut ROA mengalami penurunan setiap tahunnya hal ini disebabkan karena terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam penggeloaan assetnya begitupun dengan ROE, 2007 dan 2008 adalah masa-masa yang sangat kritis bagi setiap perbankan sehingga terdapat fluktuasi dalam setiap tahunnya.
76
2. Bank Syariah Mandiri Dengan pendekatan ini, kita dapat melihat tingkat efisiensi Bank Syariah mandiri dalam menjalankan fungsinya sebagai sebuah produksi jasa bagi para depositor dan peminjam kredit. Berikut hasil olah data tingkat efisiensi rata-rata tahunan BSM: Tabel 4.4 Tingkat Efisiensi Rata-Rata Bank Syariah Mandiri
Periode Efisiensi Mar-07 100.00% Juni-07 49.20% Sept-07 100.00% Des-07 27.00% Mean 69.05%
Periode Mar-08 Juni-08 Sept-08 Des-08 -
Efisiensi 90.00% 63.50% 42.50% 38.60% 58.65%
Periode Mar-09 Juni-09 Sept-09 Des-09 -
Efisiensi 100.00% 48.90% 35.00% 29.20% 53.28%
Periode Mar-10 Juni-10 Sept-10 Des-10 -
Efisiensi 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, tingkat rata-rata efisiensi Bank Syariah Mandiri mencapai 69.05%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata Bank Syariah Mandiri pada tahun tersebut telah melakukan efisiensi sebesar 69.05%, dan melakukan inefisiensi sebesar 30.95%. Tingkat rata-rata efisiensi yang mencapai persentase tersebut menunjukkan bahwa rata-rata setiap Bank Syariah Mandiri belum melakukan fungsinya sebagai bank yang baik. Berbeda dengan tahun 2007, pada tahun 2008, tingkat rata-rata efisiensi Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan hingga 58.65%, hal ini
77
menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan sebesar 10.40% dari tahun sebelumnya dan telah melakukan inefisiensi sebesar 41.35%, meski mengalami penurunan Bank Syariah Mandiri pada tahun 2008 masih belum mencapai tingkat efisiensi rata-rata yang baik karena belum mengelola produksi dengan baik juga. Pada tahun 2009, tingkat efisiensi rata-rata efisiensi Bank Syariah Mandiri kembali mengalami penurunan sebesar 5.37% dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 53.28%. Sehingga pada tahun tersebut rata-rata Bank Syariah Mandiri melakukan inefisiensi sebesar 46.72%. Pada tahun 2010, tingkat efisiensi rata-rata Bank Syariah Mandiri kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 100%. Sehingga pada tahun tersebut Bank Syariah Mandiri telah melakukan inefisiensi sebesar 0%. Pada tahun ini merupakan rata-rata tahunan yang paling efisien dibandingkan rata-rata Bank Muamalat dan Bank Mega Syariah. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi ratarata Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi dalam setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dalam grafik di bawah ini:
78
Gambar 4.2 Efisiensi Rata-rata Tahunan Bank Syariah Mandiri Efisiensi Rata-Rata Tahunan e
100%
f
90%
i
80%
s
70%
i
60%
n
50% 2007
2008
2009
2010
Periode
Dari gambar 4.1 di atas, tingkat efisiensi rata-rata Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi dalam setiap tahunnya. Hal ini berbeda dengan tingkat efisiensi rata-rata Bank Muamalat yang mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dengan rata-rata tahunan sebesar 70.25%, dapat diketahui bahwa sampai tahun 2010, rata-rata Bank Syariah Mandiri telah mampu menjalankan fungsi utamanya dengan baik walaupun terjadi penurunan selama tahun 2008 dan 2009. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang diteliti oleh Muhammad Dadi Sutisna tahun 2010, yang mana tingkat efisiensi Perbankan Syariah
79
mengalami penurunan setiap tahunnya sedangkan pada penelitian di atas tingkat efisiensi Bank Syariah mandiri mengalami fluktuatif setiap tahunnya. a.
Target Input dan Output BSM yang Inefisien 1) Analisis Teknis Efisiensi BSM Rata-Rata Tahunan Periode 2007 Table 4.4.1 Targets for Unit Annual 2007 efficiency 69.05% radial Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 488528 226524.218 53.63% 46.37% Biaya Tenaga Kerja 350210 154052.134 56.01% 43.99% Jasa Bank 516985 310662.442 39.91% 60.09% Total Simpanan 38109502 39108431.9 2.55% 97.45% Deposito 16786977 16786977 0.00% 100.00% Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri rata-rata tahunan pada tahun 2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 226.524,218 juta rupiah yang saat ini sebesar 488.528 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 53.63%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 154.052,134 juta rupiah yang saat ini sebesar 350.210 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 56.01%, menetapkan target jasa bank sebesar 310.662,442 juta rupiah yang saat ini sebesar 516.985 juta rupiah dengan cara mengurangi 39.91% pada kondisi saat ini, menetapkan target total simpanan sebesar 39.108.431,9 juta rupiah yang saat ini sebesar 38.109.502 juta rupiah dengan cara meningkatkan 2.55% pada kondisi saat ini.
80
2) Analisis Teknis Efisiensi BSM Rata-Rata Tahunan Periode 2008 Table 4.4.2 Targets for Unit Annual 2008 efficiency 58.65% radial Variabel Biaya operasional Biaya Tenaga Kerja Jasa Bank Total Simpanan Deposito
Actual (Rp) 323206 719814 780922 55018905 27717090
Target (Rp) 178881.668 328643.295 394031.213 70170780.5 35566052.2
To Gain Achieved 44.65% 55.35% 54.34% 45.66% 49.54% 50.46% 21.59% 78.41% 22.07% 77.93%
Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri rata-rata tahunan pada tahun 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 178.881,668 juta rupiah yang saat ini sebesar 323.206 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 44.65%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 328.643,295 juta rupiah yang saat ini sebesar 719.814 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 54.34%, menetapkan target jasa bank sebesar 394.031,213 juta rupiah yang saat ini sebesar 780.922 juta rupiah dengan cara mengurangi 49.54% pada kondisi saat ini, menetapkan target total simpanan sebesar 70.170.780,5 juta rupiah yang saat ini sebesar 55.018.905 juta rupiah dengan cara meningkatkan 21.59% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 35.566.052,2 juta rupiah yang saat ini sebesar 27.717.090 juta rupiah dengan cara meningkatkan 22.07% pada kondisi saat ini.
81
3) Analisis Teknis Efisiensi BSM Rata-Rata Tahunan Periode 2009 Table 4.4.3 Targets for Unit Annual 2009 efficiency 53.28% radial Variabel Biaya operasional Biaya Tenaga Kerja Jasa Bank Total Simpanan Deposito
Actual (Rp) 961930 890575 799319 67621175 33564471
Target (Rp) 267635.334 332730.751 324684.73 67621175 35089507.6
To Gain Achieved 72.18% 27.82% 62.64% 37.36% 59.38% 40.62% 0% 100% 4.35% 95.65%
Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri rata-rata tahunan pada tahun 2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 267.635,334 juta rupiah yang saat ini sebesar 961.930 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 72.18%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 332.730,751 juta rupiah yang saat ini sebesar 890.575 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 62.64%, menetapkan target jasa bank sebesar 324.684,73 juta rupiah yang saat ini sebesar 799.319 juta rupiah dengan cara mengurangi 59.38% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 35.089.507,6
juta rupiah yang saat ini sebesar
33.564.471 juta rupiah dengan cara meningkatkan 4.35% pada kondisi saat ini.
82
Pencapaian Efisiensi Bank Syariah Mandiri dalam periode tahunan dapat dibuktikan dengan perkembangan asset dan ekuitas BSM dari tahun ke tahun. Berikut datanya: Tabel 4.5 Perkembangan Asset dan Ekuitas Bank Syariah Mandiri Tahun
Asset 12,885,390,000,000 2007 12,885,390,000,000 2008 22,036,535,000,000 2009 32,481,873,142,495 2010 Sumber: Laporan Keuangan Bank
Ekuitas 811,376,000,000 1,208,428,000,000 1,600,460,000,000 2,020,615,074,975
Dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa asset dan ekuitas BSM dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank berkerja cukup baik dalam mengelola asset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam mengelola asset dan ekuitasnya yaitu dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan income dari pengelolan asset. Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan Net Income.
83
Berikut perkembangan asset dan ekuitas BSM setelah dicari menggunakan ROA dan ROE: Tabel 4.6 ROA dan ROE BSM 2007-2010 Tahun 2007 2008 2009 2010
ROA 10.41% 15.87% 10.74% 10.27%
ROE 31.32% 28.12% 30.43% 21.78%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kinerja BSM menurut ROA mengalami fluktuasi setiap tahunnya hal ini disebabkan karena terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam penggeloaan assetnya begitupun dengan ROE, 2007 dan 2008 adalah masa-masa yang sangat kritis bagi setiap perbankan sehingga terdapat fluktuasi dalam setiap tahunnya.
84
3. Bank Mega Syariah Dengan pendekatan intermediasi, kita dapat melihat tingkat efisiensi Bank Mega Syariah dalam menjalankan fungsinya sebagai sebuah produksi jasa bagi para depositor dan peminjam kredit. Berikut hasil olah data tingkat efisiensi rata-rata tahunan dengan pendekatan intermediasi: Tabel 4.7 Tingkat Efisiensi Rata-Rata Bank Mega Syariah Periode Mar-07 Juni-07 Sept-07 Des-07 Mean
Efisiensi 100.00% 51.10% 35.70% 24.00% 52.70%
Periode Mar-08 Juni-08 Sept-08 Des-08 -
Efisiensi 83.90% 38.20% 25.50% 23.90% 42.88%
Periode Mar-09 Juni-09 Sept-09 Des-09 -
Efisiensi 64.10% 58.10% 85.10% 100.00% 76.83%
Periode Mar-10 Juni-10 Sept-10 Des-10 -
Efisiensi 100.00% 100.00% 61.90% 100.00% 90.48%
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, tingkat rata-rata efisiensi Bank Mega Syariah mencapai 52.70%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata Bank Mega Syariah pada tahun tersebut telah melakukan efisiensi sebesar 52.70%, dan melakukan inefisiensi sebesar 47.30%. Tingkat rata-rata efisiensi yang mencapai persentase tersebut menunjukkan bahwa rata-rata setiap Bank Mega Syariah belum melakukan fungsinya sebagai bank yang baik atau belum mendekati sempurna. Berbeda dengan tahun 2007, pada tahun 2008, tingkat rata-rata efisiensi Bank Mega Syariah mengalami penurunan hingga 42.88%, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi Bank Mega Syariah mengalami
85
penurunan sebesar 9.82% dari tahun sebelumnya dan telah melakukan inefisiensi sebesar 57.12%, Bank Mega Syariah pada tahun 2008 belum mencapai tingkat efisiensi rata-rata yang baik karena belum mengelola produksi dengan baik juga. Pada tahun 2009, tingkat efisiensi rata-rata efisiensi Bank Mega Syariah mengalami kenaikan yang sangat jauh sebesar 33.95% dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 76.83%. Sehingga pada tahun tersebut rata-rata Bank Mega Syariah melakukan inefisiensi sebesar 23.17%. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Mega Syariah telah mencapai tingkat efisiensi rata-rata tahunan. Pada tahun 2010, tingkat efisiensi rata-rata Bank Mega Syariah kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 13.65% dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 90.48%. Sehingga pada tahun tersebut Bank Mega Syariah telah melakukan inefisiensi sebesar 9.52%. Pada tahun ini Bank Mega Syariah telah mencapai tingkat rata-rata efisiensi karena mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi ratarata Bank Mega Syariah mengalami fluktuasi dalam setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
86
Gambar 4.3 Efisiensi Rata-rata Tahunan Bank Mega Syariah Efisiensi Rata-Rata Tahunan e
100%
f
90%
i
80%
s
70%
i
60%
n
50% 30% 2007
2008
2009
2010
Periode Dari gambar 4.1 di atas, trend penurunan tingkat efisiensi rata-rata Bank Mega Syariah dapat dilihat dengan jelas, di mana rata-rata tertinggi terjadi pada tahun 2010 dengan tingkat efisiensi rata-rata sebesar 90.48% dan rata-rata terendah terjadi pada tahun 2008 dengan tingkat efisiensi rata-rata sebesar 42.88%. Dengan rata-rata tahunan sebesar 65.72%, dapat diketahui bahwa sampai tahun 2010, rata-rata Bank Mega Syariah belum mampu menjalankan fungsinya dengan baik walaupun terjadi penurunan yang cukup drastis pada 2009 dan tahun 2010.
87
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang diteliti oleh Muhammad Dadi Sutisna tahun 2010, yang mana tingkat efisiensi Perbankan Syariah mengalami penurunan setiap tahunnya sedangkan pada penelitian di atas tingkat efisiensi Bank Mega Syariah mengalami fluktuatif setiap tahunnya.
a. Target Input dan Output BMS yang Inefisien 1) Analisis Teknis Efisiensi BMS Rata-Rata Tahunan Periode 2007. Table 4.7.1 Targets for Unit Annual 2007 efficiency 52.70% radial Variabel Biaya operasional Biaya Tenaga Kerja Jasa Bank Total Simpanan Deposito
Actual (Rp) 168719 58078 27574 8656915 7191479
Target (Rp) 67012 19192 10204 9276860 8298456
To Gain Achieved 60.28% 39.72% 66.95% 33.05% 62.99% 37.01% 6.68% 93.32% 13.34% 86.66%
Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata tahunan pada tahun 2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 67.012 juta rupiah yang saat ini sebesar 168.719 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 60.28%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 19.192 juta rupiah yang saat ini sebesar 58.078 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 66.95%, menetapkan target jasa bank sebesar 10.204 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 27.574 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 62.99% pada kondisi ini,
88
menetapkan target total simpanan sebesar 9.276.860 juta rupiah yang saat ini sebesar 8.656.915 juta rupiah dengan cara meningkatkan 6.68% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 8.298.456 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.191.479 juta rupiah dengan cara meningkatkan 13.34% pada kondisi saat ini. 2) Analisis Teknis Efisiensi BMS Rata-Rata Tahunan Periode 2008. Table 4.7.2 Targets for Unit Annual 2008 efficiency 42.88% radial Variabel Biaya operasional Biaya Tenaga Kerja Jasa Bank Total Simpanan Deposito
Actual (Rp) 242551 171093 63869 8521589 6193854
Target (Rp) 77345.165 33534.559 13284.824 9584616 8405470.21
To Gain Achieved 68.11% 31.89% 80.40% 19.60% 79.20% 20.80% 11.09% 88.91% 26.31% 73.69%
Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata tahunan pada tahun 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 77.345,165 juta rupiah yang saat ini sebesar 242.551 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 68.11%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 33.534,559 juta rupiah yang saat ini sebesar 171.093 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 80.40%, menetapkan target jasa bank sebesar 132.284,824 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 63.869 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 79.20% pada kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 9.584.616 juta rupiah
89
yang saat ini sebesar 8.521.589 juta rupiah dengan cara meningkatkan 11.09% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 8.405.470,21 juta rupiah yang saat ini sebesar 6.193.854 juta rupiah dengan cara meningkatkan 26.31% pada kondisi saat ini. 3) Analisis Teknis Efisiensi BMS Rata-Rata Tahunan Periode 2009. Table 4.7.3 Targets for Unit Annual 2009 efficiency 76.83% radial Variabel Biaya operasional Biaya Tenaga Kerja Jasa Bank Total Simpanan Deposito
Actual (Rp) 524587 431405 157973 13378105 9334801
Target (Rp) 417884.48 364027.157 111030.84 13544526 10179847.9
To Gain Achieved 20.34% 79.66% 15.62% 84.38% 29.72% 70.28% 1.23% 98.77% 8.30% 91.70%
Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata tahunan pada tahun 2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 417.884,48 juta rupiah yang saat ini sebesar 524.587 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 20.34%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 364.027,157 juta rupiah yang saat ini sebesar 431.405 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 15.62%, menetapkan target jasa bank sebesar 111.030,84 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 157.973 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 29.72% pada kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 13.544.526 juta rupiah yang saat ini sebesar 13.378.105 juta rupiah dengan cara meningkatkan 1.23%
90
pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 10.179.847,9 juta rupiah yang saat ini sebesar 9.334.801 juta rupiah dengan cara meningkatkan 8.30% pada kondisi saat ini. 4) Analisis Teknis Efisiensi BMS Rata-Rata Tahunan Periode 2010. Table 4.7.4 Targets for Unit Annual 2010 efficiency 90.48% radial Variabel Biaya operasional Biaya Tenaga Kerja Jasa Bank Total Simpanan Deposito
Actual (Rp) 643531 702901 191689 15253065 9864511
Target (Rp) 568833.149 607743.123 167741.324 15253065 9864511
To Gain Achieved 11.61% 88.39% 13.54% 86.46% 12.49% 87.51% 0% 100% 0% 100%
Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata tahunan pada tahun 2010 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 568.833,149 juta rupiah yang saat ini sebesar 643.531 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 11.61%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 607.743 juta rupiah yang saat ini sebesar 702.901 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 13.54%, menetapkan target jasa bank sebesar 167.741,324 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 191.689 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 12.49% pada kondisi ini.
91
Pencapaian Efisiensi Bank Mega Syariah dalam periode tahunan dapat dibuktikan dengan perkembangan asset dan ekuitas BMS dari tahun ke tahun. Berikut datanya: Tabel 4.8 Perkembangan Asset dan Ekuitas Bank Mega Syariah Tahun
Asset 2,561,804,000,000 2007 3,096,201,000,000 2008 4,381,991,000,000 2009 4,637,730,250,000 2010 Sumber: Laporan Keuangan Bank
Ekuitas 242,616,000,000 258,935,000,000 318,921,000,000 381,774,835,000
Dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa asset dan ekuitas bank Mega Syariah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank berkerja cukup baik dalam mengelola asset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam mengelola asset dan ekuitasnya yaitu dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan income dari pengelolan asset. Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan Net Income.
92
Berikut perkembangan asset dan ekuitas BMS setelah dicari menggunakan ROA dan ROE: Tabel 4.9 ROA dan ROE BMS 2007-2010 Tahun 2007 2008 2009 2010
ROA 15.38% 11.23% 17.28% 20.95%
ROE 1.71% 26.81% 25.60% 16.57%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kinerja BMS menurut ROA mengalami fluktuasi setiap tahunnya hal ini disebabkan karena terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam penggeloaan assetnya begitupun dengan ROE, 2007 dan 2008 adalah masa-masa yang sangat kritis bagi setiap perbankan sehingga terdapat fluktuasi dalam setiap tahunnya. b. Hubungan Nilai Efisiensi dengan Rasio-Rasio Keuangan Para pengambil kebijakan menggunakan hubungan antara efisiensi dengan indikator kinerja sebagai dasar untuk menerapkan suatu peraturan. Efisiensi dengan ukuran kinerja keuangan memiliki hubungan yang positif. Artinya, semakin efisien suatu Bank Syariah maka indikator kinerja akan menunjukkan hal yang sama. Namun demikian, ukuran kinerja tersebut umumnya berasal dari informasi akuntansi serta terkadang tidak mengacu pada teori ekonomi mikro. Sebagai contoh, tingginya nilai rasio antara biaya dan income di Bank Syariah dapat memberi indikasi dua hal yang
93
berbeda. Tingginya rasio tersebut dapat mengindikasikan adanya ketidakmampuan dalam manajemen pembiayaan di Bank Syariah yang bersangkutan. Namun demikian, tingginya rasio tersebut juga dapat memberikan gambaran semakin tingginya persaingan usaha diantara sesama Bank Syariah. Besaran nilai efisiensi yang dianalisis dengan metode statistik dan didasarkan pada teori ekonomi memiliki informasi yang lebih baik apabila dibandingkan metode yang konvensional. Meskipun dengan metode dan pendekatan yang berbeda, diharapkan nilai efisiensi dengan indikator kinerja memiliki hubungan yang positif artinya memberikan konsistensi serta kesimpulan yang relatif sama terutama untuk proses pengambilan kebijakan.
94
C. Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Per-Triwulan 1. Bank Muamalat Tabel 4.10 Nilai Efisiensi Bank Muamalat Dengan Perhitungan DEA asumsi VRS Periode
Output-or
VRS eff Maret-07 100.00% Juni-07 58.30% Sept-07 39.10% Des-07 23.70% Maret-08 100.00% Juni-08 62.90% Sept-08 43.40% Des-08 29.20% Sumber : Hasil Olah Data DEA, 2011
Periode
Output-or VRS eff
Maret-09 Juni-09 Sept-09 Des-09 Maret-10 Juni-10 Sept-10 Des-10
100.00% 100.00% 54.30% 86.80% 100.00% 86.20% 100.00% 100.00%
Dari tabel diatas menunjukkan beberapa hal diantaranya yaitu: a. Perhitungan efisiensi menggunakan asumsi Variabel Return To Scale (VRS) menghasilkan 7 periode bank yang telah beroperasi secara efisien selama tahun 2007-2010, yaitu pada bulan Maret 2007, Maret 2008, Maret 2009, Juni 2009, Maret 2010, September 2010 dan Desember 2010. b. Hasil perbandingan nilai efisiensi dengan asumsi CRS dan VRS diatas, menunjukkan bahwa nilai efisiensi yang sama lebih kecil dari yang tidak sama sehingga asumsi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Variabel Return To Scale (VRS).
95
Tingkat efisiensi Bank Muamalat per-triwulan dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Gambar 4.4 Tingkat Efisiensi Bank Muamalat Pertriwulan 120.00%
efisiensi
100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00%
periode
Dari gambar 4.4 di atas, trend penurunan tingkat efisiensi per-triwulan Bank Muamalat dapat dilihat dengan jelas, di mana rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Maret 2007, Maret 2008, Maret 2009, Juni 2009, Maret 2010, September 2010 dan Desember 2010 dengan tingkat efisiensi rata-rata sebesar 100% dengan asumsi bahwa diawal maret tingkat efisinsi mencapai 100% dan periode terendah terjadi pada periode desember 2007 dan desember 2008 dengan tingkat efisiensi masing-masing sebesar 23.70% dan 29.20%. Dengan rata-rata per-triwulan sebesar 73.99%, dapat diketahui bahwa sampai tahun 2010, rata-rata Bank Muamalat telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik walaupun terjadi penurunan pada periode desember 2007 dan desember 2008.
96
Hal ini sejalan dengan skripsi Rafika Rahmawati mahasiswi UIN Syariah Hidayatullah jurusan perbankan syariah tahun 2010 yang mana mengalami fluktuatif setiap pertriwulannya, akan tetapi tingkat efisiensi dalam penelitian ini mengalami fluktuasi yang cukup menurun berbeda dengan penelitian sebelumnya yang memiliki fluktuasi yang relatife berimbang.
1) Target Input dan Output Bank Muamalat yang belum mencapai Efisiensi Metode Data Envelopment Analysis (DEA) dapat memberi arah strategis bagi para manajer untuk meningkatkan efisiensi suatu kegiatan ekonominya, yang tidak efisien melalui pengenalan terhadap input yang terlalu banyak digunakan serta output yang produksinya terlalu rendah. Sehingga manajemen Bank Muamalat tidak hanya mengetahui kantor cabang yang tidak efisien, tetapi juga dapat mengetahui seberapa besar tingkat input dan output harus disesuaikan agar dapat memiliki efisiensi yang tinggi. Untuk target Bank Muamalat pada tahun 2011 tak jauh berbeda dengan target yang didapat oleh perhitungan DEA, target DPK pada tahun 2011 yaitu 23,68 triliyun dan Deposito 11.13 triliyun hal ini mendekati target perhitungan DEA yaitu DPK 18,57 triliyun dan Deposito 15,11 triliyun.
97
a) Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat pada Periode Juni 2007. Table 4.10.1 Targets for Unit Juni-07 efficiency 58.30% radial Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 121425 60868.66 49.87% 50.13% Biaya Tenaga Kerja 64071 29577.8 53.84% 46.16% Jasa Bank 14763 8606.84 41.70% 58.30% Total Simpanan 7523357 7663642 1.83% 98.17% Deposito 4055645 4055645 0% 100% Peningkatan efisiensi Bank Muamalat pada periode Juni 2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 60.868,66 juta rupiah yang saat ini sebesar 121.425 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 49.87%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 29.577,8 juta rupiah yang saat ini sebesar 64.071 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 53.84%, menetapkan target jasa bank sebesar 8.606,84 juta rupiah yang saat ini sebesar 14.763 juta rupiah dengan cara mengurangi jasa bank saat ini sebesar 41.70%, menetapkan target total simpanan sebesar 7.663.642 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.523.357 juta rupiah dengan cara meningkatkan total simpanan sebesar 1.83%.
98
b) Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat pada Periode September 2007. Table 4.10.2 Targets for Unit sept-07 efficiency 39.10% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 200381 63040.407 68.54% 31.46% Biaya Tenaga Kerja 104694 30788.592 70.59% 29.41% Jasa Bank 23535 9207.4 60.88% 39.12% Total Simpanan 7980621 7980621 0.00% 100.00% Deposito 4065404 4208250.794 3.39% 96.61% Peningkatan efisiensi Bank Muamalat pada periode September 2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 63.040,407 juta rupiah yang saat ini sebesar 200.381 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 68.54%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 30.788,592 juta rupiah yang saat ini sebesar 104.694 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 70.59%, menetapkan target jasa bank sebesar 9.207,4 juta rupiah yang saat ini sebesar 23535 dengan cara mengurangi 60.88%, menetapkan target deposito sebesar 4.208.250,794 juta rupiah yang saat ini sebesar 4.065.404 juta rupiah dengan cara meningkatkan deposito sebesar 3.39% pada kondisi saat ini .
99
c) Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat pada Periode Desember 2007. Table 4.10.3 Targets for Unit Des-07 efficiency 23.70% radial Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 285976 67909.73 76.25% 23.75% Biaya Tenaga Kerja 161982 33503.335 79.32% 20.68% Jasa Bank 117687 10553.926 91.03% 8.97% Total Simpanan 8691328 8691328 0.00% 100.00% Deposito 4353832 4550412.398 4.32% 95.68% Peningkatan efisiensi Bank Muamalat pada periode Desember 2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 67.909,73 juta rupiah yang saat ini sebesar 285.976 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 76.25%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 33.503,335 juta rupiah yang saat ini sebesar 161.982 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 79.32%, menetapkan target jasa bank sebesar 10.553,926 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 117.687 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 91.03% pada kondisi ini, menetapkan target deposito sebesar 4.550.412 juta rupiah yang saat ini sebesar 4.353.832 juta rupiah dengan cara meningkatkan 4.32 pada kondisi saat ini.
100
d) Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat pada Periode Juni 2008. Table 4.10.4 Targets for Unit Juni-08 efficiency 62.90% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 149844 74657.416 50.18% 49.82% Biaya Tenaga Kerja 91034 36922.174 59.44% 40.56% Jasa Bank 21247 13367.241 37.09% 62.91% Total Simpanan 9341601 9341601 0.00% 100.00% Deposito 4716454 4898789.667 3.72% 96.28% Peningkatan efisiensi Bank Muamalat pada periode Juni 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 74.657,416 juta rupiah yang saat ini sebesar 149.844 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 50.18%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 36.922,174 juta rupiah yang saat ini sebesar 91.034 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 59.44%, menetapkan target jasa bank sebesar 13.367,241 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 21.247 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 37.09% pada kondisi ini, menetapkan target deposito sebesar 4.898.789,667 juta rupiah yang saat ini sebesar 4.716.454 juta rupiah dengan cara meningkatkan 3.72% pada kondisi saat ini.
101
e) Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat pada Periode September 2008. Table 4.10.5 Targets for Unit sept-08 efficiency 43.40% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 250579 82575.348 67.05% 32.95% Biaya Tenaga Kerja 148839 40604.94 72.72% 27.28% Jasa Bank 40493 17576.817 56.59% 43.41% Total Simpanan 9783836 9783836 0% 100% Deposito 5145300 5186990.232 0.80% 99.20% Peningkatan efisiensi Bank Muamalat pada periode September 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 82.575,348 juta rupiah yang saat ini sebesar 250.579 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 67.05%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 40.604,94 juta rupiah yang saat ini sebesar 148.839 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 72.72%, menetapkan target jasa bank sebesar 17.276,817 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 40.493 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 56.59% pada kondisi ini, menetapkan target deposito sebesar 5.186.990,232 juta rupiah yang saat ini sebesar 5.145.300 juta rupiah dengan cara meningkatkan 0.80% pada kondisi saat ini .
102
f) Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat pada Periode Desember 2008. Table 4.10.6 Targets for Unit Des-08 efficiency 29.20% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 461820 98803.8 78.61% 21.39% Biaya Tenaga Kerja 136813 39883.45 70.85% 29.15% Jasa Bank 147129 42890.75 70.85% 29.15% Total Simpanan 10073953 10145410.19 0.70% 99.30% Deposito 5398177 5398177 0% 100% Peningkatan efisiensi Bank Muamalat pada periode Desember 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 98.803,8 juta rupiah yang saat ini sebesar 461.820 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 78.61%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 39.883,45 juta rupiah yang saat ini sebesar 136.813 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 70.85%, menetapkan target jasa bank sebesar 42.890,75 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 147.129 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 70.85% pada kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 10.145.410,19 juta rupiah yang saat ini sebesar 10.073.953 juta rupiah dengan cara meningkatkan 0.70% pada kondisi saat ini.
103
g) Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat pada Periode September 2009. Table 4.10.7 Targets for Unit Sept-09 efficiency 54.30% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 629320 191340.513 69.60% 30.40% Biaya Tenaga Kerja 141285 76712.951 45.70% 54.30% Jasa Bank 390496 91483.919 76.57% 23.43% Total Simpanan 12177743 12177743 0.00% 100.00% Deposito 7018472 7018472 0.00% 100.00% Peningkatan efisiensi Bank Muamalat pada periode September 2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 191.340,513 juta rupiah yang saat ini sebesar 629.320 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 69.60%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 76.712,951 juta rupiah yang saat ini sebesar 141.285 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 45.70%, menetapkan target jasa bank sebesar 91.483,919 juta rupiah yang saat ini sebesar 390.496 juta rupiah dengan cara mengurangi 76.57% pada kondisi saat ini.
104
h) Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat pada Periode Desember 2009. Table 4.10.8 Targets for Unit Des-09 efficiency 86.80% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 565477 311639.55 44.89% 55.11% Biaya Tenaga Kerja 200805 174292.871 13.20% 86.80% Jasa Bank 229844 199497.875 13.20% 86.80% Total Simpanan 13353849 13353849 0% 100% Deposito 7671766 8425927.354 8.95% 91.05% Peningkatan efisiensi Bank Muamalat pada periode Desember 2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 311.639,55 juta rupiah yang saat ini sebesar 565.477 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 44.89%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 174.292,871 juta rupiah yang saat ini sebesar 200.805 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 13.20%, menetapkan target jasa bank sebesar 199.497,875 juta rupiah yang saat ini sebesar 229.844 juta rupiah dengan cara mengurangi 13.20% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 8.425.927,345 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.671.766 juta rupiah dengan cara meningkatkan 8.95% pada kondisi saat ini.
105
i) Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat pada Periode Juni 2010. Table 4.10.9 Targets for Unit Juni-10 efficiency 86.20% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 252066 149057.002 40.87% 59.13% Biaya Tenaga Kerja 124519 88232.847 29.14% 70.86% Jasa Bank 75552 65129.037 13.80% 86.20% Total Simpanan 12354924 12354924 0% 100% Deposito 6414616 7076746.153 9.36% 90.64% Peningkatan efisiensi Bank Muamalat pada periode Juni 2010 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 149.057,002 juta rupiah yang saat ini sebesar 252.066 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 40.87%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 88.232,847 juta rupiah yang saat ini sebesar 124.519 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 29.14%, menetapkan target jasa bank sebesar 65.129,037 juta rupiah yang saat ini sebesar 75.552 juta rupiah dengan cara mengurangi 13.80% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 7.076.746,153 juta rupiah yang saat ini sebesar 6.414.616 juta rupiah dengan cara meningkatkan 9.36% pada kondisi saat ini.
106
2. Bank Syariah Mandiri (BSM) Tabel 4.11 Nilai Efisiensi Bank Syariah Mandiri Dengan Perhitungan DEA asumsi VRS Periode Maret-07 Juni-07 Sept-07 Des-07 Maret-08 Juni-08 Sept-08 Des-08
Output-or VRS eff 100.00% 49.20% 100.00% 27.00% 90.00% 63.50% 42.50% 38.60%
Periode Maret-09 Juni-09 Sept-09 Des-09 Maret-10 Juni-10 Sept-10 Des-10
Output-or VRS eff 100.00% 48.90% 35.00% 29.20% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Dari tabel diatas menunjukkan beberapa hal diantaranya yaitu: Perhitungan efisiensi menggunakan asumsi Variabel Return To Scale (VRS) menghasilkan 7 periode bank yang telah beroperasi secara efisien selama tahun 20072010, yaitu pada bulan Maret 2007, September 2007, Maret 2009, Maret 2010, Juni 2010, September 2010 dan Desember 2010. Tingkat efisiensi Bank Muamalat per-triwulan dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
107
Gambar 4.5 Tingkat Efisiensi BSM per-triwulan
Dari gambar 4.5 di atas, trend penurunan tingkat efisiensi per-triwulan Bank Syariah Mandiri dapat dilihat dengan jelas, di mana rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Maret 2007, September 2007, Maret 2009, Maret 2010, Juni 2010, September 2010 dan Desember 2010 dengan tingkat efisiensi rata-rata sebesar 100% dengan asumsi bahwa diawal maret tingkat efisinsi mencapai 100% dan periode terendah terjadi pada periode desember 2007 dan desember 2009 dengan tingkat efisiensi masing-masing sebesar 27.00% dan 29.20%. Dengan rata-rata per-triwulan sebesar 70.24%, dapat diketahui bahwa sampai tahun 2010, rata-rata Bank Syariah Mandiri telah mampu menjalankan fungsinya
108
dengan baik walaupun terjadi penurunan pada periode desember 2007 dan desember 2009. Hal ini sejalan dengan skripsi Rafika Rahmawati mahasiswi UIN Syariah Hidayatullah jurusan perbankan syariah tahun 2010 yang mana mengalami fluktuatif setiap pertriwulannya, akan tetapi tingkat efisiensi dalam penelitian ini mengalami fluktuasi yang cukup menurun berbeda dengan penelitian sebelumnya yang memiliki fluktuasi yang relatife berimbang.
1) Target Input dan Output BSM yang belum mencapai Efisiensi a) Analisis Teknis Efisiensi Bank Syariah Mandiri pada Periode Juni 2007. Table 4.11.1 Targets for Unit Juni-07 efficiency 49.20% radial Variable Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 120466 59022.007 51.01% 48.99% Biaya Tenaga Kerja 87343 42953.438 50.82% 49.18% Jasa Bank 104294 51289.58 50.82% 49.18% Total Simpanan 8851332 9351002.24 5.34% 94.66% Deposito 3849011 3849011 0% 100% Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri pada periode Juni 2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 59.022,007 juta rupiah yang saat ini sebesar 120.466 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 51.01%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 42.953,438 juta rupiah yang saat ini sebesar 87.343 juta rupiah dengan cara mengurangi
109
biaya tenaga kerja saat ini sebesar 50.82%, menetapkan target jasa bank sebesar 51.289,58 juta rupiah yang saat ini sebesar 104.294 juta rupiah dengan cara mengurangi 50.82% pada kondisi saat ini, menetapkan target total simpanan sebesar 9.351.002,24 juta rupiah yang saat ini sebesar 8.851.332 juta rupiah dengan cara meningkatkan 23.45% pada kondisi saat ini. b) Analisis Teknis Efisiensi Bank Syariah Mandiri pada Periode Desember 2007. Table 4.11.2 Targets for Unit Des-07 efficiency 27.00% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 267344 66784.211 75.02% 24.98% Biaya Tenaga Kerja 207798 56029.696 73.04% 26.96% Jasa Bank 209920 56601.862 73.04% 26.96% Total Simpanan 11105978 11605237.67 4.30% 95.70% Deposito 5387826 5387826 0% 100% Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri pada periode Desember 2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 66.784,211 juta rupiah yang saat ini sebesar 267.344 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 75.02%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 56.029,696 juta rupiah yang saat ini sebesar 207.798 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 73.04%, menetapkan target jasa bank sebesar 56.601,862 juta rupiah yang saat ini sebesar 209.920 juta rupiah dengan cara mengurangi 73.04% pada kondisi saat ini, menetapkan
110
target total simpanan sebesar 11.605.237,67 juta rupiah yang saat ini sebesar 11.105.78 juta rupiah dengan cara meningkatkan 4.30% pada kondisi saat ini. c) Analisis Teknis Efisiensi Bank Syariah Mandiri pada Periode Maret 2008. Table 4.11.3 Targets for Unit Maret-08 efficiency 90.00% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 67087 60395.735 9.97% 90.03% Biaya Tenaga Kerja 65052 58563.706 9.97% 90.03% Jasa Bank 84265 75860.399 9.97% 90.03% Total Simpanan 12245787 12836206.89 4.60% 95.40% Deposito 6134602 6134602 0% 100% Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri pada periode Maret 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 60.395,735 juta rupiah yang saat ini sebesar 67.087 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 9.97%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 58.563,706 juta rupiah yang saat ini sebesar 65.052 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 9.97%, menetapkan target jasa bank sebesar 75.860,399 juta rupiah yang saat ini sebesar 84.265 juta rupiah dengan cara mengurangi 9.97% pada kondisi saat ini, menetapkan target total simpanan sebesar 12.836.206,89 juta rupiah yang saat ini sebesar 12.245.787 juta rupiah dengan cara meningkatkan 4.60% pada kondisi saat ini.
111
d) Analisis Teknis Efisiensi Bank Syariah Mandiri pada Periode Juni 2008. Table 4.11.4 Targets for Unit Juni-08 efficiency 63.50% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 63752 40477.842 36.51% 63.49% Biaya Tenaga Kerja 141758 87391.248 38.35% 61.65% Jasa Bank 161902 102795.889 36.51% 63.49% Total Simpanan 14189879 18557172.46 23.53% 76.47% Deposito 6681816 9469173.157 29.44% 70.56% Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri pada periode Juni 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 40.477,842 juta rupiah yang saat ini sebesar 63.752 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 36.51%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 87.391,248 juta rupiah yang saat ini sebesar 141.758 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 38.35%, menetapkan target jasa bank sebesar 102.795,889 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 161.902 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 36.51% pada kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 18.557.172,46 juta rupiah yang saat ini sebesar 14.189.879 juta rupiah dengan cara meningkatkan 23.53% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 9.469.173,157 juta rupiah yang saat ini sebesar 6.681.816 juta rupiah dengan cara meningkatkan 29.44% pada kondisi saat ini.
112
e) Analisis Teknis Efisiensi BSM pada Periode September 2008. Table 4.11.5 Targets for Unit Sept-08 efficiency 42.50% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 97682 41501.401 57.51% 42.49% Biaya Tenaga Kerja 215199 84645.922 60.67% 39.33% Jasa Bank 233955 99398.664 57.51% 42.49% Total Simpanan 13786760 17979671.6 23.32% 76.68% Deposito 7098350 9113610.377 22.11% 77.89% Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri pada periode September 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 41.501,401 juta rupiah yang saat ini sebesar 97.682 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 57.51%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 84.645,922 juta rupiah yang saat ini sebesar 215.199 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 60.67%, menetapkan target jasa bank sebesar 99.398,664 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 233.955 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 57.51% pada kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 17.979.671,6 juta rupiah yang saat ini sebesar 13.786.760 juta rupiah dengan cara meningkatkan 23.32% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 9.113.610,377 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.098.350 juta rupiah dengan cara meningkatkan 22.11% pada kondisi saat ini.
113
f) Analisis Teknis Efisiensi BSM pada Periode Desember 2008. Table 4.11.6 Targets for Unit Des-08 efficiency 38.60% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 94685 36506.69 61.44% 38.56% Biaya Tenaga Kerja 297805 98042.419 67.08% 32.92% Jasa Bank 300800 115976.261 61.44% 38.56% Total Simpanan 14796479 20797729.54 28.86% 71.14% Deposito 7802322 10848666.7 28.08% 71.92% Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri pada periode Desember 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 36.505,69 juta rupiah yang saat ini sebesar 94.685 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 61.44%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 98.042,419 juta rupiah yang saat ini sebesar 297.805 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 67.08%, menetapkan target jasa bank sebesar 115.976,261 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 300.800 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 61.44% pada kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 20.797.729,54 juta rupiah yang saat ini sebesar 14.796.479 juta rupiah dengan cara meningkatkan 28.86% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 10.848.666,7 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.802.322 juta rupiah dengan cara meningkatkan 28.08% pada kondisi saat ini.
114
g) Analisis Teknis Efisiensi Bank Syariah Mandiri pada Periode Juni 2009. Table 4.11.7 Targets for Unit Juni-09 efficiency 48.90% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 176658 70668.29 60.00% 40.00% Biaya Tenaga Kerja 164469 80423.553 51.10% 48.90% Jasa Bank 155328 75953.703 51.10% 48.90% Total Simpanan 16240690 16240690 0% 100% Deposito 7991910 8398361.052 4.84% 95.16% Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri pada periode Juni 2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 70.668,2 juta rupiah yang saat ini sebesar 176.657 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 60.00%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 80.423,553 juta rupiah yang saat ini sebesar 164.469 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 51.10%, menetapkan target jasa bank sebesar 75.953,703 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 155.328 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 51.10% pada kondisi ini, menetapkan target deposito sebesar 8.398.361,051 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.991.910 juta rupiah dengan cara meningkatkan 4.84% pada kondisi saat ini.
115
h) Analisis Teknis Efisiensi BSM pada Periode September 2009. Table 4.11.8 Targets for Unit Sept-09 efficiency 35.00% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 282785 67773.203 76.03% 23.97% Biaya Tenaga Kerja 259471 83064.936 67.99% 32.01% Jasa Bank 229919 80483.699 64.99% 35.01% Total Simpanan 16855226 16855226 0% 100% Deposito 8036013 8752119.233 8.18% 91.82% Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri pada periode September 2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 67.773,203 juta rupiah yang saat ini sebesar 282.785 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 76.03%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 83.064,936 juta rupiah yang saat ini sebesar 259.471 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 67.99%, menetapkan target jasa bank sebesar 80.483,699 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 229.919 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 64.99% pada kondisi ini, menetapkan target deposito sebesar 8.752.119,233 juta rupiah yang saat ini sebesar 8.036.013 juta rupiah dengan cara meningkatkan 8.18% pada kondisi saat ini.
116
i) Analisis Teknis Efisiensi BSM pada Periode Desember 2009. Table 4.11.9 Targets for Unit Des-09 efficiency 29.20% radial To Gain Achieved variabel Actual (Rp) Target (Rp) Biaya operasional 423035 49741.841 88.24% 11.76% Biaya Tenaga Kerja 389292 91899.262 76.39% 23.61% Jasa Bank 346972 101147.328 70.85% 29.15% Total Simpanan 19168005 19168005 0% 100% Deposito 9583761 9986240.301 4.03% 95.97% Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri pada periode Desember 2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 49.741,841 juta rupiah yang saat ini sebesar 423.035 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 88.24%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 91.89,262 juta rupiah yang saat ini sebesar 389.292 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 76.39%, menetapkan target jasa bank sebesar 101.147,328 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 346.972 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 70.85% pada kondisi ini, menetapkan target deposito sebesar 9.986.240,301 juta rupiah yang saat ini sebesar 9.986.240,301 juta rupiah dengan cara meningkatkan 4.03% pada kondisi saat ini.
117
3. Bank Mega Syariah Tabel 4.12 Nilai Efisiensi Bank Mega Syariah Dengan Perhitungan DEA asumsi VRS Periode Maret-07 Juni-07 Sept-07 Des-07 Maret-08 Juni-08 Sept-08 Des-08
Output-or VRS eff 100.00% 51.10% 35.70% 24.00% 83.90% 38.20% 25.50% 23.90%
Periode Maret-09 Juni-09 Sept-09 Des-09 Maret-10 Juni-10 Sept-10 Des-10
Output-or VRS eff 64.10% 58.10% 85.10% 100.00% 100.00% 100.00% 61.90% 100.00%
Dari tabel diatas menunjukkan beberapa hal diantaranya yaitu: Perhitungan efisiensi menggunakan asumsi Variabel Return To Scale (VRS) menghasilkan 5 periode bank yang telah beroperasi secara efisien selama tahun 20072010, yaitu pada bulan Maret 2007, Desember 2009, Maret 2010, Juni 2010 dan Desember 2010. Tingkat efisiensi Bank Muamalat per-triwulan dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
118
Gambar 4.6 Tingkat Efisiensi BSM per-triwulan
Dari gambar 4.6 di atas, trend penurunan tingkat efisiensi per-triwulan Bank Mega Syariah dapat dilihat dengan jelas, di mana rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Maret 2007, Desember 2009, Maret 2010, Juni 2010 dan Desember 2010 dengan tingkat efisiensi rata-rata sebesar 100% dengan asumsi bahwa diawal maret tingkat efisinsi mencapai 100% dan periode terendah terjadi pada periode desember 2007, September 2008 dan desember 2008 dengan tingkat efisiensi masing-masing sebesar 24.00%, 25.50% dan 23.90%. Dengan rata-rata per-triwulan sebesar 65.72%, dapat diketahui bahwa sampai tahun 2010, rata-rata Bank Mega Syariah Mandiri kurang mampu menjalankan
119
fungsinya dengan baik walaupun terjadi penurunan pada periode desember 2007, September 2008 dan desember 2008. Hal ini sejalan dengan skripsi Rafika Rahmawati mahasiswi UIN Syariah Hidayatullah jurusan perbankan syariah tahun 2010 yang mana mengalami fluktuatif setiap pertriwulannya, akan tetapi tingkat efisiensi dalam penelitian ini mengalami fluktuasi yang cukup menurun berbeda dengan penelitian sebelumnya yang memiliki fluktuasi yang relatife berimbang.
1) Target Input dan Output BMS yang belum mencapai Efisiensi a) Analisis Teknis Efisiensi Bank Mega Syariah pada Periode Juni 2007. Table 4.12.1 Targets for Unit Juni-07 efficiency 51.10% radial Achieved variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Biaya operasional 32787 16753 48.90% 51.10% Biaya Tenaga Kerja 10700 4798 55.16% 44.84% Jasa Bank 5043 2551 49.42% 50.58% Total Simpanan 2059756 2319215 11.19% 88.81% Deposito 1869047 2074614 9.91% 90.09% Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah pada periode Juni 2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 16.753 juta rupiah yang saat ini sebesar 32.787 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 48.90%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 4798 juta rupiah yang saat ini sebesar 10.700 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya
120
tenaga kerja saat ini sebesar 55.16%, menetapkan target jasa bank sebesar 2.551 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 5.043 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 49.42% pada kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 2.319.215 juta rupiah yang saat ini sebesar 2.059.756 juta rupiah dengan cara meningkatkan 11.19% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 2.074.614 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.869.047 juta rupiah dengan cara meningkatkan 9.91% pada kondisi saat ini. b) Analisis Teknis Efisiensi Bank Mega Syariah pada Periode September 2007. Table 4.12.2 Targets for Unit Sept-07 efficiency 35.70% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 49237 16753 65.97% 34.03% Biaya Tenaga Kerja 17446 4798 72.50% 27.50% Jasa Bank 7143 2551 64.29% 35.71% Total Simpanan 2108488 2319215 9.09% 90.91% Deposito 1611869 2074614 22.31% 77.69% Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah pada periode September 2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 16.753 juta rupiah yang saat ini sebesar 49.237 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 65.97%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 4798 juta rupiah yang saat ini sebesar 17.446 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 72.50%, menetapkan target
121
jasa bank sebesar 2.551 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 7.143 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 64.29% pada kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 2.319.215 juta rupiah yang saat ini sebesar 2.108.488 juta rupiah dengan cara meningkatkan 9.09% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 2.074.614 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.611.869 juta rupiah dengan cara meningkatkan 22.31% pada kondisi saat ini. c) Analisis Teknis Efisiensi Bank Mega Syariah pada Periode Desember 2007. Table 4.12.3 Targets for Unit Des-07 efficiency 24.00% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 69942 16753 76.05% 23.95% Biaya Tenaga Kerja 25134 4798 80.91% 19.09% Jasa Bank 12837 2551 80.13% 19.87% Total Simpanan 2169456 2319215 6.46% 93.54% Deposito 1635949 2074614 21.14% 78.86% Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah pada periode Desember 2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 16.753 juta rupiah yang saat ini sebesar 69.942 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 76.05%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 4798 juta rupiah yang saat ini sebesar 25.134 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 80.91%, menetapkan target jasa bank sebesar 2.551 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 12.837 kondisi
122
ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 80.13% pada kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 2.319.215 juta rupiah yang saat ini sebesar 2.169.456 juta rupiah dengan cara meningkatkan 6.46% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 2.074.614 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.635.949 juta rupiah dengan cara meningkatkan 21.14% pada kondisi saat ini. d) Analisis Teknis Efisiensi Bank Mega Syariah pada Periode Maret 2008. Table 4.12.4 Targets for Unit Maret-08 efficiency 83.90% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 19976 16753 16.13% 83.87% Biaya Tenaga Kerja 9418 4798 49.06% 50.94% Jasa Bank 5417 2551 52.91% 47.09% Total Simpanan 1802916 2319215 22.26% 77.74% Deposito 1325846 2074614 36.09% 63.91% Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah pada periode Maret 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 16.753 juta rupiah yang saat ini sebesar 19.976 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 16.13%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 4798 juta rupiah yang saat ini sebesar 9.418 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 49.06%, menetapkan target jasa bank sebesar 2.551 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 5.417 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 52.91% pada kondisi ini, menetapkan target
123
total simpanan sebesar 2.319.215 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.802.916 juta rupiah dengan cara meningkatkan 22.26% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 2.074.614 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.325.846 juta rupiah dengan cara meningkatkan 36.09% pada kondisi saat ini. e) Analisis Teknis Efisiensi Bank Mega Syariah pada Periode Juni 2008. Table 4.12.5 Targets for Unit Juni-08 efficiency 38.20% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 43810 16753 61.76% 38.24% Biaya Tenaga Kerja 22440 4798 78.62% 21.38% Jasa Bank 7924 2551 67.81% 32.19% Total Simpanan 1883452 2319215 18.79% 81.21% Deposito 1302475 2074614 37.22% 62.78% Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah pada periode Juni 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 16.753 juta rupiah yang saat ini sebesar 43.810 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 61.76%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 4798 juta rupiah yang saat ini sebesar 22.440 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 78.62%, menetapkan target jasa bank sebesar 2.551 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 7.924 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 67.81% pada kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 2.319.215 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.883.452
124
juta rupiah dengan cara meningkatkan 18.79% pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 2.074.614 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.302.475 juta rupiah dengan cara meningkatkan 37.22% pada kondisi saat ini. f) Analisis Teknis Efisiensi Bank Mega Syariah pada Periode September 2008. Table 4.12.6 Targets for Unit Sept-08 efficiency 25.50% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 65653 16753 74.48% 25.52% Biaya Tenaga Kerja 50323 4798 90.47% 9.53% Jasa Bank 14472 2551 82.37% 17.63% Total Simpanan 2208250 2319215 4.78% 95.22% Deposito 1600012 2074614 22.88% 77.12% Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah pada periode September 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 16.753 juta rupiah yang saat ini sebesar 65.653 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 74.48%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 4798 juta rupiah yang saat ini sebesar 50.323 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 82.37%, menetapkan target jasa bank sebesar 2.551 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 14.472 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 82.37% pada kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 2.319.215 juta rupiah yang saat ini sebesar 2.208.250 juta rupiah dengan cara meningkatkan 4.78% pada kondisi
125
saat ini, menetapkan target deposito sebesar 2.074.614 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.600.012 juta rupiah dengan cara meningkatkan 22.88% pada kondisi saat ini. g) Analisis Teknis Efisiensi Bank Mega Syariah pada Periode Desember 2008. Table 4.12.7 Targets for Unit Des-08 efficiency 23.90% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 113112 27086.165 76.05% 23.95% Biaya Tenaga Kerja 88912 19140.559 78.47% 21.53% Jasa Bank 36056 5631.824 84.38% 15.62% Total Simpanan 2626971 2626971 0% 100% Deposito 1965521 2181628.2 9.91% 90.09% Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah pada periode Desember 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 27.086,165 juta rupiah yang saat ini sebesar 113.112 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 76.05%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 19.140,559 juta rupiah yang saat ini sebesar 88.912 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 78.47%, menetapkan target jasa bank sebesar 5.631,824 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 36.056 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 84.38% pada kondisi ini, menetapkan target deposito sebesar 2.181.628,2 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.965.521 juta rupiah dengan cara meningkatkan 9.91% pada kondisi saat ini.
126
h) Analisis Teknis Efisiensi Bank Mega Syariah pada Periode Maret 2009. Table 4.12.8 Targets for Unit Maret-09 efficiency 64.10% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 44140 28287.844 35.91% 64.09% Biaya Tenaga Kerja 36250 20808.505 42.60% 57.40% Jasa Bank 16572 5990.103 63.85% 36.15% Total Simpanan 2662761 2662761 0% 100% Deposito 1896144 2194073.3 13.58% 86.42% Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah pada periode Maret 2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 28.287,844 juta rupiah yang saat ini sebesar 44.140 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 35.91%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 20.808,505 juta rupiah yang saat ini sebesar 36.250 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 42.60%, menetapkan target jasa bank sebesar 5.990,103 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 16.572 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 63.85% pada kondisi ini, menetapkan target deposito sebesar 2.194.073,3 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.896.144 juta rupiah dengan cara meningkatkan 13.58% pada kondisi saat ini.
127
i) Analisis Teknis Efisiensi Bank Mega Syariah pada Periode Juni 2009. Table 4.12.9 Targets for Unit Juni-09 efficiency 58.10% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 99264 46148.846 53.51% 46.49% Biaya Tenaga Kerja 78543 45599.793 41.94% 58.06% Jasa Bank 32775 11315.344 65.48% 34.52% Total Simpanan 3194721 3194721 0% 100% Deposito 1831931 2379048.6 23.00% 77.00% Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah pada periode Juni 2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 46.148,846 juta rupiah yang saat ini sebesar 99.264 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 53.51%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 45.599,793 juta rupiah yang saat ini sebesar 78.543 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 41.94%, menetapkan target jasa bank sebesar 11.315,344 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 32.775 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 65.48% pada kondisi ini, menetapkan target deposito sebesar 2.379.048,6 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.831.931 juta rupiah dengan cara meningkatkan 23.00% pada kondisi saat ini.
128
j) Analisis Teknis Efisiensi Bank Mega Syariah pada Periode September 2009. Table 4.12.10 Targets for Unit Sept-09 efficiency 85.10% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 155722 117986.79 24.23% 75.77% Biaya Tenaga Kerja 127633 108639.86 14.88% 85.12% Jasa Bank 46658 31757.393 31.94% 68.06% Total Simpanan 3573253 3739674 4.45% 95.55% Deposito 2671047 2671047 0% 100% Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah pada periode September 2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 117.986,79 juta rupiah yang saat ini sebesar 155.722 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 24.23%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 108.639,86 juta rupiah yang saat ini sebesar 127.633 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 14.88%, menetapkan target jasa bank sebesar 31.757,393 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 46.658 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 31.94% pada kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 3.739.674 juta rupiah yang saat ini sebesar 3.573.253 juta rupiah dengan cara meningkatkan 4.45% pada kondisi saat ini.
129
k) Analisis Teknis Efisiensi Bank Mega Syariah pada Periode September 2010. Table 4.12.11 Targets for Unit Sept-10 efficiency 61.90% radial variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achieved Biaya operasional 195893 121195.15 38.13% 61.87% Biaya Tenaga Kerja 211951 116793.12 44.90% 55.10% Jasa Bank 58476 34528.324 40.95% 59.05% Total Simpanan 3766162 3766162 0% 100% Deposito 2564105 2564105 0% 100% Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah pada periode September 2010 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 121.195,15 juta rupiah yang saat ini sebesar 195.893 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 38.13%, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 116.793,12 juta rupiah yang saat ini sebesar 211.951 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 44.90%, menetapkan target jasa bank sebesar 34.528,324 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 58.476 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 40.95% pada kondisi ini.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN 1. Tingkat efisiensi rata-rata tahunan Bank Muamalat mengalami kenaikan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2007 tingkat efisiensi mencapai 55.28%, sedangkan pada tahun 2008 tingkat efisiensi mencapai 58.88%, dan pada tahun 2009 mencapai 85.28% serta pada tahun 2010 mencapai 96.55% dengan rata-rata tahunan mencapai 73.99%. 2. Tingkat efisiensi rata-rata tahunan Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi setiap tahunnya yaitu pada tahun 2007 tingkat efisiensi mencapai 69.05%, sedangkan pada tahun 2008 tingkat efisiensi mencapai 58.65%, dan pada tahun 2009 mencapai 53.28% serta pada tahun 2010 mencapai 100% dengan rata-rata tahunan mencapai 70.25%. 3. Tingkat efisiensi rata-rata tahunan Bank Mega Syariah mengalami fluktuasi setiap tahunnya yaitu pada tahun 2007 tingkat efisiensi mencapai 52.70%, sedangkan pada tahun 2008 tingkat efisiensi mencapai 42.88%, dan pada tahun 2009 mencapai 76.83% serta pada tahun 2010 mencapai 90.48% dengan rata-rata tahunan mencapai 65.72%. Dan BMS merupakan bank yang kinerjanya belum mencapai tingkat efisiensi suatu bank. 4. Tingkat efisiensi per-triwulan pada Bank Muamalat menunjukkan terdapat 7 periode bank yang telah beroperasi secara efisien (100%) selama tahun 130
131
2007-2010, yaitu pada bulan Maret 2007, Maret 2008, Maret 2009, Juni 2009, Maret 2010, September 2010 dan Desember 2010. Sedangkan untuk periode Juni 2007 memiliki tingkat efisiensi 58.30%, periode September 2007 memiliki tingkat efisiensi 39.10%, periode Desember 2007 memiliki tingkat efisiensi 23.70%, periode juni 2008 memiliki tingkat efisiensi 62.90%, periode September 2008 memiliki tingkat efisiensi 43.40%, periode Desember 2008 memiliki tingkat efisiensi 29.20%, periode September 2009 memiliki tingkat efisiensi 54.30%, periode Desember 2009 memiliki tingkat efisiensi 86.80%, periode Juni 2010 memiliki tingkat efisiensi 86.20%. 5. Tingkat efisiensi per-triwulan pada Bank Syariah Mandiri menunjukkan terdapat 7 periode bank yang telah beroperasi secara efisien (100%) selama tahun 2007-2010, yaitu pada bulan Maret 2007, September 2007, Maret 2009, Maret 2010, Juni 2010, September 2010, Desember 2010. Sedangkan untuk periode Juni 2007 memiliki tingkat efisiensi 49.20%, periode Desember 2007 memiliki tingkat efisiensi 27.00%, periode Maret 2008 memiliki tingkat efisiensi 63.50%, periode September 2008 memiliki tingkat efisiensi 42.50%, periode Desember 2008 memiliki tingkat efisiensi 38.60%, periode Juni 2009 memiliki tingkat efisiensi 48.90%, periode September 2009 memiliki tingkat efisiensi 35.00%, periode Desember 2009 memiliki tingkat efisiensi 29.20%.
132
6. Tingkat efisiensi per-triwulan pada Bank Mega Syariah menunjukkan terdapat 5 periode bank yang telah beroperasi secara efisien selama tahun 2007-2010, yaitu pada bulan Maret 2007, Desember 2009, Maret 2010, Juni 2010, Desember 2010. Sedangkan untuk periode Juni 2007 memiliki tingkat efisiensi 51.10%, periode September 2007 memiliki tingkat efisiensi 35.70%, periode Desember 2007 memiliki tingkat efisiensi 24.00%, periode Maret 2008 memiliki tingkat efisiensi 83.90%, periode Juni 2008 memiliki tingkat efisiensi 38.20%, periode September 2008 memiliki tingkat efisiensi 25.50%, periode Desember 2008 memiliki tingkat efisiensi 23.90%, periode Maret 2009 memiliki tingkat efisiensi 64.10%, periode Juni 2009 memiliki tingkat efisiensi 58.10%, periode September 2009 memiliki tingkat efisiensi 85.10%, periode September 2010 memiliki tingkat efisiensi 61.90%.
B. SARAN Bagi Perbankan Syariah : 1. Variabel input yaitu biaya operasional dan biaya tenaga kerja dan jasa bank maupun variabel output yaitu total simpanan dan deposito bagi periode-periode bank yang inefisien agar disesuaikan dengan target agar kondisi operasionalnya lebih efisien. Sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat.
133
2. CEO harus memperhatikan variabel penting
yang menyebabkan
inefisiennya suatu bank, yaitu dengan meningkatkan produktivitas bank dalam operasionalnya. Bagi peneliti berikutnya : 1. Skripsi ini jauh dari kesempurnaan maka disarankan bagi peneliti berikutnya untuk mengunakan data perbankan yang lebih panjang periodenya agar dapat menganalisis perbankan syariah yang akan membuka bank-bank syariah yang baru. 2. Skripsi ini hanya menjelaskan tingkat efisiensi perbankan syariah dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), disarankan untuk menggunakan metode pendekatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Afif Amrillah, Muhammad . “Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2005-2009”. Tesis S2 Fakultas Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro. 2010 Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta : Gema Insani, 2001. Ascarya dkk., “Comparing the Efficiency of Conventional and Islamic Banks in Indonesia using Parametric and Nonparametric Approaches’’, (Working Paper of Center of Central Banking Education and StudiesBank Indonesia, 2008). Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R.”Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data Envelopment Analysis (DEA).” Paper dalam Buku Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Tahun 2009, TIM IAEI, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Astiyah, S. dan Husman, A. J. 2006. “Fungsi Intermediasi dalam Efisiensi Perbankan di Indonesia: Derivasi Fungsi Profit.” Paper dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan pada bulan Maret 2006, Jakarta: Bank Indonesia. Bank Indonesia. 2011. Direktori Perbankan Indonesia 2007-2010. Jakarta: Bank Indonesia Bank Mega Syariah Indonesia. 2011. Laporan Keuangan Tahunan 2007-2010. http//megasyariah.co.id. Bank Muammalat Indonesia. 2011. Laporan Keungan Tahunan 2007-2010. http//muamalatbank.com. Bank Syariah Mandiri. 2011. Laporan Keuangan Tahunan 2007-2010. http//syariahmandiri.co.id. Bauer, P. W., Berger, A. N. and Ferrier, G. D. “Consistency Condition for Regulatory Analysis of Financial Institutions: A Comparison of Frontier Approuch Methods.” Journal of Economics and Bussines. USA, 1998. 134
135
Coelli T.J, A Guide to DEAP Version 2.1: A Data Envelopment Analyisis (Computer) Program, No 8/96. Centre For Efficiency and Produktivity Analysis Department of Econometric university of New England Armidale, NSW, 2351. Australia. 1996 Dahlina, Rina. “Kedudukan Lembaga Gadai Syariah (Ar-Rahn) Dalam Sistem Perekonomian Islam”. Tesis S2 Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan : 2005. Departemen Agama RI, 2005, Al-Qur’an dan Terjemahan, CV. Penerbit Jumanatul Ali (J-ART), Bandung. Ghafur, Muhammad. Potret Perbankan Yogyakarta: Biruni Press, 2007
Syariah
Indonesia
Terkini.
Hamim S. A Mokhtar, Naziruddin Abdullah, dan Syed M. Al Habshi. “Efficiency of Islamic Banking in Malaysia: Stochastic Frontier Approuch.” Jorunal Economic Cooperation, 2006. Hijrianto, Didik. “Pelaksanaan Akad Pembiayaan IMBT pada Bank Muamalat Indonesia”. Tesis S2 Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang : 2010. Huri, M. D. dan Indah Susilowati. 2004. “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus: Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002).” Jurnal Dinamika Pembangunan. Vol. 1, No. 2, Desember 2004 Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Komaryatin, Nurul. “Analisis Efisiensi Teknis Industri BPR di Eks Karesidenan Pati”. Tesis S2 Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang : 2006. Lathif , AH. Azharuddin. Fiqh Muamalat. Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005 Lestari, Etty Puji. “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia.” Jurnal Empirika. 2003 Vol. 16. No. 2.
136
Lie, C. L. and Lih A. T. 2005. “Application of DEA and SFA on the Measurement of Operating Efficiencies for 27 International Container Ports.” Paper dalam Proceedings of the Eastern Asia Society for Transporation Studies, Vol. 5, Hal. 592-607. Taiwan. Muhammad. Dasar-Dasar Manajemen Yogyakarta: UII Press, 2005
Bank
Syariah
Edisi
Revisi.
Muharram, H. dan Pusvitasari, R. 2007. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopmet Analysis (Periode Tahun 2005).” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol II, No. 3, Yogyakarta Muliaman D. Hadad, dkk., “Pendekatan Parametrik untuk Efisiensi Perbankan Indonesia’’, (Jakarta: BI, 2003). Nopirin. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta: BPFE. 1997 Rochaety, Ety, dkk., Metodologi Penelitien Bisnis dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007) Salam, Abdullah. “Aplikasi Pembiayaan Salam di Perbankan Syariah”. Artikel. Jember, 20xx. Saleh, Samsubar. 2000. Metode Data Envelopment Analysis.Yogyakarta: PAU-FE UGM. Shomad, Abd. “Joint Venture Profit Sharing (Musyarakah) dalam Perbankan Berdasarkan Prinsip Syariah”. Artikel Ilmiyah Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Jakarta: PT Grafindo Persada. Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009. “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA.” Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 10. No. 1. Syakir, A. K. 2004. “Mengukur Efisiensi Intermediasi Sebelas Bank Terbesar Indonesia Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysi (DEA).” Jurnal Bisnis Strategi. Vol.13. Hal. 126-139, Semarang.
137
Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia M. “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Non-Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA).” Bank Indonesia Research Paper, Jakarta: Bank Indonesia, 2003. Yuni Santoso, Andita. “Pelaksanaan Akad Pembiayaan Qardh pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang”. Tesis S2 Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang : 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Internet http://hendrakholid.net. www.seasite.niu.edu
138
LAMPIRAN I DATA INPUT OUTPUT BANK UMUM SYARIAH A. Bank Muamalat (dalam jutaan rupiah)
Periode Maret-07 Juni-07 Sept-07 Des-07 Maret-08 Juni-08 Sept-08 Des-08 Maret-09 Juni-09 Sept-09 Des-09 Maret-10 Juni-10 Sept-10 Des-10
Biaya Operasional
Biaya Tenaga Kerja
Jasa Bank
56801 121425 200381 285976
27310 64071 104694 161982
7482 14763 23535 117687
70944 149844 250579
35195 91034 148839 136813 41575 89187 141285 200805 59229 124519 335379 627225
11393 21247 40493 147129 72587 199948 390496 229844 38865 75552 355865 553206
461820 121325 349607 629320 565477 122617 252066 416270 640404
Total Simpanan
Deposito
7069942 3769815 7523357 4055645 7980621 4065404 8691328 4353832 9134198 4763627 9341601 4716454 9783836 5145300 10073953 5398177 10824597 5814830 12379938 7248709 12177743 7018472 13353849 7671766 12020256 6644445 12354924 6414616 13856508 12817417 18574217 15110402
B. Bank Syariah Mandiri (dalam jutaan rupiah)
Periode Maret-07 Juni-07 Sept-07 Des-07 Maret-08
Biaya Operasional 57791 120466 42927 267344 67087
Biaya Tenaga Kerja 40955 87343 14114 207798 65052
Jasa Bank 45333 104294 157438 209920 84265
Total Simpanan 8788944 8851332 9363248 11105978 12245787
Deposito 3454951 3849011 4095189 5387826 6134602
139
Juni-08 Sept-08 Des-08 Maret-09 Juni-09 Sept-09 Des-09 Maret-10 Juni-10 Sept-10 Des-10
63752 97682 94685 79452 176658 282785
141758 215199 297805 77343 164469 259471
161902 233955 300800 67100 155328 229919
423035 36351 252022 416270 640404
389292 98460 211495 335379 627225
346972 116493 236226 355865 553206
14189879 6681816 13786760 7098350 14796479 7802322 15357254 7952787 16240690 7991910 16855226 8036013 19168005 9583761 20885571 10902750 23091575 9142094 24564246 12817417 28671278 15110402
C. Bank Mega Syariah (dalam jutaan rupiah) Biaya Operasional Periode Maret-07 Juni-07 Sept-07 Des-07 Maret-08 Juni-08 Sept-08 Des-08 Maret-09 Juni-09 Sept-09 Des-09 Maret-10 Juni-10 Sept-10 Des-10
16753 32787 49237 69942 19976 43810 65653 113112 44140 99264 155722 225461 60731 124132 195893 262775
Biaya Tenaga Kerja 4798 10700 17446 25134 9418 22440 50323 88912 36250 78543 127633 188979 65840 131770 211951 293340
Jasa Bank 2551 5043 7143 12837 5417 7924 14472 36056 16572 32775 46658 61968 15663 39505 58476 78045
Total Simpanan 2319215 2059756 2108488 2169456 1802916 1883452 2208250 2626971 2662761 3194721 3573253 3947370 3629026 3816896 3766162 4040981
Deposito 2074614 1869047 1611869 1635949 1325846 1302475 1600012 1965521 1896144 1831931 2671047 2935679 2530067 2316277 2564105 2454062
140
LAMPIRAN II HASIL OUTPUT DEA 1. Bank Muamalat Results from DEAP Version 2.1 Instruction file = uin-ins.txt Data file
= uin-dta.txt
Input orientated DEA Scale assumption: VRS Slacks calculated using multi-stage method EFFICIENCY SUMMARY: firm crste 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.000 0.545 0.359 0.236 1.000 0.495 0.306 0.284 1.000 0.581 0.355 0.275 0.815 0.382 0.459 0.351
mean 0.528
vrste 1.000 0.583 0.391 0.237 1.000 0.629 0.434 0.292 1.000 1.000 0.543 0.868 1.000 0.862 1.000 1.000
scale 1.000 0.935 0.917 0.994 1.000 0.787 0.705 0.974 1.000 0.581 0.654 0.316 0.815 0.443 0.459 0.351
drs drs irs drs drs drs drs drs drs drs drs drs drs
0.740 0.746
Note: crste = technical efficiency from CRS DEA vrste = technical efficiency from VRS DEA scale = scale efficiency = crste/vrste Note also that all subsequent tables refer to VRS results SUMMARY OF OUTPUT SLACKS: firm output: 1 1 0.000 2 140285.109
2 0.000 0.000
141
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 71457.194 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
142846.794 196580.398 0.000 182335.667 41690.232 0.000 0.000 0.000 0.000 754161.354 0.000 662130.153 0.000 0.000
mean
13233.894
123734.037
SUMMARY OF INPUT SLACKS: firm input: 1 1 0.000 2 0.000 3 0.000 4 17392.799 5 0.000 6 0.000 7 0.000 8 0.000 9 0.000 10 0.000 11 120542.131 12 0.000 13 0.000 14 0.000 15 0.000 16 0.000 mean
8620.933
SUMMARY OF PEERS: firm peers: 1 1 2 5 3 5 4 5 5 5
1 1 1
2 0.000 9922.215 15352.958 0.000 0.000 19614.759 26193.607 35825.035 0.000 0.000 150358.848 179177.960 0.000 68234.610 0.000 0.000
3 0.000 7775.645 10169.957 4961.969 0.000 20350.545 24001.681 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 19107.826 0.000 0.000
31542.500
5397.976
142
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
13 5 9 9 10 13 16 13 16 15 16
5 13 13
5
10 10
15 13
13
SUMMARY OF PEER WEIGHTS: (in same order as above) firm peer weights: 1 1.000 2 0.288 0.712 3 0.441 0.559 4 0.785 0.215 5 1.000 6 0.072 0.928 7 0.775 0.225 8 0.485 0.066 0.449 9 1.000 10 1.000 11 0.708 0.257 0.035 12 0.180 0.421 0.398 13 1.000 14 0.051 0.949 15 1.000 16 1.000 PEER COUNT SUMMARY: (i.e., no. times each firm is a peer for another) firm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
peer count: 3 0 0 0 6 0 0 0 1 2 0
143
12 13 14 15 16
0 6 0 1 2
SUMMARY OF OUTPUT TARGETS: firm output: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 7069942.000 7663642.109 7980621.000 8691328.000 9134198.000 9341601.000 9783836.000 10145410.194 10824597.000 12379938.000 12177743.000 13353849.000 12020256.000 12354924.000 13856508.000 18574217.000
2 3769815.000 4055645.000 4208250.794 4550412.398 4763627.000 4898789.667 5186990.232 5398177.000 5814830.000 7248709.000 7018472.000 8425927.354 6644445.000 7076746.153 12817417.000 15110402.000
SUMMARY OF INPUT TARGETS: firm input: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 7482.000 8606.842 9207.399 10553.926 11393.000 13367.241 17576.817 42890.750 72587.000 199948.000 91483.919 199497.875 38865.000 65129.037 355865.000 553206.000
2 56801.000 60868.664 63040.407 67909.730 70944.000 74657.416 82575.348 98803.800 121325.000 349607.000 191340.513 311639.550 122617.000 149057.002 416270.000 640404.000
3 27310.000 29577.803 30788.592 33503.335 35195.000 36922.174 40604.940 39883.450 41575.000 89187.000 76712.951 174292.871 59229.000 88232.847 335379.000 627225.000
144
2. Bank Syariah Mandiri Results from DEAP Version 2.1 Instruction file = uin-ins.txt Data file
= uin-dta.txt
Input orientated DEA Scale assumption: VRS Slacks calculated using multi-stage method EFFICIENCY SUMMARY: firm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
crste
vrste
scale
1.000 0.468 1.000 0.259 0.863 0.477 0.318 0.277 1.000 0.486 0.325 0.246 1.000 0.511 0.355 0.233
1.000 0.492 1.000 0.270 0.900 0.635 0.425 0.386 1.000 0.489 0.350 0.292 1.000 1.000 1.000 1.000
1.000 0.951 1.000 0.961 0.958 0.750 0.749 0.718 1.000 0.995 0.929 0.844 1.000 0.511 0.355 0.233
irs irs irs irs irs irs drs drs drs drs drs drs
mean 0.551 0.702 0.810 Note: crste = technical efficiency from CRS DEA vrste = technical efficiency from VRS DEA scale = scale efficiency = crste/vrste Note also that all subsequent tables refer to VRS results SUMMARY OF OUTPUT SLACKS: firm output: 1 2 3 4
1 0.000 499670.240 0.000 499259.669
2 0.000 0.000 0.000 0.000
145
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
590419.892 4367293.455 4192911.597 6001250.541 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
0.000 2787357.157 2015260.377 3046344.698 0.000 406451.052 716106.233 402479.301 0.000 0.000 0.000 0.000
mean
1009425.337
585874.926
SUMMARY OF INPUT SLACKS: firm input: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
2 0.000 220.620 0.000 5301.194 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 15715.551 31216.366 73578.946 0.000 0.000 0.000 0.000
3 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 2614.679 6784.024 16779.092 0.000 0.000 7763.512 21584.955 0.000 0.000 0.000 0.000
mean
0.000
7877.042
3470.391
SUMMARY OF PEERS: firm peers: 1 1 2 9 3 3 4 9 5 9 6 13 7 13
3
1
3 13 1 1
1 3
1
146
8 9 10 11 12 13 14 15 16
13 9 9 9 13 13 14 15 16
1 13 13 9
1
SUMMARY OF PEER WEIGHTS: (in same order as above) firm peer weights: 1 1.000 2 0.082 0.037 3 1.000 4 0.427 0.018 5 0.341 0.144 6 0.808 0.192 7 0.760 0.240 8 0.993 0.007 9 1.000 10 0.783 0.191 11 0.729 0.271 12 0.689 0.311 13 1.000 14 1.000 15 1.000 16 1.000
0.881 0.555 0.115 0.400
0.026
PEER COUNT SUMMARY: (i.e., no. times each firm is a peer for another) firm peer count: 1 7 2 0 3 3 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 6 10 0 11 0 12 0
147
13 14 15 16
7 0 0 0
SUMMARY OF OUTPUT TARGETS: firm output: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 8788944.000 9351002.240 9363248.000 11605237.669 12836206.892 18557172.455 17979671.597 20797729.541 15357254.000 16240690.000 16855226.000 19168005.000 20885571.000 23091575.000 24564246.000 28671278.000
2 3454951.000 3849011.000 4095189.000 5387826.000 6134602.000 9469173.157 9113610.377 10848666.698 7952787.000 8398361.052 8752119.233 9986240.301 10902750.000 9142094.000 12817417.000 15110402.000
SUMMARY OF INPUT TARGETS: firm input: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 45333.000 51289.580 157438.000 56601.862 75860.399 102795.889 99398.664 115976.261 67100.000 75953.703 80483.699 101147.328 116493.000 236226.000 355865.000 553206.000
2 57791.000 59022.007 42927.000 66784.211 60395.735 40477.842 41501.401 36506.690 79452.000 70668.290 67773.203 49741.841 36351.000 252022.000 416270.000 640404.000
3 40955.000 42953.438 14114.000 56029.696 58563.706 87391.248 84645.922 98042.419 77343.000 80423.553 83064.936 91899.262 98460.000 211495.000 335379.000 627225.000
148
3. Bank Mega Syariah Results from DEAP Version 2.1 Instruction file = uin-ins.txt Data file
= uin-dta.txt
Input orientated DEA Scale assumption: VRS Slacks calculated using multi-stage method EFFICIENCY SUMMARY: firm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
crste
vrste
scale
1.000 0.460 0.325 0.224 0.652 0.311 0.243 0.168 0.436 0.232 0.166 0.126 0.432 0.222 0.139 0.111
1.000 0.511 0.357 0.240 0.839 0.382 0.255 0.239 0.641 0.581 0.851 1.000 1.000 1.000 0.619 1.000
1.000 0.901 0.909 0.935 0.777 0.812 0.952 0.701 0.680 0.400 0.195 0.126 0.432 0.222 0.224 0.111
irs irs irs irs irs irs drs drs drs drs drs drs drs drs drs
mean 0.328 0.657 0.586 Note: crste = technical efficiency from CRS DEA vrste = technical efficiency from VRS DEA scale = scale efficiency = crste/vrste Note also that all subsequent tables refer to VRS results SUMMARY OF OUTPUT SLACKS: firm output: 1 2 3 4
1 0.000 259459.000 210727.000 149759.000
2 0.000 205567.000 462745.000 438665.000
149
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
516299.000 435763.000 110965.000 0.000 0.000 0.000 166420.952 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
748768.000 772139.000 474602.000 216107.213 297929.263 47117.635 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
mean
115587.060
260227.507
SUMMARY OF INPUT SLACKS: firm input: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 0.000 25.795 0.000 523.809 1992.002 479.148 1141.892 3002.263 4630.335 7712.872 7957.403 0.000 0.000 0.000 1649.628 0.000
2 0.000 0.000 831.150 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 11480.960 14562.128 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
3 0.000 669.322 1432.540 1222.273 3100.466 3783.085 8043.168 2150.596 2422.904 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 14336.795 0.000
mean
1819.697
1679.640
2322.572
SUMMARY OF PEERS: firm peers: 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1
150
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 13 13 1 13 12 13 14 12 16
1 1 13 12
13
14
SUMMARY OF PEER WEIGHTS: (in same order as above) firm peer weights: 1 1.000 2 1.000 3 1.000 4 1.000 5 1.000 6 1.000 7 1.000 8 0.235 0.765 9 0.262 0.738 10 0.332 0.668 11 0.652 0.348 12 1.000 13 1.000 14 1.000 15 0.248 0.442 0.310 16 1.000 PEER COUNT SUMMARY: (i.e., no. times each firm is a peer for another) firm peer count: 1 9 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 10 0 11 0
151
12 13 14 15 16
2 5 1 0 0
SUMMARY OF OUTPUT TARGETS: firm output: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 2319215.000 2319215.000 2319215.000 2319215.000 2319215.000 2319215.000 2319215.000 2626971.000 2662761.000 3194721.000 3739673.952 3947370.000 3629026.000 3816896.000 3766162.000 4040981.000
2 2074614.000 2074614.000 2074614.000 2074614.000 2074614.000 2074614.000 2074614.000 2181628.213 2194073.263 2379048.635 2671047.000 2935679.000 2530067.000 2316277.000 2564105.000 2454062.000
SUMMARY OF INPUT TARGETS: firm input: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 2551.000 2551.000 2551.000 2551.000 2551.000 2551.000 2551.000 5631.824 5990.103 11315.344 31757.393 61968.000 15663.000 39505.000 34528.324 78045.000
2 16753.000 16753.000 16753.000 16753.000 16753.000 16753.000 16753.000 27086.165 28287.844 46148.846 117986.790 225461.000 60731.000 124132.000 121195.149 262775.000
3 4798.000 4798.000 4798.000 4798.000 4798.000 4798.000 4798.000 19140.559 20808.505 45599.793 108639.859 188979.000 65840.000 131770.000 116793.123 293340.000