ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah dan BRI Syariah periode 2010-2012)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh : Yudnina Falhanawati 109081000059
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN JAKARTA 2013M/1434M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1.
Nama
:Yudnina Falhanawati
2.
Tempat tanggal lahir
: Jakarta, 13 Juni 1991
3.
Alamat
: Jl.Swadarma Raya Gg,Perdana No.44
4.
Rt.018/003 Ulujami Pesanggrahan Jakarta-Selatan 12250
II.
5.
Telepon
: 087877467368
6.
E-mail
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1.
MI Darunnajah Ulujami Jakarta
Tahun 1997-2003
2.
MTs Darunnajah Ulujami Jakarta
Tahun 2003-2006
3.
SMA Darunnajah Ulujami Jakarta
Tahun 2006-2009
4.
S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2009-2013
III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Drs.H.Abdurahim Hidayat,MM
2. Ibu
: Hj.Siti Hafsah
3. Alamat
:Jl.Swadarma Raya Gg,Perdana No.44 Rt.018/003 Ulujami Pesanggrahan Jakarta-Selatan 12250
vi
EFFICIENCY ANALYSIS OF ISLAMIC BANKS USING DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) METHOD
Yudnina Fallhanawati UIN Jakarta
[email protected]
Abstract
Efficiency is a theoretically parameter that can be used as base of all performance in a bank. Many banking efficiency studies have focused on conventional banks. Recently, Islamic banks have opened in many countries and operated in similiar fashion to traditional banks. This study evaluate the performance of the efficiency of islamic banking in indonesia during period 20102012 (in this study i use monthly) using Data Envelopment Analysis, in which the first step is to measure the performance of the technical efficiency of banks using Data Envelopment Analysis (DEA) with the intermediation approach. Based on the measurement of efficiency using DEA method showed that the Islamic Bank during the 2010-2012 period is still not efficient. The efficiency score for the most efficient bank is 100%. The data which is used in this research is a secondary data, collected from financial statements issued by Bank Indonesia. The sampling technique that is used in this research is purposive sampling with taking 3 samples of islamic banks. Input variables used in this study are fixed assets, equity and net income, while the output variable is the financing and operational income.
Keyword: Efficiency, Data Envelopment Analysis, Islamic Banks
vii
ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)
Yudnina Falhanawati UIN Jakarta
[email protected]
ABSTRAK Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis mendasari seluruh kinerja sebuah bank. Banyak penelitian mengenai efisiensi perbankan yang kebanyakan berfokus pada bank konvensional. Baru-baru ini, bank-bank Islam telah berkembang di berbagai negara dan dioperasikan secara modern dan syariah seperti pada bank-bank Islam lainnya. Studi ini mengevaluasi kinerja efisiensi perbankan syariah di Indonesia pada periode 2010-2012 (studi ini menggunakan data bulanan) dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), dimana langkah pertama adalah untuk mengukur kinerja efisiensi teknik bank menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan intermediasi. Berdasarkan pengukuran efisiensi dengan metode DEA menunjukkan bahwa Bank Syariah selama periode 2010-2012 masih belum efisien. Nilai efisiensi bank yang paling efisien adalah 100%. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang dikumpulkan dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan mengambil sampel 3 (tiga) bank syariah. Input variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset, ekuitas dan laba bersih. Sedangkan variabel outputnya meliputi pembiayaan dan pendapatan operasional.
Kata Kunci : Efisiensi, Data Envelopment Analysis, dan Bank Syariah.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi inidengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
Kedua orangtua, My Papa, My Proud Drs.H.Abdurahim Hidayat and My Mama Hj.Siti Hafsah (you’ll always be the best parent for me, i love you till, forever ends) yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
2.
Segenap keluarga, khususnya to all my sista’, thank you for your support “Ce’Ina, Ce’Elly, Ce’Phenz, and Ce’Azna Oke” ^_^ dan tak lupa juga kaka2 ipar ku “Ka’Uben, Ka’Nawir, Ka’Yogi dan Ka’Iyung” dan juga untuk semua ponakan ate tercinta, terima kasih atas doa dan semangatnya yang selalu mengibur ate dikala ate galau dan pusing (hhhh) Thank’s for you all at of your support and input has given to me. Don’t ever stop to step forward, always move and work to get your objectives till end for your life today and for day after.
3.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Dr. Dumyathi Bashori, Lc selaku ketua jurusan Fakultas Ekonomi dan bisnis sekaligus dosen Pembimbing Skripsi I yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. ix
5.
Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Bapak Arief Mufraini, Lc. M.si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan arahan untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
7.
Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
8.
For my geeenks Rizki Ramadhan, Achmad Reza Maulana, Novi Dehasni, Fajar Ari Juniarti, Fany Agustine, Siti Sulha dkk yang udah mau menemani kesana kemari hingga skripsi ini selesai (I’ll miss you forever and always, please just remember even if i’m not there, I’ll always miss you forever and always)
9.
Seluruh teman-teman Manajemen Angkatan 2009 dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu mengisi hari-hari menjadi menyenangkan (I’ll miss you forever and always, please just remember even if i’m not there, I’ll always miss you forever and always). Thanks so much freennzz
10. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen perbankan. Jakarta, 13 Juli 2013 Penulis,
(Yudnina Falhanawati)
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi ABSTRACT . ..................................................................................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ...xv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 15 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. LandasanTeori ............................................................................. 18 1. Karakteristik Dasar Perbankan Syariah ................................. 18 2. Pendekatan Struktural dalam Menilai Kinerja Bank .............. 19 3. Konsep Efisiensi ................................................................... 25 a. Efisiensi Teknik ................................................................ 28 b. Efisiensi Biaya .................................................................. 30 c. Pengukuran Efisiensi ........................................................ 32 4. Konsep Efisiensi Perbankan .................................................. 34 4. Konsep Pengukuran Efisiensi Perbankan.............................. 35 5. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi .... 38 xi
B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 40 C. Kerangka Pemikiran Teoritis ...................................................... 46 D. Hipotesis Penelitian ……………................................................ 48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 49 B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 49 C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ................................. 51 D. Metode Analisis Data .................................................................. 51 E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 55
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 58 B. Perkembangan Jumlah Variabel Input-Output Bank .................. 59 C. Analisa Data dan Interpretasi Hasil Data ................................... 65 1. Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi 3 Bank Syariah di Indonesia 2010-2012 .................................. 65 2. Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi 3 Bank Syariah di Indonesia 2010-2012 dilihat dari Rasio Keuangan Perbankan .................................................. 65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 100 B. Saran ........................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 103 LAMPIRAN ...................................................................................................... 106
xii
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
1.1
Perkembangan Jumlah Kantor Perbankan Syariah di Indonesia 5
1.2
Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah ............................... 8
2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis ..................................................... 47
3.1
Nama dan Kode Bank Penelitian ............................................... 50
3.2
Variabel Input dan Output ......................................................... 56
4.1
Perkembangan Jumlah Variabel Input Aset .............................. 60
4.2
Perkembangan Jumlah Variabel Input Ekuitas .......................... 61
4.3
Perkembangan Jumlah Variabel Input Net Income ................... 62
4.4
Perkembangan Jumlah Variabel Output Pembiayaan ............... 63
4.5
Perkembang Jumlah Variabel Output Pendapatan .................... 64
4.6
Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia ................ 66
4.7
Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output Bagi Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2010 ............ 68
4.8
Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output Bagi Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2011 ............ 70
4.9
Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output Bagi Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2012 ............ 73
4.10
Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas BMI per-Triwulan .... 76
4.11
Nilai ROA dan ROE BMI Triwulan 2010-2012 ....................... 77
4.12
Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output Bagi Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010 ...... 78
4.13
Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output Bagi Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011 ...... 80
4.14
Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output Bagi Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012 ...... 83
4.15
Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas Bank Mega Syariah per-Triwulan ............................................................................. 85 xiii
4.16
Nilai ROA dan ROE Bank Mega Syariah per-Triwulan ........... 86
4.17
Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output Bagi BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010 .................. 88
4.18
Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output Bagi Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011 ......... 90
4.19
Nilai Actual, Target, To Gain dan Achieved Input-Output Bagi Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012 ......... 92
2.20
Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas Bank BRI Syariah ... 94
2.21
Nilai ROA dan ROE BRI Syariah per-Triwulan ...................... 95
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
Input-Output Bank Syariah ........................................................ 93
2
Efisiensi Score BMI per-Triwulan ............................................ 94
3
Efisiensi Score BRIS per-Triwulan ........................................... 100
4
Efisiensi Score BSMI per-Triwulan .......................................... 108
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sejak paket deregulasi 27 Oktober 1988 atau yang lebih dikenal dengan Pakto 88, pertumbuhan perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang cukup tinggi. Salah satu faktor pertumbuhan perekonomian Indonesia pada saat itu adalah meningkatnya industri perbankan. Deregulasi tersebut mampu meningkatkan peran industri perbankan sebagai lembaga intermediasi dan penyedia jasa. Deregulasi ini telah membawa perubahan yang sangat besar terhadap industri perbankan baik dalam peningkatan jumlah bank baru, perluasan jaringan kantor baru, maupun peningkatan volume usaha dan jenis produk jasa yang ditawarkan. Siamat (2005), hal ini disebabkan karena peraturan dan ketentuan yang ketat menjadi diperlonggar, seperti izin pembukaan kantor cabang atau pendirian yang dipermudah dengan ketentuan modal disetor yang relatif kecil dimana untuk Bank Umum Rp 10 miliar, Bank Campuran Rp 50 miliar dan BPR Rp 50 juta. Salah satu cakupan dan sasaran kebijakan yang dikeluarkan pemerintah melalui Pakto 88 adalah peningkatan perbankan yang efisien dan menciptakan iklim usaha yang mendorong untuk dapat bersaing secara sehat. Hingga saat ini berpijak dari adanya kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak 1
Pakto 88, maka Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 membuat kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai suatu kerangka menyeluruh arah kebijakan pengembangan industri perbankan Indonesia ke depan. Siamat (2005), arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 19971998 merupakan suatu permasalahan yang sangat berat bagi sistem perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut banyak lembaga-lembaga keuangan, termasuk perbankan mengalami kesulitan keuangan. Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan sektor usaha produksi. Sebagai akibatnya, kualitas aset perbankan turun secara drastis sementara sistem perbankan diwajibkan untuk terus memberikan imbalan kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga besar. Rendahnya kemampuan
daya
saing
usaha
sektor
produksi
telah
menyebabkan
berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk menjalankan fungsinya sebagai mediator kegiatan investasi. Selama krisis ekonomi tersebut, perbankan syariah masih dapat memenuhi kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan perbankan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari relatif rendahnya penyaluran pembiayaan yang bermasalah 2
(non performing loan) pada perbankan syariah dan tidak terjadinya negative spread dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut dapat dipahami mengingat tingkat pengembalian pada bank syariah tidak mengacu pada tingkat suku bunga yang berlaku tetapi menurut prinsip bagi hasil. Dengan demikian bank syariah dapat menjalankan kegiatannya dengan baik seiring terjadinya tingkat suku bunga yang meningkat, sehingga perbankan syariah mampu menyediakan modal investasi dengan biaya modal yang relatif lebih rendah dari bank konvensional kepada masyarakat. Untuk mensiasati perkembangan perbankan syariah di masa mendatang, pemerintah
mengeluarkan
beberapa
peraturan
perundang-undangan,
diantaranya UU No. 7 tahun 1992 dan diamandemen dengan UU No. 10 tahun 1998. Dan pada tahun 1999 dikeluarkan UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah. Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yang terbit pada 16 Juli 2008, pengembangan industri perbankan syariah nasional makin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya dengan pesat. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65 persen per tahun dalam lima tahun terakhir, diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.
3
Menurut Ghofur perbankan syariah sebagai bagian dari industri perbankan nasional memiliki peran yang tidak berbeda dengan bank konvensional lainnya. Selain sistem operasional yang berbeda dengan bank konvensional, bank syariah memiliki peran untuk menyalurkan dana dari nasabah yang berlebihan kepada nasabah yang membutuhkan dana secara efektif dan efisien. Efektif lebih memiliki arti sebagai ketepatan pemberian pembiayaan kepada pihak yang membutuhkan, sedangkan efisien lebih memiliki arti kesesuaian hasil antara input yang digunakan dan output yang dihasilkan. (Atmawardhana, 2006;5) Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia menyatakan bahwa pada Desember 2010 aset perbankan syariah di Indonesia adalah Rp 100,258 Milyar. Total aset tersebut hanya 3,28 persen dari total aset perbankan nasional yang sudah mencapai Rp 3.054.595 Milyar. Pada triwulan IV 2011 aset perbankan syariah naik 35,55 persen dengan nilai Rp 135,9 triliun. Itu berarti, aset perbankan syariah mencapai 3,9 persen dari total aset perbankan nasional. Sebelumnya, BI menargetkan aset perbankan syariah Indonesia mencapai Rp 200 triliun hingga akhir 2012. Boediono mengatakan posisi nilai aset perbankan syariah Indonesia per akhir tahun 2011 menduduki peringkat keempat terbesar di dunia setelah Iran, Malaysia dan Arab Saudi. Menurut Boediono, pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia (40 persen) lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan bank syariah di dunia (10-15 persen).
4
Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2011 menyatakan Indonesia menduduki peringkat keempat negara yang memiliki potensi dan kondusif dalam pengembangan industri keuangan syariah setelah Iran, Malaysia dan Arab Saudi. Dengan tingkat pertumbuhan yang sangat pesat (40,2 persen dari tahun 2007-2011), bahkan lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan aset perbankan secara keseluruhan (hanya sebesar 16,7 persen), maka Indonesia diproyeksikan akan menduduki peringkat pertama dalam beberapa tahun ke depan. Optimisme ini sejalan dengan laju ekspansi kelembagaan, ditambah volume penerbitan sukuk yang terus meningkat. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pelopor dan kiblat pengembangan keuangan syariah. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah dan Kantor Perbankan Syariah Nasional Tahun 2010-2012 Jenis Perbankan Syariah
2010
2011
2012
Bank Umum Syariah 1. Jumlah Bank 11 11 11 2. Jumlah Kantor 1.215 1.401 1.745 Unit Usaha Syariah 1. Jumlah Bank Umum Konvensional yang 23 24 24 memiliki UUS 2. Jumlah Kantor 262 336 517 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 1. Jumlah Bank 150 155 158 2. Jumlah Kantor 286 364 401 Sumber : Statistik Perbankan Syariah Indonesia 2012
5
Perkembangan
jaringan
perbankan
syariah
yang
semakin
luas
menunjukkan peran perbankan syariah semakin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat di Indonesia. Perbankan syariah mempunyai harapan agar tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya financial inclusion. Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah, yakni pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Optimisme ini dibangun berlandaskan beberapa faktor. Pertama, bank syariah lebih dekat dekat dengan sektor riil karena produk yang ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor riil, sehingga dampaknya lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua, tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharar),
sehingga
mempunyai
daya
tahan
yang
kuat
dan
teruji
ketangguhannya dari direct hit krisi keuangan global. Secara makro, perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional. Ketiga, sistem bagi hasill (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa manfaat yang lebih adil bagi semua pihak, baik bagi pemilik dana selaku deposan, pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana. Industri perbankan syariah di tahun 2012 telah mempunyai jaringan sebanyak 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 155 BPRS dengan total jaringan kantor mencapai 2.380 kantor yang tersebar hampir di seluruh penjuru Nusantara. Total aset perbankan syariah mencapai Rp 149,3 triliun (BUS dan UUS Rp 145,6 triliun dan BPRS Rp 3,7 trilliun) 6
atau tumbuh sebesar 51,1 persen dari posisi tahun sebelumnya. Maka layak jika kemudian industri perbankan syariah dinamakan sebagai “the fastest growing industry”. Dengan perkembangan tersebut, maka tantangan perbankan syariah dalam menjalankan aktivitasnya juga semakin besar. Perbankan syariah sebagai bagian dari struktur perbankan di Indonesia, memiliki peran yang sama dengan perbankan umum konvensional lainnya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
dan
mendorong
pembangunan
ekonomi
nasional
yang
berkesinambungan. Oleh karenanya sangat dibutuhkan kinerja yang lebih baik lagi bagi perbankan syariah dalam mendukung terciptanya kondisi industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko. Kinerja suatu perbankan pada umumnya dikaitkan dengan kemampuan pihak manajemen dalam mengelolanya secara baik dan benar untuk menghasilkan tingkat keuntungan tertentu. Namun menghasilkan keuntungan yang besar saja tidak cukup dalam mengelola industri perbankan. Kinerja yang baik pada umumnya dikaitkan dengan efisiensi dalam mengelola sumber daya yang ada dengan segala keterbatasannya untuk menghasilkan output dengan jumlah yang tetap dengan menggunakan input yang lebih sedikit. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum 7
dengan tingkat output tertentu. Dengan diidentifikasikannya alokasi input dan output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisiensian. Tecles & Tabak (2010) menyatakan bahwa pengukuran efisiensi perbankan merupakan alat bagi para manajemen dan pengambil keputusan untuk meningkatkan kinerja bank, menyediakan informasi terkait internal maupun eksternal bank yang berhubungan dengan keuntungan efisiensi. Endri (2008), efisiensi bagi industri perbankan merupakan aspek yang paling penting diperhatikan untuk mewujudkan suatu kinerja keuangan yang sehat dan berkelanjutan (sustainable). Tabel 1.2 Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2010-2012 Indikator Kerja
Tahun
2010 2011 Aset (miliar) 97.519 145.467 DPK (Dana Pihak Ketiga)(miliar) 76.086 115.415 Pembiayaan (miliar) 68.181 102.655 FDR (Financing to Deposit Ratio)(persen) 89.67 88.94 NPF (Non-Performing Financing)(persen) 3.02 2.52 ROA (Return On Asset)(persen) 1.67 1.79 ROE (Return On Equity)(persen) 17.58 15.73 Sumber : Statistik Perbankan Syariah Indonesia 2012, diolah Keterangan : *) Data meliputi BUS dan UUS (tidak termasuk BPRS)
2012 195.018 147.512 147.512 100 2.22 2.14 24.06
Penelitian untuk mengukur efisiensi bank di Indonesia telah berkembang kurang lebih sejak 8 tahun yang lalu. Salah satunya dilakukan Bank Indonesia oleh Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Dhaniel Ilyas dan Eugenia Mardanugraha dengan menggunakan pendekatan non-parametrik Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi perbankan setelah 8
merger. Hadad, Santoso, Ilyas & Mardanugraha (2003) menyatakan bahwa penelitian mengenai efisiensi perbankan dengan menggunakan pendekatan DEA dapat memperoleh hasil yang akurat dibandingkan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Salah satu alasan melakukan penelitian tersebut di Indonesia adalah untuk menilai kinerja perbankan yang disebabkan meningkatnya persaingan industri perbankan di Indonesia. Hayes (1997) memberikan pernyataan yang sangat positif dan objective atas keunggulan prinsip-prinsip bank Syariah. Ia mengkritisi masyarakat AS yang larut dalam bunga (riba). Ia mencatat empat hal pokok yang dijadikan konsiderasi dalam membangun sistem ekonomi syariah. Pertama kontrak (akad) harus adil dan nyata, tak ada hubungan bisnis yang hirarki. Kedua, tidak adanya unsur spekulasi. “They don’t like gambling”. Ketiga, tidak adanya unsur bunga (riba). Keempat, tidak dikenal sistem „penalti‟ bila rekanan bisnis memang benar-benar bangkrut. Berger, et al (1993) dalam Nurul Komaryatin (2006), mengatakan jika terjadi perubahan struktur keuangan yang cepat maka penting mengidentifikasi efisiensi biaya dan pendapatan. Bank yang lebih efisien diharapkan akan mendapatkan keuntungan yang optimal, dana pinjaman yang lebih banyak dan kualitas pelayanan yang lebih baik pada nasabah. Mengukur efisiensi suatu organisasi seperti bank bukanlah perkara yang mudah. Kendala dalam pengukuran efisiensi menurut Shafer dan Terry (2002) disebabkan oleh beberapa faktor :
9
1. Organisasi bank merupakan suatu kumpulan berbagai ragam perilaku ataupun sumber daya yang kompleks. Oleh karena itu sulit untuk memperoleh ukuran efisiensi organisasi bank yang absolut. Kondisi ini akan mengarah penggunaan nilai efisiensi relatif (perbandingan atas penggunaan sumber daya/inputs untuk mendapatkan suau hasil/output dari sebuah organiasi bank dibandingkan dengan nilai efisiensi relatif organisasi bank lain yang sejenis) menggantikan nilai absolut tersebut. 2. Organisasi bank tersusun dari proses transformasi yang multidimensional dimana selalu banyak input yang dimanfaatkan untuk menghasilkan banyak output pula. Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien menurut Syafaroedin Sabar (1989) : 1. Mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah input yang dipergunakan oleh perusahaan lain dengan menghasilkan jumlah output yang sama. 2. Menggunakan jumlah unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. Haddad, Muliaman D. (2003), menuturkan bahwa pengukuran efisiensi di dalam dunia perbankan merupakan salah satu indikator penting di dalam mengukur kinerja perbankan. Pengukuran efisiensi di dalam dunia perbankan banyak digunakan dalam menilai kinerja perbankan. Sebagaimana halnya 10
dengan jenis perusahaan yang lain, prinsip efisiensi ini penting untuk diperhatikan di dalam dunia perbankan. Astiyah S. Dan Husman A. (2006) menjelaskan bahwa efisiensi bank bukan hanya sebagai indikator penting dalam perbankan, tetapi juga sarana penting untuk lebih meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Perbankan yang efisien diperkirakan dapat memperlancar proses transmisi kebijakan moneter, sehingga kebijakan moneter dapat lebih efektif mencapai sasaran. Kata efisiensi sendiri dapat diartikan sebagai rasio antara output dengan input. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu: (1) apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar; (2) input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama; dan (3) dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih besar lagi (Iswardono S.P. dan Darmawan, 2000). Menurut Akhmad Syakir Kurnia (2004) dalam beberapa pengukuran efisiensi perbankan ada dua pendekatan yang biasa digunakan yaitu pendekatan produksi dan pendekatan intermediasi. Dalam pendekatan produksi, bank ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi
yang melakukan usaha
menghasilkan output berupa jasa simpanan kepada nasabah penyimpan maupun jasa pinjaman kepada nasabah peminjam dengan menggunakan seluruh input yang ada. Sedangkan dalam pendekatan intermediasi, bank ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi yang melakukan transformasi berbagai bentuk dana yang dihimpun ke dalam berbagai bentuk pinjaman. Konsekuensi adanya dua pendekatan dalam mengukur efisiensi bank adalah 11
perbedaan dalam menentukan input dan output. Penentuan input dan output yang paling menonjol antara pendekatan produksi dengan pendekatan intermediasi adalah dalam melakukan simpanan. Dalam pendekatan produksi simpanan digunakan sebagai output, karena simpanan merupakan jasa yang dihasikan (diproduksi) melalui kegiatan bank. Sedangkan dalam pendekatan intermediasi simpanan ditempatkan sebagai input karena dari simpanan yang dihimpun bank akan mentransformasikannya ke dalam berbagai bentuk asset yang mennghasilkan, terutama pinjaman yang diberikan. Berger dan Humphrey (1997) dalam Casu & Molyneeux (2003) menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediary. Wade D. Cook, Moez Hababbou and Gordon S. Robert (2000) di Tunisia memakai pendekatan intermediasi dan produksi alat analisis yang digunakan adalah DEA dan Regresi. Meneliti 10 bank di Tunisia dengan hasil bank asing lebih efisien dan semakin tinggi kredit macetnya maka semakin tidak efisien, begitu juga banknya semakin besar ukurannya makin efisien. Bank pemerintah dan swasta mempunyai perbedaan efisiensi bank. Suswandi
(2007)
meneliti
efisiensi
perbankan
syariah
dengan
menggunakan metode Stochastic Frontier Approach. Obyek penelitian Suswandi adalah bank yang menganut prinsip syariah baik itu Bank Umum Syariah (BUS) ataupun Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia selama periode Januari 2003 sampai Desember 2006 menyatakan bahwa selama periode 12
Januari 2003 sampai dengan Desember 2006 perbankan syariah di Indonesia telah mengalami efisiensi rata-rata perbulan sebesar 94,37% setiap tahun. Efisiensi rata-rata paling tinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 98,29% dan terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 90,12%. Secara umum efisiensi perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan, tetapi untuk beberapa bulan efisiensi perbankan syariah mengalami penurunan antara lain : bulan April 2003, Juni 2004, Oktober 2005, Maret 2006, Juli 2006 dan Oktober 2006. Hasil penelitiannya ini menunjukkan bahwa Perbankan Syariah hanya mengalami efisiensi satu kali periode saja yaitu pada periode Desember 2006, sedangkan pada periode lain mengalami ketidakefisienan. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa perbankan syariah masih belum mengalami efisien. Pada kenyataan tersebut terjadi permasalahan bahwa secara rata-rata efisiensi perbankan syariah tidak dapat mencapai 100% (tidak mengalami efisiensi) dan hanya sedikit periode yang mencapai efisiensi 100% sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur nilai efisiensi perbankan syariah serta bagaimana rekomendasi dari penelitian ini agar perbankan syariah mencapai efisiensi 100%. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dan menganalisis tingkat efisiensi yang dicapai oleh perbankan syariah di Indonesia. Ada beberapa hal yang mendorong untuk melakukan penelitian ini, yaitu : (1) Pada umumnya, penelitian mengenai efisiensi perbankan syariah di Indonesia selama ini masih cenderung terfokus pada perbankan konvensional; (2) Selain itu, pengukuran 13
kinerja perbankan yang digunakan umumnya cenderung menilai dari pengukuran tingkat kesehatan bank dengan pendekatan konsep CAMELS; dan (3) Penelitian ini sebagai upaya pengembangan penelitian-penelitian yang telah ada tentang efisiensi perbankan, khususnya perbankan syariah. Penelitian ini juga diarahkan untuk menganalisis mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan syariah. Hal tersebut didasari oleh beberapa kajian penelitian dan pendapat mengenai faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi perbankan, diantaranya oleh Rangan et.al (1988) menyatakan melalui hasil penelitiannya bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi sebuah perbankan adalah ukuran bank (yang dinilai berdasarkan nilai asetnya). Rangan menyatakan bahwa ukuran bank berpengaruh positif terhadap efisiensi. Artinya semakin besar suatu bank, akan semakin efisien, karena bank dapat memaksimalkan skala dan cakupan ekonomisnya. (Dalam Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari, 2009:51) Beberapa penelitian terkait efisiensi dan hubungannya dengan kinerja efisiensi telah dilakukan di beberapa negara, seperti Malhotra & Poteau (2012) yang
melakukan
penelitian
efisiensi
bank-bank
di
India.
Hasilnya
menunjukkan bank-bank mana yang tidak efisien dan bagaimana bank-bank tersebut dapat meningkatkan kinerja agar dapat sejajar dengan bank-bank lainnya yang efisien. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Mostafa (2011) melakukan penelitian pada bank-bank di kuwait. Hasil menunjukkan bahwa kinerja beberapa bank yang sub-optimal menunjukkan adanya potensi perbaikan yang signifikan, dengan cara menggunakan sumber daya yang ada 14
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun penelitian Sufian & Noor (2009) menggunakan DEA dan Regresi Tobit untuk menguji efisiensi bank syariah di 16 negara Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) dan negaranegara Asia. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat efisiensi bank syariah Timur Tengah dan Afrika Utara lebih tinggi dibandingkan dengan bank syariah di negara-negara Asia. Peneliti juga mengemukakan adanya hubungan positif antara efisiensi perbankan dengan intensitas pinjaman, pengukuran dan profitabilitas. Dengan demikian, berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini akan dilakukan dengan judul “Analisis Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2012 dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)” (Studi kasus pada Bank Muamalat, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah).
B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dimaksudkan untuk menunjukkan inti masalah yang akan diteliti sehingga mudah dipahami secara jelas dan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu jauh dari masalah sebenarnya. Berdasarkan dari penelitian terdahulu terlihat bahwa secara rata-rata efisiensi perbankan syariah tidak dapat mencapai 100% (tidak mengalami efisiensi) dan hanya sedikit yang mengalami periode efisiensi sebesar 100%, padahal perbankan syariah sebagai lembaga keuangan yang berkembang di Indonesia untuk memiliki kinerja yang baik dengan mengalami efisiensi sebesar 100%. Dari 15
permasalahan yang dikemukakan diatas, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat efisiensi pada Bank Muamalat, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah pada tahun 2010-2012 ? 2. Apa saja faktor-faktor penyebab ketidakefisienan pada Bank Muamalat, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : 1) Menganalisis efisiensi ketiga bank syariah di Indonesia melalui input-output perbankan syariah tersebut. 2) Menganalisis faktor-faktor penyebab perbedaan nilai efisiensi ketiga bank syariah di Indonesia. 2.
Manfaat Penelitian Pelaksanaan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
peneliti maupun tempat atau perusahaan yang menjadi objek penelitian. Oleh karena itu, terdapat beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Bagi akademisi diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan referensi yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya, terutama penelitian yang mengukur tingkat efisiensi bank. Penelitian ini juga 16
diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan menggunakan objek penelitian dan variabel yang berbeda. 2. Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan penngetahuan mengenai kegunaan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) dalam mengukur tingkat efisiensi bank. 3. Bagi regulator ataupun instansi, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan tentang bank. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan akan memberikan informasi kepada pengguna jasa bank ataupun manajemen perusahaan mengenai variabelvariabel yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi sebuah bank, sehingga variabel ini akan lebih diperhatikan penggunaannya.
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.
Karakterisitik Dasar Perbankan Syariah Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan
pada bunga. Dengan kata lain, Bank Islam (Bank Syariah) adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam (Muhammad, 2004 : 1). Bank Syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil (Susilo, 2000 : 110). Antonio dan Perwaatmadja membedakan bank syariah menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuanketentuan Al-Qur’an dan Hadis. Sementara bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuanketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. 18
Dalam tata cara bermuamalat ini menghindari praktek yang dikhawatirkan mengandung unsur riba dan diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan (Muhammad, 2004 : 1). Kegiatan bank syariah
merupakan implementasi dari prinsip ekonomi
Islam dengan karakteristik, yakni : a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money) c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad. Oleh karena itu, dalam operasinya perbankan syariah tidak menerapkan sistem bunga seperti bank konvensional tetapi menerapkan sistem bagi hasil. Hal ini sesuai dengan fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 yang menggolongkan bunga bank termasuk riba dan menurut Al-Qur’an riba adalah haram. B. Pendekatan Struktural dalam Menilai Performance Bank Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien menurut Ida (2006) : (1) Mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah input yang dipergunakan oleh perusahaan lain dengan menghasilkan jumlah output yang sama, (2) Menggunakan jumlah unit 19
input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. Input dan output pada perbankan syariah dapat dilihat dari gambar 2.1 berikut : Gambar 2.1 Sistem Operasional Bank Syariah
PENDIRI
Nasabah
Modal
Wadiah Mudharabah Wakalah/ Kafalah
BANK SYARIAH BAGI HASIL
Zakat
Dept. Financing
Zakat
BAGI HASIL
Equity Financing
Marjin Administrasi -Ba’i Bithaman Ajil -Murabahah
Keuntungan
Bagi Hasil -Musyarakah
-Ijarah Qardul Hasan
-Mudharabah
Pembiayaan Sosial
Sumber : Muhammad, Sistem & Prosedural Operasional Bank Syariah, 2005;4
Dari gambar 2.1 diatas dapat diketahui bahwa input pada perbankan syariah terdiri dari tiga pihak. Dana pihak pertama adalah berasal dari dana yang berasal dari para pemodal, pemegang saham. Dana pihak kedua adalah dana yang berasal dari pinjaman lembaga keuangan (bank dan bukan bank),
20
pinjaman dari Bank Indonesia. Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari dana simpanan, tabungan dan deposito. Setelah input bank tersedia, selanjutnya bank syariah dapat menghasilkan output. Output tersebut berupa penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan, kredit dan jasa. Terdapat bermacam-macam definisi konseptualisasi pendekatan dalam mendefinisikan input dan output dalam membentuk sebuah model efisiensi yang tepat. Muliaman D. Hadad, dkk (2003) mengatakan bahwa ada tiga cara dalam mendefinisikan output-output finansial dari sebuah lembaga finansial, yaitu pendekatan Asset/Intermediary Approach (output nya adalah kredit pinjaman yang dikeluarkan bank dan aset-aset lainnya), pendekatan User Cost (output yang mempunyai kontribusi terhadap pendapatan bersih), dan pendekatan Value Added (output yang mempunyai kontribusi terhadap value added). Intermediary Approach adalah penentuan variabel input dan variabel output dengan memperhatikan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi. User Cost adalah penentuan variabel input dan variabel output bank berdasarkan fungsi bank sebagai penentu harga dipasar perbankan, dan Value Added adalah penentuan variabel input dan variabel output bank berdasarkan tujuan bank untuk menghasilkan nilai tambah (keuntungan) yang maksimal. Dengan menganggap hal lainnya tidak berubah (Ceteris Paribus), dan dengan nilai margin tertentu dari tingkat bunga yang dibayarkan pada deposit dan aset atau kewajiban finansial lainnya, sebuah gabungan kredit yang 21
meningkatkan tingkat deposit akan meningkatkan produksi bersih nilai tambah dari lembaga finansial tersebut, dimana kekuatan yang merubah pembelian dana-dana inter-bank akan mengurangi produksi bersih nilai tambahnya. Pembahasan mengenai efisiensi relatif bermula dari sebuah konsep yang menjelaskan bahwa sebuah garis batas produksi (production frontier) adalah sebuah hubungan teknologi yang menggambarkan output maksimum yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan yang efisien dari berbagai penggunaan kombinasi input dalam beberapa periode (Arafat, 2006). Efisiensi dapat ditinjau dari dua sisi yaitu efisiensi alokasi atau harga (allocative efficiency) dan efisiensi teknik (technical efficiency)(Agus, 2002). Efisiensi alokasi merupakan kemampuan dalam memperhitungkan tingkat nilai produk marjinal (marginal value product) dari biaya marjinal (marginal cost). Sedangkan efisiensi teknik merupakan kapasitas produksi unit kegiatan ekonomi (UKE) untuk memproduksi tingkat output yang maksimum dari input-input dan teknologi yang tetap. Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mengukur tingkat efisiensi bank, yaitu pendekatan parametrik dan non-parametrik. Dengan menggunakan pendekatan parametrik maupun non parametrik, tujuan dari penelitian mengenai efisiensi perbankan adalah untuk memperoleh suatu frontier yang akurat. Namun kedua metode tersebut menggunakan pendekatan yang berbeda untuk mencapai tujuan ini. Pendekatan parametrik menghasilkan Stochastic Cost Frontier sedangkan pendekatan non parametrik menghasilkan Production Frontier. 22
Setiap prosedur memiliki keuntungan dan kelebihan tersendiri. Prosedur parametrik untuk melihat hubungan antara biaya diperlukan informasi yang akurat untuk harga input dan variabel exogen lainnya. Pengetahuan mengenai bentuk fungsi yang tepat dari frontier dan struktur dari on-sided error (jika digunakan), dan ukuran sampel yang cukup dibutuhkan untuk menghasilkan kesimpulan
secara
statistika
(Statistical
Inferences).
Pendekatan
non
parametrik tidak dapat memperhitungkan faktor-faktor seperti perbedaan harga antar daerah, perbedaan peraturan, perilaku baik buruknya data, observasi yang ekstrim dan lain sebagainya sebagai faktor-faktor ketidakefisienan. Dengan demikian, pendekatan non parametrik dapat digunakan untuk mengukur inefisiensi secara lebih umum. Metode Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan sebuah metode non-parametric yang menggunakan model program linier untuk menghitung perbandingan rasio output dan input untuk semua unit yang dibandingkan. Metode ini diketahui untuk pertama kali oleh Charnes, Cooper dan Rhodes (CCR) melalui papernya yang dipublikasikan oleh European Journal of Operation
Research
pada
tahun
1978.
Paper
CCR
tersebut
mengoperasionalkan dan mengembangkan gagasan Farrel (1957). Sejak tahun 1978, teori dan aplikasi DEA telah berkembang sangat pesat. Salah satu faktor pendorong dari perkembangan yang pesat tersebut bahwa DEA berhasil menciptakan kondisi saling mendukung yang dinamis antara teori dan aplikasi. Metode ini tidak memerlukan fungsi produksi dan hasil perhitungannya disebut nilai efisiensi relatif. 23
Konsep awal dari Charnes, Cooper dan Rhodes (1978) mengetengahkan sebuah model yang berorientasi pada input berdasarkan asumsi constant return to scale (CRS). Asumsi CRS menyatakan bahwa asumsi ini hanya sesuai untuk kondisi dimana seluruh DMU beroperasi pada skala optimal. Padahal terdapat beberapa faktor yang bisa mengakibatkan sebuah DMU tidak beroperasi pada skala optimal, misalnya kondisi persaingan tidak sempurna (imperfect competition)
dan hambatan-hambatan keuangan. Jika asumsi CRS tetap
digunakan untuk DMU yang tidak beroperasi pada skala optimal maka akan terjadi ketidakjelasan karena technical efficiency akan menyatu dengan scale efficiency. Dengan adanya kelemahan pada asumsi CRS maka muncul asumsi alternatif yaitu variable return to scale (VRS) yang dipublikasikan pertama kali oleh Banker, Charnes dan Cooper (BCC) pada tahun 1984. Perbedaan utama antara CRS (model CCR) dan VRS (model BCC), yaitu model pertama yang menghasilkan evaluasi terhadap overall efficiency, sedangkan model kedua dapat memisahkan technical efficiency dengan scale efficiency. Penggunaan model CCR dianggap sudah memenuhi skala optimal, sedangkan penggunaan model BCC dimaksudkan untuk menutupi kelemahan model CCR dalam hal terdapat DMU yang diteliti tidak beroperasi pada skala optimal. Metode DEA merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank. Dengan menggunakan metode DEA maka pengukuran tingkat efisiensi relatif suatu bank dapat diperoleh.
Dalam
mengukur efisiensi DEA mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai 24
referensi yang dapat membantu mencari penyebab dan memberi solusi dari ketidakefisienan yang merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial (Hadad et.al.,2003). Metode ini juga dapat mengidentifikasi bank mana yang telah mencapai tingkat efisiensi yang paling tinggi sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi bank yang kurang efisien. metode DEA juga memberikan informasi potensi peningkatan penggunaan sumber daya yang dimilki bank yang kurang efisien. Dalam penelitian efisiensi lembaga perbankan terdapat dua kelompok variabel yang harus dilakukan secara tepat yang akan digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi, kelompok pertama yaitu variabel-variabel input dan output. Sedangkan kelompok kedua adalah variabel-variabel penjelas (explanatory variables) yang akan digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi bank. Pada bagian ini dikemukakan mengenai variabel-variabel penilaian tingkat efisiensi yang digunakan dalam studi-studi terdahulu. Adanya perbedaan mengenai definisi input dan output bank disebabkan adanya dua bentuk pendekatan yang berbeda dalam melihat fungsi bank, yaitu “pendekatan produksi” (production approach) dan pendekatan intermediasi (intermediation approach). Menurut pandangan pendekatan produksi, bank memberikan pelayanan kepada nasabah dengan cara mengadministrasikan transaksi keuangan nasabah, memelihara deposit nasabah (seperti giro, tabungan dan deposito), memberikan pinjaman, dan mengelola berbagai aset keuangan lainnya. Semua bentuk pelayanan ini dipandang sebagai output, 25
termasuk didalamnya jasa pemeliharaan berbagai jenis rekening deposit nasabah (Berg et al., 1992; Berg et al., 1993; Parson et al., 1993; dan Schaffnit et al., 1997). Sedangkan menurut pandangan pendekatan intermediasi fungsi utama bank adalah menerima deposit dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Berkaitan hal ini maka labor, materials, dan deposit dipandang sebagai input sedangkan outputnya adalah pinjaman dan kegiatan-kegiatan lain yang menghasilkan pendapatan, yaitu berbagai bentuk pelayanan bank (banking services) yang menghasilkan fee atau komisi (Mester, 1997) C. Konsep Efisiensi Kinerja merupakan status organisasi secara keseluruhan dibanding pesaingnya, atau terhadap suatu sandar, baik internal maupun standar eksternal. Kinerja organisasi bersifat multidimensional, oleh sebab itu harus ditentukan atas dasar berbagai profil ukuran. Profil ukuran yang populer antara lain : ekonomi, efektivitas dan efisiensi. Penelitian ini memfokuskan pada pengukuran efisiensi (Suseno : 2008). Konsep efisiensi merupakan konsep yang mendasar dan lahir dari konsep ekonomi. Meskipun demikian, konsep mengenai efisiensi dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang dan latar belakang. Pada umumnya, efisiensi dapat diarahkan kepada sebuah konsep tentang pencapaian suatu hasil dengan penggunaan sumber daya secara optimal. Di dalam Karim (2006), dibahasakan bahwa “Efficient is doing the things right”, yang berarti bahwa melakukan segala hal dengan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal. 26
Menurut Necmi K Avkiran, pengertian yang sangat dasar, efisiensi dapat didefinisikan sebagai “doing things the right way”. Namun, definisi yang lebih scientific mengartikan efisiensi sebagai “maximising a desired outcome with given resources”. Definisi efisiensi yang biasa diketahui adalah rasio output terhadap input. Konsep efisiensi diawali dari konsep teori ekonomi mikro, yaitu teori produsen dan teori konsumen, teori produsen menyebutkan bahwa produsen cenderung memaksimumkan keuntungan dan meminimalkan biaya. Sedangkan di sisi lain, teori konsumen menyebutkan bahwa konsumen cenderung memaksimumkan utilitasnya atau tingkat kepuasannya (Indrawati, 2009 : 15) Efisiensi merupakan rasio antara output dan input, dan perbandingan antara masukan dan keluaran. Apa saja yang dimaksudkan dengan masukan serta bagaimana angka perbandingan tersebut diperoleh, akan tergantung dari tujuan penggunaan tolak ukur tersebut. Huri dan Indah (2004) menjelaskan bahwa efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang digunakan. Menurut Kost dan Rosenwig (1979) dalam Lestari (2003), ada 3 faktor yang mempengaruhi efisiensi sebagai berikut : a.
Input yang sama menghasilkan output yang lebih besar.
b.
Input yang lebih kecil menghasilkan output yang sama.
c.
Input yang besar menghasilkan output yang lebih besar.
27
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi suatu perusahaan, menurut Adrian (2009) ada empat faktor yaitu : a. Efisiensi karena arbitrase ekonomi. b. Efisiensi karena ketepatan penilaian dasar aset-asetnya. c. Efisiensi karena lembaga keuangan bank mampu mengantisipasi risiko yang akan muncul. d. Efisiensi karena berkaitan erat dengan mekanisme pembayaran yang dilakukan oleh sebuah lembaga keuangan. Di dalam teori ekonomi, ada dua konsep umum mengenai efisiensi, yakni efisiensi yang ditinjau dari konsep ekonomi (economic concept) dan efisiensi yang ditinjau dari konsep produksi (production concept). Efisiensi yang ditinjau dengan konsep ekonomi mempunyai cakupan lebih luas yang ditinjau dari segi makro, sementara itu efisiensi dari sudut pandang produksi melihat dari sudut pandang mikro. Efisiensi dalam konsep produksi terbatas pada melihat hubungan teknis dan operasional dalam suatu proses produksi, yaitu konversi input menjadi output. (Walter 1995 & Lestari, 2009). Sedangkan efisiensi ekonomi melihat secara luas pada pengalokasian sumber-sumber daya di dalam suatu perekonomian yang mendatangkan kesejahteraan di dalam masyarakat. (Sadono : 2008) Menurut Arthur (2011) efisiensi dalam konsep ekonomi merujuk pada sejumlah konsep yang terkait pada penggunaan, pemaksimalan serta 28
pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang dan jasa. Penggunaan sumber-sumber daya bisa dikatakan efisien apabila : (1) Seluruh sumber-sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan; (2) Corak penggunaannya adalah sudah sedemikian rupa sehingga tidak terdapat lagi corak penggunaan lain yang akan memberikan tambahan kemakmuran bagi masyarakat/individu. (Sadono : 2008) Sementara itu, efisiensi di dalam konsep produksi cenderung menilai secara teknis dan operasional, sehingga efisiensi di dalam konsep produksi umumnya dilihat dari sudut pandang teknis dan biaya. Menurut Sukirno (2008), di dalam proses produksi, efisiensi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu efisiensi produktif dan efisiensi alokatif : a)
Efisiensi Produktif, adalah menilai efisiensi di dalam tahapan produksi. Penilaian efisiensi produktif dapat dilihat dari sisi biaya. Untuk mencapai efisiensi produktif ini harus dipenuhi dua syarat. Pertama, untuk setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimum. Kedua,
perusahaan
atau
industri
secara
keseluruhan
harus
memproduksikan barang pada biaya rata-rata yang paling rendah. b)
Sedangkan Efisiensi Alokatif, menilai efisiensi secara teknis di dalam proses produksi, yakni dari segi pengalokasian sumber-sumber daya tersebut ke berbagai kegiatan ekonomi/produksi telah mencapai tingkat yang maksimum/optimum.
29
1.
Efisiensi Teknis Menurut Dinc dan Haynes (1999) (dalam Komaryatin: 2006), efisiensi
merupakan kriteria dalam menentukan seberapa besar input yang digunakan untuk menghasilkan output yang diinginkan. Efisiensi artinya melaksanakan dan menghasilkan segala sesuatu dengan tepat, serta efisiensi juga merupakan perbandingan antara
sumber-sumber yang digunakan dengan output yang
dihasilkan (Kurtz dan Boone, 1984). Steers, Ungson dan Mowday (1985), mendefinisikan bahwa efisiensi adalah sebuah ukuran akan seberapa besar dan seberapa banyak masukan (input) seperti bahan mentah, modal dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang ditargetkan, seperti memenuhi tingkat produksi tertentu. Beberapa faktor yang ikut menentukan keefisienan sebuah perusahaan seperti biaya tenaga kerja, produktivitas pekerja, biaya bahan mentah dan kemajuan teknologi yang dimiliki. Suatu unit kegiatan ekonomi dikatakan efisien secara teknis apabila menghasilkan
output
maksimal
dengan
sumber
daya
tertentu
atau
memproduksi sejumlah tertentu output menggunakan sumber daya yang minimal. Menurut Kost dan Rosenwig (1979) dalam Lestari : 2009, ada tiga kondisi dapat dikatakan tercapainya efisiensi, yakni : (a) Apabila dengan menggunakan input yang sama, dapat menghasilkan output yang lebih besar;
30
(b) atau dengan menggunakan input yang lebih kecil bisa menghasilkan output yang sama; dan (c) dengan menggunakan input yang besar menghasilkan pula output yang lebih besar. Suatu perusahaan dapat dinilai efisien apabila menggunakan jumlah unit input yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah unit input yang dipergunakan perusahaan lain untuk menghasilkan output yang sama, atau bahkan dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. (Suseno, 2008) 2.
Efisiensi Biaya Di dalam kegiatan ekonomi, konsep efisiensi tertuju pada bagaimana
penciptaan barang dan jasa dengan menggunakan biaya yang paling rendah yang mungkin dapat dicapai, serta mampu mengalokasikan sumber-sumber ekonomi pada penggunaan yang paling bernilai. Kegiatan memproduksi suatu perusahaan akan mencapai efisien ketika perusahaan tersebut mampu memproduksi dalam skala yang ekonomis. Sukirno (2008) menyatakan bahwa sebuah perusahaan dikatakan mencapai skala ekonomis apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah. Skala ekonomis dapat tercapai ketika output dapat digandakan dengan biaya (cost per unit) kurang dari dua kali lipat atau perusahaan yang memproduksi dalam skala ekonomis, ketika setiap adanya tambahan produksi, biaya produksi justru semakin menurun, sehingga pada akhirnya membawa pada kondisi yang efisien. (Pindyck, Robert S. dan Rubinfeld, 2007) 31
Menurut Sugiarto, dkk (2005) skala ekonomi suatu perusahaan tercermin dengan penurunan biaya produksi (input) sejalan dengan kenaikan jumlah produksinya (output). Sebaliknya, perusahaan akan memproduksi dalam skala yang tidak ekonomis ketika setiap kenaikan jumlah outputnya menyebabkan biaya yang semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dengan menggunakan kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC). Skala ekonomis tercapai ketika kurva LRAC menurun hingga titik minimum, sedangkan skala tidak ekonomis (dis-economis) terjadi ketika kurva LRAC menanjak naik. Perusahaan yang melakukan kegiatan produksinya pada skala produksi yang ekonomis akan senantiasa berada dalam kondisi yang efisien, sebab kegiatan produksi dilakukan dengan biaya yang rendah. Hal ini sangat tergantung dari kemampuan dan usaha perusahaan untuk mencapai kondisi tersebut. Beberapa faktor penting yang dapat menimbulkan skala ekonomi (Sadono: 2008), yaitu : a) Spesialisasi faktor-faktor produksi Spesialisasi dilakukan dengan cara melakukan pembagian unit-unit kerja kedalam bidang-bidang tertentu secara khusus. Dengan dilakukannya spesialisasi, produktivitas pekerja akan meningkat, karena pekerjaan dilakukan masing-masing secara khusus, dibanding dengan perusahaan yang tidak melakukan spesialisasi, dimana pekerjanya harus menjalankan beberapa tugas. 32
Perusahaan yang melakukan spesialisasi akan memproduksi dalam skala yang ekonomis (disamping spesialisasi menurunkan biaya per unit), dibanding dengan perusahaan yang tidak melakukan spesialisasi, walaupun biaya yang dikeluarkan oleh kedua perusahaan sama, akan tetapi perusahaan yang melakukan spesialisasi masih bisa berada di dalam skala ekonomis, karena produktivitas yang lebih tinggi. b) Penambahan kapasitas produksi (skala usaha) Menurut Sukirno (2008), produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini akan menyebabkan kegiatan memproduksi semakin bertambah efisien. Paling tidak, ada beberapa alasan, yakni: (a) biaya input yang semakin murah. Makin tinggi produksi, makin banyak input yang digunakan, seperti bahan baku, mesin dan peralatan lainnya. Harga dari barang-barang tersebut akan menjadi murah apabila pembelian dalam kapasitas yang banyak; kemudian (b) penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia lebih optimal. Terkadang produksi dalam kapasitas yang lebih kecil adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang (waste), sehingga hal tersebut tidak efisien. Namun ketika memproduksi dengan kapasitas yang besar maka penggunaan bahan-bahan input dapat lebih optimal. c)
Penggunaan teknologi (mekanisasi), yang menggantikan penggunaan jasa manusia, sehingga permintaan terhadap tenaga manusia berkurang yang kemudian akan menyebabkan biaya input yang harus dikeluarkan akan berkurang pula. 33
3.
Pengukuran Efisiensi a.
Pendekatan Teknis
Efisiensi teknis merupakan suatu ukuran yang membandingkan antara keluaran (output) dan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari sejumlah
input
yang
digunakan
(Suseno,2008).
Efisiensi
merupakan
perbandingan antara output dan input yang berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input tertentu, yang berarti jika rasio outputinput semakin besar, maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. (Shone Rinald, 1981 dalam Komaryatin: 2006) b.
Pendekatan Biaya
Efisiensi dengan pendekatan biaya adalah mengukur sejauh mana biaya yang dikeluarkan oleh suatu unit ekonomi atau perusahaan untuk mendapatkan hasil (keluaran) tertentu yang diharapkan, sehingga dapat dibuat perbandingan diantara kedua variable tersebut. Dalam Sumarjono (2004), efisiensi akan tercapai ketika pendapatan marjinal = biaya marjinal. Kusnadi, dkk (1999) menuturkan bahwa perusahaan akan mengalami kondisi yang tidak efisien ketika biaya marjinal untuk menambah hasil produksi sudah lebih besar dari pendapatan marjinalnya (MC>MR). sehingga ketika memproduksi dengan tambahan biaya yang semakin besar akan memperkecil keuntungan (laba perusahaan).
34
Di dalam kegiatan ekonomi, konsep efisiensi tertuju pada bagaimana penciptaan barang dan jasa dengan menggunakan biaya yang paling rendah yang mungki dapat dicapai, serta mampu mengalokasikan sumber-sumber ekonomi pada penggunaan yang paling bernilai (Taswan, 2006). Kegiatan memproduksi suatu perusahaan akan mencapai efisiensi ketika perusahaan tersebut mampu memproduksi dalam skala yang ekonomis.
4. Konsep Efisiensi Perbankan a.
Teori Efisiensi Bank
Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dituntut untuk memiliki kinerja yang baik. Salah satu indikatornya adalah efisiensi. Tingkat efisiensi yang dicapai merupakan cerminan dari kualitas kinerja yang baik. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Menurut Hadad (2003), pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Aspek penting lainnya dalam pencapaian efisiensi perbankan adalah melalui penurunan biaya (reducing cost) dalam proses produksi. Menurut Mulyono (1999) efisiensi dalam dunia perbankan mencakup penilaian efisiensi usaha dan 35
efisiensi biaya. Efisiensi usaha menilai bagaimana aktivitas yang dilaksanakan oleh sebuah bank mampu menghasilkan target yang ingin dicapai, sedangkan efisiensi biaya menilai seberapa besar pengeluaran biaya yang digunakan oleh sebuah bank untuk melaksanakan aktivitas usahanya. (Sulistyoningsih, 2006; 21) Berger dan Mester (2006) dalam Suseno (2008; 35), memandang efisiensi perbankan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi biaya (cost efficiency) dan dari sisi keuntungan (profit efficiency). Dilihat dari sisi biaya (cost efficiency), sebuah bank dinilai dengan diabndingkan dengan bank yang memiliki biaya beroperasi terbaik (best practice bank’s cost) yang menghasilkan output yang sama dan teknologi yang sama. Sementara dari sisi keuntungan (profit efficiency), mengukur tingkat efisiensi dari kemampuan sebuah bank dalam menghasilkan laba/keuntungan pada setiap unit input yang digunakan. 5.
Pengukuran Efisiensi Perbankan Menurut Silkman (1986); Ario (2005) dalam Muharam dan Pusvitasari
(2007), ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan yaitu: a. Pendekatan rasio, yaitu pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan dengan cara menghitung perbandingan output dengan input yang digunakan. Pendekatan ini akan dinilai memiliki efisiensi yang tinggi, apabila dapat memproduksi jumlah output yang maksimum dengan input tertentu. Efisiensi = Output
……………….. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.1) 36
Input Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak input dan output yang akan dihitung secara bersamaan, sehingga banyak perhitungan yang menimbulkan asumsi yang tidak tegas. b.
Pendekatan regresi, yaitu pendekatan yang menggunakan sebuah model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu. Fungsinya dapat dilihat di bawah ini: Y = f (X1, X2, X3, X 4, . . . . . Xn) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2) Di mana Y = output, X = input Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat output tertentu. UKE tersebut akan dinilai efisien, apabila mampu menghasilkan jumlah output lebih banyak dibandingkan jumlah output hasil estimasi. Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak output, karena hanya satu indikator output yang dapat ditampung dalam sebuah persamaan regresi. Apabila dilakukan penggabungan banyak output dalam satu indikator, informasi yang dihasilkan menjadi tidak rinci lagi (Silkman, 1986; Ario, 2005 dalam Muharam dan Pusvitasari 2007).
37
d. Pendekatan
frontier, menurut Silkman (1986); Ario (2005) dalam
Muharam dan Pusvitasari (2007), pendekatan ini mempunyai dua jenis yaitu: parametrik dan non-parametrik. Pendekatan parametrik terdiri dari Stochastic Frontier Approuch (SFA), Distribution Free Approach (DFA) dan Thick Frontier Approuch (TFA), sedangkan non-parametrik meliputi Data Envelopment Analysis (DEA). Beberapa tahun terakhir ini perhitungan kinerja lembaga keuangan yang lebih difokuskan pada pendekatan forntier efficiency atau x-efficiency, mengukur penyimpangan dari lembaga keuangan berdasarkan”best practice” atau berlaku umum pada pendekatan
forntier. Pendekatan
forntier dari suatu lembaga keuangan dapat diukur melalui bagaimana kinerja lembaga keuangan tersebut bersifat relatif terhadap perkiraan kinerjanya yang”terbaik” dari industri tersebut. Kondisi ini terjadi, apabila semua lembaga keuangan tersebut menghadapi kondisi pasar yang sama (P. W. Bauer, Berger A. N. and Ferrier G. D., 1998). Ascarya dan Guruh (2008) menjelaskan bahwa pendekatan frontier lebih superior karena penggunaan teknik program atau statistik yang menghilangkan pengaruh dari perbedaan harga input dan faktor eksogen lainnya dalam mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi. Pendekatan ini telah digunakan secara lebih luas dalam analisis regulasi, yaitu untuk mengukur pengaruh dari merger dan akuisisi, regulasi modal, deregulasi suku bunga deposito, pergeseran restriksi geografis pada cabang dan holding dari perusahaan akuisisi. Keuntungan yang paling utama dari pendekatan ini adalah dapat 38
mengukur secara objektif kuantitatif dengan menghilangkan pengaruh dari harga pasar dan faktor eksogen lainnya yang mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi. Pendekatan frontier dibagi menjadi dua jenis, yaitu: parametrik dan nonparametrik. Pendekatan Stochastic Frontier Approuch (SFA), Thick Frontier Approuch (TFA) dan Distribution Free Approuch (DFA) merupakan pendekatan paremetrik, sedangkan pendekatan non-parametrik termasuk Data Envelopment Approuch (DEA) dan Free Disposable Hull (FDH) (Kurnia, 2004). Hadad, Dhaniel dan Eugenia (2003) menambahkan bahwa pendekatan parametrik dan non-parametrik pada intinya akan diperoleh hasil yang relatif sama, apabila sampel yang dianalisis merupakan unit yang sama dan menggunakan proses produksi yang sama. 6.
Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank Menurut Hadad, Dhaniel dan Eugenia (2003), terdapat tiga pendekatan
yang lazim digunakan dalam metode parametrik dan non-parametrik untuk mendefinisikan hubungan input dan output dalam kegiatan financial suatu lembaga keuangan, yaitu: a. Pendekatan Aset (Asset Approach) Produksi aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Pendekatan ini, output benarbenar didefinisikan ke dalam bentuk aset. 39
b. Pendekatan Produksi (Production Approuch) Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari akun deposito (deposit account) dan kredit pinjaman (credit accout), kemudian output didefinisikan sebagai jumlah tenaga, pengeluaran modal pada asetaset tetap dan material lainnya. c. Pendekatan Intermediasi (Intermediation Approuch) Pendekatan
ini
memandang
sebuah
lembaga
keuangan
sebagai
intermediator, yaitu merubah dan mentransfer aset-aset keuangan dari surplus unit kepada defisit unit. Input-input lembaga keuangan tersebut meliputi: biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga pada deposito , kemudian output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan investasi keuangan (financial investment). Pendekatan ini melihat fungsi primer sebuah institusi keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Konsekuensi terdapat tiga pendekatan dalam mengukur efisiensi bank adalah perbedaan untuk menentukan input dan output. Perbedaan penentuan input dan output antara pendekatan produksi dan intermediasi adalah dalam memperlakukan simpanan. Simpanan sebagai output pada pendekatan produksi, dikarenakan simpanan merupakan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan bank. Pendekatan intermediasi menganggap simpanan sebagai input. Hal ini disebabkan simpanan yang dihimpun bank akan ditransformasikan ke dalam berbagai bentuk aset yang menghasilkan terutama pinjaman yang diberikan (Hadad, Dhaniel dan Eugenia, 2003). 40
Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi, karena sejalan dengan pendapat Kurnia (2004) yang mengungkapkan bahwa pendekatan intermediasi digunakan karena mempertimbangkan fungsi vital bank sebagai financial intermediation
yang menghimpun dana dari
surplus unit
dan
menyalurkannya kepada defisit unit. Pertimbangan lainnya adalah karakteristik dan sifat dasar bank yang melakukan transformasi aset yang
berkualitas
(qualitative asset transformer) dari simpanan yang dihimpun, meskipun tidak ada kesepakatan umum dalam pendekatan yang digunakan serta dalam hal menentukan input dan output. Iqbal dan Molyneux 1998 dalam Mohamad and Khaled (2003) menambahkan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan terbaik untuk mengevaluasi keseluruhan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi. Hal ini berhubungan dengan pendapat Astiyah dan Husman (2006), bahwa peran perbankan sebagai lembaga intermediasi sangat penting. Apabila peran ini tidak berjalan, gambaran bagi bank sentral tentang hubungan antara alat kebijakan dengan kinerja dari perekonomian akan tidak sesuai dengan harapan. Ascarya dan Guruh (2008) menyatakan bahwa untuk menggambarkan fungsi perbankan syariah yang sesungguhnya, pendekatan intermediasi dipandang lebih tepat.
41
B. Penelitian Terdahulu Penelitian untuk mengukur efisiensi perbankan sudah sering dilakukan dan dikembangkan oleh para peneliti-peneliti terdahulu, baik itu hanya untuk sekedar mengukur tingkat efisiensi bank tertentu atau lebih dari pada itu yakni mereka juga membandingkan efisiensi suatu kelompok bank tertentu dengan kelompok bank yang lain. Pendekatan yang mereka gunakan pun beragam, mulai dari analisis rasiorasio keuangan bank, seperti BOPO, ROA, ROE, hingga memakai pendekatan parametrik dan non-parametrik yang membutuhkan variabel input dan output sebagai variabel. Berikut beberapa penelitian terdahulu : Astiyah Dan Husman (2006) menjelaskan bahwa efisiensi bank bukan hanya sebagai indikator penting dalam perbankan, tetapi juga sarana penting untuk lebih meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Perbankan yang efisien diperkirakan dapat memperlancar proses transmisi kebijakan moneter, sehingga kebijakan moneter dapat lebih efektif mencapai sasaran. Berger dan Humphrey (1997) dalam Casu & Molyneeux (2003) menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediary. Wade, Hababbou and Robert (2000) di Tunisia memakai pendekatan intermediasi dan produksi alat analisis yang digunakan adalah DEA dan Regresi. Meneliti 10 bank di Tunisia dengan hasil bank asing lebih efisien dan semakin 42
tinggi kredit macetnya maka semakin tidak efisien, begitu juga banknya semakin besar ukurannya makin efisien. Bank pemerintah dan swasta mempunyai perbedaan efisiensi bank. Pengukuran efisiensi perbankan juga dilakukan oleh Suswandi (2007). Objek dalam penelitiannya tersebut adalah Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS), dengan menggunakan laporan keuangan publikasi Bank Indonesia periode 2003-2006. Penelitian tersebut mengukur efisiensi teknis perbankan syariah dengan variabel output-input yang dimiliki, dengan model Stochastic Frontier Approach (SFA). Dalam penelitiannya juga mencari hubungan teknis antara input-output terhadap laba perbankan dengan pendekatan regresi, dengan memasukkan variabel output dan input sebagai variabel independen
dan
variabel
pendapatan/laba
operasional
sebagai
variabel
dependennya. Hasil dari penelitian suswandi tersebut, didapatkan bahwa dari periode 2003-2006 efisiensi rata-rata perbankan syariah di Indonesia adalah sebesar 94,37%. Gourlay, et. al (2006), menggunakan metodologi DEA dengan dua model, yakni pendekatan produksi dimana inputnya terdiri dari : pinjaman, aktiva tetap, aktiva lainnya. Dan output : deposito, investasi, serta pendekatan intermediasi dengan input : pinjaman, aktiva tetap, aktiva lain dan deposito. Dan output : investasi. Dalam penelitian ini mereka ingin melihat keuntungan efisiensi yang diperoleh antara bank-bank di India sesudah reformasi periode 2001-2002, untuk tahun 2004-2005. Menggunakan BBC DEA untuk mengukur sejauh mana keuntungan efisiensi teknis yang telah diperoleh setelah selesainya merger sampai 43
dekade saat ini serta menyimpulkan bahwa pasca reformasi dan merger bank-bank di India mengalami peningkatan dalam efisiensi. Dalam penelitiannya, Hadad, et.al, (2003) menggunakan pengukuran efisiensi perbankan indonesia dengan pendekatan SFA dan DFA. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini bahwa skor efisiensi DFA
lebih beragam
dibandingkan dengan skor efisiensi SFA, jika digunakan data bulanan dan data tahunan untuk menggabungkan seluruh bank. Namun bank-bank yang paling efisien yang dihasilkan dengan menggunakan kedua pendekatan ini adalah sama. Sehingga perhitungan dengan menggunakan DFA dan SFA jika menggunakan observasi seluruh bank menghasilkan nilai-nilai yang konsisten. Hamim, et. al (2006) menganalisis tingkat efisiensi bank syariah di Malaysia periode 1997-2003, periode dimana bank syariah mulai diperkenalkan di Malaysia. Dengan pendekatan Stochastic Frontier yang juga untuk pertama kalinya diterapkan untuk mengukur efisiensi perbankan syariah, disimpulkan bahwa dengan 53 sampel bank syariah di Malaysia, hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi rata-rata keseluruhan industri perbankan syariah di Malaysia telah meningkat selama periode penelitian, dan dari sisi aset, simpanan dan pembiayaan mengalami peningkatan yang amat pesat antara tahun 1997 hingga tahun 2003. Namun tingkat efisiensi perbankan syariah masih kurang efisien dibandingkan bank konvensional yang stabil dari tahun ke tahun, penelitian ini juga menyimpulkan bahwa bank asing lebih efisien dibandingkan dengan bank domestik di Malaysia.
44
Shahooth dan Battal (2006) mengukur dan menganalisis efisiensi biaya 24 institusi perbankan islam di dunia untuk periode 1999-2001 menggunakan DEA. Efisiensi biaya dianggap merupakan hal yang paling penting daripada tipe efisiensi lainnya yang harus dicapai oleh perusahaan, yakni dengan menemukan kombinasi input yang memungkinkan dengan kombinasi tersebut menghasilkan output dengan biaya yang minimum. Dan penelitian ini menyimpulkan bahwa sebagian besar lembaga perbankan islam yang terpilih kedalam sampel dalam penelitian ini efisien dan sisanya sedang dalam proses perubahan dalam mencapai efisiensi. Suseno (2008) menganalisis efisiensi dan skala ekonomi pada industri perbankan syariah di Indonesia. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris bersifat kuantitatif yang diuji menggunakan data panel atas 10 bank syariah di Indonesia periode 1999-2004 dengan data tahunan. Untuk pendekatannya, Priyonggo memakai Data Envelopment Analysis (DEA) yang menggunakan variabel input : biaya bagi hasil, biaya lainnya, aset untuk BUS, serta input : biaya bunga, biaya lainnya, asetm untuk UUS. Sedangkan untuk variabel output priyonggo menggunakan pendapatan bunga, pendapatan lainnya, volume kredit, untuk BUS dan untuk UUS yaitu pendapatan utama, pendapatan lainnya, dan volume pembiayaan. Dari penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa secara umum perbankan syariah di Indonesia cukup efisien pada periode 1999-2004, ditandai dengan hanya sekitar 7% tingkat in-efisiensi rata-rata dari 10 bank syariah yang diteliti dan dalam 6 tahun periode penelitian ini, rata-rata bank syariah mengalami peningkatan efisiensi 2,3% per tahun, serta tidak ada 45
perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi bank umum syariah dengan bank konvensional yang memiliki usaha syariah. Dan dari segi skala ekonomis tidak ditemukan adanya skala ekonomi dalam perbankan syariah, sehingga tidak ada kecenderungan semakin tinggi skala usaha, maka semakin tinggi pula tingkat efisiensinya. Sutawijaya dan Lestari (2009) melakukan penelitian terhadap 12 bank di Indonesia menggunakan DEA-CRS dan DEA-VRS pada masa krisis periode 2000-2004. Dari penelitian itu disimpulkan semua kelompok bank di Indonesia mengalami penurunan efisiensi selama krisis kecuali bank Mandiri yang menandatangani performanya lebih baik diantara bank-bank lainnya di Indonesia, indikasi tersebut terlihat dari rendahnya persentase penurunan efisiensi dengan asumsi CRS dan VRS. Abidin dan Endri (2009) menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dalam mengukur efisiensi teknis Bank Pembangunan Daerah (BPD), menggunakan data tahun 2006-2007 yang meliputi 26 bank pembangunan daerah di Indonesia. Hasilnya didapatkan BPD mengalami peningkatan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya, tapi nilainya masih dibawah 100%. Artinya, bank BPD dalam kegiatan operasionalnya belum efisien dalam memanfaatkan semua kemampuan potensial yang dimilikinya untuk dapat menghasilkan output yang maksimal. Secara rata-rata, bank BPD beraset lebih besar lebih efisien daripada bank BPD beraset menengah dan kecil. Penelitian ini memiliki implikasi penting dalam rangka mengoptimalkan kinerja efisiensi maka bank kecil dan menengah harus melakukan merger dan meningkatkan fungsi intermediasi perbankan. 46
Muharam dan Pusvitasari (2007), menggunakan metodelogi DEA dengan memasukkan variabel total simpanan, biaya operasional lainnya sebagai variabel input. Variabel outputnya meliputi pembiayaan, aktiva lancar dan pendapatan operasional lainnya. Hasilnya pada tahun 2005 hanya bank BTN Syariah, Niaga Syariah dan Permata Syariah yang mencapai efisiensi 100 persen, sedangkan sembilan bank lainnya memiliki tingkat efisiensi yang fluktuatif.
C. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran yang dibangun dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Syariah pada periode 2010-2012. Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi dengan menggunakan pendekatan frontier approach yaitu dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan cara menentukan jenis input dan output terlebih dahulu. Variabel input ini meliputi total aset (I1), ekuitas (I2) dan net income (I3), sedangkan variabel-variabel outputnya terdiri dari total pembiayaan (O1) dan beban operasional (O2).
47
Hubungan interaksi input, output dan total biaya akan menentukan nilai efisiensi biaya perbankan. Dapat dilihat dalam gambar dibawah ini : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Bank Syariah di Indonesia
Variabel Input
Variabel Output
1. Aset 2. Ekuitas 3. Net Income
1. Pembiayaan 2. Pendapatan Operasional
Mengolah Data dengan Model DEA CCR max.output
BFA - CRS
Nilai Efisiensi 100%
Target Perbaikan
Analisa Hasil
Kesimpulan Hasil & Saran
48
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, hipotesis penelitian yang akan di uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Tingkat Efisiensi ketiga perbankan syariah (Bank Muamalat, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah) sudah tinggi > 90%.
2.
Faktor input dan output yang tidak dapat beroperasi dengan skala optimal menjadi penyebab ketidakefisienan ketiga bank syariah tersebut.
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memfokuskan pada analisis efisiensi kinerja perbankan syariah yang dilihat dari laporan keuangan bank yang diteliti dengan menentukan input dan output yang digunakan. Input dan output yang digunakan mengacu pada model penelitian Barr et.al. (1999). Setelah menentukan input dan output, langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai efisiensi dengan metode data envelopment analysis (DEA) dengan periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
B. Metode Penentuan Sampel Sampel penelitian adalah semua anggota dari suatu populasi yang akan dijadikan subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak. Adapun bank-bank yang dimaksud dalam penelitian ini sebagaimana yang tercantum dalam tabel 3.1 di bawah ini :
49
Tabel 3.1 Nama dan Kode Bank Kode Bank Nama Bank 1 Bank Muamalat 2 Bank Mega Syariah 3 BRI Syariah Sumber : Bank Indonesia, 2012
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari tiga bank syariah yang beroperasi di Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Setelah ditentukan populasinya maka selanjutnya ditentukan sampel penelitian. Sampel terpilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan dalam penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengelompokan bank disesuaikan dengan kelompok bank yang ada pada direktori perbankan Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. 2. Sampel penelitian yaitu tiga bank syariah yang telah menerbitkan laporan keuangan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. 3. Untuk menghindari data menjadi bias karena perbedaan ukuran bank, maka dalam penelitian ini bank dibatasi dilihat dari total aktiva minimal 2 triliun pada akhir periode 2010 sampai dengan tahun 2012.
50
C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank yang dipublikasikan untuk periode 2010-2012 oleh bank yang menjadi sampel penelitian. Metode pengumpulan data ini berupa dokumentasi, yaitu data yang diperoleh dari laporan publikasi yang dihimpun oleh Bank Indonesia (BI) dalam direktori perbankan Indonesia dan publikasi oleh bank yang bersangkutan melalui situs internet masing-masing bank. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Kuantitatif adalah metode penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
D. Metode Analisis Data Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu dalam pengelolaan data berupa input dan output yang diambil dari neraca keuangan, laporan laba rugi dan saldo laba yang dimiliki oleh masing-masing bank. Data dari variabel input dan output tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam formulasi DEA untuk memperoleh nilai efisiensi teknis. Dalam analisis ini menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan metode yang telah terstandarisasi sebagai alat untuk pengukuran kinerja suatu aktifitas unit, dimana proses pengolahannya menggunakan perangkat lunak Banxia Frontier Analysis 51
(BFA) Software. Selain itu peneliti juga menggunakan perangkat lunak Ms.Excel sebagai perangkat pendukung. Tujuan penelitian ini mengukur dan menganalisis efisiensi perbankan syariah khususnya Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada tahun 2010-2012, dengan menggunakan pendekatan non-parametrik yaitu DEA. Beberapa pendekatan biasa digunakan untuk mengukur efisiensi bank, namun secara garis besar terdapat dua jenis pendekatan, yaitu parametrik dan non-parametrik. Pendekatan Stochastic Frontier Approach (SFA), Thick Frontier Analysis (TFA) dan Distribution Free Approach (DFA) merupakan pendekatan parametrik, sedangkan pendekatan nonparametrik yang termasuk adalah Data Envelopment Analysis (DEA) dan Full Disposable Hull (FDH). DEA merupakan pendekatan non-parametrik yang dipilih dalam penelitian ini karena beberapa alasan, meliputi: a. Menurut Coeli et, al (1997), Lan et, al (2003) dalam Lie dan Lih (2005) yang menjelaskan bahwa pendekatan parametrik adalah pendekatan yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu, yaitu: tentang parameter populasi yang merupakan sumber penelitiannya (sehingga akan lebih banyak kriteria yang harus dipenuhi), dan membutuhkan pembentukan fungsi lebih khusus (sehingga kemungkinan kesalahan fungsi lebih besar).
52
b. Di sisi lain Coeli et, al (1997) dalam H.S.A.Mokhtar, N. Abdullah and S.M. Al-Habshi
(2008)
menyebutkan
bahwa
pendekatan
non-parametrik
merupakan pendekatan yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat tertentu, yaitu: parameter populasi yang menjadi induk sampel penelitiannya, penggunaannya lebih sederhana dan mudah digunakan karena tidak membutuhkan banyak spesifikasi bentuk fungsi (sehingga kemungkinan kesalahan pembentukan fungsi lebih kecil). DEA merupakan sebuah metode optimasi program matematika yang mengukur efisiensi teknik suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE), dan membandingkan secara relatif terhadap UKE yang lain (Charnes et, al. 1978; Banker et, al. 1984 dalam Adrian dan Lestari 2009). DEA adalah pendekatan non-parametrik yang berbasis program linear (Linear Programming) dengan dibantu paket-paket software efisiensi secara teknik, seperti Banxia Frontier Analysis (BFA) dan Warwick for Data Envelopment Analysis (WDEA). Penelitian ini akan menggunakan software BFA. Pada intinya kedua sofware tersebut akan mengarah pada hasil yang sama. Pada dasarnya teknik analisis DEA didesain khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu UKE dalam kondisi banyak input maupun output. Kondisi tersebut biasanya sulit disiasati secara sempurna oleh teknik analisis pengukuran efisiensi lainnya. Efisiensi relatif suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE dibanding dengan 53
UKE lain dalam sampel yang menggunakan jenis input dan output yang sama. DEA memformulasikan UKE sebagai program linear fraksional untuk mencari solusi, apabila model tersebut ditransformasikan ke dalam program linear dengan nilai bobot dari input dan output. Efisiensi relatif UKE dalam DEA, juga didefinisikan sebagai rasio dari total output tertimbang dibagi total input tertimbang (total weighted output/total weighted input). Inti dari DEA adalah menentukan bobot (weighted) atau timbangan untuk setiap input dan output UKE. Setiap UKE diasumsikan bebas menentukan bobot untuk setiap variabel-variabel input maupun output yang ada, asalkan mampu memenuhi dua kondisi yang disyaratkan. DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memiliki bobot yang memaksimumkan rasio efisiensinya (maximize total weighted output/total weighted input) (Muharam dan Pusvitasari, 2007). Asumsi maksimisasi rasio efisiensi ini menjadikan penelitian DEA ini menggunakan orientasi output dalam menghitung efisiensi teknik. Orientasi lainnya adalah minimisasi input, namun kedua asumsi tersebut akan diperoleh hasil yang sama. Setiap UKE menggunakan kombinasi input yang berbeda untuk menghasilkan kombinasi output yang berbeda, sehingga setiap UKE akan memilih seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut. Kondisi ini dapat digambarkan, apabila suatu UKE merupakan perusahaan yang berorientasi pada keuntungan (profit maximizing firm) dan setiap input-outputnya 54
memiliki biaya per unit serta harga jual per unit. Hal ini menjadikan perusahaan tersebut akan menggunakan seminimal mungkin input yang biaya per unitnya termahal atau berusaha memproduksi sebanyak mungkin output yang harga jualnya tinggi. Suatu UKE dikatakan efisien secara relatif apabila nilai dualnya sama dengan 1 (nilai efisiensi 100 persen), sebaliknya apabila nilai dualnya kurang dari 1 maka UKE bersangkutan dianggap tidak efisien secara relatif.
E. Operasional Variabel Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengukur efisiensi bank dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), maka penelitian ini menggunakan variabel input dan output untuk perhitungan DEA untuk mengetahui pengaruh efisiensi bank. Penghitungan variabel input dan output dengan pendekatan DEA yang berorientasi input dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan score efisiensi bank. Identifikasi variabel input-output yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi. Oleh karena itu, model DEA yang diestimasi terdiri dari 2 output (O) dan 3 input (I) adalah sebagai berikut :
55
Tabel 3.2 Variabel Input-Output Pendekatan Intermediasi
Variabel Input Variabel Output Aset Pembiayaan Ekuitas Pendapatan Operasional Net Income Sumber : Hasil olah data variabel input-output Untuk lebih memperjelas hasil dan pembahasan yang akan dilakukan maka diperlukan suatu definisi operasional untuk menyamakan persepsi khususnya mengenai hasil analisis DEA yang dilakukan dalam penelitian ini. Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Banxian Frontier Analyst yang berbasis pada formulasi DEA. Penelitian ini menggunakan pilihan improvement modelnya adalah Constant Return to Scale (CRS). Dari hasil analisis DEA kemudian ditentukan kriteria penilaian dimana hasil tersebut dikatakan efisien jika menunjukkan nilai 1 atau 100% dan tidak efisien <1 atau kurang dari 100%.
2.
Jenis efisiensi yang diukur dalam penelitian ini adalah efisiensi yang bersifat teknis, yaitu suatu metode analisis yang hanya memperhitungkan niali absolut dari variabel yang diamati. Sehingga satuan dasar pengukuran yang mencerminkan nilai ekonomis dari tiap-tiap variabel yang tidak dipertimbangkan.
56
3.
Nilai efisiensi yang dihasilkan adalah bersifat relatif dimana nilai efisiensinya hanya berlaku dalam lingkup sekumpulan unit kegiatan ekonomi yang diperbandingkan dengan penggunaan input dan output yang sejenis atau sama.
4.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 input yaitu asset, ekuitas dan net income dan 2 output yaitu pembiayaan dan pendapatan operasional.
57
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Objek Penelitian Pada penelitian ini digunakan data triwulan perbankan syariah di Indonesia
yaitu Bank Umum Syariah (Bank Muamalat, Bank Mega Syariah, Bank BRI Syariah) pada periode 2010-2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), yaitu dengan pendekatan intermediasi sebagai pendekatan dalam penentuan variabel input dan outputnya. Dengan pendekatan ini digunakan variabel aset, ekuitas dan laba bersih (net income) sebagai variabel input dan total pembiayaan, pendapatan operasional sebagai variabel output. Dalam pengukuran tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS), peneliti menggunakan software Banxia Frontier Analysis (BFA) dan Microsoft Excel sehingga peneliti tidak melakukan perhitungan secara manual. Metode penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah puposive sampling, tetapi sampel tersebut bersifat secara spesifik yang berarti bahwa sampel tersebut mencerminkan Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) yang diteliti dan tidak mencerminkan atau mewakili populasi secara umum.
58
B. Perkembangan Jumlah Variabel Input-Output Bank Perhitungan efisiensi perbankan syariah (studi pada 3 bank syariah) dengan analisis DEA ini menggunakan tiga variabel input, yaitu : aset, ekuitas dan net income. Variabel outputnya meliputi total pembiayaan dan pendapatan operasional. Variabel input pertama, aset termasuk aset total yang dimiliki oleh bank syariah (Bank Muamalat, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah). Adapun persentase pertumbuhan jumlah aset yang dimiliki oleh ketiga bank syariah dalam penelitian ini mengalami fluktuasi, namun jumlahnya tetap mengalami kenaikan dari tahun 2010-2012. Kenaikan jumlah aset pada tabel 4.1 menandai kinerja ketiga bank syariah tersebut semakin lebih baik, sehingga dampak positif dari berbagai kebijakan yang mendukung bank-bank syariah telah terlihat dengan kenaikan jumlah asetnya dari tahun 2010-2012.
59
Tabel 4.1 Perkembangan Jumlah Variabel Input Aset Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah) Tahun Nama Bank
Triwulan 2010
2011
2012
Mar
14.829.089
21.608.353
30.836.353
Jun
15.411.231
23.697.765
32.689.318
Sept
17.686.002
25.596.580
35.700.818
Des
21.442.596
32.479.506
44.854.413
Mar
4.365.675
4.295.103
5.874.897
Jun
4.474.923
4.487.694
5.987.762
Sept
4.455.914
4.787.659
7.305.239
Des
4.637.730
5.565.724
8.164.921
Mar
3.829.696
7.236.713
10.522.693
Jun
4.847.159
7.706.185
11.481.043
Sept
6.073.535
9.531.734
12.199.092
Des
6.856.386
11.200.823
14.086.914
Jumlah Aset 3 Bank Syariah
108.909.936
158.193.839
219.703.463
Pertumbuhan Jumlah Aset Bank Syariah
22.42
32.56
45.13
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
2. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI)
3. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah
Kedua, Ekuitas yang berasal dari kata equity atau equity of ownership yang berarti
kekayaan
bersih
perusahaan
(bank).
Secara
sederhana,
dapat
diformulasikan sebagai total aktiva dikurangi dengan total pasiva. Adapun persentase pertumbuhan jumlah ekuitas yang dimiliki oleh ketiga bank syariah
60
dalam penelitian ini mengalami fluktuasi, namun jumlahnya tetap mengalami kenaikan dari tahun 2010-2012 pada setiap triwulannya.
Tabel 4.2 Perkembangan Jumlah Variabel Input Ekuitas Nama Bank
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
2. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI)
3. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
Tahun
Triwulan 2010
2011
2012
Mar
953.564
1.809.511
2.118.465
Jun
978.810
1.872.225
2.221.160
Sept
1.668.410
1.972.327
2.302.463
Des
1.749.156
2.067.401
2.457.991
Mar
353.902
400.485
486.191
Jun
384.593
421.223
554.973
Sept
401.335
435.168
623.000
Des
381.775
435.642
620.514
Mar
458.880
959.028
971.270
Jun
968.570
962.439
1.031.813
Sept
955.077
978.338
1.078.271
Des
955.022
966.676
1.068.504
Jumlah Ekuitas 3 Bank Syariah 10.209.094 13.280.463 15.534.615 Pertumbuhan Jumlah Ekuitas Bank Syariah 26.21 34.03 39.81 Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah
Ketiga, Net Income adalah pendapatan bersih yaitu selisih positif dari total pendapatan (operasional dan non-operasional) dengan total biaya (operasional dan non-operasional) dalam satu periode setelah dikurangi dengan taksiran pajak penghasilan pendapatan. Adapun persentase pertumbuhan pendapatan bersih yang dimiliki oleh ketiga bank syariah dalam penelitian ini mengalami fluktuasi, namun jumlahnya tetap mengalami kenaikan dari tahun 2010-2012 pada setiap triwulannya.
61
Tabel 4.3 Perkembangan Jumlah Variabel Input Net Income Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah) Nama Bank
Tahun
Triwulan
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
2. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI)
3. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
Jumlah Net Income 3 Bank Syariah
2010
2011
2012
Mar
328.275
514.765
757.539
Jun
353.521
565.409
884.831
Sept
362.219
573.197
985.960
Des
443.684
670.640
1.120.896
Mar
203.842
81.564
167.270
Jun
234.533
102.302
235.998
Sept
82.414
116.247
304.025
Des
62.854
116.721
301.539
Mar
-24.495
-19.972
-7.730
Jun
-14.805
-16.561
52.813
Sept
-23.923
-662
99.271
Des
-23.978
-12.324
89.544
1.984.141
2.691.326
4.991.956
Pertumbuhan Jumlah Net Income Bank Syariah 20.52 27.84 51.64 Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah
Adapun variabel output yang pertama adalah pembiayaan. Pembiayaan berarti produk penyaluran dana bank syariah kepada masyarakat baik individu maupun berbadan hukum dengan akad-akad muamalah.
62
Tabel 4.4 Perkembangan Jumlah Variabel Output Pembiayaan Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah) Nama Bank
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
2. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI)
3. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
Tahun
Triwulan 2010
2011
2012
Mar
5.409.611
7.013.260
9.785.392
Jun
5.692.289
7.556.832
10.758.096
Sept
6.193.405
8.005.570
11.686.829
Des
6.752.730
8.906.604
13.854.378
Mar
183.578
131.791
52.798
Jun
173.541
120.091
16.617
Sept
158.410
114.582
14.769
Des
140.095
68.113
9.390
Mar
1.026.324
1.108.256
1.844.768
Jun
1.250.037
1.224.097
1.969.842
Sept
1.349.200
1.279.948
2.168.182
Des
1.309.790
1.721.836
2.597.083
29.639.010
37.250.980
54.758.144
Jumlah Pembiayaan 3 Bank Syariah
Pertumbuhan Jumlah Pembiayaan Bank Syariah 24.44 30.62 45.01 Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah
Jumlah pembiayaan dari ketiga bank syariah yang diteliti pada tabel 4.4 terlihat semakin baik dari tahun 2010-2012. Jumlah persentase pertumbuhan pembiayaan yang dimiliki oleh ketiga bank syariah mengalami fluktuasi, namun jumlahnya tetap mengalami kenaikan dari tahun 2010-2012. Peningkatan pembiayaan ini dilakukan oleh bank-bank syariah, karena bank syariah memiliki fungsi yang paling penting sebagai suatu bank yaitu intermediasi. Perkembangan jumlah bank yang semakin besar juga harus berbanding lurus dengan besarnya peran bank-bank tersebut dalam perekonomian. Hal ini dapat diwujudkan dengan pelaksanaan fungsi intermediasi yang semakin baik. 63
Tabel 4.5 Perkembangan Jumlah Variabel Output Pendapatan Operasional Tahun 2010-2012 (jutaan rupiah) Nama Bank
Tahun
Triwulan
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
2. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI)
3. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
Jumlah pendapatan operasional
2010
2011
2012
Mar
261.288
340.157
406.863
Jun
514.126
718.149
868.332
Sept
798.205
1.070.851
1.365.781
Des
1.121.106
1.517.793
1.924.895
Mar
187.089
188.956
253.118
Jun
386.117
380.346
524.991
Sept
588.314
584.946
805.303
Des
785.787
823.131
1.114.804
Mar
84.030
92.119
178.019
Jun
177.948
261.452
385.435
Sept
274.826
408.581
595.074
Des
366.131
679.865
979.877
5.544.967
7.066.346
9.402.492
Pertumbuhan Jumlah Pendapatan Operasional 25.28 32.11 42.71 Sumber : Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012, Data diolah
Output selanjutnya adalah pendapatan operasional. Pendapatan operasional adalah pendapatan hasil dari kegiatan operasional bank syariah. Jumlah pendapatan operasional bank-bank diteliti semakin baik dari tahun 2010-2012. Pertumbuhan persentase juga mengalami perkembangan yang semakin baik dari tahun 2010-2012. Kenaikan jumlah pendapatan operasional ini dikaitkan dengan upaya bank-bank syariah sendiri yang telah meningkatkan variasi jasa dan produk yang ditawarkan bank kepada masyarakat. Jasa dan produk ini meliputi e-banking, internet banking, phone banking, sms banking dan produk lainnya.
64
C.
Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data Efisiensi merupakan salah satu pencerminan kinerja perbankan, dimana suatu
bank dikatakan memiliki kinerja yang tinggi apabila dapat meningkatkan efisiensinya dengan penggunaan variabel yang sesuai untuk memberikan hasil yang maksimal. Perhitungan efisiensi perbankan syariah dengan analisis DEA ini menggunakan tiga variabel input, yaitu aset, ekuitas dan net income. Variabel outputnya meliputi pembiayaan dan pendapatan operasional. Adapun perhitungan dan penjabaran dengan analisis DEA dibagi menjadi tiga jenis bank, yaitu Bank Muamalat, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah. Sistem perhitungan DEA pada penelitian ini, apabila suatu periode perbankan syariah yang menjadi frontier (sudah efisien) diasumsikan bernilai efisiensi 100%, sedangkan yang inefisiensi bernilai antara 0 sampai dengan 100%. Efisiensi pembagian unit input output, yaitu nilai efisiensi unit-unit input output suatu proses produksi pada setiap periode. Disamping itu terdapat pula angka aktual dan angka target, angka aktual adalah angka input output yang dimiliki sedangkan angka target adalah angka yang disarankan oleh perhitungan DEA supaya input output tersebut menjadi efisien. Sedangkan to gain dan to achieved adalah persentase dalam penambahan target agar menjadi target yang dihasilkan oleh perhitungan DEA. Berdasarkan hasil perhitungan metode DEA yang berasumsikan Constant Return to Scale (CRS) dengan menggunakan software Banxia Frontier Analyst (BFA), dapat dilihat tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (Bank Muamalat, Bank 65
Mega Syariah, BRI Syariah) pada tabel 4.6. Hasil perhitungan tersebut menggambarkan pencapaian nilai tingkat efisiensi masing-masing bank sangat beragam.
Tabel 4.6 Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012 (Persen) Nama Bank 1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Periode
Efisiensi
Periode
Efisiensi
Periode
Efisiensi
Mar-10
100
Mar-11
87.87
Mar-12
85.91
Jun-10
100
Jun-11
86.91
Jun-12
89.10
Sept-10
100
Sept-11
92.73
Sept-12
95.99
Des-10
100
Des-11
100
Des-12
100
Pencapaian Rata-rata 2. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI)
100
Pencapaian Rata-rata
92.75
Mar-10
100
Mar-11
86.04
Mar-12
28.18
Jun-10
99.77
Jun-11
73.23
Jun-12
51.75
Sept-10
100
Sept-11
76.06
Sept-12
65.06
Des-10
100
Des-11
91.80
Des-12
87.29
Pencapaian Rata-rata 3. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
91.98
99.94
81.83
58.07
Mar-10
100
Mar-11
68.82
Mar-12
100
Jun-10
100
Jun-11
79.49
Jun-12
86.41
Sept-10
95.96
Sept-11
100
Sept-12
85.90
Des-10
96.07
Des-11
100
Des-12
100
98.01
87.18
93.18
Sumber : Data diolah Data statistik pada tabel 4.3.1 menunjukkan bahwa BUS-BUS yang belum mencapai tingkat efisiensi 100 persen (inefisiensi) pada tahun 2008 meliputi BSMI Triwulan II-Juni (99.75), BRIS Triwulan III-September (95.96) dan Triwulan IV-Desember (96.07). sedangkan BUS yang telah mencapai tingkat efisiensi 100 persen (efisien) secara keseluruhan dari Triwulan I sampai dengan Triwulan IV hanya terdapat pada BMI dengan pencapaian rata-rata 100 persen (efisien). Pencapaian rata-rata hasil efisiensi pada BUS khususnya tahun 2010, 66
terjadi hanya pada BMI. Sedangkan pencapaian hasil efisiensi pada BUS pada tahun 2011, terjadi pada BMI Triwulan IV-Desember, BRIS Triwulan IIISeptember dan Triwulan IV-Desember sebesar 100 persen. Tahun berikutnya yaitu 2012, pencapaian rata-rata tingkat efisiensi BSMI hanya mencapai 58.07 persen (inefisiensi). Hasilnya berbeda jauh dengan BMI (92.75) dan BRIS (93.18), hal ini pun berbeda dengan BMI yang tetap efisien seperti tahun sebelumnya, yaitu tahun 2010. Tabel 4.3.1 juga menjabarkan pencapaian rata-rata tingkat efisiensi BUSBUS di Indonesia yang mengalami fluktuasi dari tahun 2010-2012. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian Ascarya, Diana Y dan Guruh.S.R (2008) tentang perbankan syariah yang mengarah pada tingkat efisiensi yang tinggi dari tahun 2002-2006, meskipun hal itu tidak terjadi pada tahun 2004. Adanya kebijakan ekspansif menjadikan penurunan efisiensi pada tahun 2004. Perhitungan DEA tidak hanya mengukur nilai efisiensi dari masingmasing bank syariah yang ada dalam sampel, tetapi juga memberikan referensi atau acuan bank bagi bank yang berada dalam kondisi inefisien menjadi efisien. Bank-bank yang inefisien, dapat dikatakan bahwa bank tersebut belum dapat memaksimalkan nilai input dan output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai input dan output yang dicapai oleh bank yang inefisien belum dapat meraih target yang sebenarnya.
67
a.
Target input dan output Bank Muamalat Inefisien
1) Analisis Efisiensi Bank Muamalat Rata-rata Triwulan Tahun 2010
Tabel 4.7 Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2010 Nama Bank
Tingkat Efisiensi (persen)
Actual
Target
To Gain
Achieved
(juta rupiah)
(juta rupiah)
(persen)
(persen)
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI) Triwulan I-2010 Aset Ekuitas Nat Income
100
Pembiayaan Pendapatan Operasional
14.829.089
14.829.089
0
100
953.564
953.564
0
100
328.275
328.275
0
100
5.409.611
5.409.611
0
100
261.288
261.288
0
100
15.411.231
15.411.231
0
100
978.810
978.810
0
100
353.521
353.521
0
100
5.692.289
5.692.289
0
100
514.126
514.126
0
100
17.686.002
17.686.002
0
100
1.668.410
1.668.410
0
100
362.219
362.219
0
100
6.193.405
6.193.405
0
100
798.205
798.205
0
100
Triwulan II-2010 Aset Ekuitas Nat Income
100
Pembiayaan Pendapatan Operasional
Triwulan III-2010 Aset Ekuitas Nat Income
100
Pembiayaan Pendapatan Operasional
Triwulan IV-2010 Aset
21.442.596
21.442.596
0
100
Ekuitas
1.749.156
1.749.156
0
100
443.684
443.684
0
100
6.752.730
6.752.730
0
100
1.121.106
1.121.106
0
100
Nat Income Pembiayaan Pendapatan Operasional Sumber : Data Diolah
100
68
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan pada tahun 2010 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target input output yang meliputi Aset, Ekuitas, Net Income, Pembiayaan dan Pendapatan Operasional. Berdasarkan penelitian diatas, Bank Muamalat tergolong efisien dari Triwulan I sampai dengan Triwulan IV pada tahun 2010. Tabel 4.3.2 memperlihatkan bahwa keefisienan pada Bank Muamalat bersumber dari kondisi aktual saat ini dapat mencapai target yang diingikan. Bank Muamalat merupakan satu-satunya BUS yang termasuk efisien dari Triwulan I sampai dengan Triwulan IV pada tahun 2010. Keefisienan tersebut disebabkan penggunaan input-output yang maksimal. Tingkat efisiensi input tersebut sebesar 100 persen (efisien), sama halnya dengan tingkat efisiensi output sebesar 100 persen (efisien).
69
2) Analisis Efisiensi Bank Muamalat Rata-rata Triwulan Tahun 2011 Tabel 4.8 Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2011
Nama Bank
Tingkat Efisiensi (persen)
Actual
Target
To Gain
Achieved
(juta rupiah)
(juta rupiah)
(persen)
(persen)
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI) Triwulan I-2011 Aset Ekuitas Nat Income
87.87
Pembiayaan Pendapatan Operasional
21.608.353
0
100
1.809.511
1.372.406,4
-24,16
124,16
514.765
495.677,9
-3,71
103,71
7.013.260
7.981.256,66
13,8
340.157
720.864,94
111,92
86,2 -11,92
0
100
Triwulan II-2011 23.697.765 23.697.765
Aset Ekuitas Nat Income
21.608.353
86.91
Pembiayaan Pendapatan Operasional
1.872.225
1.598.654,88
-14,61
114,61
565.409
536.145,46
-5,18
105,18
7.556.832
8.694.812,44
15,06
84,94
718.149
826.294,78
15,06
84,94
0
100
Triwulan III-2011 25.596.580 25.596.580
Aset
1.972.327
1.972.327
0
100
573.197
548.209,81
-4,36
104,36
Pembiayaan
8.005.570
8.633.294,63
7,84
92,16
Pendapatan Operasional
1.070.851
1.154.817,48
7,84
92,16
0
100
Ekuitas Nat Income
92.73
Triwulan IV-2011 32.479.506 32.479.506
Aset Ekuitas Nat Income Pembiayaan Pendapatan Operasional Sumber : Data diolah
100
2.067.401
2.067.401
0
100
670.640
670.640
0
100
8.906.604
8.906.604
0
100
1.517.793
1.517.793
0
100
70
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan I (Maret-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 1.372.406,4 juta rupiah yang saat ini 1.809.511 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila ekuitas dikurangi 24,16%, menetapkan target net income sebesar 495.677,9 juta rupiah yang saat ini sebesar 514.765 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 3,71%, menetapkan target pembiayaan sebesar 7.981.256,66 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.013.260 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 13,8%. Selanjutnya, peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan II (Juni-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 1.598.654,88 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.872.225 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas saat ini sebesar 14,61%, menetapkan target net income sebesar 536.145,46 juta rupiah yang saat ini sebesar 565.409 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 5,18%, menetapkan target pembiayaan sebesar 8.694.812,44 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.556.832 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 15,06%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 826.294,78 juta rupiah yang saat ini sebesar 718.149 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 15,06%. Adapun peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan III (Sept2011) masih inefisiensi. Pencapaian tingkat efisiensi dapat dilakukan dengan cara menetapkan target net income sebesar 548.209,81 juta rupiah yang saat ini sebesar 573.197 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 4,36%, 71
menetapkan target pembiayaan sebesar 8.633.294,63 juta rupiah yang saat ini sebesar 8.005.570 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 7,84%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 1.154.817,48 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.070.851 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 7,84%. Berdasarkan hasil penelitian ini, Bank Muamalat tergolong efisien pada Triwulan IV (Des-2011), disebabkan penggunaan input-output yang maksimal sebesar 100% (efisien).
72
3)
Analisis Efisiensi Bank Muamalat Rata-rata Triwulan Tahun 2012 Tabel 4.9 Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output Bank Muamalat yang Inefisien pada Tahun 2012
Nama Bank
Tingkat Efisiensi (persen)
Actual
Target
To Gain
Achieved
(juta rupiah)
(juta rupiah)
(persen)
(persen)
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI) Triwulan I-2012 Aset
30.836.353
30.836.353
0
Ekuitas
2.118.465
1.958.502,26
-7,55
107,55
757.539
707.360,65
-6,62
106,62
9.785.392
11.389.708,78
16,4
83,6
406.863
1.028.715,41
152,84
Nat Income
85.91
Pembiayaan Pendapatan Operasional
Triwulan II-2012 32.689.318 32.689.318
Aset Ekuitas Nat Income
89.10
Pembiayaan Pendapatan Operasional
-52,84 100
2.221.160
2.076.189,2
-6,53
106,53
884.831
749.866,15
-15,25
115,25
10.758.096
12.074.119,53
12,23
87,77
868.332
1.090.531,20
25,59
74,41
Triwulan III-2012 35.700.818 35.700.818
Aset
0
100
0
100 100
2.302.463
2.302.463
0
985.960
824.683,19
-16,36
116,36
Pembiayaan
11.686.829
12.174.867,70
4,18
95,82
Pendapatan Operasional
1.365.781
1.422.815,63
4,18
95,82
Ekuitas Nat Income
95.99
Triwulan IV-2012 44.854.413 44.854.413
Aset Ekuitas Nat Income Pembiayaan Pendapatan Operasional Sumber : Data diolah
100
0
100
2.457.991
2.457.991
0
100
1.120.896
1.120.896
0
100
13.854.378
13.854.378
0
100
1.924.895
1.924.895
0
100
73
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan I (Maret-2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 1.958.502,26 juta rupiah yang saat ini 2.118.465 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila ekuitas saat ini dikurangi 7,55%, menetapkan target net income sebesar 707.360,65 juta rupiah yang saat ini sebesar 757.539 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 6,62%, menetapkan target pembiayaan sebesar 11.389.708,78 juta rupiah yang saat ini sebesar 9.785.392 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 16,4%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 1.028.715,41 juta rupiah yang saat ini sebesar 406.863 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 152,84%. Adapun peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan (Juni2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 2.076.189,2 juta rupiah yang saat ini sebesar 2.221.160 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas saat ini sebesar 6,53%, menetapkan target net income sebesar 749.866,15 juta rupiah yang saat ini sebesar 884.831 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 15,25%, menetapkan target pembiayaan sebesar 12.074.119,53 juta rupiah yang saat ini sebesar 10.758.096 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 12,23%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 1.090.531,20 juta rupiah yang saat ini sebesar 868.332 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 25,59%.
74
Selanjutnya, peningkatan efiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan (Sept2012) dapat dilakukan dengan menetapkan target ekuitas sebesar 824.683,19 juta rupiah yang saat ini sebesar 985.960 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas saat ini sebesar 16,36%, menetapkan target pembiayaan sebesar 12.174.867,70 juta rupiah yang saat ini sebesar 11.686.829 juta rupiah denga cara meningkatkan pembiayaan sebesar 4,18%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 1.422.815,63 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.365.781 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 4,18%. Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan IV (Des-2012) tergolong efisien, disebabkan penggunaan input-output yang maksimal. Pencapaian efisiensi Bank Muamalat rata-rata Triwulan dapat dibuktikan dengan perkembangan aset dan ekuitas Bank Muamalat per-Triwulan. Berikut datanya :
75
Tabel 4.10 Perkembangan Jumlah Aset dan Ekuitas Bank Muamalat Triwulan Tahun 2010-2012(Jutaan Rupiah) BANK Triwulan Aset Ekuitas I 14.829.089 953.564 II 15.411.231 978.810 MUAMALAT III 17.686.002 1.668.410 2010 IV 21.442.596 1.749.156 I 21.608.353 1.809.511 II 23.697.765 1.872.225 MUAMALAT III 25.596.580 1.972.327 2011 IV 32.479.506 2.067.401 I 30.836.353 2.118.465 II 32.689.318 2.221.160 MUAMALAT III 35.700.818 2.302.463 2012 IV 44.854.413 2.457.991 Sumber : Laporan Keuangan Bank
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa aset dan ekuitas Bank Muamalat mengalami peningkatan per-Triwulan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank bekerja cukup baik dalam mengelola aset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam mengelola aset dan ekuitasnya yaitu dengan Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset. Rumusnya yaitu :
ROA =
Operating Income Total Aset
x 100%
76
Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital
yang ada untuk
mendapatkan Net Income. Rumusnya yaitu :
ROE =
Net Income Equity Capital
x 100%
Berikut perkembangan aset dan ekuitas Bank Muamalat setelah dicari menggunakan ROA dan ROE :
Tabel 4.11 ROA dan ROE Bank Muamalat Tahun 2010-2012 BANK Triwulan ROA ROE I 1,48 26,86 II 1,07 19,63 MUAMALAT III 0,81 11,54 2010 IV 1,36 17,78 I 1,38 21,93 II 1,74 21,79 MUAMALAT III 1,55 20,02 2011 IV 1,52 20,79 I 1,51 26,03 II 1,61 27,72 MUAMALAT III 1,62 28,57 2012 IV 1,54 29,16
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja Bank Muamalat menurut ROA mengalami fluktuasi setiap Triwulan hal ini terjadi disebabkan karena terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam pengelolaan asetnya begitupun dengan ROE terdapat fluktuasi di setiap Triwulannya. 77
b. Target input dan output Bank Mega Syariah Inefisien 1) Analisis Efisiensi Bank Mega Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2010
Tabel 4.12 Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010 Actual
Target
To Gain
Achieved
(juta rupiah)
(juta rupiah)
(persen)
(persen)
4.365.675
4.365.675
0
100
353.902
353.902
0
100
203.842
203.842
0
100
Pembiayaan
183.578
183.578
0
100
Pendapatan Operasional
187.089
187.089
0
100
4.474.923
0
100
Ekuitas
384.593
382.469,58
-0,55
105,55
Nat Income
234.533
147.210,51
-37,23
137,23
Pembiayaan
173.541
173.941,48
0,23
99,77
Pendapatan Operasional
386.117
387.008,04
0,23
99,77
Nama Bank
Tingkat Efisiensi (persen)
1. Bank Mega Syariah Triwulan I-2010 Aset Ekuitas Nat Income
100
Triwulan II-2010 4.474.923
Aset 99.77
Triwulan III-2010 4.455.914 4.455.914
Aset
0
100
Ekuitas
401.335
401.335
0
100
Nat Income
82.414
82.414
0
100
Pembiayaan
158.410
158.410
0
100
Pendapatan Operasional
588.314
588.314
0
100
100
Triwulan IV-2010 4.637.730 4.637.730
Aset
0
100
381.775
381.775
0
100
62.854
62.854
0
100
Pembiayaan
140.095
140.095
0
100
Pendapatan Operasional Sumber : Data diolah
785.787
785.787
0
100
Ekuitas Nat Income
100
78
Peningkatan efisiensi Bank Mega syariah rata-rata Triwulan II (Juni-2010) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 382.496,58 juta rupiah yang saat ini sebesar 384.593 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila ekuitas dikurangi sebesar 0,55%, menetapkan target net income sebesar 147.210,51 juta rupiah yang saat ini sebesar 234.533 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 37,23%, menetapkan target pembiayaan sebesar 173.941,48 juta rupiah yang saat ini 173.541 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 0,23%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 387.008,04 juta rupiah yang saat ini sebesar 386.117 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 0,23%. Berdasarkan hasil penelitian ini, pencapaian tingkat efisiensi Bank Mega syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2010), Triwulan III (Sept-2010) dan Triwulan IV (Des-2010) tergolong efisien, dikatakan efisien bahwa bank tersebut dapat memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai input dan output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat meraih target yang sebenarnya.
79
2) Analisis Efisiensi Bank Mega Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2011
Tabel 4.13 Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011
Nama Bank
Tingkat Efisiensi (persen)
Actual
Target
To Gain
Achieved
(juta rupiah)
(juta rupiah)
(persen)
(persen)
1. Bank Mega Syariah Triwulan I-2011 4.295.103
4.295.103
0
100
Ekuitas
400.485
386.172,8
-3,57
103,57
Nat Income
81.564
81.564
0
100
Pembiayaan
131.791
153.182,77
16,23
83,77
Pendapatan Operasional
188.956
560.363,86
196,56
-96,56
0
100
Aset 86.04
Triwulan II-2011 4.487.694 4.487.694
Aset Ekuitas
421.223
398.034,72
-5,5
105,5
Nat Income
102.302
102.302
0
100
Pembiayaan
120.091
163.988,84
36,55
63,45
Pendapatan Operasional
380.346
531.470,4
39,73
60,27
0
100
73.23
Triwulan III-2011 4.787.659 4.787.659
Aset
435.168
402.847,91
-7,43
107,43
116.247
70.455,19
-39,39
139,39
Pembiayaan
114.582
150.644,15
31,47
68,53
Pendapatan Operasional
584.946
769.044,8
31,47
68,53
-4,92
104,92
Ekuitas Nat Income
76.06
Triwulan IV-2011 5.565.724 5.292.096,06
Aset Ekuitas
435.642
435.642
0
100
Nat Income
116.721
71.722,46
-38,55
138,55
68.113
159.861,87
134,7
-34,7
823.131
896.658,56
8,93
91,07
Pembiayaan Pendapatan Operasional Sumber : Data diolah
91.80
80
Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 386.172,8 juta rupiah yang saat ini sebesar 400.485 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas saat ini sebesar 3,57%, menetapkan target pembiayaan sebesar 153.182,77 juta rupiah yang saat ini sebesar 131.791 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 16,23%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 560.363.86 juta rupiah yang saat ini sebesar 188.956 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 96,56% pada kondisi saat ini. Selanjutnya, peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan II (Jun-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 398.034,72 juta rupiah yang saat ini sebesar 421.223 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas saat ini sebesar 5,5%, menetapkan target pembiayaan sebesar 163.988,84 juta rupiah yang saat ini sebesar 120.091 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 36,55%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 531.470,4 juta rupiah yang saat ini sebesar 380.346 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 39,73% pada kondisi saat ini. Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan III (Sept2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 402.847,91 juta rupiah yang saat ini sebesar 435.168 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas saat ini sebesar 7,43%, menetapkan target net income sebesar 70.455,19 juta rupiah yang saat ini sebesar 116.247 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 39,39%, menetapkan target pembiayaan sebesar 81
150.644,15 juta rupiah yang saat ini sebesar 114.582 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 31,47%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 769.044,8 juta rupiah yang saat ini sebesar 584.946 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 31,47% pada kondisi saat ini. Adapun peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan IV (Des-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target aset sebesar 5.292.096,06 juta rupiah yang saat ini sebesar 5.565.724 juta rupiah dengan cara mengurangi aset saat ini sebesar 4,92%, menetapkan target net income sebesar 71.722,46 juta rupiah yang saat ini sebesar 116.721 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 38,55%, menetapkan target pembiayaan sebesar 159.861,87 juta rupiah yang saat ini sebesar 68.113 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 34,7%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 896.658,56 juta rupiah yang saat ini sebesar 823.131 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 8,93% pada kondisi saat ini.
82
3) Analisis Efisiensi Bank Mega Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2012
Tabel 4.14 Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output Bank Mega Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012
Nama Bank
Tingkat Efisiensi (persen)
Actual
Target
To Gain
Achieved
(juta rupiah)
(juta rupiah)
(persen)
(persen)
1. Bank Mega Syariah Triwulan I-2012 5.874.897
5.874.897
0
100
486.191
486.191
0
100
167.270
102.950,26
-38,45
138,45
Pembiayaan
52.798
187.361,66
254,87
-154,87
Pendapatan Operasional
253.118
898.227,39
254,87
-154,87
0
100
Aset Ekuitas Nat Income
28.18
Triwulan II-2012 5.987.762 5.987.762
Aset Ekuitas
554.973
492.908,78
-11,18
111,18
Nat Income
235.998
81.150,65
-65,61
165,61
Pembiayaan
16.617
180.876,32
988,5
-888,5
Pendapatan Operasional
524.991
1.014.527,70
93,25
6,75
0
100
51.75
Triwulan III-2012 7.305.239 7.305.239
Aset
623.000
601.362,65
-3,47
103,47
304.025
99.006,09
-67,43
167,43
Pembiayaan
14.769
220.674,22
1394,17
-1294,7
Pendapatan Operasional
805.303
1.237.752,49
53,7
46,3
Triwulan IV-2012 8.164.921 7.537.885,91
-7,68
107,68
Ekuitas Nat Income
65.06
Aset Ekuitas Nat Income Pembiayaan Pendapatan Operasional Sumber : Data diolah
87.29
620.514
620.514
0
100
301.539
102.159,09
-66,12
166,12
9.390
227.701,94
2324,94
-2224,94
1.114.804
1.277.170,68
14,56
85,44
83
Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target net income sebesar 102.950,26 juta rupiah yang saat ini sebesar 167.270 juta rupiah dengan cara meningkatkan net income saat ini sebesar 38,45%, menetapkan target pembiayaan sebesar 187.361,66 juta rupiah yang saat ini sebesar 52.798 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 54,87%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 898.227,39 juta rupiah yang saat ini sebesar 253.118 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 54,87% pada kondisi saat ini. Selanjutnya, pencapaian efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan II (Jun-2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas 492.908,78 juta rupiah yang saat ini sebesar 554.973 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas saat ini sebesar 11,18%, menetapkan target net income sebesar 81.150,65 juta rupiah yang saat ini sebesar 235.998 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 64,61%, menetapkan target pembiayaan sebesar 180.876,32 juta rupiah yang saat ini sebesar 16.617 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 98,85%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 1.014.527,70 juta rupiah yang saat ini sebesar 524.991 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 93,25% pada kondisi saat ini. Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan III (Sept2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 601.362,65 juta rupiah yang saat ini sebesar 623.000 juta rupiah dengan cara mengurangi 84
ekuitas saat ini sebesar 3,47%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 1.237.752,49 juta rupiah yang saat ini sebesar 805.303 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 53,7% pada kondisi saat ini. Adapun peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan IV (Des-2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target aset sebesar 7.537.885,91 juta rupiah yang saat ini sebesar 8.164.921 juta rupiah dengan cara mengurangi aset sebesar 7,68%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 1.277.170,68 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.114.804 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 14,56% pada kondisi saat ini. Pencapaian efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata Triwulan dapat dibuktikan dengan perkembangan aset dan ekuitas Bank Mega Syariah perTriwulan. Berikut datanya : Tabel 4.15 Perkembangan Aset dan Ekuitas Bank Mega Syariah per-Triwulan (Jutaan Rupiah) Triwulan
Aset
Ekuitas
Triwulan
Aset
Ekuitas
Triwulan
Aset
Ekuitas
Mar-10
4.365.675
353.902
Mar-11
4.295.103
400.485
Mar-12
5.874.897
486.191
Jun-10
4.474.923
384.593
Jun-11
4.487.694
421.223
Jun-12
5.987.762
554.973
Sep-10
4.455.914
401.335
Sep-11
4.787.659
435.168
Sep-12
7.305.239
623.000
Des-10
4.637.730
381.775
Des-11
5.565.724
435.642
Des-12
8.164.921
620.514
Sumber : Laporan Keuangan Bank
85
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa aset dan ekuitas Bank Mega syariah mengalami peningkatan per-Triwulan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank bekerja cukup baik dalam mengelola aset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam mengelola aset dan ekuitasnya yaitu dengan Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset. Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital
yang ada untuk
mendapatkan Net Income. Berikut perkembangan aset dan ekuitas Bank Mega Syariah setelah dicari menggunakan ROA dan ROE : Tabel 4.16 ROA dan ROE Bank Mega Syariah Tahun 2010-2012 BANK Triwulan ROA ROE Mar-10 3,18 65,27 Jun-10 2,98 61,27 Sep-10 2,47 37,28 Des-10 1,90 26,81 Mar-10 1,77 16,43 Jun-11 1,87 18,56 Mega Syariah Sep-11 1,65 16,74 Des-11 1,58 16,89 Mar-12 3,52 47,56 Jun-12 4,13 56,14 Sep-12 4,11 58,76 Des-12 3,81 57,98 Sumber : Laporan Keuangan Bank
86
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja Bank Mega Syariah menurut ROA mengalami fluktuasi setiap Triwulan hal ini terjadi disebabkan karena terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam pengelolaan asetnya begitupun dengan ROE terdapat fluktuasi di setiap Triwulannya.
87
c. Target input dan output Bank BRI Syariah Inefisien 1) Analisis Efisiensi BRI Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2010
Tabel 4.17 Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2010
Nama Bank
Tingkat Efisiensi (persen)
Actual
Target
To Gain
Achieved
(juta rupiah)
(juta rupiah)
(persen)
(persen)
3.829.696
3.829.696
0
100
458.880
458.880
0
100
24.495
24.495
0
100
1.026.324
1.026.324
0
100
84.030
84.030
0
100
0
100
1. Bank BRI Syariah Triwulan I-2010 Aset Ekuitas Nat Income
100
Pembiayaan Pendapatan Operasional
Triwulan II-2010 4.847.159 4.847.159
Aset Ekuitas
968.570
968.570
0
100
Nat Income
14.805
14.805
0
100
1.250.037
1.250.037
0
100
177.948
177.948
0
100
0
100
100
Pembiayaan Pendapatan Operasional
Triwulan III-2010 6.073.535 6.073.535
Aset Ekuitas
955.077
955.077
0
100
Nat Income
23.923
23.923
0
100
1.349.200
1.405.948,85
4,21
95,79
274.826
286.385,49
4,21
95,79
0
100
95.96
Pembiayaan Pendapatan Operasional
Triwulan IV-2010 6.856.386 6.856.386
Aset Ekuitas Nat Income Pembiayaan Pendapatan Operasional
96.07
955.022
829.250,79
-13,17
113,17
23.978
23.978
0
100
1.309.790
1.363.302,05
4,09
95,91
366.131
381.089,44
4,09
95,91
Sumber : Data diolah
88
Pada Tabel 4.3.8 menunjukkan pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-rata pada Triwulan I dan II pada tahun 2010 tergolong efisien, dikatakan efisien bahwa bank tersebut dapat memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai input dan output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat meraih target yang sebenarnya. Selanjutnya, peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan III (Sept-2010) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target pembiayaan sebesar 1.405.948,85 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.349.200 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 4,21%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 286.385,49 juta rupiah yang saat ini sebesar 274.826 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 4,21% pada kondisi saat ini. Adapun, peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan IV (Des2010) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target ekuitas sebesar 829.250,79 juta rupiah yang saat ini sebesar 955.022 juta rupiah dengan cara mengurangi ekuitas saat ini sebesar 13,17%, menetapkan target pembiayaan sebesar 1.363.302,05 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.309.790 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 4,09%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 381.089,44 juta rupiah yang saat ini sebesar 366.131 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 4,09% pada kondisi saat ini.
89
2) Analisis Efisiensi BRI Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2011
Tabel 4.18 Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2011
Nama Bank
Tingkat Efisiensi (persen)
Actual
Target
To Gain
Achieved
(juta rupiah)
(juta rupiah)
(persen)
(persen)
1. Bank BRI Syariah Triwulan I-2011 Aset Ekuitas Nat Income
68.82
Pembiayaan Pendapatan Operasional
7.236.713
7.236.713
0
100
959.028
959.028
0
100
19.972
19.972
0
100
1.108.256
1.610.481,76
45,32
54,68
92.119
175.942,28
90,99
9,01
0
100
Triwulan II-2011 7.706.185 7.706.185
Aset Ekuitas
962.439
962.439
0
100
Nat Income
16.561
16.561
0
100
1.224.097
1.539.905,70
25,8
74,2
261.452
328.904,84
25,8
74,2
0
100
79.49
Pembiayaan Pendapatan Operasional
Triwulan III-2011 9.531.734 9.531.734
Aset Ekuitas Nat Income
100
Pembiayaan Pendapatan Operasional
Ekuitas Pembiayaan Pendapatan Operasional
978.338
0
100
662
662
0
100
1.279.948
1.279.948
0
100
408.581
408.581
0
100
0
100
Triwulan IV-2011 11.200.823 11.200.823
Aset Nat Income
978.338
100
966.676
966.676
0
100
12.324
12.324
0
100
1.721.836
1.721.836
0
100
679.865
679.865
0
100
90
Peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan I (Mar-2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target pembiayaan sebesar 1.610.481,76 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.108.256 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 45,32%, menetapkan target pendapatan operasional sebesar 175.942,28 juta rupiah yang saat ini sebesar 92.119 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 90,99% pada kondisi saat ini. Selanjutnya, pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan II (Jun2011) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target pembiayaan sebesar 1.539.905,70 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.224.097 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 25,8% dan menetapkan target pendapatan operasional sebesar 328.904,84 juta rupiah yang saat ini sebesar 261.452 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 25,8% pada kondisi saat ini. Pada Triwulan III dan IV tahun 2011 pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan tergolong efisien (100%), dikatakan efisien bahwa bank tersebut dapat memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai input dan output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat meraih target yang sebenarnya.
91
3) Analisis Efisiensi BRI Syariah Rata-rata Triwulan Tahun 2012 Tabel 4.19 Nilai Actual, Target, To gain dan Achieved Input-Output Bank BRI Syariah yang Inefisien pada Tahun 2012
Nama Bank
Tingkat Efisiensi (persen)
Actual
Target
To Gain
Achieved
(juta rupiah)
(juta rupiah)
(persen)
(persen)
1. Bank BRI Syariah Triwulan I-2012 Aset Ekuitas Nat Income
100
Pembiayaan Pendapatan Operasional
Ekuitas 86.41
Pembiayaan Pendapatan Operasional
Ekuitas 85.90
Pembiayaan Pendapatan Operasional
Ekuitas Pembiayaan Pendapatan Operasional
100
971.270
971.270
0
100
7.730
7.730
0
100
1.844.768
1.844.768
0
100
178.019
178.019
0
100
-4,07
104,07
1.031.813
1.031.813
0
100
52.813
52.813
0
100
1.969.842
2.279.746,54
15,73
84,27
385.435
446.073,39
15,73
84,27
0
100
1.078.271
1.078.271
0
100
99.271
77.349,42
-22,08
122,08
2.168.182
2.524.177,34
16,42
83,58
595.074
692.779,62
16,42
83,58
0
100
Triwulan IV-2012 14.086.914 14.086.914
Aset Nat Income
0
Triwulan III-2012 12.199.092 12.199.092
Aset Nat Income
10.522.693
Triwulan II-2012 11.481.043 11.013.760,29
Aset Nat Income
10.522.693
100
1.068.504
1.068.504
0
100
89.544
89.544
0
100
2.597.083
2.597.083
0
100
979.877
979.877
0
100
Sumber : Data diolah
92
Pada Triwulan I dan IV tahun 2012 pencapaian efisiensi BRI Syariah ratarata Triwulan tergolong efisien (100%), dikatakan efisien bahwa bank tersebut dapat memaksimalkan nilai input-output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai input dan output yang dicapai oleh bank yang efisien sudah dapat meraih target yang sebenarnya. Selanjutnya, peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan II (Jun2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target aset sebesar 11.013.760,29 juta rupiah yang saat ini sebesar 11.481.043 juta rupiah dengan cara mengurangi aset saat ini sebesar 4,07%, menetapkan target pembiayaan sebesar 2.279.746,54 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.969.842 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 15,73% dan menetapkan target pendapatan operasional sebesar 446.073,39 juta rupiah yang saat ini sebesar 385.435 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional saat ini sebesar 15,73% pada kondisi saat ini. Peningkatan efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan III (Sept-2012) dapat dilakukan dengan cara menetapkan target net income sebesar 77.349,42 juta rupiah yang saat ini sebesar 99.271 juta rupiah dengan cara mengurangi net income saat ini sebesar 22,08%, menetapkan target pembiayaan sebesar 2.524.177,34 juta rupiah yang saat ini sebesar 2.168.182 juta rupiah dengan cara meningkatkan pembiayaan saat ini sebesar 16,42% dan menetapkan target pendapatan operasional sebesar 692.779,62 juta rupiah yang saat ini sebesar 595.074 juta rupiah dengan cara meningkatkan pendapatan operasional sebesar 16,42% pada kondisi saat ini. 93
Pencapaian efisiensi BRI Syariah rata-rata Triwulan dapat dibuktikan dengan perkembangan aset dan ekuitas BRI Syariah per-Triwulan. Berikut datanya : Tabel 4.20 Perkembangan Aset dan Ekuitas BRI Syariah Triwulan Tahun 2010-2012(Jutaan Rupiah) BANK Triwulan Aset Ekuitas
BRI Syariah
Mar-10 Jun-10 Sep-10 Des-10 Mar-10 Jun-11 Sep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Des-12
3.829.696 4.847.159 6.073.535 6.856.386 7.236.713 7.706.185 9.531.734 11.200.823 10.522.693 11.481.043 12.199.092 14.086.914
458.880 968.570 955.077 955.022 959.028 962.439 978.338 966.676 971.270 1.031.813 1.078.271 1.068.504
Sumber : Laporan Keuangan Bank Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa aset dan ekuitas Bank BRI syariah mengalami peningkatan per-Triwulan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank bekerja cukup baik dalam mengelola aset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam mengelola aset dan ekuitasnya yaitu dengan Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset.
94
Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital
yang ada untuk
mendapatkan Net Income. Berikut perkembangan aset dan ekuitas Bank BRI Syariah setelah dicari menggunakan ROA dan ROE : Tabel 4.21 ROA dan ROE Bank BRI Syariah Tahun 2010-2012 BANK Triwulan ROA ROE Mar-10 8,64 1,12 Jun-10 5,49 0,97 Sep-10 1,80 0,24 Des-10 1,28 0,35 Mar-10 1,23 0,23 Jun-11 1,52 0,20 BRI Syariah Sep-11 3,18 0,40 Des-11 1,19 0,20 Mar-12 1,41 0,17 Jun-12 9,98 1,21 Sep-12 11,40 1,34 Des-12 10,41 1,19
Sumber : Laporan Keuangan Bank Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja Bank BRI Syariah menurut ROA mengalami fluktuasi setiap Triwulan hal ini terjadi disebabkan karena terjadinya krisis global yang berpengaruh dalam pengelolaan asetnya begitupun dengan ROE terdapat fluktuasi di setiap Triwulannya. Penelitian ini menjelaskan jumlah input dan output Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, bertambahn dari tahun ke tahun. Di sisi lain, hasil perhitungan DEA juga memperlihatkan bahwa rata-rata tingkat efisiensi tekniknya 95
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Di sisi lain, kenaikan rata-rata tingkat efisiensinya tetap mencerminkan adanya beberapa bank syariah yang mengalami inefisiensi. Ketidakefisienan tersebut dapat disebabkan variabel baik input maupun output yang belum efisien, meskipun kondisinya bersifat fluktuatif. Pengukuran efisiensi ini cenderung terbatas pada hubungan teknik dan operasional dalam proses konversi input menjadi output. Hal ini menyebabkan untuk meningkatkan tingkat efisiensi hanya memerlukan kebijakan mikro yang bersifat internal, yaitu pengendalian dan alokasi sumber daya yang optimal. Pertama, penyebab ketidakefisienan input aset total adalah penggunaan jumlah aset total yang lebih besar dibandingkan target yang dibutuhkan. Aset total bank syariah meliputi jumlah kas, penempatan pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, surat berharga yang dimiliki, pembiayaan(piutang murabahah, piutang istishna’, piutang qardh, ijarah dan lainnya), pendapatan yang akan diterima, biaya dibayar dimuka, aset tetap dan inventaris, dan aktiva lainnya. Solusi yang dapat ditempuh adalah dengan memperbaiki pengelolaan alokasi jumlah aset total yang dimiliki bank syariah. Kelebihan penggunaan input aset total tidak perlu dialihkan ke input lainnya, namum pola pengelolaannya dirubah dengan memperbesar pengalokasian porsi aset produktif/pembiayaan yang merupakan bagian dari aset total sendiri. Porsi jumlah pembiayaan yang semakin besar akan memperlancar proses intermediasi bank syariah dan memperbaiki pendapatan operasional terutama pendapatan dari penyaluran dana. Perbaikan porsi aktiva tetap yang digunakan baik secara kuantitas maupun kualitas agar pendapatan operasional bank syariah dapat meningkat. 96
Kedua, ketidakefisienan penggunaan input ekuitas oleh bank-bank umum syariah adalah jumlah input (ekuitas) yang masih lebih besar dibandingkan targetnya. Hal ini menandakan perannya sebagai input yang tidak maksimal untuk menghasilkan output. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengalokasikan kelebihan input ekuitas ke bagian input aset total khususnya aset yang bersifat produktif. Ketiga, ketidakefisienan input net income yaitu rendahnya hasil net income yang dihasilkan dari yang diharapkan. Kasus pada bank-bank syariah sama seperti pada bank-bank konvensional, dimana peningkatan jumlah net income tidak diimbangi oleh skill yang memadai menyebabkan bank mengalami penurunan net income termasuk menurunnya dalam hal produktivitas. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan net income dengan meningkatkan jumlah aset dan ekuitas serta meningkatkan pendapatan operasional dan beban operasional. Dengan demikian perbaikan posisi antara pendapatan operasional dan beban operasional yang digunakan baik secara kuantitas maupun kualitas akan semakin meningkat, sehingga bank syariah tetap dapat bersaing. Ketidakefisienan output terjadi pada pembiayaan dan pendapatan operasional. Pertama, jumlah pembiayaan masih lebih kecil dibandingkan target yang ditentukan pada bank-bank syariah yang mengalami inefisiensi. Hal ini disebabkan adanya prinsip kehati-hatian yang diberlakukan oleh bank-bank tersebut, namun kelebihan proporsi penerapan prinsipnya akan menghambat target jumlah pembiayaan yang seharusnya dilakukan. Solusi dari permasalahan ini adalah penerapan prinsip kehati-hatian yang ada tidak menjadikan jumlah 97
pembiayaan terhambat, namun perlunya pengawasan yang lebih ketat (pencegah terjadinya moral hazard), sehingga output pembiayaan dapat lebih optimal. Di sisi lain, variasi bentuk produk pembiayaan yang diinginkan masyarakat perlu ditambah dengan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah yang ada. Kedua, jumlah pendapatan operasional masih jauh dari potensinya. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, peningkatan jumlah pembiayaan (inovasi produk) dan biaya pelayanan jasa. Kedua, perbesar porsi jumlah aset produktif dari total aset yang dimiliki untuk penambahan jumlah pembiayaan, optimalisasi peran pembiayaan (pengurangan NPF akibat moral hazard) dan aktiva tetap (perbaikan kuantitas dan kualitas pelayanan jasa), berdampak positif yaitu penambahan pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan penyaluran dana dan operasional lainnya. Ketiga, perbaikan kualitas SDM untuk peningkatan pendapatan operasional, karena ini berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja dalam mengelola input yang ada (tertentu) untuk menghasilkan output yang maksimal. b. Hubungan Nilai Efisiensi dengan Rasio-Rasio Keuangan Para pengambil kebijakan menggunakan hubungan antara efisiensi dengan indikator kinerja sebagai dasar untuk menerapkan suatu peraturan. Efisiensi dengan ukuran kinerja keuangan memiliki hubungan yang positif. Artinya, semakin efisien suatu Bank Syariah maka indikator kinerja akan menunjukkan hal yang sama. Namun demikian, ukuran kinerja tersebut umumnya berasal dari informasi akuntasi serta terkadang tidak mengacu pada teori ekonomi mikro. 98
Sebagai contoh, tingginya nilai rasio antara biaya dan income di Bank Syariah dapat memberi indikasi dua hal yang berbeda. Tingginya rasio tersebut dapat mengindikasikan adanya ketidakmampuan dalam manajemen pembiayaan di Bank Syariah yang bersangkutan. Namun demikian, tingginya rasio tersebut juga dapat memberikan gambaran semakin tingginya persaingan usaha diantara sesama Bank Syariah. Besaran nilai efisiensi yang dianalisis dengan metode statistik dan didasarkan pada teori ekonomi memiliki informasi yang lebih baik apabila dibandingkan metode yang konvensional. Meskipun dengan metode dan pendekatan yang berbeda, diharapkan nilai efisiensi dengan indikator kinerja memiliki hubungan yang positif artinya memberikan konsistensi serta kesimpulan yang relatif sama terutama untuk proses pengambilan kebijakan. Setelah memaparkan hasil data penelitian sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka beberapa poin penting yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk dilakukan pembahasan di dalamnya. Beberapa hasil poin-poin penting tersebut yang menjadi pembahasan pada bagian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Tingkat Efisiensi Teknis Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi teknis yang dilakukan, didapatkan
bahwa secara rata-rata tingkat efisiensi yang diperoleh oleh ketiga bank syariah di Indonesia periode 2010-2012 berkisar > 0,89 atau 89%. Hal tersebut menunjukkan, bahwa belum optimalnya pengelolaan output yang dihasilkan 99
dibandingkan dengan input yang digunakan pada bank-bank syariah di Indonesia. Hal tersebut paling besar oleh bank besar seperti Bank Muamalat. Bahkan suatu kondisi yang tidak terduga didapatkan bahwa bank syariah yang relatif tergolong masih kecil seperti Bank Bri Syariah justru memperoleh tingkat efisiensi yang lebih optimal, dengan tingkat efisiensi yang pernah mencapai 1,00 atau 100%. Hal tersebut disebabkan oleh karena, bank-bank syariah yang kecil relatif masih memiliki input yang lebih kecil sehingga dalam mengelolanya untuk dijadikan output masih lebih mudah dengan resiko yang masih kecil dibanding dengan bank-bank syariah yang relatif besar yang dimana mereka menghadapi resiko besar dalam pengelolaan input-outputnya sehingga sangat membutuhkan skill kemampuan yang lebih baik lagi. 2.
Tingkat Efisiensi Biaya Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi biaya yang telah dilakukan,
didapatkan nilai efisiensi biaya yang diperoleh oleh bank-bank syariah di Indonesia pada periode 2010-2012 cenderung labil, dimana tingkat efisiensi biaya yang diperoleh bank-bank syariah di Indonesia mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan belum optimalnya bank syariah dalam mengelola aset-aset produktifnya dibandingkan dengan biaya operasional yang dikeluarkan tiap tahunnya yang semakin meningkat. Hal tersebut banyak dialami oleh bank-bank relatif masih kecil seperti Bank Mega Syariah, BRI Syariah yang dimana relatif memperoleh tingkat efisiensi yang lebih rendah dibandingkan bank-bank yang relatif besar seperti Bank Muamalat. Hal ini menunjukkan bahwa biaya usaha yang dikeluarkan oleh bank-bank syariah yang kecil masih lebih besar 100
dibandingkan dengan output yang dihasilkan atau operasional mereka masih berada dalam skala yang tidak ekonomis. Sementara pada bank syariah besar relatif dimana dalam menjalankan operasional mereka telah mampu mencapai skala yang ekonomis, dimana peningkatan output yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang harus mereka keluarkan.
101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Berdasarkan hasil perhitungan DEA, sebagian dari bank-bank syariah masih mengalami inefisiensi. Tingkat efisiensi rata-rata per triwulan Bank Muamalat mengalami kenaikan setiap triwulannya yaitu pada tahun 2010 tingkat efisiensi pada triwulan I hingga triwulan IV mencapai 100%, sedangkan pada tahun 2011 tingkat efisiensi mengalami fluktuatif, pada triwulan I mencapai 87,87% ; triwulan II 86,91% ; triwulan III 92,73% dan triwulan IV mencapai 100%, dan pada tahun 2012 rata-rata efisiensi mengalami peningkatan di setiap triwulannya, pada triwulan I mencapai 85,91% ; triwulan II 89,10% ; triwulan III 95,99% dan triwulan IV mencapai 100%.
2.
Tingkat efisiensi rata-rata Bank Mega Syariah mengalami fluktuasi di setiap triwulannya yaitu pada tahun 2010 tingkat efisiensi triwulan I mencapai 100% ; triwulan II 99,77% ; triwulan III 100% dan triwulan IV mencapai 100%. Sedangkan pada tahun 2011 tingkat efisiensi triwulan I mencapai 86,04% ; triwulan II mencapai 73,23% ; triwulan III mencapai 76,06% dan triwulan IV mencapai 91,80% dan pada tahun 2012 triwulan I mencapai 100
28,18% ; triwulan II mencapai 51,75% ; triwulan III mencapai 65,05 dan triwulan IV mencapai 87,29%. Dan BMS merupakan bank yang kinerjanya belum mencapai tingkat efisiensi suatu bank. 3.
Tingkat efisiensi rata-rata Bank BRI Syariah mengalami fluktuasi di setiap triwulannya yaitu pada tahun 2010 tingkat efisiensi pada triwulan I mencapai 100% ; triwulan II mencapai 100% ; triwulan III mencapai 95,96% dan triwulan IV mencapai 96,07%. Sedangkan pada tahun 2011 tingkat efisiensi pada triwulan I mencapai 68,82% ; triwulan II mencapai 79,49% ; triwulan III dan IV mencapai 100%. Dan pada tahun 2012 tingkat efisiensi triwulan I dan IV mencapai 100% ; triwulan II mencapai 86,41% dan triwulan III mencapai 85,90%.
4.
Ketidakefisienan pada ketiga bank tersebut berasal dari variabel input dan output. Ketidakefisenan input dan output hanya terjadi pada beberapa bank dan tidak terjadi setiap triwulan.
B. Saran Bagi Perbankan Syariah : 1. Variabel input yaitu aset dan ekuitas dan net income maupun variabel output yaitu pembiayaan dan pendapatan operasional bagi periode bankbank yang inefisien agar disesuaikan dengan target agar kondisi operasionalnya lebih efisien, sehingga bank syariah tetap dapat bersaing.
101
2. CEO harus memperhatikan variabel penting yang menyebabkan inefisiensinya suatu bank, yaitu dengan meningkatkan produktivitas bank dalam operasionalnya. Bagi peneliti berikutnya : 1. Skripsi ini disarankan bagi peneliti berikutnya untuk menggunakan data perbankan yang lebih panjang periodenya agar dapat menganalisis perbankan syariah yang akan membuka bank-bank syariah baru. 2. Skripsi ini hanya menjelaskan tentang efisiensi perbankan syariah dengan menggunakan Data Envelopment Anaylsis (DEA), disarankan untuk menggunakan metode pendekatan lainnya. 3. Skripsi ini menjelaskan bahwa pendekatan teknik menggunakan DEA mengabaikan boots strapping/check naving, untuk itu penelitian selanjutnya dapat menggunakan model yang lebih mutakhir terkait dengan efisiensi.
102
DAFTAR PUSTAKA
Ascarya, Diana Y. Dan Guruh S.R. 2008. “Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data Envelopment Analysis (DEA).” Bank Indonesia. 2010. Statistik Perbankan Syariah. http//www.bi.go.id. Diakses tanggal 10 Desember 2012. Bank Indonesia. 2011. Statistik Perbankan Syariah. http//www.bi.go.id. Diakses tanggal 10 Desember 2012. Bank Indonesia. 2012. Statistik Perbankan Syariah. http//www.bi.go.id. Diakses tanggal 10 Desember 2012. Bank Indonesia (2012). Laporan Publikasi Keuangan Triwulan Perbankan 20102012. http//www.bi.go.id. Diakses tanggal 13 Desember 2012. Bank Muamalat Indonesia (2012). Laporan Keuangan Triwulan 2010-2012. http//www.muamalatbank.com. Diakses tanggal 14 Desember 2012. Bank Mega Syariah Indonesia (2012). Laporan Keuangan Triwulan 2010-2012. http//www.megasyariah.co.id. Diakses tanggal 14 Desember 2012. Bank Rakyat Indonesia Syariah (2012). Laporan Keuangan Triwulan 2010-2012. http//www.brisyariah.co.id. Diakses tanggal 14 Desember 2012. Berger, A.N. dan Humphrey, D.B. (1997). “Efficiency of financial institutions: International survey and directions for future research”, European Journal of Operational Research, 98, 175-212. Emerald: Group Publishing Limited. Charnes, A., Cooper, W. And Rhodes, E. (1978), “Measuring the efficiency of decision making units”, European Journal of Operational Research, Vol.2, pp.429-444. Direktorat Perbankan Syariah (2012). Statistik Perbankan Syariah (Islamic Banking Statistic). http//
[email protected]. Diakses tanggal 13 Desember 2012. Hadad, Muliaman D., W. Santoso, Eugenia Mardnugraha, Dhaniel Ilyas (2003). Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia. Jurnal Penelitian, Desember 2003, Bank Indonesia, Jakarta. 103
Hamim S. A Mokhtar, Naziruddin Abdullah, dan Syed M. Al Habshi. 2008. “Efficiency and Competition of Islamic Banking in Malaysia.” Journal Humanomics. Vol.24. No.1. Hal. 28-48. Emerald: Group Publishing Limited. Hendy, Herijanto (2013). “Selamatkan Perbankan! Demi Perekonomian Indonesia”. Expose : PT Mizan Publika, Jakarta. Islamic Banking Least Affected by The Global Financial Meltdown. 29 Juni 2009. http://finance.kalpoint.com/weekly-updates/editors-pick/islamic-bankingleast-affected-by-the-global-financial-meltdown.html. Karim, Adiwarman, 2004, Bank Islam, Rajawali Pers, Jakarta. (KA) Minwir Al-Shammari, Anwar Salimi, (1998),”Modelling the operating efficiency of banks: a nonparametric methodology”, Logistics Information Management, Vol.11, pp. 5-17. Mohamed M.Mostafa, (2011),”Modeling Islamic Banks Efficiency a non parametric frontier approach”, International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, Vol.40, pp. 7-29. Emerald: Group Publishing Limited. Mohammad R. Alirezaee, Murray Howland and Cornelis Van De Panne, (1998), “Sampling size and efficiency bias in Data Envelopment Analysis”, Journal of Applied Mathematics Decision Sciences, Vol.2(1), pp. 51-64. Rashmi Malhotra, Raymond R.Poteau, D.K.Malhotra, (2012), “A DEA Based Multidimensional Framework for Analyzing Indian Commercial Banks”, pp. 61-85. Emerald: Group Publishing Limited. Rivai, Veithzal, et al, Bank and Financial Institution Management, Rajawali Pres, 2007. Saefuddin AM, (2011), “Membumikan Ekonomi Islam”, PPA Consultans, Jakarta. Sukirno, Sadono (2008). Mikro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Yudistira, Donsyah (2003), Efficiency in Islamic Banking; An Empirical Analysis of 18 banks, Paper, Loughborough University, United Kingdom. Emerald: Group Publishing Limited.
104
r
BANK
MUAMALAT2OlO
Triwulan II
UI
rV MUAMAI-A-T20ll
n m Iv I
MUAMALAT2OI2
II il
Iv
BRI 2OI1
BRI2012
978,810
1.668,410 t.749.156 I 1,809,51
r.E72225 t.972.327 2,067,401 2,1r8,465 2,221-160 2,302,463 2,457,991 353.902 384,593 401.335 38r,775 400,485 421.223 435,168 435,642
I il
3,829,696 4.847.159
m
6.073.535
ry
6,856,386
I il
UI
7-236.713 7.706.1E5 9,53t,734
ry
r1,200,823
966,676
I
r0.522.693 l 1,481,043 12.t99,W2 14.085.914
97r.270
tl ilI
w
BRI 2OIO
328,27s 353-521 362219 443,6E4 514,765 565,409 573.r97 670,640 757,539 884.831 98s,960
Iv
I
MECASYARIAH 2012
Income
953,564
554.973 623,000 620.5r4 4s8,880 968.570 955.077 955.022 959,028 962439 978,338
I III
Iv MEGASYARIAH 20ll
Ekuitas
4,365,675 4,474,923 4.455.914 4,637,730 4,295,103 4.487.694 4,787,659 5,565,724 5,874,897 5.987,762 7,305,239 8.164.921
I
MEGASYARIAH 2010
Aset
r4.829.089 15,411,23r r7,686,002 21.442.596 21.608.353 23,697,765 25,596,580 32,479,506 30,836,353 32,689,318 35.700.818 'f4.854.413
T UI
n m IV
486.191
1.031,813 1.078.27r 1.068.504
1.120,896
Pembiryaan
26r,288
s,692,289 6.193.405 6,752,730 7,013,260 7"556.832 8,005,570
514.126 798,205 1,121,105 340,t57
8.906.604
r.5r7.793
9.785.392 10,758,096
406,863
11,686,829 13.854,378
203,U2 234.533 82.414 62.E54 81.564 102,302 t16,247 t16.72r 167.270
183,578 r73.541 158,410 140,095 t3l.79t 120,091 tt4.582 68.113
23s.9E
16,6t7 t4.769 9,390 .026.324 .250.037 ,349,200 .309.790 .108.256 ,2U,097 .279.948 721,836
304.025 301.539 -24,495 -14.805 -23,923 -23,978
-t9.972 -r6.561 -662
-12.324 ,7,730 52.813
9927r 89,5,{4
PendaDatanOperasional
5,409,611
s2.798
.844,768
-969"842 2,168,182 2.597,083
718"149
1.070.851
868,332 1,365,781 1.924,895
187,089 17 386.1 588,314 785.787 188.956 380,346 584.946 823.131 l8 253.1
524,99r 805.303 I,l 14,804 84,030 177.948 274,826 366.131 92.t19 261452 408.58r
679.86s 178,019 385.435 595,074 979,877
:t{
t'
EfficiencyReport 100%
02t07t2013 Peers: 0
BMI2010Mar
References: 0 P otenti aI Improveme nts Variable Aset Ekuitas lncome Pembiayaan Pendapatan Operasion Input / Output Contributions Variable: Aset Ekuitas Income Pembiayaan Pendapatan Operasion
Actual: '14829089 953564 328275 5409611 261288
Target: 14829089 953564 328275 5409611 261288
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
InpuUOutput: Input Input Input Output Output
Contribution: 0 48.88 51.12 100 0
Page1 ot 12
www.banxia.com
EfficiencyReport 100%
0210712013 Peers: 0 References:6
BMI2010Jun
Potential Improvements Variable Aset Ekuitas Income Pembiayaan Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions Variable: Aset Ekuitas Income Pembiayaan Pendapatan Operasion
Actual: 15411231 978810 353521 5692289 514126
Target: 15411231 978810 353521 s692289 514126
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
InpuUOutput: Input Input Input Output Output
Contribution: 0 47.683 52.317 100 0
Page?ol12
www.Danxta.com
EfficiencyReport 100%
0210712013 Peers: 0 References:2
BMI2010Sept
Potential Im provements Variable Aset Ekuitas lncome Pembiayaan Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions Variable: Aset Ekuitas Income Pembiayaan Pendapatan Operasion
Actual: 17686002 1668410 362219 6193405 798205
Target: 17686002 1668410 362219 6193405 798205
Contribution: 0 0 100 100 0 www.banxia.com
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
InpuUOutput: Input Input Input Output Output Page3 of 12
:
Efficiency Report 100o/o
0210712013 Peers: 0
BMI 2010 Des
References: 2 P ote ntial Im proveme nts Variable Aset Ekuitas lncome Pembiayaan Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions Variable: Aset Ekuitas lncome Pembiayaan Pendapatan Operasion
Actual: 21442596 1749156 443684 67s2730 1121106
Target: 21442596 1749156 443684 6752730 1121106
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
InpuUOutput: lnput Input Input Output Output
Contribution: 100 0 0 54.986 45.014 www.banxia.com
Page4 of 12
Efficiency Report 87.87%
0210712013 1 Peers:
BMI2011Mar
References: 0 P otenti aI Improvem ents Variable Potentialimprovement: Actualr Target: 0 Aset 21608353 21608353 -24.16 Ekuitas 1372406 180951 1 -3.71 lncome 495677.9 514765 13.8 Pembiayaan 7013260 7981257 111.92 Pendapatan Operasion 340157 720864.9 Peer Contributions Peer: Variable: Contribution: B M I2 0 1 0J u n Aset 100 B M I2 0 1 0J u n 100 Ekuitas B M I2 0 1 0J u n 100 lncome B M I2 0 1 0J u n 100 Pembiayaan B M I2 0 1 0J u n 100 Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions Variable: InpuUOutput: Gontribution: Aset Input 100 Ekuitas lnput 0 Income Input 0 Pembiayaan Output 100 Pendapatan Output Operasion 0 Peer References Unit: B M I2 0 1 0J u n Page5 oI 12 www.oanxra.com
EfficiencyReport 86.91%
02t07t2013 Peers: 2
BMI 2011Jun
References: 0 Potential Im provements Variable Aset Ekuitas Income Pembiayaan PendapatanOperasion
Actual: 23697765 1872225 565409 7556832 718149
Target: 23697765 1598655 536145.5 8694812 826294.8
Potentialimprovement: 0 -14.61 -5.18 15.06 15.06
Peer Contributions Variable: Contribution: Peer: 87.19 B M I2 0 1 0J u n Aset B M I2 0 1 0J u n Ekuitas 82.09 BMI2010 Jun 88.41 lncome 87.78 B M I2 0 1 0J u n Pembiayaan 83.42 B M I2 0 1 0J u n Pendapatan Operasion 12.81 BMI2010Sept Aset 17.91 BMI2010Sept Ekuitas 11.59 BMI2010Sept lncome 12.22 BMI2010Sept Pembiayaan 16.58 BMI2010Sept Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions lnpuUOutput: Variable: Contribution: Input Aset 100 lnput Ekuitas 0 Input lncome 0 Output Pembiayaan 86.s96 Output Pendapatan 13.404 Operasion Peer References Unit; B M I2 0 10 J u n BMI2010Sept Page6 of 12 www.banxia.com
Efficiency Report 92.73o/o
BMI 2011 Sept
0210712013 3 Peers:
References: 0 Potential Im provements Potentialimprovement: Target: Variable Actual: 0 25596580 Aset 25596580 0 1972327 Ekuitas 1972327 -4.36 548209.8 lncome 573197 7.84 8633295 Pembiayaan 8005s70 '1070851 7.84 1154817 Pendapatan Operasion PeerContributions Variable: Contribution: Peer: 33.4 B M I2 0 1 0J u n Aset 27.53 B M I2 0 1 0J u n Ekuitas 35.77 B M I2 0 1 0J u n lncome 36.58 B M I2 0 1 0J u n Pembiayaan 24.7 B M I2 0 1 0J u n Pendapatan Operasion 11.85 BMI2010Sept Aset 14.51 BMI2010Sept Ekuitas 11.33 BMI2010Sept lncome 12.31 BMI2010Sept Pembiayaan 11.86 BMI2010Sept Pendapatan Operasion 54.75 BMI2010Des Aset BMI2010Des Ekuitas 57.96 52.89 BMI2010Des lncome 51.12 BMI2010Des Pembiayaan 63.45 BMI2010Des Pendapatan Operasion Input / Output Contributions InpuUOutput: Variable: Contribution: lnput Aset 88.427 lnput Ekuitas 11.573 Input Income 0 Output Pembiayaan 67.542 Output Pendapatan Operasion 3?.458 Peer References B M I2 0 1 0J u n BMI2010Sept P a g e To I 1 2 B M l 2 0 1 0D e s www.banxia.com
EfficiencyReport 0210712013
100%
0 Peers: References:0
BMI2011Des
Potential Im provements Variable Aset Ekuitas Income Pembiayaan Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions Variablel Aset Ekuitas Income Pembiayaan Pendapatan Operasion
Actual: 32479506 2067401 670640 8906604 1517793
Target: 32479506 2067401 670640 8906604 1517793
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
InpuUOutput: Input Input Input Output Output
Contribution: 0 83.565 16.435 0 100
Page8 of 12
www.banxia.com
EfficiencyReport 85.91%
02t07t2013 1 Peers:
BMI2012Mar
References: 0 Potential Im provements Variable Actual: Aset 30836353 Ekuitas 2118465 lncome 757539 Pembiayaan 9785392 Pendapatan Operasion 406863 PeerContributions Peer: Variable: BMI2010Jun Aset BMI2010Jun Ekuitas BMI2010Jun lncome BMI2010Jun Pembiayaan BMI 2010Jun Pendapatan Operasion lnput / Qutput Contributions Variable: Contribution: Aset 100 Ekuitas 0 Income 0 Pembiayaan 100 Pendapatan Operasion 0 Peer References Unit: B M I2 0 1 0J u n
Target: 30836353 1958502 707360.7 11389709 1028715
Potentialimprovement: 0 -7.55 -6.62 16.4 152.84
Contribution: 100 100 100 100 100
www.banxia.com
InpuUOutput: Input Input Input Output Output
Page9 of 12
1I ',i
EfficiencyReport 89.10%
02t07t2013 Peers: 1
B M I2 0 1 2J u n
References: 0 Potenti aI Improve m ents Potentialimprovement: Target: Variable Actual: 0 Aset 32689318 32689318 -6.53 2076189 Ekuitas 2221160 -15.25 749866.2 lncome 884831 12.23 12074120 Pembiayaan 10758096 25.59 1090531 Pendapatan Operasion 868332 Peer Contributions Peer: Variable: Contribution: 100 BMI2010Jun Aset 100 BMI2010Jun Ekuitas 100 BMI2010Jun lncome 100 BMI2010Jun Pembiayaan 100 BMI 2010Jun Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions lnpuUOutput: Variable: Contribution: Input Aset 100 Input Ekuitas 0 Input lncome 0 Output Pembiayaan 100 Output Pendapatan 0 Operasion Peer References Unit: B M I2 0 1 0J u n Page10 of 12 www.banxia.com
Efficiency Report 95.99%
0210712013 Peers: 3
BMI2012Sept
References: 0 Potenti al Im provements Variable Actual: Aset 3570081 I Ekuitas 2302463 Income 98s960 Pembiayaan 11686829 Pendapatan Operasion 1365781 Peer Contributions Peer: Variable: B M I2 0 1 0J u n Aset B M I2 0 1 0J u n Ekuitas B M I2 0 1 0J u n lncome B M l 2 0 1 0J u n Pembiayaan B M I2 0 1 0J u n Pendapatan Operasicn BMI2010Des Aset B M l 2 0 1 0D e s Ekuitas BMI2010Des Income BMI2010Des Pembiayaan BMI2010Des Pendapatan Operasion B M l 2 0 1 2D e s Aset BMI2012Des Ekuitas BMI2012Des lncome B M l 2 0 , | 2D e s Pembiayaan B M l 2 0 1 2D e s Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions Variable: Contribution: Aset 77.311 Ekuitas 22.689 Income 0 Pembiayaan 64.825
Target: 35700818 2302463 824683.2 12174868 1422816
Potentialimprovement: 0 0 -16.36 4.18 4.18
Contribution: 51.2 50.42 50.84 55.45 42.86 19.54 24.72 17.51 18.05 25.64 29.26 24.86 31.65 26.5 31.5 InpuUOutput: Input Input Input Output
Itf
tt
t' '
P*r
Pendapatan Operasion References Unit: B M I2 0 1 0J u n B M l 2 0 1 0D e s BMI2012Des
35.175
Output
www.banxia.com
Page11 of 12
Efficiency Report 100o/o
0210712013 0 Peers;
BMI 2012 Des
References: 1 Potential Improve ments Variable Aset Ekuitas lncome Pembiayaan PendapatanOperasion lnput / Output Contributions Variable: Aset Ekuitas lncome Pembiayaan Pendapatan Operasion
Actual: 44854413 2457991 1120896 13854378 1924895
Target 44854413 2457991 1120896 13854378 1924895
Contribution: 80.041 19.959 0 60.786 39.214 www.banxia.com
Potentialimprovement:
0 0 0 0 0
lnpuUOutput: Input Input Input Output Output Page12 of 12
+ t, I
EfficiencyReport 100%
0210712013 Peers: 0
BRI 2010Mar
References: 5 P otential Improveme nts Variable Aset Ekuitas NetIncome Pembiayaan Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions Variable: Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan Pendapatan Operasion
Actual: 3829696 4s8880 24495 1026324 84030
Target: 3829696 458880 24495 1026324 84030
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
InpuUOutput: Input Input Input Output Output
Contribution: 100 0 0 100 0
Page1 of 12
www.banxia.com
EfficiencyReport 02t07t20't3 Peers: 0
B R I2 0 1 0J u n
100%
References: 5 PotentialImprovements Variable Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan Pendapatan Operasion Input / Output Contributions Variable: Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan Pendapatan Operasion
Actual: 4847159 968570 14805 1250037 't77948
Target: 4847159 968570 14805 1250037 177948
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
InpuUOutput: lnput lnput Input Output Output
Gontribution: 44.008 40.458 15.534 92.935 7.065
P a g e 2o f 1 2
www.Danxta.com
EfficiencyReport 95.96%
02t0712013 4 Peers:
BRI 2010Sept
References: 0 Potential Im provements Variable Aset Ekuitas Net Income Pembiayaan PendapatanOperasion Peer Contributions
Peer: BRI2010Mar BRI2010Mar BRI2010Mar BRI2010Mar BRI2010Mar BRI2010Jun
Actual: 6073535 955077 23923 1349200 274826 Variable: Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan
PendapatanOperasion Aset
Target: 6073535 955077 23923 1405949 286385.s Contribution: 1.42 1.08 2.31 1.65 0.66 64.71
Potentialimprovement: 0 0 0 4.21 4.21
-4r
82.22 Ekuitas BRI2010Jun 50.17 Net lncome BRI2010Jun 72.09 Pembiayaan BRI2010Jun 50.38 B R I2 0 1 0J u n PendapatanOperasion 5.36 Aset BRI2011Des 2.94 BRI2011Des Ekuitas 1.5 B R I2 0 1 1D e s Net lncome 3.56 BRI2011Des Pembiayaan 6.89 PendapatanOperasion BRI2011Des 28.52 Aset BRI2012Des 13.75 Ekuitas BRI2012Des 46.02 Net lncome BRI2012Des 22.7',| Pembiayaan BRI2012Des 42.07 BRI2012Des PendapatanOperasion Input / Output Contributions InpuUOutput: Variable: Gontribution: Input Aset 61.643 Input 26.26 Ekuitas Input 12.097 Netlncome Output 79.095 Pembiayaan Output 20.905 Pendapatan Operasion Peer References Unit: BRI2010Mar BRI2010Jun BRI2011Des BRI2012Des Page3 of 12 www.banxia.com
EfficiencyReport 96.07%
02t07t2013 3 Peers:
BRI2010Des
0 References: Potenti al Imp rove m e nts Variable Aset Ekuitas Net Income Pembiayaan PendapatanOperasion Peer Contributions
Peer: BRI2010Jun BRI2010Jun BRI2010Jun BRI2010Jun BRI2010Jun BRI2011Des BRI2011Des BRI2011Des BRI2011Des BRI2011Des BRI2012Des BRI2012Des BRI2012Des BRI2012Des BRI2012Des Input / Output Contributions Variable: Aset Ekuitas
Actual: 6856386 955022 23978 1309790 366131
Variable: Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan Pendapatan Operasion Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan Operasion Pendapatan Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan Pendapatan Operasion Gontribution: 89.575 0
Target: 6856386 829250.8 23978 1363302 381089.4
PotentialimProvement: 0 -13.17 0 4.09 4.09
Contribution: 33.57 55.46 29.32 43.54 22.17 33.31 23.77 10.48 25.75 36.38 33.12 20.77 60.2 30.71 41.45 InpuUOutput: Input Input
r NetIncome Pembiayaan Pendapatan Operasion Peer References Unit: BRI2010Jun BRI2011Des BRI2012Des
Input Output Output
10.425 5"t.265 48.735
Page 4 of 12
www.banxia.com
EfficiencyReport 68.82%
02t07t20't3 Peers: 3
BRI2011Mar
References:0 Potenti al Imp roveme nts Variable Actual: Aset 7236713 Ekuitas 959028 NetIncome 19972 Pembiayaan 1108256 Pendapatan Operasion 92119 Peer Contrtbufions Peer: Variable: BRI2010Mar Aset BRI2010Mar Ekuitas BRI2010Mar Netfncome BRI2010Mar Pembiayaan BRf2010Mar Pendapatan Operasion BRI2010Jun Aset BRI2010Jun Ekuitas BRI2010Jun Netlncome BRI2010Jun Pembiayaan BRI2010Jun Pendapatan Operasion BRI2012Mar Aset BRI2012Mar Ekuitas BRI2012Mar Netlncome BRI2012Mar Pembiayaan BRl2012Mar Pendapatan Operasion Input / Output Contributions Variable: Contribution: Aset 54.896 Ekuitas 27.597 NetIncome 17.507 Pembiayaan 100 Pendapatan Operasion 0 PeerReferences Unit: BRI2010Mar BRI2010Jun BRI2012Mar
Target: 7236713 959028 19972 1410482 175942.3
Potentialimprovement: 0 0 0 45.32 90.99
Gontribution: 22.84 20.65 52.93 27.5 20.61 31.56 47.59 34.93 36.57 47.66 45.6 31.76 12.14 35.92
31.73
www.banxia.com
InpuUOutput: Input Input Input Output Output
Page 5 of 12
EfficiencyReport 79.49%
B R I2 0 1 1J u n
02t0712013 4 Peers:
References: 0 PotentialIm provements Potentialimprovement: Target: Variable Actual: 0 7706185 Aset 77061 85 0 962439 Ekuitas 962439 0 16561 16561 Netlncome 25.8 1539906 Pembiayaan 1224097 25.8 328904.8 2614s2 Pendapatan Operasion Peer Contributions Contribution: Peer: Variable: 9.73 Aset BRI2010Mar 9.34 Ekuitas BRI2010Mar 28.97 BRI2010Mar NetIncome 13.05 BRI2010Mar Pembiayaan 5 BRI2010Mar Pendapatan Operasion 30.28 BRI2010Jun Aset 48.44 BRI2010Jun Ekuitas 43.03 BRI2010Jun Netlncome 39.07 BRI2010Jun Pembiayaan 26.04 BRI2010Jun Pendapatan Operasion 44.04 BRI2011Des Aset 30.43 Ekuitas BRI2011Des 22.55 BRI2011Des NetIncome 33.88 BRI2011Des Pembiayaan 62.63 BRI2011Des Pendapatan Operasion 15.95 Aset BRI2012Mar 11.79 Ekuitas BRI2012Mar 5.45 BRI2012Mar Netlncome 13.99 BRI2012Mar Pembiayaan 6.32 BRI2012Mar Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions lnpuUOutput: Variable: Contribution: lnput Aset 54.856 Input Ekuitas 31.52 Input NetIncome 13.624 Output Pembiayaan 89.762 Output Pendapatan Operasion 10.238 PeerReferences Unit: BRI2010Mar BRI2010Jun BRI2011Des BRI2012Mar Page 6 of 12 www.banxia.com
Efficiency Report 0210712013 0 Peers:
BRI 2011Sept
100%
0 References: P otentiaI Im provements Variable Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan Pendapatan Operasion Input / Output Contributions Variable: Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan PendapatanOperasion
Actual: 9531734 978338 662 1279948 408581
Target: 9531734 978338 662 1279948 408581
Contribution: 0 97.624 2.376 80.643 19.357 www.banxia.com
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
InpuUOutput: Input Input Input Output Output PageTof 12
EfficiencyReport 0210712013
1oo%
Peers: 0
BRI 2011 Des
3 References: Potential Improvem ents variabte Aset Ekuitas Net lncome Pembiayaan Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions Variable: Aset Ekuitas NetIncome Pembiayaan Pendapatan Operasion
Actual: 11200823 966676 12324 1721836 679865
Target: 11200823 966676 12324 1721836 679865
Contribution: 0 68.56 31.439 77.107 22.893 www.banxia.com
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
InpuUOutput: InPut Input Input OutPut Output Page8 of 12
EfficiencyReport 100%
0210712013 0 Peers:
BRI 2012Mar
References: 3 P otential Improveme nts Variable Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan PendapatanOperasion Input / Output Contributions
Actual: 10522693 971270 7730 1844768 178019
Target: 10522693 971270 7730 1844768 17801I
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
InpuUOutput: Input Input lnput Output Output Page9 of 12 www.banxia.com
Variable: Aset Ekuitas NetIncome Pembiayaan
Contribution: 0 77.744 22.256 93.235
PendapatanOperasion
6.765
tr
EfficiencyReport 86.41%
02t07t2013 Peers: 3
B R I2 0 1 2J u n
References: 0 Potential Improvements Variable Actual: Aset 11481043 Ekuitas 1031813 Netlncome 528't3 Pembiayaan 1969842 Pendapatan Operasion 385435 Peer Contributions Peer: Variable: BRI2010Mar Aset BRI2010Mar Ekuitas BRI2010Mar NetIncome BRI2010Mar Pembiayaan BRI2010Mar Pendapatan Operasion BRI2012Mar Aset BRI2012Mar Ekuitas BRI2012Mar NetIncome BRI2012Mar Pembiayaan BRI2012Mar Pendapatan Operasion BRI2012Des Aset BRI2012Des Ekuitas BRI2012Des Netlncome BRI2012Des Pembiayaan BRI2012Des Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions Variable: Contribution: Aset 0 Ekuitas 82.945 Net Income 17.055 Pembiayaan 99.157 PendapatanOperasion 0.843
Target: 11013760 1031813 52813 2279747 446073.4
Potentialimprovement: -4.07 0 0 15.73 15.73
Contribution: 30.09 38.48 40.13 38.95 16.3 27.98 27.57 4.29 23.7 11.69 41.93 33.95 55.58 37.35 72.01 InpuUOutput: Input Input Input Output Output
Peer References Unit: B R I 2 0 1 0M a r B R I 2 0 1 2M a r B R I 2 0 1 2D e s
Page10of 12
www.banxia.com
EfficiencyReport 85.90%
02t07t2013 Peers: 3
BRI 2012Sept
0 References: P otential Imp rovements Variable Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan Pendapatan Operasion PeerContributions Peer: BRI2010Mar BRI2010Mar BRI2010Mar
Actual: 12199092 1078271 99271 2168182 595074
Target: 12',t99092 1078271 77349.42 2524177 692779.6
Variable: Aset Ekuitas NetIncome
Gontribution: 26.27 35.61 26.5
Potentialimprovement: 0 0 -22.08 16.42 16.42
',r I
BRI2010Mar BRl2010Mar BRI2010Jun BRI2010Jun BRI2010Jun BRI2010Jun BRl2010Jun BRI2012Des BRI2012Des BRI2012Des BRI2012Des BRI2012Des Input / Output Contrihutions
Pembiayaan Operasion Pendapatan Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan Pendapatan Operasion Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan Pendapatan Operasion
Variable:
Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan Pendapatan Operasion PeerReferences Unit: BRI2010Mar BRI2010Jun BRI2012Des
34.02 10.15 0.8 1.8 0.38 0.99 0.52 72.94 62.59 73.12 64.99 89.34 InpuUOutput: lnput Input Input Output Output
Contribution: 94.979 5.021 0 69.485 30.515
Page11ot12
www.banxia.com
EfficiencyReport 0210712013
1oo%
Peers: 0
BRI 2012 Des
4 References: PotentialImprovements Variable Aset Ekuitas Netlncome Pembiayaan Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions Variable: Aset Ekuitas NetIncome Pembiayaan Pendapatan Operasion
Actual: 14086914 1068504 89544 2597083 979877
Target: 14086914 1068504 89544 2597083 979877
Contribution: 95.66 4.34 0 62.356 37.644 www.banxia.com
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
InpuUOutput: InPut InPut lnPut OutPut Output Page12 of 12
I
EfficiencyReport 100%
02107120'13 Peers: 0
BSMI2010Mar
4 Referencet Potenti al Imp rovem e nts Variable Aset Ekuitas lncome Pembiayaan PendapatanOperasion Input / Output Contributions Variable:
Aset Ekuitas Income Pembiayaan Pendapatan Operasion
Target: 4365675 353902 203842 183578 187089
Actual: 4365675 353902 203842 183578 187089
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
InpuVOutput: Input Input Input Output Output Page1 of 12
Gontribution: 0 100 0 100 0 www.banxia.com
EfficiencyReport 99.77%
0210712013 Peers: 2
BSMI2010Jun
0 Referencel PotentiaI Improvements Variable Aset Ekuitas Income Pembiayaan Pendapatan Operasion Peer Contributions Peer: BSMI2010Mar BSMI2010Mar BSMI2010Mar BSMI2010Mar BSMI2010 Mar
Actual: 4474923 384593 234533 '173541 386117 Variable: Aset Ekuitas lncome
Pembiayaan PendapatanOperasion
Aset BSMI2010Sept BSMI2010Sept Ekuitas lncome BSMI2010Sept BSMI2010Sept Pembiayaan BSMI2010Sept Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions Variable: Contribution: 100 Aset Ekuitas 0 lncome 0 Pembiayaan 86.046 Pendapatan Operasion 13.954 PeerReferences Unit: BSMI2010Mar BSMI2010Sept
Target: 4474923 382469.6 147210.5 173941.5 387008
Potentialimprovement: 0 -0.55 -37.23 0.23 0.23
Gontribution: 51.07 48.44 72.49 55.25 25.31 48.93 51.56 27.51 44.75 74.69
www.banxia.com
lnpuUOutput: Input Input lnput Output Output
Page 2 of 12
F1-
r5 i
EfficiencyReport 0210712013
1OO%
Peers: o
BSMI 2010 Sept
5 Referencet P otentiaI Improvements Variable Aset Ekuitas lncome Pembiayaan Pendapatan Operasion Input / Output Contributions Variable: Aset Ekuitas Income Pembiayaan Pendapatan Operasion
Actual: 4455914 401335 82414 158410 588314
Target: 4455914 401335 82414 158410 588314
Gontribution: 100 0 0 78.697 21.303 www.banxia.com
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
InpuUOutput: InPut InPut InPut OutPut Output Page3 of 12
EfficiencyReport 0210712013
100%
Peers: 0
BSMI 2010 Des
6 Referencet P otenti aI Improveme nts Variable Aset Ekuitas Income Pembiayaan Pendapatan Operasion Input / Output Contributions Variable: Aset Ekuitas Income Pembiayaan Pendapatan Operasion
Actual: 4637730 381775 62854 140095 785787
Target: 4637730 381775 62854 140095 785787
Potentialimprovement: 0 0 0 0 0
lnpuUOutput: Contribution: Input 0 Input 0 Input 100 OutPut 0 OutPut 100 Page4 of 12 umnrv.banxia.com
EfficiencyReport 0210712013
86.04%
BSMI 2011 Mar
Peers: 2 Referencer 0
P otentiaI Improvements Variable Actual: Aset 4295103 400485 Ekuitas lncome 81564 Pembiayaan 131791 Pendapatan 188956 Operasion PeerContributions Variable: Peer: BSMI2010 Aset Mar Ekuitas BSMI2010Mar BSM|2010 Mar Income BSM|2010 Mar Pembiayaan BSM|2010Mar Pendapatan Operasion BSM|2010Sept Aset
Target: 4295103 386172.8 81564 153182.8 560363.9 Contribution: 1.75 1.58 4.31 2.07 0.58 98.25
Potentialimprovement: 0 -3.57 0 16.23 196.56
Lv
'l
I
Ekuitas BSMI2010Sept Income BSMI2010Sept Pembiayaan BSMI2010Sept Pendapatan Operasion BSMI2010Sept Input / Output Contributions Gontribution: Variable: 87.726 Aset 0 Ekuitas 12.274 lncome 100 Pembiayaan 0 Pendapatan Operasion Peer References Unit: BSMI2010Mar BSMI2010Sept www.banxia.com
98.42 95.69 97.93 99.42 InpuUOutput: Input Input Input Output Output
Page 5 of 12
Efficiency Report 73.23%
0210712013 Peers: 2
BSMI2011Jun
Referencer 0 P otential Imp rovem ents Potentialimprovement: Target: Actual: Variable 0 4487694 4487694 Aset -c.c 398034.7 421223 Ekuitas 0 102302 102302 lncome 36.55 163988.8 120091 Pembiayaan 39.73 531470.4 380346 Pendapatan Operasion Peer Contributions Gontribution: Variable: Peer: 15.25 Aset BSMI2010Mar 13.94 Ekuitas BSMI2010Mar 31.24 Income BSMI2010Mar 17.55 Pembiayaan BSMI2010Mar 5.52 BSM|2010Mar Pendapatan Operasion 84.75 Aset BSMI2010Sept 86.06 Ekuitas BSMI2010Sept 68.76 lncome BSMI2010Sept 82.45 Pembiayaan BSMI2010Sept 94.48 BSM|2010Sept PendapatanOperasion lnput / Output Contributions InpuUOutput: Contribution: Variable: Input 85.619 Aset lnput 0 Ekuitas Input 14.38 lncome Output 100 Pembiayaan Output 0 Pendapatan Operasion Peer References Unit: BSMI2010Mar BSMI2010Sept www.banxia.com
Page6 of 12
r Efficiency Report 76.06%
02t07t2013 Peers: 2
BSM| 2011Sept
Referencer 0 Potentiallm provements Variable Actual: Aset 4787659 Ekuitas 435168 lncome 116247 Pembiayaan 114582 Pendapatan Operasion 584946 PeerContributions Peer: Variable: BSMI2010Sept Aset BSMI2010Sept Ekuitas BSMI2010Sept lncome BSMI2010Sept Pembiayaan BSMI2010Sept Pendapatan Operasion BSMI2010Des Aset BSMI2010Des Ekuitas BSMI2010Des lncome BSMI2010Des Pembiayaan BSMI2010Des Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions Variable: Contribution: Aset 100 Ekuitas 0 lncome 0 Pembiayaan 57.83 Pendapatan Operasion 42.17 PeerReferences Unit: BSMI2010Sept BSMI2010Des
Target: 4787659 402847.9 70455.1 9 150644.2 769044.8
Potentialimprovement: 0 _7.43 -39.39 31.47 31.47
Gontribution: 23.53 25.19 29.58 26.59 19.34 76.47 74.81 70.42 73.41 80.66
www.banxia.com
InpuUOutput: Input Input Input Output Output
PageToI 12
T
! ," i
EfficiencyReport 91.80%
0210712013 Peers: 1
BSMI2011Des
0 Referencet P otenti aI Im prove m ents Variable Aset Ekuitas lncome Pembiayaan PendapatanOperasion Peer Contributions
Actual: 5565724 435642 116721 681'13 823131
Variable: Peer: Aset BSMI2010Des Ekuitas BSMI2010Des lncome BSMI2010Des Pembiayaan BSMI2010Des Pendapatan Operasion BSMI2010Des lnput / Output Contributions Contribution: Variable: 0 Aset 100 Ekuitas lncome 0 0 Pembiayaan 100 Pendapatan Operasion PeerReferences Unit: BSMI2010Des
Target: 5292096 435642 7',1722.46 159861 .9 8966s8.6
PotentialimProvement: -4.92 0 -38.55 134.7 8.93
Contribution: 100 100 100 100 100
www.banxia.com
InpuUOutput: Input Input Input Output OutPut
Page8 of 12
EfficiencyReport 28.18%
BSMI 20'12Mar
0210712013 Peers: 3
0 Referencet prove nti al I m ments P ote Potentialimprovement: Target: Actual: Variable 0 5874897 5874897 Aset 0 486191 486191 Ekuitas -38.45 102950.3 167270 Income 254.87 187361.7 52798 Pembiayaan 254.87 898227.4 253118 Pendapatan Operasion Peer Contributions Gontribution: Variable: Peer: 10.88 Aset BSMI2010Mar 10.65 Ekuitas BSMI2010Mar 28.98 Income BSMI2010Mar 14.34 Pembiayaan BSMI2010Mar 3.05 Pendapatan Operasion BSMI2010Mar 7.41 Aset BSMI2010Sept 8.07 Ekuitas BSMI2010Sept 7.82 BSMI2010Sept lncome 8.26 BSMI2010Sept Pembiayaan 6.4 Pendapatan Operasion BSMI2010Sept 81.7',1 Aset BSMI2010Des 81.28 Ekuitas BSMI2010Des 63.19 Income BSMI2010Des 77.39 Pembiayaan BSMI2010Des 90.55 Operasion BSMI2010Des Pendapatan Input / Output Contributions InpuUOutput: Gontribution: Variable: Input Aset 59.629 Input 40.371 Ekuitas
#i " i
I
Income Pembiayaan Pendapatan Operasion Peer References Unit: BSMI2010Mar BSMI2010Sept BSMI2010Des
InPut OutPut Output
0 68.525 31.475
Page9 of 12
www.banxia.com
EfficiencyReport 0210712013
51.75%
Peers: 1
BSM|2012Jun
Referencer 0 Potential lm provements Potentialimprovement: Target: Variable Actual: 0 5987762 Aset 5987762 -11.18 492908.8 Ekuitas 554973 -65.61 81150.65 Income 235998 988.5 180876.3 Pembiayaan 16617 93.25 1014528 Pendapatan 524991 Operasion Peer Contributions Contribution: Peer: Variable: 100 BSMI2010Des Aset 100 Ekuitas BSM|2010 Des 100 Income BSM|2010 Des 100 BSM|2010 Des Pembiayaan 100 BSM|2010Des Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions InpuUOutput: Variable: Gontribution: InPut 100 Aset InPut Ekuitas 0 InPut Income 0 OutPut Pembiayaan 0 OutPut Pendapatan Operasion 100 Peer References Unit: BSMI2010Des Page 10 oI 12
www.banxia.com
EfficiencyReport 65.06%
0210712013 Peers: 1
BSMI 2012Sept
0 Referencet P otentiaI Imp roveme nts Variable Actual: Aset 730s239 Ekuitas 623000 lncome 304025 Pembiayaan 14769 Pendapatan 805303 Operasion PeerContributions Peer: Variable: BSMI2010Des Aset BSMI2010Des Ekuitas BSMI2010Des lncome BSMI2010Des Pembiayaan BSM|2010Des Pendapatan Operasion lnput / Output Contributions Variable: Contribution: 100 Aset Ekuitas 0
Target: 7305239 601362.7 99006.09 220674.2 1237752
Potentialimprovement: 0 -3.47 -67.43 1394.17 53.7
Gontribution: 100
100 100 100 100 InpuUOutput: Input Input
r lncome Pembiayaan PendapatanOperasion Peer References Unit: B S M I2 0 1 0 D e s
Input Output Output
0 0 100
www.banxia.com
Page11of12
Efficiency Report 0210712013
87.29%
: 't*
BSMI 2012 Des
Peers: 1
0 Referencet Potenti al Improveme nts Potentialimprovement: Target: Actual: Variable -7.68 7537886 8164921 Aset 0 620514 Ekuitas 620514 -66'12 102159'1 301539 lncome 2324'54 227701.9 9390 Pembiayaan 14.56 1277171 1114804 Operasion Pendapatan PeerContributions Contribution: Variable: Peer: 100 Aset BSMI2010Des 100 Ekuitas BSM|2010 Des 100 BSM|2010 Des Income 100 BSM|2010Des Pembiayaan 100 BSM|2010Des Operasion Pendapatan Input / Output Contributions InpuUOutput: Variable: Gontribution: InPut 0 Aset InPut 100 Ekuitas InPut Income 0 Output Pembiayaan 0 OutPut Pendapatan 100 Operasion Peer References Unit: BSMI2010Des Page12 oI 12 www.banxia.com