Artikel Penelitiun
Pengaruh Pemberian Formula MPASI Tinggi Protein terhadap Status Pertumbuhan Bayi Usia 6-8 Bulan
Luciana B. Sutanto, Saptawati Bardosonoo Diana Sunardi Departemen llmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta
Abstrak: Kecukupan gizi pada masa bayi merupakan dassr tumbuh kembang pada usia selanjutnya. Sumber gizi pertama dan utama bayi adalah air susu ibu (ASI), namun setelah berusia 6 bulan bayi harus mulai mendapatkan makanan pendemping ASI MPAST. Makanan pendamping ASI yang dapat memenuhi kebutuhqn gizi sangdt penting bagi pertumbuhan dan perkembangan optimal bayi. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mercilai pengaruh pemberian MPASI tinggi protein terhadap status petumbuhan bayi usia 6-8 bulan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimental-quasi paralel
terbuka. Pemilihan sampel dilakukan dengan alokasi random secara klqster (Posyandu). Penelitian ini membandingkan kelompok bayi usia 6-8 bulan yang mendapatkan MPASI formala komersial mengandung tinggi protein MPASI-D) rlengan MPASI yang diracik sendiri oleh ibu MPASI-Q. Penelitian dilakukan antara Nopember 2009 hinggaApril 2010 di beberapa Posyandu Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur Semua responden merudapatkan penyaluhan gizi di awal dan selamq masa penelitian. Indikator pertumbuhan ba.yi adalah berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala. Hasil penelitian menunjukkan konseling dan pemberian MP-ASI selama 3 bulan pada kedua kelompok dengan jumlah subjek masing-masing 50 bayi, berhasil meningkatkan asupan kalori, protein, serta memperbaiki status gizi. Disimpulkan bahwa pemberian MPASI formula kamersiql mengandung tinggi protein sama baiknya dalam mendukung pertumbuhan bayi usia 6-8 bulsn dibandingkan dengon MPASI yang diracik sendiri di rumah.
Kdu kunci: Makanan pendamping ASI, pertumbuhan, tinggi protein, bayi usia
6-8 bulan
Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor:
11, November 2010
Pengaruh Pemberian Formula MPASI Tinggi Protein terhadap Status Pertumbuhan Bayi
The Role of High Protein Complimentary Feeding on Growth Status of Children Age 6-8 Months Luciana B. Sutanto, Saptawati Bardosono, Diana Sunardi Department of Nutrition, Faculty of Medicine, Uilivelsity of Indonesia
Abstract: Adequate nutrition during infoncy isfundamentalfor growth and development. Thefirst and only nutritionfor babies is breast milk, but by the age of six month, complimentaryfeeding is needed. A nutritionally adequate complimentary feeding for infant is very important for optimal growth and development. This study aims to evaluate the role of high protein complimentary feeding on grawth status of infants age 6-8 months. A quasi-experimental study design was applied using cluster rmtdom allocation sampling technique- Infants age 6-8 months were diided to two groups receiving commercial complimmtaryfeeding (I4PASI-D) snd to homebrews complimentary feeding fv[PASI-l- All respondent were given infant feeding education before data collection and during the study. Infant's growth indicators (weight, length and head circumference) were monitored. The study was donefrom Noventber 2009 to April 2010, at several Posyandu in Kelurahan Kampung Melayu, East Jakarta. The result of this study showed that counseling and complimentary feedingfor 3 months increase calories and protein intake and growth indicators in both groups. In conclusion, commercial high protein complimentarVfeeding is as good as the homebrews. Key words: Complimmtaryfeeding, growth, high pratein, children age 6-8 month
Pendahuluan
Usia 0-12 bulan merupakan masa berlangsungnya perhrmbuhan dan perkembanganyang sangat pesat, meliputi perubahanfisik dankognisi. Hal ini merupakan dasar dari
kelangsungan hidup dan tumbuh kembang pada usia selanjutnya serta memiliki pengaruh yang besar pada kebutuhan zat gizi dan pola pemberian makan bayi. Bayi merupakan konsumen pasif karena kecukupan zat gizi sepenuhnya menjadi tanggungjawab orangtrn dan/atan pengasuh. Oleh karena itu, pengetahuan, sikap dan perilaku gizi orangloia danlatat pengasuh menentukan kecukupan nt g;n dalri rnakamnyang diberikan untuk bayi. t Konseling
Sebagai salah satu jenis formula MPASI, MPASI-D dirancang khusus dengan kandungan makronutrien tinggi
protein dan mikronutrien yang dibutuhkan oleh bayi. Pemberian MPASI-D tersebut dapat digunakan sebagai alternatif bila MPASI racikan ibu tidak tersedia. Diharapkan
MPASI dapat membantu memberikan kelengkapan gizi khususnya protein yang dibutuhkan bayi. Berdasarkan wacana ilmiah tersebuf maka penelitian ini dilakukan dengan
tujuan menilai pengaruh pemberian MPASI-D terhadap status petumbuhan bayi. Pengamatan terhadap bayi dilakukan ss1am2 tiga bulan di beberapa Posyandu Kelurahan Kampung Melayq JakartaTimur.
gizi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibulkeluarga dalam mernberikan makanan bagi bayi.3
Pemberian makan bayi diawali dengan fase menyrsui, yaitu pada usia 0-6 bulan. Dalam periode ini dianjurkan agar bayi hanya mendapat air susu ibu (ASI) atauASI ekslusif.
Fase selanjutnya, yaitu sejak usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Pada fase ini, bayi berisiko mengalami gangguan gSzi, jtka MPASI yang diberikan tidak memadai.2 Makanan pendamping ASI yang diberikan seharusnya memenuhi beberapa
kriteria,yaknimengandmgzatgiziyangdapatmemenuhi kebutuhan bayi dan mampu dikonsumsi sesuai tahap perkembangan fisiologi saluran cerna bayi.3
Maj Kedokt Indon, Volurn: 60, Nomor: 11, November 2010
Mektde Penelitian ini menggunakan desain eksperimentalqmsi paralel te6uka. Pengambilan sampel dilalcrkan dengan alokasi random berdasarkan beda wilayah Posyandu. Penelitian ini
membandingkan kelompok bayi usia 6-8 bulan yang mendapatkan MPASI formula komersial (MPASI-D) dengan
MPASI yang diracik sendiri di rumah (MPASI-D. Subjek diamati selama tiga bulan. Penelitian berlangsung antara Nopember 2009InnggaApril2010 dan dilakukan di lima Posyandu Kelurahan Kampung Melalu, Jakarta Timur. Subjekpenelitian adalahbayi usia 6-8 bula4 yang tidak memenuhi kriteria penolakan sebagai berikul menderita cacat fisik berdasarkan pemeriksaan fisik, memiliki penyakit
Pengaruh Pemberian Formula MPASI Tinggi Protein terhadap Status Pertumbuhan Bayi
2. Asupan ASI dan Zat Gizi Subjek
kongenital dan riwayat penyakit kronis atau infeksi
Tabel
berdasarkan wawancara dokter. Penelitian ini merupakan studi awal dengan subjek 100
Variabel
bayi yang berusia 6-8 bulan. Subjek dibagi menjadi
Median frekuensi minum ASI
(kali/hari):
bubur. Setiap sajian mengandung 16,5 gram" energi sebesar 69,80kka1, protan3,2l glemakI,54 gkarbofudrat 10,72 g dan gula 0,59 g. Pada kelompok perlakuan MPASI-I, cara pemberian MPASI diatur oleh responden (ibu subjek) yang telah mendapat konseling. Datayangdiperoleh diolah dan dianalisis dengan proSPSS
rmi115.rm
Awal Akhir
Median asupan energi dari makanan (Kkal): Awal
Sejurnlah i00 subjek dialokasikan menjadi 2 kelompok (masing-masing 50 subjek) yakni kelompok yang mendapatkan MPASI-D dan mendapatkan MPASI-I. Subjek penelitian pada umumnya lahir cukup bulan, kecuali dua subjek yang lahir kurang bulan pada kelompok MPASI-I. Tidak ada subjek yang memiliki berat lahir rendall kelainan bawaan ataupun penyakit kronis. Setaran subjek pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna pada saat awal penelitian (penapisan). (Iabel 1).
2 dapat dilihat bahwa tidak terdapat
peftedaan bermakna dari pola pemberian ASI antar kelompok selama penelitian. Terdapat peningkatan bermakna asupan kalori dan protein selama periode penelitian, tetapi tidak terdapat perb edaan y ang bermakna antar kelompok.
Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa pada awal penelitian kelompok MPASI-I mempunyai hasil pengukuran
1. Sebaran Karakteristik Subjek Penelitian Saat
Awal
Penelitian Variabel
Kelornpok MPASI-D
(n:50) Jenis kelamin,
Laki-laki
32 (640/o)3
{4s-s3)
498
p
MPASI-I
(n:50)
n (%)
Perempuan 18 (387o) Rerata usia (SD) dalam bulan 4,55 (1,06) Median BB lahir (min-maks) 3100g (2500-4000) Median PB lahir (min-maks) 49 sn
Yji
Kelompok Nilai
0 (60vo)
0,680-
4,7'.7
(r,27)
(260a-3ea0) 49 cm (42-se)
chi-square; fuji t tidak berpasangan; tUji Mann-Whitney
(84%) (78W
0,220', 0,260"
9 (2-12) 7 (2-12)
7 6
(2-15) (1-15)
0,3944
348,00
0,597#
378,45
0,105#
(49,9-t417,50)
542,85
494,55
Nilai
<0,001
p3
<0,001
Median asupan energi total
(Kkal): Awal
846,30 (63 8,80-1 126,0o) 0,649# 882,4A 915,64 (647,50-r 1 84,00) G27,6A-t 143,30) 0,546# 0,013 0,011 83 1,30
(382,90-1 I 53,
Akhir pB
Median asupan protein total (g): Awal
Akhir
l0)
t7,7s (3,23-38,e0)
14,2
(5,40-34,20) 0,312*
20,00
18,15
(4,80-49,30)
(6,9o-43,30)
Nilai IJ ji
Ch
o,022
p8
i-s
qua
relKo lmogorov-smirnov; tJj
a,570#
0,001
i
Mann-Whitney ;
$U-i
i
Wi lcoxon
antro-pometri meliputi berat badan, panjang badan dan lingkar kepala, lebih rendah secara bermakna dibandingkan kelompok MPASI-D. Penelitian ini memiliki keterbatasan karenatidak tersedia plasebo. Untuk mengatasi hal ini alokasi penge-lompokkan subjek penelitian dilakukan berdasarkan
lokasi Posyandu agar tidak terjadi penolakan karena perbedaan perlakuan antar responden di dalam satu kelompok. Selama penelitian terdapat peningkatan hasil pengukuran antropometri meliputi berat badan, panjang badan dan
lingkar kepala. Pada kelompok yang mendapat MPASI-D, peningkatan ukuran-ukuran antropometri tersebut tidak berbeda secara bermakna dibandingkan dengal kelompok MPASI-I, pada pengukuran bulan L, 2 dan 3, seperti terlihat pada gambar l, 2 dan3. Gambar l, 2 dan3 menunjukkan hasil analisis pengukuran beralang (mu I t ip I e m e asure s) terhadap berat badaq panjang badan, lingkar kepala subjek padakdrn
0,1 43$
kelompokyang meningkat secara bermakna selama penelitian (p<0,001), tetapi tidak berbeda secara bermakna antar kelonpok (p>0,05).
0,930t
Diskusi
2A (40o/o)
3000g
42 39
(113,90-1180,70) (r05,20-1140,5a) 0,7 93#
ulchi-square ataa
Hasil
9.349*
p
(680/o)
(92,00-L 153,10)
Akhir
Nilai
(n:50)
37 (74%)
34
Awal Akhir
Nilai
Tabel
MPASI-I
Masih ASI, n (%):
Kolmogorov-Smirnov, uji t tidak berpasangan atau uji MarrnWhitney, uji Wicoxon, dan uji pengukuranbenrlang.
Pada tabel
Kelompok
MPASI-D
(n:50)
pemberian makan bayi di awal dan selama masa penelitian,
gan
Kelompok
2
kelompok perlakuan dengan masing-masing kelompok perlakuan memiliki 50 subjek. Kelompok perlakuanberupa mereka yang mendapat MPASI-D dan yang mendapat MPASI-I. Kedua kelompok diberikan penyuluhan pola serta dilalrukan pengukuran indikator pertumbuhan @erat badan, tinggi badan, linglar kepala). Sajian MPASI-D berbentuk bubuk dan disajikan sebagai
Selama Penelltian
Pada usia
0-6 bulan bayi dianjurkan mendapat makanan
dalam bentuk ASI saja. Selanjutnya, bayi harus mulai Maj Kedokt Indon, Yolum: 60, Nornor:
11, November 2010
Pengaruh Pemberian Formula MPASI Tinggi Protein terhadap Status Pertumbuhan Bayi Tabel
3. Perubahan Ukuran Antropometrik Selama Penelitian Faa.jang
Kelompok Kelompok MPASI-D MPASI-I
Variabel
Median BB (minimummaksimum), kg: Awal Setelah
I
bulan
Setelah 2 bulan
7,60 (5,60-1 1,00) 7,60 (5,7 s -r0,'7 5) 7,95 (5,8 5-1 2.20)
(5,65- 1 2,00) Median PB (minimummaksimum), cm: Awal
68,00
(62,00-76,4A) Setelah
I
bulan
69,00
(63,00-77,00) Setelah 2 bulan
70,o4
rc3,04-77,44)
Akhir
hdan
(crni
II.{FASFD
7q5
Akhir
Nilai p
72,00
6,85 (5,10-1 1,00) 0,001'
71
(5,45-e,60)
0,008'
7{t
(5,70-10,05) 0,003'
6S
7,sa (5,85-9,60
68
.7
in
ltr4.SI-I
7,12
)
0,013'
67
66,54
(61,00-75,00)
0,00e#
66
68,00
(62,00-7s,00)
0,003#
69,00
63,04-75,00) <0,001' 69,5A
(64,00-'79,00) (63,00-77,O0) <0,001-
Gambar
2. Peningkatan Panjang Badan Subjek Kedua
Ke-
lompok Selarna Penelitian (p=0,466)
Median Lingkar kepala
(minimum-maksimum), cm: Awal
yang didapatkan tidak dipengaruhi oleh asupanASI. 43,50
Setelah
I
42,40
GA,s0-47,s0) (4,0,4a-46,50) 0,oa3# bulan
Setelah 2 bulan
44,00 44,50
(41,00-48,00)
Akhir
43,00
(41,O0-47,50) G4,90-47,00) 0,009#
45,00
(42,o0-49,00)
Selama penelitian, asupan kalori total, meliputi asupan dari ASI dan MPASI, serta asupan protein meningkat secara secara bermakna pada kedua kelompok. Jika dibandingkan dengan anjuran WHO,4 yaitu untuk usia 6-8 bulan diberikan
43,90
ut,0a-47,oo)
0,023#
44,04
(41,50-47,2A) 0,A12'
mendapat MPASI, meskipun asupan kalori utama masih berasal dari ASI. Datayang didapat menunjukkan bahwa sebelum dan selama penelitian tidak terdapat perbedaan bermakna dari pola pemberian ASI pada kedua kelompok. Dengan demikian, pada pembahasan selanjutnya perbedaan
total kalori 615 l*a1(dari MPASI 200 kkal) maka kedua kelompok telah memenuhi anjurat tersebut. Tidak terdapat peftedaanyangbermakna dari asupan kalori dan protein pada kelompok yang mendapatkan MPASI-D menggunakan formula yang dirancang mengandung tinggi protein dengan kelompok yang mendapatkan MPASI-I yang dibuat sendiri. IIal ini menunjukkan adanya manfaat konseli ng glzimenganal pola pemberian makanan bayi yang diberikan pada awal penelitian. Padapenelitian ini, selaindidapatkan peningkatan asupan
kalori dan protein yang bermakna, juga didapatkan
Bem{ (]ce)
g2 MPASl.D 8.O
7.8
peningkatan bermakna pada hasil pengukuran antropometri meliputi berat badan, panjang biidan dan lingkar kepala. Berdasarkan teori bahwa asupan nutrisi mendukung proses perturnbuhan, disimpulkan bahwa pada penelitian ini asupan
nutrisi subjek kedua kelompok penelitian memberikan dukungan pada proses pertumbuhan dengan baik. pemberian MPASI yang baikberdasarkan a4juran WHO akan menunjang
7€ MPASl.I
IA
pertumbuhan yang bermakna berdasarkan pengukuran antropometri.
t.2.
7n
a Buhpedmbeaga::
Gambar
1.
Peningkatan Berat Badan Subyek Kedua Kelompok Selama Penelitian (p:0,354)
Maj Kedold Indon, Volum: 60, Nomor: 11, November 2010
Pengaruh pemberian kedua jenis MPASI terhadap pertumbuhan subjek dinilai dengan analisis pengukuran berulang (multiple measures). Didapatkan berat badan, panjang badan, lingkar kepala subjek pada kedua kelompok meningkat secara bermakna selarna penelitian (p<0,001). Antara kelompok MPASI-D dan MPASI-I tidak ada perbedaan bermakna pada peningkatat b eratbadarl,panjang badan dan lingkar kepala dengan masing-masing nilai kemaknaan p=
Pengaruh Pemberian Formula MPASI Tinggi Protein terhadap Status Pertumbuhan Bayi
Llngk
ibuipengasrh subjek pada kedua kelompok perlakuan berhasil
krpala
(em)
I,IPASI-D
meningkatkan asupan kalori dan protein secara bermakna. Produk MPASI-D, formula dengan komposisi tinggi protein,
L{P5SI.I
lingkarkepala.
43.fi
445
44.8
samabailcrya dengan pemberianMPASl-I yang diracik sendiri di rumah dalam mendukung pertumbuhan bayi usia 6-8 bulan berdasarkan pa,rameter berat badan, panjang badan dan
UcapanTerimaKasih
435
Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. Widatra
Bhakti, Iakarta, yangtelah memberikan dukungan padapenelitian ini.
.13.0
fi
nansial
IlaftarPustaka l.
42.4 0
Bdan penimbaagaa
Gambar
3. Peningkatan Lingkar Kepala Subjek Kedua
Ke-
2.
lompok Selama Penelitian (p:0,317) A
354, 0,466 dan0,3L7 .Dapat disimpulkanbahwapemberian
J.
MPASI-D sama baiknya dalam meningkatkan indikator pertumbuhan berdasarkan parameter berat badan, panjang badar dan lingkar kepala, dibandingkan dengan pemberian MPASI-I. Perlu diingat bahwa selain peran makronutrien, mikronutrien juga diperlukan dalam proses perhrmbuhan. Mineral yang berperan penting dalam pertumbuhan adalah kalsiunl besi, dan seng.5 Dengan demikianMPASI-D dapat dimanfaatkan sebagai alternatif MPASI pada kondisi saat
4.
Lutter CK. Macrolevel approaches to improve the avaibility of complementary foods. Dalam: Daelmans B, Martines J, Saadeh R, editors. Special issue based on a world heallh organtzation expert consultation on complimentary feeding. Food and nutrition bulletin. 2003;24(l):83 -103. Sawadago PS, Martin-Prevel Y, Savy M, Kameli Y, Traissac P, Traore AS, et al. An infant and child feeding index is associated with the nutritional status of 6 to 23 monlh-old children in rura1 Burkino Faso. J Nutr. 20A5)36:656-63. Soetjiningsih, Suandi IKG Gizi unluk tumbuh kembang anak. Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Gde Ranuh IGN, editors. Tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta: Sagung Seto; 2002.p.22-50. World Health Orgwizalion [Homepage on the internet]. Guiding principle for complimentary feeding ofthe trreastfed child. [upda;rd 2A07 Dec 10-13, ciled2oo9 Jul 91. Availlable from: hlrp:/ /www.who.intlchild_adolescent_health/documentsl a85622/ enl
index.html Roche AF, Sun SS. Human growth: assessment and interpretation. Cambridge: Cambridge University Press; 2003.
ibu/pengasuh mengalami keterbatasan waktu dalam penyiapan makanan bayi.
@
us,nn
Kesimpulan Konseling dan pemberian MPASI selama
3
bulan pada
Maj Kedokt Indon, Yolum: 60, Nomor: 11, November 2010