TINDAK TUTUR PEDAGANG MAKANAN KAKI LIMA DI PASAR RAYA KOTA PADANG (STUDI KASUS PEDAGANG MAKANAN IBU ERI)
Desy Pebrianti 1), Yetty Morelent 2) , Gusnetti 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahassa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E_mail :
[email protected] Abstract This research aims to describe speech act who use by street vendorse at Pasar Raya in Padang city (case study of food seller by Mrs. Eri) it observe from ilokusi speech act. The theory in this research is phenomenon theory by Abdul Chaer and Leoni Agustina (2010), the speech act theory by I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rohmadi (2011), and pragmatic theory by I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rohmadi (2011). The type of this research is qualitativeresearch with descriptive method. The result of this research is found 32 asertive speech act like a long time ago many people buy the selling, so i can’t handle it and the price of the food in here so cheap, 27 directive speech act like its time to watering the selling and streak Mr. Jaya Agung, 2 komisive speech act like if you always eat the selling, your pocket money will be cut and wanna sell or helping the people?. 1 ekspresive speech act like why the rice so hard?and not found deklareative speech act who use by the vendorse, because declarative speech act will be change if it be spoken like married and baptize. Based on analysis, it can be concluded that the form of speech act that is used by street vendors at Pasar Raya in Padang city (case study of food seller Mrs. Eri) is a speech act that people usually do in daily communication, but the food seller in doing communication usually use a speech act that its meaning can be found pragmatic. The members that participate in that speech situation will easy to get the meaning of that speech who used by the speaker, this thing is because they have known that speech situastion. Keywords: Speech Acts, Food Traders dapat berupa pikiran, gagasan, maksud,
PENDAHULUAN Bahasa adalah alat interaksi sosial atau alat
komunikasi
manusia.
perasaan, maupun emosi secara langsung.
Memang
Maka, dalam setiap proses komunikasi ini
manusia dapat menggunakan alat lain
terjadilah apa yang disebut peristiwa tutur
untuk berkomunikasi, tetapi tampaknya
dan tindak tutur dalam satu situasi tutur.
bahasa merupakan alat komunikasi yang
(Chaer dan Agustina,2010:47)
paling baik di antara alat-alat komunikasi
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau
lainnya. Dalam setiap komunikasi manusia
berlangungnya interaksi lingusitik dalam
saling
satu bentuk ujaran atau lebih yang
menyampaikan
informasi
yang
1
melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan
pedagang makanan Ibu Eri menggunakan
lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, di
tuturan yang berbeda makna dari tuturan
dalam waktu, tempat dan situasi tertentu.
yang
(Chaer dan Agustina,2010:47).
digunakan oleh orang yang terlibat dalam
biasa
digunakan.
Bahasa
yang
Kalau peristiwa tutur merupakan gejala
tuturan tersebut cenderung kasar didengar
sosial, maka tindak tutur merupakan gejala
oleh masyarakat umum, namun bagi
individual,
dan
pedagang makanan bahasa tersebut biasa
oleh
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
kemampuan bahasa si penutur dalam
Hal ini karena anggota yang terlibat dalam
menghadapi situasi tertentu. Kalau dalam
situasi tuturan tersebut memaknai bahasa
peristiwa tutur lebih dilihat pada tujuan
yang digunakan tersebut hanya dalam
peristiwanya, tetapi dalam tindak tutur
situasi
lebih dilihat pada makna atau arti tindakan
komunikasi biasa.
bersifat
keberlangsungannya
dalam
psikologis, ditentukan
tuturannya.
(Chaer
dan
Berdasarkan
Agustina,2010:50). Setiap
orang
bercanda
atau
hanya
observasi
sebagai
yang
telah
dilakukan pada hari Selasa 29 September akan
menggunakan
2015 pada pukul 13.00 WIB di Pasar Raya
bahasa sesuai dengan tempat bahasa itu
kota
diperlukan untuk apa atau sesuai dengan
penggunaan bahasa yang biasa, namun
kebutuhannya. Penggunaan bahasa haus
pedagang
sesuai dengan kebutuhan bahasa tersebut.
bahasa tersebut dalam konteks bercanda.
Dalam berkomunikasi di lingkungan sosial
Para anggota yang terlibat cenderung
seseorang akan melihat di mana tempat
menggunakan
dan siapa lawan bicaranya. Setiap orang
dilihat secara pragmatik.
menggunakan bahasa sesuai dengan tempat
Padang.
digunakan
contoh
peneliti
atau
mahasiswa
pembeli
bahasa
Berdasarkan
dimana bahasa itu diperlukan. Sebagai siswa
dan
akan
Terdapat
menggunakan
yang maknanya
bentuk
pedagang
beberapa
tuturan tersebut,
yang maka
ingin meneliti “Tindak Tutur
berbicara dengan guru atau dosen yang
Pedagang Makanan Kaki Lima di Pasar
mengajarnya tentu menggunakan bahasa
Raya Kota Padang (Studi Kasus Pedagang
yang lebih sopan, ini dikarenakan bahasa
Makanan Ibu Eri)”.
tersebut
KAJIAN TEORI
digunakan
dalam
lingkungan
pendidikan.
Situasi tuturan menurut Wijana dan
Berbeda dengan para pedagang di
Rohmadi (2011:15) adalah
Pasar dalam berkomunikasi. Bahasa yang
aspek yang
senantiasa harus dipertimbangkan dalan
biasa digunakan oleh pedagang khususnya
2
rangka studi pragmatik yaitu sebagai
Menurut
Wijana
dan Rohmadi
berikut :
(2011:21) tindak lokusi adalah tindak tutur
1 Penutur dan Lawan Tutur
untuk menyatakan sesuatu.
Konsep penutur dan lawan tutur ini
Nababan
(dalam
Sedangkan Wijana
dan
juga termasuk penulis dan pembaca, bila
Rohmadi,2011:22) mengemukakan bahwa
tuturan
bila diamati secara seksama konsep lokusi
bersangkutan
dikomunikasikan
dengan media tulisan..
itu adalah konsep yang berkaitan dengan
2 Konteks Tuturan
preposisi kalimat. Kalimat atau tuturan
Konteks
tuturan
penelitian
dalam hal ini dipandang sebagai suatu
linguistik adalah konteks dalam aspek fisik
satuan yang terdiri dari dua unsur, yakni
atau seting sosial yang relevan dari tuturan
subjek/ topik dan prediket/comment.
bersangkutan. 3 3. Tujuan Tuturan Bentuk-bentuk
Wijana dan Rohmadi (2011:23)
tuturan
yang
menyatakan
sebuah untuk
tuturan mengatakan
selain
diutarakan oleh penutur dilatarbelakangi
berfungsi
atau
oleh maksud dan tujuan.
menginformasikan sesuatu, dapat juga
4 Tuturan sebagai Bentuk Tindakan atau
digunakan untuk melakukan sesuatu. Bila
Aktivitas
hal ini terjadi, tindak tutur yang terbentuk
Bila gramatika menangani unsur-
adalah tindak tutur ilokusi. diucapkan oleh
unsur kebahasaan sebagai entitas yang
seorang ayah kepada anaknya, mungkin
abstrak, maka pragmatik berhubungan
dimaksudkan untuk menasehati lawan tutur
dengan tindak verbal yang terjadi dalam
agar lawan tutur tidak hanya bepergian
situasi tertentu. 5 Tuturan sebagai 5.
menghabiskan waktu secara sia-sia.
Produk Tindak Verbal
Dari hal tersebut, jelas bahwa
Tuturan yang digunakan dalam rangka
pragmatik,
dikemukakan
dalam
seperti kriteria
tindak ilokusi sangat sukar diidentifikasi
yang
karena
keempat
bahwa
harus
lawan tutur, kapan dan di mana tindak
Searle (dalam Wijana dan Rohmadi menyatakan
dahulu
mempertimbangkan siapa penutur dan
merupakan bentuk dari tindak tutur.
2011:21)
terlebih
tutur itu terjadi, dan sebagainya.
secara
Kushartanti,dkk
(2005:110)
pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis
menyatakan bahwa tindak tutur ilokusi
tindakan yang dapat diwujudkan oleh
berdasarkan tujuannya, pertuturan dapat
seorang penutur, yakni tindak lokusi,
dikelompokkan seperti berikut ini :
tindak ilokusi dan tindak perlokusi.
1. Asertif, yang melibatkan penutur kepada kebenaran atau kecocokan
3
preposisi, misalnya menyatakan,
Menurut Moleong (2010:6) mengutip
menyarankan dan melaporkan.
pendapat Jane Richie yang menyatakan
2. Direktif, yang tujuannya adalah
bahwa
kualitatif
adalah
tanggapan berupa tindakan dari
upaya untuk menyajikan dunia sosial,
mitra tutur, misalnya menyuruh,
dan perspektifnya di dalam dunia, dari
memerintahkan,
segi konsep, perilaku, persepsi, dan
meminta,
memohon, dan mengingatkan.
persoalan tentang manusia yang diteliti
3. Komisif, yang melibatkan penutur dengan
tindakan
selanjutnya,
atau
misalnya
Selanjutnya,
penutur
pada
(2010:11)
mengemukakan bahwa metode deskriptif
berjanji,
adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata , gambar dan bukan angka-angka.
4. Ekspresif, yang memperlihatkan sikap
Moleong
akibat
bersumpah dan mengancam.
Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan
keadaan
metode penelitian kualitatif. Selain itu.
tertentu, misalnya berterima kasih,
Semua yang dikumpulkan berkemungkinan
mengucapkan
selamat,
menjadi kunci terhadap apa yang sudah
menyalahkan,
memaafkan,
memuji, dan
diteliti.
meminta maaf. Deklaratif, yang
Dengan
demikian,
laporan
menunjukkan terjadinya perubahan
penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan
setelah
misalnya
data untuk memberi gambaran penyajian
membaptis, menceraikan (secara
laporan tersebut. Data tersebut mungkin
Islam),
berasal dari naskah wawancara, catatan
diujarkan,
menikahkan
dan
menyatakan.
lapangan,
foto,
Jenis dan Metode Penelitian
resmi lainnya.
Jenis
2. Latar,
penelitian
ini
videotape,
dokumen
pribadi, catatan atau memo dan dokumen
METODOLOGI PENELITIAN 1.
penelitian
adalah
penelitian kualitatif dengan metode
Entri
dan
Kehadiran
Peneliti
deskriptif. Moleong (2010:5) mengutip
Penelitian ini dilakukan kepada
pendapat Denzin dan Lincoln yang
pedagang makanan kaki lima di Pasar
menyatakan
Raya kota Padang. Entri yang diteliti yaitu
kualitatif
bahwa adalah
penelitian
penelitian
yang
tindak tutur yang digunakan oleh para
menggunakan latar alamiah, dengan
pedagang makanan kaki lima di Pasar
maksud menafsirkan fenomena yang
Raya kota Padang yang meliputi tindak
terjadi dan dilakukan dengan jalan
tutur ilokusi dan pembagiannya yang
melibatkan berbagai metode yang ada.
berdasarkan tujuannya meliputi tindak
4
tutur asertif, direktif komisif, ekspresif,
rekaman
dan deklaratif. Peneliti terlibat langsung
kemudian peneliti melakukan analisis data.
dalam pengumpulan data setiap hari di
6 Teknik Analisis Data
mulai pada hari jumat sampai hari senin
Langkah-langkah
pada pukul
09.00 sampai dengan pukul
pembicaraan
yang
terjadi,
yang
lakukan
dalam analisis data adalah sebagai berikut
17.00 jam dengan satu orang pedagang
:
(1)
melakukan
rekaman
terhadap
makanan yang diteliti yaitu Ibu Eri.
pembicaraan yang terjadi di pedagang
3 Objek Penelitian
makanan kaki lima, (2)
membagi hasil
Objek penelitian ini adalah tindak
rekaman pembicaraan tersebut ke dalam
tutur yang muncul dalam tuturan yang
tindak tutur ilokusi yang digunakan oleh
terjadi antara pedagang dan pembeli.
pedagang dengan mengelompokkan sesuai
Informan yang diambil yaitu
pembagiannya, (3)
pedagang
menganalisis tindak
makanan kaki lima di Pasar Raya kota
tutur yang telah terkumpul sesuai dengan
Padang (studi kasus pedagang makanan
pembagian
Ibu Eri). Pengambilan data dilaksanakan
menyimpulkan hasil dari analisis tindak
selama 4 hari.
tutur ilokusi dan pembagian tersebut.
4 Instrumen Penelitian
7. Keabsahan Data
Instrumen yang dilakukan peneliti
kelompoknya,
Dalam
hal
(4)
ini
peneliti
dalam penelitian ini adalah pengamatan
menggunakan pengujian keabsahan data
peneliti sendiri dibantu dengan alat rekam
yaitu pengecekan anggota yang terlibat
yaitu handphone dan pencatatan data
dalam proses pengumpulan data. Dengan
terhadap tuturan yang terdapat di dalam
itu, peneliti melakukan keabsahan data
komunikasi para pedagang makanan kaki
dengan pemilik warung makanan tersebut
lima di Pasar Raya kota Padang.
yaitu Ibu Eri yang turut terlibat dalam
5 Metode Pengumpulan Data
percakapan
Pengumpulan data ini dilakukan
yang
telah
direkam
sebelumnya.
dengan teknik pengamatan dengan metode
HASIL PENELITIAN
simak dan rekam, dalam hal ini peneliti
Analisis Bentuk Tuturan Ilokusi Asertif
merekam pembicaraan yang terjadi antra pedagang
dengan
pembeli,
Tuturan
pedagang
ilokusi
asertif
adalah
tuturan yang melibatkan penutur kepada
dengan anaknya, dan pembeli dengan
kebenaran
pembeli. Setelah dilakukan pengumpulan
misalnya menyatakan, menyarankan dan
data,
melaporkan. Pada penelitian ini peneliti
maka
peneliti
menyimak
hasil
atau
kecocokan
preposisi,
menemukan tindak tutur ilokusi asertif
5
yang digunakan pedagang makanan kaki
(APJ.4)
lima di Pasar Raya kota Padang (studi
kepada kakaknya seperti berikut
kasus Ibu Eri), tuturan tersebut dapat
Apj : “buka talua Nita”
dilihat pada data berikut ini :
(buka telur Nita)
Data (PB.1) Situasi tuturan ini terjadi
Bentuk tuturan anak penjual tergolong
ketika pembeli sedang bercanda dengan
dalam tindak tutur ilokusi direktif karena
pembeli lain yang menceritakan tentang
tuturan yang diucapkan diharapkan ada
anaknya yang masih bayi. Pada data (PB.1)
tanggapan berupa tindakan dari mitra tutur.
adalah tuturan pembeli kepada pembeli
Maksud dari tuturan anak penjual adalah
lain seperti berikut :
anak penjual meminta kakaknya untuk
Pb : “baijo makan tu”
membuka telur untuk dibuat menjadi teh
(Dieja makannya ya)
telur.
Bentuk tuturan pembeli tergolong dalam
Analisis
tindak
Komisif
tutur
ilokusi
menyatakan
sesuatu
kebenarannya.
Maksud
asertif
karena
berdasarkan
Bentuk
anak
Tuturan
penjual
Ilokusi
Tuturan ilokusi komisif adalah
tuturan
tuturan yang melibatkan penutur dengan
menyatakan
tindakan atau akibat selanjutnya, misalnya
kepada pembeli lain kalau anaknya sulit
berjanji, bersumpah dan mengancam. Pada
makan, dan hanya makan sedikit-sedikit
penelitian ini peneliti menemukan tindak
Analisis
tutur ilokusi komisif yang digunakan
pembeli
adalah
Bentuk
pembeli
dari
adalah tuturan
Tuturan
Ilokusi
pedagang makanan kaki lima di Pasar
Direktif Tuturan ilokusi direktif adalah
Raya kota Padang (studi kasus pedagang
tuturan yang tujuannya berupa tanggapan
makanan Ibu Eri), tuturan tersebut dapat
atau tindakan dari mitra tutur, misalnya
dilihat pada data berikut ini :
menyuruh,
Data (PJ.9) Situasi tuturan terjadi ketika
memohon,
memerintah, dan
meminta,
mengingatkan
Pada
anak penjual banyak makan kue. Pada data
penelitian ini peneliti menemukan tindak
(PJ.9) adalah tuturan penjual kepada
tutur ilokusi direktif yang digunakan
anaknya seperti berikut
pedagang makanan kaki lima di Pasar
Pj : “kalau mangulek jo potong pitih
Raya kota Padang (studi kasus pedagang
lanjo”
makanan Ibu Eri), tuturan tersebut dapat
(kalau makan potong uang jajan)
dilihat pada data berikut ini :
Bentuk tuturan penjual tergolong dalam
Data (APJ.4) Situasi tuturan terjadi ketika
tindak tutur ilokusi komisif karena tuturan
pembeli memesan minuman. Pada data
yang
6
diucapkan
melibatkan
penutur
dengan tindakan selanjutnya. Maksud dari
PENUTUP
tuturan penjual adalah penjual mengancam
Kesimpulan
anaknya kalau masih banyak makan maka
Berdasarkan analisis data,
uang jajan akan dikurangi. Analisis
Bentuk
Tuturan
dapat disimpulkan bahwa bentuk tindak tutur yang digunakan pedagang makanan
Ilokusi
di Pasar Raya adalah tindak tutur ilokusi
Ekspresif Tuturan ilokusi ekspresif adalah tuturan
maka
yang
memperlihatkan
yang dilihat berdasarkan tujuannya yaitu
sikap
32 tindak tutur asertif, 27 tindak tutur
penutur pada keadaan tertentu, misalnya
direktif, 2 tindak tutur komisif, 1 tindak
berterima kasih, mengucapkan selamat,
tutur
memuji, menyalahkan, memaafkan, dan
penggunaan
meminta maaf.. Pada penelitian ini peneliti
Pedagang makanan dalam penggunaan
menemukan tindak tutur ilokusi ekspresif
bahasanya cenderung menggunakan bahasa
yang digunakan pedagang makanan kaki
yang biasa digunakan dalam komunikasi
lima di Pasar Raya kota Padang (studi
biasa, akan tetapi maknanya dilihat secara
kasus pedagang makanan Ibu Eri), tuturan
pragmatik. Maksud dari tuturan pedagang
tersebut dapat dilihat pada data berikut ini :
dapat dipahami secara langsung oleh
Data (PB.39) situasi tuturan terjadi ketika
anggota
penjual sedang memasak nasi goreng. Pada
tersebut. Hal ini karena para anggota
data (PB.39) adalah tuturan pembeli
tuturan sudah saling memahami situasi
kepada anak penjual seperti berikut
tuturan tersebut.
ekspresif
dan
tindak
yang
terlibat
tidak
ditemukan
tutur
deklaratif.
dalam
tuturan
Pb :“baa kok baku-baku nasi tu?” (kenapa nasinya beku-beku?)
Saran
Bentuk tuturan pembeli tergolong dalam
1. Untuk mahasiswa jurusan Bahasa dan
tindak tutur
ilokusi
ekspresif
karena
Sastra
Indonesia
dapat
menambah
tuturan yang diucapkan memperlihatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang
keadaan penutur pada keadaan tertentu.
tindak tutur
Maksud dari
tuturan pembeli adalah
2. Untuk guru yang mengajar bahasa
pembeli menyalahkan anak penjual karena
Indonesia
agar
dapat
memberikan
nasinya keras-keras.
materi tentang tindak tutur dalam prosese belajar mengajar sehingga siswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang tindak tutur
7
3.
Untuk
peneliti
lain
agar
dapat
melanjutkan penelitian tentang tindak tutur dengan penggunaan bahasa yang lain
DAFTAR PUSTAKA Achmad, HP dan Alek Abdullah. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga. Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. HP, Achmad dan Alek Abdullah. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga. Kushartanti, Untung Yuwono, dkk. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Moleong, Lexy J 2010. Metodologi Penelitian Kualitaitif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Oktavia, Rita. 2005. “Bentuk Tindak Tutur dalam Proses Interaksi Belajar Mengajar Kelas VI SD Negeri 09 Desa Aia Tajun Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman”. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta. Sumarsono. 2002. Sosiolingusitik. Yogyakarta: Sabda Pustaka Belajar. Syam, Krisnawati. 2005. “Tindak Tutur Ilokusi Novel Titip Rindu Buat Ibu”. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta. Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2011. Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka.
8