TINDAK PIDANA PENGANIA YAAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSTIF Studi kasus Pengadilan Negcri Jakarta Selatan
OLEH: SITI BADRIYAH
KONSENTRASI PIDANA ISLAM PROGRAM STUD I JINA YAH SIYASAH FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2007 M
TINDAK PIDANA PENG ANIA YAAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF Studi Kasus Pengadilan Negeri Jakarta Selatau
SKRIP SI Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Saijana Hukum !slain
O!eh: SIT! BADRIY AH NIM: 102045125119
Di Bawah Bimbingan
<
=&.~ . Ntrr::M.~
Dedy NIP. 150 264 001
KONSENTRASI PIDANA ISLAM PROGRAM STUDI JINA YAH SIYASAH FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2007
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "TINDAK PIDANA PENGANIA YAAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN I-IUKUM POSITIF (Studi Kasus PN Jakarta Selatan)" telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syari'ah Dan I-Iukum UIN Syarifl-Iidayatullah Jakarta, pada tanggal 14 Maret 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam pada Program Studi Jinayah Siyasah Jakarta, 14 Maret 2007 Mengesahkan Dekan,
Prof. r. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN
Ketua
: Asmawi, M. Ag NIP. 150 282 394
Sekretaris
: Sri Hidayati, M. Ag NIP. 150 282 403
Pembimbing
: Dedy Nur Syamsi. SH, M. Hum NIP.150261 001
(
..................................... )
(.~£~ G
Penguji I
: Drs. Ahmad Yani, M. Ag NIP. 150 269 678
Penguji II
: Burhanuddin, SH, MH NIP. 130 770 738
(
..................................... )
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini penulis susun dengan maksud untuk mt.;menuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (SI) jurusan Pidana Islam, Program Studi Jinayah Siyasah Fakultas Syari'ah pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakaiia. Dengan judul shipsi"TINDAK PIDANA PENGANIA YAAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF" Terlebih dahulu penulis haturkan sembah bakti kepada ayahanda H. Muhammad Tohir (almrhum) dan ibunda Hj. Muhaya yang telah mendidik, mengai·ahkan dan mengajarkan penulis yang telah berjasa dalam mengasuh dan memberi motivasi, juga dalam memberikan dukungan moril maupun materil serta selalu mendoakan dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan kasih sayang semoga Allah SWT selalu mengampuni dan menempatkannya pada derajat yang tinggi. Mudah-mudahan ini menjadi langkah awal mengimbai1gi segala kebaikan yang tak mungkin terbalaskan. Oleh karena itulah, ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sainpaikan kepada yang terhormat, antara lain: !. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan
Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakaiia. 2. Bapak Drs, H. Afifi Fauzi Abbas, MA selaku ketua Jurusan dan Bapak Abu Thamrin, M.Hum selaku sehetaris Jurusai1 Pidana Islam periode terdahulu. 3. Bapak Asmawi M.Ag selaku ketua jurusai1 dan Ibu Sri Hidayati, M.Ag selaku sekretaris jurusan periode sekarang.
4. Bapak Dedy Nursamsi, SH. M,Hum selaku dosen pembimbing yang tidak pernah bosan memberikan arahan dan bimbingan dari awal hingga akhirnya skripsi dapat terselesaikan. 5. Staf perpustakaan umum dan Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis untuk mendapatkan buku-buku yang berkaitan dengan skripsi ini. 6. Kepada Pegawai Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yang telah memberikan dan mencarikan data-data yang berkaitan dengan mated skripsi ini. 7. Untul( Kakak-kakakku tercinta Encung, Ani, Yakub,Erna, dan untuk keponakankeponakanku yang lucu-lucu Faiz, Pue!, Kiki, Ria, Maya, Mui. 8. Untuk orang yang kusayangi Aby, yang selalu menberikan support dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Untuk sahabat-sahabatku yang selalu bersama dalam menyelesaikan skripsi ini Nia, Pipih, Irma, zulfa, dan untuk teman-teman Pidana Islam angkatan 2002 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 10. Untuk sahabatku Neha dan Ank Miss U Akhirnya penulis berdoa semoga Allah selalu memberikan pahala kepada para pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penulisan skripsi ini. Harapan penulis semoga skipsi ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi penulis. Jakarta 14 Maret 2007
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... .. DAFTAR ISI ........................................................................................................
BABI
BAB II
iii
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.. .. .... .. .. .. ... ... .. .... . ... .. ... .. ... ... . .... .. ... .. .... .. ..
I
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...........................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................
6
D. Metode Penelitian... .. ... ... .... ... ... .... .. ... ... ... .. ... .. ... .. .. ... ... .. ... ... ... ... ...
7
E. Sistematika Penulisan...................................................................
8
TINDAK PIDANA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF A. Pengertian Hukum Pidana.. .. ... ... .... ..... ... ... .. .. ... .. ... ... .. .. ... ... ... ... .. ..
I0
B. Pengertian Tindak Pidana.............................................................
12
C. Unsur-Unsur Tindak Pidana.........................................................
18
D. Pembagian Tindak Pidana............................................................
20
E. Sistem Pemidanaan ......................................................................
25
F. T1\juan Pemidanaan ......................................................................
31
".
BAB III
TINDAK PIDAN PENGANIA YAAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF
BAB IV
A. Pengertian Penganiayaan..............................................................
35
B. Hukuman tindak Pidana Penganiayaan ........................................
43
C. Persamaan dan Perbedaan Tindak Pidana Penganiayaan.............
53
ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELA TAN TENTANG PERKARA PENGANIAY AAN A. Perkara Penganiayaan Di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan......
56
B. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Tentang
Perkara Penganiayaan ..................................................................
57
C. Analisis Hukum Islam dan Hukum PositifTerhadap Putusan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Seiatan. ..............................................
BABY
59
PENUTUP A. Kesimpulan.... .. ... ...... .... ... ... ... .... ... ... ... .......... .. ... ....... ... ........ ....... ..
63
B. Saran ...........................................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA
'"
BABI PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama suci (hanif) yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai agama yang rahmatan Iii alamin, untuk memberi petunjuk dan pelajaran kepada manusia. Setiap mahluk hidup mempunyai hak untuk menikmati indahnya sebuah kehidupan. Oleh karena itu Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima ha!, yaitu, agama, jiwa, aka!, keturunan, dan harta. Memelihara jiwa dan melindunginya dari berbagai ancaman berarti memelihara serta melindungi eksistensi kehidupan manusia yang damai dan sejahtera. Oleh karenanya Islam sangat menghargai jiwa terlebih-lebih terhadap jiwa manusia, sebagai agama yang universal Islam juga mengatur kehidupan manusia dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia akhirat Di dalam hukum islam diatur perbuatan pidana baik secara formal maupun materiel yang berisikan norma, aturan dan sanksi berkaitan dengan pencurian, perzinaan, perampokan, minum-minuman keras, tuduhan perzinaan, tindak pidana pembunuhan dan kekerasan fisik lainnya. Di era reformasi sekarang ini tindakan !criminal serta pelanggaran pidana semakin variatif dan canggih. Bahkan khusus di Indonesia berbagai bentuk kekerasan
semakin
berkembang
sehingga
ada
kecenderungan
(trend)
2
masyarakat semakin mengabaikan aturan yang berlaku. Selain itu dengan melihat perkambangan makro dapat diprediksikan bahwa kejahatan-kejahatan semakin marak yang ditunjang oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga berbagai kejahatan dan pelanggaran pidana semakin marak dengan berbagai modus operandinya. Tindakan kekerasan baik yang dilakukan perseorangan maupun dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok seperti tawuran pelajar, sangat menggangu ketertiban masyarakat bahkan dapat meresahkan masyarakat. Kekerasan tersebut dapat pula menyebabkan perampasan jiwa seseorang dengan jalan membunuh maupun berbagai macam bentuk penganiayaan terhadap tubuh seseorang,
hal
demikian
membuat
masyarakat
semakin
resah
karena
terabaikannya payung hukum yang melindungi masyarakat, tampaknya kesadaran akan menghargai hak asasi seseorang dan rasa mencintai sesama umat semakin menipis atau pertumbuhannya tidak sebagaimana yang diharapkan sehingga perilaku berbuat baik untuk sesama atau terhadap orang lain sudah semakin tidak kelihatan lagi. Guna terciptanya kemaslahatan, ketentraman dalam masyarakat dan menjaga manusia dari hal-hal yang mafsadah maka diadakanlah pembalasan atas kejahatan ataupun pelanggaran yang telah dilakukan seseorang agar merasa jera dan berfikir untuk tidak mengulangu perbuatan yang sama. Sebagaimana maksud diadakannya hukum dalam Islam, contoh tindak pidana alas sehin jiwa yang didefinisi oleh Abdul Qodir Audah sebagai perbuatan yang mc:nyakiti
3
anggota tubuh orang lain, 1 dalam istilah pidana Indonesia disebut sebagai perbuatan penganiayaan, salah satu hukumnya dalam pidana Islam adalah berupa hukuman qishas. Sanksi yang telah ditetapkan Allah tersebut antara lain untuk melindungi jiwa atau pertumpahan darah manusia beserta haknya. Manusia sebagai mahluk ciptaan Allah dimuka bumi ini memeliki hak-hak tertentu yang harus dihormati, firman Allah:
Artinya: "Dan sesungguhnya kami telah memuliakan anak-anak Adam. "
Hak yang paling utama yang dijamin oleh Allah adalah hak hidup, hale kepemilikan, hak memelihara kehormatan, hak kemerdekaan, hak persamaan, dan hak menuntut ilmu pengetahuan. Hak yang palig penting dan perlu mendapat perhatian diantara hak-hak tersebut ialah hak hidup, karena hal ini adalah hak yang paling suci, tidak dibenarkan secara hukum dilanggar kemuliaannya dan tidak boleh dianggap remeh eksistensinya. 2 Dalam setiap kasus kejahatan di negara ini memang mendapatkan perhatian yang cukup baik, dan ini dapat di lihat dari hukum yang ada dalam KUHP. Hal ini membuktikan bahwa penegakkan keadilan kita tetap berjalan
1
Wardi muslih, hukum pidana Islam (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada 2002) h.91
2
Sayid Sabiq, Fiqih Sunah (Bandung Al-maarif 1990) h.13
4
meskipun sering terhambat, serta didukung oleh penyiaran dari med,a massa dan beberapa televisi swasta misalnya banyak menayangkan beberapa berita aktual dan transparan dari kasus-kasus kejahatan yang ada pada masyarakat. Pada awalnya pembunuhan itu di dahului dengan penganiayaan atau pelukaan, seperti halnya perkelahian baik antar warga ataupun lainnya, yang dapat mengakibatkan kerusakan fisik (Iuka-Iuka) ataupun mengakibatkan kematian. Sehingga masyarakat selalu akan waspada terhadap dirinya masing-masing beserta keluarganya. Tindak pidana penganiayaan yang aturan serta hukumannya telah jelas terdapat dalam sistematika hukum pidana Indonesia, bahkan tindak pidana ini disimpan dalam bab khusus yaitu bab XX yang terdapat dalam pasal 351 sampai dengan pasal 358. 3 Berdasarkan hal-hal di atas maim penulis bermaksud untuk menulis dan menyusun skripsi dengan judul "Tindak Pidana Pcnganiayaan Mcnurut Hukum Islam dan Hukum Positif " (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan). Dengan harapan skripsi ini dapat membantu kapadulian dan kepekaan terhadap hak-hak seseorang untuk hidup tanpa mengabaikan aturanaturan hukum baikyang terdapat dalam KUHP maupun yang telah diatur dalam pidana Islam, sehinga dapat diketahui perbandingan antara hukum pidana Islam dan hukum Pidana Positif yang berlaku di Indonesia dalam menegakan dan
3
Satochid Karta negara, huk1u11 pidana k1011pulan kuliah bagian I, balai Jektur maha sis\va
5
menciptakan keadilan di masyarakat khususnya yang menyangkut tindak pidana penganiayaan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengabaikan normanorma hukum.
B.
Pembatasan dan Pernmnsan Masalah Berangkat dari luasnya permasalahan yang ada tentang penganiayaan seperti yang telah diw-aikan diatas, maka penulis membatasi ruang lingkup penulisan skripsi ini hanya pada masalah tindak pidana penganiayaan yang terjadi antara tahun 2003-2005 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menurut hukum islam dan hukum positif. Untuk mencapai pengupasan dan hasil yang mendalam, setidaknya mendekati kesempurnaan terhadap perumusan yang akan di balms sebagai berikut: I. Bagaimana penganiayaan menurut tinjauan hukum islam dan hukum positif? 2. Bagaimana ketentuan pidana terhadap pelaku penganiayaan menurut hukum Islam dan hukum positif?. /"
3. Bagaimana persamaan dan perbedaan antara hukum islam dan hukum positif tentang tindak pidana penganiayaan.? 4. Bagaimana putusan hakim pengadilan negeri Jakarta Selatan tentang pelaku tindak pidana penganiayaan? 5. Bagaimana pandangan hukum Islam dan hukum positif terhadap putusan hakim pengadilan negeri jakarta tentang pelaku tindak pidana penganiayaan?
6
C.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka dapat diketahui bahwa tujuan umum penulisan ini adalah: I. Untuk mengetahui serta memberikan wawasan tentang tindak pidana penganiayaan menurut tinjauan hukum Islam dan hukum positif 2. Untuk mengetahui hukuman apa yang dijatuhkan bagi pelaku tindak pidana penganiayaan menurut hukum Islam dan hukum positif 3. Untuk melihat antara persamaan dan perbedaan terhadap tindak pidana pengamayaan 4. untuk mengetahui putusan hakim pengadilan negeri Jakarta Selatan terhadap pelaku tindak pidana penganiayaan. 5. untuk mengetahui pandangan hukum islam dan lmkum positif terhadap putusan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tentang pelaku tindak pidana penganiayaan Sedangkan manfaat yang diambil dalam penulisan skripsi ini adalah: I. Dapat diketalmi antara perbandingan hukum pidana positif dalam menerapkan aturan dan hukuman bagi pelaku tindak pidana penganiayaan sehingga dapat diketahui pula keadilan yang diciptakan oleh normu hukum tersebut. 2. Untuk memperkaya khasanah perpustakaan agar dapat menambah wawasan dan menjadi bacaan yang berguna bagi masyarakat pada umumnya dan bagi mahasiswa yang ingin memperdalam studi tentang hukum pidana Islam
7
D.
Metode Penelitian Adapun jenis penelitian yang penulis pergunakan dalam
skripsi ini
adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan dan menjelaskan kejadian yang sebenamya guna menjawab permasalahan yang akan dibahas. Penelitian ini adalah analisis dokumen (conyent analisis) yaitu penyelidikan kita meliputi pengumpulan informasi melalui dokumen yang akan dianalisis terhadap perkara penganiayaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Teknik pengumpulan data berupa studi dokumentasi(kepustakaan) yang mengumpulkan data-data yang diperoleh dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 14 /PID.B 2005/PN. Jak.Sel tentang penganiayaan, buku-buku, media cetak yang berkaitan dengan skripsi ini. Adapun jenis data yang digunakan meliputi data yang bersifat primer meliputi perundang-undangan, yakni dokumentasi putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, KUHP dan KUHAP serta dalil-dalil yang terdapat dalam Alqu 'ran dan hadits, dan ketentuan-ketentuan fiqih yang mengatur permasalahan yang ada. Sedangkan data sekunder adalah bahan hukum primer yaitu bukubuku hukum yang ada korelasinya dengan materi yang menjadi pokok masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini.Sedangkan sumber data yang bersifat tersier adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Adapun cara menganalisis datanya adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang mengambarkan secennat mungkin tentang ha! yang diteliti
8
dengan jalan mengumpulkan data-data atau informasi yang terkaitan dengan yang diteliti dengan cara menganalisis putusan menurut hukum islam dan hukum positif. Tekhnik penulisan ini menggunakan"pedoman penulisan skripsi fakultas Syari'ah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2005". Dengan beberapa pengecualian yaitu ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist ditulis tanpa memandang sedikit atau banyaknya baris. Penulisan ayat-ayat Al-Qur'an tidak dicantumkan catatan kaki karena langsung ditulis dari ayatnya pada akhor ayat tersebut
E.
Sistematika Penulisan Penulisan penehtian ini terdiri dari lima bab, yang perinciannya sebagai berikut: Bab pertama, yaitu pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua, yaitu tindak pidana menurut hukum pidana Islam dan hukum positif meliputi tentang hukum pidana, tujuan hukum pidana, pengertian tindak pidana, unsur-unsur tindak pidana, jenis tindak pidana dan sistim pemidanaan. Bab ketiga, yaitu tindak pidan penganiayaan menurut hukum pidana Islam dan hukum positif yang meliputi tentang pengertian penganiayaan, sanksi hukuman bagi pelaku tindak pidana penganiayaan dan, serta analisis persaman dan perbedaan.
9
Bab keempat, yaitu tentang putusan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang meliputi: perkara penganiayaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, putusan hakim Pengadilan Negeri Jakm1a Selatan terhadap tindak pidana penganiayaan dan analisis hukum Islam dan hukum positif terhadap putusan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Bab kelima, yaim berisi kesimpulan dan saran-saran
BAB II TINDAK PIDANA MENURUT HlJKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF
A.
Pengertian Pidana Dan Tujuan Hukum Pidana Dalam The Penguin Conside Columbia Ensyclopedia sebagaimana dikutip oleh Topo Santoso disebutkan bahwa hukum (Law) adalah aturan-aturan dari tingkah laku masyarakat yang terorganisir, ditegakkan dengan ancaman hukuman. kriminal
2
1
Sedang kata "pidana" menurut bahasa berarti kejahatan atau sedangkan menurut Wiljono hukum pidana adalah peraturan-
peraturan mengenai pidana. 3 Prof. Moeljatno mendefinisikan hokum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar - dasar dan aturan-aturan untuk4
:
1. Menentukan perbuatan- perbuatan mana yang yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang, yang disertai ancaman atau sanksi pidana tertentu bagi siapa yang melanggarnya. i ; .. ,
1
Topo Santoso, Menggagas Hukum Pidana Islam, (Bandung,: Asy-Syamil, 200 I), cet ke-1, h
21. 2
W.J.S. Poerwadanninta, Kan1us u1t1u111 bahasa Indonesia, (Jakarta: balai Pustaka, 1976), h
750. 3
4
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana Indonesia, (Bandung, Eresco, 1986), h. l Suharto RM, Hukum Pidana Materiil, (Jakarta : Sinar Grafika, 2002), cet ke- 2, h 4.
11
2. Menentukan kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang telah melakukan Jarangan -Jarangan itu dapat dikenai atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan. 3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana dapat dilaLsanakan apabila orang yang diduga telah melanggar ketentuan tersebut. Kalau diperhatikan secara umum dari pandangan para ahli hukum, maka hukum pidana itu mengatur tentang kejahatan dan pelanggaran terhadap kepentingan umum. Dimana perbuatan itu adalah melanggar hukum dan merugikan tata aturan masyarakat serta meresahkan kehidupan anggota masyarakat, karenanya perlu diterapkan sanksi yang dapat menjerakan pelaku kejahatan dan memenuhi rasa keadilan. Hukum Islam menentukan hukuman yang tegas dan berat serta memenuhi rasa keadilan terhadap pelaku kejahatan yang melanggar hak-hak masyarakat. Hukuman yang diterapkan bersifat meajerakan pelaku kejahatan untuk mengurangi perbuatan haramnya, dan juga bersifat pendidikan pada masyarakat Juas untuk tidak meniru perbuatan jahat. Demikian pula yang dituju oleh hukum Indonesia yang secara umum adalah untuk memberi rasa keadilan warga serta untuk memperbaiki kepuasan masyarakat akibat terjadinya kejahatan dan untuk mencegah kejahatan dengan memberikan ancaman hukuman serta pelaksanaan terhadap penjahat, memberi
12
pendidikan pada masyarakat dan melenyapkan pelaku kejahatan dari pergaulan masyarakat. 5 Dengan demikian untuk menentukan suatu perbuatan masuk dalam kejahatan yang harus dihukum bagi orang yang melanggarnya harus ada ketentuan yang menetapkan bahwa perbuatan itu memang dilarang atau diwajibkan dan terhadap pelanggarnya diancam dengan suatu hukuman yang telah ditentukan, ini berarti dalam melaksanakan aturan hukum pidana harus jelas dasar hukumnya, dan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur.
B.
Pcngertian Tindak Pidana I. Menurut Hukum Islam Dalam hukum Islam pengertian tindak pidana dikenal dengan istilah
''.jarimah", pengertian jarimah tersebut oleh Abdul Qadir Audah diterangkan sebagai berikut:
6
Artinya: "Jarimah menurut Syari 'at Islam yaitu larangan-larangan syara' yang diancam oleh Allah dengan hukuman had atau ta 'zir. "
5
6
Satochid Kertanegara, Hukum Pidana, (Jakarta: Balai Lektur Mahasiswa ), vol I, h 60. Abdul Qadir Audah, Tasyri al-jinai-al islami, Beirut Dar-al kutub al-arabi, vol.2 h.67
13
Larangan-larangan
tersebut
adakalanya
berupa
mengerjakan
perbuatan yang dilarang atau meninggalkan perbuatan yang diperintahkan. Kata-kata "syara" pada pengertian di atas, yang dimaksud adalah suatu perbuatan baru dianggap jarimah apabila dilarang oleh syara', juga berbuat atau tidak berbuat dianggap sebagai jarimah, kecuali apabila diancamkan hukuman terhadapnya. Ada istilah lain yang dipakai dalam oleh ulama fiqih yang harnpir sama dengan istilah "jarimah" yaitu "jinayat"yang merupakan bentuk masdar dari kata 4,iU;.. -
~
- c.;4 yang mengandung arti berbuat dosa atau
berbuat jahat. Kata jinayah dapat pula diartikan dengan memetik, memotong, mengambil, memungut. 7 Menurut istilah syara' jinayah adalah perbuatan yang dilarang oleh syara' baik perbuatan itu merugikan jiwa atau harta benda ataupun yang lainnya. 8 Adapun kebanyakan fuqaha menggunakan kata-katajinayah hanya untuk perbuatan yang mengenai jiwa atau anggota badan, seperti membunuh, melukai, memukul, menggugurkan kandungan, dan sebagainya. Dan juga diartikan pelanggaran yang dibuat manusia selaku memperkosa hak Allah SWT, hak manusia, dan hak lainnya, yang berkehendak kepada perrbalasan, atau hukuman yang setimpal di dunia dan di akhirat mendapat hukuman dari Allah SWT yang amat berat. 7
Sayid Sabiq, Fiqih sunnah, ( Beirut : Daar Al- Fikr, 1983 ), j ilid 2, h 426.
8
Ahmad Hanafi, Op cit, h 27.
14
Kemudian Sayid Sabiq dalam bukunya Fiqih sunah memberikan 9
suatu batasan tentang jinayah :
~1 jl ~:U1 ~ ~13 ;'> ~ ~ w_ ~ ~) t-/~~1 ;~ ~ /0
,,
0
,,
0
,..
.JUI JI ,_;.:,JI JI J.AJI jl ,,
,,
,,
/
,,
,..
,,.
Artinya: "Yang dimaksud dengan jinayat menurut istilah syara adalah setiap perbuatan yang diharamkan, dan perbuatavt yang diharamkan itu adalah setiap perbuatan yang diancam dan dicegah o/eh syara ', karena perbuatan tersebut dapat mendatangkan kemudharatan atau kerusakan pada agama, jiwa, aka!, kehormatan, dan harta. " 2. Menurut Hukum Positif Dalam hukum Pidana Positif tindak pidana biasanya dikenal dengan kata" Het strafbaarfeil" yang berasal dari bahasa Belanda dan mempunyai arti tindakan yang dapat dihukum, peristiwa pidana atau tindak pidana itu sendiri. Dan kata "het strafbaar feit" juga mempunyai beberapa arti lain yaitu perbuatan pidana, peristiwa pidana, perbuatan yang dapat atau boleh dilakukan, dan delik. Hal ini menunjukkan bahwa tindak pidana merupakan perbuatan yang pelakunya dikenakan lmkuman pidana. Arti kata ini merujuk
'Opcit h.427 .
15
kepada istilah pemidanaan yang bera1ii penghukuman yang kemudian melahirkan istilah pidana. 10 Sementara
R.
Tresna
mengemukakan
bahwa
tidak
mudah
memberikan definisi yang tepat tentang istilah "het strafbaar feit" tersebut, ia memilih peristiwa pidana yang mempunyai arti suatu perbuatan atau rangkaian perbuatan manusia, yang bertentangan dengan undang-undang atau peraturan lainnya terhadap perbuatan yang diadakan tindakan penghukuman.
11
Sedangkan
Moeljatno
merumuskan
istilah
tersebut
sebagai
perbuatan yang clilarang dan cliancam dengan pidana apabila melanggar suatu larangan, dan perbuatan tersebut hams benar-benar dirasakan masyarakat. Sebagai perbuatan yang ticlak boleh atau menghambat alcan tercapainya tata pergaulan masyarakat yang clicita-citakan oleh masyarakat itu. Dari uraian tentang pengertian tindak pidana clari para ahli hukum bahwa tindak piclana adalah suatu perbuatan yang bertentangan dengan unclang-undang dimana pelakunya dapat clipertanggungjawabkan atas perbuatannya. Maka untuk menentukan apakah perbuatan seseorang termasuk tindak piclana atau ticlak, ha! ini untuk rnengetahui rumusnya.
10
Djoko Prakoso dan Nurwadina, Pidana A!fati di Indonesia De1vasa ini, ( Jakarta : Graha
Indonesia, 1985), cet ke 2, h I 3. 11
R. Tresna, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta : PT Tiara Lirniten, 1959 ), h 27.
16
Untuk tiap-tiap unclang-undang merumuskan bahwa tiap tindakan terdapat unsur-unsurnya yaitu unsur obyektif dan unsur subyektif: a. Unsur-unsur obyektif adalah unsur-unsur yang terdapat di luar dari manusia, yaitu berupa : I) Suatu tindak-tanduk,jadi suatu tindakan 2) Suatu akibat tertentu 3) Keadaan Yang kesemuanya ini dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang.: a) Suatu tindak-tanduk atau tindakan yang dilarang dan diancam dengan hukmnan oleh undang-undang, seperti sumpah palsu dalam pasal 242. Dalam perbuatan ini yang merupakan unsur obyektif dan yang dilarang dan diancam dengan hukuman adalah memberikan keterangan palsu dalam sumpah, memalsnkan surat pasal 263 (unsur obyektif pemalsuan) pasal 362 unsur obyektif, mengambil (wegnemen). b) Suatu akibat tertentu yang dilarang dan diancam dengan hukmnan oleh undang-undang seperti diantaranya : pembunuhan pasal 338, didalam perbuatan ini yang merupakan unsur obyektif adalah akibat (gevolg) perbuatan seseorang yaitu matinya orang lain. Dan penganiayaan pasal 351 yang dimaksud dengan perbuatan ini adalah yang mengakibatkan
17
sakit pada badan atau cidera pada orang lain, unsur obyektifnya mengakibatkan sakit dan cidera pacla orang lain. c) Hal-ha! khusus yang clilarang dan diancam dengan hukuman dan undang-undang, misalnya menghasut pasal 160, unsur obyektifnya adalah dilakukannya perbuatan itu di depan orang banyak (umum). Melanggar kesusilaan umum pasal 281, unsur obyektifnya clalam pasal ini adalal1 apabila perbuatan ini dilakukan didepan unmm. d) Unsur- unsur subyektif yakni berupa diantaranya : 1) Dapat dipertanggungjawabkan
2) Kesalahan
12
Dari penjelasan diatas dapat diambil secara ringkas tentang unsurunsur tindak pidana, yaitu : a) Subyek b) Kesalahan c) Besifat melawan hukum d) Suatu tindakan aktif atau pasif yang dilarang atau diharuskan oleh undang-undang dan terhadap pelanggarnya diancam dengan pidana e) Waktu, tempat, dan keadaan
12
Satochid Kertanegara, Op cit, h 73-75.
18
C.
Unsur - Unsur Tindak Pidana
I. Menurut Hukum Islam Menurut Ahmad Hanafi bahwa unsur-unsur tindak pidana (,'arimah) adalah bahwa tiap-tiap jarimah harus mempunyai unsur-unsur umum yang I11,. yaitu · 13 : . lrnrus d1penu
a. Nash
yang
melarang
perbuatan
dan
mengancamkan
hukuman
terhadapnya, dan unsur ini disebut unsur "formil" (rukun syar 'i). b. Adanya tingkah laku yang membentuk jarimah baik berupa perbuatanperbuatan ataupun sikap tidak berbuat, unsur ini disebut dengan unsur "materiil" ( rukun maddi). c. Pembuat adalah orang mukallaf, yaitu orang yang dapat dimintai pertanggung
jawaban
terhadap
jarimah
(tindak
pidana)
yang
diperbuatnya, dan unsur ini disebut dengan unsur "moril"( rukun adabi). Ketiga unsur tersebut merupakan
bukti
seseorang dianggap
melakukan dan dikenai hukuman. Dan apabila tidal< memenuhi unsur-unsur umum diatas, maka orang yang melakukan tindak pidana itu tidak dapat diadili dan dihukum. 2. Menurut Hukum Positif Sebagaimana penulis jelaskan diatas tentang tindak pidana (delict), bahwa suatu peristiwa hukum dapat dinyatakan sebagai peristiwa pidana
13
Ahmad Hanafi, Op cit, h 6.
19
kalau sudah memenuhi unsur- unsur pidananya. Dan unsur-unsur itu tediri dari: a. Obyektif, yaitu suatu tindakan (perbuatan) yang bertentangan dengan hukum dan mengabaikan akibat yang oleh hukum dilarang dengan ancaman hukum, b. Subyektif, yaitu suatu perbuatan seseorang yang berakibat tidak dikehendaki oleh undang-undang. Kemudian yang dijadikan sebagai titik utama dari unsure obyektif adalah tindakannya. Sedangkan unsure subyektif adalah adanya pelaku baik seseorang ataupun beberapa orang. Dari kedua unsur tersebut dapat diketahui apabila seseorang telah memenuhi syarat melakukan tindak pidana atau belum. Dan adapun syarat-syarat tindak pidana adalah: a. Harus ada perbuatan b. Perbuatan tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam ketentuan urnum c. Adanya bukti tentang kesalahan yang dapat dipertanggung jawabkan d. Melanggar hukum, kecuali bila ada pembenaran e. Harus tersedianya ancaman hukuman. Sedangkan unsur- unsur kumulatif tindak pidana menurut Simons adalah: a) Perbuatannya adalah perbuatan manusia, baik perbuatan itu aktif (sengaja) maupun pasif (kelalaian)
20
b) Perbuatan tersebut diancam dengan hukuman yang dimuat oleh undangundang. c) Perbuatan itu dilakukan oleh orang yang dapat mempe1ianggung jawabkannya.
D.
Pembagian Tindak Pidana I. Menurut Hukurn Pidana Islam Kalau dilihal dari segi hukuman yang diancamkan dalam hukum Pidana Islam terdapat beberapa jenis tindak pidana atau jarimah. Dirnana jarimah tersebut diancarnankan kepada pelakunya berdasarkan berat ringannya hukuman. Jenis- jenis tersebut sebagai berikut: a. Jarimah Hudud Jarimah hudud, yaitu jarimah yang diancamkan hukuman had yaitu hukuman yang telah ditentukan dan telah menjadi hak Allah. Dan yang dirnaksud dengan hak Allah adalah hukuman tersebut tidak bias dihapuskan oleh perorangan ataupun masyarakat yang diwakili oleh negara. Adapun tindak pidana yang diancamkan hukuman had salah satunya adalah perzinahan yaitu ulama Hanafiyah mendefinisikan zina adalah
hubungan
senggama
yang
dilakukan
laki-laki
terhadap
perempuan dari depan yang bukan miliknya (haknya). St'dangkan menurut Malikiyah yang dimaksudkan dengan zina adalah senggama seorang laki-laki kepada fa1ji perempuan yang bukan haknya dengan
21
sengaJa. Menurut Dzahiri zma adalah hubungan senggama yang diharamkan. Ancaman tersebut tersebut telah termaktub dalam AlQur'an.14 b. Jarimah Qishas dan Diyat Qishas menurut bahasa adalah memotong, sedang qishas menurut istilah adalah jarimah yang dijatuhi hukuman setimpal dengan perbuatannya. Diyat
adalah
hukuman
pokok
bagi
pembunuhan
dan
penganiayaan semi sengaja dan tidak sengaja. Sedang menurut Ahmad Hanafi dalam bukunya Asas-asas Hukum Pidana Islam bahwa diyat itu adalah campuran dari hukuman ganti kerugian bersama. c. Jarimah Ta'zir Ta'zir berasal dari "azara " yang memuut bahasa mencela. Sedangkan menurut istilah adalah peraturan-peraturan larangan yang perbuatan pidana dan ancaman hukumannya tidak secara tegas disebutkan dalam al-Qur'an, tetapi diserahkan sepenuhnya kepada kebijaksanaan hakim.
2. Menurut Hukum Pidana Positif Kalau dilihat dari segi system Kitab Undang- Undang Hukum Pidana berlaku di Indonesia, tindak pidana ini terdiri dari dua jenis tindak 14
Abdul qadir Audah, op cit, 349
22
pidana yaitu "kejahatan" (misdrijven) dan "pelanggaran" (oventredingen). Pembagian dua jenis ini tidak secara jelas ditegaskan oleh KUHP melainkan masalah kedua jenis tersebut masing-masing buku II dan buku III KUHP yang mana tentang kejahatan disimpan dalam buku II, sedangkan pelanggaran diatur dalam buku Ill KUHP. 15 Selain dibedakan dalam kejahatan dan pelanggaran, perbuatan pidana biasanya dalam teori dan praktek dibedakan pula antara lain dalam : a. Delik dolus dan delik Julpa Bagi delik dolus diperlukan adanya kesengajaan : misalkan yang terdapat pada pasal 338 KUHP, yang mana "sengaja merampas nyawa orang lain". Sedangkan dalam delik culpa, orang sudah dapat dipidana bila kesalahannya itu berbentuk kealpaan, misalnya terdapat dalam pasal 359 KUHP, yang mana "yang menyebabkan matinya orang lain karena kealpaan. b. Delik commisionis dan delikta ommisionnis. Delik yang pertama adalah delik yang terdiri dari melakukan sesuatu perbuatan yang dilarang oleh aturan-aturan pidana, misalnya mencuri, menggelapkan dan menipu, sebagaimruia yang terdapat dalam pasal 362, 372, dan 378. yang kedua adalah delik yang terdiri dari tidak berbuat atau melakukan sesuatu padahal mestinya berbuat. Seperti yang
15
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, Stelsel Pidana, Tindak Pidana,(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2002) ed. I h.3
23
terdapat pada pasal 164, yaitu mengetahui sesuatu pemufakatan jahat dan tidak berbuat apa-apa. Selain
itu,
adapula
yang
dinamakan
dengan
delikta
peromissionem commisa, yaitu delik-delik yang umumnya terdiri dari berbuat sesuatu, tetapi dapat pula dilakukan dengan tidak berbuat, seperti seorang ibu yang merampas nyawa anaknya dengan cara tidak memberi makan pada anak itu. c. Delik Biasa dan Delik yang dikualifisir (dikhususkan). Delik yang dikualifisir adalah delik biasa ditambah dengan unsur-unsur lain yang memberatkan ancaman pidana. Adakalanya unsurunsur lain itu mengenai cara yang khas dalam melakukan delik biasa tadi, misalkan yang terdapat dalam pasal 362 adalah pencurian biasa, dan pasal 363 adalah pencurian yang dikualifisir. d. Delik seketika dan delik yang berlangsung terns menerns. Delik seketika dinamakan juga dengan akipionde delict, dan del;ik yang berlangsung terns menerns dinamakan juga voortadurrende delict, dalam delik yang berlangsung terus menerus, perbuatan yang dilarang itu menimbulkan keadan yang berlangsung terns, sepertu contoh yang terdapat dalam pasal 333 KUHP.Dan delik seketika adalah sebaimana yang terdapat dalam pasal 250 KUHP, yaitu barang siapa yang membuat atau mempunyai persediaan atu benda yang diketahui
24
bahwa itu meniru, memalsu, atau mengurangkan nilai mata uang serta untuk meniru atau memalsukan uang negara atau bank. e. Delik formal dan delik materil. Pada delik formal, yang clirumuskan aclalah tinclakan yang dilarang, clan ticlak mempersoalkan akibat dari tinclakan itu, seperti yang terdapat dalam pasal 160 penghasutan, pasal 209 penyuapan, 2·'12 sumpah palsu clan 362 pencurian. Seclangkan pacla delik materil aclalah selain clari pacla tinclakan yang clilarang itu clilakukan. Masih harus acla akibat karena tinclakan itu, barn clikatakan telah te1jacli tinclakan piclana tersebut secara utuh clan sepenuhnya.
Sebagai
contoh
pacla
pasal
187 ,338,
clan
3 78
yaitubpembakaran clan sebagainya.
f.
Gabungan Perbuatan Piclana. Ada tiga macam gabungan tindak piclana, yaitu: 1) Eencloasche samenloop(gabungan berupa satu perbuatan).
Yaitu seseorang clengan satu perbuatan melakukan beberapa tindak piclana dinamakan juga clengan concursus iclealis sebaimana cliatur clalam pasal 63 ayat 1 KUHP, bahwa:"jika suatu perbuatan masuk clalam satu aturan piclan, maka yang clikenakan hanya salah satu cliantara aturan-aturan itu,jika berbecla-becla yang clikenakan memuat ancaman pokok yang paling berat".
25
2) Voortgezette Handeling Yaitu seseorang melakukan beberapa perbuatan yang masing-masing merupakan tindak pidana, tetapi dengan adanya hubungan dengan antara satu dengan yang lain dianggap sebagai satu perbuatan yang dilanjutkan, sebaimana yang diatur dalmn pasal 64 ayat I KUHP, 3) Meerdadsche Sameenloop( gabungan beberapa perbuatan). Yaitu seseorang melakukan beberapa perbuatan yang tidak ada hubungan satu sama lain, dan masing-masing merupakan tindak pidana atau dinamakan juga dengan concorsus rea!is, sebaimana diatur dalam pasal 65 dan 66 KUHP
E.
Sistem Pemidanaan.
I. Menurut Hukum pidana islam. Menurut prof.Drs I-l.A.Dzajuli bahwa maksud dari pokok hukuman adalah memelihara dan menciptakan kemaslahatan manusia dan menjaga dari hal-hal yang mafsadah, serta memberi petunjuk dan pelajaran kepada manusia, begitu juga menurut A, Hanafi, MA bahwa tujuan daripada penjatuhan hukuman menurrut syariat islam adalah pencegahan dan pengajaran serta pendidikan. 16
16
Prof. Drs. I-I.A. Dzajuli, Fiqih Jinayah upaya menanggulangi kejahatan Dalam !slam, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2000 h. 25
26
Hukum pidana islam yang merupakan aturan-aturan yang bersumber dari syariat islam yang memiliki tujuan yamg luhur dan baik untuk kepentingan pelaku tindak pidana maupun masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu menurut keduanya bahwa hukuman dibagi menjadi bebrapa macam sesuai dengan tindak pidananya yaitu: a. Hukuman dari segi terdapat atau tidaknya terdapat nashnya dalam AlQur'an dan al-hadist, yaitu: I) Hukuman yang ada nashnya, yaitu hudud,qishas,diyat kifarat. Misalnya hukuman bagi pezina, pencuri,perampok,pemberontak pembunuh, dan orang yang mendzihar istrinya. 2) Hukuman yan g tidak ada nashnya, hukuman ini disebut dengan hukuman ta'zir, seperti percobaan melakukan tinclak piclana, ticlak melaksanakan amanah, saksi palsu, clan melanggar aturan lalu lintas. b. Hukuman clari segi hubungan antara satu hukuman clengan hukuman lain, yaitu: I) Hulrnman pokok (al-uqubat al-ashliyah), yaitu hukuman yang asal bagi satu kej ahatan, seperti hukuman mati bagi pembunuh clan hukuman jilicl seratus kali bagi pezina ghairu muhsan. 2) Hukuman pengganti (al-uqubat al abadaliyah), yaitu hukuman yang menempati tempat hukuman pokok apabila hukuman pokok itu ticlak clapat clilaksanakan karena suatu alasan hukum, seperti hukuman cliyat atau clencla bagi pembunuh sengaja yang climaafkan qishasnya
27
oleh kekuarga korban atanu hukuman tazir apbila suatu alasan hukum pokok yang berupa had tidak dapat dilaksanakan. 3) Hukuman tambahan (al-uqubat at tabaiyah), yaitu hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku atas dasar mengikuti hukuman pokok, seperti terhalangnya seorang pembunuh. 4) Hukuman pelengkap (al-uqubat al takmiliyah), yaitu hukuman yang dijatuhkan sebagai pelengkap trehadap hukuman yang dijatuhkan, seperti menggalungkan tangan pencuri yang telah dipotong lehernya (harus berdasarkan keputusan hakim tersendiri ). c. Hukuman dari segi kekuasaan hakim yang menjatuhkan hukuman, yaitu: I) Hukuman yang memiliki satu batas tertentu, dimana hakim tidak dapat menambah atau mengurangi batas itu, seperti hukuman had. 2) Hukuman yang memiliki dua batas, yaitu batas tertinggi dan terendah dimana hakim dapat memilih hukuman yang paling adil dijatuhkan kepada terdakwa, seperti dalam kasus maksiat yang diancam dengan ta'zir. d. Hukuman dari segi sasaran hukum yaitu: I) Hukuman badan, yaitu hukuman yang dikenakan kepada badan manusia seperti hukuman jilid. 2) Hukuman yang dikenakan kepadajiwa, seperti hukuman mati.
28
3) Hukuman yang dikenakan kepada kemerdekaan manusia, sepe1ti hukuman penjara atau pengasingan. 4) Hukuman yang dikenakan kepada harta seperti diyat, denda, dan perampokan. 2. Menurut Hukum Pidana Positif Dalam titel 11 buku 1 KUHP yang be1judul"Hukuman "(sraffen) tergambar sistem hukuman pidana yang ada dilndonesia. Sistem ini sederrhana hanya disebutkan dalam pasal 10 empat macam lmkuman pokok: 17 a. Hukuman Mati. b. I-Iukuman penj ara. c. Hukuman kurungan. d. Denda. Sedangkan hukuman tambahannya terdiri atas tiga macam: a. Pencabutan hak-hak te1tentu. b. Perampasan barang-barang tertentu. c. Pengumuman putusan hak
17
Prof. Dr. Wirjono Prodjodikiro, S.H. Asas-asas hukum pidana di Indonesia (Bandung, PT Eresco, I 989)
29
1. Hukuman pokok
a) Hukuman mati Hukuman mati adalah hukuman yang dilakukan dengan mengambil jiwanya pelaku yang melanggar undang-undang pidana, seperti kejahatan berat terhadap keamanan negara, kejahatan pmbunuhan terhadap orang tertentu, pembunuhan berencana, kejahatan-kejahatan terhadap harta benda yang disertai unsur yang sangat memberatkan, seperti kejahatan pembajakan laut. 18 Hukurnan mati biasanya dugelar dilapangan yang luas dan dapat dilihat oleh masyarakat dari berbagai tempat. Hal ini dilakukan agar masyarakat yang melihat hukuman mati tidak melakukan perbuatan kejam yang mengakibatkan dijatuhkannya hukuman mati. b) Hukuman penjara dan kurungan. Kedua hukmnan ini sama-sama menghilangkan kemerdekaan seseorang untuk sementara waktu atau seumur hidup. Salah satu perbedaan yang sangat jelas adalah hukuman penjara dijatuhkan pada tindak pidana berat, sedangkan hukuman pidana kurungan dijatuhkan pada tindak pidana ringan.
18
Drs. Adami Chazawi, S.I-1. Pelajaran Hukum Pidana Bagian I Ste/sel Pidana, Teori-teori pemidanaan dan batas berlakunya Hukum Pidana,(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2002)h. 25
30
c) Hukuman denda. Hukuman
denda
m1
kebanyakan
dijatuhkan
kepada
pelanggaran, hukuman denda dijatuhkan sebagai alternatif dari hukuman kurungan. Dan menurut pasal 30 ayat I KUHP, jumlah denda sekurang-kurangnya dua puluh lima sen.kini tidak diadakan maksimum umum, maka tiap-tiap pasal yang mengancam dengan hukuman denda, tidak terbatas dalam menentukan maksimum denda untuk tindak pidana tertentu. Undang-undang No 20 yang termuat dalam berita republik Indonesia mengadakan suatu hukuman pidana baru yang dinamakan "Hukuman tutupan". Undang-undang tersebut terdiri dari dari 6(enam) pasal dan berdasarkan pasal 2 ayat I PP No.8 tahun 1948 bahwa hukuman tutupan bukan hukuman yang berdiri sendiri melainkan sama dengan hukuman penjara juga perbedaannya hanyalah terletak pada orang yang melakukan tindak pidana karena maksud yang patut dihormati. 2. Hulrnman Tambahan
Pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu dan pengumuman putusan hakim. Sifat hukuman tambahan ini hanya sebagai penambah dari hukuman pokok kalau dalam putusan hakim ditetapkan hukuman tambahan. Misalnya seseorang melakukan tindak pidana tertentu oleh hakim diputuskan dengan hukuman penjara dan dicabut hak pilih maupun memilih dalam pemilihan umum.
31
F.
Tujuan Pemidanaan
I. Menurut Hukum Pidana Islam Hukum pidana islam, sebagai realisasi dari hukum islam itu sendiri menerapkan hukuman dengan tujuan untuk menciptakan ketentraman individu dan masyarakatserta mencegah perbuatan-perbuatan yang bisa menimbulkan kerugian terhadap masyarakat, yag berkenaan dengan jiwa, harta, maupun kehormatan.tujuan pemberian hukuman dalam islam sesuai dengan konsep tujuan umum di syariatkannya hukum, yaitu untuk merealisasikan kemaslahatan umat dan sekaligus menegakkan keadilan. Hukuman yang ditegakkan dalam syariat Islam mempunyai dua aspek, preventif (pencegahan) dan refresif (pendidikan). Dengan ditegakkan kedua aspek tersebut akan dihasilkan satu aspek kemaslahatan, yaitu terbentuknya moral yang baik, maka akan menjadikan masyarakat menjadi arnan tentram damai dan penuh dengan keadilan, karena moral yang dilandasi agama akan membawa prilaku manusia sesuai dengan tuntutan agama. 19 Menurut
Andi
hamzah
dan
Simanglipu,
merumuskan
tujuan
pemidanaan menj adi empat bagian yaitu: a. Pembalasan(revenge), seseorang yang telah menyebabkan kerusakan dan malapetaka pada orang lain. b. Penghapusan dosa (eksiation)
19
Drs. Makhrus Munajat, M.Hum, Dekontruksi Hukum Pidana Islam, Qogjakarta, Logung Pustaka, 2004) h.53
32
c. Menjerakan d. Memperbaiki pelaku tindak kejahatan (rehabilition of the criminal) pidana ini diterapkan sebagai usaha untuk mengubah sikap dan prilaku jarimah agar tidak mengulangi kejahatnnya.
20
2. Menurut Hukum Pidana Positif Bagian penting dalam sistem pemidanaan adalah menetapkan sanksi. Keberadaannya akan memberikan arah dan pertimbangan mengenai apa yang yang seharusnya dijadikan sanksi dalam suatu tindak pidana untuk menegakkan berlakunya norma. Di sisi lain, pemidanaan itu sendiri merupakan proses paling kompleks dalam sistem peradilan pidana karena melibatkan banyak oprang dan intitusi yang berbeda. Pemidanaan dapat diartikan sebagai tahap penetapan sanksi dan juga tahap pemberian sanksi dalam hukum pidana. Hal ini dapat disimaJ( dalam pendapat Sudarto 21 yang menyatakan bahwa pemberian pidana in abstracto adalah menetapkan stelsel sanksi hukum pidanan yang menyamgkut pembentukan menyangkut
undang-undang. berbagai
badan
Sedangkan yang
pemberian
kesemuanya
m
concreto
mendukung
dan
melaksanalrnn stelsel hukum pidana itu.
20
Andi Hamzah dan Simanglipu, Pidana Mali di Indonesia di masa /alu, masa kini dan masa yang akan datang, cet. 2, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1985), h.15 21
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana,( Alumni, Bandung, 1986), h.42
33
Di Indonesia hukum pidana positif belum pernah merumuskan tujuan pemidanaan. Selama ini wacana tentang tujuan pemidanaan tersebut masih dalam tataran yang bersifat teoritis, namun Rancangan KUHP Nasional telah menetapkan tujuan pemiclanaan pacla buku kesatu ketentuan umum clal;am Bab 111 clengan juclul: pemiclanaan, piclana, clan tinclakan. Rancangan KUHP Nasional talmn 1968 clalam pasal 50 ayat I nya telah ditetapkan empat tujuan pemiclanaan sebagai berikut: 22 a. Mencegah clilakukannya tinclak pidana dengan menegakkan norma humum demi pengayoman masyarakat. b. Memasyarakatkan terpiclana clengan mengaclakan pembinaan sehingga menjacli orang yang baik clan berguna c. Menyelesaikan
konflik
yang
clitimbulakan
oieh
tinclak
piclana,
memulihkan keseimbangan dan menclatangkan rasa damai dalam masyarakat, clan cl. Membebaskan rasa bersalah pada terpiclana Menurut Barela Nawawi Arief yang juga sebagai salah satu anggota Tim Penyusunan Rancangan KUHP Nasional itu bahwa perumusan tujuan pemidanaan di dalam konsep (Rancangan KUHP Nasional, pen.) bertolak clari pokok-pokok pemikiran antara lain: a. Pacla hakikatnya undang-undang merupakan sistem hukum yang bertujuan (purposive system) sehingga clirumuskannya piclana clan aturan 22
Prof. Bambang Purnomo, Asas-asas Hukum Pidana, (ghalia Indonesia) h.68
34
pemidanaan dalam undang-undang, pada hakikatnya hanya merupakan sarana untuk mencapaii tujuan. b. Dilihat secara fungsional, pemidanaan merupakan suatu rangakaian proses kebijakan yang konkretisasinya sengaja direncakanakan melalui tiga tahap. Agar ada keterjalinan dan keterpaduan antara ketia tahap itu sebagai satu kesatuan sistem pemidanaan, maka diperlukan perumusan tujuan pemidanaan. Perumusan
tujuan
pemidanaan
dimaksudkan
sebagai
'fungsi
pengendali/ kontrol' dan sekaligus memberikan dasar filosofis, dasar rasionalitas dan motivasi pemidanaan yang jelas dan terarah. Karena di Indonesia rumusan tentang tujuan pemidanaan dalam hukum pidana positif belum pernah ada. Jadi pembahasan mengenai apa, kenapa dan untuk apa pemidanaan itu, selama ini lebih banyajk bersifat teoritis. Sebagai akibat dari ketiadaan rumusan tujuan pemidanaan secara formal (terutama dalam hukum pidana induk), maka banyak sekali rumusan jenis dan bentuk sanksi dalam perundang-undangan pidana di Indonesia yang tidak konsisten dan tumpang tindih. Hal seperti ini merupakan indikasi bahwa terjadi keseremawutan atau keragu-rauan dalam memilih jenis dan bentuk sanksi sehingga ditetapkan secara begitu saja atau serta merta.
BAB IIJ PENGANIA Y AAN SEBAGAI TINDAKAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF
A.
Pengertian Penganiayaan I. Menurut Hukum Pidana Islam
Berbicara mengenai penganiayaan sebagai suatu kejabatan atau tindak pidana, secara otomatis dapat dipahami sebagai suatu kerangka persoalan yang sangat kompleks. Menurut Madjloes, yang dimaksud dengan penganiayaan dalam hukum Islam adalah: dengan sengaja melakukan perbuatan sehingga menimbulkan cidera atau cacat pada seseorang yang terkena perbuatan itu. 1• Penganiayaan sebagai bentuk kejahatan (jarimah) oleh fuqaha di bawa dalam satu bab (kitab) khusus yang dimasukan dalan1 kitab jinayat, termasuk dalam pembahasan mengenai masalah pembunuhan, pencurian, prostitusi, penganiayaan, perampokan dan bentuk !criminal lainnya. Penganiayaan diindetikan dengan melukai, yang dalam bahasa arab disebut dengan istilah jirahah yang artinya pelukaan Istilah jirab ini dipergunakan dalam lapangan ilmu fiqih pada perbuatan yang melukai badan, menghilangkan nyawa, baik disertai dengan Iuka atau tidak, seperti
1
Madjloes, Pengantar Hukum Pidana !slam,(Jakarta, CV.Amelia, 1980) h.35
36
membunuh dengan racun, serta tindakan-tindakan lain yang menghilangkan manfaat alat tubuh manusia, seperti menjadi buta, tuli dan laim1ya. Kejahatan atas fisik tetapi tidak dimenimbulkan kematian, dalam litertur fiqih jinayah disebut dengan ...,...ill\ uJJI.. ~ ;\,;~I baik dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja. 2 Ada dua klasifikasi dalam menentukan pembagian tindak pidana penganiayaan, yaitu:
!. Ditinjau dari segi niatnya Ditinjau dari segi niat pelaku, tindak pidana
Penganiayaan
dibagi kepada dua bagian: a. Penganiayaan sengaja Perbuatan sengaja adalah setiap perbuatan dimana pelaku sengaja melakukan perbuatan dengan maksud melawan hukum. Dari definisi tersebut dapat diambil asumsi bahwa tindak pidanapenganiayaan dengan sengaja, pelaku sengaja melakukan perbuatan yang dilarang dengan maksud supaya perbuatannya itu mengenai dan menyakiti orang lain b. Penga11iayam1 tidak sengaja Penganiayaan sengaja dan tidak sengaja dalam tindak pidana penganiayaan, masih diperselisihkan oleh para fuqaha. Sepe1ii halnya 2
dalam
tindak
pidana
ini,
syafi 'iyah
dan
Hanabilah
Prof. Dr. Amir Syarifuddin,Garis-garis besar fiqih, (Bogor, Kencana 2003), h. 269
37
berpendapat bahwa tindak pidana penganiayaan
1111
juga ada
pembagian yang ketiga, yaitu syibhul amd atau menyerupai sengaja. 2. Ditinjau dari segi objek (sasarannya) Ditinjau dari segi objek atau sasarannya, tindak pidana penganiayaan, baik sengaja maupun tidak sengaja dapat dibagi kepada lima bagian: a. Penganiayaan atas anggota badan dan semacamnya Adapun yang dimaksud dengan jenis yang pertama ini ada!ah tindakan perusakan terhadap anggota badan dan anggota lainnya yang disetarakan dengan anggota badan baik berupa pemotongan maupun pelukaan. Dalam kelompok ini termasuk pemotongan tangan, kaki, jari, kuku, hidung, zakar, biji pelir,telinga, bibir, pencongkelan mata, merontokkan gigi, pemotongan rambut, alis bulu mata, jenggot, kumis, bibir kemaluan perempuan, dan lidah. b. Menghilangkan manfaat anggota badan sedangkan jenisnya masih tetap utuh. Maksud dari jenis yang kedua ini adalah tindakan yang merusak manfaat dari anggota badan, sedangkan jenis anggota badannya masih utuh.
38
c. Asy-syajaj Yang dimaksud asy-syajaj adalah pelukaan khusus pada bagian muka dan kepala. Sedangkan pelukaan atas badan selain muka dan kepala termasuk kelompok keempat, yaitu jirah. Imam abu Hanifah berpendapat bahwa syajaj
adalah
pelukaan pada bagian muka dan kepala, tetapi khusus dibagian tulang, seperti dahi. Sedangkan pipi yang banyak dagingnya tidak termasuk syajaj, tetapi ulama lain berpendapat bahwa syajaj adalah pelukaan pada bagian muka dan kepala secara mutlak d. Al- Jirah Al- jirah adalah pelukaan pada anggota badan se\ain wajah, kepala, dan athraf. Anggota badan yang pelukaannya termasuk jirah in meliputi leher, dada, perut, sampai batas pinggul. e. Tindakan selain yang telah disebutkan diatas Adapun yang termasuk kedalam kelmpok ini adaluh setiap tindakan pelanggaran, atau menyakiti yang tidak sampai merusak athraf atau menghilangkan manfaatnya, dan tidak pula menimbulkan Iuka syajaj atau jirah
39
2. Menurut Hukum Pidana Positif Penganiayaan adalah tindak kejahatan/delict yang merupakan perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang disertai ancaman, yang berupa pidana tertentu bagi siapa yang melanggar larangan tersebut. 3 Menurut
prof
Lamintang
dalam
bukunya
mendefinisikan
penganiayaan sebagai kesengajaan yang menimbulkan rasa sakit dan menimbulan Iuka pada orang lain. 4 . Penganiayaan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dimuat artinya sebagai "perlakuan yang sewenang-wenang" Pengertian penganiayaan yang dimuat kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengertian dalam arti luas: yakni yang menyangkut "perasaan" atau "batiniah". Penganiayaan yang dimaksud dalam ilmu lrnkum pidana adalah yang berkenaan dengan tubuh manusia. Mr. M.H Tirtamidjaja membuat pengartian penganiayaan sebagai perbuatan atau tindakan yang dengan sengaja menyebabkan sakit atau Iuka pada orang lain. Akan tetapi, suatu perbuatan yang menyebabkan sakit atau
3
Prof. Hermin Hadiati Koeswadji, Kejahatan terhadap Nyawa Serta Penyelesaiannya, (Bandung, Sinar Wijaya, 1984) eet ke-1 h. 9 4
Lamintang, Delik-Delk Khusus, (Bandung, Bina Cipta, 1986)
40
Iuka pada orang lain tidak dianggap sebagai penganiayaan kalau perbuatan itu dilakukan untuk menambah keselamatan badan.
5
Berbicara tentang pasal 351 KUHP kita harus talm apa yang dimaksud dengan perbuatan penganiayaan yang menurut istilal1 KUHP adalah "Mishandeling" tetapi dalam BAB IX buku I KUHP" tidak ada aiii penganiayaan. Untuk mengetahui perbuatan penganiayaan harus kita lihat pada. 6 a. Pada sumbernya b. Dalam praktek peradilan, dan c. Dalam ilmu pengetahuan Menurut
yurisprudensi
maupun
ilmu
pengetahuai1
memberi
pengertian pengai1iayaan adalah setiap perbuatan ya11g dilalrnka11 dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau Iuka kepada ora11g lain. Dalam
ha!
ini
Hoge
Raad
dalam
menafsirkan
perbuata11
penganiayaan meneka11kan kepada perbuatan "sengaja" (opzet). Dal am pasal 3 51, yang merupakan inti dari bab xx ini, tidak ada uraiai1 unsur-unsur selain hanya disebut penganiayaan saja, karenanya jika kita menguraikan unsur-unsurnya maka sebaliknya istila penga11iayaan itu diuraikan sehingga berbunyi"Barang siapa yang dengan sengaja da11 tanpa hak menyakiti atau melukai badan orang lain karena penganiayaa11, diancam 5
M. Tirtaamidjaja, Pokok-Pokok Hukum Pidana, (Jakarta, Fresco, 1955), h. 74
6
Sudarto, Hukum Pidana Materiil, (Jakarta, Sinar Grafika, 2002), h. 70
41
dengan pidana penjara maksimum dua tahun delapan bulan atau denda tiga . l1. 7 ratus rupia
Chaidir Ali, mengemukakan dalam bukunya yang berjudul"Responsi Hukum Pidana" penyertaan dan gabungan tindak pidana disebutkan bahwa KUHP tidak merumuskan elemen-elemen/unsur-unsue dari penganiayaan, melainkan hanya menyebutkan qualifikasinya saja, yaitu penganiayaan (Mishandeling). 8 Oleh karena pasal
351
KUHP tidak menyebutkan tentang
penganiayaan dan hanya menyebutkan kualifikasinya saja, malca kita dapat mengetahui
apa
perbuatan
penganiayaan
itu
maka
kita
harus
mempergunakan penafsiran.d alam KUHP sendiri, didalam buku liltle IX dikenal penafsiran resmi/interprestasi autentik daripada beberapa kata-kata yang dipergunakan dalam KUHP. Tetapi bila kita cari maka istilah penganiayaan tidak terdapat dalam title 1X tersebut hingga belum diketahui apa yang dimaksud dengan mishandeling. Perumusan penganiayaan didalam rencana undang-undang pasal 351 yang disusun oleh mentri kehakiman, maka perbuatan penganiayaan itu dirum uskan se bagai:
7 8
Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP serta Pelaksanaannya, (Jakarta, Balai Aksara), h.501 Ali Chaidir, Responsi dan Gabungan Tindak Pidana, (Bandung, Armico, 1985)
42
a. Setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk memberikan penderitaan kepada orang Ian, atau., b. Setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk merugikan kesehatan badan orang lain. Dalam tafsiran doktrin pasal 351 itu ditafsirkan sebagai"perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau Iuka kepada orang lain.Sedangkan menurut penafsiran Hoge Raad, penganiayaan yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaj a untuk menimbulkan rasa sakit atau Iuka semata-mata menjadi tujuan dari perbuatan itu dan merupakan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan yang di inginkan 9 Dan yang dimaksud dengan rasa sakit atau pijn dalam pasal 351 KUHP yaitu, dimana seseorang cukup merasa sakit akibat perbuatan orang lain, dan perubahan badan tidaklah menjadi syarat mutlak. Misalnya: kalau dipukul itu akan menimbulkan rasa sakit. Sedangkan yang dimaksud dengan Iuka dalam pasal 351 KUHP diartikan setiap perubahan dari sebagian bentuk baclan manusia yang tidak merupakan bentuknya semula. Dalam ha! ini bisa saja misalnya jika seseorang dengan menikam itu akan menimbulkan perubahan pada bentuk badan manusia. Kemuclian
tentang
perbuatan
penganiayaan
yang
dilakukan
seseorang karena kealpaan atau culpose mishandeling atau clapat dilihat dalam pasal 360 KUHP.sedangkan perbedaan antara pasal 351 clengan pasal 'Satochid Kartanegara,Op cit, h. 40 I
43
360 adalah,dalam pasal 351 dilakukan dengan sengaJa, sedag pasal 360 dilakukan dengan keaalpaan. Kejahatan penganiayaan yang terdapat dalam pasal 360 KUHP merupakan delik materiel, karena dalam ha! ini yang dipentingkan adalah akibatnya, yaitu menimbulkan akibat; a. Luka parah kepada orang lain, atau b. Sakit yang disebabkan oleh sesuatu Iuka yang di derita, atau c. Halangan untuk menge1jakan peke1jaan atau jabatannya sehari-hari
B.
Hukuman Tindak Pidana Penganiayaan
1. Menurut Hulmm Islam Pembahasan mengenai
hukuman pelaku penganiayaan dibagi
menjadi dua bagian, yaitu penganiayaan yang dikenakan qisas dan penganiayaan yang dikenakan diyat. a. Hukuman pokok, diberlakukan
yaitu qishas atau balasan setimpal. Hal ini
qishas
atau
balasan
setimpal
itu
memang
dapat
dilaksanakan tidak melebihi dan mengurangi. 10 Apabila seseorang memotong anggota badan manusia, tidak diperselisihkan
bahwa
ia
dikenakan
q1sas,
suatu
penganiayaan
adakalanya membinasakan salah satu anggota badan orang yang dianiaya atau tidak membinasakannya. Apabila termasuk penganiayaan '
0
Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Op cit, 270
44
yang membinaskan anggota badan malrn kesengajaan padanya ialah apabila sengaja memukul korban dengan disertai arah dan dengan memakai alat yang dapat melukai pada ghalibnya. Tetapi apabila penganiayaan itu karena main-main atau dengan memakai alat yang tidak melukai pada ghalibnya atau karena untulc memberikan pengajaran, maka perbedaan pendapat fuqaha dalam hal ini mirip clcngan perbcdaan pcndapal lcnang pembunuhan, sebagian mengatakan diqisas clan sebagian lagi tidak diqisas. Jadi penganiayaan sengaja apabila te1jacli menurut syara yang telah clitentukan masa hukumannya aclalah qisas, sebagaimana firman Allah SWT clalam surat al-Maiclah ayat 45.
Artinya: Dan kami Telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At
Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan Iuka Iuka (pun) ada kisasnya. barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.(QS. alMaiclah: 45)
45
Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa hukuman pembalasan yang terkesan sangat kejam terdapat pada syari'at terdahulu sebelum datangnya Islam, tetapi setelah datang Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad saw bahwa hukurnan yang ditetapkan adalah rahmat dan penuh keadilan. Dan di dalam surat al-Baqarah ayat 194 dinyatakan:
Artinya;
Barangsiapa yang menganiaya kamu, maka balaslah sebagaimana ia menganiaya kamu. (QS. al-Baqa.rah; 194)
b. Hukurnan diyat Hukuman diyat merupakan hukuman pengganti untuk qishas apabila hukuman qishas terhalang karena suatu sebab. Diyat sebagai hukurnan pengganti berlaku dalarn tindak pidana penganiayaan sengaja. Disarnping
itu
juga
diyat
merupakan
hukuman
poko
apabila
kejahatannya menyerupai sengaja atau kesalahan. Diyat, baik sebagai hukuman pokok maupun sebagai ht1kurnan pengganti digunakan untuk diat kamilah. Diat kamilah atau diat sempurna berlaku apabila manfaat jenis anggota badan hiiang seluruhnya. Pada penganiayaan ini banyak ha! yang perlu diperhatikan dalam menjatuhkan hukuman diyat antara lain dari jenis perbuatannya sendiri ada yang berat ada yang ringan.
46
1) Diyat bagi luka berat, yaitu: Luka sampai kelihatan tulang, dendanya 5 ekor unta, Iuka sampai pecah tulang dendanya 10 ekor unta, Iuka sampai beralih tulang dendanya 15 ekor unta, luka sampai membukus tcngkorak dendanya 1/3 dari 100 ekor unta, luka yang sampai kc benak, dendanya seperti denda luka yang sampai ke kulit kepala yaitu 1/3 diyat penuh. Apabila seorang Iuka sampai kelihatan tulang, kemudian datang lagi yang kedua, dilukainya pula sampai pecah tulang, kemudian datang lagi yang ketiga dipukulinya sampai beralih tulang, kemudian datang lagi yang keempat lalu dipukulinya pula sampai kulit tengkorak kepala, maka yang pertama didenda 5 ekor unta, yang kedua didenda 5 ekor unta, yang ketiga didenda 5 ekor unta, dan yang ke empat didenda 18 ekor unta ditambah lagi 1/3 dari diyat penuh. a) Luka perut: Iuka berat sampai ke dalam perut dengan melalui pernt, pungung dada dan leher, maka dendanya 1/3 dari l 00 ekor unta. b) Luka mata: merusak atau menghilangkan manfaatnya, misalnya merusakkan biji mata, dendanya I 00 ekor unta, satu biji mata 50 ekor unta, c) Luka telinga: apabila merusakkan dua buah telinga maka dendanya I 00 ekor unta, satu telinga 50 ekor unta
47
d) Luka hidung: apabila merusakkan batang hidung diyatnya penuh e) Luka bibir: apabila merusakaan dua belah bibir dengan denda lengkap, jika sebelah saja Yi dari I 00 ekor unta. f)
Luka lidah: apabila merusakan lidah diyatnya penuh jika terpotong setengalmya maka dityatnya Yi jika terpotongnya Y. maka diyatnya Y. pula.
g) Luka gigi tiap-tiap sebuah gigi diyatnya 5 ekor unta, jika merusakan semua gigi maka diayatnya mengalikan jumlah gigi yang dirusak dengan seekor unta. Misalnya jika semnua gigi yang dirusakkan 32 biji maka dendanya 32 x 5 ekor unta = 160 ekor unta. h) Luka tangan: merusakkan tangan diyatnya 50 ekor unta untuk satu tangan dan I 00 ekor unta untuk dua tangan. i) Luka kaki: merusakkan dua kaki diyatnya penuh Yi untuk satu kaki dan tiap-tiap jari yang dirusak di denda 1/10 diyat yakni I 0 ekor unta. j) Luka zakar: merusak zakar orang lain yang masih berfungsi dan sehat diyatnya 2 penuh,
karena
merusak
manfaat dan
memutuskan lahirnya keturunan. k) Luka pelir: merusakkan dua belah pelir maka diyatnya penuh jika satu maka Yi dari diyat penuh.
48
I)
Luka payudara: merusak payudara perempuan berarti merusak keindahan dari wanita maka diyatnya penuh yakni I 00 ekor unta jika dirusakan keduanya, Y, diyat jika jika yang dirusakan satu buah saja.
m) Bibir kemaluan: merusakan farj wanita yang bermanfaat untuk membuat keturunan maka dendanya I 00 ekor unta karena menghilangkan manfaat dan kindahannya. 2) Diyat bagi Iuka ringan yaitu: Luka terkelupas kulit, berdarah, Iuka terguris daging, Iuka dalam sampai ke daging dan dan Iuka sampai ke lapis tulang, maim lmkum dendanya diukur menurut dangkalnya Iuka, kemudian diperbandingkan dengan Iuka kelihatan tulang sampai dijatuhi denda Y,, 113, \'4, dari Iuka tulang, tergantung atas kebijaksanaan hakim
yang memutuskan dan menurut pertimbangan hakim. Adapun jarimah ta'zir yang berhubungan dengan pelukaan atau penganiayaan sebagai berikut:
11
a) Imam Malik mengatakan boleh digabuingkan antara ta 'zir dengan qisas dalam tindak pidana penganiayaan dengan alasan bahwa qisas itu suatu hak alami. Sedangkan ta 'zir adalah sanksi yang bersifat mendidik dan memberikan pelajaran yang berkaitan dengan hak jama'ah. Beliau juga berpendapat ta 'zir 11
Dzajuli, Op cit, h.178
49
dapat dikenakan terhadap jarimah pelukaan yang qisasnya dapat dihapuskan atau tidak dapat dilaksanakan karena suatu sebao hukum. b) Imam Abu Hanifah,
Imam Syafi'l dan
Imam Hambali
mengatakan boleh dilakukan terhadap orang yang berualangkali dijatuhi hukuman. Bahkan mereka diperbolehkan menyatakan sanksi ta 'zir terhadap sanksi had untuk residivis, karena dengan mengulangi perbuatan jarimah menunjukkan bahwa 1'.ukum yang telah diberikan kepadanya tidak menjadikannya jera, oleh karnna itu sanksinya harus ditambah. c) Sebagian ulama lain mengatakan bahwa pelukaan dengan yang kosong , tongkat ataaupun cambuk, itu diancam dengan hukuman ta 'zir.
2. Menurut Hukum Positif Menurut hukum pidana Indonesia, tindak pidana yang diatur KUHP terdiri dari penganiayaan biasa (pasal 351) penganiayaan ringan (pasal 352) penganiayaan yang direncanakan lebih dahulu(pasal 353) penganiayaan sengaja melukai berat (pasal 354) penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana lebih dahulu (pasal 355) penganiayaan terhadap orangorang
tertentu
dan
dengan
mengguanakan
benda-benda
yang
membahayakan orang (pasal 356) Dalam pemidanaan karena salah satu
50
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 353 dan 355, dapat dijatuhkan pencabutan hak tersebut dalam pasal 35 No. 1-4 penyerangan atau perkelahian (pasal 358). Hukuman bagi pelaku penganiayaan menurut hukum positif telah tertera pada pasal-pasal dalam KUHP sebagai berikut:
12
a. Penganiayaan biasa diatur di dalam pasal 351 KUHP diancam dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun 8 (delapan) bulan atau didenda paling banyak 300 (tiga ratus) rupiah. Apabila penganiayaan biasa berakibat luka berat yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama lima tahunJika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun, dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan, percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana .. Luka berat atau mati disini, harus merupakan akibat yang tidak dimaksud oleh si pembuat. Apabila Iuka berat itu dimaksud maka dikenakan pasal 355 dan kematian yang dimaksud maka perbuatan itu termasuk pembunuhan (pasal 338) .. b. Penganiayaan Ringan diatur dalam pasal 352 KUHP, tindak pidana ini termasuk kejahatan ringan. Penganiayaan yang tidak mengakibatkan rasa sakit atau terhalangnya orang di dalam melakukan jabatannya atau mata pencahariannya. Ancaman hukumannya yaitu hukuman penjara
12
M. Sudrajat Bassar, SH, Tindak Pidana Tertentu Dalam K U f/P,(Bandung, CV, Remaja Karya. 1986), cet ke-2 h. 134
51
paling lama 3 (tiga) bulan atau didenda paling besar 300 (tiga ratus) rupiah. Hukuman ini dapat ditambah dengan sepe1iiga bagi yang bersalah melakukan perbuatan itu terhadap orang yang beke1ja padanya atau yang berada dibawah kekuasaannya. c. Penganiayaan direncanakan terlebih dahulu. Di atur dalam pasal 353 KUHP diancam dengan hukuman penJara paling lama 4 tahun. Apabila perbuatan itu membawa Iuka berat pada tubuh,
dihukum
dengan
hukuman
penjara
7
tahun.
Apabila
penganiayaan itu mengakibatkan matinya orang, dihukum dengan hukuman penjara paling lama 9 tahun. d. Penganiayaan yang disengaj a untuk melukai berat Diatur dalam pasal 354 KUHP diancam dengan hukuman penjara paling lama 8 tahun. Daiam penganiayaan ini, niat sipembuat harus ditunjukan pada "meiukai berat" a11inya Iuka berat itu harus dimaksud oleh si pembuat. Jika mengakibatkan mati korbannya, maka dikenakan pidana penjara paling lama I 0 (sepuluh) tahun. e. Penganiayaan yang disengaja untuk melukai berat Diatur daian1 pasal 355 KUHP, diancan1 dengan hukuman penjara paling lama I2 (dua belas) tahun. Apabila perbuatan ini menyebabkan kematian orangnya, hukumannya dinaikan menjadi 15 tahm1.
52
f.
Penganiayaan terhadap orang-orang tertentu dan dengan menggunakan benda-benda yang membahayakan kesehatan orang. Diatur dalam pasal 356 KUHP. Ancaman hukuman yang ditentukan dalam pasal 351,
353, 354, dan 355 dapat ditambah dengan
sepertiganya. 1) Apabila kejahatan dilakukan terhadap ibunya, bapaknya yang sah, isterinya, atau suaminya atau analmya. 2) Apabila kejahatan seorang pejabat ketika atau karena menjalankan tugasnya yang sah. 3) Apabila kejahatan dilakukan dengan memberikan bahan yang berbahaya bagi nyawa atau kesehatan untuk dimakan atau diminum. g. Dalam pemidanaan karena salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 353 dan 355, dapat dijatuhkan pencabutan hak tersebut dalam pasal 35 no 1-4 h. Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau pe;kelahian, dimana terlibat beberapa orang, selain tanggung jawab masing-masing terhadap apa yang khusus dilakukan olehnya diancam: Ke-! Dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan, jika akibat penyerangan atau perkelahian itu ada yang Iuka-Iuka berat; Ke-2 Dengan pidana penjara paling empat tahun, jika akibatnya ada yang mati.
53
Subyeknya
adalah
barang
siapa.
Jadi
perlu
di
perhatikan
kemungkinan subyek itu di pandang berhak, berwenang untuk melakukan sesuatu yang membuat objek yang besangkutan sakit/luka. Denikian juga perlu di perhatikan ada tidaknya hubungan tertentu antara subyek da objek sebaimana diatur atau tersirat dalam pasal 356. Unsur kesalahan di sini harus sengaja apabila tidak dengan sengaja, lebih tepat di terapkan dalam pasal 360 atau pasal 359. dengan demikian petindak menghendaki atau mengetahui tindakan yang dilakukannya dan menghendaki sakit atau lukanya objek tersebut. Bahkan dapat juga di katakan bahwa tujuan dari si petindak/subyek melakukan suatu tindakan (misalnya memukul, memotong, membedah)
C.
Persamaan dan Perbedaan
Penulis akan meninjauanya melalui analisis perbandingan hukum antara persamaan dan perbedaan.
1. Persamaan Untuk
menghindari
te1jadinya
kesewenang-wenangan
dalam
melaksanakan ketentuan sanksi serta untuk menjaga jangan sampai terjadi tindakan balas dendam pada pelaku pembunuhan dan penganiayaan, hukum Islam menetapkan bahwa yang berhak melaksanakan hukuman adalah penguasa atau instansi yang diberi oleh kewenangan oleh penguasa untuk tugas itu.
54
Dikalangan para fuqaha telah sepakat, keluarga korban dapat melaksankan qirns dalam perkara pembunuhan dan penganiayaan dengan izin penguasa, sebab pelaksanaan qisas memerlukan keteian agar terhindar melampaui batas. Jika dilaksanakan tanpa restu dari petugas negara, maka tidak akan terjadi qisas, karena ia dianggap menghianati kekuasaan negara. Begitu pula dalam KUHP sama dengan hukum Islam memandang perbuatan penganiayaan sebagai perbuatan yang tidak pernah akan diterima masyarakat. Dan yang berhak melaksanakan sanksi terhadap pelaku tindak pidana Adalah pemerintah. Dalam ha! ini instansi byang ditunjuk untuk menjadi pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap adalah pihak kejaksaan, sebagaimana diatur dalan1 KUHP pasal 270. dari sini dapat dipertegas bahwa hukum Islam dan KUHP memiliki beberapa persamaan-persamaan itu adalah:
melarang tindak pidana
penganiayaan, memberikan sanksi yang berat terhadap pelaku, memberikan sanksi tambahan, dan menyerahkan pelaksanaan hukum pada penguasa. 2. Perbedaan Dalam tindak pidana penganiayaan, hukum islam memberikan pada keluarga korban kedudukan yang bijak dalam hukum untuk menentukan kebijaksanaan terhadap pelaku penganiayaan dengan memberikan pada mereka kesempatan menentukan qishas atau diyat atau memberinya maaf secara mutlak.
55
Adapun KUHP hanyalah sebuah karya sekelompok manusia yang dianggap ahli dalam bidang hukum, sehingga kebenarannya tidaldah bersifat mutlak dan akan berubah mengikuti perkembangan zaman dan terikat pada masa serta tempat tertentu saja. KUHP di ciptakan hanya untuk ketertiban dan ketentranmn dalam kehidupan bermasyaralmt, melaksanakannya hanyalah suatu kepatuhan pada hukum atau pemerintah, bukan tennasuk ibadal1 karena tidak berpengaruh pada kehidupan alchirat. Dan dalam KUHP dengan segala ketentuannya mengenai tindak pidana penganiayaan, tidak pernah melibatkan keluarga korban untuk menentukan hukuman, padahal mereka pihak secara langsung yang di rugikan dengan terbunuhnya seseorang dari anggota keluarga mereka. Dan di lihat dari segi sanksi yang di ancamkan kepada si
ter~alah
juga hukum islam lebih berat, sebab dalam lmkum islam mengenal tingkatan sanksi yang justru berbeda sekali, karena macam lmkuman yang di ancamkan sudah tertera dalam Al-Qur'an. Sedangkan pedoman dalam penetapan
sanksi
yang
alcan
di
jatuhkan
dalam
hukum
mempergunakan hasil pemikian manusia atau keyakinan hakim.
pidana
BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN
A. Perkara Penganiayaan Di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Seperti diuraikan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan tindak pidana penganiayaan yang dianalisis ini adalah perkara NO. 14/PID B/2005/PN. Jak.Sel dipengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tahun 2005, dengan terdkwa Teuku Syauki Markam, yang berusia 46 tahun,beralamat di jl. Bakti no 48 lt 03 Rw 07 kelurahan Cilandak Timur Kecamatan Pasar Minggu Kota Madya Jakarta Selatan Adapun sebab terjadinya penganiayaan itu disebabkan karena pada waktu korban bersama-sama dengan temannya mendapat perintah untuk melakukan pengembokan gudang yang ternyata milik tersangka dan perintah itu akhirnya dijalankan oleh korban yang mana perintah itu dari PT.WIRAJA YA PERKASA. Dan PT. WIRAJA YA PERKASA mendapat perintah dari Bank Bukopin, dan tersangka tidak mau kalau gudang itu miliknya digembok, setelah itu te1jadi percekcokan antara kedunya. Lalu tersangka masuk kedalam rumah untuk mengambil parang dan mengejar korban untuk menyabetkan parangnya itukeleher korban, akibat sabetan parang itu akhirnya korban mengalami Iuka robek dilehernya dan banyak mengeluarkan darah lalu korban dibawa kerumah sakit Cilandak Marinir dan mendapatkan jahitan sebanyak 16 jahitan dilehernya.
57
Dengan jumlah perkara penganiayaan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa perkara penganiayaan mempunyai angka yang cukup tinggi, antara tahun 20032005 terjadi angka kenaikan. Maka penganiayaan yang terjadi diwilayah Jakarta Selatan semakin meningkat.
B. Putusan hakim Pcngadilan Negeri Jakarta sclatan terhadap pelaku tindak penganiayaan. Berdasarkan urman sebelumnya dalam kasus ini jaksa penuntut umum menuntut 4( empat) tahun penjara, karena majelis hakim menimbang oleh karena dakwaan primair telah dinyatakan terbukti bersalah dan selama persidangan perkara ini berlangsung majelis hakim hal-hal ataupun keadaan yang dapat menghilangkan atau menghapuskan pertanggung jawaban pidana dalam diri terdakwa, sehingga dengan demikian terdakwa harus tetap dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana, sebagaimana yang didakwakan pada dakwaan primair telah terbukti. Maj el is hakim juga menimbm1g dan menyatakan terdakwa terbukti bersalah karena telah melakukan kejahatan atau pelanggaran, yaitu sebagaimana yang diatur dan diancam dalam pasal 351. Adapun terhadap terdakwa terdapat hal-hal yang memberatkan dan meringankan. Hal-ha! yang meringankan l. Terdakwa terns terang mengakui perbuatannya sehingga memperlancar
jalannya persidangan.
58
2. Terdakwa sudah mempunyai tanggungan keluarga yaitu anak dan istri. 3. Terdakwa belum pernah dihukum sebelumnya. Dengan adanya hal-hal tersebut diatas maka jaksa penuntut unrnm menuntut terdakwa dengan hukuman penjara 4 (empat) bulan. Berclasarkan keterangan 1
saksi-saksi clan alat-alat bukti serta tuntutan jaksa penuntut umum. Maka majelis hakim menmutuskan. Majelis Hakim menyatakan terclakwa dengan piclana penjara 4 (empat) bulan penjara clengan clakwaan jaksa penuntut umum yang menintut Teuku Syauki Markam sesuai clengan pasal 351 ayat(l) KUHP.serta sesuai dengan bukti yang cliajukan clalam persidangan. Berdasarkan surat pelimpahan perkara acara biasa Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan tanggal 28 Oktober 2004 Nomor ; B-2208 /APB/Ep.l /12 /2004. Surat Penetapan Hakim Pengaclilan Negeri Jakarta Selatan Nomor : 14/Pen.Picl
12005/PN. Jakarta Selatan tanggal 11 Januari 2005, terclakwa clihadapkan kedepan persiclangan clengan dakwaan sebagai berikut: Perbuatan terclakwa sebagaimana tersebut diatas, cliatur dan diancam piclana clalam pasal 351 ayat (!). Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap clalam persidangan Pengaclilan Negeri Jakarta Selatan, maka sampai pada pembuktian mengenai unsur-unsur tindak pidana yang cliclakwakan yaitu dengan dakwaan tunggal, sebagaimana diatur clan diancam piclana dalam pasal 351 ayat (!) KUHP clengan unsur1
Lampiran Dakwaan
59
unsurnya sebagai berikut"Barang siapa melakukan penganiayaan I merusak kesehatan orang lain, mengakibatkan rasa sakit. Dilakukan dimuka umum, dilakukan dengan sengaja melawan hukum. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara PIDANA dengan cara singkat /biasa pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara atas nama terdakwa Teuku Syauki Markam telah terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penganiayaan. Menghukum terdakwa tersebut dengan pidana penjara 4 (empat ) Bulan, dan membebankan pula terdakwa untuk membyar ongkos perkara sebesar Rp. l 000 (seribu Rupiah). Demikian diputuskan dan diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Rabu, tanggal 25 Desember 2005.
C. Analisis Hukum Islam dan Hukum Positif terhadap putusan hakim
Pengadilan Negcri Jakarta Selatan. 1. Menurut Hukum Islam Berdasarkan pemaparan kasus diatas, maka penulis berpendapat dalam kasus Teuku Syauki Markam dapatlah disimpulkan hukuman yang ditetapkan oleh hakim menurut hukum pidana islam dalam konsep hukum islam termasuk dalam kategori jarimah hudud, yaitu jarimah atau kejahatan yang
60
hukumannya telah ditentukan macam dan bentuk hukumannya menjadi hak Allah. Dalam kasus
tindak kejahatan penganiayaan masuk dalam jarimah
hudud, karena Teuku Syauku Markam selaku tersngka secara jelas dan telah terbukti melakukan tindak pidana penganiayaan dengan melihac pasal 351 yaitu tentang tindak pidana penganiayaan. Dalam hukum Islam penganiayaan adalah suatu perbuatan yang dapat merugikan orang lain, yang mana perbuatan itu dapat menyebabkan hilangnya kenikmatan yang telah Allah berikan kepada orang yang dilukainya. Memang kalau hukuman tersebut dilaksanakan dapat menimbulkan efek jera dalam mencegah te1jadinya kejahatan tersebut, apalagi pelaku sudah memenuhi syarat untuk dilakukan hukuman qishas tersebut yaitu sudah dewasa, dalam keadaan sehat, tidak dipaksa pula dalam melakukan kejahatan terse but. Karena itu berdasarkan pemaparan diatas, penulis berpandangan bahwa hukmnan yang diberikan oleh majelis hakim dalam kasus ini belum sesuai dengan ketentuan pidana dalam hukum Islam, karena jarimah yang dilaksanakan termasuk dalan1 kategori jarimah hudud dan berdasarkan ketentuan dalam Al-qur'an surat Al-maidah ayat 45
61
2. Menurut Hukum Positif Dalam hukum positif, putusan yang dijatuhkan oleh Maje!is Hakim sebagaimana disebutkan diatas kepada pelaku penganiayaan adalah tidak memberikan keadilan yang berarti tidak sesuai dengan apa yang te!ah ditetapkan oleh undang-undang. Hukuman yang ditetapkan Majelis Hakim terhadap perkara No. 14/PID B 2005/PN JAKSEL, atas nama Teuku Sauki Markam, sebagai pelaku dari tindak pidana penganiayaan, maka hakim menjatuhkan hukuman empat bulan penjara saja, sedangkan dalam hukum positif pelaku penganiayaan itu dihukum dengan hukuman 2 (dua) tahun penjara dan dikenakan denda tiga ratus rupiah seperti yang tertera dalam pasal 351 ayat (I) Tetapi Majelis Hakim hanya membuktikan dengan dakwaan tunggal, sebagaimana diatur dalam pasal 351 ayat ( I) KUHP dengan unsur-unsurnya sebagai berikut:"Barang siapa melakukan penganiayaan/ merusak kesehatan orang lain. Mengakibatkan rasa sakit, dilakukan dimuka umum, dilakukan dengan sengaja dan melawan hukum, diancam dengan pidana penjara paling lama dua taun delapan bulan. Di lihat dari pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pemidanaan atau tindakan dan pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum dari putusan disertai keadaan yang memberatkan dan meringankan, maka hakim hanya menjatuhkan hukuman empat bulan penjara
62
saJa, dimana orang itu belum pernah melakukan kejahatan malrn hakim meringankan hukuman terhadap Teuku Sauku Markam.hal ini berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, jadi walaupun didalam KUHP disebutkan hukuman yang tetapkan sangat memberatkan, tetapi didalam prakteknya hukuman itu sangat meringankan pelaku dan itu terbukti dari contoh putusan hakim dalam perkara penganiayaan diatas dan akibat hukuman yang sangat ringan itu maka tidak meninggalkan efek jera bagi para pelaku peganiayaan maupun tindak pidana lainnya dan ini bentuk ketidak tergasan aparat penegak hukum dalam memutuskan suatu perkara.
BABV
PENUTUP A. Kesimpulau I. Penganiayaan adalah perbuatan yang melukai badan, menghilangkan nyawa atau tidak,sehingga menimbulkan cacat pada orang yang teraniaya. penganiayaan dalam hukum Islam disebut juga dengan jirah. Yang mana akibat dari penganiayaan itu bisa menyebabkan hilangnya kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia.seperti membunuh dengan racun, serta tindakan-tindakan lain yang menghilangkan manfaat alat tubuh manusia, misalnya buta, tuli dan lainnya.sedang penganiayaan yang dirumuskan dalam undang-undang adalah dengan sengaja memberikan penderitaan badan pada orang lain dan dengan sengaja merugikan kesehatan orang lain. Tindak kejahatan terhadap tubuh/ badan manusia merupakan tindak pidana materiil, dimana tindak pidana tersebut dianggap telah selesai
unsure-unsurnya hanya
kwalifikasinya saja yang ditentukan 2. Dalam Hukum pidana Islam, penganiayaan termasuk kategori jarimah yang diartikan sebagai larangan-larangan syara, yang diancam Allah dengan hukuman had atau ta'zir.dan hukuman pelaku penganiayaan dalan1 hukum Islam ada dua tingkatan yaitu hukuman pokoknya adalah qishas, sedangkan
64
hukuman penggantinya adalah diyat.Dan hukuman pelaku penganiayaan dalam hokum positif yaitu: a. Penganiayaan biasa diancam dengan pidana penJara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.jika mengakibatkan Iuka-Iuka berat yang bersalah dikenakan penjara paling lama lima tahun, jiak mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun, dengan penganiayaan ini disamakan sengaja merusak kesehatan orang lain. b. Penganiayaan ringan Penganiayaan yang mengakibatl;an rasa sakit atau terhalangnya orang dalam melakukan jabatan atau mata pencaharian ancaman humannya yaitu hukuman penjara paling lama tiga bulan atau didenda paling besar tiga ratus rupiah. pidana ini dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yrn1g bekerja padanya, atau menjadi bawahannya. c. Penganiayaan direncanakan terlebih dahulu.diancam dengan hukum penjara
paling
lama
4
(empat)
tahun.
Apabila
perbuatan
itu
mengakibatkan Iuka-Iuka berat pada tubuh, yang bersalah dihukum dengan hukuman penjara tujuh tahun. Apabila penganiaayaan itu mengakibatkan matinya orang dihukum dengan hukuman penjara paling lama sembilan tahun.
65
d. Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam dengan pidana penjara delapan tahun. Jika perbuatan mengakibatkan mati yang bersalah dikenai pidana penjara paling lama sepuluh talmn. e. Penganiayaan berat yang direncanakan dalmlu, diancam dengan hukuman penjara paling lama dua belas tahun dan apabila menyebabkan kematian, hukumannya dinaikkan menjadi lima belas tahun. f.
Dalam pemidanaan karena salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 353 dan 355 dapat dijatuhkan pencabutan hak tersebut dalam pasal 35 No. l-4.
g. Barang siapa dengan sengaja turut serta dalan1 penyerangan atau perkelahian yang dilakukan oleh beberapa orang maka selain tanggungannya sendiri bagi perbuatannya yang khusus ia dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan, jika penyerangan atau perkelahian itu hanya berakibat Iuka berat. 3. Persamaan dalam hukum Islam dan hukum positif memandang perbuatan penganiayaan sebagai perbuatan yang tidal< pernah akan diterima oleh masyarakat,
persamaannya
itu
itu
adalah:
melarang
tindak
pidana
penganiayaan, memberikan sanksi yang berat terhadap pelalrn, memberikan sanksi tambahan, dan menyerahkan pelaksanaan hukum pada penguasa. Sedangkan perbedaanya dalah dilihat dari sanksi yang diancamkan kepada pelakunya, dalam hukum Islam hukuman yang diterima lebih berat sebab dalam hukum Islam mengenal tingkatan sanksi, karena macam hukuman yang
66
diancamkan sudah tertera dalan Al-Qur'an. Dalam hukum positif dalam menetapkan sanksi yang akan dijatuhakan mempergunakan hasil pemikiran manusia. 4. Putusan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap perkara No. 14/ PID B/ 2005 /PN JAKSEL menjatuhkan hukuman kepada pelaku tindak pidana penganiayaan dijatuhkan dengan hukuman selama empat bulan penjara. Sedang dalam hukum positif dalam pasal 351 ayat (1) hukwnan bagi pelaku penganiayaan itu dua talrnn delapan bulan atau denda tiga ratus rupiah, 5. Putusan terhadap pelaku penganiayaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu tidak sesuai dengan hukum Islam, karena hukuman yang diberikan tidal( membuat jera pelalrn apabila dengan hukuman penjara saja, sedang dalam hukum Islam hukuman bagi pelaku penganiayaan dikenakan hukuman qishas. Dan menurut hukum positif putusan Hakim yang diberikan terhadap pelaku penganiayaan dengan nomor 14 /PID.B /2005. dengan nama terdal(wa Teuku Syauki Markam hukuman yang diberikan itu tidak sesuai dengan ketetapan dalam undang-undang. Dalam pasal 351 ayat (I) itu penganiayaan diancam dengan hukuman dua tahun delapan bulan, sedangkan hakim hanya memberikan hukuman empat bulan penjara saja.
B. Saran-saran 1. Agar tidak banyak terjadi kasus penganiayaan Di Indonesia diharapkan Majelis Hakim dalam memutuskan hukuman yang akan dijatuhkan kepada
67
pelaku harus sesuai dengan apa yang diatur dalam KUHP dan lebih tegas dalam memutuskan perkara baik itu perkara ringan maupun berat. 2. Penulis mengharapkan adanya korelasi antara hukum Islam dengan hukum positif agar aturan-aturan dan hukumannya yang ada dapat berjalan sesuai dengan keadaan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTA}0\
Jamali, Ahmad, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo, 2000
~ziri, Abdun-ahman, Al-Fiqh Al-Maszhab Arba 'ah, Juz V, Beirut: Dar Al-Fikr Audah, Abdul Qadir, Tasyr al Jinai, al- Islami, Beirut: Dar ak Kutub Arabi Bassar, Muhammad .Sudrajat, Tindak Pidana tertentu didalam KUHP, Bandung: CV. Remja Karya, 1986 Cahzawi, Adami Drs, SH, Pelajaran Hukum Pidana, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2002 Departemen Agama, Al-Qur 'an & Te1:femah, Jakarta Dzajuli A, Fiqih Jinayah, Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997 Hanafi, A, MA., Asas-asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Bulan Bintang I 976 Kartanegara, Satochid, Prof., SH, Hukum Pidana Kumpulan Kuliah bagian 1, Balai Lektur Mahasiswa Lamintang, PAF, Delik-delik Khusus Tindak Pidana Madjloes, Pengantar Hukum Pidana Islam, Jakarta: CV. Amelia, 1980 Mulyatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Bumi Aksara: Jakarta, 1999 Muslich, Ahmad Wardi, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2005 R, Sabiq, Sayid, Te1jemah Fiqh Sunnah, Bandung: Al-Ma'arif, 1990 Santoso Topo, Mengagas Hukum Piadana Islam, Bandung: As-Syamil, 2001
7Ll
75
Sudarto, Hukum Pidana Jvfa/eriil, Jakarta: Sinar Grafika, 2002 Syarifuddin, Amir, Prof., Dr., Garis-garis Besar Fiqih, Bogor: Kencana, 2003 Tengku Muhammad Hasbi As Shiddiqy, Koleksi Hadils-hadits Hukum, Semarang: PT. Pustaka Rizky Putra edisi ke-2, 2001 Wirjono Prodjodikoro, SH, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: PT. Eresco, 1989 Zuhaili, Wahbah, Al-Fiq Al-lslami wa 'Adillaluhu, Juz IV. Damaskus: Dar Al-Fikr, 1989
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAl(ULTAS SY ARI' AH DAN HUI(UM Telp. (021) 747115'.17 Fax. (021) 7491821 JI. Ir H.Juanda No.95 Ciputat 15412 Website: wv,_}\o1li!liJ5Jae.id. Email: syar-hul
: ES/PP.042.2/ "-.'.) "3 /IX/2006 : I Bunde! : Mohon kesediaan untuk menjadi pembimbing skripsi
Jakarta, 18 September 2006
Kepada Yth. Dedy Nursarnsi, SH. Hurn. Dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum UJN SyarifHidayatullah Jakarta
Assa/amu 'alaikum Wr. Wb.
Pimpinan Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif l-lidayatullah Jakarta mengharapkan kesediaan saudara untuk mcnjadi pembimbing skripsi mahasiswa : Nama NomorPokok Jurusan/Program st;idi Jud! Skripsi ·.
: Siti Badriah : 102045125119 : Jinayah Siyasah/Pidana Islam : Tinjauan Hukum Islam dan Mukum Positif Dalam Tindak Pidana Penganiayaan
...
berapa yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut: I. Topik Bahasan dan out line di mana perlu dapat diadakan perubahan dan penyempumaan 2. Teknik penulisan supaya merujuk kepada buku "Pedoman Penulisan Karya llmiah di UJN SyarifHidayatullah Jakarta". Demikianlah atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalamua/aikum Wr. Wb.
Tembusan Disarnpaikan dengan hormat kepada : I. Kasubag Akadernik & Kemahasiswaan Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Sekretaris Jurusan SJS Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
u1~1·1\t{ 11~1\'ll~J'<
i\l.rAll'lA l{J
UNIYERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS SYARl'AI-1 DAN HUKUM Jin. lr.H.Juandn No.95 C'iputnt ,Jnknrta 15-112
NomOI' l .'1n1piran
: F1. 4'.\/ KM.
I I ,1 J
;
\Vcbs'1tc:
oo. 02; -'.>J 7,4 I
Tclp. (62-21) 747115.17 Fax. (62-21) 7491821 Email: syar hukujn®Yll!.l.n.lli~
.ll'W~nik.L.lli:JJ.!.
2006
Jabria, \
7
Oktolwr 2006
~,tnhon ~ /VV,l\'\'dnc,1r;1 Kcpada Yth. Ketua J>cngzidilan Negen J.1k<1!'ln sl~]
di-
Assnlan111'rilnik11111 Wr. Wl1. Dengan l.. lorn1al, 1
Pimpinan l'<1kull<1S SvMi<1h dan I Jukum UIN Syarif Hidayatullah Jnkarta n1enerangk,1n bcd1wa : Nan1a
Nomor Pokok Tempat/Tanggal Lahir Semester ) u rusa n/ Prod i 1\lan1i1t
l'el"pon
: Siti Jladriyah : 102045125119 : Jakarta, 14 April 1981 : IX ( Sembilan) : SJS/ l'idana Islam : JI.Cu rug J
: - o9131Gr?0300
Adalah bcnar n1ahasisvva Fakultas Syari'nh dar' I··Jukun1 UIN Syarif
1·1idnyatullah Jakarta ynng scdang n1enyelesaikan skripsinya topik/judul:
dengan
" 'l'injauan l·fukun1 !slain dan I !uku1n Posilif 'l'indak Pidana Penganiayaan (Stut J
Untuk 111clcngkapi bnhan/dala yang bcrkaitan dcngan oenuli.san /pembahasan topik / judul di alas, dirnohon kiranya saudara dapat membantu / menerima yang bersangkutan untuk n1elakuknn observasi / wawancara l\tns kcscdiaan bantuan Saudara diucapkan bnnyak terin1fi kasih.
VVilssnl n11111' nl 11ilr11 m VVr. VVb. TELAH DITERIMA SU8, 8AGIAN UMLJM ' PENGAOILAN N6GERI JAKARTA SELATA.N
TGL.:2l_
0ftl6J,Y! THN
o"!C/l;L
/lt~?_)
an.DEKAN f>cmbantu D"knn, llld.Akndcmik
h.
~~
Dr. MuJarJbu:f'Syanf, M. Ag.(lNl P,,1-E@S 5091l..
PENGADILAN NEGERI JAKAIHA SELATA1\
P1ts1.1\
Jal
Nonl(1r :
PllTl/SAN PETlKAN 1'1· /PIO, .U enos 1rN.
Jak.Scl. \\' ·; ·,,.
·1'
"DEMI KEA DILAN BEllllASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA~.;i '.~·". ·,~•. { <{.\:. ~;:;/,' ; '~ . Pc11gadiku1 Ncgcri J~1karta Scb1;1n yang nicn1criksa dan mcngndili rcrkara PIDANA. qqiigiU.1 aCara 3lflt!kat I biasn pad11 tingkat pcrt
pckcrjaan :
tcmpat tinggnl
C.i.ln.n.ilalL...:.iwi.u:_,__l~"..... ,.:.t.~~u ... Jattu-t~~-;.:,J-1.i :· ::..;. Tcrd.'.lkwa di1ahan scjak tn.11gga! : a7~!_1.G~ ~·;_·;~r~·f~··~-
•'::. Pcngadilan '.'-Jcgcri tcrscbut ·--·-··----·- -·-.. -----------···-Sctc!ah 1nc1nbnca s11rnt-s11r:11 pcrknrn -··---------··---·Sctd.'.lh rncndt.:ngar kdcr.'.lng.'.ln saksi-saksi d.'.ln tcrd.'.lkwa : ________ ---------------i\·h:ni1nhllng dan scb:ig.'.linya ---·---·· ---------- ··--· ·-··1"-.h:mpcrh:uikan 11k.'.\11 p:1s.'.\I ;~~ ;_ ~·-- ·_;'._;·~.L:!J__ .:.~!i'.Y:..~~?.M E N G ,\ D I I. I
1.
\·,~·
.:.:£ :;· ,, :\.itl .1oJ'"1 1 •. t.·C~:.:; ·;<:;1.r-~~nn\ i\·1cn\i1t:1k;111 b;1Jl\\.'.\ !L'rd:ik\\;1 dL'ngan idi.:ntitns tcrscbut dint;is, tcbh. h:rbukti s~·c:ir
I
j
1:~:::..
2. ~1c~;;h~~;1~1; '"01~h·k;{;.~;,;i·i~;1~:~z1~J;~~ ;· t~~·;~·b·~i ..JC;{g;;i-P1danUPen}n~ns~1~·;1~Z1--:··-i;.\- - ~- 1 ';» ·. J:nr'rr;rJJ:,
:; 4.
5.
i''>'lc1~i;[;k·;r~··1,~;1~~\~i· b~;·1~~;~~;· ·;;1;;~;;·1~~1171i.1:-;1·1-;;·;·-;·:1nii~l;h-~i~J:;;-;-;-1...:-;~~;i,;;·~~n. dikurangkan scluruhny;i d:irT pid;in;""t ) ru1g clij:it ul1ka11 kcp;1d;"Jn~ :1 . ·--··· -·----·-··--·-----······-··· ····--·--·------·---·------·-------------· ------1\1c1ncr!n1:1hk:in sur:1~:1 ti.::nklk\\;"J !i:tap bt:r;1da J;d;"Jll) tahann11: ··---·-··-··---······-------------------------------tvfc1ncrin!;ihk;"J11 ag;1r bar:111g bllkt1 dal:uu p.:rk:1r;1 in1 bcruµa: --~·-··--·... •.:: .... ··-
I. iC.·,
2. l .. .:...;
I.
;·.. ......
''ll
1.,.1.11.~~-·
«lit tcrscbut te!nh/b...:lum 1n...:111JH1ny:1i kl.'.ku;1t:rn hu\..11111 ~ ang µasti tanggal ..... - · · - - · Pctikan µutusan tcrscbut dib...:rik:u1 kcpn.da/atns pcnllintaan tcrdnk\\·n/saksl/Jaksa P...:nuntut Un1t1n1 pada Kcjaksnnn
Kcputu
Ncgcri Jakart;:i Sdatan. guna mcmcnnhi pcmlintna.nny;1 dcng:in lisan/surat tcrt:inggnl : . untu k di pc rg unn kan si.:bag:i i m;i n:i n1cs1 i11 }:.'.\ .•-· --· ·--•--•.. ------· --------- •••• -------···-----..•• -----·-------·-------------·.
AN~~l·:~~t~GANTI.
__· r~t~--~1·-·---·
Kcputusn11 ini tdnl1 dijalJn'._~~'.~'._'.~'.'.~.~-~~'.'.'.''.'.'.'._~'.~~'.'.'~'._'.'.~'.~~-~~~;~~~'.~¥{~'.;~;J'.;'.~-~I'.~~::~-~~~;-:; _
lEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELA TAN iALAN RAMBAI NO. 1 KEBAYORAN BARU I JAKARTA " UNTUK KEADILAN" SLJIL\'I' TLJN'J'UTAN Mlil!OR IU'.G.PF.Rl(.: !'Dill - 2153/ JKTSJ./12/ 2004 l\.fajclis I rakiin Ynng 'l'crhonnilt, J;iksa Pcnuntut Umum p;iJn J(cjaksann Ncgcri Jakarta Sclatnn dcngan mcmpcrha~kan hasil pcn1criks<1an :-:idnng dnkun pcrknra attts n11ma tcrclak\va: ~· ,· •':
Narna lcngkrip
'J'EUKU SYAUI
'l'c.:rnpat l:1hir
MARl
Un1ur I "J'ang_gal !;ihir .Jcnis kcl<11nin /(cbang:-:nat\ / l
46 th I 27 September 1958 J.aki-hki rndoncsin JI. llhakti NO. 48 Rt.003/07 Kcl. Cilandak
J\g;Hll:1
'I'imur, f(cc. J>ag;1r Islam
Pckcrj:l;in
S\\'<1St'1
Pcndidik;1n
Sarjrina
ivfing_~u)Jnkarta
Scl:itan.
Bcrd:1sark;1n Sur<Jt Pcliinp:lh;in Pcrkara t\cnra Biasa l
Pcrburll:111 H.:rtbkw:i scbngllin1an:i tcrscbut dintn:-: 1 Ji:itur dan dinncnm pidana dalam Pas
J!LH lt\i\lt\I) J\RJ•'AN, snksi 1\fJ\Rl
J\ah\\'a hl'llar pada hari Sclnsn tnnggnl 26 Oklober 2004 sckira pukul 09.30 Wib, bcrtempat di JI. llhakti NO. 48 Rt.003/07 kcl. Cilaodak Timur, Kee. Pasar Minggu, Jakarta Scln!nn, terdak\va 1nclakukan penganiayaanflnen1sak kcschatan orang lain,
1ncngakibatknn rasa sakit, dilrtkukan din1uka umum dcngan cara 111cnyabctkan sebilah parang kc arah snnksi korbrln MOHAMAD ARFAN. Pli'l'UNllll< r\dnnyn pcrs(:_su:ii:in nnrnrn krtcrnngnn ~:1ksi.saksi ynng sntu Jcngan lninnya scrta surat dan barang bukti y;111g d!ajuk:1n di pcrsid:in.i:vin yang poknknya mcnguatkftn pcrbuatni1 yflng: dilakukan olch tcrdnk\Vida1Jg:in Pcng:idilan Ncgcri Jakarta Schitan, mnk;i sarnpnilnh kami pnda pcn1buktinn tncngcnai unsur - llnsur tindak pidnna yang kntni c.h1k\\·nknn, yaitu dnk\v·,11111 '!'ungg:il, · scbng
.... /· ·'
KE!AKSAAN NEGERl JAKARTA SELATAN "UNTUK KEADILAN"
P-29
SURAT DAKWAAN No. llcg. l'crkarn: l'D~I- !2/S-1 /JKTSL/Ep. I /12/21104 ; ::,
1
I.
IDENT!T AS TERDAKWA: Nflma lcngkar
·l
·1
'l'c1npnt lahir Umur / 'rnnggal bhir Jcnif> kclan1in J(cbnngsnnn I !(C\\'argnncbtarnnn 'I'cmpr1t tin,u,.c;nl J\h"P,"tn1n Pckcrj:lan Pcndidik<"ln
II.
i
I
i. I
i
'l'EUKU SYAUKI MARKAM bin II. TEUKU MARKAM Medan v 46 th / 27 September 1958 ti Laki-laki Indonesia JI. Ilhakti NO. 48 Rt.003/07 Kc!. Cilandak '('imur) f(cc. Pasar tvfinggu,Jakarta Sclatan. l:dam · S\vflsta Snrjanil
PENAHANAN: 1. l)it:ih:tn Pcnyidik ~cjak tangg:al :27 Oktobcr 2004 ,.d. 15 November 2004 2. l)it:ih:in r--:cjaksann scjak. tilngg:i! : 1(r No\'cmbcr2004 <.d.25 Dcscmbcr 2004 3. l)it;ihnn PctHintut Un1um scj:-ik tanggnl : .:>~ Dc,cmbcr2004 s.d. )\ Januari 2004
I
lll. DAK\\'IAAN: llah\\'a in 1mlakwa'J'F,Uluatu \\';1ktu lain di bul:ln ()ktnbcr tahun 2004 1 bcrtcmpat di .JI. !\hakti NO. 48 Rt.003/07 r--:el. <:ilnndak 'f'imur\ !
'(
Pnc.!:l \\':lktu c.bn tc1npnt scbagain1ana tcrscbut
Akihat tlnri s11bctan pllrang tcr
j:lkart:l 1 07 l)c!>c1nbcr 2004
PENUN
T UMUM,
~N
HENNY HAR Ajun Jok
IH
H
2~0024420
. "1.
POLRI RESORT METRO JAKARTA SllLAT AN SEKTOR MllTRO PASARMINGGU UNTUK KEADILAN.
RESUME I.
DASAR:
1. Lnpornn polisi No.Pol : LP / 957 I KI X / 2004 /Sek Psm. --------------------Tnnggal 26 Oktober 2004 . ----------------------------------------------2. Surat .Perinlah Penyidikftll No Pol : Sprin I 323 IX I 2004 I Sek Pam. ------·---·-··· Tangghl 26 Oktober 2004. ·---------·-···-------··-·-··-·----------·-----II.
PERKARA: -------- Pndn hnri selosa tanggal 26 Oktober 2004 ,sekitnr jam: 10.00 Wib,tepatnya di Jl.Bhakti No.48 Rt.003/07 Ke.!.Cilnndak Timur,Kec.Pasnr Minggu,JakartaSelatan. ·····---··-- Tel ah lerjadi suatu tindak pidnna penganiaynan yang dilnkukan oleh tersangka TEUKU SY AUK! MARKAM ,dan penganiayann tersebut di! akukan dongan earn menynbetknn sebilah pnrang dan mengenai snksi MUHAMAD Al\FAN sehingga enkei mengafami Iuka di bagian leher sehingga Iuka yang dialruni snksi hnrus mendapat 16 j ah ilan . ------------------------------··-·-·-·-------------·- ··-·-------·-·---···--·- Tersangka menyabetkan parang pada saat itu sebanyak snh kali ,dan kemudian tersangka berhnsil dirunankan dan kemudian di bawa ke polsek pasar minggu guna di dengnr kr lernngftllya . -------- -----------------------------------------------·-····----
I
ill.
FAKTA-FAKTA 1. remangl!ilan :
Dalnm perkara ini saksi tidnk dilnkukan pemanggilan melainkan datang sendiri kc pol•ek pasnr minggu guna didengar keleranganya. ··------------·--· 2. Pcnangkapan:
n,mJasnrkan surat perintah Penangkapan No.Pol : SPRIN I 351 IX I 2004 I SekPsm langgal 26 Oktober 2004 ,telah dilnlrnkan penangkapan terhadap seornng tersangkn yang bernruna: TEUKU SYA UKI MARKAM. --·----·--Dnn juga lefal1 dibtrntkan berita ncara penangkapannya tanggal 26 Oktober 20 04 .• --- ------------------·----------------------------------·-· -------------3 . Penyitaan :
13erdasarlrnn surnt perinlnh Peyitaan No.Pol : S/ 199 IX /2004 /Sek Psm,lang gal 26 Oktober 20M ,lelah dilnkuknn penyitan bnrang bukti berupa: 1 (satu) bi Iah Parang, nmm111 sebilnh pnrang tersebut be Ium ditemukan di TKP. ------ _,, 4.
Ptnf!elerlahan :
Bechrnarsnrkan s11rnl perintah pengeledahnn No.Pol : G /1961X/2004/Sek Psm,tnnggnl 26 Oliober 2004 telnh dilnlrnkan pengeledahan badnn dnn pakninn tersangkn: TRUKU SYAUKI MARKAM. -------------------··-·-----Dan lelah dibtrn!bn herita acarn pengeledahannya tanggal 26 Oktober 2004.
Hnl -2 • 5. Pen•h•nan : Bordasarkm1 Suntl Peri11l11J1 Penahanan No.Pol : Sp-Han I 220 I XI 2004 /Sek. P•ni ,Tang,(711 27 Okic•l•<.-r 2.0o-1,tduli dilakukan penahanan ataa nama. tersangka::, : TJ<:llKlf SYAlJKl MAR KAM tm1egnl 27 Oktober 2004 di Rutan Polaek. ~1ch·o Pi!iHn· ~-finr,311,Jnkarta Se1ntan -----·-----------------------------
Dan tobl1 dih11atkru1 lk,.iht A.earn Penahanan tanggnl 27 Oktober 2004 -.:;·-- .
i
I
i
6. Keterangan Para Sakrl: (n). N a
11\
: MARKUS DAKOSTA,Jakruta, 6 Maret 1968,Agruna Khatol ik,Pekerjnnn Socuriti Pl Wirajaya Perkaa'a,Indori-. osin, Alamu!: Jl.Tegnl Clede Rt.003/02 Kel.Pa8ir.aiiri ·,- .< Koc.Lomal1 llL-:i;:g,Bekasi. ________ .,:.,_:.:.. •.:...-..:•..: ___c •· ·
a
Men erangkan:
--·- J3nhwa benar pada hnri selaaa tanggnl 26 Oktober 2004,sekitar jam :' 10.00 Wib,lepntnya di aronl pergndangan Jl.Bhakti No.48 Rl003/07 Kel.Cilandak Timnr,Kec.Paaar Minggu,Jakarta aolatan . -·-------------------------------····Tel ah terjadi suan1 tindak pidana penganiaynan yang dilakukan oloh teraangka TEUKU SY AUK! MARKAM ,dan yang menjadi aalali korban adnlah temaa sakai yang bemama : MUHAMAD ARFAN ,daa earn teraangka melnliukan penganinyaan adalah dengnn earn menyabetkan aatu bilnh parang aebanynk I knli dnn mengenni leher saksi MUHAMAD ARFAN dan etas kejadiaa tersebut saksi MUHAMAD ARFAN mengnlami Iuka robek di leher dnn banyak mengeluarkan darnh dan ankai :MUHAMAD ARPAN langsung di bawa ke RS.Cilandnk marinir, ---- Saksi pada anal itu melihat sakai MUHAMAD ARFAN di bacok dari jarak kurnng Jobih 1 meter. ---------·-·--------------·---·------------·-----·---- Yang menjadi sebab sampai eaksi MUHAMAD ARFAN di bacok oleh tersangka adnlnh karena pndn aaat itu SAKS! MUHAMAD ARF AN daajugn snksi telah mendnpat perintah untuk melakuknn pengemboknn terhadap gudnng,dan perintah terse but dari PT. WJRAJAYA PERKASA,dnn Pl WlRAJAYA PERK.ASA nwn
: YONGK1,Kupaag6Januari 1979,AgamaKris ten Protestan,Pekerjnan Securiti Pt Wirajaya Perkaaa ,Indonesia,Alnmat: Grahn Cikarang .JJ.Knlimnlang No.62 Beknsi barat. --··------
MenerangJ:an:
..•• Bnhwa bennr padn hari selrum tanggai 26 Oktober 2004,sekitar jam : 10.00 Wib,lepntnya di arettl pcrgudnngnn Jl.Bhakti No.48 Rl003/07 Kel.Cilnndnk Tirn11r,Kcc.Pnnnr Mingg11 1Jnknrla selntnn . .......... ---·-·-···~---·-··-·- .. -·--·-····
---- Telnh terjndi mrntu tindnk pidana penganinynan yang dilakukan oleh teraangkn TEUKU SYAUKI MARKAM ,dan yang menjadi snkai korbnn adnlnh temnn snkai y1u1g
bcmama
: MUllAMAD
ARFAN
,clan
cnra
ternmigka
melnkuknn
Hal -3 • d•n rncngenni leher saksi MUHAMAD ARFAN dan atns kojadinn tersobut aaksi MlJ If,\ Mi\l.l ARJIAN rnengalami Iuka robek di leher dnn banyak mengelunrkan. . . dnnih d"" a"k"i MUHAMAD ARFAN lnngaung di bawa ke RS.Cilnndak' miirinir. , ... · ..... Snk.oi f>H
·••· Ynng rnonjndi aobnb eampai eakei MUHAMAD ARPAN di bacok oleh tersangkn adnlnh knrena pad a saat itu SAKSI MUHAMAD ARFAN dnnjuga sakei teloh Menrlnpnt perintnh nntnk mel•knkRn pengembokan terhadap gudang,dan 1><'ri11t;d1 teisel>ut dru·i 1'T.WTRATAYA PERKASA,dan Pt. WJRAJAYA PERKAsA r11t•.11cl11p;Jf pc1 i11f11!1 d~" i linuk Bukopin)dan tersangka tidnk mau gudang tersebut di geml"1k krironn gmtrnr. lernebut masih milik teranngka dnn kemudinn terjadi cckc<'k n\llh1t dengan •>ahi rhrn kemudinn tersangka mnsuk kedalrun rumnh dan mc1nl>nwn p11rnng dnn b'J1111dinn mengejnr saksi,dan eakei MUHAMAD ARFAN b'"""""'' 11111 "k rnelenu nnnrnn tersangka langaung membacokan pnrang tersebut ke urnh klier ·'"k"i MTIHllMAD ARFAN dnn leher aakei MUHAMAD ARFAN Iuka yru1,~ kumudinn •al:Ri 11111TTAMAD ARFAN dibawake rumah eakit. ·····-·--·-·· .' ··••. Snksi kolika diperlihatkan tereangka TEUKU SYAUKI MARKAM 'saksi membenarkan bnhwa teraangka ih1lah yang telnh melakukan pembacokan te'rhadnp · saksi MUHAMAD ARFAN . ·······-·-·-·-·-·-·-·-·-···-·-·-·-·-·-·-·-·-··. (c).
N
a
m
a
: MUHAMAD AkFAN ,Temanggung 6 Oktober 1978,Agama Ielam,Pekerjann PtWirajaya Perk asa,Indonesia,Alamnt: Pl WirajayaPerkasa ,Or nhn CiklU1lllg Club House Lemah nbang Bekaei .
MenerangkaTJ.:
II
!'
••·• Bn11wa bennr padn hnri selasa tanggnl 26 Oktober 2004,sekitnr jam : 10.00 Wib,tepntnya di nreal pergudnngan Jl.Bhakti No.48 Rl003/07 Kel.Cilnndak Tirnur,Kec.Pruinr Minggu,Jaknrta aelatan, ·····-····-·---·-·-·-·-·-·-·--·---· ····Tel ah terjadi suntu tindak pidana penganiayaan yang dilakukan oleb tersangka TEUKU SYAUKI MARKAM ,dnn yang menjadi eakei korban adnlnh aaksi sendiri dan earn tersangka melakukan pengnniayann rulalnh dengan cnra menyabetkan entu bilnh pnrang sebnnyak l kali dnn mengenai leher eakei dan atns kejadinn tersebut srurni mengalnmi Iuka robek di leher dan bnnyak mengelunrknn dnrnh dan aakei langsung di bnwn ke RS.Cilandak mnrinir. ····-···-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·--·· •••• Alas kejadinn penganiayaan terhadap sakei,sakai tidak dapnt melaksnnakan pekerjann eehari·hnri. ······-·-·-·-·-·-·-·-·-·--·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·····Yang menjadi aebnb eampai sakei di bacok oleh fersangka udalnh karena pada sant ih1 sakai teln11 mendnpat perintnh untuk melakukan pengembokan terhadap gudang,dRn perintnh teraebut dnri PT. WIRA.TAYA PERKASA,dnn Pt W!RAJAYA PERKASA mendnpat perintah dnri bank Bukopin,dan tcrnnngkn tidak mnu gudang tor"ehrrt rli gembok knrenn ~udnng tersebut masih milik tersangka clan kemudirut torjndi cekcok mulut dengnn eakei dan kemudinn tersangka mnsuk kedalam rumnh don membnwn pnrang dnn kemudian mengejnr saksi MARKUS DAKOSTA ,dan suksi benmruia untuk melerai namun fe~sangka langeung membacokan pnrang tersebut ke nrah leher aakei dnn leher saksi mengalami Iuka yang kemudian eaksi dibawa ke rumnh aakit. ·······-·-·-·-·-····..;-·-·-·-·--···-·-·---·-·-·--·-· ···- Saksi ketikn dipcrlihatkan tersangka TEUKU SYAUKI MARK.AM saksi mernbennrkan bahwn tersnngka itulah yang telnh melakukan pembacoknn terhadap saksi . ······-····--·-·-·-·-····-·-·-·-·------·-·-····-·-·-·-·-·-·-·--·· 7. Keterangan tersanf!.lli
(a). N
a m
a : TllUKU SYAUKIMARKAM,Mednn,27September· 1958,Agamalslam,Pekerjann Swnsta,Pendidiknn terak • hir Sm:iann ,Alnmnt: Jl.Bhnkti No.43 Rl03/07 Ket.Cit· -··,J-1. i!---- ,,..._
.,..._
•
.,. •
.
Hal-4 Mene l'mJJJJ:ari_;_
·-·· n,,1 .......
'"""~
Wib,di J!.:Hn1l:fi
;·.. ,+, ... ,,., __ ,__ ,
tMggal 26 Oktober 2004,sekitnr jam :
'!o.oo
~.Jn .1\l
ll,\ C.103:'07 Ket.Cilandnk Timur,Paaar minggu,Jekarta -·------------·----.. - .. ---·-·---------------------·-.. - .. --
Sel;\li1n . ···
••• - Tcrn11•glni !·hill <1: 1 '"cch•l' :okh petugns polisi y!lllg menjndi eebabnya snmpai · tcrsa11,::o,k:1 1~;: ·:n~',_;ip :1l\,1it1i1 J..ru '-'uu. lcraangka telah melakukan penganiayaan tcrl1ntl;111 ·:~1!:~i. --··-··· C:"''' k"'"ngkn 11Jelalrnlrnn penganiayaan adalah dengnn cara menyabetlam salu · bilah p~11·11i~~ :i~·t1·,11·y·,th 1 kuli i.hm mengenni leher saksi. -------------------·---0
•
···------------·-------·----------------·-·-
··-·· Tc1 """;).;i n•oloknl:an perbuatnn penganiayaan seorang diri,dan ters!lllgka dal~1n 111Jl11kuk:.tn p.:n.~anhniy}um secara apontan karena tersangka pada saat itu Rlrn11 dihornyok oloh 8alrni dcngan jumlah sekitnr 40 orang . -----------·-·---·------·. y,,,,S "'"'\indi uebnbnyn •ampai ters!lllgka melakukan pengnniayan terhadsp · Bnhi Hd•lah pada saat ih1 saksi clatang ke rumah tersangka sebanyak 40 orang dan' sabi l:cmodirn1 melakuknn penyegelan atau pengembokan terhadap guclang-gudang dR11 f.'rnanglm mengctnhui clan kemudinn tersangka bilang kepada saksi ag1lr jangan mclalrnkw1 pengembokan knrena masalah pergudangan ini bnru di ~aftarkan di pengndil!lll negri jakartn selnt!lll dnn saksi telllp Baja melakukan penyhege!!lll clan kemudinn tersangkn. akan disernng oleh saksi clan kemudi!lll ters!lllgka mengambil pnrang dnn kemudian mcnebnskruJ pnrang tersebut dan mengenai leher saksi d!lll kemudinn lernangka clitarik oleh istri tersangka untuk dibawa masuk ke dalam. ·-····- Kctcrngnn yang diberikan saksi ndnlah yang sebonnrnyn dan keterangnn yang loin ternnngkn rns sudnl1 cukup. --·····-·-·---·-·---------------------------· 8. B•ran.i: Bnlttl:
llnrnng -bnlcti tidak ado ynng disitn.. ·····-····-·-···-··········-····-··-···-·-·--·· IV. PE Mn A IT AS AN:
---. Pnda hnri RclnsR tnnggnl 26 Olctober 2004 ,sekitar jam: 10.00 Wib,di Jl.Bhakti NoA8 Rt.003/07 Kel.Cilsndnk timur,Kec.Pasnr minggu,Jnknrta Selatan. -------·---
••••• Telnh terjadi suntu tindak pidana yang masih di ruang lingkup wilayah hukum pol•ck rnelro prutnr minggn,ndnpun tindak pidana tcrsebut ndalah tindak pidnna Pcngnninynnn. --···-··------·-------·---·-·-·-----····--·-····---------·-· --· Arlapun yang menjadi tersangka ndalah seorang laki-laki yang mengaku bernomn: TEUKU SYAUKI MARKAM . --·------·-----·-···--------·----·-··-· Cura tersnngka melnkuknn penganiayaan adalah dengnn cnra menyabetkan l ( soh1) bilnh parang ke nrnh snksi d!lll mengenlli leher sebelnh kiri sehingga saksi mengnlnmi Iuka robek . ·····--------------·-------------·-····----·-·----------· --- Ters•ngka melnkukan penganiayaan hanya seorsng diri , dan ala! yang digunakan terssngka pnda snat itu adalah 1 ( satu) bilah pnrang . ----------------••• Alas kejadian penganiaynan tersebut saksi mengalami Iuka sehingga saksi tidak dHpat melnkuknn pekerjannnyn sehnri-hnri . ··-----------------·-----·-·---·-·· --- M11ks11cJ
V. KRSIMPULAN:
.... Dcrdasnrk!lll pembahasRn tersebut diatas aertn keterangan para saksi dsn pc11i:nk1mn dori tersangkn , maka penyidik berpendnpat bahwa perkara ini cukup kunt , ...I.
I. .1:1-1 ... 1. .. - - · - · · - 1 . . L - .L- L .. l._.L
•
I
.;.
Hal - 5 -
P11!11! clid11ga keraa telnh melakukan tindak pidana
Penganiayaan,sebagnimana .
dinrnksud ""'""' 111mtrnM pasnl: ------------·--------------------------------- .
P~'YIDIK
su~I
mu'~/""'"'
RESORT MJl.'llWPOLffANA ,JAKARTA SELATAN SEICTOR Ml\'ffiOl'OL!TAN l'ASARM1NGGU JUS
.. ' . , •.,,,~'!Jlllf.ftli'"
·::!. ~·,1.~1~it?--'. .~:.'fi~r_;;·J.~'.~.:; .··:;.J '.:·;/
A.
.. ;f~ ·,_.·:-''·
.~~'·'.~~ 1·~· H
1
•.i\t'"·~.f:•
.)~";:1 ··,
'.;,'i·~t
·'~~ :r.-:
il .'~: ,ij_,, 1
SURAT PERINTAH PENAHANAN
.:J·-~
~.r~~
No. Pol. ; SP.HAN/ t,-v:> fXJ 2004 I Sek.Psm. TIMBANGAN
·1t~
Untnk k'~cntingnn Pcmcriksann d•lnm rangkn Pcrryidlk•n tindnk pld~na. ber?•~ar)j$ ·~,), kon bukll ynng cnknp. Tmangka duduga kcras telah melakukan tindak_p,1dlip.~;. "'' . i! dnp::t dikennknn pennhanan, oleh brcna tersangka dikhnwatirkan nkan nielafikan:;ffi;:i;.;. ,1,':' atau af.:an mcrusak/mcnghilnnr,kan barang bukti clan atau akan men~angi · th\f ' '" i. piclann. maka perlu dilakukan Pcnalrnnan,untuk itu dikeluarknn Surat Perlntnlfini:'' :.,:
AS A R
01
1
' {~t· ,~1:,~
; l. Pasnl 7 (!) huruf d,Pasal !1,Pasal 20 (l),Pasal 21,Pasal 22 dan Pasal 24 (1)
2. U11d:u1g-~clang Nomor : 2 Tahun 2002, tentnng Kepolisian Neg1!!'~~~P,; Jndoncs1~. ------·-·-----------------------------------~----------------------------~~.:~~!':-~-~.:f~
J. Lnpornn Polisi No. Pol. ; 957/KJXJ20-°4/Sek.Psm. tertanggal 26 Oktober"-._2004..
0 AR
:"<1;1.w;J;!'.
Tersangka: N a m a Trn1pat/Igl.lnhir Jeni> kel•min
MEMERIITTAHKAN ' :'. TEUKU SYAUKI .MARKAM bin II.TllUJ(IT MARKAM)
AK~~%g~ncr,arnan
~l~~csia
~~~;;j'.:~~n
~:;~~~·
·If7~1: :/; }:';/\}":
A I am al
.Ti.Dhakti No.48 Rt.003/07 Kel.Cilandak Timur. Kec.Pasarming"'•:. · gi1, Jakarta Selatan.···· .. ······················: .. ····-·---·-Knren:t did11ga keras tdnh melakuknn tindnk pidana Ptng:l'lniaya1tn, scbngnimMa rlimaksud dnlam po>al J 51 oyat (2) K.U.H.Pidana, yang terjadi pnda hari Selasa t'nggal 26 Oktoher 2001, sekitnr Jnm 10.00.Wih. di ll.Bhnkti No.48 Rt.003107 Ke!. Cil:uulak Timlll'. Kec.rasamlinggu, Jnkmta Selat:ui. ........................................... . lh1!11k n1rn,jatani prn
llnink selnma 20 (dun puluh) lmri, tcrhitung tm~ni tan~gal : 27 Oktohcr 2004, S:nnpai clrJ\t!::ttl tanI;gaJ : 15 Nopt"tnber 2004.--------------------------------------------- -
l2;·TJ( JR, )'[if :11 :1
I RESORT METROPOLITAN JAKARTA SEL.ATAN SEKTOR METRDPOLI TAN PASAl<MINGliU
JUST!T IA.
SERITA
ACARA
PENAHANAN
:rl Hhu'l. I Otl £-11 l
'······-·
F';,\c::.'.( hdr·.i . .i.. n.i. Rabu +. :::~rlc;_i9
t.::i.hun
11j/" 'n;I?
F'anlJk.~1t.:
>'! . f •
v .f.... rt •
·······---···-··--·-
AGUS NUF:VANTD
r;::n·;id~ P•Jt_in
dc1.l'"i
!.,:·u1·:1.:i;"
~le~ k
\:.~-:
Su:-,~~:
•
r·,,
Tn,:;~:~~--_,1.·+:•..i1· ..
1< 1.''i.:J0~.~--=« .
.-:.!--1
L~·;!··
r
f"'.:-:1·j_r;
r· ~:c.-,l r-1 '.:! L! a. :i :..: '/
T ..
-~-·::;·i
!·_,.,.... :\·:1bu!·.
i.;r-:'1-·d ;;;.i !:~d 1··k ,,_;\n
:-Ir::·. ...
'..'')fl,\ih.-.1n,,·1n
!.,; l·· t·. o th-.~ r
38·)81059. JabAAlar1
(\l···p ..
d:.•....\~'.,:,\~:>,
:,·.~ 00 11. • ··-
P.lli?
11.f.f--
' '/' '.P. .£ •.. T
bin H.TEUKU MARKAM
TEUK:U SVAUKI MAF:KAM Ti.-;rnp/T~;-1.
'J •)1 fl r/r;/~
~:'t:< k.I:
\'" .J
r:1
r:1 ;11 :•
,'.\:-!I
l~0!(1an/
l,:ii··. .:.~
l
!:3H.:;lfi
September 1958
~;
[-:a 1~::t.OO::S/O"l
,}'J.• 1-;lh,-,\l:.i::L h!o,.,'.ffl
.P.:.1f;_~,.-;;·1:i ..:.n~!q~ ..1.•
T.f.mui--·!1 !
!<'E'l.C:i.lande.~k
,Ja'.~.a;-t·_.-,:-1
S;;.1J.,::\1tan. -
"[ ndr·.n1o-'.:·; :~:ct ll
\-1 ....
u"1· ·•··
111:11 .... :h'I ·-· f A ....
\t•.
V;;i.nc;J
d i.!''.'-.-1 1·1,-.> 1 .•'.in
b<''-·~-·~::.:.niJLul:ru1
mul,.Ai
1.--\r"•_.__,\~~;;.t:I...
:,
01«.:.u:·;,:·
?·~ 1 ::·'.; 1 ,
.-, !
) 11i:g11<;
~
,.,
'
lO.OO .. l 1i.;.I:.•,
.i .... ··~-.
··-···
r/1
:J)/1((
:
'"'"''(
i).1.
Pai:;;::,1'"111·i.·1•_J 'J~'
~~r1dci,="
-"1
l
I:_._\
·1
;";: <:.' .:
\:r. .. 11(.1.'.;!,·l
';·.~-;'
,;~·
"·\
h;,:-11".i.·-·-·
p'.d,_·.11";•,,1 F'e:ng.s.niayaan~ ('.:'.) l<,,i../ .. H .. F':i_d;:·1na.. yr..~nq
\:!!.;::.0!~:~•1-
1f,_.n ;n .:r·1 i::,'.'. ]. Z•A i ~ Dt1t~ 3EH1;T,
;
:?()(.).<."~:•
l':r:·'.I .C.i.J,:·.1:";ci
::;:.1 k.J.t;,\I'" T:imur~,
ji~fl.\ l
';; if f !J 1' ,,,_
'.':'; '· /.: (, -.' 1.
' j :;·;
:::i :i. 11; (~ ~;;; u k k ~~"\il
.
.. ,,_,
l'i /' ..
.i;:
·c.1_r.1j:.i.'.'
·) :.
":.
y.: Lt.- ·:._,"···
11.
j".
., .:,) .!
f'. -;
,; '.i
r..i
'·'-'.'Pl::.>I'"
i. ~ ',\
dj.·~;;:;1ndr.;.
'.;L-.D
·_1h·
LJ.
,,
T
~·Ju;.uh)
: ,,:·.
,, 11 r;~,. Iii,
··~"""
(Dur-\
'.~'.O
Taha.nan
ditet~pkan
·• I .-.1:·1 ~ -·
'::;·"'
.;•\
k. t:·:~i i' 1 _,,·;
!-._i_ ..·,(-;,:.1:
~· ·.~:1~,1
Rumah
yang
Selatan~
~:.t~J,·,\m,,;,
'.:·; .. 'J.:";:. F:·:-... (;(_.1.")/C'7.1
.l'~l\:;k: .i
,) ·' i .,, I
u:..1·:_-i_11-~
.11.-:•!;_:i_i·.·:i. 11
-1
.I
···-·· ....
r::t·:-:n ... hdr ..oin cli
_i<:-:·nj_~->
Negara Polsek Metro Pasarmirggu, Jakarta
y
"
~n1:rn I~
:·r;.:
·(,.t~-!
LRIRESORT METRO JAKARTA SRLATAN Sl!IITOR METRO PASARMINGGU
·--1A. ;./.. <J··- O.JUSTITIA.
'/, 01
-~
BERITA A CARA PEMERIKSAAN (Saks!)
u.d ""'"I ·· Pnda bnri ini Sel3sa tanggal 26 Oktober tnhun Duaribu Empat Jam : 12.10 Wib saya: If :rrmj. i/·
·•
< '
·--------------------------: llAYMOND.CY : -------·---·----·-·--·-·-:-·:-··
·i/" 111~3. s(Jo·:,,1·11
'
1
i~il
ll ;.; . J .•. 1:
v
1 · ..\
gkat Brigndir Polisi
Nrp: 76010097, Penyidik Pembantu pnda Kantor Polisi tersebut diatiln ; melakukan Pemeriksean seoreng BangRa Indonesia yang mengli.ku a :-...... _,, _________ .._____terhedap ,. ___.. _____ ,, ___ ,.laki·leki ___________ ., ___________________ ...; ___ _
-·------·-·-·-·-·-·-·-; MARKUS DAKOSTA
: ····-·-·-·--·-----··--·-·--
••
HVi,F ...
' di Jaknrtn padn tanggal 6 Maret 1968 , Agama Kbatolik, Pekerjaan Security Pl Wirajayn a, Kewnrgnnegaraan Indonesia, Alamat di Jl.Tegal Gede Rl003/02 Kel.Pasir · eari :m ·· _g;nfar. 10.Lemah Abang, Beknsi , .hilua1x:eSa411imi .PtWirajaya Perknsa Komplek Grnha Ciknrang .Telp.8904911. ···-·-·---·-·--·-·-·-·-·-·-·-·-·-·---·--·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-
•r1:.f . I ··i '1'
Sdr. MARKUS DAKOSTA diperiksa sebngai Saksi dalam Perknra Penganinyaan ubungan dengan Lnporan Polisi No.Pol : LP I 951 I K I X I 2004 I SekPsm tanggal 26 ober 2004, ntns pertanyann pemeriksa yang diperiksa memberikan jawabnn sobngai berikut sweh ini. ··-·---·-····---·-·-·-·--·-·-·-·---·-·-·-·-·---·--·-·-·-·-·-·-·-·-·-
l/ (:! .i ;'I'
1lr:h'f ..
I)
·r. if> ftfl/:JJ.
PRRT ANYA AN:
JAWABAN;
J.Apakah pndn saal ini sauadrn dalam kaedann sehat jMmani dan rohani dan akankah mberikan keternngan ynng sebenarnyn pnda poliai ? ·-·-·-·-·-·-·-·-·--·-·-·-·---·-·,.,,,, ;/11111 ---·--· 1. Ya,pada snnt ini saya dalam keadaan sehat jnsmani dan rohnni dan aknn memberik --·-····· nn kctcrnngan yang aebenarnya peda polisi . -·-·-·-----·-·----·-·-·-·---·-·'
1
tfr:f,;., ·
n/·-.,J·J:.-~
...
,,,.,,,,en,. l Mengertikah snnadrn pnda aaat ini didengnr keterangannyn aehubungan dalam perkara apa? •• luJ (lllt:>) ----·-·· 2. Ya,seya mengerti schubungan dalam perkara Penganiayaan. ·····-·-·-·-·-·--:( i ........ J.Kapan clan dimana terjadinyn Ponganiayaan,serta siapakah yang menjndi korbannya,dan siapn '"'
11
•n>i1I iulayang monjadi pelakunyn? ····--·-·-·-·-·------·---·-·-·-·-·-·-·--·-·-·-·-·-·-··
'•n! '".1,1 ··-·-·-·· 3. Padn hrui aelrum tnnggal 26 Oktober 2004,aekitnr jam : 10.00 Wib,di areal pergud •
··-·-·-·· nngan Jl.Bhnkti No.48 Rl003/07 Kel.Cilandak Timur,Kec.Pnsnr Minggu,Jak-sel. ·····-·-·-·· Dflll yang monjadi korbannya adaleh teman saya yang bemama: MUHAMAD AR·-· -·-·-·--- FAN. ··--·---·-·-·-·---·-·-·-·--·-·-·---·-·-·-·-·-·-·-·--·-·-·-·-·-·
···----·--·Dan yang menjndi pelakunya ndalnh TEUKU SYAUKI MARKAM. ·····-·-·-·-·4. Bagaimana earn pelaku pnda snnt itu melnkukan penganinayaan terhndnp teman snudara,sertn · !lat apakah yang digunakan pelaku peda saat itu? ····.--·---·-·--·-·-·-·-·-·-·-·-·---·-···-·-·-·· 4. Jadi pelalrn pnda saat itu mengejnr saya sambi! membawa pnrang dan komudinn ••• ···-·-·-·· anya lari dnn datang teman aaya MUHAMAD ARFAN untuk menghalnu si pelaku •• ···-·-·-·· dan langaung aaja polaku menebnskan pnrang torsebut h leher MUHAMAD A.RF--· ···-----··AN dan kemudinn Jamrung knmi lerai dnn kemudian korban di bawa ke rumah saklt •• ···-·-·--· Mruinir Cilnndnk ,clan pelnku kemudian mnsuk kedalrun rumah . ·····-·-·-·-·-·-····---··--- Alnt yang digunnkan pelnku pada aaat itu ndalah seblleh parang. ·······-·-·-·-·-·-
l. Bernpa kali pnda snat itu pelaku melnkukan pembncokan terhndap korban,aorta kena dibaginn mana,dan apnkah korban mnngalnmi Iuka ? -----·---·-·-·-·------------·---·-·-·-·----
l,'(.,ijffj/,
'OTA .~l
·n n111.1
tnTn"D'l'Tll'"\ TAV.t.TI'l'A ('VT ATA?J
Hnl-2. \
-·'-· 5. Korbnn pndn Bllllt itu mengalami Iuka.······-·-·-·--·-·-·-·-·-·-·-·-·--::-:.
.
..
!.Uka dibagian mann,•erta bagaimana Iuka korban pada Baal itu,dan juga pada srurt itn B!lahl\'.'~,.. 1in melakuknn perlawanan? ······-·-·-·-·-·-·-·---·-·-·--·:...·--·-·-·-·---:-~.':;.::.;, ;.:. '-:-· 6. Luka dibaginn leher eebolah kiri bagian belakang,dan Iuka di lehar korban adalnh.;;',.''': --·-·Iuka robek sekitnr 16 jahitan yang Baya tnhu ,dan banynk mengelunrkan dnrah,dan. •··~ ,. ;· ·-·-· pad a Baat ilu korban tidak melakukan perlawanan. ·····--·-·-·-·-·---·--·-·.:.... ·
.......... Apa yang menjadi Bebabnya eampai korban di bacok oleh ei pelaku coba Baudarajelaskan ?. ••• h:/ Jn;/~, .1,,1 ... 11 1k ~<
llfflf:n
..... ---···· iii 'Jir/
11,
r1'111·;1.J ·"'·"''' .:)'1.
'X.c;hTo
.. ·-·-· 7. Yang menjndi sebnbnya adnlah knrena seya danjuga korban dan berikut teman-te '· -·-·man denganjumlah Bekitnr 30 orang ,kami disumb untuk molakuknn pengombokiin'.···. --•-· gudang yang adn di jl.Bhakti No.48 Rt003/07 Kel.Cilandak timur,pasar mingguJaka·· ·-·-· rtn selntan,dnn snyn berikut teman-teman bekerja di Pt Wirajnya porknsa dan karni ••• ·-·-·di suruh oleh pimpinan kami yaitu B!!Il.nk YUDI SABANG untuk melakukan pengem· --·-· bokan gudnng dan kemudinn pelaku tidak tenma dan milll!h mnrnh -mnrnh dan polaku --·-· langsung mengambil parang dan kemudian dengan membabi buta menebaskan parang ·-·-· ke arah Bayn namnn Baya berlnri menhindar dan kemudian teman Bayn MTJHAMAD • -·-···· ARl'AN bt•rnsnha unlt1k meL,rni poh1kn nam1111 oieh pe!akt1 langst1ng korban dibacok • -······· dnn ke11a di lehe111ya. ·······················-·-········-···························-·-·-·--
Dnri jarak bernpa meler snudara pada Baal itu melihat MUHAMAD ARFAN di bacok dengan
. 11 ,;: •.. nggunakan pnrang,Berta Betelah terjadi pembacokan tersebut parang tersebut ditamh dimana 0111 ,,11111 1/eh pelaku npak.nh saudara.mengetahui?ya? ·-::-·-·-·-·----,-------···-·-:-·-·-·---:--···1,.:1,.,1,, ··-·-···· 8. Jadi pnda saat 1h1 saya mehhat dan Jarak kurang Jeb1h 1 meter,Jad1 pada saat 1tu pa • ''.. '.,--····-· rang forsebul mnsih ada di tnngnn Bi pelaku yang tak lama pelaku meBuk kednlam ru -· I •1 11//:11 /, 1
'··-······· mnh . ···············-·-·-··-·-·-····-·-·-·-·--····-····-·-·-·-·-····-·-·--·-··· 9.
Apaknh sebel111n lorjndi pembacokan lerhadnp Bnua
,. ,i,,. /.I pihnk Pt WJRAJAYA PERKASA lelah melakukan penyernngan,serta Budah bernpa lama Baudnra ,, ,1/,.;, ....... . ······· ·n ,,JI
~
.. ··-··
danjugn temnn·temnn di lugaslrnn untuk mengnmankan gudang yang berndn di jl.Bhakti No.48 Rt003/07 Kel.Cilm1dnk limur,Kec.Pasar Minggt~Jnk-sel ? ·:·-·-·----·-·-·-----·-·-·-·-··· ··-·-·-· 9. Jruli dHl'i pihak PT. WIRAJAYA PER.KASA tidak ada yang melakukan peyerangan ··-·-·-· terhadap peiaku,dan Bayn danjuga teman-teman ditugaskan B11dah eda Bekitar 1 bulan • ··-·-·--September 2004 . ····-·-·-····-···---·-·-·-----·-·-····----·-·-·---·-·-·-·-· JO. Apakah benar orang ini yang lelah melnlrukan pembacokan terhadnp teman Baudnra
, .. . { MUHAMAD ARFAN ( Pemeriksa memperlihatkan Beorang lnki·laki yang mengnlru bernama: 1 1
. !EUKU SYAUKI MARKAM• kepadn yang diperiksa) ? ··-·-·-·-·-·-·-·--·-·-·---·-·-·· '. I ··:, I· 1/I') . :... : -·-·-·-· I 0. Yn,benar orang 1tulah yang telah melakuknn pembncokan terhadap teman Bayn ........ ···-·-·-· MUHAMAD ARFAN Bayn masih mongennlinya. ···········-·---·-·-·-·--·-·-·-·
n :
11. Apakah kelernngnn yang snudarn beriknn ndnlnh yang Bebenarnya dan adakah keterangnn yang lainnya yang akan Baudnra tambahkan ? ······-·-···---·-··-·-·-·-·-····-·--·-·-·-·--· ···-·-·-· 11 . Keterangan yang Bayn berikan adalnh yang Bebenarnya dan keterangnn yang lai·-···-····-· nya snya rasa sudnh cukup . -·······-----·---·-·-·-·---·-·-·----·-·-·-·-'·-·-· 1
1i 11.
1
···- Setelnh berita ncnra pcmeriksann ini Bolesni dibuatkan untuk aelanjulnya diauruh membaca kembnli dengan yang diperiksn, Betelnh dibaca yang diperiksa membenarkan untuk menguatkan keteranganya yruig diporiksa membubuhi lnnda tangan dibawah ini. ···········-···-·-····-·-·-·
{ ,/, l!l/I
RI RESORT MEmorou TAN JAKARTA SELATAN SEKTOR METHOPCIL I TAN f'A!iARM [ NGGU ======-~.-
0 JUSTITIA.
ir11n(J •
1:1. tlr:qr
DERITA ACARA PEt1ERIKSAAN_ ( Ter·s£i.ngka
..... ·.HGJ
r.:.;c1(;'.,7:1. ii;:•. 1··.i. I :'·\i1! ..::
Oktob1.2r~
S.:.<.·/~'-;
AGUS NURYANTO ---··-···-·-·-·-··-·--·---·-
-·--------~~
In'ei!.3r:)!·:.·:·(·1-· F'oi.i.!::;;i_ 1 ~· hlt'*P• :.\Br)Ol.0~:59. y;:.:1£.1 d.ipek.<.'u'l ·.et· l<9poJ .i.~~.ian tc:-r·!:">ebut di.E~t~.i?~:i Selak"iJ.;:.r,.• .... f"'i:.'ny .. d:i.k. ,:1· 1 i•1 11·;:.:: J..;o.1kuk.::.in p~·tmi.:.;ir·il.;~:;.~.:.u1 t(·?t'"'h,:.\d,::,~· seH:iraril;j!.;51. 1,,_1k.'i.··:!..:\L:.i.. ·11:.1:·11.:.l l:JF_1J.urn d.i.!·.:E1nr.'\i. ni::'\11i,:·:, d,·.:i,n i1l.;;,matn)··"' menc.ia·r~.\'.F·\·.
i::·,~;n1~;\_;,;,1:
Ajun
:·:.c;.'1'"J,:,\.'.O:.\!'I
[l.\l,J :t,
~~:,:~ ··~~~~i:'.~·-::: ::t; •:~:···-:,::~::::--:::::~1 ··::====~~~'
bil I' I i.>.IH ,\
:.J11;t.:r 1 !·(.- ;7.<':<"1:_;;-·, ~ la.h.i 1·· n 1 ""r1 '1·11<:.111 .lnd1J1\l.:1 3.i.;.\:·
di t"iud. ).n ~
2'7 Dc:~p·;:f:~mb0:;'" .19!JD,
0
()p.:;im·:1.
J~s·1'-"r;1:i
l<eW
F'f:i!kf::!rja;;\n
d"ii.~::,~n ·i:1;~r·,-;ckl'·..l1" ::··.-::\1"".i/.\1'1,;::"t;'l. ..:.\!~;~·t ~;(.,~l:;:;,;'"L'Hit;) 1:fl .Bh.:.,kt.i Rt.03/07.,/ i\!~·,i.,4;.:l i
h•:! L:c- 1 u1r. p(::u:=; 1- .i. i·.. ~'>a~:. n c:i .l. mu:,;;, :i ki·:':'pi::i.d .-,1 ·[:1.:1 r·~:.•.~1n q k ,;1 y <J.n g ·J.i.p . :;··.i.\-.:!:i,..\ t;.·J .. 1.i1 ,-!:\.:.J('l"i.t;1hul·>.-,1n he:1.k...···l·1,:iknyo" tt-..'l'"'l.tl:,;:H~1,c\ yt."\.ng me-· i"1/•·.1nr,i!"i.'."! f1.~11·!·,:11":•~1 h,';.1·1-L.u,;1n hukum ddn ,:1t.to:1~·; !51C.HJic1la f.. E~rt,::i.nyae:1n P~-·n '/ .1 • ·! .:. :... ·'·~nu il1l" 1 :1:~· ;·· ;~. k '._-.·.~.~-·.', •,'_.,,.,,_,_.,),·.·,".l~il r_r~..-.. d .i. I,":)!~' r i k se. f\·1r..?mb1;,i1"' i kan k.1.''l.,~:'".·:,l"J·:J,',1.:--1 ;;i.;;1 •!IC.'!l;·:\1.~,,\ ,
:-':r> .. ;" i"1.
,,.
; 1::. ·; ·.. · 1.' :_
u·
·-.:~.\·, i.;:1 !:·
·:;;~,,; ..
··::-1.id
-.,,,rci;:.1.. 1:. :1 ! ·_..1 ·
l':.11·\ q
i..11:1·
,,\,'l\} .._\,,ny:·
;,,J,:.i.:n l-.1:?i:'•c.1 •.1.:u1 s:.c!";.it _-i,;\~""5m.:-.i.·~ 1h '.3:-u.1..-J,11··,1 ·:·J:i.r:--.1.·i\~:.-,;.:1 dr.u1 .,.,,::-:,;:,:--, ·.r·.,;·. :.n .i. ~:>G.'I" t;;1 :::1:.:•; ~.-.t::·1d.i..:::d,_:,:.\h
.ir•i
!". • L1,·1···;_,: . ,,_~·.1;·,
r1' 1.i: ..... >1.<:i.
i: ..
""• .. l'i.i.,'.".d
·~·.;d ,,;:,p,::1r 01
if•
......" ..···---- ------~
'. '.1 .,1.. :.i.r-._i. !'·'·t';·· cJ. o.":·ll :. >,•i:~.C:; E·. ~'lf.t )<'.'.~O>IT\1~··· nJ w..-.;.11-:t n uh;,;1.i"i:.i ":;:.\11 ..::,-;;1,z.~ 1~c·:·· 1 • c:•c;il'":Lk~;;a d~·1. r.·: '"'.:•lq/Ji""' 1. 1~ 1 1.:i-:.•1-,:n_.•,:,1r1v<;'. ~~c 1 r .. ·(·r1 ::;,c~y,'..<. hl·?.!'"~;(;::dia
1"·,:,1-i
IH;.t:;<•I
•.:I \•.J' -.. k,.· :·.r: ·,;; .; ;:.; l '.. ; '·~ !''
i
.1<
i.h
.;,:·i"U'")
·.·.:1.·1(:4
h'.-"'!;:_•:·i:l'H)di
103".o~bC'!'l".\
c.: ..\: · d .L~:.if..-;··:9r,1r
.:.i.r;ir:::: :.!·:'.;;.-.:: ~1\1.i;'!"llj•.;.'!' i: ·i
':tr.r
1:i1V•,
·"fl:. ;'\
..
:;;\\,,
v
"''
,_ ..,.
i
;_
i.:. ·.'
~'
.. ;._-:,, ·1 ...1c1un(]r:1.11
r.. 3.. d <: r·1 \.'.:_l <'Jr·
,.1
·,_,1,
'"·'-'
d~,·~n9.-,1n
'.;: ...
.i
'·.
: ...
..,:i .'(
; I': ·"; < •
,_\
~1
..
r.:; '-:: _, d n
,[,; l•\,:i. --- .. 1. :·. 1:·;
i ;:
/"!,r .,,\
~]\[•[>!::'(' (.l<.l(i,",•I.,."\'" :·:':\<" .n'.-.i (l.!
,·}, i-1 ; .. ,_,_1;,
. q:
t:
•: "';,::'.! 1 r: :.:.," t.ln :: I \I
· "i
;:u:
..
~·
·c: ~:.
.
·11·
'l•l:;
''·
!··' . ""
·I !••
,:J(:'' · i-:. ,.> :'" ·
,.:1i""i,ll""l(_I
··1 ;; .. · =1i:;· 1 i.r <.:: ;1
"o);
i:Jip1;;-1•":i.k .. =·~r•r.Fc!>l i<':1·'"' ·: / ,-. . : - i:v::; 1. urn .·:»
, ... ,c,, ..
·•'.c'·
) .. l""i
: .....
.i..
!-·!: ..'!:um
,. '
.'
..... ;·,1,
"
:·:..'1pr.\;·1~ .,.(rn,c<.r:,,;\. cir:;n .. _,1,:.-:·"1 ·.J ..:::r:,a fl,:;i...(di··.r·,.,; d.i.t,=ingkap.:,: i':. ·0:1mu1.i .~ ,. _, -~ ;:1 ·i pt·:~ r· :i. :. :ti> Di ~':;'.,.~;.(, .., ; ·,;:,!·1 ·:.J in .i. d ,:,-1·1 : , pr..1 ~:;e ba bn ya'!:;:.~·.· .-:;:t";;h:i. 1·ic1oc.< ~J:-.iu::!,.ir ,) d .1. \:.r..l.r•<":.1 k,-:· p ;·~.:'I" 'L.;,) p,::i.c::,..\ 'l'!<·Ak. tu c.ii tangkap. f:.~;: .:'.p·.1k;,(oi··.:,_,·:; !·~-L~i .,,·; b 1..1l·«.t..\. y,.~:1 1:J ! ':;i.·:;,;.-.1 d.-..;1'"i Si!.uc:.-:\1'"<.:I ?.----->?.:·• L::' ..~''-\k
;·: .i. 1'"\ o ~J ti.
•.::,1.:•f·:.0.r·;._\l"l~]
dttJ·'·:-.:.1· ··.·,)
i·(i.··11.;1
i.~ .. i;,\.·~G;io::,.
.i.r·.\ !'~~-.E~bElumr1y1!\;··
·,,;:~rJ. St-::·li:1Si?. j_,,.;;; 21.~)Q.Wib· :1 ~d'/··.•. ':;•?i' ::1(;,..\ d5.rumt,1h, dal,:::ni:~ r:;etugas t;1:?r·qi3i·.,,-,;;,,Jn c::i:1,0:1:::;~ k8mud_..:.1"n r1]<=.1h f:lr.~pak. .... ...... ,\ di1:1•.. ····l'd 1..'nl:uk d1c1t.;v1u 10".ri~.' 1
d
;,.,-;'·.·d L-'~:11
.;
:::'<:,.!..:.~·
'( ,:!·
'.:?,,:i
'.:J/...·!·.:c·!;i:,,:·!~
'.J.!,'.:~..:-::kLt,;.,1'·
~ ~~~ ~j'~: : ; :·~ ~·.~ -~· ·: \ '.;~;~ -~:ff!~::~~~ i ~~
~:,,;:: ~:~:;:~·~I ;):;. ~
:~·
!:l~·~da
na,11Un
1
\:::,; i. \ I. '·. ;:: ;·::: '';'; ;.. . ·: ·.: ·: :'.; :; 1• '..' <.1 C: :·: ;·\!:! iJn ~.) ·..! l: :,.\ r··::;· lo ·-:! "-' ::;.E·1 (;,: bt-:=.'!'"t'• ,;.\fll ,;.1_·.. ·s;...:.1ma c:I Hn gn ~:-.__ ,;,_ v.'"1."i.:1: :·:~c~!< :··.1..-H.J :-:. ;.11·:1.qJi"'=•n ''""'\y,,;1 d.i.pt·}l'"iksa da11 c!.i ._i.o•i-,_;:i.:'.f"" i·. ctG. r·;,i.q9::1.:· !'iay,,1 ~O'it':.'k!;.\!'"i:\rl(j ini clan .i::,1'" .\'/,·" !.:i.d,.·.1:· ·:If:::;::•. !":l<:ll"'"L-'l.nrJ bukt:.i. y2u1'.~ d.i.sita.; 1
·r :;i -11
~·1,~•
::: ·:,·;'.
~·.
.i.,·:v,).E·.n ~o;12ba9.n.1.m<:'.1n,::1 .. 1.d:i. ,..1 :Iika bE.1 n,'11'"~
1u•.:
',r
"".•.-'rj.-,1cl:i.ri·/·~\
(i :F: ;r·1,_i_,-,
s·:,~r ··.,1
~:;;.i.a.p<:"d·.".dh
E;;;~ud,:.\ra
pc-~l<-.1kuny.B.
k<;;i.pan d!!tn
1:.:. ·I·. .i \•' :-J p(·'.-!J'l<_,!,J n :i. ·.':t.Yi::\:~1n <;>E~l":Jd!Ji'.l.:i.man;;i yang ·:•.. ·1 ·;,1ngk :.tP Lc:~r •o;,·1iJu l: tc~i.:"h \:.;.;n,-j adi. d~-:;1.n i-~f:i.d;.1 i·1;:'r·_i_ f\,:.;,\,:.i£:1i::\ tanc1c.a.:~ ::2f:i Okt.CJtH.:.11~·
::ir.·1·1.-·:: \ , \::;,, :· ·'"·";'/." i.•·.'1-,j,·
1..
'.~'C•(i
..;h'\i·!·.ci
~AY~
OtJ.::::o.tV.i.b.
jt-11n
.1ln0t1~!~~J.
c:!.i. d1'·:p;:1n
Rt.003/07
No.~8
rumah
K~l.Cil~ndak
.:,;r.11.:·· i=::,:·c:.Pt.•.~3i-\!""lol.i.n\JQl\r. Jc:i'k.,::ir·t.;.-,: ~:ic.!.1<Jt21n. Yang ! : ' i. ;<.1 rn~;-.1. :=:1 kuk,,·~n f."il'.'nqan .i.•"' y,;,i.;,,n tf-.il""~::Ebu t ;,1da 1 ah '"''l<·( ·-.,-.•.,:nrl.i.r:,(. d·.c11 h.nrt.ic:;nny<J 0€-?t:;r·1cln1.,:: J.o'.\k.i.·-.l~"l.ki ,· .. :;:) :···cl;... !.. '',i.J\··<'."\ !.:':.'!r·1···1.." .... __......-.,.... ·--·-·····'"""---·-·
'·:;.·1!
''
/;,;:·
:·\ 1'
.tr .::i:.1
!i·Jai1 •;1F.·l•':ii·.ui-:.<.1n r:.1ro•1'·fJuat,·:n·1 ci,°'.(i.,':\ln pfZ!r-i.€',··· ····:""···'i•:bu:. ,J.ik-~ br:-~r1,~H'.!• pi·:-:t·bc.u:-.tc.1n ;:~pc1 "l f;,·.u . cJ :;r,:• J.,:.1i·.:'..d·:i.\1'1 d,:~u1 S;:.H.td;"11'·""" .lakukr?.n
;., . ,. i·_,. l
!.
1,":
r1:
.J •.·:,,.,
',_,:•;
r·_;,-.,\j ,\!\
/,·,.";':;
Cri.1.1.j,;. r· ..i
pc:;:_~
::.c
:,c;;".t.l•·
:i;· -,:~: l'.J
.i
~,1y;,1,":.n
i.:.-:.'l '"'h
'.::·,,.:t:. ..1:"'f->~;J "di"1(~
-.1r· d;.,n
·,;:!;.. ;.
F'~J.l,..f.:\l1tl
m1-::nyii:l.:"'.)(;•·!·."""'n
tn(;~n(p.·?n~·,1.t
~1,~'dr1
~ .·\k i.····l,~lkJ. v.-~ifH.:J ti.di:.'lk
.. ·.k • b
J
llF.<""lt,(-,;;";;~1:i
l:.t:~l'"'..:;l"_'bi:.1.t
p;:·:11'"i::J1_\i:'l-i::C:Hi diillam .L tu d.:clr; y.-:;1.nq ~;;,;:.ya 1.:1kt.1
c;i~r·
!
~3<:iya
.i. :::;db!?t<:.1.1 p•·_u-r:ig
2.1,~hE1r
r'
b.::HJi.c:1t1
k::.r'"·J.
~:c·:•b·:·:•l'.th
yt.'\n~
darJ,
•,:;.:;~l~".\~3-kdfl • - .. ·••••••·· ••••••-·-•-"""'"~-·!:;..;.1b!-,.>t.;,i.1·1 p,-::.r· . .:~n9 yang • .; -:.;_1:,:d.·: ,. ,-1· .. 1 ; tc•r";.;;f.;!bu+ d;:,1n mf:~ll~JC.1 t1a.i. ] €~he1'· t";!;:.>b<·;? ;1.;·!, !· ,·•.···.i c!,J.;-·_;. '-">CO! .. <Jt!C! :ia!,;i·· l.:-:i,k,:. t:(.·'l'"!::,c01bL1t: y~1ng -~"''. ..,, , 1 i-. .... · ·~: i.'. hu :i 11ic-:•rH;J ..J k { !.i;:.~ 1: !.: :·:\n i '-! !-.: '-'i , r, ;:Hn\.\n !;;a y "'' ,J "'
f"
:·\r·
,,:1l,;:1t .,.-,1p.3. '?. ·--·-····
iill.".'°1i:.1h.uk.~:1n
:...... ,~·1,"'1.
kc t:.~'.hu \
.. , .i11,;
1,1,:,1rpc•r·~;t.u·i;::tki:1n
·'.·.e}.~1l~
";':''y'd
,.,l;).;1·,,_,,,.(1. ~-'·' n::· '•.!.'\!'
,'»_:;;.,,
c::n.n
•: 1n:-;,;1,::1
\'-''!"<'.\\
,".\
~:;(.:'.\i)I,]()
: l"i"
r:~!:~'n~!;,1n
1(],'tn
'
,:'.\\i·"l\'y'i·~
11:~ .'.·.· ,·I.·,",· .1
1,1;;.cr:i p1. '\ 1· · !-;,-,, ·l·. ;i k ."'1n b,::~~,1,;;\ .'·. m,:1.r.·.'.' .·,',·. i•.'.·.·,: !-l::.<:1d .~an·-· ",;··.•!"• '.".,di.;;(" I '.1.;; pBi- !l""l•J !;.·'..:.'! :;;nyr.·:\
I•.
1
r·:·
dC'.,'
'·,., ·;,,r:,1 !:n:i ....l,:·~.,··!.
11,,1·
l 1•,· ..1:;:..' 1.'.I ;_;:i
.··~,,
... , .\
'/i
''
1.·,I
.:.1.i.l..l'·l'y' .i;
r.;.·:o1:1' ,;u
"~, . .\; . ~.1
d
5 .. ·1/<1
: . · ·"' :·· "1r: ,. .·,._:_;,:.\!!
\:!
>: 1.•·,.: 11:;;,>. r11i0\ .I
u·c
.;.-
;:;•.:!.
·.,,,,
. r';
'
. ;I
'
t''C''"dPq
"!:1·.r!:uJ:.. 1.1'!..
•1.I
di:•tl :ll,.\i' ·:>) ·/.:'.\ !'''. j ,.;.
::.uk<:.1.--··-
"' .'Li '· :·. irv:::1m.:1rH:J
•.1!:,;1.·h
p·.o:· ... ·n
"·'\ ...·.,~
·:!-'."!
-~\
rnfndr:·1
r..
h.,'J'•\·;:1
i.'.·,)..·. -,'.··i;\
:.ak.i
~,;r;c;,::\!'"t~
·.•.:·1!:1..tk
tn!'-?tn•···
__ _ ;,,,,,,!: t.u :i. ::.u.
ii'lt:!i"l\t ··:·.!)·
cio:-..1p,;,.:·: ;··· .t11.,:,1F,~,
11Ho-.'d!_.;C':''• ·:"
!:;,3
l:Jc:i.h k."u···•:H1C;Zl
':li.\"!·A
~;;,-,;1y,_;\
l!iE:l.J·:.,;:\
·.;_;-···,;\;'!!]
d,;u1
, "' 1·;,\ m,. . '.'···· 1,, · '.,.,, · 1··· ..::i11ok us~; j::;,,v,:. ~·<:·1 t.k,:.in
;.·;,:;1.y{;l, d<:ll'l
,:.h i'l·.•r·;1J,·..i.·,:::.1 i.
, ,• :
I
l <·i
:
'' _,,
.! '.~ "
,<, 1·,;:;.
.i_
,"\C<
_,
"Ii,u, -. ~:
'
,,
! ...:
E;,:\t..<.dd1-·r,1 mnle:\k.ukan , ..1::.:'::1"11:,:,11'"",;;1. Giiii.Ltda
,:,;p,;_~k,::1\·1
\-',\lnq ~···1-):"r·d:1
.1
;,,;,,:1·: ..• q1)'~1_
,:;.,.:;1y ....1i.1,-;1::i di\i'\
l•i•<· '..I'"
·, 1.r1ql-·.;.: i .. (~ 1· ~==·'-"~bu
c
··'-'·,. •. i::(i .,.·,-,i. • ;.·.··
;;· .1 .. ;
i,.~:-· ..'!ir-
c! ;:,;:
~
•:;;~,: h .~. r: :l q :.:i ;/d:i. tu" ll-1,,•1 iii·. <·.\!" · 1·1,:i::.:;n
·)J.
Gaudara
!:;;~;:hubun~:,.\n
n~1-_•. ·;-1r:·:·q· ir· .'\k
"· :\ ',:.1
mr:t"i::;;;,d
le;
::n,-·c:·i;~
·'.'f:_\·~.,.1
,....,.-.-·":,:.~t.= . u;'/'°'
) :- ~ ;·· i ;\ ,·::o. ,;; ;.·,
:,.11--: <.:::·1
-:'.f.-:1.r:
;,:1,:,,t
i '··" ;· ; ·:i ''\
~
.:.: _i
:~~·.1. (1i
Cl:-·
r;_t.(:·':>
nc; .-_; ;:.1 J d ;. ···1
'_1-il!l~.1
':;·\n . 1i· ..,
;v1:.7;:·.
::\!.,
•· 1j~r;
cJJ.!u::.1-· ,_.;.::i\tu
i_:G~!··i:Ju;,;\ t '.c;<Jya k.(" nc.-tl :··: ;:i. !>: p ~2I'"11 ct h
\--;
1
':·-o:·id.:.. ;--_i. ••( )t""" -:\'"':1 -\'<''·'1 !. '·-·i.J-_.1·t k<:Jt'f?··· r:, · ., ::. :. ;;~,· t·1 " . ; •• 1;,· .·.' 1'c.I r:-••11·1 "~·• J· •'1 v1 '""1 , r "· ' '-
dari. ·ikut
,;,; 1 -:·i..i.Oiq·:'.1."i.
:r:- •.: '/ i·).
,,:.i_ • ,,.
.1.:.i'.·'=
wc1,u ,·'.cJ,~,1
h
.:... :,,_
'/:'
~:;1~;k~•:;
·~·:·1';J
r:.ii:l!'
. \.
pt·.:: 1·· l:.iva tan
dc:n(:,:-H·1
".:;) 01·.,,r;~3 y·dnJ 'Oi ·;·:! .:'' i .- ·'· : i::J d I;~_,," n;· '1.1: __.,",\.•!i,1 pr,:n ·. -HlibL· •:.l<:.\;l ifit1£:-- .. i""1(_:! ... Pi c\~~J.1H.:; :. :.i..c;,c_;: ') J_ !
di::-~nCJ1'an
·t '-~ ,.,,..,
t
~;;;,\b~~'tetn
1:::0:...~,::1.
mi.' l <·::.k r..>. '.·: ,:.1 :·
,....
1
t.ci·"l-:.c"~'"'
""
'.-::id~'>
t:
ni·XmlJr.1 ].,.,~
u11·L.1.1
:n< 1 ~:;:.1.}.::.1h
,-,~::;-.\
clap2t sa ··--·--------
aw,~lri~12
t-. :!. •:! .i. a f"f;Jl'~]
l CJ .l. ":i:i.h .t. Ha c!i .JJ .[.-hDl .. t.L l\lo,.48 T.i.mul'-, :1·,_~c.::·1~::;d1~mJr1qgu m::·.~n f;0m ;J,;·:.
.lt'd'-"'r·.y;:;, l-.u1'-;:?tr•!_;-!
't'.i-.•r-·J·~·!t;i!,;.
:<~·'"L"'.:.~.i.i.ru1·:.i<::i.>.:
,:; .lk--..,, t.r: ::Ji;!l,::\t·.,.,1r1 .. O,L_'.,oka';;:i. t:.<~~n,;\!"·1 tct H::ibut: tr~r ... ,,.~:J,~·! b·;u·;qur:,·;\,1 ::1'.·:,b,:::ir·t:1p.;,\ (3Ltd,·:\rlq 1:n.i..;,.i,k, . ~:>e:\y!E'I y,:.:•l<J •,;;6':-'i~\ ~~r.02v·l-J.!-.:c.\1l ~;.c-:p<:;ida umum un"l'.:t.!r•. Dl"'1ny.1mpan \,.,1'· '111(_: .. ·LJa1-·;·:•n9
;·1.,111 '.·;.i
::;,Hba!]~j.ar1
rldr·:
dar.i. b-i::\ngunan
~-:·;: : '/1 ...;
r:1<.\
L.i (H!1i:\~'I \"f·')i'""SC 1 ~•: (t.,·-----·-··-·--·-
i:i: _•(··;;1-,,:rnpa
1' tit,)
•.
,Hi< ·'('!·
l.\'i;,,
h ~=,i .. ).·ci~ ._l ...1;_,·l=l1) ::i·--1r·· ,.,,.,;,-
r:
:')l ,.. ,--1,_J
;;_".;\t~
~:•• 0 1 ,-. \!
·,1_1
•lc:·kr.\t
,,.·;1·1
bF:l"..1d(-·._~·;;j.
r'i,,\-., r:-,..J,-~,,
'C-t'
l,·,_1.-:1r
p.d!':·.L'.
'.!EE::., . .Jr:~f-_![)(I\; DJGEJ""IHDI<
k~' 1
::'.\'
.:11' -.i1 ·1]--·
l -__
fTH?l"\da-·
mc::k.sLld
p.L11t,_u,
l· f:.('
1! )L.
,1;
y.:;1ng
rJt.t1.!<=.11'1(i
' r:::.,::i.v~·=,
Ct·.·~qr:th
;;~;::: 1: i'~:;:~:~:i,,IE::: i,::r::·;!:';"' ': :.:~;;~;: ~;~~~1 !~
:11j:\
·::i <J. ,,- •' l : d L•.1-.. ire·,d 1·i·.\ ;:)( n ,-'i'O'.I ,_;,i\"''I
'.! .;·, ..J.:\\;
~··1,1w,,ii· ··,,,·-1·;.:<. C:i~!-1 L\1: i:'IJ.0-1' ~:1;'
'"'· 'r ,:: iiJ!_~:'" c:i.f:,;,·J . ),•. r ,t.''..1 1 :\,.' \l·Ji\ I, l
.i.r i '. ":;·l ....
1•\_.:•
."'
.-ce;;i-~·,co~bu-'c
"'· r" , n _ , ,_
;1,
-i! !.iu,
~,:;,:\';/d.
dt':.'!"'H]--'H":
k r:·::,;·11:1-:id-i. lc-;r1 hk-'(~ICr~i ,";",;\k/,:1··,-,r1c.·J ;-\·/n ~JC'•1C!i:L1 f)-:-int:un1.;J,·,1n/
:':' :;;·:: ',"
,·,·:\·
, 1;; l·
~~ ..O.'J.C.\f1JUi:lly<=1
l.-.• ~l""':;:;(-:-;)btJ''.:
'•c·\ 1;<"-"·.].:!1:cl. "·"I ;i.1J<:Jf'll.):;·_1i· hd·\_
1
1.(;,~~y,a
'1 .i·H·;·;;:,\.'i::'.'.;-~;.: . -~;:~~:;.;(J ·~/~~:,'.~:;;_~·;,,1_ni'l~.~~~;'.:.:;c~:;~('2)k('i0.';:;~~;~;~1
":.":; : :
·i'
i.:JdC:cO:HH;J
/"JI ,;.1r;q·-·o!' ·1r\l..j
:, ;:
·1 _.1•
C1.i,1,f1
c·>fi~,_:\ P':.!l"-:,,.,i,...·,_1k.-.:1:--1 r.J1'··,:,1n9rn1.;11__ , u·d;:.• 1~:EqE1l 9cC:1.1n9 gud<:J.ng n-;1..:r1 (.~-11.;F~ nit-.. :J !-: p .i. ri L• . trl'/ i:\ m.::d<. d ·;,;"' '! i'.I l:.E'. ru r:;, -!''\!":~·- r-1_,:_m'.·:~h ,d,~1n rn1 ..:_l:Lhe1l: kr.::-1'"umundn cir·;:1nu
·' "• . .,_,i i(I I ·: i . !
q(.'~\'"bdn';J,
i-:.··i.r.t1.i
i;\f.V;~-·-;c_\j'.)c\'.
!::-)r":;;,·,L·u-!
.·;i;:.1 i·j :.i.l"i
··:
k.t:)~-10;1],
.1.1."11,··
:;1:;:,: ..i·1r·~ de·,-·11.1,:.n ~:r::•1···'i_1: . l:.,:~n :·"J!·Jri,,:::;'l','t~,. - ·: .. , , :-..::.11··.-::n:_i
.:<1 -u:1_.
c:-:
J;·:\lll or.1.:_'.),,VJ:i.b.i;;;:1ya l·r ,._t! <•!"! ,:,-\!I '.:·;,,1],:1.h \:'J~t.'Jr·.·.;:i:i l(i-.\l'"'Vi.I ,:! ·.:d·.. ('.,l::in:"iUi .J '.1r-i ·:::!dJ,·.\'n :.-;,,].:;1h '.;:;;::1tu
,~·· .,,,J.
·,: ..:·1·1
i:·
+·
;•·1
\.-"!I':
nir~rw··• J,:,1n~J
1
r . ,,,
~-:i_,-•1 1 !'.·
or-t,.nJ
1:·,,.,'."'j ·1·p_ ···m,,_,-:;;i.nq
t·.r:·nq·..· r·• . . 1 .J ·1;·.:11f.·'..i cli.:\fl ,,l'J,J i·.J.'J<J. v~:tnq i_..,,,._, '- dr1 01· ..,1r·1 _J···or··,::1;·19 t.<,~;'-~;:•,;·but.. L'..=.·ra-
,J:
:·1,.
1· r1.:!:;1::·,
·t:<"-_1nco·::~] "~f.) Ok ·1.-ohe_>!... ~:~004 ~ 1,:,l':"i:..Jl<_;,\ CC•d)t;;~ bc.•l'"e:td.;,1 di -1;:1·.~'l'·i E;,'Jyt:\ f"i(i·;1;,;:Jrc•r·.i. 1.:~:;,hu
l)'.}.,\);"\,l1;:i,'W,,
j,:,;.Jl
•, ·i " i. " •'
iJ
~:iH I·.~.'''''''
i ldl" .i..
•I
( ·'
(I\"
l.i·,'.}
•.'•\
\', 'l_l
J:c.'.:1
,_·1<J
:,1 m ~;; u Li-..-'.\
-i
_. O';i·.'I:· 11
:·;GI'"
.i:1,_·ri1JL-.! ,;\J"
:;i..:.:y ..o-.
... r.~· u~;
in~,1.1::;uk
:.;;t'"
12'.CJ.i.
cid 'l
iJ,.1·1
.~_r, '.;': ',:·~ ':,:HJ ,'·.·.·.' ,: . •.:~.' 1c,l ··'J'.' 'p····' 1'.i1
U!""drl(,!''f..l'"'i::\r1•J
:,\/d
!•.c_ '·
~,;;•.\ti.-~f;
;~(':r"ddd
di
ha!O\rnan.W.
.!· 1-·
·11: '~ '
1 .1
.>11
i! \ '!
d.l.l
:-·l:i1.:: l:!-.,'.:'
1
~-,,,)_y.::·1
-: :'JU 1.:
;_:,;1-:;1:;.l1<J
r: '·-'-~ ,:·1PiJ
t(-21"us;
;··
m,:,; !:.
1.o.n9\;un
_;r;9
('_;
.;11•-_i ..... ,-:·r.. <.'ln•._1
Cl~
i. !10• :1;1 b:_ -'
~~: .~ i:i ·. '_/ ·;.: ;_;~ ! cI~; ~:.-: ~:~ ;.;: iJ cl ~:, ~-: ~.:.: >,'. : l ~ '. ::;~ ~; ~~
d _··n L:i.-..i.•].: ,-,;·-1 i l'J .t ,_-,
.,.· UL1 I -•••1
L_t_:·-11::·9,;_, .l
'ur,.J;.
1
. i" ,_\I'
lie\• •.'_i:
:,.\
~·I ~~ ~:
1
J. ._,\1
~:;
=-;,·hc;lfah
1
--,1~·1u--
,.L·.\l'l
·.:i'ii) 11'.FH'l':·'i:.-~; ..
>'l.ir-iJ'-.. : :\· \_1 .. ;
~ __1r·
··:-·,::; 1·1
·.n--.·
:·;.
,:
.\ n t
. ··-,'i
. ) :·ii, ,
;
~ l: . ; \ .~· • -:'-\ :
'-'f.';• ,,,
I
··j
i
;1 l
,.,,, :_1,n .:::11· ...,;
'i:<
-11
.·;-,",\;
1.!'
';;1.-i·;
1; .·
··._; •·;
:::;ut ..l::'.,io.n :Ju ·1,:.:. nq . '01 _I I" I, .,:1 ~;;
~<"I'
';;
l. '-;·
,;\ng
i.:.r::,1 ,"·'.;,;;,-:!i::JU-J.: i'd-''n;11d i. '.l.n
l .
::)!' Jrl
'\J'
Et,:: i
··1q-- ;.;.· ,.,. c_!.1!:-_ 1,•;;.--:.-.1
I·
-'.!-•i:\i-·1
:.i.J ·:.cm).
·.I ."-,:,:,I Z:\i'\ if\,;\ ~:.~d i·a:"· !. H,;t kt.
;.i ,:.\1: -y:;-,n~_i o,;.:,1,'/:C.\ :._J.;.: ··idJ,:tiE ,:,icn9u,:·.:·;3,c
!: 1
0•::" 11
1--,
,, 'I•')•.
v,
' ; ~ii; ~-; i" i
'- r,
./:.)!. [i,f
:-:,,_-. i:
i;·11·
"t[l
l-.i_di-'.l!-:.
. r·-)p
1•.
t; .. '
.,,...-c.1
.~:::
_tJ""~
.~;nl
1
j
-;
1.i
i<1
\·
u-~-.---·
1.'l':.
"-! ·L:
it.
:·1
'i'·
1·'
..,I
_;.
"
:;
;)
i'.'c'
!·
/•
_,-1,·i
:"i'l'.:'Cn~::n;JC'ml.:Ji.:)I·:.
":=ul-:,;,,l
:-:(__
.::;-1 ____
.. :j,·_1
;")·;\_hl:-:::n
,_, 1_n
L·'' ·,_:.11·,;:Jd'
·:.;;1.n
i.i·:,-;,·--, 'r·
'• .'-I
-- !'"
e-l_-(·.Cf"ii.ii'•';:1 'i ~ .~_I"\
i.i:-:'
i cL:;i k
l:.(::J'"~"O-E·(
9
i ...
0
"'·Y \
-1.-~
d
'' i-·
E)ur:l, :1'·d. b·:"· );--,, ... iYd de·.,: . \ .-,(·:-. l., 1:
,:,./,
,.
-. ;-'
I''.' 1";'·:1': Cl·· C
[~,,;,:'.\!"\
i'!'i ,1
ddn
c:;i
'-.\·:.-,-."'
,:.\I·-'.
:.1, r\
ddd
I,. :·1ny.,
·'"
'I ·-1-q;..j
_';;;I ... l.:
,,,_\
·t<-':1r1t,;h
;,,.
i.1; , ...
: ") r_~
;;
11-d; j_:\
p ..l.hr.;tk b;,,\nqu .'.ic-,tdfi()
'.:">1 ..1 h.i.:1·:.J<J<::i
i-·:1-;.·1,·,1J ka:\ d L1 '"\ilt<-.\
'O(
,,
·,:i.h
·.-~n·1,,1·
\'
,,
J1.' \.
c-but :•
C:J"d11(!
k ,;\ l'"(;!n ,:;:\
;-:1_
i- d
_,_ 1-1 \/_ .\n
;:;r. n1: J ,.\ i l
cl i. :., .:.1n
1·;.:,;.r_:_1i.:\il
'I"•
,._.._,,.,
pihi3k
·~·-.1,~I"''.:
c '::T-9 )1"'1 \ :" i nL:H"U:t 1
1:.• ;-,_, -~!l:i.td
~'l.dd
!-.di-~,,\
. ;':\'_,:;
r:.1;,_-Ji"'Thl:,
i:.1...n!..:,,;;;:
:_1 :_
'.:·,1
i ,_,_I
i\;, 1 n;:.~
1:-,~:ic1' .. 11; .•'.c--~l.:-:·1hk.·:.\n
I;
-~ l • I ~~ ;_ -1 di-.. -.(i.i»i '.J ~..I ' i <'.' ! \ ".!
'.
I
c'..i.pc-~;·-ju;':\l
Pf'l!'li<":
1
=r 1•_111
'1'1
ci "~'' n ·-J -.. n
/ ,_.;\f'l(J
'. ·,,c:c..,:_\
( .i. p·-:-~ (" i 1. ''" :n• :1d:li.C•l'i<."ll k.dn 0·;u·1 i··t;,-,, / ..:t:-·,(J c::..: buhl.:u..-·1 (..,, . , rJ i" (·_.::.<1 ·,u,c\nr·,y.~1
Yang~ :.u;;JFI.'
3YAUU MARK;\11 bin
fl.
TEUr'.U MAR<'.Al1.
,,
,r.
, \ ::;-., : __
,,._;,
,_; 1,
r:"''.:U' .I
L;,:,0.\ l ., J.·:.i.r·:
<..i...H!
: :1
AGUS
,1u · , Al·· , o • 5s )81059 s
;~I F15A:--fJRF·.
-