TIM PENYUSUN KONDISI CUACA BULAN DESEMBER 2016 PRAKIRAAN CURAH HUJAN Penanggung Jawab DARYATNO, SP, MP
BULAN JANUARI FEBRUARI MARET 2017 PRAKIRAAN CUACA BULAN JANUARI 2017 KABUPATEN BIMA DAN DOMPU
Ketua SUPRIADIN, SP
Anggota PUTERI PERMATA SANI, S.Tr JUMRATUL AIDA SURYA TRI DARMA PUTRA, S.Tr DENNI KARTONO SUSWANTORO, S.Tr
DITERBITKAN OLEH :
Website : www.bmkgbima.net Email :
[email protected]
STASIUN METEOROLOGI SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA Jl. Sultan Muhammad Salahuddin Bima, 84173 NTB
KATAPENGANTAR Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima yang berlokasi di Jalan Sultan Muhammad Salahuddin Bima merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) yang memiliki tugas antara lain menyediakan dan mendistribusikan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika ( MKKuG ) untuk wilayah Kabupaten Bima dan sekitarnya.
Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan tupoksi tersebut, Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima secara rutin menerbitkan buletin yang berisi informasi data iklim yang terukur di stasiun, evaluasi curah hujan dan sifat hujan bulan sebelumnya, prakiraan curah hujan / sifat hujan bulan berjalan dan bulan berikutnya yang bersumber dari informasi pada website BMKG di www.bmkg.go.id dan www.iklim.ntb.bmkg.go.id serta verifikasi prakiraan cuaca harian dengan data hasil observasi di lapangan setiap bulannya dan mempertimbangkan kondisi fisis dan dinamika atmosfer serta kondisi lokal masing – masing wilayah.
Segala Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya buku Analisa Cuaca Bulan Desember 2016 dan Prakiraan Curah Hujan Bulan Januari, Februari dan Maret 2017 wilayah Kabupaten Bima dan Sekitarnya. Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku / buletin ini dengan harapan atas kerjasama yang telah berjalan dengan baik dapat terus ditingkatkan.
Demi peningkatan kualitas muatan informasi dalam buku / buletin ini, kami sangat mengaharapkan kritik, saran dan pendapat dari berbagai pihak. Semoga informasi yang kami sajikan dapat memberikan manfaat bagi pihak terkait khususnya dan masyarakat secara umum.
Bima,
Januari 2017
Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
DARYATNO, SP, MP NIP. 196805021990031003
ii
DAFTAR ISI halaman
K A T A P E N G A N T A R ........................................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iii I.
PENGENALAN ISTILAH ........................................................................................................1
II.
ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER......................................................................................4 A. Pantauan Fenomena Cuaca Skala Global ............................................................................... 4 A.1 Enso (El nino – La Nina) ................................................................................................... 4 A.2 Suhu Muka Laut ................................................................................................................. 7 B. Pantauan Fenomena Cuaca Skala Regional ............................................................................. 8 B.1 Angin Monsun ................................................................................................................... 8 C. Pantauan Fenomena Cuaca Skala Lokal ................................................................................ 11 C.1 Data Unsur Cuaca Bulan Desember 2016 ........................................................................ 11 C.2 Pantauan Pos Pengamatan Curah Hujan bulan Desember 2016 ..................................... 14
III. PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016/2017 ..........................................................................................................................15 IV. PRAKIRAAN CURAH HUJAN DAN SIFAT HUJAN BULAN JANUARI FEBRUARI DAN MARET 2017 .........................................................................................................................16 A. Prakiraan Curah Hujan Bulan Januari 2017 ..................................................................... 16 B. Prakiraan Curah Hujan Bulan Februari 2017 ................................................................... 16 C. Prakiraan Curah Hujan Maret 2017 .................................................................................. 17 D. Prakiraan Curah Hujan Probabilistik bulan Januari 2017 ................................................ 18 V.
PRAKIRAAN CUACA WILAYAH BIMA DOMPU BULAN JANUARI 2017 ..............19 A. B.
Prakiraan ENSO (El-Nino Southern Oscillation) ............................................................. 19 Prakiraan Cuaca Bulan Januari 2017 ................................................................................ 19
VI. INFORMASI PRODUK LAYANAN STASIUN METEOROLOGI SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA ..........................................................................................20 A. Informasi Dokumen Penerbangan .................................................................................... 20 B. Informasi Prakiraan Cuaca ............................................................................................... 20 C. Informasi Peringatan Dini Cuaca ..................................................................................... 21 D. Informasi Gempa Dirasakan di wilayah Bima dan Dompu ............................................. 22 VII. ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM BULAN DESEMBER 2016............................24
VIII.
RINGKASAN ...................................................................................................................30
iii
I.
PENGENALAN ISTILAH
1. Cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi suatu saat disuatu tempat dalam waktu yang relatif singkat. 2. Iklim keadaan rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang relatif lama dan cakupan wilayah yang relatif lebih luas. 3. Musim adalah selang waktu dengan cuaca yang paling sering terjadi atau mencolok. 4. Hujan adalah butir-butir air atau kristal es yang keluar dari awan yang sampai ke permukaan bumi. 5. Sifat Hujan : Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan, dengan nilai rata - rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat, sehingga jika sifat hujan Atas Normal bukan berarti jumlah curah hujan yang melimpah ataupun sebaliknya jika sifat hujan Bawah Normal bukan berarti tidak ada hujan. Sifat hujan dibagi menjadi tiga kriteria yaitu : a. Atas Normal ( AN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya > 115 %. b. Normal ( N ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya antara 85 – 115 %. c. Bawah Normal ( BN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya < 85 %. 6. Curah Hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir. Unsur hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat
1
yang datar tertampung air hujan setinggi satu milimeter atau tertampung air hujan sebanyak satu liter. 7. Normal Curah Hujan : a. Rata - rata curah hujan bulanan : nilai rata rata curah hujan masing - masing bulan dengan periode minimal 10 tahun. b. Normal curah hujan bulanan : nilai rata rata curah hujan masing - masing bulan selama 30 tahun. 8. Musim Kemarau dan Musim Hujan Suatu Zona musim dikatakan masuk musim kemarau jika dalam 10 hari / satu dasarian jumlah curah hujannya kurang dari 50 mm dan diikuti oleh dasarian berikutnya atau dengan kata lain dalam satu bulan jumlah curah hujannya kurang dari 150 mm. Sedangkan dikatakan masuk musim hujan apabila dalam 10 hari / satu dasarian jumlah curah hujannya lebih dari 50 mm dan diikuti oleh dasarian berikutnya atau dengan kata lain dalam satu bulan jumlah curah hujannya lebih dari 150 mm. 9. Dasarian a. Dasarian adalah masa selama 10 ( sepuluh ) hari b. Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 ( tiga ) dasarian yaitu :
Dasarian I : masa dari tanggal 1 sampai dengan 10.
Dasarian II : masa dari tanggal 11 sampai dengan 20.
Dasarian III : masa dari tanggal 21 sampai dengan akhir bulan.
Contoh : Awal musim hujan berkisar antara Desember I – Desember III Artinya = Tanggal 01 Desember sampai dengan 31 Desember
2
10. Kriteria Intensitas Curah Hujan a. Hujan sangat ringan intensitasnya < 5 mm dalam 24 jam. b. Hujan ringan intensitasnya 5 – 20 mm dalam 24 jam. c. Hujan sedang intensitasnya 20 – 50 mm dalam 24 jam. d. Hujan lebat intensitasnya 50 -100 mm dalam 24 jam. e. Hujan sangat lebat intensitasnya > 100 mm dalam 24 jam. 11. Zona Musim ( ZOM ) Zona Musim ( ZOM ) merupakan wilayah yang memiliki karakteristik hujan yang relatif sama. Batasan wilayah ZOM dapat melintasi batas administrasi suatu daerah, sehingga untuk satu kabupaten belum tentu satu Zona Musim. Berdasarkan distribusi curah hujan rata-ratanya, wilayah Bima dan Dompu dibagi menjadi 4 (empat) Zona Musim dengan pembagian wilayah sebagai berikut. NO ZOM
DAERAH / KABUPATEN
237
Bima dan Dompu bagian utara
238
Dompu
239
Bima bagian selatan
240
Bima bagian timur
Peta ZOM Wilayah Bima dan Dompu (ZOM 237 – 240)
3
II.
ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER
Wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri atas pulau-pulau yang dikelilingi oleh lautan, terletak di daerah ekuator, diapit oleh dua samudera dan dua benua menyebabkan cuaca dan iklim sangat bervariasi antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Beberapa faktor pengendali cuaca dan iklim di wilayah Indonesia yaitu : Faktor Global, Regional, dan Lokal yang terpantau pada bulan Desember 2016 menunjukan beberapa hal sebagai berikut: A. Pantauan Fenomena Cuaca Skala Global A.1 Enso (El nino – La Nina) Monitoring : EL NINO merupakan fenomena global dari sistem interaksi atmosfer yang ditandai dengan memanasnya suhu muka laut dibanding rata – ratanya di wilayah Ekuator Pasifik Tengah atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut bernilai positif yang menyebabkan curah hujan di Indonesia akan lebih sedikit dan musim kemarau yang lebih panjang. Berdasar intensitasnya El Nino dapat dikategorikan sebagai berikut : a. El Nino Lemah ( Weak El Nino) yaitu jika anomali suhu muka laut bernilai +0.5 s/d +1.0 °C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut. b. El Nino Sedang ( Moderate El Nino ) yaitu jika anomali suhu muka laut bernilai antara +1.1 s/d +1.5 °C yang berlangsung selama 3 bulan berturutturut. c. El Nino Kuat ( Strong El Nino ) yaitu jika anomali suhu muka laut ˃ 1.5 °C yang berlangsung selama 3 bulan berturut – turut.
4
LA NINA merupakan fenomena global dari sistem interaksi atmosfer yang ditandai dengan mendinginnya suhu muka laut di banding rata – ratanya di wilayah Ekuator Pasifik Tengah atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut bernilai negatif. Fenomena La Nina akan menyebabkan curah hujan disebagian besar wilayah Indonesia akan bertambah tergantung dari intensitas La Nina tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La Nina. Berdasar intensitasnya La Nina dapat dikategorikan sebagai berikut : a. La Nina Lemah ( Weak La Nina ) yaitu jika anomaly suhu muka laut bernilai < -0.5 °C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut. b. La Nina Sedang ( Moderate La Nina ) yaitu jika anomali suhu muka laut bernilai antara -0.5 s/d -1.0 °C yang berlangsung selama 3 bulan berturut – turut. c. La Nina Kuat ( Strong La Nina ) yaitu jika anomali suhu muka laut ˃ 1.0 °C yang berlangsung selama 3 bulan berturut – turut.
Gambar 2.1 Anomali Suhu Muka Laut Nino 3.4 Sumber: www.bom.gov.au
5
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa pada bulan Desember 2016 anomali suhu muka laut di wilayah pasifik tengah ( nino 3.4 ) terpantau mendingin, dengan nilai anomali -0,34 kondisi tersebut mengindikasikan di wilayah pasifik tengah suplai uap air sedikit. Dalam kaitan ini memberikan indikasi, bahwa pada bulan Desember 2016 di Wilayah Indonesia khususnya wilayah Bima dan Dompu peluang terjadi hujan cukup besar, dikarenakan adanya suplai uap air dari Pasifik Tengah mengalir ke wilayah Indonesia.
Gambar 2.2 30 Hari Pergerakan SOI Sumber: www.bom.gov.au
Gambar 2.2 menunjukkan pergerakan nilai SOI selama 30 hari pada bulan Desember tercatat pada nilai +2.4. Nilai SOI bulan Desember menunjukkan kondisi Netral. Dimana kondisi tersebut memberikan peluang terjadinya hujan pada bulan Desember. Indeks Osilasi Selatan (SOI) mengalami kecenderungan berfluktuasi di kondisi La Nina.
6
A.2 Suhu Muka Laut
Gambar 2.3 Analisis Suhu muka laut Desember 2016 Sumber: www.esrl.noaa.gov
Nilai analisis Suhu muka laut pada bulan Desember 2016 di wilayah Indonesia khususnya Nusa Tenggara Barat masih dalam kondisi hangat antara 29 – 32 (°C). Hal ini mengindikasikan kondisi SST yang hangat menandakan adanya aktifitas penguapan yang cukup tinggi dalam mensuplai uap air sebagai proses pembentukan awan hujan di wilayah pulau Sumbawa.
7
B. Pantauan Fenomena Cuaca Skala Regional B.1 Angin Monsun Monitoring : Bulan Desember 2016
Sumber: www.bmkg.go.id
Sumber: www.bom.gov.au Gambar 2.4 Pola angin 3000 feet
8
Data analisa angin 3000 feet pada bulan Desember 2016 menunjukkan wilayah Indonesia bagian selatan didominasi angin baratan. Dimana pola angin baratan identik dengan musim hujan, hal ini disebabkan oleh aliran masa udara yang bersifat basah berasal dari Benua Asia yang memiliki banyak kandungan uap air. Beberapa tekanan rendah mulai muncul di Samudera Hindia dan Benua Australia. Kondisi ini dikaitkan dengan aktifnya Monsun Asia (aliran masa udara dari benua Asia menuju Benua Australia). Pada pertengahan bulan Desember 2016 terlihat beberapa tekanan rendah bermunculan di wilayah Selatan Indonesia. Tekanan rendah yang paling dekat dengan wilayah pulau Sumbawa adalah tekanan rendah yang berada di Samudera hindia sebelah selatan pulau Bali. Tekanan rendah tersebut memberikan efek yang berbeda-beda terhadap wilayah Kabupaten Bima dan Dompu. Efek tersebut seperti hujan dengan intensitas sedang dan disertai angin kencang sesaat.
Sumber: www.bom.gov.au Gambar 2.5 Tracking Siklon Tropis YVETTE
Pada akhir bulan Desember 2016 tekanan rendah di Sebelah selatan Pulau Bali berubah menjadi siklon tropis “YVETTE” dengan kecepatan angin maksimum mencapai 40 KT. Siklon tropis YVETTE terbentuk pada tanggal 21 Desember 2016 pukul 14.00 Wita dan punah pada tanggal 22 Desember pukul 20.00 Wita. Efek yang ditimbulkan dari siklon tropis ini adalah hujan lebat sepanjang hari di wilayah
9
Kabupaten Bima yang mengakibatkan terjadi Banjir bandang di Kota Bima pada tanggal 21 & 23 Desember 2016.
Sumber: http://bcc.cma.gov.cn Gambar 2.6 Indeks Monsun Australia Gambar 2.6 merupakan pergerakan aktif dan tidaknya monsun Australia. Pada bulan Desember 2016 indeks monsun Australia tidak aktif, terlihat dari nilai indeks positif. Indeks monsun bernilai positif menunjukkan bahwa aktifnya Monsun Asia, yang berarti wilayah Indonesia bagian selatan didominasi angin baratan dengan kecepatan pergerakan aliran masa udara mencapai 8m/s (29 km/jam).
10
C. Pantauan Fenomena Cuaca Skala Lokal C.1 Data Unsur Cuaca Bulan Desember 2016
11
Gambar 2.6 Parameter cuaca di Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Berdasarkan grafik parameter cuaca di Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima pada bulan Desember 2016, jumlah curah terbanyak sebesar 34,2mm pada tanggal 22 Desember 2016. Curah hujan yang terjadi pada tanggal 22 Desember merupakan salah satu dari efek adanya siklon tropis YVETTE. Suhu udara maksimum mencapai 35.0 °C pada tanggal 28 & 29 Desember 2016 dan minimum 23.6°C pada tanggal 3 Desember 2016. Kelembaban udara rata-rata maksimum 94 % pada tanggal 23 Desember 2016, minimum 81 % pada tanggal 9, 19, 29 & 30 Desember 2016.
12
Penyinaran matahari tertinggi mencapai 100% pada tanggal 27 Desember dan terendah 0% pada tanggal 5, 15, 21 hingga 24 Desember 2016. Efek dari siklon tropis pada tanggal 21-24 Desember 2016 wilayah Kabupaten Bima tidak mendapatkan penyinaran matahari. Tekanan udara maksimum mencapai 1013,5 mb pada tanggal 8 Desember 2016 dan minimum 1011,1mb pada tanggal 15 Desember 2016. Kondisi rata – rata tekanan udara mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya. Hal ini akibat dari banyaknya tekanan rendah di wilayah Selatan Indonesia, yang memberikan efek secara WIND ROSE PLOT:
DISPLAY:
Station #97270
Wind Speed Direction (blowing from)
tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Bima dan Dompu. NORTH
15% 12% 9% 6% 3% WEST
EAST
WIND SPEED (Knots) >= 22 17 - 21 11 - 17
SOUTH
7 - 11 4-7 1-4 Calms: 64.47%
COMMENTS:
Gambar 2.7 Windrose Desember 2016 Start Date: 10/1/2016 - 00:00 DATA PERIOD:
COMPANY NAME:
End Date: 10/31/2016 - 23:00 MODELER:
Dari gambar Windrose di atas terlihat bahwa pada bulan Desember 2016, angin CALM WINDS:
TOTAL COUNT:
64.47%
743 hrs.
AVG. WIND SPEED:
DATE:
PROJECT NO.:
di wilayah Bima dan sekitarnya bertiup dari arah Utara sebanyak 11% dan Barat Laut 2.23 Knots
1/9/2017
WRPLOT View - Lakes Environmental Software
sebanyak 6%, dengan kecepatan maksimum 15 knots dari arah Utara terjadi pada tanggal 18 Desember 2016. Kondisi ini menunjukkan bahwa untuk wilayah Bima dan Dompu memasuki musim hujan.
13
C.2 Pantauan Pos Pengamatan Curah Hujan bulan Desember 2016 di Wilayah Kota Bima, Kabupaten Bima Dan Dompu
KOTA BIMA No
Pos Hujan 1 2 3 4
Curah Hujan (mm) 327 1168 469 256
Asakota Jatiwangi Kolo Asakota Raba Rasanae Barat Rasanae Timur
KABUPATEN BIMA No
Pos Hujan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Bolo Donggo (Oo) Lambu Madapangga Madapangga 2 Monta Palibelo (Teke) Palibelo Panda Sanggar Sape Sape 2
Curah Hujan (mm) 143 645 28 422 118 125 185 507 125 322 229
Soromandi Stasiun Meteorologi Bima Wawo Wera Woha
130 201 394 480 211
KABUPATEN DOMPU No 1 2 3 4 5 6 7
Pos Hujan
Curah Hujan (mm)
Calabai 552 Dompu 143 Huu 241 Kilo 166 Manggalewa 150 Pajo 29 Saneo Woja 105 Dari hasil pantauan pengamatan pos hujan bulan Desember 2016, terlihat wilayah
Kabupaten Bima, Dompu dan Kota Bima sudah memasuki musim hujan, kecuali pos hujan Lambu, Monta, Sanggar, Soromandi, Dompu, Pajo dan Saneo Woja. Dikarenakan curah hujan dalam satu bulan belum mencapai 150 mm/bulan. Total curah hujan bulanan tertinggi di wilayah Kolo mencapai 1168 mm, sedangkan curah hujan terdendah di wilayah Pajo dengan nilai 29 mm. 14
III.
PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016/2017
Sumber : www.iklim.ntb.bmkg.go.id
Berdasarkan data diatas prakiraan awal musim hujan provinsi Nusa Tenggara Barat berkisar antara November dasarian I hingga Desember dasarian II. Khususnya untuk wilayah Bima dan Dompu pada November dasarian III hingga Desember dasarian II. Jika dibandingkan dengan rata-rata awal musim hujan periode (1981-2010) terlihat bahwa secara umum awal musim hujan wilayah Bima dan Dompu ZOM 238, 239 dan 240 maju 1 Dasarian, ZOM 237 maju 2 Dasarian.
15
IV. PRAKIRAAN CURAH HUJAN DAN SIFAT HUJAN BULAN JANUARI FEBRUARI DAN MARET 2017 A. Prakiraan Curah Hujan Bulan Januari 2017 Prakiraan curah hujan bulan Januari 2017 untuk wilayah Bima dan Dompu berada pada kategori Menengah dengan curah hujan berkisar antara 101-300mm. Prakiraan curah hujan 201-300mm pada bulan Januari 2017 berada di wilayah kota Bima, dan Kabupaten Bima (Ambalawi, Wawo, Lambitu) dan Kabupaten Dompu (hu’u dan Parado).
Sumber : www.iklim.ntb.bmkg.go.id
B. Prakiraan Curah Hujan Bulan Februari 2017 Prakiraan curah hujan bulan Februari 2017 untuk wilayah Bima dan Dompu berada pada kategori Menengah berkisar antara 101-200mm. Prakiraan curah hujan 151-200mm pada bulan Februari 2017 berada di wilayah Kabupaten Dompu (kempo, Maggalewa, Woja, Pajo, Hu’u dan Parado).
16
Sumber : www.iklim.ntb.bmkg.go.id
C. Prakiraan Curah Hujan Maret 2017 Prakiraan curah hujan bulan Maret 2017 untuk wilayah Bima dan Dompu berada pada kategori Rendah-Menengah berkisar antara 51-200mm. Prakiraan curah hujan 151200mm pada bulan Maret 2017 berada di wilayah Kabupaten Dompu (kempo, Manggalewa, dan Woja).
Sumber : www.iklim.ntb.bmkg.go.id
17
D. Prakiraan Curah Hujan Probabilistik bulan Januari 2017
Sumber : www.bmkg.go.id
Berdasarkan data peta prakiraan curah hujan probabilistik bulan Januari 2017 peluang hujan >150mm diprediksi diatas 90%. Peluang hujan >200mm diprediksi 80-90%. Prakiraan tersebut sesuai dengan prakiraan curah hujan bulan Januari 2017 yang berada pada kategori menenagh 101-300mm. 18
V. PRAKIRAAN CUACA WILAYAH BIMA DOMPU BULAN JANUARI 2017 A. Prakiraan ENSO (El-Nino Southern Oscillation)
Gambar 5.1 Probabilitas prakiraan Enso Sumber : www.iri.colombia.edu
Gambar 5.1 menunjukkan nilai peluang kondisi ENSO selama tiga bulan (Desember 2016, Januari dan Februari 2017), berada pada kondisi netral dengan nilai 69%, dengan peluang La nina sebesar 31%. Prakiraan enso tiga bulan selanjutnya (Januari, Februari, Maret 2017), masih berada pada posisi Netral sebesar 77%, peluang la nina 21%, dan peluang el nino 2%. Kondisi La nina akan mengalami pelemahan hingga Mei 2017. Berdasarkan penjelasan tersebut, prakiraan cuaca pada bulan Januari 2017 tidak di pengaruhi oleh faktor La nina. B. Prakiraan Cuaca Bulan Januari 2017 Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer bulan Desember 2016 dan prakiraan curah hujan bulanan, kondisi cuaca wilayah Bima dan Dompu pada bulan Januari 2017 diperkirakan masih dalam periode Musim Hujan. Aliran masa udara berasal dari Benua Asia, dan angin baratan di prediksi menguat pada bulan Januari 2017. Suhu udara diperkirakan berkisar antara (24-35) °C, kelembapan udara (65-97)%, angin permukaan bertiup dari arah Barat hingga Utara dengan kecepatan maksimum 30km/jam. Pada bulan januari 2017 berpotensi terjadi cuaca ekstrim seperti gelombang tinggi > 2.0 meter di perairan NTB, hujan lebat (>50 mm/hari), serta angin kencang sesaat. 19
VI.
INFORMASI PRODUK LAYANAN STASIUN METEOROLOGI SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA
A. Informasi Dokumen Penerbangan Tugas pokok dan fungsi dari Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima adalah menyediakan pelayanan cuaca penerbangan antara lain dalam bentuk dokumen penerbangan seperti Met report, Metar dan Tafor. Dokumen penerbangan berisi tentang informasi keadaan cuaca aktual dan prakiraan cuaca kedepan di wilayah Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Adapun unsur cuaca yang diberikan dalam pelayanan dokumen penerbangan tersebut adalah: Arah dan kecepatan angin,jarak pandang mendatar, keadaan cuaca, tinggi dasar dan jumlah awan, suhu udara, dan tekanan udara. Unsur cuaca tersebut diperlukan untuk keperluan take off dan landing pesawat. Pengguna layanan informasi ini adalah maskapai penerbangan domestik, antara lain : Garuda Indonesia, Wings Air dan penerbangan militer dari TNI AU, SAR. B. Informasi Prakiraan Cuaca Selain
menyediakan
pelayanan
penerbangan,
Stasiun
Meteorologi
Sultan
Muhammad Salahuddin Bima juga menyediakan prakiraan cuaca untuk wilayah kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu. Informasi yang di lampirkan berupa keadaan cuaca (pagi, siang, malam dan dini hari), arah dan kecepatan angin, suhu udara dan kelembapan udara dengan masa berlaku dua hari kedepan (hari ini dan esok hari). Pengguna informasi prakiraan cuaca disebarkan ke Stasiun koordinator informasi cuaca NTB (Stasiun Meteorologi BIL), instansi lain dan beberapa media seperti BPBD, Dishubkominfo, Adpel, Walikota Bima, Bupati Dompu, Radar Tambora, Kahaba Bima dll. Informasi prakiraan cuaca hari ini juga dapat di akses di web www.bmkgbima.net. Berikut adalah contoh bentuk dari informasi cuaca Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima.
20
Gambar 6.1 Contoh Informasi Cuaca Harian
C. Informasi Peringatan Dini Cuaca Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima memiliki radar cuaca yang terletak di Dorobelo Kabupaten Bima. Dengan adanya radar cuaca tersebut Stasiun Meteorologi bertanggung jawab dalam memberikan informasi peringatan dini cuaca untuk wilayah Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu. Informasi peringatan dini disebarkan ke MEWS-BMKG dan beberapa instansi terkait. Informasi peringatan dini cuaca juga dapat diakses di web www.bmkgbima.net. Berikut contoh informasi peringatan dini cuaca Stasiun Meteorologi Sultan Muhamamd Salahuddin Bima. 21
Peringatan Dini Cuaca NTB tanggal 2 Januari 2017 pukul 11.40 Wita berpotensi terjadi hujan sedang disertai petir pada pukul 11.40 wita di wilayah kecamatan Sanggar, Kilo, Donggo, Soromandi, dan Woha . Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga pukul 13.40 wita dan meluas ke wilayah Woja, Dompu, Asakota dan Belo. Prakirawan-Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima Gambar 6.2 Contoh Informasi Cuaca Harian
D. Informasi Gempa Dirasakan di wilayah Bima dan Dompu Pada Bulan Desember 2016 terjadi gempa bumi yang dirasakan di wilayah Kabupaten Bima Dompu sebanyak dua kali kejadian gempa bumi, yaitu tanggal 25 Desember 2016 dan 30 Desember 2016.
22
Gambar 6.3 Peta goncangan gempa bumi tanggal 25 Desember 2016
Tanggal 25 Desember 2016 pukul 14:23:57 WITA, terjadi gempa dengan kekuatan 3,7 SR dengan pusat gempa berada di laut 38 km Timur Laut Bima-NTB. Skala gempa yang dirasakan di wilayah Bima yaitu II-III mmi (getaran kecil dirasakan beberapa orang di dalam rumah, benda ringan yang digantung bergoyang)
Gambar 6.4 Peta goncangan gempa bumi tanggal 30 Desember 2016
Tanggal 30 Desember 2016 pukul 06:30:19 WITA, terjadi gempa dengan kekuatan 6,6 SR dengan pusat gempa berada di laut 59 km Barat Laut SumbaBaratDaya-NTT. Skala gempa yang dirasakan di wilayah Bima yaitu III mmi (gempa dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truck berlalu). 23
VII. ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM BULAN DESEMBER 2016 Berdasarkan peraturan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika no: KEP.009.2010 tentang prosedur standar pelaksanaan peringtaan dini, pelaporan dan diseminasi informasi cuaca ekstrim. Pengertian dari cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal/tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Adapun kejadian cuaca ekstrim yang terjadi di Indonesia khususnya wilayah Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu seperti, Angin kencang diatas 45km/jam, angin Puting Beliung, Hujan lebat dengan intensitas >50mm/24 jam, dan hujan es. Pada bulan Desember 2016 tercatat empat kejadian cuaca ekstrim. Kejadian cuaca ekstrim pertama terjadi pada tanggal 4 & 5 Desember 2016 di Kecamatan Asakota, terjadi hujan dengan intensitas sangat lebat sebesar 113 & 98mm. Kejadian selanjutnya terjadi pada tanggal 21 & 23 Desember 2016 hujan sangat lebat yang menyebabkan terjadinya banjir bandang di 5 kecamatan Kota Bima. Berikut dilampirkan analisis (identifikasi gejala meteorologi hasil pengolahan data) kejadian cuaca ektrim selama bulan Desember 2016.
24
ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM DI KOTA BIMA ( TANGGAL 20, 21 DAN 23 DESEMBER 2016 ) I. INFORMASI HUJAN EKSTREM LOKASI Kota Bima Kota Bima (Kecamatan Asakota, rasanae Barat, Rasanae Timur, dan Mpunda, Raba) TANGGAL 20 Desember 2016 (Hujan Lebat di Asakota) 21 Desember 2016 (Banjir di 5 kecamatan Kota Bima) 23 Desember 2016 (Banjir di 5 kecamatan Kota Bima) DAMPAK Tanggal 21 Desember 2016 Banjir ketinggian 1-3 meter di wilayah Kelurahan Kodo, Ndodu, Kumbe, Penaraga, Penatoi, Sadia, Rabangodu Utara, Rabangodu Selatan, Rabadompu Barat, Rabadompu Timur, Manggemaci, Paruga, Lewirato, Jatiwangi, Tanju, dara, Kendo, Mangge Na’e, 17 Kantor Pemerintahan, 3 Sarana Kesehatan, 6 Sarana Pendidikan, 4 Sarana Ibadah, 25 rumah rusak berat di desa maria Utara, beberapa rumah rusak sedang di desa Kambilo, 1 unit jembatan putus dan 1 orang meninggal dunia. Jaringan komunikasi di Kota Bima terputus sejak pukul 15.30 Wita hingga tanggal 22 Desember pukul 18.00 Wita. Tanggal 23 Desember 2016 listrik dan jaringan komunikasi di Kota Bima terputus sejak pukul 11.00 Wita hingga analisa ini di buat. Jumlah keseluruhan 5 kecamatan (Rsanae Barat, Rasanae Timur, Mpunda, Asakota, Raba) terdiri dari 33 kelurahan terdampak 105.758 Jiwa, mengungsi 104.378 jiwa.
Gambar 1 Kejadian Banjir Kota Bima tanggal 21 Desember 2016
Gambar 2 Kejadian Banjir Kota Bima tanggal 23 Desember 2016
I.
DATA CURAH HUJAN
Pos Hujan Kolo Asakota Raba Rasanae Timur Wawo Sape
Curah hujan terukur (mm) 20 Des 2016 116 Sangat Lebat
Curah hujan terukur (mm) 21 Des 2016 105 Sangat Lebat
Curah hujan terukur (mm) 22 Des 2016 40 Lebat
Curah hujan terukur (mm) 23 Des 2016 208 Sangat lebat
98 lebat 23 sedang Tidak ada hujan 15 ringan 95 lebat
104 Sangat lebat 101 Sangat lebat 124 Sangat lebat 111 Sangat lebat 22 sedang
2 ringan 29 sedang 13 ringan 55 lebat 83 lebat
163 Sangat lebat 129 Sangat lebat 107 Sangat lebat 35 sedang 1 ringan
25
INDIKATOR KETERANGAN 1. Suhu Muka Data model analisis SST tanggal 21 Desember 2016 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah Laut perairan Indonesia khususnya perairan Pulau Sumbawa cukup hangat berkisar 30 – 32°C. Kondisi ini menunjukan adanya pasokan uap air yg cukup ke wilayah Pulau Sumbawa untuk pembentukan awan. Data analisis medan tekanan 20 Desember 2016 2. Pola menunjukkan adanya dua tekanan rendah di Tekanan Samudera Hindia sebelah selatan Bali dan Nusa Tenggara Timur. Pengaruh dua tekanan rendah di BBS yang cukup kuat menyebabkan masa udara dari Asia berkumpul menuju kedua pusat tekanan rendah. Data analisis medan tekanan tanggal 22 Desember 2016 terlihat adanya Siklon Tropis “YVETTE” di Samudera Hindia sebelah Selatan Bali dan Siklon Tropis “Nock-Ten” Samudera Pasifik sebelah Utara Jayapura. Analisis medan tekanan tanggal 23 Desember 2016 terlihat bahwa siklon tropis “YVETTE” di Samudera Hindia Selatan Bali sudah punah dan menjadi tekanan rendah 993 mb yang berpusat di Selatan Pulau Sumbawa. Berdasarkan analisis angin gradien tanggal 20 3. Pola Angin Desember 2016 jam 12.00 utc menunjukan adanya perlambatan angin (konvergensi) dan belokan angin (shearline) di Pulau Sumbawa akibat dari pengaruh dua tekanan rendah di Samudera Hindia. Perlambatan dan belokan angin tersebut berpotensi terhadap pertumbuhan awan hujan.
4. Kelembapan Relatif
5. Citra Satelit Cuaca
Berdasarkan analisis angin gradien tanggal 22 Desember 2016 jam 12 utc terlihat adanya Siklon Tropis “YVETTE” dan tekanan rendah di utara Australia yang mengakibatkan perlambatan angin (konvergensi) di Pulau Sumbawa. Kondisi tersebut berpotensi pertumbuhan awan. Analisis angiin gradien tanggal 23 Desember 2016 terlihat tekanan rendah di Selatan Sumbawa, mengakibatkan pertemuan dan belakan angin di Pulau Sumbawa khususnya Kota Bima. Berdasarkan data Kelembapan udara tgl 20 Desember 2016 pada lapisan 850mb bernilai 8090%, lapisan 700mb bernilai 70-80%. Kelembapan udara tgl 21 Desember 2016 pada lapisan 850mb bekisar antara 70-80%, lapisan 700 mb bekisar antara 60-80%. Kelembapan udara tanggal 22 Desember 2016 pada lapisan 850mb bernilai 80-90%, lapisan 700mb 7080%. Kelembapan udara tanggal 23 Desember 2016 pada lapisan 850mb bekisar antara 70-80%, lapisan 700mb bekisar antara 80-90% Hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara pada tanggal 20 sampai 23 Desember cukup basah, dan sangat berpotensi untuk pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. Analisis citra satelit himawari diwilayah Pulau Sumbawa tanggal 20 Desember 2016 menunjukan bahwa pada pukul 23.10 UTC (07.10 Wita tanggal 21 Desember) terlihat adanya pertumbuhan awan Cb di wilayah Barat Laut Kota Bima. Dengan arah pergerakan awan ke arah Tenggara. Pada pukul
26
01.30 UTC (09.30 Wita) Awan Cb hampir menutupi seluruh Kabupaten Bima, Dompu dan Kota Bima. Pada pukul 03.00 UTC awan Cb menutupi wilayah kabupaten Bima, Dompu dan Kota Bima. Pukul 04.40 UTC menutupi wilayah pulau Sumbawa. Analisis citra satelit tanggal 23 Desember 2016 di wilayah Pulau Sumbawa khususnya kota Bima terlihat adanya pertumbuhan awan dari arah barat laut bergerak menuju Kota Bima pada pukul 01.10 UTC (09.10 Wita). Pukul 02.00 UTC (10.00Wita) pertumbuhan awan Cb sudah mencapai Kota Bima. Pukul 03.50 UTC (11.50Wita) awan Cb menutupi seluruh Kabupaten dan Kota Bima. Kondisi tersebut berlangsung hingga pukul 14.10 UTC (22.10 Wita). 6. Citra Radar Stasiun Meteorologi M. Salahuddin Bima
Analisis citra radar tanggal 20 Desember 2016 pukul 08.10 UTC (16.10 Wita) terlihat pertumbuhan awan dari Barat Laut tepatnya di kecamatan Soromandi. Pukul 08.30 UTC (16.30 Wita) terlihat awan Cb dan terjadi hujan dengan intensitas sedang di wilayah kecamatan Asakota, Raba, Mpunda, Rasanae Barat, Timur. Kondisi ini berakhir pada pukul 09.00 UTC (17.00 Wita). Pertumbuhan awan kembali muncul dari arah Barat Laut di kecamatan kilo pada pukul 20.50 UTC (04.50 tgl 21 Desember 2016) menuju ke arah Kota Bima. Pada pukul 21.10 UTC (05.10 Wita tgl 21 Desember 2016) pergerakan awan sudah mencapai Kota Bima (Kecamatan Asakota, Rasanae Barat, Timur, Mpunda, dan Raba). Pergerakan awan ke arah Tenggara menuju kecamatan Wawo, Sape, dan Lambu. Kondisi tersebut berlangsung hingga pukul
13.40 UTC (21.40 Wita). Dari analisis akumulasi curah hujan terlihat adanya peringatan peningkatan curah hujan di wilayah Kota Bima pada tanggal 21 Desember 2016 pukul 05.10 UTC (12.10 Wita). Peningkatan curah hujan ini berdasarkan kondisi hujan yang secara terus menurus dengan intensitas sedang-lebat sejak dini hari tgl 21 Desember 2016. Peringatan tersebut meluas hingga pukul 08.00 Wita (16.00 Wita) di Kota Bima dan Kecamatan Wawo, tepat pada saat terjadinya banjir Bandang di Kota Bima. Berdasarkan citra radar cuaca Bima pada tanggal 23 Desember 2016 terlihat adanya pertumbuhan awan konvektif (indikasi pembentukan awan Cumulonimbus) di wilayah Kec. Soromandi dan Teluk Bima yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai dengan angin kencang dan petir. Kumpulan awan konvektif ini tumbuh mulai dari pukul 09.20 Wita dan bergerak menuju wilayah Kota Bima pada pukul 10.00 Wita dan meluas ke wilayah Asakota, Raba, dan Rasanae Barat pada pukul 11.30 Wita. Setelah itu kembali meluas ke wilayah Wawo dan Sape pada pukul 12.50 Wita dan pada jam – jam berikutnya kumpulan awan Cumulonimbus (CB) mulai punah. Berdasarkan hasil produk akumulasi hujan dari radar cuaca Bima menunjukkan adanya peringatan (warning) pada pukul 12.30 Wita sebagai akibat dari hujan lebat yang berkelanjutan dan mengalami puncak pada pukul 13.30 Wita dengan nilai curah hujan 25-50 mm.
27
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis semua unsur cuaca diatas dapat disimpulkan bahwa hujan lebat dan Banjir yang terjadi di Kota Bima pada tgl 20 & 21 Desember 2016 di sebabkan oleh adanya dua tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah selatan Bali dan Nusa Tenggara Timur yang mengakibatkan terjadinya perlambatan dan belokan angin di Pulau sumbawa Khususnya wilaya Kota Bima. Kondisi tersebut menyebabkan petumbuhan awan Cumulunimbus (Cb) dan memberikan peluang hujan berkelanjutan dengan intensitas sedang dan durasi yang lama yaitu sepanjang hari. Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Hujan sedang hingga lebat yang terjadi di wilayah Kota Bima dan sekitarnya tanggal 23 desember 2016 disebabkan oleh adanya suhu muka laut yang cukup hangat dan efek Siklon Tropis “YVETTE” yang terjadi di wilayah barat daya Australia sehingga menyebabkan terbentuknya daerah Konvergensi dan belokan angin di sekitar wilayah Pulau Sumbawa. Kondisi seperti ini menjadi penyebab terbentuknya awan Cumulonimbus yang sangat aktif di wilayah Kota Bima dan sekitarnya yang menyebabkan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat secara terus menerus. V.
20
21 Desember 2016 04.50 Wita
21 Desember 2016 08.40 Wita 21 Desember 2016 10.10 Wita
PROSPEK KEDEPAN
Untuk 1-3 hari ke depan, perlu di waspadai terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga Lebat di wilayah Bima dan Dompu, disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.
VI.
2016 16.20 Wita
21 Desember 2016 11.30 Wita
PERINGATAN DINI WAKTU ISI PERINGATAN DINI Desember Peringatan Dini Cuaca Bima tgl 20 Desember 2016
21
Desember
pukul 16.20 Wita Potensi terjadi hujan lebat disertai petir pada pukul 16.25 wita di wilayah kecamatan Woja. Hujan sedang di kecamatan Soromandi. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga pukul 17.30 wita dan meluas ke wilayah Kecamatan Asakota, raba, Rasanae Barat Prakirawan BMKG Bima Peringatan Dini Cuaca Bima tgl 21 Desember 2016 pukul 04.50 Wita Potensi terjadi hujan Sedang yang disertai petir pada pukul 05.00 WITA di wilayah Kilo Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga pukul 07.00 Wita dan meluas ke wil. Raba, Mpunda, Rasanae Barat, Timur, Asakota. Prakirawan BMKG Bima Peringatan Dini Cuaca Bima tgl 21 Desember 2016 pukul 08.40 Wita potensi terjadi hujan Sedang pada pukul 08.50 Wita di wilayah Kecamatan Asakota, Raba. Kondisi ini berlangsung hingga pukul 10.30 Wita dan meluas ke wilayah Ambalawi, Wera. UPDATE Peringatan Dini Cuaca Bima tgl 21 Desember 2016 pukul 10.10 Wita potensi terjadi hujan Sedang pada pukul 10.10 Wita di wilayah Kecamatan Donggo, Soromandi, Asakota, Raba, Rasanae Barat, Timur, Mpunda. Kondisi ini berlangsung hingga pukul 12.00 Wita dan meluas ke wilayah Ambalawi, Wera, Wawo, Sape. UPDATE Peringatan Dini Cuaca Bima tgl 21 Desember 2016 pukul 11.30 Wita potensi terjadi hujan Sedang pada pukul 11.30 Wita di wilayah Kecamatan Donggo, Soromandi, Asakota, Raba, Rasanae Barat, Timur, Mpunda, Ambalawi, Wera, Wawo, Sape. Kondisi ini berlangsung hingga pukul 14.00 Wita dan meluas ke wilayah Kecamatan Langgudu. UPDATE Peringatan Dini Cuaca Bima tgl 21 Desember
28
2016 Wita
15.00 2016 pukul 15.00 Wita potensi terjadi hujan Sedang pada pukul 15.00 Wita di wilayah Kecamatan Donggo, Soromandi, Bolo, Asakota, Raba, Rasanae Barat, Timur, Mpunda Ambalawi, Wera, Wawo, Sape. Kondisi ini berlangsung hingga pukul 17.00 Wita dan meluas ke wilayah Kecamatan Langgudu. 23 Desember Peringatan Dini Cuaca NTB tanggal 23 Desember 2016 2016 09.20 pukul 09.20 Wita potensi terjadi hujan Sedang pada Wita pukul 09.30 Wita di wilayah Kecamatan Kilo, Soromandi, Donggo, Asakota, Raba, Rasanae Barat, Rasanae Timur, Mpunda, Wawo, Lambitu, Palibelo, Belo. Kondisi ini berlangsung hingga pukul 11.30 Wita dan meluas ke wilayah Langgudu, Sape, Lambu. 23 Desember Peringatan Dini Cuaca NTB tanggal 23 Desember 2016
2016 Wita
11.20 pukul 11.20 Wita berpotensi terjadi hujan sedanglebat disertai petir pada pukul 11.20 Wita di wilayah Kecamatan Soromandi, Asakota, Rasanae Timur, Rasanae Barat, Asakota, Raba. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga pukul 13.00 Wita dan meluas ke wilayah Kecamatan Wawo dan Sape. 23 Desember UPDATE Peringatan dini cuaca NTB tanggal 23 2016 13.00 Desember 2016 pukul 13.00 wita masih berpotensi Wita terjadi hujan sedang-lebat disertai petir pada pukul 13.10 wita diwilayah Ambalawi, wawo, Sape, Asakota, Raba, Rasanae Barat, Rasanae Timur, Mpunda. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pukul 16.00 wita dan meluas ke wilayah kecamatan Langgudu.
Bima, 23 Desember 2016 Kepala Stasiun Meteorologi M Salahuddi Bima
Pembuat Laporan
DARYATNO, SP, MP NIP. 196805021990031003
Surya Tri Darma Putra, S.Tr NIP. 198803222009111001
29
ANALISIS HUJAN EKSTRIM DI KECAMATAN ASAKOTA ( TANGGAL 4 dan 5 DESEMBER 2016 )
2. SOI DAN NINO 3.4
I. INFORMASI HUJAN EKSTREM Lokasi Pos Hujan Kecamatan Asakota Kolo Kota Bima TANGGAL II.
Minggu, 4 Desember 2016 dan Senin, 5 Desember 2016
DATA CURAH HUJAN Curah hujan terukur (mm) Stasiun 4 Desember
Pos Hujan Bima Kota : Bima Kecamatan : Asakota
113 Sangat Lebat
Curah hujan terukur (mm) 5 Desember 98 Lebat
III. ANALISIS METEOROLOGI INDIKATOR KETERANGAN 1. SST dan Anomali Data model analisis SST tanggal 4 & 5 Desember 2016 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia khususnya perairan Pulau Sumbawa hangat berkisar 29 – 30°C. kondisi ini menunjukan adanya pasokan uap air yg cukup ke wilayah Pulau Sumbawa untuk pembentukan awan konvektif. Analisis anomali SST tanggal 4 & 5 Desember 2016 bernilai positif 0 s/d 1°C di perairan selatan dan utara Pulau Sumbawa. Nilai anomali ini
3. MJO (Madden Julian Oscillation)
menunjukan kondisi diatas normal, memberikan peran dalam meningkatkan pertumbuhan awan konvektif. Nilai Indeks Osilasi Selatan ( SOI ) tgl 4 & 5Desember 2016 adalah -1.7, Enso dalam kondisi Netral. Nino3.4 tgl 4 Desember 2016 adalah -0.25, Enso dalam kondisi netral, menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap hujan di wilayah Indonesia. Madden Julian Osilasi tanggal 4 & 5 Desember 2016 berada pada posisi Netral. Menunjukan bahwa MJO tidak berperan dalam pembentukan awan konvektif di wilayah Indonesia. Nilai OLR hingga tanggal 4 & 5Desember 2016 berwarna biru (-30 hingga -50) yang artinya berpotensi terjadinya pertumbuhan awan hujan di wilayah pulau Sumbawa. Indeks Monsoon menunjukkan aktifnya angin baratan (nilai positif). Kondisi ini menunjukkan bahwa masa udara berasal dari Benua Asia yang banyak mengandung uap air dalam proses pertumbuhan awan hujan.
30
4. Pola Tekanan
Data analisis medan tekanan 4 Desember 2016 menunjukkan adanya beberapa tekanan rendah di Samudera Pasifik, dan di Benua Australia. Pengaruh tekanan rendah di BBS yang cukup kuat menyebabkan sebagian besar masa udara berasal dari BBU. Kondisi tekanan pada tanggal 5 Desember masih menunjukkan kondisi yang sama tidak ada perubahan significant. Terlihat posisi tekanan udara masih berada di Samudera Hindia selatan Pulau Bali. 5. Pola Angin Berdasarkan analisis angin gradien tanggal 4 Desember 2016 jam 12.00 utc menunjukan adanya perlambatan angin (konvergensi) di Pulau Sumbawa akibat adanya tekanan rendah di Pulau Bali. Perlambatan angin tersebut berpotensi terhadap pertumbuhan awan hujan. Selain di Pulau Sumbawa, terlihat juga sirkulasi Eddy di Aceh, yang menyebabkan belokan angin dan konvergensi di Pulau Sumatera. Belokan angin juga terlihat di Sulawesi Tenggara, Kepulauan Ambon, dan Papua. Kondisi angin gradien tidak menunjukkan perubahan yang significant dari tanggal 4. Dikarenakan terjadinya perlambatan angin dan beberapa tekanan rendah di BBS, sehingga tidak terjadi perubahan yang significant. 6. Indeks Stabilitas (SI, Analisis Labilitas udara tanggal 3 Desember KI, dan LI) 2016 di wilayah pulau Sumbawa sebagai berikut:
Showalter Indeks menunjukan nilai 0 s/d -1. Kondisi tersebut merupakan kondisi atmosfer yang sedang tidak stabil dan berpeluang terjadinya pertumbuhan awan konvektif. K-Indeks menunjukkan nilai 40- 45. Kondisi tersebut menunjukkan berpotensi konveksi sedang. Analisis labilitas udara tanggal 5 Desember 2016 Lifted Index menunjukkan nilai negatif, yang artinya memungkinkan terjadinya badai guruh. K-Indeks menunjukkan nilai 40- 45. Kondisi tersebut menunjukkan berpotensi konveksi sedang. Showalter Indeks menunjukan nilai 0 s/d -1. Kondisi tersebut merupakan kondisi atmosfer yang sedang tidak stabil dan berpeluang terjadinya pertumbuhan awan konvektif. Kondisi ketidakstabilan atmosfer sudah terlihat satu hari sebelum kejadian hujan sangat lebat di wilayah Bima (3 Desember 2016).
31
7. Kelembapan Relatif
8. Citra Satelit Cuaca
Berdasarkan data Kelembapan udara tgl 4 Desember 2016 pada lapisan 850mb jam 00.00 utc di Pulau Sumbawa bernilai 80100%, lapisan 700mb jam 00.00 utc bernilai 70-80%. Kelepmbapan udara tgl 5 Desember 2016 lapisan 850mb bernilai 80-100%. Untuk lapisan 700mb bernilai 80-100%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara pada tanggal 4 & 5 Desember cukup basah hingga pada lapisan 700mb, sangat berpotensi untuk pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. Analisa citra satelit himawari diwilayah Pulau Sumbawa tanggal 4 Desember 2016 menunjukan bahwa pada pukul 03.50 UTC (11.50 Wita) terlihat adanya pertumbuhan awan di wilayah perairan utara Bima. Berdasarkan citra satelit cloud classification terdektesi awan Cumulonimbus (Cb) di perairan Utara Bima. Pada pukul 04.10 UTC (12.10 Wita) awan Cb sudah memasuki wilayah Pulau Sumbawa khususnya bagian Utara (lokasi kecamatan Asakota). Hingga pukul 11.30 UTC (19.30 Wita) perlahan-lahan awan Cb meluruh. Tetapi pukul 16.40 UTC (00.40 Wita) awan Cb kembali muncul di Kecamatan Asakota, kondisi ini berlangsung hingga esok hari tanggal 5 Desember 2016 10.00 UTC (17.00 wita). Selanjutnya di dominasi tutupan awan menengah yang menyebabkan potensi hujan berdurasi lama
hingga keesokan harinya (tanggal 6 Desember 2016). 9. Citra Radar Stasiun Analisa citra radar tanggal 4 Desember 2016 Meteorologi M. pukul 03.50 UTC (11.50 Wita) terlihat Salahuddin Bima perkumpulan awan di perairan utara pulau Bima. Pergerakan angin yang terdekteksi oleh radar dari arah utara. Sehingga perkumpulan awan di utara berpotensi bergerak menuju wilayah kecamatan Asakota. Pukul 04.10 UTC (12.10 Wita) terlihat ada awan Cb di wilayah kecamatan Asakota, kondisi ini berpotensi terjadi hujan sedang disertai petir. Pukul 06.00 UTC (14.00 Wita) masih terjadi hujan di wilayah kecamatan Asakota dan beberapa kecamatan lainnya. Awan yang terdeteksi di citra radar awan adalah jenis menengah dengan sifat hujan yang merata dan berdurasi lama. Pukul 11.30 UTC (19.30 Wita) kondisi cuaca berangsur-angsur membaik. Pukul 15.10 UTC (23.10 Wita) terlihat kembali pertumbuhan awan di perairan utara pulau Bima. Pukul 16.40 (00.40 Wita) terlihat pertumbuhan awan Cb di wilayah kecamat Asakota dan terjadi hujan dengan intensitas lebat. Hingga pukul 18.10 UTC (02.10 Wita) hujan dengan intensitas ringan-sedang masih berlangsung di kecamatan Asakota dan beberapa kecamatan lainnya hingga pukul 04.20 UTC (12.20 Wita tanggal 5 Desember). Pukul 05.50 UTC (13.50 Wita) terjadi lagi hujan ringan di wilayah kecamatan Asakota.
32
Kondisi tersebut berlangsung secara terus menerus dengan intensitas ringan-lebat hingga pukul 23.30 UTC (07.30 Wita tanggal 6 Desember 2016).
IV.
lebat yang disertai petir pada pukul 16.40 WITA di wilayah Asakota, Ambalawi dan meluas ke wil. Raba, Mpunda, Rasanae Barat, Timur. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga pukul 18.30 Wita.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa semua unsur cuaca diatas dapat disimpulkan bahwa hujan lebat yang terjadi pada tgl 4 & 5 Desember 2016 di sebabkan oleh adanya tekanan rendah di Pulau Bali yang mengakibatkan terjadinya perlambatan dan belokan angin di Pulau sumabwa Khususnya wilaya Kota Bima. Kondisi tersebut menyebabkan petumbuhan awan Cumulunimbus (Cb) pada malam hari dan memberikan peluang hujan intensitas sedang dengan durasai yang lama yaitu sepanjang hari. V.
PROSPEK KEDEPAN
Untuk 1-3 hari ke depan, perlu di waspadai terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga Lebat di wilayah Bima dan Dompu, disertai petir dan angin kencang secara berdurasi singkat VI.
PERINGATAN DINI
WAKTU 4 Desember 2016 12.00 Wita
4 Desember 2016 16.20 Wita
ISI PERINGATAN DINI Peringatan Dini Cuaca Bima tgl 4 Desember 2016 pukul 12.00 Wita Potensi terjadi hujan Sedang yang disertai petir pada pukul 12.10 WITA di wilayah Asakota, Ambalawi, Pajo dan meluas ke wil. Raba dan Hu’u. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga pukul 14.00 Wita. Peringatan Dini Cuaca Bima tgl 4 Desember 2016 pukul 16.20 Wita Potensi terjadi hujan Sedang-
33
VIII. RINGKASAN 1. Suhu muka laut (SST) di perairan Nusa Tenggara Barat selama bulan Desember 2016 terpantau dalam kondisi hangat berkisar antara 29 – 32 °C, kondisi SST yang hangat mengindikasikan suplai uap air yang cukup kuat untuk mensuplai pertumbuhan awan hujan. Diprediksi SST pada bulan Januari 2017 masih akan tetap hangat. 2. Data anomali SST pada Nino 3.4 terakhir menunjukkan -0.34°C (Indikasi Netral) selama bulan Desember. Indikasi La Nina pada kategori lemah, diprediksi akan terus melemah sampai Mei 2017 dengan prosentase 5%. 3. Aliran masa udara bulan Desember 2016 dominan angin baratan, dikaitkan dengan aktifnya monsun Asia. Pola angin tersebut diprediksi masih menguat pada bulan Januari 2017, seiring dengan masuknya musim hujan untuk wilayah Bima dan Dompu.
34