TIGA LANDASAN POKOK
Oleh : Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi رمحه اهلل تعاىل
Penerjemah & Ta’liq: Abu Abdillah Khoir bin Zakaria Al-Ashiy
1
DAFTAR ISI 1. Pendahuluan penerjemah dan penta’liq ..................................................................... 3
2. Biografi ringkas Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimy تعاىل 3. Mengenal Allah
رمحه اهلل..... 5
................................................................................................... 11
4. Mengenal Agama Islam dengan dalil-dalilnya ............................................................. 18 5.
Mengenal Nabi Muhammad
.............................................................................. 25
2
Pendahuluan penerjemah dan penta’liq الحمد هلل رب العالمىن وبه نستعين على أمور الدنيا والدين والصالة والسالم على محمد وعلى أله وصحبه اجمعين صلى هللا عليه وعلى أله وصحبه وسلم تسليما كثيرا أما بعد Sesungguhnya perkara yang terpenting yang wajib di pelajari oleh muslimin untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat adalah mempelajari makna la ilaha illallah yaitu mentauhidkan Allah , Ia berfirman:
Maka ketahuilah (oleh kalian), bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (Muhammad :19).
Maka dengan ketauhidan dan keimanan kepadaNya yang sebenar-benarnya serta mengamalkannya ia mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat dan akan di masukkan oleh Allah ke dalam jannahNya, Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah jannah 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya.” (Al-Bayyinah : 7-8)
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl : 97)
3
Karena pentingnya perkara ini para ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah yang terdahulu maupun yang sekarang memberikan nasehat dan pelajaran-pelajaran dalam permasalahan ini baik dalam bentuk surat-surat, tulisan, kaset-kaset maupun kitab-kitab yang tebal dan tipis untuk menyelamatkan manusia dari gelapnya kesesatan dan kekufuran menuju petunjuk keimanan. Di atara kitab-kitab yang bermanfaat dan sangat terkenal adalah kitab Usuluts Tsalatsah karya Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkahi Allah
رمحه اهلل تعاىلyang berada di hadapan pembaca ini yang di
yang tidak henti-hentinya para ulama maupun penuntut ilmu mengkhidmat kitab
tersebut dalam bentuk penjelasannya atau mentahqiq dan menta’liqnya. Maka pada kesempatan kali ini saya di mudahkan oleh Allah untuk mengkhidmah kitab ini dalam rangka memberikan sedikit ta’liq untuknya guna memberi manfaat bagi Islam dan kaum muslimun yang membaca kitab tersebut. Adapun yang saya lakukan dalam menta’liq kitab ini adalah: 1. Mentakhrij hadits-hadits dan menghukuminya berdasarkan ilmu hadits dan pandangan para ulama. 2. Merujuk atsar-atsar yang dinukilkankan kepada pengucapnya dan tempatnya di kitab-kitab mereka. 3. Menjelaskan beberapa kata atau ungkapan-ungkapan yang di butuhkan penjelasannya. Saya tulis semuanya ini dengan ringkas yang dibutuhkan para pembaca dan mudah-mudahan menjadi tambahan amalan kebaikan saya disisiNya. Dan apapun yang benar didalamnya adalah taufiq dari Allah dan yang salah padanya saya memohon ampun kepada Allah agar Ia mengampuni segala kesalahanku.
Penulis : Abu Abdillah Khoir bin Zakaria Al-Ashiy 17 Robii’ul Akhir 1433 H
4
Biografi ringkas Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Attamimy رمحه اهلل تعال
Nama dan nasabnya: Ia adalah Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rosyid bin Barid bin Muhammad bin Musyrif bin Umar dari Bani Tamim. Kelahirannya: Ia dilahirkan di Uyainah pada tahun 1115 H di rumah yang penuh dengan ilmu dan bimbingan agama, bapaknya adalah seorang ulama besar begitu juga dengan kakeknya yang merupakan sosok ulama di Najd pada zamannya. Pertumbuhannya: Ia telah menghapal al-qur-an sebelum berumur 10 tahun dan mempelajari hukum-hukum fiqh secara mendalam dan termasuk hal yang mengherankan bapaknya ia memiliki hapalan yang kuat, ia sangat gemar menelaah kitab-kitab tafsir dan hadits dan selalu bersemangat menuntut ilmu pagi dan malam dan menghapal matan (pokok) kitab-kitab ilmiah di pelbagai bidang. Ia telah melakukan rihlah (perjalanan-pent) menuntut ilmu ke beberapa negeri untuk menimba ilmu dari ulama-ulamanya seperti di kota-kota yang ada di Najd, makkah, madinah, diantara ulama-ulama tersebut adalah Syaikh Abdullah bin Ibrohim Asysyammiri, sebagaimana ia juga telah belajar dengan seorang anak pengarang kitab yang terkenal Al-‘adzbulfa-id fi syarh alfiyyatilfaro-id, keduanya mengenalkannya dengan seorang muhaddits yang terkenal Muhammad Hayat As-sindy lalu ia pelajari darinya ilmu hadits, perawi-perawinya hingga diberikan ijazah periwayatan hadits pokok (Bukhori,Muslim dan sunan-sunan). Sungguh hal yang menakjubkan dari Syaikh Muhammad تعاىل
رمحه اهللini bahwa ia telah diberikan Allah
pemahaman yang kuat dan kepintaran dimana beliau setiap mendapatkan faedah-faedah ilmiah ketika membaca dan mambahas dan menela’ah tampak faedah-faedah tersebut melekat dan kokoh menetap pada dirinya, dan ia tidak pernah bosan untuk hal tersebut, dan ia selalu untuk mempelajari kitab-kitab Ibnu Taimiyyah تعاىل
رمحه اهللdan Ibnul Qoyyim رمحه اهلل تعاىلdan juga sekarang masih tersisa
karangan-karangan beliau di musium. Tatkala bapaknya meninggal pada tahun 1153 H, beliau memulai menyebarkan dakwah salafiyyah terang-terangan dengan menghidupkan tauhid kepada Allah , mengingkari kemungkaran dan
5
memerangi penyembah berhala-berhala dan ahlul bid’ah dan perjuangan tersebut juga didukung pemimpin kaum muslimun saat itu dari Alu Suud sehingga menjadi kuat pula penyebarannya.
Karangan-karangannya: Beliau تعاىل
رمحه اهللmemiliki karangan-karangan yang bermanfaat bagi muslimun, diantaranya:
1. KITABUTTAUHID. 2. AL-UTSULUTSTSALATSAH. 3. KASYFUSYSYUBHAT 4. AL-KABAAIR 5. MUKHTASHOR ZADULMA’AD 6. MUKHTASHOR SIROTIRROSUL 7. AL-QOWA’IDUL ARBA’. 8. AL-USHULUSSITTAH. 9. SYURUTUSHSHOLAH Wafatnya: Beliau wafat pada tahun 1206 H, semoga Allah
memberikannya rahmat yang luas sebagai balasan
yang baik dari amalan-amalannya yang sangat bermanfaat bagi Islam dan muslimun.
6
Ketahuilah wahai saudaraku, Semoga Allah
senantiasa melimpahkan rahmatNya kepadamu,
bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu : 1. Ilmu yaitu mengenal Allah
, mengenal NabiNya dan mengenal agama Islam berdasarkan dalil-
dalilnya. 2. Amal yaitu menerapkan ilmu ini. 3. Da'wah yaitu mengajak orang lain kepada ilmu ini. 4. Sabar yaitu tabah dan tangguh dalam mengahadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkan dan berdakwah kepadanya. 1 Dalilnya, firman Allah
:
''Demi masa. Sesungguhya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, dan mengerjakan amal shaleh dan saling nasehat menasehati dalam menta'ati kebenaran, dan saling nasehat menasehati dalam kesabaran." ( Al-'Ashr : 1-3).
1
Telah di sebutkan hal ini oleh Al Imam Ibnul Qoyyim رمحه اهلل تعاىلdi Zaadul Ma’ad(3/11), pada bab jihad dan macammacamnya, beliau berkata : Jihad melawan hawa nafsu ada 4 tingkatan : 1. Bersungguh-sungguh untuk mempelajari ilmu (petunjuk) dan agama yang benar,dimana tidak ada kemenangan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kecuali dengannya,maka ketika ditinggalkan perkara ini kesengsaraanlah yang akan menimpanya di dunia dan di akhirat. 2. Bersungguh-sungguh untuk beramal setelah berilmu, karena hanya berilmu saja dan tidak mengamalkannya jika tidak membahayakannya, akan tidak bermanfaat baginya. 3. Bersungguh-sungguh mendakwahkannya dan mengajarkan siapapun yang belum mengetahuinya, karena jika ia menyembunyikan apa-apa yang diturunkan Allah berupa petunjuk dan penjelasan-penjelasan, tidak akan bermanfaat ilmunya dan juga tidak dijauhkan dari azab Allah
.
4. Bersungguh-sungguh untuh menghiasi dirinya dengan kesabaran menghadapi rintangan-rintangan dakwah dan gangguan apapun dari manusia sekaligus senantiasa menyandarkan dirinya kepada Allah . Jika seseorang mampu melakukan 4 hal ini dengan sempurna, maka ia termasuk dari golongan Robbaniyyun.
7
Imam Asy-Syafi'i 2
رمحه اهلل تعاىل
, mengatakan : "Seandainya Allah
hanya menurunkan surat ini saja
sebagai hujjah buat makhlukNya, tanpa hujjah lain, sungguh telah cukup surat ini sebagai hujjah bagi mereka."3 Dan Imam Al-Bukhari
4
رمحه اهلل تعاىل,
perbuatan. Dalilnya firman Allah
mengatakan : "Bab Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan
:
“Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Rabb yang berhak diibadahi kecuali Allah dan ampunan bagi dosamu." ( Muhammad : 19 ).
Dalam ayat ini, Allah
mohonlah
memerintahkan untuk berilmu terlebih dahulu 5, sebelum berucap dan
berbuat”. senantiasa melimpahkan rahmatNya kepadamu 6,
Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah
bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini : 1. Bahwa Allahlah yang menciptakan kita dan memberi rizki kepada kita dan Allah
tidak
membiarkan kita dalam kesia-siaan begitu saja, bahkan Ia mengutus kepada kita seorang Rasul,
2
Dia adalah Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi' Al-Hasyimi Al-Qurasyi AlMutthalibi (150-204H=767-820M). Salah seorang imam madzhab yang empat. Dilahirkan di Ghaza (Palestina) dan meninggal di Cairo. Biografinya terus ditulis para ulama diantaranya yang paling terkenal kitab “Manaqibusysyafi’i” milik Imam Al-Baihaqi dan juga Ibnu Abi Hatim. Diantara karya ilmiahnya : Al-Um, Ar-Risalah dan Al-Musnad. 3 Penulis hanya menyebutkan dengan maknanya saja, ungkapan yang benar adalah sebagaimana yang di nukilkan oleh Ibnu Katsir dalam “Tafsirul qur-anil ‘adzim”:
لو تدبر النا س هذ ه السورة لوسعتهم “Andaikan manusia merenungi surat ini sungguh ia akan cukup bagi mereka” 4
Dia adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al- Mughirah Al-Bukhari (194-256H =810-870M). Seorang ulama ahli hadits, untuk mengumpulkan hadits, ia telah menempuh perjalanan panjang mengunjungi Khurasan, Irak, Mesir, dan Syam. Kitab-kitab yang disusunnya, antara lain : Al-Jami' Ash- shahih (yang lebih dikenal dengan Shahih Al-Bukhari), At-Taarikh, Adhu'afa', Khalq Af'aal Al-Ibaad, Juz Alqiro-ah. 5 Teks ucapan Imam Al-Bukhari dalam Shahihnya, kitab Al-'Ilm, bab 10 sampai disini saja, dan selebihnya dari perkataan penulis. 6 Maksudnya adalah dengan rahmat Allah tercapai harapanmu dan terhindar dari kekhawatiranmu.
8
maka barangsiapa mentaati Rasul tersebut pasti akan masuk surga, dan barangsiapa menentangnya pasti akan masuk neraka 7. Allah berfirman :
“Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kalian seorang Rasul yang menjadi saksi atas kalian sebagaimana Kami telah mengutus dahulu seorang Rasul kepada fir'aun, maka fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat."( Al-Muzammil : 15-16).
2. Bahwa sesungguhnya Allah
tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia
dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat atau dengan seorang Nabi yang diutus menjadi Rasul. Allah berfiirman:
''Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka seorangpun di dalamnya di samping menyembah Allah." ( Al-Jin : 18).
3. Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah
serta mentauhidkan Allah
bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah keluarga terdekat. Allah
janganlah kalian
menyembah
, tidak boleh
dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu
berfirman :
7
Penulis mengisyaratkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori (7280) dari Abu Hurairah
9
.
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah
dan hari akhirat, saling
dan RasulNya, sekalipun orang-orang itu
bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dariNya. Dan dimasukkanNya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap limpahan rahmatNya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung." ( Al-Mujadalah: 22).
Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah
membimbingmu untuk taat kepadaNya.
Bahwasanya agama yang hanif 8 yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim 'alaihis salam adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepadaNya, itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh ummat manusia, dan hanya untuk itulah sebenarnya mereka diciptakan, sebagaimana firman Allah :
''Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu. ( Adz-Dzariyat : 56 ).
Dan makna menyembahKu dalam ayat ini adalah mentauhidkanKu. Dan perintah Allah
yang paling
agung adalah tauhid, yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Allah
semata. Sedangkan larangan Allah
yang paling besar adalah syirik, yaitu menyembah selain Allah
di samping menyembahNya. Allah
berfirman :
…. “Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun." (An-Nisa: 36).
8
Ialah agama yang di bangun di atas ketauhidan dan jauh dari kesyirikan.
10
Kemudian apabila anda ditanya : Apakah tiga landasan pokok yang wajib diketahui oleh manusia ? Maka hendaklah anda menjawab : Yaitu mengenal Allah , dan mengenal agama Islam, dan mengenal Nabi Muhammad
9
Penulis
9
.
رمحه اهلل تعاىلmengisyaratkan pada sebuah hadits panjang yang di riwayatkan Imam Ahmad di dalam
musnadnya (4/296,297) dari sahabat Baro’ bin ‘
.Terkandung di dalamnya pertanyaan malaikat yang datang
kepada manusia di dalam kuburnya dengan mengutarakan pertanyaan siapakah Rabbnya dan siapa nabinya dan apa agamanya. Hadits ini telah di shohihkan oleh Syaikh Muqbil Al-Wadi’i (2/271-274).
11
رمحه اهلل تعاىلdi Al-Jami’ush Shohih
LANDASAN POKOK PERTAMA : MENGENAL ALLAH Apabila anda ditanya : Siapakah Rabbmu ?, maka katakanlah : Rabbku adalah Allah
yang telah
memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala ni'mat yang dikaruniakanNya. Dan Dialah sembahanku, tiada bagiku sesembahan yang haq selain Dia. Allah berfirman :
“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam."( Al-Fatihah : 1).
Maka semua yang ada selain Allah
disebut alam, dan saya adalah bagian dari semesta alam ini.
Selanjutnya, jika anda ditanya : Dengan perantaraan apakah anda mengenal Rabb ? maka hendaklah anda menjawab : Melalui tanda-tanda kekuasaanNya dan melalui ciptaanNya. Diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah : malam, siang, matahari dan bulan. Sedangkan diantara ciptaanNya ialah : tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala makhluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya. Allah berfirman:
''Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaanNya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah kalian bersujud kepada matahari dan janganlah pula kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya kepadaNya saja menyembah." ( Fushshsilat : 37).
Dan juga firmanNya :
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy. Dia menutupkan malam kepada siang, yang mengikutinya dengan cepat. Dan
12
diciptakanNya pula matahari, bulan dan bintang-bintang masing-masing tunduk kepada perintahNya. Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah Rabb semesta alam." ( Al-A'raf : 54).
Rabb inilah yang haq untuk disembah. Dalilnya, firman Allah
:
“Wahai sekalian manusia, sembahlah Rabbmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menumbuhkankan dengan air hujan itu segala buah- buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui."( Al-Baqarah: 2122).
Ibnu Katsir
10
رمحه اهلل تعاىل, mengatakan : hanya pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang berhak
diibadahi dengan segala macam ibadah
11
. Dan macam-macam ibadah yang diperintahkan Allah
itu, antara lain : Islam, Iman, Ihsan, do'a, khauf (takut), raja' (pengharapan), tawakkal, raghbah (harapan), rahbah (cemas), khusyu' (tunduk), khasyyah (takut) 12, inabah (kembali kepada Allah ), isti'anah (memohon pertolongan), isti'adzah (memohon perlindungan), istighatsah (memohon pertolongan untuk diselamatkan dari kebinasaan), dzabh (menyembelih), nazar 13, dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan oleh Allah .
10
Dia adalah Abul Fidaa’ Ismail Ibnu Umar Ibnu Dhou’ Ibnu Katsir Al-Qurasyi
رمحه اهلل تعاىل, wafat tahun 774 H,
diantara karya ilmiahnya yang terkenal adalah Tafsir Al-Qur'anul Adzhim dan Al-Bidayatu Wannihayah. Biografinya terdapat di kitab Tadzkirotul Huffadz . 11 Lihat Tafsir Al-Qur'anul Adzhim, jilid 1 hal, 57. 12 Terdapat perbedaan definisi dan makna antara khauf dan khasyyah, khauf adalah upaya menghindari hal-hal yang membinasakan dan membahayakan dirinya. Adapun khasyyah adalah rasa takut yang di landasi pengetahuan terhadap keagungan Dzat yang di takutinya dan kesempurnaan kekuasaannya.maka secara makna bahwa khasyyah lebih khusus daripada khauf. 13
Nazar ialah kewajiban melakukan ibadah yang tidak di wajibkan Allah
berkata “Bahwa nazar kepada selain Allah
. Imam Ash-shon’ani
رمحه اهلل تعاىل
adalah aqidah yang batil dan berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
رمحه اهلل تعاىلbahwa nazarnya tersebut tidak boleh ia tunaikan”.(Tathirul I’tiqod). 13
Allah
berfirman :
''Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping menyembah Allah." ( Al-Jin: 18).
Karena itu, barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah musyrik dan kafir. Allah
, maka ia adalah
berfirman:
''Dan barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping menyembah Allah, padahal tidak ada suatu buktipun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung." ( Al-Mu'minun: 117).
1. Adapun dalil do'a adalah ibadah, sabda Rasululah
:
الدعاء مخ العبا دة “Do’a adalah intisari ibadah” 14.
14
Hadits dho’if. Diriwayatkan oleh Attirmidzi di dalam sunannya (3371) dari jalur Al-walid Bin Muslim dari Ibnu Lahii’ah dari Abdullah bin Abu Ja’far dari Aban bin Sholih dari Anas bin Malik dari Rasulullah .dan Ibnu Lahii,ah dho’if kemudian Al-walid bin Muslim mudallis, tapi dalam bab do’a ini cukup maknanya yang terdapat pada hadits riwayat shohih yang juga diriwayatkan Attirmidzi (no: 3372) dan Ahmad (4/ 268) dari Nu’man bin Basyir bahwasanya Rasulullah bersabda : “Doa adalah ibadah”, kemudian ia membaca ayat “berdo'alah kalian kepadaKu niscaya akan Ku kabulkan, sesungguhnya orang- orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."( Ghafir: 60). Hadits ini di shohihkan
رمحه اهلل تعاىلdi dalam kitab Assshohihul Musnad Mimma Laisa Fishshohihain no : 1171. Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin رمحه اهلل تعاىلberkata : Do’a terbagi kepada 2 macam : oleh Syaikh Muqbil
1. Do’a masalah : Permohonan yang di lakukan seseorang kepada yang lainnya dalam bentuk hajat dan kebutuhannya,hukumnya boleh ,baik tujuannya kepada Allah maupun kepada manusia yang memiliki syarat tertentu bahwasanya manusia yang di mohonnya mampu, ada dan hidup. 2. Do’a ibadah: permohonan seseorang kepada Allah dalam rangka Ibadah mendekatkan dirinya kepadaNya dengan mengharapkan pahalaNya dan takut pada azabNya,dan apabila dipalingkan do’a ibadah ini kepada selain Allah maka hukumnya syirik kepada Allah .
14
Allah
berfirman:
''Dan Rabbmu berfirman berdo'alah kalian kepadaKu niscaya akan Ku kabulkan. Sesungguhnya orang- orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."( Ghafir: 60).
2. Dalil khauf (takut), firman Allah
:
“Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman." ( Ali Imran : 175).
3. Dalil raja' (pengharapan), firman Allah
:
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal sholeh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabbnya." ( Al-Kahfi: 110).
4. Dalil tawakkal (berserah diri), firman Allah
:
''Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman."(AlMaidah:23) .
15
Dan juga firmanNya :
“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan segalanya.” ( Ath-Thalaq : 3 )
5. Dalil raghbah (harapan), rahbah (cemas) dan khusyu' (tunduk), firman Allah
:
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan mengharap rahmat Kami dan cemas akan siksa Kami, dan mereka adalah orang- orang yang khusyu' kepada Kami." ( Al-Anbiya' : 90).
6. Dalil khasyyah (takut), firman Allah
:
“Maka janganlah kalian takut kepada mereka, dan takutah kepadaKu." ( Al Maidah : 3 ).
7. Dalil inabah 15 (kembali kepada Allah
) , firman Allah
:
''Dan kembalilah kepada Rabb kalian dan berserah dirilah kepada-Nya dengan mentaati perintah-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat di tolong lagi." ( Az-Zumar : 54).
15
Terdapat perbedaan antara Inabah dan taubat yang keduanya memiliki maksud kembali kepada Allah
dengan melakukan ketaatan dan menjauhi laranganNya ,namun inabah ini lebih mengarah kepada penyandaran penuh dan tunduk kepadaNya yang tidak boleh bagi pelakunya memalingkannya kepada selain Allah , maka barang siapa yang melakukannya ia terjatuh kepada perbuatan syirik kepada Allah
16
.
8. Dalil isti'anah (memohon pertolongan) : firman Allah
:
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."(Al Fatihah:4)
Dan diriwayatkan dalam hadits :
إ ذ ا ا ستعنت فا ستعن با هلل “Apabila kamu memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah" 16.
9. Dalil isti'adzah (memohon perlindungan) : Firman Allah
:
“Katakanlah, aku berlindung kepada Rabb yang menguasai subuh." ( Al-Falaq : 1).
Dan firmanNya :
“Katakanlah aku berlindung kepada Rabb Manusia, raja manusia." ( An-Nas : 1-2).
16
Hadits shohih. Diriwayatkan oleh At-Tirmizi dalam Al-Jami' Ash-Shahih (2144) dan Imam Ahmad didalam
Musnadnya, jillid 1, hal, 293, 303, telah dishohihkan hadits ini oleh Syaikh Muqbil musnad no.(685) dan Syaikh Al-Albani
رمحه اهلل تعاىلdi Ashshohihul
رمحه اهلل تعاىلdi dalam shohihul jami’(7957). 17
10. Dalil istighatsah 17 (memohon pertolongan untuk diselamatkan dari kebinasaan) , firman Allah
:
“ Ingatlah ketika kalian memohon pertolongan kepada Rabb kalian untuk dimenangkan atas kaum musyrikin, lalu Ia mengabulkannya." ( Al-Anfal : 9 ).
11. Dalil dzabh (menyembelih)18 : firman Allah
:
“Katakanlah sesunggunya shalatku, ibadatku sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam, tiada sekutu bagiNya. Dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri kepadaNya."( Al-An'am : 162-163 ).
Dan dalil dari sunnah :
لعن هللا من ذ بح لغير هللا “Allah melaknat orang yang menyembelih binatang untuk selain Allah" 19.
17
Terdapat perbedaan antara isti’anah dan istighotsah yang keduanya bermaksud memohon pertolongan,adapun isti’anah adalah permohonan pertolongan yang mengandung penyandaran penuh pada Allah dan keyakinan akan pertolonganNya kepada hambaNya yang paling hina di hadapan Rabbnya dan istighotsah hanya khusus memohon agar dihindarkan malapetaka, kebinasaan dan musibah. 18 Adzdzabh (penyembelihan) merupakan ibadah kepada Allah dan hukumnya ada 4 macam: 1. Di syari’atkan, seperti Aqiqah, berkurban di ‘Idul Adha, memuliakan tamu, pesta perkawinan dan sebagainya dalam rangka beribadah dan mengagungkan Allah sekaligus mendekatkan dirinya
19
kepadaNya, ada yang hukumnya wajib dan ada pula yang hukumnya mustahab. 2. Syirik, apabila di tujukan sembelihannya kepada berhala-berhala, kuburan-kuburan, jin dan semisalnya. 3. Haram, seperti penyembelihan kurban untuk acara maulid nabi, malam nisfu sya’ban dan semisalnya. 4. Mubah, seperti bertujuan untuk menikmati makanan, berdagang dan semisalnya Penggalan hadits riwayat Muslim di dalam Shahihnya, kitab Al-Adhahi, bab 8 dari Ali bin Abi Tholib dan riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 1, hal. 108 dan 152.
18
12. Dalil nadzar 20, firman Allah
:
“Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.(Al-Insan:7).
20
Nazar adalah ibadah kepada Allah
dan terbagi kepada 3 hukum :
1. Di syari’atkan menepatinya,baik nazar muthlaq ketaatan yang tidak makruh maupun nazar muqayyad yang makruh karena keduanya merupakan perbuatan mewajibkan ibadah pada dirinya. 2. Syirik, seperti melakukan nazar kepada berhala, kuburan-kuburan, jin, dan semisalnya. 3. Maksiat, seperti bernazar melakukan kemaksiatan, bid’ah dan sebagainya dari penyelisihan syari’at.
19
LANDASAN POKOK KEDUA : MENGENAL AGAMA ISLAM DENGAN DALILDALILNYA Islam, ialah berserah diri kepada Allah
dengan mentauhidkannNya dan tunduk kepadaNya dengan
penuh kepatuhan pada segala perintahNya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik dan pelakupelaku kesyirikan. Dan agama Islam, dalam pengertian tersebut mempunyai tiga tingkatan, yaitu : Islam, Iman dan Ihsan dan masing-masing tingkatan ada rukun-rukunnya. Tingkatan Pertama : Islam Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima : 1. Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan) bahwa: 'Laa Ilaaha Illallaah wa Muhammad Rasulullah" (Tiada sesembahan yang haq disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah). 2. Mendirikan shalat. 3. Menunaikan zakat. 4. Berpuasa pada bulan Ramadhan. 5. Haji ke Baitullah Al-Haram. Dalil syahadat, firman Allah
:
“Allah menyaksikan bahwasannya tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia,yang menegakkan keadilan.juga menyatakan yang demikian itu para Malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia yang Maha Perkasa lagi Maha bijaksana." ( Ali-Imran : 18).
“Laa Ilaaha Illallah", artinya : tiada sesembahan yang haq disembah selain Allah
. Syahadat ini
mengandung dua unsur yaitu “La Ilaaha" adalah meniadakan segala bentuk sesembahan selain Allah, dan “Illallah" adalah menetapkan bahwa ibadah (penghambaan) itu hanya untuk Allah semata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam ibadah kepadaNya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam kekuasaanNya.
20
Tafsir makna syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah
:
''Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya 'Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kalian sembah, kecuali sesembahan yang telah menciptakanku, karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku’. Dan Ibrahim menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu."( Az-Zukhruf : 26-28).
Dan firman Allah
:
“Katakanlah Muhammad, wahai ahli Kitab marilah berpegang teguh kepada suatu kalimat ketetapan yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka, Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah."( Ali Imran : 64).
Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad itu Rasulullah
, adalah firman Allah
:
“Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagi kalian, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang yang mukmin." (At-Taubah : 128).
21
Dan Syahadat bahwa Muhammad
adalah Rasulullah, berarti : mentaati apa yang diperintahkannya,
membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta dicegahnya, dan beribadah kepada Allah dengan apa yang disyari'atkannya. Dan dalil shalat, zakat dan tafsir kalimat tauhid, firman Allah
:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah, dengan memurnikan keta'atan kapadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus." ( Al-Bayyinah : 5).
Dalil berpuasa, firman Allah
:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orangorang sebelum kamu, agar kamu bertakwa." ( Al-Baqarah : 183).
Dalil haji, firman Allah
:
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam." ( Ali Imran : 97).
22
Tingkatan kedua : Iman Iman 21 itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat ‘La Ilaha Illallah", sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu cabangnya iman 22. Rukun iman ada enam yaitu : 1. Iman kepada Allah
.
2. Iman kepada para MalaikatNya. 3. Iman kepada kitab-kitabNya. 4. Iman kepada para RasulNya. 5. Iman kepada hari akhirat. 6. Iman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk. Dalil ke enam rukun ini, firman Allah
:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat- malaikat, kitab-kitab dan Nabi-Nabi."( AlBaqarah : 177).
21
Pengertian iman adalah : Keyakinan di dalam hati dan pengucapan melalui lisan dan mengamalkannya dengan anggota badan. 22
Syaikh
رمحه اهلل تعاىلmengisyaratkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori (9) dan Muslim (35) dari sahabat
Abu Hurairah
23
Dalil beriman kepada taqdir 23, firman Allah
:
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut taqdir." ( Al-Qamar : 49).
Tingkatan ketiga : Ihsan Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu : “ Beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihatNya, dan
jika engkau tidak melihatNya maka sesungguhnya Ia melihatmu." 24. Dalilnya, firman Allah
:
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebajikan." (An-Nahl :128)
23
Rukun taqdir yang wajib diimani oleh orang-orang yang beriman ada 4 tingkatan: 1. Al-Ilmu : keyakinan bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, tidak ada yang tersembunyi dariNya. 2. Al-kitabah : keyakinan bahwa telah tertulis segala sesuatu di lauhul mahfudz. 3. Al-masyiiah : keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atau tidak atas kehendak Allah 4. Al-kholq
24
: keyakinan bahwa Allah
.
menciptakan segala sesuatu yang baik maupun buruk.
Pengertian Ihsan tersebut merupakan penggalan dari hadits Jibril, yang diriwayatkan oleh Umar bin Al-Khattab , sebagaimana akan disebutkan. Al-imam Ibnul Qoyyim
رمحه اهلل تعاىلtelah menyebutkan didalam Al-qoshidah
An-nuniyyah makna ihsan ini:
مع ذ ل عابده هما ركنان Beribadah kepada Ar-rahman puncaknya cinta
وعبادة الرحمن غاية حبه bersama kehinaan penyembahnya itulah 2 rukun
24
Dan firman Allah
:
''Dan bertawakkallah kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, yang melihat kamu ketika kamu berdiri untuk shalat dan melihat pula perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." ( Asy-syuaraa' : 217-220 ).
Dan firman Allah
:
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya.". ( Yunus : 61).
Adapun dalilnya dari sunnah, ialah hadits Jibril Khattab :
25
yang masyhur, yang diriwayatkan dari Umar bin Al-
"Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi
tiba-tiba muncul ke arah kami seorang laki- laki,
sangat putih pakaiannya, hitam pekat rambutnya tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda setelah dari bepergian jauh dan tiada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk di hadapan Nabi dengan menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua telapak tangannya diatas kedua pahanya, dan berkata ,”Ya Muhammad, beritahukanlah aku tentang Islam". Maka Nabi
menjawab : bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah serta
Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan puasa pada bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah jika mampu untuk mengadakan perjalanan ke sana. "Lelaki itupun berkata :“Engkau benar. "Kata Umar : "Kami merasa heran kepadanya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau." Lalu ia berkata :"Beritahu aku tentang iman!" 25
Disebutkan hadits Jibril, karena Jibrillah yang datang kepada Rasulullah
dengan menanyakan kepada
beliau tentang Islam, Iman, Ihsan dan masalah hari kiamat. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada kaum muslimin tentang masalah-masalah agama.
25
Beliau menjawab : beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan hari akhirat serta beriman kepada qadar yang baik dan yang buruk."Orang itu pun berkata lagi : " engkau benar." Kemudian ia berkata :“beritahu aku tentang ihsan". Beliau mejawab : beribadahlah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihatNya. Jika kamu tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihatmu."Ia berkata lagi :“Beritahulah aku tentang waktu hari kiamat", beliau menjawab :“orang yang ditanya tentang hal tersebut tidak lebih tahu daripada orang yang menanyakannya 26."Maka orang itupun berkata :“beritahukanlah aku sebagian dari tanda-tanda kiamat itu". Beliau menjawab : Apabila ada budak wanita melahirkan tuannya 27 dan apabila kamu melihat orang-orang tak beralas kaki, tak berpakaian sempurna, melarat lagi penggembala domba, saling bangga-membanggakan diri dalam membangun bangunan yang tinggi 28. Kata Umar : "Lalu pergilah laki-laki itu, sementara kami berdiam diri saja dalam waktu yang lama, lalu Nabi bertanya “Hai Umar tahukah kamu, siapakah orang yang bertanya itu ?", saya menjawab : "Allah dan Rasulnya lebih mengetahui. "Beliau pun bersabda : ''Dia adalah Jibril, telah datang kepada kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian."29.
26
Sebagaimana Allah
berfirman:
“Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh Jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.”(Al-Ahzab : 63) 27
Al-Imam An Nawawi
رمحه اهلل تعاىلberkata: “Maksudnya adalah banyak budak tawanan sehingga diantara
tawanan budak wanita melahirkan anak dari tuannya dan kedudukan anak tersebut adalah sebagai tuannya juga”.(Syarh Shohih Muslim). 28
Ibnu Rojab
رمحه اهلل تعاىلberkata: ”Maksudnya adalah orang yang paling hina ditengah manusia dengan
kebodohan, tidak memiliki kapasitas keilmuan dan pemahaman menjadi pemimpin mereka, kemudian pemimpinpemimpin tersebut berhasil meraih harta dan kekayaan lalu mereka berlomba-lomba meninggi-ninggikan bangunan sekaligus berbangga-bangga dengan kemewahan padanya”.(Jami’ul ‘ulum walhikam). 29 Hadits riwayat Muslim dalam shahih-nya, kitab Al-Iman,no:8, dari Umar bin Alkhattab dan diriwayatkan juga hadits tersebut oleh Al-Bukhori no:50 dan Muslim no:9 dalam shahihnya dari sahabat Abu Hurairah .
26
LANDASAN POKOK KETIGA : MENGENAL NABI MUHAMMAD Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim 30. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab termasuk keturunan Nabi Ismail , putera Nabi Ibrahim Al-Khalil . Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik- baik shalawat dan salam. Beliau berumur 63 tahun31, diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi Nabi dan 23 tahun sebagai Nabi serta Rasul. Beliau diangkat sebagai Nabi dengan surat "Iqra" dan diangkat sebagai Rasul dengan surat "AlMuddatstsir 32". Tempat asal beliau adalah Makkah. Beliau diutus oleh Allah untuk menyampaikan peringatan agar dijauhi kesyirikan dan mengajak kepada tauhid. Dalilnya firman Allah
:
“Wahai orang yang berselimut bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan. Dan Rabbmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa menyembah berhala tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak. Dan untuk memenuhi perintah Rabbmu bersabarlah." (AlMudatstsir : 1-7 )
Maksud “Sampaikanlah peringatan", ialah : menyampaikan peringatan untuk menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid. Maksud “Rabbmu agungkanlah ", ialah : agungkanlah Ia dengan berserah diri dan beribadah kepada-Nya semata. Dan maksud “Perbuatan dosa menyembah berhala tinggalkanlah", ialah : jauhkan serta bebaskan dirimu darinya dan orang-orang yang memujanya.
30
Ibnul Qayyim
رمحه اهلل تعاىلberkata: ”Ia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththolib bin Hasyim bin
Abdu Manaf bin Qushoy bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Luay bin Gholib bin Fihr bin Malik bin Annadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan. Sampai dengan Adnan penyebutann nasab Rasulullah yang shohih yang disepakati ahli nasab, adapun setelahnya diperselisihkan mereka.dan juga mereka bersepakat bahwa Adnan keturunan Nabi Ismaail bin Ibrohim 31
. (Zaadul ma’ad 1/49).
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori (3536) dan Muslim (2349) dari ‘Aisyah
Muslim (2348) dari Anas bin Malik
, dan riwayat
.
32
Seharusnya disebut “Beliau diangkat sebagai Nabi dengan 5 ayat dari surat "Iqra"(Al-‘alaq)” sebagaimana hadits yang diriwayatkan Bukhori (4953) dan Muslim (160) dari ‘Aisyah “dan diangkat sebagai Rasul dengan 5 ayat dari surat "Al- Muddatstsir." Sebagaimana hadits yang di riwayatkan Bukhori (4) dan Muslim (161) dari Jabir
27
.
Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu, beliau dimi'rajkan (diangkat naik) ke atas langit dan disyari'atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah selama tiga tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah. Dan Hijrah, pengertiannya, ialah : perpindahan dari lingkungan kekafiran dan kesyirikan menuju lingkungan Islam dan tauhid. Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan ummat Islam. Dan kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat. Dalil yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu firman Allah :
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan Malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri 33, Malaikat akan bertanya kepada mereka ''Dalam keadaan bagaimana kamu ini? Mereka menjawab kami adalah orang-orang yang tertindas dinegeri Makkah. Para Malaikat berkata bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu ? Mereka itu tempat tinggalnya dineraka Jahannam dan jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Kecuali mereka yang tertindas, baik laki-laki atau wanita ataupun anak- anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan untuk hijrah, mereka itu mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan Allah adalah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun”.34 ( An-Nisa' : 97-99)
33
Yang dimaksud dengan dhalim terhadap diri mereka sendiri dalam ayat ini sebagaimana riwayat Ibnu Abi Hatim adalah orang-orang penduduk Makkah yang sudah masuk Islam tetapi mereka menyembunyikan islam mereka karena takut. Mereka ditindas dan di paksa oleh orang-orang kafir supaya ikut bersama mereka pergi ke perang badar, yang akhirnya ada diantara mereka yang terluka, maka tatkala kaum muslimin mengetahuinya mereka memohon ampun kepada Allah untuk mereka karena di paksa oleh orang-orang kafir, lalu Allah turunkan ayat tersebut. Riwayat ini telah di shohihkan oleh syaikhuna Yahya tafsir Ibnu Katsir pada ayat tersebut. 34
Berkata Syaikh Muhammad Al-‘Utsaimin
حفظه اهلل تعاىلpada pelajarannya
رمحه اهلل تعاىل: Ayat ini sebagai dalil bagi mereka yang tidak melakukan
hijrah sementara mereka mampu melakukannya, para malaikat akan mewafatkan dan mencerca mereka seraya mengatakan kepada mereka “apakah bumi Allah itu tidak luas sehingga kalian tidak berhijrah”, adapun bagi mereka yang tergolong lemah untuk melakukan hijrah maka Allah memaafkan mereka dan Allah tidak membebankan seseorang melainkan sesuatu yang di sanggupinya.
28
Dan firman Allah
:
“Wahai hamba-hambaKu yang beriman, sesungguhnya bumiKu luas, maka sembahlah Aku saja." (Al-Ankabut:56).
Al Baghawi 35 تعاىل
رمحه اهللberkata
: "Ayat ini sebab turunnya adalah ditujukan kepada orang-orang
muslim yang masih berada di Makkah, yang mereka itu belum juga berhijrah. Karena itu, Allah menyeru kepada mereka dengan sebutan orang-orang yang beriman."36 Adapun dalil dari sunnah yang menunjukkah kewajiban hijrah, yaitu sabda Rasulullah
:
ال تنقطع الهجرة حتى تنقطع التوبة و ال تنقطع التوبة حتى تطلع الشمس من مغربها “Hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum tertutup, dan pintu taubat tidak akan ter tutup sebelum matahari terbit dari barat" 37. Setelah Nabi Muhammad
menetap di Madinah, disyari'atkan kepada beliau zakat, puasa, haji,
adzan, jihad, amar ma'ruf dan nahi mungkar serta syari'at-syari'at Islam lainnya.
35
Dia adalah Abu Muhammad Al-Husain bin Mas'ud bin Muhammad Al- Farra', atau Ibnu Al-Farra', Al-Baghawi (436-510H= 1044-1117 M), seorang pakar ahli dalam bidang fiqh, hadits dan tafsir. Diantara karyanya : AtTahdzib (fiqh), Syarh As-sunnah, Lubab At-Ta'wil fi ma'alim at-tanzil (tafsir). 36 Didalam kitab Ma’alimuttanzil hanya disebutkan sebab turun ayat untuk orang-orang lemah dari kalangan kaum muslimin yang tidak berhijrah dan ini bukan merupakan penyelisihan mereka terhadap syari’at hijrah. 37 Hadits hasan diriwayatkan hadits tersebut oleh Abu Daud (2479), An-Nasa’i di sunan al-kubro (2/50), Ahmad (4/99), Addarimi (2/239-240) dari jalan Abu Hind Al-Bajaly dari Mu’awiyah, dan Abu Hind ini majhul, dan Adz Dzahabi mengatakan didalam Mizanul I’tidal bahwa ia tidak di kenal, tetapi terdapat riwayat lainnya yang diriwayatkan Imam Ahmad (1/192) dari jalan Malik bin Yakhomir dari Ibnus Sa’diy bahwasanya Rasulullah bersabda :”Hijrah akan terus berlangsung selama musuh terus di perangi” berkata Mu’awiyah Abdurrahman bin Auf
dan
dan Abdullah bin Amr bin ‘Ash bahwa Rasulullah bersabda : sesungguhnya hijrah ada 2
macam, pertama berhijrah (meninggalkan) dari kejahatan-kejahatan, kedua berhijrah kepada Allah dan rasulNya, dan hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat masih terbuka, dan pintu taubat akan tetap terbuka sampai matahari terbit dari barat, apabila ia terbit maka ditetapkan pada seluruh hati manusia dan terhenti serta dicukupkanlah amalan-amalan mereka”. (di hasankan oleh Syaikh Muqbil di shohihkan oleh Syaikh Al Albani
رمحه اهلل تعاىل
رمحه اهلل تعاىلdi dalam Irwaaul Gholil (5/33). 29
di dalam Ijabatussaail dan
Beliau pun melaksanakan perintah untuk menyampaikan hal ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun. Sesudah itu wafatlah 38 beliau , sedang agamanya tetap dalam keadaan baik dan tersebar. Inilah agama yang beliau bawa, tidak ada suatu kebaikanpun yang tidak beliau tunjukkan kepada umatnya juga tidak ada suatu keburukanpun yang tidak beliau peringatkan supaya dijauhi 39. Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala yang dicintai dan diridhai Allah , sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi ialah syirik serta segala yang dibenci dan dimurkai Allah Nabi Muhammad
diutus oleh Allah
.
kepada seluruh umat manusia, dan diwajibkan kepada
seluruh jin dan manusia untuk mentaatinya, Allah
berfirman :
“Katakanlah wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua."( Al-A'raf : 158).
38
Beliau
wafat pada hari Senin sebagaimana hadits riwayat Bukhori dalam shohihnya (680) dan hadits hasan
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (4/110) dari Aisyah
dan berkata Ibnu Katsir
رمحه اهلل تعاىلdi dalam kitab
Al-Bidayah Wannihayah (5/363) : Tidak ada perbedaan pandangan untuk hari wafatnya Rasulullah
pada hari
Senin dan yang masyhur untuk tanggal dan bulannya adalah 12 Rabiul Awwal. Adapun hari kelahirannya pada hari Senin sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Qotadah dan yang shohih (shohih siroh nabawiyyah, milik Syaikh Al-Albani
رمحه اهلل تعاىل, hal.13) untuk
tanggal dan
bulannya adalah 8 Rabiul Awwal sebagaimana riwayat Muhammad bin Jubair bin Muth’im. 39
Syaikh
رمحه اهلل تعاىلmengisyaratkan kepada kita penggalan hadits panjang yang diriwayatkan oleh
Muslim (1844) pada kitabul imaroh dari sahabat Abdullah bin ‘amr
Imam
ia berkata bahwasanya rasulullah
bersabda: sesungguhnya para nabi sebelumku berkewajiban atas mereka untuk menunjukkan kebaikan untuk ummatnya yang mereka ketahui dan memperingati mereka dari keburukan yang mereka ketahui.
30
Dan melalui beliaulah, Allah
telah menyempurnakan agamaNya untuk kita. Allah
berfirman:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan agama bagi kalian dan telah Kucukupkan kepada kalian ni'matKu dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagi kalian." (Al-Ma' idah : 3).
Adapun dalil yang menunjukkan bahwa Nabi
juga wafat, ialah firman Allah
:
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka pun akan mati pula. Kemudian sesungguhnya kalian pada hari kiamat akan berbantah-bantahan dihadapan Rabb kalian." ( Az-Zumar : 30-31).
Dan manusia sesudah mati akan dibangkitkan kembali. Dalilnya, firman Allah
:
''Dari bumi tanah itulah Kami menjadikan kalian dan kepadanya Kami akan mengembalikan kalian, dan dari padanya Kami akan mengeluarkan kalian kali yang lain."( Thaha : 55).
Dan firman Allah
:
''Dan Allah menumbuhkan kalian dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kalian kedalam tanah dan mengeluarkan kalian dari padanya pada hari kiamat dengan sebenar-benarnya." (Nuh : 17-18).
31
Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan dihisab dan diberi balasan sesuai dengan perbuatan mereka. Allah berfirman:
''Dan hanya kepunyaan Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik lagi."( An-Najm : 31).
Barangsiapa yang tidak mengimani hari kebangkitan ini, maka dia adalah kafir. Allah
berfirman :
“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, tidak demikian. Demi Rabbku, benar-benar kalian akan dibangkitkan kemudian akan diberitakan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."(At-Taghabun : 7).
Allah
telah mengutus semua Rasul sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan.
Sebagaimana firman Allah
:
“ Mereka Kami utus selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu." ( An-Nisa' : 165).
Rasul pertama adalah Nabi Nuh
40
, dan Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad
, serta beliaulah
penutup para Nabi 41. Dan dalil yang menunjukkan bahwa Rasul pertama adalah Nabi Nuh Allah
40
, firman
:
Selain dalil dari Alqur'an yang disebutkan penulis yang menunjukkan bahwa Nabi Nuh
adalah Rasul
pertama, juga terdapat hadits shahih yang menyatakan bahwa Nabi Nuh adalah Rasul pertama yang diutus kepada
32
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu Muhammad sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya".( An-nisa' :163)
Dan Allah
telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul, mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi
Muhammad, dengan memerintahkan kepada mereka untuk beribadah kepada Allah melarang mereka beribadah kepada thoghut. Allah
semata dan
berfirman :
''Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul untuk menyerukan beribadahlah kepada Allah saja dan jauhilah thaghut itu." ( An-Nahl :36).
Dengan demikian, Allah
telah mewajibkan kepada seluruh hambaNya agar mengkufuri thoghut dan
hanya beriman kepadaNya saja.
penduduk bumi ini, seperti hadits riwayat Al-Bukhori dalam shahihnya, kitab Al- Anbiya', bab 3, dan riwayat Muslim dalam shahihnya, kitab Al- Iman bab 84. Adapun Nabi Adam 'alaihis salam, menurut sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-ghifari , beliau adalah nabi pertama, dan disebutkan dalam hadits ini bahwa jumlah para Nabi ada 124 ribu orang, dari jumlah tersebut sebagai Rasul 315 orang, dan dalam riwayat lain disebutkan lebih dari 312 orang. Lihat : Imam Ahmad, Al-Musnad, jilid 5, hal, 178, 179 dan 265. 41 Dalil yang menunjukkan ini adalah firman Allah :
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan Allah Maha mengetahui atas segala sesuatu.” (Al-Ahzab : 40)
33
Ibnu Al-Qayyim 42 تعاىل
رمحه اهللtelah menjelaskan pengertian thoghut dengan mengatakan :
"Thoghut, ialah segala sesuatu yang diperlakukan manusia secara melampaui batas (dari ketentuan Allah ), seperti dengan disembah, atau diikuti, atau dipatuhi."43 Dan thoghut itu banyak macamnya, sedangkan tokoh-tokohnya ada lima : 1. Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah 2. 3. 4. 5.
Orang yang disembah dan ia merelakannya Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya Orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghaib Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh Allah . 44
42
Dia adalah Abu Abdillah Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Sa'ad Az-zur'i Ad-dimasyqi, terkenal dengan Ibnu Al-qayyim atau Ibnu Qayim al-Jauziyah (691-751 H = 1292-1350 M).seorang ulama yang giat dan gigih dalam mengajak ummat Islam pada zamannya untuk kembali kepada tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah dengan mengikuti jejak para salafus shaleh serta memperingatkan dan menjauhi mereka dari kebid’ahan, dan beliau memiliki banyak karya tulis, antara lain : Madarij-assalikin, Zaad Al - Ma'ad, Thariq Al-Hijratain wa Baab As-sa'adatain, At-tibyan fi Aqsam Al-Qur'an, Miftah Dar As-sa'adah.Lihat biografinya di ”dzailu thobaqotil hanabilah” milik Ibnu Rajab. 43
Berkata Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh
رمحه اهلل تعاىلdidalam kitabnya Fathul Majid setelah
menyebutkan diantara makna thoghut dari para salaf : Dan apa saja yang disebutkan tersebut adalah sebahagian personilnya saja. Al-allamah Ibnul Qoyyim
رمحه اهلل تعاىلtelah menyebutkan definisi yang sangat tepat dan
menyeluruh bahwasanya thoghut ialah” segala sesuatu yang diperlakukan menusia secara melampaui batas (dari ketentuan Allah ), seperti dengan disembah, atau diikuti, atau dipatuhi”, maka thoghutnya satu kaum adalah siapa yang menjadikan hukum-hukum selain hukum Allah atau mereka mengikuti seseorang tanpa petunjuk Allah ketaatan tersebut seharusnya milik Allah
dan RasulNya atau mereka menyembah selain Allah atau mentaati seseorang tanpa di sadari bahwa
, inilah thoghut-thoghut di alam ini yang apabila engkau
memperhatikan mereka bahwa seluruhnya mereka meninggalkan peribadatan kepada Allah
dan berpaling dari
ketaatan kepada rasulNya. (I’lamul muwaqi’in ). Dan berkata Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Hizam hafidzohullah ketika melewati ucapan tersebut : Bahkan begitu juga bagi orang-orang yang ditaati tanpa dalil. 44 Bagi mereka yang tidak berhukum dengan hukum Allah memiliki status yang berbeda-beda, ada yang berstatus sebagai orang-orang kafir,ada yang berstatus sebagai orang-orang dzolim dan ada juga yang berstatus sebagai orang-orang fasiq. Apabila seseorang yang tidak berhukum dengan hukum Allah dengan maksud meremehkannya,merendahkannya dan berkeyakinan bahwa selain hukum Allah
lebih memiliki kemashlahatan
dan bermanfaat bagi makhluk maka ia kafir,tetapi apabila seseorang yang tidak berhukum dengan hukum Allah tersebut tanpa bermaksud demikian sebagaimana di atas maka ia dzolim,dan apabila seseorang yang tidak
34
Allah
berfirman :
“Tidak ada paksaan untuk masuk ke dalam agama Islam. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thoghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada buhul tali yang amat kuat 45, yang tidak akan putus.Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."( Al-Baqarah : 256).
Inilah ia hakekat makna syahadat “La Ilaha Illallah". Dan diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah
bersabda :
رأس ا أل مر اإل سال م وعمو د ه الصال ة و ذروة سنا مه الجهاد في سبيل هللا "Pokok agama ini adalah Islam, dan tiangnya adalah shalat, sedang ujung tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah”.46
berhukum dengan hukum Allah
tersebut tidak bermaksud sebagaimana dua hal di atas tetapi bermaksud
menginginkan perhiasan dunia dan kenikmatannya maka ia fasiq. Hal ini sebagaimana Allah
Dan
45
Ibnu Katsir
berfirman :
Dan
رمحه اهلل تعاىلberkata dalam tafsirnya (1/322) :maksudnya adalah jalan yang lurus, adapun Mujahid
berkata adalah iman, assuddi berkata adalah Islam, Ad-Dhohhak berkata adalah la ilahaillallah, Anas bin Malik berkata Alquran, lalu Ibnu Katsir
رمحه اهلل تعاىلmengomentarinya bahwa : seluruh perkataan ini semuanya benar.
46
Hadits hasan, diriwayatkan oleh At-Tirmizi (2616) dan An-Nasai’i (11394) dan Ibnu Majah(3973) dari jalan Abu Wa-il dari Mu’adz namun Abu Wa-il tidak mendengar hadits tersebut dari Mu’adz dan diriwayatkan juga oleh AthThoyalisi (560) dan Ibnu Abi Syaibah (1) dan Ahmad (22085-22121) dan An-Nasai’I (2225) dan Thobari (21/102) dan Thobroni (20/147-148) dari jalan Urwah bin Annazzal dari Mu’adz dan sanad ini terputus dan di riwayatkan juga oleh Ahmad (22175) dan Albazzar (1653) dan Thobroni (20/63) dari jalan Syahr bin Hausyab dari Abdurrahman bin
35
Hanya Allahlah yang Maha Tahu. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah Nabi Muhammad
kepada
, kepada keluarga dan para sahabatnya.
Ghonam dari Mu’adz dan Syahr ini shoduq (bisa di percaya) juga memiliki kekeliruan-kekeliruan dan Imam Albukhori menghasankan haditsnya dan juga diriwayatkan oleh Ahmad (5/234) dari jalan Abu Bakar bin Abdullah bin Abu Maryam dari ‘Athiyyah bin Qois dari Mu’adz, dan Abu Bakar bin Abu Maryam ini lemah karena bercammpur baur hapalan-hapalannya, jadi dengan jalur sanad yang banyak ini maka hadits ini menjadi hasan. Telah di shohihkan hadits ini oleh Al-Albani
رمحه اهلل تعاىلdidalam Shohih Aljami’ushshoghir (5136). Al-mubarokfuri
mengatakan didalam Tuhfatul Ahwazi (7/28) sebagai penjelasan hadits ini:bahwa disebutkan pokok agama adalah Islam adalah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat seseorang menjadi islam dan seluruh amalan seseorang tergantung kepada keislamannya bagaikan kepala pada tubuh seseorang, apabila terlepas kepala maka tidak mampu tubuh beraktifitas dan adapun tiangnya sholat di karenakan tegak, kuat dan sempurnanya Islam seseorang dengan sholat, jika rumah yang tidak bertiang tentu tidak kuat begitulah sholat yang senantiasa ditegakkan seseorang, Islamnya akan tegak dan kuat dan tinggi kemudian disebutkan ujung tulang punggungnya jihad adalah menunjukkan besarnya keutamaan jihad dan berat rasanya jiwa manusia melakukannya karena seseorang akan mencurahkan jiwaraganya untuk melawan musuh-musuh Allah sekaligus untuk meninggikan agama Allah
36