iptek hortikultura
Tiga Belas Varietas Unggulan Lili Tropis Hasil Perakitan di Dalam Negeri Bunga lili (Lilium spp.) merupakan salah satu tanaman hias berumbi yang terkenal di dunia dan diidentikkan sebagai lambang kebahagiaan dan kesucian (Crocket 1971). Masyarakat Barat senantiasa menghadirkan bunga lili dalam pesta pernikahan sebagai lambang untuk meraih kebahagiaan abadi. Bunga lili juga sering digunakan sebagai simbol untuk menyampaikan rasa sukacita atas kelahiran, perayaan ulang tahun, dan peristiwa lain yang membahagiakan (Hariani 1994, Sanjaya 2004). Bunga lili yang beredar di pasar domestik kebanyakan berasal dari impor. Varietas-varietas lili yang diimpor merupakan anggota seksi Oriental, OT (Oriental Trumpet), Asiatik, LA (Longiflorum asiatik), dan Longiflorum (Bornier & van Tuyl 1997, Sanjaya et al. 2008). Karakter utama kelima seksi lili yang ada di pasar domestik tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Pemuliaan lili tropis dimulai dari kegiatan penelitian Riset Unggulan Terpadu V pada tahun 2007 yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset
dan Teknologi. Topik utama penelitian pada saat itu ialah persilangan interspesifik atau interseksi di antara kelompok lili trumpet. Persilangan interspesifik adalah persilangan antara spesies yang berbeda dari dalam genus yang sama, sedangkan persilangan intraspesifik adalah persilangan antara aksesi atau varietas lili yang berbeda, tetapi dalam spesies yang sama. Makin jauh jarak genetik antara tetua betina dan jantan, maka makin kecil peluang keberhasilan pembentukan zigot. Oleh karena itu pada persilangan interspesifik biasanya dilakukan melalui pendekatan bioteknologi seperti kultur ovul, ovary slices, dan embryo rescue (van Tuyl et al. 1991, Sanjaya 2007). Skema Poligon persilangan Lilium spp. dapat dijelaskan di dalam Gambar 1, Spesies L. longiflorum dan L. formosanum berada dalam satu seksi Leucolirion. Sementara itu spesies L. candidum terpisah dengan kedua spesies sebelumnya dan termasuk ke dalam seksi Lilium (Asano 1978). Ketiga spesies lili tersebut memiliki bentuk bunga terompet dengan warna dasar putih . 39
No. 9 - Juli 2013
CA CH
HE SP
LO
LILIUM
AU
LEUCILIRION
DAU
PU
RU
DAU BU
AM TI
LA
SINOMARTAGON
DU
CAN
MA
PSEUDOLIRIUM
JA
ARCHELIRION
HA
PA
MI
NO AL
O
AS
CE LEI
RE
FO
MO
CO
A
SU
TS
MARTAGON
Gambar 1. Skema pologon persilangan Lilium spp.
Selama 3 tahun pertama penelitian pemuliaan lili, banyak diperoleh informasi baru yang sangat berguna dalam proses perakitan varietas lili. Lili lokal dari Sukabumi dan Menado (spesies L. longiflorum) dikenal dengan nama kerk lili dan hanya dapat diperbanyak secara vegetatif dengan umbi atau sisik umbi (Sanjaya 2004b). Kerk lili tidak dapat membentuk buah dan tidak berbiji. Sementara itu lili lokal Bandungan (spesies L. formosanum) dapat diperbanyak secara generatif dengan biji, karena tidak memiliki umbi yang utuh dan kompak pada bagian pangkal batangnya (Sanjaya 2007b). Secara konvensional persilangan kedua spesies lili tersebut (seksi Leucolirion) tidak dapat menghasilkan buah atau steril (Agauettaz 1999). Oleh karena itu diterapkan prosedur bioteknologi melalui cut style, polinasi in vitro, kultur ovul, ovary slices, dan embryo rescue (Asano 1980ab, van Tuyl et al. 1997, 2000). Dari persilangan interspesifik lili lokal, diperoleh hibrida-hibrida lili yang mudah berbuah dan berbiji (genom LT). Lili dengan genom LT menjadi cikal bakal perakitan varietas-varietas lili tropis unggul, karena tanaman tersebut mampu berbuah dan berbiji sekaligus membentuk umbi yang utuh dan tidak dorman. Guna menambah keragaman genetik lili diperlukan varietas-varietas introduksi dengan aneka warna dan jenis bunga, di antaranya bunga 40
lili dari seksi Lilium (Candidum), seksi Archelirion (Oriental), dan seksi Sinomartagon (Asiatik). Bunga lili varietas introduksi dapat diperoleh dari pengusaha dan pengimpor umbi lili, di antaranya PT Melrimba Sentra Agrotama (PT MSA), PT Allescia, dan lainnya. Hasil persilangan antara varietas introduksi dan hibrida lili LT Balithi diperoleh banyak populasi F1. Selanjutnya progeni ataupun klon-klon hibrida F1 ditanam di kebun pengusaha/produsen bunga di Jawa Barat (PT MSA, PT Ciputri, dan lainnya.), Jawa Tengah (PT Kaponan Raya), Jawa Timur (PT Selektani Hortikulture, PT Inggulaut), dan Bali (PT Alam Lestari Casa) untuk diseleksi dan sekaligus mendapatkan umpan balik (Sanjaya 2006). Berdasarkan hasil kerjasama pemuliaan partisipatif tersebut, hingga kini telah dilepas 13 varietas lili tropis unggul hasil perakitan di dalam negeri. Nama-nama varietas lili tersebut yaitu Liana, Liani, Renita, Renito, Reniti, Arumsari, Delini, Renata, Delina, Delino, Deloren, Candilongi, dan Formolongi. Karakter utama yang tercantum dalam deskripsi ke-13 varietas lili tersebut disajikan dalam lampiran 1 dan 2. Keragaan bunga 13 varietas lili dapat dilihat pada Gambar 2-13. Sementara itu kegiatan kerjasama pemuliaan partisipatif lili antara Balithi dan mitra swasta yang berhasil didokumentasikan dapat dilihat pada Gambar 14, 15, dan 16.
iptek hortikultura
Gambar Bunga 13 Varietas Lili
Gambar 2. Varietas Lili Liana
Gambar 4. Varietas Lili Renita
Gambar 3. Varietas Lili Liani
Gambar 5. Varietas Lili Renito
41
No. 9 - Juli 2013
Gambar 6. Varietas Lili Reniti
Gambar 8. Varietas Lili Delini
Gambar 10. Varietas Lili Delina
42
Gambar 7. Varietas Lili Arumsari
Gambar 9. Varietas Lili Renata
Gambar 11. Varietas Lili Delino
iptek hortikultura
Gambar 12. Varietas Lili Deloren
Gambar 15. Penanaman materi breeding Lili di PT Melrimba Sentra Agrotama
Gambar 13. Varietas Lili Candilongi
Gambar 14. Varietas Lili Candilongi
Gambar 16. Tetua persilangan yang digunakan untuk pembuatan materi breeding Lili dalam kerjasama antara Balithi dan PT Melrimba Sentra Agrotama
43
No. 9 - Juli 2013
KESIMPULAN Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) memiliki teknologi untuk merakit varietas-varietas lili tropis yang memiliki keunggulan kompetitif, di antaranya produktif penghasil bunga sekaligus umbi benih untuk pengembangan dan penanaman pada periode berikutnya. Semua varietas lili yang telah dilepas memiliki karakter yang lebih baik daripada varietas-varietas sekelasnya yang beredar saat ini, di antaranya berbunga tegak, beraroma wangi, tanaman tahan terhadap cekaman lingkungan biotik dan abiotik, serta umbinya tidak mengalami dormansi. Walaupun demikian, perakitan varietas-varietas unggul baru harus terusmenerus dilakukan untuk mengimbangi preferensi konsumen yang selalu berubah. Hibrida bunga lili dari seksi oriental dan kombinasinya akan menjadi target dalam pemuliaan lili berikutnya. Diharapkan pada masa yang akan datang impor benih lili secara bertahap semakin berkurang dan tidak menutup kemungkinan berpeluang untuk diekspor. Penggunaan varietas-varietas lili hasil perakitan di dalam negeri dapat memperkuat industri tanaman hias di tanah air.
5. Bornier, GH & van Tuyl, JM 1997, ‘Lily production and breeding of lilies on the Netherlands’, Proc. Int. Lily Symp. Erabu. Japan, pp. no. 35-65, pp. 70-115. 6. Crocket, JU 1971, Bulb, time-note books, New York. 7. Hariani 1994, ‘Pesona lily Asiatik’, Trubus, no. 292, hlm. 42-3. 8. Marwoto, BE, Febrianti, M, Dewanti & Sanjaya, L 2001 a, Teknik perbanyakan cepat lily, Laporan penelitian Proyek APBN 2001, Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung. 9. Sanjaya, L, Marwoto, B, Hilman, Y & Soedarjo, M 2008, ’Pengembangan inovasi teknologi dan varietas lili untuk substitusi impor’, Majalah Florikultura, vol. 2, edisi 7, Januari 2008. 10. Sanjaya, L 2007a, Persilangan interspesifik dan kultur ovul, Leaflet, Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung. 11. Sanjaya, L 2007b, Teknik perbanyakan lili dengan biji, Leaflet, Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung. 12. Sanjaya, L 2006, Uji daya hasil dan stabilitas genetic klon-klon harapan lili, Poster, Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung. 13. Sanjaya, L 2004a, ’Moleknya lily anak negeri’, Trubus, vol. 35, no. 420, hlm. 36. 14. Sanjaya, L 2004b, Pedoman tatacara produksi benih inti dan penjenis lily, Laporan Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung.
PUSTAKA 1. Agauettaz, PA, Paffen, I, van der Linde & de Klerk, GJ 1999, ‘The development of dormancy in bulblet of Lilium speciosum generated in vitro I, the effect of culture conditions’, Plant Cell Tis. and Org. Cult., no. 22, pp. 167-72. 2. Asano, J 1978, ‘Studies on crosses between distantly related species of lilies LLL, new hybrids obtained through embryo culture’, J. Japan Soc. Hortic. Sci., no. 47, pp. 401-14. 3. Asano, J 1980a. ‘Studies on crosses between distantly related species of lilies IV, the culture of immature hybrid embryos 0.3-0.4 mm long’, J. Japan Soc. Hortic. Sci., no. 49, pp. 114-8. 4. Asano, J 1980b, ‘Studies on crosses between distantly related species of lilies V, characteristics of newly obtained hybrid through embryo culture’, J. Japan Soc. Hortic. Sci., no. 49, pp. 241-50.
44
15. van Tuyl, JM 1997, ’Interspecific hybridization of flower bulbs : a review’, Acta Hortic, no. 430, pp. 465-76. 16. van Tuyl, JM, van Dijken, A, Chi HS, Lim, KB, Villemoes, S & van Kronenburg, BCE 2000, ‘Breakthroughs in interspecific hybridization pf lily’, Acta Hortic., no. 508, pp. 83-90. 17. van Tuyl, JM, van Dien, MP, van Creij, MGM, van Kleinwee TCM, Franken, J & Bino, RJ 1991, Application of in vitro pollination, ovary cultura, ovule cultura and embryo rescue for overcoming incongruity barriers in uinterspecific Lilium crosses’, Plant Sci., no. 74, pp. 115-26.
Sanjaya, L Balai Penelitian Tanaman Hias Jl. Raya Ciherang Pacet, Cianjur 43253 Email:
[email protected]
iptek hortikultura
Lampiran 1. Jenis bunga lili hasil impor yang berada di pasar domestik dan karakter utama yang dimiliki setiap seksi Seksi tanaman Lili Karakter utama Oriental Bunga beraroma wangi dengan aneka warna (putih, pink, salem, merah, dan lainnya). Bunga berukuran besar dengan bentuk datar menyerupai piring. Umbi kedua yang mungkin terbentuk tidak dapat digunakan sebagai benih untuk produksi bunga berikutnya dan kadangkala tidak terbentuk umbi kedua. Umbinya dorman sehingga perlu vernalisasi untuk merangsang pertunasan yang serentak. OT Bunga beraroma wangi dengan aneka warna (putih, pink, salem, merah, kuning, dan lainnya). Bunga berukuran besar dengan bentuk agak datar menyerupai cawan. Umbi kedua mungkin terbentuk tetapi kurang baik digunakan sebagai benih untuk produksi bunga berikutnya. Umbinya agak dorman dan perlakuan vernalisasi dapat merangsang pertunasan yang serentak. Asiatik Bunga tidak beraroma wangi dengan aneka warna (putih, pink, salem, merah, kuning, oranye, dan lainnya). Bunga berukuran sedang dengan bentuk menyerupai mangkuk. Umbi kedua yang terbentuk dapat digunakan sebagai benih untuk produksi bunga berikutnya. Umbinya sedikit dorman dan perlakuan vernalisasi dapat merangsang pertunasan yang serentak. LA Bunga tidak beraroma wangi dengan aneka warna (putih, pink, salem, merah, kuning, oranye, dan lainnya). Bunga berukuran sedang dengan bentuk menyerupai mangkuk. Umbi kedua yang terbentuk dapat digunakan sebagai benih untuk produksi bunga berikutnya. Umbinya hampir tidak dorman tetapi perlakuan vernalisasi dapat merangsang pertunasan yang serentak. Longiflorum Bunga tidak beraroma wangi dengan warna putih. Bunga berukuran sedang dengan bentuk menyerupai terompet. Umbi kedua yang terbentuk dapat digunakan sebagai benih untuk produksi bunga berikutnya. Umbinya tidak dorman sehingga tidak perlu vernalisasi untuk merangsang pertunasan. Namun demikian perlakuan vernalisasi dapat merangsang pertunasan yang lebih serentak.
45
No. 9 - Juli 2013
Lampiran 2. Nama varietas lili hasil perakitan di dalam negeri dan deskripsi utamanya. Nama varietas Lili Deskripsi utama varietas Lili
46
Liana
Hibrida lili TO (Trumpet-Oriental). Bentuk bunga terompet dengan tabung pendek berwarna putih (White N155C) dengan orientasi bunga tegak. Bunga beraroma wangi. Tinggi tanaman 110-125 cm, batang kuat, umbi tidak dorman. Beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi (300-1200 m dpl). Klon koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias dengan nomor identitas populasi induk : 01070010.
Liani
Hibrida lili TO (Trumpet-Oriental). Bentuk bunga terompet dengan tabung pendek berwarna putih (White N155C) dengan orientasi bunga mendatar. Bunga agak wangi. Tinggi tanaman 150-155 cm, batang kuat, umbi tidak dorman. Beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi (300-1200 m dpl). Klon koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias dengan nomor identitas populasi induk : 01070011.
Renita
Hibrida lili LA (Longiflorum-Asiatik). Bentuk bunga mangkuk berwarna oranye (orange N25D) dengan orientasi bunga tegak. Bunga agak wangi. Tinggi tanaman 88-115 cm, batang kuat, umbi tidak dorman. Produktif penghasil bulbil. Beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi (300-1200 m dpl). Klon koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias dengan nomor identitas populasi induk : 01070012.
Renito
Hibrida lili LA (Longiflorum-Asiatik). Bentuk bunga mangkuk berwarna oranye (orange 24B) dengan orientasi bunga tegak. Bunga tidak wangi. Tipe tandan Corymbose. Daun hijau berseling. Tinggi tanaman 100-118 cm, batang kuat, umbi tidak dorman. Beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi (300-1200 m dpl). Klon koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias dengan nomor identitas populasi induk : 01070014.
Reniti
Hibrida lili LA (Longiflorum-Asiatik). Bentuk bunga mangkuk berwarna oranye (orange 24A) dengan orientasi bunga tegak. Bunga agak wangi. Tipe tandan Umbellatae. Tinggi tanaman 105-120 cm, batang kuat, daun hijau mengumpul, umbi tidak dorman. Beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi (300-1200 m dpl). Klon koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias dengan nomor identitas populasi induk : 01070013.
Arumsari
Hibrida lili LT (Longiflorum-Trumpet). Bentuk bunga terompet berwarna putih (White N155A) dengan orientasi bunga mendatar sampai agak tegak. Bunga beraroma wangi. Tinggi tanaman 92-110 cm, batang kuat, umbi tidak dorman. Beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi (100-1200 m dpl). Dapat dibudidayakan secara outdoor. Klon koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias dengan nomor identitas populasi induk : 070010007.
Delini
Hibrida lili LA (Longiflorum-Asiatik). Bentuk bunga mangkuk berwarna kuning (Yellow 12A) dengan noktah pada tepala berwarna merah marun (Red Purple 59A), orientasi bunga tegak. Tinggi tanaman 70-90 cm, batang kuat, umbi tidak dorman. Beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi (300-1200 m dpl). Klon koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias dengan nomor identitas populasi induk : 070010009.
Renata
Hibrida lili LA (Longiflorum-Asiatik). Bentuk bunga mangkuk berwarna oranye (orange N25B) dengan orientasi bunga tegak. Tinggi tanaman 92-128 cm, batang kuat, umbi tidak dorman. Tipe tandan Umbellate. Beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi (300-1200 m dpl). Klon koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias dengan nomor identitas populasi induk : 070010008.
iptek hortikultura
Nama varietas Lili
Deskripsi utama varietas Lili
Delina
Hibrida lili LA (Longiflorum-Asiatik). Bentuk bunga mangkuk berwarna kuning tua (Yellow 7A) dengan noktah pada tepala berwarna merah-ungu (Greyed Purple 185A), orientasi bunga tegak. Bunga tidak wangi. Tinggi tanaman 80-120 cm, batang kuat, umbi tidak dorman. Beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi (300-1200 m dpl). Klon koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias dengan nomor identitas populasi induk : 070010222.
Delino
Hibrida lili TO (Trumpet-Oriental). Bentuk bunga piring berwarna kuning (Yellow 5A) dengan noktah pada tepala berwarna ungu (Greyed Purple N186D), orientasi bunga tegak. Tinggi tanaman 80-90 cm, batang kuat, umbi tidak dorman. Beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi (300-1200 m dpl). Klon koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias dengan nomor identitas populasi induk : 070010223.
Deloren
Hibrida lili LA (Longiflorum-Asiatik). Bentuk bunga mangkuk berwarna oranye (orange N30B) dengan orientasi bunga tegak. Tinggi tanaman 50-70 cm, batang kuat, umbi tidak dorman. Beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi (300-200 m dpl). Klon koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias dengan nomor identitas populasi induk : 070010225.
Candilongi
Hibrida lili LT (Longiflorum-Trumpet). Bentuk bunga terompet berwarna putih (Green White 157B) dengan orientasi bunga tegak sampai agak tegak. Tinggi tanaman 65-85 cm, batang kuat, umbi tidak dorman. Beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi (300-1200 m dpl). Dapat dibudidayakan secara outdoor. Dapat diperbanyak dengan biji. Toleran cahaya rendah. Klon koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias dengan nomor identitas populasi induk : 070010220.
Formolongi
Hibrida lili LT (Longiflorum-Trumpet). Bentuk bunga terompet berwarna putih (White N155B) dengan orientasi bunga mendatar. Tinggi tanaman 80-125 cm, batang kuat, umbi tidak dorman. Beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi (100-1200 m dpl). Dapat dibudidayakan secara outdoor. Dapat diperbanyak dengan biji. Klon koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias dengan nomor identitas populasi induk : 070010221.
47