PERAKITAN VARIETAS SALAK : SARI INTAN 48 : SK Mentan No.3510/Kpts/SR.120/10/2009 SARI INTAN 541 : SK Mentan No.3511/Kpts/SR.120/10/2009 SARI INTAN 295 : SK Mentan No.2082/Kpts/SR.120/5/2010
KERJASAMA ANTARA BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH TROPIKA DENGAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KAB. BINTAN DAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROPINSI RIAU 2011
I. PENDAHULUAN Ketersediaan varietas unggul bermutu baik, produktivitas tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, toleran cekaman lingkungan, dan sesuai dengan kebutuhan konsumen, menjadi syarat yang harus dipenuhi pada era industrialisasi pertanian dan liberalisasi perdagangan bebas. Mengingat bahwa tanaman buah diharapkan menjadi pertumbuhan baru disektor pertanian, maka upaya menghasilkan komoditi buah-buahan unggul bermutu tinggi dengan keunggulan kompetitif yang tinggi dan potensi hasil yang tinggi pula, harus menjadi landasan kerja yang utama saat ini. Salak (Salacca zalacca) merupakan tanaman buah asli Indonesia (Mogea, 1984). Salah satu kekuatan yang luar biasa pada komoditas salak bagi Indonesia adalah ragam genetik yang tinggi yang tersebar hampir di setiap propinsi. Komoditas ini asli tropika yang pusat asal dan persebarannya terdapat di Indonesia. Plasma nutfah dari genus Salacca yang pernah ditemukan di dunia ± 20 spesies, 13 species diantaranya tersebar di asia Tenggara, sebagian besar ditemukan di Indonesia. (Mogea, 1990). Tiga species diantaranya enak dimakan, yaitu S zalacca, S. Sumatrana dan S. Affinis. Di Indonesia, salak mempunyai keunggulan spesifik dibandingkan dengan komoditas buah-buahan yang lain, yakni buahnya dapat dipanen 2-3 kali dalam satu tahun apabila pengelolaannya baik. Akhir-akhir ini berkembang dua isu penting yang dapat dikaitkan dengan pengembangan komoditas salak, (1) Perdagangan bebas globalisasi, yang memungkinkan masuknya komoditas yang sama dari negara lain ke Indonesia. Hal ini menuntut adanya perbaikan mutu dan produktivitas agar mampu bersaing dengan produk luar negeri, dan (2) Secara nasional, daerah didorong untuk mengelola asetnya sendiri secara otonom. Konsekuensi logis dari hal di atas adalah penerapan teknologi, di antaranya penerapan teknologi penggunaan varietas unggul baru, baik unggul lokal/indigoneus maupun unggul nasional. Pada umumnya konsumen menyukai buah salak berdaging tebal, citarasa manis sedikit ada rasa sepet, tahan lama disimpan dan sisik pada kulit buah tidak berduri – gundul (Sunaryono, 1988). Sampai saat ini varietas salak yang mempunyai karakter seperti di atas jumlahnya sangat terbatas. Oleh karena itu perlu dilakukan perakitan varietas salak untuk mendapatkan dan menggabungkan karakter-karakter unggul tersebut ke dalam satu varietas. Untuk merakit varietas unggul diperlukan tetua-tetua yang mempunyai variabilitas genetik luas dan tersedianya tetua yang mempunyai karakter yang dituju. Dari hasil penelitian tersebut diketahui tetua-tetua yang mempunyai karakter unggul, antara lain karakter daging tebal dimiliki oleh salak Bali, karakter rasa manis buah tanpa sepet dimiliki oleh salak Pondoh, karakter jumlah tongkol banyak dimiliki oleh salak Sidempuan, dan karakter sisik buah tanpa duri dimiliki oleh salak Affinis. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika telah menghasilkan beberapa hibrida salak hasil persilangan antara salak Bali, Pondoh, Mawar, Sidempuan, dan beberapa varietas salak unggul lokal. Hibrida-hibrida salak tersebut telah dievaluasi daya adaptasi dan stabilitas karakter-karakter pertumbuhan dan penduga hasilnya di berbagai wilayah, salah satunya di Kab. Bintan . Varietas unggul yang dihasilkan biasanya lama sampai ke pengguna. Pola pendekatan pemuliaan partisipatif dinyatakan lebih efektif daripada 1
pendekatan yang lain dalam upaya percepatan tergunakannya secara langsung varietas baru yang dihasilkan pada pengguna. Pelaksanaan pemuliaan partisipatif langsung di wilayah-wilayah pengembangan bekerja sama dengan mitra sehingga mempunyai nilai sosial sebagai media pengenalan calon varietas unggul untuk mempercepat proses adopsi. Mitra yang bekerja sama dalam perakitan varietas ini adalah Yayasan Tazagawa Bogor (menyediakan pohon induk ), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau dan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan Sejak tahun 2003, BPTP Riau telah melakukan penelitian hibrida-hibrida salak tersebut untuk mengetahui adaptasinya di Kabupaten Bintan, teknologi budidaya spesifik lokasi, perbanyakan bibit, dan penyerbukan. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan memfasilitasi penggunaan lahan dan melaksanakan pemeliharaan tanaman. Balitbu Tropika melaksanakan observasi, penghimpunan data, evaluasi bersama-sama dengan BPTP Riau sebagai bahan usulan pelepasan varietas. Dari hasil evaluasi tersebut telah terpilih calon varietas unggul dengan karakter manis, berdaging tebal, dan aromanya harum
II. SILSILAH CALON VARIETAS 2.1. Asal usul calon varietas Varietas salak Sari Intan 48 berasal dari populasi persilangan antara salak Bali Gula Pasir x Pondoh. Tetua betina yaitu salak Bali Gula Pasir berasal dari Sibetan, Karangasem dan tetua jantan yaitu salak Pondoh berasal dari Tempel, Sleman. Varietas salak Sari Intan 295 berasal dari populasi persilangan antara salak Pondoh dan salak Mawar. Tetua betina yaitu salak Pondoh berasal dari Tempel, Sleman. Sedangkan tetua jantan yaitu salak Mawar berasal dari Bogor. Salak Mawar merupakan hibrida hasil persilangan antara salak Pondoh x Sidempuan x Gula Pasir . Gambaran secara proses perakitan varietas dapat dilihat pada Gambar 1. Varietas salak Sari Intan 541 berasal dari populasi persilangan antara salak Bali Gondok x Pondoh. Tetua betina yaitu salak Bali Gondok berasal dari Sibetan, Karangasem dan tetua jantan yaitu salak Pondoh berasal dari Tempel, Sleman. Gambaran secara umum proses perakitan varietas Sari Intan dapat dilihat pada Gambar 1.
2
Gambar 1. Bagan persilangan sampai evaluasi salak Sari Intan
3
2.2. Deskripsi tetua calon varietas Deskripsi tetua calon varietas Sari Intan, yaitu salak Pondoh dan salak Mawar tertera pada Tabel 1 Tabel 1. Deskripsi tetua calon varietas SARI INTAN Varietas Asal
:
DAUN : - Warna permukaan atas - Warna permukaan bawah ANAK DAUN : - Bentuk pangkal daun - Bentuk ujung daun - Pelipatan tepi daun DURI : - Warna duri - Bentuk duri BUNGA : - Warna mahkota
Salak Pondoh ( ♀ ) Desa Tempel , Sleman , Jawa Tengah
Salak Mawar ( ♂ ) Bogor
Hijau tua
Hijau tua
Hijau keabu-abuan
Hijau keabu-abuan
Membulat Runcing Tidak ada
Membulat Runcing ada
Coklat Tipis, lancip, kecil
hitam Tipis, lancip, kecil Merah jambu 30 – 33 buah Segitiga, bulat telur terbalik ujung meruncing 52 – 70 g 0.7 – 1.7 cm Coklat kekuningan Putih kekuningan Manis, sedikit rasa asam
Jumlah buah per tongkol Bentuk buah
: :
Bobot per buah Tebal daging buah Warna kulit buah Warna daging buah Rasa buah
: : : : :
Kadar air TSS
: :
Merah jambu 10 – 27 buah Segitiga, bulat telur terbalik ujung meruncing 30 - 100 g 0.2 – 1.5 cm Coklat kekuningan Putih kapur Buah muda rasanya manis, gurih keasaman, buah tua rasanya manis, gurih, dan masir. 74.84 % 19 - 20° Brix
Jumlah biji per buah
:
1 – 3 butir
78.48 % 20 – 21° Brix 3 butir
4
2.3. Cara Seleksi Calon Varietas Semua tanaman salak yang dievaluasi berasal dari perbanyakan generatif (biji), yang mana keragaman genetik tanaman dalam satu populasi beragam. Sehubungan dengan hal itu, maka cara seleksi yang dilakukan adalah per individu tanaman dengan menggunakan metode ‘seleksi massa positif’, yaitu memilih tanaman yang mempunyai karakter-karakter terbaik dari suatu populasi tanaman, dan membiarkan tanaman yang tidak terseleksi untuk tetap tumbuh di lapang (Borojevic, 1990). 2.4. Proses dan kriteria seleksi Seleksi dilakukan per individu tanaman pada populasi tanaman salak di kebun Balai Benih Kab. Bintan selama dua tahun dengan cara mengevaluasi: (1) daya hasil tanaman, meliputi produksi ( bobot buah, tebal daging, jumlah biji/buah, porsi dapat dimakan) (2) kualitas buah (total asam, vitamin C, kadar tanin , kadar air, padatan total terlarut (PTT), warna kulit dan daging buah dan (3) Citarasa dan kesukaan. Kriteria seleksi berdasarkan produktivitas, ketebalan daging buah, rasa manis / TSS tinggi, tidak ada rasa sepet, serta aroma. Nomor tanaman yang terpilih selanjutnya didaftarkan ke BPSBTPH untuk mendapatkan nomor registrasi PIT, kemudian calon varietas tersebut didaftarkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), dan selanjutnya diajukan ke Tim Pelepasan Varietas agar mendapatkan legalitas sebagai varietas baru (Gambar 2)
Populasi hibrida : Pondoh (♀) x Mawar (♂) ( 58 tanaman ) Seleksi 1 tanaman (nomor 295) Regristrasi Rumpun Induk Tunggal PIT No. 295 (Slk.Lk/RU/03/A/2008) Pendaftaran Var. ke PVT Pengusulan pelepasan Var. ke TP2V SARI INTAN 295 Gambar 2. Bagan seleksi salak SARI INTAN 295
5
III. HASIL PENGUJIAN 3.1. Karakter kualitatif Karakter kualitatif pada suatu tanaman biasanya kurang dipengaruhi oleh lingkungan, karena dikendalikan oleh gen sederhana. Dari hasil evaluasi selama dua tahun terlihat bahwa calon varietas SARI INTAN 295 mempunyai warna permukaan daun bagian atas hijau tua, warna pelepah daun coklat kehijaun, bentuk pangkal daun membulat, bentuk ujung daun runcing, tepi daun tidak melipat, warna duri coklat, bentuk duri ( tipis, lancip, kecil), warna mahkota bunga merah muda, bentuk buah lonjong - agak bulat , warna kulit buah coklat kehitaman, warna daging buah putih krem, rasa sangat manis, tidak sepet, dan aroma harum (Tabel 2). Penampilan karakter-karakter tersebut di atas relative sama dari tahun ke tahun, berarti bahwa penampilan morfologi dan citarasa buah dari calon varietas yang diusulkan relative stabil. Variasi hanya terlihat pada bentuk buah , yaitu apabila jumlah buah dalam satu dompol sedikit maka bentuk buah cenderung agak bulat, tetapi apabila jumlah buah dalam satu tandan banyak, maka bentuk buah cenderung lonjong karena saling berdesakan satu sama lainnya. Bentuk biji pada buah salak dipengaruhi oleh jumlah biji per buah. Apabila jumlah biji/buah adalah 1, maka bentuk biji bulat; jumlah biji/buah : 2 , maka bentuk biji satu sisi datar dan satu sisi cembung; jumlah biji/buah : 3, maka bentuk biji dua sisi datar dan satu sisi cembung. Calon varietas SARI INTAN 295 mempunyai karakter kualitatif yang hampir mirip dengan salak Pondoh, kecuali pada karakter kedudukan duri pada pelepah, yaitu pada SARI INTAN 295 durinya berkelompok 3 baris dan salak Pondoh 2 baris, warna daging buah lebih putih dibandingkan salak Pondoh. SARI INTAN 295 berbeda dengan salak Gula Pasir pada karakter pelipatan tepi daun, duri (warna, bentuk), serta bentuk buah, dan berbeda dengan salak Bali pada karakter warna daging buah, bentuk buah, serta citarasa sepet buah (Tabel 2) 4.2. Karakter kuantitatif Dari Tabel 3 terlihat bahwa terjadi peningkatan ukuran daun, duri, buah, jumlah buah/tongkol, panjang buah, diameter buah, bobot buah, dan biji dari tahun ke tahun sebagaimana yang diamati pada tahun 2007 dan 2008. Produksi meningkat seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Selain itu, kualitas buah seperti kadar gula, kadar air, total asam, dan kadar tannin selama pengamatan dua tahun peningkatannya relative kecil , berarti kualitas buah dari calon varietas yang diusulkan tersebut relative stabil. Calon varietas SARI INTAN 295 mempunyai karakter kuantitatif yang berbeda dengan salak Pondoh pada karakter anak daun (jarak antar kelompok, panjang anak daun), duri (jumlah duri, lebar duri), buah (panjang , bobot, tebal daging), dan bobot biji. SARI INTAN 295 berbeda dengan salak Gula Pasir pada karakter anak daun (jumlah kelompok, jarak antar kelompok, lebar dan panjang thothok), duri (jumlah, lebar), buah (jumlah buah/tongkol, bobot, tebal daging), dan berbeda dengan salak Bali pada karakter panjang dan bobot buah (Tabel 3).
6
Tabel 2. Karakter kualitatif calon varietas SARI INTAN 295 pada tahun 2007 dan 2008 serta varietas pembanding Karakter DAUN : - Warna utama pupus - Warna permukaan atas - Warna permukaan bawah Warna pelepah daun ANAK DAUN : - Kekerasan - Bentuk pangkal daun - Bentuk ujung daun - Pelipatan tepi daun DURI : - Warna duri - Bentuk duri - Kedudukan duri pada pelepah - Sudut duri BUNGA : - Warna mahkota - Warna tangkai sari - Warna kelopak bunga - Warna kepala putik - Tipe bunga
SARI INTAN 295 Tahun 2007 Tahun 2008
Gula Pasir
Varietas Pembanding Pondoh
Bali
Coklat kehijauan Hijau tua
Coklat kehijauan Hijau tua
Coklat kehijauan Hijau tua
Coklat kehijauan Hijau tua
Coklat kehijauan Hijau tua
Abu-abu Coklat kehijauan
Abu-abu Coklat kehijauan
Abu-abu Coklat kehijauan
Abu-abu Coklat kehijauan
Abu-abu Coklat kehijauan
Keras Membulat Runcing Tidak ada
Keras Membulat Runcing Tidak ada
Keras Membulat Runcing Ada
Keras Membulat Runcing Tidak ada
Keras Membulat Runcing Ada
Coklat
Coklat
Hitam
Coklat
Tipis, lancip, kecil Berkelompok (3 baris)
Tebal, lancip, besar Berkelompok (3 baris)
Tipis, lancip, kecil Berjajar 2 baris
Ke atas
Tipis, lancip, kecil Berkelompok (3 baris) Ke atas
Coklat kehitaman hitam Tebal, lancip, besar Berkelompok (3 baris)
Datar
Datar
Datar
Merah muda Merah muda Coklat kehijauan Merah muda pucat Dioceous
Merah muda Merah muda Coklat kehijauan Merah muda pucat Dioceous
Merah muda pucat
Merah jambu
Merah muda pucat
Coklat Merah muda Hermaprodit
Coklat Merah muda Dioceous
Coklat Merah muda Hermaprodit
17
BUAH : - Bentuk buah - Warna kulit buah - Warna daging buah - Citarasa manis - Citarasa sepet - Citarasa asam - Tekstur daging - Aroma buah BIJI : - Bentuk biji - Warna biji
Bulat telur terbalik
Coklat kehitaman Putih kapur Sangat manis Tidak ada Tidak ada Agak renyah Harum
Bulat – bulat lonjong Coklat – coklat kehitaman Putih kapur Sangat manis Tidak ada Tidak ada Agak renyah Kurang tajam
Coklat tua Putih krem Manis Tidak ada Tidak ada Keras Kurang tajam
Bulat – bulat lonjong Coklat kekuningan – coklat kehitaman Kuning susu (krem) Sangat manis Ada Ada Agak renyah - renyah Agak tajam
Terdapat sisi datar dan cembung Coklat tua
Terdapat sisi datar dan cembung Coklat kehitaman
Terdapat sisi datar dan cembung Coklat kehitaman
Terdapat sisi datar dan cembung Coklat kehitaman
Lonjong- agak bulat
Lonjong- agak bulat
Coklat kehitaman Putih kapur Sangat manis Tidak ada Tidak ada Agak renyah Harum Terdapat sisi datar dan cembung Coklat tua
18
Tabel 3. Karakter kuantitatif calon varietas SARI INTAN 295 pada tahun 2007 dan 2008, serta varietas pembanding Karakter Lebar tajuk (cm) Tinggi tanaman (cm) Tinggi batang (cm) Jml tanaman/rumpun Panjang pelepah daun (cm) ANAK DAUN : - Jumlah kelompok : - Jarak antar kelompok (cm) - Hilangnya anak daun (helai - Jumlah anak daun/kelompok - Lebar anak daun (cm) - Panjang anak daun (cm) - Lebar thothok (cm) - Panjang thothok (cm) DURI : - Jumlah duri / 10 cm pelepah - Panjang duri (cm) - Lebar duri (cm) BUNGA BETINA : - Jumlah bunga BUAH : - Umur panen buah (hari sejak penyerbukan) - Jumlah tongkol/tandan
SARI INTAN 295 Tahun 2007 Tahun 2008 260.3 390.5
Gula Pasir 500 - 689
320 21.7 3 98 - 104
397 30.2 3 102 – 106
5-6 6.5 – 13.2 1-2 4–8 4.2 - 4.8 45.5 – 50.8 11.2 – 12.7 25.8 – 40.2
Varietas Pembanding Pondoh
Bali
400 – 558 20 5 169
350 - 600 400 – 700 (umur 4 th) 22 6 120-135
550 - 750 500 - 700
5–6 7.3 – 15.1 1–2 4–8 4.5 – 5.0 53.4 – 56.6 12.0 – 13.5 35.4 – 40.7
9 - 10 6.0 – 9.5 1 3 - 11 4.0 – 4.2 59 - 60 8-9 28.0 – 28.5
6–7 13.60 – 20.20 1-2 4 – 12 4.9 – 5.5 70 – 73 14 – 15 35
6–7 6 – 10 1–3 3 – 11 3.3 – 3.7 54 – 55 7.2 – 8.7 30 – 33
110 - 125 0.5 - 7.5 0.1 - 0.25
129-135 0.5 – 6.6 0.1 – 0.44
70 4.3 – 7.0 0.8 – 0.95
61 – 72 0.5 – 7.6 0.2 – 0.9
98 – 105 0.5 – 5.5 0.5 – 0.8
36 - 49
41 – 46
40 - 45
30 - 35
160-170 2-3
160-170 3
1-2
1–2
19
- Jumlah buah/tongkol - Jumlah tandan/pohon
11 - 15 3-6
20 – 30 3–6
- Panjang tandan (cm) - Lebar tandan (cm)
13.5 12
26.4 – 31.6 8 – 11
-
4.4 - 5.70 3.9 – 4.6 34.89 – 49.00 8.8-12.0 22.23 – 30.36 5.10 – 8.68 61.96 - 63.71
Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Bobot buah (g) Bobot buah /pohon/tahun (kg) Bobot daging buah (g) Bobot kulit (g) Edible portion (%) Jumlah juring berbiji Jumlah juring tak berbiji Tebal daging (cm) Kadar gula (TSS) ° brix
- Kadar air (%) - Kadar vitamin C (mg/100 g) - Total asam (%) - Kadar tanin (%) 4. Biji - Bobot biji (g)
14 1-2
10 - 27 3-4
15 - 28
4.0 – 7.5 3.2 – 4.2*
4.8 – 8.5
45 - 75
2.5 – 7.5 4.5 – 5.0* 30 - 100
23.00 – 33.34* 5.45 – 6.96* 73.38 1-2 1-2 0.1 – 1.0
33.32 - 40.67* 5.42 - 7.98* 59.49 1-3 0-2 0.8 – 1.5
51.05 – 57.45
1-2 1-2 0.3 – 1.6
5.0 – 5.8 4.4 – 4.8 46.0 – 60.7 10.8 - 14.2 32.62 – 35.67 5.46 – 9.80 70,91 – 73,54 2–3 0–1 0.3 - 1.8
20 - 21
19.4 – 20.8
18 – 19*
19 – 20*
18.0 – 19.5
79.02 35.79 1.03 0.20
77.30 21.03 0.51 0.21
74.08* 19.48* 0.30*
74.84* 10.02* 1.12*
82.81 – 83.04
3.04
4.19
3.83 - 4.10*
5.10 – 6.56*
SK Mentan No. 584 /Kpts/ TP.240/7/1994
SK Mentan No. 272 /Kpts/TP.240/4/1988
Sumber :
40 - 105
79.60 1-2 1-2 0.1 – 1.8
SK Mentan No. 585 /Kpts / TP.240/7/1994
Keterangan : * = data hasil pengamatan
20
Gambar 3. Penampilan buah salak SARI INTAN 295 dan varietas pembanding
3.4. Analisis molekuler Analisis molekuler dilakukan melalui teknik RAPD dengan menggunakan DNA salak SARI INTAN 295 dibandingkan dengan DNA salak Gula Pasir dan Pondoh untuk mengetahui apakah kandidat varietas unggul ini berbeda dengan varietas salak yang telah dilepas sebelumnya. Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa salak SARI INTAN 295 berbeda dengan salak Gula Pasir dan salak Pondoh pada primer 1 dan 2. M
A B C
Primer 1
M
A B C
Primer 2
Gambar 4. Profil pita RAPD dari salak SARI INTAN 295 dibandingkan dengan varietas pembanding dengan menggunakan dua primer ( Primer 1 : AAGAGCCCGT, Primer 2 : AATCGGGCTG ), M : 1 kb DNA ladder ; A : SARI INTAN 295; B : Salak Gula Pasir; dan C : salak Pondoh)
21
3.5. Keunggulan calon varietas yang diusulkan Calon varietas salak SARI INTAN 295 mempunyai keunggulan dalam hal kualitas buah, yaitu daging buah tebal (bagian buah yang paling tipis /dasar buah 0.3 cm, dan bagian buah yang paling tebal/ ujung buah 1.6 – 1.8 cm), tidak ada rasa sepet/kelat, daging buah manis (TSS: 19 – 21 °brix), tidak ada rasa asam, aroma buah harum, dan tektur buah agak renyah. Pada Tabel 3 terlihat bahwa calon varietas SARI INTAN 295 mempunyai beberapa karakter unggul dibandingkan dengan varietas salak yang telah dilepas (pembanding). Calon varietas SARI INTAN 295 mempunyai tebal daging buah berkisar 0.3 – 1.8 cm dan lebih tebal bila dibandingkan dengan salak Gula Pasir dan Pondoh, tetapi lebih tipis atau sama dengan salak Bali. Calon varietas SARI INTAN 295 yang diusulkan mempunyai sifat buah yang sama seperti salak Gula Pasir dan Pondoh, yaitu manis – sangat manis, tetapi tidak ada rasa sepetnya seperti yang dimiliki oleh salak Bali. Selain itu, calon varietas yang diusulkan juga mempunyai aroma harum. Hal ini memberikan harapan bahwa calon varietas yang diusulkan disukai oleh konsumen karena mempunyai daging buah yang tebal, manis, dan aromanya harum. Selain mempunyai keunggulan, Sari Intan 295 juga mempunyai kekurangan, antara lain ukuran buah kecil, jumlah duri banyak, dan daun lunak. Ukuran buah yang belum maksimal ini disebabkan oleh tanaman yang baru mulai berbuah dan belum dilakukan penjarangan buah. Dengan bertambahnya umur tanaman dan disertai dengan penerapan teknik budidaya yang baik diharapkan ukuran buah dapat ditingkatkan. 3.6. Penyediaan Benih Sumber Penyediaan benih sumber dilakukan secara vegetatif dengan cara pemisahan anakan secara langsung dan cangkokan anakan sejak pertengahan tahun 2006 yaitu sejak tanaman induk diketahui menghasilkan buah yang memiliki sifat-sifat unggul. Benih dari perbanyakan vegetatif mempunyai beberapa kelebihan, antara lain hasil buah dan jenis kelamin mempunyai karakter yang sama seperti induknya, cepat berbuah, dan ukuran bibit relatif seragam. Sebaliknya kerugiannya adalah cara perbanyakan lebih sulit dibandingkan dari biji, dan jumlah tunas yang dapat dicangkok terbatas. Perbanyakan benih salak SARI INTAN tidak dianjurkan dengan menggunakan biji. Produksi benih penjenis telah dilakukan oleh Dinas Pertanian Kab. Bintan dengan cara mencangkok anakan dari salak SARI INTAN di bawah bimbingan Balitbu Tropika dan BPTP Riau serta diawasi oleh BPSB Propinsi Riau.
22