TI3105 Otomasi Sistem Produksi
Dasar-dasar Numerical Control
Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @2013
Hasil Pembelajaran
Umum
Mahasiwa mampu untuk memahami cara pengendalian mesin NC, prinsip mesin NC, dasar perhitungan sudut, pemposisian serta pergerakan pada mesin NC.
Khusus
Memahami dasar-dasar pengendalian mesin NC dan prinsip pergerakan mesin NC
2
1
3
4
2
5
Perkembangan mesin Numerical Control (NC)
Era 1960-an mulai dipelajari oleh U.S. Airforce untuk merancang komponen pesawat terbang. Kemampuan ini dapat menghemat biaya untuk pemesinan presisi berbentuk contour. Pada 1947, Parson mengemukakan ide pembuatan kurva data 3axis secara otomatis dan menggunakan data untuk mengkontrol mesin. Parson menggunakan punched card untuk mengontrol posisi mesin. Pada 1949, Parson dan U.S. Airforce menciptakan prototipe programmable milling machine. Pada 1952, awal mulanya ditampilkan mesin milling NC “three-axis Cincinnati Hydrotel”. Dewasa ini, pasaran mesin NC di Amerika masih di dominasi oleh mesin buatan Jepang.
6
3
Prinsip mesin NC
NC adalah pengontrolan mesin perkakas menggunakan pita berlobang (punched tape) atau program. NC dikembangkan oleh Electronic Industries Association (EIA) sebagai suatu sistem yang aktivitasnya dikontrol oleh data numerik yang diisikan pada beberapa titik. Sistem harus secara otomatis diterjemahkan pada pengendalian mesin dan sekurang-kurangnya dengan porsi data tertentu. Suatu part program merupakan sekumpulan data numerik yang diperlukan untuk menghasilkan suatu komponen.
7
Sistem mesin NC
Sistem mesin perkakas NC terdiri dari
Machine control unit (MCU) Mesin Perkakas
MCU terdiri dari
Data processing unit (DPU), yang memproses pembacaan coded data dari tape atau media lain dan meneruskan informasi (arah gerakan, feed, dan kontrol fungsi tambahan) setiap axis ke CLU. Control-loops unit (CLU), mengoperasikan mekanisme gerakan mesin, menerima isyarat feed back tentang posisi aktual dan kecepatan gerak setiap axis dan menginformasikan kapan operasi pemesinan selesai dikerjakan.
MCU
Mesin Perkakas
DPU CLU
8
4
DPU dan CLU
Data processing unit (DPU), terdiri dari
Perangkat data-input seperti paper tape reader, magnetic reader, RS-232-C port dan lainnya Data reading circuits dan parity-checking logic. Decoding circuits untuk pembahagian data bagi pengontrolan axis.
Control-loops unit (CLU), terdiri dari
Suatu fungsi interpolator untuk memerintahkan perintah machinemotion antara data titik-titik bagi gerakan tool. Perangkat position-control-loops untuk semua gerakan axis (setiap axis mempunyai control-loops terpisah). Velocity-control loops, memerlukan kontrol feed. Deceleration dan backslash takeup circuits Kontrol untuk fungsi tambahan (coolant on/off, perubahan rodagigi dan spindle on/off) 9
Kode NC
NC Program
Kontrol gerakan mesin perkakas NC diperoleh secara lengkap dengan terjemahan kode NC ke perintah mesin Kode NC dikelompokkan: Perintah untuk pengontrolan komponen mesin secara individu seperti kontrol mesin on/off, pemilihan kecepatan spindle, tukar tool, kontrol coolant on/off Perintah pengontrolan gerakan relatif benda kerja dan tool (informasi axis dan perpindahan jarak pada setiap waktu).
Semua diterjemahkan ke machinecontrol melalui sistem electromechanical control.
Execution system
Interpolator & servo control mechanism
Control logic
Linear motion
Translator
Power
Relay
Selenoid
10
5
Komponen utama mesin NC
conduit Feedback “package”
Hydraulic motor
Head
conduit
Hydraulic valve
Hydraulic pipe
leadscrew
Magnetics Control Cabinet
Table conduit
Numerical Control System Or “Director”
Bed
Hydraulic reservoir
Motor
Machine Tool
11
Klasifikasi NC
Motion control
Control loops
Open loop Closed loop
Power drives
Point to point (PTP) Continuous (contouring) path
Hydraulic Electric Pneumatic
Positioning systems
Incremental positioning Absolute positioning 12
6
Motion control (point to point - PTP)
Motion control PTP adalah pergeseran meja mesin atau spindle ke posisi tertentu dan pemesinan akan dimulai pada posisi tersebut.
Pada kasus drill, perlu dibuatkan lintasan pahat yang tidak mengenai benda kerja.
Setiap titik pada lintasan tersebut merupakan awal sebelum melakukan drilling (lihat gambar PTP motion control).
Beberapa kemungkinan lintasan tool untuk bergerak dari titik P ke titik Q (lihat gambar possible paths between two location)
PTP motion control
Possible paths between two location in a PTP NC system 13
Motion control (continuous path)
Pada continuous path, kontrol mesin menggerakan dua axis atau lebih secara simultan. Pengontrolan gerakan tool bergantung pada lintasan dan bukan terfokus pada tujuan (titik) akhir. Pemotongan :
Tool akan menyentuh benda kerja Pemotongan dan tool path berpedomankan pada bentuk yang akan dibuat
Continuous-path control
14
7
Motion control (continuous path – linear interpolation)
Pemotongan slot dilakukan dari arah kiri ke kanan dengan sudut 30o, Spindle atau meja bergerak sejauh 4.330in kearah kanan, dan keatas sebesar 2.500in. Gerakan diagonal dilakukan sejauh 5.000in. Pada pemotongan ini memerlukan dua motor penggerak bergerak secara simultan dengan dua kecepatan yang berbeda. Sistem contouring control ini lebih mahal dibandingkan dengan peralatan PTP. Pengontrolan laju lintasan adalah proposional dengan jarak perpindahan (x dan y) yang disebut dengan linear interpolation. Vf adalah kecepatan gerakan, Vx dan Vy
Vx
Vy
x x y 2 2
Vf
y x y 2 2
Vf
adalah kecepatan arah x dan y. 15
Interpolasi sirkular
NC selalu mencapai akurasi geometri bentuk komplek yang lebih baik dan harga sedikit lebih mahal dibandingkan konvensional
Interpolasi selalu menjadi timeconsuming jika dihitung secara manual.
Outer tolerance (to)
Interpolasi sirkular selalu dikelompokkan pada
Inner tolerance (ti)
Inner tolerance Outer tolerance Total tolerance
Total tolerance (tt)
Besar tolerance selalu dibandingkan antara kurva dengan garis aktual.
16
8
Perhitungan sudut ( )
Inner tolerance R ti R ti cos ; maka : 2 cos 1 2 R R
ti
2
R (a) Inner-tolerance specification
Outer tolerance to
2
cos
2
R R ; maka : 2 cos 1 R t0 R t0
R (b) Outer-tolerance specification
Total tolerance cos
2
tt
2
R tt R tt ; maka : 2 cos 1 R tt R tt
R tt (c) Total tolerance specification
17
Perhitungan sudut
Cara mendapatkan jumlah chord pada lingkaran atau kurva
Dengan titik pusat a,b dan radius R, maka
P3 P2
NCHORD
360o
(a,b)
P1 PNCHORD
Nilai integer dari jumlah chord
360o NCHORD* int adalah Perhitungan sudut
PNCHORD-1
*
(d) Convention for numbering chord
360o NCHORD* 18
9
Controh perhitungan sudut
Untuk mencari koordinat pada lingkaran adalah sebagai berikut: x1 = a + R y1 = b P3
x2 = a + R cos * y2 = b + R sin * x3 = a + R cos 2* y3 = b + R sin 2*
P2
(a,b)
P1 PNCHORD PNCHORD-1
Secara umum untuk titik Pi adalah xi = a + R cos (i - 1) * yi = b + R sin (i - 1)* 19
Interpolasi lain
Teknik mengukur interpolasi
Teknik pengukuran interpolasi dengan nBLUs
Chords : digunakan untuk variasi geometris (tidak tepat untuk perhitungan tolerance) nBLUs : berpedoman pada ukuran langkah atau step-size (pengukuran lebih mendekati ukuran sebenar)
Straight-line interpolation Circular interpolation
Pengukuran ini menggunakan segmen garis lurus dalam melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain secara inkremen, f (x,y,z).
20
10
Interpolasi straight-line dengan nBLUs Prosedur Buat persamaan lintasan dari titik awal (X0,Y0) dan titik akhir (X1,Y1). Cari arah perpindahan
Jika X1-X0>0, bergerak kearah X positip
Jika X1-X0<0, bergerak kearah X negatip
Jika X1-X0=0, tidak bergerak pada arah X
Untuk arah Y dapat dilakukan dengan cara yang sama
Dapatkan error (Ex, Ey)
Evaluasi gerakan
Update X0 dan Y0 menjadi titik acuan yang baru
Y (X1, Y1)
nBLU
Kandidat titik step pertama
Ey Kandidat titik step kedua Ex
(X0, Y0)
nBLU<X>
X Bila step-size kecil (nBLUs 0) Bila step-size meningkat, pola peningkatan “stair-case” akan mudah terlihat
21
Interpolasi circular dengan nBLUs Prosedur
2.
Cari error (Ex, Ey) dari titik nBLU ke garis tangent
3.
Jika Ex < Ey, maka teruskan ke arah X dan update titik yang ada.
Jika Ex > Ey, maka teruskan ke arah Y dan update titik yang ada.
Jika Ex = Ey, maka teruskan ke salah satu arah dan update titik yang ada.
Lingkaran yang ada
Garis tangent pada (X1,Y1)
Garis tangent pada (X0,Y0)
Evaluasi gerak dan jangan melebihi titik akhir lingkaran dan berhenti. Kalau tidak lanjutkan step 4.
4.
Gambar garis antara titik pusat dan titik selanjutnya dari axis yang dipilih.
5.
Dapatkan garis tangent pada titik dimana lingkaran dan garis dan step 4. Kemudian kembali ke step 2.
Titik mula (X0, Y0)
Ey nBLU
Pada awal titik, coba dapatkan garis tangent
nBLU
1.
Ey
nBLU<X>
Ex
nBLU<X>
(X1, Y1) = (X0+nBLU, Y0)
22
11
n Chord method (circular interpolation) n Chord Method (major circle Diameter 1 inch) (1) Inner tolerance
t = 0.05 (in)
t = 0.01 (in)
(2) Outer tolerance
t = 0.05 (in)
t = 0.01 (in)
t = 0.005 (in)
(3) nBLU Method
n = 100BLU = 0.05 (in)
n = 10BLU = 0.005 (in)
23
Interpolator timing
P register
f
Ada dua cara untuk mendapatkan pulsa dalam interpolator
fr
Accumulator A Pulse divider
Menggunakan software dan hardware untuk membangkitkan sinyal pulsa Menggunakan timer
fr CNC
UpdownMotor Motor countercontrol
x - axis
feedback Base interupt clock x: fr y: fr
Pulsa diagram dihasilkan oleh pulsa divider. Jika menggunakan timer, nilai register juga akan digunakan untuk membagi clock frekuensinya.
Y
X
result A Pulse diagram
f
clock
Timer (p)
output
fr
N-bit wide Penggunaan timer untuk menghasilkan pulsa
24
12
Interpolator timing
Jika menggunakan timer, nilai register juga akan digunakan untuk membagi clock frekuensinya. Frekuensi output dan register value dapat diperoleh dengan
fr
P* f 2N
P
fr * 2N f
f clock
Timer (p)
output
fr
N-bit wide Penggunaan timer untuk menghasilkan pulsa
dimana: f = frekuensi input clock, Hz fr = frekuensi output N = panjang kalimat (word length), bits P = register value 25
Perhitungan jumlah pulsa Data : BLU f x y Vf N
= 0.001in. = 1 x 103Hz = 2in. = 3in. = 6in./min = 10
Solusi:
Vx
6 2
1 2 3 0.001* 60 2
2
Vy
63
1 2 3 0.001* 60 2
2
= 83.3BLU/s frx = 55.5 fry = 83.3
Px
55.5 210 57 1103
Py
83.3 210 85 1103
= 55.5BLU/s
26
13
Transduser
Position transducer
Digunakan pada sistem closedloop untuk feedback position Contoh di mesin NC adalah encoder, resolver, inductosyns. Semua informasi dikirim dalam sinyal elektrik
f
Resolver
Encoder
Ke
Dimana: frekuensi pulsa output, pulse/s (f) dan kecepatan input angular, rpm ()
Encoder inkremen
Selalu digunakan untuk mengukur perpindahan secara angular. Ada dua jenis encoder (inkremen & absolut) Output encoder absolut berupa kode biner yang menunjukkan posisi angular poros.
Sama dengan generator AC, berfungsi sebagai perangkat analog
Ke
v
Dimana: voltase AC ouput (v) dan konstanta revolver (Ke)
vt V sinwt w0 t 0
Inductosyns
Selalu digunakan pada transduser linear dan juga dapat digunakan pada pengukuran rotasi.
27
Transduser Encoder
Speed transducer
Yang biasa digunakan adalah tachometer
Kt
v
dimana: v = voltase output, volts = kecepatan angular poros, rad/s Kt = konstanta tachometer, volts/rad Tachometer 28
14
Control loops Open-loops control mechanism
Pada skema disamping, controller digunakan sebagai on-line processor dari program dan data agar dapat melaksanakan perintah spesifik untuk manipulasi mesin dan proses aktuator.
Tool Workpiece
Table
Prinsip open-loops juga berupaya menggunakan komputer sebagai manipulasi elektrik atau motor stepper elektrohidrolik untuk pengontrolan mesin perkakas
Lead screw
NC Control Logic
X
Stepping motor
Electric Pulse
29
Control loops Closed-loops control mechanism
Up-down counter
Mekanisme untuk melakukan tindakan koreksi yang membandingkan hasil data aktual dengan hasil data yang diharapkan. Pada sistem dibawah, menggambarkan sistem pengontrolan dimana pengontrol ditempatkan pada control-loop dengan mengumpulkan data dari sensor proses, menerima status referensi yang diharapkan (set point) dari operator, dan control loop diakhiri dengan perintah manipulasi yang menyebabkan perubahan spesifik dalam output proses.
DAC
comparator
Amp
DC Motor
Tacho meter
Gear box
Lead screw Encoder
Reference (desired position)
30
15
Power drives Penggerak tenaga:
Motor stepper
Tenaga hidrolik Tenaga elektrik
Tenaga hidrolik
Terdiri dari motor hidrolik, penggerak mula, pompa hidrolik (suplai tenaga hidrolik ke motor), motor elektrik (menggerakkan pompa), katup servo (mengontrol aliran fluida hidrolik). Biaya tinggi, bising, mudah terjadi kebocoran.
Merupakan aktuator elektromekanikal yang menterjemahkan sinyal elektrik ke sistem mekanikal yang baku. Pada gambar dibawah diilustrasikan cara kerja motor stepper untuk menggerakan kerja mekanik
Spindle Operator control
Tenaga elektrik
Motor stepper Motor DC
Electr onic Tape andContro tape reader l unit
Cutter Workpiece
Pulses from Electronic Control unit
Motion of the table
Work table Stepping motor Ball bearing nut
High precision Lead screw
• 31
Positioning Systems Gerakan posisi seperti tergambar
Y
Leadscrew (ACME screw thread) sebesar 20turns/in. Sistem penggerak dengan gain (g) encoder sebesar 500pulsa/rev. BLU dapat dihitung Pitch = P = 1/20thread/in. = 0.05threads/in BLU = P/g = (0.05in./rev)/ (500pulses/rev) = 0.0001in./pulse Bila kemampuan motor berputar sebesar 1300rpm, maka kecepatan gerak meja mesin (single-axis) dapat dihitung
C (45,75)
B (35,45)
75
(rpm)max = 1300rev/min Vmax = P*(rpm)max = (0.05in./rev) (1300rev./min) = 65in./min
Lama pergerakan sejauh 2.5inchi pada kelajuan 6in./min adalah V = s/t T = s/V = (2.5in.)/(6in./min) = 0.4167min=25s
Jumlah sinyal encoder yang seharusnya kembali adalah p = s/BLU = (2.5in.)/(0.0001in./pulse) = 25,000pulses
A (20,25) 45 25
X
20
35 45
Kelajuan pulsa adalah rp = p/t = 25,000pulses/25s = 1000pulses/s
32
16