Departemen Teknik Industri FTI-ITB
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi Dasar-dasar Numerical Control
Laboratorium Sistem Produksi www.lspitb.org ©2004
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Hasil Pembelajaran •
Umum Mahasiwa mampu untuk memahami cara pengendalian mesin NC, prinsip mesin NC, dasar perhitungan sudut, pemposisian serta pergerakan pada mesin NC.
•
Khusus Memahami dasar-dasar pengendalian mesin NC dan prinsip pergerakan mesin NC
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
2
1
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Perkembangan mesin Numerical Control (NC) • Era 1960-an mulai dipelajari oleh U.S. Airforce untuk • • • • • •
merancang komponen pesawat terbang. Kemampuan ini dapat menghemat biaya untuk pemesinan presisi berbentuk contour. Pada 1947, Parson mengemukakan ide pembuatan kurva data 3-axis secara otomatis dan menggunakan data untuk mengkontrol mesin. Parson menggunakan punched card untuk mengontrol posisi mesin. Pada 1949, Parson dan U.S. Airforce menciptakan prototipe programmable milling machine. Pada 1952, awal mulanya ditampilkan mesin milling NC “three-axis Cincinnati Hydrotel”. Dewasa ini, pasaran mesin NC di Amerika masih di dominasi oleh mesin buatan Jepang. TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
3
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Prinsip mesin NC
• •
• •
NC adalah pengontrolan mesin perkakas menggunakan pita berlobang (punched tape) atau program. NC dikembangkan oleh Electronic Industries Association (EIA) sebagai suatu sistem yang aktivitasnya dikontrol oleh data numerik yang diisikan pada beberapa titik. Sistem harus secara otomatis diterjemahkan pada pengendalian mesin dan sekurangkurangnya dengan porsi data tertentu. Suatu part program merupakan sekumpulan data numerik yang diperlukan untuk menghasilkan suatu komponen. TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
4
2
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Sistem mesin NC •
•
Sistem mesin perkakas NC terdiri dari Machine control unit (MCU) Mesin Perkakas
MCU terdiri dari Data processing unit (DPU), yang memproses pembacaan coded data dari tape atau media lain dan meneruskan informasi (arah gerakan, feed, dan kontrol fungsi tambahan) setiap axis ke CLU. Control-loops unit (CLU), mengoperasikan mekanisme gerakan mesin, menerima isyarat feed back tentang posisi aktual dan kecepatan gerak setiap axis dan menginformasikan kapan operasi pemesinan selesai dikerjakan.
MCU
Mesin Perkakas
DPU CLU
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
5
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
DPU dan CLU
•
•
Data processing unit (DPU), terdiri dari Perangkat data-input seperti paper tape reader, magnetic reader, RS-232-C port dan lainnya Data reading circuits dan parity-checking logic. Decoding circuits untuk pembahagian data bagi pengontrolan axis.
Control-loops unit (CLU), terdiri dari Suatu fungsi interpolator untuk memerintahkan perintah machine-motion antara data titik-titik bagi gerakan tool. Perangkat position-control-loops untuk semua gerakan axis (setiap axis mempunyai control-loops terpisah). Velocity-control loops, memerlukan kontrol feed. Deceleration dan backslash takeup circuits Kontrol untuk fungsi tambahan (coolant on/off, perubahan roda-gigi dan spindle on/off) TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
6
3
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Kode NC •
•
•
Kontrol gerakan mesin perkakas NC diperoleh secara lengkap dengan terjemahan kode NC ke perintah mesin Kode NC dikelompokkan: Perintah untuk pengontrolan komponen mesin secara individu seperti kontrol mesin on/off, pemilihan kecepatan spindle, tukar tool, kontrol coolant on/off Perintah pengontrolan gerakan relatif benda kerja dan tool (informasi axis dan perpindahan jarak pada setiap waktu).
Semua diterjemahkan ke machine-control melalui sistem electro-mechanical control.
NC Program
Execution system
Interpolator & servo control mechanism
Translator
Control logic
Power
Relay
Linear motion
Selenoid
7
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Komponen utama mesin NC
conduit Feedback “package”
Hydraulic motor
Hydraulic valve
Head
conduit
Hydraulic pipe leadscrew
Magnetics Control Cabinet Numerical Control System Or “Director”
Table conduit
Bed
Hydraulic reservoir
Motor
Machine Tool
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
8
4
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Klasifikasi NC
• • •
•
Motion control Point to point (PTP) Continuous (contouring) path
Control loops Open loop Closed loop
Power drives Hydraulic Electric Pneumatic
Positioning systems Incremental positioning Absolute positioning TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
9
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Motion control (point to point - PTP) •
Motion control PTP adalah pergeseran meja mesin atau spindle ke posisi tertentu dan pemesinan akan dimulai pada posisi tersebut.
•
Pada kasus drill, perlu dibuatkan lintasan pahat yang tidak mengenai benda kerja.
•
Setiap titik pada lintasan tersebut merupakan awal sebelum melakukan drilling (lihat gambar PTP motion control).
•
Beberapa kemungkinan lintasan tool untuk bergerak dari titik P ke titik Q (lihat gambar possible paths between two location)
PTP motion control
Possible paths between two location in a PTP NC system TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
10
5
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Motion control (continuous path) • Pada continuous path,
•
•
kontrol mesin menggerakan dua axis atau lebih secara simultan. Pengontrolan gerakan tool bergantung pada lintasan dan bukan terfokus pada tujuan (titik) akhir. Pemotongan : Tool akan menyentuh benda kerja Pemotongan dan tool path berpedomankan pada bentuk yang akan dibuat
Continuous-path control
11
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Motion control (continuous path – linear interpolation)
• • • • •
•
Pemotongan slot dilakukan dari arah kiri ke kanan dengan sudut 30o, Spindle atau meja bergerak sejauh 4.330in kearah kanan, dan keatas sebesar 2.500in. Gerakan diagonal dilakukan sejauh 5.000in. Pada pemotongan ini memerlukan dua motor penggerak bergerak secara simultan dengan dua kecepatan yang berbeda. Sistem contouring control ini lebih mahal dibandingkan dengan peralatan PTP. Pengontrolan laju lintasan adalah proposional dengan jarak perpindahan (∆x dan ∆y) yang disebut dengan linear interpolation. Vf adalah kecepatan gerakan, Vx dan Vy adalah kecepatan arah x dan y.
Vx =
Vy =
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
∆x ∆x + ∆y 2 2
Vf
∆y ∆x + ∆y 2 2
Vf 12
6
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Interpolasi sirkular •
NC selalu mencapai akurasi geometri bentuk komplek yang lebih baik dan harga sedikit lebih mahal dibandingkan konvensional
•
Interpolasi selalu menjadi timeconsuming jika dihitung secara manual.
•
Interpolasi sirkular selalu dikelompokkan pada
Inner tolerance (ti)
Outer tolerance (to)
Inner tolerance Outer tolerance Total tolerance
•
Total tolerance (tt)
Besar tolerance selalu dibandingkan antara kurva dengan garis aktual.
13
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Perhitungan sudut (θ ) • Inner tolerance cos
θ 2
=
R − ti R − ti ; maka : θ = 2 cos −1 R R
ti
θ 2
R (a) Inner-tolerance specification
• Outer tolerance to
θ 2
θ
R R cos = ; maka : θ = 2 cos −1 2 R + t0 R + t0
R (b) Outer-tolerance specification
• Total tolerance cos
θ 2
=
tt
θ 2
R − tt R − tt ; maka : θ = 2 cos −1 R + tt R + tt
R tt (c) Total tolerance specification
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
14
7
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Perhitungan sudut • Cara mendapatkan jumlah chord pada lingkaran atau kurva
Dengan titik pusat a,b dan radius R, maka
P3 P2
NCHORD =
360o
θ
P1
(a,b)
PNCHORD
Nilai integer dari jumlah chord
PNCHORD-1
+
⎛ 360o ⎞ ⎟⎟ NCHORD* = int ⎜⎜ ⎝ θ ⎠ Perhitungan sudut adalah
θ* =
(d) Convention for numbering chord
360o NCHORD*
15
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Controh perhitungan sudut • Untuk mencari koordinat pada lingkaran adalah sebagai berikut: x1 = a + R y1 = b
P3
x2 = a + R cos θ* y2 = b + R sin θ*
P2
(a,b)
x3 = a + R cos 2θ* y3 = b + R sin 2θ*
P1 PNCHORD PNCHORD-1
Secara umum untuk titik Pi adalah xi = a + R cos (i - 1) θ* yi = b + R sin (i - 1)θ*
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
16
8
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Interpolasi lain • Teknik mengukur interpolasi Chords : digunakan untuk variasi geometris (tidak tepat untuk perhitungan tolerance) nBLUs : berpedoman pada ukuran langkah atau step-size (pengukuran lebih mendekati ukuran sebenar)
• Teknik pengukuran interpolasi dengan nBLUs Straight-line interpolation Circular interpolation
• Pengukuran ini menggunakan segmen garis lurus dalam
melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain secara inkremen, f (x,y,z).
17
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Interpolasi straight-line dengan nBLUs Prosedur
•
• • •
Buat persamaan lintasan dari titik awal (X0,Y0) dan titik akhir (X1,Y1).
Kandidat titik step pertama
Y
Cari arah perpindahan
(X1, Y1)
Jika X1-X0>0, bergerak kearah X positip
Jika X1-X0<0, bergerak kearah X negatip
Jika X1-X0=0, tidak bergerak pada arah X
Untuk arah Y dapat dilakukan dengan cara yang sama
Dapatkan error (Ex, Ey)
nBLU
•
Ey Kandidat titik step kedua Ex
(X0, Y0) nBLU<X>
X Bila step-size kecil (nBLUs Æ 0) Bila step-size meningkat, pola peningkatan “stair-case” akan mudah terlihat
Evaluasi gerakan Update X0 dan Y0 menjadi titik acuan yang baru TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
18
9
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Interpolasi circular dengan nBLUs Prosedur
Lingkaran yang ada
1. Pada awal titik, coba dapatkan garis tangent 2. Cari error (Ex, Ey) dari titik nBLU ke garis tangent
Jika Ex > Ey, maka teruskan ke arah Y dan update titik yang ada.
Jika Ex = Ey, maka teruskan ke salah satu arah dan update titik yang ada.
Garis tangent pada (X1,Y1)
Garis tangent pada (X0,Y0)
3. Evaluasi gerak dan jangan melebihi titik akhir lingkaran dan berhenti. Kalau tidak lanjutkan step 4. Titik mula (X0, Y0)
4. Gambar garis antara titik pusat dan titik selanjutnya dari axis yang dipilih.
Ey nBLU
Jika Ex < Ey, maka teruskan ke arah X dan update titik yang ada.
nBLU
Ey
5. Dapatkan garis tangent pada titik dimana lingkaran dan garis dan step 4. Kemudian kembali ke step 2.
nBLU<X>
Ex
nBLU<X>
(X1, Y1) = (X0+nBLU, Y0)
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
19
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
n Chord method (circular interpolation) n Chord Method (major circle Diameter 1 inch) (1) Inner tolerance
t = 0.05 (in)
t = 0.01 (in)
(2) Outer tolerance
t = 0.05 (in)
t = 0.01 (in)
t = 0.005 (in)
(3) nBLU Method
n = 100BLU = 0.05 (in)
n = 10BLU = 0.005 (in)
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
20
10
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Interpolator timing • Ada dua cara untuk
P register
f
mendapatkan pulsa dalam interpolator
A Pulse divider
Menggunakan software dan hardware untuk membangkitkan sinyal pulsa Menggunakan timer
• Pulsa diagram •
fr
Accumulator
fr
Updown counter
x - axis
Motor control
Motor
CNC feedback Base interupt clock x: fr y: fr Y
dihasilkan oleh pulsa divider. Jika menggunakan timer, nilai register juga akan digunakan untuk membagi clock frekuensinya.
X
result A Pulse diagram
f
clock
Timer (p)
output
fr
N-bit wide Penggunaan timer untuk menghasilkan pulsa
21
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Interpolator timing • •
Jika menggunakan timer, nilai register juga akan digunakan untuk membagi clock frekuensinya. Frekuensi output dan register value dapat diperoleh dengan f clock
P* f fr = N 2 P=
Timer (p)
output
fr
N-bit wide
fr * 2N f
Penggunaan timer untuk menghasilkan pulsa
dimana: f = frekuensi input clock, Hz fr = frekuensi output N = panjang kalimat (word length), bits P = register value TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
22
11
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Perhitungan jumlah pulsa Data : BLU f ∆x ∆y Vf N
2
frx = 55.5 fry = 83.3
6× 2
1 2 + 3 0.001* 60 2
1 2 + 3 0.001* 60 2
= 83.3BLU/s
Solusi:
Vx =
6×3
Vy =
= 0.001in. = 1 x 103Hz = 2in. = 3in. = 6in./min = 10
2
Px =
55.5 × 210 = 57 1×103
Py =
83.3 × 210 = 85 1× 103
= 55.5BLU/s 23
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Transduser •
Position transducer
Digunakan pada sistem closed-loop untuk feedback position Contoh di mesin NC adalah encoder, resolver, inductosyns. Semua informasi dikirim dalam sinyal elektrik
•
ωÆ
Ke
Æf
Dimana: frekuensi pulsa output, pulse/s (f) dan kecepatan input angular, rpm (ω)
•
Resolver
Encoder Selalu digunakan untuk mengukur perpindahan secara angular. Ada dua jenis encoder (inkremen & absolut) Output encoder absolut berupa kode biner yang menunjukkan posisi angular poros.
Encoder inkremen
Sama dengan generator AC, berfungsi sebagai perangkat analog
ω Æ
Ke
Æv
Dimana: voltase AC ouput (v) dan konstanta revolver (Ke)
v(t ) = V sin[(w(t ) + w0 )t + φ0 ]
•
Inductosyns
Selalu digunakan pada transduser linear dan juga dapat digunakan pada pengukuran rotasi.
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
24
12
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Transduser Encoder
• Speed transducer Yang biasa digunakan adalah tachometer
ω Æ
Kt
Æv
dimana: v = voltase output, volts ω = kecepatan angular poros, rad/s Kt = konstanta tachometer, volts/rad
Tachometer
25
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Control loops Open-loops control mechanism Pada skema disamping, controller digunakan sebagai on-line processor dari program dan data agar dapat melaksanakan perintah spesifik untuk manipulasi mesin dan proses aktuator.
Tool Workpiece
Table
Prinsip open-loops juga berupaya menggunakan komputer sebagai manipulasi elektrik atau motor stepper elektrohidrolik untuk pengontrolan mesin perkakas
Lead screw
NC Control Logic
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
∆X
Stepping motor
Electric Pulse
26
13
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Control loops Closed-loops control mechanism
DAC
comparator
Up-down counter
Mekanisme untuk melakukan tindakan koreksi yang membandingkan hasil data aktual dengan hasil data yang diharapkan. Pada sistem dibawah, menggambarkan sistem pengontrolan dimana pengontrol ditempatkan pada control-loop dengan mengumpulkan data dari sensor proses, menerima status referensi yang diharapkan (set point) dari operator, dan control loop diakhiri dengan perintah manipulasi yang menyebabkan perubahan spesifik dalam output proses.
Amp
DC Motor
Tacho meter
Gear box
Lead screw Encoder
Reference (desired position)
27
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Power drives •
Penggerak tenaga:
Motor stepper
Tenaga hidrolik Tenaga elektrik
•
Tenaga hidrolik
Terdiri dari motor hidrolik, penggerak mula, pompa hidrolik (suplai tenaga hidrolik ke motor), motor elektrik (menggerakkan pompa), katup servo (mengontrol aliran fluida hidrolik). Biaya tinggi, bising, mudah terjadi kebocoran.
•
Tenaga elektrik Motor stepper Motor DC
Merupakan aktuator elektromekanikal yang menterjemahkan sinyal elektrik ke sistem mekanikal yang baku. Pada gambar dibawah diilustrasikan cara kerja motor stepper untuk menggerakan kerja mekanik
Spindle Cutter
Operator control
Electronic Control unit
Workpiece
Pulses from Electronic Control unit
Stepping motor
Motion of the table Work table
Ball bearing nut
High precision Lead screw
Tape and tape reader
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
28
14
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Positioning Systems Gerakan posisi seperti tergambar
• • •
•
Y
Leadscrew (ACME screw thread) sebesar 20turns/in. Sistem penggerak dengan gain (g) encoder sebesar 500pulsa/rev. BLU dapat dihitung Pitch = P = 1/20thread/in. = 0.05threads/in BLU = P/g = (0.05in./rev)/ (500pulses/rev) = 0.0001in./pulse
C (45,75)
Bila kemampuan motor berputar sebesar 1300rpm, maka kecepatan gerak meja mesin (single-axis) dapat dihitung
B (35,45)
75
(rpm)max = 1300rev/min Vmax = P*(rpm)max = (0.05in./rev) (1300rev./min) = 65in./min
•
Lama pergerakan sejauh 2.5inchi pada kelajuan 6in./min adalah V = s/t T = s/V = (2.5in.)/(6in./min) = 0.4167min=25s
•
Jumlah sinyal encoder yang seharusnya kembali adalah p = s/BLU = (2.5in.)/(0.0001in./pulse) = 25,000pulses
•
Kelajuan pulsa adalah
A (20,25) 45 25
X
20 35
rp = p/t = 25,000pulses/25s = 1000pulses/s
TI-3222: Otomasi Sistem Produksi - 8
45
29
15