The Role Of Editor In Mission On Vacation Television Program Yanuar Gemilang Pau Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480. Telp. (62-21) 534 5830,
[email protected] Yanuar Gemilang Pau, Indra Prawira, S.P., M.I.Kom
Abstract Research explains the role of editor through the very beginning process until the last part on the making of television program Mission On Vacation. The editor point of view within the Mission On Vacation television program is explaining the editing process by the making of final project-based from the data collecting called Forum Group Discussion. Final project-based analyzing had made from broadcasting procedure, particularly from editing process by using few fundamental technics that does exist. And so, it can be applied in this final project. The editing works also had been added with the new techniques such as continuity editing and compilation editing. For example, there goes the using of attractive font model for this program. Overlay transition is a proper way to fascinate video. Editing by rhytm is the technique that I use to make the living tone, and also the metronome for the scene and music that come along during the video. Keywords : editing process by using few fundamental technics, continuity editing and compilation editing, Editing by rhythm Abstrak Penelitian menjelaskan peran editor melalui proses-proses dari awal hingga akhir pembuatan program acara televisi Mission On Vacation. Penelitian menurut sudut pandang editor dalam program Mission On Vacation adalah menjelaskan proses editing dengan membuat tugas karya akhir berdasarkan teknik pengumpulan data Focus Group Discusion. Analisis hasil karya sudah dibuat sesuai dengan prosedur ilmu broadcasting berdasarkan sudut pandang seorang editor, menggunakan berbagai teknik dasar editing yang sudah ada sehingga mempunyai dasar teknik yang digunakan untuk mengaplikasikan didalam tugas karya akhir. Ditambah dengan menggunakan teknik-teknik baru seperti editing kontinuitas dan juga editing kompilasi, misalnya menggunakan efek-efek dan menggunakan font yang menarik dalam Mission On Vacation. Transisi overlay adalah salah satunya untuk mempercantik gambar. Selain itu, menggunakan teknik editing by rhythm, editing menggunakan berdasarkan ketukan dari sebuah lagu sehingga menjadi
satu kesatuan scene yang bervariasi dengan menggunakan musik yang ditentukan sesuai dengan kondisi dalam scene. (YN) Kata Kunci : Teknik dasar Editing, editing kontinuitas dan kompilasi, Editing By Rhythm
Pendahuluan Mayoritas stasiun televisi yang menyajikan program traveling selalu menampilkan keindahan, keunikan, dan kemonotonan dari tempat–tempat yang mereka bahas. Beberapa contoh program feature yang saat ini ditayangkan oleh pihak televisi swasta yaitu Celebrity on Vacation, Koper Dan Ransel, Jalan-Jalan Men dan Amazing Race. Program Celebrity on Vacation pada hakikatnya merupakan program traveling yang mengambil lokasi wisata traveling di dalam negeri maupun di luar negeri, program traveling ini pada hakikatnya hampir sama dengan program features travelingpada umumnya. Dalam tugas karya akhir ini tim produksi akan membuat sebuah program feature dengan nama program Mission On Vacation. Pada hakikatnya program feature adalah karya jurnalistik yang disisipkan dengan unsur artistik pada pengemasan programnya. Menurut Richard Wainer dalam Barus (2010), feature merupakan sebuah artikel karangan yang lebih ringan dan umum mengenai human interest atau gaya hidup ketimbang straight news yang ditulis dari peristiwa yang masih hangat. Begitu pula dengan definisi feature menurut Julian Harris dalam dalam Barus (2010), pembuatan feature selalu diberikan penekanan pada human interest atau daya tarik kemanusiaannya. Pengemasan pada sebuah program feature tidaklah baku dan kaku seperti pada program berita.
Banyaknya program feature perjalanan yang sudah ada pada stasiun-stasiun televisi. Menandakan adalah program traveling adalah program unggulan. Mission On Vacation adalah program
feature
traveling yang memadukan antara feature perjalanan dengan program tayangan gamedan menambahkan sedikit feature tips. Selama ini konsep traveling sering dipahami sebagai kegiatan jalan-jalan yang kesannya penuh dengan liburan yang memerlukan uang yang banyak, sehingga menjadi hambatan ketika ingin berlibur dengan dana yang terbatas. Liburan hemat menjadi salah satu poin penting ketika kita ingin berlibur namun. Sebenarnya arti dari hemat ialah liburan yang tidak menggunakan sembarangan uang dan tidak menghambur-hamburkan uang. Liburan hemat atau tidak boros bisa diartikan bagaimana kita menggunakan uang namun kepada seefektif mungkin dan lebih kepada bagaimana kita mengatur keuangan kita agar tidak terjadi pemborosan. Padahal esesnsi dari perjalanan traveling yang utama bukan pada sekedar liburan, tetapi pada kemandirian dan keleluasaan seseorang untuk mengeksplorasi jati diri pada destinasi atau tempat wisata. Perjalanan ala traveler adalah perjalanan untuk memenuhi passion dari diri sendiri, mengangkatkehidupan dan semangat kemandirian menjelajah setiap sudut tempat yang ada di Indonesia. Mission On Vacation merupakan program yang menyajikan sebuah tantangan yang tidak terduga untuk mengeksplorasi dan mengulas setiap keindahan alam dan budaya di setiap tempat yang dikunjunginya. Dengan disertai dengan
unsur game didalamnya, dengan adanya tantangan dalam didalam program tersebut.Serta menjadikan kita untuk selalu bersahabat dengan alam sekitar, menghargai setiap kebudayaan yang beragam dan menagajarkan untuk selalu menjaga keragaman masyarakat. Melalui tugas karya akhir tim produksi khususnya editor menciptakan hal artistik secara visual dalam editing dan juga mixing. Dengan peoses cut in dan cut off yang baik dan yang benar, hal ini akan menghasilkan tayangan video yang menarik. Editor tidak hanya menggabungkan satu sama lain saja tetapi di butuhkan cut yang pas supaya menciptakan alur cerita yang logis dan mudah di cerna oleh audiens. Seperti transisi yang menarik agar tayangan yang di ciptakan tidak terlihat monoton. Selain Editing, Mixing sangat dibutuhkan untuk membuat tayangan lebih berwarna. Mixing adalah sebuah proses penggabungan audio dan video agar menciptakan komposisi yang seimbang antara gambar video yang di tampilkan dan suara yang dikeluarkan. Jadi Editor tidak hanya menggabungkan satu sama lain saja tetapi di butuhkan cut yang pas supaya menciptakan alur cerita yang logis dan mudah di cerna oleh audiens. Seperti transisi yang menarik agar tayangan yang di ciptakan tidak terlihat monoton. Selain Editing, Mixing sangat dibutuhkan untuk membuat tayangan lebih berwarna. Mixing adalah sebuah proses penggabungan audio dan video agar menciptakan komposisi yang seimbang antara gambar video yang di tampilkan dan suara yang dikeluarkan. Agar sebuah tayangan tidak terlihat kaku maka proses mixing di tambahkan effect-effect yang dapat membangun suasana dan menyentuh sisi emosi audiens. Dalam Program Mission On Vacation sebagai Editor melakukan editing pada saat menerima hasil-hasil rekaman video (offline) yang di buat menjadi sebuah satu video yang sudah matang (online) dalam proses pembuatan program Mission On Vacation. Dalam proses editing pertama Editor akan membuat Opening program, supaya program terlihat menarik dan tidak terlihat monoton. Transisi yang baik juga sangat dibutuhkan agar menciptakan visualisasi gambar yang menarik. Dalam proses mixing akan di tambahkan effect seperti Sound Fx, Music, Voice Over.
Tujuan Pembuatan Program -
Mengubah pandangan masyarakat mengenai program dengan unsur edukasi yang dianggap membosankan menjadi suatu program yang menarik dan menghibur.
-
Memberikan perhatian terhadap sektor pariwisata di Indonesia dan tetap melestasrikan alam serta kebudayaannya
-
Menginformasikan seputar traveling yang notabene memerlukan biaya banyak, namun program ini mengedukasi bahwa berjalan-jalan tidak selalu memerlukan biaya yang lebih. Hal ini dapat menjadi pembelajaran serta hiburan.
-
Memperlihatkan hasil shooting yang dapat membangkitkan aspek emosional dari audiens yang menonton program “Mission On Vacation” serta memberikan tampilan gambar dengan tone warna yang pas.
Manfaat Dalam melakukan penelitian terdapat manfaat akademis, manfaat praktisi, dan manfaat bagi masyarakat umum
1.
Manfaat Akademis •
Menggali lebih dalam dunia videography pada sebuah program acara televisi yang di kemas secara unik dan menarik.
•
Secara akademis editor berharap agar program ini dapat memberi inspirasi dan memperkuat imajinasi untuk meng eksplorasi kehidupan agar lebih mempunyai nilai.
•
Dan juga memberikan penjelasan
nyata mengenai beberapa mata
kuliah broadcasting seperti, pengantar jurnalistik, dasar–dasar produksi siaran televisi, produksi siaran radio dan televisi, keproduseran dan program acara, dan tentunya mata kuliah audio dan video editing. 2. Manfaat Praktis •
Bagi para praktisi, karya akhir ini bermanfaat di dalam memperluas pengetahuan tentang cara mengedit hasil gambar yang baik dan benar.
•
Bagi audiens atau peneliti lain, penelitian ini bisa memperluas dan memperkaya para audiens atau peneliti lain tentang program berjenis traveling dan tugas akhir yang berjenis program feature.
3. Masyarakat Atau Umum •
Bagi manfaat sosial, karya akhir ini bermanfaat bagi masyarakat yang menyukai traveling dan ingin mencoba hal yang baru. Dan menjadi acuan program feature tentang traveling yang menarik dan banyak diminati masyarakat/publik.
METODE PELAPORAN Menurut Sugiyono di tahun 2012, langkah langkah penggunaan Metode Research and Development (R&D) ini ialah sebagai berikut : 1. Potensi dan Masalah
Penelitian berangkat dari potensi atau masalah. Untuk pembuatan program traveling yang berjudul Mission On Vacation, potensi yang ada ialah bahwa penonton program televisi Indonesia masih banyak peminatnya. Oleh karena itu penulis dan rekan pun berencana membuat sebuah program traveling yang memiliki kemasan baru. 2. Mengumpulkan Informasi
Setelah mengetahui potensi yang terdapat di dalam program travelling. Penulis dan rekan pun mengumpulkan informasi dengan melihat kondisi yang ada sekarang, kalau program travelling memiliki banyak peminat. Menurut Irawati Pratignyo sebagai Managing Director Media Nielsen Indonesia yang dikuti di dari TEMPO.CO pada Rabu, 6 Maret 2015, bahwa penonton Indonesia masih menghabiskan 24 persen dari total jam menonton mereka, selama setahun, untuk menyaksikan sinetron. "Atau sekitar 197 jam”. Berdasarkan informasi tersebut penulis dan rekan pun ingin membuat program drama serial dengan kemasan baru sehingga dapat memberikan pilihan kepada penonton Indonesia
3. Desain Produk Produk yang dapat dihasilkan dalam penelitian Research and Development bermacam-macam. Untuk produk atau karya yang akan penulis dan rekan buat ini ialah sebuah program travelling. Penulis dan dua rekan pun mulai merancang rangka dari program drama serial yang akan dibuat. Rancangan awalnya ialah pembuatan cerita. Desain produk ini masih berupa ide cerita dan skrip awal Mission On Vacation. 4. Validasi Produk
Di tahap ini ialah melihat kembali desain produk yang telah dibuat sebelumnya lalu dibandingkan dengan rancangan yang sudah ada sebelumnya apakah lebik baik dari yang sudah ada sebelumnya atau tidak. Untuk mengecek validasi dari program yang akan dibuat, kami menggunakan Focus Group Discussion. Penulis dan rekan berdiskusi dengan 10 orang yang memiliki latar belakang berbeda dalam membahas pembuatan drama serial ini. Tujuan penggunaan metode Focus Group Discussion ialah untuk memahami sikap dan perilaku khalayak. Hasil diskusi yang kami dapat ialah program traveling yang menarik adalah yang menghibur, mempunyai ciri khas atau berbeda dalam menyampaikan berbagai informasi dan pesan–pesan yang ingin disampaikan. Menurut para peserta FGD, kualitas gambar dan pengambilan dari sudut-sudut tertentu dapat menarik minat seseorang. Selain itu tingkat kepuasan audience dapat dilihat dari tidak dapat dipisahkannya sebuah program traveling dengan destinasi alam dan kebudayaan di setiap sudut kota di Indonesia, sehingga program traveling yang baik adalah yang mampu menyatu dengan konsep program dan pengambilan gambar yang komunikatif terhadap pemirsanya. Kemudian para peserta FGD menginginkan adanya program features dengan mengedepankan destinasi dan tempat-tempat pariwisata yang dapat disajikan dalam bentuk edukatif dan menghibur. 5. Perbaikan Desain
Setelah dilakukan validasi dengan orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda. Penulis dan rekan banyak mendapat saran dalam membuat karya ini. Saransaran tersebutlah yang menjadi acuan penulis dalam menyelesaikann karya ini. 6. Uji Coba produk
Setelah mendapatkan saran dan dilakukan perbaikan. Karya yang telah dibuat tidak lansung disebarkan namun diperlihatkan kepada beberapa orang untuk
mendapatkan informasi apakah program drama serial tersebut masih ada kekurangan atau tidak. 7. Revisi Produk
Berdasarkan dari hasil uji coba produk terhadap beberapa orang tersebut terdapat informasi mengenai karya yang kami buat. Revisi pun kembali dilakukan agar karya yang kami buat mendapatkan hasil yang sempurna. 8. Uji Coba Pemakaian
Karya yang telah kami buat pun kami tayangkan di saat screening. Hal ini agar kami mendapatkan memberikan tanggapan yang lebih banyak yang berguna untuk penyelesaian akhir dari program Mission On Vacation ini. 9. Revisi produk
Revisi yang kedua kalinya ini ialah untuk mengevaluasi hasil akhir dari program Mission On Vacation. Hal ini bertujuan untuk penyempurnaan dan pembuatan karya baru lagi. 10. Pembuatan Produk Massal Di tahap akhir ini karya yang telah dibuat ditayangkan di YouTube. Mengapa kami tayangkan di YouTube, dikarenakan ini merupakan sosial media yang gratis dan mudah penggunaannya. Melakukan teknik pengumpulan data dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) riset ini untuk memahami sikap dan perilaku khalayak. Biasanya terdiri dari 6-12 orang yang secara bersamaan dikumpulkan (Rachmat Kriyantono, Ph.D 2006).
Terdapat tiga alasan yang dikemukakan Irwanto (2006: 3-6) perlunya melakukan FGD, yaitu alasan filosofis, metodologis, dan praktis :
Alasan Filosofis - Pengetahuan yang diperoleh dalam menggunakan sumber informasi dari berbagai latar belakang pengalaman tertentu dalam sebuah proses diskusi, memberikan perspektif yang berbeda dibanding pengetahuan yang diperoleh dari komunikasi searah antara peneliti dengan responden. - Penelitian tidak selalu terpisah dengan aksi. Diskusi sebagai proses pertemuan antarpribadi sudah merupakan bentuk aksi. Alasan Metodologis - Adanya keyakinan bahwa masalah yang diteliti tidak dapat dipahami dengan metode survei atau wawancara individu karena pendapat kelompok dinilai sangat penting. - Untuk memperoleh data kualitatif yang bermutu dalam waktu relatif singkat. - FGD dinilai paling tepat dalam menggali permasalahan yang bersifat spesifik, khas, dan lokal. FGD yang melibatkan masyarakat setempat dipandang sebagai pendekatan yang paling sesuai. Alasan Praktis Penelitian yang bersifat aksi membutuhkan perasaan memiliki dari objek yang diteliti- sehingga pada saat peneliti memberikan rekomendasi dan aksi, dengan mudah objek penelitian bersedia menerima rekomendasi tersebut. Partisipasi dalam FGD memberikan kesempatan bagi tumbuhnya kedekatan dan perasaan memiliki.
Tujuan dari melakukan teknik pengumpulan data dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) riset ini untuk memahami sikap dan perilaku khalayak. Biasanya terdiri dari 6-12 orang yang secara bersamaan dikumpulkan (Kriyantono, 2006). Penulis melemparkan 7 pertanyaan tentang topik yang dipersiapkan untuk didiskusikan terhadap 6 orang partisipan yang tidak saling mengenal sebelumnya dan di kumpulkan dalam satu tempat secara bersamaan. Penulis melemparkan 7 pertanyaan tentang topik yang dipersiapkan untuk didiskusikan terhadap 6 orang partisipan yang tidak saling mengenal sebelumnya dan di kumpulkan dalam satu tempat secara bersamaan di Pavilliun 28.
HASIL KARYA Dalam Tugas Karya Akhir ini adalah menghasilkan sebuah tayangan features traelling berdurasi 17 menit dengan judul “MISSION ON VACATION”.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Program features traveling Mission On Vacation bukanlah sebuah program yang sempurna di dalam tahap pembuatannya. Banyak hal yang harus diperbaiki didalam proses produksi Mission On Vacation. Dimulai dari proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Pada tahap pra produksi tim produksi mengalami beberapa kendala yang harus dihadapi. Kendala awal yang harus tim produksi temui adalah survey peralatan syuting. Banyaknya peralatan syuting yang dibutuhkan membuat tim produksi harus berkali – kali melakukan survey ke beberapa toko penyewaan alat syuting. Banyak hal yang harus tim produksi kaji sebelum menyewa peralatan syuting. Beberapa pertimbangan seperti biaya yang dibutuhkan serta bagaimana kualitas dari peralatan yang disewakan harus tim produksi fikirkan secara baik. Selain itu tim juga harus menentukan kamera seperti apa yang harus digunakan. Akomodasi juga menjadi hal yang perlu diperhatikan di dalam membuat program traveling. Tim produksi mengalami kendala ketika kesulitan mendapatkan hotel untuk basecamp crew dan tim produksi di Jogjakarta. Seharusnya dari jauh-jauh hari hotel sudah harus di booking oleh tim produksi. Tim produksi juga menemui beberapa kendala saat proses produksi berlangsung. Manajemen waktu yang kurang baik membuat tim hanya memiliki waktu yang sempit dalam melakukan syuting.
Sebelumnya tim produksi juga ingin mengangkat tempat-tempat wisata di Jogjakarta yang masih jarang dikunjungi, dan diluar dugaan tim ternyata tempat wisata yang saya jadikan lokasi syuting cukup sulit untuk dicapai. Hal ini juga yang menyebabkan tim harus fleksibel dalam mengatur jadwal syuting yang tidak sesuai dengan rencana awal. Kendala cuaca juga menjadi tantangan tersendiri bagi Editor secara personal. Pencahayaan dan temperatur sumber cahaya yang berubah-ubah hanya dalam sekian menit membuat tim produksi harus dengan cepat menyesuaikan settingan kamera dengan keadaan yang ada. Kondisi cuaca yang tidak menentu yang melanda di Jogjakarta juga membuat tim terkendala untuk melakukan beberapaa adegan syuting karena seringnya intensitas hujan yang turun. Proses pasca produksi menjadi tahapan yang tidak kalah rumitnya dengan dua tahapan sebelumnya. Tim produksi bersama dengan Produser dan Camera Personmenentukan scene demi scene yang dipergunakan untuk menciptakan sequence.Editor juga berperan membantu proses syuting berlangsung bersama Produser dan Camera Person dalam membantu monitoring dan memberi masukan pada program features travelling Mission On Vacation.
Saran Evaluasi yang paling mendasar adalah membaca ulang storyline atau storyboard. Crew lapangan yang paling mengetahui kondisi dan keadaan lokasi shooting, selalu berdiskusi dengan DOP agar dapat menentukan komposisi gambar seperti apa yang akan diambil. Tim produksi berharap agar program ini dpat diterima dengan baik oleh masyarakat. Tim produksi juga memiliki tujuan agar program ini dapat menjadi sebuah batu sandungan bagi masyarakat agar tidak hanya menonton acara yang menghibur semata akan tetapi bagaimana masyarakat lebih selekitf di dalam memilih program acara televisi yang informatif, edukatif, dan juga menghibur. Camera person juga berharap dapat menyajikan sebuah program acara televisi yang menarik dan baik dilihat dari segi visual.
REFERENSI Buku barus, s. w. (2010). jurnalistik. erlangga. Bungin, B. (2006). Sosiologi Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. Fachruddin, A. (2012). Dasar-dasar Produksi Televisi. KENCANA PRENADA MEDIA GROUP. Heryandi, H. (2003). Tutorial Adobe Premiere Pro. IlmuKomputer.com. Kriyantono, R. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Prenada Media Group. Mascelli, J. V. (2005). The 5 C's Of Cinematography. Silman James Press.
Nugroho, S. (2014). Teknik Dasar Videografi. Andi Publisher. Pace, R. W., & Feules , D. F. (2010). Komunikasi Organisasi. PT Remaja Rosdakarya. Pringle, P. K. (2006). Electronic Media Management. Elsier. West, R., & Turner, L. H. (2009). Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta Salemba Hamunika. Zettl, H. (2009). Television Production Handbook (Tenth Edition). WADSWORTH CENGAGE Learning.
RIWAYAT PENULIS Yanuar Gemilang Pau, lahir di kota Jakarta pada tanggal 1 Januari 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara jurusan Marketing Communication peminatan Broadcasting pada tahun 2015.