Gesture
THE EXISTENCE OF MONCAK DANCE IN SOUTH TAPANULI COMMUNITY INA REFIDA DAULAY Department of Dance Education ABSTRACT This research is astudy on theexistence ofDanceMoncakcommunity SouthTapanuli. The purposeof this studywas to describe theexistence ofDanceMoncakcommunitySouthTapanuli.Inthe discussion ofthis study, usedthe theoriesrelatedto the topicof writing,such asunderstandingMoncakDance, DanceMoncakhistoryandtheoryof existence.The methods used todiscussthe existence ofDanceMoncakinSouthTapanuliSocietyisa qualitative descriptive method. The populationin this studyas well as asample, including traditional leaders, artistsanddancers. Collection techniquesincludeliterature studies, interviews, observationanddocumentation.Based on the research which had held, it was known that Moncak Dance in South Tapanuli community was a chronology of an event of someone called Siraja Lottung who fight with tiger. Until now, it was not known the existence of Moncak dance in South Tapanuli start in what century. It is not found yet the scripture about the beginning of Moncak dance in South Tapanuli community. However the elders and Art Figure of South Tapanuli community said that Moncak was exist before the arrival of Islam in South Tapanuli about 800 AD. In 1960 until 1980, Moncak was held as entertainment and introduced to people of South Tapanuli. Nowaday the opponent of Moncak dancer was not tiger anymore, but human that is Moncak dancer. After the development of era, Moncak was held become a dancing that is Moncak dance that has plot and accompanied by music, where the community of South Tapanuli themselves didn’t know who made Moncak becomes a dance. Moncak dance event often took place in large field on Idul fitri as people entertainment. This event done in afternoon at first day of Idul fitri for a week. There are several young people called Pemoncak ( the one who expert in Moncak dance ). Key Word: The existence of Moncak dance
i
Gesture
pada Tari Moncak memiliki alur
PENDAHULUAN Tapanuli Selatan adalah salah
cerita dan musik pengiring tari yang
satu etnis yang bertempat di provinsi
berfungsi
Sumatera Utara. Tapanuli Selatan
suasana.Dari beberapa kesenian yang
memiliki
daerah
terdapat pada masyarakat Tapanuli
pegunungan, dataran rendah dan
Selatan maka penulis sangat tertarik
dataran tinggi. Keadaan alam yang
dengan Tari Moncak. Tari Moncak
bervariasi
dimanfaatkan
ditarikan dengan memakai busana
masyarakat dan pemerintah untuk
silat Tapanuli Selatan bewarna hitam
mengelola
lahan
yang mengibaratkan tanah hitam
perkebunan,
dan
keadaan
ini
pertanian, persawahan.
Kabupaten
Tapanuli
merupakan
daerah
sehingga
sebagai
Padang
sering
dengan judul “EKSISTENSI TARI
Masyarakat
MONCAK PADA MASYARAKAT TAPANULI SELATAN”.
Lawas,
dan Landasan Teori Untuk membahas Eksistensi
kesenian dan upacara adat.Kesenian
Tari
dan
Tapanuli
yang beragam
warisan
ini
tertarik untuk meneliti tarian ini
juga mempunyai berbagai macam
merupakan
tari
Angkola,
Mandailing Natal. Tapanuli Selatan
upacara
Melihat
berkembang dari tujuannya , penulis
Angkola. Berbeda dengan daerah Sepirok,
subur.
penambah
Selatan
masyarakatnya
dikatakan
yang
sebagai
pada
Selatan,
masyarakat
maka
penulis
leluhur
menggunakan teori Eksistensi dari
masyarakat Tapanuli Selatan yang
Abidin Zaenal sebagai teori utama
diwariskan secara turun temurun dari
dan juga teori Bentuk Penyajian dari
generasi
Hermin.
kegenerasi
dari
ini
Moncak
dan
masih
dilaksanakan sampai sekarang.Tari pada masyarakat Tapanuli Selatan
Lokasi dan Waktu Penelitian
dapat dibagi dalam tiga bentuk yaitu
Sesuai
dengan
judul
Moncak, Tortor, Sarama.Tari Mocak
penelitian Eksistensi Tari Moncak
adalah tari yang menggambarkan
Pada Masyarakat Tapanuli Selatan)
bentuk seni bela diri yang dimana
maka penelitian dilaksanakan di
1
Gesture
Tapanuli
Selatan
tepatnya
di
sosial
Kelurahan Sitinjak. Waktu penelitian
dan
memberi
gambaran,
keterangan serta uraian.
dilaksanakan pada bulan Oktober hingga bulan Desember 2015.
ISI Masyarakat Tapanuli Selatan Masyarakat Tapanuli Selatan
Populasi dan Sampel dimana
Populasi
pada
masyarakat
nenek
Populasi dalam penelitian ini
moyang dengan anutan kepercayaan
adalah para seniman dan tokoh-tokoh
Animisme, sangat erat hubungannya
budaya masyarakat serta pelaku tari
dengan adat, sehingga adat tidak
Moncak tersebut.
dapat
Sampel
kepercayaan. Berbuat menurut adat,
Sampel dalam penelitian ini
dipisahkan
adalah merupakan perintah dalam
adalah keseluruhan populasi yang
kepercayaan adat.
mengetahui dan terlibat dalam tari
untuk mempertahankan adat
Moncak tersebut.
istiadatnya, Selatan
yang
pengumpulan
dilakukan
adalah
masyarakat
Tapanuli
memberlakukan
dan
memiliki beberapa upacara-upacara
Teknik Pengumpulan Data Teknik
dengan
data
adat
sebagai
yang
dijadikan
sebuah
kebiasaan secara terus menerus di
berikut:
dalam sebuah kegiatan yang sesuai
1.
Studi kepustakaan
dengan sistem kekerabatan Dalihan
2.
Observasi
Na Tolu yang dianut masyarakatnya,
3.
Wawancara
antara lain upacara pernikahan (horja
4.
Dokumentasi
godang), upacara kematian (horja siluluton), (mengupa).
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini data yang
digunakan
deskriptif
adalah
kualitatif
analisis dimana
penelitian ini sesuai dengan fakta
2
upacara
syukuran
Gesture
Sejarah
tari
Moncak
dihutan
pada
terkadang
masyarakat Tapanuli Selatan Berdasarkan dengan
Adam
hasil
wawancara
Hingga
pemburuannya
sampai pada
itu
berhari-hari.
suatu
hari
Siraja
(11
Lottung sedang berburu dan bertemu
November 2015) wawancara , salah
dengan seekor babiat (harimau), lalu
satu
Siraja
penggiat
Simatupang
dan
budaya
Tapanuli
Lottung
itupun
bertarung
Selatan, Moncak masuk kewilayah
dengan babiat (harimau) tersebut.
suku Mandailing yaitu Mandailing
Pada
Julu,
Lottung dapat mengalahkan dan
Mandailing
Godang,
dan
akhir
pertarungan,
Siraja
Mandailing Angkola yang sekarang
menundukkan
ini
Tapanuli
(harimau) itu. Dalam pertarungan
Selatan. Dalam budaya Tapanuli
Siraja Lottung tidak akan membunuh
Selatan, Moncak lebih melekat pada
babiat (harimau), ini dikarenakan
rangkaian profesi Tapanuli Selatan
masyarakat
yang khususnya di acara horja
mempercayai
(pesta)
(harimau)
masuk
kewilayah
perkawinan
masyarakat
seekor
babiat
Tapanuli
Selatan
bahwa
babiat
adalah
binatang
yang
Tapanuli Selatan.
disucikan.
Moncak merupakan warisan dari
Pada saat pertarungan berlangsung
seorang datuk atau dukun Seribu
tanpa
Raja yang mempunyai boru (marga)
memperhatikan
Rambe yang bernama Siraja Lottung
(harimau) tersebut, sehingga Sirajja
yang bersahabat dengan sembilan
Lottung menjadikannya sebuah juruh
temannya yang mempunyai marga
yaitu jurus babiat (harimau). Setelah
Sinaga,
bertarung
Situmorang,
Pandiangan,
sengaja
dengan
Siraja
Lottung
gerak
babiat
seekor
babiat
Nainggolan, Simatupang, Aritonang,
(harimau), Siraja Lotung kembali
Siregar, Sihombing, dan Simamora.
untuk berburu hingga pada akhirnya
Siraja Lottung sangat disegani dan
Siraja Lottung mendapat buruannya
ditakuti oleh masyarakat setempat
yaitu binatang rusa dan burung.
karena Siraja Lottung mempunyai
Setelah
ilmu mistik dan pandai berkelahi.
Siraja Lotung kembali kerumahnya
Siraja
dan Siraja Lottung tidak membuang-
Lottung
sering
berburu
3
puas
dengan
buruannya
Gesture
buang waktu, Siraja Lottung terus
melindungi
berlatih dengan jurus yang baru
perkampungan saja, tetapi sebagai
diperoleh oleh babiat (harimau) dan
bahan
tidak hanya itu saja Siraja Lottung
Tapanuli
sering juga memperhatikan binatang-
Lottung dan kesembilan temannya
binatang lain seperti ular, linta,
yang bermarga Sinaga, Situmorang,
burung elang, dan lain sebagainya
Pandiangan,
yang
Simatupang,
akan
dijadikannya
sebagai
diri
dan
hiburan
bagi
Selatan
menjaga
masyarakat
dimana
Siraja
Nainggolan, Aritonang,
Siregar,
jurus-jurus yang hebat.
Sihombing, dan Simamora tersebut
Karena dikampung tersebut banyak
sering mengadakan atraksi hiburan
binatang-binatang buas dan juga para
dengan melawanbabiat (harimau),
pendatang dari daerah lain yang
dengan syarat tidak diperbolehkan
sering mengganggu perkampungan
membunuh binatang tersebut yaitu
tersebut. Siraja Lottung sadar bahwa
babiat (harimau). Ini dikarenakan
tidak akan sanggup menghadapi
pada masyarakat Tapanuli Selatan
dengan seorang diri saja. Siraja
mempercayai
Lottung memutuskan untuk memberi
(harimau)
jurus-jurus yang dimilikinya kepada
disucikan.
kesembilan
temannya
yang
Tempat hiburan bertarungnya Sirajja
mempunyai
marga
Sinaga,
Lottung dan Kesembilan Temannya
Situmorang,
Pandiangan,
tersebut
bahwa
adalah
babaiat
binatang
ditempat
yang
benteng
Nainggolan, Simatupang, Aritonang,
(perbatasan)
Siregar, Sihombing, dan Simamora.
pertarungan
Dengan
kesembilan
selama ± setengah hari. Pada saat
teman ini dapat membantu Siraja
akan diadakannya pertarungan, pasti
Lottung dalam melindungi daerah
berita tersebut akan menyebar luas
atau perkampungan mereka dari
dari desa yang satu kedesa yang lain
gangguan binatang buas dan para
dan
pendatang dari daerah lain. Hingga
berbondong-bondong untuk melihat
pada akhirnya dengan berjalannya
atraksi hiburan manusia melawan
waktu
harimau. Karena kehebatan Siraja
tujuan
bukan
agar
hanya
untuk
4
sawah, tersebut
masyarakat
dimana berlangsung
setempat
akan
Gesture
Lottung dan kesembilan temannya
Masyarakat Tapanuli Selatan yaitu
tersebut,
Siraja
sehingga
banyak
para
Lottung
dan
kesembilan
pemuda tertarik untuk mempelajari
temannya yang bermarga Sinaga,
ilmu bela diri dengan jurus-jurus
Situmorang, Pandingan, Nainggolan,
yang hebat. Dan pada akhirnya para
Simatupang,
pemuda
Sihombing, Simamora. Dan mereka
tersebut
dinamakan
pamoncak (pemain Moncak).
Aritonang,
Siregar,
sering sekali membuat pertunjukan bertarung dengan seekor babaiat
Eksistensi
Tari
Moncak
(harimau) .
Pada
Pada ± 1960 tahun samapai ± 1980
Masyarakat tapanuli Selatan Eksistensi merupakan bukti
tahun Moncak dihadirkan kembali
sebatas mana dipertunjukkannya Tari
menjadi seni bela diri. Pamoncak
Moncak,
(pemain
berdasarkan
wawancara selama
hasil
dengan surat
dikeluarkan
dari
narasumber
penelitian
yaitu
adalah
nama
pemain seni bela diri yang dipanggil
ini
pada
Moncak)
oleh masyarakat Tapanuli Selatan.
bulan
Akan
tetapi
pamoncak
(pemain
Oktober hingga Desember diperoleh.
Moncak) ini tidak lagi bertarung
Sejauh ini, belum diketahui pasti
dengan harimau tetapi pamoncak
pada abad berapa Moncak ini mulai
(pemain Moncak) bertarung dengan
ada di Tapanuli Selatan, belum dapat
manusia
ditemukan catatan-catatan tentang
Moncak itu sendiri. Pertarungan ini
awal mula kehadiran Moncak di
biasanya
Tapanuli selatan. Akan tetapi para
setengah hari
orang
pertarungan
tua
atau
masyarakat
Tapanuli
mengatakan semenjak
seniman
Moncak Islam
tokoh Selatan
sudah
sesama
berlangsung atau
±
Moncak
pemain
selama 12 jam, dilakukan
diperbatasan sawah atau masyarakat
ada
Tapanuli
Selatan
menyebutnya
masuk
dengan perbentengan sawah. Acara
kedaerah Tapanuli Selatan yaitu pada
Moncak ini biasanya dipertunjukkan
± 800 tahun, dimana pada saat itu
pada saat hari-hari besar seperti hari
pamoncak (pemain Moncak) sangat
raya Idul Fitri, ini dikarenakan
dikenal
pemerintah
dan
belum
atau
disegani
oleh
5
setempat
selalu
Gesture
mengadakan
kepada
hari hingga sekitar sepekan lamanya.
masyarakat Tapanuli Selatan pada
Ini dilakukan pemerintah sebagai
hari raya Idul Fitri sehingga Moncak
media komunikasi agar generasi
adalah salah satu hiburan dari acara
muda mengetahui indahnya kesenian
tersebut
Tapanuli selatan salah satunya yaitu
Setelah
silahturahmi
perkembangan
Moncak dihadirkan yaitu
Tari
zaman
menjadi
Moncak.
Tari
Tari Moncak dengan tujuan tidak
tari
punahnya kesenian Tari Moncak ini.
yang
Ada beberapa orang pemuda yang
gerakannya disusun menjadi gerak
sering-sering
tari
pamoncak (seorang yang mahir atau
yang
mempunyai
dimana alur
tari
tersebut
dengan
dan
hobbi sebagai ahli Moncak). Acara
Pamoncak (pemain Moncak) tersebut
atau pergelaran Tari Moncak di
tidak lagi melawan harimau tetapi
Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai
manusia yang diibaratkan dengan
tanah Mandailing Julu, Mandailing
babiat (harimau). Akan tetapi para
Godang juga sering dipergelarkan
seniman,
diacara
tokoh
cerita
disebut
masyarakat,
penyambutan
masyarakat Tapanuli Selatan tidak
pemerintahan
mengetahui kapan perubahan ini
keturunan dari keluarga raja-raja
terjadi
Tapanuli
dan
pada
tahun
berapa
Moncak menjadi Tari Moncak yang
daerah
Selatan,
atau
tamu
dan
pihak
acara
melangsungkan horja (pernikahan).
memiliki iringan musik dan alur cerita, masyarakat Tapanuli Selatan
PENUTUP
juga tidak mengetahui siapa tokoh
Kesimpulan
yang menggarap Moncak menjadi tari
yang
memiliki
alur
Dari
cerita
semua
yang
sudah
diteliti di lapangan dan berdasarkan
tersebut. Acara Tari Moncak ini
uraian yang sudah dijelaskan mulai
sering dipergelarkan sebagai sarana
dari
hiburan rakyat ditanah lapang sebuah
latar
belakang
sampai
pembahasan, maka penulis dapat
desa pada hari raya Idul Fitri.
memperoleh beberapa kesimpulan
Pergelaran ini dilakukan pada sore
sebagai berikut:
hari dihari pertama Idul Fitri setiap
6
Gesture
1. Pada awalnyaMoncak adalah ilmu
Sitinjak mengadakan silahturahmi
bela diri yang dimainkan oleh Siraja
pemerintah
Lottung yang sering sekali bertarung
masyarakat dan untuk penyambutan
dengan seekor binatang yaitu babiat
tamu kehormatan menggunakan Tari
(harimau).
Moncak.
Saat
pamoncak
atau
setempat
bermain Moncak dilakukan, dari satu
4. Penyajian
desa
umumnya ditarikan lebih dari empat
kedesa
mengetahuinya,
seberang ini
pasti
dikarenakan
orang,
tari
kepada
Moncak
dikarenakan
pada
dalam
tari
pertarungan yang sangat ditunggu-
Moncak mempunyai alaur cerita
tunggu oleh masyarakat Tapanuli
dimana penari Moncak memiliki
Selatan. Pertarungan pamoncak ini
tugas yaitu sebagai benteng penjaga
dilakukan diperbatasan sawah atau
raja, pembersih jalan, dan melawan
yang sering disebut dengan beteng
musuh, maka dari itu diharuskan
sawah.
penari lebih dari empat dan tidak
2. Pada ± 1960 tahuan samapai
boleh ganjil harus genap dikarenakan
dengan
masyarakat
±
1980
tahun
Moncak
Tapanuli
Selatan
dihadirkan kembali menjadi seni bela
mempercayai bahwa awal dari genap
diri. Pamoncak (pemain Moncak)
adalah hal yang baik.
adalah nama pemain seni bela diri yang
dipanggil
Tapanuli
oleh
Akan
Saran
tetapi
Setelah melakukan penelitian
pamoncak (pemain Moncak) ini tidak
mengenai Eksistensi tari Moncak
lagi bertarung dengan harimau tetapi
pada masyarakat Tapanuli Selatan,
pamoncak
maka muncullah beberapa saran
bertarung
Selatan.
masyarakat
(pemain dengan
Moncak)
manusia
sebagai
upaya
sesama pemain Moncak itu sendiri.
kesenian
tari
3. Tari moncak biasanya disajikan
masyarakat Tapanuli Selatan sebagai
pada saat prosesi upacara horja
berikut:
(pesta),
tamu
1. Penulis berharap dengan adanya
kehormatan seperti pada saat hari
penelitian ini, masyarakat Tapanuli
raya Idul Fitri dimana di Kecamatan
Selatan
penyambutan
atau
7
agar
pengembangan Moncak
dapat
pada
menjaga,
Gesture
mengembangkan serta melestarikan tarian-tarian masyarakat
yang
berada
Tapanuli
DAFTAR PUSTAKA
pada Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Selatan
sehingga terhindar dari kepunahan dan eksis khususnya di Kabupaten
Batomi, Suwaji.1986. Kebudayaan Apresiasi Seni Pendidikan Seni. Semarang : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semarang
Tapanuli Selatan. 2. Penulis juga berharap kepada masyarakat
Tapanuli
Selatan
khususnya kepada pemerintah daerah agar
senantiasa
Kartika, Chika. 2014. Dalam “skripsi”, Tari Sarama Babiat Tinjauan Terhadap Bentuk. Medan : Jurusan Sendratasi, FBS Universitas Negeri Medan.
memperkenalkan
berbagai bentuk kesenian khususnya seni tari kepada masyarakat luas baik di dalam maupun di luar daerah
Koentjaraningrat.2000. Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta : Rineka Cipta.
Tapanuli Selatan. Dengan demikian keberadaan bentuk kesenian tersebut akan lebih dikenal dan diapresiasi
Mardiana, Alita. 2012. Dalam “skripsi”, Maknadan Simbol Taktak ghara pada Masyarakat Pakpak Bharat. Medan : Jurusan Sendratasik, FBS Universitas Negeri Medan
oleh berbagai kalangan. 3. Kepada
seluruh
lapisan
masyarakat Tapanuli Selatan agar dapat lebih meningkatkan kepedulian terhadap bentuk kesenian daerah, dengan
demikian
membantu
berarti
menjaga
melestarikannya
Nurwani.2007.Dalam “diktat”,Pengetahuan Seni Tari. Jurusan Sendratasik fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Poerwadarminta, WJS.1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka
telah dan
sehingga
menyelamatkan anak cucu kita dari pengaruh budaya luar.
Rahmadani, Nur. 2013. Dalam “skripsi”, Tari Mendulang Emas Pada Masyarakat Tapanuli Selatan. Medan :
8
Gesture
Jurusan Sendratasik, FBS Universitas Negeri Medan RHD.Nugrahaningsih dan Yusnizar Heniwati, 2012.Tari Identitas dan Resistensi, Medan : Universitas Negeri Medan
http://silatindonesia.com/2011/02/ibi ng-penca-danbeladiripencak-silat (http://neoinformasi.blogspot.com/2 014/06/seni-budaya-mandailing.htm) (http://kelas-karyawanblitar.sepakbola.biz/b.php?_b=infop 2k&id=124128#Kesenian_Tradision al http://www.kabarindonesia.com
RHD.Nugrahaningsih dan Dilinar Adlin Nasution, 2014.Tortor Mandailing dan Pengembangannya, Medan : Universitas Negeri Medan
(http://neoinformasi.blogspot.com/20 14/06/seni-budaya-mandailing.htm
Sugiono, 2008.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Supriyanto, Henry. 1980. Pengantar Studi Teater Untuk Sekolah Menengah Atas.Malang : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surakhmad, Winano. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito Wahyuningsih, Sri. 2007. Bentuk Penyajian Paket Padat di Sanggar Tari Prigel kabupaten Purworejo. Semarang:Universitas Negeri Semarang Warhana, Wisnu. 1990. Pendidikan Seni Tari Buku Guru Sekolah Menengah atas.Jakarta : Departemen pendidikan dan kebudayaan. Wiersema, Wiliam, 1986. “Research Methods in Education; An Intrduction”. London : Forth Edition
9